BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Plelen 04 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan pada hasil tes awal sebelum penelitian pada siswa kelas V, ditemukan bahwa pembelajaran matematika belum optimal. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar matematika menjadi rendah. Adapun nilai hasil belajar dapat dipaparkan sebagai berikut : Tabel 4. 1 Daftar Nilai Tes (Pra Siklus) No Nilai Prosentase Frekuensi Keterangan 1 75 25 % 3 Tuntas 2 75 75 % 9 Belum tuntas jumlah 100 % 12 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V masih rendah, dapat kita lihat, hanya 3 siswa atau 25% siswa yang Tuntas, artinya dapat mencapai KKM yakni 75. Sedangkan 9 siswa atau 75% yang lain mendapatkan nilai di bawah KKM. Rata-rata nilai matematika 57,08. Untuk lebih jelas perolehan nilai dapat disajikan dalam tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2. Interval nilai hasil belajar pra siklus No Interval nilai Frekuensi Prosentase (%) (banyaknya siswa) 1 40-49 3 25 2 50-59 4 33 3 60-69 2 17 4 70-79 2 17 5 80-89 1 8 Jumlah 12 100 23
24 Keadaan siswa sebelum dilakukan penelitian dengan pembelajaran kooperatif STAD masih belum aktif, siswa masih belum memahami konsep matematika perkalian dan pembagian pecahan karena dianggap abstrak, terbatasnya alat peraga mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa. 4.1.2 Siklus I Setelah dilakukan tes formatif pada pembelajaran kooperatif siklus I, diperoleh data hasil belajar siswa sebagai berikut : Tabel 4. 3. Daftar Nilai Tes Siklus I No Nilai Prosentase Frekuensi Keterangan 1 75 33 % 4 Tuntas 2 75 67 % 8 Belum tuntas jumlah 100 % 12 Berdasarkan tabel 4.2 di atas perolehan hasil belajar pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah 4 anak atau 33%, sedangkan 67% atau 8 anak lainnya belum tuntas belajar, artinya nilai hasil pos tes belum dapat mencapai KKM yakni 75. Rata-rata nilai hasil belajar 66,50. Nilai tertinggi 80, dan nilai terendah 50. Secara umum, bila dibandingkan dengan pra siklus, hasil ibelajar siswa mengalami peningkatan. Adapun interval nilai dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4. Interval nilai hasil belajar Siklus I No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase (%) (banyaknya siswa) 1 50-59 2 17 2 60-69 5 42 3 70-79 4 33 4 80-89 1 8 Jumlah 12 100 Pada pengamatan oleh observer selama pembelajaran siklus I berlangsung, yakni dengan menggunakan pembelajaran kooperatif STAD dapat diketahui sebagian besar
25 siswa sudah masuk dalam kategori aktif, namun masih terdapat dua anak yang masih belum aktif dalam pembelajaran, yakni masuk dalam kategori cukup aktif. Hal ini perlu ditindak lanjuti dengan refleksi dan data kinerja guru. Adapun data kinerja guru pada siklus I yang dinilai oleh observer disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.6. Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Perolehan Skor No Aspek yang diamati Skor 1 2 3 4 5 1 Apersepsi 4 2 Motivasi 3 3 Alat peraga 4 4 Metode 5 5 Kegiatan pembelajaran 4 6 Penutup 4 Jumlah 24 Berdasarkan tabel 4.6 mengenai hasil kinerja guru pada siklus I dapat diketahui sebagian besar aspek penilaian guru sudah baik, yakni dengan memperoleh skor 4, dan 5. Namu ada satu aspek yang masih memperoleh skor 3, yakni aspek motivasi siswa. Dalam hal ini guru masih kurang membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Satu aspek yang memperoleh skor 5 yaitu tentang metode pembelajaran. Guru sudah dapat membawakan atau melakukan kegiatan pembelajaran sesuai metode yang ditentukan. Sintak yang terdapat pada metode pembelajaran kooperatif STAD sudah dilakukan oleh guru dengan baik. 4.1.2.1 Refleksi Siklus pertama merupakan siklus awal, suasana dlam proses belajar mengajar belum ada perkembangan yang cukup berarti. Artinya siswa masih banyak yang ramai dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Di bawah ini dipaprkan kelebihan dan kelemahan siswa dan guru dalam proses pembelajaran penjumlahan bilangan bulat melalui media lidi pada siklus I sebagai berikut : 1. Aspek Keberhasilan Terdapat peningkatan kedisiplinan, hal ini tampak ketika pengumpulan hasil evaluasi. Saat waktu dinyatakan habis siswa langsung mengumpulkan dengan tertib. Hal
26 ini berbeda dengan pengumpulan soal penjajagan pada awal pembelajaran. Setelah peneliti mengumpulkan hasil observasi dan hasil evaluasi, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan pada pembelajaran siklus I belum tampak keberhasilannya. 2. Aspek Kelemahannya a. Partisipasi siswa dalam pembelajaran perlu digali dengan beberapa pertanyaan. b. Bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar perlu ditingkatkan dengan cara perhatian lebih diutamakan. 4.1.3 Siklus II Setelah dilakukan pembelajaran siklus I dan kemudian perbaikan pada siklus 2. Dilakukan tes formatif atau post tes pada akhir siklus. Pada pembelajaran kooperatif siklus II, diperoleh data hasil belajar siswa sebagai berikut : Tabel 4. 7. Daftar Nilai Tes Matematika Siklus II No Nilai Prosentase Frekuensi Keterangan 1 75 100 % 12 Tuntas 2 75 0 % 0 Belum tuntas jumlah 100 % 12 Berdasarkan tabel 4.7 di atas perolehan hasil belajar pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah 12 anak atau 100%,artinya nilai hasil pos tes semua siswa dapat mencapai KKM yakni 75. Secara umum, bila dibandingkan dengan siklus I, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Adapun data interval nilai hasil belajar siklus I sebagai berikut: Tabel 4.8. Interval nilai hasil belajar Siklus II No Interval nilai Frekuensi Prosentase (%) (banyaknya siswa) 1 71-75 1 8 2 76-80 3 25 3 81-85 4 33 4 86-90 2 17 5 91-95 2 17 Jumlah 12 100
27 Pada pengamatan oleh observer selama pembelajaran siklus II berlangsung, yakni dengan menggunakan pembelajaran kooperatif STAD diperoleh data keaktifan dapat diketahui sebagian besar siswa sudah masuk dalam kategori aktif, bahkan ada dua anak yang mengalami peningkatan yakni masuk dalam kategori sangat aktif, yakni dengan skor 25 dan 27. Masing-masing aspek mengalami peningkatan skor dan siswa semakin termotivasi dalam mengikuti pembelajaran menggunakan metode kooperatif STAD pada materi Perkalian dan pembagian pecahan di sekolah. Setelah dilakukan pengamatan kinerja guru pada siklus II guru juga mengalami peningkatan dalam kinerjanya. Adapaun data kinerja guru pada siklus II yang dinilai oleh observer disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.10 Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Perolehan Skor No Aspek yang diamati Skor 1 2 3 4 5 1 Apersepsi 4 2 Motivasi 5 3 Alat peraga 5 4 Metode 5 5 Kegiatan pembelajaran 5 6 Penutup 4 Jumlah 28 Berdasarkan tabel 4.10 mengenai hasil kinerja guru pada siklus II dapat diketahui bahwa kinerja guru pada siklus II telah mengalami peningkatan dan hampir sempurna, yakni dengan memperoleh skor 4, dan 5 pada masing-masing aspek. Pada aspek memberikan apersepsi guru masih canggung, dan pada bagian penutup, guru telah melakukan dengan baik. Aspek penilaian guru mengenai motivasi siswa, alat peraga, melakukan metode sesuai sintaknya, mengelola kelas pada saat pembelajaran masingmasing mendapatkan skor 5. Artinya guru sudah dapat membawakan atau melakukan kegiatan pembelajaran sesuai metode yang ditentukan. Sintak yang terdapat pada metode pembelajaran kooperatif STAD sudah dilakukan oleh guru dengan baik. Guru juga mampu mengelola kelas dengan baik pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan.
28 4.1.3.1 Refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menunjukan peningkatan. Hasil refleksi pada siklus II menunjukan bahwa guru dan siswa mulai kreatif dan komunikatif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar dan skenario pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Siswa juga mulai terbisa dengan pola belajar bersama, sehingga siswa benar-benar memiliki tanggung jawab dalam kelompoknya dan segala sesuatu yang ada dalam kelompoknya merupakan tanggung jawab bersama. Selain itu siswa juga mulai terampil dan lancar dalam menyampaikan informasi. Karena prosentase ketuntasan sudah mencapai lebih dari 80% maka peneitian ini dinyatakan berhasil., Sehingga penelitian ini cukup dengan siklus II. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Siklus 1 Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa, diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I adalah 66,25 Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 80, dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 55. Siswa yang mendapat nilai dibawah 75, atau belum dapat mencapai KKM sejumlah 9 siswa yakni 75 %, Yang mencapai nilai 75 terdapat 3 siswa yakni 25 %. Hal ini dimungkinkan karena siswa belum dapat menyesuaikan dengan metode yang diterapkan untuk pembelajaran. Siswa belum terbiasa bekerja secara berkelompok dengan penilaian tertentu. Siswa belum aktif dalam pembelajaran, dikarenakan siswa ingin mengerjakan sendiri, tanpa bertanya atau meminta pendapat dari guru atau teman yang lain. Hal ini sesuai dengan the Liang Gia ( 1989, hal. 15 ) Mengatakan bahwa: Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai aktifitas yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku dalam individu, baik secara aktual maupun profesional. Berdasarkan hal tersebut maka, dapat di analisis dari proses pembelajaran yang dilaksanakan bahwa pencapaian prestasi tidak hanya dinilai dari nilai prestasi tes tetapi juga harus di lihat sisi lain dari perubahan prilaku dan perubahan sikap yang dimiliki oleh siswa. Jika dilihat dari data observasi menunjukan bahwa prilaku siswa dengan pencapaian prestasi adalah linier. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang telah dilakukan oleh observer, diperoleh data yakni total skor kinerja guru pada siklus I adalah 24. Dimana telah dilakukan
29 pengamatan pada masing-masing pertemuan, dan dirata-rata dan diperoleh hasil sesuai dengan diagram di atas. Kinerja guru yang masih memperoleh skor 3 yakni aspek memotivasi siswa untuk belajar. Siswa cenderung kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran di sekolah. Untuk aspek apersepsi, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran serta alat peraga, guru memperoleh skor 4. Hal ini dimungkinkan karena guru masih belum terbiasa dengan metode STAD dan siswa masih agak canggung dalam mengikuti pembelajaran. Setelah dilakukan refleksi, guru mencoba memperbaiki diri dengan mengkoreksi diri serta dikoreksi oleh rekan sejawat setelah pembelajaran siklus I berlangsung mengenai aspek apa saja yang belum dapat dilakukan dengan baik. Dan kemudian hasil perbaikan pada kegiatan refleksi akan diterapkan guru pada siklus II. 4.2.2 Siklus II Berdasarkan hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa siklus II adalah 85,83. Nilai tertinggi dicapai siswa adalah 95 sebanyak dua anak. Dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 75 sebanyak satu anak. Tidak ada siswa yang belum mencapai KKM. Semua siswa tuntas, artinya dapat mencapai nilai KKM yaitu 75. KKM telah ditentukan oleh sekolah. Dengan usaha yang maksimal dari siswa untuk memperoleh kepandaian maka jelaslah bahwa dari siklus 1 telah mengalami perubahan prilaku dan sikap dalam belajar sehingga secara konsekwensi maka terjadi perubahan prestasi belajar. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang telah dilakukan oleh observer terdapat 6 indikator, diperoleh data yakni skor total kinerja guru pada siklus II adalah 28. Guru telah memperbaiki aspek penilaian atau kegiatan yang sebelumnya pada siklus I belum baik, sekarang pada siklus II ini telah diperbaiki dan diperoleh skor yang maksimal oleh observer. Dimana telah dilakukan pengamatan oleh observer pada masing-masing pertemuan di siklus II, dan kemudian dirata-rata diperoleh hasil sesuai pada tabel 4.7 dan diagram 4.5. kinerja guru yang masih memperoleh skor 4 yakni penyampaian apersepsi dan kegiatan penutup. Aspek memotifasi siswa, penggunaan alat peraga, kesesuaian kegiatan dengan sintak metode pembelajaran, dan pengelolaan kela selama pembelajaran mendapatkan skor 5. Selama kegiatan pembelajaran siswa lebih antusias dan mengikuti
30 pembelajaran guru dengan bersemangat. Siswa menjadi lebih aktif bertanya karena merasa metode yang diterapkan oleh guru lebih menyenangkan. Perbandingan nilai hasil belajar siswa Pra-siklus, siklus I dan II dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Awal, Siklus I dan siklus II No. Hasil Tes Skor Awal Siklus I Siklus II 1 Nilai Tertinggi 80 80 95 2 Nilai Terendah 40 50 75 3 Rata-rata nilai tes 57,08 66,50 85,42 4 Prosentase ketuntasan belajar 25% 33% 100% Berdasarkan hasil belajar, nilai rata-rata hasil tes pada prasiklus adalah 57,08 dengan ketuntasan klasikal 25%, nilai rata-rata sikus I adalah 66,50 dengan ketuntasan klasikal 33 %, dan nilai rata-rata siklus II adalah 85,42 dengan ketuntasan klasikal 100%. 120 100 80 60 40 20 0 100% 25% 33% pra siklus siklus I siklus II Grafik 4.1 ketuntasan belajar siswa