BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Scheduling Energi Pembangkitan di PT. PJB Unit Pembangkitan Brantas PLTA Siman

PENDAHULUAN Latar Belakang

Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

BAB I PENDAHULUAN. 1) Pertambahan jumlah penduduk yang makin tinggi. 2) Perkembangan yang cukup pesat di sektor jasa dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. (hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prasarana pengairan seperti waduk. Sejumlah besar waduk di Indonesia saat ini

KONVERSI ENERGI AIR HASBULLAH, MT. Teknik Elektro FPTK UPI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah operasi sistem

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. energi yang memproduksi minyak bumi dan produksi sampingan berupa gas alam

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. daya alam yang sangat besar terutama potensi sumber daya air. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanik, dan

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. kv, yang membentang sepanjang Pulau Jawa-Bali. Sistem ini merupakan

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan unsur yang sangat penting di bumi dan dibutuhkan

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

BAB I PENDAHULUAN. Mojokerto, Gresik dan Kodya Surabaya, Propinsi Jawa Timur. DAS Lamong


II. TINJAUAN PUSTAKA

REKAYASA SUMBERDAYA AIR (WATER RESOURCES ENGINEERING ) OPERASI WADUK

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Banyak masyarakat yang sangat bergantung akan keberadaan energi listrik.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran... 57

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya

Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai

LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari ketergantungan terhadap energi. Gerak pembangunan

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

BAB I PENDAHULUAN. Waduk merupakan kolam besar atau danau buatan tempat menampung air

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS SISTEM OPERASI DAN PRODUKSI PADA PT. INDONESIA POWER UBP MRICA SUB UNIT PLTA JELOK - SALATIGA

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesia. Menipisnya bahan bakar fosil sebagai sumber energi, sistem

BAB I. PENDAHULUAN. manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan air, maka bumi menjadi planet

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya alam

BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

Bab PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 1.1 KETERSEDIAAN DEBIT AIR PLTM CILEUNCA

BAB I PENDAHULUAN. Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyediaan energi

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

REKAYASA HIDROLOGI II

Ekspansi Tenaga Air Untuk Ketahanan Energi Melalui Pengoperasian Waduk Tunggal

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III. METODE PENELITIAN

KAJIAN KEANDALAN WADUK SEMPOR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam

Kata Kunci : Waduk Diponegoro, Rekayasa Nilai.

Session 11 Interconnection System

Bab III Metodologi Analisis Kajian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PERENCANAAN POLA OPERASI WADUK LOMPATAN HARIMAU DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

Silabus (PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR)

PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) JELOK

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 STUDI LOKASI DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan zaman serta bertambahnya jumlah penduduk dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

PENJADWALAN OPTIMAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN WADUK KASKADE (STUDI KASUS PADA PT VALE INDONESIA)

Analisis Energi Hilang Akibat Gangguan pada Pembangkit di PT. PJB Unit Pembangkitan Brantas PLTA Siman Malang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

EVALUASI KINERJA WADUK DENGAN METODE SIMULASI

ANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK

3 BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam kehidupan seharihari

ABSTRAK Faris Afif.O,

Optimalisasi Jangka Menengah PLTA Memperhatikan Ketersediaan Air Menggunakan Linear Programming

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UP (Unit Pembangkitan) Brantas mengoperasikan 12 PLTA yang tersebar di sepanjang aliran Sungai Konto dan Sungai Brantas Jawa Timur, sebagian besar peninggalan jaman Belanda. Setiap tahun PLTA unit pembangkitan Brantas menghasilkan energi listrik rata-rata 1.033,56 GWh, disalurkan melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 kv ke sistem interkoneksi Jawa Bali [1]. Dalam pengoperasian pembangkit di wilayah P.T UP PJB Brantas masih tergantung pola kapasitas waduk yang tergantung pada musim sedangkan beberapa pembangkit lain tergantung pola aliran sungai sepanjang daerah aliran sungai Brantas. Hal ini mengakibatkan permasalahan dalam hal kontinuitas pembangkit tersebut. Mengoperasikan suatu sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pusat pembangkit listrik, diperlukan suatu koordinasi didalam penjadwalan pembebanan, besar daya listrik yang dibangkitkan masing-masing pusat pembangkit listrik, sehingga diperoleh biaya pembangkit yang minim[2]. Sistem tenaga listrik yang terdiri dari pusat-pusat listrik tenaga air dan pusat listrik tenaga thermal, telah diketahui bahwa biaya operasi PLTA jauh lebih kecil dari biaya operasi pembangkit listrik tenaga thermal untuk menghasilkan daya yang sama. Masalah pada operasi sistem tenaga listrik seperti di atas adalah dalam melayani beban listrik yang tertentu besarnya dan dalam selang waktu tertentu, sedangkan yang menjadi permasalahan pada PLTA adalah bilamana terjadi pengurangan kapasitas waduk pada waktu operasi mengakibatkan debit air melewati reservoir (dam) berkurang, sedangkan saat terjadi kekurangan debit air tersebut pembangkit hidro tetap mensuplai daya pada waktu beban puncak dan pembebanan yang optimal dalam kurun waktu tertentu[2]. Salah satu isu yang paling menonjol mengenai sistem operasi PLTA yaitu masalah ketersediaan air waduk dan tampungan bendungan yang digunakan untuk 1

aliran debit air ke turbin. Secara khusus, jenis masalah dari waduk atau bendungan tersebut adalah memperoleh skema optimal untuk memenuhi kebutuhan energi dalam menghasilkan energi listrik dengan biaya bahan bakar minim dengan penggunaan campuran unit daya yang berbeda[2]. Bendungan menjadi salah satu komponen penting dalam PLTA, bendungan merupakan tempat mengumpulkan energi air sebelum dialirkan ke turbin. Ketentuan teknis mengenai bendungan besar yang dimanfaatkan untuk PLTA diatur oleh International Commission On Large Dams (ICOLD)[3]. Peraturan teknis yang diatur tersebut berisi tentang tata pengelolaan dan cara kerja pembangkit PLTA dalam pemanfaatan tampungan air bendungan dengan mempertimbangkan lingkungan, ekosistem dan ekonomi di area sekitarnya [3]. PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, apabila mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA perhitungan keadaan air yang masuk pada bendungan yaitu tempat penampungan air, serta besarnya tingkat volume air yang tersedia dalam bendungan dan perhitungan besaran volume air yang akan dialirkan melalui pintu saluran untuk menggerakkan turbin sebagai penggerak utama dalam memproduksi energi listrik. Hal tersebut, merupakan suatu keharusan untuk dimiliki oleh PLTA, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk maupun yang di distribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik, sehingga dalam perencanaan operasi PLTA dapat dijadikan dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air maupun pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA dapat beroperasi sepanjang tahun walaupun pada musim kemarau panjang. Perencanaan pengoperasian pembangkit listrik tenaga air memiliki karakteristik non-linear seperti masalah alokasi penggunaan air terdistribusi, ketidakpastian ketersedian air, ketidakpastian permintaan listrik, menimbulkan tantangan nyata dalam sistem pembangkit dengan operasi waduk[2]. Demikian juga perubahan permintaan beban oleh sistem dapat berpengaruh pada kehandalan sistem operasi pembangkit tersebut[2]. Tujuan utama dari sistem operasi 2

pembangkitan tenaga listrik adalah memastikan kehandalan, yang berarti pada pasokan listrik terus menerus dalam range (rentang) variasi tegangan dan frekuensi yang diperbolehkan yaitu dalam nominal kecil atau rendah[4]. Sistem pengoptimalan operasi pada dasarnya memerlukan kecocokan output dari sistem pembangkitan dengan mempertimbangkan variasi beban, biaya pembangkitan dan daya yang dibangkitkan dalam periode kurang dari satu detik hingga beberapa tahun oleh pembangkit[4]. Pengoptimalan operasi sistem tenaga hidro merupakan kegiatan perencanaan yang sangat penting dalam industri tenaga listrik. Tujuan perencanaan optimal PLTA untuk mengatur tata cara penggunaan energi air yang efisien serta mempertimbangkan total biaya operasional yang minim dan menghasilkan daya keluaran maksimal[4]. Agar didapatkan operasi yang tepat dan optimal dapat digunakan waduk storage yaitu penyimpanan energi saat beban rendah dengan cara menyimpan air kedalam bendungan (storage) kembali setelah digunakan untuk memutar turbin, ini bertujuan untuk menyimpan energi dalam bentuk air pada saat beban ringan dan menggunakan pada saat beban puncak[5]. Dengan mempertimbangkan hal diatas, maka dalam penelitian ini membahas tentang perencanaan optimal aliran turbin PLTA terhadap volume tampungan bendungan dengan memakai waduk storage (penyimpan) sebagai penyedia energi potensial PLTA. Perencanaan dilakukan dengan analisis perhitungan quadratic programming, studi kasus pada PLTA di wilayah Unit Pembangkitan Brantas dengan penggunaan data inflow debit andalan dan skema hidrologi DAW ( Daerah Aliran Waduk) hulu, penyimpan dan hilir. Perencanaan optimal PLTA dilakukan dengan simulasi memakai metode quadratic programming melalui pengontrolan aliran turbin dan tingkat penyimpanan waduk terhadap perubahan inflow waduk dan energy demand. Penggunaan simulasi bertujuan untuk pengontrolan kinerja sistem dari bendungan menggunakan pemograman kuadrat dengan menghitung potensi laju aliran turbin yang optimal berdasarkan tingkat tampungan volume bendungan. 3

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Pengontrolan aliran turbin PLTA terhadap volume bendungan dengan cara simulasi memakai metode quadratic programming. 2. Simulasi dilakukan berdasarkan skema hidrologi dengan pemakaian data inflow debit andalan dan tingkat kapasitas tampungan bendungan terhadap energy demand. 3. Alokasi penggunaan lepasan dan pengontrolan penggunaan debit aliran terhadap tingkat penyimpanan volume bendungan oleh turbin PLTA yang tepat guna dan efisien. 4. Memaksimalkan potensi aliran turbin terhadap volume tampungan air pada bendungan untuk penyedia energi potensial PLTA dengan metode pemecahan pemograman kuadrat. 5. Penerapan waduk storage (penyimpan) sebagai perkembangan dari energi terbarukan dalam peningkatan kontinuitas pembangkitan PLTA. 1.3 Keaslian Penelitian Dalam penelitian sebelumnya membahas tentang penjadwalan operasi optimal dan efisien pada PLTA dengan sistem kaskade melalui pendekatan solusi berdasarkan power characteristic surface menggunakan metode linear programming (LP) [2]. Penelitian ini memperhitungkan penjadwalan karakteristik input-output pada PLTA kaskade melalui skenario water balance dengan memakai perhitungan LP dengan menghasilkan penjadwalan optimal jangka panjang dan pendek[2]. Penelitian lain membahas tentang permasalahan pemanfaatan tenaga jatuh air pada bendungan PLTA dalam menghasilkan energi listrik dan ketersediaan air yang terbatas dalam reservoir (kolam tandon)[6]. Keterbatasan ini mempengaruhi energi listrik yang dibangkitkan oleh PLTA, dalam penelitian tersebut menyajikan metodelogi optimalisasi operasi PLTA jangka menengah untuk memaksimalkan 4

energi yang dihasilkan dengan memperhatikan ketersediaan air di reservoir sebagai batasan operasinya[7]. Permasalahan optimasi operasi PLTA ini diformulasikan ke dalam model linear programming dan diselesaikan dengan simulasi software[7]. Dalam penelitian ini dilakukan pengoptimalan volume tampungan waduk untuk penyedia energi PLTA yang optimal dengan memperhitungkan debit aliran inflow ke waduk dan pengontrolan laju debit air yang masuk ke turbin dengan memperhitungkan debit andalan dan tingkat ketinggian volume air dalam tiap waduk dalam kurun waktu pemakaian tertentu dan berdasarkan skema hidrologi DAW masing-masing waduk. Pengoptimalan PLTA membutuhkan pemodelan detail karakteristikkarakteristik setiap unit pembangkit yang saling terhubung. Alokasi penggunaan air terdistribusi, koordinasi penggunaan air antar unit pembangkit, ketidakpastian ketersedian air, ketidakpastian permintaan listrik, meminimalkan air yang melalui spillway, efisiensi penggunaan air, mengoptimalkan daya yang dihasilkan, menjaga ketersediaan air sepanjang tahun, mencegah terjadinya banjir di hulu dan hilir sungai, waduk atau danau, kebutuhan air untuk keperluan manusia, dan kebijakan pemerintah adalah berbagai masalah yang menimbulkan tantangan nyata dalam sistem pembangkit listrik tenaga air sekarang ini[2]. Dengan pemakaian penyimpan energi yaitu waduk storage (peyimpan) diharapkan dapat mengurangi permasalahan tersebut dimana penggunaan biaya rendah, ramah lingkungan dan pengoptimalan output daya yang dihasilkan[5]. Atas telaah yang dimaksud maka dilakukan penelitian tentang perencanaan optimal PLTA dengan memaksimalkan potensi aliran turbin terhadap volume tampungan waduk sebagai penyedia energi potensial PLTA menggunakan penyimpan energi berupa waduk storage dengan memperhitungkan inflow waduk berdasarkan skema hidrologi dengan cara pemakaian data aliran debit andalan dan kapasitas tampungan bendungan dengan metode quadratic programming. 5

1.4 Pembatasan Masalah Dengan mempertimbangkan keterbatasan tenaga, biaya, waktu dan kemampuan serta mencegah pembahasan yang menyimpang maka penulis membatasi hanya pada: 1). Memaksimalkan potensi aliran turbin PLTA dengan menggunakan skema hidrologi dan data debit andalan pada bendungan di wilayah unit pembangkitan Brantas. 2). Pengoperasian bendungan dengan memperhitungkan debit aliran masuk (inflow) ke waduk menggunakan metode quadratic programming pada pembangkit di wilayah UP Brantas. 3). Membahas tentang pengaruh inflow waduk terhadap pengoptimalan potensi aliran turbin dan tingkat kapasitas volume bendungan terhadap perubahan nilai energy demand. 4). Penelitian dilakukan melalui simulasi pola operasi bendungan untuk PLTA menggunakan pendekatan analisis large scale hydroelectric problem dengan perangkat lunak Mathlab. 5). Penelitian ini tidak membahas kualitas daya, power flow dan sistem interkoneksi pembangkit di wilayah UP Brantas. 6). Adapun hasil penelitian tidak membahas tentang perhitungan unit commitment dan economy dispatch dan pengaruh pembebanan secara interkoneksi di PLTA wilayah UP Brantas. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Perencanaan operasi optimal PLTA dengan penggunaan waduk storage (penyimpan) dengan metode quadratic programming. 2. Memberikan rekomendasi solusi tentang pengoperasian dan pengontrolan lepasan debit air yang efisien untuk PLTA dan memaksimalkan pemanfaatan ketersediaan air yang berdampak pada penghematan total biaya operasi di unit pembangkitan Brantas. 6

3. Memberikan solusi untuk menyelesaikan persoalan konflik sosial yang terjadi di water demand area dan manajemen energi yang dihadapi oleh pembangkit, khususnya PLTA. 4. Membantu pengontrolan penggunaan aliran debit air inflow waduk dari aliran sungai dan tingkat penyimpanan bendungan untuk penyedia energi PLTA. 5. Meningkatkan kehandalan PLTA terhadap pembebanan secara keseluruhan dan pengaturan sistem di pembangkit dalam memperbaiki respon permintaan saat beban puncak di sistem dengan cara penggunaan waduk storage (penyimpan). 6. Meningkatkan capacity atau reserve planning terhadap kapasitas volume bendungan untuk mengantisipasi perubahan beban energi listrik dalam waktu jangka panjang pada PLTA. Reserve capacity dibuat akibat adanya ketidakpastian (resiko) pada sisi ketersediaan kapasitas dan beban dalam dalam kurun waktu tertentu. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapakan akan memberikan manfaat antara lain : 1. Pencapaian kehandalan dalam membuat perencanaan operasi optimal PLTA dengan cara memaksimalkan potensi aliran turbin. 2. Penambahan penerapan manajemen energi bagi pembangkit PLTA terutama dalam hal penggunaan volume tampungan waduk yang tepat guna dan efisien. 3. Penerapan bidang pengoptimalan pada hydropower dalam penghematan sumber energi melalui waduk storage (penyimpan). 4. Memberikan perhitungan penambahan cadangan operasi yang merupakan bagian dan kriteria untuk sistem PLTA, cadangan ini merupakan salah kapasitas tambahan yang tersedia di unit pembangkit tersebut. 5. Memberikan pertimbangan terhadap siklus tahunan aliran DAS di sekitar waduk yang dapat di manfaatkan oleh water demand area. 7

6. Penerapan tentang perkembangan renewable energy pada industri ketenagaan listrik di indonesia terhadap pemanfaatan energi dari air. 7. Mendapatkan sebuah perencanaan dalam menyusun penjadwalan pembangkit PLTA supaya kontinuitas operasi terwujud. 8. Menambah pemikiran tentang pemanfaatan penggunaan energi air sebagai sumber energi yang murah, ramah lingkungan dan melimpah untuk digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik non fosil. 9. Memberikan analisis keekonomian pembangkitan dengan menunjukkan sebuah proyeksi atau prediksi keekonomian dari operasi sistem pembangkitan dengan cara membuat pengontrolan operasi dengan mempertimbangkan berbagai pilihan fasilitas pembangkitan di masa mendatang guna melayani beban yang ditentukan. 8