BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action Research).

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah SDN Orimalang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang berkaitan dengan judul penerapan metode struktural analitik sintetik untuk meningkatkan keterampilan menulis huruf tegak bersambung di kelas I sekolah dasar. Berikut ini uraian metode penelitian yang peneliti lakukan sebagai bagian dari tahapan penelitian. A. Metode Penelitian Metode penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan Logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. (Taniredja, Irma. dkk. 2012, hlm. 15). Menurut Wiraatmadja (dalam Taniredja dan Pujiati, 2012 hlm. 16) penelitian tindakan kelas adalah sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran meraka. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran. Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dilakukan oleh guru berupa mengamati kegiatan belajar di kelas sebagai tindakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. 28

29 B. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemis dan Mc Taggart (dalam Taniredja, 2012, hlm. 24). Model Kemis dan Mc Taggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang keempatnya merupakan satu siklus (Depdiknas, 1999:21). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana kegiatan setiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Model Kemis dan Mc Taggart dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 PTK Model Kemmis dan Mc Tagart Adaptasi Depdiknas, 1999: 21 (dalam Taniredja, 2012, hlm. 24)

30 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti memulai dengan merumusakan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan menulis huruf tegak bersambung termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Pelaksanaan (Acting) Pada tahap ini, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan rencana tindakan yang telah dilaksanakan sebagai upaya perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa. 3. Pengamatan (Observation) Pada tahap pengamatan ini, peneliti di bantu oleh observer untuk mengamati tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir pembelajaran. Pengamatan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa, wawancara, serta dokumentasi. 4. Refleksi Pada tahap ini, peneliti mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan dengan berdasarkan kepada kriteria yang telah di buat. Berdasarkan hasil refleksi peneliti dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuat jika masih terdapat kekurangan agar mencapai indikator penelitian yang telah dilaksanakan. C. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas I SDN Sarijadi 5 semester II tahun ajaran 2015/2016 di Kecamatan Sukasari. Jumlah seluruh siswa kelas I SD berjumlah dua belas orang siswa. Enam siswa laki-laki dan enam siswa perempuan. Waktu belajar kelas I yaitu pukul 07.00 09.30 WIB. Penelitian ini yaitu mengenai keterampilan menulis huruf tegak

31 bersambung siswa kelas I SD. Keterampilan menulis huruf tegak bersambung di kelas I SDN Sarijadi 5 cukup rendah. Dari tes tulis terlihat bahwa masih banyak siswa yang tidak memperhatikan ketepatan, kejelasan, dan kerapihan tulisan. Sebagian besar siswa menulis kalimat dengan tidak lengkap atau kurang tepat, ukuran huruf terlalu besar dan kecil, kesejajaran tulisan belum rapi. Masalah yang signifikan dihadapi oleh siswa yaitu siswa tidak hafal huruf tegak bersambung sehingga mempengaruhi siswa untuk mencapai kompetensi dalam menulis huruf tegak bersambung. 2. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Februari 2016 sampai bulan Mei 2016. Adapun kegiatan yang dilakukan selama tiga bulan yaitu akhir bulan Februari minggu ke tiga dan keempat peneliti melakukan observasi di kelas I. Pada bulan Maret minggu ke dua sampai minggu ke tiga peneliti melakukan analisis masalah dan mulai mengajukan proposal penelitian. Pada bulan Maret minggu ke tiga dan ke empat peneliti mulai menyusun proposal penelitian yang telah di setujui oleh dosen pembimbing. Pada bulan April-Mei peneliti mulai fokus untuk menyiapkan perencanaan dan pelaksanaan untuk siklus penelitian. 3. Bahasa Bahasa yang digunakan dalam sehari-hari di lingkungan sekolah ataupun di rumah yaitu menggunakan bahasa Sunda, tetapi sebagian ada juga yang memakai bahasa Indonesia. Untuk siswa kelas I SDN Sarijadi 5 bahasa yang digunakan di dalam kelas yaitu menggunakan bahasa Indonesia tetapi memang masih ada siswa yang menggunkan bahasa sunda sedangkan di luar pembelajaran atau pada waktu istirahat rata-rata semua anak menggunakan bahasa Sunda. D. Prosedur Administratif Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus, yang dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengidentifikasi, menentukan fokus dan

32 menganalisis masalah yang akan diteliti. Hasil temuan studi pendahuluan direfleksi agar dapat menemukan strategi pemecahannya. Tahap tindakan yang akan dilaksanakan diuraikan sebgai berikut: 1. Tahap pra penelitian a. Menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian. b. Menghubungi pihak sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian untuk mengurus surat perizinan pelaksanaan penelitian. c. Melakukan studi pendahuluan dengan mengobservasi pelaksanaan pembelajaran untuk menentukan masalah yang akan di uji. d. Melakukan observasi. e. Mengajukan judul proposal. f. Menyusun proposal. 2. Tahap perencanaan tindakan Setelah melakukan studi pendahuluan dan langkah-langkah yang terdapat pada pra penelitian, peneliti melakukan rancangan pembelajaran pada siklus I. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I: a. Menyusun Perencanaan Pembelajaran (RPP). b. Membuat LKS mengenai menulis huruf tegak bersambung dengan langkah kerja metode SAS. c. Membuat media pembelajaran berupa media gambar benda langit. d. Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian mengenai menulis huruf tegak bersambung. e. Mendiskusikan RPP, lembar kerja siswa, dan instrumen penelitian dengan dosen pembimbing. f. Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung. Perencanaan penelitian siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I. Hal yang direncanakan pada tahapan siklus II: a. Menyusun Perencanaan Pembelajaran (RPP) b. Membuat LKS mengenai menulis huruf tegak bersambung.

33 c. Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian menulis huruf tegak bersambung. d. Membuat media berupa contoh gambar musim hujan dan musim panas, membuat kartu prestasi siswa, menyiapkan lembar tulis buku garis lima. e. Mendiskusikan RPP, lembar kerja siswa, dan instrumen penelitian dengan dosen pembimbing. f. Melakukan pengujian reabilitas dan validitas instrumen. g. Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung. 3. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti sebagai pelaksana tindakan melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. E. Prosedur Substantif Penelitian 1. Pengumpulan Data Riduwan (2014, hlm. 72) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Berdasarkan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengumpulan data triangulasi. Menurut Chaedar (2012, hlm. 106) teknik triangulasi merupakan kombinasi metodologi untuk memahami satu fenomena. Dalam penelitian kualitiatif, triangulasi ini merujuk pada pengumpulan informasi (data) sebanyak mungkin dari berbagai sumber melalui berbagai metode. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengumpulan data dengan langkah sebagai berikut. a. Observasi Menurut Chaedar (2012, hlm. 110) Teknik ini memungkinkan peneliti menarik inferensi (kesimpulan) ihwal makna dan sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. Lewat obserservasi ini peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan, bagaimana teori digunakan langsung, dan sudut pandang

34 responden yang mungkin terlewat saat wawancara. Adapun metode observasi yang digunakan oleh peneliti yaitu metode observasi terbuka. Menurut Wiriattmadja (2007, hlm. 110) yang dimaksud observasi terbuka ialah apabila sang pengamat atau observer melakukan pengamatannya dengan mengambil kertas pensil, kemudian mencatatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas. Observasi dari butir-butir pengamatan dicatatkan dalam catatan lapangan atau filed notes, sebagai sumber data untuk kemudian didiskusikan, dianalisis, dan ditafsirkan. Kegiatan observasi dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Objek yang diamati yaitu kegiatan guru dan aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi ini dilaksanakan dengan menggunakan pedoman pengamatan seperti lembar observasi aktivitas siswa dan guru dikelas, catatan lapangan, dan lembar wawancara. Lembar observasi dibuat untuk mengamati kegiatan siswa dan guru pada pembelajaran bahasa Indonesia menulis huruf sambung di kelas I SD. Pengamatan terhadap siswa difokuskan pada saat siswa mengikuti pembelajaran menulis huruf tegak bersambung dengan menerapkan metode Struktural Analitik Sintetik. Tahapan observasi: 1) Peneliti menentukan tujuan dari observasi, atau tujuan yang akan dilakukan dengan observasi. 2) Peneliti menentukan aspek keterampilan yang akan diteliti yaitu keterampilan menulis huruf tegak bersambung. 3) Peneliti mendefinisikan aspek keterampilan yang akan di amati dengan membuat indikator pencapaian kompetensi. 4) Peneliti menentukan metode observasi yang akan digunakan sesuai dengan keadaan siswa. 5) Peneliti menentukan jumlah observer yang akan membantu dalam pelaksanaan penelitian. 6) Peneliti menyusun panduan observasi, agar observasi berjalan dengan lancar.

35 7) Peneliti membuat format pencatatan, dimana dalam pembuatannya dapat menggunakan salah satu metode pembelajaran. 8) Peneliti mengadakan pengarahan pada para observer, agar dipahami semua observer. 9) Peneliti menginterpretasikan hasil observasi dan menyusun laporan observasi. b. Tes Menurut Arikunto (2003, hlm. 53) menjelaskan bahwa tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes dalam penelitian ini berupa tes menulis huruf tegak bersambung. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung. c. Wawancara Menurut Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2007. hlm. 117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui sesuatu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orangtua siswa, dll. Wawancara pada penelitian ini dilakukan pada siswa yang bersangkutan untuk melengkapi data hasil observasi mengenai aktivitas proses pembelajaran siswa di kelas. Dalam penelitian kali ini peneliti melakukan wawancara mendalam. Wawancara mendalam ialah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Pada penelitian ini peneliti mewawancarai enam orang siswa sebagai informan (sampel). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. (Riduwan, 2014, hlm. 70).

36 Enam orang informan tersebut peneliti pilih berdasarkan urutan peringkat prestasi siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah. Tabel 3.1 Daftar nama informan No Nama L/P 1 ATR L 2 NRL P 3 DSI P 4 RNA P 6 TN L d. Dokumentasi Guba dan Lincoln (dalam Chaedar, (2012, hlm. 111) mengungkapkan bahwa dokumen ialah setiap bahan tertulis maupun film. Untuk memperjelas data maka peneliti melakukan dokumentasi menggunakan kamera handphone. Dokumentasi dilakukan pada setiap siklus yaitu pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dokumen seringkali diperlukan oleh peneliti sebagai bukti pendukung. 2. Pengolahan data Pengolahan data ini dilakukan melalalui pengumpulan data dari berbagai instrumen penelitian yang berupa hasil aktivitas guru dan hasil aktivitas siswa, yang kemudian dilakukan pengkajian dan analisis terhadap data tersebut. dalam pengolahan data ini dibagi menjadi dua yaitu pengolahan secara kualitatif dan kuantitatif. a. Pengolahan Data Kualitatif Dalam pengolahan data kualitatif peneliti mengambil model Miles dan Huberman. Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.

37 Menurut Miles and Huberman terdapat 3 dalam pengolahan data kualitatif yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verificasion. Namun untuk dapat menyempurnakan tekniknya maka peneliti menambahkan dua teknik yaitu klasifikasi data dengan penafsiran data. Untuk lebih jelasnya berikut penjelasan teknik pengolahan datanya: 1) Reduksi data Menurut Sugiyono (2013, hlm. 92) bahwa mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Pada penelitian yang dilakukan peneliti dan di bantu oleh dosen pembimbing dan teman sejabat menyeleksi data dengan cara memilah dan memilih data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan dan merapihkan data yang dibutuhkan. 2) Klasifikasi data Mengklasifikasikan data merupakan kegiatan setelah pereduksian data. Mengklasifikasi data diperoleh dari siklus I, dan II dengan mengacu pada RPP. Tujuanya untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak diharapkan terjadi. Untuk mempermudah data-data tersebut lalu diklasifikasikan sesuai dengan jenis datanya yaitu, data aktifitas siswa, dan data aktifitas guru. 3) Display data (Penyajian data) Menurut Sugiyono (2013, hlm. 95) dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. 4) Penafsiran data Pada penafsiran data ini adalah langkah selanjutnya setelah penyajian data, kegiatan yang dilakukan pada penafsiran ini yaitu data yang sudah disajikan peneliti menelaah hal-hal yang ada pada penelitian, hal yang sudah baik dan belum baik, hal yang belum baik dicari penyebabnya dan dicari solusinya.

38 5) Penarikan Kesimpulan Kegiatan ini dilakukan untuk memberi kepastian data yang di jadikan sebagai sumber refleksi untuk siklus berikutnya. b. Pengolahan Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Data kuantitatif yang diolah dalam penelitian ini yaitu data instrumen tes, tes yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai. Instrumen penilaian menulis huruf tegak bersambung melalui penerapan metode struktural analitik sintetik. No Aspek yang dinilai Indikator Skala Skor 1 Menulis kata menggunakan tegak bersambung. 2 Menulis suku kata menggunakan tegak bersambung 3 Menulis huruf menggunakan tegak bersambung 4 Menulis kalimat menggunakan tegak bersambung 1. Ketepatan 2. Kejelasan 3. Kerapihan 1. Ketepatan 2. Kejelasan 3. Kerapihan 1. Ketepatan 2. Kejelasan 3. Kerapihan 1. Ketepatan 2. Kejelasan 3. Kerapihan 1 2 3

39 Menurut Rofi uddin dan Zuchdi (1999, hlm. 273) menyatakan aspek penilaian menulis dapat disajikan seperti berikut. Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Menulis Huruf Tegak Bersambung Skala 1 Indikator Ketepatan Ukuran huruf terlalu besar atau kecil sehingga tidak terbaca Tidak menggunakan huruf kapital di awal kalimat Kata, suku kata, huruf, dan kalimat tidak di tulis dengan lengkap 2 Ukuran huruf terlalu besar atau kecil tetapi masih dapat terbaca Menggunakan huruf kapital di awal kalimat Beberapa kata, suku kata, huruf dan kalimat tidak di tulis dengan lengkap 3 Ukuran huruf tepat sesuai dengan aturan penulisan Menggunakan huruf kapital di awal kalimat Semua kalimat di tulis dengan lengkap 1 2 3 1 2 3 Kejelasan Huruf terlalu tebal atau tipis sehingga tidak terbaca Huruf tebal atau tipis tetapi masih dapat terbaca Huruf dapat di baca dengan jelas Kerapihan Setiap hurufnya tidak di tulis dengan sejajar Beberapa hurufnya di tulis tidak sejajar Setiap hurufnya di tulis sejajar satu sama lainnya Sumber: Rofi uddin dan Zuchdi (1999, hlm. 273) yang telah dimodifikasi oleh penulis.

40 Menurut Sugiyono (2009, hlm. 95) maka untuk pengolahan data tes tersebut dianalisis menggunakan rumus di bawah ini: 1) Mencari skor dari setiap Siklus s = Nilai soal yang terjawab benar Nilai maksimal 100 2) Mencari nilai rata-rata dari setiap siklus X = s1 N Keterangan: X = Nilai rata-rata s = Jumlah seluruh skor N = Jumlah siswa 3) Presentase Ketuntasan Belajar nilai siswa KKM TB = X 100% N Keterangan : TB = Tuntas Belajar nilai siswa KKM = Jumlah nilai siswa di atas KKM N = Jumlah siswa 100% = Bilangan tetap

41 4) Kriteria Data Hasil Tes a. Pensekoran Kriteria pada penskoran ini peneliti mematok nilai 100 untuk skor maksimal. Hasil akhir tes berupa nilai rata-rata yang dikelompokan menjadi beberapa kategori sebagai berikut: 1. Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 90-100 maka memiliki kategori baik sekali. 2. Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 80-89 maka memiliki kategori baik. 3. Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 60-79 maka memiliki kategori cukup. 4. Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 40-59 maka memiliki kategori kurang. 5. Jika rata-rata nilai tersebut rentang nilainya 0-39 maka memiliki kategori sangat kurang. b. Persentase ketuntasan belajar Persentase ketuntasan belajar terdiri dari dua bagian yaitu dikatakan tuntas jika siswa memiliki presentase 60%-100% namun jika siswa memiliki presentase di bawah nilai tersebut maka dikatakan belum tuntas. Menurut Sudjana (2016, hlm. 8) keberhasilan siswa ditentukan berdasarkan kriteria yakni berkisar antara 75-80%. Artinya siswa dikatakan berhasil apabila ia menguasai atau dapat mencapai sekitar 75-80 persen dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai (KKM).