BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung. W i s a t a w a n M a n c a n e g a r a D o m e s t i k

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. (

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tempat pariwisata yang menarik. Berdasarkan data. Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, hingga bulan September 2011 sudah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ritel dewasa ini di Indonesia semakin pesat, data terakhir

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Tabel 1.1 Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan di masyarakat akan mempengaruhi pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan zaman saat ini, terjadi peningkatan yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan di Indonesia diikuti pula dengan. perkembangan di bidang ekonomi. Sejalan dengan kemajuan tersebut

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Retailing (eceran) adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( bisnis- jabar.com

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pendidikan. Pertumbuhan pendidikan dan pariwisata yang semakin meningkat dari

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk memberikan perbedaan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi

DESAIN INTERIOR I PERANCANGAN RUANG PENJUALAN D W I R E T N O S A., M. S N

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB I PENDAHULUAN. perluasan pasar produk dari perusahaan Indonesia, sementara di sisi lain, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Philip Kotler (2010;153)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

PERSEPSI PELANGGAN TENTANG HOTEL ATMOSPHERE PADA THE 1O1 HOTEL BANDUNG DAGO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Restoran dan Kafe di Kota Bandung dari tahun TAHUN PERTUMBUHAN (%) , , ,33

PENGARUH DESAIN ATMOSFER TOKO TERHADAP TANGGAPAN EMOSIONAL KONSUMEN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1-2 (Badan Pusat Statistik 2010)

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir,

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri retail yang berkembang saat ini adalah restaurant dan cafe. Pemilik bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Usaha retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pemasaran Ritel. Sessi

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini seringkali disebabkan oleh keseragaman target market yang dimiliki bisnis

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha dewasa ini terasa semakin ketat seiring

BAB I PENDAHULUAN. juga di Kota Payakumbuh, terutama di bidang kuliner begitu banyaknya muncul cafecafe

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan berbagai barang konsumsi sehari-hari, mengalami. peningkatan dalam waktu-waktu belakangan ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil penelitian dengan menggunakan data primer menunjukan bahwa. Probabilitas signifikansinya sebesar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu daerah atau negara. Di Indonesia, Jawa Barat khususnya Kota Bandung merupakan salah satu daerah yang memiliki daya tarik bagi wisatawan lokal dan wisatawan asing untuk berwisata. Kota Bandung memiliki sejuta pesona dalam pariwisata mulai dari, wisata alam, bangunan kuno, belanja, hingga kuliner yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Bandung untuk menarik wisatawan dengan segala keindahan yang dimilikinya. Dalam kurun lima tahun terakhir pertumbuhan perekonomian Kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang tengah dialami Kota Bandung tidak hanya karena saat ini menjadi salah satu kota tertinggi dikunjungi wisatawan sebagai kota wisata tetapi juga sebagai kota bisnis dan konvensi. Imbas dari kondisi tersebut, julukan business and leisure di Bandung menjadi sangat kondang. Kehadiran perdagangan dan jasa mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding sektor lain.(pikiran Rakyat, Bisnis Hotel Bandung Masih Menjanjikan, 30 Maret 2009). Selain itu, jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bandung dari tahun ke tahun meningkat yang ditunjukan oleh data dari Badan Pusat Statistik. Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung Tahun W i s a t a w a n M a n c a n e g a r a D o m e s t i k Jumlah (orang) K e n a i k a n ( d a l a m % ) 2009 1 7 5. 1 1 1 4.320.134 4. 4 9 5. 1 3 4 7 5. 8 2010 1 8 5. 0 7 6 7.515.225 7. 7 0 0. 3 0 1 7 1. 3 Sumber:Badan Pusat Statistik 2011 yang telah diolah 1

2 Dari data di atas diketahui pada tahun 2009 Kota Bandung mengalami peningkatan jumlah pengunjung wisatawan yang datang yaitu 75.8%. Untuk tahun 2010 peningkatan yaitu sebesar 71.3%. Salah satu tujuan objek wisata yang biasa menarik wisatawan untuk berkunjung salah satunya adalah wisata kuliner yang ditawarkan. Keanekaragaman kuliner yang dimiliki Kota Bandung juga menjadi salah satu pertinbangan para wisatawan yang datang berkunjung ke kota Bandung, tidak hanya kuliner dalam negeri kini kuliner-kuliner asing baik Eropa maupun Asia khususnya yang berbau oriental seperti Jepang dan China mulai berjamuran di Kota Bandung. Dengan potensi wisata kuliner di Kota Bandung yang memiliki minat yang tinggi di mata wisatawan maupun warga Kota Bandung,hal ini dilihat oleh para wirausahawan yang tertarik untuk dijadikan peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Melihat akan potensi akan industri kuliner yang menyuguhkan masakan dengan cita rasa oriental di Kota Bandung, selain itu mulai bermunculannya banyak restoran bernuasa oriental dikarenakan gaya hidup masyarakat khususnya di Kota Bandung yang berkembang mengikuti arus perkembangan zaman yang cenderung lebih menyukai makanan-makanan asing yang dinilai lebih bergengsi. Berikut ini adalah data mengenai rumah makan Oriental di Kota Bandung khususnya yang memiliki menu Suki sebagai menu utamanya : Tabel 1.2 Daftar Restoran China dengan Menu Suki di Bandung No Nama Restoran Alamat 1 Bandung Suki Jl. Braga No. 2 Raacha Suki & Barbeque Jl. Cihanjuang, KM 4-6 No.156 3 Suki N Friends Jl. Karapitan No.60 4 Zen Suki & Barbeque Jl. Sulanjana No.24 5 Suki Time Group Jl. Gatot Subroto (TransStudioMall) 6 Coca Suki Restaurant Jl. Ir. Juanda No.171 7 Dragon Kitchen Noodles & Suki Restaurant Jl. Dr Junjunan (Bdg Trade Centre) 8 FAT PANDA SUKI BAR Jl. Progo No. 13A Sumber: infowisata.50webs.com

3 Dari tabel diatas merupakan data rumah makan Oriental di Kota Bandung yang menyuguhkan masakan China dengan menu Suki, dan kemungkinan akan makin menjamurnya usaha lainnya, menimbulkan persaingan di antara perusahaan dalam bidang kuliner Oriental yang sangat ketat, mengharuskan perusahaan untuk memilih dan menerapkan strategi yang tepat. Setiap perusahaan harus memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri sbagaimana dijelaskan oleh Rosnani (2009:9) Keunikan produk adalah sesuatu yang mengidentikkan barang atau jasa tertentu yang dapat menimbulkan suatu persepsi seseorang terhadap barang atau jasa tersebut. Dimana persepsi konsumen akan produk dapat menentukan konsumen dalam menentukan keputusan pembeliannya, maka disini setiap perusahaan akan berlomba-lomba untuk menciptakan suatu produk yang sejenis tetapi dengan merek dan keunggulan yang berbeda dari para pesaingnya. Fat Panda Suki Bar merupakan salah satu rumah makan yang menyuguhkan kuliner Oriental khususnya masakan China yang ada di Kota Bandung. Berbeda dengan kebanyakan rumah makan China lainnya, Fat Panda Suki Bar yang berlokasi di Jl. Progo No 13A, Bandung menawarkan masakan Oriental dengan suasana yang sangat khas dan yang dilengkapi ornament-ornamen bernuansa China, juga beberapa hiasan seperti gambar dan pajangan-pajangan yang berbentuk hewan khas China yaitu Panda sesuai dengan tema yang diambil oleh rumah makan ini. Selain itu adanya tambahan fasilitas seperti musik-musik dan lagu-lagu berbahasa China dan dengan ornamen-ornamen ruangan bernuansa tradisional China membuat konsumen serasa dimanjakan membuat suasana makan menjadi nyaman ditambah dengan menu yang beragam sesuai dengan tema dari rumah makan tersebut. Dengan segala keunikan dan keunggulan, maka Fat Panda Suki Bar perlu membuat suasana belanja yang khas. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan kesan yang menarik bagi konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk menikmati hidangan ditempat itu. Dalam hal ini maka perusahaan perlu menciptakan store atmosphere yang baik, seperti apa yang diungkapkan oleh Levy dan Weitz dalam bukunya Retail Management (2012:490) yaitu :

4 In addiction to these interactive technologies, retailers use lighting, colors, music, and scent to stimulate customers perceptual and emotional responses and ultimately affect their purchase behavior. Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa store atmosphere merupakan suatu karakteristik fisik yang sangat penting dimiliki oleh suatu perusahaan untuk dapat membuat konsumen nyaman berada di tempat tersebut yang sangat berpengaruh dalam pembentukanagar konsumen ingin membeli di tempat tersebut. Strategi tersebut perlu diterapkan guna menghadapi persaingan industri kuliner di Kota Bandung. Store atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana lingkungan pembelian yang nyaman dan menyenangkan saja, tetapi juga membuat konsumen memutuskan pembelian di toko tersebut, Pengertian store atmosphere menurut Berman dan Evans (2010:508) adalah: Atmosphere refers to the store s physical characteristic that project an image and draw costumer. Sedangkan pengertian lain mengenai store atmosphere dikemukakan oleh : Utami dalam bukunya Manajemen Ritel, (2008;168) menerangkan bahwa Store atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, music, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang. Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa Store atmosphere merupakan salah satu faktor penting untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian barang yang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RUMAH MAKAN FAT PANDA SUKI BAR.

5 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan masalah pokok yang telah dikemukakan dalam latar belakang yaitu mengenai hubungan store atmosphere dengan keputusan pembelian, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses store atmosphere yang dilakukan Fat Panda Sukibar. 2. Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen Fat Panda Sukibar. 3. Bagaimana besarnya pengaruh store atmosphere Fat Panda Sukibar terhadap proses keputusan pembelian. 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Persepsi konsumen mengenai store atmosphere Fat Panda Sukibar. 2. Proses keputusan pembelian pembelian konsumen produk Fat Panda Sukibar. 3. Seberapa besar pengaruh store atmosphere Fat Panda Sukibar terhadap proses keputusan pembelian. 1.4. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di Rumah Makan Fat Panda Sukibar, diharapkan berguna untuk: 1. Bagi Penulis Agar dapat lebih memahami ilmu manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh store atmosphere terhadap proses keputusan pembelian. Untuk mengetahui implementasi dari teori yang didapat selama masa perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan tentang store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen.

6 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat lebih memberi manfaat berupa masukan bagi perusahaan yaitu untuk membantu perusahaan guna menunjang perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. 3. Bagi Kalangan Akademisi Sebagai dokumentasi untuk melengkapi saran yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan untuk mengetahui pengaruh store atmosphereterhadap proses keputusan pembelian. Dan juga dapat dijadikan perbandingan atau bahan masukann bagi penelitian selanjutnya dan diharapkan dapat menambah wawasan tentang store atmosphere dan proses keputusan pembelian. 1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Dalam menghadapai persaingan bisnis industri kuliner, yang harus dilakukan perusahaan adalah memberikan sesuatu yang menarik konsumen agar mau mengunjungi toko, melakukan pembelian ulang. Salah satunya adalah dengan cara menampilkan store atmosphere yang kreatif yang merupakan perpaduan unsur-unsur tampilan di dalam maupun luar toko dengan segala suasananya. Diharapkan konsumen akan datang dan tidak akan beralih pada pesaing. Dalam upaya memuaskan kebutuhan pada suatu toko, konsumen tidak hanya merespon terhadap produk yang ditawarkan, tetapi juga memberikan responnya terhadap lingkungan tempat pembelian, seperti yang dikemukakan oleh Berman dan Evans (2010:508) yaitu: Atmosphere refers to the store s physical characteristic that project an image and draw costumer.

7 Dan seperti yang dikemukakan dalam Manajemen Ritel, Utami (2008;168) bahwa: Store atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, music, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang. MenurutBerman dan Evan dalam bukunya Retail Management (strategic approach) (2010:509) membagi elemen-elemen store atmosphere ke dalam empat elemen, yaitu: 1. Bagian depan toko (Exterior) Bagian depan toko merupakan keseluruhan physical exterior dari sebuah toko, didalamnya termasuk pintu masuk, jendela, teras, papan nama toko, dan konstruksi material lainnya. Terkadang konsumen menilai sebuah toko dari bagian exteriornya. 2. Bagian dalam toko (General Interior) Perasaan dan emosi konsumen di dalam sebuah toko dipengaruhi oleh general interior dari toko tersebut, maka hendaknya dapat diciptakan kesan yang nyaman dan menyenangkan kesan ini dapat diciptakan, misalnya dengan gang-gang yang cukup lebar untuk menampung lalu lintas konsumen, penerangan yang baik, loteng yang cukup tinggi, dan pajangan yang berwarna-warni. Berpengaruh disini adalah cat lantai, peralatan, dan perabotan toko termasuk penerangan tangga berjalan dan lain-lain. 3. Tata letak (Store Layout) Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan barang dagangan di dalam toko serta fasilitas toko. 4. Papan pengumuman (Interior Display) Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan dan laba bagi toko. Yang termasuk interior display ialah: poster, tanda petunjuk lokasi, display barang-barang pada hari-hari khusus seperti hari raya dan tahun baru

8 Gambar 1.1 Elemen-elemen Store atmosphere Exterior Store layout Store atmosphere created by the retailer General interior Interior displays Sumber: Berman and Evans dalam bukunya Retail Manajemen (2010:509) Kepuasan store atmosphere yang dibuat oleh perusahaan dapat dijadikan salah satu kegiatan pemasaran produknya untuk mengkomunikasikan store atmosphere yang sesuai di mata konsumen, dilihat dari faktor-faktor store atmosphere (exterior, general interior, store layout, interior displays). Atmosfer yang dibuat oleh Fat Panda Sukibar merupakan salah satu variabel yang berada diluar individu yang dapat berpengaruh dalam proses pembelian. Akibat adanya faktor yang mempengaruhi konsumen, maka keinginan dan kebutuhan konsumen pun akan berubah, sehingga para pemasar akan sulit menghadapi selera dan kebutuhan konsumen akan suatu produk. Untuk mencapai keberhasilan, perusahaan harus melewati berbagai macam pengaruh yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Adapun menurut Adapun pengertian keputusan pembelian menurut Suharno (2010:96) :

9 Keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:181) adalah : Membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Sebagai pemasar juga harus bisa mengidentifikasikan siapa yang mempengaruhi keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkahlangkah dalam proses pembelian. Menurut Kotler & Keller (2009;185) bahwa tahapan proses pembelian suatu produk bila digambarkan adalah sebagai berikut: Gambar 1.2 Proses Keputusan Pembelian Pengenalan masalah Pencarian informasi Pengevaluasian alternatif Keputusan pembelian Perilakusetelah pembelian Sumber: Kotler & Keller,dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2009:185) 1. Pengenalan Masalah Tahap pertama proses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan. 2. Pencarian Informasi Tahap proses keputusan pembelian pembeli dimana konsumentergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif. 3. Pengevaluasian Alternatif Tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif didalam serangkaian pilihan.

10 4. Keputusan Pembelian Tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. 5. Perilaku Setelah Pembelian Tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Proses diatas merupakan proses dari respon konsumen terhadap store atmosphere yang nantinya akan melakukan pengunjungan ke Fat Panda Sukibar sebagai dampak dari penataan yang baik dalam store atmosphere yang dilakukan oleh Fat Panda Sukibar. Beradarkan kerangka pemikiran mengenai store atmosphere dan proses keputusan pembelian diatas, maka diajukan paradigma penelitian yang tertera pada gambar di bawah ini: Gambar 1.3 Paradigma Penelitian Store Atmosphere (X) Proses Keputusan pembelian (Y) - Exterior - General Interior - Store Layout - Interior displays - Pengenalan masalah - Pencarian informasi - Evaluasi alternatif - Keputusan membeli - Perilaku sesudah membeli Kreativitas dan ketepatan dalam penataan toko dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. Apabila rumah makan ditata dengan kreativitas yang baik, interior displays yang tepat, desain bangunan yang menarik, pemilihan warna dan pencahayaan yang pas, maka akan menciptakan suasana yang tidak hanya

11 akan memberikan nilai tambah bagi produk yang dijual tetapi juga dapat menciptakan suasana pembelian yang menyenangkan, dan menarik perhatian sehingga akan mempengaruhi dalam melakukan keputusan pembelian. Penjelasan diatas maka store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen seperti yang dilakukan oleh Gilbert, yang dikutip oleh Bob Foster (2008;61) menjelaskan bahwa : Atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosionalkhusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis berikut : Store atmosphere berpengaruh positif terhadap proses keputusan pembelian pada Fat Panda Sukibar 1.6. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2011:54) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian metode penelitian adalah sebagai berikut : Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Disamping itu penulis dalam memperoleh data yang diperlukan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Penelitian lapangan (field research) Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dengan turun langsung untuk meninjau dan mewneliti ke perusahaan yang diteliti oleh penulis serta melakukan :

12 a. Observasi Yaitu pengamatan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian dengan jalan mengamati objek penelitian tersebut guna kelengkapan data dan memperoleh gambaran mengenai perusahaan sehingga diharapkan data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. b. Wawancara Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga dapat diperoleh keterangan dan data-data yang diperlukan. c. Kuesioner Data diperoleh dengan cara menyebarkan suatu daftar pertanyaan/peryataan yang cukup terperinci dan lengkap tetang obyek yang diteliti pada responden. 2. Penelitian pustaka (library research) Dalam mengumpulkan data ini penelitian memperoleh data melalui litelatur yang sesuai dengan pokok-pokok masalah untuk mendapatkan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. 1.7. Lokasi dan waktu penelitian Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di Fat Panda Sukibar yang beralamatkan di Jl. Progo No. 13A Bandung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013 sampai dengan selesai.