MODEL BIONOMIK HASIL TANGKAPAN IKAN LAYANG DI LAUT JAWA DENGAN PENDEKATAN HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI PPN PEKALONGAN ACHMAD FAUZIE SWPSI PROGRAM STUD1 PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004
MODEL BIONOMIK HASIL TANGKAPAN IKAN LAYANG DI LAUT JAWA DENGAN PENDEKATAN HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI PPN PEKALONGAN Oleh : ACHMAD FAIJZIE C05400021 Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sajana Perikanan pada Program Stud Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan PROGRAM STUD1 PEMANFMTAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PEMANFMTAN SWERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANLAN BOGOR 2004
ACHMAD FAUZJE (C05400021). Model Bionomik Hasil Tangkapan Ikan Layang di Laut Jawa dengan Pendekatan Hasil Tangkapan Purse Seine di PPN Pekalongan. Dibimbing oleh SUGENG HAM wsudo.- Keberhasilan perikanan Indonesia antara lain sangat htentukan oleh seberapa besar kontribusinya terhadap perekonomian, kesejahteram pelakunya dan pengusahaan sumberdaya ikan yang lestari. Oleh karena itu dibutuhkan penataan pengusahaan sumberdaya ikan layang yang memperhatikan berbagai aspek terkait, melalui kajian khusus mengenai aspek biologi dan ekonomi. Hasil tangkapan ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu besarnya sediaan ikan di perairan, tingkat upaya dan teknologi penangkapan yang diterapkan. Tingkat keuntungan usaha penangkapan ikan seiaiu berubah dari waktu ke waktu bergantung pada jurnlah dan harga hasil tangkapan. Hal ini tentunya akan menentukan tingkat upaya penangkapan yang akan hlakukan pada fase wktu berikutnya. Dalam rangka menganalisis tingkat upaya penangkapan ikan layang di Laut Jawa dalam kondisi keseimbangan bionomik (bionomic equilibrium), diperlukan suatu model bionomik. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi stok ikan layang dan upaya penangkapannya dalam kondisi muximum economic yield (MEY) dan keseimbangan bionomik (bionomic equilibrium) serta menganalisis tingkat keuntungan pada perikanan layang pada saat kondisi maximum economic yield (MEY). Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2003 dan bertempat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. Metode survei dalarn penelitian ini di,wakan untuk memperoleh data dan fakta dari perikanan layang di Pekalongan. Hasil tangkapan ikan layang dari tahun 1995 hingga tahun 2002 pada umumnya mengalami penurunan antara 5% - 27%. Pada tahun 1995 hasil tangkapan ikan layang mencapai 48.242 ton dan terus menurun sampai tahun 2000 yang hanya sebesar 27.021 ton. Namun setelah itu terjadi kenaikan kembali walaupun jumlahnya yang sebanyak 32.998 ton masih jauh dibawah hasil tangkapan pada tahun 1995. Hasil tangkapan ikan ini mengalami penurunan kembali pada tahun 2002 yang merupakan hasil tangkapan terendah dalam kurun waktu tersebut. Data upaya penangkapan ikan layang yang digunakan merupakan hasil standardisasi upaya penangkapan dari alat tangkap purse seine dan mini purse seine. Upaya penangkapan tertinggi dicapai pada tahun 2001 sebesar 3.449 trip dan terendah tejadi pada tahun 2002 sebesar 2.252 trip. Upaya penangkapan layang pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 cenderung mengalami peningkatan yang sangat signifikan, yaitu berkisar antara 2% sampai dengan 25%. Namun pada tahun 1996 dan 2002 terjadi penurunan upaya penangkapan yang drastis, yaitu -6% dan -35%. Nilai CPUE pada tahun 1995 hingga tahun 2000 terus mengalami penurunan sampai 60%, yaitu 19,9011 ton per trip pada tahun 1995 menjadi 7,9755 ton per trip pada tahun 2000.
Berdasarkan pengujian terhadap empat model surplus produksi Schaefer yang digunakan, yaitu model Equilibrium Schafer, Schnute, Walter-Hilborn dan Disequilibrium Schaefer, pendekatan Equilibrium Schaefer merupakan pendekatan yang paling tepat. Oleh karena itu persamaan mode1,surplus produksi Schaefer dapat diformulasikan dengan y = 34,5415-0,0075~~. Nilai potensi lestari maksimum ikan layang di Laut Jawa dan-sekitarnya adalah 39.770 ton per tahun yang ditangkap pada upaya penangkapan sebesar 2.303 trip per tahun. Model sediaan ikan layang menunjukkan stok sumberdaya ikan yang tersisa sebagai akibat dari kematian oleh upaya penangkapan yang diformulasikan menjadi x = 56074-12,1063 E. Pada saat tingkat upaya penangkapan optimum, stok maksimum lestari sumberdava ikan lavang d~ Laut Jawa sebesar 28.193 ton uer tahun. Model produksi yang diperoleh merub& penggabungan dari fungsi hasil &gkapan dan fungsi sediaan ikan yana menghasilkan fungsi kuadratik dari model sumberdaya, yaitu C = 34,5415 E - 0,0075 ~ ~.-~odel perh&buhan populasi ikan layang di ~ iut Jawa dan sekitarnya mengikuti persarnaan G (x) = 2,8532 x - 5,0883E-05 x2. Pertumbuhan stok sumberdaya ikan layang pada titik stok maksimum lestarinya adalah 39.996 ton. Rata-rata upaya penangkapan aktual yang dilakukan armada purse seine di Perairan Utara Jawa pada tahun 1995-2002 adalah sebanyak 2.786 trip. Jumlah tersebut lebih hesar bila dibandingkan dengan upaya penangkapan yang dilakukan pada tingkat pengusahaan marimum econonzic yield yaitu sebesar 2.252 trip dan maximum sustainable yield yang sebesar 2.303 trip. Narnun upaya penangkapan tersebut masih jauh dibawah tingkat upaya penangkapan pada saat open acces yaitu sebesar 4.505 trip. Hasil tangkapan pada saat perikanan layang dalam keadaan open acces sebesar 3,396,770 ton. Hasil tangkapan tersebut jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata hasil tangkapan aktual yaitu sebesar 36,494,625 ton, maximum economic yield sebesar 39,751,178 ton dan maximum sustainable yield sebesar 39,770,507 ton. Keuntungan ekonomi yang diperoleh nelayan armada purse seine pada tingkat maximum sustainable yield adalah sebesar Rp 66.098.343.817. Jumlah keuntungan tersebut lebih kecil diban&ngk& dengan keuntungan ekonomi pada saaat kondisi petigusahaail sumberdaya rnarirtium economic yield yaitu sebesar Rp 66.131.689.268. Naffiun kedthgan pada kofidisi pengusahh aktual lebih kecil yaitu sebestir Rp 39.770.89!9.522.