Abstract. dalam air, mudah dicerna, tidak beracun, dan harganya yang relatif murah serta mudah didapat (Kumiawati,



dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI KOMPOSIT EDIBLE FILM BUAH KOLANG-KALING (Arenge Pinnata) DAN LILIN LEBAH (Beeswax)

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I. PENDAHULUAN. ketersediaan air, oksigen, dan suhu. Keadaan aerobik pada buah dengan kadar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KULIAH KE VIII EDIBLE FILM. mampu membuat kemasan edible yang dapat diaplikasikan pada bahan pangan.

PEMBUATAN EDIBLE FILM DARI PATI SINGKONG SEBAGAI PENGEMAS MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa

I. PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia sehari-hari. Plastik umumnya berasal dari minyak bumi

PENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT ABSTRAK

PENGARUH EDIBLE COATING BERBASIS PATI KULIT UBI KAYU TERHADAP KUALITAS DAN UMUR SIMPAN BUAH JAMBU BIJI MERAH PADA SUHU KAMAR

MEMPEkAJARl KARAKTERISTIK FlSlK EDIBLE FILM

I. PENDAHULUAN. Kemasan memiliki fungsi utama untuk melindungi produk dari kerusakan

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi:

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2)

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang. agar produk akhir yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi oleh

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PEMBUATAN EDIBLE FILM DARI KOLANG KALING

Analisa Kadar Air (Moisture Determination) Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. dicampur dengan tapioka dan bumbu yaitu: santan, garam, gula, lada, bawang

BAB I PENDAHULUAN. jenang terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula tetapi kini jenang telah dibuat

STUDI PEMBUATAN DAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR UMBI SUWEG (Amorphophallus campanulatus) DENGAN PEWARNA DAN RASA SECANG

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

I. PENDAHULUAN. apabila tidak ditangani secara benar. Kerusakan bahan pangan tersebut

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM KOMPOSIT SEMIREFINED KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DAN BEESWAX

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM DARI KOMPOSIT ALGINAT, GLUTEN DAN LILIN LEBAH (BEESWAX)

I. PENDAHULUAN. tahun. Menurut data FAO (2008), pada tahun konsumsi kentang. di Indonesia adalah 1,92 kg/kapita/tahun.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Umur Simpan Ikan Asin Sepat Siam (Trichogaster Pectoralis) Duri Lunak Dengan Pengemasan Vakum Dan Non Vakum Pada Penyimpanan Suhu Ruang

PENGARUH FOSFORILASI DAN PENAMBAHAN ASAM STEARAT TERHADAP KARAKTERISTIK FILM EDIBEL PATI SAGU CYNTHIA EMANUEL

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI BUBUR BUAH MANGGA DAN CMC (CARBOXY METHYL CELLULOSE) TERHADAP MUTU SORBET AIR KELAPA

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

ABSTRAK. dan karakter pelapis. Karakter pelapis dipengaruhi oleh jenis dan jumlah dari bahan dasar penyusun, plasticizer, dan

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Kombinasi Protein Koro Benguk dan Karagenan Terhadap Karakteristik Mekanik (Kuat Tarik dan Pemanjangan)

Agroteksos Vol.21 No.2-3, Desember 2011

KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS

PENGARUH EDIBLE COATING DARI PATI JAGUNG DAN LAMA PENCELUPAN TERHADAP MUTU BUAH NENAS TEROLAH MINIMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENGGUNAAN PATI DARI UBI KAYU SEBAGAI BAHAN EDIBLE COATING UNTUK MEMBUAT KERIPIK NENAS RENDAH LEMAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP KARAKTERISTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOS- KARBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKIL KEDELAI

Pengawetan pangan dengan pengeringan

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom,

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36A, Kentingan, Jebres, Surakarta

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven

PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN

EFEK KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM ABSTRAK

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Bab III Bahan dan Metode

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

Info Artikel. Indonesian Journal of Chemical Science

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

ABSTRACT PENDAHULUAN. Diterima: 28 Agustus 2016, disetujui: 05 September 2016

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Air dan Aktivitas Air

9/13/2012. penyimpanan maupun pengolahan, maka diharapkan dapat meminimalkan penurunan mutu terutama mutu gizi pada bahan makanan tersebut.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Sifat Fisik dan Kimia Edible Film Berantioksidan dan Aplikasinya... (8. Santoso dkk) ISSN: 1412-8888i SIFAT FISIK DAN KIMIA EDIBLE FILMBERANTIOKSIDAN DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGEMAS PRIMER LEMPOK DURIAN Budi Santoso, Gatot Priyanto, Rahmad Hari Purnomo Program Studi Teknoiogi Pertaniano Jurusan Teknologi Pertanian Pakultas Pertanian Universitas Sriwiiaya Indralaya Telepon (07 I I ) 5 80664 Fax (07 1 1) 58027 6 Abstract The research objective was to observe the characteristics of edlble film with antioxidant addition. The first treatment was antioxidant ascorbic acid and citric acid, and the second treatment was the conceutrations of the antioxidant ascorbic acid and citric acid (0,25 %,0,50 yo, and 0,75 %). The parameters were the thickness, tensile strength, elongation percentage, water vapor transmission rate, antioxidant activity, vitamin C, and FFA (Free Fatty Acid). The results showed that the addition of different of antioxidant of ascorbic acid and citric acid and concentrations ofantioxidant ascorbic acid and citric acid had not effect on thickness, tensile strength, elongation percentage, and water vapor transmission rate. The best trebtment was antioxidant of ascorbic acid with concentration 0,7 5 yo because ediblefilm can pursue the process of oxid'ation on lempok durian.' Keyworcls: Antioxidant edibtefitn, ascorbic acid, citric acid. II. PENDAHULUAN Edible film adalah lapisan tipis yang melapisi bahan pangan, bersifat biodegradable, aman dikonsumsi dan berfungsi sebagai bahan pengemas produk (McHught dan Krochta, 1994). Menurut Haris (1999), ediblefilm dapat didefinisikan sebagai bahan pengemas yang telah dibentuk terlebih dahulu dan berupa lapisan tipis (/ilm) sebelum digunakan untuk mengemas produk pangan. Menurut Gennadios dan Weller (1990), edible film juga dapat berfungsi sebagai pembawa komponen bahan makanan seperti antimikrobia, antioksidan, flavour, pewarna, dan suplemen gizi. Keunggulan dari edible film ini selain dapat menghambat laiu transmisi gas, oksigen maupun uap air, juga mengandung food aditif (antioksidan dan antimikrobia) sehingga fungsinya lebih baik dalam menghambat proses oksidasi dan pertumbuhan mikrobia pada produk yang dikemas. Menurut Baldwin et al. (1995), pada kemasan edible dapat ditambahkan bahan antioksidan untuk mencegah terjadinya oksidasi penyebab ketengikan, seperti asam askorbat, tokoferol, BHA dan BHT. Antioksidan adalah salah satu senyawa yang dapat ditambahkan ke dalarn pembuatan edible Jilm. Penambahan antioksidan ini bertujuan agar edible Jilm tersebut memitiki zat aktif yang dapat menghambat terjadinya proses oksidasi, Senyawa antioksidan yang digunakan adalah asam sitrat dan asam askorbat karena bahan kimia ini mempunyai sifat sangat mudah larut dalam air, mudah dicerna, tidak beracun, dan harganya yang relatif murah serta mudah didapat (Kumiawati, 2007). Sumatera Selatan memiliki banyak sekali makanan tradisional, salah satunya adalah lempok durian. Lempok durian dibuat dari daging buah durian yang ditambah dengan gula dan garam kemudian dikemas. Akan tetapi, pengemasan yang dilakukan terhadap lempok masih sangat sederhana sehingga dapat membuat lempok tidak tahan lama. Menurut Santoso et al. (2004),lempok durian mengalami dua jenis kerusakan, yaitu bau tengik akibat dari proses oksidasi dan ditumbuhi oleh jamur. Salah satu bahan tambahan yang dapat menghambat terjadinya proses oksidasi pada produk yang dikemas seperti lempok adalah senyawa antioksidan. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk rnempelajari karakteristik sifat fisik dan kimia edible film dengan penambahan senyawa antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik sifat fisik dan kimia edible film yang berantioksidan untuk pengemas produk pangan semi basah, II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian dan di Laboratorium Bioproses Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Indralaya pada bulan Mei 2005 sampai dengan Februari TerakrediatasiDiktiNo. 55/DIKTVKEP/2005 77

Jurnal Agribisnis dan Industri Pertanian Vol.6 Nol 2007, 7 7-8 2, Terakre dit as D ikti N o. 5 5 /D I KTI/ K E P / 2 0 0 5 2006. Penelitian ini menggunakan tabulasi data hasil penelitian dengan dua faktor yang terdiri dari dua taraf untuk perlakuanjenis antioksidan dan tiga tarafuntuk perlakuan konsentrasi masing-masingjenis antioksidan. Tiap-tiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut adalah Jenis antioksidan (A) : A, =Asam Sitrat, A, =AsamAskorbatdan Konsentrasi antioksidan (B) :B, = 0,25 0/o B, :0,50 % dan B. = 0,75 oaṗrosedur kerja pada penelitian ini adalah bubur buah kolang kaling sebanyak i 8 g dirnasukkan ke dalam gelas Beaker lalu ditambahkan aquadest sampai volumenya mencapai 210 ml lalu dilakukan pengadukan hingga homogen. Larutan pati kolang kaling yang terbentuk kernudian dipanaskan pada suhu 600 C selama 25 rnenit sambil diaduk dengan magnetic stirrer. Larutan pati yang telah dipanaskan dalam gelas Beaker lalu ditambahkan gliserol sebanyak (3%), CMC (l%), beeswax (0,5%), kemudian suhu diturunkan hingga mencapai 500 C lalu selanjutnya ditambahkan asam sitrat dan asam askorbat sesuai dengan perlakuan. Setelah terjadi gelatinisasi sempurna dilakukan pengurangan udara dalam larutan (degassing) yang dilakukan selama 30 menit sampai volume akhir larutan meniadi 200 ml, lalu dituangkan sebanyak 7 gram ke dalam tiap-tiap aawan petri. Cawan petri kemudian dimasukkan ke dalam oven pengering selama 1 0-1 2 jam pada suhu 450 C. Cawan petri setelah kering, diangkat lalu dimasukkan ke desikator. Setelah dingin, film kemudian diambil dan dimasukkan dalan wadah plastik tertutup dan dimasukkan ke dalam desikator. Edible Jiln yang telah dibuat dilakukan pengamatan terhadap karakteristik ed ib le fi lnt. Selanjutnya e dib le fi I m diaplikasikan sebagai pengemas lempok durian ukuran kecil (bite size) dengan cara lempok dibungkus dengan edible film sesuai dengan perlakuan dan disimpan selama 15 hari lalu setiap 5 hari sekali dilakukan pengamatan terhadap kadar asam lemak bebas, Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah ketebalan, kuat tarik, persen pemanjangan, laju transmisi uap air, uji aktivitas antioksidan, uji vitamin C, dan uji asarn lemak bebas. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perbandingan karakteristik edible filmsebelum dan sesudah penambahan senyawa antioksidan Bila dibandingkan dengan standar (Japanese Industrial Standart, 1975) edible film yang mengandung senyawa antioksidan dan antimikrobia termasuk dalam grade 2-7. Dengan rincian ketebalan (mm) maksimal 0.25; kuat tarik (Kgf/cm) minimal 4.0; persen pemanjangan (%) minirnal 70; laju transmisi gas O, (mllm2.jam) maksimal 0.5; laju transmisi gas CO, maksimal 0.5; dan laju transmisi uap air (glm').24jam) maksimal 10. B. Aktivitas Antioksidan Aktivitas antioksidan dinyatakar-r dalam faktor protektif, yaitu perbandingan antara nilai absorbansi sampel pada pemanasan selama 30 menit terhadap nilai absorbansi kontrol pada pemanasan selama 30 menit. Jenis antioksidan asam askorbat pada Tabe I 1. Kakarteristlk edible film dan korrposisi buah kolang kaling Karakteristik edible fi lm Edible lilm komposit buah kolane kaline Sebelum Asam askorbat Asam Sitrat Aw 0,541 0,562 0.5 57 Ketebalan film (mm) 0,r42 0,134 0,1 40 Kuat Tarik (keficm) 6,32 6,37 b,5 u Persen Pemaniansan (o/o) 69,90 70.73 69.98 Laiu Transmisi gas O"(cmr/m2.iam) 0,450 0,461 0.4s7 Laiu Transmisi gas CO.(cmr/m'?jam) 0,370 0,350 0,342 Laj u Tran smisi Uap Air( g/m'z I 24j am) 10,14 10,53 10,62

Sifat Fisik dan Kimia Edible Film Berantioksidan dan Aplikasinya... (8. Santoso dkk) /.SSN ; 1412-8888i konsentrasi 0,15 % memiliki aktivitas antioksidan tertinggi, yaitu sebesar 2.311 %, sedangkan aktivitas antioksidan terendah terdapat pada jenis antioksidan asam sitrat 0,25%,yaitu sebesar 1,6'70% (Gambar 1). tl tl!!tll Gambar 1. Aktivitas antioksidan rala-rata edible film AlBl = asam sitrat dengan konsentrasi 0,25 o/o Al82 = asarn sitrat dengan konsentrasi 0,50 % AlB3 = asam sitrat dengan konsentrasi 0,75 0 A2B 1 = asam askorbat dengan konsentrasi 0,25 0 A2B2 = asam askorbat dengan konsentrasi 0,500h A2B3 = asarn askorbat dengan konsentrasi 0,7 5 o Dari Gambar 1, terlihat bahwa semua perlakuatl penambahan asam sitrat dan asam askorbat pada pembuatan edible film merniliki faktor protektif lebih rendah dari BHT, hal ini berarti edible.filrn yang ditambahkan asam sitrat dan asam askorbat memiliki aktivitas antioksidan lebih kecil dari BHT. Diantara jenis dan konsentrasi antioksidan yang ditarnbahkan, jenis antioksidan asam askorbat pada konsentrasi 0,75 % rnemiliki aktivitas antioksidan tertinggi yaitu sebesar 2,317 %, sedangkan aktivitas antioksidan terendah terdapat padajenis antioksidan asam sitrat 0,25 o/o yattu sebesar 1,670 o. Peningkatan aktivitas antioksidan edible.film yang ditambahkan asam askorbat pada konsentrasi 0,75 o/o disebabkan karena asam askorbat digolongkan sebagai agen pereduksi karena memiliki potensial redoks yang rendah, namun efektif dalam melawan agen oksidasi. Sebagai antioksidan fungsi biokimiawi asam askorbat berkerja pada intraseluler dan ekstraseluler Prinsip kerja dari antioksidan ekstra seluler adalah kemampuannya mernberikan ion hidrogen sehingga radikalbebas menjadi molekul yang stabil (Kartikawati, I 999). Aktivitas antioksidan terendah terdapat pada perlakuan asam sitrat 0,25 o/o,hal ini disebabkan karena semakin kecil konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dalam pembuatan edible film maka aktivitas antioksidan pun akan semakin kecil. Aktivitas antioksidan yang kecil atau rendah pada asam sitrat disebabkan karena karakteristik sifat fisik asam sitrat yang apabila dipanaskan akan neleleh kemudian terurai yang selanjutnya terbakar menjadi arang (Pahlawanita, 2007). C. Vitamin C Vitamin C atau asam askorbat merupakan antioksidan ideal yang terdapat dalam buah-buahan karena merupakan komponen alami yang tidak menyebabkan perubahan bau dan citarasa yang tidak diinginkan, ekonomis sekaligus dapat meningkatkan nilai gizi buah. Kadar vitaminc ediblefiln terendah terdapat pada perlakuan asam askorbat 0,25 o/o yaitu sebesar 0,528 mg/100 ml, sedangkan nilai vitamin C edible,/iln tertinggi terdapat pada perlakuan jenis antioksidan asam askorbat pada konsentrasi 0,75 o/o yaitu sebesar 1,078 rng/100 rnl. Rata'rata kadar vitamin C edible film dapat dilihat pada Cambar 2. 1.2 I no a E na o,e 0.4 E 0 L_l r-l lt tt Gambar 2. Kadar vitamin C edible film dengan penambahan asam askorbat ll Keterangan : A2B I : asam askorbat dengan konsentrasi 0,25 o A2B2 = asam askorbat dengan konsentrasi 0,50 % A2B3 = asam askorbat dengan konsentrasi 0,7 5 % Kadar vitamin C pada edible film yang ditambahkan asam askorbat sebesar 0,7 5 yo merupakan jumlah yang paling tinggi, sedangkan kadar vitamin C terendah terdapat pada konsentrasi 0,25 Yo asam askorbat. Peningkatan kadar vitamin C pada edible film yang ditambahkan asam askorbat 0,75 o disebabkan karena vitamin C dalam edible film belum teroksidasi oleh oksigen sehingga kadar vitamin C dalam edible film masih tinggi. D. Uji Asam Lemak Bebas,"1:?:"" r-t li L_t Asam lemak bebas merupakan indikator kerusakan minyak atau lemak yang dapat ditentukan dengan cara titrasi. Asam lemak yang terkandung pada Terakrediatasi Dikti No. 55/DIKTVKEP/2005 79

Jttrnal Agribisnis dan Industri Pertanian Vctl-6 Nol 2A07, Z 7 -- 8 2, Ter a kred itqs D ikti N o. 5 5 / D I KTI / KE P / 2 0 0 5 lempok durian merupakan golongan asam palmitat karena 80 % bahannya berasal dari durian (Berry, I 98 1 )' Hasil pengamatan terhadap kandungan asam lemak bebas pada lempok durian yang dikemas dengan edible film yang disimpan selama l5 hari dapat dilihat pada Gambar 3. * l, t:,f _' rl.r.l : I o:r:, ;. 0 '/:tl {n nr 0at0 I ti,l.ta,yhntijo :i.illl t-il8t ---,!t8l - -llel --!:81 -{nt -a-at8l -.-f,:tfr:rl Gambar 3. Rata-rata pengaruh larna penyimpanan terhadap kadar asam lernak bebps lempok yang dikemas dengan edible film Peningkatan kadar asam lernak bebas pada lempok yang dikemas dengan edible film terjadi pada penyimpanan dari hari ke-0 hingga hari ke-5. Sedangkan pada penyimpanan dari hari ke-10 hingga hari ke-15 mengalami penurunan kadar asam lemak bebas. Pada hari ke-0 kadar asam lemak bebas yang tertinggi terdapat pada perlakuan penambahan asam askorbat 0,7 5 yo yaitu sebesar 1,509 yo sedangkan yang terendah pada perlakuan penambahan asam sitrat 0,25 0/o sebesar 0,627 %. Penyimpanan hari ke-5 menunjukkan bahwa penambahan asam askorbat 0,75 o% mampu meningkatkan kadar asam lemak bebas pada lempok menjadi 1,650 o/o, begitu juga dengan penanrbahan asam sitrat 0,25 o menjadi 0,762 %. Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi asam lemak tidak jenuh dengan oksigen di udara, selain itu asam askorbat belum mampu mencegah pembentukan radikal edible film yang ditambah dengan asam askorbat mampu menurunkan oksidasi lernak pada kacang. Asam askorbatjuga merupakan antioksidan yang larut dalam air dan menjadi bagian dari pertahanan pertama terhadap oksigen radikal bebas dalam plasma dan sel. Menurut Muchtadi (2000) mengatakan bahwa asam askorbat dapat menangkap secara efektif radikal bebas dan memutus reaksi radikal. IV. KESIMPULAN Penambahan asam askorbat dan asam sitrat pada pembuatan edible film berpengaruh tidak nyata terhadap sifat fisik dari edible film dan Penyimpanan lempok durian dengan menggunakan edible film yang ditarnbahkan antioksidan asam askorbat 0,75 %o pada hari ke-15 dapat menghambat proses oksidasi pada lempok durian. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada DP2M Dikti yang telah mendanai penelitian ini melalui program penelitian Hibah Bersaing tahun anggaran 2007 dengan nomor kontrak 0261 SPZHIPP IDP2M/III12007. DAFTARPUSTAKA Andarwulan, N dan S. Koswara. 1992. KimiaVitamin. Rajawali Press, Jakarta. Arpah, 1997, Edible Packaging, Paper Metode Penelitian Ilmu Pangan. Avena-Bustillos, B. J and Krochta, J. M, 1993. Water Vapor Permeability of Caseinate-Based Edible Film as Effected by ph, Calcium Crosslinking and Lipid Content. Journal Of Food Science, 58 (4) : 904-907. Baldwin, E.A,, Nisperos, M.O., and Baker. 1995. Use of Edible Coating to Preserve Quality of Lightly (and Slightly) Processed Product. Journal Critical Review in Food Science and Nutrition, 35 (6): 509-524. Berry, 1981. The Lipid Constituents ofboththearils and Seeds of Durian. A Bibliographic Review. Buck, D. F. 1991. Antioxidants. Di dalam Trilaksani, W. 2003. Antioksidan : Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja dan Peran Terhadap kesehatan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Dewi. 2001. KajianAktivitas Antioksidan dari Biji Atung. Tesis Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Tidak dipublikasikan). Emanuel, C. 2005. Pengaruh Fosforilasi dan Penambahan Asam Stearat TerhadaP Karakteristik Film Edible Pati Sagu. Tesis Program Pasca Sarjana, Program Studi Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Tidak dipublikasikan).

Sifat Fisik dan Kimia Edible Film Berantioksidan dan Aplikasinya'... (8. Santoso dkk) ISSN; 14i,2-8888i Gennadios, A and C. L. Weller. 1990. Edible Film and Coating From Wheat and Corn Protein. Joumal offood Technology, 44 (10) : 63. Gliksman. 7982. Food Hydrocolloids. CRC Press Inc. Boca Ration, Florida. Santoso, 8., Saputra, D., dan Rindil P. 2004. Kajian Teknologi Edible Coating dari Pati dan Aplikasinya Untuk Pengemas Primer Lempok Durian. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, (i,5) : 239-244. Haris, H. 1999. Kajian Teknik Formulasi terhadap Karakteristik Edible Film dari Pati Ubi Kayu, Aren dan Sagu untuk Mengemas Pangan Semi Basah. Biota (3) : 78-82. Kartikawati, D. 1999. Studi Efek Protektif Vitamin C dan E Terhadap Respon Imun dan Enzim Antioksidan pada Mencit yang Dipapar Paraquat. Tesis Program Pasca Sarjana- Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Tidak dipublikasikan). Kurniawati, M. 2007. Penentuan Formttla Antiokgidan Untuk Menghambat Ketengikan Pada Bumbu Ayam Goreng Kalasan Selama Satu Bulan. Skripsi Jurusan Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak dipublikasikan) McHugh, T. H and Krochta, J. M. 1994. Permeability Properties of Edible Film. Di dalam Krochta' J.M., E.A. Baldwin and M'O Nisperos Carriedo. Edible Coating and Film to Improve Quality. Technomic Publising Co. Inc, Pensylvenia. Min, S and Krochta, J. M. 2007. Ascorbic Acid- Containing Whey Protein Film Coatings for Control of Oxidation. Journal Agricultural Food Chemical, 55 (8). Muchtadi, D. 2000. Sayur-sayuran Sumber Serat dan Antioksidan : Mencegah Penyakit Degeneratif. Jurusan teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pahlawanita, N. 2007. Menghambat Kerusqkan Puree Duku Segar dengan Asam Sitrat' Skripsi Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya, Inderalaya. (Tidak dipublikasikan). Pranata, F. S., D. W. Marseno dan Haryadi. 2002. Karaheris tik S fat-sifat F is ik dan Meksnik Edible Film Pati Batang Aren. Biota, (3) : 121-130' TerakrediatasiDiktiNo. 55/DIKTI/KEP/2005 8l