LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2017"

Transkripsi

1

2 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2017

3 .: Tim Penyusun :. TIM PENYUSUN Pengarah Penanggungjawab Penanggungjawab Penanggungjawab Penanggungjawab Ketua Wakil Ketua Anggota Jumain Appe Hadirin Suryanegara Ophirtus Sumule Santoso Yudo Retno Sumekar Zulfan Adrinaldi Supriyadi Medy Eka Suryana Muchlis Fasihu Novi Mukti Rahayu Gatot Pancoro Rosliadhi Hadi H Aas Suryati Eko Kurniawan Muhamad Amin Anteng Setianingsih Suranto Syarif Budiman Rusnadi

4 IKHTISAR EKSEKUTIF.: Ikhtisar Eksekutif :. i Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Tahun 2017 ini merupakan tahun ke 3 (tiga) dari pelaksanaan RPJM Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, yang menyajikan informasi atas hasil-hasil kinerja yang dicapai pada periode Tahun Anggaran 2017 secara menyeluruh, dalam upaya Secara umum target-target sasaran yang tercermin dalam Perjanjian Kinerja (PK) berhasil dicapai dan bahkan beberapa diantaranya berhasil melebihi yang ditargetkan. Semoga pencapaian ini bisa disinergikan dengan kebijakan dan program dari Kementerian dan stakeholder terkait. meningkatkan mutu penguatan inovasi dan hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi dalam menghasilkan nilai tambah dan manfaat secara ekonomi dan atau sosial budaya secara riil bagi masyarakat. Berbagai keberhasilan maupun kekurangannya kami sampaikan secara rinci dalam capaian kinerja Indikator Kinerja Utama, baik dalam bentuk tabel, gambar maupun uraian penjelasan serta analisis pencapai n- nya. Tabel Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun 2017 Sasaran Kebijakan Sistem Inovasi Klaster Inovasi Daerah Tenant yang dibina menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Produk Inovasi Litbang di Industri Produk Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Indikator Kinerja Kebijakan Sistem Inovasi Nasional/ Sida Jumlah kabupaten/kota yang menjadi daerah regionalisasi inovasi Jumlah Tenant yang dibina menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Jumlah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Jumlah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Jumlah Produk Inovasi Litbang di Industri Jumlah Produk Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Target Tahun 2017 Realisasi % Capaian 4 kebijakan 6 kebijakan klaster 8 klaster tenant 137 tenant produk 116 produk CPPBT 204 CPPBT produk 70 produk produk 13 produk 118 i

5 .: Ikhtisar Eksekutif :. ii Sedangkan pencapaian Indikator Kinerja Utama sampai dengan tahun ini adalah sebagai berikut: Tabel Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sasaran Menguatnya kapasitas inovasi Indikator Jumlah produk inovasi Target Tahun Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 175 produk 10 produk 15 produk 15 produk 30 produk 40 produk 51produk Grafik Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sampai saat ini dibandingkan dengan RPJM RPJM Target Realisasi % Capaian Beberapa capaian kinerja yang masih perlu ditingkatkan dan menjadi perhatian kedepan diantaranya Tumbuhnya Wirausaha Pemula Mandiri Berbasis Teknologi, hal ini menjadi perhatian dan kebijakan dalam rangka meningkatkan Wirausaha Berbasis Teknologi agar memiliki daya saing untuk masuk dalam pasar guna mendorong lebih banyak lagi pemanfaatan hasil-hasil riset dan inovasi. Dan juga melalui pengembangan Klaster Inovasi berbasis produk unggulan daerah yang melibatkan lembaga litbang, Perguruan Tinggi, pemerintah dan dunia usaha/industri dengan harapan dapat menghasilkan produk yang dapat mendorong peningkatan sosial ekonomi masyarakat dan peningkatan perekonomian daerah. Secara Jumlah, produk inovasi yang dimanfaatkan dapat dicapai bahkan melebihi target. Namun demikian belum seluruh kegiatan dapat memberikan nilai tambah dan manfaat secara ekonomi. Hal ini disebabkan Panjangnya tahapan penerapan yang harus dilalui oleh hasil litbang menuju hilirisasi, diantaranya: 1).proses alih teknologi, 2).pengujian skala pilot, 3).skala produksi, 4).standardisasi, 5).sertifikasi, 6).modifikasi, 7).rekayasa teknologi, dan 8).pelatihan teknis. Permasalahan lain diantaranya industri besar mempunyai ketergantungan pada teknologi dari negara asing. Sementara lembaga litbang nasional sendiri belum sepenuhnya mampu menyediakan tek nologi yang diperlukan oleh industri.

6 .: Ikhtisar Eksekutif :. Dimasa mendatang dengan berbekal komitmen, kesamaan persepsi dan sumberdaya yang ada, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi akan terus meningkatkan kinerjanya sesuai dengan peran dan tanggungjawab yang diembannya, sehingga amanah Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi di bidang penguatan inovasi optimis dapat dicapai dan ditingkatkan kinerjanya. iii i

7 .: Ikhtisar Eksekutif :. iv

8 KATA PENGANTAR.: Kata Pengantar :. v Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun 2017, merupakan tahun ke tiga atas pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Adapun capaian kinerja yang disampaikan dalam LAKin ini merupakan capaian kinerja yang secara strategis dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2017 selain menyajikan pencapaian atas rencana kinerja sebagaimana yang telah diperjanjikan dalam Rencana Strategis , juga dimaksudkan sebagai sarana atau alat bagi para-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan mengevaluasi sejauhmana keberhasilan dan atau kegagalan dalam pelaksanaan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal penguatan Inovasi. Semoga dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dapat memberikan informasi kepada para pihak yang berkepentingan dengan kinerja Direktorat Jenderal Penguatan inovasi, dan dapat memberikan umpan balik yang konstruktif bagi kami guna perbaikan kinerja dimasa mendatang. Jakarta, Januari 2018 Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si NIP i

9 .: Kata Pengantar :. vi

10 DAFTAR ISI vii IKHTISAR EKSEKUTIF... I KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI... VII BAB.I PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi dan Permasalahan penguatan inovasi nasional Maksud dan Tujuan Struktur Organisasi Tugas dan Fungsi Sumber Daya Manusia Anggaran Sistematika Penyajian... 8 BAB.II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Perencanaan Kinerja... 9 a. Penetapan Visi... 9 b. Penetapan Misi c. Penetapan Tujuan d. Penetapan Sasaran e. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Perjanjian Kinerja BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Perencanaan Kinerja Pengendalian Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Capaian Kinerja/Hasil Evaluasi Kinerja Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Analisis Capaian Kinerja Tahun Analisis Capaian Indikator Kinerja Program (IKP) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun BAB. IV PENUTUP LAMPIRAN Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017 i

11 .: Daftar Isi :. viii

12 DAFTAR TABEL.: Daftar Tabel :. ix Tabel 1.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 4 Tabel 1.2 Alokasi Anggaran untuk pencapaian Indikator Kinerja (IK) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi... 5 Tabel 1.3 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun Anggaran Tahun Tabel 1.4 Peringkat Penyerapan Anggaran dan Realisasi Output Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun Anggaran 2017 dengan Menggunakan Aplikasi SMART... 7 Tabel 2.1 Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun Tabel 3.1 Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun Tabel 3.3 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun 2016 dan tahun Tabel 3.4 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sampai saat ini dibandingkan dengan RPJM Tabel 3.5 Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun Tabel 3.6 Klaster Inovasi Daerah Tabel 3.7 Capaian kinerja Direktorat Sistem Inovasi tahun Tabel 3.8 Perbandingan Capaian Kinerja kinerja Direktorat Sistem Inovasi Tahun 2016 dan Capaian Tabel 3.9 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Sistem Inovasi Sampai saat ini dengan RPJM Tabel 3.10 Tingkat Kesiapan Teknologi Tabel 3.11 Sebaran Penerima Pembiayaan Berdasarkan Provinsi Tabel 3.12 Sebaran Penerima Pembiayaan Berdasarkan Bidang Fokus Tabel 3.13 Capaian Tenant yang dibina menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Tahun Tabel 3.14 Capaian Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Tahun Tabel 3.15 Capaian Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Tahun Tabel 3.16 Capaian Kinerja Direktorat PPBT Tahun Tabel 3.17 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat PPBT Tahun 2016 dan Tahun Capaian Tabel 3.18 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat PPBT Sampai saat ini dengan RPJM Tabel 3.19 Capaian Produk Inovasi Litbang di Industri Tahun i

13 .: Daftar Tabel :. x Tabel 3.20 Capaian Produk Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Tahun Tabel 3.21 Capaian kinerja Direktorat Inovasi Industri tahun Tabel 3.22 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Inovasi Industri Tahun 2016 dan Capaian Tabel 3.23 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Inovasi Industri Sampai saat ini dengan RPJM Tabel 3.24 Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun Tabel 3.25 Perbandingan Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun 2016 dan Capaian Tabel 3.26 Perbandingan Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sampai saat ini dengan RPJM Tabel 3.27 Capaian Kinerja Jasa Layanan BLU tahun Tabel 3.28 Perbandingan Capaian Kinerja Jasa Layanan BLU Tahun Tabel 3.29 Realisasi Anggaran PP IPTEK Tabel 3.30 Capaian kinerja PP-IPTEK Tahun Tabel 3.31 Perbandingan Capaian Kinerja PP-IPTEK Tahun 2016 dan Capaian Tabel 3.32 Perbandingan Capaian Kinerja PP-IPTEK Sampai saat ini dengan RPJM Tabel 3.33 Kerangka Kerja Tingkat Kesiapan Inovasi (KATSINOV) Tabel 3.34 Daftar Produk Inovasi Tahun

14 DAFTAR GAMBAR.: Daftar Gambar :. xi Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi... 3 Gambar 1.2 Hasil Monitoring dan Evaluasi Tingkat Penyerapan Anggaran dan Realisasi Output Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun Anggaran 2017 Dengan Menggunakan Aplikasi SMART... 7 Gambar 3.1 Manajemen Pendanaan Inovasi Dalam Kegiatan Penguatan Inovasi Industri dan Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Gambar 3.2 FGD Lembaga Manajemen Inovasi di Perguruan Tinggi Gambar 3.3 FGD Pembahasan Rancangan PP SINas dan SIDa Gambar 3.4 FGD Perumusan Klaster Inovasi Daerah Gambar 3.5 Skema Konsorsium Inovasi... 94

15 xii.: Daftar Gambar :.

16 DAFTAR GRAFIK.: Daftar Gambar :. xiii Grafik 3.1 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Sistem Inovasi Sampai saat ini dengan RPJM Grafik 3.2 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat PPBT Sampai saat ini dengan RPJM Grafik 3.3 Perbandingan Capaian Kinerja Kegiatan Inovasi Litbang di Industri Sampai saat ini dengan RPJM Grafik 3.4 Perbandingan Capaian Kinerja Kegiatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Sampai saat ini dengan RPJM Grafik 3.5 Perbandingan Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sampai saat ini dengan RPJM Grafik 3.6 Perbandingan Capaian Kinerja PP-IPTEK Sampai saat ini dengan RPJM

17 xiv.: Daftar Grafik :.

18 BAB I PENDAHULUAN.: Bab I Pendahuluan : Latar Belakang Sesuai arah kebijakan pembangunan iptek nasional maupun arah kebijakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang menekankan pentingnya membangun Sistem Inovasi Nasional, dengan Programnya, yaitu Peningkatan Kemampuan Iptek Nasional untuk Penguatan Sistem Inovasi Nasional, dimana pembangunan iptek diarahkan untuk meningkatkan unsur-unsur Sistem Inovasi Nasional, yakni: Kelembagaan, Sumber Daya dan Jaringan Iptek, di samping penguatan core business iptek itu sendiri, yakni Relevansi dan Produktivitas Litbang Iptek serta Pendayagunaan Iptek. Sebagai acuan yang mengarahkan pembangunan iptek adalah dokumen Perencanaan Strategis (Renstra) yang disusun sebagai acuan dalam perencanaan strategis program dan kegiatan di lingkup Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Riset dan Teknologi Republik Nomor: 50 Tahun Dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan tersebut, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebagai unit kerja Pemerintah dituntut untuk menyesuaikan dengan peruba han sistem manajemen pemerintahan yang menuntut azas akuntabilitas, dimana setiap penyelenggara negara dituntut untuk mempertanggung jawabkan kinerja dari seluruh program/kegiatannya kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan. Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) sebagai perwujudan atas upaya dalam rangka melakukan perbaikan dan penyempurnaan sistem penyelenggaraan pemerintahan secara lebih baik menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan berorientasi pada hasil (result oriented government) yakni ki nerja tinggi, layanan prima dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam proses reformasi birokrasi, area yang terus didorong, diupayakan dan menjadi strategik perubahan secara berkelanjutan mencakup perubahan pada pola pikir, perubahan pada sistem dan perubahan pada budaya organisasi. 1.2 Potensi dan Permasalahan Penguatan Inovasi Nasional Pembagunan iptek dan pendidikan tinggi hanya akan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, apabila pembangunan iptek dan pendidikan tinggi mampu menghasilkan produk teknologi dan inovasi serta sumber daya manusia yang terampil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau dapat menjadi solusi bagi permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat. Penetapan sasaran pembangunan iptek nasional menuju daya saing dan kemandirian bangsa telah membawa sebuah konsekuensi yang benar-benar memerlukan penanganan secara holistik, integratif dan harus dilaksanakan secara sistemik serta berkelanjutan. Hal ini menempatkan pembangunan

19 .: Bab I Pendahuluan :. 2 iptek, khususnya penguatan inovasi nasional kedalam sebuah dinamika yang apabila dikelola dengan baik, akan dapat menjadi potensi, atau bahkan dapat menjadi permasalahan bila tidak dikekola dengan baik. Dengan mengacu kepada kondisi faktual dan dinamika dalam penguatan inovasi nasional dapat dipetakan kekuatan, peluang, keterbatasan, dan tantangan sebagai berikut: a. Kekuatan dalam penguatan inovasi nasional yang secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Penggabungan antara riset, teknologi dengan pendidikan tinggi dalam Kemenristekdikti. (2) RPJMN yang berstrategik pada kemandirian dan daya saing bangsa (3) Semangat dan kapasitas SDM Ditjen Penguatan Inovasi yang dapat diandalkan. (4) Optimalisasi sumber daya dan potensi inovasi nasional secara terarah, strategik dan dilaksanakan secara konsisten. b. Keterbatasan dalam penguatan inovasi nasional. Selain kekuatan yang ada, pada sisi lain untuk penguatan inovasi dapat diidentifikasikan beberapa keterbatasan sebagai berikut: (1) Koordinasi intra-organisasi (lintas fungsi) yang belum optimal. (2) Koordinasi inter-organisasi belum optimal antara kemenristekdikti dengan Perguruan Tinggi, LPNK, dan Industri. (3) Belum terintegrasinya kegiatan penguatan inovasi pada Renstra LPNK untuk berstrategik pada prioritas RPJMN. c. Peluang dalam penguatan inovasi nasional. Secara kreatif berbagai kondisi yang ada harus dapat disikapi sebagai peluang dalam penguatan inovasi nasional untuk menciptakan nilai tambah yang optimal bagi komersil, ekonomi, maupun sosial budaya. Peluang-peluang tersebut antara lain: (1) Dukungan APBN bagi penguatan inovasi yang selaras dengan RPJMN ; (2) Potensi partisipasi pelaku usaha dalam penguatan inovasi; (3) Optimalisasi melalui koordinasi program dan sinergitas anggaran lintas LPNK, PT, dan dunia usaha. (4) Optimalisasi sumber daya dan potensi inovasi nasional secara terarah, strategik dan dilaksanakan secara konsisten. d. Tantangan dalam penguatan inovasi nasional. Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain: (1) Banyaknya peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis; (2) Belum adanya arah pengembangan penguatan inovasi nasional; (3) Rendahnya tingkat inovasi secara nasional, baik bagi pelaku usaha maupun masyarakat peneliti; (4) Pilar inovasi dalam Global Competitive Index Indonesia untuk tahun dengan nilai 3,9; (5) Secara nasional peran Dirjen Penguatan Inovasi merupakan peran dan fungsi baru. 1.3 Maksud dan Tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) ini dimaksudkan sebagai bentuk pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi melalui pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka pencapaian visi dan misi yang

20 .: Bab I Pendahuluan :. telah ditetapkan, sekaligus sebagai sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian sasaran dan ki nerja dilingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, yang mencakup seluruh hasil-hasil pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun anggaran Laporan ini juga dimaksudkan sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. 1.4 Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor: 15 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, terdiri dari atas : a. Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi; b. Direktorat Sistem Inovasi; c. Direktorat Inovasi Industri; dan d. Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi. 3 Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi

21 .: Bab I Pendahuluan : Tugas dan Fungsi Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor: 15 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, bahwa Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan inovasi. Selain melaksanakan kebijakan yang dipercayakan juga menyelenggarakan fungsi: a). Perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan inovasi; b). Perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan dan pengembangan sistem inovasi serta pengembangan jaringan dan hubungan interaktif antar unsur inovasi; c). Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan di bidang penguatan inovasi; d). Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi; dan e). Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. 1.6 Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi didukung oleh 217 orang pegawai dengan komposisi SDM sebagai berikut: Jenjang S3 sebanyak 4,1 % (9 orang), S2 sebanyak 14,7 % (32 orang), S1 sebanyak 21,6 % (47 orang), D3 sebanyak 0,9 % (2 orang), SLTA sebanyak 9,6 % (21 orang) dan SLTP sebanyak 0,0 % (2 orang). Komposisi pegawai tersebut diantaranya 47 orang berada di Sekretariat Ditjen PI, 32 orang di Direktorat Sistem Inovasi, 29 orang di Direktorat Inovasi Industri, 26 orang di Direktorat PPBT dan 83 orang di PP IPTEK. Sedangkan berdasarkan jabatan, SDM menduduki jabatan struktural sebanyak 52 orang, terdiri dari; 4 orang Eselon II, 15 orang Eselon III, 33 orang Eselon IV. Pembinaan SDM khususnya pembinaan karier dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat). Diklat ini juga diarahkan untuk meningkatkan pemahaman akan filosofi serta penge tahuan berbagai aspek dan lingkungan pendukung kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Tabel 1.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO UNIT KERJA PENDIDIKAN STATUS JUM- LAH S3 S2 S1 D4 D3 D1 SLTA SLTP SD ASN PPNPN 1 Sekretariat Dirjen Direktorat Sistem Inovasi Direktorat Inovasi Industri Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi PP IPTEK JUMLAH Prosentase (%) 4,1 14,7 21,6-0,9-9,6 0, ,9 100

22 .: Bab I Pendahuluan :. 1.7 Anggaran Pagu anggaran Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2017 sebesar Rp ,- (Tiga ratus empat puluh tiga milyar lima ratus enam puluh sembilan juta seratus tiga puluh empat ribu rupiah), terealisasi sebesar Rp ,- (tiga ratus dua puluh lima milyar enam ratus tujuh puluh satu juta enampuluh tiga ribu delapan ratus tujuh puluh enam rupiah) atau 94.79%. Alokasi anggaran untuk mendukung pencapaian Indikator Kinerja (IK) secara rinci dapat disampaikan sebagai berikut: 5 Tabel 1.2 Alokasi Anggaran untuk pencapaian Indikator Kinerja (IK) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. PROGRAM KEGIATAN PAGU AWAL APBNP REALISASI % Penguatan Kapasitas Inovasi Dukungan Manajemen untuk Program Penguatan Inovasi Pengembangan Sistem Inovasi Paket Promosi Iptek Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Penguatan Inovasi Industri Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri JUMLAH

23 .: Bab I Pendahuluan :. 6 Tabel 1.3 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun Anggaran Tahun 2017 KEGIATAN/OUTPUT PAGU AWAL PAGU AKHIR (APBNP) REALISASI % SISA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 5721 Dukungan Manajemen untuk Program Penguatan Inovasi 22,234,571,000 22,876,250,000 21,182,562, ,693,687, Perencanaan 498,257, ,257, ,750, ,506, Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 13,574,314,000 14,396,067,000 13,846,623, ,443, Layanan Internal (Overhead) 2,162,000,000 2,083,867,000 1,892,928, ,938, Layanan Perkantoran 6,000,000,000 5,898,059,000 5,229,259, ,799,327 DIREKTORAT SISTEM INOVASI 5722 Pengembangan Sistem Inovasi 16,500,000,000 14,271,000,000 13,476,278, ,721, Rekomendasi Kebijakan Sistem Inovasi 9,500,000,000 9,121,000,000 8,328,372, ,627, Klaster Inovasi Daerah 7,000,000,000 5,150,000,000 5,147,905, ,094,021 DIREKTORAT PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI 5724 Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi 105,000,000,000 94,909,072,000 87,983,479, ,925,592, Tenant yang dibina menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi 55,000,000,000 50,011,862,000 47,694,005, ,317,856, Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi 50,000,000,000 44,897,210,000 40,289,474, ,607,735, Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi 47,334,563,000 43,755,040,000 42,584,272, ,170,767, Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi 47,334,563,000 43,755,040,000 42,584,272, ,170,767,260 DIREKTORAT INOVASI INDUSTRI 5726 Penguatan Inovasi Industri 71,500,000,000 63,051,116,000 61,555,346, ,495,769, Produk inovasi litbang di industri 71,500,000,000 63,051,116,000 61,555,346, ,495,769, Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri 100,000,000,000 85,106,656,000 83,899,855, ,206,800, Produk inovasi Perguruan Tinggi di industri 100,000,000,000 85,106,656,000 83,899,855, ,206,800,324 PUSAT PERAGAAN IPTEK 5723 Pengembangan dan Pengelolaan Pusat Peragaan Iptek 21,000,000,000 19,600,000,000 17,089,745, ,510,254, Paket Promosi Iptek 9,751,764,000 9,751,764,000 8,576,796, ,174,967, Layanan Internal (Overhead) 2,248,236,000 2,248,236,000 2,074,388, ,847, Layanan Perkantoran 9,000,000,000 7,600,000,000 6,438,561, ,161,438,933 JUMLAH 383,569,134, ,569,134, ,771,541, ,797,592,928 Berdasarkan Aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, pencapaian kinerja anggaran TA 2017 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi adalah 99,31 (sangat baik) dengan indikator sebagai berikut : 1. Penyerapan Anggaran dengan nilai 94,79; 2. Konsistensi atas Rencana Penarikan Dana (RPD) Awal dengan nilai 94,59; 3. Konsistensi atas Rencana Penarikan Dana (RPD) Revisi dengan nilai 82,07; 4. Pencapaian Keluaran dengan nilai 101,85; dan 5. Efisiensi dengan nilai 20.

24 .: Bab I Pendahuluan :. 7 Gambar 1.2 Hasil Monitoring dan Evaluasi Tingkat Penyerapan Anggaran dan Realisasi Output Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun Anggaran 2017 Dengan Menggunakan Aplikasi SMART Dengan memperoleh nilai 99,31 (sangat baik), Ditjen Penguatan Inovasi berada pada posisi pertama dalam Peringkat Penyerapan Anggaran dan Realisasi output Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun Anggaran 2017 dengan Menggunakan Aplikasi SMART sebagaimana disampaikan dalam tabel berikut: Pencapaian tersebut menggambarkan bahwa penyerapan anggaran dan realisasi Ditjen Penguatan Inovasi tahun 2017 sangat baik dengan telah memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan. Aplikasi SMART merupakan produk unggulan dari inisiatif strategis yang dimiliki Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan yang berupa sebuah aplikasi berbasis web yang berfungsi untuk mengukur tingkat penyerapan anggaran dan realisasi output diseluruh kementerian dan lembaga pemerintah. Tabel 1.4 Peringkat Penyerapan Anggaran dan Realisasi Output Tahun Anggaran 2017 Dengan Menggunakan Aplikasi SMART NO UNIT UTAMA NILAI KETERANGAN 1 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sangat Baik 2 Inspektorat Jenderal Sangat Baik 3 Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Sangat Baik 4 Sekretariat Jenderal Sangat Baik 5 Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Sangat Baik 6 Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan DIKTI Sangat Baik 7 Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan DIKTI Baik

25 .: Bab I Pendahuluan : Sistematika Penyajian Laporan akuntabilitas ini melaporkan hasil pengendalian, dan pengukuran capaian kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi pada tahun 2017 sesuai Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun Analisis Capaian Kinerja (performance result) diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi, yang memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai perbaikan kinerja di masa mendatang. Sistematika penyajian LAKIN Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun 2017 adalah sebagai berikut: 1. Ikhtisar Eksekutif, Menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun 2017; 2. Bab. I - Pendahuluan, Menjelaskan latar belakang penyusunan laporan, maksud dan tujuan, tugas dan fungsi, serta struktur organisasi, sumberdaya manusia dan anggaran; 3. Bab. II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, Menjelaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah , Rencana Strategis, Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, dan Perjanjian Kinerja 2017; 4. Bab. III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017, Menjelaskan tentang pengendalian, pengukuran dan sistem akuntabilitas kinerja, serta pencapaian kinerja sebagai pertanggung jawaban terhadap pencapaian sasaran strategis pada tahun 2017 dan analisis capaian kinerjanya; 5. Bab. IV Penutup, Menjelaskan kesimpulan menyeluruh/umum atas capaian kinerja dan upaya perbaikan dimasa mendatang untuk meningkatkan kinerja.

26 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA.: Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja : Perencanaan Kinerja Perencanaan kinerja tidak hanya sebatas dalam merencanakan program kegiatan dan anggaran saja melainkan ada beberapa hal yang juga harus dipertimbangkan diantaranya adalah: Kondisi Umum, Potensi dan Permasalahan baik yang ada di internal maupun dilingkungan ekternal yang besar kemungkinan akan mempengaruhi kondisi organisasi. Dalam mengantisipasi permasalahan tersebut, perlu ada nya perumusan dan arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaannya sebagai upaya perbaikan dalam Implementasi dan pengembangan sistem akuntabilitas kinerja yang dilakukan di semua komponen yang merupakan bagian integral dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Secara detail perumusannya dapat kami sampaikan dalam Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi yang merupakan proses sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, pengorganisasian secara sistematis, usahaa-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi. Rencana Strategis ini merupakan integrasi antara keahlian Sumber Daya Manusia yang dimiliki dengan Sumber Daya lain agar dapat mengantisipasi perubahan lingkungan yang semakin kompleks, serta mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, nasional dan global. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun merupakan acuan atau pedoman bagi seluruh unit kerja dalam penyusunan program kegiatan dan anggaran tahunan, serta dilaksanakan oleh semua unit kerja, pimpinan dan staf dalam meningkatkan kinerja penguatan inovasi guna pencapaian visi dan misi sebagaimana telah ditetapkan dalam perencanaan strategis Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam perencanaan strategis tersebut adalah sebagai berikut: a. Visi Penetapan visi, sebagai bagian dari perencanaan strategis, merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi, visi harus menjadi milik bersama dan diyakini oleh seluruh anggota organisasi. Visi yang tepat akan mampu menjadi akselator kegiatan instansi tersebut, termasuk perancangan rencana strategis secara keseluruhan, pengelolaan sumber daya, pengembangan indikator kinerja, cara pengukuran kinerja, evaluasi pengukuran kinerja, yang akan diintegrasikan menjadi sinergi yang diperlukan oleh organisasi. Dalam rangka me nyatukan langkah dalam pembangunan iptek nasional yang i

27 .: Bab Daftar II Perencanaan Tabel :. dan Perjanjian Kinerja :. 10 dilaksanakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, maka pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi dilandasi suatu Visi yang ingin diwujudkan. Visi tersebut adalah: Meningkatkanya Kemampuan Iptek dan Inovasi untuk memberikan Nilai Tambah Produk Inovasi, visi ini merupakan suatu pernyataan yang ingin diwujudkan selama 5 (lima) tahun kedepan yaitu kemampuan iptek dan inovasi serta nilai tambah baik secara ekonomi dan atau sosial budaya bagi masyarakat. Kemampuan iptek dan inovasi, adalah kapabilitas dalam menghasilkan inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna (masyarakat dan dunia usaha). Dalam mewujudkan kemampuan tersebut, perlu adanya suatu sistem yang mengatur kehandalan jaringan, hubungan interaktif antar pelaku inovasi baik dalam hal perumusan kebijakan, pengkoordinasian, pelaksanaan serta instrument kebijakan di bidang iptek sehingga tercipta iklim kondusif bagi litbang iptek dan budaya inovasi nasional. Sedangkan nilai tambah, merupakan dampak dari proses pelaksanaan hilirisasi hasil-hasil litbang iptek dan inovasi baik yang berasal dari perguruan tinggi, lembaga litbang, maupun dari industri/pelaku usaha. Selain itu hilirisasi juga dimaksudkan dalam rangka meningkatkan kemandirian dan daya saing produk inovasi sebagai solusi permasalahan iptek mengenai keterbatasan dan rendahnya kontribusi iptek nasional di sektor produksi, dan lemahnya sinergi kebijakan iptek. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui kegiatan-kegiatan yang dikelola secara holistik dan integratif sebagai sebuah sistem yang beroperasi berdasarkan roadmap pengembangan yang terarah secara fokus, konsisten serta berkelanjutan untuk mendukung penciptaan nilai tambah serta manfaat secara ekonomi dan atau sosial budaya melalui pengembangan kebijakan sistem inovasi, yang diantaranya adalah: 1. Kerangka regulasi, kerangka ini berupa pengembangan Sisten Inovasi yang menghasilkan perumusan dan penetapan kebijakan dalam rangka menciptakan iklim yang kondusif dalam pelaksasnaan pemanfaatan iptek dan inovasi yang menekankan kepada pencapaian nilai tambah publik melalui hilirisasi dan komersialisasi hasil-hasil riset. Hasil riset tidak cukup hanya sebatas menjadi prototype, namun harus bermanfaat bagi masyarakat. 2. Kerangka kelembagaan, akan difokuskan untuk mengatur hubungan kerja antar pihak. Untuk itu, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi melakukan sinergi dengan kementerian lain, lembaga litbang dan dunia usaha/industri. 3. Kerangka evaluasi, dilakukan dalam rangka menilai pencapaian tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan serta menganalisis permasalahan yang terjadi dalam proses implementasi, sehingga dapat menjadi umpan balik bagi perbaikan kinerja dimasa mendatang. Agar visi tersebut dapat terwujud, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi menyusun Misi yang merupakan gambaran dan kegiatan spesifik yang harus dicapai dan dilaksanakan. b. Misi Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran instansi pemerintah yang ingin dicapai organisasi melalui strategi, serta menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang

28 .: Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja :. dilakukan, dan bagaimana cara melakukannya. Misi juga harus memperlihatkan secara jelas hal apa yang penting bagi organisasi dan merupakan landasan kerja yang harus diikuti serta didukung oleh semua pihak yang berada dilingkungan organisasi. Adapun rumusan misinya adalah Menumbuhkembangkan Wirausaha Pemula Berbasis Teknologi dan Pemanfaatan Hasil Litbang di Industri. Misi ini menjawab permasalahan tuntutan pemanfaatan hasil litbang dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk inovasi. c. Tujuan Tujuan adalah penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, merupakan hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Penerapannya harus konsisten dengan tugas dan fungsi, serta secara kolektif menggambarkan arah strategi organisasi. Selain itu, tujuan juga mempertajam fokus pelaksanaan misi, merupakan kerangka prioritas untuk menstrategikan semua program dan kegiatan dalam melaksanakan misinya. Maka, Visi dan Misi harus dirumuskan ke dalam tujuan yang lebih terarah dan operasional. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan kontribusi teknologi yang nyata terhadap upayaupaya mensejahterakan masyarakat dan memajukan peradaban, maka tujuan yang ditetapkan dan harus dicapai oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi adalah: Meningkatnyas Inovasi Untuk Keunggulan Daya Saing Bangsa. Peningkatan inovasi ini akan dicapai melalui kehandalan jaringan dan hubungan interaktif antar pelaku inovasi, didukung adanya sistem dan data yang terintegrasi, serta adanya produk hasil litbang yang telah diproduksi dan dimanfaatkan pengguna. Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi akan terus berupaya meningkatkan kontribusi iptek bagi peningkatan nilai tambah ekonomi baik secara sosial maupun budaya, dalam mewujudkan kemandirian bangsa. d. Sasaran Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tahunan, semesteran atau triwulanan. Tujuan di atas akan dicapai apabila unsur-unsur Sistem Inovasi Nasional menguat baik dari sisi penelitian, pengembangan maupun dari pendayagunaan Iptek di kalangan pengguna (masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan industri). Sasaran Kegiatan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi adalah: 1. Kebijakan Sistem Inovasi Nasional/Daerah. 2. Pengembangan Klaster Inovasi. 3. Pembinaan Tenant Menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi. 4. Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi. 5. Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi. 6. Produk Inovasi Litbang di Industri. 7. Produk inovasi Perguruan Tinggi di industri. 8. Layanan dukungan Manajemen Eselon I. 9. Paket Promosi Iptek e. Cara mencapai tujuan dan sasaran. Strategi untuk merealisasikan tujuan dan sasaran adalah melalui proses perencanaan 11 i

29 .: Bab Daftar II Perencanaan Tabel :. dan Perjanjian Kinerja :. 12 menyeluruh dan terpadu serta upaya-upaya yang meliputi penetapan program, dan kegiatan dengan memperhatikan sumber daya organisasi dan keadaan lingkungan yang dihadapi. Program, program kerja operasional merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana. Program merupakan penjabaran rinci tentang langkah-langkah yang diambil untuk menjabarkan kebijakan, penjabarannya harus memiliki tingkat kerincian yang sesuai dengan kebutuhan baik berdasarkan arah kebijakan pembangunan iptek nasional maupun arah kebijakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang menekankan pentingnya membangun sebuah Sistem Inovasi Nasional (SINas). Program Direktorat Jenderal P e- nguatan Inovasi selama periode adalah Penguatan inovasi, dengan sasaran program Menguatnya kapasitas inovasi, dan indikator kinerja jumlah inovasi berupa produk, jasa, proses, dan sistem yang dapat menciptakan nilai tambah komersial, ekonomi, dan sosial budaya. Kegiatan, kegiatan merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan dalam rangka merealisasikan program. Kegiatan merupakan cerminan dari strategi konkrit untuk diimplementasikan dengan sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran. Kegiatan yang disusun secara tahunan ini menjadi bahan untuk mengevaluasi dan memperbaiki program kerja organisasi yang berdimensi 5 (lima) tahunan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dilingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: 1). Pengembangan Sistem Inovasi; 2). Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi; 3). Penguatan Inovasi Industri; 4). Dukungan Manajemen untuk program penguatan inovasi. Berdasarkan uraian singkat di atas, maka cara mencapai tujuan dan sasarannya secara rinci ditampilkan pada tabel berikut: PROGRAM CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN 1. Pengembangan Sistem Inovasi. 2. Pengembangan Klaster Inovasi Tabel 2.1 Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran KEGIATAN UNIT KERJA Direktorat Sistem Inovasi Pengauatan Inovasi 3. Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi 4. Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi. 5. Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi 6. Penguatan Inovasi Industri 7. Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Direktorat Inovasi Industri 8. Dukungan Manajemen untuk program Penguatan Inovasi Sekretariat Ditjen Penguatan Inovasi 9. Promosi Iptek PP-IPTEK

30 .: Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja :. Perumusan dan Penetapan cara mencapai tujuan dan sasaran tersebut diatas dimaksudkan dalam rangka pencapaian Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. 2.2 PERJANJIAN KINERJA Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi menetapkan Perjanjian Kinerja sebagai komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun, dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dikelolanya. Tujuan khusus ditetapkan Perjanjian Kinerja antara lain: meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur Eselon I sampai dengan eselon IV; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2017 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya berbasis pada Renstra Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi , dan merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun 2017, yang selengkapnya dapat dilihat sebagaimana disajikan dalam tabel berikut: 13 SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Kebijakan Sistem Inovasi. 1. Jumlah Kebijakan Sistem Inovasi Nasional dan Sistem Inovasi Daerah 2. Klaster Inovasi Daerah 2. Jumlah kabupaten/kota yang menjadi daerah regionalisasi inovasi 3. Tenant yang dibina menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) 4. Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi. 5. Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi 3. Jumlah Tenant yang dibina menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) 4. Jumlah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi 5. Jumlah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi 4 Kebijakan 7 Kaster 45 Tenant 35 PPBT PT 50 CPPBT 6. Produk Inovasi Litbang di Industri 6. Jumlah Produk Inovasi Litbang di Industri 45 Produk 7. Produk Inovasi Perguruan Tinggi di Industri 7. Jumlah Produk Inovasi Perguruan Tinggi di Industri 11 Produk 8. Layanan dukungan manajemen Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja 1 Laporan 9. Laporan Keuangan Tingkat Eselon I 1 Laporan 9. Paket Promosi Iptek 10. Jumlah paket promosi iptek 12 Paket i

31 .: Bab Daftar II Perencanaan Tabel :. dan Perjanjian Kinerja :. 14 KEGIATAN ANGGARAN 1. Pengembangan Sistem Inovasi Rp ,- 2. Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Rp ,- 3. Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Rp ,- 4. Penguatan Inovasi Industri Rp ,- 5. Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Rp ,- 6. Dukungan Manajemen Rp ,- 7. Paket Promosi Iptek Rp ,- Total Rp ,-

32 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.: Bab III Akuntabilitas Kinerja :. 15 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kinerja dari seluruh program/kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah kepada ma s- yarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan kepadanya. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam akuntabilitas kinerja diantaranya adalah: 3.1 Perencanaan Kinerja Dalam perencanaan kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi menetapkan Kebijakan, Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan serta disosialisasikan kepada seluruh pimpinan dan staf untuk dijadikan acuan atau panduan dalam penyusunan dokumen Rencana Kerja dan Anggaran, baik Rencana Kerja Tahunan (RKT), maupun Perjanjian Kinerja (PK) yang dapat dimanfaatkan untuk penyusunan (identifikasi) kinerja sampai kepada tingkat eselon III dan IV; Menyusun penjabaran lebih lanjut dokumen Perjanjian Kinerja ke dalam suatu rencana aksi yang lebih detail dengan mencantumkan target kinerja yang akan dilakukan secara periodik dalam pencapaian kinerja serta agar dapat dimanfaatkan sebagai instrumen untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan (progress) kinerja secara periodik (tribulanan); 3.2 Pengendalian Kinerja Pengendalian Kinerja dilakukan dalam rangka mengukur dan mengendalikan efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan pelaksanaan program, serta penajaman hasil-hasil kerja, mulai dari tahap pe nyusunan dan perumusan manajemen kinerja, seperti: perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pelaporan kegiatan, agar kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi menuju manajemen kinerja yang berorientasi kepada hasil (output / outcome oriented). Untuk itu, hal-hal yang berkaitan dengan hasil kerja seperti tujuan, sasaran, target, capaian, Indikator Kinerja (IK) menjadi titik-tolak manajemen, yang dirumuskan secara seksama, jelas dan akurat serta ditetapkan dan dimanfaatkan sebagai instrumen baik dalam hal perencanaan, maupun untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan kinerja secara periodik (triwulan, semesteran, dan tahunan) melalui Unit Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengendalian kinerja, diantaranya adalah: 1. Dari Perjanjian Kinerja tahun 2017 yang telah ditandatangani, dibuat penjabaran lebih lanjut ke dalam suatu rencana aksi yang lebih detail dengan mencantumkan target kinerja yang akan dicapai secara periodik dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, pelaksanaannya dimonitor dan dilaporkan secara periodik baik triwulan, semesteran maupun tahunan (B.01 s/s B.012). 2. Melakukan monitoring dan verifikasi lapangan untuk memberikan keyakinan yang memadai dan merekomendasikan bahwa arah dan target kinerja dapat tercapai dan/atau gagal dicapai. i

33 Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah sistem yang digunakan untuk penilaian keberhasilan/ kegagalan atas pelaksanaan kegiatan, program, dan kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi. Pengukuran tersebut tidak semata-mata hanya kepada input (masukan), tetapi ditekankan kepada keluaran, proses, manfaat, dan dampak. Pengukuran kinerja yang dilakukan secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik (feedback), yang merupakan hal yang penting dalam upaya perbaikan secara terus-menerus dalam mencapai keberhasilan di masa mendatang. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Dengan rumusan sebagai berikut: ran pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi merupakan penyajian atas pencapaian Indikator Kinerja Utama dan Perjanjian Kinerja dan Unit Kerja dibawahnya sampai pada tingkat eselon III, IV, dan Kinerja individu (SKP), yang secara te rus menerus diperbaiki dan ditingkatkan antara lain melalui Capaian Kinerja dari unit kerja dengan Indikator Kinerja yang terukur dan berorientasi kepada hasil. Dalam LAKIN tahun 2017 ini juga terus ditingkatkan kualitasnya diantaranya menggambarkan pembandingan kinerja yang memadai, mencakup tidak hanya antara realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun sebelumnya, serta dampak yang ditimbulkannya. LAKIN yang disusun juga sudah dimanfaatkan dalam proses manajemen dalam pengambilan keputusan dan perencanaan kinerja dan anggaran tahun yang akan datang. Prosentase Capaian = Realisasi x 100 % Rencana Dengan membandingkan antara realisasi kinerja dan rencana kinerja, maka dapat diketahui jumlah prosentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja. Dengan diketahui capaian kinerja, maka dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan dan ketidak berhasilannya, yang selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana kinerja, kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. 3.4 Pelaporan Kinerja Pelaporan kinerja merupakan penyajian informasi mengenai pencapaian sasaran beserta indikatornya sebagaimana yang diperjanjikan. Pelapo- 3.5 Capaian Kinerja/Hasil Kinerja Penetapan capaian kinerja dimaksudkan untuk mengetahui dan menilai capaian indikator kinerja pelaksanaan kegiatan/program dan kebijakan yang ditetapkan. Pencapaian kinerja menyajikan informasi tentang capaian target kinerja dari Indikator Utama (IKU) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, baik yang berupa capaian kinerja Output maupun Outcome yang terukur dan berorientasi kepada hasil. Informasi capaian kinerja ini merupakan hasil evaluasi kinerja output dan outcome yang secara umum menjelaskan, baik sasaran maupun indikatornya telah berhasil/gagal dicapai. 3.6 Evaluasi Kinerja Evaluasi kinerja dilakukan melalui 2 (dua) tahapan yaitu: Pertama evaluasi atau seleksi atas pro-

34 posal masuk yang akan dibiayai melalui mekanisme pembiayaan insentif atas produk inovasi yang akan dimanfaatkan di industri/dunia usaha. Evaluasi atas produk inovasi dengan kriteria penguatan inovasi dilakukan dengan melakukan penilaian berdasarkan kriteria; a). Apakah hasil kegiatan masuk dalam salah satu dari 7 (tujuh) bidang prioritas (Pangan, Kesehatan dan Obat, Energi, Transportasi, TIK, Hankam, dan Bahan Baku Material Maju), b). Apakah memiliki atau berpotensi mendapatkan perlindungan Kekayaan Intelektual, c). Apakah memiliki TKT (Tingkat Kesiapan Teknologi) minimal 7 (tujuh) atau IRL (Innovation Readiness Level) 3 (tiga), d). Apakah memiliki Unique Selling Point (USP), sebagai proposisi penjualan yang unik merupakan faktor bisnis yang telah membuatnya berbeda dan atau lebih baik daripada yang lain e). Apakah Bisa diuraikan elemen teknologi kritisnya (Critical Technology Element /CTE), dan f). Apakah memiliki manfaat bagi masyarakat. Kedua Evaluasi kinerja internal dilakukan secara berkala dan konsisten melalui Unit Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya. Tahapan ini dimulai dengan menghitung nilai capaian dari pelaksanaan per kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan menghi- tung capaian kinerja pelaksanaan program didasarkan pada pembobotan dari setiap kegiatan yang ada di dalam program tersebut. Evaluasi yang dilakukan meliputi: evaluasi kegiatan dan program dalam rangka melihat keberhasilan program, evaluasi pelaksanaan rencana aksi merupakan pengendalian kinerja dalam rangka memberikan alternatif perbaikan untuk ditindaklanjuti agar ada perbaikan dalam setiap periode (triwulanan). 3.7 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi telah merumuskan Indikator Kinerja Utama (IKU) agar pemangku kepentingan mudah dalam mengukur dan menganalisa keberhasilan kinerjanya. Pencapaian Indikator Utama (IKU) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi merupakan tolok ukur pencapaian tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang menjadi tanggungjawabnya. IKU yang ditetapkan mengacu kepada RP- JMN , Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun Berikut ini IKU Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi sebagaimana yang terlihat dalam tabel berikut: 17 Tabel 3.1 Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Menguatnya Kapasitas Inovasi. Jumlah Produk Inovasi. 40 Produk Inovasi i

35 18 Ada 2 (dua) hal penting yang mendasari penetapan IKU Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu Penguatan kapasitas inovasi dalam menghasilkan nilai tambah dan manfaat secara, ekonomi dan atau sosial budaya. Pertama sebagai upaya mewujudkan Kemampuan iptek dan inovasi, dalam kapabilitas menghasilkan inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna (masyarakat dan dunia usaha). Dalam mewujudkan kemampuan tersebut, perlu adanya suatu sistem yang mengatur kehandalan jaringan, hubungan interaktif antar pelaku inovasi baik dalam hal perumusan kebijakan, pengkoordinasian, pelaksanaan serta instrument kebijakan di bidang iptek sehingga tercipta iklim kondusif bagi litbang iptek dan budaya inovasi nasional, dan Kedua sebagai upaya mewujudkan hilirisasi hasil litbang iptek dan inovasi baik yang berasal dari perguruan tinggi, lembaga litbang, maupun dari industri/pelaku usaha dalam upaya meningkatkan kemandirian dan daya saing produk inovasi sebagai solusi permasalahan iptek mengenai keterbatasan dan rendahnya kontribusi iptek nasional di sektor produksi dan lemahnya sinergi kebijakan iptek, dan hilirisasi hasil produk kewirausahaan yang berasal dari Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui kegiatan-kegiatan yang dikelola secara holistik dan integratif sebagai sebuah sistem yang beroperasi berdasarkan roadmap pengembangan yang terarah secara fokus, konsisten serta berkelanjutan untuk mendukung penciptaan nilai tambah serta manfaat secara ekonomi dan atau sosial budaya melalui pengembangan: 1. Kerangka regulasi, kerangka ini berupa pengembangan Sisten Inovasi yang menghasilkan perumusan dan penetapan kebijakan dalam rangka menciptakan iklim yang kondusif dalam pelaksanaan pemanfaatan iptek dan inovasi yang menekankan kepada pencapaian nilai tambah publik melalui hilirisasi dan komersialisasi hasil-hasil riset. Hasil riset tidak cukup hanya sebatas menjadi prototype, namun harus bermanfaat bagi masyarakat. Untuk meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian di masyarakat. 2. Kerangka Kelembagaan, akan difokuskan untuk mengatur hubungan kerja antar pihak. Untuk itu, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi melakukan sinergi dengan kementerian lain, lembaga litbang dan dunia usaha/industri. 3. Kerangka evaluasi, dilakukan dalam rangka menilai pencapaian tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan serta menanalisis permasalahan yang terjadi dalam proses implementasi, sehingga dapat menjadi umpan balik bagi perbaikan kinerja dimasa mendatang. Adapun capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun 2017, dapat dilihat pada Tabel berikut:

36 SASARAN Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun 2017 INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2017 TARGET REALISASI CAPAIAN 19 Menguatnya Kapasitas Inovasi. Jumlah Produk Inovasi. 175 Produk Inovasi 40 Produk Inovasi 51 Produk Inovasi 127 % Tabel 3.3 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun 2016 dan tahun 2017 SASARAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 TAHUN 2017 TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN Menguatnya Kapasitas Inovasi. Jumlah Produk Inovasi. 15 Produk Inovasi 30 Produk Inovasi 200 % 40 Produk Inovasi 51 Produk Inovasi 127 % Tabel 3.4 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sampai saat ini dibandingkan dengan RPJM SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Menguatnya Kapasitas Inovasi. Jumlah Produk Inovasi. 175 Produk Inovasi 15 Produk Inovasi 30 Produk Inovasi 51 Produk Inovasi Target RPJM Realisasi % Capaian Grafik 3.1 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sampai saat ini dibandingkan dengan RPJM i

37 Analisis Capaian Kinerja tahun 2017 Sesuai Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Pasal 442 bahwa Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan inovasi. Pasal 443 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 442, Direktoral Jenderal Penguatan Inovasi menyelenggarakan fungsi: (a) Perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan inovasi; (b) Perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan dan pengembangan sistem inovasi serta pengembangan jaringan dan hubungan interaktif antar unsur inovasi; (c) Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan di bidang penguatan inovasi; (d) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi; dan (e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Dalam rangka peningkatan pencapaian kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi telah dikeluarkan beberapa kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran diantaranya adalah: 1) Rancangan Peraturan Presiden tentang Audit Teknologi 2) Draft Kebijakan dan implementasi sistem inovasi daerah. 3) Draft Kebijakan tentang Tingkat Kesiapan Inovasi (KATSINOV) 4) Panduan Seleksi Inovasi Teknologi yang dimanfaatkan di Industri. 5) Panduan Seleksi Inovasi Perguruan Tinggi di Industri. 6) Panduan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi. Selain itu upaya yang dilakukan guna mewujudkan Penguatan kapasitas inovasi dalam menghasilkan nilai tambah dan manfaat secara ekonomi dan atau sosial budaya diperlukan dukungan dari direktorat yang berada dilingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. Dukungan tersebut meliputi kebijakan yang mengkondisikan iklim inovasi menjadi lebih kondusif dan guna mengatasi masalah asymetric information dan market failure dalam rangka membangun ekosistem kewirausahaan, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi memiliki instrumen kebijakan yang berbentuk insentif penguatan inovasi di industri dan insentif untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan, serta adanya dukungan manajemen untuk program penguatan inovasi. Pada tahun 2017 Capaian kinerja Sasaran Strategis tersebut tercermin pada capaian Perjanjian Kinerja (PK) sebagai berikut:

38 SASARAN Kebijakan Sistem Inovasi Klaster Inovasi Daerah Tenant yang dibina menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Produk Inovasi Litbang di Industri Produk Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Layanan dukungan manajemen Tabel 3.5 Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun 2017 INDIKATOR KINERJA Jumlah Kebijakan Sistem Inovasi Nasional Jumlah Kebijakan Sistem Inovasi Daerah Jumlah kabupaten/kota yang menjadi daerah regionalisasi inovasi Jumlah Tenant yang dibina menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Jumlah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Jumlah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Jumlah Produk Inovasi Litbang di Industri Jumlah Produk Inovasi Perguruan Tinggi di Industri TAHUN 2017 TARGET REALISASI CAPAIAN 2 kebijakan 4 kebijakan 200 % 2 kebijakan 2 kebijakan 100 % 7 klaster 8 klaster 114 % 45 tenant 137 tenan 304 % 35 PPBT PT 116 PPBT PT 331% 50 CPPBT 204 CPPBT 408 % 45 produk 70 produk 155 % 11 produk 13 produk 118 % Laporan Akuntabilitas Kinerja 1 laporan 1 laporan 100 % Laporan Keuangan Tingkat Eselon I 1 laporan 1 laporan 100 % Paket Promosi Iptek Jumlah paket promosi iptek 12 paket 12 laporan 100 % 21 KEGIATAN ANGGARAN 1. Pengembangan Sistem Inovasi Rp ,- 2. Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Rp ,- 3. Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Rp ,- 4. Penguatan Inovasi Industri Rp ,- 5. Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Rp ,- 6. Dukungan Manajemen Rp ,- 7. Paket Promosi Iptek Rp ,- Total Rp ,- i

39 22 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa capai an Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun 2017 berhasil dicapai, bahkan beberapa diantaranya melebihi target yang telah ditentukan. Target pencapaian Kebijakan 4 (empat) kebijakan, dan berhasil dicapai sebanyak 6 (enam) kebijakan (150%), target klaster inovasi daerah sebanyak 7 (tujuh) klaster dicapai 8 (delapan) klaster (114%), target tenant yang dibina menjadi PPBT sebanyak 45 (empat puluh lima) tenant, dicapai 137 (seratus tiga puluh tujuh) tenant (304%), target Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi sebanyak 35 (tiga lima) produk tercapai 116 (seratus enam belas) produk (331%), target Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi 50 (lima puluh) tercapai 204 (dua ratus empat) CPPBT (408%), target inovasi litbang di industri sebanyak 45 (empat puluh lima) berhasil dicapai 70 (tujuh puluh) produk (155%), target Produk Inovasi Perguruan Tinggi di Industri sebanyak 11 (sebelas) produk tercapai 13 (tiga belas) produk (118%), target layanan dukungan manajemen sebanyak 1 (satu) laporan tercapai 1 (satu) laporan (100%) dan target paket promosi Iptek sebanyak 12 (dua belas) paket tercapai 12 (dua belas) paket (100%). Ditjen Penguatan Inovasi dapat mencapai target bahkan melebihinya disebabkan karena banyaknya jumlah proposal pengajuan pendanaan produk inovasi yang masuk untuk diseleksi. Banyaknya jumlah proposal memungkinkan tingkat pencapaian target terpenuhi bahkan melebihinya. Selain itu banyaknya produk inovasi khususnya di bidang fokus TIK dan Pangan tidak memerlukan pendanaan yang besar karena pendanaan yang diberikan kepada innovator untuk menghilirisasi produk inovasi berbeda-beda, seperti pendanaan untuk pengujian, sertifikasi, standardisasi, alih teknologi, audit teknologi dan trial production. Kegiatan-kegiatan yang sangat signifikan dalam menunjang keberhasilan pencapaian target kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi di Tahun 2017 adalah 1). Penguatan Inovasi Industri, merupakan kegiatan untuk melahirkan produk-produk inovasi dari lembaga litbang di industri; 2). Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri, merupakan kegiatan untuk melahirkan produk-produk inovasi dari perguruan tinggi di industri; dan 3). Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi, merupakan kegiatan untuk membentuk perusahaan pemula berbasis teknologi dari pergguruan tinggi dan melahirkan tenant yang dibina menjadi perusahaan pemula berbasis teknologi dimana perusahaan pemula tersebut dapat menghasilkan produk-produk inovasi yang dapat dimanfaatkan di industri. Melalui kegiatan Penguatan Inovasi Industri dan Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri ini, Ditjen Penguatan Inovasi pada tahun 2017 telah berhasil melahirkan 41 produk inovasi, 5 line produksi dan pabrik baru, penambahan 885 orang tenaga kerja baru, omset dari penjualan produk inovasi sebesar Rp. 181,382 Milyar, lebih dari 90% produk inovasi memenuhi SNI dan standard lainnya. Selain itu pendanaan inovasi ternyata berdampak terhadap aspek ilmiah dan akademik yakni 378 orang Mahasiswa S1, S2, dan S3 terlibat dalam proses inovasi, kegiatan pendanaan inovasi melahirkan 47 Hak Kekayaan Intelektual, dan tidak hanya itu pendanaan inovasi pun telah menghasilkan 44 publikasi ilmiah nasional dan internasional. Keberhasilan kegiatan ini tak lepas dari manajemen pendanaan inovasi.

40 Kunci keberhasilan manajemen pendanaan inovasi yang diterapkan oleh Ditjen Penguatan Inovasi terletak pada dibaginya proses pendaanaan inovasi kedalam tiga tahapan yakni: 1). Tahap Perancangan Pendanaan, dalam tahap ini Ditjen Penguatan Inovasi memetakan potensi-potensi kendala dan hambatan apa saja yang mungkin muncul sepanjang perjalanan inovasi dan merencanakan alternatif solusi penyelesaiannya secara sistematis, sehingga pengembangan produk inovasi yang dilakukan aktor inovasi dapat sukses terhilirisasi ke pasar; 2). Tahap Implementasi Pendanaan, dalam tahap ini pakar dan praktisi dilibatkan untuk mendampingi aktor inovasi didalam menjalankan proses inovasi yang tujuannya untuk memberi solusi praktis atas berbagai permasalahan yang muncul dan upaya penyelesaiannya; 3). Tahap Pasca Pendanaan, dalam tahap ini mengevaluasi dan mengasesmen serta memantau perkembangan produk inovasi hingga 3 tahun ke depan pasca proses pendanaan inovasi usai diberikan. Adapun urgensi evaluasi dan asesmen yang dilakukan bertujuan: a) Mengukur capaian kinerja Direktorat Inovasi Industri didalam menjalankan program insentif inovasi industri; b) Mengukur output/luaran, dan dampak dari pemberian insentif terhadap produk inovasi yang dapat dikomersialisasi; c) Mengukur dampak multi dimensi dari program inovasi industri. 23 Gambar 3.1 Manajemen Pendanaan Inovasi Dalam Kegiatan Penguatan Inovasi Industri dan Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri i

41 24 Sedangkan kegiatan Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi telah melahirkan dampak positif bagi tumbuhnya Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dimana beberapa tenan yang sudah mendapatkan pendanaan dari program ini telah berhasil menaikkan omset penjualannya sampai 200 % atau bahkan lebih. Lebih dari itu tenant yang telah dibina berhasil menjalin kerjasama dengan beberapa industri untuk memproduksi atau menggunakan produk tenant tersebut diantaranya adalah Isolated Ground Shield Wire High Voltage (I-Gsw Hv) dan Isolated Ground Shield Wire Medium Voltage (I-Gsw Mv) milik PT. Tesla Daya Elektrika (TDE) yang telah digunakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tidak hanya produk inovasi ini yang telah mencapai keberhasilannya untuk tembus ke pasar namun terdapat produk-produk inovasi lainnya yang berhasil dimanfaatkan oleh pasar yang telah didanai melalui ketiga kegiatan yang diluncurkan oleh Ditjen Pe nguatan Inovasi di tahun Secara lebih detil kegiatan yang dilakukan dalam rangka mendukung pencapaian Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi beserta hasil-hasilnya, baik dari aspek pendukung maupun aspek teknis, dapat dijelaskan dalam analisis capaian kinerja sebagai berikut: SASARAN 1: KEBIJAKAN SISTEM INOVASI Persaingan global mengharuskan penguasaan dan pemanfaatan teknologi dalam memberikan nilai tambah dan daya saing bangsa dalam melanjutkan pembangunan. Salah satu upaya untuk penguasaan dan pemanfaatan teknologi adalah adanya Kebijakan Sistem Inovasi Nasional yang merupakan acuan dalam mendukung terbangunnya jaringan dan terintegrasinya riset iptek dan inovasi pada Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang dengan Industri yang dikelola dengan Sistem Informasi Inovasi yang terintegrasi secara nasional. Dalam kebijakan tersebut diatur perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan konsep ABG (Academician, Business and Government) sebagai rujukan untuk kerjasama dan sinergi dalam hal pengembangan dan pemanfaatan inovasi dari litbang di industri. Peran masing-masing perguruan tinggi, industri, dan pemerintah adalah sebagai berikut: Peran Pemerintah: memotivasi, menstimulasi, memfasilitasi, dan menciptakan iklim yang kondusif bagi penguatan sistem inovasi melalui kebijakan yang relevan; Peran Perguruan Tinggi sebagai daya dukung inovasi melalui keahlian SDM (sains dan teknologi); Peran Lembaga Litbang: sebagai daya dukung inovasi melalui kemampuan penguasaan dan pengembangan teknologi; Peran Industri/dunia usaha sebagai sektor produktif yang memanfaatkan teknologi hasil dari lembaga litbang dan perguruan tinggi. Untuk dapat terselenggaranya kerjasama antara perguruan tinggi dengan industri, pemerintah perlu membuat payung kebijakan dalam bidang iptek maupun penguatan inovasi nasional, selain menjaga iklim yang kondusif bagi litbang iptek dan budaya inovasi nasional. Kebijakan yang dihasilkan diharapkan dapat mendorong pencapaian Public value account, yaitu nilai tambah publik yang dihasilkan dan dapat dipertanggung jawabkan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi publik secara berkelanjutan. kebijakan yang dihasilkan merupakan kebijakan Operational capacity perspectives, yaitu kebijakan yang menggambarkan kapasitas dan kapa-

42 bilitas atau tingkat keandalan K/L dalam menghasilkan kebijakan, melaksanakan kebijakan dengan langkah-langkah operasional yang transparan, akuntabel dan profesional, hingga dapat dicapai nilai tambah publik yang benar-benar bermanfaat. Perumusan Kebijakan dasar sistem inovasi (SINas dan SIDa) dalam Penguatan inovasi dilakukan melalui tahapan sistematis, diawali dengan: 1. Penetapan prioritas, dilanjutkan dengan tahapan 2. Pengembangan kapasitas yang berkaitan erat dengan tahap 3. Intermediasi, serta proses 4. Fasilitasi untuk dapat dilakukan hilirisasi hasil inovasi agar dapat menghasilkan nilai tambah, baik dalam aspek komersial, ekonomi, maupun sosial-budaya. Keempat tahapan tersebut diselenggarakan dengan mengacu pada Kebijakan Sistem Inovasi Nasional, dan dikelola dengan Sistem Informasi Inovasi yang terintegrasi secara nasional. Perumusan dan penetapan kebijakan diarahkan pada tingkat direktif-strategik. Pada tingkat direktif, kerangka regulasi ditekankan pada upaya pengembangan peraturan perundang-undangan yang bersifat bauran kebijakan (policy mix) untuk meningkatkan efektivitas penguatan pengembangan Iptek dan inovasi, antara lain : 1. Perumusan Rancangan Peraturan Presiden, bagi pemanfaatan produk hasil penelitian, pengembangan dan inovasi yang sudah berbentuk purwarupa melalui pengadaan barang dan jasa pemerintah terutama di lingkungan terbatas (Rancangan PERPRES Pengadaan Barang Purwarupa); 2. Pengesahan Peraturan Presiden mengenai audit teknologi yang merupakan sebuah instrument penjaminan keamanan penggunaan teknologi ketika diaplikasikan oleh pengguna di wilayah Indonesia. (Sudah ada di tahapan Panitia Antar Kementerian (PAK) tetapi belum disahkan terkait belum selesainya penyelerasan dengan Kementerian Perindustrian) 3. Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai Sistem Inovasi Nasional (SINas) dan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). RPP ini belum diupayakan untuk disahkan karena perubahan UU No. 18 Tahun 2002 belum disahkan. Saat ini output RPP telah diselesaikan. Pada tingkat strategik, kerangka regulasi akan difokuskan untuk melakukan penataan dan pengembangan peraturan, yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, antara lain meliputi : 1. Draft Peraturan Menteri tentang Lembaga Manajemen Inovasi di Perguruan Tinggi dalam mendukung upaya menghilirisasi hasil riset dan pengembangan perguruan tinggi agar dapat berdampak secara ekonomi, social, budaya dan akademis. 2. Draft Peraturan Menteri tentang Pedoman Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapan Inovasi yang memberikan alat ukur level inovasi pada produk yang dihasilkan serta memberikan identifikasi kekuatan dan kelemahan produk tersebut dapat di produksi masal. Dalam rancangan peraturan Menteri ini pula disebutkan kewajiban bagi perguruan tinggi untuk menghasilkan produk inovasi minimal satu produk per tahun 3. Draft Peraturan Presiden tentang Indeks Daya Saing Daerah, yang mengkonsolidasikan ak- 25 i

43 26 sesibilitas data dan informasi sebagai dasar pengukuran daya saing dalam mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dan pengembangan potensi daerah. Dengan demikian pelaksanaan program dan pencapaian sasaran penguatan inovasi nasional dilaksanakan berdasarkan arsitektur penguatan inovasi sebagai sebuah sistem-holistik dengan keterkaitan yang bersifat integratif, sehingga pada tingkat outcome atau impact penguatan inovasi akan meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa. INDIKATOR 1: JUMLAH KEBIJAKAN SISTEM INOVASI NASIONAL Sebagaimana telah digambarkan sebelumnya, kegiatan kebijakan Sistem Inovasi Nasional terdiri dari empat output yakni 1) Kebijakan Audit Teknologi, 2) Kebijakan Lembaga Manajemen Inovasi di Perguruan Tinggi, 3) Kebijakan Pedoman Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapan Inovasi/ Innovation Readiness Level (IRL) (4) Kebijakan Pemanfaatan Barang Purwarupa. Capaian kegiatan tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Kebijakan Audit Teknologi Sejalan dengan arus globalisasi dan perdagangan bebas mengakibatkan barang dan jasa teknologi dari luar negeri akan masuk ke Indonesia dengan bebas. Dengan kondisi demikian, masyarakat dihadapkan pada barang dan jasa teknologi dari luar negeri yang belum tentu teruji kesesuaiannya dengan kondisi lingkungan Indonesia, sehingga kemungkinan menyebabkan dampak negatif terhadap keamanan, kesehatan, dan keselamatan. Apabila penggunaan teknologi menyebabkan dampak negatif, maka kepentingan masyarakat dapat dirugikan. Untuk mencegah hal tersebut diperlukan pengkajian terhadap teknologi yang akan diterapkan dan/atau audit terhadap teknologi yang telah diterapkan di Indonesia. Melalui pengkajian dan audit teknologi, masyarakat dapat dilindungi dari kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan. Di samping itu, pada periode pemerintahan periode tahun secara masif dilakukan pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, bandar udara, dermaga, rel kereta api, dan lain-lain, yang berpotensi terjadinya penyimpanganpe nyimpangan baik secara teknis maupun administrasi. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai kewajiban untuk melakukan pengawalan terhadap program-program strategis bagi negara maupun yang menjadi hajad hidup rakyat. Sebagai tools, audit teknologi dapat digunakan dalam pengawalan proyek-proyek penting yang sifatnya strategis bagi negara maupun yang menjadi hajad hidup rakyat. Audit teknologi akan memberikan rekomendasi penting bagi pemerintah untuk menghindari dan meminimalkan risiko penerapan teknologi, disamping itu juga dapat memberikan rekomendasi bagi upaya perbaikan secara komprehensif dan dapat dijadikan dasar dalam penyusunan strategi pengembangan dan penerapan teknologi di masa depan. Mekanisme pengaturan pelaksanaan audit teknologi disusun berdasarkan siklus perjalanan inovasi teknologi di Indonesia dengan menempatkan posisi audit teknologi terhadap audit teknologi impor dan audit teknologi dalam negeri. Audit teknologi impor dilakukan pada saat pemilihan teknologi yang akan diimpor, sebelum izin impor,

44 dan penerapan teknologi impor. Sedangkan audit teknologi dalam negeri dilakukan pada saat penelitian, pengemba ngan, penerapan, dan pengoperasian. Substansi audit teknologi meliputi aspek kelayakan tekno ekonomis, daya saing, dan aspek perlindungan publik. Institusi pelaksana audit teknologi meliputi institusi pemerintah maupun swasta yang ada di Indonesia yang memiliki tugas dan fungsi penelitian, pengembangan, dan audit teknologi. Tujuan/Maksud Kegiatan Maksud dilaksanakannya penyusunan Rancangan peraturan presiden tentang audit teknologi adalah sebagai berikut : a. Melindungi publik dan sumber daya publik. Untuk itu dilakukan identifikasi terhadap teknologi yang berpotensi dapat merugikan publik. Identifikasi ini dapat dijadikan dasar apakah penerapan suatu teknologi dapat membahayakan keselamatan, kesehatan, keamanan dan atau lingkungan; b. Peningkatkan daya saing organisasi / institusi. Peningkatan daya saing yang dapat dilakukan dengan identifikasi posisi teknologi organisasi terhadap pesaingnya atau posisi teknologi terkini (state of the art of technology). Dengan mengetahui posisi teknologi tersebut, maka hal ini dapat dijadikan landasan strategi teknologi dan rumusan perencanaannya. Pada akhirnya, landasan ini dapat dijadikan dasar dalam upaya peningkatan daya saing organisasi / institusi tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka audit teknologi bertujuan untuk : a. Mendorong Inovasi Teknologi nasional; b. Meningkatkan efektifitas alih Teknologi untuk membangun kemampuan Teknologi nasional; c. Mengendalikan dan mengoptimalkan penerapan Teknologi; d. Melindungi keamanan nasional; e. Melindungi keselamatan dan kesehatan masyarakat serta kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan f. Meningkatkan daya saing bangsa. Proses dan Hasil Kegiatan Setelah melalui Rapat Panitia Antar Kementerian, Rancangan Perpres Audit Teknologi sampai saat ini telah mencapai tahapan harmonisasi sebanyak tiga kali di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dan memperoleh berbagai masukan dan saran. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, maka dilaksanakan rapat tim kecil bersama dengan Kementerian terkait dan Kemenkumham untuk pembahasan tindak lanjut perpres audit teknologi. Secara umum Draf Perpres Audit Teknologi adalah sebagai berikut: 1. Rancangan Perpres Audit teknologi terdiri dari 5 bab 32 Pasal yang terdiri dari Bab 1 mengenai Ketentuan Umum, Bab 2 mengenai Pemberlakuan Audit Teknologi, Bab mengenai 3 (tiga) Tata Cara Audit Teknologi, Bab 4 mengenai Pendanaan, dan Bab 5 Penutup. 2. Berdasarkan masukan dari Kementerian Pendayaguanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi bahwa pengembangan teknologi secara nasional merupakan kewenangan tunggal Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sesuai dengan tugas dan fungsinya yang tercantum dalam pasal 17 Undang Undang Dasar Oleh karena itu disarankan bab mengenai Komite Audit Teknologi ditiadakan serta dicari- 27 i

45 28 kan istilah yang lebih tepat untuk menggantikan komite menjadi forum. Pengaturan mengenai forum terdapat dalam Pasal 3 ayat 3 berbunyi Dalam Pelaksanaan Audit Teknologi, Menteri membentuk forum Audit Teknologi. Sedangkan ketentuan lebih lanjut mengenai forum akan diatur dalam Peraturan Menteri. 3. Sebagai konsekuensi dari ditiadakannya bab Komite Audit Teknologi, maka audit teknologi menjadi kewenangan tunggal Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi namun terkait dengan tugas Menteri ini harus diharmonisasikan kembali dengan Kementerian lain yang sudah melaksanakan audit teknologi di sektor masingmasing sesuai dengan peraturan yang berlaku sebelumnya. Sesuai dengan pasal 3 ayat 2 yang berbunyi Dalam Audit Teknologi, Menteri bertugas: (a) menetapkan objek Audit Teknologi wajib; (b) merumuskan tujuan dan sasaran strategis Audit Teknologi wajib; (c) melakukan registrasi dan pembinaan lembaga pelaksana Audit Teknologi; (d) menetapkan kriteria lembaga pelaksana untuk Audit Teknologi wajib; (e) mengawasi pelaksanaan Audit Teknologi wajib; (f) menetapkan hasil Audit Teknologi wajib; (g) memberikan rekomendasi kebijakan terkait hasil Audit Teknologi wajib; (h) menetapkan tindak lanjut hasil pemantauan dan evaluasi Audit Teknologi wajib; dan (i) mengelola informasi hasil Audit Teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Perihal lainnya dari ditiadakannya bab Komite Audit Teknologi, maka bab terkait dengan Tata Cara Audit Teknologi disesuaikan dan disempurnakan kembali terutama terkait dengan lembaga pelaksana audit teknologi dan mekanisme pelaksanaan audit teknologi wajib yang diatur dalam pasal 11 sampai dengan 25 dibagi menjadi tiga tahapan : (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; dan (3) tindak lanjut hasil audit teknologi. Manfaat/Dampak Kegiatan Melalui rancangan perpres audit teknologi diharapkan dapat memberikan dampak terhadap masyarakat yaitu adanya jaminan mengenai adanya perlindungan konsumen untuk kesehatan, keamanan, dan keselamatan masyarakat, menguatnya industri dalam negeri dengan adanya perlindungan terhadap teknologi impor yang masuk, serta adanya efektifitas alih teknologi untuk mendorong kemampuan inovasi teknologi nasional dan meningkatkan daya saing bangsa. Rekomendasi Kebijakan Mengingat pentingnya audit teknologi ditinjau dari pertimbangan filosofis, sosiologis, politis, yuridis dan tekno-ekonomi serta analisis perundangan, maka Perpres mengenai Audit Teknologi agar segera ditindaklanjuti. Saat ini Raperpres Audit Teknologi sudah selesai di tingkat PAK. Akan tetapi, dikarenakan adanya pasal yang masih belum dapat diterima oleh Kementerian Perindustrian, Penetapan Raperpres ini masih mengalami kendala. 2. Kebijakan Lembaga Manejemen Inovasi di Perguruan Tinggi Kemampuan suatu bangsa dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi bergantung pada kemampuan bangsa tersebut untuk melakukan inovasi. Inovasi diharapkan dapat memacu peningkatan produktivitas berkelanjutan yang dapat menjadi katalis

46 dalam pertumbuhan ekonomi 1. Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional , visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah Mewujudkan masyarakat indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia diseleng-garakan berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendeka tan sektoral dan regional. Sejalan dengan tuntutan dan tantangan pembangunan nasional, untuk dapat meningkatkan daya saing dan mencapai kemandirian nasional, diperlukan upaya penguasaan iptek secara terstruktur dan sistematis yang dapat menjembatani antara dunia pendidikan dan dunia industri agar secara harmonis dapat fokus pada penciptaan nilai tambah, dari aspek ekonomi, maupun sosiokultural. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menumbuhkembangkan proses alih teknologi. Untuk mendorong kegiatan alih teknologi di Indonesia, Pemerintah telah menetapkan PP Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Meskipun sudah sepuluh tahun berlaku PP Nomor 20 Tahun 2005 belum berdampak positif sesuai harapan. Hal ini terlihat dari rendahnya kontribusi iptek bagi sektor 1 Sumber: KP3EI,2011 industri, belum termanfaatkan hasil penelitian iptek secara optimal, dan belum optimalnya intermediasi iptek antara penyedia dan pengguna iptek, serta belum tersedia lembaga keuangan yang mendorong pemanfaatan HKI. Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan penataan dan penguatan kelembagaan, jaringan maupun sumber daya iptek di Perguruan Tinggi dalam bentuk penyelenggaraan manajemen inovasi. Diharapkan lembaga manajemen inovasi tersebut berperan secara optimal dalam memfasilitasi dan mewujudkan peningkatan, pengembangan dan pemanfaatan hasil penelitian di Perguruan Tinggi ( hilirisasi ). Hal ini dilakukan melalui berkolaborasi dan sinergitas harmonis antara perguruan tinggi, industri, pemerintah, serta masyarakat pelaku Iptek atau yang lazim disebut sebagai Academic, Business, Government, Community (ABCG). Oleh karena itu, diperlukan kebijakan teknis tentang kelembagaan manajemen inovasi yang mengatur tata kelola dan tata laksana inovasi di perguruan tinggi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa urgensi penyusunan Peraturan Menteri Tentang Lembaga Manajemen Inovasi, yaitu sebagai berikut: 1. Secara filosofis, Perguruan Tinggi berkewajiban menyelenggarakan peran utama dalam sistem pendidikan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Inovasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi). 2. Hasil penelitian oleh Perguruan Tinggi harus bermanfaat dalam konteks pengayaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembelajaran, pe- 29 i

47 30 ningkatan mutu Perguruan Tinggi dan kemajuan peradaban bangsa, peningkatan kemandirian, kemajuan, dan daya saing bangsa, pemenuhan kebutuhan strategis pembangunan nasional, perubahan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat berbasis pengetahuan (aspek filsafat pendidikan tinggi yaitu menjalankan asas manfaat bagi bangsa dan negara); 3. Perlunya pengaturan tentang penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah. Pemerintah atas hasil Pengabdian kepada Masyarakat yang diterbitkan dalam jurnal internasional, memperoleh paten yang dimanfaatkan oleh dunia usaha dan dunia industri, dan/atau teknologi tepat guna. 4. Aspek Dharma (Filsafat) dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi seharusnya telah menjadi kewajiban perguruan tinggi mengenai besarnya tanggung jawab perguruan tinggi terhadap pembangunan bangsa dan negara. Potensi besar ini didukung pula dengan kemampuan perguruan tinggi membuka akses ke seluruh pemangku kepentingan pembangunan, dan menjadikan perguruan tinggi sebagai core of development dari bangsa dan negara. 5. Perguruan tinggi mampu harus mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat dan Pemerintah berupa rekomendasi kebijakan, teori pembangunan, maupun penyediaan tenaga ahli yang mampu menjawab tantangan bangsa. Perguruan tinggi dapat menghasilkan prototype hasil inovasi yang telah dibuat untuk dikembangkan oleh industri agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, dan mampu membuka akses ke masyarakat dan membangun peran serta masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Nomor 53 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, maka perlu disusun Naskah Urgensi Rancangan Peraturan Menteri Tentang Lembaga Manajemen Inovasi di Perguruan Tinggi. Tujuan Kegiatan Tujuan penyusunan Naskah Urgensi Rancangan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tentang Penyelenggaraan Manajemen Inovasi (PMI) di Perguruan Tinggi adalah: 1. Memetakan dan merumuskan konsep pemikiran mengenai pentingnya Rancangan Peraturan Menteri ini ditinjau dari aspek filosofis, sosiologis, dan yuridis. 2. Memetakan dan merumuskan pokok-pokok pikiran yang akan menjadi bahan dan dasar penyusunan Rancangan Peraturan Menteri. Proses dan Hasil Kegiatan Dalam rangka menyusun rancangan peraturan Menteri tentang Lembaga Manajemen Inovasi (LMI) di Perguruan Tinggi (PT) telah dilaksanakan pembahasan dengan pihak industri di Bandung, Perguruan Tinggi se-bandung Raya, dan Universitas Negeri dan Swasta di Yogyakarta. Sebelum dan setelah pembahasan dengan ketiga pihak di atas, telah dilaksanakan pula rapat-rapat internal untuk memmpersiapkan bahan dan menganalisis hasil temuan di lapangan mengenai format pelaksanaan LMI di Perguruan Tinggi terkait dengan pihak industri sebagai partner dalam pelaksanaannya. Dari hasil pertemuan dan diskusi di atas, diperoleh kesimpulan bahwa pada umumnya Per-

48 guruan Tinggi setuju dibentuknya LMI terlebih lagi pabila pembentukan ini nantinya akan terkait dengan akreditasi PT dan peringkat universitas. Dalam penyusunan Peraturan Menteri mengenai LMI ini selayaknya memperhatikan keberagaman. Memasukan keberagaman dalam salah satu unsur pertimbangan sangat penting karena setiap universitas itu berbeda dan memiliki karakteristiknya sendiri, baik dalam visi dan misi, maupun ketersediaan sumber daya, serta kultur yang dimiliki. Sehingga aturan yang dibuat memberikan keleluasaan kepada PT yang bersangkutan dalam memformulasikan LMI sesuai kebutuhan dan karakteristiknya dengan memperhatikan kaidah yang telah digariskan dalam permen LMI. Secara umum LMI setidaknya mencakup sebelas fungsi layanan diantaranya adalah Pembentukan konsorsium; Kekayaan intelektual; Pembelajaran berorientasi industri; Penilaian angka kredit dosen; Mobilitas dosen ke industri; Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi; Lisensi; Inkubasi; Promosi; Sertifikasi dan Standardisasi. Sebagai referensi, dalam permen juga mensertakan panduan teknis pengelolaan fungsi-fungsi tersebut di atas, sebagai gambaran bagi PT dalam pembentukan LMI nantinya. Lembaga nirlaba dengan kebutuhan pendanaan yang cukup tinggi agar dapat meningkatkan kualitas Pendidikan dan pengajaran. Rekomendasi Kebijakan Selain menghasilkan Permen mengenai LMI di PT dan 4 panduan teknis penyelenggaraan fungsi LMI, diharapkan adanya harmonisasi program dan kegiatan terutama dengan Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan peringkat Universitas mengenai perhitungan nilai untuk akreditasi dan peringkat kepada Universitas yang menerapkan LMI di lembaganya. Masuknya keberadaan LMI di PT sebagai salah satu komponen penilaian di BAN-PT dan Peringkat universitas akan makin menambah efisiensi kebijakan ini. Direncanakan, tahun 2018 rapermen LMI di PT akan disyahkan sekaligus diselesaikannya 4 panduan lain terkait LMI. 31 Manfaat/Dampak Kegiatan Dengan disahkannya Permen LMI diharapkan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya hilirisasi hasil riset PT sehingga dapat bermanfaat secara ekonomi, sosial dan budaya, tidak hanya berhenti sebagai paper dan publikasi yang dampaknya dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat. Selain itu, keberadaan LMI yang merupakan organisasi berorientasi profit, diharapkan dapat menjadi jembatan anatara keharusan PT sebagai Gambar 3.2 FGD Lembaga Manajemen Inovasi di Perguruan Tinggi i

49 32 3. Kebijakan Pengukuran Tingkat Kesiapan Inovasi/ Innovation Readiness Level (IRL) Pembangunan Iptekin (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi) hanya akan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, jika pembangunan Iptekin mampu menghasilkan produk teknologi dan inovasi yang memenuhi memenuhi kebutuhan masyarakat atau dapat menjadi solusi bagi permasalahan nyata yang dihadapi oleh masyarakat. Menurut The Competitiveness Global Report yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) telah menempatkan Indonesia pada peringkat ke-41 dari 138 negara dalam hal indeks daya saing global. Peringkat pada tahun 2016 ini tercatat mengalami penurunan bila dibanding peringkat pada tahun 2015, yaitu peringkat ke-37 dari 144 negara. Bila dibandingkan negara-negara tetangga di ASEAN, peringkat Indonesia pada tahun 2016 ini masih jauh dibawah Singapura (peringkat ke-2), Malaysia (peringkat ke-25), dan Thailand (peringkat ke-34), tetapi berada diatas Philiphines (peringkat ke 57) dan Vietnam (peringkat ke-60). Salah satu pilar (Pilar ke-12) dari Indeks Daya Saing (The Competitiveness Global Index) yang dikeluarkan oleh WEF adalah Pilar Inovasi, yang didalamnya mencakup kapasitas inovasi, kualitas institusi riset ilmiah, belanja Research and Development (R&D) perusahaan, kolaborasi R&D industri dan universitas, pengadaan produk teknologi maju oleh pemerintah, tersedianya peneliti dan perekayasa, serta aplikasi paten. Dibandingkan negara-negara ASEAN lain, kelemahan Pilar Inovasi Indonesia pada aplikasi paten, yaitu hanya 0,1 aplikasi per satu juta populasi. Aplikasi paten pada tahun 2016, Indonesia jauh berada dibawah Singapura (139,5 aplikasi per satu juta populasi), Malaysia (11,3 aplikasi per satu juta populasi), Thailand (1,4 aplikasi per satu juta populasi), Philiphina (0,3 aplikasi per satu juta populasi), dan Vietnam (0,2 aplikasi per satu juta populasi). Sedangkan indikator kapasitas inovasi, kualitas institusi riset ilmiah, belanja R&D perusahaan, kolaborasi R&D industri dan universitas, pengadaan produk teknologi maju oleh pemerintah, dan tersedianya peneliti dan perekayasa kondisinya berada di atas Thailand, Vietnam dan Philiphines, tetapi masih dibawah Singapura dan Malaysia. Dalam rangka mendukung upaya memperbaiki kinerja bidang Iptekin tersebut dibutuhkan suatu indikator dan alat ukur yang mampu menggambarkan kemajuan, kesiapan dan/atau kematangan aktivitas pengembangan Iptek dan proses inovasi. Indikator yang dimaksudkan adalah Tingkat Kesiapan Inovasi (Katsinov), dan alat ukurnya adalah Katsinov-Meter. Agar alat ukur Katsinov-Meter dapat dengan mudah digunakan oleh pihak yang berkepentingan dengan pengukuran Tingkat Kesiapan Inovasi, maka penting disusun suatu Pedoman tentang Pengukuran Tingkat Kesiapan Inovasi, yang selanjut nya ditetapkan secara legal dalam bentuk Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Tujuan/ Maksud Kegiatan Adapun tujuan/maksud dari kegiatan ini adalah: 1. Diperolehnya konsep pengukuran tingkat kesiapan inovasi dan alat ukur tingkat kesiapan inovasi. 2. Diperolehnya hasil validasi terhadap alat ukur tingkat kesiapan inovasi.

50 3. Tersusunnya pedoman pengukuran tingkat kesiapan inovasi. 4. Tersusunannya Naskah Urgensi dan Rancangan Peraturan Menteri (Rapermen) tentang Pe - ngukuran Tingkat Kesiapan Inovasi. Proses dan Hasil Kegiatan Pada tahap awal disusun tools untuk mengukur produk inovasi, Naskah Urgensi dan Draft Peraturan Menteri tentang Pengukuran Tingkat Kesiapan Inovasi. Selanjutnya dilakukan proses validasi terhadap tools dan naskah-naskah tersebut ke berbagai perguruan tinggi penghasil produk inovasi dan stakeholder terkait. Dari berbagai validasi dan FGD dengan berbagai stakeholder yang bertahap dilakukan, ada beberapa masukan yang telah diberikan terhadap perbaikan tools, antara lain: 1. Indikator terkait HKI perlu diperlebar jangkauannya, sehingga dapat mengakomodir pengembangan produk inovasi di Indonesia 2. Narasi indikator dalam tools perlu dibuat lebih mudah dipahami dan diaplikasikan oleh berbagai pihak 3. Mekanisme penilaian tahapan Tingkat Kesiapan Inovasi antara penilaian keseluruhan level atau bertahap sesuai capaian level pada produk inovasi 4. Penentuan level Katsinov untuk produk inovasi 5. Kesesuaian dengan draft regulasi (permen) Kewajiban Produk Inovasi 6. Kewajiban kepada Perguruan Tinggi terkait perbedaan level Perguruan Tinggi Dari masukan tersebut telah dilakukan berbagai penyesuaian, antara lain: 1. Memperlebar jangkauan indikator HKI menjadi 2 level sehingga lebih sesuai dengan realitas pengembangan produk inovasi 2. Perbaikan narasi indikator serta pemberian penjelasan tambahan di tiap indikator 3. Pengukuran dilakukan sesuai capaian level tiap produk inovasi 4. Pengukuran produk inovasi dapat mengacu pada Katsinov 3 dan 4 yang merupakan tahap persiapan dan awal masuk ke pasar 5. Draft Permen Kewajiban Produk Inovasi disatukan dengan Permen tentang Katsinov, namun dalam perkembangannya Katsinov akan dikeluarkan terlebbih dahulu dalam bentuk Kep. Dirjen paralel dengan proses Permennya 6. Dengan berbagai masukan dari beberapa FGD, kewajiban Perguraun Tinggi tidak lagi pada kewajiban menghasilkan per tahun. Antara lain mengingat keberagaman kualitas perguruan tinggi, dan sanksi dan punishment yang tidak masuk dalam kewenangan Ditjen Penguatan Inovasi. Oleh karena itu, kewajiban yang diharuskan adalah kewajiban melaporkan produk inovasi. Manfaat/Dampak Kegiatan Manfaat dan dampak dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesiapan inovasi dari suatu produk dan terbangunnya kapasitas inovasi dengan: 1. Terdorongnya pelaksanaan inovasi melalui proses perencanaan secara sistematis mulai dari penciptaan ide, penyusunan konsep, sampai pada menghasilkan produk inovasi yang berdaya saing di pasar 2. Diketahuinya status kesiapan atau posisi dalam siklus hidup inovasi 3. Dapat dievaluasinya kemajuan pelaksanaan prog- 33 i

51 34 ram atau kegiatan inovasi 4. Berkurangnya risiko kegagalan dalam pelaksanaan inovasi; dan 5. Tersedianya alat ukur sebagai acuan dalam memberikan bantuan pendanaan Rekomendasi Kebijakan Dari kegiatan kajian yang telah dilakukan, dihasilkan beberapa rekomendasi sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan pendalaman terhadap setiap aspek kunci untuk memperoleh atribut/indikator/ aktivitas kunci yang lebih tepat dan mudah dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan. 2. Dilakukan sosialisasi konsep dan alat ukur KAT- SINOV kepada kalangan Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang LPNK, Lembaga Litbang LPK, dan industri. 3. Diperlukannya pedoman yang bersifat lebih spesifik per komoditas atau bidang fokus megingat tools yang dikembangkan bersifat generik 4. Alat Ukur KATSINOV sangat bermanfaat memantau PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi) yang telah lulus dari program inkubasi, sehingga diharapkan meningkatkan angka keberhasilan PPBT. 5. Ditetapkannya Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi No. 30/F/Kp/XI/2017 mengenai Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapan Inovasi yang digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan inovasi sebagai salah satu alat penetapan insentif di lingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. 4. Kebijakan Pemanfaatan Barang Purwarupa Pemerintah berfungsi menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia, khususnya dalam menghasilkan inovasi. Dalam hal ini pemerintah berfungsi sebagai fasilitator dan regulator sehingga inovasi yang telah dihasilkan oleh masyarakat, lembaga litbang dan perguruan tinggi dapat dimanfaatkan oleh pengguna baik pemerintah, masyarakat, maupun industri. Hasil inovasi tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelaksanaan tugas pemerintah dalam melayani publik, meningkatkan produktivitas industri, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tetapi dalam prakteknya, hasil inovasi belum dimanfaatkan secara optimal, apalagi oleh instansi pemerintah. Salah satu hasil inovasi yang belum dimanfaatkan adalah barang purwarupa (prototype). Kendala utama yang dihadapi pemerintah dalam pemanfaatan barang purwarupa adalah tidak ada aturan yang mengatur tentang pemanfaatan barang purwarupa secara spesifik. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (beserta aturan perubahan dan aturan pelaksanaannya) memang memberikan aturan yang jelas terhadap proses dan petunjuk teknis pengadaan barang/jasa yang akan dimanfaatkan pemerintah. Namun pengaturan tersebut belumlah memadai untuk mengakomodasi pemanfaatan barang purwarupa oleh instansi pemerintah. Bahkan persyaratan kualifikasi dan teknis yang ditetapkan dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah, dapat dikatakan sulit dipenuhi oleh barang purwarupa.

52 Tujuan penyusunan kebijakan ini adalah untuk menyusun konsep pemanfaatan barang purwarupa sejak perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemantauan dan evaluasi serta pengembangan lebih lanjut yang terintegrasi dan didukung dengan sistem elektronik. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat disusun suatu rumusan rancangan peratu ran presiden untuk pemanfaatan barang purwarupa yang mendukung kemandirian dan daya saing bangsa melalui produk-produk inovatif. Tujuan/Maksud Kegiatan Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1. Menyusun konsep pemanfaatan barang Purwarupa yang terintegrasi dalam satu sistem database sehingga masyarakat, instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah, Perguruan Tinggi maupun Lembaga Litbang dalam melakukan inovasi berpedoman pada satu sistem dan database nasional; 2. Menentukan kriteria/batasan produk inovasi yang layak mendapatkan kebijakan Purwarupa; 3. Merumuskan rancangan kebijakan untuk pengadaan barang pemerintah khusus Purwarupa produk Inovasi nasional Proses dan Hasil Kegiatan Skema proses pengadaan barang purwarupa hasil kajian, terdiri dari dua skema yang antara lain: 1. Calon pengguna memiliki kebutuhan solusi inovatif dan melakukan seleksi secara terbuka. 2. Calon pengguna memiliki keterkaitan dalam penggunaan purwarupa yang telah dihasilkan. Manfaat/Dampak Kegiatan Sementara itu, dampak kegiatan ini adalah sebagai acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan Presiden tentang Pemanfaatan Barang Purwarupa. Rekomendasi Kebijakan Selain menghasilkan Peraturan Presiden tentang Pemanfaatan Barang Purwarupa, diharapkan adanya harmonisasi program dan kegiatan Kementerian/Lembaga sehingga dapat dijadikan salah satu alat ukur untuk menentukan kebijakan yang berdampak pada pengadaan barang/jasa khususnya dari produk hasil riset dan pengembangan menuju inovasi. INDIKATOR 2: JUMLAH KEBIJAKAN SISTEM INOVASI DAERAH Pada Kebijakan Sistem Inovasi Daerah, adalah Kebijakan Wahana Inovasi Untuk Mendorong Penguatan Inovasi Dan Program Regionalisasi Inovasi dan Kebijakan Indeks Inovasi Daerah. Detil setiap kegiatan akan diperlihatkan pada uraian di bawah ini: 1. Kajian Perumusan Rancangan PP SINas dan SIDa Dikemukakan dalam UU No. 17 Tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) Tahun , bahwa Visi Pembangunan Jangka Panjang Indonesia adalah Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Langkah strategis untuk mencapai visi tersebut dtuangkan dalam tahapan-tahapan Rencana Jangka Panjang Nasional (RPJM Nasional), da- 35 i

53 36 lam dekade periode waktu pembangunan kedepan dinyatakan bahwa : 1. RPJMN Tahun : Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan Iptek; 2. RPJMN Tahun : Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. Dari pernyataan diatas, dapat dikemukakan bahwa penguasaan dan pembangunan Iptek memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan daya saing menuju kemandirian bangsa, sebagaimana di nyatakan dalam tujuan pembangunan nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai langkah yang signifikan, antara lain : 1. Dalam kerangka kelembagaan, dilakukan penggabungan penanganan urusan pendidikan tinggi de ngan urusan riset dan teknologi dalam Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti), yang secara khusus dilengkapi dengan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi; 2. Dalam kerangka regulasi, dilakukan upaya penguatan dengan merumuskan undang-undang baru yang akan menggantikan UU No. 18 Tahun 2002, tentang Sistem Penelitian, Pengembangan dan Pe nerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; Untuk melengkapi langkah strategis tersebut perlu dilakukan berbagai penataan yang bersifat sistemik instrumen, dalam bentuk kebijakan yang mengatur pelaksanaan undang-undang yang sedang dalam pembahasan dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Salah satu kebijakan turunan yang harus disiapkan adalah ketentuan mengenai Sistem Inovasi Nasional dan Sistem Inovasi Daerah yang akan dirumuskan dalam bentuk Peraturan Pemerintah. Tujuan/Maksud Kegiatan Tujuan penyusunan naskah akademik RPP SINAS dan SIDA ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai langkah proaktif dalam penyiapan tindaklanjut atas RUU yang telah masuk dalam pembahasan Prolegnas, yang mengamanatkan pengaturan pe ngaturan lebih lanjut atas Sistem Inovasi Nasional dan Sistem Inovasi Daerah dalam bentuk Peraturan Pemerintah; 2. Merumuskan rancangan kebijakan untuk penguatan inovasi nasional dan daerah untuk menstimulasi, menghimpun, dan mensinergikan elemen pembentuk perkembangan Iptek dan inovasi untuk mewujudkan daya saing bangsa dalam penciptaan nilai tambah komersil, ekonomi dan sosial-budaya menuju kemandirian bangsa Indonesia; 3. Sebagai acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan Presiden tentang Sistem Inovasi Nasional dan Sistem Inovasi Daerah. Proses dan Hasil Kegiatan Selain menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif serta Focus Group Discussion (FGD) pada prinsipnya Naskah Akademik ini juga disusun menggunakan need assessment. Dalam need assessment, dilakukan analisis prospektif untuk

54 melihat kebutuhan yang diperlukan oleh pengguna. Selain itu juga disusun suatu Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) untuk melihat urgensi serta mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada. Selanjutnya akan dicari solusi-solusi atas permasalahan yang ada. Dengan menggunakan pendekatan analogi analisis-sintesis maka akan dihasilkan suatu rekomendasi kebijakan berupa Naskah Akademis dan draft Peraturan Presiden. Hasil rekomendasi perlu divalidasi melalui forum pakar. Hasil dari validasi tersebut digunakan sebagai bahan penyempurnaan Naskah Aka demik dan Rancangan Peraturan Presiden tentang Sistem Inovasi Nasional dan Sistem Inovasi Daerah. Berdasarkan studi literaur dan FGD beberapa kali maka disepakati ruang lingkup muatan yang akan diatur dalam peraturan pemerintah SINAS dan SIDA adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan Iklim Inovasi 2. Pembiayaan 3. Insentif 4. Pemanfaatan Hasil Inovasi 5. Pengembangan Kompetensi 6. Sistem Informasi Manfaat/Dampak Kegiatan Tersusunnya naskah akademik RPP SINAS dan SIDA diharapkan dapat memberikan dampak secara luas dan kontinyu dalam rangka meningkatkan efektivitas program pembangunan Iptek dan penguatan inovasi, yang didukung faktor-faktor sosial, kelembagaan dan politik, dan modal relasional antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pelaku usaha, pendidikan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan, serta orang-orang yang terbangun di dalamnya sebagai elemen dan penciptaan nilai tambah; Rekomendasi Kebijakan Mengingat penting dan peluang momentum RUU pengganti SINAS tahun 2002, maka penyusunan RPP SINAS dan SIDA sebagai bentuk tindak lanjut dari naskah akademik ini perlu segera ditindaklanjuti agar inovasi melembaga dan membudaya bagi masyarakat Indonesia. 2. Kebijakan Indeks Daya Saing Daerah Pemerintah Indonesia saat ini tengah meningkatkan daya saing dengan perbaikan peringkat indeks kemudahan berusaha (Easy of Doing Business-EODB). Pasalnya, peringkat EODB Indonesia pada 2016 berhasil melonjak dari yang sebelumnya di posisi 106 menjadi 91. Pemerintahan kabinet kerja, pada awal memulai pemerintahan telah melakukan reformasi dengan mengalihkan subsidi BBM ke sektor produktif. Pengalihan subsidi, lanjutnya, dialihkan ke sektor produktif seperti pembangunan infrastruktur, pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Menurut World Economic Index (WEI), terpuruknya daya saing disebabkan oleh beberapa faktor penting yang menonjol di antaranya: (a) tidak kondusifnya kondisi ekonomi makro, (b) buruknya kualitas kelembagaan publik dalam menjalankan fungsinya sebagai fasilitator dan pusat pelayanan, (c) lemahnya kebijakan pengembangan teknologi dalam memfasilitasi kebutuhan peningkatan produktivitas, (d) rendahnya efisiensi usaha pada tingkat operasional perusahaan dan (e) lemahnya iklim persaingan usaha. Rendahnya peringkat Indonesia ini harus 37 i

55 38 menjadi perhatian serius pemerintah, mengingat pemeringkatan ini punya kaitan erat dengan kebijakan ekonomi yang telah dihasilkan. Naik turunnya peringkat daya saing tentu berkaitan dengan kualitas pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah harus berani untuk mengkaji kembali efektivitas paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan. Implementasi deregulasi tersebut harus betul-betul berjalan di lapangan. Selain itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga siap untuk membantu pemerintah dalam peningkatan peringkat daya saing ini. Apalagi, kondisi pasar atau peta persaingan usaha industri termasuk dalam salah satu dari 12 indikator penilaian pemeringkatan daya saing dari World Economic Forum (WEF). Tujuan penyusunan kegiatan ini adalah mengidentifikasi dan menyusun model pengukuran indeks daya saing daerah yang dibangun berdasarkan pilar dan indikator secara global dan pilar yang berasal dari kementerian dan lembaga terkait. Pada akhirnya, diharapkan rumusan rancangan peraturan presiden untuk model pengukuran indeks daya saing daerah ini mendukung kemandirian dan daya saing bangsa melalui produk-produk inovatif. Tujuan/Maksud Kegiatan a. Mengidentifikasi dan menyusun model pengukuran indeks daya saing daerah yang dibangun berdasarkan pilar dan indikator secara global dan pilar yang berasal dari kementerian dan lembaga terkait; b. Menyusun panduan pengukuran indeks daya saing daerah yang dibangun berdasarkan kewenangan kelembagaan, mekanisme pengukuruan (kuesioner online), evaluasi dan pengendalian (reporting); c. Menyusun Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) Tentang Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah; d. Menyusun Database dan Program Sistem Aplikasi Indeks Daya Saing Daerah; e. Membangun suatu sistem teknologi informasi terpadu yang dapat memberikan informasi tentang daya saing antar wilayah. Proses dan Hasil Kegiatan Penyusunan atribut sudah dilakukan dan saat ini sudah dilakukan uji terap di 6 (enam) kabupaten/kota serta naskah urgensi dalam proses finalisasi. Manfaat/Dampak Kegiatan Dari hasil pengukuran indeks daya saing di daerah akan diperoleh data dan indeks komposit berupa: a. Tingkat kemajuan kamajuan masing-masing daerah; b. Tingkat produktivitas masyarakat, c.tingkat pertumbuhan ekonomi, dan d. Kepemimpinan daerah yang inovatif. e. Angka dan tingkat pertumbuhan inovasi. Data dan informasi tersebut menjadi alat (tools) dalam menilai dan menetapkan jenis intervensi pembangunan di suatu daerah sekaligus melengkapi kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh berbagai kementerian dan lembaga pemerintah dan swasta, baik nasional maupun internasional. Rekomendasi Kebijakan Selain menghasilkan Perpres mengenai Indeks Daya Saing Dareah, diharapkan adanya harmonisasi prog ram dan kegiatan Kementerian/ Lem-

56 baga sehingga dapat dijadikan salah satu alat ukur untuk menentukan kebijakan yang berdampak pada daerah Kabupaten/Kota. Gambar 3.3 FGD Pembahasan Rancangan PP SINas dan SIDa INDIKATOR 3: JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG MEN- JADI DAERAH REGIONALISASI INOVASI Klaster Inovasi Daerah, program bantuan pendanaan, perumusan dan pendampingan Klaster Sistem Inovasi dengan tujuan untuk menumbuh kan budaya inovasi yang didukung oleh jaringan inovasi yang kuat diantara anggota Klaster Sistem Inovasi yang terdiri dari akademisi, bisnis, pemerintah dan komunitas (ABG+C). Terjadinya inovasi adalah salah satu tujuan pengembangan Klaster Sistem Inovasi yang ditunjukkan dengan adanya transfer teknologi, kontribusi industri dalam aktifitas riset dan pengembangan, dan produk barang/jasa yang dihasilkan. Peluang dan tantangan yang dihadapi saat ini, dibutuhkan perubahan paradigma pembangunan. Konsep Klaster Sistem Inovasi, merupakan salah satu alternatif yang dipandang sesuai dengan konteks dinamika perubahan yang berkembang dan keragaman karakteristik daerah di Indonesia. Klaster Sistem Inovasi pada dasarnya bukan konsep yang sama sekali baru. Namun sejalan dengan perkembangan jaman, telaah konsep/teori dan pengalaman empiris berbagai pihak berkembang dari waktu ke waktu. Beragam definisi dan konsep tentang Klaster Sistem Inovasi dapat dijumpai dalam berbagai literatur. Definisi Klaster Sistem Inovasi adalah kumpulan yang terdiri dari pemula inovatif (kecil, menengah dan besar), lembaga riset dan institusi lainnya yang memiliki keserupaan atau atas dasar karakteristik tertentu dan beroperasi pada sektor dan regional yang sama dan didisain untuk meningkatkan aktivitas inovasi dengan mendorong interaksi secara intensif, berbagi fasilitas dan pertukaran pengetahuan dan berkotribusi secara efektif dalam proses alih teknologi, jejaring dan penyebaran informasi. Pengembangan Klaster Sistem Inovasi merupakan jembatan yang dapat memfasilitasi komunikasi yang intensif dan kerjasama antara perguruan tinggi, industri, pemerintah dan komunitas. Oleh karena itu pengembangan atau penguatan Klaster Sistem Inovasi merupakan salah satu alternatif pendekatan yang dinilai efektif untuk membangun keunggulan daya saing khususnya untuk peningkatan daya saing produk unggulan daerah dan pembangunan ekonomi daerah pada umumnya. Bagi pelaku ekonomi seperti Industri Kecil dan Menengah (IKM), pendekatan Klaster Sistem Inovasi membantu upaya yang lebih fokus bagi terjalinnya kemitraan saling 39 i

57 40 menguntungkan dan pengembangan jaringan inovasi dan bisnis yang luas. Sementara itu, bagi pembuat kebijakan dan/atau pihak berkepentingan lainnya, pendekatan ini memungkinkan potensi skala pengaruh dari kebijakan dan program, dan cakupan dampaknya yang signifikan bagi perekonomian dan daya saing daerah. Pendekatan Klaster Sistem Inovasi tidak sekedar sebagai konsep tetapi juga sebagai platform nasional, baik dalam konteks pembangunan ekonomi (nasional dan daerah) berbasis pengetahuan, khususnya IKM serta peningkatan daya saing produk inovasi daerah. Peningkatan daya saing daerah saat ini membutuhkan usaha yang sangat memakan waktu sehingga akan menghambat pembangunan ekonomi. Dalam rangka memperbaiki kelemahan tersebut, mengoptimalkan pendayagunaan potensi setempat, dan mewujud kan produk inovasi daerah yang kompetitif dan berdaya saing di daerah, basis produksi dan distribusi dari hulu sampai ke hilir perlu ditata kembali dan dikembangkan secara sinergis dengan semakin bertumpu pada potensi terbaik dan karakteristik lokal/setempat masing-masing daerah. Pendekatan Klaster Sistem Inovasi dilakukan melalui peningkatan peran perguruan tinggi sebagai salah satu elemen yang mempunyai peran penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang mampu menciptakan invensi dan inovasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah berbasis sumber daya lokal. Perguruan tinggi dapat menjadi pusat unggulan yang menghasilkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan industri di daerah tempat perguruan tinggi tersebut berada. Sehingga harapan masyarakat yang menginginkan perguruan tinggi menjadi agent of region economic development dapat terwujud. Untuk menginisiasi dan memacu pengembangan/penguatan Klaster Sistem Inovasi daerah diperlukan adanya bantuan pendanaan dari pemerintah pusat atau daerah, dan hal ini sesuai dengan UU No. 18 tahun 2002, Pasal 21, pemerintah dan pemerintah daerah berperan mengembang kan instrumen kebijakan. Instrumen kebijakan sebagaimana dimaksud dapat berbentuk dukungan sumber daya, dukungan dana, pemberian insentif, penyelenggaraan program iptek, dan pembentukan lembaga. Dalam rangka mendukung hal tersebut, maka salah satu instrumen kebijakan yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan pemanfaatan hasil riset Perguruan Tinggi berbasis pengembangan Klaster Sistem Inovasi adalah pemberian bantuan Pendanaan Perumusan dan Pendampingan Klaster Sistem Inovasi (P3KI) sebagai kegiatan inisiasi awal yang dapat memacu untuk pengembangan/penguatan kalster inovasi di daerah. Dan untuk melihat capaian kinerja dari kegiatan P3KI sesuai dengan tujuan dari pengembangan Klaster Sistem Inovasi selain melakukan evaluasi kegiatan di lapangan maka diperlukan juga rapat koordinasi dan workshop guna memberi masukan dan penyempurnaan dalam Penyusunan Masterplan Model Pengembangan Klaster Sistem Inovasi berbasis Produk Unggulan. apat koordinasi dan workshop ini juga menjadi bahan masukan buat Lembaga Penerima agar output dan outcome sesuai dengan yang pernah dijanjikan pada proposal kegiatan.apat koordinasi dan workshop ini juga melibatkan Direktorat yang berada dalam Unit Utama Kemenristekdikti sehingga arah dan kebijakan masing-masing Direktorat dapat memberikan masukan dan dukungan

58 dalam pengembangan Klaster Sistem Inovasi berbasis Produk Unggulan Daerah Tujuan/Maksud Kegiatan 1. Meningkatkan pemanfaatan hasil riset dan peran aktif perguruan tinggi untuk mendukung produk unggulan daerah. 2. Meningkatkan perekonomian dan daya saing daerah. Sasaran yang ingin dicapai adalah: 1. Meningkatnya pemanfaatan hasil riset dan peran aktif perguruan tinggi untuk mendukung produk unggulan daerah. 2. Terbangunnya kemandirian teknologi dalam negeri Indonesia. 3. Perguruan tinggi mampu menjadi fasilitator dalam membangun manajemen klaster sistem inovasi. 4. Terwujudnya produk inovasi unggulan daerah berbasis hasil riset perguruan tinggi. 5. Meningkatnya perekonomian dan daya saing daerah. Proses dan Hasil Kegiatan Model dan Strategi Implementasi Klaster Sistem Inovasi Berbasis Produk Unggulan Daerah: 1. Model Pengembangan Klaster Sistem Inovasi Menggambarkan model pengembangan klaster sistem inovasi (Pola Relasi kemitraan, peran dan fungsi ABGC, berbasis Dokumen sebagai bentuk komitmen bersama untuk pengembangan PUD) 2. Model Bisnis Produk Unggulan Daerah Strategi organisasi dalam menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilai secara ekonomi, sosial dll, agar dapat berdaya saing dan menggambarkan rancangan Model Bisnis 3. Strategi Implementasi Klaster Sistem Inovasi Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk menerapkan model pengembangan klaster sistem inovasi yang telah dibangun (kaitkan dengan Model Binis, Roadmap dan proyeksi output/ outcome jika PUD tersebut dikembangkan). Manfaat/Dampak Kegiatan Terjadi Kolaborasi Relasi kemitraan, peran dan fungsi ABGC dalam Pengembangan Produk Unggulan Daerah dan Masterplan Pengembangan Klaster Sistem Inovasi Daerah berbasis Produk Unggulan Daerah sehingga dapat di implementasi pada komoditi yang sama di Daerah yang berbeda. Rekomendasi Kebijakan Untuk mewujudkan tumbuhnya inovasi berbasis produk unggulan daerah dengan pendeka tan klaster maka dalam kebijakan ini harus segera menyusun 8 (delapan) Model Pengembangan Klaster Sistem Inovasi berbasis produk unggulan daerah. Gambar 3.4 FGD Perumusan Klaster Inovasi Daerah 41 i

59 42 NO TEMA 1 Pengembangan Klaster Inovasi Kelapa dan Lahan Sekitar untuk Peningkatan Ekonomi dan Daya Saing Sulawesi Utara 2 Pengembangan Klaster Inovasi Berbasis Produk Unggulan Daerah Gula Aren di Kabupaten Sinjai 3 Inovasi Klaster Pembangunan Industrialisasi Garam Rakyat Kabupaten Jeneponto 4 Pengembangan Klaster Inovasi Berbasis Padi Unggul di Kabupaten Banggai 5 6 Tabel 3.6 Klaster Inovasi Daerah Klaster Inovasi Platform Mobil Pedesaan Jawa Tengah Klaster Industri Elektronika Jawa Barat untuk Indonesia 7 Inisiasi dan Pengembangan Klaster Inovasi untuk Industri Nilam Aceh 8 Klaster Inovasi Kopi untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata Toraja LOKUS dan PERGURUAN TINGGI TERLIBAT Sulawesi Utara, Manado Universitas Sam Ratulangi Sulawesi Selatan, Kabupaten Sinjai Universitas Hasanudin Sulawesi Selatan, Kabupaten Jeneponto Universitas Hasanudin Sulawesi Tengah, Kabupaten Banggai Universitas Tompotika Luwuk Jawa Tengah, Semarang Universitas Negeri Semarang Jawa Barat, Bandung Institut Teknologi Bandung D.I. Aceh, Universitas Syiah Kuala Sulawesi Selatan, Kabupaten Tana Toraja Universitas Kristen Indonesia Toraja Adapun tingkat pencapaian kinerja Direktorat Sistem Inovasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Capaian kinerja Direktorat Sistem Inovasi tahun 2017 SASARAN Kebijakan Sistem Inovasi Klaster Inovasi INDIKATOR KINERJA TARGET (T) TAHUN 2017 REALISASI (R) CAPAI- AN (%) Jumlah kebijakan Sistem Inovasi Nasional (SINas) 2 kebijakan 4 kebijakan 200 % Jumlah kebijakan dan implementasi Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Jumlah kabupaten/kota yang menjadi daerah regionalisasi inovasi 2 kebijakan 2 kebijakan 100 % 7 klaster inovasi 8 klaster 114 % Tabel 3.8 Perbandingan Capaian Kinerja Kinerja Direktorat Sistem Inovasi Tahun 2016 dan Capaian 2017 INDIKATOR KINERJA SATUAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 T R % T R % Jumlah kebijakan Sistem Inovasi Nasional (SINas) Kebijakan Jumlah kebijakan dan implementasi Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Jumlah kabupaten/kota yang menjadi daerah regionalisasi inovasi Kebijakan Klaster Inovasi

60 SASARAN Kebijakan Sistem Inovasi Klaster Inovasi Tabel 3.9 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Sistem Inovasi Sampai saat ini dengan RPJMN INDIKATOR KINERJA Jumlah kebijakan Sistem Inovasi Nasional (SINas) Jumlah kebijakan dan implementasi Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Jumlah kabupaten/kota yang menjadi daerah regionalisasi inovasi TARGET REALISASI % RPJM SINas SIDa Teknis Klaster Grafik 3.1 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Sistem Inovasi Sampai saat ini dengan RPJMN Target Realisasi % Capaian i

61 44 SASARAN 2: TENANT YANG DIBINA MENJADI PERUSA- HAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI DARI PERGURUAN TINGGI Pada tahun 2017, Indonesia menjadi acuan pertumbuhan perusahaan pemula (startup) khususnya digital startup, karena berdasarkan laporan Center of Human Genetic Research (CHGR) yang menyebutkan bahwa tingkat pertumbuhan digital startup di Indonesia pada tahun 2016 mencapai yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara yakni sekitar startup (CHGR,2016). Tumbuh dan berkembangnya industri-industri inovatif atau perusahaan pemula berbasis teknologi di Indonesia akan memberikan manfaat pada terciptanya lapangan pekerjaan, meningkatnya ekonomi lokal, menambah pemasukan pajak, menghasilkan devisa dari ekspor dan penggunaan produk lokal. Dalam rangka membangun iklim yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya perusahaan pemula berbasis teknologi, dan mendukung komersialisasi hasil litbang di Indonesia, maka Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengadakan kegiatan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi yang merupakan program seed funding sejak tahun Program ini merupakan instrumen kebijakan dalam bentuk skema pendanaan inkubasi kepada perusahaan pemula yang diberikan melalui lembaga inkubator bisnis teknologi untuk perusahan pemula (tenant) berbasis teknologi untuk meningkatkan daya saing perusahaan pemula tersebut, sehingga mampu bertahan dan berkembang di pasar domestik dan global yang kompetitif. Dukungan pemerintah melalui program pendanaan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan komersialisasi hasil-hasil inovasi yang memiliki tingkat kesiapan teknologi yang telah matang. Produk inovasi yang didanai difokuskan pada produk yang telah berada pada tingkat kesiapan teknologi (TKT) 8. Program pendanaan inkubasi untuk perusahaan pemula ini diharapkan mampu menjembatani para perusahaan pemula untuk dapat masuk ke pasar secara optimal. Lembaga inkubator bisnis teknologi berperan sangat penting karena pada umumnya perusahaan pemula sangat rentan terhadap kegagalan atau kebangkrutan terutama di fase awal pendirian. Kegagalan tersebut disebabkan antara lain karena kekurangan modal, kesulitan implementasi teknologi, manajemen bisnis yang belum baik, dan minimnya pengalaman di dunia bisnis. Oleh karena itu, melalui Tabel 3.10 Tingkat Kesiapan Teknologi

62 proses inkubasi yang diberikan oleh inkubator seperti pendampingan, bimbingan, pelatihan, fasilitasi pengembangan produk dan akses ke lembaga keuangan dan pemasaran yang diberikan kepada para perusahaan pemula berbasis teknologi, maka mereka mampu meningkatkan bisnis dan akhirnya dapat meningkatkan daya saing produk dan usaha mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk: 1). Mendorong komersialisasi hasil inovasi teknologi dalam negeri; 2). Menumbuhkembangkan perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT). Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah: 1). Terwujudnya komersialisasi inovasi teknologi yang berasal dari masyarakat, umum, LPK, LPNK, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pemerintah Daerah, dan Perguruan Tinggi; 2). Terwujudnya perusahaan pemula berbasis teknologi, hasil inovasi dalam negeri. Oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Tenant tersebut terbagi kedalam 8 (delapan) bidang fokus dan tersebar di 13 provinsi, adapun rinciannya sebagai berikut: NO Tabel 3.11 Sebaran Penerima Pembiayaan Berdasarkan Provinsi PROVINSI JUMLAH TENANT 1 Sumatera Utara 4 2 Sumatera Selatan 2 3 Sulawesi Selatan 3 4 Lampung 2 5 Kalimantan Timur 1 6 Jawa Timur 10 7 Jawa Tengah 26 8 Jawa Barat 41 9 Jakarta Di Yogyakarta Banten 5 12 Bali 5 13 Aceh 7 45 INDIKATOR: JUMLAH TENANT YANG DIBINA MENJADI PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEK- NOLOGI Pada Tahun 2017, Program Tenant yang Dibina Menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi diprioritaskan kepada mereka yang telah menghasilkan inovasi/produk yang siap untuk diinkubasi dan dipasarkan. Berdasarkan penilaian dari tim penilai yang lolos seleksi diberikan insentif di tahun 2017 ini sebanyak 137 (seratus tiga puluh tujuh) proposal yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor: 01/SK/PPK.2/Ditjen PI/V/2017 tentang Penetapan Proposal Penerima Pembiayaan Program Inkubasi Bisnis Teknologi Yang Dibiayai NO Tabel 3.12 Sebaran Penerima Pembiayaan Berdasarkan Bidang Fokus BIDANG FOKUS JUMLAH TENANT 1 Energi 4 2 Transportasi 4 3 Pertahanan Keamanan 3 4 Kesehatan Obat 13 5 Bahan Baku 10 6 Material Maju 14 7 Pangan 37 8 Teknologi Informasi dan Komunikasi 52 Berikut ini 137 tenant yang dibina menjadi perusahaan pemula berbasis teknologi tahun 2017 sebagaimana terlihat pada tabel berikut: i

63 46 Tabel.3.13 Capaian Tenant yang Dibina Menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Tahun 2017 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR TENANT YANG DIBINA 1 STEPHNUSGREEN SOFA berbasis limbah botol plastik Balai Inkubator Teknologi 2 NUANZA Porcelain Indonesia Inkubator AKsI (Asosiasi Klaster Indonesia) 3 Teknologi Batik Printing Malam dan Ekstrak pewarna Powder untuk Meningkatkan produktifitas teknologi Batik Canting Warna alam Inkubator AKsI (Asosiasi Klaster Indonesia) 4 DITERJEN Dari Air Laut Inkubator Bisnis CDC Universitas Malikussaleh 5 EMAS Hutan Indonesia: Teknologi Peningkatan Kerak Gaharu Untuk Bahan Baku Minyak Wangi Dunia 6 GECONA (Green Coffee Nanotechnology) 7 Pemanfaatan Limbah KAYU KALIMU- RU sebagai alternatif untuk bahan baku SOUVENIR dan mainan Edukasi Anak Inkubator Bisnis CDC Universitas Malikussaleh Inkubator Bisnis CDC Universitas Malikussaleh Inkubator Bisnis dan Teknologi Balitbangda Sumatera Selatan 8 Songket Jembrana Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana 9 Green Recyle Plasindo Inovasi Bahan baku tutup galon dari sampah plastik 10 Sumur resapan GREEN WELL dengan Sistem KNOCK DOWN Inkubator Bisnis Pananyaan Inkubator Bisnis Trilogi STEPHNUS Furniture Roy Wibisono - Nuanza Porcelain Indonesia Batik Warna Alam Si Putri Deterjen Air Laut Emas Hutan Indonesia Gecona CV. Kalimuru Casuya Kelompok Tenun Putrimas Puhadi S.Sy Sobat Bumi Community 11 Bali Hijau Biodiesel Inkubator Bisnis Primakara Bali Hijau Biodiesel 12 MAGIC RING (ID S ) alat untuk menghematkan bahan bakar dan mengurangi EMISI GAS BERACUN pada kendaraan bermotor 13 SOLARSYS: Sistem pemantauan Aset untuk pembangkit LISTRIK TENAGA SURYA 14 AM-CSP : Active Microorganism All in One 15 Electric Patient CAR Mobil Listrik untuk PATIENT 16 Rula Caps Cangkang Kapsul Berbahan Rumput Laut Pertama di Dunia 17 Inovasi Pengolahan Deodoran Gayuen Compact Powder 18 Produksi dan Pemasaran Produk Suspensi Beras Monascus untuk Hipertensi dan DBD Inkubator Wirausaha Inovasi Jawa Tengah (INWINOV Jateng) Intek Unsindo Pusat Pengembangan Teknopreneurship Indonesia Inkubator Bisnis Pananyaan Inkubator Bisnis Trilogi Inkubator Bisnis Universitas Syiah Kuala Inkubator Teknologi LIPI Sumiyanto Muhammad Hamka Ibrahim, S.T. M.Eng Agrotek Patreve E-CAR For Patient Indo Natura Gemilang Abadi Gayuen Essential CV. Arrohmah

64 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR TENANT YANG DIBINA 19 GUAVA LEAF ANTISEPTIK Inkubator Wirausaha Inovasi Jawa Tengah (INWINOV Jateng) 20 Sirup Daker (Daun Kersen) sebagai Pengendali Kadar Gula Darah, Asam Urat dan Kolesterol 21 Kelor Wangi "Inovasi Pengolahan Daun Kelor Menjadi Suplemen Multi Khasiat" 22 PIJAR PSIKOLOGI One Stop Online Psychological Service Inkubator Wirausaha Inovasi Jawa Tengah (INWINOV Jateng) Inkubitek Untag Banyuwangi PT. Gama Multi usaha Mandiri Guava Ron Sirup Daker (Sirup Daun Kersen) Kelorwangi Berkah Melimpah Pijar Psikologi 23 ZADA LABBAYK SERIES PT. Gama Multi usaha Mandiri Hadratul Asliyah 24 Produksi BIOSURFAKTAN senyawa aktif ALKIL ALGINAT dari ESTERIFIKASI Asam STEARAT untuk kosmetik dan obat 25 Pure Natural: Jamu Premium Ready to Drink 26 BIO - GROWTH : ZPT Organik Ramah lingkungan 27 Instalasi Pengolahan Minyak ATSIRI SERAI WANGI 28 "InventPro" Enzim Rekombinan DNA Polimerase Produksi Dalam Negeri dengan Kualitas Terjamin Harga Bersaing Pusat Bisnis dan Teknologi (PBT) Universitas Ahmad Dahlan Inkubator Bisnis Trilogi Pusat Studi Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis PDD IPB AK Aceh Tamiang REALITAS Technology Business Incubator (TBI)-IPB STP CV. Nusant Green Pure Natural Eka Purwasih, SE Ana Agustina Fitri Luthfianti Nur Annisaa 29 Bitumen Nano Waterproofimg Balai Inkubator Teknologi PT Powertech Mitra Asia 30 Development CPI Oil Water Separator Coupled With Electro Coagulant for WWTP System 31 GAMMA DENSITY Solusi Mencegah Terjadi Kebocoran dalam proses pengolahan bahan baku 32 MICROTEC sebagai anti jamur pada industri pakan ternak 33 Valensi Alumunium EXTRUSION for TL/ LED Lighting Fixtures 34 GREENED penjernih air dengan karbon sekam Balai Inkubator Teknologi Balai Inkubator Teknologi Balai Inkubator Teknologi Balai Inkubator Teknologi Inkubator AKsI (Asosiasi Klaster Indonesia) 35 Mesin Peniris Minyak (Spinner) Inkubator AKsI (Asosiasi Klaster Indonesia) 36 Pengembangan Mocaf dengan fermentasi biang 37 Pembuatan Kanvas Rem dan Kopling Otomotif Go Green 38 Inkubasi Produk Zirkonia sebagai Bahan Baku Keramik Suhu Tinggi Inkubator AKsI (Asosiasi Klaster Indonesia) Inkubator Bisnis Pananyaan Inkubator Teknologi LIPI PT. Pustek Energi dan Teknologi PT Nucla Teknindo Jaya Anisa Puspita Sari, S.T., M.M. (Microtec Sukses Indonesia ) Prapto Budi Santoso (Valex Folifix ) Doni Hermawan Anwar Sanusi Mudhofar Laskar Go Green PT. DNR International 47 i

65 48 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR TENANT YANG DIBINA 39 Pemanfaatan Limbah plastik kemasan menjadi papan 40 Bio Naga Bio ZPT Pemacu Pertumbuhan Generatif Buah Naga 41 Sophisicated Fish Catcher Machine (Teknologi Multi Fungsi Dalam Perikanan Modern) 42 SALTDEC M102: pendeteksi kualitas GARAM real time dan mobile 43 BERAS SINGKONG Makanan sehat berbahan baku lokal dan pengganti pangan pokok 44 EGG GO-GREEN (Produksi Telur Omega 3) 45 Komersialisasi Bibit Kentang (planlet, Stek, dan Kenolan) 46 Komersialisasi BIOMAGG sebagai pakan Ternak berprotein tinggi dan ramah lingkungan Inkubator Wirausaha Inovasi Jawa Tengah (INWINOV Jateng) Inkubitek Untag Banyuwangi Lampung University Business Innovation Center Inkubator Bisnis Trilogi Balai Inkubator Teknologi Balai Inkubator Teknologi Balai Inkubator Teknologi Balai Inkubator Teknologi Cipta Karya Produk (CKP) Ahmad Mursyid Rois Sophisicated Fish Catcher Machine Matra Kreasi Mandiri PT Indo Metro Surya Andola Ellsa Soejono (Egg Go-Green) AdhiGuna Laboratorium Aminudi (Biomagg) 47 Natural Black Garlic Balai Inkubator Teknologi PT Geliyat InovasiMandiri 48 SPIRUMEE Mie Spirulina Berprotein Tinggi dan bebas Gluten 49 Nutrimo, Sistem Otomasi Pertanian Hidroponik 50 AutoFarm : Poultry Layer Performance Monitoring System 51 Rumah VANAME: Teknologi Budidaya Udang Vaname 52 Bisnis Produk Sayuran Organik Dengan teknologi Hidroponik 53 FRUITS UP Inovasi pengolahan buah Mangga lokal menjadi PUREE MANG- GA berkelas internasional Balai Inkubator Teknologi Bandung Techno Park Cubic Inkubator Bisnis CDC Universitas Malikussaleh Inkubator Bisnis dan Teknologi Balitbangda Sumatera Selatan Inkubator Bisnis Pananyaan PT Karunia Kautsar Perdana Modegi Auto Farm Indonesia Rumah Vaname Hidroponik Center Palembang Mahadyansahi Alhadi 54 PONKOD Inkubator Bisnis Primakara Farmindo Teknologi 55 Inovasi Mesin Pengupas Klobot Jagung - ZeMTe Teknologi Penyangraian dan Pencampuran Produk Kopi Lembang Bercita-Rasa Khas Inkubator Bisnis STKIP PGRI Tulungagung Inkubator Teknologi dan Bisnis Kira Ermina CV.Mitra Mulia Abadi

66 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR TENANT YANG DIBINA 57 Teknologi proses pengolahan minuman ALOE VERA Blend Sari buah Nenas untuk meningkatkan daya saing 58 Swa Produksi Baglog Jamur dan Pengembangan Produk Olahan dari Jamur 59 Kopi Bambu Bergaya Kebumen (Yuam Roasted Coffe) 60 Kuba Seeder dan Altindo sebagai Solusi Teknologi Tanam Nasional pada Budidaya Kacang Hijau, Jagung dan Kedelai Inkubator Teknologi dan Bisnis Inkubator Teknologi LIPI Inkubator Wirausaha Inovasi Jawa Tengah (INWINOV Jateng) Inkubator Wirausaha Inovasi Jawa Tengah (INWINOV Jateng) 61 Media Semai Instant Inkubator Wirausaha Inovasi Jawa Tengah (INWINOV Jateng) 62 Mesin panen GARAM RAKYAT Inkubator Wirausaha Inovasi Jawa Tengah (INWINOV Jateng) 63 SALAPUCINO Inkubator Wirausaha Inovasi Jawa Tengah (INWINOV Jateng) 64 LITERFISH inovasi pakan ikan dari limbah ternak ayam dengan Aplikasi Screw EXTRUDER 65 ORGANIKGO - Inovasi Budidaya Sayuran Organik Dengan Hidroponik Organik 66 PUNTANG COFFEE inovasi pengolahan kopi untuk menghasilkan kopi dengan aroma WINEY dan rasa FRUITY 67 COMED - Made Chocolate With Technology 68 HIKAPEL Inovasi Melon Premium sebagai Komoditas Unggul Indonesia Intek Unsindo LKB-KADIN Kabupaten Bandung LKB-KADIN Kabupaten Bandung PT. Gama Multi usaha Mandiri PT. Gama Multi usaha Mandiri 69 ESUBAMIX (Alat Mixer Pakan Ternak) Pusat Bisnis dan Teknologi (PBT) Universitas Ahmad Dahlan 70 COCOVINE (Vinegar ait kelapa): Pengawet alami pengganti formalin yang aman dan ramah lingkungan 71 Diversifikasi produk YOGHURT serbuk sebagai Alternatif minuman Probiotik yang praktis 72 Mesin penyulingan MINYAK ATSIRI dengan BOILER PIPA dan meningkatkan Tekanan dengan Injeksi udara panas Inkubator Bisnis Trilogi Inkubator Bisnis Trilogi Pusat Inkubator Bisnis dan Teknologi CIKAL Universitas Sumatera Utara CV. Dzifa Sarikumetap CV Myco Pangan Indonesia Yuam Roasted Coffe KUBAJATANI (Bengkel Alat dan Mesin Pertanian) Yudik Prianto, A.Md Mesin Panen Garam Rakyat KIEBAE Biji Salak Instan Mascuk Susilo ORGANIKGO Puntang Coffee COMED CV. Biomelodi Agro Mulya Reka Alat Subatek CocoVine Murni Yummy Pembuatan Mesin Penyulingan 49 i

67 50 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR TENANT YANG DIBINA 73 Penyedia Hara N dan P serta DEKOM- POSER limbah organik 74 (Tepung Hanjeli) Alternatife Lain Penggati Beras dan Tepung Terigu Pusat Inkubator Bisnis dan Teknologi CIKAL Universitas Sumatera Utara Pusat Inkubator Bisnis Ikopin (PIBI IKOPIN) 75 Cattle Pellet Complete Feed Pusat Inkubator Bisnis UNIS- LA 76 ANFROM alat REHIDRATOR ruang budidaya jamur dan HORTIKULTURA yang berfungsi guna menjaga kestabilan kondisi suhu dan kelembaban 77 KATULAC Feed additive Berbasis Katuk untuk Meningkatkan Produktifitas dan Kualitas Susu Sapi di Indonesia 78 Produk Aplikasi SUBMARINE DRONE untuk ketahanan Maritim 79 EnrolPilot : Sistem Autopilot UAV Berbasis Open Source Untuk Target Drone 80 Inovasi Pesawat Tanpa Awak Dalam Negeri Mengudara tanpa batas, let s fly with us 81 Kendaraan Taktis Militer Tanpa Awak (WAR-V1) 82 WI4GO, Aplikasi Wi-Fi Plus-Plus untuk Pemasaran Digital Otomatis 83 Agrotek KUMBUNG-7 PINTAR Efisiensi dan Efektifitas Budidaya Jamur Berbasis Dengan Kontrol Otomatik" Pusat Pengembangan Teknopreneurship Indonesia Technology Business Incubator (TBI)-IPB STP Balai Inkubator Teknologi Cubic PT. Gama Multi usaha Mandiri PT. Gama Multi usaha Mandiri Balai Inkubator Teknologi Balai Inkubator Teknologi Penyedia hara N dan P serta Dekomposer limbah organik Tepung HANJELI KARYAAM Barokah Jaya CV. Bumi Mulia Yunita Silvia Ningtyas Ray Firmansyah (Ray Energi Solution) EnrolInc CV.Wartech innovation CV. BDL Technology CV Indowifi Surya Solusi Agro Teknologi Pintar 84 Soket Pintar WIFI Balai Inkubator Teknologi Desi Asto Nugroho (Envinix) 85 Calisto nge-print Cepat, Mudah dan Murah 86 e-locker, Solusi Fasilitas Umum yang Modern, Praktis, dan Cerdas sebagai Pendukung Terwujudnya Kota Cerdas 87 MEDICON: alat peraga pendidikan pada pembelajaran kontrol otomatik 88 Orent, first on-demand mobile app for easy rent, any time 89 PasarLaut.com: online trading untuk komoditas perikanan 90 PROPERMAN (Process and Performance Management) 91 SMASH : Aplikasi Manajemen Terintegrasi untuk Bank Sampah di seluruh Indonesia Bandung Techno Park Bandung Techno Park Bandung Techno Park Bandung Techno Park Bandung Techno Park Bandung Techno Park Bandung Techno Park Calisto de Solution Dinotera Orent Global Teknologi Pasar Laut PT. Garputala PT. Solusi Hijau Indonesia

68 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR TENANT YANG DIBINA 92 Sociocaster : Aplikasi Employee Advocates Untuk Promosi Organik di Sosial Media Bandung Techno Park Adi Wisnu Suandharu, S.T 93 Inagri Asia Teknologi Cubic Inagri Asia Teknologi 94 Mini MALL Service APP : Aplikasi Mobile Cek biaya dan pantau Servis LAPTOP DAN HP pertama di Indonesia 95 PILIH PRODI : aplikasi mobile edukasi minat bakat remaja Cubic Cubic Minimall Pilih Prodi 96 Scola E-learning System Cubic CV. Nagata Inovasi 97 Token Kerja Sebagai Cara Cerdas dan Murah untuk CARI KERJA Berbasis Aplikasi Mobile Android 98 Crevity Memberdayakan setiap Desainer dan Artis Gerdhu Inkubator Teknologi Gerdhu Inkubator Teknologi PT. Indogetjob international solution PT. Smartek Idea Global 99 Integra E-Office Gerdhu Inkubator Teknologi Integra Teknologi solusi 100 SATPAM PINTAR I2C ( Industrial Innovation Center ) 101 Carimodal.id - Dapatkan modal investor untuk bagi hasil Inkubator Bisnis CDC Universitas Malikussaleh 102 Sistem Informasi PROPERTI (SIPRO) Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana 103 Alatproyek.com Pengembangan usaha alatproyek.com dengan menggunakan apps berbasis android dan ios 104 eresto, Level Up Restaurant with awesome digital solution 105 Rumah Custom, Merchandise Design Studio 106 SISMART (School Information System That Manage Analyze Reports And Tells) Inkubator Bisnis Pananyaan Inkubator Bisnis Pananyaan Inkubator Bisnis Pananyaan Inkubator Bisnis Pananyaan PT Meta Sukses Pratama Carimodal.ID 81media.co.id Hurama Arifin Harland Firman Agus Rumah Custom Hilotech 107 Powerthrone Surfet Inkubator Bisnis Primakara Powerthrone 108 Xpert.ID Platform Berbagi Pengetahuan Dari Expert Kepada UKM Inkubator Bisnis Trilogi 109 BEDA (Belajar dengan Audio) Inkubator Industri Telematika Yogyakarta (I2TY) Amikom Business Park 110 B-SMART Inkubator Industri Telematika Yogyakarta (I2TY) Amikom Business Park 111 DTRON Smart Chair Inkubator Industri Telematika Yogyakarta (I2TY) Amikom Business Park 112 LONDREE Inkubator Industri Telematika Yogyakarta (I2TY) Amikom Business Park Xpert NEOX Indonesia CREAVI SMART IT Detron Engineering LONDREE 51 i

69 52 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR TENANT YANG DIBINA 113 UAV 2200 Solar System Inkubator Industri Telematika Yogyakarta (I2TY) Amikom Business Park 114 AUTOBYX AUTOMATIC BABY BOX Inkubator Kreasi dan Inovasi Telematika Semarang (IKITAS) 115 Proposal Penerapan Augmented Reality Untuk Kartu Nama Digital (SNAP CARD) 116 Teknologi Informasi Portable Urinalisasi Meter 117 Inkubasi Bisnis teknologi mesin ROUTER CNC TRAINING UNIT dengan aplikasi Software MACH 3 dan penggerak AXIS berupa STEPPER MOTOR CLOUDS - Inovasi IT OUTSOURC- ING untuk menghasilkan WEBSITE yang Fleksibel terhadap perubahan pasar 119 BATIAN aplikasi keuangan untuk bisnis mikro berbasis SMARTPHONE Inkubator Kreasi dan Inovasi Telematika Semarang (IKITAS) Inkubator Kreasi dan Inovasi Telematika Semarang (IKITAS) Intek Unsindo LKB-KADIN Kabupaten Bandung LKB-KADIN Kabupaten Bandung 120 Plansys : Fastest PHP Web App Builder PENS SKY VENTURE (Unit Inkubasi Bisnis PENS) 121 ACDC rumah inovasi (ARM Corporation Development Center) Media Pembelajaran dan Pengembangan Teknologi Robotika 122 AIRI - Perangkat Cerdas Irigasi Otomatis pada Pembibitan Kelapa Sawit PT. Gama Multi usaha Mandiri PT. Gama Multi usaha Mandiri UAVEROSKY Ade Rusmawati Amiri Ode Digital-88 SPInTECH CV. Velindo Teknik 21Clouds Batian Plansys Selvi Faristasari Merapi Tani Instrumen 123 Integra: Integrated Data and Information PT. Gama Multi usaha Mandiri VERTITON DiCo 124 Tarrasmart - TV & Radio Apps Pusat Inkubasi Bisnis UMI Tarrasmart Media Indonesia 125 Databit Indonesia Pusat Inkubator Bisnis dan Teknologi CIKAL Universitas Sumatera Utara 126 Macadamia Pusat Inkubator Bisnis dan Teknologi CIKAL Universitas Sumatera Utara 127 Teacch Pusat Pengembangan Teknopreneurship Indonesia 128 Network Monitoring System untuk Tower BTS 129 Penambahan Teknologi e-learning pada Situs rumahprivate.com dengan Mengkombinasikan Teknik Animasi Flat Motion dan Materi Sekolah 130 Pengembangan Youthmanual.com Sebagai Platform Persiapan Kuliah dan Karier Nomor Satu di Indonesia REALITAS SCAD Global Skystar Ventures Databit Indonesia Mandike Aplikanusa Nurul Wakhidatul Ummah Muhammad Ade Lutfian ST CV. Education Code Solution Youthmanual

70 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR TENANT YANG DIBINA 131 Sistem Pengadaan Barang secara elektronik (e-procurement) di Indonesia oleh INDOPROC 132 Mengembangan Teknologi dengan Audio Buku Play Story 133 Mechanic Personal Assistance, peralatan ukur dan perawatan kendaraan roda 2 dengan teknologi EFI 134 Motor Disabilitas dengan teknologi Tilting Three wheel (TTW) Skystar Ventures UBpreneur Bionic Incubator Inkubator Bisnis dan Teknologi Solo Technopark 135 Alat Tambal Ban Portable "Tyre Press" Inkubator Wirausaha Inovasi Jawa Tengah (INWINOV Jateng) 136 FASTREX - Transporter Sawit Handal di Lahan Ekstrim Untuk Meningkatkan Produksi Sawit Nasional 137 PURIFIER DAN STERILIZER Air Baku untuk industri pangan dan masyarakat pesisir Technology Business Incubator (TBI)-IPB STP Inkubator Bisnis Teknologi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan INDOPROC Play Story Fazcho Indonesia RWIN Development RIFA UL ZAMZAMI, S.Pd. Anik Setiyaningsih Sefactor Pharma 53 Berikut ini beberapa produk teknologi dari tenant yang dibina menjadi perusahaan pemula berbasis teknologi tahun 2017 dari tabel diatas: i

71 54 INVARUNNER DENGAN TEKNOLOGI TILTING THREE WHEEL (TTW) Bidang Fokus : Transportasi Deskripsi : Motor Roda Tiga (Tilting Three Wheel (TTW)) untuk Penyandang Disabilitas yang merupakan pengembangan dari sepeda motor beroda dua menjadi sepeda motor beroda tiga. yang difungsikan untuk memudahkan penyandang cacat fisik terutama cacat tubuh bagian bawah (kaki) agar dapat beraktivitas dan bepergian seperti halnya orang normal.pada umumnya cukup banyak produsen motor, baik dari dalam maupun luar negeri, yang berupaya dalam mengembangkan teknologi tersebut. Keunggulan : Tilting Three Wheel (TTW) ini merupakan teknologi kendaraan roda tiga inovatif dimana bodi dan atau roda-rodanya dapat miring ketika berbelok seperti sepeda motor pada umumnya. Sedangkan kendaraan roda tiga konvensional mempunyai kelemahan, diantaranya radius belok dalam mengendarai sepeda yang besar, dalam hal ini cukup membahayakan bagi pengendara yang merupakan orang cacat kaki karena beresiko terjadi kecelakaan di jalan raya. Dampak Pemanfaatan : Ekonomi: Harga terjangkau dan membantu pemerintah dalam penyediaan transportasi khusus penyandang disabilitas. Sosial: Khusus untuk sepeda motor yang dibuat untuk orang cacat kaki, biasanya berupa tricycle (sepeda roda tiga) dengan sistem dua roda belakang dan satu roda depan. Desain seperti ini mempunyai kelemahan, di antaranya radius belok dalam mengendarai sepeda yang besar, dalam hal ini cukup membahayakan bagi pengendara yang merupakan orang cacat kaki karena beresiko terjadi kecelakaan di jalan raya. Berbeda dengan konsep RWIN Development yang mengembangkan kerangka motor menjadi roda tiga telapak sempit miring saat menikung (lean cornering) yang gesit dan lincah serta dilengkapi tilting lock sehingga kendaraan bisa berdiri kokoh saat parkir sehingga dapat membantu pengendara yang berkaki cacat. Status Kekayaan Intelektual Pengembang/Pemilik Teknologi Industri yang Memproduksi : Hak desain industri nomor INVARUNNER No D RWIN DEVELOP- MENT No D : RWIN Development (Rubiyanto Hadi Pramono) : --- Pengguna Produk : Penyandang disabilitas pengguna sepeda motor Kerjasama yang Diinginkan : Lisensi - Royalti

72 DRONE SUBMARINE Bidang Fokus : Hankam Deskripsi : Observable Drone Submarine digunakan untuk proses sweeping area bawah air, laut, sungai dsb. Untuk mencari serpihan pesawat yang jatuh, kapal laut yang karam, pengecekan pipa dan instalasi di dalam air laut, Video maker dibawah laut, dsb. Alat ini juga memiliki kemampuan tinggi dalam melakukan observasi serta penjelajahan area yang sulit dijangkau oleh penyelam. Terdapat Motor High Speed untuk tenaga pendorong utama dan mampu melakukan engine reverse dalam hitungan detik. Dan empat buah truster untuk manueverabillity dengan cukup baik agar dapat menjangkau sudut sudut yang cukup sulit dan kritis dalam posisi hover. Diharapkan produk dalam riset nanti dapat mendukung dan berkontribusi dalam bidang Pertahanan Militer maupun Ketahanan Maritim di Indonesia menuju bangsa yang berdaya saing. Keunggulan : Dengan bahan body Composite Durallium mampu menahan tekanan air hingga 40kg/cm dan kedalaman 30 hingga 40 Meter. Camera 18MP dilengkapi infrared sehingga dapat melihat lebih baik menembus kedalaman air dan recordable. Melihat benda bergerak, benda diam serta hewan laut. Drone ini mampu menelusuri laut serta sungai dengan menggunakan wire control sehingga pengiriman data serta perintah gerakan robot dengan kecepatan tinggi. Peningkatan teknologi selanjutnya menuju wireless dan di remote secara online serta drone mampu melakukan self charging juga ultrasonic. 55 Dampak Pemanfaatan : Ekonomi: Penghematan negara dalam pengadaan Submarine. Sosial: Kalangan menegah merupakan filter suatu barang dapat diterima atau tidaknya dikarnakan kalangan menegah merupakan masyarakat konsumtif terhadap tren. Maka dari itu peluang terhadap suatu produk yang menjadi trend di masyarakat sangatlah besar, didalam negri ataupun di luar. Pengembang/Pemilik Teknologi Industri yang Memproduksi : Ray Firmansyah (Founder) : --- Pengguna Produk : TNI (khususnya Angkatan Laut) Kerjasama yang Diinginkan : Jual putus i

73 56 SASARAN 3: PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEK NOLOGI DARI PERGURUAN TINGGI Penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), dalam hal ini penciptaan produk inovasi, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Pengalaman beberapa negara maju menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan kemajuan berakar pada kemampuan inovasi teknologi dan inovasi yang dimiliki. Meskipun mereka mempunyai sumber daya alam yang kurang memadai, negara-negara tersebut berhasil mensejahterakan masyarakatnya. Penguasaan Iptek dan inovasi memberikan peluang dan kekuatan untuk bersaing dalam kancah perdagangan yang kompetitif dengan memanfaatkan unggulan SDA yang dimiliki (komparatif). Beberapa negara telah menempatkan perusahaan-perusahaan berbasis teknologi sebagai salah satu motor penggerak utama pembangunan. Tumbuh dan berkembangnya industri-industri inovatif atau perusahaan pemula berbasis teknologi di Indonesia akan memberikan manfaat pada terciptanya lapangan pekerjaan, meningkatnya ekonomi lokal, menambah pemasukan pajak, menghasilkan devisa dari ekspor dan penggunaan produk lokal. Dalam rangka membangun iklim yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya perusahaan pemula berbasis teknologi, dan mendukung komersialisasi hasil litbang Perguruan Tinggi di Indonesia, maka Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengeluarkan program pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Perguruan Tinggi (PPBT PT) Tahun Program ini merupakan instrumen kebijakan dalam bentuk skema pendanaan untuk lembaga inkubator bisnis teknologi dan perusahaan pemula berbasis teknologi sebagai tenant lembaga inkubator yang berada dalam Perguruan Tinggi dalam melakukan proses inkubasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan pemula tersebut. Lembaga inkubator bisnis teknologi berperan sangat penting karena pada umumnya perusahaan pemula sangat rentan terhadap kegagalan atau kebangkrutan terutama di fase awal pendirian. Kegagalan tersebut disebabkan antara lain karena kekurangan modal, kesulitan implementasi teknologi, manajemen bisnis yang belum baik, dan minimnya pengalaman di dunia bisnis. Oleh karena itu, melalui proses inkubasi yang diberikan oleh inkubator, seperti pendampingan, bimbingan pemberian pelatihan, fasilitasi pengembangan produk dan akses ke lembaga keuangan dan pemasaran yang diberikan kepada para perusahaan pemula berbasis teknologi, maka mereka mampu meningkatkan bisnis, dan akhirnya dapat meningkatkan daya saing produk dan usaha mereka. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan Perusahaan Pemula Berbasis teknologi (PPBT) dari hasil inovasi Perguruan Tinggi. Sedangkan sasaran program ini adalah adanya Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi yang tumbuh dari hasil inovasi Perguruan Tinggi. INDIKATOR: JUMLAH PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI DARI PERGURUAN TINGGI Tahun 2017, program pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Dari Perguruan Tinggi diprioritaskan pada inovasi teknologi yang

74 mempunyai potensi pasar, bernilai komersial, sudah siap untuk trial produksi sebagai penyempurnaan dan dapat juga sedang dalam proses pengurusan kekayaan intelektual, perizinan dan atau sertifikasi lainnya. Output kegiatan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi (PPBT PT) tahun 2017 adalah menghasilkan 116 (seratus enam belas) perusahaan pemula berbasis teknologi dari pergu - ruan tinggi yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 02/SK/PPK.2/Ditjen PI/V/2017. Proposal-proposal tersebut terbagi kedalam 8 (delapan) bidang fokus yakni energi, transportasi, pertahanan dan keamanan, kesehatan dan obat, bahan baku, material maju, pangan dan teknologi informasi dan komunikasi, adapun rinciannya sebagai berikut: 57 Tabel Capaian Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Tahun 2017 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR 1 Inovasi Pengolahan Nilam Aceh oleh RAMU: Patchouli Essential Oil & Patchouli Bath Salt 2 GOON Travel (Travelling Evolution) 3 Produksi Senyawa Pembanding Tumbuhan Obat Indonesia dan Bahan Baku Obat Berbasis Gambir. Inkubator Bisnis Universitas Syiah Kuala Inkubator Bisnis Universitas Inkubator Bisnis Universitas 4 Bahan Organik Lokal Plus (BOL+) Inkubator Bisnis Universitas 5 Dedadiah : Inovasi dan Komersialisasi Dadiah Minangkabau Inkubator Bisnis Universitas 6 Perawat Nusantara Inkubator Bisnis Universitas 7 Usaha penggilingan karet teknologi mesin penggiling karet lima rol membantu meningkatkan harga karet 8 Teknologi mesin Kikis dalam peningkatan efisiensi dan kualitas di Bisnis Kulit KAYU MANIS 9 Raman Farm (Usaha Peternakan Terintegrasi & Pemberdayaan Peternak Perdesaan) 10 Penggemukan SAPI tanpa rumput hijauan PERGURUAN TINGGI Universitas Syiah Kuala Universitas Andalas TENANT YANG DIBINA RAMU (CV Koetaradja Aromatic) GOON Travel Universitas Andalas Andalas Sitawa Fitolab Universitas Andalas Universitas Andalas Universitas Andalas rp farm PT. Baguna Inovasi Pangan, Dedadiah, PT. Baguna Inovasi Pangan AppSkep Indonesia Inovasi Bisnis (Ino-B) Politeknik Jambi POLJAM RUBBERIN- DO(Mesin Pengepresan Karet) Pusat Penelitian dan Pengembangan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Lampung Pusat Penelitian dan Pengembangan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Lampung UPT. Produksi dan Jasa Politeknik Negeri Lampung Universitas Lampung Universitas Lampung Politeknik Negeri Lampung CV. Minang Agro Berkahtama(kulit kayu manis) Raman Farm Mugi Agung i

75 58 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR 11 Teknologi Pengembangan Kopi Fermentasi dan Produk Turunannya 12 Jamu Kulo Racikan Jamu Ice Blend Nikmat dan Alami 13 Application programming INTER- FACE PLATFORM For Businessis UPT. Produksi dan Jasa Politeknik Negeri Lampung Pusat Inkubator Bisnis Trilogi Pusat Inkubator Bisnis Trilogi 14 ALIEN LOX Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis (PI2B) 15 PLC Mikro for Robotic Education Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis (PI2B) 16 Platform Social e-commerce untuk mendapatkan produk dari luar negeri dengan bantuan traveler Skystar Ventures 17 Produksi Konsentrat Buah Nanas Teknologi Bisnis Inkubator Swiss German University 18 Motion Simulator Teknologi Bisnis Inkubator Swiss German University 19 Superjamu HerbaChick (Suplemen Herbal untuk Meningkatkan Produktifitas Ternak Unggas) 20 TURBIN angin skala Mikro sebagai Solusi energi masa depan Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis 21 utkliq Energy Monitoring Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis 22 Komersialisasi Permen Hisap Propolis sebagai Panganan Fungsional Bagi Kesehatan Gigi 23 Propolis Flouride (FLOLIS) Pencgah Karies dan 24 Anjungan Telehealth Masyarakat Sehat (ATM SEHAT) 25 DC to DC Konverter Energi Terbarukan 26 SIKOMO Aplikasi Pemesanan Bus Shuttle Jakarta-Bandung Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis PERGURUAN TINGGI Politeknik Negeri Lampung Universitas Trilogi Universitas Trilogi Institut Teknologi Indonesia Institut Teknologi Indonesia Universitas Multimedia Nusantara Swiss German University Swiss German University Universitas Indonesia Universitas Indonesia Universitas Indonesia Universitas Indonesia Universitas Indonesia Universitas Indonesia Universitas Indonesia Universitas Indonesia TENANT YANG DIBINA Jauza House(Kopi Fermentasi, Hast Coffee (Khasnya Kopi Lampung)) Jamu Kulo PT. Global Visitech Nusantara PT Eloktrikel Teknologi Indonesia (Security System based on Android Smartphone)) istar Visual Otomasi(PLC Mikro For Robotic Education) Zefer(Zefer) SARINAS Prime Technology Indonesia(Motion Simulator for Virtual Reality PT Tasawa Herbal Nusantara(Superjamu Herbachick) Lentera Angin Nusantara(Penari Langit) CV Java Otomasi(Utkliq-Monitoring energy) Berkah Procandy Sejahtera Rekayasa Flolis Makara Telehealth Indonesia(Anjungan Telehealth Masyarakat Sehat PT Weston Integrasi Energi Sikomo(Sikomo (Aplikasi))

76 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR 27 "Bio-HaraPlus" Pupuk dan Pestisida ramah lingkungan untuk pertanian organik Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (IncuBie) LPPM IPB PERGURUAN TINGGI Institut Pertanian Bogor TENANT YANG DIBINA PT. AGRO TRI MI- TRAPERINTIS Benih SAYURAN unggulan IPB Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (IncuBie) LPPM IPB Institut Pertanian Bogor CV Benih Dramaga 29 Helm Green Composite tahan benturan dan ramah lingkungan Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (IncuBie) LPPM IPB Institut Pertanian Bogor Interstisi(Helm Green Composite) 30 Gucakusi: Gula Cair Dari Kulit Singkong Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (IncuBie) LPPM IPB Institut Pertanian Bogor Gucakusi Multi Agro 31 Beras PRATANAK : beras berindeks GLISEMIK rendah dan kaya Nutrisi untuk penderita Diabetes dan Diet Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (IncuBie) LPPM IPB Institut Pertanian Bogor d'platinum food Indonesia(Bers Pratanak (Parboiled Rice) beras berindeks glikemik rendah dan kaya nutrisi) 32 LOCK ALLERGEN Pendeteksi alergi makanan lokal indonesia Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (IncuBie) LPPM IPB Institut Pertanian Bogor Since Makmur Group(Lock Alergen: kit pendeteksi alergen) 33 NURILAKTASI Inovasi produk minuman siap saji berkasiat meningkatkan produksi ASI Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (IncuBie) LPPM IPB Institut Pertanian Bogor CV. Galohgor Nutrasetikal (NUTRILAK- TASI) 34 YOURGOOD: Premium Greek Yoghurt dengan Teknologi Bio-Protective untuk memperpanjang umur simpan Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (IncuBie) LPPM IPB Institut Pertanian Bogor Healthy Food(Your- Good) 35 KE IF: Minuman Kefir berskala industri dengan berbagai varian rasa Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (IncuBie) LPPM IPB Institut Pertanian Bogor CV Sari Burton i

77 60 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR 36 Komersialisasi Teknologi Pupuk Hayati M-BIO PORASI 37 Pengembangan Bisnis dan produksi masal PROSTESIS terjangkau 38 Penerapan Sistem Manajemen Teknologi CLOUD untuk klinik kecil menengah di Indonesia 39 Implementasi Blockchain pada Platform Industri Musik di SVARA 40 Manufaktur Tabung Gas Dengan Material E-Glass Composite Untuk Rumah Tangga Kelas Menengah & Nelayan 41 Lumen Penerapan Artificial Intelligence dalam Chatbot Sebagai Helpdesk di Smart City 42 MYCOTECH material bangunan Terbarukan melalui pertumbuhan MISELIA amur pada limbah pertanian 43 Isolated Ground Shiled Wire High Voltage dan Isolated Ground Shield Wire Medium Voltage 44 DESIN Inovasi produk HAND- SANITIZER tanpa alkohol berbasis Nanokito-san sebagai zat antibakteri 45 TRAK BRICKET (Biobriket Bahan Baku Rami) 46 PDC inovasi produk CUSTOM pengharum mobil berbasis WEB- SITE Pusat Inkubator Agribisnis (PIA) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Inkubator Industri dan Bisnis (IIB) Lembaga pengembangan inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB Inkubator Industri dan Bisnis (IIB) Lembaga pengembangan inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB Inkubator Industri dan Bisnis (IIB) Lembaga pengembangan inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB Inkubator Industri dan Bisnis (IIB) Lembaga pengembangan inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB Inkubator Industri dan Bisnis (IIB) Lembaga pengembangan inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB Inkubator Industri dan Bisnis (IIB) Lembaga pengembangan inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB Inkubator Industri dan Bisnis (IIB) Lembaga pengembangan inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB Pusat Inkubator Bisnis (PIB) UNPAD Pusat Inkubator Bisnis (PIB) UNPAD Pusat Inkubator Bisnis (PIB) UNPAD PERGURUAN TINGGI Universitas Siliwangi Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Bandung Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran TENANT YANG DIBINA CV. Bumi Citra Pratama Kinetik Medikal Indonesia(D2 Knee) MyClinicalPro (PT. Medika Teknologi Nusantara)(Sistem Manajemen Klinik MyClinicalPro ) layanan aplikasi audio streaming yang bernama SVARA dengan inovasi implementasi Blockchain.(SVARA ) Protek Solution PT Lakon Teknologi Dwipantara(Lumen ) PT Miko Bahtera Nusantara (Mycotech - Sustainable Bio Material) PT. Tesla Daya Elektrika "Desin" Inovasi Produk Handsanitizer Tanpa Alkohol Sacita Muda (Biobriket Rami) Psychedelic(PDC (Take you to another world))

78 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR 47 Inovasi Jagung Nasi Menjadi Jagung Nasi sebagai Pangan Alternatif Non Beras Pusat Inkubator Bisnis (PIB) UNPAD PERGURUAN TINGGI Universitas Padjadjaran TENANT YANG DIBINA JANAKA Projection ID: Aplikasi pembuat Proyeksi Keuangan bagi UKM Pusat Inkubator Bisnis (PIB) UNPAD Universitas Padjadjaran Projection ID 49 PIB UNPAD AUDIOBUKU Pusat Inkubator Bisnis (PIB) UNPAD Universitas Padjadjaran Edifikasi Media Indonesia 50 E-WAK TECH - Electronic FISH FEEDER Inkubator Bisnis Politeknik Negeri Bandung Politeknik Negeri Bandung E-Wak Tech(Electronic Fish Feeder) 51 COlOT - Colokan Listrik the Internet of Things (IOT) Inkubator Bisnis Politeknik Negeri Bandung Politeknik Negeri Bandung COlOT(COlOT - Colokan Listrik the Internet of Things) 52 Portable Extruder Machine Penghasil Briket Enceng Gondok Sebagai Sumber Energi Baru dan Terbarukan Klinik Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP Universitas Diponegoro Diponegoro Energy and Technology 53 Produk Inovatif Sarana dan Diversivikasi Pengolahan Hasil Budidaya Perikanan Produktif Berkelanjutan Klinik Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP Universitas Diponegoro PT. Akuakultur Mitra Bahari 54 Power Stability Sebagai Penyedia Listrik Cadangan Pada Rumah Tinggal Memanfaatkan Energi Matahari Inkubator Bisnis berbasis Teknologi LPPM UPGRIS Universitas PGRI Semarang CV.Bintang Anugerah Electric 55 Pengolahan Cangkang rajungan menjadi krupuk dengan Strategi Growth HACKING Inkubator Bisnis berbasis Teknologi LPPM UPGRIS Universitas PGRI Semarang Krupuk Rajungan Welloff 56 Industri Benih Padi spesifik untuk mendukung Swasembada Pangan Pusat Inkubator Bisnis Universitas Jenderal Soedirman CV (Benih Padi Spesifik INPAGO UNSOED-1 ) 57 Pupuk Alami "NZEO-SR" dan POC "SO-KONTAN" Pusat Inkubator Bisnis Universitas Jenderal Soedirman CV JJ Tiga Putri Agrica 58 Peningkatan kapasitas produksi Budidaya Ikan SIDAT dan strategi pemasarannya Pusat Inkubator Bisnis Universitas Jenderal Soedirman PT. Griya Sidat Indonesia 59 Inkubasi produksi dan Pemasaran MEP+ pada P2MKP Mina Pantura Pusat Inkubator Bisnis Universitas Jenderal Soedirman P2MKP Mina Pantura 60 Bisnis pengawet Nira alami instan TANGKIS Pusat Inkubator Bisnis Universitas Jenderal Soedirman CV. MAHIRA(Pengawet nira alami instan TANGKIS) 61 Peningkatan kapasitas produksi dan pemasaran KRISTALISATOR Gula Kelapa (NYO_NGE) Pusat Inkubator Bisnis Universitas Jenderal Soedirman UD. Asta Disain 62 Industri Gula Kepapa beryodium Pusat Inkubator Bisnis Universitas Jenderal Soedirman GENDIS i

79 62 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR 63 GaBlind Amikom Business Park PERGURUAN TINGGI Universitas AMIKOM Yogyakarta TENANT YANG DIBINA GaBlind Team 64 Election Day Amikom Business Park Universitas AMIKOM Yogyakarta Election Tech 65 BoPark Amikom Business Park Universitas AMIKOM Yogyakarta BoPark 66 Smart School Amikom Business Park Universitas AMIKOM Yogyakarta SMART TEAM 67 G Circle Amikom Business Park Universitas AMIKOM Yogyakarta G-Circle 68 Penyempurnaan Lesgood.com yang telah memiliki hak merek (HAKI) IBISMA UII Universitas Islam Indonesia Lesgood.com 69 Taman Pracetak Hijau dan produksi gebalan rumput Landscaping Inkubator Unit Bisnis LP2M Unnes Universitas Negeri Semarang CV. Plantamor Semarang 70 Low Temperature High Pressure Cooker (LTHPC) untuk produksi makanan presto bergizi tinggi Inkubator Unit Bisnis LP2M Unnes Universitas Negeri Semarang Sekar Tekno 71 DEGRASEPT 25EC pengurai limbah dan Bio Reaktivas Mikrobia berbasis Teknologi EBPR Inkubator Unit Bisnis LP2M Unnes Universitas Negeri Semarang CV Kokoh(Degrasept 25ec) 72 Bumbu RACIK Herbal siap saji Inkubator Unit Bisnis LP2M Unnes Universitas Negeri Semarang CV. Dukun Masak 73 Mesin Kristalisasi serbuk hemat energi Inkubator Unit Bisnis LP2M Unnes Universitas Negeri Semarang CV. Fahara 74 Indobot Educational Robotic Kits untuk Membangun Karakter Kreatif dan Inovatif Inkubator Bisnis LPPM UNY Universitas Negeri Yogyakarta Indobot 75 SPD Speedometer - Satu Brand berjuta desain "Speedometer dengan kendali Smartphone" Inkubator Bisnis LPPM UNY Universitas Negeri Yogyakarta SPD Speedometer 76 ASTROBIKE: Sepeda Listrik Berbasis Android sebagai Transportasi Ramah Lingkungan Inkubator Bisnis LPPM UNY Universitas Negeri Yogyakarta ASTROBIKE Sepeda Listrik Berbasis Android 77 Printer Ploter Pola Batik (P3B) Inkubator Bisnis LPPM UNY Universitas Negeri Yogyakarta Printer Ploter Pola Batik (P3B) 78 ASTROVER untuk mengefektifkan penyebaran pakan pada budidaya ikan Inkubator Bisnis LPPM UNY Universitas Negeri Yogyakarta Catra Optima Cendekia 79 Produk olahan salak menggunakan Mesin pengolah terpadu Inkubator Bisnis LPPM UNY Universitas Negeri Yogyakarta Agri Permana Indonesia 80 Mesin LEAK TESTER untuk botol plastik secara otomatis berbasis PLC UPT Inkubator Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember PT. Melsaf Perkasa Indonesia 81 Alat PURIFIKASI Biogas otomatis berbasis Mikrokontrler ATMEGA UPT Inkubator Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember CV Energreen Indonesi

80 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR 82 Inovasi pangan Suplemen dan Teknologi NANO pada pengembangan produksi pangan fungsional 83 Produksi Mesin Pemurni VCO Model Liquid Ring Vacuum Pump 84 Inovasi teknologi peningkatan kapasitas produksi APEL Celup dan APEL Fermentasi 85 OJESY aplikasi mobile mempermudah transportasi Wanita dengan Fitur langganan & personal Chat Pertama 86 Peningkatan kapasitas produksi MESIN BAKSO 87 Converter Kit Bi-Fuel Solar + LPG untuk Mesin Diesel 88 Package Purified Fresh Water Treatment 89 Paket Interior Kapal Ambulance Berbahan Aluminium 90 Sistem Kemudi dan Propulsi Kapal Ambulance laut berbahan Aluminium 91 Sistem Pengkondisian Udara Kapal Ambulance berbahan aluminium 92 Modul Sistem Kelistrikan dengan Sumber AC dan DC pada Kapal Ambulance Boat Technopark Technopark Technopark Technopark Technopark Pusat Inovasi,Pengembangan Teknologi dan Pusat unggulan Teknologi Pusat Inovasi,Pengembangan Teknologi dan Pusat unggulan Teknologi Pusat Inovasi,Pengembangan Teknologi dan Pusat unggulan Teknologi Pusat Inovasi, Pengembangan Teknologi dan Pusat unggulan Teknologi Pusat Inovasi, Pengembangan Teknologi dan Pusat unggulan Teknologi Pusat Inovasi,Pengembangan Teknologi dan Pusat unggulan Teknologi PERGURUAN TINGGI Universitas Pembangunan Nasional Universitas Pembangunan Nasional Universitas Pembangunan Nasional Universitas Pembangunan Nasional Universitas Pembangunan Nasional Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 93 SMART AGROPONIK PENS SKY Venture Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 94 Smart Inverter PENS SKY Venture Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 95 ncall Teknologi Pemanggil Petugas Medis Sebagai Fasilitas Peningkatan Layanan Unit Kesehatan 96 i-on Smart The Best Smart Home Products PENS SKY Venture PENS SKY Venture Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya TENANT YANG DIBINA CV. Raissa Beauty PT. Multi Rekayasa Mandiri Dhilanmesindo PT Ojek Syari Indonesia (Ojesy) CV. Rekayasa Andalan Mandiri Converter KIT BI-FUEL PPFM PT. Pelangi Indokarya PT. Blambangan Raya Perkasa CV. purnama kreatifa PT Widji Warsita SMART AGROPO- NIK Smart Inverter Indonesia CV. Electra Goup PT. Ion Smart Teknologi 63 i

81 64 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR PERGURUAN TINGGI 97 Tepat Guna Tech - Printer 3D PENS SKY Venture Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 98 School Talk PENS SKY Venture Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 99 Penggunaan Sistem Kontroler untuk Meningkatkan Sistem Pembangkit Hybrid pada Sistem Smart Grid 100 BIO KSB-1: Mikroorganisme Pengolah Limbah Cair 101 Ujian Online (Computer Based Test / CBT) Platform for Bussiness 102 NONIKIT (Teskit Pendeteksi Zat Berbahaya Hidrokuinon pada Kosmetik) 103 Curcuma Celup " Inovasi Jamu Temulawak Celup" PENS SKY Venture Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan Inkubitek Untag Banyuwangi 104 Etawa Milk Inkubitek Untag Banyuwangi 105 Produksi YEAST sebagai Feed Supplement esensial 106 Pengembangan usaha benih Hortikultura PERMATA SEED" 107 Mesin Sangrai Home Roast Coffee Portable Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan 108 Kopi rendah kafein Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan 109 LIGHT TRAP INSECT Inkubasi Bisnis Universitas Trunojoyo Madura 110 SIMA Ngantri Gak Stress Cloud Based Queuing System 111 GuestPro Cloud PMS Cloud Integrated Property Management System Inkubator Bisnis Primakara Inkubator Bisnis STIKI Indonesia Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Universitas Airlangga Universitas Airlangga Universitas Airlangga Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Politeknik Negeri Jember Politeknik Negeri Jember Politeknik Negeri Jember Politeknik Negeri Jember Universitas Trunojoyo Madura Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara STMIK STIKOM Indonesia TENANT YANG DIBINA CV. Tepat Guna Tech(Tepat Guna Tech - Printer 3D) Inimedia(School Talk) SmartTech Sinergi Indonesia(My Hybrid Controller) Airlangga Bioproduct Olimpiade.id NONIKIT Surabaya Curcuma Celup Etawa Milk Fara Food Traville CV. Permata Agri Nusantara CV. Dwi Irawan CV. Sekawan Lintas Dunia UD Susanto Sari CV. Pradipa Amrita GuestPro Cloud PMS(Cloud Aplication)

82 NO PRODUK TEKNOLOGI INKUBATOR 112 Inovasi Teknologi baglog jamur tiram aneka warna di dataran rendah 113 Aerator hemat energi untuk tambak ikan masa depan 114 Pemipil jagung berklobot dengan sistem dual selinder 115 Komersialisasi dan optimalisasi pemanfaatan asap cair tempurung dan sabut kelapa Inkubator Bisnis Inovasi PNUP(Politeknik Negeri Ujung Pandang) Inkubator Bisnis Inovasi PNUP Inkubator Bisnis Inovasi PNUP Pusat Inovasi dan Kewirausahaan 116 PAKET SEL SURYA Unit Kewirausahaan Politeknik Negeri Kupang PERGURUAN TINGGI Politeknik Negeri Ujung Pandang Politeknik Negeri Ujung Pandang Politeknik Negeri Ujung Pandang Universitas Sam Ratulangi Politeknik Negeri Kupang TENANT YANG DIBINA CV AgroFarm(Jamur tiram aneka warna dataran rendah) CV. Yaumil Abadi CV Rajawali Tonyamang CV. Coco Smoke Co Her CV.Sabena Group Berikut ini salah satu contoh keberhasilan produk teknologi dari perusahaan pemula berbasis teknologi dari perguruan tinggi tahun 2017 dari tabel diatas: 65 i

83 66 ISOLATED GROUND SHIELD WIRE HIGH VOLTAGE (I-GSW HV) DAN ISOLATED GROUND SHIELD WIRE MEDIUM VOLTAGE (I-GSW MV) Bidang Fokus : Material Maju Deskripsi : I-GSW High Voltage merupakan sebuah alat perlindungan pada tower transmisi tegangan tinggi dari arus petir yang mengalir ke konstruksi tower akibat sambaran petir pada kawat tanah pelindung ataupun sambaran langsung pada tower itu sendiri dan I-GSW Medium Voltage untuk perlindungan pada tower distribusi tegangan menengah, secara konsep, I-GSW Medium Voltage memiliki kesamaan dengan I-GSW High Voltage, perbedaannya terletak pada lokasi dimana konsep-konsep tersebut diaplikasikan yaitu pada jaringan distribusi tegangan menengah. Keunggulan : Lokal produk dengan TKDN lebih dari 75 % Harga lebih terjangkau Proven (terbukti memproteksi) Dampak Pemanfaatan : Ekonomi: Bagi PLN bisa lebih hemat Industri dan masyarakat pelanggan PLN tidak dirugikan Potensi Pasar : Lebih dari 1000 tower dijawa Dan sumatera yang berpotensi sebesar 71,5 miliar apabila dipasang sistem kami Sosial: Permasalahan petir pada tower Transmisi Dan distribusi menjadi hilang Meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat sekitar wilayah produksi Pengembang/Pemilik Teknologi Industri yang Memproduksi : PT. Tesla Daya Elektrika (TDE) : --- Pengguna Produk : PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Industri Pertambangan minyak (offshore)

84 SASARAN 4: CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI DARI PERGURUAN TINGGI Kegiatan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi (CPPBT PT) merupakan upaya untuk menumbuhkembangkan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta dalam pengembangan dan mendorong hasil inovasi dari Perguruan Tinggi kearah hilirisasi dan komersialisasi. Sejak tahun 2016 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melaksanakan kebijakan berupa pendanaan untuk mengembangkan produk inovasi teknologi melalui program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi (CPPBT-PT). Pendekatan strategis kegiatan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi mengacu pada beberapa pendekatan utama, yaitu: Memprioritaskan hasil inovasi teknologi Perguruan Tinggi yang sudah berbentuk prototype,memiliki paten, potensi pasar, dan bernilai komersial untuk dikembangkan menjadi Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi; Memberikan pendampingan yang berkelanjutan dalam upaya penyempurnaan prototype untuk dikomersialisasikan kepada CPPBT PT. Program CPPBT-PT ini ditujukan untuk menyiapkan hasil inovasi teknologi dari Perguruan Tinggi yang sudah siap dihilirisasi untuk menjadi Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi yang dapat berasal dari dosen, mahasiswa, serta dosen dan mahasiswa. INDIKATOR: JUMLAH CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI DARI PERGURUAN TINGGI Tahun 2017, Program Pendanaan CP- PBT PT diprioritaskan pada inovasi teknologi yang mempunyai potensi pasar, bernilai komersial, sudah siap untuk trial produksi sebagai penyempurnaan dan dapat juga sedang dalam proses pengurusan kekayaan intelektual, perizinan dan atau sertifikasi lainnya. Pada tanggal 12 Mei 2017 dikeluarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor: 03/SK/PPK.2/Ditjen PI/V/2017 tentang Penetapan Proposal Penerima Pembiayaan Program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Tahun Dalam surat tersebut ditetapkan sebanyak 205 (dua ratus lima) namun terdapat satu penerima pendanaan menyatakan mengundurkan diri, adapun lembaga yang mengundurkan diri tersebut adalah lembaga Peneleitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta (LPPM UNJ) dengan judul proposal Proposal Tabung Katalis untuk Menghemat Bahan Bakar dan Menurunkan Emisi Gas Buang pada Kendaraan Bermotor hal ini dikarenakan hasil monitoring dan evaluasi LPPM UNJ dan ketua peneliti proposal tersebut menyimpulkan bahwa ditemukan suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak. Berdasarkan hal itu maka realisasi CPPBT PT tahun 2017 ini sebanyak 204 (dua ratus empat) calon perusahaan pemula berbasis teknologi dari 79 lembaga penghasil inovasi yang tersebar di 28 propinsi serta mencakup 8 bidang fokus antara lain: Pangan, Kesehatan Obat, 67 i

85 68 Energi, Transportasi, TIK, Pertahanan dan Keamanan, Material Maju, dan Bahan Baku, sebagaimana disampaikan pada tabel berikut: Tabel Capaian Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Tahun 2017 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 1 Adroit (Advanced Robotics Technology) Modul Robot Edukasi Lokal Untuk Kreatifitas Dan Penyerapan Ipteks Bagi Siswa Sekolah Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Elektronik Negeri Surabaya 2 EggQ - Alat Pendeteksi Kualitas dan Kesegaran Telur Berbasis Android Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Telkom 3 Glucometer - Alat Pengukur Gula Darah secara Non-Invasive Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Telkom 4 Apto (Alat Penyiram Tanaman Otomatis) Menggunakan Sensor Kelembaban Tanah Buatan Dalam Negeri 5 Alat Peraga Edukasi Modular Production System (Mps) Untuk Sekolah Vokasi 6 Hbey - Aplikasi Pengukur Kadar Hemoglobin non-invasive untuk Deteksi Anemia pada Ibu Hamil UPPM Politeknik Negeri Medan Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Semarang Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Telkom 7 Digital Braille Converter Berbasis Android Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Banyuwangi 8 Perangkat Lunak Gravsys Berbasis Scratch Untuk Simulasi Anomali Gaya Berat 2D Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang 9 Hilirisasi Produk Elca H-Series (Smart Controller) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta 10 ID.FACE - Solusi Layanan Biometrik Profesional Berbasis Wajah untuk Presensi, Access Control dan Analisa Forensik 11 LANDUSESIM, Aplikasi Pemodelan dan Simulasi Spasial Prediksi Perubahan Penggunaan Lahan untuk Mendukung Proses Perencanaan Wilayah dan Kota Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Elektronik Negeri Surabaya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember 12 Modul Integrated Water Springkler System (IW2S) berbasis IoT Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Caltex 13 Kirim Pesan Gratis via Gadget di Luar Jangkauan Sinyal dan Internet dengan Perangkat NGABARIN 14 Produksi TB-Analyzer, Perangkat Penghitung Otomatis Bakteri Tuberkulosis Pada Sediaan Dahak Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Elektronik Negeri Surabaya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember 15 Produk Inovatif Trainer Kit Elektronika Digital Terintegrasi Biro Inovasi Riset Universitas Kristen Satya Wacana

86 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 16 Rumah Porto Platform Pencarian Tenaga Kerja Research and Technology Transfer Office Universitas Bina Nusantara 17 Sistem Cerdas berbasis Internet of Things (IoT) untuk Otomatisasi Perangkat Elektronis dan Efisiensi Energi dalam Mendukung Terwujudnya Smart Home dan Smart Building Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada 18 Rumah IT Untuk Smart City Gorontalo Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Gorontalo 19 Smart Vehicle One (SV 1) Teknologi Cerdas Pengaman Motor Berbasis Android Sebagai Solusi Mengatasi Tindakan Perampokan dan Kehilangan Motor Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Elektronik Negeri Surabaya 20 Software Penapis Konten Negatif Berbasis Web (Secsurf) Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada 21 Special Edu Leading Innovation Technology for Special Need Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember 22 Strage Mini Smart Device Sebagai Solusi Pencegahan Terjadinya Kehilangan Barang 23 V-Health Rest (Vehicle Health Report Assistant) Teknologi Mobil Pintar Untuk Meningkatkan Service dan Security Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Elektronik Negeri Surabaya Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Elektronik Negeri Surabaya 24 General Robotic Platform For Beginner (G-ROBO) Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Batam 25 Pesawat Tanpa Awak Untuk Misi Pemantauan Perbatasan Dan Maritim Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada 26 Drone Speed Boat Technology Development : Pengembangan Teknologi Speed Boat Drone 27 Acritudo Technology : Solusi Terpadu untuk Efisiensi Konsumsi Listrik di Rumah/Bangunan Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Banyuwangi Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung 28 Alat Penghemat LPG Pada Kompor Gas lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sriwijaya 29 Komersialisasi Produk Bio-Pellet Dari Limbah Kulit Kopi Lembaga Penelitian Universitas Jember 30 Bisnis Bio-oil Sebagai Bahan Bakar Murah Untuk Nelayan, UKM, dan Rumah Tangga 31 Flywheel Generator For Free Energy Pembangkit Listrik Dengan Basis Flywheel Generator 32 (Gamis: Gasifikasi Mini Sistem Sebagai Pemanas Pada Proses Pengolahan Industri UMKM) LPPM Universitas Lampung Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Banyuwangi Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Indonesia 69 i

87 70 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 33 Hilirisasi Produk Genset Listrik Berbahan Bakar Biogas Lembaga penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana(Universitas Udayana) 34 Pemanfaatan Limbah Serbuk Kayu (Grajen) Menjadi Briket Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung 35 Inovasi Mini Generator Termoelektrik Untuk Kebutuhan Listrik Di Indonesia Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik ATMI Surakarta 36 Insenerator Mini Ramah Lingkungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta 37 Iot (Internet Of Things) Sistem Monitoring Dan Kontrol Pada Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (Pju-Ts) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor 38 Jendela Termal Elektrik Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Teknologi Bandung 39 Listrik Masa Depan Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Ujung Pandang 40 MISO Converter : Integrator Energi Terbarukan menjadi Energi Listrik Direktorat Riset Pengabdian Kepada Masyarakat dan Inovasi Universitas Padjadjaran 41 Oven Pengering Kayu Berbahan Bakar Limbah Produksi Furniture Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang 42 PCV-AFR Manipulator (BlackCore) Kit Penghemat BBM-Mesin Bensin Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 43 Pengembangan Teknologi Lampu hemat Energi Berbasis Mdp Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Banyuwangi 44 Perangkat cup sealer Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 45 Pompa Semprot Pertanian: Pengembangan Electric Spray Pump Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Banyuwangi 46 Portable Mini Pembangkit Listrik Hybrid Berbasis Microcontroler Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya 47 Produksi Industri Asap Cair Meurina Berbasis Tempurung Kemiri LPPM Universitas Malikussaleh 48 Produksi Solar Converter Portable Berbasis Energi Terbarukan LPPM Universitas Pendidikan Ganesha

88 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 49 Purwarupa Mobile Hybrid Power Source Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung 50 Smart Energy Monitoring System TMR-EMS3030 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Purworejo 51 Smart Programmable Power Controller : Perangkat Optimalisasi Penggunaan Energi Listrik lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya 52 Smart Solar Home System Dengan Teknologi Grid Charging Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang 53 SMARTBURNER Inovasi Pengolah Limbah Oli Menjadi Energi Panas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta 54 Teknologi Vacuum Frying Untuk Menghasilkan Produk Pangan Berkualitas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang 55 Fuel Injector Tester Portable Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Jember 56 Inovasi Sistem Penggerak dan Instalasi Kapal Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin 57 Kapal Bunglon untuk Perairan Indonesia Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Indonesia 58 Sentra Industri Pembuatan Kapal Ikan Baja Berlisensi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin 59 Perusahaan Kapal Keruk Katamaran untuk Revitalisasi Sungai sebagai Alur Transportasi Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 60 Kapal Ketinting dengan Laminasi Plywood Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 61 Pengembangan Produk Kendaraan Niaga Roda Tiga untuk UMKM Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pasundan 62 Produksi Palang Pintu Otomatis Pada Perlintasan Kereta api dengan teknologi Zigbee Dan GSM 63 Perahu Lambung Ganda Untuk Nelayan Pesisir Menggunakan Material Serat Kaca Dan Resin Polyester 64 Produk Knalpot Sepeda Motor Ramah Lingkungan Berteknologi Metallic Catalytic Converter LPPM Universitas Andalas Lembaga Penelitian dan Pegabdian kepada Masyarakat Universitas Syiah Kuala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya 71 i

89 72 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 65 Rangka Sepeda Tunggal Bertransformasi ke Tandem Sesuaikan Kebutuhan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember 66 Sepeda Listrik ecode Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada 67 Sistem Keamanan Sepeda Motor Secara KeyLess Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Petra 68 Alat Evakuasi Buah Kelapa Sawit LPPM Institut Pertanian Institut Pertanian Stiper Yogyakarta 69 Alat Portable Pef Atau Pulse Electric Field Sistem Batch Untuk Pengawet Bahan Pangan Padat Dan Cair Lembaga Penelitian Universitas Jember 70 Budidaya Anggur Laut Dengan Sistem Bak Terkontrol LPPM Universitas Pendidikan Ganesha 71 Produk Mp-Asi Ikan Sidat Dan Ubi Cilembu Untuk Bayi Usia 6-<12 Bulan Direktorat Riset Pengabdian Kepada Masyarakat dan Inovasi Universitas Padjadjaran 72 Asap Cair Daun Kesambi untuk Produk Ikan Asap UP2M Politeknik Negeri Kupang 73 Audio Stimulator Tipe ABH-LE01 Dan ABH-EB01 (Stimulator Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Pangan Dengan Energi Surya Dan Energi Baterai) 74 Produksi Daging Ayam Kampung Organik Melalui Teknologi Fitobiotik Dan Early Nutrition 75 Benih Kentang Raja Merah Berbasis Bioteknologi Ramah Lingkungan 76 Produksi Beras Aromatik Jenis Padi Pandan Wangi Berbasis Teknologi Pemuliaan Tanaman 77 Produksi Beras Tiruan Komersial Kualitas Ekspor berbasis Jagung, Ubi Jalar dan Kedelai Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin Unit Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Politeknik Negeri Lampung Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Jember

90 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 78 Produksi Daging Kambing Rendah Kolesterol Dengan Menggunakan Fos (Fruktooligosakarida) Dari Kulit Pisang 79 Diversifikasi Lada (Putih, Hitam Dan Hijau) Untuk Meningkatkan Nilai Jual Lada Lokal Sulawesi Tenggara 80 Diversifikasi Produk Olahan Buah Naga Merah Dengan Konsep Zero Waste Unit Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Politeknik Negeri Lampung Lembaga Penelitian dan Pengab dian Masyarakat Universitas Halu Oleo UPPM Politeknik Negeri Sambas 81 Dragon Fruits Organik Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Jember 82 F-Drouns (Uns Drone For Farming) Pesawat Tanpa Awak Untuk Proses Penyemprotan Pestisida Dan Pupuk Cair Dalam Pertanian 83 Fobio (Formulasi Biopestisida) Ramah Lingkungan Berbasis Mikroorganisme 84 Fortifikasi Chito-Oligosaccharide (Cos) Sebagai Prebiotik Dan Pengawet Alami Pada Tahu Sinbiotik 85 Produksi Dan Marketing Mix Industri Garam Dengan Teknologi Geomembrane Di NTT Lembaga Penelitian dan Pengab dian Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret Lembaga Penelitian dan Pengab dian Kepada MasyarakatUniversitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Lembaga Penelitian dan Pengab dian Kepada Masyarakat STIKes Kusuma Husada Surakarta UP2M Politeknik Negeri Kupang 86 i-gita (Mesin Pembuat Pakan Kambing Fermentasi Otomatis) Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Tanah Laut 87 Inovasi Teknologi Pembuatan Ikan Kayu (Katsuobushi) Rendah Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) 88 Inovasi Teknologi Produksi Minyak Kelapa Murni Dari Kelapa DalamAsal Provinsi Sulawesi Tengah Dengan Cara Fermentasi Anaerob Lembaga Penelitian dan Pengab dian Kepada Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Pusat Pengembangan Usaha Universitas Tadulako 89 Penyedap Masakan Dari Laut Kaldu Sea Snail Universitas Musamus Merauke 73 i

91 74 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 90 Produksi Benih dan Umbi Kentang Premium Antioksidan Tinggi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor 91 Kombutea - Minuman Siap Saji Yang Menyehatkan Research and Technology Transfer Office Universitas Bina Nusantara 92 Kopi Spesialti Grade Ekselen Menggunakan Reaktor Sistem Batch Berpengaduk 93 Produksi Pakan Konsentrat Early Feeding Untuk Mendukung Maiwa Breeding Center (MBC) Lembaga Penelitian Universitas Jember Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin 94 Instant Mashed Ubi Jalar (IMAUBI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor 95 Produksi Mesin Pengelolaan Pra Produksi Dan Pasca Panen (Mesin Propac) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada MasyarakatUniversitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur 96 Mrd-1 Sebagai Pakan Rotifer Murah untuk Pembenihan Ikan Laut Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sam Ratulangi 97 Pakan Pellet Berbasis Indigofera (Green Concentrate) Sebagai Pakan Ternak Kambing Dan Kelinci 98 Pemanfaaatan Ransum Basah (Moist Ration) Berbasis Fermentasi Bakteri Asam Laktat Pada Pengembangan Ternak Ruminansia 99 Pemurni Air Sebagai Sarana Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Dengan Harga Terjangkau Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada 100 Pengembangan ISTI DG Menggunakan Teknologi Ekstraksi Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian pada Masyarakat STKIP Muhammadiyah Sorong 101 Pengolahan Susu Rendah Gula dan Lemak Sebagai Bentuk Adopsi Konsep A Demand Led Approach: Halal dan Thayyib Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada 102 Produk Berbasis Ubi Kayu Melalui One Stop Shopping Concept Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor 103 Penyempurnaan Prototipe Traktor Portabel Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pasundan 104 Probiotik Sebagai Agen Anti-Patogen (Amanvan), Untuk Tahap Pertumbuhan Awal (Progrowth 1 ; Pg1) Dan Tahap Panen (Progrowth 2; Pg2) Untuk Meningkatkan Produksi Udang Vannamei 105 Probiotik Yang Berasal Dari Saluran Pencernaan Itik Kerinci Dan Ayam Kampung Sebagai Starter Pengolahan Pakan Ternak Dan Ikan, Pupuk Dan Mengurangi Bau Kandang Direktorat Riset Pengabdian Kepada Masyarakat dan Inovasi Universitas Padjadjaran Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jambi

92 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 106 Produk Makanan Dan Minuman Berbasis Daun Kelor "Moringa Food Center" 107 Produk Nata De Pina Dari Limbah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jambi 108 Produk Pakan Ikan Berbasis Kandungan Bahan Baku Lokal Unit Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Politeknik Negeri Pontianak 109 Produk Yoghurt Berbahan Dasar Terong Belanda Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Bio Scientia Internasional Indonesia 110 Produksi Natural Sweet Vanillin (Nas-Va) Melalui Proses Ekstraksi Hidrotermolisis 111 Produksi Sate Pokea (Batissa Violacea Celebensis Martens 1897) Kemasan Vakum Sebagai Produk Unggulan Khas Daerah Sulawesi Tenggara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Diponegoro Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Halu Oleo 112 Produksi Daging Puyuh Organik Melalui Teknologi Probiotik Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Yapim Maros 113 Produksi Minyak Sawit Merah Kaya Antioksidan Vitamin A Dan E Unit Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Politeknik Negeri Lampung 114 Produksi Pakan Komplit Termedikasi Untuk Ternak Ruminansia Berbasis Bahan Baku Lokal Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat 115 Produksi Pakan Lokal Ayam Buras Berbasis Limbah Kulit Kakao Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Halu Oleo 116 Produksi Parent Stock Allope (Ayam Lokal Pedaging) Melalui Teknologi In Ovo Feeding 117 Produksi Tempoyak Ikan Patin Kemasan Menggunakan Pengawet Minyak Tengkawang (Shorea Sumatrana) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jambi 118 Produksi Pupuk Organik Plus Berbasis Agens Hayati Indigenos l Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Halu Oleo 119 Sabun Bintang Produk Inovasi Rumput Laut Lawe-Lawe Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin 120 Teh Hijau Serbuk Taraju (TOCHA) LPPM Universitas Siliwangi 121 Teknologi Bubu Lipat Untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produksi Penangkapan Ikan Laut Dalam Lembaga Penelitian Universitas Pattimura 75 i

93 76 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 122 Teknologi Cup Sealer Otomatis Yang Ramah Lingkungan Dengan Sistim Hybrid Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jember 123 Teknologi Kopi Celup Gula Aren LPPM Universitas Lampung 124 Teknologi Pengolahan Kakao Antioksidan Tinggi dengan Penambahan Rumput Laut dan Gula Merah untuk Makanan Kesehatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Halu Oleo 125 Minuman Instan Kakao Kaya Polifenol dan Coklat Oles Fungsional Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Ujung Pandang 126 Refraksi Batok dan Enrichment Bungkil Inti Sawit untuk Menghasilkan Bahan Baku Industri Pakan 127 Sambal Buah Kemang (Mangifera Kemanga) Kemasan Menggunakan Pengawet Alami Minyak Tengkawang (Shorea Sumatrana) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jambi 128 Scale up Prototype Mesin Pengolah Minyak Atsiri Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pasundan 129 Teknologi Ekstrasi Santan Kelapa UP2M Politeknik Negeri Kupang 130 Yogurt Tempe Upaya Optimasi Pangan Fungsional Dari Kedelai Lokal Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta 131 Amorina Superfood Menyehatkan Dari Spirulina Direktorat Riset Pengabdian Kepada Masyarakat dan Inovasi Universitas Padjadjaran 132 Anti Acne Roll On "Orizhone Acnevit-A" Dan Nanosquamin Berbasis Sumber Daya Lokal Bahari Unit Pelaksana Teknis Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Kesehatan Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap 133 Antikanker Berbasis Ekstrak Areca Vestiaria Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sam Ratulangi 134 Alat Bantu Terapi Sendi Lengan Untuk Penderita Stroke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta 135 B-Huns: Bionic Hand UNS Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret 136 BINAGEL: Gel Herbal untuk Penyembuh Luka Diabetes dari Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) 137 Bonegraft Bhagenta Sebagai Pengisi/Pengganti Tulang Dan Antiinfeksi Pada Celah Tulang 138 Produk Ekstrak Meniran Untuk Implementasi Pemberantasan Enterotoksin Escherichia Coli Resisten Antibiotik Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Ahmad Dahlan Lembaga Penelitian dan Inovasi Universitas Airlangga Lembaga Penelitian dan Inovasi Universitas Airlangga

94 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 139 Iluminator Fotonik Berbasis Computer Numerical Control (Cnc) Untuk Pengembangan Terapi Anti Mikroba Dan Kanker Secara Non Invasif 140 (Inovasi Face Wash Walidah [Fw2] Berbahan Herbal Daun Jalukap [Centella Asiatica] Asli Kalimantan Selatan Sebagai Anti Jerawat) 141 Inovasi Sistem Radiografi Digital Untukpengembangan Layanan Rumah Sakit Daerah/Puskesmas Lembaga Penelitian dan Inovasi Universitas Airlangga lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang 142 Kapsul lunak (softgel) minyak ikan lele sebagai suplemen kesehatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor 143 Kapsulasi Jamu Herbal Limbah Kulit Kakao Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Banyuwangi 144 Nano Ekstrak Kopi Hijau (Green Coffee) Arabica Jawa Dengan Metode High Energy Milling Sebagai Herbal Penurun Berat Badan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang 145 Pengembangan Produk Krim Antiaging THPGv-5 dan THHgv-5 Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada 146 Pengembangan Produksi Tablet Hisap Wortel Xon-A Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Setia Budi Surakarta 147 Produk Hair Tonic Menggunakan Ekstrak Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius) 148 Produk 4upropolis Menggunakan Sarang Modular Trigona Hive (MO- TIVE) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung 149 Produk Biosensor Gliserida Berbasiskan Lipase Termostabil LPPM Universitas Pendidikan Ganesha 150 Produk Kitosan Dan Glukosamin Mikro Kristalin Limbah Industri Udang Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Halu Oleo 151 Produk Pangan Dari Kakao Dan Kedelai Kokolai Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin 152 Produk Spaberbasis Lemak Tengkawang (Borneo Tallow) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Akademi Farmasi Samarinda 153 Produk Tablet Kunyah Susu Kedelai Untuk Peningkatan Pembentukan Tulang Dan Gigi Pada Anak-Anak Dan Wanita Menopause Lembaga Penelitian dan Inovasi Universitas Airlangga 154 Produksi Minuman Suplemen Berbasis Rempah-Rempah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang 155 Sabun Mandi Dan Shampo Batangan Natural Dengan Bahan Baku Utama Minyak Kelapa Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara 77 i

95 78 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 156 Safe Walk Sepatu Sensor Gerak Dengan Modalitas Tens Untuk Rehabilitasi Penderita Stroke Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 157 Smart Dental Shade Guide Dengan Metoda Pengolahan Citra Lembaga Penelitian dan Inovasi Universitas Airlangga 158 Tablet Effervescent Ekstrak Akar Pasak Bumi Borneo Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat 159 Tanaman Bulian (Eusideroxylon zwagery), SURIAN (Toona sureni), dan TRENGGULI (Cassia fistula) SEBAGAI ANTISEPTIK, REPELAN DAN OBAT 160 Tangan Bionic Berbasis Electromyography (Emg) Sensor Untuk Penderita Amputasi Below Elbow Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jambi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Diponegoro 161 Zea Tea (Teh Celup Dari Rambut Jagung) Sebagai Obat Anti Diabetes Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pekalongan 162 Avibro, Bubuk Anti Vibriosis Untuk Budidaya Ikan Dan Udang lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya 163 BIODEGUM TM Starter Pengolahan Serat Tanaman yang Ramah Lingkungan Direktorat Riset Pengabdian Kepada Masyarakat dan Inovasi Universitas Padjadjaran 164 CLOID (Colloid Graphite Of Indonesia) Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung 165 Eco-Friendly Manufacture of Paving Block Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pamulang 166 Produk Hi-Craft Berbasis Bahan Baku Rotan Dan Bambu Laminasi (Urban Innovation Home Decor Product) 167 Karagenan Sebagai Bahan Penstabil Pada Produk Jamu Coklat, Es Krim Herbal Dan Gel Aromaterapi 168 Inovasi Teknologi Laminasi Tongue And Groove Joint Limbah Furniture Kayu Bernilai Tinggi Di Kabupaten Jepara 169 Produk Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cananga Odorata) Sebagai Bahan Baku Minyak Wangi Komersil 170 Produksi Micro-Fiber Cellulose (MFC) dan Produk Turunannya berbasis limbah TKKS Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember Direktorat Riset Pengabdian Kepada Masyarakat dan Inovasi Universitas Padjadjaran Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Serambi Mekkah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut teknologi Indonesia 171 Pemanfaatan Limbah Buah Menjadi Pupuk Organik Cair lembaga pengabdian Pada Masyarakat Universitas Islam Al-azhar Mataram

96 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 172 Teknologi Biohydropro Penghasil Protein dan Asam Amino lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya 173 Tepung Pakan Malla Sebagai Protein Alternatif Pakan Ternak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pekalongan 174 Produk I-Loca Sebagai Alat Penangkap Lobster Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember 175 Alat Pengering Makanan Serbaguna Sistem Hybrid Hemat Energi Semi Otomatis Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya 176 Alat Pengukur Tingkat Kelincahan Pemain Bulutangkis Sistem Wireless Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya 177 Batu Bata Lego Ekspos Dan Artistik dari Limbah Abu Serabut Kelapa Dan Abu Ampas Tebu Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Banyuwangi 178 Karbon Aktif dari Daur Ulang Limbah Ban Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama 179 FILEX: Alat Ekstrusi Material 3D Printer Dengan Memanfaatkan Biji Plastik Daur Ulang Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Indonesia 180 Filter Udara Mobil Berbasis Teknologi Cyclone Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya 181 Geopolimer Untuk Panel Dinding Tahan Api Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Indonesia 182 Kampas Rem Komposit dengan Filler Karbon Tempurung Kelapa Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang 183 Produksi Dan Komersialisasi Kapal Cepat Penebar Pakan Ikan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Malang 184 Produk Kusen Beton Dengan Pemanfaatan Bahan Limbah Fly Ash Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Banyuwangi 185 Lem Perekat Pestisida Ramah Lingkungan dan Terbarukan Dari Minyak Sawit Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor 186 Mesin Pengolah Tempe Higienis Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya 187 Mesin Penyangrai Kopi Semi Otomatis (Roftic- Roaster Coffe Semi Automatic) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya 79 i

97 80 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 188 Mesin Press Sepatu Sistem Dongkrak Elektrik Semi Otomatis Loprec (Low Power Consumption) 189 Nanotechnologi 3 In 1 Untuk Produksi Liquid Smog, Limestone Dan Karbon Aktif Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jambi 190 PANRITA : Produk dan Jasa Teknologi Jejaring Observasi Kelautan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor 191 Pengembangan Produk Paving Stone Berbasis Puzzle Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang 192 Peningkatan Kualitas Dan Kuantitas Produk Tepung Pengering Tepung Metode Pneumatik 193 Produk Pestisida Organik Format Liquid Smoke Berbasis Teknologi Pirolisis 194 Pati Sagu Thermoplastik Termodifikasi Sebagai Plastik Kemasan Makanan Ramah Lingkungan 195 Produk Genteng Keramik Kuat Lumpur Lapindo Bergelasir Aneka Warna Yang Mampu Bersaing Di Pasar Global Universitas Musamus Merauke Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Univeristas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta(Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)) LPPM Universitas Malikussaleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang 196 Produksi Kosmetik Berbahan Baku Bubur Rumput Laut Tropika Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor 197 Produksi Pupuk Organik hasil Limbah Sapi Potong Secara Mekanik Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 198 Respirometer Berbasis Sensor Serat Optik Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember 199 Rumanaga: Rumah Bambu Siap Bangun Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung 200 Smilling Smoke; Teknologi Pengolahan Limbah Arang Tempurung Kelapa Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara 201 Perusahaan Kursi Roda Otomatis dengan Kendali Handphone Smartphone Android Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

98 NO JUDUL PROPOSAL LEMBAGA PENGUSUL 202 Teknologi Groad Sebagai Solusi Terbaik Pengolahan Limbah B3 Di PLTU Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember 203 Air Minum Dalam Kemasan lembaga pengabdian Pada Masyarakat Universitas Islam Al-azhar Mataram 204 Under Water Fish Lamp Plus Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Kendari 81 Berikut ini beberapa produk teknologi dari calon perusahaan pemula berbasis teknologi dari perguruan tinggi tahun 2017 dari tabel diatas: AdRoiT (ADVANCED ROBOTICS TECHNOLOGY) MODUL ROBOT EDUKASI LOKAL UNTUK KREATIFITAS DAN PENYERAPAN IPTEKS BAGI SISWA SEKOLAH Bidang Fokus : TIK Deskripsi : Robotika belum bisa sepenuhnya masuk dalam dunia pendidikan karena perkembangan edukasi robotika baru sebatas pendidikan ekstrakurikuler tanpa adanya standar yang ingin dicapai. Advanced Robotics Technology (AdRoiT) adalah produk platform robot edukasi sebagai sebuah modul pembelajaran bagi siswa sekolah yang dilengkapi de ngan kerangka kurikulum pembelajaran robotika sekaligus instrumen ukur untuk pro ses evaluasi yang lebih terstruktur dan terarah bagi siswa dan dibentuk sedemikian rupa untuk memberikan peluang bagi pengguna dalam mempelajari keilmuan yang sesuai dengan level pendidikan yang telah ditempuh. Keunggulan : Merupakan produk dalam negeri yang murah dan terjangkau. Spare part yang mudah didapatkan karena menggunakan produk dalam negeri Memiliki aktuator lebih banyak, sehingga lebih fleksibel dan variatif Dampak Pemanfaatan : Sosial Meningkatkan minat para siswa dalam pengetahuan dan teknologi di bidang robotika. Menunjang proses pembelajaran dalam peningkatan kreatifitas dan penyerapan iptek melalui modul robot edukasi. Ekonomi Membentuk industri robot nasional. Untuk meningkatkan mutu serta daya saing nasional di bidang robotika. Menciptakan lapangan pekerjaan secara umum, serta menyerap tenaga kerja ahli pada bidang robotika. Pengembang/Pemilik Teknologi : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Elektronik Negeri Surabaya i

99 82 FUEL INJECTOR TESTER PORTABLE Bidang Fokus : Transportasi Deskripsi : Fuel Injector Tester merupakan alat yang digunakan untuk menguji Injector pada kendaraan Electric Fuel Injection (EFI) yang bertujuan untuk perawatan pada sistem aktuator berupa Injector dalam sistem injeksi bahan bakar. Pada sistem Fuel Injector Tester terdiri dari beberapa bagian mekanik dan elektrik, bagian mekanik terdiri dari pipa penyalur bahan bakar, gelas ukur, dan bodi unit sedangkan pada bagian elektrik terdapat mikrokontrol berbasis triger, pompa bahan bakar, RPM meter dan panel pelengkap. Manfaat Produk Inovasi yakni, dapat digunakan sebagai alat uji kemampuan injektor pada kendaraan EFI, Selain itu dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada Perguruan Tinggi dan SMK dalam pengenalan sistem injeksi pada kendaraan EFI. Keunggulan : RPM Meter dapat diatur berdasarkan target pengujian injector. Dapat dijadikan alat uji dan alat media pembelajaran. Mudah digunakan dan dibawa. Sistem panel sederhana dan perawatan unit mudah. Karya anak bangsa. Dampak Pemanfaatan : Sosial: Mampu menghasilkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Mendongkrak produktivitas masyarakat, lembaga, dan bengkel khususnya di bidang transportasi. Ekonomi: Mampu memberikan peningkatan pendapatan masyarakat sekitar sebagai SDM yang unggul. Memberikan keuntungan daerah dalam menciptakan produk unggulan untuk mendapatkan penghasilan Pengembang/Pemilik Teknologi : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Jember

100 Adapun tingkat pencapaian kinerja Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi adalah sebagai berikut: 83 Tabel 3.16 Capaian Kinerja Direktorat PPBT Tahun 2017 SASARAN Tenant yang dibina menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi INDIKATOR KINERJA TARGET (T) TAHUN 2017 REALISASI (R) CAPAI- AN (%) Jumlah tenant yang dibina menjadi PPBT Jumlah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Jumlah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Tabel 3.17 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat PPBT Tahun 2016 dan Capaian Tahun 2017 INDIKATOR KINERJA Jumlah tenant yang dibina menjadi PPBT Jumlah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Jumlah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi SATUAN Tenant yang dibina menjadi PPBT Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi TAHUN 2016 TAHUN 2017 T R % T R % i

101 84 SASARAN Tenant yang dibina menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Tabel 3.18 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat PPBT Sampai saat ini dengan RPJM INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Jumlah tenant yang dibina menjadi PPBT Jumlah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Jumlah Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi % Target Realisasi % Capaian RPJM Tenant PPBT CPPBT PT Grafik 3.2 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat PPBT Sampai saat ini dengan RPJM

102 SASARAN 5: PRODUK INOVASI LITBANG DI INDUSTRI Berdasarkan arah pembangunan nasional yang ditentukan dalam RPJMN , Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (kemenristekdikti) berupaya meningkatkan penerapan pada sektor produksi untuk meningkatkan inovasi nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memfasilitasi penguatan kerja sama swasta/industri dan Litbang (LPNK/KL/PT). Salah satu permasalahan yang dihadapi, masih banyak hasil kegiatan riset yang dilaksanakan oleh Litbang (LPNK/KL/PT) baru mencapai tahapan uji alfa (pengembangan prototype, replikasi dan uji laboratorium) dan beta (uji lapangan dan pengembanan lebih lanjut) namun belum sampai pada tahapan difusi. Selanjutnya, interaksi antara industri dan lembaga penelitian dipandang perlu untuk ditingkatkan, mengingat kondisi yang ada saat ini adalah banyaknya hasil iptek litbang yang tidak diiringi dengan pemanfaatan secara optimal oleh industri. Beberapa industri besar mempunyai ketergantungan pada teknologi dari negara asing. Sementara lembaga litbang nasional belum sepenuhnya mampu menyediakan teknologi yang diperlukan oleh industri. Lembaga litbang seringkali terkendala dalam proses penerapan yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Proses alih teknologi menjadi kendala kedua belah pihak untuk menerapkan hasil penelitian dalam proses produksi di industri. Pengujian skala pilot, skala produksi, standardisasi, sertifikasi, modifikasi, rekayasa teknologi, pelatihan teknis, merupakan beberapa contoh tahapan penerapan yang harus dilalui oleh hasil litbang menuju hilirisasi. Besarnya biaya penerapan seringkali membawa industri untuk berfikir ulang dalam penerapan hasil iptek litbang dalam negeri. Industri dengan pemahaman bisnis yang kuat, beranggapan bahwa membeli teknologi dari luar negeri bisa jadi lebih menguntungkan dibanding menggunakan hasil iptek litbang dalam negeri. Ketergantungan semakin besar pada negara asing penghasil teknologi dan kurangnya pemanfaatan teknologi hasil litbang dalam negeri, menjadi salah satu faktor lemahnya daya saing Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain. Mengingat masih kurangnya jumlah pemanfaatan tek nologi di industri maka diperlukan sebuah instrumen untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi di industri. Sesuai dengan UU No. 18 tahun 2002, Pasal 21, pemerintah dan pemerintah daerah berperan mengembangkan instrumen kebijakan. Instrumen kebijakan sebagaimana dimaksud dapat berbentuk dukungan sumber daya, dukungan dana, pemberian insentif, penyelenggaraan program iptek, dan pembentukan lembaga. Dalam rangka mendukung hal tersebut, maka salah satu instrumen kebijakan yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi di industri adalah pemberian insentif kepada industri yang memanfaatkan teknologi lembaga litbang kementerian lembaga/ perguruan tinggi/industri dalam negeri yang sudah memiliki prototype teknologi, atau lembaga litbang pemerintah dan perguruan tinggi yang telah melakukan kerjasama dengan industri dan memiliki prototype. Pemberian insentif telah dilakukan Kemenristekdikti sejak tahun anggaran Insentif ini telah disambut dengan cukup baik oleh industri 85 i

103 86 dan lembaga litbang/perguruan tinggi di Indonesia dilihat dari jumlah proposal yang terus meningkat. Oleh karena itu, Kemenristekdikti berkeinginan untuk meningkatkan dampak positif pemberian insentif ini terhadap penguatan daya saing Indonesia. Hal ini dicapai melalui perbaikan-perbaikan, terutama dalam hal panduan proposal, yang termaktub di dalam Buku Panduan Insentif Teknologi yang Dimanfaatkan di Industri Tujuan pemberian insentif adalah untuk mendorong hilirisasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan (litbang) dan meningkatkan kapasitas industri dalam memanfaatkan hasil litbang dalam negeri. Sasaran pemberian insentif adalah meningkatnya jumlah teknologi lembaga litbang dalam negeri yang dimanfaatkan di industri. trial production. Direktur Jenderal Penguatan Inovasi mengeluarkan dua Surat Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yakni Nomor: 01/PPK/SK/ INOVASI INDUSTRI-DII/III/2017 dan Nomor 02/ PPK/SK/INOVASI INDUSTRI-DII/V/2017. Didalam kedua surat tersebut ditetapkan total sebanyak 70 (tujuh puluh) inovasi litbang di industri yang tersebar di 8 (delapan) bidang fokus yakni: Pangan, Kesehatan Obat, Energi, Transportasi, TIK, Pertahanan dan Keamanan, Material Maju, dan Bahan Baku, sebagaimana disampaikan pada tabel berikut: INDIKATOR: JUMLAH PRODUK INOVASI LITBANG DI INDUSTRI Pada tahun 2017, Program Pendanaan Inovasi Litbang di Industri diperuntukkan kepada industri yang memanfaatkan teknologi lembaga litbang kementerian lembaga/ perguruan tinggi/industri dalam negeri yang sudah memiliki prototype teknologi, atau lembaga litbang pemerintah dan perguruan tinggi yang telah melakukan kerjasama dengan industri dan memiliki prototype. Pemberian insentif ini telah dilakukan Kemenristekdikti sejak tahun anggaran Hasil luaran dari program ini adalah 1. Dokumen hasil pengujian skala produksi 2. Dokumen standardisasi 3. Dokumen sertifikasi, 4. Dokumen alih teknologi, 5. Dokumen audit teknologi, 6. Dokumen perijinan produksi dan 7. Produk inovasi:

104 NO PRODUK INOVASI 1 Chip Smartcard dan SAM untuk Deployment Smart Campus 2 Pengujian Dan Sertifikasi Produk Psychoanalyzer Untuk Pemeriksaan Dan Penanganan Stress 3 Pengembangan Teknologi Ibeacon Sebagai Device Dan Platform Internet Of Things (IOT) Big Data, Dan Smart City LEMBAGA PENGHASIL INOVASI Bidang Fokus Teknologi Informasi dan Komunikasi PT. Xirca Silicon Technology CV.Amakusa Instrumentation Technology PT.Eyro Digital Teknology 4 Uji Coba Implementasi ADS-B PT.Industri Telekomunikasi Indonesia 5 Pengembangan Dan Implementasi Sistem Self Service Untuk Mendukung Digital Banking 6 Pengembangan Catfish Sebagai Aplikasi Chat Messenger & Media Sosial Buatan Indonesia 7 Produksi Piranti Komersial Bersandar Internasional Untuk Stowage Planing Kapal Dalam Rangka Mendukung Program Poros Maritim 8 Trial Production Sistem Pemasaran Digital Berbasis Aplikasi Perangkat Lunak Untuk Meningkatkan Daya Saing Hotel Lokal Dalam Menghadapi Persaingan Dengan Jaringan Hotel Asing Di Indonesia 9 Uji Coba Implementasi E-Voting Menggunakan E-Verifikasi 10 Pengembangan Modul Mikroelektronika Pengontrol Kendraan Bawah Air ROV/SDV/ JETBOOTS 11 Pengembangan Thruster Controller untuk Wahana Bawah Ini Tanpa Awak sebagai Pendukung Pemunuhan Kebutuhan Industri Hankam Matra laut Indonesia 12 Penerapan Radar Server Client untuk Maritime Surveilance system 13 Pengujian Lapangan Perangkat Komunikasi Radio Dengan System Tactical Datalink Len 14 Percepatan Penguasaan Teknologi Kendaraan Taktis Water Canon POLRI Tabel 3.19 Capaian Produk Inovasi Litbang di Industri Tahun 2017 PT.Micromatic Sarana Pratama PT. Dunia Catfiz Kreatif Media LPPM ITS PT.Maia Putra Lestari BPPT Bidang Fokus Pertahanan dan Keamanan Poltek BATAM LPPM ITS PT.Len Industri (Persero) PT.Len Industri (Persero) BPPT INDUSTRI PENGGUNA PT. Xirca Silicon Technology CV.Amakusa Instrumentation Technology PT.Eyro Digital Teknology PT.Industri Telekomunikasi Indonesia PT.Micromatic Sarana Pratama PT. Dunia Catfiz Kreatif Media PT. DMP Karunia Sejahtera PT.Maia Putra Lestari PT.Industri Telekomunikasi Indonesia dan BPPT PT.RISEA PT. Bima Sena PT.Len Industri (Persero) PT.Len Industri (Persero) PT.PINDAD 87 i

105 88 NO PRODUK INOVASI 15 Mesin Pengolahan Air Modern Berteknologi Membran Keramik Dinamis 16 Penerapan Teknologi Thermoelectric untuk Pendinginan Batterai Pada Base Transciever Station (BTS) pada Industri Telekomunikasi 17 Pembuatan Blokrem Kereta Api dari Bahan Komposit Polimer Non Asbentos Dalam Skala Industri 18 Bentonit dan Zeolit Termodifikasi sebagai Material Pengolahan Minyak Nilam agar Memenuhi Persyaratan SNI 19 Analisis Konsistensi Mutu Skala Produksi Massal Pada Compon Karet dan Produk Karet Bantalan Untuk Perletakan Jembatan dan Jalan Layang Jenis Karet Alam 20 Pilot Plant Pengolahan Emas Bebas Merkuri Untuk Pertambangan Skala Kecil Di Pulau Buru Maluku 21 Pembuatan Karet Pengaman (Rubber Seal) Gas LPG Berbasis Karet (Alam Jenis Kegiatan) 22 Penerapan Inovasi Teknologi Nitro-Hg Proses Untuk Ekstraksi Bijih Nikel Kadar Rendah 23 Analisis Kinerja Pembuatan Aspal Modifikasi Skala Industri Berbasis Campuran Aspal dan Lateks Pravulkanisasi 24 Pemanfaatan Inovasi Teknologi Bio-Material Untuk Pembuatan Implant 25 Validasi Proses Produksi Lanthanum Oksida dan Prototipe Pilot Plant Smart Magnetic Material (SMAG) Dalam Mendukung Industri Nasional 26 Paving Non-Semen Limbah PLTU Sebagai Material Baru Solusi Ramah Lingkungan Yang berkelanjutan 27 Uji Produksi dan Aplikasi di Industri untuk Mendorong Hirilisasi dan Inovasi Teknologi Enzim LEMBAGA PENGHASIL INOVASI Bidang Fokus Bahan Baku POLMAN BANDUNG PT.Berathi Koperasi Industri Pengecoran Logam dan Permesinan Batur Jaya CV.Fruitanol Energy Pusat Penelitian Karet PT.Anugrah Emas Bupulo Pusat Penelitian Karet PT.Bangun Insan Perkasa Pusat Peneliti Karet Bidang Fokus Material Maju PT.Zenith Allmart Precisindo BATAN LPPM ITS Pusat Pelayanaan Teknologi BPPT INDUSTRI PENGGUNA PT.Tirta Gemah Ripah Jabar PT.Berathi Koperasi Industri Pengecoran Logam dan Permesinan Batur Jaya CV.Fruitanol Energy PT.Ngagel dan PT. Citra Rubberindo PT.Anugrah Emas Bupulo PT. Ciptadaya Mandiri Insani PT.Bangun Insan Perkasa PT.Mastic Utama Sarana PT.Zenith Allmart Precisindo PT. Sixma Tein Utama PT. Indonesia Power PT. Petrosida Gresik 28 Produski Asembling Sel Baterai Lithium PT.Hikari Solusindo Sukses PT.Hikari Solusindo Sukses 29 Inovasi Peningkatan Kualitas Minyak Nilam Aceh dan Pengembangan Produk Turunanya Universitas Syah Kuala Bappeda Aceh

106 NO PRODUK INOVASI 30 Uji Produksi Pengolahan Oli Pelumas Bekas menjadi Minyak Ringan HSD (High Speed Diesel) dan MFO(Marine Fuel Oil) 31 Komersialisasi Green Aditif Penghemat Bahan Bakar Berbasis Turunan Minyak Atsiri 32 Optimasi Proses Produksi Biogas dari Sampah Organik dan Pemurnian Biogas Bahan Bakar Genset 33 Mesin Pembuat Es Balok Mandiri Untuk Nelayan Tradisional 34 Rancang Bangun dan Alih Teknologi Pembang kit Listrik Tenaga Biogas Sawit Skala Pabrik Kapasitas 250M3/ hari di Pabrik Kelapa Sawit SEI Pagar PTPN V (Riau) 35 Uji Coba Lapangan Konverter KIT BBM Ke BBG Untuk Kendaraan Bermotor Diesel (DDF) 36 Mobil Pedesaan Tipe Pick-Up 4x4 untuk Kondisi Geografis Provinsi Jawa Barat 37 Pengembangan dan Pengujian Kendaraan Multi Guna dalam Rangka Persiapan Industrialisasi LEMBAGA PENGHASIL INOVASI Bidang Fokus Energi Pusat Pelayanan Teknologi BPPT PT.Sumber Multi Atsiri PT.Rancang Bangun Sejahtera Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya LPPM Universitas Riau PT.Industri Telekomunikasi Indonesia Bidang Fokus Transportasi UP3M Politeknik Manufaktur Bandung LPPM-ITS INDUSTRI PENGGUNA PT. BEIK PT.Sumber Multi Atsiri PT.Rancang Bangun Sejahtera Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PTPN Riau PT.Industri Telekomunikasi Indonesia PD. JAWI Provinsi Jawa Barat LPPM-ITS 38 Pengujian Kelaikan Metro Kapsul PT. Teknik Rekayasa Kereta Kapsul PT. Teknik Rekayasa Kereta Kapsul 39 Audit Teknologi Metro Kapsul PT. Teknik Rekayasa Karet Kapsul PT. Teknik Rekayasa Karet Kapsul 40 Pengembangan Kapal Sekoci Penolong Dalam Negeri Yang Memenuhi Ketentuan Keselamatan Serta Kehandalan Operasional 41 Pengembangan Kursi Kereta Kelas Ekonomi untuk Kereta Api Dalam Negeri 42 Pengembangan Produk Kereta Railink Dengan Kriteria Standart NVH (Noise, Vibration & Harshnes) 43 Sistem Peringatan Dini Pada Perlintasan Sebidang Kereta Api (Smart Level Crossing) 44 Uji Terapan Kapal Ikan Berbahan Dasar Baja Teknologi Kapal Pelat Datar Menuju Komersialisasi Skala Industri 45 Penerapan Teknologi Produksi Rubber Airbag Pada Industri Karet Nasional Dalam Rangka Hilirisasi Sumber Daya Karet Alam dan Mendukung Industri Maritim Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan ITB Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan ITB PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) PT.Juragan Kapal Indonesia PT.Samudra Luas Paramacitra Perusahaan Pelayaran dan Galangan Kapal PT. INKA dan ITB PT. INKA dan ITB PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) PT.Juragan Kapal Indonesia PT.Samudra Luas Paramacitra 89 i

107 90 NO PRODUK INOVASI 46 Uji Produksi dan Sertifikasi RETREAD BAN Pesawat Pada Industri BAN RETREAD di Indonesia dalam Rangka Hirilisasi Sumber Daya Karet Alam dan Mendukung Transformasi Udara 47 Rancang Bangun dan Prototyping Eksterior-Interior LRT Berbasis Integreted Digital Design Sebagai Solusi Transportasi Publik di Perkotaan 48 Pengembangan AC Induction Motor Untuk Bow Thruster 49 Pengujian Dan Sertifikasi Panel Interior Pesawat N219 Dengan Bahan Royalite R60 50 Produksi, Uji Fungsi, Dan Standarisasi Parapoduns (Parapodium Dinamik UNS) sebagai Alat Bantu Jalan Penderita Lumpuh Kaki (Tahap Lanjutan II) 51 Optimasi dan Pengujian Skala Industri Deteksi Cepat NS-1 sebagai Alat Diagnostik Dini Demam Berdarah Dengue 52 Hilirisasi Perangkat Kedokteran Berbasis Nuklir Untuk Deteksi Fungsi Ginjal dan Kelenjar Gondok 53 Pemantapan Proses Produksi Serta Uji Klinis Senyawa Gadolinium Dietilentriaminpentaaset Folat sebagai Targeted Magnetic Resonance Imaging (MRI) Contrast Agent untuk Deteksi Dini dan Diagnosis Penyakit Kanker Positif Reseptor Folat 54 Pengembangan Ekstraktor Bahan Baku Obat Antimalaria Berbasis HFC 134A Sistem Tertutup 55 Inovasi Teknologi Formulasi Sediaan Obat Herbal Terstandart Penurunan Gula Darah Di PT.Soho Industri Pharmasi 56 Manufaktur dan Standarisasi Komponen Kolimator dan Obat Berbasis Boron Neutron Capture Cancer Therapy (BNCT) 57 Peningkatan Sediaan Obat Herbal Terstandar Penurun Asam Urat (Neurat ) Menjadi Sediaan Fitofarmaka 58 Peningkatan Kapasitas Produksi Pujimin Ikan Gabus Mendukung Industri Nasional LEMBAGA PENGHASIL INOVASI Badan Pengkajain dan Penerapan Teknologi LPPM ITS dan BPPT PT.AeroAsia Interior dan PT.Dirgantara Indonesia Bidang Fokus Kesehatan dan Obat CV.Rigen Sarana Mukti Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia PT.Sarandi Karya Nugraha Direktorat Riset,Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjajaran Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Pelayanan Teknologi BPPT Kepala Pusat Sains dan Akselerator BATAN PT.Djago LP2M Universitas Hassanuddin INDUSTRI PENGGUNA PT.Ciharas Avia Retread PT.INKA (Persero) PT.Risea Propulsion Indonesia PT.AeroAsia Interior dan PT.Dirgantara Indonesia CV.Rigen Sarana Mukti PT. Konimek dan UI PT.Sarandi Karya Nugraha PT. Kimia Farma dan UNPAD PT. INDOFARMAKA dan LIPI PT. SOHO Industry Pharmacy Kepala Pusat Sains dan Akselerator BATAN PT.Djago CV. MIN Makassar

108 NO PRODUK INOVASI 59. Pemanfaatan Teknologi Benih Unggul Untuk Mendorong Industri Minyak Kayu Putih di Indonesia Bagian Timur Guna Mengurangi Impor Minyak substitusi 60. Pengujian Skala Produksi Garam Pro Analisa di PT.Karya Daya Syafarmasi Bogor 61 Industri Perbenihan jagung Hibrida F1 Unggul Berbasis Sumber Daya Genetik Lokal dan Input Rendah Dalam Upaya Kemandirian Perbenihan Nasional dan Percepatan Swasembada Jagung 62 Standarisasi, Sertifikasi dan Uji Produksi Agen Biodegradasi (Biofarm) 63 Produksi Biopeptisida Formulasi Granular Berbahan Aktif Jamur Entomopatogen 64 Pengembangan dan Produksi Benih bersetifikat padi toleran Ipari Unsoed 79 agritan untuk mendukung program swasembada beras melalui pemanfaatan lahan marginal (Th II) 65. Alih Teknologi Standar Proses Pengolahan CBS dari RBDPKO yang memenuhi Spesifikasi PT.TAMA COKLAT Indonesia untuk Pembuatan Coklat Compound 66 Hilirisasi Varietas Unggul Jagung Manis Hibrida dan Strategi Pengembangan Inovatif Industri Benih 67 Scale Up Produksi Biostimulan Palmarin dan Efikasinya Untuk Meningkatkan Produktifitas CPO Tanaman Kelapa Sawit di Multilokasi Perkebunan 68 Inovasi Dan Implementasi Pupuk CBOF Granul Sebagai Diversifikasi Produk Pupuk 69 Penerapan Inovasi Teknologi Untuk Industrialisasi Gula Aren Sinjai Di SULSEL 70 Pengembangan Inovasi Pupuk Hayati M-Bioporasi Plus LEMBAGA PENGHASIL INOVASI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan BPPT Bidang Fokus Pangan PT.Jagung Indonesia Mandiri LPPM Universitas Muhammadiyah Malang CV.Surya Inti Sejati CV.Gemilang Karya Sentosa Balai Besar Industri AGRO Kemenperin LPPM Universitas Brawijaya Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI) BPPT Universitas Hasanudin Universitas Siliwangi INDUSTRI PENGGUNA PT.Sanggaragro Karyapersada PT.Karya Daya Syafarmasi PT.Jagung Indonesia Mandiri CV. Sintanio organik Indonesia dan CV. Biodiesel Argo Solusi CV.Surya Inti Sejati CV.Gemilang Karya Sentosa PT. Tama Coklat dan RBDPKO LPPM Universitas Brawijaya PT.Maxima Agro Internasional PT.Pupuk Kujang Pemerintah Kabupaten Sinjai CV.Intan Lestari 91 Berikut ini beberapa produk teknologi dari inovasi litbang di industri tahun 2017 dari tabel diatas: i

109 92 ALAT BANTU JALAN PENDERITA LUMPUH KAKI Bidang Fokus : Kesehatan dan Obat Deskripsi : Merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai alat terapi dan bantu jalan bagi paraplegia. Keunggulan : Memungkinkan berdiri bebas tanpa menggunakan tangan dengan kekuatan normal saja. Memungkinkan sistem persendian tulang menahan beban tubuh secara proporsional. Bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam perawatan rehabilitasi. Penggunaan alat ini untuk persiapan tahap awal perawatan lanjutan ataupun beberapa terapi olah raga Alat ini sangat aman sehingga pasien bisa bergerak bebas tanpa dibantu tenaga luar karena momen gerak dihasilkan Dampak Pemanfaatan : Ekonomi: Sasaran pasar nasional yang menjanjikan adalah keinginan pihak penderita atau keluarganya untuk menyediakan PARAPODUNS secara pribadi bagi semua penderita lumpuh kaki. Secara bisnis, hal ini menjadi pasar nasional yang sangat besar dimana permintaan PARAPODUNS dapat mencapai unit per tahun. Sasaran bagi institusi/ lembaga pengguna, khususnya rumah sakit, akan difokuskan pada strategi peningkatan pelayanan bagian Rehabilitasi Medik khususnya alat terapi jalan dan atau vertikalisasi bagi penderita lumpuh kaki. Sosial: Ketersediaan PARAPODUNS ini sangat membantu kesehatan jasmani dan rohani penderita lumpuh kaki karena menghindarkan dari pengecilan bagian tubuh yang tidak aktif (kaki), menghindarkan dari kemungkinan pembusukan organ tubuh yang tidak aktif, penderita lebih percaya diri dan rohaninya lebih sehat sehingga menjadi lebih produktif utk melakukan pekerjaan, usia harapan hidup menjadi lebih lama, dan bahkan penderita dapat sembuh kembali karena terapi PARAPODUNS. Pengembang/Pemilik Teknologi Industri yang Memproduksi : Universitas Sebelas Maret : CV. Rigen Sarana Mukti Pengguna Produk : Rumah Sakit Orthopedi Soeharso, Surakarta, RSUD Pacitan, RS UNS, Masyarakat Umum

110 i-conventer KIT Bidang Fokus : Energi Deskripsi : i-converter Kit adalah rangkaian komponen khusus untuk mengkonversi atau mengubah pemakaian bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) yang dimasukkan atau diinjeksikan ke dalam ruang bahan bakar pada silinder mesin kendaraan bermotor. Converter kit ini merupakan generasi ke-2 dikontrol secara elektronik menggunakan ECU, injektor, bisa untuk bensin dan diesel. ECU berfungsi sebagai pengatur titik bakar yang dapat berfungsi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Sistem ECU ini berbeda dengan sistem fumigasi. Keunggulan : Merupakan produk dalam negeri Bersifat teknologi, tinggi menerapkan teknologi ECU (Electronic Control Unit) dan injeksi yang mudah untuk dioperasionalkan oleh pengguna, serta teknologi ini membantu adanya pengaturan titik bakar untuk peningkatan efisiensi penggunaan bahan bakar sekaligus mengurangi emisi gas buang dan pengoperasian yang lebih mudah sehingga nelayan dapat berkonsentrasi penuh pada penangkapan ikan tanpa perlu khawatir dengan kinerja i-converter kit. Dapat dipergunakan untuk mesin bensin dan diesel, dapat mengkonversi BBM ke BBG 4G (LPG, CNG, LNG, dan BioGas) dan telah disertifikasi menggunakan standar SNI 12806:2015 Support DDF (Dual Diesel Fuel) dengan rate subtitusi 40% (solar) dan 60% (Gas) I-Converter kit dapat mengkonversi mesin 1 silinder hingga 8 silinder, untuk mesin 1 silinder dapat mengkonversi hingga 28 Hp. Terjadi peningkatan power/tenaga sebesar 30% Mudah instalasi, operasional, dan perawatan Desain produk simple dan compact (tidak ada selang dan kabel yang mengganggu space/area di perahu) 93 Dampak Pemanfaatan : Ekonomi: Cost reduction dari penghematan penggunaan bahan bakar. Sosial: Aman dan emisi rendah Pengembang/Pemilik Teknologi Industri yang Memproduksi : PT.Industri Telekomunikasi Indonesia : PT.Industri Telekomunikasi Indonesia Regulator MAP Sensor Injector Vacum Sensor Coil Generator Engine Control Unit ECU i

111 94 SASARAN 6: PRODUK INOVASI PERGURUAN TINGGI DI INDUSTRI Komersialisasi hasil penelitian di Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya, bahkan di Asia Tenggara. Menurut World Economic Forum dalam The Global Competitiveness Report 2016, posisi daya saing Indonesia berada di peringkat 41 turun dari peringkat sebelumnya yaitu peringkat 37. Sedangkan Kerjasama Perguruan Tinggi dengan Industri di Bidang Research & Development Indonesia berada pada peringkat 28, Singapura berada di peringkat 7, Malaysia berada di peringkat 11. Hal ini menunjukkan bahwa pada tingkat ASEAN pun kita harus bekerja keras untuk mampu bersaing dengan negara tetangga. Komersialisasi hasil penelitian merupakan proses alih teknologi dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian, pengembangan dan perekayasa (litbangyasa) ke industri sampai terjadi proses produksi masal yang dijual di pasar dan memperoleh keuntungan baik bagi industri maupun bagi lembaga pemasok teknologi hasil penelitian. Dalam rangka membangun ekosistem usaha yang kondusif untuk komersialisasi hasil penelitian Perguruan Tinggi oleh industri, dan mendukung proses komersialisasi tersebut berjalan lancar, maka Kemenristekdikti mengalokasikan dana untuk perguruan tinggi yang kemudian diharuskan untuk bermitra dengan para peniliti di Lembaga Pemerintah Kementerian (LPK)/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) serta industri untuk menghasilkan inovasi melalui program Inovasi Perguruan Tinggi di Industri. Pendanaan ini juga merupakan instrumen kebijakan Kemenristekdikti untuk berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Program pendanaan inovasi perguruan tinggi di industri adalah pendanaan yang diberikan kepada perguruan tinggi negeri berbadan hukum untuk menghasilan industri berbasis teknologi yang berfungsi sebagai sarana pembelajaran skala industri Perguruan Tinggi, Politeknik dan Lembaga Litbangyasa lainnya (Partner) Perguruan Tinggi (Leader) Industri / Dunia Usaha (Partner) KONSORSIUM INOVASI PENDANAAN, REGULASI, DEREGULASI, INFRASTRUKTUR (PEMERINTAH & PEMERINTAH DAERAH) Gambar 3.5 Skema Konsorsium Inovasi

112 dan mendorong inovasi perguruan tinggi ke industri melalui skema konsorsium inovasi. sebagaimana yang terlihat pada Gambar 3.5. Tujuan program ini adalah untuk membangun industri berbasis tek nologi yang berfungsi sebagai sarana pembelajaran skala industri dan mendorong hasil-hasil inovasi perguruan tinggi ke industri. Konsorsium inovasi adalah kerjasama antar tiga atau lebih institusi yang dapat terdiri dari unsur perguruan tinggi, politeknik atau lembaga Pemerintah Kementerian (LPK) atau Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan dunia usaha/industri yang bersepakat, bersinergi, berkomitmen, dan saling berkontribusi dalam hal sumberdaya (sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran) dalam kegiatan komersialisasi produk inovasi. Bentuk konsorsium harus mempunyai legalitas dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS). (sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran) dalam kegiatan komersialisasi produk inovasi. Bentuk konsorsium harus mempunyai legalitas dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS). Produk Inovasi Perguruan Tinggi yang mendapatkan dana pendanaan di tahun 2017 merupakan hasil penelitian yang mempunyai Tingkat Kesiapan Teknologi atau Technology Readiness Level pada tingkat 6 yang masuk kedalam 7 (tujuh) bidang fokus prioritas yang meliputi: 1). Teknologi Informasi dan Komunikasi, 2)Pertahanan dan Keamanan, 3) Energi, 4) Transportasi, 5) Pangan, 6) Kesehatan dan Obat, 7) Material Maju. Berdasarkan surat keputusan Nomor :04/PPK/Kp/INOVASI-PT/ IX/2017 ditetapkan sebanyak 13 (tiga belas) produk inovasi perguruan tinggi di industri sebagaimana yang tertera pada tabel dibawah ini: 95 INDIKATOR: JUMLAH PRODUK INOVASI PERGURUAN TINGGI DI INDUSTRI Pada tahun 2017, Program Pendanaan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri diberikan kepada perguruan tinggi negeri berbadan hukum untuk menghasilan industri berbasis teknologi yang berfungsi sebagai sarana pembelajaran skala industri dan mendorong inovasi perguruan tinggi ke industri melalui skema konsorsium inovasi yakni kerjasama antar tiga atau lebih institusi yang dapat terdiri dari unsur perguruan tinggi, politeknik atau lembaga Pemerintah Kementerian (LPK) atau Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan dunia usaha/ industri yang bersepakat, bersinergi, berkomitmen, dan saling berkontribusi dalam hal sumberdaya i

113 96 Tabel 3.20 Capaian Produk Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Tahun 2017 NO JUDUL PROPOSAL PERGURUAN TINGGI 1 Pendirian Pusat Produksi Sel Punca Dan Produk Metabolit Universitas Indonesia (UI) Nasional 2 Pengembangan Dan Komersialisasi Produk Biomaterial Berbasis Universitas Indonesia (UI) Logam 3 Start Up Industri Pengambangan Bibit Buah Tropis Untuk Mendukung Institut Pertanian Bogor (IPB) Program Nasional Revolusi Orange 4 Penguatan Inovasi, Pengembangan, dan Produksi Katalis "Merah Institut Pertanian Bogor (IPB) Putih" 5 Pengembangan dan Produksi Radar Nasional Institut Pertanian Bogor (IPB) 6 Perangkat Base Station dan Smartphone 4G Institut Pertanian Bogor (IPB) 7 Technomed Factory : Hilirisasi Produk Alat Kesehatan Unggulan Universitas Gadjah Mada Universitas GadjahMada (UGM) 8 Industri Berbasis Teknologi Plasma Untuk Pangan Universitas Diponogoro (UN- DIP) 9 Akselerasi Produksi Stem Cell dan Metobolit Mesenchymal Universitas Airlangga (UNAIR) Stem Cell Untik Terapi Degenerative 10 Inovasi Produksi Dentolaser Antimicroba dan Biomodulasi Sel Untuk Akselerator Respon Penyembuhan Penyakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga (UNAIR) 11 Implementasi "Teaching Industry" Sebagai Persiapan Produksi Sepeda Motor Listrik Gesits 12 Pengembangan Industri Perbibitan Sapi Lokal Berbasis Iptek Di Maiwa Breeding Center Universitas Hasanuddin 13 Impelementasi Pengembangan dan Pembangunan Industrialisasi Garam rakyat Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Universitas Hasanuddin (UNHAS) Universitas Hasanuddin (UNHAS) Berikut ini beberapa produk teknologi dari inovasi perguruan tinggi di industri tahun 2017 dari tabel diatas:

114 INA SHUNT (SEMILUNAR FLASHING VALVE DEVICE) Bidang Fokus : Kesehatan dan Obat Deskripsi : Merupakan sistem yang dikembangkan merupakan sistem pirau katup semilunar ventrikulo peritoneal atau semilunar flushing valve device yang merupakan sistem (alat) pirau dengan katup yang mempunyai bentuk celah setengah lingkaran (halfmoon shape valve flap) yang digunakan dalam sistem alat pirau (shunt device system) yang berfungsi untuk mengalirkan cairan otak searah dari rongga ventrikel menuju ke rongga perut (peritoneal) pada pasien hidrocefalus. Keunggulan : Mempunyai kualitas yang bagus dibanding kompetitor, Bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasien(penyesuaian panjang tubuh dan usia), Mempunyai kisaran harga yang lebih murah dibandingkan kompetitor dari luar negeri. Produk kompetitor yang sekarang banyak digunakan di Indonesia merupakan produk impor dari India, Jepang maupun Amerika Serikat yang dijual dengan harga tinggi sekitar 6-30 juta, Produk kompetitor lain menggunakan sistem longitudinal yang mempunyai risiko tinggi terjadi komplikasi pasca bedah karena sulit dilakukan pengaturan pembukaan dan penutupan. Dampak Pemanfaatan : Ekonomi: Pengembangan teknologi alat kesehatan berbasis riset akan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor karena 90% alat kesehatan di Indonesia merupakan produk luar negeri. Pengembangan teknologi yang diiringi dengan pengembangan industri alat kesehatan akan mampu memenuhi kebutuhan alat kesehatan di Indonesia sehingga tercipta kemandirian masyarakat dan peningkatan daya saing bangsa. 97 Sosial: Dengan harga yang lebih murah +/- 2,5 juta/unit (produk impor sejenis harga 6 30 juta/ unit), diharapkan penderita hidrocefalus dari berbagai latar belakang ekonomi dapat layanan pengobatan. Pengembang/Pemilik Teknologi Industri yang Memproduksi : Universitas Gadjah Mada : PT.Swayasa Prakarsa Pengguna Produk : Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta, RSCM, RS Panti Rapih Yogyakarta, RS Dr. Soetomo, RS Balik Papan, RS Papua, RS Makassar. i

115 98 SMARTPHONE DIGICOOP Bidang Fokus : TIK Deskripsi : Smartphone 4G Digicoop merupakan smartphone yang sudah dibekali dengan teknologi 4G LTE (long-term evolution). Bekerjasama dengan koperasi digital Indonesia (Digicoop), produk smartphone ini didistribusikan dengan metode yang berbeda dengan smartphone pada umumnya, yaitu melalui koperasi. Dengan menjadi anggota koperasi, maka konsumen bisa memperoleh smartphone secara gratis dengan membayar iuran simpanan wajib setiap bulan. Beberapa hal yang dikostumisasi adalah theme, icon, boot animation, aplikasi, casing, gift box, sticker, configuration system, launcher, framework. Fitur unik pada smartphone ini adalah split screen yang digunakan untuk memasang iklan sehingga setiap anggota dapat memasang iklan di sana dan bisa memperoleh berbagai keuntungan bagi hasil dengan iklan tersebut seperti pulsa gratis dll. Keunggulan : Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih tinggi karena dirancang dan diproduksi di dalam negeri. Kostumisasi operating system & application. Fitur splitscreen untuk pemasangan iklan. Model bisnis koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan setiap anggota. Dampak Pemanfaatan : Ekonomi: Tumbuhnya industri komponen dalam negeri Turunnya nilai belanja impor produk elektronika Kemandirian teknologi komunikasi Pengembang/Pemilik Teknologi Industri yang Memproduksi Kerjasama yang Diinginkan : Institut Teknologi Bandung (ITB) : PT. TSM, PT. VS Technology : Bundling kostumisasi

116 Adapun tingkat pencapaian kinerja Direktorat Inovasi Industri adalah sebagai berikut: Tabel 3.21 Capaian kinerja Direktorat Inovasi Industri tahun SASARAN Produk inovasi litbang di industri Produk inovasi Perguruan Tinggi di industri INDIKATOR KINERJA TARGET (T) TAHUN 2017 REAL- ISASI (R) CAPAI- AN (%) Jumlah produk inovasi litbang di industri % Jumlah produk inovasi Perguruan Tinggi di industri % Tabel 3.22 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Inovasi Industri Tahun 2016 dan Capaian 2017 INDIKATOR KINERJA Produk inovasi litbang di industri Produk inovasi Perguruan Tinggi di industri SATUAN Jumlah produk inovasi litbang di industri Jumlah produk inovasi Perguruan Tinggi di industri TAHUN 2016 TAHUN 2017 T R % T R % Tabel 3.23 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Inovasi Industri Sampai saat ini dengan RPJM SASARAN Produk inovasi litbang di industri Produk inovasi Perguruan Tinggi di industri INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Jumlah produk inovasi litbang di industri Jumlah produk inovasi Perguruan Tinggi di industri % i

117 Target Realisasi % Capaian 0 RPJM Grafik 3.3 Perbandingan Capaian Kinerja Kegiatan Inovasi Litbang di Industri Sampai saat ini dengan RPJM Target Realisasi % Capaian RPJM Grafik 3.4 Perbandingan Capaian Kinerja Kegiatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Sampai saat ini dengan RPJM

118 SASARAN 7: LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN ESELON I Sesuai dengan fungsinya Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi melakukan layanan dukungan manajemen pemangku kepentingan dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi dengan mengoptimalkan jejaring komunikasi yang efektif dan efisien, serta mengawal pelaksanaan Implementasi Reformasi Birokrasi melalui upaya yang terstruktur dan sistematis, dalam membangun budaya kerja dan budaya organisasi Ditjen PI yang selaras dengan tata kelola pemerintahan yang baik. INDIKATOR: JUMLAH DOKUMEN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN Dalam pelaksanaan perencanaan kerja dan anggaran dilingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Inovai, Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi melakukan koordinasi lintas fungsi untuk melakukan sinkronisasi dan sinergitas rencana kerja dan anggaran secara optimal dengan mengacu kepada sasaran kinerja lembaga. Hasil koordinasi tersebut berupa dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Direktorat Jenderal Penguatan Inovai, yang pada tahun 2017 ini Nilai Pencapaian Kinerja Perencanaan dan anggaran Direktorat Jenderal Penguatan Inovai 99,31 (sangat baik). Pelaporan Kinerja merupakan salah satu bentuk akuntabilitas atas pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran, dan atas implementasi Reformasi Birokrasi dilingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. Pelaporan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovai tahun 2017 terdiri dari: INDIKATOR: JUMLAH LAPORAN KINERJA 1. Laporan Keuangan Sebagai perwujudan atas upaya dalam rangka melakukan perbaikan dan penyempurnaan tatakelola sistem penyelenggaraan dan pengelolaan keuangan yang berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 2. Laporan Hasil Evaluasi Kinerja dilingkunga Direktorat Jenderal Penguatan Inovai. Sebagai perwujudan atas upaya dalam rangka melakukan perbaikan dan penyempurnaan tingkat efektifitas, dan efisiensi, serta keekonomisan pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran dalam rangka mencapai tujuan. 3. Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Penguatan Inovai. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) ini dimaksudkan sebagai bentuk pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi melalui pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan, sekaligus sebagai sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian sasaran dan kinerja dilingkungan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, yang mencakup seluruh hasil-hasil pelaksanaan 101 i

119 102 program dan kegiatan pada tahun anggaran Laporan ini juga dimaksudkan sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. INDIKATOR: JUMLAH LAPORAN LAYANAN DUKU- NGAN MANAJEMEN UNTUK PROGRAM PENGUATAN INOVASI Layanan dukungan manajemen untuk program penguatan inovasi meliputi layanan dalam pelaksanaan: 2. Peningkatan kualitas manajemen pemangku kepentingan, dengan mengoptimalkan jejaring komunikasi yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra kelembagaan. Outputnya berupa Dokumen Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Hukum, Kerjasama, dan Layanan Informasi 3. Mengkonsolidasikan potensi dan kapabilitas kelembagaan melalui manajemen sumberdaya yang optimal untuk memenuhi tuntutan arah pengembangan strategis kelembagaan. Outputnya berupa Dokumen Layanan Umum. Adapun tingkat pencapaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi tahun 2017 adalah sebagai berikut: Tabel 3.24 Capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun 2017 SASARAN Layanan dukungan manajemen eselon I INDIKATOR KINERJA TARGET (T) TAHUN Koordinasi penyusunan, pengembangan peraturan perundangan agar dapat mendukung pelaksanaan sasaran kinerja kelembagaan secara optimal. REAL- ISASI (R) CAPAI- AN (%) 1. Jumlah dokumen Rencana Kerja dan Anggaran % 2. Jumlah Laporan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan % 3. Jumlah dokumen laporan kinerja % 4. Jumlah Laporan Layanan Dukungan Manajemen untuk program Penguatan Inovasi %

120 Tabel 3.25 Perbandingan Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun 2016 dan Capaian 2017 INDIKATOR KINERJA SATUAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 T R % T R % Jumlah dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Dokumen % % Jumlah Laporan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Dokumen % % Jumlah Laporan Kinerja Dokumen % % Jumlah Laporan Layanan Dukungan Manajemen untuk program Penguatan Inovasi: a. Layanan bidang Hukum, Kerjasama, dan layanan informasi Dokumen % % Dokumen % % b. Layanan Kepegawaian dan Perkantoran Layanan % % 103 SASARAN Layanan dukungan manajemen eselon I Tabel 3.26 Perbandingan Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sampai saat ini dengan INDIKATOR KINERJA Jumlah dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Jumlah Laporan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan TARGET REALISASI ,8 % ,8 % Jumlah Laporan Kinerja % Jumlah Laporan Layanan Dukungan Manajemen untuk program Penguatan Inovasi: a. Layanan bidang Hukum, Kerjasama, dan layanan informasi ,4 % ,8 % b. Layanan Kepegawaian dan Perkantoran % % RPJM RKA Lap Keu Lakin HKLI Umum DM Grafik 3.5 Perbandingan Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sampai saat ini dengan RPJM Target Realisasi % Capaian i

121 104 Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang disebut dengan PP-IPTEK adalah Badan Layanan Umum di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dibawah koordinasi Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti. Pada tahun 2017 PP-IPTEK telah menetapkan Perjanjian Kinerja yaitu: 1). Peningkatan promosi peragaan iptek, dengan indikator Kinerja Jumlah promosi peragaan Iptek di 12 lokus, 2). Peningkatan kualitas pelayanan peragaan iptek, dengan indikator peningkatan jumlah pengunjung sebesar 5 % dan Indeks tingkat kepuasan pengunjung (IKM) 4 poin. Untuk mencapai kinerja tersebut PP-IPTEK melakukan upaya meningkatkan kegiatan-kegiatan utama seperti : 1. Program Kegiatan Pusat Peragaan Iptek Produk kegiatan Pusat Peragaan Iptek atau disebut core product (produk inti) yang dihasilkan dan dipasarkan kepada masyarakat meliputi 3 jenis yaitu : SASARAN 8: PAKET PROMOSI IPTEK Produk peragaan/layanan kunjungan galeri yaitu menyajikan 350 alat peraga hands-on interaktif untuk anak didik dari TK s.d SMA yang harus disentuh, dipegang dan dimainkan lengkap dengan Lembar Kerja Sains yang akan memadukan anak didik belajar iptek lebih terarah dan intensif. Produk kegiatan pendukung (program Edukasi) yaitu menyelenggarakan kegiatan khusus bagi siswa berupa kegiatan sanggar kerja, demonstrasi sains dan Program-program terjadwal tiap tahunnya seperti Science Camp. Workshop Roket Air, dan kegiatan workshop lainnya yang berhubungan dengan iptek. Produk lainnya yaitu menyelenggarakan kegiatan Peragaan Iptek Keliling (PIK) yaitu kegiatan yang membawa 1paket alat peraga portable berikut program-program pendukung demonstarsi sains dan sanggar kerja ke Pemerintah Regional (Pemprov/Kab/Kota), Dinas Pendidikan Pemkab/Kota, Pengusaha setempat, pemerhati Iptek atau dalam rangka Corporate Social Responsibility (CSR) bersama perusahaan/instansi. 2. Peran PP-IPTEK dalam Pembangunan Pusat Peragaan Iptek Daerah (Puspa Iptek Daerah) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui Program Pembudayaan Iptek merintis pendirian Pusat Peragaan Iptek Daerah (Puspa Iptek Daerah) melalui kegiatan Science For All, Peragaan Iptek Keliling yang dikemas dalam bentuk mobile unit, Focus Group Discussion (FGD), Peminjaman Kluster Alat Peraga, Kunjungan ke berbagai Science Center Daerah (PP-IPTEK daerah) untuk monitoring dan evaluasi. Tahun 2017 akan diresmikan 3 Science Center di Pare-pare, Makasar dan Indramayu. Program kegiatan PP-IPTEK atau disebut Core Product (Produk Inti) yang dihasilkan dan dipasarkan kepada masyarakat meliputi 3 jenis yaitu : 1). Layanan Galeri adalah penyediaan peragaan interaktif yang disajikan untuk masyarakat yang datang bekunjung ke PP-IPTEK untuk tujuan belajar sambil bermain dalam upaya memasyarakatkan dan

122 membudayakan iptek. 2). Kegiatan pendukung yaitu menyelenggarakan kegiatan khusus bagi siswa TK, SD, SMP, SMA dan guru yang terdiri dari : Sanggar Kerja dan Demo Sains adalah jasa pelayanan kepada pengunjung PP-IPTEK (TK s.d SMA) yang ingin mempelajarii iptek lebih spesifik lagi melalui interaksi dalam berbagai percobaan-percobaan ilmiah popular dan juga pertunjukan demonstrasi sains yang dibawakan oleh pemandu yang profesional. Program Tahunan adalah merupakan kegiatan PP-IPTEK terjadwal dengan target konsumen adalah para pelajar, guru dan keluarga. Isi program tahunan dari tahun ke tahun dapat saja berubah mengikuti kecenderungan pasar/konsumen. Pada tahun 2017 program tahunan yang dilaksanakan adalah Science Camp, Workshop guru Customer Gathering. Roket Air Regional dan Nasional, Lomba Robotik serta Pelaksanaan Hakteknas serta event International 3. Produk/layanan lainnya adalah : Outreach adalah jasa pelayanan menghadirkan mini science center ke sekolah-sekolah dan tempat lainnya (kerjasama dengan perusahaan untuk realisasi program Corporate Social Responsibility dalam bidang pendidikan) berdasarkan pesanan, Paket jasa layanan ini terdiri penyajian alat-alat peraga skala portable dari penyelenggarakan demonstrasi iptek serta kuis yang dibawakan oleh pemandu berpengalaman. Jasa Penyewaan Fasilitas Ruang adalah usaha pemberdayaan ruang yang dimiliki PP-IPTEK baik ditujukan disewakan kepada peminat untuk tujuan-tujuan pengembangan pendidikan iptek maupun urusan komersial. Jasa Layanan Pembuatan Alat Peraga untuk Puspa Iptek Daerah adalah membuat alat peraga hasil riset dan disain PP-IPTEK untuk memenuhi permintaan pengembangan Puspa Iptek Daerah Capaian Kinerja Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) tahun 2017 telah berhasil menjadi wahana edutainment iptek favorit pengunjung khususnya di kalangan generasi muda dan pelajar, ini semua merupakan cermin keberhasilan seluruh komponen divisi yang ada dalam mensinergikan segala kemampuannya, serta upaya keras yang telah dilakukan bagian promosi dan Kerjasama dalam memperkenalkan, membangun dan menjaga citra positif PP-IPTEK di masyarakat termasuk didalamnya usaha-usaha dalam memasarkan berbagai produk yang dihasilkan PP-IP- TEK di masyarakat. INDIKATOR: JUMLAH PAKET PROMOSI IPTEK Pada tahun 2017 telah tercapai target Kinerja peningkatan promosi Iptek di 12 Lokus yaitu: 1. Berpartisipasi pada kegiatan ACGS di Bejing (China) tujuannya adalah mengasah kemampuan sains para siswa dan guru di kancah Internasional. 2. Terlaksananya Paket Promosi Iptek Science For All di Serang, tujuan mendatangkan pengunjung dari wilayah Serang dan sekitarnya. 3. Terlaksananya Paket Promosi Science For All di Garut, tujuan mendatangkan pengunjung dari wilayah Garut. 4. Serta berpartisipasi dalam mengisi kegiatan HAK- TEKNAS dalam meluncurkan roket 22 Roket 105 i

123 106 sebagai representasi 22 Kabupaten di Sulawesi Selatan dan kegiatan Science For All di Makasar. 5. Peresmian Science Center Daerah Pare-Pare, mengisi pembukaan Science Center Daerah Pare- Pare dengan berbagai kegiatan, antara lain Peragaan Keliling, Workshop Guru Sains serta Demo Science. 6. Terlaksanannya kongres ASCI di Yogyakarta, PP-IP- TEK sebagai Ketua ASCI berkewajiban menyelenggarakan kongres ASCI bersama Taman Pintar (Science Center Daerah) Yogyakarta. 7. Menyelenggarakan Kompetisi Roket Air Regional di Jakarta, tujuan mempersiapan daerah Jakarta untuk ikut sebagai wakil Jakarta dalam Kompetisisi Roket Air Nasional. 8. Kompetisi Roket Air Nasional di Banten, tujuan nya menyiapkan wakil dari Indonesia untuk tampil dalam ajang Kompetsi Roket Air International 9. Kompetisi Roket Air Internasional di Bangelore (India) pada ajang APRSAF. 10. Peresmian Science Center Daerah di Indramayu, ikut berpartisipasi dalam pembukaan Science Center Indramayu. 11. Melaksanakan kegiatan Kompetisi Robot di Pusat Peragaan Iptek bagi para siswa. 12. Berpartisipasi dalam Junior Science Odyssey (JSO) di Vietnam. Capaian Nasional sampai dengan tahun 2017 Pusat Peragaan Iptek Daerah (Puspa Iptek Iptek Daerah ) telah berdiri 23 Science Center Daerah). Dari 23 Science Center Daerah yang telah berdiri dan akan berdiri dilakukan: Tahap Pembinaan: 1. Graha Teknologi Sriwijaya, Palembang 2. Pusat Science Kalimantan Timur 3. Indramayu 4. Science Center Pare-Pare 5. Science Center Makasar 6. Science CenterPontianak 7. Iptek Center Sawahlunto 8. Galeri Iptek Mpu Tantular, Sidoarjo 9. Jatim Park, Malang Tahap Perintisan: 1. Sumatara Barat 2. Nusa Tenggara Barat Tahap Pendampingan: 1. Medan, Sumatera Utara 2. Kura-kura Ocean Park, Jepara Pendukung Puspa Iptek Daerah: 1. Penerbitan Panduan Pendirian Pusat Peragaan Iptek Daerah 2. Membuat Badan Hukum Asosiasi Science Center- Daerah (ASCI) Sepanjang tahun 2017 PP-IPTEK telah melakukan pengembangan alat peraga baru yaitu Social Interactive, Self Balancing Wheel dan Alat Peraga Stereo Visual. Kehadiran alat peraga baru menjadikan galeri PP-IPTEK semakin kaya ragam peragaan, sehingga para pengunjung berinteraksi dengan alat peraga dalam mengeksploarasi ilmu pengetahuan. Sebagai alat untuk mengukur kualitas layanan yang diberikan, PP-IPTEK menggunakan Indeks tingkat Kepuasan Masyarakat/pengunjung (IKM) yang datanya diambil melalui kuisioner yang

124 mencakup SPM dengan melibatkan pengunjung sebagai responden dengan berbagai variasi profesi responden. Untuk itu sebagai institusi yang berorientasi dan fokus kepada keinginan pelanggan (market oriented), PP-IPTEK berusaha memenuhi semaksimal mungkin hal-hal yang diinginkan dan diharapkan oleh pengunjung dengan melakukan pembenahan dan perbaikan di semua sektor pelayanan. Pada tahun 2017 Indeks Kepuasan Masyarakat mencapai skor 4.33 yang berarti Baik. 107 JASA LAYANAN TARGET REALISASI CAPAIAN (%) Kunjungan Galeri orang orang 87,81 Layanan Program Reguler Tabel Capaian Kinerja Jasa Layanan BLU tahun Science Show orang orang 70,56 - Sanggar Kerja Sains orang orang 101,33 - Science Cinema orang orang 46,36 Layanan Program Temporer orang 815 orang 51,74 PIK/Outreach 34 kali 7 kali 20,59 Sepeda Kabel orang orang 181,51 Mutu dan Manfaat kepada Masyarakat 4 dari maksimal 5 4,33 (baik) 100 Tabel 3.28 Perbandingan Capaian Kinerja Jasa Layanan BLU Tahun JASA LAYANAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 Kunjungan Galeri Science Show Sanggar Kerja Science Cinema Layanan Program PIK/Outreach 4 7 Sepeda Kabel Mutu dan Manfaat Masyarakat (IKM) 4,23 4,33 i

125 108 Realisasi Anggaran PP IPTEK 2017 Dalam rangka menunjang tugas dan fungsi Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK) untuk Tahun Anggaran 2017, subsidi APBN tahun 2017 sebesar Milyar digunakan untuk penyelenggaraan operasional perkantoran, perawatan gedung kantor, perawatan sarana dan prasarana kantor, peningkatan fasilitas pelayanan umum dan operasional. Hasil capaian Kinerja Pusat Peragaan Iptek tahun 2017 didasarkan pada analisis faktor internal (bidang pelayanan, keuangan, organisasi dan SDM, sarana dan prasarana) dan faktor ekternal (UU/PP, kebijakan pemerintah, perekonomian nasional/internasional, persaingan dan perkembangan teknologi) menunjukkan dalam posisi turun dibandingkan dengan tahun sebagaimana yang terlihat pada Tabel SUMBER DANA Tabel Realisasi Anggaran PP IPTEK 2017 PAGU 2017 (Rp) REALISASI 2017 (Rp) Rupiah Murni , ,- 86,14 Badan Layanan Umum , ,- 89,86 Grand Total , ,- 87,19 % Hal-hal yang menyebabkan tidak tercapainya target ditahun 2017 karena berkurangnya jumlah kunjungan sekolah-sekolah, dimana ada kebijakan sekolah yang pada tahun tersebut tidak melakukan kunjungan studi tour. Penurunan kunjungan ini tidak hanya terjadi di PP-IP- TEK namun berdampak juga kepada wahana-wahana pendidikan di lingkungan Taman Mini Indonesia Indah(TMII). Berikut ini capaian PP IPTEK Tahun 2017: SASARAN Tabel 3.30 Capaian kinerja PP-IPTEK Tahun 2017 INDIKATOR KINERJA TARGET (T) TAHUN 2017 REALISASI (R) CAPAIAN (%) Paket Promosi Iptek Jumlah Paket Promosi Iptek % INDIKATOR KINERJA Tabel 3.31 Perbandingan Capaian Kinerja PP-IPTEK Tahun 2016 dan Capaian 2017 SATUAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 T R % T R % Jumlah Paket Promosi Iptek Paket Promosi Iptek % SASARAN Tabel 3.32 Perbandingan Capaian Kinerja PP-IPTEK Sampai saat ini dengan RPJM INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Paket Promosi Iptek Jumlah Paket Promosi Iptek % %

126 Target Realisasi % Capaian RPJM Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Grafik 3.6. Perbandingan Capaian Kinerja PP-IPTEK Sampai saat ini dengan RPJM Analisis Capaian Indikator Kinerja Program (IKP) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Tahun 2017 Berbagai capaian yang telah dicapai oleh Direktorat-direktorat dan satuan kerja yang lain di lingkungan Ditjen Penguatan Inovasi di tahun 2017 mendukung tercapaianya target Indikator Kinerja Program (IKP) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. Berdasarkan Renstra Kemenristekdikti , Target IKP Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi ditahun 2017 sebanyak 40 produk inovasi. Guna mencapai target IKP tersebut, Ditjen Pe nguatan Inovasi menggunakan alat ukur KATSINOV Meter untuk menentukan produk-produk teknologi yang telah dihasilkan Lemlitbang maupun Perguruan Tinggi sehingga produk-produk teknologi tersebut laik disebut sebagai produk inovasi. KATSINOV Meter adalah suatu alat ukur atau metode yang digunakan untuk mengukur, menilai, menetapkan dan mengevaluasi tingkat kesiapan inovasi teknologi dari program inovasi teknologi di Perusahaan, Lembaga Penelitian dan Pengembangan, serta Perguruan Tinggi yang ditinjau dari aspek teknologi, pasar, organisasi, kemitraan, resiko, manufaktur, dan investasi. Obyek pengukuran yang dapat diukur menggunakan KATSINOV adalah (a) hasil pemikiran, penelitian, pengembangan, penerapan, dan/ atau pe rekayasaan; (b) produk inovasi; dan (c) teknologi yang telah diukur mencapai minimal TKT7 (Tingkat Kesiapterapan Teknologi level 7). Produk inovasi yang telah mencapai TKT minimal 7 yang dihasilkan oleh Lembaga Litbang, Perguruan Tinggi atau Perusahaan/Industri yang didanai sebagian atau keseluruhannya menggunakan Anggaran Pemerintah. Dengan demikian, produk inovasi yang akan diukur menggunakan KATSINOV-Meter harus melalui tahap pengukuran dan penetapan TKT terlebih dahulu. Posisi KATSINOV terhadap Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) adalah dalam rangka melanjutkan dan melengkapi. Melanjutkan artinya pengukuran KATSINOV membutuhkan kondisi status TKT pada level tertentu sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi suatu produk inovasi agar siap i

127 110 memasuki pasar dan bertahan serta berkelanjutan. Sementara melengkapi artinya penilaian KATSINOV mencakup selain aspek teknologi juga aspek pasar, organisasi, kemitraan, manufaktur, investasi dan risiko. Untuk menentukan atau mengukur tingkat kesiapan inovasi dari suatu invensi dengan menggunakan KATSINOV harus memperhatikan kerangka konsep gabungan antara siklus hidup inovasi yang terdiri dari 6 (enam) fase tingkat kesiapan inovasi dan 7 (tujuh) aspek kunci. Adapun 6 (enam) Fase KATSINOV, meliputi : 1). Konsep (concept)/katsinov 1: prinsip-prinsip ilmiah dasar inovasi telah diamati dan dilaporkan, fungsi kritis dan/atau karakteristik telah dikonfirmasi melalui eksperimen. 2).Komponen (component) /KATSINOV 2: Komponen telah dikembangkan dan divalidasi; prototype telah dikembangkan untuk mendemonstrasikan teknologi. 3).Penyelesaian (completion) /KATSINOV 3: perkembangan teknologi telah selesai dan fungsi sistem secara lengkap telah terbukti di lapangan. 4). Chasm/KATSINOV 4: adalah tahap dimana ketika inovasi pertama kali diperkenalkan ke pasar (tahap awal), pada tahap ini merupakan jurang yang harus dilalui untuk menentukan tingkat keterimaan produk di pasar. 5).Kompetisi (competition) /KATSINOV 5: fase kematangan pasar atau tercapainya keadaan ekuilibrium yang ditandai dengan tidak adanya pertumbuhan yang signifikan. Misi utama dalam tahap ini adalah mempertahankan dan meningkatkan inovasi untuk mengatasi persaingan. 6). Changeover / Closedown / KATSINOV 6: adalah dua pilihan pada fase penurunan pasar. Changeover mengacu pada dilakukannya inovasi ulang (re-innovation), membuka pasar baru, transformasi model bisnis, dan invensi ulang dalam rangka mencari dan mengembangkan keunggulan kompetitif. Di sisi lain, closedown berarti inovasi telah usang. Sedangkan 7 (tujuh) aspek kunci yang dipertimbangkan dalam KATSINOV meliputi: 1). Teknologi: adalah proses dimana manusia memodifikasi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Aspek teknologi mencakup tahapan penelitian (research), pengembangan (development), kerekayasaan dan operasi (engineering and operation), introduksi teknologi yang dikembangkan ke pasar, tahap layanan teknologi, dan inovasi ulang atau pengembangan teknologi baru. 2). Pasar: Pemasaran memiliki tanggung jawab strategis inti untuk hubungan pemasok dan pelanggan. Aspek pasar mencakup identifikasi kebutuhan pasar, penetapan target pasar, identifikasi kebutuhan khusus pelanggan, positioning produk di pasar, diferensiasi produk di pasar, serta review dan ekspansi pasar. 3). Organisasi: Organisasi memberikan ukuran yang sistematis dan konsisten dari kematangan organisasi dari suatu perusahaan yang dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi pada tingkat kematangan teknologi yang diperlukan. Aspek organisasi mencakup identifikasi arah organisasi, penetapan arah organisasi, formalisasi organisasi, pengembangan dan penguatan kolaborasi dengan mitra, dukungan organisasi dan jejaring da-

128 lam menetapkan exit strategy. 4). Kemitraan: Kemitraan merupakan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan atau saling menanggung kerugian dari bisnis. Aspek kemitraan mencakup identifikasi mitra, seleksi mitra, formalisasi kemitraan, kerjasama dalam jejaring, optimalisasi kerjasama dalam jejaring, serta evaluasi kemitraan yang telah berjalan dan pencarian mitra baru. 5). Risiko: Cara-cara menilai dan mengatasi risiko harus ditekankan pada daftar perencanaan teknik dalam rangka mengelola kegiatan inovasi. Aspek risiko dalam hal ini mencakup identifikasi risiko teknis pada level KATSINOV 1 sampai 3, identifikasi risiko khususnya indikator finansial pada level KATSINOV 4 dan 5, serta kajian risiko terhadap keputusan inovasi ulang atau pengembangan teknologi baru. 6). Manufatur: Manufaktur adalah proses dimana manusia memproduksi produk/jasa dengan mutu sesuai standar dan jumlah sesuai rencana untuk memenuhi permintaan pasar. Aspek manufaktur mencakup solusi material, pengembangan teknologi produksi, kerekayasaan dan uji produksi, produksi skala penuh, manajemen produksi yang baik, serta inovasi produksi atau pengembangan teknologi produksi baru. 7).Investasi: Investasi merupakan aspek penting bagi keberhasilan membawa hasil invensi menjadi produk inovasi yang diterima pasar, dimana peran para investor ventura (venture investors) dibutuhkan, baik itu angel investors (misal: CSR, Corporate Social Responsibility) maupun venture capitalists (misal: perbankan). Pada prinsipnya, aspek investasi akan terkait dengan model bisnis. Model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana menciptakan nilai bagi perusahaan, pelanggan, dan masyarakat. Dalam bahasan terkait dengan model bisnis ini akan difokuskan pada Bisnis Model Canvas (Business Canvas Model). Dengan menggunakan Bisnis Model Canvas, selanjutnya dapat dilakukan proyeksi analisis finansial, yaitu: 1). Revenue Stream yaitu pendapatan utama dan pendapatan lainnya; 2). Cost Structure, yaitu biaya produksi, biaya marketing, biaya pengembangan dan riset, biaya administrasi dan pajak. Aspek investasi ini mencakup konsep model bisnis, market value proposition, validasi bisnis, peningkatan keberterimaan di pasar, ekspansi pasar, serta review kebutuhan dan permintaan pasar. Gambaran dari uraian kerangka konsep gabungan antara siklus hidup inovasi yang terdiri dari 6 (enam) fase tingkat kesiapan inovasi dan 7 (tujuh) aspek kunci dalam KATSINOV diatas dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: 111 i

129 112 Tabel 3.33 Kerangka Kerja Tingkat Kesiapan Inovasi (KATSINOV) Suatu invensi dapat disebut sebagai suatu produk inovasi jika invensi tersebut mencapai fase Tingkat Kesiapan Inovasi 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) setelah diukur dengan menggunakan KAT- SINOV. Hasil penilaian ini akan diintegrasikan dalam database produk inovasi, yang kemudian menjadi pertimbangan dalam memberikan insentif dan mengevaluasi kebijakan program di lingkup Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi. Manfaat hasil pengukuran dan penetapan KATSINOV memberikan informasi tentang posisi siklus-hidup inovasi (innovation life cycle) suatu produk, proses, manajemen, atau lainnya dari suatu entitas (perusahaan/ institusi/ lembaga) yang dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan tentang: (a) Introduksi hasil inovasi ke pasar, (b) Kematangan pasar dari hasil inovasi, dan (c) Membuat keputusan terkait masa depan perusahaan. Berdasarkan penilaian dengan menggunakan KATSINOV Meter terhadap produk-produk teknologi maka didapatkan 51 (lima puluh satu) produk inovasi. Berikut ini 51 (lima puluh satu) produk inovasi yang telah diukur dan dinilai sebagai produk inovasi di tahun 2017 oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi dengan menggunakan alat ukur KATSINOV Meter, yakni :

130 Tabel 3.34 Daftar Produk Inovasi Tahun NO PRODUK INOVASI KATSINOV PENGEMBANGAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI (PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI DARI PERGGURUAN TINGGI - PPBT PT) 1 Degrasept 25 ec (Kesehatan dan Obat) 3 2 SPD-Speedometer (Transportasi) 3 3 Isolated Ground Shield Wire High Voltage (I-GSW HV) dan Isolated Ground Shield Wire Medium Voltage (I-GSW MV) (Material Maju) 4 Ke if (Pangan) 3 5 Anjungan Telehealth Masyarakat Sehat (Kesehatan dan Obat) 3 6 Alat Purifikasi Biogas Otomatis (Energi) 3 7 Converter Kit Bifuel (Energi) 3 8 Tabung Gas Composite (Bahan Baku) 3 9 Mycotech (Material Maju) 3 10 Helm Green Composite (Material Maju) 3 PENGEMBANGAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI (TENANT YANG DIBINA MENJADI PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI ) 1 Belimbing Island (Kesehatan dan Obat) 3 2 Invarunner dengan Teknologi Tilting Three Wheel (TTW) (Transportasi) 4 3 Tyre Press (Transportasi) 3 4 Sumur Resapan Green Well dengan Sistem Knock Down (Bahan Baku) 3 5 Emas Hutan Indonesia (Bahan Baku) 3 6 Isolator Keramik (Bahan Baku) 4 7 Greneed (Material Maju) 3 8 Pasarlaut.com (TIK) 3 9 Youthmanual.com (TIK) 3 10 WAR V1 (Hankam) 3 11 Wartech UAV (Hankam) 3 12 Drone Submarine (Hankam) 3 13 Enrol Pilot (Hankam) 3 PENGUATAN INOVASI PERGURUAN TINGGI DI INDUSTRI (PRODUK INOVASI PERGURUAN TINGGI DI INDUSTRI) 1 Benih Pepaya Calina (Pangan) 4 2 Durian Pelangi (Pangan) 4 3 Durian Matahari (Pangan) 4 4 Lengkeng Kateki (Pangan) 4 5 Lengkeng Itoh (Pangan) 4 6 Alpukat Wina (Pangan) 4 7 Alpukat Kendil (Pangan) 4 8 Jeruk Siam Madu (Pangan) 4 9 Jeruk Keprok Batu 55 (Pangan) 4 4 i

131 114 NO PRODUK INOVASI KATSINOV PENGUATAN INOVASI PERGURUAN TINGGI DI INDUSTRI (PRODUK INOVASI PERGURUAN TINGGI DI INDUSTRI) 10 INASHUNT (Kesehatan dan Obat) 4 11 CERASPON (Kesehatan dan Obat) 3 12 NPC-STRIP G (Kesehatan dan Obat) 3 13 D Ozone (Pangan) 4 14 Smartphone Digicoop(TIK) 4 PENGUATAN INOVASI INDUSTRI (PRODUK INOVASI LITBANG DI INDUSTRI) 1 Agen Biodegredasi (BIOFARM) (Pangan) 4 2 Biostimulan Palmarin (Pangan) 4 3 Alat Bantu Jalan Penderita Lumpuh Kaki (Kesehatan dan Obat) 3 4 i-converter Kit (Energi) 4 5 Rubber Seal Gas LPG Berbasis Karet Alam (Bahan Baku) 4 6 BE-COOL (DC COOLER) (Bahan Baku) 4 7 Pengolah Minyak dari Daun Nilam (Bahan Baku) 4 8 Bantalan Berbasis Karet Alam (Bahan Baku) 4 9 Zenmed+ Implan Tulang Orthopedi (Material Maju) 4 10 Petrozyme 01 (Material Maju) 4 11 Sistem Pemungutan Suara Secara Elektronik (Electronic Voting) (TIK) 4 12 CUBEACON (TIK) 3 13 Smart Card (TIK) 4 14 Sistem Self Service untuk Digital Banking (TIK) 4

132 BAB IV PENUTUP.: Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja :. 115 Tahun 2017 merupakan tahun ketiga Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi melaksanakan Rencana Strategis Secara umum target-target sasaran yang tercermin dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) berhasil dicapai dan bahkan untuk beberapa Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) berhasil melebihi yang ditargetkan. Untuk meningkatkan capaian IKU yang telah diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja (PK), Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi kedepan akan berupaya meningkatkan fungsi koordinasi, pelaksanaan kebijakan dan meningkatkan efektivitas instrumen kebijakan yang ada. Hal ini dimaksudkan agar capaian kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi merupakan hasil sinergi dengan kebijakan dan program dari Kementerian dan stakeholders terkait. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian kedepan diantaranya adalah : dikeluarkannya kebijakan yang mendukung tumbuhnya wirausaha pemula mandiri berbasis teknologi agar memiliki daya saing untuk masuk dalam pasar guna mendorong hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi lembaga litbang dan Perguruan Tinggi sehingga menghasilkan produk yang dapat diadopsi oleh industri untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi. Dimasa mendatang dengan berbekal komitmen, kesamaan persepsi dan sumberdaya yang ada, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi akan terus meningkatkan kinerjanya sesuai dengan peran dan tanggungjawab yang diembannya, sehingga amanah Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi di bidang penguatan inovasi optimis dapat dicapai dan ditingkatkan kinerjanya. i

133 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si. : Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Selanjutnya disebut pihak pertama Nama Jabatan : Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.Ak : Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Pihak Kedua Jakarta, Januari 2017 Pihak Pertama Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.Ak Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si.

134 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI Sasaran Program Indikator Kinerja Target Menguatnya kapasitas inovasi Jumlah produk inovasi 40 (empat puluh) Kegiatan: Anggaran: 1. Dukungan Manajemen untuk Program Penguatan Inovasi Rp Pengembangan Sistem Inovasi Rp Paket Promosi Iptek Rp Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Rp Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi Rp Penguatan Inovasi Industri Rp Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri Rp Total Rp Jakarta, Januari 2017 Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.Ak Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si.

135

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1008, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Laporan Kinerja. PTN. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 29 Februari 2016 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

2016, No Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentan

2016, No Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentan No.1434, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. Pedoman. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) 5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK NILAI-NILAI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Pelayanan Memberikan layanan yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah Pengantar D alam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak merupakan salah satu sasaran pokok pembangunan nasional. Untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 17/PRT/M/2012 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAN PENETAPAN KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAFTAR

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 SERI LAPORAN TEKNIS OT 01 04 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada no. 8 Jakarta 10120 Telp. (62-21) 63858269-70

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

Kinerja. Area Perubahan : 1. Capaian

Kinerja. Area Perubahan : 1. Capaian Area Perubahan : 1. Capaian yang dilakukan Universitas Syiah Kuala merupakan suatu sistem manajemen strategis, prosesnya membentuk suatu siklus yang dimulai dari proses penetapan visi, misi, tujuan, dan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

SASARAN REFORMASI BIROKRASI SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi pemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 29 Juli 2016 ROADMAP RB 2015-2019

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY EKSEKUTIF SUMMARY Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan suatu bentuk format pertanggung-jawaban instansi pemerintah yang berisi informasi seputar capaian dan hambatan pelaksanaan rencana

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.317, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja. Pengukuran. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.904, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. SAKIP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan IKHTISAR EKSEKUTIF Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Latar Belakang Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Untuk

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS 2011-2016 2.1.1. Pernyataan Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan dan pandangan jauh kedepan, kemana organisasi akan dibawa dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2014 merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Deputi

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN 2013 16.1 Satuan Kerja : BPS Provinsi Lampung 16.2 Sistem Evaluasi : Evaluasi Lapangan/field evaluation 16.3 Hasil Penilaian :

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2015

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2015 KATA PENGANTAR Upaya Peningkatan Kinerja Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dilaksanakan melalui Penilaian Kinerja terhadap Pengadilan Negeri di seluruh Indonesia telah dimulai tahun 2014 yang lalu.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG MANGUPURA, 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.... 1 1.1 Latar Belakang........ 1 1.2

Lebih terperinci

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) 14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Siak Tahun 2016, merupakan wujud dari

Lebih terperinci

Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan

Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci