*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Suhu Lingkungan, Postur Kerja, dan Keluhan Musculoskeletal
|
|
- Deddy Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA SUHU LINGKUNGAN DAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PEKERJA SANGRAI KACANG DI KECAMATAN KAWANGKOAN David O A Turangan*, Paul A T Kawatu*, Woodford B S Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Keluhan musculoskeletal adalah serangkaian sakit pada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan sehingga bisa menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman pada otot yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti, suhu lingkungan dan postur kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara suhu lingkungan dan postur kerja dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja sangrai kacang di kecamatan Kawangkoan pada bulan Desember 2017 Februari Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan rancangan Cross Sectional study dan Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 40 responden dengan syarat masa kerja dari pekerja >1 Tahun dan Tempat dari pekerja, dengan asas keterjangkauan dan instrumen Pengukuran suhu lingkungan menggunakan alat ukur suhu Hygrotemp, pengukuran postur kerja menggunakan lembar kuesioner REBA, dan pengukuran keluhan musculoskeletal menggunakan lembar kuesioner Nordic Body Map. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan bantuan aplikasi SPSS. Hasil analisis data menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara suhu lingkungan dengan keluhan musculoskeletal yaitu nilai p = ( p > 0,05), dan terdapat hubungan antara postur kerja dengan keluhan musculoskeletal yaitu nilai p = 0,033 ( p < 0,05). Kata Kunci: Suhu Lingkungan, Postur Kerja, dan Keluhan Musculoskeletal ABSTRACT The yelps about musculoskeletal is a series of ache on tendon, muscle, and nerve. High repetition of activities might do to some damage on the system, causing the feeling of sore and discomfort on muscles problem that is mentioned before, can be caused by number of factors, such as: the temperature of the environment and one s posture. This research was conducted to find out the relation between environment s temperature and worker s posture to the musculoskeletal complains that occurred on Kacang Sangrai workers at Kawangkoan. The investigated study was held from December 2017 to February This was an analytic observational/research using the cross sectional study design with purposive sampling technique for the sample. The researcher had chosen 40 respondents for this study with 2 conditions, time of workers ± 1 year and place of workers, reachable/ reachable in terms of place. To measure the temperature, the researcher use hygrotemp, as for the postures measurement, REBA questionnaire was used. The researcher also use the Nordic Body map questionnaire sheets for the musculoskeletal system complains that occurred on the workers. Chi-square statistical test was used to discover the relation mentioned before with degrees of freedom 95% (a=0,05). The final result showed that is a relationship between the temperature of the environment and the musculoskeletal system complains with the value of p=0,231 (p>0,05), and there is a relationship between workers postures to the musculoskeletal system complains with the value of p=0,033 (p<0,05). Keyword: The temperature of the environment, Work-postur, and Musculoskeletal Disorders PENDAHULUAN Kesehatan kerja bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi tingginya baik fisik, mental maupun sosial. Tujuan tersebut dicapai dengan usaha usaha preventif, kuratif dan reabilitatif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan i
2 oleh faktor pekerjaan, lingkungan kerja serta penyakit umum. Kesehatan kerja dapat dicapai secara optimal jika tiga komponen kesehatan berupa kapasitas dari pekerja, beban kerja dan lingkungan kerja dapat berinteraksi secara baik dan serasi (Sumamur, 2009). Agar tenaga kerja mampu bekerja dengan produktif, maka perlu pengerahan tenaga kerja secara efisien dan efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan waktu untuk mencapai sasaran. Salah satu upaya kearah itu dapat dicapai dengan penerapan ergonomi di tempat kerja (Agustin, 2013). Tubuh manusia dirancang supaya dapat melakukan segala aktivitas dalam pekerjaan sehari hari. Massa otot dalam tubuh bobotnya hampir lebih dari separuh dari berat tubuh, yang memungkinkan manusia bisa melakukan suatu pekerjaan, namun apabila otot menerima beban statis secara terus menerus dengan posisi yang keliru dan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan suatu keluhan pada bagian bagian otot skeletal. Disamping itu menurut beberapa ahli, faktor individu seperti umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh juga dapat menjadi penyebab timbulnya keluhan sistem muskuloskeletal (Tarwaka,2010). Musculosceletal Disorders (MSDs) merupakan keluhan bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan ringan sampai dengan keluhan berat, yang umumnya terjadi karena peregangan otot yang terlalu berat dan durasi pembebanan yang terlalu lama, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sendi, ligament dan tendon. Keluhan musculoskeletal berupa rasa sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar yang berakibat pada ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pergerakan dan koordinasi gerakan anggota tubuh sehingga berdampak pada kurang efisiennya dan kehilangan waktu kerja serta menurunnya produktivitas kerja (Cindyastira, 2014). Penelitian yang memberikan gambaran distribusi anatomi dari neuralgia. 56% terjadi di regio throrax, 13% di bagian wajah, 13% di regio lumbal, dan 11% di regio servikal. International Labour Organization dalam program The Prevention Of Occupational Diseases menyebutkan musculoskeleta diorders mewakili 59% dari keseluruhan catatan penyakit yang ditemukan di Eropa (WHO, 2013). Hasil studi departemen kesehatan tentang profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan 2
3 bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. Gangguan kesehatan yang dialami pada pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia dilihat dari hasil studi keluhan muskuloskeletal yang menempati posisi paling tinggi yaitu muskuloskeletal (16%), kardiovaskuler (8)%, gangguan saraf (6)%, gangguan pernafasan (3)% dan gangguan THT (1,5)% (Nusa,2013). Penerapan postur kerja yang ergonomi akan mengurangi beban kerja dan secara signifikan mampu mengurangi kelelahan atau yang berkaitan dengan postur kerja serta memberikan rasa nyaman kepada tenaga kerja terutama dalam pekerja yang monoton dan berlangsung lama, jika penerapan ergonomi tidak dapat terpenuhi akan menimbulkan ketidaknyamanan atau munculnya rasa sakit pada bagian tubuh tertentu. Salah satu dampak kesehatan yang muncul sebagai akibat dari postur kerja yang tidak ergonomi adalah musculoskletal disorder (MSDs) (Jalajuwita, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Sang (2013), mengenai hubungan risiko postur kerja dengan keluhan musculoskletal disorders (MSDs) pada pemanen Kelapa Sawit di PT. SINERGI Perkebunan Nusantara. hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara risiko postur kerja dengan risiko keluhan muskuloskeletal pada pemanen kelapa sawit di PT. Sinergi Perkebunan Nusantara. Hasil penelitian ini didasarkan pada Uji Fisher s Exact Test menemukan p value = 0,022 < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara postur kerja dengan keluhan MSDs pada pemanen kelapa sawit. Usaha sektor informal merupakan salah satu usaha yang memiliki risiko kesehatan yang sangat tinggi Salah satunya para pekerja sangria kacang yang bergerak di sektor informal dan mengandung risiko pekerjaan yang besar terhadap kesehatan dan keselamatan kerja Survei awal yang dilakukan pada 5(lima) pekerja sangrai kacang yang ada di kelurahan Kinali satu dengan melakukan wawancara langsung. Yang di mana ketika di tanyakan langsung kepada pekerja, 3 dari 5 pekerja tersebut mengeluhkan adanya rasa nyeri pada otot-otot, leher, punggung atas, pinggang, tangan dan tumit. Para pekerja yang bekerja di tempat sangria kacang tersebut, memiliki resiko terhadap keluhan musculoskletal. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan rancangan Cross Sectional study dan Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive 3
4 sampling dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 40 responden. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kinali satu dan Kanonang Kecamatan Kawangkoan pada bulan Desember Februari Analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan terakhir, dan masa kerja. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur n % Tahun 3 7, Tahun Tahun 11 27, Tahun 15 37, Tahun 5 12,5 Berdasarkan Tabel 1, menujukkan bahwa presentase umur pada responden di Kecamatan Kawangkoan yang paling banyak ada pada umur tahun sebanyak 15 responden (37,5%), umur tahun sebanyak 5 responden (12,5%), umur tahun sebanyak 11 responden (27,5%), umur tahun sebanyak 6 responden (15%), dan umur tahun sebanyak 3 responden (7,5%). Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir. Pendidikan n % Terakhir SD 13 32,5 SMP 11 27,5 SMA Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa responden di Kecamatan Kawangkoan dengan pendidikan terakhir yang paling banyak yaitu tamat SMA sebanyak 16 responden (40%), tamat SMP sebanyak 11 responden (27,5%), dan tamat SD sebanyak 13 orang 13 responden (32,5%). Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja n % 5 Tahun 15 37, Tahun > 10 Tahun ,5 Berdasarkan tabel 3, menujukkan bahwa jumlah responden berdasarkan masa kerja. seluruh responden yang memiliki masa kerja 5 tahun sebanyak 15 responden (37,5%), masa kerja 6-10 tahun sebanyak 18 responden (20%) dan yang memiliki masa kerja > 10 tahun sebanyak 17 responden (42,5%). 4
5 B. Hasil Analisis Univariat Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keluhan Musculoskeletal Keluhan n % Musculoskeletal Tinggi 25 62,5 Sangat Tinggi 15 37,5 Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa responden di Kecamatan Kawangkoan yang mengalami risiko keluhan muskuloskeletal dengan tingkat risiko tinggi sebanyak 25 responden (62,5%), dan yang mengalami risiko keluhan muskuloskletal dengan tingkat risiko sangat tinggi sebanyak 15 responden (37,5%). Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Risiko Postur Kerja Risiko Postur n % Kerja Tinggi Sangat Tinggi Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa responden di Kecamatan Kawangkoan yang mengalami risiko postur kerja dengan tingkat tinggi sebanyak 22 responden (55%), dan dengan tingkat risiko sangat tinggi sebanyak 18 responden (45%). Postur kerja adalah posisi bagian tubuh tertentu pada saat bekerja yang ditentukan oleh ukuran tubuh, desain area kerja dan ukuran peralatan/benda lainnya yang digunakan saat bekerja (Sulaiman, 2016). Aktivitas yang sering membungkuk pada tempat kerja sebaiknya dirancang seminimal mungkin, bahkan dihilangkan atau dieliminasi karena dapat menimbulkan gangguan pada sistem musculoskeletal. Postur kerja yang baik akan dapat membantu mendapatkan cara bekerja yang nyaman bagi pekerja, baik itu postur kerja berdiri, duduk, maupun postur kerja lainnya. Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Suhu Lingkungan Suhu Lingkungan C N % 28 C(Normal) C(Tinggi) Berdasarkan tabel 6, menujukkan bahwa responden di Kecamatan Kawangkoan yang bekerja pada suhu 28 C atau dengan kategori normal sebanyak 14 responden (35%) dan yang bekerja pada suhu 29 C atau dengan kategori tinggi sebanyak 26 responden (65%). Suhu lingkungan mempunyai hubungan yang erat dengan kehidupan manusia yang ada dalam lingkungan tersebut. Manusia merasakan panas atau dingin merupakan wujud respon dari sensor perasa pada kulit terhadap stimulisasi suhu yang ada di sekitarnya. Apabila suhu udara di sekitar tubuh manusia lebih tinggi dari suhu nyaman 5
6 yang diperlukan, Aliran darah pada permukaan tubuh atau anggota badan akan meningkat dan ini akan meningkatkan Suhu kulit. Suhu lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan efektivas dalam bekerja. C. Hasil Analisis Bivariat Tabel 7. Hubungan antara Suhu Lingkungan dengan Keluhan Muskuloskeletal dari 14 responden yang bekerja pada suhu 28 C (Normal), terdapat 7 responden (50%) yang mempunyai keluhan muskuloskeletal dengan kategori tinggi dan 7 responden (50%) yang mempunyai keluhan muskuloskeletal dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan pada 26 responden yang bekerja dengan suhu 29 C (Tinggi) terdapat 18 responden (69,2%) yang mempunyai keluhan muskuloskeletal dengan kategori tinggi dan 8 responden (30,8%) yang mempunyai keluhan muskuloskeletal dengan kategori sangat tinggi. Hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa H 1 ditolak atau dengan kata lain, tidak terdapat hubungan antara suhu lingkungan dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja Sangrai kacang di kecamatan Kawangkoan. Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap (homoeotermis) oleh suatu system pengatur suhu (thermoregulatory system). Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan antara panas yang dihasilkan dalam Keluhan tubuh sebagai akibat metaboilsme Musculoskletal Suhu Total dengan pertukaran panas antara tubuh Sangat p Lingkungan Tinggi Tinggi dengan lingkungan sekitar. Proses panas n % n % n % dalam tubuh tergantung dari kegiatan 28 C C 18 69,2 8 30, ,231 fisik tubuh, makanan yang telah atau Total 25 62, , Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa sedang dikonsumsi, pengaruh dari panas tubuh sendiri. (Sumamur, 2009). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mait (2017) yang meneliti mengenai suhu lingkungan kerja dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja pengupas kelapa di Kecamatan Kauditan dengan hasil nilai p value = 0,19 (>0,05) sehingga diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara shulu lingkungan dengan keluhan musculoskeletal. Peneliti juga memberikan kesimpulan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi yaitu, karena ada pekerja yang tidak terpapar langsung dengan sinar matahari karena mereka bekerja ditempat yang tertutup 6
7 oleh tenda sehinga dapat mempengaruhi hasil ukur suhu lingkungan. Tabel 8. Hubungan antara Postur Kerja dengan Muskuloskeletal Keluhan Keluhan Musculoskletal Postur Total Sangat p Kerja Tinggi Tinggi n % n % n % Tinggi 17 77,3 5 22, Sangat 0, , , Tinggi Total 25 62, , Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa dari 22 responden yang memiliki postur kerja dengan resiko tinggi, terdapat 17 responden (77,3 %) yang mempunyai keluhan muskuloskeletal dengan kategori tinggi dan 5 responden (22,7%) yang mempunyai keluhan muskuloskeletal dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan pada 18 responden yang memiliki postur kerja dengan resiko sangat tinggi terdapat 8 responden (44,4%) yang mempunyai keluhan muskuloskeletal dengan kategori tinggi dan 10 responden (55,6%) yang mempunyai keluhan muskuloskeletal dengan kategori sangat tinggi. Hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa H 0 ditolak atau dengan kata lain, terdapat hubungan antara postur kerja dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja Sangrai kacang di kecamatan Kawangkoan. Postur kerja merupakan titik penentu dalam menganalisa keefektifan dari suatu pekerjaan. Apabila postur kerja yang dilakukan oleh pekerja sudah baik dan ergonomi maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh oleh pekerja tersebut akan baik. Akan tetapi bila postur kerja pekerja tersebut tidak ergonomi maka pekerja tersebut akan mudah kelelahan. Apabila pekerja mudah mengalami kelelahan maka hasil pekerjaan yang dilakukan pekerja tersebut juga akan mengalami penurunan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan (Susihono, 2012). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mawadi (2016) diketahui ada hubungan antara postur kerja dengan gangguan musculoskeletal pada pekerja laundry di Kecamatan Syiah Kuala. Hasil ini didasarkan pada uji statistik yang telah dilakukan didapatkan p-value 0,019 yang berarti p-value 0,05. Penelitian menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini terdapat hubungan antara postur dengan gangguan muskuloskeletal, dikarenakan responden dominan berada dalam kategori yang mengalami resiko gangguan muskuloskeletal tingkat sedang. Artinya sikap tersebut berbahaya pada sistem muskuloskeletal, postur kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan dan 7
8 diperlukan perbaikan dimasa yang akan datang. Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ariyanto (2012) yang dilakukan pada aktivitas manual handling oleh karyawan mail processing center Makassar. Tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian musculoskeletal disorders. Dalam penelitian ini hasil yang didapatkan dengan menggunakan uji Fisher s Exact Test diperoleh (nilai p = ), karena nilai p > 0.05 maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara posisi tubuh saat bekerja dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling. KESIMPULAN 1. Tidak terdapat hubungan antara suhu lingkungan dengan keluhan muskuloskeletal pada Pekerja sangrai kacang di Kecematan Kawangkoan. 2. Terdapat hubungan antara postur kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada Pekerja sangrai kacang di Kecematan Kawangkoan SARAN 1. Bagi Pekerja a) Pekerja sebaiknya menyesuaikan postur kerja dapat berada dalam posisi nyaman dengan cara menyesuaikan alat yang digunakan dengan tinggi badan dari pekerja. 2. Bagi Puskesmas a) Diharapkan dapat melakukan tindakan pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja khususnya pada sektor informal melalui pembentukan pos kesehatan dan keselamatan kerja. b) Memberikan penyuluhan tentang masalah penyakit akibat kerja dan faktor-faktor penyebabnya. 3. Bagi Peneliti a) Diharapkan penelitian ini dapat menjadi manfaat dan acuan bagi peneliti selanjutnya sebagai dasar penelitian ataupun ingin mengambil judul penelitian yang sama, untuk dapat menambah variable yang lain yang belum diteliti dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Agustin, C. P Hubungan masa kerja dan sikap kerja dengan kejadian Sindrom Terowongan Karpal pada pembatik CV. pusaka Beruang Lasem. Universitas Negri Semarang. Ariyanto, J Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Musculoskletal Disorders Pada Aktivitas Manual Handling 8
9 Oleh Karyawan Mail Processing Centre Makasar Cindyastira D, Russeng SS, Wahyuni A Hubungan Intensitas Getaran Dengan Keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Pada Tenaga Kerja Unit Produksi Paving Block CV. Sumber Galian. Makassar: Universitas Hasanuddin;. Jalajuwita, RN. dan Indriani, P Hubungan Posisi Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Unit Pengelasan PT. X Bekasi. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health. Vol. 4, No Mait. M. N. N, Pinontoan. O., Kawatu. P., Hubungan antara masa kerja, suhu lingkungan dan sikap kerja terhadap keluhan muskuloskeletal pada pekerja pengupas kelapa di Kecamatan Kauditan. Mawadi. Z., Rachmalia Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Muskuloskletal pada Pekerja Laundry di Banda Aceh. Nusa. Y, W. B. S. Joseph, B. S. Lampus Hubungan Antara Umur, Lama Kerja Dan Getaran Dengan Keluhan Sistem Muskuloskeletal Pada Sopir Bus Trayek Manado Langowan Di Terminal Karombasan. Sang. A, Djajakusli. R, Russeng. S Hubungan Risiko Postur Kerja Dengan Keluhan Musculoskletal Disorders (MSDs) Pada Pemanen Kelapa Sawit di PT. SINERGI Perkebunan Nusantara. Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar. Sulaiman. F, Sari. Y. P Analisis Postur Kerja pada Pekerja Proses Pengesahan Batu Akik dengan Menggunakan Metode REBA Sumampauw. OJ. Andarini Sri Metode Penelitian dalam Kesmas. Yogjakarta: Deeplublish Suma mur Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: CV. Sagung Seto Susihono Wahyu, Prasetyo Wahyu Perbaikan postur kerja untuk mengurangi keluhan Muskuloskeletal dengan pendekatan metode Owas. Ciregon: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik. Tarwaka, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan, dan Produktivitas UNBA Press, Surakarta. 9
10 WHO Neurological Disorders Public Health Challenges 10
ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA UMUR, LAMA KERJA, DAN GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA SUPIR BUS BUS TRAYEK BITUNG-MANADO DI TERMINAL TANGKOKO BITUNG TAHUN 2016 Marthin Enrico J. 1), Paul A. T. Kawatu 1), Grace
Lebih terperinciKata Kunci: masa kerja, suhu lingkungan, sikap kerja, keluhan musculoskeletal
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA, SUHU LINGKUNGAN DAN SIKAP KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PENGUPAS KELAPA DI KECAMATAN KAUDITAN Mersyl N.N Mait*, Odi Pinontoan*, Paul Kawatu* Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang International Labour Organization (2013) menyebutkan MSDs termasuk Carpal Tunnel Syndrome (CTS), mewakili 59% dari keseluruhan catatan penyakit yang ditemukan pada tahun
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA DAN POSISI KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA SUPIR BUS JURUSAN MANADO BITUNG DI TERMINAL PAAL DUA MANADO TAHUN 2015 Herlin Rende*, Wulan P. J. Kaunang*, Paul A.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musculoskeletal disorders merupakan sekumpulan gejala yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem saraf, struktur tulang, dan pembuluh
Lebih terperinciKata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder
HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDER PADA PEKERJA BURUH DI PELABUHAN LAUT MANADO Bella C. D. Larono*, Odi R. Pinontoan*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG CORRELATION BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY AND AGE WITH MUSCULOSKELETAL COMPLIANCE OF THE
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari mereka menghabiskan waktunya di tempat kerja.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO
HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO Lavenia Wulandari Sekeon*, Vanda Doda*, Hilman Adam* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade Area (AFTA) semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar, industri menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UMKM.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU Mentari Laalah *, Johan Josephus *, Jimmy F. Rumampuk * * Fakultas
Lebih terperinciGAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA
GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA Christia E. Malonda 1), Paul A.T Kawatu 1), Diana Vanda Doda 1) 1) Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan pasar bebas Word Trade Organisasion (WTO) dan Geberal Agreement Tariffs and Trade (GATT) yang akan belaku tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi industri diikuti dengan risiko bahaya kesehatan akibat tidak adanya keseimbangan interaksi antara manusia dengan peralatan, lingkungan dan mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan unsur terpenting dalam perusahaan untuk meningkatkan produksi perusahaan, di samping itu tenaga kerja sangat beresiko mengalami masalah kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja, sebagaian besar diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas, dari pencemaran lingkungan, sehingga
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.
HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang bidang kesehatan terdiri atas upaya pokok di bidang kesehatan yang dituangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN disebutkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat kerja merupakan suatu tempat yang dapat menciptakan interaksi antara manusia dengan alat-alat, mesin dan bahan dengan objek pekerjaan yang bertujuan menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara agraris, yang dimana. mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara agraris, yang dimana mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani. Di Indonesia, para petani menghabiskan waktu setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot skeletal yang disebabkan karena tubuh menerima beban statis, atau bekerja pada postur janggal secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga manusia masih menjadi hal yang utama dan paling penting dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang berlangsung di perusahaan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI DI DESA TOLOMBUKAN BARAT KECAMATAN PASAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Toar Obet Rotulung*, Paul A. T. Kawatu*, Wulan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA LAMA KERJA DAN POSISI KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA PENGEMUDI BUS TERMINAL KAWANGKOAN JURUSAN KAWANGKOAN-MANADO Agrisia Gampu*, Budi Ratag*, Finny Warouw* *Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DAN POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI RANGKA BAWAH UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA
HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DAN POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI RANGKA BAWAH UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Ayu Laela
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas, efisiensi
Lebih terperinciDisusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL BAGIAN BAWAH BAGI PEKERJA DENGAN SIKAP KERJA BERDIRI PADA BAGIAN WINDING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILEE SURAKARTA
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T. Ratag* PADA *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ANALISIS RISIKO ERGONOMI DAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI SALAK DI DESA PANGU SATU KECAMATAN RATAHAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Nofita F. Rolangon*. Diana V. Doda*. Finny Warouw* *Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UMUR, LAMA KERJA DAN GETARAN DENGAN KELUHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA SOPIR BUS TRAYEK MANADO LANGOWAN DI TERMINAL KAROMBASAN
HUBUNGAN ANTARA UMUR, LAMA KERJA DAN GETARAN DENGAN KELUHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA SOPIR BUS TRAYEK MANADO LANGOWAN DI TERMINAL KAROMBASAN RELATIONSHIP BETWEEN AGE, LENGTH OF WORK AND VIBRATIONS WITH
Lebih terperinciKata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, UMUR DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO Winita Bobaya*, Grace D. Kandou*, A.J.M Rattu* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN POSTUR KERJA TIDAK ERGONOMIS DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN MUSCOLOSKELETAL DISORDERS
HUBUNGAN POSTUR KERJA TIDAK ERGONOMIS DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN MUSCOLOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA FURNITURE DI CV NOVA FURNITURE BOYOLALI Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber
Lebih terperinciGAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR
GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR Keluhan muskuloskeletal merupakan salah satu permasalahan umum yang dialami penjahit dalam menjalankan pekerjaannya. Keluhan muskuloskeletal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat kerja dapat terjadi saat melakukan aktivitas kerja. Dari sekian banyak penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling
Lebih terperincisesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Menurut UUD 1945 pasal 27 ayat 2 dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pekerjaan dan penghidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan mesin dengan berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas, pergerakan produk-produk perdagangan akan semakin tidak terbendung, isu-isu kualitas produk, hak asasi manusia, lingkungan hidup dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan kerja, yang merupakan perlindungan tenaga kerja terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja merupakan salah satu aset perusahaan yang perlu mendapatkan perlindungan. Salah satu bentuk perlindungan terhadap tenaga kerja adalah penerapan keselamatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Heni Nurhayati
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SHIFT
HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA TERHADAP KARYAWAN DI INFORMA FURNISHING MANADO Jessica Vena Florencia Ukus*, Paul A.T. Kawatu*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMANEN KELAPA SAWIT DI DESA RANTAU RASAU KECAMATAN RANTAU RASAU KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2016 THE FACTORS RELATED
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bidang industri secara nasional maupun internasional saat ini semakin tinggi. Persaingan tersebut harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas
Lebih terperinciKata Kunci: Nelayan, Umur, Masa Kerja, Lama Kerja dan Keluhan Musculoskeletal.
HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN LAMA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA TALIKURAN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA Marcellina Jesica Randang*, Paul Arthur Tennov. Kawatu*,
Lebih terperinciHUBUNGAN INTENSITAS GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TENAGA KERJA UNIT PRODUKSI PAVING BLOCK CV. SUMBER GALIAN MAKASSAR
HUBUNGAN INTENSITAS GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TENAGA KERJA UNIT PRODUKSI PAVING BLOCK CV. SUMBER GALIAN MAKASSAR Relations Vibration Intensities with Complaints Musculoskeletal
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI
HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI Rovanaya Nurhayuning Jalajuwita dan Indriati Paskarini Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciKata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN USIA DENGAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA DI BAGIAN OPERASIONAL PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) KOTA MANADO TAHUN 2017 Made Ayu Sawitri*, Grace D. Kandou*, Rahayu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mendukung perkembangan perekonomian kota Medan, pemerintah menyediakan kawasan-kawasan industri dengan manajemen terpadu. Kebijakan pengembangan sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam pembangunan sebagai unsur penunjang dalam pembangunan nasional. Karena tenaga kerja mempunyai hubungan dengan perusahaan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
PERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PROMOSI K3 PADA PEKERJA INFORMAL DI C.V TRITAS BINTANG MANDIRI DI PERUMAHAN TAMAN SARI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO David K. Mamboh*, Nancy Malonda*, Johan Josephus*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara barat misalnya Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung (terutama nyeri pada punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada BAB 12 mengenai Kesehatan Kerja menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR FACTORS RELATED WITH MUSCULOSCELETAL DISORDERS ON HASANUDDIN UNIVERSITY MAKASSAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lebih dari seperempat dari total kecelakaan kerja terjadi berkaitan dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan, seharusnya diberikan perhatian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO
HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO Farlin Jonathan Polii, dr. Woodford B. S. Joseph, MSc, dr. Jimmy Rumampuk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tekstil merupakan salah satu sektor andalan industri di Indonesia dalam pertumbuhan perekonomian Nasional. Garmen merupakan bagian yang memberikan sumbangan
Lebih terperinciKata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru
HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PENAMBANG EMAS WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT TATELU KECAMATAN DIMEMBE Griffit J. Budiak*, A. J. M. Rattu*, Paul
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA KALINAUN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Brenda V.J Mondigir*, Nancy S.H
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI KOTA MANADO Raudhah Nur Amalia Makalalag*, Angela
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO TAHUN 2016 Kairupan Felly
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal maupun yang berada pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu proses industri merupakan suatu sistem kerja yang saling mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem kerja yang tidak ergonomis
Lebih terperinciPERBAIKAN METODE KERJA OPERATOR MELALUI ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs)
PERBAIKAN METODE KERJA OPERATOR MELALUI ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) Muchlison Anis 1*, Lily Sofwa Intani 2, Etika Muslimah 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH DI PANGKALAN CV. TOTABUAN INDAH MANADO
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH DI PANGKALAN CV. TOTABUAN INDAH MANADO 2014 Siti Ardiana A. Sangadji* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA KUSIR BENDI DI KOTA TOMOHON Fiki F.Taroreh*,Woodford B.S Joseph*, Paul A.T Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA
HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciHubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu
Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu *) **) Wahid Thoyib Rivai *), Ekawati **), Siswi Jayanti **) Mahasiswa Bagian Peminatan Keselamatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA Militiachristy Fristiany Lumintang*, Paul A.T. Kawatu*,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN TINGKAT KELUHAN SUBYEKTIF MUSKULOSKELETAL PADA PENJAGA PINTU TOL TEMBALANG SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN TINGKAT KELUHAN SUBYEKTIF MUSKULOSKELETAL PADA PENJAGA PINTU TOL TEMBALANG SEMARANG Dhandy Dwi Yustica, Suroto, Ekawati Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA TUADA KECAMATAN JAILOLO KABUPATEN HALMAHERA BARAT
FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA TUADA KECAMATAN JAILOLO KABUPATEN HALMAHERA BARAT Falensia Brany*, Diana Vanda Doda*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak lama telah diketahui bahwa pekerjaan dapat mengganggu kesehatan dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan pelaksanaan upaya
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA DI PT. COLOMBUS DAN ELECTRONIC DAN FURNITURE KOTA KOTAMOBAGU Megawati Datunsolang*, Grace D. Kandou*, Paul A.T. Kawatu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO Franklin J. Wondal 1), Joy A.M Rattu 1), Johan Josephus 1) 1) Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia Peter Vi, (2000) dalam Tarwaka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sikap kerja tidak alamiah di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara dimensi alat dan stasiun kerja dengan ukuran tubuh pekerja. Sektor
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP KERJA STATIS TERHADAP NYERI BAHU PADA PEKERJA MEMBATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA
HUBUNGAN SIKAP KERJA STATIS TERHADAP NYERI BAHU PADA PEKERJA MEMBATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi
Lebih terperinciKata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Frisca Kalangie* Dina V. Rombot**, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG
ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG Adlina Rahmadini Adzhani, Ekawati, Siswi Jayanti Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI
HUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Oleh : BAGUS PAMBUDI J120151045 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
Lebih terperinciHubungan Antara Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry
Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry Erna Novita Sari 1, Lina Handayani 2, Azidanti Saufi 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari mereka menghabiskan waktunya di tempat kerja.
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015 I GUSTI PUTU INDRA YUDA PRAMANA NIM: 1120025004 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciEVALUASI POSTUR KERJA DENGAN METODE OWAS TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA MANUAL HANDLING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA
EVALUASI POSTUR KERJA DENGAN METODE OWAS TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA MANUAL HANDLING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015 Kindangen P.Elia 1), Johan Josephus 1), Ardiansa. T. Tucunan 1) 1)
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)
TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI) (Studi Kasus: Pabrik Roti CV. Aji Kurnia, Boyolali) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri manufaktur di masa sekarang ini masih dominan dalam melakukan aktivitas manual material handling.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakukan pekerjaannya yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MANUAL HANDLING DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA PEMBUATAN BATU BATA
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MANUAL HANDLING DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA PEMBUATAN BATU BATA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manual material handling atau penanganan material secara manual masih menjadi sebagian besar aktivitas yang ada di dunia industri seperti aktivitas pengangkatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena tenaga kerja merupakan pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan tersebut, maka diperlukan
Lebih terperinci