BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Sri Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya perilaku seks bebas pada peserta didik. Hasil pengembangan tersebut meliputi : 1) Potensi Masalah; 2) Mengumpulkan informasi; 3) Desain produk; 4) Validasi desain; 5) Perbaikan desain; 6) Uji Coba produk; 7) Revisi produk. 4.1 Potensi Masalah Penelitian ini dilakukan dengan adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi dilapangan. Sama halnya dengan permasalahan mengenai kurangnya pemahaman peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Atas tentang perilaku seks bebas. Kurangnya pemahaman peserta didik tentang perilaku seks bebas dapat mengakibatkan peserta didik terjerat dalam pergaulan yang tidak bertanggung jawab dan akan merusak masa depannya kelak. Dari permasalahan tersebut menjadi potensi untuk terciptanya sebuah produk bahan ajar mandiri/modul agar peserta didik lebih memahami dampak dari perilaku seks bebas. 4.2 Hasil Melakukan Pengumpulan Informasi Kegiatan pra pengembangan mencakup dua hal yaitu need assesment.need assesment bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang perlu tidaknya pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya perilaku seks 38
2 bebas pada peserta didik. Hasil wawancara dengan salah satu guru di SMA Theresiana Salatiga dan penyebaran angket dengan peserta didik menyatakan bahwa pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya perilaku seks bebas sangat bermanfaat bagi peserta didik, selain itu pengembangan modul ini sangat diperlukan bagi peserta didik khususnya di SMA Theresiana Salatiga, karena sekolah tersebut hanya memberikan pemahaman mengenai perilaku seks bebas melalui mata pelajaran Agama dan Biologi yang menyangkut norma agama maupun nilai moral yang berlaku di masyarakat serta mengenai organ-organ reproduksi. 4.3 Desain Produk Awal Desain produk yang dirancang berupa kerangka dan isi modul yang didasarkan pada teori. Dalam penyusunan kerangka modul didasarkan pada teori dari Daryanto (2013) yang memuat kerangka modul sebagai berikut : Halaman Sampul Kata Pengantar Daftar Isi Peta Kedudukan Modul I. PENDAHULUAN 1. Standar Kompetensi 39
3 Berisi tentang hal yang ingin dicapai dari pengembangan modul ini adalah agar peserta didik memiliki tingkat pemahaman yang lebih mengenai perilaku seks bebas di kalangan remaja. 2. Deskripsi Berisi tentang pedoman bagi guru untuk memfasilitasi peserta didik dalam aspek pemahaman dan nilai-nilai kehidupan yang berhubungan dengan perilaku seks bebas dikalangan remaja.. 40
4 3. Waktu Berisi tentang waktu yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan pelaksanaan bimbingan kelompok. 4. Prasyarat Berisi tentang alur pembelajaran yang telah disusun sesuai dengan kerangka modul yang telah dibuat. 5. Petunjuk Penggunaan Modul Berisi tentang petunjuk penggunaan modul untuk mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik, yang dimana modul ini disusun untuk guru SMA dalam memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan pengembangan. 6. Tujuan Akhir Modul ini disusun dengan tujuan membantu guru untuk memfasilitasi peserta didik dalam mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik di SMA. 7. Cek Penguasaan Standar Kompetensi Berisi tentang bagian dari panduan operasional penyelenggaraan bimbingan konseling Sekolah Menengah Atas (SMA) II. KEGIATAN Kegiatan 1 : Proses Bimbingan Kelompok a. Pengenalan bimbingan kelompok b. Pengenalan pemimpin dan anggota kelompok c. Proses bimbingan kelompok Kegiatan 2 : Problematika Remaja 41
5 a. Tujuan b. Proses bimbingan kelompok c. Uraian materi d. Rangkuman e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Problematika Remaja) f. Tes Kegiatan 3 : Peran Lingkungan Sosial a. Tujuan b. Proses bimbingan kelompok c. Uraian materi d. Rangkuman e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Peran Lingkungan Sosial) f. Tes Kegiatan 4 : Seks Bebas Remaja a. Tujuan b. Proses bimbingan kelompok c. Uraian materi 42
6 d. Rangkuman e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Seks Bebas Remaja) f. Tes Kegiatan 5 : Pola Asuh Terhadap Seks Bebas a. Tujuan b. Proses bimbingan kelompok c. Uraian materi d. Rangkuman e. Tugas (Teknik Sosiodrama : Pola Asuh Terhadap Seks Bebas) f. Tes DAFTAR PUSTAKA 4.4 Validasi Desain Subjek ahli dalam penelitian ini terdiri dari dua orang ahli yaitu sebagai ahli I Setyorini, M.Pd (Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Kristen Satya Wacana), ahli bimbingan dan konseling Chr. Edhi Triyono, S.Pd (Guru Bimbingan dan Konseling, SMA Kristen Satya Wacana Salatiga). Tabel Hasil Uji Ahli 1 ( Dosen Bimbingan dan Konseling- Setyorini, M.Pd) Hasil Uji Ahli 2 (Guru Bimbingan dan Konseling- Chr. Edhi Triyono, S.Pd) 43
7 1. Perlu menambahkan teori dalam kegiatan mengenai seks bebas. 1. Perlu ditambahkan penjelasan mengenai dampak dari perbuatan seks bebas. 2. Disetiap kegiatan belum muncul pelaksanaan sosiodrama. 2. Perlu ditambahkan penjelasan mengenai dampak dari perbuatan seks bebas. 3. Dalam setiap kegiatan, materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin 3. Memberikan siapa yang dirugikan dalam melakukan seks bebas. dicapai. 4. Perlu ditambahkan format dari isi modul. 5. Tampilan gambar cover perlu diperbaiki agar terkesan lebi menarik. 4.5 Perbaikan Desain Setelah desain produk divalidasi melalui kuisioner dan para ahli, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut dapat dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Berikut perbaiakan desain yang sudah dilakukan oleh peneliti : Tabel Hasil Uji Ahli 1 ( Dosen Bimbingan dan Konseling- Setyorini, M.Pd) 1. Perlu menambahkan teori dalam 1. Ditambahkan teori mengenai 44
8 kegiatan mengenai seks bebas. 2. Di setiap kegiatan belum muncul pelaksanaan sosiodrama. dampak dari seks bebas. 2. Ditambahkan melakukan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dalam proses kegiatan. 3. Dalam setiap kegiatan, materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 4. Perlu ditambahkan format dari isi 3. Materi yang terdapat dalam modul sudah sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. 4. Format isi modul sudah terstruktur. modul. 5. Tampilan gambar cover perlu diperbaiki agar terkesan lebih menarik. 5. Cover modul sudah diperbaiki agar terkesan lebih menarik Tabel Hasil Uji Ahli 2 (Guru Bimbingan dan Konseling- Chr. Edhi Triyono, S.Pd) 1. Perlu ditambahkan penjelasan mengenai dampak dari perbuatan seks 1. Ditambahkan teori mengenai dampak dari seks bebas. bebas. 2. Penjelasan sebelumnya bisa ditayangkan film atau gambar di 2. Gambar yang terdapat dalam kegiatan seks bebas sudah dilengkapi. kegiatan seks bebas. 3. Memberikan siapa yang dirugikan dalam melakukan seks bebas. 3. Sudah ditambahkan yang dirugikan akibat melakukan seks bebas, terutama 45
9 dikalangan remaja. 4.6 Uji Coba Produk Dalam uji coba kelompok kecil dilakukan oleh peneliti, hasil uji lapangan dilaksanakan dengan peserta didik kelas X di sekolah SMA Theresiana Salatiga. Berikut hasil observasi selama bimbingan kelompok berlangsung. Antusias dari peserta didik sangat baik, dilihat dari partisipasi aktif peserta didik dalam menjawab, menanggapi maupun mengutarakan pendapatnya dalam pelaksanaan bimbingan kelompok. Secara sistematis, bimbingan kelompok berjalan sesuai dengan pedoman atau prosedur dari bimbingan kelompok. Materi yang dibahas dalam modul sangat mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga peserta didik mudah memahami dan menanggapi setiap kegiatan yang ada didalam modul. Ketika sosiodrama dilaksanakan oleh peserta didik kurangnya pendalaman peran, sehingga pesan dari setiap kegiatan sosiodramanya kurang tersampaikan dengan baik, namun perlu diketahui juga masalah atau problem yang terdapat dalam sosiodrama terlalu singkat sehingga perlu penambahan skenario didalamnya. Tahap evaluasi sudah dilaksanakan dengan baik karena peserta didik sudah ditanyakan satu per satu mengenai seberapa jauh pemahamannya disetiap kegiatan yang ada didalam modul. Hasil wawancara dengan beberapa peserta didik menyatakan bahwa sebagian besarnya merasa sangat senang ketika mengikuti bimbingan kelompok, kegiatan tersebut merupakan kali pertama untuk peserta didik itu sendiri,karena 46
10 tidak adanya Bimbingan Konseling di sekolah tersebut. Selain itu materi yang dibahas sangat mudah dipahami, kegiatan dalam setiap materi sangat penting untuk dibahas karena sangat melekat dengan aktivitas-aktivitas di masa remaja mereka, sehingga timbal balik dalam setiap kegiatannya dapat berjalan dengan baik, bahkan sebagian dari peserta didik meminta untuk dilakukan Bimbingan Kelompok kembali. 4.7 Revisi Produk Hasil evaluasi dari wawancara dan observasi melalui pelaksanaan uji produk dapat diketahui bahwa terdapat beberapa masukan yang dinyatakan sebagai berikut: Ketika sosiodrama dilaksanakan oleh peserta didik kurangnya pendalaman peran, sehingga pesan dari kegiatan sosiodramanya kurang tersampaikan dengan baik. Solusinya adalah dengan menerapkan situasi dan masalah yang dimainkan dan perlu adanya penjelasan mengenai jalannya peristiwa dan latar belakang dari cerita yang akan dimainkan, selain itu kesiapan mental dari pemain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sosiodrama yang dilakukan memiliki interaksi yang lebih menarik dan pesan dari sosiodrama yang telah dimainkan dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu perlunya penambahan skenario yang terdapat dalam sosiodrama tersebut agar tidak terlalu singkat untuk direalisasikan kepada peserta didik. Solusinya adalah dengan penambahan skenario melalui perbaikan dalam modul, guna menambah pemahaman dari pemain maupun penonton dari kegiatan sosiodrama. 47
11 4.8 Pembahasan Bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang atau individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling memberikan pendapat, memberikan tanggapan ataupun berbentuk saran. Dengan adanya modul pengembangan bimbingan kelompok untuk mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik, diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan informasi yang tepat mengenai perilaku seks bebas serta dampak yang akan diterima peserta didik, selain itu diharapkan peserta didik dapat memilih lingkungan serta pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam perilaku-perilaku yang merugikan dirinya sendiri, orang tua, maupun pihak sekolah. Dengan modul yang sangat mudah dipahami oleh peserta didik ini diharapkan akan membantu yang menggunakannya untuk lebih memahami dampak-dampak dari pergaulan bebas. Didalam modul pengembangan bimbingan kelompok ini, terdapat sebuah teknik yaitu teknik sosiodrama. Sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yang menggunakan metode roll playing atau teknik bermain peran dengan cara mendramatisirkan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi oleh peserta didik. Dengan adanya keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi, diharapkan mampu meningkatkan 48
12 minat belajar peserta didik terhadap permasalahan yang telah dibahas bersama sehingga tujuan dari proses dapat tercapai dengan baik. Bimbingan kelompok teknik sosiodrama sangat efektif digunakan untuk peserta didik, karena teknik sosiodrama sangat cocok untuk menangani suatu masalah sosial. Teknik sosiodrama memiliki dampak yang positif bagi peserta didik karena dapat melatih mental dari peserta didik untuk tampil didepan umum, selain itu dapat meningkatkan kreativitas dan berinisiatif dari peserta didik itu sendiri. Proses berjalannya sosiodrama pun tidak monoton karena didalamnya membahas masalah-masalah yang sangat erat dengan masa remaja, sehingga pesan yang terkandung dalam setiap kegiatannya dapat tersampaikan dengan baik. Bila layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat direalisasikan dengan baik, maka manfaat yang didapatkan oleh peserta didik dapat terserap dengan baik. Melalui adegan-adegan yang terdapat dalam sosiodrama membuat peserta didik juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain, seperti halnya para pemain maupun penonton yang tanpa disadari ikut terhanyut dalam suasana sosiodrama tersebut. Perlunya adegan-adengan yang dimainkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai dampak dari seks bebas. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat terlaksana dengan baik untuk meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai seks bebas, karena layanan yang diberikan dapat menunjang perkembangan pribadi dan sosial peserta didik, selain itu teknik yang digunakan pun dengan mudah diperankan atau direalisasikan untuk peserta didik. Bimbingan kelompok teknik sosiodarama merupakan wadah yang tepat 49
13 untuk meningkatkan pemahaman peserta didik, sehingga peserta didik pun memperoleh informasi yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan, serta dapat mencegah adanya seks bebas dikalangan remaja. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahuluyaitu penelitian Sherly (2014) dan Putri (2013). Penelitian yang dilakukan oleh Sherly Diansari Ayuning Sasmito (2014) di SMA Negeri 1 Nganjuk bahwa bimbingan kelompok topik tugas dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap dampak seks bebas yang ditunjukan adanya perbedaan skor pemahaman yang signifikan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ghea Gendys Renjana Putri (2013) menyatakan bahwa hasil dari penelitian dan pembahasan dalam penerapan bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan pemahaman bahaya seks bebas terhadap peserta didik. 50
BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yang kata depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan
31 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti dan lokasi penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. depan, seperti pendidikan formal di universitas mahasiswa diharapkan aktif, kunci
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam menghadapi masa depan, seperti pendidikan formal di universitas mahasiswa diharapkan aktif, kunci utamanya
Lebih terperinciCandra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DIKELAS X PEMASARAN SMK NEGERI I LIMBOTO Candra Hulopi 911 409 022
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET
Penggunaan jurnal belajar dalam pembelajaran biologi model rancangan alat untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Dyah Puspita Damayanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan proses perubahan dalam perilaku sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Aplikasi game flash matematika pada materi sistem koordinat yang dikembangkan pada penelitian ini telah diterapkan sebagai suplemen belajar bagi siswa kelas 8 B SMP
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterbukaan Diri 2.1.1. Pengertian Self Disclasure Keterbukaan diri cenderung bersifat timbal balik dan menjadi semakin mendalam selama hubungan komunikasi berlangsung. Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan oleh penulis di kelas XII-A SMK 45 Lembang, baik wawancara dengan guru maupun siswa, diketahui bahwa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Video Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan), dapat melihat (Prent dkk., Kamus Latin Indonesia, 1969:926).
Lebih terperinciJurnal Belajar dalam Pembelajaran Biologi
PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI KEBAKKRAMAT ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
Lebih terperinciInteraksi Edukatif. Kelompok 8 Labiba Zahra K Novita Ening B K Rini Kurniasih K
Interaksi Edukatif Kelompok 8 Labiba Zahra K1310049 Novita Ening B K1310060 Rini Kurniasih K1310069 Pend. Matematika (sbi) 2010 Pengertian Interaksi Edukatif Interaksi edukatif adalah suatu rangkaian kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk. diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja berkenan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa ke dewasa, dimulai dari pubertas yang ditandai dengan perubahan yang pesat dalam berbagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam buku Metodologi
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 / 2010 Skripsi Oleh: DWITYA NADIA FATMAWATI K 4306022
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH...
iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... xiii MODUL 1: HAKIKAT PERILAKU DAN KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN 1.1 Pengertian dan Cakupan Perilaku Anak Usia 3-4 Tahun... 1.3 Latihan... 1.22 Rangkuman...
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL
PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN Indah Mentari, Zainuddin, dan Andi Ichsan Mahardika Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENGEMBANGAN
BAB III METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan Metode yang digunakan dalam pengembangan ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Film Pembelajaran
54 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Film Pembelajaran Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah film pembelajaran. Model pengembangan film pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN BUDI PEKERTI MELALUI TEHNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI
PENINGKATAN BUDI PEKERTI MELALUI TEHNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja, tetapi juga mendidik aspek-aspek lainnya, salah satunya aspek sosial perilaku
Lebih terperinciPENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DENGAN MACROMEDIA
PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DENGAN MACROMEDIA FLASH DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA Skripsi Oleh : Yenny Anjar Jayadi K4304057
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Theresiana Salatiga, dengan mengambil subjek penelitian di kelas XI. Diperoleh subjek penelitian sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengelola segala komponen yang ada di dalamnya dengan baik dan tepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembentukan kepribadian manusia Indonesia seutuhnya, diperlukan proses pendidikan yang merupakan proses untuk meningkatkan harkat serta martabat bangsa. Karena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk mengembangkan modul biologi berbasis model
Lebih terperinciAdapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai
berikut : Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai a. Pada gambar 4.12 saran dari validator adalah perlu direvisi pada covernya yaitu dengan menambahkan intansi pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGII 1 Bandung, Jawa Barat. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA PGII
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN
KEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN Sulistiyana Program Pendidikan Guru Bimbingan Konseling Universitas Lambung Mangkurat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Digunakannya metode penelitian tindakan karena dalam penelitian didasarkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development /R&D). Menurut Sugiyono (2011) metode
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dalam arti dia memiliki penyesuaian sosial (social adjustment) yang tepat.
94 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Remaja sebagai bunga dan harapan bangsa serta pemimpin di masa depan sangat diharapkan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang, dalam arti dia memiliki penyesuaian
Lebih terperinciPENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 2 Oktober 2016 PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran Bahasa inggris dengan konsep media CBI berbasis Adobe Captivate. Metode dalam penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan oleh setiap siswa, karena dengan kegiatan pembelajaran dapat melatih siswa untuk terlibat
Lebih terperinciCara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana siap mental bagi siswa serta menarik perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. topik yang menarik untuk dibicarakan. Topik yang menarik mengenai masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampai dengan pertengahan abad-21, masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Topik yang menarik mengenai masalah seksualitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENGEMBANGAN
BAB III METODE PENGEMBANGAN Bab ini membahas tentang model pengembangan, langkah-langkah dalam penelitian pengembangan atau prosedur pengembangan Research and Development (R&D) melalui model Borg and Gall
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), karena penelitian tindakan kelas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan untuk membuat pencandraan atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL TEAM GAME TURNAMENT BERDASAR TEORI DIENES DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD SKRIPSI
PENGEMBANGAN MODEL TEAM GAME TURNAMENT BERDASAR TEORI DIENES DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang siswa dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research/CAR),dari namanya sudah menunjukan yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam psikologi sosial disebut konformitas (Sarwono, 2006).
BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Konformitas 2.1.1.Pengertian Konformitas Manusia mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup. Cara yang termudah adalah melakukan tindakan sesuai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Subjek penelitian adalah siswa-siswi dalam satu kelas XI IPA dengan jumlah 28
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
53 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen kuasi. Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia adalah menuju pembangunan manusia seutuhnya yang meliputi dari berbagai faktor kehidupan termasuk pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe dan Manfaat Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif sebagai metode
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. A. Paket Pelatihan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan Teknik Role. Playing Dalam Membangun Sikap Kepemimpinan Anak
BAB III PENYAJIAN DATA A. Paket Pelatihan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan Teknik Role Playing Dalam Membangun Sikap Kepemimpinan Anak 1. Deskripsi Produk Paket produk pengembangan ini terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia khusunya pelajar sekarang ini, dalam menaati aturan yang berlaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia khusunya pelajar sekarang ini, dalam menaati aturan yang berlaku baik dilingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah cenderung mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seks mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan seksnya, mereka
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja disebut masa persiapan untuk menempuh masa dewasa. Taraf perkembangan ini pada umumnya disebut masa pancaroba atau masa peralihan dari masa anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran sering sekali kita jumpai adanya kecenderungan siswa tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya belum mengerti materi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas X-C Pariwisata di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas X-C Pariwisata di SMK 45 terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu kurangnya
Lebih terperinciAPLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI PENGGUNAAN STILL PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-4 SMA N 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT
PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT (SAVI) UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 BANJARMASIN Putri Riski Rahmayanti, Mustika
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan
35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Sekolah yang merupakan suatu sarana pendidikan diharapkan dapat menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan jaman.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini tahap uji coba dilakukan oleh ahli materi, ahli media dan
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN A. Penyajian Data Uji Coba Pada penelitian ini tahap uji coba dilakukan oleh ahli materi, ahli media dan pengguna atau siswa dengan melakukan uji coba terbatas dengan jumlah 30
Lebih terperinciLAYANAN KONSELING KELOMPOK BEHAVIORAL UNTUK MENGUBAH PERILAKU PACARAN SISWA KELAS IX SMP N 2 SURUH. Skripsi
LAYANAN KONSELING KELOMPOK BEHAVIORAL UNTUK MENGUBAH PERILAKU PACARAN SISWA KELAS IX SMP N 2 SURUH Skripsi Disusun Guna Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Penyusunan Skripsi TRI NASTITI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel X (Teknik Konseling Kelompok) Konseling Kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian dan
50 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan media
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah
27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah metode
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.
6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara berkembang, remaja merupakan bagian terbesar dalam populasi. Data demografi menunjukkan
Lebih terperinciMENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Sri Mulwati
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN SMP Negeri 9 Tegal Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan rasa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan pengembangan. Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciACHMAD NURUL MUBIN NIM
PENGEMBANGAN MEDIA AJAR BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MEMANFAATKAN MACROMEDIA FLASH PROFESIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS V SD PADA MATA PELAJARAN IPA TOPIK PESAWAT SEDERHANA SKRIPSI sebagai syarat memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Australia, dalam penelitian tindakan kelas oleh Prof. Dr. H. Muhammad Askari, M.Pd
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Tindakan Kelas Peneliti akan menggunakkan model penelitian tindakan model siklus. Model ini dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggert tahun 1988 dari Deakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Pada penelitian ini dilakukan kajian mengenai motivasi belajar siswa yangmenggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN RESILIENSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM PROGRAM PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI
UPAYA MENINGKATKAN RESILIENSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM PROGRAM PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI Oleh : Ulul Azam Abstract The objectives of this study
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Keterampilan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem solving pada materi barisan dan deret tak hingga, (2)
Lebih terperinciABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP
59 ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP Oleh: Muhammad Faisal Riza, Siti Wahidah Arsyad, Noor Ichsan Hayani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap seksualitas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad 21, dunia mengalami perubahan-perubahan pesat di bidang sosial, ekonomi, politik, dan komunikasi yang diikuti oleh perubahanperubahan dalam hal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN ALAT PERAGA LONCAT KATAK TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP PAWYATAN DAHA 2 KEDIRI PADA MATERI POLA BILANGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh Leni Marlina * ), Villia Anggraini ** ), Mulia Suryani** ) * ) Mahasiswa Program
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio
Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio Berlian Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana mengembangkan potensi peserta didik dan mampu merubah tingkah laku peserta didik ke arah yang lebih baik. Hal ini tercantum dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mesin gasoline tersebut, kalau bahan bakarnya tidak ada. Sama halnya dengan
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Motivasi Belajar 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Mark dan Tombouch (dalam Bachtiar 2005), mengumpamakan motivasi sebagai bahan bakar dalam beroperasinya mesin gasoline. Tidaklah
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012
KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MUSTOFA Universitas Negeri Malang E-Mail: Mustofagresik@gmail.com Pembimbing: (I) Dr. Heri
Lebih terperinci