ANALISIS KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL DALAM BUKU TEKS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 KELAS VII

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL DALAM BUKU TEKS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 KELAS VII"

Transkripsi

1 ANALISIS KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL DALAM BUKU TEKS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 KELAS VII Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: JUNI PASIARTIKA A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

2

3

4

5 ANALISIS KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL DALAM BUKU TEKS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 KELAS VII Abstrak Penelitian ini memiliki 2 tujuan. (1) Mendeskripsikan penggunaan kohesi leksikal dalam buku teks kurikulum 2013 revisi 2017 kelas VII. (2) Mendeskripsikan penggunaan kohesi gramatikal dalam buku teks kurikulum 2013 revisi 2017 kelas VII. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah analisis dokumen dan studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan metode content analysis (analisis isi). Adapun hasil penelitian ini adalah (1) 80 data kohesi leksikal yang terdiri atas 47 repetisi yang dibagi menjadi 1 repetisi epanalepsis, 31 repetisi tautotes, 9 repetisi mesodiplosis, 5 repetisi anafora, dan 1 repetisi epistrofa. Sejumlah 14 sinonimi yang dibagi menjadi 12 sinonim antara kata dengan kata, 1 sinonim kata dengan frasa, dan 1 sinonim frasa dengan frasa. Sejumlah 9 antonimi yang dibagi menjadi 4 oposisi mutlak, 2 oposisi hubungan, dan 3 oposisi kutub. Sejumlah 6 kolokasi, 2 hiponimi, dan 2 ekuivalensi. (2) 47 data kohesi gramatikal yang terdiri atas 15 referensi yang dibagi menajdi 8 referensi persona, 3 referensi demonstratif, dan 4 referensi komparatif. Substitusi nominal dan Elipsis kausal masing-masing 1 data. Sejumlah 30 konjungsi yang dibagi menjadi 20 konjungsi aditif, 3 konjungsi adversatif, 3 konjungsi kausal, dan 4 konjungsi temporal. Kata kunci: kohesi leksikal, kohesi gramatikal, buku teks Abstract This study has 2 purposes. (1) Describe the use of lexical cohesion in the textbooks of curriculum 2013 revision 2017 class VII. (2) Describe the use of grammatical cohesion in the textbook of curriculum 2013 revision 2017 class VII. This research uses descriptive qualitative method. Techniques used by data collection are document analysis and literature study. Techniques using by data analysis is content analysis method (content analysis). The results of this study are (1) A number of 80 lexical cohesion data consisting of 47 reps divided into 1 repetition epanalepsis, 31 repetitions tautotes, 9 repetitions mesodiplosis, 5 repetitions anaphoric, and 1 repetition epistrofa. A number of 14 synonyms are divided into 12 synonyms between words with words, 1 synonym of words with phrases, and 1 synonym of phrases with phrases. A number of 9 antonyms are divided into 4 absolute oppositions, 2 opposition relationships, and 3 polar oppositions. A number of 6 collocations, 2 hyponimi, and 2 equivalents. (2) A number of 47 grammatical cohesion data consisting of 15 references divided into 8 reference persons, 3 references demonstrative, and 4 references comparative. Substitution of nominal and Ellipsis causal each of 1 data. A number of 30 conjunctions are divided into 20 additive conjunctions, 3 adversative conjunctions, 3 causal conjunctions, and 4 tempora conjunctions. Keywords: lexical cohesion, grammatical cohesion, textbooks 1

6 1. PENDAHULUAN Menurut Rohmadi (2015:99) analisis wacana dalam arti paling sederhana adalah kajian terhadap satuan bahasa di atas kalimat. Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Oleh karena itu, kajian wacana menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran bahasa. Unsur yang sangat lengkap dan kompleks tersebut mencakup kohesi dan koherensi. Kohesi merujuk pada bentuk. Artinya, kalimat- kalimat yang membangun paragraf itu haruslah berhubungan secara padu. Kohesi dibagi menjadi dua macam, yaitu kohesi leksikal dan kohesi gramatikal. Penanda aspek kohesi leksikal adalah repetisi (pengulangan), sinonim (persamaan), antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), kolokasi (sanding kata), dan ekuivalensi. Penanda aspek kohesi gramatikal terdiri dari, pengacuan (referensi), penyulihan (substitusi), penghilangan (elipsis), dan kata penghubung (konjungsi). Hidup adalah proses belajar dan belajar merupakan sebuah perubahan yang progresif. Di dalam proses belajar mengajar diperlukan beberapa penunjang atau pendukung, salah satunya adalah buku teks. Menurut Buckingham (dalam Tarigan, 2009:12) buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran. Permasalahan yang telah dipaparkan peneliti di atas yang melatarbelakangi penelitian ini, yang peneliti rumuskan dalam judul Analisis Kohesi Leksikal dan Gramatikal dalam Buku Teks Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas VII. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian Analisis Penggunaan Kohesi Leksikal dan Gramatikal dalam Buku Teks Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas VII menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data berbentuk lisan maupun tulisan, bukan data berupa angka. Data yang sudah diperoleh dideskripsikan dan dianalisis kemudian disimpulkan (Moleong dalam Rohmadi, 2015:84). 2

7 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dokumen dan studi pustaka. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode content analysis (analisis isi). Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak. Dalam hal ini peneliti menganalisis penggunaan kohesi leksikal dan gramatikal dalam buku teks kurikulum 2013 revisi 2017 kelas VII. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian disajikan bentuk kohesi leksikal dan gramatikal pada buku teks kurikulum 2013 revisi 2017 kelas VII. Ditemukan 127 data. Data tersebut diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu aspek kohesi leksikal dan aspek kohesi gramatikal. Aspek kohesi leksikal sebanyak 80 data yang terdiri atas 47 repetisi, 14 sinonimi, 9 antonimi, 6 kolokasi, 2 hiponimi, dan 2 ekuivalensi. Adapun 47 data kohesi gramatikal yang terdiri atas 15 referensi, 1 substitusi, 1 elipsis, dan 30 konjungsi. Guna mempermudah pemahaman analisis data, dalam penelitian ini, penulis menyajikan tabel mengenai jenis-jenis kohesi leksikal dan gramatikal. Berikut hasil tabel perhitungan jenis kohesi leksikal dan gramatikal dalam beberapa wacana yang terdapat dalam buku teks kurikulum 2013 revisi 2017 kelas VII. Jenis Kohesi Kohesi Gramatikal Tabel 1 Pemaparan Jenis-Jenis Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Buku Teks Kurikulum 2013 Revisi 2017 Kelas VII Rincian Jenis Rincian Kemunculan Jumlah Total Referensi Persona Orang pertama tunggal Orang ketiga tunggal Pronomi na milik nya

8 Kohesi Leksikal Pronomi na milik 1 ku Demonstratif 3 Komparatif 4 Substitusi Nominal 1 1 Elipsisi Kausal 1 1 Konjungsi Aditif 20 Adservative 3 Kausal 3 30 Temporal 4 Repetisi Epanalepsis 1 Tautotes 31 Mesodiplosis 9 Anafora 5 Epistrofa 1 Sinonimi Kata dengan kata 12 Kata dengan frasa 1 14 Frasa dengan frasa 1 Antonimi Oposisi mutlak 4 Oposisi hubungan 2 9 Oposisi kutub 3 Kolokasi 6 6 Hiponimi 2 2 Ekuivalensi Kohesi Leksikal Menurut Kushartanti (dalam Parwati, 2011:809) kohesi leksikal adalah hubungan antarunsur pembentuk wacana dengan memanfaatkan unsur leksikal atau kata. Berikut merupakan hasil analisis peneliti mengenai kohesi leksikal pada wacana yang terdapat dalam buku teks kurikulum 2013 revisi 2017 kelas VII berdasarkan teori Tarigan yang terdiri dari enam jenis, yaitu repetisi, sinonimi, antonimi, kolokasi, hiponimi, dan ekuivalensi. 4

9 Repetisi Repetisi merupakan pengulangan satuan lingual yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Repetisi dibedakan menjadi delapan macam, yaitu epizeuksis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, epanalepsis, dan anadiplosis. Data 1 Ayahku bernama Abu Salam. Ayah berpostur sedang, berumur sekitar 54 tahun. Rambutnya putih beruban. Di dagunya terdapat bekas cukur jenggot putih di dagunya. (Ayah, Panutanku, hal 4) Data 1 merupakan repetisi epanalepsis, karena terdapat pengulangan frasa yang sama pada awal dan akhir suatu kalimat. Dalam hal ini, frasa di dagunya diulang sebanyak dua kali secara berturut-turut sebagai bentuk penegasan bahwa di dagu sosok Ayah terdapat bekas cukur jenggot putih. Data 2 Meskipun kelihatannya mengerikan, ayahku orang yang sabar. Wajahnya teduh dan selalu tersenyum menghadapi masalah apa pun. Ya, ayahku adalah orang yang paling sabar yang pernah aku kenal. (Ayah, Panutanku, hal 4) Data 2 merupakan repetisi tautotes, karena terdapat pengulangan kata beberapa kali dalam sebuah kontruksi. Dalam hal ini, penulis menyebutkan sifat sosok Ayah adalah sabar, yang berarti tenang, tidak mudah marah, dan tidak mudah putus asa. Data 3 Drama tari kolosal Ariah dipentaskan di area Monas. Pementasan tari kolosal ini dalam rangka hari jadi Kota Jakarta ke (Gebyar Pementasan Tari Kolosal Ariah, hal. 15) Data 3 merupakan repetisi mesodiplosis karena terdapat pengulangan frasa ditengah-tengah secara berturut-turut. Kata tari kolosal di sini memiliki makna tari yang dipentaskan dengan cara besar-besaran atau megah, dalam hal ini adalah Ariah Data 4 Nuansa keceriaan permainan anak-anak wak wak gung disusul suasana romantis Juki dan Ariah. Adegan berganti dengan suasana seru latihan silat antara Ariah 5

10 dan Juki. Pergantian suasana Tari Kolosal Ariah, hal. 15) berlangsung sangat cepat. (Gebyar Pementasan Data 4 merupakan repetisi epistrofa, yaitu pengulangan kata yang sama pada akhir kalimat secara berturut-turut. Pengulangan kata tersebut dalam bentuk morfologi yang sama, tetapi memiliki susunan berbeda (terbalik). Pada kalimat pertama disebutkan suasana romantis anatara Juki dan Ariah, sedangkan pada kalimat kedua adegan latihan silat antara Ariah dan Juki. Data 5 Hutan bakau disebut juga dengan hutan mangrove. Hutan bakau merupakan bagian dari ekosistem pantai. Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau dan terletak di garis pantai. Hutan bakau merupakan hutan yang tumbuh di wilayah pasang dan surut. Hutan bakau ini termasuk lingkup ekosistem pantai sebab terletak di kawasan perbatasan laut dan darat. (Hutan Bakau, hal. 125) Data 5 merupakan bentuk repetisi anafora, sebab terdapat pengulangan frasa pertama pada tiap baris atau kalimat selanjutnya. dalam kontruksi ini, pengulangan dilakkan sebanyak lima kali, dan kata yang diulang tersebut adalah hutan bakau. Nama lain hutan bakau adalah hutan mangrove, yaitu hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berarir payau dan terletak di garis pantai Sinomini Sinonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain. Berdasarkan bentuknya sinonimi dibedakan menjadi lima macam, yaitu sinonim antara morfem bebas dengan morfem terikat, kata dengan kata, kata dengan frasa, frasa dengan frasa, dan klausa atau kalimat dengan klausa atau kalimat. Data 6 Tidak seperti orang Batak yang logatnya agak keras, ayahku sangat pendiam. Beliau yang irit kata lebih suka memberi contoh langsung kepada anaknya tanpa perlu menggurui. (Ayah, Panutanku, hal. 4) Pada data 6 merupakan bentuk sinonim kata dengan frasa, yaitu antara kata pendiam dengan frasa irit kata. Pendiam memiliki makna orang yang tidak banyak bicara, begitu juga dengan irit kata, yang berarti tidak banyak bicara. 6

11 Data 7 Pertunjukan dimulai pada pukul Pertunjukan dibuka dengan nyala api yang berkobar di depan tugu Monas. (Gebyar Pementasan Tari Kolosal Ariah, hal. 15) Data 7 merupakan bentuk sinonim kata dengan kata, yaitu kata dimulai dengan dibuka. Kedua kata tersebut merupakan sinonim dekat dan letaknya dapat dipertukarkan. Data 8 Hutan bakau disebut juga dengan hutan mangrove. (Hutan Bakau, hal. 125) Data 8 merupakan bentuk sinonim frasa dengan frasa, yaitu frasa hutan bakau dengan hutan mangrove. Kedua frasa tersebut bermakna sama, hanya saja penyebutannya yang berbeda Antonimi Antonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain, satuan lingual yang maknanya berkebalikan atau bertentangan. Berdasarkan sifatnya, antonim dibedakan menjadi lima macam, yaitu oposisi mutlak, kutub, hubungan, hirarkial, dan majemuk. Data 9 Hutan bakau ini termasuk lingkup ekosistem pantai sebab terletak di kawasan perbatasan laut dan darat. (Hutan Bakau, hal. 125) Oposisi yang terdapat pada data 66 merupakan oposisi mutlak, karena antara kata laut dan darat merupakan pertentangan secara mutlak. Data 10 Pada pohon manggis bunga betina yang dijumpai, sedangkan bunga jantan tidak berkembang sempurna. (Manggis, hal. 133) Pada data 10 terdapat bentuk oposisi hubungan, yaitu antara kata jantan dan betina. Disebut oposisi hubungan karena kedua kata tesebut bersifat saling melengkapi. Adanya sebutan bunga jantan karena adanya bunga betina, dan sebaliknya. Data 11 Hutan bakau merupakan hutan yang tumbuh di wilayah pasang dan surut. (Hutan Bakau, hal. 125) 7

12 Oposisi yang terdapat pada data 11 merupakan oposisi kutub, karena antara kata pasang dan surut merupakan pertentangan secara gradasi atau memiliki tingkatan makna, yaitu bisa jadi sangat surut, sangat pasang, sedikit pasang, sedkit surut, maupun surut atau pasang Kolokasi Kolokasi atau sanding kata merupakan asosiasi dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan. Data 12 Bunga manggis berdiameter 5,5 cm. Daun kelopak dua pasang, daun mahkota dua pasang, tebal dan berdaging, berwarna hijau-kuning dengan pinggir kemerah-merahan. Benang sari semu dan biasanya banyak. Bakal buah manggis bertangkai berbentuk agak bulat dan beruang empat. Kepala putik tidak bertangkai dan bercuping. (Manggis, hal. 133) Terdapat beberapa frasa bergaris bawah pada data 12, yaitu daun kelopak, daun mahkota, benang sari, bakal buah, kepala putik merupakan kata-kata yang berkolokasi dengan bunga. Dalam hal ini adalah bungan manggis Hiponimi Hiponimi dapat diartikan sebagai satuan bahasa yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain. Data 13 Benda-benda yang dikoleksi di museum mencakup benda-benda dari berbagai disiplin ilmu. Dari disiplin ilmu geologi koleksi museum meliputi fosil, batuan, mineral, dan benda bentukan alam lainnya, seperti andesit dan granit. Dari disiplin ilmu biologi yang dijadikan koleksi adalah rangka manusia, tengkorak, hewan, dan tumbuhan baik fosil ataupun bukan. Koleksi dari disiplin ilmu antropologi merupakan hasil budaya atau identitas suatu etnis... Koleksi keramonologi yaitu koleksi barang pecah belah yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. (Museum, hal. 128) Frasa disiplin ilmu pada data 13 merupakan superordinat dari frasa disiplin ilmu geologi, disiplin ilmu biologi, disiplin ilmu antropologi yang merupakan bentuk hiponim dari disiplin ilmu. 8

13 Ekuivalensi Ekuivalensi (kesepadanan) adalah hubungan kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. Data 14 Adegan berganti dengan suasana seru latihan silat antara Ariah dan Juki. Pergantian suasana berlangsung sangat cepat. (Gebyar Pementasan Tari Kolosal Ariah, hal. 15) Pada data 14 terdapat ekuivalensi berupa kata berganti dengan pergantian Kohesi Gramatikal Menurut Sumarlam (dalam Alfaris, 2015:78) kohesi gramatikal merupakan perpaduan wacana dari segi bentuk dan struktur lahir wacana. Kohesi gramatikal terdapat dalam struktur wacana. Hal itu membuat kohesi gramatikal menjadi lebih jelas terlihat. Berikut merupakan hasil analisis peneliti mengenai kohesi leksikal pada wacana yang terdapat dalam buku teks kurikulum 2013 revisi 2017 kelas VII berdasarkan teori Tarigan yang terdiri dari empat jenis, yaitu referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi Pengacuan (Referensi) Pengacuan (Referensi) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang merupakan satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang mendahului atau mengikutinya. Pengacuan (referensi) diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu pengacuan persona, demonstratif, dan komparatif Pengacuan persona merupakan kata ganti orang yang meliputi orang persona orang pertama, kedua, maupun ketiga baik dalam bentuk tunggal maupun jamak. Referensi ini dapat berupa saya, kami, kamu, Anda, kita, kalian, dia, dan mereka. Serta pronomina milik, seperti ku, -mu, dan nya. Data 15 Ya, ayahku adalah orang yang paling sabar yang pernah aku kenal. (Ayah, Panutanku, hal 4) Kata aku merupakan ganti orang pertama tunggal yang terdapat pada data 15 mengacu pada si penulis yang berperan sebagai anak sosok Ayah Pengacuan demonstartif merupkan pengacuan merujuk pada kata ganti penunjuk, seperti ini, itu, di sini, di sana, sekarang, besok, dan kemarin. 9

14 Data 16 Dari awal sampai akhir, pementasan ini sangat memukau. (Gebyar Pementasan Tari Kolosal Ariah, hal. 15) Pada data 16 terdapat frasa pementasan ini yang mengacu pada tari kolosal Ariah yang disutradarai oleh Atilah Soeryadjaya Pengacuan komparatif merupkan pengcuan yang bersifat membandingkan dua hal yang memiliki kemiripan, kesamaan, atau perbedaan dalam sebuat teks, seperti serupa, sama, seperti, berbeda. Data 17 Sepintas ayahku seperti orang India. (Ayah, Panutanku, hal 4) Kata seperti pada data 17 memiliki makna kemiripan atau serupa. Dalam hal ini penulis menyatakan bahwa secara sepintas sosok Ayah memiliki kemiripan dengan orang India Penyulihan (Subtitusi) Penyulihan (substitusi) adalah hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh unsur-unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu Substitusi nominal merupakan penggantian nama benda dengan kata lain sebagai satuan lingual yang masih sama. Data 18 Atilah Soeryadjaya memprakarsai dan menjadi sutradara cerita rakyat Betawi ini. Selain itu, seniman serba bisa itu juga menulis naskah dan sekaligus menulis lirik lagu pementasannya. (Gebyar Pementasan Tari Kolosal Ariah, hal. 15) Frasa seniman serba bisa pada data 18 digunakan untuk menggantikan Atilah Soeryadjaya pada kalimat sebelumnya, yaitu orang yang memprakarsai sekaligus berperan sebagai sutradara dalam pementasan tersebut Elipsis Elipsis adalah peniadaan kata atau penghilangan kata dalam satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya Elipsis kausal merupakan elipsis yang membentuk ikatan kohesi terdapat jawaban ya atau pun tidak. 10

15 Data 19 Meskipun kelihatannya mengerikan, ayahku orang yang sabar... Ya, ayahku adalah orang yang paling sabar yang pernah aku kenal. (Ayah, Panutanku, hal.4) Kata ya pada data 19 berfungsi menggantikan klausa secara keseluruhan pada kalimat pertama. Penggantian tersebut dimaksudkan untuk membuat ujaran menjadi lebih efektif Konjungsi Menurut Alwi, dkk (dalam Setiawati, 2016:48) konjungsi dengan konjungtor atau kata sambung adalah dua tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau kalusa dengan klausa. Selain itu, konjungsi juga dapat menghubungan satu paragraf dengan paragraf berikutnya. Menurut Brown (dalam Setiawati, 2009: 48) konjungsi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu aditif, adversative, kausal, dan temporal Konjungsi Aditif merupakan hubungan atau pertalian yang bersifat penambahan atau penjumlahan antara dua proposisi atau lebih. Konjungsi ini dapat berupa dan, bahkan, selain itu, serta, di samping itu, apalagi. Data 20 Hutan bakau terletak di wilayah pantai dan muara sungai. (Hutan Bakau, hal. 125) Pada data 20 penulis memberikan informasi bahwa hutan bakau tidak hanya terletak di wilayah pantai, tetapi juga di muara sungai. Hal tersebut dijelaskan penulis dengan menggunakan konjungsi dan Konjungsi adversative merupakan konjungsi yang menghubungan dua gagasan yang saling kontras. Konjungsi ini dapat berupa tetapi, namun, padahal, sebaliknya, walaupun. Data 21 Pada pohon manggis bunga betina yang dijumpai, sedangkan bunga jantan tidak berkembang sempurna. (Manggis, hal. 133) Kata sedangkan pada data 21 menyatakan pertentangan dua gagasan, yaitu mengenai perkembangan bunga manggis. Dalam teks tersebut disebutkan bahwa bunga betina yang dapat dijumpai sedangkan bunga jantan tidak berkembang sempur 11

16 sempurna. Dengan demikian, kata sedangkan menyatakan kontras terhadap dua gagasan yang bertentangan Konjungsi kausal merupakan konjungsi yang menunjukkan hubungan sebab akibat. Konjungsi ini dapat berupa oleh karena itu, oleh sebeb itu, maka dari itu, akibatnya, karena. Data 22 Hutan bakau ini termasuk lingkup ekosistem pantai sebab terletak di kawasan perbatasan laut dan darat. (Hutan Bakau, hal. 125) Kata sebab pada data 22 menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat. Sebab tersebut ditunjukkan dengan klausa terletak di kawasan perbatasan laut dan darat, sedangkan akibatnya ditunjukkan dengan klausa Hutan bakau ini termasuk lingkup ekosistem pantai Konjungsi temporal merupakan konjungsi yanh digunakan untuk menghubungkan situasi kronologis. Konjungsi ini dapat berupa kemudian, sesudah itu, sebelum itu, lalu, akhirnya, sejak itu. Data 23 Nuansa keceriaan permainan anak-anak wak wak gung disusul suasana romantis Juki dan Ariah. (Gebyar Pementasan Tari Kolosal Ariah, hal.15) Kata disusul pada data 23 menandakan adanya hubungan urutan peristiwa dalam sebuah teks, yaitu setelah menampilkan nuansa keceriaan permainan anak-anak wak wak gung, pementasan tersebut disusul atau dilanjutkan dengan suasana romantis Juki dan Ariah. 3.1 Pembahasan Beberapa penelitian terdahulu menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa ahli dengan penelitian ini. Penelitian Sari (2011) yang berjudul Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramatikal dalam Karya Ilmiah Siswa SMA Sekota Semarang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa piranti kohesi leksikal yang banyak digunakan sudah baik dan tepat, yang kurang tepat hanyalah repetisi. Di samping itu, pemakaian kohesi leksikal lebih banyak daripada kohesi gramatikal, yaitu 80 %. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Sari, yaitu sama-sama menyinggung 12

17 mengenai analisis penggunaan kohesi leksikal dan gramatikal. Perbedaannya terletak pada sumber datanya, penelitian Sari mengambil data dari Karya Ilmiah Siswa, sementara itu penelitian ini dari buku teks kurikulum 2013 revisi 2017 kelas VII yang menghasilkan sebanyak 127 data yang terbagi menjadi dua, yaitu 80 data piranti kohesi leksikal yang terdiri atas 47 repetisi, 14 sinonimi, 9 antonimi, 6 kolokasi, 2 hiponimi, dan 2 ekuivalensi. Adapun 47 data kohesi gramatikal yang terdiri atas 15 referensi, 1 substitusi, 1 elipsis, dan 30 konjungsi. Penelitian sejenis selanjutnya dilakukan oleh Behfrouz (2014) dengan judul The Impact of Teaching Reference Category As A Subdivision of Grammatical Cohesion On Iranian Efl Context. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa hasil penelitian melalui tes independen mengungkapkan bahwa tanpa adanya pengajaran referensi yang baik, tidak akan menimbulkan hubungan yang signifikan antara pengajaran referensi dengan kualitas menulis peserta ELF sehingga pengajaran referensi sangat perlu ditekankan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Behfrouz adalah sama-sama mengkaji tentang jenis kohesi. Perbedaannya, terletak pada objek penelitian dan hasil penelitiannya. Objek penelitian tersebut adalah pola pengulangan leksikal untuk pengajaran bahasa, sedangkan objek penelitian ini adalah buku teks kurikulum 2013 revisi 2017 kelas VII dan menghasilkan 127 data, 80 data piranti kohesi leksikal yang terdiri atas repetisi, sinonimi, antonimi, hiponimi, kolokasi, dan ekuivalensi sedangkan 47 data piranti kohesi gramatikal yang terdiri atas referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Alotaibi (2015) melakukan penelitian yang berjudul The Role of Lexical Cohesion in Writing Quality. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa karangan siswa yang mendapat nilai rendah adalah karangan yang mengandung jenis repetisi dengan kata yang sama dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga dalam menggunakan pengulangan atau repetisi harus diperhatikan dengan baik agar tidak memperburuk kualitas suatu karangan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Alotaibi adalah keduanya membahas mengenai penggunaan kohesi. Perbedaannya, terletak pada sumber data dan hasil penelitiannya. Sumber data penelitian tersebut adalah karangan argumentasi siswa sedangkan sumber data 13

18 penelitian ini adalah buku teks kurikulum 2013 revisi 2017 kelas VII dan menghasilkan sebanyak 127 data yang terbagi menjadi dua, yaitu 80 data piranti kohesi leksikal yang terdiri atas 47 repetisi, 14 sinonimi, 9 antonimi, 6 kolokasi, 2 hiponimi, dan 2 ekuivalensi. Adapun 47 data kohesi gramatikal yang terdiri atas 15 referensi, 1 substitusi, 1 elipsis, dan 30 konjungsi. 4. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis kohesi leksikal dan gramatikal dalam buku teks kurikulum 2013 revisi 2017 kelas VII memenuhi keseluruhan aspek kohesi leksikal dan gramatikal. Kohesi leksikal yang terdiri atas repetisi, sinonimi, antonimi, kolokasi, hiponimi, dan ekuivalensi. Kohesi gramatikal yang terdiri atas referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. 1).Peneliti menemukan 80 data yang memenuhi aspek-aspek kohesi leksikal. Terdapat 47 repetisi yang terdiri atas 1 repetisi epanalepsis, 31 repetisi tautotes, 9 repetisi mesodiplosis, 5 repetisi anafora, dan 1 repetisi epistrofa. Sinonimi sejumlah 14 data yang terdiri atas 12 sinonim antara kata dengan kata, 1 sinonim kata dengan frasa, dan 1 sinonim frasa dengan frasa. Antonimi sejumlah 9 data yang terdiri atas 4 oposisi mutlak, 2 oposisi hubungan, dan 3 oposisi kutub. Selain itu, terdapat 6 kolokasi, 2 hiponimi, dan 2 ekuivalensi. 2).Peneliti menemukan 47 data yang memenuhi aspek-aspek kohesi gramatikal. Terdapat 15 referensi yang terdiri atas 8 referensi persona (1 orang pertama tunggal, 2 orang ketiga tunggal, dan 5 pronomina milik nya, serta 1 pronomina milik ku), 3 referensi demonstratif, dan 4 referensi komparatif. Selain itu, terdapat 1 substitusi nominal, 1 elipsis kausal. Sejumlah 30 konjungsi yang terdiri atas 20 konjungsi aditif, 3 konjungsi adservatif, 3 konjungsi kausal, dan 4 konjungsi temporal. DAFTAR PUSTAKA Alfaris, Rohadi Analisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Novel Wulandari Karya Yunani. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Vol.06, No. 04:

19 Alotaibi, Hmoud The Role of Lexical Cohesion in Writing Quality. International Journal of Applied Linguistics & English Literature, Vol. 4, No. 1: Behfrouz, Behnam The Impact of Teaching Reference Category As A Subdivision of Grammatical Cohesion on Iranian Efl Context. Journal of Education and Instructional Studies in the World, Vol. 4, No.1: Parwati, Edin Kohesi Leksikal Repetisi pada Wacana Wayang Durangpo dalam Surat Kabar Harian Jawa Pos Edisi Februari-April Jurnal Artikulasi, Vol.12, No. 2: Rohmadi, Muhammad dan Yakub Nasucha Dasar-dasar Penelitian: Bahasa, Sastra, dan Pengajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Sari, Sri Wahyu Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramataikal dalam Karya Ilmiah Siswa SMA Sekota Semarang. Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra, Vol. VII, No.1: Setiawati, Sulis dan Heppy Atma Pratiwi Aspek Kohesi Konjungsi dalam Wacana Opini pada Majalah Tempo dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Gramatika, Vol. 06, No.1: Tarigan, Henry Guntur Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. 15

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Solopos tahun 2015 dan 2016 ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana sekarang ini berkembang sangat pesat. Berbagai kajian wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. Wacana berkembang di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat yang ada pada suatu bahasa bukanlah satuan sintaksis yang tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan yang tertinggi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014 Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Sebuah penelitian diperlukan adanya suatu penelitian yang relevan sebagai sebuah acuan agar penelitian ini dapat diketahui keasliannya. Tinjauan pustaka berisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA MENGANALISIS WACANA SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA

PROBLEMATIKA MENGANALISIS WACANA SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA Jurnal Bindo Sastra 1 (2) (2017): 95 102 95 PROBLEMATIKA MENGANALISIS WACANA SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA Rina Hayati Maulidiah 1, Khairun Nisa 2, Wan Nurul Atikah Nasution 3 Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan dijabarkan pendapat para ahli sehubungan dengan topik penelitian. Mengenai alat-alat kohesi, penulis menggunakan pendapat M.A.K. Halliday dan Ruqaiya

Lebih terperinci

ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina

ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW Rini Agustina Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak brentex32@yahoo.co.id ABSTRACT This study focuses

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS Jurnal Skripsi Oleh TENRI MAYORE NIM. 070911001 JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU BUDAYA MANADO 2013 0 ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI Skripsi

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI Skripsi ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI 2011 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan ekspresi bahasa. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat dikatakan menulis jika tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS TEKSTUAL POSTER PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PEKAN ILMIAH MAHASISWA NASIONAL TAHUN 2013

ANALISIS TEKSTUAL POSTER PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PEKAN ILMIAH MAHASISWA NASIONAL TAHUN 2013 ANALISIS TEKSTUAL POSTER PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PEKAN ILMIAH MAHASISWA NASIONAL TAHUN 2013 Retno Wulandari 1), Agus Budi Santoso 2), Dhika Puspitasari 3) 1,2,3) Fakultas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah ANALISIS MIKRO DAN MAKROSTRUKTURAL PADA WACANA KETIDAKADILAN ADALAH BEBAN KITA BERSAMA DALAM KOLOM GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI SELASA, 11 OKTOBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract 1 KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV Ida Ayu Suryantini Putri Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana

Lebih terperinci

Annisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi, Budhi Setiawan Universitas Sebelas Maret

Annisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi, Budhi Setiawan Universitas Sebelas Maret ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN KECIL KARYA ARIFIN C. NOOR SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Annisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi,

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA Oleh: Anggit Hajar Maha Putra program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anggitzhajar@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Untuk menjalin hubungan dan kerja sama antar oarang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan untuk berkomunikasi antar individu satu dengan individu lain. Peran bahasa penting dalam kehidupan manusia, selain sebagai pengolah suatu gagasan, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sarana komunikasi utama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, manusia mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat dan informasi. Bahasa pula

Lebih terperinci

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Astuti Kurnia Salmi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa astuti.kurniasalmi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Oleh: SEPTIKA NIKEN ERLINDA A

Oleh: SEPTIKA NIKEN ERLINDA A PENANDA ASPEK LEKSIKAL DAN ASPEK GRAMATIKAL PADA WACANA NARASI DI KORAN KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 SERTA WUJUD IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut adalah kajian yang sejenis dengan penelitian ini : 1) Penelitian karya Elisabeth Dyah Primaningsih yang berjudul Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini arus informasi semakin berkembang pesat. Hal ini mengisyaratkan agar pelaksanaan suatu program kerja dalam sebuah institusi sudah saatnya menyesuaikan diri

Lebih terperinci

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks

Lebih terperinci

PRATIWI AMALLIYAH A

PRATIWI AMALLIYAH A KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA WACANA DIALOG JAWA DALAM KOLOM GAYENG KIYI HARIAN SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI-APRIL 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI Oleh: YULIA RATNA SARI NIM. A 310 050 070 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KOHESI DALAM NOVEL KELANGAN SATANG KARYA SUPARTO BRATA TESIS

KOHESI DALAM NOVEL KELANGAN SATANG KARYA SUPARTO BRATA TESIS KOHESI DALAM NOVEL KELANGAN SATANG KARYA SUPARTO BRATA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Deskriptif Oleh Aji Adhitya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL DALAM ARTIKEL OPINI KEDAULATAN RAKYAT

KOHESI LEKSIKAL DALAM ARTIKEL OPINI KEDAULATAN RAKYAT -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- KOHESI LEKSIKAL DALAM ARTIKEL OPINI KEDAULATAN RAKYAT A iati Handayu Diyah Fitriyani UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta a iati.hdf@gmail.com Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah alat komunikasi yang vital. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi, mengajak, menciptakan dan memelihara suatu hubungan dengan orang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Suatu penelitian memerlukan adanya pengacuan terhadap penelitian-penelitian yang sejenis. Hal ini dilakukan agar menjadi pertimbangan

Lebih terperinci

PERANTI KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SMP DAN RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI AJAR BAHASA INDONESIA

PERANTI KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SMP DAN RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI AJAR BAHASA INDONESIA PERANTI KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SMP DAN RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI AJAR BAHASA INDONESIA Agnes Heppy Kurniasari, Sumarwati, Chafit Ulya FKIP Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SKRIPSI. Oleh Bambang Supriyadi NIM

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SKRIPSI. Oleh Bambang Supriyadi NIM ANALISIS KOHESI LEKSIKAL TWITTER @SBYudhoyono SKRIPSI Oleh Bambang Supriyadi NIM 09340152 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PIRANTI KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA WACANA RUBRIK SELEBRITAS DALAM MAJALAH FEMINA SEBAGAI BAHAN AJAR MENULIS TEKS NARASI

PIRANTI KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA WACANA RUBRIK SELEBRITAS DALAM MAJALAH FEMINA SEBAGAI BAHAN AJAR MENULIS TEKS NARASI PIRANTI KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA WACANA RUBRIK SELEBRITAS DALAM MAJALAH FEMINA SEBAGAI BAHAN AJAR MENULIS TEKS NARASI Nila Prima Septianingrum dan Atiqa Sabardila Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Hakikat Analisis Wacana Suatu wacana memiliki keserasian makna yang menjadikan wacana sebagai suatu bentuk karangan atau gagasan yang utuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI PADA KARANGAN SISWA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARATA

ANALISIS PENANDA KOHESI PADA KARANGAN SISWA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARATA ANALISIS PENANDA KOHESI PADA KARANGAN SISWA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARATA Jurnal Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA IBADAH QURBAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI OLEH: NASHRUDDIN BAIDAN DI MASJID AGUNG SURAKARTA 06 NOVEMBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: YUNIANTO

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL LIRIK LAGU WALI DALAM ALBUM CARI JODOH SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL LIRIK LAGU WALI DALAM ALBUM CARI JODOH SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL LIRIK LAGU WALI DALAM ALBUM CARI JODOH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai kohesi pada wacana mungkin sudah sering dilakukan dalam penelitian bahasa. Akan tetapi, penelitian mengenai kohesi gramatikal

Lebih terperinci

TINJAUAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL ANALISIS LIRIK LAGU KALA CINTA MENGGODA KARYA GURUH SOEKARNO PUTRA

TINJAUAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL ANALISIS LIRIK LAGU KALA CINTA MENGGODA KARYA GURUH SOEKARNO PUTRA Vol. 3 No. 1 Januari 2015 TINJAUAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL ANALISIS LIRIK LAGU KALA CINTA MENGGODA Oleh: Anang Sudigdo 1 Program Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat primer dalam

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM.

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM. KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM. 10080207 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia, karena pendidikan merupakan salah satu wujud nyata dalam peningkatan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pendidikan formal di sekolah menengah, jika dinyatakan apakah bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut Kridalaksana dalam Chaer

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU

ANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU ANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM WACANA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SMA KELAS XI KARANGAN DAWUD, DKK TAHUN 2004 PENERBIT ERLANGGA

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM WACANA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SMA KELAS XI KARANGAN DAWUD, DKK TAHUN 2004 PENERBIT ERLANGGA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM WACANA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SMA KELAS XI KARANGAN DAWUD, DKK TAHUN 2004 PENERBIT ERLANGGA ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain. 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain. Dalam mengungkapkan ide atau gagasan itu diperlukan bahasa. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Wacana a. Pengertian Wacana Djajasudarma (1994:1) menyatakan bahwa wacana memuat rentetan kalimat yang berhubungan, menghubungkan proposisi yang satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini manusia dituntut dapat berkomunikasi dengan baik untuk memenuhi kepentingan mereka, baik secara individu maupun kelompok.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian kohesi gramatikal dan leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Kompas tahun 2014 ditemukan kohesi gramatikal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 6. Wacana c. Pengertian Wacana Ekoyanantiasih (2002: 9) berpendapat bahwa wacana merupakan tataran yang paling besar dalam hierarki kebahasaan setelah kalimat.

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU ANAK CIPTAAN IBU SUD

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU ANAK CIPTAAN IBU SUD ANALISIS WACANA LIRIK LAGU ANAK CIPTAAN IBU SUD SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya tidak akan terlepas dari interaksinya

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR TEKS DAN KOHESI DONGENG ANAK BERBAHASA INGGRIS DREAMLETS KARYA ARLEEN A. DAN EorG

ANALISIS STRUKTUR TEKS DAN KOHESI DONGENG ANAK BERBAHASA INGGRIS DREAMLETS KARYA ARLEEN A. DAN EorG ANALISIS STRUKTUR TEKS DAN KOHESI DONGENG ANAK BERBAHASA INGGRIS DREAMLETS KARYA ARLEEN A. DAN EorG TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari manusia dan selalu diperlukan dalam setiap kegiatan. Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki kedudukan sebagai penunjang aktualisasi pesan, ide, gagasan, nilai, dan tingkah laku manusia, baik dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI

PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI WACANA GEMPILAN SEJARAH: SANG KOMPONIS SING ORA KAPATEDHAN ING KATRESNAN KARYA SOEBAGIJO I. N. DALAM MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh :

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK LEKSIKAL DAN ASPEK KONTEKS DALAM LAGU OEMAR BAKRI KARYA IWAN FALS

ANALISIS ASPEK LEKSIKAL DAN ASPEK KONTEKS DALAM LAGU OEMAR BAKRI KARYA IWAN FALS ANALISIS ASPEK LEKSIKAL DAN ASPEK KONTEKS DALAM LAGU OEMAR BAKRI KARYA IWAN FALS Herlina Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Pontianak Jl. Ampera No. 88 Pontianak Edi.suherman7810@gmail.com

Lebih terperinci

KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO

KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO Kohesi dan Koherensi dalam Karangan Narasi Siswa (Zuh Rufiah) 61 KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO Zuh Rufiah SMPN 6 Bojonegoro Telp. 089677086474 Pos-el zuhrufiah2r@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU BUJANG NADI, LAGU DAERAH MELAYU SAMBAS, KALIMANTAN BARAT

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU BUJANG NADI, LAGU DAERAH MELAYU SAMBAS, KALIMANTAN BARAT ANALISIS WACANA LIRIK LAGU BUJANG NADI, LAGU DAERAH MELAYU SAMBAS, KALIMANTAN BARAT Al Ashadi Alimin Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP-PGRI Pontianak Jl Ampera No. 88 Pontianak

Lebih terperinci

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NASKAH DRAMA BARABAH KARYA MOTINGGO BUSYE : SEBUAH ANALISIS WACANA SASTRA. Rudi A. Nugroho

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NASKAH DRAMA BARABAH KARYA MOTINGGO BUSYE : SEBUAH ANALISIS WACANA SASTRA. Rudi A. Nugroho ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NASKAH DRAMA BARABAH KARYA MOTINGGO BUSYE : SEBUAH ANALISIS WACANA SASTRA Rudi A. Nugroho I. PENDAHULUAN Perkembangan wacana berkembang sangat pesat. Berbagai kajian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembicaraan tentang kohesi tidak akan terlepas dari masalah wacana karena kohesi memang merupakan bagian dari wacana. Wacana merupakan tataran yang paling besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk memberikan informasi kepada orang lain. Bahasa pada prinsipnya digunakan untuk menyampaikan pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam potensi dan kreativitas dalam berimajinasi. Dalam menuangkan kemampuannya, manusia memiliki cara yang bervariasi dan beragam jenisnnya.

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 DISCOURSE ANALYSIS OF VERBAL HUMOR BY INDONESIAN MALE STAND-UP COMEDIANS Semilia Kumbini 1301037215

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi diperlukan sarana berupa bahasa untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS Oleh: LINDA DWI RAHMAWATI 12.1.01.07.0053 Dibimbing oleh: 1. Dr. Andri Pitoyo,

Lebih terperinci

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA LIRIK LAGU GROUP BAND WALI DALAM ALNBUM RELIGI INGAT SHALAWAT NASKAH PUBLIKASI

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA LIRIK LAGU GROUP BAND WALI DALAM ALNBUM RELIGI INGAT SHALAWAT NASKAH PUBLIKASI ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA LIRIK LAGU GROUP BAND WALI DALAM ALNBUM RELIGI INGAT SHALAWAT NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia)

PEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia) PEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia) Anie Wulandari Azis Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR INTERNAL WACANA DALAM ARTIKEL ILMIAH POPULER PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI NOVEMBER-DESEMBER 2013

ANALISIS UNSUR INTERNAL WACANA DALAM ARTIKEL ILMIAH POPULER PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI NOVEMBER-DESEMBER 2013 1 ANALISIS UNSUR INTERNAL WACANA DALAM ARTIKEL ILMIAH POPULER PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI NOVEMBER-DESEMBER 2013 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

JENIS KOHESI LEKSIKAL DALAM NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI

JENIS KOHESI LEKSIKAL DALAM NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI B JENIS KOHESI LEKSIKAL DALAM NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI Rolah Sri Rejeki Situmorang, Sisilya Saman, Firman Susilo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Email: rolahsrirejekisitumorang@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas:

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas: Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas: Referensi Eksoforis (Eksofora) Referensi dengan objek acuan di luar teks. Saya belum sarapan pagi ini. Kata saya merupakan referensi eksoforis.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan 269 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun simpulan yang dapat penulis kemukakan adalah

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM LIRIK GRUP BAND CAPTAIN JACK INTISARI

KOHESI GRAMATIKAL DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM LIRIK GRUP BAND CAPTAIN JACK INTISARI KOHESI GRAMATIKAL DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM LIRIK GRUP BAND CAPTAIN JACK JURNAL SKRIPSI INTISARI Hidayat, Taufik. 2017. Kohesi Gramatikal dan Kohesi Leksikal dalam Lirik Grup Band Captain Jack. Skripsi

Lebih terperinci

ASPEK KOHESI KONJUNGSI DALAM WACANA OPINI PADA MAJALAH TEMPO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

ASPEK KOHESI KONJUNGSI DALAM WACANA OPINI PADA MAJALAH TEMPO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ASPEK KOHESI KONJUNGSI DALAM WACANA OPINI PADA MAJALAH TEMPO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Sulis Setiawati dan Heppy Atma Pratiwi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 ARTIKEL ILMIAH DESI PATRI YENTI NPM

PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 ARTIKEL ILMIAH DESI PATRI YENTI NPM PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 ARTIKEL ILMIAH DESI PATRI YENTI NPM 10080151 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

KOHESI PADA LIRIK LAGU GRUP BAND GIGI DALAM ALBUM RELIGI MOHON AMPUN DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

KOHESI PADA LIRIK LAGU GRUP BAND GIGI DALAM ALBUM RELIGI MOHON AMPUN DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KOHESI PADA LIRIK LAGU GRUP BAND GIGI DALAM ALBUM RELIGI MOHON AMPUN DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013 ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI

WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI WACANA NARATIF SHORT-SHORT STORY BOKKOCHAN KARYA HOSHI SHIN ICHI Setyani Wardhaningtyas Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Short-short story merupakan salah satu genre karya sastra yang khas Jepang. Karya

Lebih terperinci