Seri Pendidikan Orang Tua KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA AYO, BANTU ANAK HINDARI PERUNDUNGAN C3.2.SPOT.
|
|
- Verawati Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seri Pendidikan Orang Tua KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA AYO, BANTU ANAK HINDARI PERUNDUNGAN C3.2.SPOT.025
2
3 Seri Pendidikan Orang Tua Ayo, Bantu Anak Hindari Perundungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017
4 Judul Seri Pendidikan Orang Tua: Ayo, Bantu Anak Hindari Perundungan Cetakan Pertama 2017 CATATAN: Buku ini merupakan buku untuk pegangan orang tua yang dipersiapkan Pemerintah dalam upaya meningkatkan partisipasi pendidikan anak, baik di satuan pendidikan maupun di rumah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan - dan perubahan zaman. Dalam rangka meningkatkan mutu buku, masyarakat sebagai pengguna buku diharapkan dapat memberikan masukan kepada alamat penulis dan/atau penerbit dan laman atau melalui buku@kemdikbud.go.id. Pengarah Penanggungjawab Penyunting Naskah Kontributor Naskah Penelaah Penyunting Bahasa Layout Sekretariat Diterbitkan oleh: : Sukiman : Palupi Raraswati : Agus M. Solihin, Suradi : Diena Haryana, Maswita Djaja, Nana Maznah P. : Ardias Nugraheni, Gita Kartabrata, Nana Maznah, Yanti Kuniawati, Sri Lestari Yuniarti, Roland M. Zakaria, Lilis Hayati : Meity Taqdir Qadratillah : Damar Fitriana, Harta Dewa, Intan Nur Fajri, Jodi Rahman, Nur Afni Yustikasari : Anom Haryo Bimo, Indah Meliana, Maryatun, Nugroho Eko Prasetyo, Reza Oklavian, Surya Nilasari, Titien Erwinawati Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta dilindungi undang-undang. Diperbolehkan mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dengan izin tertulis dari penerbit.
5 Kata Pengantar Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Keluarga merupakan pendidik pertama dan utama bagi pembentukan pribadi dan karakter setiap individu. Orang tua memegang peran penting dan strategis dalam mengantarkan pendidikan bagi putra-putrinya. Keberhasilan orang tua dalam mendidik akan sangat tergantung pada kecakapan dan pola asuh yang dimilikinya. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga menyediakan sumber belajar bagi orang tua dalam bentuk buku seri pendidikan orang tua. Buku seri pendidikan orang tua yang berjudul Ayo, Bantu Anak Hindari Perundungan disusun untuk memberikan informasi tentang apa dan bagaimana cara orang tua dalam mencegah dan menangani perundungan pada anak. Besar harapan kami, buku ini dapat bermanfaat dan menjadi rujukan bagi orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak di rumah. Jakarta, November 2017 Salam, Dr. Sukiman M.Pd. iii
6 Ayah dan Bunda, Seiring dengan bertambahnya usia anak, Ayah dan Bunda harus terus belajar dalam mendampingi mereka agar menjadi sosok yang berkarakter dan berprestasi. Buku ini memberikan informasi yang dapat membantu Ayah dan Bunda dalam mencegah dan menangani terjadinya perundungan pada anak. Semoga Ayah dan Bunda tetap bersemangat dalam mendidik anak dengan penuh ketulusan, keikhlasan, dan rasa cinta. iv
7 DAFTAR ISI Kata Pengantar iii Daftar Isi v Apa Arti Perundungan? 1 Apa Saja Bentuk-Bentuk Perundungan? 2 Di Mana Perundungan Dapat Terjadi? 8 Siapa Saja yang Terlibat Perundungan? 12 Apa Akibat Perundungan? 19 Bagaimana Peran Orang Tua dalam Mencegah Perundungan? 24 Daftar Pustaka 28 v
8 Apa Arti Perundungan? Apa Arti Perundungan? Perundungan adalah perilaku tidak menyenangkan yang dilakukan secara sengaja dan berulang sehingga seseorang menjadi trauma dan tidak berdaya. 1
9 Apa Saja BentukBentuk Perundungan?
10 Mendorong Mendorong Menjegal 1 Meninju dan Memukul PERUNDUNGAN FISIK Meninju Memukul Menjegal Menjambak Menendang 3 Mengancam Menjambak
11 2 Perundungan Verbal Memberikan julukan yang tidak menyenangkan Menghina Menyindir Mengancam Menyebar gosip 4
12 3 Perundungan Sosial Mengucilkan Mengabaikan Teman-teman Mita mencuri bukuku Tidak kok... ini buku milikku Memalak Memfitnah 5
13 4 2. PERUNDUNGAN DALAM DUNIA MAYA Memperolok di media sosial Mengubah foto menjadi tidak semestinya JELEK CENGENG KURUS HUU... Pesan Teror 6
14 Saat orang berkata buruk tentang kita, padahal kita tidak pernah mengusik kehidupan Lorem ipsum dolor sit amet, mereka itu tandanya kehidupan consectetur adipiscing. kita lebih indah - Anonim -
15 Di Mana Perundungan Dapat Terjadi?
16 1. Di Rumah Kamu itu harus seperti adikmu. Kecil-kecil dia sudah banyak prestasinya Perundungan di rumah dapat terjadi antara lain: orang tua ke anak, kakak ke adik, ataupun adik ke kakak. Contoh: 1. Orang tua sering kali membandingkan kakak dengan adiknya. 2. Kakak berulang kali merebut mainan adik saat orang tua tidak ada di rumah. 9
17 2. Di Sekolah Perundungan di sekolah dapat terjadi antara lain: guru ke siswa, siswa ke guru, atau siswa ke siswa. Perundungan di sekolah dapat terjadi saat di dalam kelas atau di luar kelas. Contoh: 1. Guru menjuluki siswa A dengan sebutan Anak Nakal. 2. Siswa A memalak uang jajan siswa B. 0R0p 02 0p0 R0 10
18 3. Di Lingkungan Masyarakat Perundungan dapat terjadi di lingkungan sekitar, misalnya di warung, di jalan, di dalam kendaraan umum, atau di tempat lain. Contoh: 1. Ejekan: Miskin saja sombong. 2. Mengejek dalam penyebutan nama: Mau ke mana, Gendut? 11
19 Siapa Saja yang Terlibat Perundungan?
20 1. Pelaku Seseorang dapat menjadi pelaku perundungan karena: a. Menuduh temannya bersalah b. Meniru perilaku buruk orang dewasa c. Mencari perhatian dari teman sebaya dan orang tua d. Mengalami peristiwa perundungan e. Melakukan balas dendam atas kekalahannya dan melampiaskan kemarahannya 13
21 f. Merasa jenuh, kesepian, marah, tertekan, dan lelah. g. Merasa cemburu pada orang lain atas apa yang dimiliki mereka h. Menunjukkan kekuatan atau kekuasaan i. Memiliki rasa kepedulian (empati) yang kurang terhadap orang lain 14
22 2. Korban Seseorang yang dapat menjadi korban perundungan antara lain: a. Anak yang dianggap berbeda, baik secara fisik maupun kebiasaan. Misalnya, terlalu kurus, terlalu gemuk, atau logat bicara yang berbeda. b. Anak yang sering salah bicara, selalu salah tingkah, dan mudah takut. c. Anak yang cenderung penurut dan tidak pandai bergaul
23 d. Anak yang dianggap menyebalkan tetapi tidak mampu membela diri. e. Anak baru di lingkungan sekolah atau di lingkungan rumah. f. Anak yang berkebutuhan khusus fisik (pincang, buta, tuli, bisu) atau nonfisik (autis dan keterbelakangan mental). 16
24 3. Saksi Seseorang dapat menjadi saksi perundungan ketika melihat kejadian tetapi cenderung tidak melaporkan, karena: a. Pelaku adalah temannya b. Menganggap ini bukan masalahnya c. Menganggap korban pantas mendapatkan perundungan d. Takut menjadi korban berikutnya e. Takut terlibat 17
25 Apa Akibat Perundungan?
26 1 19 Gangguan Fisik Luka fisik Hilang selera makan
27 Lemah dan lesu Sakit yang berkelanjutan Sulit tidur 20
28 Gangguan Emosi dan Perilaku Mudah marah dan sedih Mudah menangis dan suasana hati berubah-ubah Menyerang balik apabila ia merasa kalah Menurunnya rasa percaya diri, mudah tersinggung, dan rasa khawatir. 21
29 Menurunnya rasa percaya diri, mudah tersinggung, dan merasa khawatir Menjadi pendiam, pemalu, dan menarik diri Motivasi belajar menurun, malas, dan bolos sekolah Menyalahkan diri sendiri 22
30 Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak. (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Pasal 76C )
31 Bagaimana Peran Orang Tua dalam Mencegah Perundungan?
32 1 25 Memahami ciri-ciri anak yang terlibat perundungan 2 Memberikan pemahaman tentang akibat perundungan dan bagaimana anak menyikapinya
33 3 Menciptakan suasana rumah yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Misalnya, memberikan perhatian kasih sayang, penghargaan kepada anak, serta meningkatkan komunikasi yang baik antarkeluarga. 26
34 4 27 Melatih keterampilan sosial, seperti percaya diri di lingkungan baru, ramah, tersenyum, peduli terhadap perasaan orang lain, dan saling menolong.
35 Daftar Pustaka Dwipayanti, Ida Ayu Surya dan Indrawati, Komang Rahayu Hubungan Antara Tindakan Bullying dengan Prestasi Belajar Anak Korban Bullying pada Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Psikologi Udayana, Rahayu Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebook Terhadap Perilaku Cyberbullying pada Siswa SMA. Page. 1. Setianingsih Hubungan Antara Penyesuaian Sosial dan Menyelesaikan Masalah dengan Perilaku Remaja. Jurnal Psikologi UNDIP vol 3. Page 1.
36 Siswa pelaku perundungan diberi sanksi teguran lisan, teguran tertulis, atau diberi bimbingan konseling. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan
37 Tim Penyusun No. Nama 1. Diena Haryana 2. Maswita Djaja 3. Palupi Raraswati 4. Agus M. Solihin 5. Yulia Indriati 6. Gita Kartabrata 7. Nana Maznah Prasetya 8. Yanti Kaniawati 9. Mochammad Syamsuddin 10. Ardias Nugraheni 11. Sri Lestari Yuniarti 13. Roland M. Zakaria 14. Lilis Hayati 15. Intan Nur Fajri Nama Instansi dan Alamat Yayasan Sejiwa Blok I No. 8 Pesona Depok Estate, Depok Yayasan Melati Jl. Semangka, Kalibata Indah, Jakarta Selatan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Gedung C Lantai 13 Kemendikbud Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Gedung C Lantai 13 Kemendikbud Keluarga Kita Jl. Jeruk Purut No. 11 Jakarta Selatan Keluarga Kita Jl. Jeruk Purut No. 11 Jakarta Selatan SATU Consulting Psikologi Jl. Dwijaya Raya 3 F Jakarta Selatan TKIT TAZKIA Jl. Calicing Raya no.2 Villa Cita PP PAUD dan DIKMAS Jawa Barat Jl. Jayagiri No. 63 Lembang Kab. Bandung Barat Jl. Wonosari KM 7. Rt.08/Rw.12, Kalongan, Baturetro, Banyuntapan, Bantul, Yogyakarta Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Gedung C Lantai 13 Kemendikbud Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Gedung C Lantai 13 Kemendikbud Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Gedung C Lantai 13 Kemendikbud Puri Kartika Baru, Tangerang-Banten Pos-el ( ) diena.haryana@gmail.com maswita_djaja@yahoo.com palupi.raraswati@gmail.com agus.solihin@kemdikbud.go.id yulia@keluargakita.com gita@keluargakita.com nana.maznah.p@gmail.com mr34din@yahoo.co.id ardias.nugraheni@gmail.com srilestari.yuniarti@kemdikbud.go.id mohamad.roland@kemdikbud.go.id lilis.hayati@kemdikbud.go.id intannurfajri29@gmail.com
38 Untuk informasi lebih lanjut tentang Pendidikan Keluarga dapat diperoleh di: Sahabat Keluarga KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NARAHUBUNG Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Jalan Jenderal Sudirman, Gedung C lt. 13, Senayan Jakarta sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id Fax: Silakan hubungi kanal informasi di atas untuk memberikan masukan atau pengayaan atas materi dalam buku ini
39
40 Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Anak Usia dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sahabat Keluarga Sahabat
Keluarga Hebat Tanpa Narkoba
Seri Pendidikan Orang Tua KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Keluarga Hebat Tanpa Narkoba C3.2.SPOT.026 Seri Pendidikan Orang Tua Keluarga Hebat Tanpa Narkoba Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciSeri Pendidikan Orang Tua Mendampingi Anak Siap Belajar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA C3.2.SPOT.029
Seri Pendidikan Orang Tua Mendampingi Anak Siap Belajar C B A KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA A B C3.2.SPOT.029 C Seri Pendidikan Orang Tua Mendampingi Anak Siap Belajar Kementerian
Lebih terperinciMendampingi Anak Ketika Bermasalah
Seri Pendidikan Orang Tua KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Mendampingi Anak Ketika Bermasalah C3.2.SPOT.021 Seri Pendidikan Orang Tua Mendampingi Anak Ketika Bermasalah Kementerian
Lebih terperinciMenumbuhkan Minat Baca Anak
Seri Pendidikan Orang Tua KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Menumbuhkan Minat Baca Anak Untuk Keluarga Dengan Anak Usia Dini C3.2.SPOT.030 Seri Pendidikan Orang Tua Menumbuhkan
Lebih terperinciMenumbuhkan KARAKTER BERSAHABAT pada Anak
Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Menumbuhkan KARAKTER BERSAHABAT pada Anak C3.2.SPOT.004 Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Menumbuhkan KARAKTER BERSAHABAT pada Anak C3.2.SPOT.004 Judul Buku Seri Pendidikan
Lebih terperinciMendampingi Anak Belajar Di Rumah
C3.2.SPOT.005 Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Mendampingi Anak Belajar Di Rumah Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Mendampingi Anak Belajar Di Rumah C3.2.SPOT.005 Judul Buku Seri Pendidikan Orang Tua : Mendampingi
Lebih terperinciMENDAMPINGI ANAK MENGHADAPI BAHAYA PORNOGRAFI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA No: C3.2.SPOT.012 Seri Pendidikan Orang Tua: MENDAMPINGI ANAK MENGHADAPI BAHAYA PORNOGRAFI A B Seri Pendidikan Orang Tua MENDAMPINGI ANAK MENGHADAPI
Lebih terperinciMembantu Anak Percaya Diri
Seri Pendidikan Orang Tua KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Membantu Anak Percaya Diri C3.2.SPOT.020 Seri Pendidikan Orang Tua Membantu Anak Percaya Diri Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBuku Seri Pendidikan Orang Tua: Mengelola. Sumber Daya Keluarga C3.2.SPOT.008
Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Mengelola Sumber Daya Keluarga C3.2.SPOT.008 Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Mengelola Sumber Daya Keluarga C3.2.SPOT.008 Judul Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Mengelola
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN TANGGUNG JAWAB PADA ANAK C3.2.SPOT.010
MENGEMBANGKAN TANGGUNG JAWAB ANAK PADA C3.2.SPOT.010 MENGEMBANGKAN TANGGUNG JAWAB ANAK PADA Judul Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Mengembangkan Tanggung Jawab Pada Anak Cetakan Pertama Desember 2016 CATATAN:
Lebih terperinciMenanamkan Perilaku Berkendaraan Aman
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Seri Pendidikan Orang Tua Menanamkan Perilaku Berkendaraan Aman C3.2.SPOT.027 Seri Pendidikan Orang Tua Menanamkan Perilaku Berkendara Aman Kementerian
Lebih terperinciJudul Buku Seri Pendidikan Orang Tua : Menumbuhkan Sikap Toleran pada Anak Cetakan Pertama Desember 2016
Judul Buku Seri Pendidikan Orang Tua : Menumbuhkan Sikap Toleran pada Anak Cetakan Pertama Desember 2016 CATATAN: Buku ini merupakan buku untuk pegangan orang tua yang dipersiapkan Pemerintah dalam upaya
Lebih terperinciSeri Pendidikan Orang Tua KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA. Komunikasi Efektif. dengan Anak Usia SD C3.2.SPOT.
Seri Pendidikan Orang Tua KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Komunikasi Efektif dengan Anak Usia SD C3.2.SPOT.017 Seri Pendidikan Orang Tua Komunikasi Efektif dengan Anak Usia SD
Lebih terperinciIKLAN PRODUK DAN DISKON
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA BIJAK MENYIKAPI IKLAN PRODUK DAN DISKON Seri Pendidikan Orang Tua: C3.2.SPOT.016 Seri Pendidikan Orang Tua BIJAK MENYIKAPI IKLAN PRODUK DAN DISKON
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA. seri pendidikan orang tua. Sehat C3.2.SPOT.015
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA seri pendidikan orang tua Ja J anan Sehat C3.2.SPOT.015 Seri Pendidikan Orang Tua Jajanan Sehat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Judul
Lebih terperinciMenanamkan Hidup Sederhana
Buku Seri Pendidikan Orang Tua Menanamkan Hidup Sederhana 5 5 C3.2.SPOT.006 Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Menanamkan Hidup Sederhana 5 5 C3.2.SPOT.006 Judul Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Menanamkan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA/WALI
MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) PELAKSANAAN PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA/WALI Direktorat Pembinaan Pendidikan
Lebih terperinciPELAKSANAAN KELAS INSPIRASI. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan
MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) PELAKSANAAN KELAS INSPIRASI Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat
Lebih terperinciMODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016: 60 Kab/Kota) RENCANA AKSI
MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016: 60 Kab/Kota) RENCANA AKSI Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan
Lebih terperinciKEBIJAKAN TEKNIS. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan
MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) KEBIJAKAN TEKNIS Pelibatan Keluarga dan Masyarakat di Satuan Pendidikan Direktorat
Lebih terperinciPELAKSANAAN KELAS ORANG TUA. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan
MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) PELAKSANAAN KELAS ORANG TUA Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat
Lebih terperinciMODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan. (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENGASUHAN POSITIF
MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENGASUHAN POSITIF Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL
MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat
Lebih terperinciPencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang
Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang C3.2.SPOT.007 2 Buku Seri Pendidikan Orang Tua: Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang C3.2.SPOT.007 Judul Buku Seri Pendidikan
Lebih terperinciDUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL BAGI ANAK DAN REMAJA
MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL BAGI ANAK DAN REMAJA Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
Lebih terperinciBULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017
BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 oleh: Dr. Rohmani Nur Indah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angket 1: Beri tanda berdasarkan pengalaman anda di masa kecil A. Apakah
Lebih terperinciMenjadi. Orang Tua Hebat. Untuk Keluarga dengan. Anak yang Memiliki Disabilitas
Menjadi Orang Tua Hebat Untuk Keluarga dengan Anak yang Memiliki Disabilitas MENJADI ORANG TUA HEBAT Untuk Keluarga dengan Anak yang Memiliki Disabilitas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta
Lebih terperinciDAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING
DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING PADA SISWA SMA CHRISTIN Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Semakin hari kita semakin dekat dengan peristiwa kekerasan khususnya bullying yang dilakukan terhadap siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan terjadi berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina
Lebih terperinciBULLYING. I. Pendahuluan
BULLYING I. Pendahuluan Komitmen pengakuan dan perlindungan terhadap hak atas anak telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2) menyatakan bahwa setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk pengajaran siswa atau murid di bawah pengawasan guru dalam proses belajar dan mengajarkan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan, manfaat penelitian serta mengulas secara singkat mengenai prosedur
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI FENOMENA KORBAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DALAM DUNIA PENDIIDKAN
PEDOMAN OBSERVASI FENOMENA KORBAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DALAM DUNIA PENDIIDKAN 1. Kondisi dan kesan umum (ciri fisik). 2. Kondisi lingkungan rumah tempat tinggal dan lingkungan tetangga serta lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Perubahan zaman yang semakin pesat membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan yang terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD adalah pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan) adalah upaya penumbuhkembangan sumber daya manusia melalui proses kecerdasan interpersonal
Lebih terperinciPerpustakaan Unika LAMPIRAN
LAMPIRAN LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 Perilaku Agresif pada Anak A-2 Konformitas terhadap Teman Sebaya A-1 PERILAKU AGRESIF PADA ANAK Kelas / No. : Umur : Tanggal Pengisian : Sekolah : PETUNJUK PENGISIAN
Lebih terperinciBAB I RENCANA PENELITIAN. formal, pendidikan dilakukan oleh sebuah lembaga yang dinamakan sekolah,.
BAB I RENCANA PENELITIAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan sepanjang hayat (long life education), karena pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa atau murid di lingkungan sekolahnya. Masalah yang sering muncul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah menjadi lingkungan pada siswa atau murid dalam proses untuk berinteraksi sosial secara langsung dengan teman sebaya atau guru. Akan tetapi, sekarang ini banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kompleks yang merupakan hasil interaksi berbagai penyebab dari keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang paling mendapat perhatian dalam rentang kehidupan manusia. Hal ini disebabkan banyak permasalahan yang terjadi dalam masa remaja.
Lebih terperinciJudul: Ayo Mandi Buku untuk Anak Usia Dini Cetakan Pertama 2017 Cetakan Kedua 2018
Judul: Ayo Mandi Buku untuk Anak Usia Dini Cetakan Pertama 2017 Cetakan Kedua 2018 Catatan: Buku ini merupakan buku cerita bergambar yang ditujukan untuk pembaca anak usia dini. Buku ini adalah produk
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN
INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP Identitas Diri Nama : Tanggal : Jenis Kelamin : L / P Kelas : PETUNJUK PENGISIAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Angket ini bukan suatu tes, tidak ada
Lebih terperinciMedan, Juni (Responden) Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas Oleh Hariyati Karmila Sebayang Saya adalah mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa sendiri. Bahkan kekerasan tidak hanya terjadi di jenjang pendidikan tinggi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini fenomena kekerasan sudah menjadi suatu tradisi yang melekat dalam masyarakat Indonesia. Tak seharipun media massa melewatkan pemberitaan tentang
Lebih terperinciApa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?
PENGASUHAN POSITIF KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA 2017 Apa respons masyarakat terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan yang penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Pada periode ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah saat ini sangat memprihatinkan bagi pendidik dan orangtua. Fenomena yang sering terjadi di sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2010). Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatakan mereka telah dilukai dengan senjata. Guru-guru banyak mengatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kekerasan di lingkungan pendidikan atau sekolah ini telah menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan, 16% siswa kelas akhir mengatakan bahwa mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. individu khususnya dibidang pendidikan. Bentuk kekerasan yang sering dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kekerasan bukanlah fenomena baru yang mewarnai kehidupan sosial individu khususnya dibidang pendidikan. Bentuk kekerasan yang sering dilakukan siswa salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi dengan lingkungan senantiasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu
Lebih terperinciPETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN. pernyataan tersebut. Selanjutnya pilihlah salah satu dari beberapa alternative
Lampiran 10 PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN Pada bagian berikut terdapat beberapa butir pernyataan dengan lima pilihan jawaban. Peserta didik di minta untuk membaca dan memahami pernyataan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain. Untuk mewujudkannya digunakanlah media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterikatan antarmanusia adalah wujud harfiah yang telah ditetapkan sebagai makhluk hidup. Hal demikian ditunjukkan dengan sifat ketergantungan antara satu individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Orang Tua 1. Pengertian Orang tua adalah orang yang lebih tua atau orang yang dituakan, terdiri dari ayah dan ibu yang merupakan guru dan contoh utama untuk anakanaknya karena
Lebih terperinciLAMPIRAN C SKALA STRES DAN AGRESIFITAS
LAMPIRAN C SKALA STRES DAN AGRESIFITAS Lampiran 1 Selamat pagi/siang/sore Saya mahasiswa dari fakultas psikologi yang sedang mengadakan penelitian mengenai stres dan agresifitas pada ibu rumah tangga yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Anak Anak a. Pengertian Anak adalah aset bagi suatu bangsa, negara dan juga sebagai generasi penerus yang akan memperjuangkan cita-cita bangsa dan menentukan
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Perilaku Bullying. 1. Pengertian bullying. Menurut Priyatna (2010), bullying merupakan tindakan yang disengaja oleh pelaku kepada korban yang terjadi secara berulang-ulang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. patut di junjung tinggi serta harus mendapatkan hak-haknya tanpa harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan amanah sekaligus anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Oleh karena itu setiap anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah (6-12 tahun) disebut juga sebagai masa anak-anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah (6-12 tahun) disebut juga sebagai masa anak-anak pertengahan. Pada masa ini terjadi perubahan yang beragam pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada siswa Sekolah Menengah Pertama berusia 12 tahun sampai 15 tahun, mereka membutuhkan bimbingan dan arahan dari pihak keluarga dan sekolah agar mereka dapat
Lebih terperinciINTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT
INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna menempuh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : AMALIA LUSI BUDHIARTI
Lebih terperinciBAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA
BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA A. Gambaran Subjek Penelitian 1. Responden DW DW merupakan anak perempuan sulung yang lahir di Jawa
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN ANTARA CYBERBULLYING DENGAN STRATEGI REGULASI EMOSI PADA REMAJA
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas beberapa hal terkait penelitian, seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bullying 2.1.1 Pengertian Bullying Agresifitas menurut Baron dan Richardson (dalam Krahe, 2005) menyatakan bahwa agresi adalah segala bentuk perilaku yang ditujukan untuk menyakiti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kata kekerasan sebenarnya sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kata kekerasan sebenarnya sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Begitu banyaknya
Lebih terperinciPENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd
PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,
Lebih terperinciBAB 1V KONSEP DIRI REMAJA DELINQUEN DI DESA LOBANG KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG
BAB 1V KONSEP DIRI REMAJA DELINQUEN DI DESA LOBANG KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG A. Analisis Konsep Diri Remaja Delinquen di Desa Lobang Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Masa remaja merupakan masa
Lebih terperinciSeri Pendidikan Orang Tua: PENGASUHAN POSITIF
Seri Pendidikan Orang Tua: PENGASUHAN POSITIF APA ITU PENGASUHAN POSITIF? 02 Pengasuhan berdasarkan kasih sayang, saling menghargai, membangun hubungan yang hangat antara anak dan orang tua, serta menstimulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktek bullying sudah merambah ke dalam dunia pendidikan, hal ini sangat memprihatinkan bagi pendidik, orang tua dan masyarakat. Komnas Perlindungan Anak (PA)
Lebih terperinciSOSIALISASI KONSELING ONLINE GEBER SEPTI (GERAKAN BERSAMA SEKOLAH SEMARANG PEDULI DAN TANGGAP BULLYING)
SOSIALISASI KONSELING ONLINE GEBER SEPTI (GERAKAN BERSAMA SEKOLAH SEMARANG PEDULI DAN TANGGAP BULLYING) RUMAH DUTA REVOLUSI MENTAL DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KOTA SEMARANG Copyright@2017
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bullying merupakan fenomena yang marak terjadi dewasa ini terutama di lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya baik di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan dilingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan dan menimbulkan
Lebih terperinciUNTUK PENCEGAHAN KEKERSAN DAN PENYIMPANGAN PERILAKU REMAJA OLEH RR. SUHARTATI, S.H.
UNTUK PENCEGAHAN KEKERSAN DAN PENYIMPANGAN PERILAKU REMAJA OLEH RR. SUHARTATI, S.H. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahrga Daerah Istimewa Yogyakarta Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian tersebut direfleksikan melalui aktivitas berkelompok dan menonjolkan keegoannya.
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran N
No.101, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tindak Kekerasan. Pencegahan dan Penanggulangan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran. Kesimpulan dalam penelitian ini berisi gambaran sibling rivalry pada anak ADHD dan saudara kandungnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu berbuat untuk hal yang lebih baik. Untuk mengubah prilaku menuju ke hal yang lebih baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang individu mengalami peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Dimasa ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan sebuah tahap perkembangan manusia dimana seorang individu mengalami peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Dimasa ini adalah masa krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kenakalan di kalangan pelajar sekolah sedang hangat dibicarakan. Perilaku agresif dan kekerasan yang dilakukan pelajar sudah di luar batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkanperubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan sekitar. Baik lingkungan keluarga, atau dengan cakupan yang lebih luas yaitu teman sebaya
Lebih terperinciPermasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY
Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Pendahuluan Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, remaja menaruh minat dan perhatian yang cukup besar terhadap relasi dengan teman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bullying selalu terjadi bahkan sudah menjadi sebuah tradisi. Bullying
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bullying sudah lama terjadi tetapi permasalahan ini tetap saja menjadi topik yang masih hangat diperbincangkan dan belum menemukan titik terang. Keberadaan bullying
Lebih terperinciPEDOMAN KUESIONER TERBUKA CYBER BULLYING. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling
PEDOMAN KUESIONER TERBUKA CYBER BULLYING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kebutuhan tersebut tidak hanya secara fisiologis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya. bijaksana dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Sosial 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Sosial Menurut Goleman (2006) kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik. Banyak yang beranggapan bahwa masa-masa sekolah adalah masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang secara sadar berupaya melakukan perbaikan perilaku, pengalaman dan pengetahuan peserta didik. Banyak
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi )
PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi ) Putri Wardhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Bullying 2.1.1. Pengertian Bullying Bullying merupakan salah satu dari manifestasi perilaku agresif, Krahe (dalam Suharto, 2014) menyebutkan bahwa terdapat 3 jenis manifestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Masa anak usia sekolah merupakan masa dimana anak mulai mengalihkan perhatian dan hubungan dari keluarga ke teman-teman sebayanya. Pada masa sekolah anak lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Bullying. itu, menurut Olweus (Widayanti, 2009) bullying adalah perilaku tidak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullying 1. Definisi Bullying Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang lebih kuat terhadap individu atau kelompok yang lebih lemah, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terselenggara apabila dipengaruhi oleh suasana kondusif yang diciptakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang semakin pesat pada saat sekarang ini, telah membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1.Latar Belakang Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat dari sekolah bagi siswa ialah melatih kemampuan akademis siswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan aksi bullying. Definisi kata kerja to bully dalam Oxford
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak kekerasan dapat muncul dimana saja, seperti di rumah, di sekolah, maupun masyarakat. Kekerasan yang terjadi di sekolah dikenal dengan sebutan aksi bullying.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu
BAB II LANDASAN TEORI A. Sibling Rivalry 1. Pengertian Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu keluarga yang sama, teristimewa untuk memperoleh afeksi atau
Lebih terperinciUpaya Mengurangi Perundungan melalui Penguatan Bystanders di SMP B Yogyakarta
Upaya Mengurangi Perundungan melalui Penguatan Bystanders di SMP B Yogyakarta Aning Az Zahra Prodi Psikologi/Fakultas Psikologi dan Humaniora, Univarsitas Muhammadiyah Magelang Email: aningazzahra@rocketmail.com
Lebih terperinci