Renstra Dinas Pertanian Kab. Soppeng KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Renstra Dinas Pertanian Kab. Soppeng KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun

2 i KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 15 Ayat 3 mengamanahkan bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan Penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang akan menjadi pedoman pelaksanaan pada setiap SKPD dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mengartikan bahwa perencanaan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsure pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Oleh karenanya, SKPD pun juga diberikan amanat untuk menyusun penjabaran RPJMD dalam format jangka menengah (5 tahun). Rencana Strategis SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun untuk menjamin adanya konsistensi perencanaan dan pemilihan program dan kegiatan prioritas sesuai dengan kebutuhan serta menjamin komitmen terhadap kesepakatan program dan kegiatan yang dibahas secara partisipatif dengan melibatkan semua stakeholder pembangunan. Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng merupakan dokumen perencanaan yang akan menjadi dasar kontrak kinerja Dinas Pertanian kepada Bupati Soppeng yang harus dilaksanakan. Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng disusun sesuai kebutuhan daerah yang mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, yang mencakup Visi, Misi, Tujuan/Sasaran serta Pencapaian Tujuan/Sasaran, serta sasaran yang ingin dicapai dan kegiatan yang akan dilaksanakan tiap tahunnya.

3 ii Berkaitan perubahan peraturan Perundang-Undangan terkait pembagian urusan pemerintahan melalui Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebabkan semua daerah Kabupaten/Provinsi Seluruh Indonesia untuk melakukan penyesuaian susunan Organisasi Perangkat Daerah sesuai kewenangannya termasuk Kabupaten Soppeng. Dinas Pertanian merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah yang baru terbentuk setelah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016, dan Peraturan Bupati Soppeng Nomor 53 Tahun Dinas Pertanian dibentuk dari gabungan beberapa Dinas Lingkup Pertanian sebelumnya yaitu Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Khusus Subsektor Perkebunan), Dinas Peternakan dan Perikanan (Khusus Subsektor Peternakan) dan BP3KP (Khusus urusan Penyuluhan Pertanian). Rencana Strategis Dinas Pertanian disusun dengan mendasari data-data dari Dinas pembentuk sebelumnya dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Selain itu juga tetap memperhatikan kesesuaian Rencana Strategis dari Kementerian Pertanian dan Instansi terkait tingkat Provinsi dalam penyusunannya, sehingga konsep yang tersusun bisa berjalan sinergis baik dengan tingkat pusat maupun Provinsi. Dan juga tentunya mengacu pada berbagai Peraturan Perundang- Undangan yang terkait dengan perencanaan pembangunan bidang Pertanian. Sektor Pertanian yang merupakan penopang utama penggerak perekonomian di Kabupaten Soppeng tentunya harus mendapatkan perhatian khusus dalam penentuan kebijakan karena menyangkut hajat hidup sebagian besar penduduk Kabupaten Soppeng. Hal tersebut sudah menjadi perhatian Bupati dan Wakil Bupati Soppeng Terpilih Tahun yang tergambar melalui Visi yang diusung yaitu Pemerintahan yang Melayani dan Lebih Baik, yang kemudian dalam Misi Pertamanya yaitu Memantapkan arah Kebijakan Pertanian yang Melayani dan Pro Petani. Sehingga Dinas Pertanian harus berupaya semaksimal mungkin untuk menerjemahkan dan mewujudkan Visi dan Misi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, melalui Rencana Strategis Dinas Pertanian Tahun yang telah disusun ini, besar harapan untuk bisa mewujudkan

4 iii Pembangunan Pertanian yang Pro terhadap Petani dengan mengedepankan prinsip Pelayanan yang Lebih Baik. Akan tetapi tentunya Rencana Strategis yang tersusun ini tidak luput dari berbagai kekurangan sehingga membutuhkan masukan/saran dan kritik yang bersifat konstruktif untuk kemajuan Pembangunan Pertanian. Terakhir kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah bekerja sama sampai tersusunnya Rencana Strategis ini. Semoga semua yang telah kita lakukan, upayakan dan rencanakan kedepan bisa memberikan manfaat yang sebaik-baiknya kepada kita semua, khususnya dalam peningkatan kesejahteraan petani. Amin. Watansoppeng, 2 Januari 2017 KEPALA DINAS, Ir. FAJAR, MMA. NIP

5 iv DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iv vi ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 3 C. Maksud dan Tujuan... 8 D. Sistematika Penulisan... 9 BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD A. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD B. Sumber Daya SKPD C. Kinerja Pelayanan SKPD D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD B. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih C. Telaah Renstra Kementerian Pertanian dan Renstra Dinas Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) E. Penentuan Isu-Isu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Misi SKPD B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD C. Strategi dan Kebijakan SKPD BAB V BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF A. Rencana Program B. Rencana Kegiatan INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD A. Indikator Kinerja B. Indikator Kinerja Pelayanan SKPD

6 v BAB VII INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD A. Pedoman Transisi B. Kaidah Pelaksanaan

7 vi DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Tabel 2.2 : Tabel 2.3 : Tabel 2.4 : Tabel 2.5 : Tabel 2.6 : Tabel 2.7 : Tabel 2.8 : Tabel 2.9 : Tabel 2.10 : Tabel 2.11 : Tabel 2.12 : Tabel 2.13 : Judul Tabel Komposisi Jabatan dalam Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Alokasi Anggaran Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng Tahun Alokasi Anggaran Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng Tahun Alokasi Anggaran Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng Tahun Alokasi Anggaran Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng Tahun Rekapitulasi Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian sampai dengan Tahun 2016 Nilai Asset, Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sampai dengan Tahun 2016 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng (Khusus Terkait Sub Sektor Perkebunan) Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng (Khusus Terkait Sub Sektor Peternakan) Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng (Khusus Terkait Urusan Penyuluhan Pertanian) Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng Hal

8 vii Tabel 2.14 : Tabel 2.15 : Tabel 2.16 : Tabel 2.17 : Tabel 2.18 : Tabel 2.19 : Tabel 2.20 : Tabel 3.1 : Tabel 3.2 : Tabel 3.3 : Tabel 3.4 : Tabel 3.5 : Judul Tabel Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia Hasil Telaah Struktur Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Hasil Telaah Pola Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS RPJMD Kabupaten Soppeng Terkait Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Terkait Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura serta Pengolahan dan Pemasaran SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Terkait Peternakan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Terkait Bidang Penyuluhan Pertanian SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal) Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Hal

9 viii Tabel 3.6 : Tabel 3.7 : Tabel 3.8 : Tabel 3.9 : Tabel 3.10 : Tabel 3.11 : Tabel 3.12 : Tabel 4.1 : Tabel 4.2 : Tabel 5.1 : Tabel 6.1 : Tabel 6.2 : Judul Tabel Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan Sasaran Renstra SKPD Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan Analisis KLHS beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis Nilai Skala Kriteria Rata-rata Skor Isu-Isu Strategis Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Soppeng Indikator Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Hal

10 ix DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Judul Tabel Bagan Alur Keterkaitan Dokumen Perencanaan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Soppeng Tahun Hal

11 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap Daerah harus menyusun Rencana Pembangunan Daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun), maupun jangka pendek (1 tahun). Berdasarkan hal itu setiap daerah harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Dokumen tersebut akan menjadi acuan untuk penyusunan Rencana SKPD. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Terkait dengan adanya perubahan struktur kelembagaan dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Soppeng, sehingga harus dilakukan penyesuaian perencanaan dalam bentuk rencana strategis kelembagaan yang baru. Rencana Strategis Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun merupakan Penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun, yaitu dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada. Dokumen Perencanaan Teknis Strategi yang menjabarkan potret permasalahan pembangunan Pertanian serta indikasi daftar program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan secara indikasi, daftar program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan secara terencana dan bertahap melalui sumber-sumber pembiayaan yang tersedia. 1

12 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng tahun merupakan dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah pembangunan sektor Pertanian yang merupakan satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah. Penyusunannya dilakukan secara terencana, bertahap dan sistimatis yang didasarkan pada kondisi, potensi, proyeksi pembangunan Pertanian sesuai kebutuhan daerah dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Selain berperan strategis dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional, pembangunan Pertanian di Kabupaten Soppeng turut memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah secara langsung dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat, maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain. Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng disusun sesuai Kebutuhan Daerah yang mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, yang mencakup visi, misi, tujuan/sasaran, serta cara pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya sasaran yang ingin dicapai dan kegiatan yang akan dilaksanakan tiap tahunnya. Untuk mendukung arah kebijakan yang jelas dan terarah perlu disusun strategi. Dalam rumusan strategi yang akan ditempuh harus diberikan gambaran upaya untuk dapat tercapainya Visi dan Misi. Strategi merupakan cara untuk mewujudkan tujuan yang dirancang secara konseptual, analitis, realitis dan komprehensif. Strategi menjadi acuan dan diwujudkan dalam kebijakan dan program. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun disusun sebagai suatu rangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan sektor Pertanian yang merupakan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian. 2

13 B. Landasan Hukum Penyusunan rencana pembangunan daerah, sebagai bagian dari Sistem Manajemen Pembangunan tidak terlepas dari landasan hukum yang berlaku baik berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan/Keputusan Menteri terkait, dan Peraturan daerah. Dalam penyusunan Renstra SKPD ini, sejumlah peraturan telah digunakan sebagai rujukan, yakni antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3656); 3. Undang undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4411); 4. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor : 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor: 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 3

14 9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4421); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 12. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 14. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068); 15. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5170); 16. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433); 17. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 4

15 18. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; 19. Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 tentang Kelembagaan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 20. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 5

16 27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 28. Peraturan Presiden Nomor 172 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 29. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 30. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 20/Permentan/OT.140/2/2010 tentang Sistem Jaminan Mutu Pangan Hasil Pertanian; 31. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31/Permentan/OT.140/3/2010 tentang Pedoman Sistim Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian; 32. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/OT.140/12/2012 tentang Pedoman Pembinaan dan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air; 33. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani; 34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 37. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 50/Permentan/CT. 140/8/2012 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian; 6

17 38. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun ; 39. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan ; 40. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 02 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 41. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2008 Nomor 90); 42. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Nomor 5); 43. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng (Lembaran Daerah Kab. Soppeng Tahun 2008 Nomor 93); 44. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2009 Nomor 98); 45. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Soppeng Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2010 Nomor 111); 46. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2012 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 Nomor 3); 47. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 08 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun ; 48. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pemerintah Kabupaten Soppeng; 7

18 49. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun ; 50. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng; 51. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 53 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. C. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng disusun dengan maksud sebagai berikut : a. Sebagai acuan resmi dalam menentukan program tahunan dan merupakan tolak ukur dalam mengevaluasi Program dan Kegiatan Tahunan pada Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. b. Menggambarkan kondisi umum yang dihadapi saat ini untuk menentukan arah dan tujuan yang ingin dicapai. c. Memudahkan penyusunan program secara terpadu, serta memudahkan memahami kebijakan program tahunan dalam rentang waktu 5 (Lima) tahunan. 2. Tujuan Penyusunan Renstra Dinas Pertanian bertujuan : a. Menentukan arah pembangunan pertanian sekaligus sebagai acuan bagi para pelaku pembangunan pertanian; b. Mewujudkan visi dan misi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng; c. Menjamin terciptanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas antar daerah, antar pusat dan daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan. d. Sebagai pedoman dalam menentukan prioritas dan pengembangan sumber daya sesuai dengan tugas dan fungsi setiap unit kerja di lingkungan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sehingga 8

19 memudahkan monitoring dan evaluasi awal sampai akhir pelaksanaan program. D. Sistematika Penulisan Sistimatika penulisan Renstra Dinas Pertanian Tahun diuraikan sebagai berikut : BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V PENDAHULUAN Kabupaten Soppeng Pada bab ini mengemukakan secara ringkas mengenai latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan. GAMBARAN PELAYANAN SKPD Pada bab ini menjelaskan mengenai tugas dan fungsi serta struktur organisasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, aset/modal, dan unit usaha yang masih operasional serta menunjukkan tingkat capaian kinerja berdasarkan sasaran/target Renstra periode sebelumnya beserta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telaah Visi, Misi dan Program RPJMD, Telaah Renstra Kementerian dan Provinsi, Telaah RTRW dan KLHS RPJMD dan Penentuan Isu-Isu Strategis. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan visi dan misi, tujuan dan sasaran jangka menengah serta strategi dan kebijakan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas SKPD, program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di Dinas Pertanian untuk periode Tahun

20 BAB VI BAB VII INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. PENUTUP Pada bab ini menjelaskan tentang Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan. 10

21 Gambar 1. Bagan Alur Keterkaitan Dokumen Perencanaan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dengan Dokumen Perencanaan Lainnya RENSTRA K/L Pedoman RENJA K/L Pedoman RKA K/L RINCIAN APBN Diacu RPJP NASIONAL Pedoman RPJM NASIONAL Dijabarkan RKP Pedoman RAPBN APBN Acuan Memperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang RPJP DAERAH Pedoman RPJM DAERAH Dijabarkan RKP DAERAH Pedoman RAPBD APBD Pedoman Diacu RENSTRA SKPD Pedoman RENJA SKPD Pedoman RKA SKPD RINCIAN APBD UU. NO. 25/04 SPPN UU.NO. 17/03 KN

22 BAB II. GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD A. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD 1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng. Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pertanian yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng mempunyai fungsi, sesuai Pasal 4 Peraturan Bupati Soppeng Nomor 53 Tahun Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut : a. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan; b. Pemberian dukungan pelaksanaan kebijakan dibidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan; c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta pelaporan pelaksanaan kegiatan dibidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan; d. Pembinaan dan Pengkoordinasian dibidang kesekretariatan; e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya. 12

23 2. Struktur Organisasi SKPD Untuk dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan, Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng memiliki Struktur Organisasi yang mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng. Adapun Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dapat disajikan pada bagan sebagai berikut : 13

24 Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng KEPALA DINAS SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBAG PERENCANAAN DAN PELAPORAN SUBAG KEUANGAN BIDANG TANAMAN PANGAN BIDANG HORTIKULTURA BIDANG PERKEBUNAN BIDANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN BIDANG PEMBINAAN DAN PENYULUHAN SEKSI SARANA DAN PRASARANA TANAMAN PANGAN SEKSI SARANA DAN PRASARANA HORTIKULTURA SEKSI SARANA DAN PRASARANA PERKEBUNAN SEKSI SARANA DAN PRASARANA PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN SEKSI MUTU DAN PENGOLAHAN SEKSI KELEMBAGAAN DAN KETENAGAAN SEKSI PRODUKSI TANAMAN PANGAN SEKSI PRODUKSI HORTIKULTURA SEKSI PRODUKSI PERKEBUNAN SEKSI PEMBIBITAN DAN PRODUK TERNAK SEKSI PERIZINAN DAN PELAYANAN USAHA SEKSI PENYELENGGARAAN DAN PENYULUHAN SEKSI PERLINDUNGAN, PENGAMATAN DAN PENGENDALIAN TANAMAN PANGAN SEKSI PERLINDUNGAN, PENGAMATAN DAN PENGENDALIAN HORTIKULTURA SEKSI PERLINDUNGAN, PENGAMATAN DAN PENGENDALIAN PERKEBUNAN SEKSI KESEHATAN HEWAN DAN KESMAVET SEKSI PEMASARAN SEKSI PEMBERDAYAAN TENAGA PENYULUH Unit Pelaksana Teknis

25 Berdasarkan struktur organisasi diatas, susunan dan struktur organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng terdiri dari : a. Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin dan melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibidang pertanian yang meliputi bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan kesehatan hewan, pengolahan dan pemasaran, pembinaan dan penyuluhan, serta tugas pembantuan berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Dinas Pertanian mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan; b. Pemberian dukungan pelaksanaan kebijakan dibidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan; c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta pelaporan pelaksanaan kegiatan dibidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran serta Pembinaan dan Penyuluhan; d. Pembinaan dan pengkordinasian dibidang kesekretariatan; e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya. b. Sekretariat Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan dan Sub Bagian Keuangan. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan dalam rangka penyelenggaraan dan koordinasi pelaksanaan sub bagian umum dan kepegawaian, perencanaan, pelaporan dan keuangan 15

26 serta memberikan pelayanan administrasi dan fungsional kepada semua unsur dalam lingkup Dinas Pertanian berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas. Dalam menyelenggarakan tugas, Sekretaris mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis dibidang umum, kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan, serta keuangan; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan dibidang umum, kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan, serta keuangan; c. Pembinaan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas dibidang umum, kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan, serta keuangan; d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan kesekretariatan; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. c. Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan terdiri dari Seksi Sarana dan Prasarana, Seksi Produksi serta Seksi Perlindungan, Pengamatan dan Pengendalian. Bidang Tanaman Pangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan bidang tanaman pangan yang meliputi sarana dan prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Sedangkan dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Tanaman Pangan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian; 16

27 b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian; d. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. d. Bidang Hortikultura Bidang Hortikultura terdiri dari Seksi Sarana dan Prasarana, Seksi Produksi dan Seksi Perlindungan, Pengamatan dan Pengendalian. Bidang Hortikultura dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan bidang Hortikultura yang meliputi sarana dan prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Hortikultura mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang sarana dan prasarana, produksi, serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian; 17

28 d. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang sarana dan prasarana, produksi, perlindungan, serta pengamatan dan pengendalian; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. e. Bidang Perkebunan Bidang Perkebunan terdiri dari Seksi Sarana dan Prasarana, Seksi Produksi dan Seksi Perlindungan, Pengamatan dan Pengendalian. Bidang Perkebunan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan Bidang Perkebunan yang meliputi sarana dan prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Perkebunan mempunyai fungsi : a. Merumuskan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian; b. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang sarana prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian; c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang sarana prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian; d. Penyelenggaraan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang sarana prasarana, produksi serta perlindungan, pengamatan dan pengendalian; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 18

29 f. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan terdiri dari Seksi Sarana dan Prasarana, Seksi Pembibitan dan Produk Ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang meliputi sarana dan prasarana, Pembibitan dan Produk Ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai fungsi : a. Merumuskan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana, pembibitan dan produksi ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet; b. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibidang sarana dan prasarana, pembibitan dan produksi ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet; c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang sarana prasarana, pembibitan dan produksi ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet; d. Penyelenggaraan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang sarana prasarana, pembibitan dan produksi ternak serta kesehatan hewan dan kesmavet; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. g. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Bidang Pengolahan dan Pemasaran terdiri dari Seksi Mutu dan Pengolahan, Seksi Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Seksi Pemasaran. Bidang Pengolahan dan Pemasaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, 19

30 memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan Bidang Pengolahan dan Pemasaran yang meliputi Mutu dan Pengolahan, Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Pemasaran berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran mempunyai fungsi : a. Merumuskan kebijakan teknis dibidang Mutu dan Pengolahan, Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Pemasaran; b. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibidang Mutu dan Pengolahan, Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Pemasaran; c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas dibidang Mutu dan Pengolahan, Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Pemasaran; d. Penyelenggaraan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang Mutu dan Pengolahan, Perizinan dan Pelayanan Usaha serta Pemasaran; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. h. Bidang Pembinaan dan Penyuluhan Bidang Pembinaan dan penyuluhan terdiri dari Seksi Kelembagaan dan Ketenagaan, Seksi Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Seksi Pemberdayaan Tenaga Penyuluh. Bidang Pembinaan dan penyuluhan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan bidang Pembinaan dan Penyuluhan yang meliputi Kelembagaan dan Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Pemberdayaan Tenaga Penyuluh berdasarkan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 20

31 Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang Pembinaan dan penyuluhan mempunyai fungsi : a. Merumuskan kebijakan teknis dibidang Kelembagaan dan Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Pemberdayaan Tenaga Penyuluh; b. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibidang Kelembagaan dan Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Pemberdayaan Tenaga Penyuluh; c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas dibidang Kelembagaan dan Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Pemberdayaan Tenaga Penyuluh; d. Penyelenggaraan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang Kelembagaan dan Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyuluhan serta Pemberdayaan Tenaga Penyuluh; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. B. Sumber Daya SKPD 1. Sumber Daya Manusia Pemerintahan yang baik (good governance) adalah prasyarat bagi terbentuknya pemerintahan yang efektif dan demokratis. Good governance digerakkan oleh prinsip-prinsip partisipatif, penegakan hukum yang efektif, transparansi, responsif, kesetaraan, visi strategis, efektif dan efisien, profesional, akuntabel dan pengawasan yang efektif. Dengan kaitan tersebut, peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khususnya sumber daya aparatur harus menjadi salah satu prioritas penting dan strategis dalam program saat ini dan di masa yang akan datang. Sumber daya aparatur pemerintah menempati posisi strategis yang bukan saja mewarnai melainkan juga menentukan arah kemana suatu daerah akan dibawa. Pemerintah Daerah adalah implementator kebijakan publik yang mengemban tugas dan fungsi-fungsi pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintahan di masa mendatang adalah 21

32 pemerintahan yang melayani, yang mampu menerjemahkan kebijakan publik ke dalam langkah-langkah operasional yang kreatif dan inovatif dengan orientasi pada kepentingan masyarakat. Pemerintahan yang melayani hanya bisa diwujudkan jika aparaturnya cerdas. Terkait dengan hal tersebut di atas, jumlah aparatur Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sebagai kelembagaan daerah yang baru terbentuk berdasarkan data yang ada berjumlah total 135 orang yang terdiri dari 61 orang aparatur struktural dan 74 orang aparatur fungsional penyuluh pertanian. Komposisi jabatan dalam struktur organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada Tabel 2.1. Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2.1, dengan jenjang eselonering II, Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng melaksanakan fungsi Pelayanan di Bidang Pertanian. Tabel 2.1 Komposisi Jabatan dalam Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016 No. Uraian Eselon II Eselon III Eselon IV Staf (JFU) Jumlah 1. Kepala Dinas Sekretariat Bidang Tanaman Pangan Bidang Hortikultura Bidang Perkebunan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan 7. Bidang Pengolahan dan Pemasaran 8. Bidang Pembinaan dan Penyuluhan Jumlah Dari data awal tersebut diatas tampak adanya keterbatasan jumlah staf dalam setiap bidang, sehingga akan diusulkan kebutuhan staf pada Instansi terkait. 22

33 Sedangkan kondisi kepegawaian Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini : Tabel 2.2 Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun 2016 No. Uraian S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP Jumlah 1. Kepala Dinas Sekretariat Bidang Tanaman Pangan Bidang Hortikultura Bidang Perkebunan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Bidang Pembinaan dan Penyuluhan Jumlah Kapasitas dan kapabilitas pegawai berkaitan erat dengan tingkat pendidikannya. Berdasarkan data pada Tabel 2.2 diatas khusus untuk pegawai struktural, tingkat pendidikan pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang paling banyak adalah pendidikan S1 sebanyak 32 orang, persentase mencapai 52,46%. Tingkat pendidikan dari pegawai struktural Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng ini merupakan modal dasar yang penting dalam peningkatan kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng secara umum. Jumlah pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang menamatkan pendidikan SMA tercatat ada 9 orang, dan paling banyak kedua yaitu S2 sebanyak 20 orang yang secara persentase, jumlah tersebut mencapai 32,79% dari seluruh pegawai struktural Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng, hal ini tentu menjadi modal dasar yang besar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten 23

34 Soppeng. Sedangkan khusus untuk fungsional penyuluh pertanian, tingkat pendidikan yang paling banyak yaitu S1 sebanyak 52 orang atau 70,27% dari total penyuluh pertanian yang ada, sisanya S2 sebanyak 7 Orang atau 9,46%, SMA sederajat 12 orang atau 16,22%, D3 sebanyak 2 orang atau 2,70% dan S3 sebanyak 1 orang atau 1,35% dari total jumlah penyuluh pertanian yang ada. Namun demikian, selain kendala dalam ketersediaan SDM yang menjadi isu strategis pada Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng adalah mengenai kualitas SDM dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing. 2. Anggaran Dari sisi anggaran, Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sebagai kelembagaan baru yang dibentuk tahun 2016 ini belum mendapatkan alokasi anggaran, akan tetapi untuk masing-masing instansi asal yang membentuk kelembagaan Dinas Pertanian masing-masing Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Bidang perkebunan), Dinas Peternakan dan Perikanan (Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan), serta Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (Bidang Pembinaan dan Penyuluhan) memiliki data alokasi dan realisasi anggaran selama 5 (lima) tahun terakhir sebagai berikut : Tabel 2.3 Alokasi Anggaran Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng Tahun No. Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) , ,- 90, , ,- 96, , ,- 96, , ,- 92, , ,- 97,96 Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Kab. Soppeng 24

35 Tabel 2.4 Alokasi Anggaran Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng Tahun No. Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) , ,- 97, , ,- 91, , ,- 94, , ,- 96, , ,- 94,84 Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan Kab. Soppeng Tabel 2.5 Alokasi Anggaran Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng Tahun No. Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) , ,- 73, , ,- 92, , ,- 93, , ,- 95, , ,- 90,06 Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Soppeng Tabel 2.6 Alokasi Anggaran Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng Tahun No. Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) , ,- 90, , ,- 96, , ,- 92, , ,- 99, , ,- 100,04 Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Soppeng Dari data masing-masing instansi yang tergabung dalam Dinas Pertanian, secara umum hampir setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlah anggaran, kecuali Dinas Kehutanan dan Perkebunan pada Tahun Anggaran 2015, Dinas 25

36 Peternakan dan Perikanan pada Tahun Anggaran 2011, 2012 dan 2013 serta Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan pada Tahun Anggaran 2015 mengalami penurunan. Sedangkan untuk realisasi anggaran ratarata diatas 90% kecuali Dinas Peternakan dan Perikanan pada Tahun Anggaran 2011 yang hanya mencapai 73,22%. Adapun permasalahan dalam realisasi anggaran seringkali disebabkan karena beberapa kegiatan dilaksanakan pada APBD perubahan di Bulan Oktober sehingga ada keterbatasan waktu dalam melaksanakan kegiatan dan penyerapan anggarannnya. Kecermatan dalam menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) yang menjadi pedoman pelaksanaan program/kegiatan baik dari sisi anggaran maupun dari indikator kinerja turut menentukan serapan dan alokasi anggaran yang dibutuhkan. 3. Aset, Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng menempati kantor yang berdiri di atas lahan seluas 570 meter persegi milik Pemerintah Kabupaten Soppeng yang beralamat di Jalan Salotungo, Watansoppeng. Secara umum kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki dan dipergunakan dalam mendukung pelaksanaan kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut : Tabel 2.7 Rekapitulasi Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sampai dengan Tahun 2016 No. Nama Barang Banyaknya Kondisi Barang B KB RB A. Tanah 1. Tanah Bangunan Perumahan Tanah Bangunan Pabrik Pupuk Organik B. Peralatan dan Mesin 1. Mesin Penghancur Batu Mesin Proses Lainnya Screw Conveyor Portable Generating Set Stationary Water Pump Kendaraan roda Kendaraan roda Mesin Kompresor GPS Alat Ukur Universal lainnya

37 No. Nama Barang Banyaknya Kondisi Barang B KB RB Traktor Tangan Alat Pengering (Dryer) Mesin Ketik Manual Mesin Foto copy Lemari Besi/Metal Rak Besi/Metal Filling Besi/Metal Lemari Kaca Lemari Makan Papan Visual Papan Pengumuman White Board Terali Pengaman Lemari Kayu Meja Rapat Meja Makan Kursi Rapat Kursi Tamu (Panjang) Meja ½ Biro Sofa Meja 1 Biro Kursi Kerja Meja Kerja Meubelair Lainnya Lemari Es / Kulkas AC Kompor Gas Televisi Wireless Timbangan Barang Dispenser Handycam Komputer PC Laptop Printer Peralatan Personal Komputer Lainnya Meja Kerja Pejabat Eselon II Meja Kerja Pejabat Eselon III Meja Kerja Pejabat Eselon IV Kursi Kerja Pejabat Eselon II Kursi Kerja Pejabat Eselon III Kursi Kerja Pejabat Eselon IV Kamera Proyektor Microphone/Wireless Mic Peralatan Studio Visual Lainnya Mesin Press ` 49. Loudspeaker Sound System

38 No. Nama Barang Banyaknya Kondisi Barang B KB RB Telepon Mobile / Telepon antar ruangan Handy Talky (HT) Faximile Alat Komunikasi Telepon Lainnya Unit Pemancar VHF/FM Transportable C. Gedung dan Bangunan 1. Bangunan gedung Kantor Permanen Pagar Gedung kantor Papan Nama Kantor Bangunan gudang tertutup permanen Bangunan tempat ibadah permanen Bangunan gedung pabrik permanen Rumah negara Golongan III/Type E permanan D. Jalan, Irigasi dan Jaringan 1. Paving Blok Sumur Gali Jaringan sambungan kerumah kapasitas sedang Instalasi listrik Jaringan Internet E. Barang Inventaris Lainnya F. Konstruksi dalam pengerjaan Catatan : B = Baik KB = Kurang Baik RB = Rusak Berat Berdasarkan Tabel 2.7 diatas terlihat bahwa aset, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng keadaan sampai dengan tahun 2016 merupakan aset dari Dinas sebelumnya yaitu Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, dengan komponen peralatan dan mesin merupakan aset sarana dan prasarana yang terbanyak jenis dan jumlahnya, kemudian disusul komponen gedung dan bangunan, komponen jalan, irigasi dan jaringan dan komponen tanah. Sementara asset lainnya yang berasal dari Unsur Dinas lainnya yang tergabung seperti Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dari Dinas Peternakan dan Perikanan, Bidang Perkebunan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan, serta Bidang Pembinaan dan Penyuluhan dari BP3KP Kab. Soppeng belum dilakukan serah terima pengalihan asset sehingga belum bisa dimasukkan dalam daftar inventaris asset yang ada. 28

39 Lokasi Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang cukup strategis memudahkan aksesibilitas dari dan menuju kantor Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng, lokasi yang terletak dalam kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Soppeng di Jalan Salotungo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng memberi peluang untuk menyelenggarakan kegiatan secara lebih terpadu dan terfokus. Demikian juga sarana pendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang tersedia dalam jumlah dan kualitas memadai seperti kendaraan dinas maupun peralatan penunjang pekerjaan (komputer, printer, kamera dll) dengan anggaran untuk pemeliharaan yang juga cukup memadai. Permasalahan dalam pengelolaan barang berkaitan dengan inventarisasi aset adalah banyaknya barang yang sudah rusak tetapi belum dilakukan penghapusan, serta tidak tersedianya tempat penyimpanan yang memadai untuk barang dan dokumen produk Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng sebagai Dinas lama sebelum terbentuknya Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. Berdasarkan jenis dan jumlah aset, sarana dan prasarana yang dimiliki dan digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng, maka nilai aset sarana dan prasarana tersebut keadaan sampai Desember 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.8 sebagai berikut : Tabel 2.8 Nilai Asset, Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sampai dengan Tahun 2016 No. Aset Tetap Nilai (Rp) Tanah Rp ,00 2. Peralatan dan Mesin Rp ,49 3. Gedung dan Bangunan Rp ,25 4. Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp ,- 5. Barang Inventaris Lainnya Rp. NIHIL 6. Konstruksi dalam Pengerjaan Rp. NIHIL JUMLAH Rp ,74 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Soppeng (SKPD Lama) 29

40 Berdasarkan Tabel 2.8 diatas terlihat nilai aset secara keseluruhan yang dikuasai oleh Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dari Dinas sebelumnya yaitu Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng yaitu senilai Rp ,74, nilai aset yang paling tinggi yaitu peralatan dan mesin senilai Rp ,49 atau 53,42%, disusul gedung dan bangunan senilai Rp ,25 atau 37,06%, tanah senilai Rp ,- atau 7,59%, jalan, irigasi dan jaringannnya senilai Rp ,- atau 1,93%. C. Kinerja Pelayanan SKPD Kinerja pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang utama berkaitan dengan urusan yang menjadi kewenangannya yaitu : Urusan Pilihan yaitu Pertanian. Tingkat capaian kinerja pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan sasaran/target renstra periode sebelumnya pada Instansi-Instansi yang tergabung dalam Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. Berdasarkan renstra periode sebelumnya dari masing-masing instansi yang tergabung dan dikompilasi menjadi indikator kinerja pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng terdiri dari : a. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (kw/hektar). b. Kontribusi sektor pertanian, perkebunan terhadap PDRB (%). c. Cakupan binaan kelompok tani (jumlah kelompok). d. Berkurangnya lahan kritis (%). e. Meningkatnya Kompetensi Petani dalam Mengelola Usaha Tani dan Organisasinya (%) f. Mengembangkan dan Memberdayakan SDM Penyuluhan Pertanian yang Kompetitif, Efektif, Kreatif, Inovatif dan Memiliki Integritas Moral yang tinggi dan berwawasan global dengan dukungan dan prasarana yang memadai (%). g. Populasi Ternak Sapi (ekor). h. Populasi Ternak Kambing (ekor). i. Populasi Ternak Unggas (ekor). j. Kelahiran Sapi Hasil Inseminasi Buatan (ekor). k. Produksi Daging (kilogram). 30

41 Adapun gambaran kinerja pelayanan masing-masing instansi yang tergabung dalam Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sesuai dengan indikator kinerja tersebut diatas yaitu sebagai berikut : 31

42 Tabel 2.9 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD (sesuai permendagri 54/2010) Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 1. Produktivitas padi atau bahan pangan Utama Lokal Lainnya Per Hektar - Padi (GKG) - 65,91-63,72 64,28 64,84 65,38 65,91 57,72 58,93 57,26 58,54 58,26 91,23% 91,68% 88,31% 89,54% 88,39% - Jagung (Pipilan Kering) - 60,45-55,11 56,48 57,83 59,15 60,45 46,98 48,06 44,75 51,69 39,00 85,25% 85,09% 77,38% 87,39% 64,52% - Kedele (Pipilan Kering) - 31,41-28,25 29,04 29,83 30,62 31,41 13,09 11,74 16,74 17,64 20,36 46,34% 40,43% 56,12% 57,61% 64,82% - K. Tanah (Biji Kering) - 23,89-23,52 23,64 23,73 23,82 23,89 14,74 12,74 11,93 18,50 13,21 62,67% 53,89% 50,27% 77,67% 55,30% - K. Hijau (Biji Kering) - 16,72-16,11 16,28 16,44 16,59 16,72 17,38 13,32kw /ha 12,69 13,28 13,80 107,88% 81,82% 77,19% 80,05% 82,54% - Ubi Kayu (Umbi Basah) - 108,02-102,42 103,90 105,32 106,90 108,02 153,69 187,54 182,59 178,65 257,16 150,06% 180,50% 171,47% 167,12% 238,07% - Ubi Jalar (Umbi Basah) - 79,92-78,84 79,11 79,38 79,65 79,92 108,57 142,63k w/ha 158,94 100,43 176,15 137,71% 180,29% 200,23% 126,09% 220,41% 2. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB % % 49.54% 49.63% 49.72% 49.81% 41,25% 39,42% 38,26% 30,25% 83,42% 79,57% 77,09% 60,84% 3. Cakupan bina kelompok tani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 96,51% 80,21% 79,36% 74,92% 89,69% 96,51% 80,21% 79,36% 74,92% 89,69% Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Kab. Soppeng

43 Tabel 2.10 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng (Khusus Terkait Sub Sektor Perkebunan) NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 1 Berkurangnya Lahan Kritis , , , ,8 49,20 125,92 114,28 195,35 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Soppeng

44 Tabel 2.11 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng (Khusus Terkait Sub Sektor Peternakan) No Indikator Kinerja Target SPM Target IKK Target indikator lainnya Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian tahun ke- Rasio capaian pada tahun ke (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 1 Populasi Ternak Sapi (ekor) ekor , , ,1 2 Populasi Ternak kambing (ekor) ekor , , Populasi ternak Unggas (ekor) ekor , Kelahiran Sapi Hasil (Inseminasi Buatan) ekor Produksi Daging (kg) kg , , Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Soppeng

45 Tabel 2.12 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng (Khusus Terkait Urusan Penyuluhan Pertanian) NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD (sesuai permendagri 54/2010) Satuan Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 1 Jumlah Petani yang Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Orang ,00 100,00 100,00 100,00 100, Jumlah Kelembagaan Petani yang mengalami Peningkatan Kelas Kelompok Tani % Penyuluhan Penerapan Teknologi Spesipik Lokasi dalam Peningkatan Produksi Pertanian Klp ,00 941,43 941,43 974,29 106,00 % 90% ,14 106,67 106,25 100,00 83,33 4 % Peningkatan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan yang Efektif dalam meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap para Penyuluh dan Pelaku Utama % 90% ,00 100,00 100,00 100,00 88,89 Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Soppeng

46 Berdasarkan tabel-tabel diatas, untuk Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura terlihat bahwa pada indikator kinerja pelayanan Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar yang telah tercapai atau melampaui targetnya yaitu produktivitas ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan adapun indikator kinerja pelayanan lainnya rata-rata belum mencapai target. Untuk Dinas Kehutanan dan Perkebunan, indikator kinerja pelayanan yang terkait dengan sub sektor perkebunan sebagai bagian dalam Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yaitu Berkurangnya Lahan Kritis. Terkait sub sektor perkebunan tersebut hanya 1 (satu) indikator yang hasilnya telah tercapai bahkan melampaui target dengan rasio capaian 195,35%. Pada Dinas Peternakan dan Perikanan, dari 5 (lima) indikator kinerja pelayanan yang terkait dengan Sub Sektor Peternakan hanya 1 (satu) indikator yang tidak mencapai target, yaitu Kelahiran Sapi Hasil Inseminasi Buatan yang hanya mencapai 32%. Sedangkan indikator lainnya sudah mencapai bahkan melampaui target yang telah ditentukan. Sedangkan untuk Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan, dari 4 (empat) indikator kinerja pelayanan yang terkait dengan Pembinaan dan Penyuluhan Pertanian, 2 (dua) diantaranya tidak mencapai target pada tahun 2015 yaitu Penyuluhan Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi dalam Peningkatan Produksi Pertanian hanya mencapai 83,33% dan Peningkatan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan yang Efektif dalam meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan dan Sikap para Penyuluh dan Pelaku Utama yang mencapai 88,89%. Secara keseluruhan dari Instansi yang tergabung dalam Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng, melihat tingkat capaian kinerja selama 5 (lima) tahun terakhir, masih membutuhkan optimalisasi peningkatan kinerja dalam mencapai targettarget di masa mendatang. Terkhusus kelembagaan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng ke depan akan semakin menantang dengan adanya penggabungan Sub Sektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Penyuluhan Pertanian. 36

47 Disamping mereview capaian kinerja pelayanan SKPD masing-masing yang tergabung dalam Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng juga dilakukan analisis pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode perencanaan sebelumnya untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan khusus pada aspek pendanaan pelayanan SKPD sebagimana dilihat pada Tabel berikut ini : 37

48 Tabel Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) BELANJA DAERAH Belanja langsung tidak ,42 94,21 95,01 93,58 100, Belanja pegawai ,42 94,21 95,01 93,58 100, Belanja langsung ,18 96,91 96,50 92,04 97, Belanja pegawai ,00 96,73 99,55 91,55 99, Belanja barang dan jasa ,48 98,84 96,32 91,55 98, Belanja modal ,64 95,70 98,22 97,04 80,97 ( ) ( ) Total ,73 96,19 96,23 92,23 97, Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Kab. Soppeng

49 Tabel Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng Uraian Anggaran Pada Tahun Ke - Realisasi Anggaran pada Tahun ke - Rasio antara realisasi dan anggaran tahun ke - Rata Rata Pertumbuhan Belanja Belanja Tidak Langsung Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) 8,132,954,773 11,073,076,655 22,320,690,554 24,138,282,202 12,404,241,708 7,902,452,580 10,121,260,065 20,993,870,344 23,407,735,696 11,764,317, ,257, ,372, ,676,992,557 2,942,544,920 2,713,701,952 2,681,378,451 2,711,838,974 2,642,452,113 2,560,302,622 2,510,063,061 2,522,179,037 2,521,147, ,969, ,260, Belanja Pegawai 2,676,992,557 2,942,544,920 2,713,701,952 2,681,378,451 2,711,838,974 2,642,452,113 2,560,302,622 2,510,063,061 2,522,179,037 2,521,147, ,969, ,260, Belanja Langsung 2,778,969,659 5,187,986,815 16,893,286,650 18,775,525,300 6,980,563,760 2,617,548,354 5,000,654,821 15,973,744,222 18,363,377,622 6,722,022, ,318, ,894, Belanja Pegawai 239,000, ,610, ,010, ,630, ,000, ,000, ,326, ,966, ,569, ,980, ,400, ,404, Belanja Barang dan Jasa 1,140,048,000 2,743,056,365 14,419,312,950 16,070,710,000 5,669,340,885 1,091,992,504 2,697,924,321 13,706,992,122 15,756,555,322 5,413,095, ,858, ,220, Belanja Modal 1,399,921,659 2,074,320,450 2,210,963,700 2,123,185,300 1,189,222,875 1,286,555,850 1,932,404,500 2,017,786,100 2,027,253,300 1,186,947, ,139, ,921, Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Soppeng

50 Tabel Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Soppeng Uraian Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran pada tahun ke- Rata-Rata Pertumbuhan Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) Pendapatan ,54 140,69 148,16 113,11 109, Retribusi pemakaian kekayaan daerah Retribusi tempat pelelangan Retribusi rumah potong hewan Retribusi penjualan produksi usaha daerah Retribusi izin usaha perikanan Belanja tidak langsung ,68 150,88 154,54 127,88 122, ,00 103,79 104,67 133,50 - ( ) ( ) ,94 113,82 130,60 113,20 112, ( ) ,00 100,00 100,00 26,34 24, ( ) , , , , , Belanja pegawai , , , , , Belanja langsung , , , , , Belanja pegawai , , , , , Belanja barang/jasa , , , , , Belanja modal , , , , ,0916 (55.931) Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Soppeng

51 Tabel Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng 1. Uraian Anggaran Pada Tahun Ke- Realisasi Anggaran Pada Tahun Ke- Ratio Antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke Rata-Rata Pertumbuhan Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) PENDAPATAN DAERAH - Pendapatan Asli Daerah - Hasil Retribusi Daerah BELANJA DAERAH ,71 96,46 92,13 99,28 100,04 1,32 1,26 A. BELANJA TIDAK LANGSUNG ,9 90,14 89,59 100,5 100,54 2,37 2,35 1. Belanja Pegawai ,5 99,41 99,39 99,36 97,85 2,37 2,35 3. B. BELANJA LANGSUNG ,8 97,74 96,17 97,88 99,27 0,32 0,29 1. Belanja Pegawai ,00 99,29 99,66 97,58 0,24 0,23 2. Belanja Barang dan Jasa ,14 98,15 97,99 99,2 99,21 0,15 0,14 3. Belanja Modal ,54 97,17 94,87 93,47 99,62 13,93 13,92 Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Soppeng

52 D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Untuk mengetahui tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD diperlukan analisis terhadap Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Renstra SKPD Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, hasil telaah terhadap RTRW dan hasil telaah terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun mendatang. Secara umum Pembangunan pertanian di Kabupaten Soppeng memiliki tantangan dan juga sejumlah peluang dalam pelaksanaannya. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. Tantangan yang dihadapi dalam menjalankan tugas dan fungsi SKPD antara lain : a. Pemenuhan kebutuhan sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk dan obat-obatan dengan memenuhi prinsip 6 tepat yaitu : jenis, jumlah,harga, tempat, waktu dan mutu; b. Peningkatan produksi dan produktivitas hasil produk pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan; c. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian seperti jaringan irigasi, jalan tani, jalan produksi, embung, cekdam, sumur air tanah, dll; d. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan tani; e. Penyediaan alat dan mesin pertanian dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan petani; f. Memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah/lahan budidaya pertanian; g. Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian; h. Upaya adaptasi terhadap perubahan iklim dan pelestarian lingkungan hidup; i. Peningkatan nilai tambah dan daya saing dalam pemasaran komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan hasil ternak; j. Peningkatan akses permodalan/pembiayaan usaha tani dengan suku bunga rendah bagi petani; k. Memacu minat generasi muda untuk kembali berusaha tani; 42

53 l. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dan stakeholder lainnya dalam mengembangkan pelayanan dibidang pertanian; m. Globalisasi, pasar bebas, menuntut efisiensi, produktivitas dan mutu hasil pertanian; n. Masih tingginya tingkat kekritisan lahan yang membutuhkan kesadaran petani untuk pengembangan tanaman konservatif. Penelaahan terhadap Renstra Kementerian Pertanian RI dan Renstra SKPD Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan bertujuan untuk mengidentifikasi potensi, peluang, dan tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-isu strategis dan pilihan/kebijakan strategis dalam Renstra SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. Review ini merupakan proses penting untuk harmonisasi dan sinergi serta mencegah tumpang tindih program dan kegiatan antara Renstra SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dengan Renstra Kementerian Pertanian RI dan Renstra SKPD Dinas Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun review capaian sasaran Renstra SKPD dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.17 Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota Sasaran pada Renstra SKPD Provinsi Sasaran pada Renstra K/L (1) (2) (3) (4) (5) 1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (kw/hektar) Produktivitas : * Padi () ,53 53,14 * Jagung () ,99 54,80 * Kedelai () ,23 16,93 * Kacang Tanah () ,91 15,42 * Kacang Hijau () ,40 12,50 * Ubi Kayu () ,74 260,30 * Ubi Jalar () ,70 172,16 Produksi : * Padi (Ton) * Jagung (Ton) * Kedelai (Ton) * Kacang Tanah (Ton) * Kacang Hijau (Ton) * Ubi Kayu (Ton) * Ubi Jalar (Ton) Kontribusi sektor pertanian, perkebunan terhadap PDRB (%) 29,27% 7,20 9,80 3 Cakupan binaan kelompok tani (jumlah kelompok) 109,06% - 83,63% 4 Berkurangnya Lahan Kritis 7,99%

54 No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota Sasaran pada Renstra SKPD Provinsi Sasaran pada Renstra K/L (1) (2) (3) (4) (5) 5 Populasi Ternak Sapi (ekor) Populasi Ternak Kambing (ekor) Populasi Ternak Unggas (ekor) Kelahiran Sapi Hasil Inseminasi Buatan (ekor) 97 9 Produksi Daging (Kg) Jumlah Petani yang Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (org) Jumlah Kelembagaan Petani yang 11 mencapai Peningkatan Kelas Kelompok Tani (klp) 650 Penyuluhan Penerapan Teknologi 12 Spesifik Lokasi dalam Peningkatan 90% Produksi Pertanian Peningkatan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan yang efektif dalam 13 meningkatkan Pengetahuan, 90% Keterampilan dan Sikap para Penyuluh dan Pelaku Utama Sumber : Masing-masing Instansi yang Tergabung dalam Dinas Pertanian Kab. Soppeng 320 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar masing-masing komoditas tanaman pangan pada tahun 2015 diuraikan sebagai berikut ; - Capaian Produktivitas Komoditi Padi mencapai 58,26. Capaian ini di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 52,53 pada tahun Begitupula diatas target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 53,14 pada akhir tahun Capaian Produktivitas Komoditi Jagung mencapai 39,00. Capaian ini masih di bawah target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 47,99 pada tahun Begitupula masih dibawah target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 54,80 pada akhir tahun Capaian Produktivitas Komoditi Kedelai mencapai 20,36. Capaian ini sudah di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 15,23 pada tahun Begitupula sudah diatas target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 16,93 pada akhir tahun

55 - Capaian Produktivitas Komoditi Kacang Tanah mencapai 13,21. Capaian ini sudah di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 11,91 pada tahun Akan tetapi capaian ini masih dibawah target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 15,42 pada akhir tahun Capaian Produktivitas Komoditi Kacang Hijau mencapai 13,80. Capaian ini juga sudah di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 13,40 pada tahun Begitupula capaian ini sudah diatas target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 12,50 pada akhir tahun Capaian Produktivitas Komoditi Ubi kayu mencapai 257,16. Capaian ini sudah di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 223,74 pada tahun Namun demikian capaian ini masih dibawah target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 260,30 pada akhir tahun Capaian Produktivitas Komoditi Ubi jalar mencapai 176,15. Capaian ini sudah di atas target kinerja sasaran Rentra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sul-Sel yaitu 143,70 pada tahun Begitupula capaian ini sudah diatas target kinerja sasaran Kementerian Pertanian yaitu 172,16 pada akhir tahun Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun disusun untuk mengembangkan struktur dan pola ruang wilayah dalam tataran kabupaten melalui rencana struktur dan pemanfaatan ruang maupun rencana pengembangan prasarana wilayah. Selain itu Review RTRW KabupatenSoppeng juga menjadi pedoman bagi pemerintah kabupaten untuk menata ruang wilayah agar terwujud struktur dan pola ruang wilayah yang sinergis dan terpadu dalam sistem tata ruang wilayah Kabupaten Soppeng. Sesuai dengan UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRW Kabupaten Soppeng juga mengacu pada tataran yang lebih makro yaitu RTRW Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi dan RTRW Prov. Sul-Sel Tahun Adapun kebijakan dan strategi RTRW Kabupaten Soppeng yang terkait bidang pertanian adalah sebagai berikut : 45

56 a. Kebijakan Pengembangan kawasan perdesaan dan perkotaan Strategi untuk Pengembangan kawasan perdesaan dan perkotaan meliputi : Mengembangkan kawasan perdesaan dan perkotaan dengan mengacu pada karakteristik secara fisik-morfologi dan kegiatan ekonominya; Mengembangkan kawasan sesuai dengan potensi wilayah yang dimiliki untuk perdesaan dengan berbasis pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan sedangkan untuk perkotaan diarahkan berdasarkan hirarki kekotaan yakni pusat pelayanan, aksebilitas, fasilitas dan pemusatan kegiatan ekonomi wilayah; dan Mendorong kawasan perkotaan dan perdesaan serta pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya. b. Kebijakan Peningkatan Akses Pelayanan dan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah secara merata dan berhirarki Strategi untuk Peningkatan Akses Pelayanan dan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah secara merata dan berhirarki meliputi : Membangun dan mengembangkan kawasan agropolitan sebagai andalan pengembangan kawasan perdesaan. c. Kebijakan Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Jaringan Prasarana Strategi untuk Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Jaringan Prasarana meliputi : Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air; Mengembangkan sumber daya air untuk pemanfaatan, pengendalian dan pelestarian sumber daya air melalui pembuatan sumur-sumur resapan dan perlindungan kawasan mata air, sungai dan danau. d. Kebijakan pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup meliputi : Membatasi kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu pelestarian lingkungan hidup; 46

57 Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun sebagai akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah. e. Kebijakan perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya Strategi perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya : Mengembangkan potensi unggulan pada pusat-pusat pertumbuhan untuk mendorong pemerataan pembangunan; Mengembangkan kawasan budidaya untuk mengakomodasikan kegiatan peruntukan hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industri, energi, pariwisata serta peruntukan lainnya; Mengembangkan kawasan peruntukan pertanian meliputi peruntukan budidaya tanaman pangan, budidaya hortikultura diarahkan untuk menjaga ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan; Mendorong pengembangan kawasan budidaya melalui penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana penunjang; dan Mengendalikan kegiatan budidaya sesuai dengan peruntukan lahan, kemampuan lahan dan konflik pemanfaatan ruang. f. Kebijakan pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional meliputi : Menetapkan suatu ruang kegiatan sektor unggulan tertentu sebagai kawasan strategis yang memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi wilayah; Memanfaatkan sumber daya pesisir danau dan sungai melalui pemanfaatan jasa-jasa lingkungan, potensi perikanan dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem danau, sungai dan pemberdayaan masyarakat; dan Mengembangkan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis pertanian, industri kecil, dan pariwisata yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang. 47

58 g. Kebijakan pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi Strategi untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi meliputi : Mengembangkan sumber daya alam yang tersedia dengan penggunaan teknologi tinggi; dan Pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tinggi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. h. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi : Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung; Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya; dan Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis kabupaten. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Rencana struktur ruang wilayah daerah Kabupaten Soppeng meliputi : a. Pusat-pusat kegiatan; b. Sistem jaringan prasarana utama; dan c. Sistem jaringan prasarana lainnya. Berdasarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah Daerah untuk pembangunan pertanian difokuskan pada : a. Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana lainnya, terdiri dari : 1) Sistem jaringan sumber daya air yang meliputi jaringan sumber daya air yang terdiri atas ; a. Wilayah Sungai (WS) yaitu WS Walanae Cenranae yang merupakan wilayah sungai strategis nasional yang meliputi DAS Cenrana; b. Bendung, yaitu Bendung Salobunne dan Bendung Lajaroko di Kecamatan Marioriawa, Bendung Leworeng di Kecamatan Donri-Donri dan Bendung Tinco di Kecamatan Lalabata, Bendung Langkemme di Kecamatan Marioriwawo, dan Bendung Paroto di Kecamatan Lilirilau; c. Embung, yaitu Embung Allopereng di Kecamatan Donri-donri, dan Embung Lapince di Kecamatan Marioriwawo; 48

59 2) Sistem jaringan irigasi meliputi jaringan irigasi tersier yang melayani Daerah Irigasi (DI) di wilayah Kabupaten Soppeng yang terdiri dari Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Kabupaten terdiri dari 118 (seratus delapan belas) DI meliputi total luas pelayanan (sepuluh ribu seratus sebelas) hektar. Sedangkan Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng meliputi rencana peruntukan kawasan lindung dan rencana peruntukan kawasan budidaya. a. Kawasan budidaya, terdiri dari ; 1) Peruntukan kawasan budidaya pertanian tanaman pangan dengan luas (empat puluh enam ribu empat ratus sembilan puluh enam ribu) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; 2) Peruntukan kawasan budidaya pertanian hortikultura dengan luas (dua puluh satu ribu lima ratus empat puluh sembilan) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau. 49

60 No Rencana Struktur Ruang Tabel 2.18 Hasil Telaah Struktur Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Struktur Ruang Saat Ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Stuktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) A SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA 1 Sistem jaringan sumber daya air Pengembangan Sumber air Prasarana sumber daya air Pengembangan air permukaan pada wilayah sungai (WS) yang potensial dijadikan sumber air untuk irigasi Pembuatan bendung pada daerah yang potensial dijadikan sumber air untuk irigasi Pembuatan embung pada daerah yang potensial dijadikan sumber air untuk irigasi Pengembangan Jaringan irigasi tersier yang melayani Daerah Irigasi (DI) di wilayah Kabupaten Soppeng WS Walanae Cenranae yang merupakan wilayah sungai strategis nasional yang meliputi DAS Cenrana dan DAS lainnya Bendung Salobunne dan Bendung Lajaroko di Kecamatan Marioriawa, Bendung Leworeng di Kecamatan Donri-Donri dan Bendung Tinco di Kecamatan Lalabata, Bendung Langkemme di Kecamatan Marioriwawo, dan Bendung Paroto di Kecamatan Lilirilau Embung Allopereng di Kecamatan Donri-donri, dan Embung Lapince di Kecamatan Marioriwawo dan Embung di Kecamatan lainnya Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Kabupaten terdiri dari 118 (seratus delapan belas) DI meliputi total luas pelayanan (sepuluh ribu seratus sebelas) hektar

61 Renstra Dinas Pertanian Kab. Soppeng Gambar 3. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Soppeng Tahun

62 Tabel 2.19 Hasil Telaah Pola Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) A KAWASAN BUDIDAYA 1 Kawasan Budidaya Pertanian Tanaman Pangan Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan berkelanjutan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Seluruh Kecamatan di Kab. Soppeng Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluhan Program Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama Pengembangan Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dengan luas (empat puluh enam ribu empat ratus sembilan puluh enam ribu) hektar ditetapkan Pengaruh terhadap pelayanan sangat nyata karena dapat mendukung swasembada pangan dan surplus beras melalui pengawalan dan pendampingan penyuluh di wilayah sentra pengembangan Pengaruh terhadap pelayanan sangat nyata dalam merubah PKS (Pengetahuan, Keterampilan dan sikap) Pelaku Utama Arahan Lokasi layanan SKPD untuk Lokasi Pengembangan Sentra Produksi Pangan di Kec. Marioriwawo, Liliriaja, Lilirilau, Lalabata, Donri-Donri, Marioriawa, Ganra dan Citta 2 Kawasan Budidaya Pertanian Hortikultura Kawasan Pertanian Hortikultura Seluruh Kecamatan di Kab. Soppeng Kawasan peruntukan pertanian hortikultura Pengembangan Kawasan peruntukan pertanian hortikultura dengan luas (dua puluh satu ribu lima ratus empat puluh sembilan) hektar Arahan Lokasi layanan SKPD untuk Lokasi Pengembangan Sentra Produksi Hortikultura di Kec. Marioriwawo, Liliriaja, Lilirilau, Lalabata, Donri-Donri, Marioriawa, Ganra dan Citta

63 No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluhan Pengaruh terhadap pelayanan sangat nyata karena dapat mendukung swasembada pangan dan surplus beras melalui pengawalan dan pendampingan penyuluh di wilayah sentra pengembangan 3 Kawasan Budidaya Pertanian Perkebunan Kawasan Pertanian Tanaman Perkebunan Seluruh Kecamatan di Kab. Soppeng Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Perkebunan Sangat berpengaruh dalam menjalankan pelayanan untuk mencapai target peningkatan produksi, poduktivitas dan mutu hasil perkebunan Arahan Lokasi layanan SKPD untuk Lokasi Pengembangan Sentra Produksi Perkebunan di Kec. Marioriwawo, Liliriaja, Lilirilau, Lalabata, Donri-Donri, Marioriawa, Ganra dan Citta Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluhan Pengaruh terhadap pelayanan sangat nyata karena dapat mendukung pengembangan sentra produksi perkebunan melalui pengawalan dan pendampingan penyuluh 4 Kawasan Pengembangan Peternakan Kawasan Pengembangan Peternakan Seluruh Kecamatan di Kab. Soppeng Peningkatan Produksi Peternakan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan Adanya pengaruh positif terhadap pelayanan SKPD karena dapat mendukung pembangunan dan peningkatan produksi hasil peternakan Arahan Lokasi layanan SKPD untuk Lokasi Pengembangan Peternakan di Kec. Marioriwawo, Liliriaja, Lilirilau, Lalabata, Donri- Donri, Marioriawa, Ganra dan Citta

64 No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) B PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS 1 2 Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang ada di Kabupaten Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi KSK dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi Kawasan lahan pangan berkelanjutan komoditas beras dan jagung Kawasan pengembangan lahan petanian dan kawasan agropolitan Sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Marioriwawo, dan Kecamatan Ganra

65 Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) memuat kajian antara lain; 1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; 2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup; 3. Kinerja layanan/jasa ekosistem; 4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam; 5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan 6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati. Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui, maka: 1. Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS; dan 2. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi. Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis terhadap dokumen hasil KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada program dan kegiatan pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup. Jika ada, maka program dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan rekomendasi KLHS. 55

66 Tabel 2.20 Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS RPJMD Kabupaten Soppeng Terkait Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi terhadap Pelayanan SKPD Catatan bagi Perumusan Program dan Kegiatan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) 1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan 2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup 3. Kinerja layanan / jasa ekosistem Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian Peningkatan produksi pertanian dilakukan dengan menggunakan sarana produksi pestisida dan pupuk kimia (anorganik) Terjadinya alihfungsi lahan produktif ke non pertanian akan berdampak terhadap tingkat ketersediaan bahan pangan utama, mengurangi kesempatan kerja/lapangan usaha disektor pertanian serta menurunkan kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Soppeng Pemakaian pestisida dan pupuk kimia dapat menurunkan kualitas tanah dan air sungai yang ada di sekitarnya. Pemanfaatan Limbah Peternakan dapat mengurangi resiko pencemaran lingkungan hidup Penyusunan PERDA Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) Penggunaan pupuk diarahkan pada penggunaan pupuk secara berimbang dan/atau penggunaan pupuk organik. Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan 4. Efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam 5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim Meningkatnya degradasi lahan dan sumberdaya air Dampak perubahan iklim menyebabkan terjadinya bencana alam banjir, kekeringan dan serangan OPT Pengembangan optimasi lahan dan konservasi lahan dan air Pemanfaatan sumbersumber air tanah dan air permukaan 56

67 BAB III. ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi dan perumusan permasalahan dan isu strategis di Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng diperlukan untuk mengetahui berbagai faktor yang menjadi penghambat dan berpengaruh terhadap kinerja pembangunan daerah selama ini. Hasil identifikasi tersebut diharapkan dapat menjadi input dan memberi arah dalam perumusan desain perencanaan pembangunan daerah dalam lima tahun ke depan. Munculnya permasalahan karena adanya kesenjangan antara kinerja pembangunan yang telah dicapai saat ini dengan yang direncanakan atau yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Potensi permasalahan pembangunan muncul karena belum optimalnya menggunakan kekuatan yang dimiliki dan tidak dapat mengatasi kelemahan yang ada. Disamping itu, ketidakmampuan memanfaatkan peluang yang ada serta tidak tanggap terhadap ancaman juga merupakan sumber lahirnya permasalahan pembangunan daerah. Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang berkaitan dengan pelayanan dibidang pertanian dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Produksi dan tingkat produktivitas hasil pertanian belum optimal; 2. Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu dan bersertifikat ditingkat kelompok tani; 3. Belum optimalnya layanan jaringan irigasi ; 4. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian; 5. Tingginya harga pupuk ditingkat petani; 6. Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian seperti irigasi, sumur air tanah dangkal/dalam, embung, dam parit, irigasi air permukaan, jalan usahatani dan sarana prasarana pertanian lainnya; 7. Belum optimalnya pembinaan dan penguatan kelembagaan petani; 8. Penyaluran bantuan pupuk bersubsidi tidak tepat waktu sesuai jadwal musim tanam; 57

68 9. Terbatasnya ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi pertanian; 10. Terjadinya bencana alam banjir dan kekeringan serta serangan hama penyakit ; 11. Rendahnya penerapan teknologi pertanian ditingkat kelompok tani; 12. Belum berkembangnya unit usaha pengolahan hasil pertanian; 13. Daya saing produk olahan hasil hasil pertanian masih rendah; 14. Menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB; 15. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil produksi pertanian; 16. Masih rendahnya mutu produk pertanian; 17. Kurangnya produktifitas dan kualitas bibit ternak yang dihasilkan; 18. Rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan peternakan secara intensif; 19. Masih seringnya muncul wabah penyakit ternak; 20. Masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap perizinan dan pelayanan usaha produk pertanian; 21. Masih rendahnya akses petani terhadap pasar; 22. Ratio penyuluh terhadap wilayah kerja masih belum proporsional; 23. Mekanisme penyelenggaraan sistem penyuluhan pertanian belum berjalan sesuai dengan harapan; 24. Peningkatan kompetensi penyuluh pertanian masih perlu ditingkatkan dan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi pertanian; dan 25. Dukungan dana terhadap penyelenggaraan penyuluhan masih minim; 26. Belum dibentuknya komisi penyuluhan pertanian. Untuk lebih jelasnya permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dapat diuraikan berdasarkan bidang sebagaimana dalam Tabel 3.1 berikut : 58

69 Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Terkait Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura serta Pengolahan dan Pemasaran SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Aspek Kajian Capaian saat ini Standar yang Digunakan Internal Faktor yang mempengaruhi Eksternal (1) (2) (3) (4) (5) (6) Gambaran Pelayanan SKPD Terkait Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura serta Pengolahan dan Pemasaran Produktivitas padi atau bahan pangan Utama Lokal Lainnya Per Hektar * Padi 58,26 65,91 * Jagung 39,00 60,45 * Kedelai 20,36 31,41 * Kacang Tanah 13,21 23,89 * Kacang Hijau 13,80 16,72 * Ubi Kayu 257,16 108,02 *Ubi Jalar 176,15 79,92 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB 30,25% 49,81% Cakupan Bina kelompok tani 89,69% 100% Kajian Renstra Kementerian Pertanian Peningkatan ProduksiTanaman pangan * Padi (Ton GKG) * Jagung (Ton Pipilan) * Kedelai (Ton BK) * Kacang Tanah (Ton BK) * Kacang Hijau (Ton BK) * Ubi Kayu (Ton UB) * Ubi Jalar (Ton UB) ,05 a. Terbentuknya kelembagaan Dinas Pertanian Kab. Soppeng berdasarkan Perda No. 5 Tahun 2016 b. Besarnya perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura c. Adanya hasil olahan produk pertanian yang memiliki nilai tambah c. Kewenangan yang diserahkan oleh pemerintah pusat ke kabupaten d. Komitmen pimpinan dan seluruh staf dalam upaya pencapaian peningkatan produktivitas tanaman pangan c. Dukungan regulasi dan peraturan perundang-undangan yang terkait. d. Dukungan pembiayaan/dana yang relatif masih terbatas Dukungan anggaran dari kementerian baik melalui danadekonsentrasi, tugas pembantuandan lain-lain a. Dampak perubahan iklim sehingga terjadi banjir dan kekeringan serta serangan OPT b. Tingkat kesuburan lahan pertanian semakin menurun c. Penanganan panen dan pasca panen hasil produksi pertanian yang masih kurang d. Tingkat kesuburan lahan pertanian semakin menurun e. Upaya Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan belum berjalan dengan baik f. Masih rendahnya koordinasi antar instansi terkait dan stakeholder lainnya g. Penduduk sebagian besar bekerja di sektor pertanian Dampak fenomena iklim, adanya bencana alam banjir & kekeringan Permasalahan 1. Tingkat produktivitas hasil pertanian masih rendah 2. Belum optimalnya layanan jaringan irigasi 3. Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu yang bersertifikat ditingkat kelompok tani 4. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian 5. Tingginya harga pupuk ditingkat petani 6.Penyaluran bantuan pupuk tidak tepat waktu sesuai jadwal musim tanam 7. Terbatasnya ketersedian infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian 8. Belum optimalnya pembinaan kelembagaan tani 9. Terbatasnya ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura 10. Terjadinya bencana alam banjir dan kekeringan serta serangan hama penyakit 11. Rendahnya penerapan teknologi pertanian ditingkat kelompok tani 12. Belum berkembangnya unit usaha pengolahan hasil pertanian 13. Daya saing produk olahan hasil pertanian masih rendah 14. Masih rendahnya hasil produksi hortikultura 15. Menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB 16. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil produksi pertanian Belum optimalnya dukungan sarana dan prasarana, yaitu benih, pupuk, jaringan irigasi, alat dan mesin pertanian, sarana pasca panen, dan sarana perhubungan

70 Aspek Kajian Capaian saat ini Standar yang Digunakan Internal Faktor yang mempengaruhi Eksternal Permasalahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Peningkatan Produksi Peningkatan Komitmen pimpinan K/L Semakin menurunnya Hortikultura Produksi besertajajarannya dalam rangka tingkatkesuburan tanah Hortikultura mendukung peningkatan produksi dan produktivitas Pengamanan Produksi pangan melalui PerbaikanTingkat Kehilangan HasilKomoditi Padi Pengamanan Produksi pangan melalui PerbaikanTingkat Kehilangan HasilKomoditi Padi Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani NTP Kajian Renstra Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Selatan Persentase TingkatKehilangan Hasil Kajian Renstra Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Selatan * Padi (Ton GKG) * Jagung (Ton Pipilan) * Kedelai (Ton BK) * Kacang Tanah (Ton BK) * Kacang Hijau (Ton BK) * Ubi Kayu (Ton UB) * Ubi Jalar (Ton UB) Peningkatan Produksi Hortikultura (Ton) Pengamanan Produksi pangan melalui PerbaikanTingkat Kehilangan HasilKomoditi Padi Nilai TukarPetani Kajian RTRW Pemanfaatan kawasan budidaya Kajian KLHS Pemanfaatan kawasan budidaya Adanya dukungan anggaran dari pemerintah provinsi maupun daripemerintah pusat Komitmen pimpinan dan seluruh staf dalam upaya pencapaian peningkatan produktivitas dan produksi. Persentase Peraturan perundangundanganyang TingkatKehilangan mendukung. Hasil NTP UU. Nomor 41 Tahun2009 tentang Perlindungan LahanPertanian Pangan Berkelanjutan Perda Kab. Soppeng Nomor 8Tahun 2012 tentang RTRW Kab. Soppeng tahun Tingkat produktifitas komoditas pertanian masih rendah * Padi 58,26 65,91 * Jagung 39,00 60,45 * Kedelai 20,36 31,41 * Kacang Tanah 13,21 23,89 a. Pengembangan Kawasan komoditas b. Pengembangan JITUT danjides c. Optimasi lahan d. Pengembangan alsintan danpupuk organik Belum optimalnya implementasi penerapan penggunaan pupuk organikdan pestisida hayati Alih fungsi lahan yang semakin meningkat Dampak fenomena iklim, adanyabencana alam banjir & kekeringan Semakin menurunnya tingkatkesuburan tanah. Alih fungsi lahan yang semakinmeningkat a. Komitmen Kabupatenterhadap LP2B melalui penyusunan PERDA LP2B b. Luas Potensi Lahan Pertanian yang dapat diusahakan c.penduduk Kabupaten Soppeng sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani Meningkatnya penggunaan pupuk anorganik dan bahan kimia lainnya dalam proses budidaya pertanian Penyediaan saranaproduksi seperti benihdan pupuk belummemenuhi prinsip 5T(tepat waktu, jenis, jumlah,tempat, dan harga), sertabelum optimalnyadukungan sarana danprasarana, yaitu jaringanirigasi, alat dan mesinpertanian, sarana pascapanen, dan saranaperhubungan. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian Menurunnya Tingkat kesuburan lahan pertanian

71 Aspek Kajian Capaian saat ini Standar yang Digunakan Internal Faktor yang mempengaruhi Eksternal Permasalahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) * Kacang Hijau 13,80 16,72 * Ubi Kayu 257,16 108,02 * Ubi Jalar 176,15 79,92 Alih fungsi lahan pertanian Perubahan lahan Perubahan lahan produktif ke non pertanian sawah jadi perumahan/ruko dan atau bangunan lainnya sawah jadi perumahan/ruko dan atau bangunan lainnya Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Kab. Soppeng Belum adanya regulasi Perda tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan(PLP2B) Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Soppeng tingkat ketersediaan bahan pangan utama, mengurangi kesempatan kerja/ lapangan usaha disektor pertanian serta menurunkan kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Soppeng

72 Tabel 3.2 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Terkait Bidang Peternakan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat Ini Standar yang Digunakan INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) Faktor yang Mempengaruhi EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Permasalahan Pelayanan SKPD Gambaran Pelayanan SKPD Terkait Bidang Peternakan Populasi Ternak Sapi (ekor) 41,327 35,000 Populasi Ternak kambing (ekor) 21,829 15,000 Populasi ternak Unggas (ekor) 1,818,784 1,100,050 Kelahiran Sapi Hasil (IB) Produksi Daging (kg) 867, ,000 Sumber : Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Soppeng Adanya inovasi teknologi peternakan dalam pemanfaatan limbah pertanian menjadi pakan ternak melalui kegiatan pelatihan teknologi peternakan Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam manajemen pemeliharaan ternak kambing karena adanya pelatihanpelatihan dan pembinaan teknis dari dinas Meningkatnya pengetahuan peternak dalam manajemen penanganan penyakit ternak unggas karena adanya penyuluhan dan pembinaan teknis dari dinas Adanya kegiatan gertak birahi dan inseminasi buatan (GBIB) yang merupakan program nasional Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam manajemen pemeliharaan ternak sehingga kualitas dan kuantitas produksi daging juga meningkat karena adanya penyuluhan dan pembinaan teknis dari dinas Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran peternak tentang cara beternak secara intensif Meningkatnya minat peternak terhadap pemeliharaan ternak kambing akibat adanya peluang pasar yang semakin besar Meningkatnya kesadaran peternak dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak unggas melalui vaksinasi dan pemberian obat Masih rendahnya pengetahuan peternak tentang inseminasi buatan Meningkatnya populasi ternak, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi/protein hewani yang menyebabkan permintaan daging semakin meningkat Terbatasnya SDM khususnya tenaga teknis di lapangan Terbatasnya SDM khususnya tenaga teknis di lapangan Terbatasnya SDM khususnya tenaga teknis di lapangan Kurangnya petugas inseminator, masih banyaknya kelahiran ternak sapi hasil IB yang belum terlapor Masih banyaknya pemotongan ternak yang tidak tercatat karena belum adanya rumah potong hewan (RPH)

73 Tabel 3.3 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Terkait Bidang Penyuluhan Pertanian SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Faktor yang mempengaruhi Aspek Kajian Capaian/ kondisi saat ini Standar yang digunakan Internal Eksternal Permasalahan Pelayanan Gambaran Pelayanan SKPD Terkait Bidang Peternakan Ketenagaan Penyuluhan Kelembagaan Penyuluh Kemandirian Kelembagaan Petani Penyelenggaraan penyuluhan - 10 org Kab - 40 org Tk. Kec - 53 Org Tk Desa 1 Bapelluh (campuran) 8 BPP KECAMATAN (campuran) - 10 org Kab - 40 org Tk. Kec - 70 Org Tk Desa 1 Bapelluh (Berdiri sendiri) 8 BPP KECAMATAN (Berdiri sendiri) Penempatan PPL belum sesuai spesifik lokasi Koordinasi, Mediasi, Fasilitasi 155 Klp (mandiri) 763 kelompok Pengelolaan manajemen kelompok 80% 90% Implementasi kebijakan dan program Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Soppeng Kebijakan Penerimaan ASN Koordinasi, Alokasi dan Advokasi Pembinaan dan peran penyuluh Dukungan stakeholder dan instansi terkait Kurangnya rekruitmen penyuluh Koordinasi penyuluhan belum maksimal sesuai UU Kurangnya pembinaan dan akses informasi teknologi dan permodalan Efektifitas penyelenggaraan penyuluhan belum maksimal

74 Renstra Dinas Pertanian Kab. Soppeng Dari identifikasi permasalahan SKPD berdasarkan Tugas dan Fungsi,maka dilakukan analisis isu strategis yang berhubungan atau mempengaruhi SKPD dari faktor eksernal lainnya sebagaimana diuraikan dalam Tabel 3.2 berikut : Tabel 3.4 Identifikasi Isu-isu Strategis (Lingkungan Eksternal) No. (1) Isu Strategis Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/Lokal Lain-lain (2) (3) (4) (5) Peningkatan daya saing produk di dalam negeri memasuki pasar bebas AEC (ASEAN Economic Community 2015) Indonesia sebagai target pasar Kemiskinan dan pengangguran Dampak perubahan iklim sehingga terjadi banjir dan kekeringan serta serangan OPT 1. Perubahan Iklim Global 2. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Globalisasi perdagangan dan jasa Fluktuasi harga dan kurs mata uang Peningkatan jumlah penduduk Kecukupan produksi komoditas strateg is (padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah) serta pengurangan ketergantungan impor Diversifikasi pangan untuk mengurangi konsumsi beras dan tepung terigu Peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan petani Krisis energi, pemenuhan pelayanan dasar kebutuhan energi listrik Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian semakin meningkat Tingkat Produktivitas komoditas pertanian masih rendah Penerapan teknologi pertanian ditingkat kelompok tani masih rendah Tingkat kesuburan lahan pertanian semakin menurun Ketersediaan dan penggunaan sarana produksi ditingkat kelompok tani masih rendah Tingginya harga pupuk ditingkat petani Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian masih terbatas Penguatan dan pembinaan kelembagaan tani belum berjalan optimal Daya saing produk olahan hasil produksi maih rendah Ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura masih terbatas Terjadinya Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian Masih tingginya tingkat kehilangan hasil produksi pertanian Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Kab. Soppeng B. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Sesuai dengan Visi dan Misi Kabupaten Soppeng yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun yaitu : Visi : Pemerintahan yang Melayani dan Lebih Baik Pada rumusan visi ini terkandung substansi perwujudan visi bahwa Kabupaten Soppeng pemerintahannya akan lebih melayani dan daerahnya akan lebih baik. Terdapat dua pokok visi pada rumusan visi ini yakni pemerintahan yang melayani dan Kabupaten Soppeng yang lebih baik. 64

75 Pemerintahan yang melayani bermakna bahwa dalam lima tahun kedepan kehadiran pemerintah akan semakin signifikan dalam melayani rakyatnya.hakekat kehadiran pemerintahan adalah untuk melayani rakyatnya. Pemerintah tidak hadir untuk dilayani tetapi untuk dilayani. Kondisi yang hendak dicapai dengan pokok visi ini adalah terjadinya peningkatan kinerja pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan petani dan kemajuan pertanian, pendidikan yang unggul dan murah, pelayanan publik yang prima, pariwisata yang berkembang, infrastruktur transportasi yang baik, tata kelola pemerintahan yang baik, pelayanan kesehatan yang unggul dan murah, serta kehidupan beragama yang kondusif dan tingginya partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan. Kabupaten Soppeng yang lebih baik bermakna bahwa Kabupaten Soppeng akan terakselerasi kemajuannya sehingga mencapai posisi sebagai daerah yang merupakan pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan. Sebagaimana Visi RPJMD Sulawesi Selatan salah satu pokok visinya adalah pilar utama pembangunan nasional dalam hal ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan, maka Kabupaten Soppeng dalam lima tahun kedepan akan menjadi pilar utama Sulawesi Selatan dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan. Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi yang akan ditempuh adalah sebagai berikut : 1. Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani; 2. Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga; 3. Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik; 4. Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman; 5. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi; 6. Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah; 7. Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan; 8. Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan; dan 9. Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi. 65

76 Mengingat eratnya kaitan antara Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dengan Dokumen RPJMD , maka dalam penyusunannya harus menjadikan Dokumen Perencanaan Jangka Menengahtersebut sebagai acuan, artinya indikator kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng harus diarahkan untuk mencapai target kinerja sesuai dengan kewenangan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang telah dicantumkan dalam target Kinerja RPJMD. Dari ke sembilan misi tersebut, berdasarkan urusan dan kewenangan yang dimiliki dalam rangka pencapaian Misi Pemerintah Kabupaten Soppeng, Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berkontribusi untuk mewujudkan sebagian Misi dalam RPJMD sesuai dengan kewenangan yang dimiliki sebagai berikut: a) Misi ke -1, Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan propetani, dengan indikator kinerja : - Nilai Tukar Petani (NTP) - PDRB per kapita petani (Rp) - Cakupan layanan irigasi (Ha) - Jumlah Unit Usaha dalam Pengolahan Hasil Pertanian Berdasarkan hasil identifikasi SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang akan menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis pelayanan SKPD. Untuk lebih jelasnya faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD terhadap pencapaian visi dan misi kepala daerah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : 66

77 Tabel 3.5 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi : Pemerintahan yang Melayani dan Lebih Baik No. Misi dan Program KDH dan Wakil KDH Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD terpilih Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1. Misi 1 : Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani di Kabupaten Soppeng Tahun 2021 Program peningkatan produksi, produktivitas dan Tingkat produktivitas hasil pertanian masih Penerapan teknologi budidaya yang tidak Tersedianya paket teknologi budidaya mutu hasil produksi Tanaman Pangan rendah sesuai anjuran teknis yang spesifik lokasi Program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil Perkebunan Rendahnya penerapan teknologi pertanian ditingkat kelompok tani Masih tingginya tingkat kehilangan hasil produksi pertanian Kondisi Tanaman Perkebunan yang sudah tua serta ketersediaan bibit dan sarana produksi lainnya yang kurang menyebabkan penurunan produksi dan produktivitas yang berimbas pada pendapatan petani Rendahnya kemampuan petani mengadobsi teknologi Terbatasnya teknologi alat dan mesin panen yang dapat dimanfaatkan oleh petani Minat Petani untuk memelihara tanamannya berkurang, lebih memilih tanaman yang pada saat itu memiliki harga tinggi Adanya factor perubahan iklim dan serangan hama penyakit pada tanaman Rendahnya kualitas SDM Petani dalam penerapan teknologi budidaya Program peningkatan produksi hasil peternakan Belum optimalnya usaha peternakan yang ada Kurangnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengoptimalkan produksi hasil usaha ternaknya serta terbatasnya dukungan modal Program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil Hortikultura Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana & Prasarana Pertanian Tersedianya hasil kajian paket teknologipertanian Pelaksanaan pelatihan dan demonstrasi panen Meningkatnya permintaan pasar pada produk hasil perkebunan Adanya program pemerintah pusat dalam peningkatan produksi dan mutu hasil perkebunan Adanya program pelatihan petani dan aparat Adanya program pelatihan peternak dalam peningkatan produksi hasil ternak, serta program kemitraan dalam permodalan Masih rendahnya hasil produksi hortikultura Penrapan GAP/SOP belum sepenuhnya Tersedianya komoditas hortikultura yang dilakukan oleh petani beragam dapat diusahakan Belum optimalnya layanan jaringan irigasi Panjang jaringan irigasi yang masih terbatas Optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber air baik melalui air permukaan maupun air tanah Terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih Terbatasnya penyediaan benih & belum Fasilitasi Penyediaan benih bermutu dan bermutu yang bersertifikat ditingkat kelompok berkembangnya usaha perbenihan melalui bersertifikat serta pengembangan tani penangkaran penangkaran benih Tingginya harga pupuk ditingkat petani Panjangnya mata rantai distribusi pupuk (tambahan biaya transpor) Penyediaan biaya tranpor untuk distribusi pupuk bersubsidi Penyaluran bantuan pupuk tidak tepat waktu sesuai jadwal musim tanam Ketersediaan biaya operasional pabrik pupuk organik Informasi tentang pola dstribusi pupuk yang tertutup Optimalisasi pengelolaan pabrik pupuk organik dan unit-unit usaha pengolahan pupuk organik yang telah ada Penyusunan RDKK pupuk tepat wktu

78 Misi dan Program KDH dan Wakil KDH Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD terpilih Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) No. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perlindungan Lahan Pertanian Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, dan Pemasaran Hasil Pertanian Program Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama Program Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluh Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian Terbatasnya ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura Belum optimalnya pembinaan kelembagaan tani Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian Terjadinya bencana alam banjir dan kekeringan serta serangan hama penyakit Belum berkembangnya unit usaha pengolahan hasil pertanian Daya saing produk olahan hasil pertanian masih rendah Lemahnya Adopsi Petani terhadap Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi dan Manajemen Usaha Tani Efektivitas Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian belum optimal Dukungan anggaran penyediaan infrastruktur, sarana & prasrana pertanian yang masih terbatas Tingginya harga alat & mesin pertanian, alat mesin pertanian yang tersediatidak dikelola maksimal Tingkat SDM Petani yang masih rendah Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Soppeng Rendahnya antisipasi dampak perubahan iklim Terbatasnya pembinaan dan penyediaan sarana pengolahan hasil pertanian Rendahnya kualitas hasil olahan SDM Pelaku Utama dan Pelaku Usaha masih rendah (Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap) Kemampuan kelembagaan Pelaku Utama masih lemah (Kelas Kelompok Tani) Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kel. Belum optimal Kapasitas SDM Penyuluh Pertanian perlu diperbaharui dan ditingkatkan Ketersediaanpotensi Sumberdaya alam dan SDM pertanian Fasilitasi penyediaanalat dan mesin pertanian Penduduk sebegian besar bekerja di sektor pertanian UU. Nomor 41 Tahun2009 tentang Perlindungan LahanPertanian PanganBerkelanjutan (LP2B) Pemanfaatan sumber-sumber air tanah & air permukaan serta pengendalian OPT Pelaksanaan pelatihan dan Bimtek pengolahan hasil pertanian Fasilitasi Alsintan Panen,pasca Panen& pengolahan hasil pertanian Dukungan Kebijakan Pemerintah dan dukungan Inovasi/Rekayasa Teknologi Dukungan Kebijakan Pemerintah dan Dukungan Permodalan melalui Kemitraan Dukungan Kebijakan Pemerintah (Regulasi) Dukungan Kebijakan Pemerintah (Regulasi)

79 C. Telaah Renstra Kementerian Pertanian dan Renstra Dinas Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Sesuai tupoksinya, kebijakan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Pertanian RI dan Dinas Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) , pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan ( ) akan mengacu pada Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (Agriculture for Development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tatakelola pembangunan. Paradigma tersebut memberikan arah bahwa sektor pertanian mencakup berbagai kepentingan yang tidak saja untuk memenuhi kepentingan penyediaan pangan bagi masyarakat tetapi juga kepentingan yang luas dan multifungsi. Selain sebagai sektor utama yang menjadi tumpuan ketahanan pangan, sektor pertanian memiliki fungsi strategis lainnya termasuk untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial (kemiskinan, keadilan dan lain-lain) serta fungsinya sebagai penyedia sarana wisata (agrowisata). NAWA CITA atau agenda prioritas Kabinet Kerja mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat.kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuanbangsa dalam hal: (1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksidalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha kesejahteraan petani. pertanian secara luas untuk meningkatkan Sasaran pembangunan pertanian ke depan perlu disesuaikan terkait dengan cakupan pembangunan pertanian yang lebih luas dan skala yang lebih besar guna mengungkit peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dengan mencermati 69

80 hasil evaluasi selama periode lima tahun terakhir dan perubahan paradigma sebagaimana tertuang dalam SIPP , maka sasaran strategis Kementerian Pertanian tahun adalah (1) Pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi gula dan daging, (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah dan berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5) peningkatan pendapatan keluarga petani, serta (6) akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik. Dengan sasaran strategis tersebut, maka Kementerian Pertanian menyusun dan melaksanakan 7 Strategi Utama Penguatan Pembangunan Pertanian untuk Kedaulatan Pangan (P3KP) meliputi ; (1) peningkatan ketersediaan danpemanfaatan lahan, (2) peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian, (3) pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan dan penguatan pembiayaan, (6) pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergi, serta (7) penguatan jaringan pasar produk pertanian. Telaah terhadap Renstra Kementerian Pertanian RI tahun rencana bertujuan untuk mengidentifikasi potensi, peluang, dan tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-isu strategis dan pilihan/kebijakan strategis dalam Renstra SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. Review ini merupakan proses penting untuk harmonisasi dan sinergiserta mencegah tumpang tindih program dan kegiatan antara Renstra SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dengan Renstra Kementerian Pertanian RI. Adapun review capaian sasaran Renstra SKPD dapat dilihat pada tabel berikut : 70

81 Tabel 3.6 Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Sasaran Jangka Menengah Renstra Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Sebagai Faktor No Kementerian Pertanian RI Pertanian Kab. Soppeng Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) Swasembada padi, jagung dan kedelai serta Tingkat produktivitas hasil pertanian masih Penerapan teknologi budidaya tidak sesuai Tersedianya paket teknologi budidaya yamg spesifik 1 peningkatan produksi gula dan daging rendah anjuran teknis lokasi Optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber air baik Belum optimalnya layanan jaringan irigasi Panjang jaringan irigasi yang masih terbatas melalui air permukaan maupun air tanah. 2. Peningkatan Diversifikasi Pangan Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu yang bersertifikat ditingkat kelompok tani Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian Terbatasnya penyediaan benih & belum berkembangnya usaha perbenihan melalui penangkaran Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Soppeng Fasilitasi Penyediaan benih bermutu dan bersertifikat serta pengembangan penangkaran benih UU. Nomor 41 Tahun2009 tentangperlindungan LahanPertanian PanganBerkelanjutan (LP2B) Tingginya harga pupuk ditingkat petani Panjangnya mata rantai distribusi pupuk Tersedianya gudang pupuk di setiap kecamatan Penyaluran bantuan pupuk tidak tepat waktu sesuai jadwal musim tanam Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian Terbatasnya ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura Terjadinya bencana alam banjir dan kekeringan serta serangan hama penyakit Rendahnya penerapan teknologi pertanian ditingkat kelompok tani Masih tingginya tingkat kehilangan hasil produksi pertanian Belum optimalnya sarana dan prasarana pengembangan teknologi peternakan secara merata dan meluas terutama pada wilayah potensial Masih adanya pemotongan sapi betina produktif Masih adanya beberapa kasus penyakit menular ternak yang terjadi Masih rendahnya hasil produksi hortikultura Adanya penurunan produksi dan produktifitas tanaman perkebunan Ketersediaan biaya operasional pabrik pupuk organik Informasi tentang Pola Distribusi Pupuk yang tertutup Dukungan anggaran penyediaan infrastruktur, sarana & prasrana pertanian yang masih terbatas Tingginya harga alat & mesin pertanian, alat mesin pertanian yang tersedia tidak dikelola maksimal Rendahnya antisipasi dampak perubahan iklim Rendahnya kemampuan petani mengadobsi teknologi Terbatasnya teknologi alat dan mesin panen yang dapat dimanfaatkan oleh petani Alokasi Anggaran pada upaya pengembangan sarana dan prasarana peternakan masih minim Ketidakmampuan dalam menjangkau pengawasan pemotongan ternak Perubahan Iklim/Cuaca yang memicu timbulnya wabah penyakit dan gangguan kesehatan ternak Penerapan GAP/SOP belum sepenuhnya dilakukan oleh petani Rendahnya minat petani untuk memelihara tanamannya dengan baik Optimalisasi pengelolaan pabrik pupuk organik dan unit-unit usaha pengolahan pupuk organik yang telah ada Penyusunan RDKK pupuk tepat waktu Ketersediaan potensi Sumberdaya alam dan SDM pertanian Fasilitasi penyediaanalat dan mesin pertanian Pemanfaatan sumber-sumber air tanah dan air permukaan serta pengendalian OPT Tersedianya hasil kajian paket teknologipertanian Pelaksanaan pelatihan dan demonstrasi panen Dukungan anggaran dari pemerintah Pusat melalui Tugas Pembantuan, Dekonsentrasi serta swadaya masyarakat Kebijakan pimpinan dan kerjasama lintas sektoral Tersedianya media informasi guna sosialisasi dan perluasan informasi terkait Tersedianya komoditas hortikultura yang beragam dapat diusahakan Meningkatnya permintaan pasar terhadap produk hasil perkebunan

82 Sasaran Jangka Menengah Renstra Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Sebagai Faktor No Kementerian Pertanian RI Pertanian Kab. Soppeng Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 3 Peningkatan komoditas bernilai tambah dan berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor Belum berkembangnya unit usaha pengolahan hasil pertanian Daya saing produk olahan hasil pertanian masih rendah Adanya penurunan produksi dan produktifitas tanaman perkebunan Terbatasnya pembinaan dan penyediaan sarana pengolahan hasil pertanian Rendahnyakualitas hasil olahan Adanya factor iklim dan serangan hama penyakit pada tanaman perkebunan potensial ekspor Pelaksanaan pelatihan dan Bimtek pengolahan hasil pertanian Fasilitasi Alsintan Panen, pasca Panen& pengolahan hasil pertanian Adanya program pemerintah pusat dalam peningkatan dan mutu hasil perkebunan 4 Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi 5 Peningkatan pendapatan keluarga petani 6 Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik Terbatasnya bahan baku bioindustri dan bioenergi Belum optimalnya pembinaan kelembagaan tani Kesulitan dalam memfasilitasi usaha peternakan berbasis rumah tangga Menurunnya kinerja aparatur pemerintah Belum berkembangnya usahatani komoditas yang dapat dijadikan bahan baku bioindustri dan bioenergi Tingkat SDM Petani yang masih rendah Masih lemahnya komitmen pelaku usaha ditambah lemahnya pendampingan kelembagaan peternak Tingkat kedisplinan aparatur Tersedianya lahan yang dapat digunakan untuk usahatani komoditas bahan baku bioindustri dan bioenergi, Penduduk sebegian besar bekerja di sektor pertanian Adanya program pembinaan kelembagaan yang menjadi komitmen SKPD serta pelatihan-pelatihan bagi pelaku usaha ternak Komitmen pimpinan dan seluruh staf dalam peningkatan kinerja

83 Dalam tahapan kedua RPJMD , pembangunan sektor pertanian akan tetap memegang peran yang strategis di Sulawesi Selatan khususnya subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Rencana Program Dinas Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun , yaitu sesuai dengan Misi 2: Meningkatkan Kualitas Kemakmuran Ekonomi, Kesejahteraan Sosial, dan Kelestarian Lingkungan. Khusus untuk SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan Dalam rangka pencapaian Misi pada subsektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura, ditetapkan program dan kegiatan sebagai berikut : 1. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Mencakup peningkatan produksi, produktivitas, dan nilai produksi tanaman pangan utama, dengan kegiatan sebagai berikut : Peningkatan produksi dan pengembangan padi Peningkatan produksi dan pengembangan jagung dan serealia lainnya Peningkatan produksi dan pengembangan kacang-kacangan dan umbiumbian lainnya Perbanyakan benih dan pengembangan kelembagaan perbenihan tanaman pangan 2. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Produk Hortikultura Mencakup peningkatan produksi, produktivitas, dan nilai produksi tanaman hortikultura utama, dengan kegiatan sebagai berikut : Peningkatan produksi dan mutu serta pengembangan buah-buahan Peningkatan produksi &mutu serta pengembangan sayuran &biofarmaka Peningkatan produksi dan mutu serta pengembangan tanaman hias Perbanyakan benih danpengembangan kelembagaan perbenihan hortikultura 73

84 3. Program Pengolahan Hasil, Pasca Panen, Pengembangan Agribisnis, dan Penyebaran Informasi Mencakup penanganan pasca panen, pengolahan hasil, standardisasi, pelayanan pengawasan mutu hasil, promosi, dan pemasaran hasil, dengan kegiatan sebagai berikut : Pengembangan pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura Pengembangan pemasaran serta penyebaran informasi tanaman pangan dan hortikultura Pengembangan Usaha Agribisnis dan Pembiayaan Usaha Tani Tanaman Pangan dan Hortikultura 4. Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian Mencakup ketersediaan alat dan mesin, ketersediaan jaringan irigasi, dan ketersediaan sarana produksi pertanian, dengan kegiatan sebagai berikut : Peningkatan Pengelolaan Lahan dan Air Pengelolaan Kebutuhan Pupuk dan Pestisida Peningkatan Kapasitas Alat dan Mesin Pertanian 5. Program Pengendalian Lahan Pangan Berkelanjutan Mencakup jumlah regulasi lahan pangan berkelanjutan, dengan kegiatan sebagai berikut : Regulasi Lahan Pangan Berkelanjutan 6. Program Penyediaan Benih Bermutu dan Pengendalian OPT Mencakup persentase serangan OPT yang menurunkan nilai produksi di bawah ambang ekonomi dan persentase penggunaan benih bersertifikat yang bersumber dari penangkar lokal, dengan kegiatan sebagai berikut : Pengembangan Pengawasan dan Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Peramalan dan Pengendalian Serangan OPT dan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 74

85 7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja SKPD Mencakup pelaksanaan rancangan program SKPD, monitoring dan evaluasi kegiatan pembangunan, forum SKPD, dan publikasi perkantoran, dengan kegiatan sebagai berikut : Penyusunan Rancangan Program dan Monitoring Evaluasi Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura 8. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Mencakup penataan administrasi perkantoran, dan administrasi keuangan, dengan kegiatan sebagai berikut : Penataan Administrasi Perkantoran dan Administrasi Keuangan 9. Program Peningkatan Kapasitas dan Kinerja SKPD Mencakup penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana SKPD/UPTD, serta penataan administrasi kepegawaian, dengan kegiatan sebagai berikut : Penataan Administrasi Kepegawaian Penyediaan/Perbaikan Sarana/Prasarana SKPD/UPTD Sedangkan untuk Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai SKPD terkait tingkat Provinsi yang berkaitan dengan salah satu Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dalam hal pembangunan pertanian khusus sub sektor perkebunan mempunyai visi Terwujudnya Perkebunan Maju, Mandiri, Berbasis Komoditi Unggulan dalam Mendukung Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional. Adapun untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan misi sebagai berikut : 1. Mengembangkan Perkebunan yang lebih produktif dan berkualitas melalui pemanfaatan potensi dan penguatan komoditi unggulan. Misi tersebut bertujuan untuk Meningkatkan produktivitas dan kualitas melalui dengan memanfaatkan potensi dan penguatan komoditi unggulan terutama kakao. 2. Mendorong peningkatan nilai tambah produk hasil perkebunan melalui pengembangan sarana pengolahan dan agroindustri Misi tersebut bertujuan 75

86 untuk dan mutu produk hasil perkebunan melalui penyediaan sarana pengolahan 3. Mendorong penguatan kelembagaan perkebunan untuk meningkatkan akses dan jejaring melalui kerjasama dan kemitraan usaha Misi tersebut bertujuan untuk Memberdayakan kelembagaan perkebunan agar akses lebih kuat untuk menumbuhkan usaha perkebunan melalui jejaring kerjasama dan kemitraan usaha. 4. Mengembangkan penyediaan sarana dan prasarana perkebunan serta peningkatan teknologi untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas komoditi perkebunan Misi tersebut bertujuan untuk Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana perkebunan serta peningkatan pemanfaatan teknologi untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas komoditi perkebunan. Untuk pembangunan sub sektor Peternakan, Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng mengacu pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun Tujuan Jangka Menengah yang akan dicapai oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan yaitu : 1. Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas pembinaan guna mempercepat pertumbuhan produksi dan produktifitas usaha peternakan di perdesaan; 2. Pemantapan swasembada daging lokal, dan menyanggah pencapaian swasembada daging sapi nasional melalui peningkatan produksi ternak secara berkelanjutan; 3. Mempertahankan stabilitas produksi telur dan usaha perunggasan dengan input produksi berbasis potensi lokal dan upaya penjaminan kualitas dan kualitas pakan secara berkesinambungan melalui penguatan industri pakan lokal; 4. Peningkatan produksi susu segar sebagai upaya substitusi bahan baku dan produk susu impor jadi; 76

87 5. Pembangunan kawasan usaha peternakan komoditas terpadu secara vertikal dan/atau horizontal melalui konsolidasi usaha tani produktif, dan berdaya saing tinggi; 6. Pemberdayaan masyarakat peternak miskin melalui bantuan sarana produksi (bibit, bakalan dan obat-obatan), pelatihan, dan pendampingan; 7. Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan; 8. Melakukan upaya pengendalian, pencegahan dan, pemberantasan penyakit menular dan penyakit zoonosis; 9. Penyediaan pangan asal hewan yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH); 10. Meningkatkan profesionalisme aparatur dan peningkatan layanan informasi. Penyuluhan Pertanian yang juga menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng mengacu pada Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun sasaran jangka menengah yang ingin dicapai pada Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Provinsi Sulawesi Selatan sebagai bahan rujukan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dalam menyusun Rencana Strategis yaitu : 1. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 2. Meningkatnya Kapasitas dan Pelayanan Penyuluh melalui Pendidikan dan Pelatihan; 3. Terlaksananya Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mendukung Program Utama Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Telaah terhadap masing-masing Renstra SKPD Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan bertujuan untuk mengidentifikasi potensi, peluang, dan tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-isu strategis dan pilihan/kebijakan strategis dalam Renstra SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. Review ini merupakan proses penting untuk harmonisasi dan sinergi serta mencegah tumpang tindih program dan kegiatan antara Renstra SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dengan Renstra masing-masing SKPD Terkait Tingkat 77

88 Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun review capaian sasaran Renstra SKPD dapat dilihat pada tabel berikut : 78

89 Tabel 3.7 Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Berdasarkan Sasaran Renstra SKPD Terkait Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Sasaran Jangka Menengah Renstra SKPD Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Sebagai Faktor No Terkait Tingkat Provinsi Pertanian Kab. Soppeng Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) I. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan 1. Peningkatan kapasitas produksi komoditas utama tanaman pangan yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar (ton) 2. Meningkatnya kapasitas produksi komoditas utama hortikultura (ton) 3. Peningkatan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura 4. Persentase penggunaan benih bermutu meningkat 5. Penurunan tingkat kehilangan hasil pada saat panen Tingkat produktivitas hasil pertanian masih rendah Penerapan teknologi budidaya tidak sesuai anjuran teknis Masih rendahnya hasil produksi hortikultura Penerapan GAP/SOP belum sepenuhnya dilakukan oleh petani Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benuh bermutu yang bersertifikat ditingkat kelompok tani Masih tingginya tingkat kehilangan hasil produksi pertanian 6. Penurunan persentase serangan OPT Terjadinya bencana alam banjir dan kekeringan serta serangan hama penyakit 7. Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk unggulan 8. Ketersediaan jaringan irigasi (ha) dan jalan usahatani Belum berkembangnya unit usaha pengolahan hasil pertanian Daya saing produk olahan hasil pertanian masih rendah 9. Ketersediaan alat dan mesin pertanian Terbatasnya ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi hasil pertanian Penggunaan benih bermutu dan bersertifikat masih rendah Terbatasnya teknologi alat dan mesin panen yang dapat dimanfaatkan oleh petani Rendahnya antisipasi dampak perubahan iklim Terbatasnya pembinaan dan penyediaan sarana pengolahan hasil pertanian Rendahnya kualitas hasil olahan Tersedianya paket teknologi budidaya berdasarkan spesifik lokasi Tersedianya komoditas hortikultura yang beragam dapat diusahakan Penyediaan benih dan pengembangan penangkaran benih ditingkat kelompok tani Pelaksanaan pelatihan dan demonstrasi panen Pemanfaatan sumber-sumber air tanah dan air permukaan serta pengendalian OPT Pelaksanaan pelatihan dan Bimtek pengolahan hasil pertanian Fasilitasi Alsintan Panen, pasca Panen& pengolahan hasil pertanian Belum optimalnya layanan jaringan irigasi Panjang jaringan irigasi yang masih terbatas Optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber air baik melalui air permukaan maupun air tanah. Tingginya harga alat & mesin pertanian, alat mesin pertanian yang tersedia tidak dikelola maksimal Fasilitasi penyediaan alat dan mesin pertanian 10. Ketersediaan pupuk (ton) Tingginya harga pupuk ditingkat petani Panjangnya mata rantai distribusi pupuk Tersedianya gudang pupuk di setiap kecamatan 11. Tumbuhnya industri perbenihan, pupuk organik Ketersediaan biaya operasional pabrik pupuk Optimalisasi pengelolaan pabrik pupuk dan industri olahan pertanian organik organik dan unit-unit usaha pengolahan Penyaluran bantuan pupuk tidak tepat waktu Informasi tentang Pola Distribusi Pupuk yang Penyusunan pupuk organik RDKK yang pupuk telah tepat ada waktu sesuai jadwal musim tanam tertutup 12. Pemasaran beras antar pulau Peningkatan profesionalisme kelembagaan tani dan pendukung usahatani 14. Fasilitasi peningkatan kapasitas petani secara individu dalam penguasaan teknologi pertanian Belum optimalnya pembinaan kelembagaan tani Tingkat SDM Petani yang masih rendah Penduduk sebegian besar bekerja di sektor pertanian 15. Kelompok tani yang menjalankan usaha agribisnis yang efektif (kelompok)

90 II. III. No Sasaran Jangka Menengah Renstra SKPD Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Sebagai Faktor Terkait Tingkat Provinsi Pertanian Kab. Soppeng Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 16. Fasilitasi aspek permodalan bagi petani dan pelaku agribisnis lainnya Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan 1. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Kondisi Tanaman yang sudah melewati masa produktif (tua), ketersediaan bibit dan sarana produksi yang kurang 2. Meningkatnya Pasca Panen dan Pemasaran Hasil Kurangnya kepedulian petani untuk menerapkan prinsip penanganan pasca panen yang baik sehingga kualitas produk yang dihasilkan rendah Rendahnya minat petani untuk memelihara tanaman perkebunan yang ada dan kurangnya upaya dalam meningkatkan produktivitas Terbatasnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi serta keterbatasan peralatan pasca panen 3. Meningkatnya Penguatan Kelembagaan Belum optimalnya pembinaan kelembagaan tani Rendahnya kemampuan SDM petani dalam menguatkan kelembagaannya secara mandiri 4. Meningkatnya penyediaan sarana dan prasarana perkebunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan Terbatasnya kemampuan daerah dalam penyediaan sarana dan prasarana perkebunan Tingginya biaya dalam pemenuhan sarana dan prasarana perkebunan Meningkatnya permintaan pasar terhadap produk hasil perkebunan Adanya program pelatihan dan bimbingan penanganan pasca panen serta fasilitasi penyediaan alat sederhana/teknologi tepat guna Adanya diklat dan pendampingan penyuluh dalam penguatan kelembagaan petani Dukungan pemerintah pusat melalui dana alokasi khusus maupun tugas pembantuan dalam penyediaan sarana dan prasarana perkebunan 1. Pengembangan Ternak Besar Kurangnya tenaga teknis bidang peternakan Kelembagaan kelompok tani belum optimal Dukungan anggaran APBD I dan APBD II 2. Pengembangan Ternak Kecil Kurangnya tenaga teknis bidang peternakan Kelembagaan kelompok tani belum optimal Dukungan anggaran APBD I dan APBD II 3. Pengembangan Ternak Unggas Kurangnya tenaga teknis bidang peternakan Belum dijadikan sebagai usaha pokok Dukungan anggaran APBD I dan APBD II 4. Pengembangan Wilayah Sumber Bibit Tidak terkonsentrasinya lokasi perbibitan ternak dan kurangnya petugas teknis 5. Pengembangan Mutu Pakan dan Hijauan Makanan Ternak Belum konsistennya tujuan pemeliharaan ternak Penguatan Kelembagaan UPTD PT HMT Penguatan Kelembagaan UPTD IB Pengelolaan Lahan dan Air Peningkatan konsumsi produk ternak perkapita Memfasilitasi bantuan permodalan usaha peternakan 11. Melakukan promosi produk hasil peternakan dan peningkatan sarana pemasaran 12. Membuat produk olahan yang berdaya guna dan berdaya saing dengan memperbaiki kemasan, sertifikasi dan berlabel halal Kesulitan dalam memfasilitasi bantuan permodalan usaha peternakan Masih minimnya pengembangan teknologi pengolahan hasil peternakan Belum ada petugas teknis yang menangani khusus pengolahan hasil peternakan Dukungan anggaran APBD I dan APBD II Skala usaha belum layak Adanya program pemerintah untuk pemberian kredit bersubsidi Produksi tidak kontinu dan animo masyarakat terhadap usaha pengolahan hasil peternakan masih kurang Masih kurangnya wawasan dan keterampilan pengusaha olahan produk peternakan 13. Pelayanan Usaha dan Lalu Lintas Ternak Kurangnya petugas teknis Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi perundang-undangan lalu lintas ternak 14. Penguatan Modal Usaha Peternakan dan Pengembangan Pola Kemitraan Masih lemahnya modal usaha peternakan dan pola kemitraan Skala usaha belum layak dan prospek pemasaran yang belum jelas Pengalokasian anggaran APBD I dan APBD II untuk pengolahan hasil dan pengadaan sarana prasarana Pengalokasian anggaran APBD I dan APBD II dan ketersediaan bahan baku yang cukup Adanya aturan perundang-undangan lalu lintas ternak yang bisa dipedomani Adanya program pemerintah untuk pemberian kredit bersubsidi

91 No Sasaran Jangka Menengah Renstra SKPD Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Sebagai Faktor Terkait Tingkat Provinsi Pertanian Kab. Soppeng Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 15. Pengawasan mutu pakan dan obat hewan Belum ada petugas fungsional yang khusus Kurangnya petugas teknis Banyaknya poultry shop dan toko yang menangani pakan dan obat-obatan menjual pakan dan obat-obatan hewan 16. Stabilitas produksi telur Produksi telur belum stabil Mindset peternak yang belum menerapkan dan mengelola usaha ternak unggas secara profesional 17. Kesinambungan ketersediaan pakan ternak unggas Ketersediaan pakan yang cukup dan kontinu, potensi pasar yang cukup memadai serta adanya program pemerintah untuk pemberian kredit bersubsidi Pengelolaan pakan yang kurang optimal Keterbatasan modal usaha ditingkat peternak Ketersediaan pakan yang cukup dan kontinu 18. Peningkatan produksi susu Produksi susu yang sangat rendah Belum ada populasi ternak perah Potensi pakan dan bahan yang cukup 19. Peningkatan pemanfaatan hasil ikutan produksi peternakan Pemanfaatan hasil ikutan produksi peternakan masih rendah Belum adanya industri pengolahan hasil ikutan produksi peternakan 20. Peningkatan pengelolaan limbah peternakan Pengelolaan limbah masih kurang Masih rendahnya kesadaran peternak dalam memanfaatkan limbah peternakan 21. Melaksanakan/ mengikuti/menghadiri Pameran Usaha Peternakan 22. Pertumbuhan Populasi ternak melalui teknologi IB 23. Produksi dan produktivitas ternak dan peternak melalui aplikasi teknologi 24. Penumbuhan dan Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan Partisipasi masih kurang dalam menghadiri pameran Kurangnya petugas inseminator Rendahnya produksi dan produktivitas ternak dan peternak melalui aplikasi teknologi Penumbuhan dan Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan masih rendah 25. Promosi Hasil Produk Peternakan Masih kurangnya promosi hasil produk peternakan 26. Peningkatan kesehatan dan kesejahteraan hewan ternak 27. Peningkatan kesmavet untuk mendukung jaminan keamanan pangan Masih terbatasnya petugas medis dan paramedis Kurangnya sumber daya manusia Keterbatasan pengalokasian anggaran Informasi teknologi IB belum merata ke seluruh masyarakat peternak Dinamika kelompok peternakan masih kurang dalam penerapan aplikasi teknologi peningkatan produksi Pengolahan hasil peternakan belum menjadi usaha pokok Produksi tidak kontinu dan animo masyarakat terhadap usaha pengolahan hasil peternakan masih kurang Sistem pemeliharaan ternak belum secara intensif Masih banyaknya usaha bidang peternakan yang belum mempunyai izin dan jalur tataniaga yang belum tertata dengan baik Potensi hasil ikutsn produksi peternakan cukup tersedia Adanya pengalokasian anggaran APBD I dan APBD II untuk pengolahan limbah Banyaknya event pameran usaha peternakan Adanya Gertak Birahi Inseminasi Buatan Penganggaran sarana prasarana melalui APBD I dan APBD II Pengalokasian anggaran APBD I dan APBD II untuk pelatihan dan pengolahan sarana prasarana pengolahan hasil Banyaknya pelaksanaan pameran produk hasil peternakan Pengalokasian anggaran APBD I dan APBD II untuk pengadaan obat dan sarana prasarana kesehatan hewan Adanya kelembagaan seksi kesmavet 28. Pengawasan bahan asal hewan Kurangnya sumber daya manusia Belum ada laboratorium khusus kesmavet Adanya kelembagaan seksi kesmavet 29. Mendorong Peningkatan kualitas SDM aparatur yang dapat mewujudkan pelayanan prima 30. Peningkatan kualitas SDM peternak dan pelaku usaha peternakan Kurangnya intensitas pelaksanaan diklat teknis fungsional Masih terbatasnya pelatihan untuk peningkatan kualitas SDM 31. Ketersediaan layanan sistem data dan informasi Belum semua petugas dinas memahami dan menguasai IT (Informasi Teknologi) Belum optimalnya pemberlakuan regulasi tentang pelayanan bidang peternakan Rendahnya animo masyarakat peternak untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di bidang peternakan Kurangnya kesadaran peternak untuk pelaporan kegiatan Program pemerintah untuk peningkatan pelayanan Pengalokasian anggaran APBD I dan APBD II untuk pelatihan bidang peternakan Tersedianya sarana prasarana IT (Informasi Teknologi)

92 IV. Sasaran Jangka Menengah Renstra SKPD Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Sebagai Faktor No Terkait Tingkat Provinsi Pertanian Kab. Soppeng Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Provinsi Sulawesi Selatan 1. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Bakorluh) Lembaga Penyuluhan di Kabupaten Soppeng belum berdiri sendiri dam masih didominasi satu sektor (pertanian) Koordinasi, Advokasi dan Fasilitasi penyuluhan belum berjalan antar lintas sektor Dukungan Kebijakan Pemerintah tentang Penguatan dan Pemberdayaan Penyuluh di Tingkat Desa/Kel, Kecamatan dan Kabupaten(Nomenkltur Kelembagaan Penyuluh harus jelas) 2. Meningkatnya Kapasitas dan Pelayanan Penyuluh melalui Pendidikan dan Pelatihan Masih adanya penyuluh yang memiliki kualitas kompetensi yang rendah Kurangnya fasilitasi diklat bagi penyuluh Dukungan Pemerintah melalui BKD tentang pelaksanaan Diklat Teknis 3. Terselenggaranya Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mendukung Program Utama Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Belum optimalnya penyelenggaraan penyuluhan Mekanisme Penyelenggaraan Penyuluhan belum disusun sesuai UU No. 16 Dukungan Kebijakan Pemerintah Tentang Pembiayaan dan Mekanisme Kerja Penyuluhan.

93 D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Dalam Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng tahun disebutkan bahwa Tujuan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng adalah untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Soppeng yang dapat memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. Sedangkan Penataan ruang wilayah Kabupaten Soppeng bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Soppeng yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan berbasiskan agropolitan dan pariwisata dengan memperhatikan integrasi dan dinamisasi pertahanan dan keamanan negara menuju tercapainya masyarakat yang maju, adil, dan sejahtera. Rencana struktur ruang wilayah daerah Kabupaten Soppeng meliputi: (a) pusat-pusat kegiatan, (b) sistem jaringan prasarana utama; dan (c) sistem jaringan prasarana lainnya. Rencana struktur ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1: Sedangkan Sasaran Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng adalah : 1. Terkendalinya pembangunan di wilayah kabupaten baik yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat maupun swasta. 2. Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya, kawasan permukiman, dan perkotaan. 3. Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan di wilayah kabupaten. 4. Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha di wilayah Kabupaten Soppeng. 5. Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan. 83

94 Adapun Kebijakan penataan ruang daerah Kabupaten Soppeng berdasarkan RTRW, terdiri atas : a. Pengembangan kawasan perdesaan dan perkotaan; b. Peningkatan akses pelayanan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah secara merata dan berhirarki; c. Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur serta jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh daerah; d. Pemeliharaan, perwujudan dan pengawasan kelestarian fungsi lingkungan hidup; e. Penetapan kawasan perlindungan daerah bawahannya, setempat, ruang terbuka hijau (RTH), kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, dan kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainnya; f. Perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; g. Pengembangan potensi kawasan pariwisata dan obyek wisata dengan berorientasi kearifan lokal; h. Pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional; i. Pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah dan kegiatan kepariwisataan; j. Pengembangan dan pelestarian kawasan strategis kepentingan fungsi daya dukung dan lingkungan; k. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan l. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. 84

95 Tabel 3.8 Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Permasalahan Pelayanan Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Faktor No SKPD Dinas Pertanian Kab. Terkait Tugas dan Fungsi SKPD Soppeng Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) m. A Kawasan Budidaya 1 Kawasan Peruntukan pertanian Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian Belum tertatanya pemetaan potensi lahan dan komoditi sesuai spesifik lokasi Pendampingan Penyuluh belum maksimal setiap Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) dan Penerapan Teknologi sesuai Spesifik Lokasi bagi Pelaku Utama belum merata Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Soppeng Belum optimalnya fungsi koordinasi, mediasi, fasilitasi dan terbatasnya sarana dan prasarana pertanian Terbatasnya SDM Pelaku Utama dalam mengadopsi Teknologi serta Kelembagaan Petani yang belum mandiri UU. Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Dukungan kebijakan Pemerintah berupa Evaluasi Pemetaan Lahan Rekrutmen Tenaga Penyuluh untuk ditempatkan di setiap WKPP dan Penguatan Kelembagaan Petani Ditinjau dari implikasi kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) yang berpengaruh terhadap permasalahan pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng terdiri atas beberapa faktor penghambat dan faktor pendorong dari pelayanan SKPD yaitu : a. Faktor Penghambat : - Penggunaan sarana produksi yang mengandung bahan kimia secara berlebihan menyebabkan tingkat kesuburan lahan pertanian berkurang/menurun. - Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. b. Faktor Pendorong : - Luas Potensi Lahan Pertanian yang dapat diusahakan. - Penduduk Kabupaten Soppeng sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. - Dukungan regulasi dan pendanaan dari pemerintah, kabupaten, provinsi dan pusat - Regulasi (UU 41 Tahun 2009) tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B). - Keterlibatan pemerintah pusat provinsi dan kabupaten dalam pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif. - Adanya PERDA RTRW Kabupaten Soppeng. 85

96 Tabel 3.9 Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berdasarkan Analisis KLHS beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No Permasalahan Pelayanan Hasil KLHS terkait Tugas dan Sebagai Faktor SKPD Dinas Pertanian Kab. Fungsi SKPD Soppeng Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1 Alih fungsi lahan pertanian ke Alih fungsi lahan pertanian Pertumbuhan UU. Nomor 41 Tahun non pertanian ke non pertanian jumlah penduduk 2009 tentang Kabupaten Soppeng Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 2 Peningkatan produksi pertanian dilakukan dengan menggunakan pestisida dan pupuk kimia dimana pemakaian pestisida dan pupuk kimia dapat menurunkan kualitas tanah dan air sungai yang ada di sekitarnya Tingkat Produktifitas hasil pertanian masih rendah Penerapan teknologi budidaya tidak sesuai anjuran teknis Penggunaan sarana produksi (pestisida dan pupuk kimia) secara berlebihan Tersedianya paket teknologi budidaya yamg spesifik lokasi Penggunaan pupuk diarahkan pada penggunaan pupuk secara berimbang dan/ataupenggunaan pupuk organik E. Penentuan Isu-Isu Strategis Perumusan isu-isu strategis didasarkan analisis terhadap kondisi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman), serta memperhatikan kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) pada Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Metode penentuan isu-isu strategis pelayanan SKPD dilakukan dengan cara menentukan skor terhadap masing-masing kriteria sesuai dengan skor kriteria penentuan isu-isu strategis sebagai berikut : Tabel 3.10 Skor Kriteria Penentuan Isu-isu Strategis No Kriteria Bobot 1 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L atau Renstra Provinsi 2 Merupakan tugas dan tanggung jawab SKPD 10 3 Dampak yang ditimbulkannya terhadap publik Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 10 5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 15 6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan Total 100 Selanjutnya dilakukan penilaian isu-isu strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan skala tersebut diatas dengan mengisi Tabel 3.9 sebagai berikut : 86

97 No. Isu Strategis Tabel 3.11 Nilai Skala Kriteria Nilai Skala Kriteria ke Dst Total Skor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 2 Tingkat Produktivitas hasil pertanian masih rendah Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian masih terbatas Terjadinya perubahan iklim global Ketersediaan dan penggunaan sarana produksi (benih dan pupuk) ditingkat kelompok tani masih rendah Tingginya harga pupuk ditingkat petani Belum optimalnya layanan jaringan irigasi Penguatan dan pembinaan kelembagaan tani belum berjalan optimal Ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi pertanian masih terbatas Tingkat kesuburan lahan pertanian semakin menurun Penerapan teknologi pertanian ditingkat kelompok tani masih rendah Usaha pengolahan hasil produksi pertanian belum berkembang Daya saing produk masih rendah olahan hasil pertanian Kinerja pelayanan birokrasi pertanian masih rendah Kurangnya Rekrutmen Penyuluh Rendahnya pelayanan teknis, pembinaan, akses informasi, teknologi, permodalan dan pasar Belum optimalnya penyelenggaraan penyuluhan Rendahnya pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan penyuluhan Komisi Penyuluhan Lemahnya Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan hasil penilaian isu-isu strategis berdasarkan nilai skala kriteria, selanjutnya dilakukan perhitungan rata-rata skor/bobot setiap isu strategis dengan 87

98 mengakumulasi nilai tiap-tiap isu strategis dibagi dengan jumlah peserta yang dapat dituangkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.12 Rata-rata Skor Isu-isu Strategis No Isu-isu Strategis Total Skor Rata-rata skor (1) (2) (3) (4) 1 Tingkat Produktivitas hasil pertanian masih rendah ,67 2 Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian 75 12,50 3 Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian masih terbatas 85 14,17 4 Terjadinya perubahan iklim global 60 10,00 5 Ketersediaan dan penggunaan sarana produksi (benih dan pupuk) ditingkat kelompok tani masih rendah ,67 6 Tingginya harga pupuk ditingkat petani 90 15,00 7 Belum optimalnya layanan jaringan irigasi ,67 8 Penguatan dan pembinaan kelembagaan tani belum berjalan optimal 70 11,67 9 Ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura masih terbatas 90 15,00 10 Tingkat kesuburan lahan pertanian semakin menurun 75 12,50 11 Penerapan teknologi pertanian ditingkat kelompok tani masih rendah 80 13,33 12 Usaha pengolahan hasil produksi pertanian belum berkembang ,67 13 Daya saing produk olahan hasil pertanian masih rendah ,67 14 Kinerja pelayanan birokrasi pertanian masih rendah 85 14,17 15 Kurangnya Rekrutmen Penyuluh 90 15,00 16 Rendahnya pelayanan teknis, pembinaan, akses informasi, teknologi, permodalan dan pasar 95 15,83 17 Belum optimalnya penyelenggaraan penyuluhan 95 15,83 18 Rendahnya pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan penyuluhan 85 14,17 19 Komisi Penyuluhan 80 13,33 20 Lemahnya Kelembagaan Pelaku Utama ,67 Dari hasil pencermatan lingkungan internal dan eksternal, kesimpulan analisis faktor internal dan eksternal untuk menentukan alternatif strategi diperoleh isu-isu strategis dengan urutan sebagai berikut : a. Tingkat Produktivitas hasil pertanian masih rendah 88

99 b. Ketersediaan dan penggunaan sarana produksi (benih dan pupuk) ditingkat kelompok tani masih rendah c. Belum optimalnya layanan jaringan irigasi d. Usaha pengolahan hasil produksi pertanian belum berkembang e. Daya saing produk olahan hasil pertanian masih rendah f. Lemahnya kelembagaan pelaku utama g. Rendahnya pelayanan teknis, pembinaan, akses informasi, teknologi, permodalan dan pasar h. Belum optimalnya penyelenggaraan penyuluhan i. Kurangnya rekrutmen penyuluh j. Tingginya harga pupuk ditingkat petani k. Ketersediaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura masih terbatas. l. Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian masih terbatas m. Kinerja pelayanan birokrasi pertanian masih rendah n. Rendahnya pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan penyuluhan o. Penerapan teknologi pertanian ditingkat kelompok tani masih rendah p. Komisi Penyuluhan q. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian r. Tingkat kesuburan lahan pertanian semakin menurun s. Penguatan dan pembinaan kelembagaan tani belum berjalan optimal t. Terjadinya perubahan iklim global 89

100 BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Misi SKPD 1. Pernyataan Visi Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dalam melaksanakan sebagian kewenangan atau urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Pertanian yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berdasarkan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Soppeng tahun Sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun , visi Kabupaten Soppeng adalah : Pemerintahan yang Melayani dan Lebih Baik. Dalam rangka mendukung visi Kabupaten Soppeng dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, maka SKPD Dinas Pertanian menetapkan Visi sebagai berikut : Kabupaten Soppeng Terwujudnya Sistem Pertanian yang Melayani dan Pro Petani serta Berkelanjutan di Kabupaten Soppeng Tahun Visi tersebut diatas mengandung beberapa makna sebagai berikut : 1). Sistem Pertanian adalah dimaknakan pengelolaan sumberdaya untuk usaha pertanian guna memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam di Kabupaten Soppeng. 2). Melayani adalah dimaknakan segala bentuk pelayanan dalam membantu dan menyiapkan/memfasilitasi kebutuhan petani di Kabupaten Soppeng mulai dari kebutuhan sarana produksi, teknologi budidaya, sarana dan prasarana pertanian, panen dan pasca panen, pengolahan hasil dan pemasaran hasil produksi, serta penyuluhan dan pendampingan petani. 3). Pro Petani adalah dimaknakan segala kebijakan pembangunan yang dilakukan mencerminkan keberpihakan kepada petani untuk memajukan 90

101 sektor pertanian melalui peningkatan pengetahuan petani dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan perekonomian dan mensejahterakan kehidupan petani yang ada di Kabupaten Soppeng. 4). Berkelanjutan adalah dimaknakan mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan menyelaraskan sumber daya alam dan manusia dalam pembangunan, dengan menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia untuk meningkatkan hidupnya di satu sisi dengan pemeliharaaan sumber daya alam dan ekosistemnya di sisi lainnya. Pelaksanaan pembangunan pertanian harus dapat menjamin keberlangsungan keberadaan sumber daya alam, kehidupan sosial budaya dan ekonomi melalui proses dan sistem pengembangan terpadu. 2. Pernyataan Misi Dalam RPJMD Kabupaten Soppeng terdapat 9 Misi, dimana dari misi tersebut yang terkait langsung dengan misi SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yaitu Misi 1 Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro petani. Berdasarkan visi dan misi Kabupaten Soppeng dan visi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng, tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng serta masukan-masukan dari pihak yang berkepentingan (stakeholders), maka ditetapkan misi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun sebagai berikut : 1). Memantapkan dan meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan hasil ternak secara berkelanjutan. 2). Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk hasil pertanian. 3). Menciptakan Lingkungan yang kondusif bagi masyarakat veteriner. 4). Mewujudkan sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang efektif serta memantapkan koordinasi dan sinergitas dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian. 5). Mendorong pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha serta pengembangan kelembagaan Petani. 91

102 B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun mendatang. Tujuan strategis ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isudan analisis lingkungan strategis sehingga dapat mengarahkan perumusan strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasikan visi dan misi. Berdasarkan tujuan yang akan ditetapkan, maka Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng akan dapat mengetahui hal-hal yang harus dicapai dalam kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki, serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu tertentu. Sasaran adalah salah satu dasar di dalam penilaian dan pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi organisasi terhadap sesuatu yang harus dicapai. Dalam RPJMD Kabupaten Soppeng terdapat 19 Tujuan dan 36 Sasaran, dimana dari Tujuan dan Sasaran tersebut yang terkait langsung dengan Tujuan dan Sasaran SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yaitu : 1). Tujuan a. Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan nelayan. 2). Sasaran a. Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan nelayan. b. Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian. c. Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Sejalan dengan hal tersebut, maka Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng merumuskan pernyataan tujuan yang selanjutnya dijabarkan dengan mewujudkan sasaran jangka menengah SKPD sebagai berikut : 92

103 Tujuan 1 : Meningkatkan produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta produksi hasil ternak secara berkelanjutan Sasaran 1 : - Meningkatnya produktivitas komoditi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta produksi hasil ternak unggulan Sasaran 2 : - Meningkatnya ketersediaan dan pengelolaan lahan pertanian untuk pengembangan komoditas pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang ramah lingkungan secara berkelanjutan Tujuan 2 : Meningkatkan daya saing, nilai tambah dan pemasaran hasil produk pertanian Sasaran 1 : - Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil produksi pertanian serta meningkatnya kapasitas petani dan pelaku agibisnis lainnya Tujuan 3 : Meningkatkan keamanan produsen dan konsumen dari ancaman penyakit hewan dan zoonosis Sasaran 1 : - Terkendalinya penyakit hewan dan zoonosis Tujuan 4 : Mewujudkan Kelembagaan Penyuluh dan Penyelenggaraan Penyuluhan yang Efektif Sasaran 1 : - Meningkatnya kapasitas kelembagaan penyuluh dan efektifitas penyelenggaraan penyuluhan pertanian Tujuan 5 : Meningkatkan Kemampuan Kelembagaan dan SDM Pelaku Utama Sasaran 1 : - Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan SDM pelaku utama 93

104 Tujuan 6 : Meningkatkan Kinerja Aparatur Sasaran 1 : - Meningkatnya Efektifitas dan efesiensi pengelolaan administrasi umum dan keuangan Sasaran 2 : - Meningkatnya Ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana kantor Untuk lebih jelasnya pernyataan tujuan yang dijabarkan dengan mewujudkan sasaran jangka menengah SKPD dapat dilihat sebagaimana disajikan pada tabel dibawah ini : 94

105 Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- NO. TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1. Misi : Memantapkan dan meningkatkan produksi dan produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan hasil ternak secara berkelanjutan 1.1 Meningkatkan produktivitas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan serta produksi hasil ternak secara berkelanjutan Persentase peningkatan produktivitas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan produksi hasil ternak Meningkatnya produktivitas komoditi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta produksi hasil ternak unggulan Meningkatnya ketersediaan dan pengelolaan lahan pertanian untuk pengembangan sektor pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan Tingkat produktivitas padi dan palawija * Padi (Kw/ha) 58,94 59,28 59,63 59,97 60,32 60,67 * Jagung (Kw/ha) 49,16 49,90 50,66 51,42 52,20 52,99 * Kedelai (Kw/ha) 21,02 21,35 21,68 22,01 22,35 22,70 * Kacang Tanah (Kw/ha) 18,57 18,85 19,13 19,42 19,71 20,01 * Kacang Hijau (Kw/ha) 14,17 14,53 14,89 15,26 15,62 15,98 * Ubi Kayu (Kw/ha) 119,87 133,49 147,11 160,73 174,35 187,97 * Ubi Jalar (Kw/ha) 141,07 150,07 159,07 168,07 177,07 186,07 Tingkat produktivitas komoditi hortikultura unggulan * Bawang Merah (Kw/ha) 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 * Cabai Merah (Kw/ha) 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 * Cabai Rawit (Kw/ha) 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 * Durian (Kw/Pohon) 1,92 2,19 2,,47 2,75 3,02 3,30 * Pisang (Kw/Rumpun) 0,35 0,37 0,40 0,42 0,45 0,48 * Mangga (Kw/Pohon) 0,60 0,63 0,65 0,67 0,70 0,72 * Jahe (Kg/m2) 3,94 4,44 4,94 5,43 5,93 6,43 * Kencur (Kg/m2) 3,08 3,62 4,17 4,71 5,26 5,81 Tingkat Produktivitas komoditi perkebunan unggulan * Kakao (Kg/Ha) 895, , , , , ,00 * Tembakau (Kg/Ha) 342,55 375,00 400,00 425,00 450,00 475,00 Tingkat Produksi Benang Sutera * Benang Sutera (Kg) 487,93 916, , , , ,50 Tingkat Produksi Hasil Peternakan Unggulan * Daging (Kg) * Telur (Kg) Persentase peningkatan luas areal / lahan 0% 0.18% 0,35% 0,53% 0,71% 0,88% pertanian dan usaha pengembangan pertanian organik

106 TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- NO. TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN (1) (2) (3) (40 (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 2. Misi : Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk hasil pertanian 2.1 Meningkatkan daya saing, nilai tambah dan pemasaran hasil produksi pertanian serta meningkatkan kapasitas petani dan pelaku agribisnis lainnya Persentase peningkatan unit usaha yang telah menerapkan teknologi pengolahan hasil pertanian sesuai anjuran dan persentase peningkatan jumlah petani yang terbina Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil produksi pertanian serta meningkatnya kapasitas petani dan pelaku agibisnis lainnya 3. Misi : Menciptakan Lingkungan yang Kondusif Bagi Masyarakat Veteriner Jumlah unit usaha pengolahan hasil pertanian 96 Unit 104 Unit 110 Unit 118 Unit 123 Unit 123 Unit Persentase peningkatan ketersediaan sarana prasarana teknologi pengolahan hasil pertanian Persentase peningkatan jumlah komoditi yang dipasarkan Jumlah petani & pelaku agribisnis yang mengikuti pelatihan, bimtek, sosialisasi 0% 8,33% 16,67% 25,00% 33,33% 41,67% 33,33% 33,33% 58,33% 58,33% 78,33% 78,33% 115 org 240 org 365 org 490 org 600 org 710 org 3.1 Meningkatkan Keamanan Persentase Pangan Asal Hewan yang Terkendalinya Penyakit Hewan dan Zoonosis Persentase Kasus Penyakit Hewan dan Zoonosis yang tertangani 30% 40% 45% 50% 55% 60% Produsen dan Aman, Sehat, Utuh Konsumen dari dan Halal (ASUH) ancaman yang beredar di penyakit hewan Masyarakat dan zoonosis 4. Misi : Mewujudkan Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian yang efektif serta memantapkan koordinasi dan sinergitas dalam penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian 4.1 Mewujudkan Kelembagaan Penyuluh dan Penyelenggaraan Penyuluhan yang efektif Persentase Penguatan Kelembagaan Penyuluh dan Penyelenggaraan Penyuluhan yang efektif Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Penyuluh dan Efektifitas Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Persentase Kelembagaan Penyuluhan yang diberdayakan dan dikembangkan 5. Misi : Mendorong Pengembangan Kapasitas SDM Aparatur, Pelaku Utama, Pelaku Usaha serta Pengembangan Kelembagaan Petani 5.1 Meningkatkan Kemampuan Kelembagaan dan SDM Pelaku Utama Persentase Kelembagaan Pelaku Utama yang Mandiri dan Jumlah Pelaku Utama yang Meningkat dalam hal Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan SDM Pelaku Utama 80% 82% 85% 90% 95% 100% Persentase Pencapaian Kinerja Mandiri Penyuluh 80% 82% 85% 90% 95% 100% Persentase Peningkatan Kelas Kelompok Tani yang Mandiri 25% 30% 35% 40% 45% 50% Capaian Kelompok Tani yang Dibina 89,85% 89,93% 90,01% 90,09% 90,17% 90,25% Persentase Peningkatan Kualitas SDM Pelaku Utama melalui Pendidikan dan Pelatihan 80% 82% 83% 85% 87% 90%

107 TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- NO. TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 5.2 Meningkatnya Kinerja Aparatur Persentase Aparatur yang berkinerja sangat baik Meningkatnya Efektifitas dan efesiensi pengelolaan administrasi umum dan keuangan Meningkatnya Ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana kantor Persentase kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi umum dan keuangan Persentase sarana dan prasarana kantor dalam kondisi baik % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

108 C. Strategi dan Kebijakan SKPD 1. Strategi Strategi dirumuskan berdasarkan hasil analisis gambaran pelayanan SKPD, hasil perumusan isu-isu strategis, tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD. Guna mewujudkan visi dan pencapaian misi, telah diuraikan pokok-pokok kebijakan pembangunan pertanian tahun Pokok-pokok kebijakan tersebut diimplementasikan dalam strategi untuk operasional pelaksanaannya sebagai berikut : 1. Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi hasil pertanian unggulan melalui optimalisasi penyediaan sarana produksi, penerapan teknologi budidaya spesifik lokasi dan pengendalian Organisme Penganggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). 2. Meningkatkan penanganan panen dan pasca panen untuk mendukung peningkatan mutu dan kualitas produksi hasil pertanian. 3. Meningkatkan penyediaan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian untuk mendukung peningkatan produksi hasil pertanian. 4. Meningkatkan pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Pertanian untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. 5. Meningkatkan Perluasan Areal melalui penyusunan regulasi penunjang dalam rangka perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (PLP2B). 6. Mengembangkan unit usaha pengolahan hasil pertanian melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi pengolahan hasil pertanian. 7. Meningkatkan pemasaran hasil pertanian melalui penyediaan sarana pemasaran, promosi dan pameran serta penyediaan data dan informasi produk dan harga komoditi hasil pertanian. 8. Mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian peredaran hewan ternak. 9. Peningkatan wawasan dan pengetahuan pelaku usaha ternak terkait kesehatan hewan. 10. Pengembangan SDM Penyuluh yang professional, kreatif dalam mendukung kemandirian pangan. 11. Revitalisasi dan Pemberdayaan Kelembagaan Penyuluhan. 98

109 12. Pemantapan Sistem, Metode, Mekanisme Penyuluhan. 13. Peningkatan penerapan teknologi pertanian di tingkat petani. 14. Perubahan pola pikir melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap aparatur, pelaku utama dan pelaku usaha. 15. Mendorong penumbuhan dan penguatan kapasitas kelembagaan penyuluh dan petani yang mandiri dan beragribisnis. 16. Meningkatkan pembinaan, monev dan inventarisasi kelembagaan kelompok tani. 17. Melaksanakan Koordinasi secara Sinergis, Rutin, Terpadu dan Berjenjang antar Lintas Sektor dan Stakeholder dalam penyusunan kebijakan penyelenggaran penyuluhan dan pemantapan ketahanan pangan. 18. Meningkatkan kinerja pelayanan bidang teknis dan administrasi SKPD Dinas Pertanian. 19. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparat bidang pertanian dalam mendukung pelayanan kepada masyarakat. 20. Meningkatkan profesionalisme aparatur Dinas Pertanian. 2. Kebijakan Kebijakan adalah upaya menerjemahkan strategi ke dalam langkah-langkah yang sistematis, terukur, terkoordinasi dan berkelanjutan berdasarkan aspek-aspek permasalahan lokal. Kebijakan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sebagai berikut: 1. Peningkatan fasilitasi penyediaan sarana produksi pertanian utamanya benih/bibit, pupuk bersubsidi dan pestisida secara 6 tepat (waktu, mutu, jenis, tempat, jumlah dan harga) dan perbaikan sistem pengelolaan tanaman. 2. Peningkatan produksi kebun rakyat dalam rangka menumbuhkembangkan agribisnis melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi. 3. Pengadaan sarana dan prasarana dalam mendukung peningkatan kualitas produk perkebunan unggulan. 4. Peningkatan luas areal Persuteraan Alam dan pelatihan pengembangan sutera alam bagi petani sutera. 99

110 5. Pengembangan usaha peternakan dengan konsep agribisnis dan peningkatan partisipasi masyarakat. 6. Peningkatan penanganan/pengendalian serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan dampak perubahan iklim (DPI). 7. Perbaikan penanganan panen dan pasca panen melalui demonstrasi dan penyediaan alat panen dan pasca panen. 8. Rehabilitasi dan pengembangan jaringan irigasi tersier (JIDES/ JITUT) serta pengembangan sumber-sumber air tanah dan permukaan serta sumber air lainnya. 9. Rehabilitasi dan pembangunan jalan usahatani (JUT) dan Jalan Produksi. 10. Peningkatan penyediaan alat dan mesin pertanian. 11. Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan pertanian melalui penerapan budidaya organik. 12. Peningkatan pengelolaan produksi pabrik pupuk organik dan unit pengolah pupuk organik lainnya. 13. Pengendalian alih fungsi lahan melalui Penyusunan regulasi PERDA Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B). 14. Pengembangan unit usaha pengolahan hasil pertanian. 15. Pengembangan teknologi pengolahan hasil pertanian. 16. Pembangunan sarana pemasaran, pelaksanaan pameran dan promosi hasil produksi, serta fasilitasi pemasaran hasil melalui pola kerjasama. 17. Penyusunan data dan informasi harga pasar komoditi hasil pertanian. 18. Koordinasi intensif dengan semua stakeholder terkait dalam pengawasan dan pengendalian peredaran hewan ternak. 19. Pelatihan dan pembinaan pelaku usaha terkait kesehatan hewan. 20. Pelaksanaan pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis dibidang pertanian. 21. Peningkatan wawasan, Kemampuan dan keterampilan penyuluh melalui diklat. 22. Pengembangan penyuluh polivalen di tingkat lapangan. 23. Pemberdayaan penyuluh swadaya, penyuluh swakarsa. 24. Pengembangan Sistem Informasi dan Manajemen Penyuluhan Pertanian melalui Cyber Extension. 100

111 25. Fasilitasi pemberdayaan BPP Kecamatan sebagai pusat pembelajaran pelaku utama. 26. Identifikasi potensi wilayah dan teknologi spesifik lokasi dalam upaya peningkatan produksi dan produktifitas komoditas unggulan. 27. Pemantapan koordinasi dan sinergitas antar instansi dan stakeholder. 28. Pengembangan Kompetensi Aparatur, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha melalui Diklat/Bimbingan Teknis Peningkatan Keterampilan Beragribisnis Komoditas Unggulan. 29. Regulasi Penumbuhan dan Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama. 30. Pengembangan kemampuan pengelolaan modal dan usaha agribisnis. 31. Optimalisasi pembinaan, monev dan inventarisasi kelembagaan petani dalam wilayah kerja masing-masing penyuluh. 32. Pengadaan sarana dan prasarana perkantoran. 33. Peningkatan SDM Aparatur melalui keikutsertaan dalam pelatihan, bimbingan teknis dan kursus-kursus. 34. Penegakan disiplin bagi aparatur sipil negara. 35. Penyusunan dokumen rencana kinerja dan anggaran dan penyusunan laporan kinerja dan keuangan SKPD. Untuk mengetahui keterkaitan antara visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi serta kebijakan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dapat dilihat dari Tabel 4.2. sebagai berikut : 101

112 Tabel 4.2 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun VISI : Terwujudnya Sistem Pertanian yang Melayani dan Pro Petani serta Berkelanjutan di Kabupaten Soppeng Tahun 2021 MISI 1 : Memantapkan dan meningkatkan produksi dan produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan hasil ternak secara berkelanjutan Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan produktivitas tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan serta produksi hasil ternak secara berkelanjutan MISI 2 : Meningkatnya produktivitas komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan produksi ternak unggulan Meningkatnya ketersediaan dan pengelolaan lahan pertanian untuk pengembangan sektor pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk hasil pertanian Meningkatkan daya saing, nilai tambah & pemasaran hasil produksi pertanian serta meningkatkan kapasitas petani dan pelaku agribisnis lainnya Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi hasil pertanian unggulan melalui optimalisasi penyediaan sarana produksi, penerapan teknologi budidaya spesifik lokasi dan pengendalian OPT dan DPI. Meningkatkan penanganan panen dan pasca panen untuk mendukung peningkatan produksi hasil pertanian Meningkatkan penyediaaan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian untuk mendukung peningkatan produksi hasil pertanian Meningkatkan pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Pertanian untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup Meningkatkan Perluasan Areal melalui penyusunan regulasi penunjang dalam rangka perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (PLP2B) Peningkatan fasilitasi penyediaan sarana produksi pertanian utamanya benih/bibit, pupuk bersubsidi dan pestisida secara 6 tepat (waktu, mutu, jenis, tempat, jumlah dan harga) dan perbaikan sistem pengelolaan tanaman Peningkatan penanganan / pengendalian serangan OPT dan dampak perubahan iklim Peningkatan produksi kebun rakyat dalam rangka menumbuhkembangkan agribisnis melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi Pengadaan sarana dan prasarana dalam mendukung peningkatan kualitas produk perkebunan unggulan Peningkatan luas areal persuteraan alam dan pelatihan pengembangan sutera alam bagi petani sutera Pengembangan usaha peternakan dengan konsep agribisnis dan peningkatan partisipasi masyarakat Perbaikan penanganan panen dan pasca panen melalui demonstrasi dan penyediaan alat panen dan pasca panen Rehabilitasi dan pengembangan jaringan irigasi tersier (JIDES/JITUT) serta pengembangan sumber-sumber air tanah dan permukaan serta sumber air lainnya Rehabilitasi dan pembangunan jalan usahatani (JUT) dan Jalan Produksi Peningkatan Penyediaan alat dan mesin pertanian Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan pertanian melalui penerapan budidaya organik Peningkatan pengelolaan produksi pabrik pupuk organik dan unit pengolah pupuk organik lainnya Pengendalian alih fungsi lahan melalui Penyusunan regulasi PERDA Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatnya pengolahan dan Mengembangkan unit usaha pengolahan hasil pertanian Pengembangan unit usaha pengolahan hasil pertanian pemasaran hasil produksi melalui pemanfaatan teknologi pengolahan hasil pertanian serta meningkatnya Pengembangan teknologi pengolahan hasil pertanian kapasitas petani dan pelaku agibisnis lainnya Meningkatkan pemasaran hasil pertanian melalui penyediaan sarana pemasaran, promosi dan pameran serta penyediaan data dan informasi harga komoditi hasil pertanian Mengembangakan pembinaan dan penyelenggaraan sosialisasi, pelatihan dan bimbingan teknis Pembangunan sarana pemasaran, pelaksanaan pameran dan promosi hasil produksi, serta fasilitasi pemasaran hasil melalui pola kerjasama Penyusunan data dan informasi harga pasar komoditi hasil pertanian Peningkatan kapasitas petani & pelaku agribisnis lainnnya melalui pelaksanaan sosialisasi, pelatihan dan bimbingan teknis dalam pengembangan usaha agribisnis

113 MISI 3 : Menciptakan Lingkungan Kondusif bagi Masyarakat Veteriner Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan Keamanan Produsen dan Terkendalinya Penyakit Hewan Mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian peredaran Koordinasi intensif dengan semua stakeholder terkait dalam Konsumen dari Ancaman Penyakit Hewan dan Zoonosis hewan ternak pengawasan dan pengendalian peredaran hewan ternak dan Zoonosis Peningkatan wawasan dan pengetahuan pelaku usaha ternak terkait kesehatan hewan Pelatihan dan pembinaan pelaku usaha terkait kesehatan hewan MISI 4 : Mewujudkan Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian yang efektif serta Memantapkan Koordinasi dan Sinergitas dalam Peneyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Mewujudkan Kelembagaan Penyuluh dan Meningkatnya Kapasitas Pengembangan SDM Penyuluh yang Profesional, kreatif Peningkatan wawasan, kemampuan, dan keterampilan Penyelenggaraan Penyuluhan yang efektif Kelembagaan Penyuluh dan dalam mendukung kemandirian pangan penyuluh melalui diklat Efektifitas Penyelenggaraan Pengembangan penyuluh Polivalen di tingkat lapangan Penyuluhan Pertanian Pemberdayaan penyuluh swadaya, penyuluh swakarsa Revitalisasi dan Pemberdayaan Kelembagaan Penyuluh Pengembangan system informasi dan manajemen penyuluhan pertanian melalui cyber extension Pemantapan Sistem, Metode, Mekanisme Penyuluhan Fasilitasi pemberdayaan BPP Kecamatan sebagai pusat pembelajaran pelaku utama MISI 5 : Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian di Tingkat Petani Melaksanakan Koordinasi secara sinergis, rutin, terpadu dan berjenjang antar lintas sektor dan stakeholder dalam penyusunan kebijakan penyelenggaraan penyuluhan dan pemantapan ketahanan pangan Mendorong Pengembangan Kapasitas SDM Aparatur, Pelaku Utama, Pelaku Usaha serta Pengembangan Kelembagaan Petani Meningkatkan Kemampuan Kelembagaan dan SDM Pelaku Utama Identifikasi potensi wilayah dan teknologi spesifik lokasi dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas komoditi unggulan Pemantapan koordinasi dan sinergitas antar instansi dan stakeholder Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatnya Kapasitas Perubahan pola pikir melalui peningkatan pengetahuan, Kelembagaan dan SDM Pelaku keterampilan dan sikap aparatur, pelaku utama dan pelaku Utama usaha Meningkatkan Kinerja Aparatur Meningkatnya efektifitas dan efisiensi pengelolaan administrasi umum dan Keuangan Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana kantor Mendorong penumbuhan dan penguatan kapasitas kelembagaan penyuluh dan petani yang mandiri dan beragribisnis Meningkatkan pembinaan, monev, dan inventarisasi kelembagaan kelompok tani Mengoptimalkan Penggunaan sistem informasi dalam rangka dukungan pelaksanaan adminsitrasi umum dan kepegawaian Mengoptimalkan fungsi pengembangan pegawai guna memenuhi kebutuhan SDM yang berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai Meningkatkan penyelenggaraan layanan adminstrasi keuangan,pelaporan keuangan dan pelaporan kinerja Mengoptimalkan Pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana bagi pegawai Pengembangan Kompetensi Aparatur, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha melalui diklat/bimbingan teknis Peningkatan Keterampilan Beragribisnis Komoditi Unggulan Regulasi penumbuhan dan penguatan kelembagaan pelaku utama Pengembangan Kemampuan pengelolaan modal dan usaha agribisnis Optimalisasi pembinaan, monev dan inventarisasi kelembagaan petani dalam wilayah kerja masing-masing penyuluh Peningkatan Pelayanan Kepegawaian Peningkatan Pengelolaan Admnistrasi Keuangan Pelaksanaan Pelatihan Pengadaan sarana perkantoran sesuai kebutuhan Pemeliharaan sarana perkantoran Inventarisasi sarana dan prasarana

114 A. Rencana Program BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Instansi Pemerintah. Mengacu pada strategi dan kebijakan pembangunan Pertanian tahun diatas, maka telah dirumuskan rencana program selama 5 (lima) tahun kedepan yaitu sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan 6. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 7. Program Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan 8. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, dan Pemasaran Hasil Pertanian 9. Program Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama 10. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Perkebunan 11. Program Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan Promosi Hasil Perkebunan 12. Program Pengembangan Sutera Alam 13. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 14. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan 15. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan 16. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perlindungan Lahan Pertanian 17. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Hortikultura 18. Program Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluh 104

115 B. Rencana Kegiatan Adapun rencana kegiatan berdasarkan rumusan program dalam Renstra SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng tahun adalah sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Perkantoran, dengan kegiatan : a. Pelayanan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik b. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional c. Penyediaan Layanan Kebersihan Kantor d. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga e. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor f. Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-undangan g. Penyediaan Bahan Logistik Kantor h. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar Daerah serta Kedinasan Lainnya i. Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran j. Penyediaan Biaya Umum dan Administrasi Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan kegiatan : a. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional b. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor c. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor e. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional f. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor g. Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor h. Pemeliharaan Rutin/Berkala Aplikasi 3. Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur, dengan kegiatan : a. Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya b. Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari Tertentu c. Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan 105

116 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan : a. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD b. Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun 5. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan, dengan kegiatan : a. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian b. Pengadaan Benih Padi dan Palawija c. Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian d. Penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan (RDKK) Pupuk Bersubsidi e. Pembinaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi f. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Serealia g. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Aneka Kacang dan Umbi h. Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering i. Penanganan Pasca Panen j. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI k. Perlindungan Tanaman Untuk Peningkatan Pengamanan Produksi Tanaman Pangan l. Penyusunan Data Base Potensi Produk Pangan m. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Budidaya 6. Program peningkatan produksi hasil peternakan, dengan kegiatan : a. Pembibitan dan Perawatan Ternak b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Peternakan c. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Dana Bergulir 7. Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan : a. Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian b. Peningkatan Pengelolaan Lahan c. Pengembangan Jalan Produksi d. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna 106

117 e. Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna f. Pengelolaan Sumber-Sumber Air Untuk Pertanian g. Water Resource and Irrigation Sector Management (WISMP) h. Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan P3A/GP3A i. Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim j. Koordinasi Perumusan Kebijakan Pertanahan dan Infrastruktur Pertanian dan Perdesaan 8. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, dan Pemasaran Hasil Pertanian, dengan kegiatan : a. Penanganan Pengolahan Hasil Pertanian b. Pengembangan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian c. Promosi atas hasil produksi pertanian unggulan daerah d. Fasilitasi kerjasama regional/nasional penyediaan hasil produksi pertanian e. Pengadaan Pondok Agribisnis f. Pengembangan sistem informasi pasar j. Sosialisasi sistem kredit/pembiayaan usahatani terhadap kelompok tani k. Penyuluhan dan bimbingan pengelolaan sumberdaya petani melalui bantuan pemerintah l. Pelatihan dan Bimbingan Kewirausahaan bagi Kelompok tani 9. Program Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama, dengan kegiatan : a. Pendidikan Petani dan Pelaku Agribisnis b. Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis c. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani dan KTNA d. Pekan Nasional Kelompok Tani Andalan e. Fasilitasi Model Kelembagaan Pelaku Utama 10. Program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil Perkebunan, dengan kegiatan : a. Pengembangan Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan b. Pengembangan Tanaman Alternatif Perkebunan c. Peningkatan Produksi dan Kualitas Tembakau 107

118 d. Pengadaan Sarana Produksi e. Pelatihan Petani SL-PHT f. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan Berkelanjutan 11. Program Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan Promosi hasil Perkebunan, dengan kegiatan : a. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna b. Pelatihan Pengolahan Pasca Panen c. Penyediaan sarana dan prasarana perkebunan 12. Program Pengembangan Sutera Alam, dengan kegiatan : a. Pengembangan Sutera Alam b. Pelatihan Petani Sutera Alam 13. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, dengan kegiatan : a. Pendataan Masalah Peternakan b. Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak c. Pemberdayaan Puskeswan d. Pembangunan Rumah Potong Hewan Ruminansia (DAK) e. Pembinaan Kesmavet pada Usaha Peternakan 14. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, dengan kegiatan: a. Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah 15. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, dengan kegiatan: b. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna c. Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna 16. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perlindungan Lahan Pertanian, dengan kegiatan : a. Pengembangan pertanian organik b. Apresiasi pengembangan pupuk organik c. Penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian d. Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian (TP) e. Pengendalian Lahan Berkelanjutan 108

119 17. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Hortikultura, dengan kegiatan : a. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman sayuran b. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah c. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman biofarmaka d. Pengembangan komoditi hortikultura tanaman hias e. Pengembangan bibit unggul pertanian f. Pengembangan diversifikasi tanaman g. Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan h. Penyediaan Sarana dan Prasarana Tanaman Hortikultura i. Pengembangan dan Pengendalian OPT Hortikultura 18. Program Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluh, dengan kegiatan : a. Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian b. Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Penyuluh Pertanian c. Penyuluhan dan Pendampingan bagi Pertanian Perkebunan d. Peningkatan Sarana dan Prasarana Tenaga Penyuluhan e. Penyuluhan Diseminasi Teknologi Pertanian/Perkebunan Spesifik Lokasi f. Pengkajian Teknologi Pertanian/Perkebunan Spesifik Lokasi yang Direkomendasikan g. Penyuluhan dan Pendampingan Penyusunan RDK/RDKK h. Penyuluhan dan Pendampingan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna i. Replikasi Pemberdayaan Balai Penyuluh Kecamatan j. Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan sebagai Posko Pelaksana Pembangunan Pertanian 109

120 5.3. Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Target kegiatan pembangunan pertanian Kabupaten Soppeng yang telah diuraikan dalam program/kegiatan. Capaian atas target dalam pelaksanaan terukur sesuai indikator kinerja, akan tetapi target kegiatan tidak akan tercapai jika tidak didukung dengan ketersediaan anggaran, baik bersumber dari APBN maupun APBD. Untuk lebih jelasnya Rencana Program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun dapat dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut : 110

121 Tujuan Meningkatkan Produktivitas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan serta Produksi Hasil Ternak Secara Berkelanjutan Indikator Tujuan Tabel 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF SKPD DINAS PERTANIAN KABUPATEN SOPPENG Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Persentase Meningkatnya Tingkat Produktivitas Dinas Peningkatan Produktivitas Padi dan Palawija Pertanian Produktivitas Komoditas a. Padi 58,26 Kw/ha 58,94 59,28 59,63 59,97 60,32 60,67 60,67 Tanaman Tanaman Pangan, b. Jagung 39,00 Kw/ha 49,16 49,90 50,66 51,42 52,20 52,99 52,99 Pangan, Hortikultura, Hortikultura c. Kedelai 20,36 Kw/ha 21,02 21,35 21,68 22,01 22,35 22,70 22,70 Perkebunan dan d. Kacang tanah 13,21 Kw/ha 18,57 18,85 19,13 19,42 19,71 20,01 20,01 dan Produksi Perkebunan Hasil Ternak e. Kacang hijau dan Produksi 13,80 Kw/ha 14,17 14,53 14,89 15,26 15,62 15,98 15,98 Hasil Ternak f. Ubi kayu 257,16 Kw/ha 119,87 133,49 147,11 160,73 174,35 187,97 187,97 unggulan g. Ubi jalar 176,15 Kw/ha 141,07 150,07 159,07 168,07 177,07 186,07 186,07 Tingkat Produktivitas Komoditi Hortikultura Unggulan a.bawang merah 78,00 Kw/ha 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 75,00 b. Cabe merah 21,44 Kw/ha 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 65,00 c. Cabe Rawit 36,24 Kw/ha 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 75,00 d. Durian 2,90 Kw/Pohon 1,92 2,19 2,47 2,75 3,02 3,30 3,30 e. Pisang 0,45 Kw/Rumpun 0,35 0,37 0,40 0,42 0,45 0,48 0,48 f. Mangga 0,94 Kw/Pohon 0,60 0,63 0,65 0,67 0,70 0,72 0,72 g. Jahe 3,18 Kg/m2 3,94 4,44 4,94 5,43 5,93 6,43 6,43 h. Kencur 10,97 Kg/m2 3,08 3,62 4,17 4,71 5,26 5,81 5,81 Tingkat Produktivitas Komoditi Perkebunan Unggulan a. Kakao 895,81 Kg/Ha 895, , , , , , ,00 b. Tembakau 342,55 Kg/Ha 342,55 375,00 400,00 425,00 450,00 475,00 475,00 Tingkat Produksi Benang Sutera a. Benang Sutera (Kg) 487,93 Kg 487,93 916, , , , , ,50 Tingkat Produksi Hasil Peternakan a. Daging Kg b. Telur Kg Program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil produksi Tanaman Pangan Penyediaan sarana produksi pertanian Peningkatan produksi tanaman pangan -21,15% 23,47% ,87% ,22% ,51% ,74% ,92% ,92% a. Padi Ton b. Jagung Ton c. Kedelai Ton d. Kacang Tanah 406 Ton e. Kacang Hijau 329 Ton f. Ubi Kayu 231 Ton g. Ubi Jalar 123 Ton Jumlah pupuk yang tersedia Ton setiap tahun Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

122 Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Pengadaan benih padi dan palawija Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian Penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan (RDKK) Pupuk Bersubsidi Pembinaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Jumlah Benih yang tersedia setiap tahun Luas areal penangkaran benih unggul tanaman pangan Jumlah RDKK pupuk bersubsidi yang tersusun tepat waktu Jumlah pengecer dan distributor pupuk bersubsidi yang terbina Peningkatan produksi Luas areal dan pengembangan produktivitas tanaman serealia Tanaman Serealia melalui peningkatan produktivitas Peningkatan produksi dan produktivitas Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Pengembangan pertanian pada lahan kering Penanganan Pasca Panen Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari gangguan OPT dan DPI 0 Ton Hektar Dokumen orang a. Padi 1500 Hektar b. Jagung 0 Hektar Luas areal pengembangan tanaman aneka kacang dan umbi melalui peningkatan produktivitas a. Kedelei 0 Hektar b. Kacang Tanah 0 Hektar c. Kacang Hjau 0 Hektar d. Ubi Kayu (UB) 0 Hektar e. Ubi Jalar (UB) 0 Hektar Luas areal pengembangan padi ladang Jumlah Peserta Bimtek Susut Hasil Pertanian dan survey susut hasil produksi pertanian Peta daerah rawan banjir dan kekeringan Gerakan pengendalian OPT Perlindungan Jumlah obatobatan tanaman yang untuk peningkatan diadakan pengamanan produksi tanaman pangan 0 Hektar Orang dan 2 Kali Orang dan 2 Kali Orang dan 2 Kali Orang dan 2 Kali Orang dan 2 Kali Orang dan 2 Kali Orang dan 10 Kali Dokumen Kali Paket Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

123 Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Penyusunan data base potensi produk pangan Penelitian dan pengembangan teknologi budidaya Program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil Hortikultura Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman sayuran Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah Jumlah data potensi tanaman pangan dan hortikultura yang tersusun Hasil kajian pengembangan teknologi budidaya tanaman pangan & hortikultura Persentase Peningkatan produksi tanaman hortikultura 10 Dokumen Dokumen ,27 % 24,50% ,50% ,50% ,77% ,16% ,80% ,80% a. Bawang Merah 79,50 Ton b. Cabai Merah 74,50 Ton c. Cabai Rawit 59,40 Ton d. Durian 304,50 Ton e. Pisang 1.395,10 Ton f. Mangga 3.718,50 Ton g. Jahe 18,56 Ton h. Kencur 3,84 Ton Luas areal pengembangan tanaman sayuran unggulan dan tanaman sayuran lainnya a. Bawang Merah 17 Hektar b. Cabai Merah 28 Hektar c. Cabe Rawit 16 Hektar d. Tan. Sayuran 85 Hektar lainnya Jumlah pohon tanaman buah unggulan dan tanaman buah lainnya yang dikembangkan a. Durian 850 Pohon b. Pisang 2534 Rumpun c. Mangga 400 Pohon d. Tan. Buah Lainnya Pohon Peningkatan produksi, Luas areal pengembangan produktivitas dan mutu produk tanaman biofarmaka tanaman biofarmaka a. Jahe 176 M Pengembangan komoditi hortikultura tanaman hias b. Kencur 16 M c. Tan. Biofarmaka lainnya Jumlah tanaman hias yang dikembangkan 365 M Komoditi ,000, ,000, ,000, ,000,000 Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

124 Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Pengembangan bibit unggul pertanian Pengembangan diversifikasi tanaman Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan Penyediaan Sarana dan Prasarana Tanaman Hortikultura Pengembangan dan Pengendalian OPT Hortikultura Program penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian/ perkebunan Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian Peningkatan Pengelolaan Lahan Pengembangan Jalan Produksi Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat guna Jumlah bibit unggul hortikultura yang dikembangkan Jumlah komoditi hortikultura yang diusahakan Luas Lahan Pekarangan yang dikembangkan Jumlah sarana dan prasarana yang diadakan Jumlah Peserta Pelatihan Pengendalian OPT dan Bahan OPT Hortikultura yang Diadakan Persentase peningkatan luas areal tanam komoditi tanaman pangan Panjang Jalan Usaha Tani/ Produksi (Km) Ketersediaan Alsintan (Unit) Panjang Jaringan Irigasi yang terbangun/ terehabilitasi 200 / 100 Pohon/kg 150 dan ,885, dan ,000, dan ,000, dan ,000, dan ,000, dan ,000, dan ,885,000 3 Komoditi 5 311,750, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,061,750,000 0 Hektar Paket Org/Paket 0-25 Org dan 1 Paket Org dan 1 Paket Org dan 1 Paket Org dan 1 Paket Org dan 1 Paket Org dan 5 Paket ,47% 41,04% ,45% ,94% ,30% ,61% ,87% ,87% , , , , , , , , '* JITUT / JIDES meter Panjang jalan usahatani yang dikembangkan/ direhabilitasi Tersedianya Prasarana Pertanian Berupa Jalan Produksi Jumlah Alat dan mesin pertanian yang tersedia 83 Km , a. Hand Traktor 3839 Unit b. Traktor roda 4 15 Unit c. Cultivator 6 Unit d. Power Tresher 298 Unit e. Mesin Pompa Air 1192 Unit f. Transplanter 33 Unit g. Combine Harvester 81 Unit h. Pemipil Jagung 106 Unit i. Mesin Pemotong Rumput 0 Unit j. Alsintan lainnya 10 Unit Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

125 Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Pelatihan dan bimbingan Jumlah peserta pelatihan & pertanian/perkebuna teknologi pertanian pengoperasian bimbingan teknologi pengoperasian 20 orang ,150, ,000, ,000, ,150,000 n tepat guna tepat guna Pengelolaan sumber-sumber air untuk pertanian Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan perdesaan Water Resource and Irrigation Sector Management (WISMP) Pembinaan dan pengembangan Kelembagaan P3A/GP3A Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Perkebunan Pengembangan Bibit Unggul Pertanian/ Perkebunan Pengembangan Tanaman Alternatif Perkebunan Peningkatan Produksi dan Kualitas Tembakau Jumlah sumbersumber air untuk irigasi yang dibangun/direhab * Embung 14 Unit * Cekdam 7 Unit * Sumur Tanah Dangkal * Sumur Tanah Dalam * Irigasi Air Permukaan * Prasarana Lainnya Data base jaringan irigasi berbasis IT Jumlah kelompok P3A & GP3A yang terfasilitasi pembentukan dan pengembangan kelembagaannya Jumlah kelembagaan P3A dan GP3A yang dibina Tersedianya Bangunan Konservasi Air Berupa Embung, Rorak dan Sumur Bor 95 Unit Unit Unit Unit Dokumen Kelompok Kelompok Unit Produksi Kakao Ton Produksi Tembakau 45,38 Ton 60,00 73,47 86,35 91,23 94,11 106,99 106,99 Jumlah Bibit Sambung Pucuk Kakao Pohon Jumlah Bibit Pala dan Lada Pohon Tersediannya Sarana dan Prasarana Pada Kelompok Tani Pembudidaya Tan. Tembakau 21 Kelompok Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

126 Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Pengadaan Sarana Produksi Pelatihan Petani SL- PHT Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan Berkelanjutan Program Pengembangan Sutera Alam Pengembangan Sutera Alam Pelatihan Petani Sutera Alam Program Peningkatan Hasil Produksi Peternakan Pembibitan dan Perawatan Ternak Pengadaan Sarana dan Prasarana Peternakan Tersedianya Sarana Produksi Meningkatnya wawasan petani dalam pengendalian hama terpadu Tersedianya CP/CL Kegiatan APBN 0 Ha Kelompok Kelompok Produksi Kokon (Kg) 4.391,4 Kg 4.391,4 Kg Kg Kg Tersedianya areal pengembangan sutera alam Jumlah Kelompok Tani yang diberikan Pelatihan Pengembangan Sutera Alam Peningkatan Jumlah Populasi Ternak Jumlah Sarana dan Prasarana IB dan Jumlah Bibit Ternak yang Diadakan Jumlah Sarana dan Prasarana Peternakan yang Diadakan Monitoring, Evaluasi Jumlah Laporan dan Pelaporan Dana yang Disusun Bergulir Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Pengadaan Sarana dan Prasarana Peternakan Tepat Guna Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Peternakan Tepat Guna Peningkatan Jumlah Kelompok yang Menerapkan Teknologi Tepat Guna Jumlah Sarana dan Prasarana Peternakan yang Diadakan Pelatihan Pasca Panen, Pembuatan Pakan dan Sosialisasi IB Ha Kelompok Sapi ekor, Kambing ekor, Unggas ekor dosis, 130 ekor Kambing dan 25 ekor Sapi Sapi ekor, Kambing ekor, Unggas ekor dosis, 130 ekor Kambing dan 25 ekor Sapi Sapi ekor, Kambing ekor, Unggas ekor dosis, 130 ekor Kambing dan 25 ekor Sapi Sapi ekor, Kambing ekor, Unggas ekor dosis, 130 ekor Kambing dan 25 ekor Sapi Sapi ekor, Kambing ekor, Unggas ekor dosis, 130 ekor Kambin g dan 25 ekor Sapi Sapi ekor, Kambing ekor, Unggas ekor dosis, 130 ekor Kambin g dan 25 ekor Sapi Sapi ekor, Kambing ekor, Unggas ekor dosis, 130 ekor Kambin g dan 25 ekor Sapi Sapi ekor, Kambing ekor, Unggas ekor dosis, 780 ekor Kambing dan 150 ekor Sapi Paket Laporan Kelompok Unit Pelatihan Pasca Panen 2 Kali, Pembuatan Pakan 4 Kali dan Sosialisasi IB 24 Kali Pelatihan Pasca Panen 2 Kali, Pembuatan Pakan 2 Kali dan Sosialisasi IB 8 Kali Pelatihan Pasca Panen 2 Kali, Pembuatan Pakan 2 Kali dan Sosialisasi IB 8 Kali Pelatihan Pasca Panen 2 Kali, Pembuatan Pakan 2 Kali dan Sosialisasi IB 8 Kali Pelatihan Pasca Panen 2 Kali, Pembuatan Pakan 2 Kali dan Sosialisasi IB 8 Kali Pelatihan Pasca Panen 2 Kali, Pembuatan Pakan 2 Kali dan Sosialisasi IB 8 Kali Pelatihan Pasca Panen 2 Kali, Pembuatan Pakan 2 Kali dan Sosialisasi IB 8 Kali Pelatihan Pasca Panen 12 Kali, Pembuatan Pakan 12 Kali dan Sosialisasi IB 48 Kali Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

127 Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Meningkatnya Persentase ketersediaan peningkatan Luas dan Lahan pertanian dan 0% 0% 0 0,18% ,35% ,53% ,71% ,88% ,88% pengelolaan pengembangan lahan pertanian pertanian organik untuk pengembang Program Pengembangan Persentase Peningkatan an komoditas dan Pengelolaan luas areal 0% 0% 0 2,30% ,30% ,30% ,30% ,30% ,30% tanaman Perlindungan pangan dan Lahan Pertanian pertanian hortikultura Pengembangan Luas areal yang ramah lingkungan secara berkelanjutan pertanian organik pengembangan usahatani organik 0 Hektar Meningkatkan Keamanan Produsen dan Konsumen dari Ancaman Persentase Pangan Asal Hewan yang Aman, Sehat, Utuh Penyakit dan Halal Hewan dan yang Zoonosis Beredar di Masyarakat Terkendalinya Persentase Kasus Penyakit Penyakit Hewan dan Hewan dan Zoonosis yang Zoonosis Tertangani Apresiasi pengembangan pupuk organik Penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian (TP) Pengendalian Lahan Berkelanjutan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Pendataan Masalah Peternakan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak Pemberdayaan Puskeswan Jumlah produksi pupuk organik yang dihasilkan pabrik pupuk organik Hasil kajian sumberdaya lahan pertanian / peta lahan pertanian Jumlah luas areal tanam yang bertambah * Cetak sawah Baru 0 Ton Dokumen Hekar * Optimasi lahan 998 Hektar * Pengembangan sistim pengelolaan lahan (SRI, dll) Penyusunan PERDA Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Persentase Jenis Kasus Penyakit Ternak Jumlah Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Darah Sapi dan Jumlah Populasi ternak Jumlah Vaksin dan Pengobatan Ternak Jumlah Puskeswan yang Diberdayakan Hektar Dokumen % 35% % % % % % % % 50% % % % % % % Sampel Dosis 400 Sampel Dosis Sampel Dosis Sampel Dosis Sampel Dosis Sampel Dosis Sampel Dosis Sampel Dosis Puskeswan Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

128 Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Pembangunan Rumah Potong Pembangunan Sarana Hewan Ruminansia Penunjang Rumah Potong Hewan (RPH) 5 Paket Paket Paket Mewujudkan Kelembagaan Persentase Penguatan Meningkatnya Kapasitas Persentase Pencapaian Kinerja Penyuluh dan Kelembagaan Kelembagaan Mandiri Penyuluh Penyelenggaraan Penyuluh dan Penyuluh dan Penyuluhan yang Penyelenggaefektif raan Penyuluhan yang efektif Efektifitas Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Pembinaan Kesmavet pada Usaha Peternakan Program Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluh Jumlah Pemeriksaan Sampel Daging dan Uji Sampel Produk Peternakan Persentase Efektifitas Penyelenggaraan Penyuluhan Peningkatan Kapasitas Tenaga Jumlah Penyuluh yang Mengikuti Penyuluh Pertanian Pelatihan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Penyuluh Pertanian Penyuluhan dan Pendampingan Bagi Pertanian Perkebunan Peningkatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan Penyuluhan Diseminasi Teknologi Pertanian/ Perkebunan Spesifik Lokasi Pengkajian Teknologi Pertanian/ Perkebunan Spesifik Lokasi yang Direkomendasikan Penyuluhan dan Pendampingan Penyusunan RDK/RDKK Jumlah Penyuluh yang Meningkat Kesejahteraannya Penyusunan Programa Penyuluhan dan Rencana Kerja Jumlah Sarana dan Prasarana Penyuluhan yang Diadakan Frekuensi Penyuluhan Informasi Teknologi Spesifik Lokasi yang telah Direkomendasikan Paket Teknologi Spesifik Lokasi Rekomendasi yang Memerlukan Pengkajian Frekuensi Pendampingan dan Pengawalan Peningkatan Produksi 30 Sampel Sampel % 80% % % % % % % % 91% % % % % % % Org Org Dokumen Jenis Kali Paket Kali Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

129 Tujuan Meningkatkan Kemampuan Kelembagaan dan SDM Pelaku Utama Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Persentase Kelembagaan Penyuluh yang Diberdayakan dan Dikembangkan Persentase Meningkatnya Persentase Kelembagaan Kapasitas Pelaku Utama Kelembagaan Peningkatan Kualitas SDM Pelaku yang Mandiri dan SDM Utama melalui dan Jumlah Pelaku Utama Pendidikan dan Pelaku Utama Pelatihan yang Meningkat dalam Hal Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) Cakupan Kelompok Tani yang Dibina Persentase Peningkatan Kelas Kelompok Tani yang Mandiri Penyuluhan dan Pendampingan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna Program Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Penyuluh Replikasi Pemberdayaan Balai Penyuluhan Kecamatan Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan Sebagai Posko Pelaksana Pembangunan Pertanian Program Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama Pendidikan Petani dan Pelaku Agribisnis Program Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis Frekuensi Penyuluhan Teknologi Peternakan yang Dilaksanakan Persentase Efektifitas Penyelenggaraan Penyuluhan Jumlah Model Percontohan/ Demplot Integrasi Terpadu Jumlah Balai Penyuluhan Kecamatan yang Dikembangkan sebagai Posko Pembangunan Pertanian 120 Kali % 80% % % % % % % % 91% % % % % % % % 80% % % % % % % Lembaga Petani yang mandiri 25% 25% % % % % % % Jumlah Petani yang Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan 280 Org ,77% 89,85% ,93% ,01% ,09% ,17% ,25% ,25% Lembaga Petani yang mandiri 25% 25% % % % % % % Pendampingan Kemitraan Usaha Gapoktan dalam Beragribisnis 70 Gapoktan % 5% % % % % % % Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

130 Tujuan Meningkatkan daya saing, nilai tambah & pemasaran hasil produksi pertanian serta meningkatkan kapasitas petani dan pelaku agribisnis lainnya Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Persentase jumlah unit usaha pengolahan hasil yang telah menerapkan teknologi pengolahan hasil pertanian sesuai anjuran dan persentase peningkatan jumlah petani yang terbina Meningkatnya Jumlah unit usaha pengolahan dan pengolahan hasil pemasaran pertanian hasil produksi pertanian serta meningkatnya kapasitas petani pelaku agibisnis lainnya dan Persentase peningkatan ketersediaan sarana prasarana teknologi pengolahan hasil pertanian Program Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani dan KTNA Pekan Nasional Kelompok Tani Nelayan Andalan Fasilitasi Model Kelembagaan Pelaku Utama Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, dan Pemasaran Hasil Pertanian Penanganan Pengolahan Hasil Pertanian Program Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan Promosi Hasil Perkebunan Pelatihan Pengolahan Pasca Panen Lembaga Petani yang mandiri 25% 25% % % % % % % Jumlah Kelembagaan Pelaku Utama yang Dibina Jumlah Petani Yang Mengikuti PENAS Pendampingan Penyusunan Kebijakan Kelembagaan Pelaku Utama Jumlah jenis komoditi yang diolah dan dipasarkan Jumlah jenis usaha pengolahan hasil pertanian Tersedianya Alat Pasca Panen Meningkatnya Pengetahuan Kelompok Tani Program Peningkatan Nilai Jumlah jenis Tambah, Daya komoditi yang Saing, Mutu, dan diolah dan Pemasaran Hasil dipasarkan Pertanian 765 Poktan Kegiatan Unit 108 Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Komoditi Jenis Unit Kelompok % 0% ,33% ,67% ,00% ,33% ,67% ,67% Komoditi Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi Pengembangan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian Jumlah alat mesin pengolahan hasil pertanian yang dikembangkan/ diadakan Program Peningkatan Pasca Panen, Tersedianya Pemasaran dan Alat Pasca Promosi Hasil Panen Perkebunan 0 Unit Unit

131 Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Persentase peningkatan jumlah komoditi yang dipasarkan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/ Perkebunan Tepat Guna Penyediaan Sarana dan Prasarana Perkebunan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu, dan Pemasaran Hasil Pertanian Promosi atas hasil produksi pertanian unggulan daerah Fasilitasi kerjasama regional / nasional penyediaan hasil produksi pertanian Pengadaan Pondok Agribisnis Pengembangan sistem informasi pasar Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Jumlah Pengolahan Perkebunan Alat Unit Pengolahan dan Alat Transportasi Jumlah jenis komoditi yang diolah dan dipasarkan 200 Unit Unit % 33,33% ,33% ,33% ,33% ,33% ,33% ,33% Komoditi Jumlah Keikutsertaan dalam pelaksanaan pameran promosi tingkat kab, prop. dan nasional 3 Kali 5 111,945, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,945,000 Jumlah fasilitasi pemasaran yang dilaksanakan 0 Kali ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 melalui pola 250,000,000 kerjasama Jumlah pondok agribisnis yang 2 Unit ,000, ,000, ,000, ,000,000 dibangun Data harga pasar komoditi Pertanian 1 Buku ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 Peningkatan Penyebarluasan Informasi Produk dan Inovasi Hasil Peternakan 3 Kali Promosi atas hasil Jumlah Even yang produksi Peternakan Diikuti 3 Kali unggulan daerah Jumlah petani & pelaku agribisnis yang mengikuti pelatihan, bimtek, sosialisasi 250 orang Program Peningkatan Nilai Jumlah jenis Tambah, Daya komoditi yang Saing, Mutu, dan diolah dan 3 Komoditi Pemasaran Hasil dipasarkan Pertanian Sosialisasi sistem kredit/pembiayaan usahatani terhadap kelompok tani Jumlah petani & pelaku usaha agribiisnis yang mengikuti sosialisasi sistem kredit/pembiayaan usahatani 30 orang 25 41,708, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,708,000 Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

132 Tujuan Meningkatnya Kinerja Aparatur Meningkatnya Kinerja Aparatur Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Persentase Aparatur yang Berkinerja sangat Baik Persentase Aparatur yang Berkinerja sangat baik Meningkatnya Persentase Sarana Ketersediaan dan prasarana dan kualitas kantor dalam sarana dan kondisi baik prasarana kantor Meningkatnya efektifitas dan efesiensi pengelolaan administrasi umum dan keuangan Penyuluhan dan bimbingan pengelolaan sumberdaya petani melalui bantuan pemerintah Jumlah peserta penyuluhan dan bimbingan pengelolaan sumberdaya petani melalui bantuan pemerintah Pelatihan dan Bimbingan Jumlah peserta yang mengikuti Kewirausahaan bagi pelatihan Kelompok tani kewirausahaan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pengadaan kendaraan dinas Pengadaan perlengkapan gedung kantor Pengadaan peralatan gedung kantor Persentase Sarana dan Prasarana Kantor dalam Kondisi Baik 60 orang 20 42,352, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,352, orang 20 42,352, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,352,000 51,42% 59,52% ,62% ,72% ,82% ,92% % % ,60% 100% % % % % % % Jumlah kendaraan dinas * Roda 2 34 Unit * Roda 4 3 Unit Jumlah perlengkapan gedung kantor Jumlah peralatan gedung kantor yang diadakan Pemeliharaan Jumlah gedung rutin/berkala gedung kantor kantor Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/ operasional Jumlah kendaraan dinas/ operasional yang dipelihara Pemeliharaan Jumlah peralatan rutin/berkala gedung kantor peralatan kantor yang dipelihara Rehabilitasi Jumlah gedung sedang/berat kantor yang gedung kantor direhabilitasi Pemeliharaan Aplikasi keuangan rutin/berkala SKPD yang aplikasi terpelihara Persentase kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi umum dan keungan Program Pelayanan Persentase Perkantoran Tingkat kepuasan ASN terhadap pelayanan perkantoran Pelayanan jasa Jumlah pembayaran komunikasi jasa komunikasi, sumberdaya air dan sumberdaya air dan listrik listrik 9 Unit ,775, ,000, ,000, ,000, ,775,000 7 Buah/Unit 7 144,600, ,000, ,000, ,000, ,600,000 1 Buah/Unit 1 35,000, ,000, ,000, ,000, ,000, * Roda 2 34 Unit * Roda 4 3 Unit Jenis 5 40,550, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,550,000 3 Paket 2 263,750, ,000, ,750,000 1 Paket ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, % 100% % % % % % % % 100% % % % % % % Kali 12 85,800, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

133 Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data capaian pada tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Persentase kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi umum dan keungan Penyediaan jasa pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional Penyediaan layanan kebersihan kantor Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor Penyediaan peralatan rumah tangga Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundanngundangan Penyediaan bahan logistik kantor Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam dan luar daerah Peningkatan pelayanan perkantoran Penyediaan biaya umum dan administrasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa Program Peningkatan Profesionalisme ASN Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu Bimbingan teknis Implementasi Peraturan Perundangundangan Jumlah STNK kendaraan Dinas/operasional 30 Unit 37 9,300, ,920, ,000, ,000, ,000, ,000, Jumlah petugas kebersihan dan per. kebersihan Jumlah Alat Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 2 orang / 2 jenis 2 / 2 25,600,000 4 / 2 36,000,000 4 / 2 36,000,000 4 / 2 36,000,000 4 / 2 36,000,000 4 / 2 36,000,000 4 / ,600,000 - Buah ,800, Jumlah peralatan rumah tangga 2 Buah/Unit 7 3,693, ,000, ,000, ,000, ,000,000 5 Jumlah bahan bacaan dan peraturan perundangundangan 19 Terbitan 22 10,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Jumlah pengisian gas 27 Kali 36 4,763, ,000, ,000, ,000, ,000, Jumlah rapat koordinasi dan konsultasi Jumlah paket pelayanan administrasi perkantoran Jumlah kegiatan yang dilayani melalui proses pengadaan barang/jasa Persentase peningkatan disiplin ASN Jumlah pakaian dinas yang diadakan Jumlah pakaian khusus yang diadakan Jumlah aparat yang mengikuti Bimbingan teknis Implementasi Peraturan UU Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Anggaran Persentase Pelaporan tepat waktu Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun Jumlah laporan capaian kinerja SKPD Jumlah Laporan Keuangan akhir tahun yang tepat waktu 297 Kali ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 25,000,000 5,000, ,000, ,693, ,000, ,763, Paket 5 742,524, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Kegiatan 4 58,055, ,69% 98,11% % % % % % % % 100% % % % % % 0 100% Set ,000, Set ,000, ,000, orang 5 140,000, ,000, ,694, ,000, ,000, ,000, % 100% % % % % % % Dokumen 6 43,557, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,557,500 4 Dokumen 4 21,359, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,359,300 Unit Kerja SKPD Penan ggungj awab Lokasi

134 BAB. VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Program pembangunan Pertanian Kabupaten Soppeng yang termuat dalam RPJMD diimplementasikan dalam berbagai macam kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian diindikasikan oleh suatu Indikator Kinerja yang diuraikan secara bertahap setiap tahunnya, menunjukan perkembangan, capaian dan hasil akhir dari program pembangunan jangka menengah. A. Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun merupakan alat ukur keberhasilan kinerja dalam pencapaian visi dan misi Dinas dalam melaksanakan program-program pembangunan di Kabupaten Soppeng pada kurun waktu Berdasarkan RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun memuat indikator kinerja SKPD Dinas Pertanian yang secara langsung menunjukkan kinerja yang dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Adapun indikator kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD yaitu sebagai berikut : 1). Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan 2). Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Perkebunan 3). Nilai Tukar Peternak 4). PDRB per Kapita Petani (Rp) 5). Cakupan layanan irigasi (%) 6). Jumlah unit usaha dalan pengolahan hasil pertanian (Unit) Penetapan indikator kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng sebagai berikut: 124

135 No. Indikator *) Tabel 6.1 Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Soppeng Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Tahun 2015 Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan 99,91 101,76 102,50 103,24 103,98 104,72 105,45 105,45 2. Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Perkebunan 98,47 97,51 98,67 99,83 100,99 102,15 103,31 103,31 3. Nilai Tukar Petani Peternak 93,00 95,00 98,00 101,00 104,00 107,00 110,00 110,00 4. PDRB per Kapita Petani (Rp) Cakupan layanan irigasi (%) 68,73% 72,47% 74,85% 77,23% 79,61% 81,99% 84,37% 84,37 6. Jumlah Unit Usaha dalam Pengolahan Hasil Pertanian (Unit) Catatan : Indikator Kinerja Utama (IKU)

136 B. Indikator Kinerja Pelayanan SKPD Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun memuat indikator kinerja pelayanan SKPD Dinas Pertanian yang secara tidak langsung menunjukkan kinerja yang dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran SKPD. Adapun indikator kinerja pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng yang mengacu pada tujuan dan sasaran Rencana Strategis SKPD yaitu sebagai berikut : 126

137 No. Aspek/Fokus/BidangUrusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Tahun 2015 Tabel 6.2 Indikator Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Tingkat produktivitas padi dan palawija a. Padi (Kw/Ha GKG) 58,26 58,94 59,28 59,63 59,97 60,32 60,67 60,67 b. Jagung (Kw/Ha pipilan kering) 39,00 49,16 49,90 50,66 51,42 52,20 52,99 52,99 c. Kedelai (Kw/Ha biji kering) 20,36 21,02 21,35 21,68 22,01 22,35 22,70 22,70 d. Kacang Tanah (Kw/ha biji kering) 13,21 18,57 18,85 19,13 19,42 19,71 20,01 20,01 e. Kacang Hijau (Kw/Ha biji kering) 13,80 14,17 14,53 14,89 15,26 15,62 15,98 15,98 f. Ubi Kayu (Kw/Ha umbi basah) 257,16 119,87 133,49 147,11 160,73 174,35 187,97 187,97 g. Ubi Jalar (Kw/Ha umbi basah) 176,15 141,07 150,07 159,07 168,07 177,07 186,07 186,07 2. Tingkat produktivitas komoditi hortikultura unggulan a. Bawang Merah (Kw/Ha) 78,00 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 75,00 b. Cabai Merah (Kw/Ha) 21,44 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 65,00 c. Cabai Rawit (Kw/Ha) 36,24 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 75,00 d Durian (Kw/Pohon) 2,90 1,92 2,19 2,47 2,75 3,02 3,30 3,30 e. Pisang (Kw/Rumpun) 0,45 0,35 0,37 0,40 0,42 0,45 0,48 0,48 f. Mangga (Kw/Pohon) 0,94 0,60 0,63 0,65 0,67 0,70 0,72 0,72 g. Jahe (Kg/m2) 3,18 3,94 4,44 4,94 5,43 5,93 6,43 6,43 h. Kencur (Kg/m2) 10,97 3,08 3,62 4,17 4,71 5,26 5,81 5,81 3. Tingkat produktivitas komoditi Perkebunan unggulan a. Kakao (Kg/Ha) 895,81 895, , , , , , ,00 b. Tembakau (Kg/Ha) 342,55 342,55 375,00 400,00 425,00 450,00 475,00 475,00 4. Tingkat Produksi Benang Sutera a. Benang Sutera (Kg) 487,93 487,93 916, , , , , ,50 5. Tingkat Produksi Hasil Peternakan a. Daging (Kg) b. Telur (Kg) Persentase peningkatan luas areal / lahan 6. pertanian dan usaha pengembangan 0% 0% 0.18% 0,35% 0,53% 0,71% 0,88% 0,88% pertanian organik 7. Jumlah unit usaha pengolahan hasil pertanian 93 Unit 96 Unit 104 Unit 110 Unit 118 Unit 123 Unit 123 Unit 123 Unit

138 No. Aspek/Fokus/BidangUrusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Tahun 2015 Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 8. Persentase peningkatan ketersediaan sarana prasarana teknologi pengolahan 0% 0% 8,33% 16,67% 25,00% 33,33% 41,67% 41,67% hasil pertanian 9. Persentase peningkatan jumlah komoditi yang dipasarkan 0% 33,33% 33,33% 58,33% 58,33% 78,33% 78,33% 78,33% 10. Jumlah petani & pelaku agribisnis yang mengikuti pelatihan, bimtek, sosialisasi 250 org 115 org 240 org 365 org 490 org 600 org 710 org 710 org 11. Persentase Kasus Penyakit Hewan dan Zoonosis yang tertangani 30% 35% 40% 45% 50% 55% 60% 60% 12. Persentase kelembagaan Penyuluhan yang Diberdayakan dan Dikembangkan 75% 80% 82% 85% 90% 95% 100% 100% 13. Persentase Pencapaian Kinerja Mandiri Penyuluh 75% 80% 82% 85% 90% 95% 100% 100% 14. Persentase Peningkatan Kelas Kelompok Tani yang Mandiri - 25% 30% 35% 40% 45% 50% 50% 15. Cakupan Kelompok Tani yang Dibina 89,77% 89,85% 89,93% 90,01% 90,09% 90,17% 90,25% 90,25% Persentase SDM Pelaku Utama yang 16. Meningkat Melalui Pendidikan dan Pelatihan Persentase Kepuasan Pegawai Terhadap 17. Pelayanan Administrasi Umum dan Keuangan 18. Persentase Sarana dan Prasarana Kantor dalam Kondisi Baik 75% 80% 82% 83% 85% 87% 90% 90% 0% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

139 BAB. VII PENUTUP A. Pedoman Transisi Pedoman transisi dimaksudkan untuk menjembatani kekosongan dokumen perencanaan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng pada Tahun 2021, sehingga Rencana Kerja SKPD Tahun 2021 yang harus segera disusun pada tahun 2020 mempunyai dasar acuan. Dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun ini akan menjadi acuan dasar bagi penyusunan dan pelaksanaan program dan kegiatan tahunan maupun lima tahunan yang berorientasi peningkatan produksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan terutama dalam peningkatan kesejahteraan pelaku utama pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng. Program program Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng pada masa transisi diarahkan untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan daerah, maka program pembangunan pada tahun 2021 tetap melanjutkan program program yang telah dilaksanakan pada tahun tahun sebelumnya. Oleh karena itu Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dalam menyusun perencanaan pembangunan sektoralnya pada tahun 2021 tetap mengacu pada program-program pembangunan daerah yang telah dirumuskan dalam dokumen ini. B. Kaidah Pelaksanaan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun merupakan penjabaran dari visi, misi dan Program/Kegiatan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng selama 5 (lima) tahun mendatang dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten Soppeng dalam kerangka sinkronisasi pembangunan regional. Dengan adanya dokumen RENSTRA ini, maka ditetapkan kaidah kaidah pelaksanaan sebagai berikut: 1. Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berkewajiban menyusun Renstra tahun dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Soppeng 129

140 Renstra Dinas Pertanian Kab. Soppeng tahun Selanjutnya Renstra SKPD menjadi pedoman dalam menyusun Renja SKPD. 2. Program rogram SKPD di dalam Renstra dan Renja harus mengacu pada Permendagri endagri Nomor 54 Tahun Sasaran dan indikator kinerja yang tercantum dalam dokumen Renstra R ini merupakan sasaran dan indikator kinerja Dinas sebagai SKPD pelaksana untuk mendukung tercapainya sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen ini. 4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Renstra Renstra ini, Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng berkewajiban untuk mengkoordinasikan, mengkoordinasikan mensosialisasikan penjabarannya ke berbagai stakeholder pembangunan atas pelaksanaan Program/Kegiatan Program ini. 5. Renstra Dinas P Pertanian Kabupaten Soppeng merupakan Instrumen Pengarah dan Pengendali Pembangunan yang akan dilakukan dan sekaligus menjadi adi instrumen kontrol bagi masyarakat dan semua unsur terkait, maka dukungan dan kerjasama dari semua pihak sangat penting untuk mengaplikasikan likasikan Renstra ini. ini Demikian Rencana Strategi Strategis (RENSTRA) ini disusun sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun Watansoppeng, 2 Januari

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI RAWAS 2010 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Indonesia sebagai Negara terbesar keempat dari jumlah penduduk, memiliki peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan pertanian diarahkan pada pertanian industrial unggul berkelanjutan. Dengan demikian budidaya atau usaha tani harus dilihat sebagai bioindustri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang dalam bab pendahuluan ini adalah untuk mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG [- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD ) TAHUN ANGGARAN

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD ) TAHUN ANGGARAN RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2010-2015 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN MUSI RAWAS KATA PENGANTAR B erdasarkan Pasal 5 Ayat 2 Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan strategis organisasi adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana organisasi akan diarahkan, dan bagaimana pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KAB.MURA TAHUN ANGGARAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KAB.MURA TAHUN ANGGARAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KAB.MURA TAHUN ANGGARAN 2010-2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya dan atas izin perkenan-nya jualah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang merupakan kewenangan daerah sesuai dengan urusannya, perlu berlandaskan rencana pembangunan daerah yang disusun berdasarkan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah tak henti hentinya kita panjatkan

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS Mesin Pemotong Rumput RENCANA KERJA 2015 iii KATA PENGANTAR Perubahan paradigma sistim perencanaan berimplikasi pada proses perencanaan yang cukup panjang,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan puji dan syukur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA JL. RAYA SOREANG KM. 17 SOREANG TELP. (022) 5897432 2012 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dinamika dan perkembangan sistem pemerintahan mengalami perubahan yang sangat pesat sejalan dengan perubahan paradigma yang berkembang di masyarakat. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) adalah merupakan dokumen resmi Perencanaan Pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang berorientasi pada

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014-2019 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Subang telah memberikan hasil yang positif di berbagai segi kehidupan masyarakat. Namum demikian,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS 2010-2015 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS JL. LINTAS SUMATERA KM.12,5 MUARA BELITI TELP/FAX. (0733)4540026

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015 RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) Perubahan Tahun 2015 Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa untuk menjamin pembangunan dilaksanakan secara sistematis, terarah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) 2010-2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI

Lebih terperinci

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RENSTRA 2017 DINAS PERIKANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SOPPENG

RENSTRA 2017 DINAS PERIKANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SOPPENG RENSTRA 27 DINAS PERIKANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SOPPENG i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia, taufik hidayah- Nya sehingga Dinas Perikanan Ketahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR NOMOR : TANGGAL : RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS 2010-2015 http://kehutanan-mura.eu5.org Lampiran Keputusan Bupati Musi Rawas Nomor : 106/KPTS/KEHUT/2012 Tanggal : 13 Februari 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Proses penyusunan dan penetapan Renstra SKPD tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada mekanisme perencanaan

1.1. Latar Belakang. Proses penyusunan dan penetapan Renstra SKPD tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada mekanisme perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

R K P D TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

R K P D TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah mengamanatkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN -1- Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Tanggal : 09 Desember 2010 Nomor : 12 Tahun 2010 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang disingkat RPJMD sebagaimana amanat Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Kata Pengantar Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Periode 2017 2021

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kabupaten yang baru berusia 17 tahun, sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk mengisi pembangunan, dapat dilihat akses-akses masyarakat yang terpenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN JALAN RAYA Jakarta KM. 50. CIMANDALA KEC SUKARAJA Perubahan Renstra 2013-2018

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan perubahan kelembagaan pemerintahan daerah sesuai amanat Undang-Unadang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahn Daerah sebagainama telah diubah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : : : : PERATURAN DAERAH 4 TAHUN 2012 20 April 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN Perencanaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan rangkaian kegiatan dari dan untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh masyarakat bersama dengan Pemerintah Daerah dalam seluruh aspek kehidupan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR

RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR RENCANA STRATEGIS 2014-2019 DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN GARUT 201 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renstra SKPD)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD ) TAHUN

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD ) TAHUN RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENSTRA SKPD ) TAHUN 2010-2015 BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS KATA PENGANTAR Salah satu kebijakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengacu pada Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tiga bulan setelah Bupati / Wakil Bupati terpilih dilantik wajib menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional berdampak pada terjadinya perubahan yang mendasar bagi perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB I PENDAHULUAN I - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 9 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 9 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

Lebih terperinci

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Jalan Kabupaten No. 1 Purwokerto 53115 Telp. 637405 Faxcimile (0281) 637405 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTABARU NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang P erencanaan pembangunan

Lebih terperinci