JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA EFEKTIFITAS METODE SAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNALARAS SLB E BHINA PUTERA SURAKARTA

Transkripsi

1 JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA EFEKTIFITAS METODE SAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNALARAS SLB E BHINA PUTERA SURAKARTA Nama : DANANG ASMORO Nim : K danangasmoro12@gmail.com No HP : Pembimbing : 1. Drs. Gunarhadi. M.A., Ph.D. 2. Dewi Sri Rejeki. S.Pd., M.Pd. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SURAKARTA 2016

2 EFEKTIFITAS METODE SAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNALARAS SLB E BHINA PUTERA SURAKARTA Danang Asmoro, Gunarhadi dan Dewi Sri Rejeki ABSTRACT This research aims to identify the effectiveness of Structural Analytic Synthetic method to improve beginner reading skill of 2nd grade emotional disorder student in SLB E Bhina Putera Surakarta in academic year 2015/2016. This research is an experimental research with one group pretest-posttest design. The population of this research is 2nd grade students in SLB E Bhina Putera Surakarta in academic year of 2015/2016. Five students of 2nd become the subject of this research. The technique choosing this sample is saturated sampling. It means that all population is taken as the subject, since the population is in a small number. Technique to collect the data for this research is objective test. To analyze the data, non parametric analysis of Wilcoxon Signed Rank Test is used SPSS 23 programm. Based on the analysis, there is an increasing score in students mean of posttest. The result of descriptive analysis is that the mean of posttest is higher than the pretest, namely: 48 became 78. The number of Z= with AsymSig (2- tailed)=0.039 on 5% significance level. It proves that the hypothesis of the effectiveness of Structural Analytic Synthetic method to improve beginner reading skill is accepted The conclusion of this research is that Structural Analytic Synthetic method is effective to improve beginner reading skill of emotional disorder student of 2nd grade in SLB E Bhina Putera Surakarta in academic year 2015/2016. Keywords: Structural Analytic Synthetic method, beginner reading skill, emotional disorder.

3 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas metode Struktural Analitik Sintetik untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016 Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan jenis preexperimental berbentuk one group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 5 anak. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sampling jenuh karena jumlah populasi yang sedikit yaitu berjumlah 5 anak sehingga seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes objektif berupa tes menjodohkan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis non-parametrik yaitu Wilcoxon Signed Rank Test (Tes Rangking Bertanda Wilcoxon) dengan menggunakan program SPSS 23. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS 23, nilai rata-rata posttest subyek penelitian mengalami peningkatan. Hasil analisis deskriptif diperoleh nilai rata-rata posttest lebih besar daripada nilai pretest yaitu 48 menjadi 78. Hasil analisis non parametrik diperoleh nilai Z hitung = dengan Asymp.Sig (2-tailed) = pada taraf signifikansi (α) 5%. Dengan demikian hipotesis berbunyi efektifitas metode Struktural Analitik Sintetik untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016 dapat diterima kebenarannya. Kesimpulan penelitian ini adalah Metode Struktural Analitik Sintetik efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Kata kunci: Metode Struktural Analitik Sintetik, kemampuan membaca permulaan, anak tunalaras.

4 PENDAHULUAN menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya sehingga Setiap warga Negara mengganggu situasi belajarnya. Indonesia memiliki hak yang sama Ketika dalam pembelajaran anak dalam memperoleh pendidikan. Hal tunalaras sering kali menunjukkan ini tercantum dalam Undang-Undang perilaku yang menyimpang seperti nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem ramai sendiri dalam pembelajaran, Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 5 hiperaktivitas, mengganggu teman ayat 1 bahwa Setiap warga negara ketika dalam pembelajaran, sukar mempunyai hak yang sama untuk untuk duduk tenang serta susah untuk memperoleh pendidikan yang berkonsentrasi dalam waktu yang bermutu. Tidak terkecuali Anak lama. Hal tersebut disebabkan karena Berkebutuhan Khusus (ABK). Anak anak tunalaras mempunyai gangguan berkebutuhan khusus adalah anak emosi dan tingkah laku yang yang mengalami gangguan atau menyebabkan pembelajaran anak hambatan perkembangan baik fisik terganggu. maupun mentalnya sehingga mereka Anderson (2012: 26) membutuhkan perhatian dan layanan menyatakan bahwa emotional and khusus, hal ini dengan tujuan agar behavioural disorder means a mereka mampu menjalani kehidupan disability that is characterized by sehari-hari tanpa menggantungkan behavioural or emotional responses diri pada orang lain. in school programmes so different Salah satu Anak from the appropriate age, cultural, or Berkebutuhan Khusus yang ethnic norms that the responses mengalami hambatan atau gangguan adversely affect educational yaitu anak tunalaras. Anak tunalaras performance, including academic, adalah anak yang mengalami social, vocational or personal skills gangguan emosi dan tingkah laku. Gangguan emosi dan Gangguan emosi dan tingkah laku perilaku berarti seseorang dengan anak tunalaras tersebut kebutuhan khusus yang ditandai mengakibatkan anak kurang dapat dengan perilaku emosional dalam

5 pembelajaran disekolah yang berbeda dengan usia sepantarnya, budaya, atau norma-norma etnis sehingga Kemampuan membaca permulaan merupakan salah satu keberhasilan siswa dalam meraih kemajuan, karena mempengaruhi kinerja dengan kemajuan membaca pendidikannya, termasuk permulaan anak akan lebih mudah keterampilan akademik, sosial, menuju ketahap selanjutnya, kejuruan atau kemampuan diri kemudian dengan membaca yang sendiri. baik anak akan merasa lebih mudah Berdasarkan hasil menggali informasi dari berbagai pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di kelas II SLB E Bhina Putera Surakarta, anak tunalaras masih terlihat mengalami hambatan sumber tertulis. Jones and Brown (2011: 2) mengatakan Reading skills for children are critical for future academic and personal growth dalam pembelajaran Bahasa keterampilan membaca untuk anakanak Indonesia yakni dalam membaca sangat penting untuk permulaan. Terbukti ketika pada saat pertumbuhan akademis dan pribadi di masa depan. Kesulitan membaca akan kegiatan belajar mengajar menghambat pertumbuhan akademis berlangsung anak masih terlihat anak di masa depan, karena bermain sendiri dengan rekannya membaca bukan hanya berkaitan yang menjadikan anak tidak dengan pelajaran Bahasa Indonesia memperhatikan materi yang saja, namun juga berkaitan dengan disampaikan oleh guru. Di samping itu, peneliti melihat anak masih semua pelajaran disekolah. Isnaini (2013) terlihat terbatah-batah ketika diminta Maka dalam upaya guru untuk membaca teks bacaan yang terdapat di papan tulis. Dari hal peningkatan kemampuan membaca permulaan guru harus dapat memilih tersebut dapat diketahui bahwa salah metode yang tepat agar dapat satu materi pembelajaran anak membantu pencapaian tujuan tunalaras yang terganggu yaitu dalam keberhasilan anak. Salah satu metode hal membaca permulaan. yang dapat digunakan dalam upaya

6 peningkatan membaca permulaan belajar.suparman yang menjelaskan adalah metode Struktural Analitik ada tiga teori yang melandasi Sintetik (SAS). Metode SAS pengembangan metode SAS, antara (Struktural Analitik Sintetik) lain : 1) landasan linguistik bahwa itu merupakan salah satu metode untuk mengatasi kesulitan membaca yang dapat digunakan dalam pembelajaran ucapan bukan tulisan, unsur bahasa dalam metode ini adalah kalimat, bahwa bahasa indonesia mempunyai Bahasa Indonesia, terutama dalam struktur tersendiri. 2) landasan belajar membaca permulaan di kelas II Sekolah Dasar Dahniar (2013: ). Dalam metode SAS ini anak pedagogik mengembangkan potensi dan kemampuan anak, membimbing anak menjawab suatu masalah. 3) disuruh untuk memisahkan, landasan psikologis bahwa menceraikan, membagi, pengamatan bersifat global dan menguraikan, membongkar, bahwa anak usia sekolah memiliki menyatukan, menggabungkan, sifat ingin tahu. (Sari, Suwatra & merangkai dan menyusun kalimat yang dapat membuat anak tertarik untuk belajar membaca. Metode ini dapat membuat anak lebih percaya Suartama, 2014) Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka dapat dirumuskan masalah yaitu diri atas kemampuannya sendiri, hal apakah penggunaan metode tersebut dikarenakan anak tunalaras Struktural Analitik Sintetik dapat dapat menyalurkan hiperaktivitas meningkatkan kemampuan membaca mereka ke dalam pembelajaran yang aktif dan juga anak tunalaras memiliki karakteristik sukar untuk tenang ketika di dalam pembelajaran, maka melalui metode ini diharapkan anak dapat menyalurkan hambatan mereka ke dalam pembelajaran yang lebih baik. Sikap seperti ini akan membantu permulaan pada siswa kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016.? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa Tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta Tahun ajaran 2015/2016. anak dalam mencapai keberhasilan

7 METODE PENELITIAN sesudah diberikan perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan Sehingga hasil perlakuan dapat di SLB E Bhina Putera Surakarta diketahui lebih akurat, karena peneliti yang beralamat di Jl. Bibis Baru No. dapat membandingkan dengan 3 RT 2/ RW 24 Cengklik, Surakarta. keadaan sebelum diberi perlakuan Penelitian ini menggunakan dan sesudah mendapatkan perlakuan. pendekatan kuantitatif. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dimana dilakukan percobaan untuk menguji hubungan sebab akibat antar variable Selanjutnya sampel pada penelitian ini adalah anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina putera tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 5 anak. Semua sample pada penelitian ini bebas dengan variable terikat. adalah laki-laki. Karena jumlah Eksperimen adalah metode penelitian populasi yang sedikit, maka yang bertujuan untuk meneliti penggunaan sample pada penelitian hubungan (bisa berupa hubungan ini adalah seluruh jumlah dari sebab akibat atau bentuk hubungan populasi. Sugiyono (2013: 124) lainnya) antar dua variabel atau lebih pada satu atau lebih kelompok menjelaskan sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua eksperimental. Darmawan (2013: anggota populasi digunakan sebagai 228). Metode eksperimen yang sampel. Hal ini sering dilakukan bila digunakan dengan bentuk One Group Pretest-Posttest design karena One jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang Group Pretest-Posttest design ingin membuat generalisasi dengan digunakan dengan cara memberi perlakuan pada jangka waktu tertentu, dan megukur dengan tes sebelum dan kesalahan yang sangat kecil. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes sesudah perlakuan dilakukan. Hal ini objektif dengan jenis tes sejalan dengan peneliti yang menjodohkan (matching tes) melakukan percobaan untuk menguji sebanyak 20 butir soal untuk hipotesis hubungan sebab akibat mengukur peningkatan kemampuan antara sebelum diberi perlakuan commit dan to user membaca permulaan anak tunalaras

8 kelas dua SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Tes ini diberikan kepada siswa pada saat melakukan pretest dan posttest. Sugiyono (2013: 308) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Untuk mengetahui instrumen soal telah dinyatakan valid atau layak digunakan dalam penelitian yang dilakukan, maka validitas instrumen merupakan langkah yang paling dikonsultasikan dengan ahli, yaitu utama dalam penelitian, karena tujuan ahli isi, ahli konstruk, dan ahli bahasa, utama dalam penelitian adalah selanjutnya diuji cobakan, dan mendapatkan data. Tanpa mengetahui dianalisis dengan analisis item. teknik pengumpulan data, maka Sedangkan reliabilitas peneliti tidak akan mendapatkan data instrumen dalam penelitian ini yang memenuhi standar data yang ditetapkan. menggunakan reliabilitas hasil rating (interrater reliability). Umumnya, Validitas yang digunakan untuk meminimalkan pengaruh dalam penelitian ini menggunakan subjektivitas pemberian skor, validitas isi. Hal tersebut dikarenakan prosedur penilaian melalui rating dalam penyusunan instrumen dilakukan oleh lebih dari dua orang penelitian, peneliti menyesuaikan pemberi rating atau rater. Rating soal dengan isi Kurikulum Tingkat adalah prosedur pemberian skor Satuan Pendidikan (KTSP) yang berdasarkan judgment subjektif digunakan di kelas II SLB E Bhina Putera tersebut. Azwar (2004: 5) menjelaskan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai terhadap aspek atau atribut tertentu, yang dilakukan melalui pengamatan sistemetik secara langsung ataupun tidak langsung. Bila rating dilakukan arti sejauhmana ketepatan dan oleh beberapa orang raters maka kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes makna reliabilitas hasil rating lebih merupakan konsistensi diantara para atau instrumen dapat dikatakan rater (interrater reability). Azwar mempunyai validitas yang tinggi (2013: 88). Untuk meminimalkan apabila alat tersebut memberikan pengaruh subjektivitas pemberian

9 skor, prosedur penilaian melalui rating dilakukan lebih dari dua orang rater. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga orang rater. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dengan teknik nonparametrik yaitu analisis tes ranking bertanda (Wilcoxon Sign Rank Test) dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) Versi 23. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Terdapat dua kali pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu pretest dan posttest. Data berupa nilai tersebut kemudian diolah menggunakan aplikasi penghitungan Wilcoxon Sign Ranks Test pada program SPSS versi 23. Berdasarkan pretest yang telah dilakukan siswa diperoleh data berupa nilai berikut ini: Tabel 1. Nilai Pretest anak tunalaras. No Nama Siswa (inisial) Nilai 1 FS 40 2 RN 50 3 RD 40 4 YS 60 5 EL 50 Jumlah 240 Nilai Rata-rata 48 Berdasarkan data diatas dapat diketahui perbedaan nilai pretest anak tunalaras. Hasil tersebut membuktikan bahwa kemampuan siswa sebelum mendapatkan perlakuan atau treatment terlihat berbeda beda. Dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 60. Selanjutnya berdasarkan data nilai diatas dapat diidentifikasi mean, modus, median, standar deviasi seperti berikut: Tabel 2. Deskriptif Statistik Nilai Pretest Statistics Pretest N Valid 5 Missing 0 Mean 48,00 Median 50,00 Mode 40 a Std. Deviation 8,367 Minimum 40 Maximum 60 Sum 240 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Dari data deskripsi statistik di atas, dapat diketahui nilai rata-rata (mean) siswa adalah 48,00, nilai

10 tertinggi (maximum) 60, nilai terendah (minimum) 40, nilai tengah (median) 50,00, nilai yang sering muncul (mode) 40, standar deviasi 8,367, serta jumlah nilai siswa 240. Selanjutnya, untuk data distribusi frekuensi penilaian dapat dilihat pada tabel berikut: berdasarkan perhitungan data nilai Pretest siswa diatas dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Vali d Frequ ency Pretest Perc ent Valid Percent Cumul ative Perce ,0 40,0 40, ,0 40,0 80, ,0 20,0 100,0 Tot al 5 100,0 100,0 nt Gambar 1. Histogram Hasil Nilai Pretest Berdasarkan data yang disajikan dalam bentuk histogram di atas dapat diketahui bahwa nilai 40 serta 50 merupakan nilai yang sering muncul, hal ini ditunjukkan dengan batang histogram pada nilai 40 dan 50 yang paling tinggi, hal tersebut Berdasarkan distribusi dikarenakan frequensi nilai 40 dan 50 frekuensi nilai pretest diatas, dapat pada histogram tersebut berjumlah 2 diketahui jumlah siswa dengan nilai sedangkan 60 memiliki frequensi 40 berjumlah 2 anak, jumlah siswa dengan jumlah 1. dengan nilai 50 berjumlah 2 anak, Setelah mendapatkan nilai serta jumlah siswa dengan nilai 60 pretest, maka peneliti melakukan berjumlah 1 anak. Sedangkan percent, treatment menggunakan Metode valid percent serta cumulative percent Struktural Analitik Sintetik untuk menunjukkan jumlah 100%, hal ini meningkatkan kemampuan membaca menjelaskan bahwa data yang peneliti permulaan anak tunalaras kelas II SD masukkan sudah tepat. Berikutnya di SLB E Bhina Putera Surakarta

11 tahun ajaran 2015/2016. Treatment ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Setelah beberapa sesi pemberian treatment peneliti kembali melakukan tes untuk mengetahui perubahan atau peningkatan yang dialami siswa. Berikut ini deskripsi data nilai, deskripsi statistik, deskripsi frekuensi, dan grafik histogram kemampuan membaca permulaan anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta setelah mendapatkan perlakuan (treatment). Data nilai ini diperoleh dari hasil posttest yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan eksperimen. Tabel 4 Nilai Posttest anak tunalaras. No Nama Siswa (inisial) Nilai 1 FS 80 2 RN 80 3 RD 70 4 YS 90 5 EL 70 Jumlah 390 Nilai Rata-rata 78 anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang telah mengalami peningkatan dari nilai kemampuan membaca permulaan sebelum mendapatkan perlakuan (Pretest). Dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70. Selanjutnya untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), skor tertinggi (maximum), skor terendah (minimum), standar deviasi, nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (mode) dan jumlah (sum) nilai post-test dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Deskriptif Statistik Nilai Posttest Statistics posttest N Valid 5 Missing 0 Mean 78,00 Median 80,00 Mode Berdasarkan data nilai (mean) siswa adalah 78,00, nilai Posttest tersebut dapat diketahui tertinggi (maximum) 90, nilai kemampuan membaca permulaan terendah (minimum) 70, nilai tengah 70 a Std. Deviation 8,367 Minimum 70 Maximum 90 Sum 390 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Dari data deskripsi statistik di atas, dapat diketahui nilai rata-rata

12 (median) 80,00, nilai yang sering muncul (mode) 70, standar deviasi 8,367, serta jumlah nilai siswa menjadi 390. Selanjutnya, untuk data distribusi frekuensi penilaian Posttest dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Gambar 2. Histogram Hasil Nilai Posttest Frequ ency Perc ent Valid Percent Cumulat ive Percent Val ,0 40,0 40,0 id ,0 40,0 80, ,0 20,0 100,0 Tot 100, 5 al 0 100,0 Berdasarkan distribusi frekuensi nilai Posttest diatas, dapat diketahui jumlah siswa dengan nilai 70 berjumlah 2 anak, jumlah siswa dengan nilai 80 berjumlah 2 anak, jumlah siswa dengan nilai 90 berjumlah 1 anak. Sedangkan percent, valid percent serta cumulative percent menunjukkan jumlah 100%, hal ini menjelaskan bahwa data yang peneliti masukkan sudah tepat. Selanjutnya, berdasarkan perhitungan data nilai Posttest siswa Posttest Berdasarkan data yang disajikan dalam bentuk histogram di atas dapat diketahui bahwa nilai 70 serta 80 merupakan nilai yang sering muncul, hal ini ditunjukkan dengan batang histogram pada nilai 70 dan 80 yang paling tinggi, hal tersebut dikarenakan frekuensi nilai 70 dan 80 pada histogram tersebut berjumlah 2 sedangkan nilai 90 memiliki frekuensi dengan jumlah 1. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas dapat diketahui adanya perbedaan nilai antara sebelum mendapatkan treatment serta setelah mendapatkan treatment hal tersebut ditunjukkan pada nilai rata rata tes membaca permulaan ketika pretest sebesar 48 dan ketika posttest sebesar 78. diatas dapat disajikan dalam bentuk Sedangkan untuk membuktikan histogram sebagai berikut: hipotesis tentang efektifitas metode

13 Struktural Analitik Sintetik unuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016, maka digunakan analisis uji rangking tes bertanda Wilcoxon dengan SPSS 23. Berikut hasil perhitungan analisis uji rangking tes bertanda Wilcoxon dengan SPSS 23 yang disajikan dalam tabel : Berikut ini pemaparan data tabel hasil tes statistik yang diperoleh dari perhitungan menggunakan aplikasi SPSS 23. Tabel 8. Hasil Tes Statistik Test Statistics a posttest pretest Z -2,060 b Asymp. Sig. (2-tailed),039 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. Tabel 7. Perhitungan Analisis Data Dari hasil pengolahan data di Wilcoxon Signed Rank Test atas dengan menggunakan program olah data SPSS 23, dijelaskan bahwa Ranks N Mean Rank Sum of Ranks posttest - Negative pretest Ranks 0 a,00,00 Positive Ranks 5 b 3,00 15,00 Ties 0 c Total 5 a. posttest < pretest b. posttest > pretest c. posttest = pretest Berdasarkan dari data di atas dapat diketahui bahwa hasil uji hipotesis perhitungan nilai pretest dan posttest memperoleh rank negatif sebanyak 0, dan rank positif hasil yang diperoleh Z hitung = dengan Asymp.Sig (2-tailed) = (berada di bawah 0.05), sehingga nilai asymp.sig (2-tailed) Z hitung dari uji rangking bertanda wilcoxon lebih kecil dari pada taraf signifikasi 5% (α = 0.05). Selain itu, dari hasil analisis deskriptif diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 48, sedangkan nilai rata-rata posttest meningkat hingga 78, maka nilai prettest<posttest sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Metode Struktural Analitik Sintetik sebanyak 5 dengan sum of rank commit 15. to user efektif dalam meningkatkan

14 kemampuan membaca permulaan untuk mengucapkan, menuliskan, anak tunalaras kelas II SD di SLB E menyatakan atau menggunakan Bhina Putera Surakarta tahun ajaran struktur bahasa yang dimulai dari 2015/2016. struktur kalimat dan disambung Dari hasil penelitian diatas dengan struktur kalimat berikutnya. dapat diketahui peningkatan Dengan cara tersebut, terbukti dalam kemampuan membaca permulaan ini penelitian konsentrasi anak tunalaras dipengaruhi oleh penggunaan metode lebih stabil dalam mengikuti Struktural Analitik Sintetik. pembelajaran. Dalam aspek analitik, Penggunaan Metode Struktural anak melakukan pemecahan kalimat Analitik Sintetik terbukti dapat menjadi kata, suku kata dan huruf. mempermudah anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta Hal tersebut terbukti dalam penelitian anak lebih mudah memahami fungsi, tahun ajaran 2015/2016 dalam nilai dan arti dari sebuah kalimat. meningkatkan kemampuan membaca permulaan di dalam pembelajaran yang diberikan peneliti. Metode ini memudahkan anak dalam memahami kata hingga kalimat sederhana, karena pada saat di dalam pembelajaran menggunakan metode ini anak diajak untuk berperan aktif memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga anak dapat menyalurkan tingkah laku Sedangkan dalam aspek sintetik anak tunalaras kembali menggabungkan struktur kalimat yang terpecah dari huruf, menjadi suku kata, kata hingga kalimat yang utuh. Jadi, usaha secara sintetik berarti kembali mengenal bentuk struktur yang membuat anak lebih mudah memahami susunan kalimat secara utuh. Pada penelitian ini terdapat hiperaktivitas mereka ke dalam gambar untuk memvisualkan anak pembelajaran yang positif. menyusun kalimat yang sesuai Slamet (2014:38) dengan gambar tersebut. Purnama mengemukakan dalam metode SAS terdapat tiga aspek yaitu struktural, analitik dan sintetik. Dalam aspek (2013:8) menyatakan unsur gambar, citra atau image juga mendukung pemahaman seseorang terhadap suatu struktural, anak tunalaras dituntut informasi. Sekalipun citra yang

15 ditampilkan bersifat statis, informasi pembelajaran berlangsung peranan yang akan disampaikan kepada peneliti dalam pembelajaran hanya pemakai akan lebih gampang memfungsikan diri sebagai fasilitator dipahami. Pendapat tersebut atau pembimbing sehingga anak terbukti dengan meningkatnya dapat belajar untuk berpikir dan kemampuan membaca permulaan menyelesaikan masalah yang anak tunalaras setelah menggunakan gambar. Anak tunalaras lebih cepat dihadapinya. Berdasarkan pembahasan memahami kalimat yang dilengkapi yang telah dipaparkan peneliti diatas gambar yang nyata seperti wujud asli maka dapat disimpulkan bahwa dari kalimat. penggunaan Metode Struktural Dalam pembelajaran Analitik Sintetik efektif untuk membaca permulaan yang peneliti meningkatkan kemampuan membaca lakukan menggunakan metode permulaan anak tunalaras kelas II SD Struktural Analitik Sintetik ini anak tunalaras terlihat lebih antusias dalam di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016. mengikuti pembelajaran, hal ini dikarenakan dalam penyampaian SIMPULAN DAN SARAN materi pembelajaran anak tidak hanya Berdasarkan hasil penelitian, mendengarkan materi yang analisis data serta pembahasan dalam disampaikan oleh peneliti, tetapi anak juga di ajak untuk berperan aktif penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan Metode Struktural memecahkan masalahnya sendiri Analitik Sintetik efektif dalam selama pembelajaran berlangsung. Dengan demikian anak tunalaras yang mengalami gangguan tingkah laku dan emosi yang menyebabkan minat dan konsentrasi belajarnya rendah akan terlihat termotivasi dan aktif meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Saran dalam penelitian ini yaitu : dalam mengikuti pembelajaran. 1. Kepala Sekolah Selain itu selama proses

16 hendaknya Kepala sekolah mengadakan sosialisasi dengan mendatangkan narasumber yang menguasai penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca permulaan kepada guru-guru baru di SLB E Bhina Putera Surakarta yang belum mengenal metode SAS dengan baik. 2. Guru Guru diharapkan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunalaras kelas II SD di SLB E Bhina Putera Surakarta tahun ajaran 2015/ Siswa Siswa diharapkan dapat menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik dengan bimbingan guru dalam Bagi peneliti lain, diharapkan dapat melakukan penelitian di sekolah lain sebagai pembanding mengenai penelitian yang terkait penggunaan metode Stuktural Analitik Sintetik untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunalaras kelas II sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Anderson, S (2012). Psycho- Educational Processes as Strategis for Students Presenting with Emotional and Behavioural Disorder. American International Journal of Contemporary Research. 2 (7) Diperoleh pada 14 April 2016 dari ls. Vol_2_No_7_July_2012/4.pdf. Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. (2013). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar pembelajaran agar terjadi Dahniar. (2013). Peningkatan Keterampilan Membaca peningkatan kemampuan Lanjutan dengan Metode SAS membaca permulaan. Siswa Kelas II SDN 2 Ogowele. Jurnal Kreatif Tadulako Online. 4. Peneliti Lain 4 (8) Diperoleh pada 24 februari 2016 dari

17 ndex.php/jkto/article/viewfil e/3389/2424 Darmawan, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Isnaini, S. (2013). Penggunaan Metode AISMA Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bagi Anak Berkesulitan Belajar Membaca. Jurnal Pendidikan Luar Biasa. 2 (7) 1-12 Diperoleh pada 14 April 2016 dari es/478/ pdf Jones & Brown. (2011). Reading Engagement: A Comparison Between Ebooks and Traditional Print Books In An Elementary Classroom. International Journal of Instructions. 4 (2) Diperoleh pada 14 April 2016 dari ED pdf Purnama, B.E. (2013). Konsep Dasar Multimedia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sari. L., Suwatra & Suartama. (2014). Pengaruh Metode SAS Terhadap Hasil Belajar Membaca Permulaan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. e- Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, 2 (1) Diperoleh pada 24 februari 2016 dari rg/article.php?article=138684& val=1342&title=pengaruh%20 Metode%20SAS%20Terhadap %20Hasil%20Belajar%20Mem baca%20permulaan%20mata% 20Pelajara%20Bahasa%20Indo nesia Slamet, St.Y. (2014). Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: UNS Press. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta