STRATEGI DAN PERENCANAAN DISTRIBUSI
|
|
- Ari Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STRATEGI DAN PERENCANAAN DISTRIBUSI Oleh: Dr. Zaroni, CISCP., CFMP. Head of Consulting Division Supply Chain Indonesia Model bisnis sektor ritel mengalami perubahan besar dalam satu dekade terakhir ini. Bermula dari Amazon.com, perusahaan ritel yang dirintis oleh Jeff Bezos lebih dari 20 tahun lalu telah mendisrupsi model bisnis ritel dengan memberikan kemudahan akses bagi pelanggan untuk melakukan pemesanan barang di Toko Amazon dari mana pun, kapan pun, dan media apa pun dengan memberikan fleksibilitas jadwal dan lokasi pengantaran barang serta pengembalian barang dari mana pun. Dalam transformasi model bisnis ritel, pemesanan barang tidak lagi hanya dari transaksi penjualan langsung di toko oleh walking customer, pemesanan melalui telepon atau pemesanan melalui media sosial dalam internet, seperti Facebook, Instagram, dan lain-lain. Pemesanan barang dilakukan dalam platform Omni-channel. Model bisnis ritel telah berubah total. Konsumen yang terhubung secara digital saat ini lebih diberdayakan dan mendapat informasi yang sangat melimpah. Istilah Omni berarti "semua: dalam segala hal, tempat, dan lain-lain, dengan "tanpa batas". Dalam konteks pemasaran, Omni bermakna akses konsumen ke produk dan layanan perusahaan setiap saat, setiap tempat, dan setiap media atau perangkat (anytime, anywhere, dan any devices). Pendekatan Omni-channel dalam bisnis ritel telah mengubah pengelolaan Distribution Center (DC) yang kini dikenal menjadi Fulfillment Center (FC). Peran Distribusi dalam Supply Chain Dalam dunia pasar sempurna (perfect market), penawaran dan permintaan barang akan selalu seimbang. Tidak ada kelebihan dan kekurangan barang di pasar. Produk yang dihasilkan langsung diserap pasar. Demikian pula bila pasar menginginkan produk, produk bisa langsung dibawa dari produsen ke lokasi pasar yang memerlukan. Sayangnya, kondisi pasar sempurna di dunia nyata sangatlah jarang terjadi untuk tidak mengatakan tidak pernah terjadi. Di dunia nyata, kita sering menemukan ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi. Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Ketika produksi barang berkurang, entah karena gagal panen, bencana alam, kapasitas produksi kurang, pasokan bahan baku terganggu, mogok buruh, dan lain-lain tetap diperlukan ketersediaan produk untuk menjamin kontinuitas pasokan. Demikian pula, bila terjadi kelebihan produksi barang, permintaan tidak cukup untuk menyerap semua produk yang dihasilkan. Hlm. 1
2 Dari perspektif ekonomi mikro, kelebihan dan kekurangan produk merupakan indikasi kegagalan pasar (market failure). Kelebihan produk berakibat harga produk atau komoditas menurun sementara kekurangan produk akan berdampak pada kenaikan harga, karenanya diperlukan intervensi pasar, salah satunya adalah pendirian gudang sebagai pusat distribusi. Contoh, peran penting gudang dalam menjaga stabilitas produk khususnya untuk barang pokok dan penting adalah Bulog. Bulog berperan dalam menjaga stabilitas harga pasar dan ketersediaan barang. Bulog melakukan pembelian beras di tingkat petani pada saat panen beras melimpah untuk disimpan dalam gudang. Ketika pasokan beras di suatu daerah menurun, Bulog mengeluarkan persediaan beras yang disimpan di gudang untuk dijual. Dalam hal ini gudang Bulog berperan sebagai gudang penyangga untuk menjamin ketahanan pangan. Gudang merupakan fasilitas penting dalam fungsi distribusi. Ada beberapa bentuk gudang dalam fasilitas distribusi yang kita kenal, yaitu: distribution center, warehouse, cross-dock, fulfillment center, dan retail store. Fasilitas dan aktivitas operasional gudang mencakup inventory handling, storage, dan processing yang sangat penting untuk menciptakan nilai manfaat waktu dan tempat (time and place utility) dari suatu barang dalam serangkaian proses supply chain. Dalam industri manufaktur, penyiapan bahan baku dan komponen untuk proses produksi sesuai kebutuhan pada saat diperlukan akan meningkatkan nilai waktu dan tempat dari barang tersebut. Demikian pula, produk selesai (finished goods) harus selalu tersedia kapan dan di mana pada saat dibutuhkan. Operasional distribusi akan menyingkat lead time, meningkatkan ketersediaan produk, dan penurunan biaya delivery. Secara keseluruhan, operasional distribusi diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses supply chain untuk meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Coyle dkk. (2017) menyebutkan peran distribusi dalam supply chain: Menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Fasilitas operasional distribusi berperan gudang cadangan untuk memenuhi penawaran dan permintaan musiman, seperti pasokan komoditas pertanian yang dipengaruhi musim panen dan permintaan musiman pada hari lebaran dan liburan sekolah. Melindungi dari ketidakpastian. Fasilitas distribusi diperlukan untuk menyimpan barang sebagai antisipasi kekeliruan peramalan, gangguan dalam pasokan penawaran, dan permintaan yang melonjak. Memanfaatkan diskon pembelian. Seringkali pemasok memberikan insentif berupa diskon untuk pembelian dalam kuantitas besar. Bila perusahaan ingin memanfaatkan diskon pembelian, maka perusahaan harus menyediakan fasilitas gudang untuk penyimpanan barang yang dibeli dalam jumlah besar. Memenuhi persyaratan produksi. Beberapa bahan baku harus disimpan terlebih dulu sampai umur tertentu, seperti bahan baku tembakau untuk pembuatan sigaret rokok Hlm. 2
3 kretek, anggur untuk pembuatan wine, dan lain-lain. Gudang diperlukan untuk menyimpan bahan baku sebelum didistribusikan ke pabrik. Memenuhi permintaan omni-channel. Pemenuhan pengantaran dalam transaksi order penjualan omni-channel memerlukan gudang-gudang distribusi yang mendekati dengan lokasi alamat penerima barang. Mencapai skala ekonomis transportasi. Biaya transportasi per unit semakin rendah manakala volume barang yang diangkut semakin besar. Gudang berperan penting dalam konsolidasi barang agar mencapai skala ekonomis dalam pengangkutan. Perencanaan Distribusi Berapa banyak gudang yang harus disiapkan, lokasi gudang, layout gudang, peralatan yang diperlukan untuk handling barang di gudang, pemilihan teknologi dan sistem aplikasi warehouse management system, transportation management system, dan lain-lain sangat bergantung pada keputusan strategi distribusi. Dalam merencanakan distribusi dan penetapan fasilitas distribusi perlu keputusan strategi distribusi. Coyle dkk. (2017) memberikan panduan dalam keputusan strategi distribusi sebagai berikut: Persyaratan Kapabilitas Pertama kali yang harus diperhatikan ketika mendesain sistem dan fasilitas distribusi adalah karakteristik produk. Nilai produk, ketahanan produk, sensitivitas produk terhadap temperatur, kadaluarsa produk, volume, densitas, dan lain-lain merupakan karakteristik yang menjadi pertimbangan dalam mendesain sistem dan fasilitas distribusi. Selain karakteristik produk, dalam mendesain sistem dan fasilitas distribusi perlu memperhatikan kebutuhan aliran barang. Ada dua opsi yang dipilih dalam aliran barang: (a) pengiriman langsung dari pabrik ke toko ritel atau konsumen, dan (b) pengiriman barang ke toko ritel atau konsumen melalui fasilitas distribusi. Kebutuhan atau persyaratan untuk layanan value-added dalam proses distribusi barang juga menentukan sistem dan fasilitas distribusi. Beberapa barang mensyaratkan adanya akumulasi, pemilahan, alokasi, dan lain-lain sehingga berimplikasi pada desain warehouse, apakah warehouse menggunakan sistem manual atau otomatisasi. Desain Jaringan Dalam mendesain jaringan distribusi perlu memperhatikan positioning inventory, jumlah, dan lokasi fasilitas distribusi serta kepemilikan gudang. Di mana sebaiknya penempatan lokasi inventory, apakah inventory disentralisasi atau didesentralisasi? Beberapa perusahaan seperti Amazon.com menerapkan strategi penyimpanan inventory secara desentralisasi untuk buku-buku best seller, sementara buku-buku yang kurang laku atau slow moving disimpan secara sentralisasi. Hlm. 3
4 Unilever Indonesia menerapkan strategi sentralisasi inventory untuk produk es krim Walls di mega distribution center-nya. Umumnya, keputusan strategi sentralisasi atau desentralisasi stocking point didasarkan pada permintaan produk, ekspektasi konsumen, dan biaya penyimpanan inventory. Penempatan lokasi inventory menentukan desain jaringan distribusi. Manfaat dari sentralisasi inventory adalah penghematan biaya transportasi per unit yang diperoleh dari konsolidasi pengiriman. Selain itu, sentralisasi inventory dapat mengurangi risiko variabilitas permintaan. Namun, sentralisasi penyimpanan inventory berakibat lead time yang lebih lama untuk menjangkau pengantaran barang ke konsumen. Jumlah dan lokasi fasilitas distribusi ditentukan oleh strategi penempatan lokasi inventory. Sentralisasi inventory membutuhkan jumlah fasilitas distribusi yang lebih sedikit. Biaya distribusi total dipengaruhi oleh jumlah warehouse. Ada tradeoffs antara biaya distribusi total dengan banyaknya jumlah warehouse. Biaya distribusi terdiri dari biaya transportasi, biaya pergudangan, dan biaya inventory. Selain biaya tersebut, perlu dipertimbangkan potensi kehilangan penjualan (cost of lost sales) karena kehabisan stok. Gambar 1. Tradeoff biaya distribusi dan jumlah warehouse Sumber: Bardi dalam Coyle (2017) Penambahan warehouse akan meningkatkan biaya warehouse dan biaya inventory. Fasilitas warehouse yang banyak akan meningkatkan biaya adminstrasi dan biaya operasional warehouse. Setiap warehouse membutuhkan tim personil, teknologi, dan administrasi yang dapat mendorong kenaikan biaya. Sementara itu, penambahan penyimpanan inventory (stocking point) akan berimplikasi pada penambahan tingkat safety stock dan biaya penyimpanan stok di gudang. Di sisi lain, penambahan warehouse akan mengurangi biaya transportasi dan potensi kehilangan penjualan (cost of lost sales). Penambahan warehouse akan mendekatkan gudang penyimpanan barang ke lokasi pelanggan terdekat, akibatnya biaya outbound Hlm. 4
5 logsitik akan turun. Sementara penambahan warehouse akan meningkatkan ketersediaan inventory untuk memenuhi pesanan pelanggan (order fill rates). Berapa sebaiknya jumlah warehouse yang optimal? Jumlah fasilitas warehouse yang optimal ditentukan berdasarkan biaya logistik total yang paling rendah. Setelah penentuan berapa banyak warehouse yang harus disediakan, keputusan berikutnya adalah menentukan lokasi warehouse. Lokasi warehouse sebaiknya ditempatkan di lokasi yang mendekati pasar atau pelanggan, pasokan bahan baku, dan ketersediaan infrastruktur jalan, listrik, air, dan lain-lain yang diperlukan untuk kelancaran transportasi, pengoperasionalan pergudangan, dan distribusi. Keputusan berikutnya, kepemilikan warehouse. Apakah warehouse dimiliki sendiri, sewa, atau kontrak dengan perusahaan 3PL? Pertimbangan kapabilitas perusahaan, ketersediaan dana untuk investasi, dan risiko menjadi dasar dalam keputusan kepemilikan dan pengelolaan warehouse. Umumnya, opsi kepemilikan dan pengelolaan warehouse dibedakan menjadi: (1) private warehouse, (2) public warehouse, dan (3) contract warehouse. Private warehouse merupakan fasilitas dan operasional warehouse yang dikelola sendiri. Fasilitas private warehouse diperoleh dengan cara menyewa warehouse atau menggunakan warehouse milik sendiri. Semua operasional warehouse dikelola sendiri. Sementara public warehouse merupakan warehouse yang disediakan oleh pemilik dan pengelola warehouse untuk disewakan ke pemilik barang dalam jangka waktu tertentu dan bersifat transaksional. Umumnya, penyedia jasa public warehouse memfokuskan pengelolaan produk yang memerlukan penanganan pergudangan secara khusus seperti produk berpendingin (refrigerated goods) dan bulk storage. Contract warehouse merupakan pengelolaan warehouse oleh perusahaan penyedia jasa logistik (3PL). Contract warehouse merupakan kustomisasi pengelolaan public warehouse yang dilakukan secara dedicated dalam jangka waktu tertentu sesuai periode kontrak kerjasama. Perusahaan 3PL pengelolaan contract warehouse menyiapkan gudang, tenaga kerja, fasilitas MHE (material handling equipment) untuk memberikan solusi logistik dan distribusi ke pelanggannya. Produk-produk yang dikelola umumnya produk yang memerlukan pengelolaan secara khusus seperti produk farmasi, elektronik, consumer goods, dan produk manufaktur yang bernilai tinggi. Pertimbangan perusahaan dalam menentukan keputusan apakah pengelolaan warehouse secara private, public, dan contract didasarkan pada beberapa aspek seperti: troughput volume, demand variability, market density, special physical control needs, security requirements, customer services requirements, dan multiple use needs. Produk dengan volume troughput tinggi, pola permintaan yang stabil, densitas pasar yang tinggi, produk yang memerlukan pengawasan dan pengamanan khusus, dan Hlm. 5
6 produk yang memerlukan layanan pelanggan sesuai kebutuhan pelanggan, umumnya lebih tepat bila warehouse dikelola secara private. Sebaliknya, bila volume troughput relatif rendah, pola permintaan yang berfluktuasi, densitas pasar yang rendah, dan produk yang tidak memerlukan pengawasan dan pengawasan secara khusus, pengelolaan warehouse oleh perusahaan 3PL akan lebih tepat. Penting untuk diperhatikan, dalam keputusan pengelolaan warehouse apakah dikelola sendiri atau diserahkan pengelolaannya ke perusahaan 3PL, pertimbangannya bukan hanya cost dalam analisis make versus buy. Pertimbangan tingkat layanan dan karakteristik permintaan produk harus menjadi pertimbangan penting. Pertimbangan Fasilitas Warehouse Keputusan stratejik dalam perencanaan warehousing selain capability requirement dan network design adalah fasilitas warehouse. Fasilitas warehouse ini mencakup keputusan ukuran luas warehouse sesuai kebutuhan operasional, interior layout, dan lokasi produk. *** Distribusi memegang peran penting dalam supply chain untuk memenuhi order pelanggan. Pertimbangan service level dan biaya distribusi menjadi penting dalam keputusan strategi dan perencanaan distribusi. Dalam konteks pasar, peran distribusi untuk menjaga keseimbangan pasokan barang agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan barang di pasar sesuai harga equilibrium antara supply dan demand. Fasilitas distribusi mengintegrasikan aliran produk dari manufaktur, pengecer, dan konsumen akhir. Strategi dan perencanaan distribusi perlu dirancang secara cost-effective. Pemenuhan order secara akurat dan cepat dengan biaya yang terendah merupakan tantangan dan tujuan dari peran distribusi untuk meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan dalam menyediakan layanan pelanggan. 31 Mei 2018 *Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia. Hlm. 6
Dari. Logistics Value Creation PROPOSISI
PROPOSISI Logistics Value Creation Dari perspektif konsumen, logistik merupakan kegiatan untuk menyampai kan produk ke konsumen secara tepat, yang memenuhi tujuh kriteria tepat. Dikenal dengan tujuh tepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal
Lebih terperinciDisain Jejaring (Network Design)
Disain Jejaring (Network Design) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Gambaran Disain Jejaring Jejaring Fasilitas Perusahaan Kebutuhan pergudangan Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada
Lebih terperinciMode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT
Mode Distribusi & Transportasi Tita Talitha, MT Pikirkan bagaimana produk-produk berikut sampai ke tangan pelanggan: Gula pasir Sabun cuci Roti kaleng Minyak goreng Air mineral Coca cola Pelanggan Pelanggan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Logistik Menurut Bowersox (2000: 13), manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku
Lebih terperinciTUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar. ketepatan dalam merencanakan besarnya produksi yang akan dilempar ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian persediaan (Inventory Control) adalah penentuan suatu kebijakan pemesanan dalam antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak yang dipesan secara
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan
Lebih terperinciKONSEP DASAR MANAJEMEN PERSEDIAAN DI UNIT KERJA LAYANAN KESEHATAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN PERSEDIAAN DI UNIT KERJA LAYANAN KESEHATAN Widyarsih Oktaviana, SKM, MKM Prodi Diploma Rekam Medis Widyarsih Oktaviana, SKM, MKM 1 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 1. Mahasiswa mampu
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciSI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)
SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042
Lebih terperinciFUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL
FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL Oleh: Ir. R. Budi Setiawan, M.M., CISCP Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Persediaan secara umum dapat didefinisikan sebagai barang yang disimpan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ini berisi tentang konsep aktivitas supply chain, Inventory Raw material, Inventory Cost, dan formulasi Basnet dan Leung. 2.1 Supply Chain Semua perusahaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Logistik Perusahaan Garment Pada umumnya proses bisnis manufakturing garment dikelola sendiri oleh perusahaan, dari proses perencanaan produksi, operasi di pabrik,
Lebih terperinciSupply Chain Management. Tita Talitha,MT
Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan
Lebih terperinciSCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
23 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Supply Chain Management 3.1.1 Definisi Supply Chain Management Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain: 1. Levi, et.al (2000) mendefinisikan Supply
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing Mix Kotler (Jilid 1, 2005: 17) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logistik bukanlah hal yang baru di dunia industri. Sepanjang sejarah logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan mengirimkannya ke
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan
Lebih terperinciMerancang Jaringan Supply Chain
Merancang Jaringan Supply Chain Pendahuluan Perancangan jaringan supply chain juga merupakan satu kegiatan penting yang harus dilakukan pada supply chain management. Implementasi strategi supply chain
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi ketatnya persaingan industri retail yang menjual produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG), pengelola dituntut untuk mengoperasikan retail secara efektif
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Desain Sistem Informasi menerangkan sistem adalah sekumpulan dari elemenelemen
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada definisi menurut beberapa para ahli yang menerangkan tentang sistem. Menurut Jogianto (2005:2) dengan bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi menerangkan
Lebih terperinciDwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1
1.Pengertian E Market Place 2.Pertimbangan Bergabung g ke dalam E Market Place Suatu lokasi diinternet, di mana suatu perusahaan dapat memperoleh atau memberikan informasi, mulai transaksi pekerjaan, atau
Lebih terperinciInventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017
Inventory Management Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Apa yang dimaksud inventory? Inventory adalah bahan baku. Suku cadang, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya
Lebih terperinciRANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN
RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventory merupakan salah satu hal yang penting dalam berjalannya proses produksi. Pengendalian inventory merupakan salah satu cara dalam mengendalikan proses produksi
Lebih terperinciMANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain
MANAJEMEN OPERASIONAL BAB VI Supply Chain Pengertian Supply Chain Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-
Lebih terperinciPengelolaan Persediaan
Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program
Lebih terperinciBAB II TELAAH KEPUSTAKAAN
BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya
Lebih terperinciPRINSIP-PRINSIP WAREHOUSING
PRINSIP-PRINSIP WAREHOUSING Oleh: Dr. Zaroni, CISCP. Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Gudang (warehouse) merupakan komponen penting dari rantai pasokan modern. Rantai pasokan melibatkan kegiatan
Lebih terperinciPERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL
PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL Indri Hapsari, Dermanto Ang Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik Distribusi fisik dan efektivitas logistik memiliki dampak yang besar pada kepuasan dan biaya perusahaan. Manajemen logistik penting dalam rantai pasokan, tujuan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
Lebih terperinciKONSEP SISTEM INFORMASI
CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen persediaan yang meliputi prinsip, konsep serta teknik dalam perencanaan dan pengawasan aktivitas-aktivitas penanganan barang dalam persediaan memiliki
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciBab 3 Faktor Pengendali Supply Chain
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 3-1 Pengendali kinerja Supply Chain Fasilitas Persediaan Transportasi
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Distorsi informasi pada supply chain merupakan satu sumber kendala menciptakan supply chain yang efisien. Seringkali permintaan dari custromer relatif stabil dari waktu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi
Lebih terperinciERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2
ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis
MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Untuk sekarang ini, selain menginginkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya
Lebih terperinciKEBIJAKAN PERGUDANGAN DI INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Disampaikan pada Policy Dialogue Series dengan Tema Pengembangan Subsektor Jasa Pergudangan Dalam Meningkatkan Daya Saing Sektor Jasa Logistik di Indonesia Jakarta, 22 September 2015 KEBIJAKAN PERGUDANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah Produksi Beras Indonesia
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memproduksi beras terbanyak di dunia dan menggunakannya sebagai bahan makanan pokok utamanya. Beras yang dikonsumsi oleh setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju dan berkembang saat ini memberikan banyak pilihan dan kemudahan bagi dunia bisnis dalam meningkatkan performa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,
Lebih terperinciBAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN
BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi
Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI
Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan
Lebih terperinciPerbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya
Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Indri Hapsari, Stefanus Soegiharto, Theodore S.K. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya 60293 Email: indri@ubaya.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tapi juga dari sisi supply chain (rantai pasokan). Perusahaan bersaing dari sisi rantai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan antar perusahaan tidak hanya dari sisi produk, harga, dan promosi tapi juga dari sisi supply chain (rantai pasokan). Perusahaan bersaing dari sisi
Lebih terperinci1. Apa saja data yang dibutuhkan? 2. Bagaimana sistem pengolahan data real time yang bisa diimplementasikan? 3. Teknologi Akses yang digunakan?
1 P a g e Deskripsi Soal : Sebuah Perusahaan Distributor makanan kecil mempunyai 10 cabang di 10 kota. Masingmasing cabang mempunyai beberapa unit yang membawahi kawasan tertentu. Masingmasing unit berkantor
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB
46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia logistik, pendistribusian barang sudah menjadi bagian penting dan sangat diperhatikan. Distribusi merupakan langkah untuk memindahkan dan memasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai ibu kota Negara Indonesia, Jakarta merupakan salah satu kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan banyaknya perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July 19 th 2004, pp 43 ), merupakan pasar potensial yamg sangat besar bagi setiap pemasar,
Lebih terperinciLampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011
LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani
Lebih terperinciPENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY
PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY Fenny Rubbayanti Dewi dan Annisa Kesy Garside Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Email : fennyrubig@yahoo.com
Lebih terperinciManajemen Persediaan (Inventory Management)
Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau
Lebih terperinci2 pemakaian. Istilah 'warehouse' digunakan jika fungsi utamanya adalah sebagai buffer dan penyimpanan. Jika tambahan distribusi adalah fungsi utmanya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan produk berupa kaleng kemasan. Sehingga keberadaan warehouse sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah perusahaan manufaktur di Indonesia semakin bertambah. Pada tahun 2013 tercatat ada 349 perusahaan industri manufaktur baru yang terdaftar, sehingga totalnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, pengusaha akan dihadapkan pada resiko
Lebih terperinciVIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK
VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.
Lebih terperinci: Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN
Nama : Bahtiar Rohmat Judul : Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah PT. Tiga Pilar Sejahtera
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017
MANAJEMEN PERSEDIAAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya Persediaan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam membangun keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventory merupakan salah satu hal yang penting dalam berjalannya proses produksi. Pengendalian inventory merupakan salah satu cara dalam mengendalikan proses produksi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. ETB adalah salah satu perusahaan multi nasional (MNC) yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. ETB adalah salah satu perusahaan multi nasional (MNC) yang berlokasi di Pulau Batam. Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur elektronik dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 engertian engendalian ersediaan ersediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN LITERATUR
6 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Value Chain Setiap perusahaan merupakan sekumpulan aktivitas yang dipergunakan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk yang dihasilkan.
Lebih terperinciMenghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus
PENERAPAN JUST IN TIME PADA INDUSTRI FASHION SEBAGAI PENJAMINAN KUALITAS (QUALITY ASSURANCE) ABSTRAKSI Sistem Just in Time telah menjadi satu pendekatan umum dalam pengelolaan bahan baku/persediaan. Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsional Logistic merupakan unit bisnis yang memiliki fungsi sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Logistic merupakan bagian penting bagi setiap perusahaan, secara fungsional Logistic merupakan unit bisnis yang memiliki fungsi sebagai penghubung secara langsung maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan kondisi perekonomian, maka dunia industri semakin mendapat tuntutan yang tinggi dari masyarakat. Tuntutan yang dimaksud salah satunya
Lebih terperinciManajemen Transportasi dan Distribusi
Manajemen Transportasi dan Distribusi Pikirkan bagaimana produk-produk berikut sampai ke tangan pelanggan: Gula pasir Sabun cuci Roti kaleng Minyak goreng Air mineral Pelanggan Pelanggan Pabrik Pelanggan
Lebih terperinci