BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran umum objek penelitian Profil Perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran umum objek penelitian Profil Perusahaan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian Profil Perusahaan PT. Sari Coffee Indonesia, Starbucks Coffee merupakan perusahaan kedai kopi terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 100 cabang baik di dalam kota maupun luar kota. Starbucks Coffee menjual banyak produk, mulai dari kopi minuman panas yang berbasis espresso, minuman dingin, frappuccino blended coffee dan frappuccino blended cream, makanan ringan seperti cake, puff, cookies, sampai sandwich. Selain kopi, frappuccino dan makanan, Starbucks juga menjual mug atau gelas-gelas dan juga tumbler. Tidak ketinggalan jajanan anak- anak seperti permen lollypop pun juga tersedia. Dimulai pada tahun 1971, ketika tiga mahasiswa perguruan tinggi yaitu Sigel, Bowker dan Baldwin membuka Starbucks Store di Seattle s Pike Place Market. Merek itu berasal dari nama pelaut dalam novel Moby Dick. Pada saat itu menjual fresh roasted bean coffee (biji kopi asli) merupakan konsep baru ketika kopi pasar swalayan kalengan merupakan standar. Pada tahun 1971, kota itu dilanda kemunduran yang memporak-porandakan yang disebut Boeing Bust. Pesan terkenal itu muncul pada April 1971, bulan yang sama ketika Starbucks membuka tokonya yang pertama. Pada waktu itu juga sebuah proyek pembaharuan kota mengancam akan membongkar Pike Place Market. Sekelompok pengembang ingin membangun sebuah tempat perdagangan dengan sebuah hotel, convention hall dan tempat parkir. Tetapi rencana itu berhasil digagalkan karena dalam suatu referendum, penduduk Seattle memilih untuk mempertahankan Pike Place Market sehingga Starbucks Coffee tetap bertahan disana. Starbucks Coffee membuka banyak tokonya dengan sedikit keramaian pada bulan April Toko itu dirancang bernuansa laut klasik, semua peralatan dibuat dengan tangan. Satu dinding yang panjang ditutup dengan rak kayu, sedangkan yang lainnya disediakan untuk biji-biji kopi, yang seluruhnya hanya ada 30 jenis biji kopi yang ada di dunia. Starbucks tidak hanya membuat kopi dan menjualnya dengan cangkir, namun juga menawarkan contoh untuk dicoba yang selalu disajikan dengan cangkir-cangkir porselen, 1

2 karena kopi memang akan terasa lebih nikmat dengan cara itu. Cangkir- cangkir itu pula yang memaksa para pelanggan untuk tinggal lebih lama dan menikmati kopi. Prediksi keuntungan toko pertama diluar dugaan, rupanya Starbucks mendapat respon yang baik dari masyarakat, Perusahaan itu telah berkembang dengan sendirinya. Selain itu pada akhir minggu harian berita Seattle Times memuat tentang Starbucks dan berdampak pelanggan akan datang di hari sabtu berikutnya. Satu dekade berikutnya, Howard Schultz, seorang marketer muda dari Perstop (produsen peralatan dapur) tertarik untuk ikut bergabung dengan Starbucks. Dalam perjalanannya ke Milan yang dilakukan Howard Schultz pada tahun 1983 ia mendapatkan keyakinan bahwa bisnis kedai kopi memiliki potensi yang luar biasa di luar Milan. Setelah kepemilikannya, Howard segera mengubah bisnis Starbucks dari model penggilingan kopi menjadi bar espresso bergaya Italia, yang terkenal sebagai penyedia kopi terbaik di seluruh dunia. Starbucks menyebut dirinya sebagai the third place ; ada rumah, kantor, dan Starbucks. Kedai ini menciptakan berbagai produk, desain interior, filosofi pelayanan, dan komunikasi yang baik. Suasananya dengan sofa dan musik mendorong konsumen betah berlama- lama disana. Sejak tahun 1987, Starbucks telah berkembang dari 11 toko di Seattle, Washington, sampai 6500 toko di seluruh dunia. Sekarang Starbucks mempunyai toko hampir di setiap daerah Amerika Serikat, Kanada dan toko-toko baru di Eropa, Timur Tengah, Amerika Latin, dan tepi Pasifik. Analisa bisnis melihat bahwa kopi Starbucks dihidangkan di restorant, hotel-hotel, termasuk kantor-kantor dan perusahaan-perusahaan penerbangan yang baik, termasuk Nordstrom Cafes dan Espresso Carts, Barnes dan Noble Bookstore dan Unitied Horizon dan Delta Airlines. Selain itu kopi Starbucks juga dihidangkan di kios-kios Host Marriot yang mempunyai lisensi banyak lokasi bandara. Dalam musim semi tahun 1994, Starbucks mengakuisisi The Coffee Connection, Inc yang menjalankan retail coffee store dan juga mempunyai satu pabrik roasting di Boston, Massachusetts. Pada tahun 1994 juga, Starbucks New Venture Company sebuah anak perusahaan yang seluruhnya dimiliki oleh perusahaan Starbucks Coffee mengadakan suatu joint venture dengan Pepsi Cola untuk mengembangkan minuman berbasis kopi yang siap untuk diminum, yakni deretan minuman Frappuccino dalam kemasan botol. Seiring berjalannya waktu Starbucks menambah penjualannya yaitu 2

3 berupa CD dan es krim melalui kerjasamanya dengan Dreyer s Grand Ice Cream. Merek es krim dengan cita rasa kopi mereka menjadi salah satu merek es krim nomor satu di United State. Dua tahun kemudian lebih Starbucks mulai berinovasi dengan mengeluarkan produk-produk baru seperti Milder Dimension (minuman campuran kopi dengan rasa yang lebih ringan) dan Tiazzi (minuman campuran teh dengan jus buah). Pada tahun 1996, Starbucks Coffee membuka tokonya di Jepang, Hawai dan Singapore. Pada tahun 1998, Starbucks Coffee membuka tokonya di Taiwan, Thailand, New Zealand, United Kingdom, dan Malaysia. Pada tahun 1999, berkembang pula di China, Kuwait, Dubai, Hongkong, Shanghai, Qatar, Bahrain, Saudi Arabia, Australia, dan Korea. Selanjutnya pada tahun 2001, di Swiss, Israel, dan Austria. Kemudian pada tahun 2002 di Oman, Indonesia, Jerman, Spanyol, Puerto Rico, Mexico, Yunani. Dan pada tahun 2004 di Paris dan Costa Rica. Pada tahun 2002 perusahaan ini memperkenalkan Starbucks barista Quattro dan Sacco Italia, yaitu mesin espresso otomatis yang dapat dipakai dirumah-rumah maupun di kantor. Kemudian Starbucks juga mengeluarkan produk baru untuk kategori produk siap minum yaitu Starbucks DoubleShot. pada tanggal 17 Mei PT. Sari Coffee Indonesia merupakan pemegang hak tunggal untuk memperkenalkan dan memasarkan Starbucks Coffee di Indonesia. PT. Sari Coffee Indonesia sendiri bernaung di bawah bendera perusahaan retail terkemuka PT. Mitra Adi Perkasa. PT. Sari Coffee Indonesia sebagai pemegang lisensi perusahaan kopi terbesar di dunia Starbucks Coffee yang sudah memiliki ribuan toko di dunia. PT. Sari Coffee harus mendirikan minimal 30 toko di negara tempat perusahaan beroperasi, dan pada saat ini Starbucks Coffee Indonesia sudah memiliki 126 toko yang tersebar di sepuluh kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Batam, Yogyakarta, Semarang, Balikpapan dan Makasar. Lisensi Starbucks Coffee Indonesia yang dipegang oleh PT. Sari Coffee Indonesia bisa dicabut oleh Licensor apabila tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tertera pada kontrak menyangkut hak pendirian dan pengelolaan. Syarat-syarat tersebut meliputi standarisasi kualitas produk, pelayanan, kebersihan, penempatan lokasi (untuk Coffee Bar harus berada di pojok), desain ruangan, peralatan yang digunakan, strategi pemasaran, laporan keuangan, dan pelatihan untuk karyawan-karyawati yang bekerja di 3

4 Starbucks Coffee. Khusus untuk bahan dasar yang digunakan untuk semua produk Starbucks, termasuk juga perlengkapan outlet dari kursi, meja hingga ornamen-ornamen di dinding, semuanya di impor langsung dari Amerika. Coffee Shop saat ini telah menjadi suatu bisnis yang berkembang dengan pesat, oleh karena itu Starbucks sebagai salah satu perintis konsep kedai kopi modern yang menyediakan hidangan kopi siap minum dengan berbagai macam rasa. Starbucks terus mengeluarkan minuman dengan varian rasa berbeda dalam setiap musim agar tidak akan kalah saing dengan coffee shop lain seperti MAXXCOFFEE, Coffee Bean and Tea Leaves, Regal Coffee Factory,J.CO dan masih banyak lainnya dimana semua itu hampir menyajikan dengan menu yang tak jauh berbeda. Bagi para pekerja yang suka meeting di luar kantor, Starbucks merupakan salah satu tempat alternatif yang baik untuk di kunjungi karena selain tempat yang nyaman dengan tempat duduk mulai dari kursi biasa sampai sofa juga tersedia. Fasilitas yang diberikanpun tak kalah menarik, para pekerja maupun mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas dapat menggunakan fasilitas free wi-fi untuk browsing sambil ditemani dengan iringan musik klasik ataupun jazz. Direktur Operasional dan Marketing Starbucks Coffee, Howard Schultz mengatakan Starbucks bukanlah sekedar kopi yang hebat. Ia merupakan romantika pengalaman minum kopi, perasaan hangat, dan komunitas orang-orang yang masuk ke toko Starbucks. 4

5 1.1.2 Logo Starbucks GAMBAR 1.1 Logo Starbucks Coffee Sumber : Dokumen penulis,2017 Logo Starbucks Coffee sendiri dinamakan Siren,yang menggambarkan wanita penggoda dengan rupa seekor putri duyung dan didominasi warna hijau sebagai warna khas kota Seattle. Logo ini diambil oleh tiga sekawan pendiri Starbucks dari perahu nelayan tua di pelabuhan Seattle. Pada tahun 2011 lalu Starbucks baru saja menggantikan logo perusahaannya yang lama menjadi yang seperti saat ini. Di dalam logo Starbucks yang lama terdapat tulisan STARBUCKS COFFEE melingkari gambar Sirens yang berwarna hitam. Namun sekarang logo tersebut sudah berubah, tidak ada lagi tulisan STARBUCKS COFFEE dan warna Siren itu sendiri berubah menjadi warna hijau. Jadi logo Starbucks saat ini hanyalah logo Siren yang berwarna hijau. Penghilangan tulisan Starbucks Coffee tersebut tentunya memiliki alasan, yakni karena Starbucks ingin terus melebarkan sayapnya dengan tidak hanya menjual coffee saja tetapi ia juga ingin memasukkan produk baru seperti ice cream dan yoghurt. Baginya tulisan STARBUCKS COFFEE tersebut 5

6 seperti membuat asumsi bahwa Starbucks hanyalah menjual kopi saja, pada kenyataannya Starbucks banyak menjual produk-produk lain. Oleh karena itu, Starbucks menghilangkan tulisan STARBUCKS COFFEE yang ada di dalam logonya. GAMBAR 1.2 Perubahan Logo Starbucks Coffee Sumber : Dokumentasi Penulis, Visi dan Misi Visi Starbucks Coffee Visi utama Starbucks Coffee adalah menciptakan suatu lingkungan yang inklusif untuk semua orang dengan perbedaan-perbedaan individu mereka. Perbedaan-perbedaan ini meliputi hal-hal seperti usia, ras, suku, jenis kelamin, orientasi seksual, asal-usul kebangsaan, ketidakmampuan (cacat), pendidikan, status sosial ekonomi, perbedaan geografis dan kebudayaan. 6

7 Misi Starbucks Coffee Memegang teguh prinsip komitmen untuk berperan sebagai pemimpin pada setiap aspek-aspek bisnis dan lingkungan dimana Starbucks Coffee beroperasi. 1.2 Latar Belakang Saat ini persaingan yang terjadi pada lingkungan bisnis global semakin ketat, dengan semakin banyaknya perusahaan waralaba (franchising) di Indonesia, memacu daya saing para pengusaha untuk memaksimalkan dalam mempertahankan atau meningkatkan perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Setiap perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai macam cara agar menjadi yang terbaik, jika suatu perusahaan ingin menjadi yang terbaik maka harus di imbangi dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan pada akhirnya dapat memberikan kepuasan untuk setiap konsumennya. Dalam hal pemasaran tidak hanya cukup menciptakan produk yang baik, menetapkan harga yang menarik, membuat produk tersedia bagi pelanggan, menciptakan suasana toko yang baik, tetapi perusahaan harus mampu mengkomunikasikan produk kepada para konsumennya untuk mempengaruhi minat beli konsumen sehingga dapat menimbulkan suatu tindakan (action) pembelian. Kegiatan pemasaran menjadi salah satu kegiatan yang penting bagi perusahaan, karena itu saya akan meneliti tentang Eksperiential Marketing yang di lakukan oleh Starbucks Coffee khususnya di Kota Bandung. Kota Bandung menjadi salah satu pusat wisata kuliner di Indonesia, wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara datang ke kota Bandung untuk membeli berbagai macam fashion, mengunjungi beberap objek wisata maupun berkunjung untuk wisata kuliner. Untuk membuat suatu café terlihat menarik, maka produk atau jenis makanan yang ditawarkan harus mempunyai kelebihan, serta perbedaan pada rasa, ragam menu, serta keunikan penyajian dari makanan. Tempat yang strategis dan harga yang terjangkau menjadi daya tarik konsumen untuk mengunjungi suatu café atau coffee shop. 7

8 TABEL 1.1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Domestik Tahun Wisatawan Wisatawan Jumlah Mancanegara Domestik Wisatawan Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan baik Domestik maupun Mancanegara ke Kota Bandung pernah mengalami penurunan pada tahun 2013 ke 2014 tetapi jumlah wisatawan dari tahun ke tahun stabil setiap tahunnya. Banyaknya wisatawan domestik juga dikarenakan adanya akses yang lebih mudah untuk berkunjung ke kota Bandung yaitu adanya fasilitas jalan tol Cipularang yang mulai beroprasi pada 26 april 2005 yang membuat akses menuju kota Bandung menjadi lebih cepat dan mudah sehingga wisatawan domestik khususnya yang berasal dari Kota Jakarta dan sekitarnya menjadi lebih mudah untuk berwisata ke kota Bandung. Semakin ketatnya dunia persaingan makanan dan minuman, cafe menjadi salah satu tempat yang sering dicari oleh para konsumen terutama untuk kalangan anak muda yang kini sering mencari tempat-tempat terkenal yang ada di Kota Bandung untuk dijadikan ajang berbagi momen bersama teman. Cafe biasanya digunakan untuk tempat rileks dan bersantai, tidak saja menjadi tempat menikmati makanan dan minuman tetapi menjadi tempat bersosialisasi dengan teman baru. Pada saat ini banyak konsumen yang suka menghabiskan waktu di cafe baik berkumpul bersama teman atau menghabiskan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan agar mendapat suasana yang berbeda saat di cafe. Hal ini juga menjadi peluang bisnis yang baik untuk memperoleh keuntungan, ini ditunjukan dengan jumlah cafe yang semakin meningkat setiap tahunnya di kota Bandung. Berikut adalah jumlah café di Bandung dari tahun 2011 hingga 2015 tahun terakhir: 8

9 TABEL 1.2 Usaha Café di Kota Bandung Tahun 2015 Tahun Jumlah Cafe Persentase Kenaikan ,68% ,61% ,89% ,8% ,2% Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung, Berdasarkan pada tabel 1.4 dapat disimpulkan bahwa jumlah cafe di kota Bandung pada tahun 2015 sebanyak 653 cafe. Sebelumnya yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sejumlah 49,8%, ini menunjukkan adanya potensi industri cafe dan restoran di kota Bandung yang terus meningkat. TABEL 1.3 Lokasi di Kota Bandung No Gerai Starbucks Coffee di kota Bandung Lokasi 1. Starbucks Buahbatu Jalan Buahbatu No Starbucks Trans Studio Mall Trans Studio Mall Ground Floor, Jalan Gatot Subroto Starbucks Coffee Jalan Braga No Gerai Starbucks Coffee Jalan Dipatiukur No Starbucks Coffee Cihampelas Walk Cihampelas Walk Lt. GF, Jalan Cihampelas No Gerai Starbucks Coffee Reserve Paris Van Java, Lt. GA, Unit. 16B, Jalan Sukajadi No (Bersambung) 9

10 (Sambungan) 7. Gerai Starbucks coffee 23 Paskal Jl. Pasirkaliki No Gerai Starbucks coffee Graha Pos Indonesia No. 30 Sumber: Olahan data penulis 2017 Berdasarkan tabel 1.2, dapat dilihat bahwa jumlah Franchise Starbucks Coffee di Kota Bandung cukup banyak dan dapat memudahkan penulis untuk melakukan penelitian. maka dari itu penulis melakukan penelitian tentang Experiential Marketing (sense, feel, think, act, relate) untuk mengetahui Keputusan Pembelian produk yang di tawarkan oleh Starbucks Coffee di kota Bandung. Starbucks telah memberikan standar baru di bisnis coffeeshop tidak saja memberikan pelayanan yang membuat konsumen nyaman, namun juga rasa yang berkualitas. Sehingga, sejak hadir di Indonesia pada tahun 2002, Starbucks telah tumbuh berkembang di berbagai kota termasuk Kota Bandung. Setidaknya, Starbucks Coffee sudah memiliki 170 gerai yang tersebar di sekitar 12 kota di Indonesia. Starbucks pun menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban dan menjadi penanda kelas sosial tertentu bagi mereka yang menikmati kopi di gerai ini. TABEL 1.4 Pesaing Langsung Starbucks coffee No Nama Café Franhising 1 J.CO 2 MAXXCOFFEE Sumber : Kedua cafe yang ada pada tabel diatas merupakan pesaing Starbucks Coffee, J.CO dan MAXXCOFFEE mempunyai dekorasi dengan suasana indoor dan harga coffee dan makanan serta tempat yang strategis dan sering dilewati oleh konsumen yang berkunjung ke tempat pusat perbelanjaan (Mall) yang menjadikan kedua cafe tersebut menjadi pesaing pada Starbucks Coffee. Harga yang hampir sama serta suasana yang nyaman membuat J.CO dan MAXXCOFFEE menjadi yang favorit bagi anak-anak muda yang senang berkumpul bersama teman-temannya dan orang orang yang mempunyai pendapatan di atas rata-rata. Starbucks Coffee Indonesia yang berada di tengah kota dan di tempat pusat perbelanjaan (Mall) favorit di kota Bandung, Yaitu ini membuat Starbucks Coffee sering di kunjungi. 10

11 . GAMBAR 1.3 Store layout Starbucks Coffee di Bandung Cabang Buah Batu Sumber: Dokumentasi Penulis, Berdasarkan gambar 1.3, Starbucks Coffee telah berupaya mengimplementasikan store layout dengan cukup baik untuk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Store layout sangat penting bagi suatu bentuk usaha, karena store layout itu sendiri akan menjadi salah satu faktor dalam keputusan pembelian konsumen selain promosi, harga dan bauran ritel lainnya. Layout toko dengan suasana yang cozy minimalnya diharapkan membuat konsumen tidak bosan untuk berkunjung dan menumbuhkan presepsi baik tentang bentuk usahanya, karena konsumen yang akan berkunjung mulai melakukan konsumsi dengan adanya proses keputusan pembelian terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhannya. 11

12 Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi semakin tajam baik dipasar domestik(nasional) maupun internasional. Kompetitor dapat saja mempelajarinya, namun tidak mudah untuk menirunya. Pengalaman emosional pada umumnya lebih sulit dilupakan oleh pelanggan. Oleh karena itu, Bernd Schmitt mencetuskan konsep Experiental Marketing. Menurutnya, menawarkan produk dengan cara mengutamakan fungsional semata, hanya akan Store Manager Assistant Store Manager Supervisor Barista Part Time Barista membiarkan startegi perusahaan dicuri oleh pesaing. Experiental marketing merupakan cara untuk menunjukkan diferensiasi yang unik dibandingkan kompetitor. Di era moderensiasi ini bukan hanya kota saja yang mengalami perubahan tapi gaya hidup juga mempengaruhi gaya hidup masyarakatnya. Di tambah pengaruh aspek budaya dan sosial yang datang dari luar negeri membuat pola perilaku masyarakat Indonesia berubah misalnya, masyarakat yang dahulunya menggunakan waktu istirahat siang mereka hanya untuk makan siang, tetapi sekarang mereka juga menggunakannya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Dengan adanya perubahan dan pengaruh ini, maka menyebabkan pergeseran atau perubahan cafe atau coffee shop yang melahirkan fenomena dan budaya baru. Pertumbuhan bisnis coffee shop di Indonesia bisa dikatakan muncul setelah kehadiran Starbucks Coffee di negara ini. Memang, sebelumnya sudah ada gerai kopi modern di Indonesia. Tapi rupanya belum mampu menggerakkan konsumen untuk datang ke gerai kopi Starbucks. Bisa jadi, hal itu dikarenakan Starbucks adalah merek luar yang justru lebih mudah diterima oleh konsumen di negara ini. Starbucks Coffee Menggunakan Stategi Experiental Marketing (sense, feel, think, act, relate) dalam melakukan pemasarannya, konsumen akan merasakan mengingat pengalaman dan perasaan saat ada di Starbucks Coffee, hal ini dapat mempengaruhi instensitas pembelian dari konsumen melalui emosi yang ditimbulkan, juga menaikan nilai yang melekat pada produk atau merek itu sendiri. Maret 2014 lalu, Starbucks meluncurkan sebuah gerai yang memiliki perbedaan dibanding gerai-gerai lainnya, yaitu Starbucks Reserve. Di dalam gerai ini, terdapat tiga hal yang menjadi satu, yaitu desain outlet, rasa, dan pelayanan. Melalui Starbucks Reserve ini, gerai 12

13 kopi asal Amerika Serikat ini juga ingin mengingatkan pada konsumen bahwa Starbucks adalah ahlinya kopi. Selama ini, orang mengenal Starbucks lewat coffee latte, cappucino dan lainnya. Starbucks Reserve adalah harmoni dari environment ruang yang memiliki sertifikat coffee master. Inilah yang membedakan dengan gerai lainnya, menurut Anthony Cottan, Direktur PT. Sari Coffee Indonesia. Sasaran dari Starbucks Reserve adalah orang-orang yang mengerti tentang kopi atau mereka yang ingin mengenal lebih jauh mengenai kopi. Maka dari itu, semua barista di gerai yang terletak di Grand Indonesia lantai tiga ini memiliki sertifikat coffee master. Sedangkan di Starbucks lainnya, mungkin yang bersertifikat coffee master hanya satu atau dua saja. Ciri-ciri coffee master adalah menggunakan apron hitam. Para barista ini tidak saja disiapkan untuk menyajikan minuman, tapi juga memberi penjelasan ke konsumen yang ingin mengenal lebih lanjut mengenai kopi. Hal lain yang membuat gerai ini berbeda adalah jenis kopi yang disajikannya. Kopi yang ditawarkan bisa dikatakan sebagai kopi premium karena jumlahnya yang sangat terbatas. Setidaknya, ada tiga jenis kopi yang tidak ditemukan di gerai Starbucks lainnya. Selain itu, tiap season yang lamanya kurang lebih sekitar 3 bulan, kopi premium yang ditawarkan itu akan berganti. Untuk season ini, kopi yang disajikan adalah Sun-dried Ethiopia Yirgaceffe, Finca Nuevo Mexico, dan Sumatera Lake Toba. Bila pengunjung tertarik tentang kopi, para barista di Starbucks Reserve akan menceritakan semua hal mengenai kopi-kopi yang disajikan tersebut. Konsumen di Starbucks Reserve tidak saja bisa bertanya, namun juga melihat kopi-kopi itu dibuat. Pengunjung bisa merasakan harumnya aroma kopi yang sedang dibuat oleh barista. Nantinya, Starbucks akan menambah mesin yang disebut Clover yang bisa memberikan apa yang disebut experiental marketing mengenai kopi. Suasana experiental marketing terasa melalui desain gerainya. Untuk membuat desain gerai ini tidak tanggung-tanggung, Starbucks mendatangkan para ahli desain outlet mereka dari Hongkong dan Sattle,AS. Para ahli ini berkeliling Indonesia untuk mencari inspirasi yang kental nuansa lokal.diperlukan waktu kurang lebih enam bulan untuk merumuskan konsep yang terinspirasi oleh pelabuhan Sunda Kelapa. Dinding Starbucks Reserve dihias dengan gambar pohon dan bunga kopi. Lalu, terdapat pula ornamen peta Indonesia di salah satu dinding, diperkuat lagi dengan gambar lukisan tangan 13

14 berpola batik yang semakin membuat gerai ini sangat Indonesia. Singkatnya, ketika kita memasuki Starbucks Reserve suasana yang terbangun adalah gerai kopi bernuansa lokal dengan sentuhan internasional.(majalah marketers,2014:28) Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis mengambil kesimpulan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Experiental Marketing pada Starbucks Coffee di kota Bandung dengan judul Pengaruh Experiential Marketing Sebagai Strategi Pemasaran Pada Starbucks Coffee Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Konsumen Starbucks Coffee di Bandung) 14

15 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut: a) Bagaimana strategi Experiental Marketing pada Starbucks Coffee di Bandung? b) Bagaimana keputusan pembelian pada Starbucks Coffee di Bandung? c) Seberapa besar pengaruh Experiential Marketing terhadap keputusan pembelian Starbucks Coffee di Bandung? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: a) Untuk mengetahui Experiential Marketing sebagai Strategi Pemasaran Starbucks Coffee di Bandung. b) Untuk mengetahui keputusan pembelian pada Starbucks Coffee di Bandung. c) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Experiential Marketing terhadap keputusan pembelian Starbucks Coffee di Bandung. 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan dan pengembangan, sebagai acuan bagi studi ilmiah tentang bagaimana menganalisis pengaruh Experiential Marketing Starbucks Coffee sebagai media pemasaran terhadap pengaruh keputusan pembelian pada konsumennya Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan, yaitu sebagai masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan dan menyempurnakan perusahaan terutama yang berhubungan dengan pemasaran melalui Experiential Marketing, sehingga perusahaan dapat mempertahankan bisnisnya bahkan dapat meningkatkan penjualannya. 15

16 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian. Dengan sistematika penulisan sebagai berikut: a. BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas dan padat yang menggambarkan dengan tepat mengenai objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan, kegunaan dan sistematika penulisan. b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis dan ruang lingkup penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni Pemasaran, Manajemen Pemasaran, Experiential Marketing, Keputusan Pembelian. c. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memberikan uraian yang tegas mengenai pendekatan, metode dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat dijawab atau menjelaskan masalah yang terdapat pada penelitian. d. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan dibahas mengenai kesesuaian antara teori terhadap aktivitas observasi yang dilakukan serta pembahasan hasil observasi sehingga dapat mencapai tujuan yaitu menjawab permasalahan-permasalahan yang diangkat. e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dipaparkan kesimpulan hasil observasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, serta saran-saran yang ingin disampaikan terhadap perusahaan yang dijadikan objek observasi. 16

1.1.2 Visi dan Misi a. Visi Menjadikan starbucks sebagai brand yang terkenal dan dihargai di seluruh dunia.

1.1.2 Visi dan Misi a. Visi Menjadikan starbucks sebagai brand yang terkenal dan dihargai di seluruh dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1 Profil Perusahaan Starbucks Starbucks Corporation adalah sebuah jaringan kedai kopi dari Amerika Serikat yang bermarkas di Seattle, Washington.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. panas yang berbasis espresso, minuman dingin, frappuccino blended coffee dan

BAB 1 PENDAHULUAN. panas yang berbasis espresso, minuman dingin, frappuccino blended coffee dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Sari Coffee Indonesia, Starbucks Coffee merupakan perusahaan kedai kopi terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 100 cabang baik di dalam kota maupun luar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti setiap perubahan sekecil apapun. Tidak terkecuali terhadap perubahan perilaku seseorang saat ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pertumbuhan bisnis. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pertumbuhan bisnis. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya kondisi perekonomian ditandai dengan berkembangnya kondisi pertumbuhan bisnis. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup tinggi, dimana dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk mampu bersaing dan. meraih sukses dalam bisnis di era globaliasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk mampu bersaing dan. meraih sukses dalam bisnis di era globaliasi ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini yang semakin berkembang membuat peluang yang semakin bertumbuh dan memberi tantangan dalam dunia bisnis di Dunia. Dengan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. Ganesha Mocktail Cafe yang berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya kebutuhan manusia modern secara tidak sadar membentuk pemasaran di dunia saat ini semakin emosional. Kini kebutuhan emosional jadi lebih menonjol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Starbucks Company

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Starbucks Company BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Starbucks Company Starbucks pertama kali didirikan di Seattle, Amerika Serikat pada tahun 1971. Starbucks merupakan perusahaan kedai kopi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di Indonesia, karena masyarakat di Indonesia sekarang ini sudah dapat dianggap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya kebutuhan manusia modern secara tidak sadar membentuk perusahaan di dunia saat ini semakin emosional artinya perusahaan berusaha untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Profil Perusahaan Coffee Shop Kopi Progo merupakan unit bisnis strategis di bidang cafe dan resto yang berdiri pada tahun 2009 di Jl. Progo, Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Starbucks adalah sebuah jaringan kedai kopi dari Amerika Serikat yang dikenal sebagai tempat bersosialisasi terutama bagi masyarakat urban. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi setiap perusahaan maupun organisasi bisnis. Karena tanpa pelanggan, perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran dalam kelangsungan hidup perusahaan untuk meningkatkan loyalitas

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran dalam kelangsungan hidup perusahaan untuk meningkatkan loyalitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perusahan sangat memahami betapa pentingnya peranan strategi pemasaran dalam kelangsungan hidup perusahaan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan akan produk dengan kualitas dan harga yang hampir sama. Hal ini diakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Nama Usaha : Siete Cafe & Garden Tahun Berdiri : Mei 2012 Alamat : Jalan Sumur Bandung No. 20 Telepon : 022-2500453 Jam Operasi :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin hari semakin pesat, setiap pemimpin perusahaan ingin perusahaannya yang terbaik diantara pesaingnya -pesaingnya. Demikian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini persaingan bisnis telah membuat berbagai perusahaan berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Semakin hari gerai-gerai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Roemah Kopi adalah sebuah cafe yang menggunakan konsep etnik Indonesia sehingga memberikan nuansa yang berbeda dan ini bisa menjadi daya tarik bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan industri yang mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan industri makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat. Dengan menjamurnya berbagai kedai kopi, cafe, club, maupun restorasi kelas

BAB I PENDAHULUAN. tepat. Dengan menjamurnya berbagai kedai kopi, cafe, club, maupun restorasi kelas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun ini, dunia bisnis mengalami penurunan ekonomi dan perkembangan yang sangat cepat. Sehingga perusahaan-perusahaan harus ikut berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Asri Permata Legina, 2015

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Asri Permata Legina, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bandung merupakan salah satu dari banyaknya kota besar di Indonesia yang menjadi tujuan bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berbelanja dan menghabiskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat. Hal ini terlihat semakin banyak bermunculan jenis usaha dan industri di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia, menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dan berimprovasi dalam mempertahankan pelanggan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin majunya perkembangan zaman dan teknologi, gaya hidup masyarakat sekarang mulai berangsur angsur berubah mengikuti perubahan zaman. Banyaknya tempat

Lebih terperinci

BAB III MENTODE PENELITIAN

BAB III MENTODE PENELITIAN 44 BAB III MENTODE PENELITIAN 3.1. Deskriptif Lokasi Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian ini dilakukan di Starbucks Centre Point, Ground Floor yang berada di Jalan Jawa nomor 8 Medan Timur,

Lebih terperinci

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini ketatnya persaingan pasar dan tingginya pertumbuhan jumlah bisnis di Indonesia setiap tahun tentu menuntut para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya ngopi di dunia memang sudah ada sejak berabad abad yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. Budaya ngopi di dunia memang sudah ada sejak berabad abad yang lalu. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Budaya ngopi di dunia memang sudah ada sejak berabad abad yang lalu. Kopi merupakan salah satu komoditi yang menjadi bahan utama yang dikonsumsi oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Little Wings adalah sebuah book cafe yang menggunakan konsep klasik kolonial sehingga memberikan nuansa girly seperti rumah Barbie. Cafe unik ini ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dalam peningkatan kondisi perekonomian nasional. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dalam peningkatan kondisi perekonomian nasional. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian di Indonesia merupakan salah satu komponen perekonomian yang berkembang pesat dalam peningkatan kondisi perekonomian nasional. Salah satu industri yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya industri coffee shop yang pesat saat ini membawa dampak baru kedalam gaya hidup konsumen. Makna coffee shop saat ini mengalami pergeseran, dimana mengunjungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan dengan intensitas persaingan yang semakin tinggi, menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan dengan intensitas persaingan yang semakin tinggi, menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era persaingan dengan intensitas persaingan yang semakin tinggi, menjadi salah satu sebab, keunggulan bersaing perusahaan menjadi faktor terpenting yang

Lebih terperinci

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perlambatan ekonomi global berdampak hampir di semua negara sehingga berpengaruh terhadap target pencapaian jangka panjang, hal ini disebabkan oleh pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai kota metropolitan, Bandung menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis cafe di Indonesia saat ini sedang berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat Banyaknya cafe yang bermunculan dikarenakan cafe sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pariwisata dan makanan merupakan duet ideal, manakala ekses dari kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, sesuai dengan fitrah manusia atau wisatawan yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bentuk Usaha. Starbucks Coffee didirikan pertama kali pada tahun 1971 di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bentuk Usaha. Starbucks Coffee didirikan pertama kali pada tahun 1971 di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Bentuk Usaha Starbucks Coffee didirikan pertama kali pada tahun 1971 di Seattle, USA. Awal mula perusahaan ini didirikan oleh 3 orang, yaitu Jeny Baldwin, Zey

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Saat ini perkembangan bisnis di bidang makanan dan minuman sangat pesat, hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya jumlah cafe dan restoran yang ada,

Lebih terperinci

KEDAI KOPI REPUBLIK. [Versi Draft) Digunakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan. (logo) Disusun oleh.

KEDAI KOPI REPUBLIK. [Versi Draft) Digunakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan. (logo) Disusun oleh. CONTOH RENCANA BISNIS SEDERHANA KEDAI KOPI REPUBLIK [Versi Draft) Digunakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan (logo) Disusun oleh (Nama) (NIM) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak pesaing dengan kualitas terbaik bermunculan memperebutkan hati konsumen.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PADA PRODUK BAVERAGE S STARBUCKS KUNINGAN CITY JAKARTA

STRATEGI PEMASARAN PADA PRODUK BAVERAGE S STARBUCKS KUNINGAN CITY JAKARTA Ahmad Rafi Falakhi/30212464/3DD01 Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE, MM. Manajemen Pemasaran/ D3 Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma 2015 STRATEGI PEMASARAN PADA PRODUK BAVERAGE S STARBUCKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profile Perusahaan Indischetafel Restaurant merupakan suatu restoran yang berdiri pada bulan Juli tahun 2009. Restoran ini memiliki konsep Indo-Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada pasar dan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada pasar dan harus mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku bisnis. Agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota terbesar di Jawa Barat sekaligus me njadi ibukota provinsi. Sebagai kota yang terus berkembang, laju pertumbuhan ekonomi serta perubahan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1 Latar belakang perusahaan Kopi Luwak awalnya hanyalah sebuah nama merek kopi milik pengusaha Semarang, Tan Hok Seng yang memulai usahanya tahun 1965 silam. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Suasana Little White Cafe

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Suasana Little White Cafe BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Little White Cafe yang berlokasi di Jl. Lodaya No. 11A Bandung adalah rumah tinggal yang beralih fungsi menjadi cafe sejak 2011 didirikan oleh Bapak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa lalu pemasar cenderung berpikir bagaimana memperoleh pelanggan baru yang akan membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa atau bagaimana merebut pelanggan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis menjadi semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk memasarkan produk atau jasa mereka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang tinggi diluar rumah dengan gaya hidup yang cenderung dinamis.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang tinggi diluar rumah dengan gaya hidup yang cenderung dinamis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pola hidup masyarakat akan kebutuhan terhadap suatu produk seperti halnya makanan menjadi sangat kompleks. Keinginan masyarakat tidak hanya pada substansi makanan

Lebih terperinci

BAB 2. DATA DAN ANALISA. Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari

BAB 2. DATA DAN ANALISA. Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari 3 BAB 2. DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut : 1. Literatur Data mengenai produk teh didapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak sampai dengan usia lanjut memerlukan pangan, sandang, dan papan. Disamping kebutuhan, setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan usaha pada dasarnya bertujuan untuk mendapat keuntungan yang maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat pariwisata yang menarik. Berdasarkan data. Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, hingga bulan September 2011 sudah

BAB I PENDAHULUAN. tempat pariwisata yang menarik. Berdasarkan data. Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, hingga bulan September 2011 sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota pariwisata yang didalamnya terdapat berbagai tempat pariwisata yang menarik. Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Congo Café and Resto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Congo Café and Resto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Congo Café and Resto Congo Cafe and Resto yang berdiri di kota Bandung pada tahun 2005, tepatnya berada di Jl.Rancakendal Luhur 8, Dago

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alamat : Jalan Gandapura No.61 Bandung. 2. Christian. 3. Trevi

BAB I PENDAHULUAN. Alamat : Jalan Gandapura No.61 Bandung. 2. Christian. 3. Trevi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil Perusahaan Coffee Shop Chez Moka adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kuliner, khususnya minuman kopi. Kedai kopi ini resmi beroperasi pada tanggal 27 Juni 2013.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha bisnis yang mengalami perkembangan yang sangat pesat pada era globalisasi saat ini adalah bisnis makanan dan minuman. Hal tersebut dibahas dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minum kopi di kedai kopi telah menjadi lifestyle masyarakat Indonesia,tidak

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minum kopi di kedai kopi telah menjadi lifestyle masyarakat Indonesia,tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini minum kopi di kedai kopi telah menjadi lifestyle masyarakat Indonesia,tidak terkecuali masyarakat Yogyakarta yang notabene adalah kota pelajar,dimana

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini di Indonesia. Banyak dari masyarakat Indonesia yang lebih memilih menikmati kopi di kedai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Cafe Lawangwangi Cafe Lawangwangi Creative Space merupakan salah satu tempat dimana para seniman dapat memamerkan sekaligus menjual hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Kawasan Jalan Gempol merupakan salah satu kawasan tertua di Kota Bandung, kawasan ini dirancang oleh Pemerintahan Kolonial Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kopi merupakan minuman yang di kenal memiliki rasa dan aroma yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sekaligus penghubung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini Kota Bandung telah menjadi daerah tujuan wisata untuk para wisatawan lokal maupun asing. Didukung dengan daerah yang nyaman, dan aman serta udara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar dan menarik bagi para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu pariwisata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan berjalannya waktu kini makanan bukan hanya menjadi kebutuhan pokok tapi juga gaya hidup bagi masyarakat kota.

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Saat ini Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, jika

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Saat ini Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, jika BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1. Deskripsi Konsep Bisnis Saat ini Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, jika dibandingkan dengan tingkat inflasi yang terjadi. Ekonomi Indonesia triwulan II-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu alasan utama terciptanya ragam produk, ragam fasilitas dan pelayanan yang disuguhkan para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis usaha kuliner di Indonesia semakin hari semakin diminati dengan melihat semakin banyaknya masyarakat yang gemar memburu beberapa aneka menu makanan baik makanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita lihat gaya hidup masyarakat kota yang semakin bervariasi. Sudah merupakan gaya hidup mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah dan Profil Perusahaan Siete Cafe berdiri pada bulan April 2012. Nama Siete berasal dari bahasa Spanyol yang artinya tujuh (7), sesuai

Lebih terperinci

TINJAUAN PT. Elemen (CUPS Coffeeshop)

TINJAUAN PT. Elemen (CUPS Coffeeshop) BAB II TINJAUAN PT. Elemen (CUPS Coffeeshop) 2.1 Sejarah CUPS Coffee Shop Pada awalnya berdiri Perusahaan ini adalah di mulai dari kesukaannya sang pemilik perusahaan terhadap minuman kopi dan terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin banyak pelaku usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Visi : Misi :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Visi : Misi : BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Usaha kopi Bapak Natanael dibangun sejak tahun 2005, berawal saat beliau meminum kopi dan selalu merasakan keluhan sakit perut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluang bisnis minuman masih sangat segar untuk dilakoni mengingat iklim cuaca di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang menyegarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teman menjadi salah satu penyebab masyarakat banyak mendatangi cafe untuk

BAB I PENDAHULUAN. teman menjadi salah satu penyebab masyarakat banyak mendatangi cafe untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan gaya hidup modern masyarakat Indonesia yang suka berkumpul bareng teman teman, perkembangan bisnis cafe di Indonesia meningkat tajam, banyak bisnis

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN 1. Daftar pertanyaan untuk informan kunci (pemilik)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya menjadi yang terbaik di antara perusahaan-perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya menjadi yang terbaik di antara perusahaan-perusahaan yang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat, persaingan di antara perusahaan yang sejenis sangatlah ketat. Setiap pemimpin perusahaan ingin perusahaannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat yang memiliki iklim sejuk karena letak geografis kota Bandung berada di dataran tinggi, dikelilingi oleh gunung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci

seiring waktu. Banyaknya industri pariwisata membuat semakin banyak peluang masyarakat Indonesia khususnya Bali yang bekerja di bidang Pariwisata.

seiring waktu. Banyaknya industri pariwisata membuat semakin banyak peluang masyarakat Indonesia khususnya Bali yang bekerja di bidang Pariwisata. 1.1.Latar Belakang Di era globalisasi ini, kepariwisataan di Indonesia semakin berkembang seiring waktu. Banyaknya industri pariwisata membuat semakin banyak peluang masyarakat Indonesia khususnya Bali

Lebih terperinci

BAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu

BAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu BAB I PEND AHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu cita rasa kopinya. Kopi tradisional Aceh memiliki cita rasa yang khas dengan aroma

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN SAUNG ANGKLUNG UDJO

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN SAUNG ANGKLUNG UDJO BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri Pariwisata pada saat ini sangatlah pesat, karena Pariwisata merupakan salah satu kebudayaan global yang dilihat sebagai suatu keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat dunia bisnis mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat dunia bisnis mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat dunia bisnis mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dengan kondisi seperti ini maka persaingan akan semakin sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan bagian dari pembangunan nasional suatu bangsa. Pariwisata mempunyai efek terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. destinasi di bidang pariwisata yang cukup beragam di Indonesia, selain pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. destinasi di bidang pariwisata yang cukup beragam di Indonesia, selain pengunjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta berkembang cukup pesat, Yogyakarta merupakan kota pelajar di Indonesia dan Yogyakarta merupakan kota yang memiliki destinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke suatu negara untuk mengekspansi pasarnya. Di Indonesia, sudah terdapat

BAB I PENDAHULUAN. ke suatu negara untuk mengekspansi pasarnya. Di Indonesia, sudah terdapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berkembangnya jaman saat ini, dunia bisnis juga berkembang dengan pesat. Persaingan yang terjadi dalam bisnis menjadi semakin ketat. Era globalisasi pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Di masa kini ada berbagai macam bisnis yang bisa menjadi peluang usaha salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and resto yang

Lebih terperinci

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pusat perbelanjaan modern atau dikenal dengan sebutan mall mengalami pergeseran fungsi. Pada mulanya masyarakat ke mall khusus untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kopi merupakan salah satu dari komoditi perkebunan yang dihasilkan Indonesia. Kopi di Indonesia banyak diolah menjadi bahan dasar pembuatan minuman. Olahan minuman kopi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan Caffe Bene adalah coffee shop yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan Caffe Bene adalah coffee shop yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan Caffe Bene adalah coffee shop yang berbasis di Seoul, Korea Selatan. Coffee shop ini didirikan

Lebih terperinci