BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI METODA PERHITUNGAN DALAM MEMPREDIKSI DAYA DUKUNG AKSIAL FONDASI TIANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI METODA PERHITUNGAN DALAM MEMPREDIKSI DAYA DUKUNG AKSIAL FONDASI TIANG"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI METODA PERHITUNGAN DALAM MEMPREDIKSI DAYA DUKUNG AKSIAL FONDASI TIANG 4.1 Umum Pada bab II telah dijelaskan mengenai teori kapasitas aksial fondasi tiang tunggal dan pada bab III telah dijelaskan mengenai contoh perhitungan untuk menentukan kapasitas fondasi tiang tunggal serta mengenai contoh perhitungan interpretasi kapasitas ultimit fondasi tiang berdasarkan data tes pembebanan. Selanjutnya, pada bab ini (bab IV) dibahas mengenai evaluasi metoda perhitungan dalam memprediksi daya dukung aksial fondasi tiang terhadap kapasitas terukur berdasarkan tiga kriteria statistik yaitu analisis berdasarkan kriteria probabilitas kumulatif 5% dan 9%, analisis berdasarkan kriteria aritmetik, dan analisis berdasarkan kriteria tingkat akurasi 2%. Adapun data (data N-SPT dan data tes pembebanan statik) yang diperoleh adalah dari enam lokasi proyek di Jakarta. Berdasarkan data SPT dilakukan perhitungan menggunakan lima metoda perhitungan yaitu metoda Meyerhoff, metoda Aoki dan Velloso, metoda Shioi dan Fukui, metoda Reese dan O Neill serta metoda Neely. Lima metoda tersebut digunakan untuk memprediksi kapasitas aksial fondasi tiang dan hasil dari kapasitas yang dihitung disebut kapasitas prediksi (Qp). Berdasarkan data tes pembebanan dilakukan interpretasi kapasitas fondasi tiang tunggal menggunakan empat metoda interpretasi yaitu metoda Davisson, metoda Chin, metoda De Beer, dan metoda Mazurkiewics. Adapun metoda yang selanjutnya digunakan adalah metoda Davisson. Hasil kapasitas yang dihasilkan berdasarkan data tes pembebanan disebut kapasitas terukur (Qm). Berikut adalah nilai dari Qp dan Qm dari enam lokasi proyek di Jakarta : Tabel 4.1 Nilai Kapasitas Prediksi (Qp) dan Kapasitas Terukur (Qm) Jenis Kedalaman Qp (ton) Qm No Nama Proyek Tiang Tiang (m) Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely (ton) 1 No.1 (45x45) Pancang ,25 826,75 557,18 227,75 227,75 46,73 2 No.2 (4x4) Pancang 18 14,74 717,59 484, 184,71 184,71 324,92 Mediterania 3 No. 8 (45x45) Pancang ,25 826,75 557,18 227,75 227,75 415,39 4 No. 38 (45x45) Pancang 18 14,74 717,59 484, 184,71 184,71 377,6 5 TP1 ( Bor 22,7 291, ,87 565,53 573,99 574,4 167,47 Menara Satrio 6 TP2 ( Bor 22,7 291, ,87 565,53 573,99 574,4 1339,77 7 No.5 ( Bor 42,6 956,77 277,57 453,65 186, , ,11 8 No.53 ( Bor 38,2 846,19 257,93 398,35 144,8 1471, ,9 Bakrie Tower 9 No.159 ( Bor 44,4 1813, ,84 737, , , ,31 1 No.166 ( Bor 41,5 929,13 274,91 439,82 171,7 1742, ,56 11 IP2 ( Pancang 25,5 242, ,78 612,14 234,74 234,74 393,6 Regatta 12 IP45 ( Pancang 23,5 244, ,52 592,81 249,42 25,13 37,73 13 No.91 ( Bor 38,7 852, ,53 358,46 529,75 378,56 542,4 14 No.97 ( Bor 36,2 789, ,15 327,4 483,64 332,45 163,47 Life Style 15 No.3 ( Bor 32,9 52,75 1,53 213,88 246,25 182,39 76,84 16 No.332 ( Bor 32,5 51,7 981,43 24,83 218,2 169,64 86,24 Dari tabel 4.1 diatas terlihat kapasitas prediksi (Qp) dan kapasitas terukur (Qm) dari 16 tiang yang diuji beban (loading test). Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai rasio Qp/Qm dari masing-masing metoda perhitungan untuk dievaluasi berdasarkan 62

2 tiga kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut adalah nilai Qp/Qm masingmasing metoda perhitungan tersebut : Tabel 4.2 Nilai Qp/Qm masing-masing metoda perhitungan Qp/Qm No Nama Proyek Tiang Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely 1 No.1 (45x45),414 2,327 1,3699,56,56 2 No.2 (4x4),4332 2,285 1,4896,5685,5685 Mediterania 3 No. 8 (45x45),393 1,993 1,3413,5483, No. 38 (45x45),3727 1,94 1,2818,4892, TP1 (,2728 2,1985,5298,5377,5381 Menara Satrio 6 TP2 (,2174 1,7517,4221,4284, No.5 (,4916 1,4236,2331,9285, No.53 (,559 1,6327,2593,9375,9579 Bakrie Tower 9 No.159 (,6929 1,7147,282,8626, No.15 (,352 1,248,1666,6481,66 11 IP2 (,6171 2,9847 1,5552,5964,5964 Regatta 12 IP45 (,6594 3,252 1,599,6728, No.91 ( 1,5722 2,8789,669,9767, No.97 (,7428 1,3561,375,4548,3126 Life Style 15 No.3 (,7367 1,4155,326,3484, No.332 (,5937 1,149,2381,2534,1972 Dari tabel 4.2 diatas terlihat hasil dari perhitungan Qp/Qm untuk masing-masing metoda perhitungan kapasitas aksial fondasi tiang. Dari hasil nilai Qp/Qm diatas selanjutnya adalah dilakukan analisis dan evaluasi metoda-metoda perhitungan untuk mengetahui metoda mana yang tepat yaitu mendekati nilai dari kapasitas terukur (Qm) analisis berdasarkan tiga kriteria statistik yaitu : 1. Kriteria berdasarkan analisis probabilitas kumulatif 9% dan 5 % 2. Kriteria berdasarkan analisis aritmetik 3. Kriteria berdasarkan analisis tingkat akurasi 2%. Pada sub bab selanjutnya dibahas mengenai analisis dan evaluasi berdasarkan ketiga kriteria diatas. 4.2 ANALISIS KETEPATAN METODA-METODA PERHITUNGAN KAPASITAS FONDASI TIANG Metoda perhitungan yang digunakan dalam perhitungan ini adalah : 1. Metoda Meyerhoff 2. Metoda Aoki dan Velloso 3. Metoda Shioi dan Fukui 4. Metoda Reese dan O Neill 5. Metoda Neely Masing-masing metoda diatas menghitung kapasitas aksial fondasi tiang berdasarkan data SPT (Standard Penetration Test) dan kapasitas yang didapat adalah kapasitas aksial prediksi fondasi tiang yang disebut Qp. Hasil interpretasi kapasitas aksial 63

3 fondasi tiang berdasarkan data tes pembebanan (Loading Test) disebut kapasitas aksial terukur yang disebut Qm. Nilai Qm ini digunakan sebagai nilai pembanding dimana nilai Qp yang paling mendekati nilai Qm menduduki nilai pertama dalam hal ketepatan metoda perhitungan. Jumlah fondasi yang diteliti ada 16 tiang, dimana 16 tiang tersebut telah dilakukan uji pembebanan statik (loading test). Data loading test sangat diperlukan karena sebagai acuan / pembanding dari nilai-nilai kapasitas prediksi, Qp. Berikut adalah analisis dan evaluasi menggunakan tiga kriteria yang telah disebutkan sebelumnya Kriteria Berdasarkan Analisis Probabilitas Kumulatif 9% dan 5% Untuk kriteria pertama, ada dua nilai pada probabilitas kumulatif yang dijadikan acuan analisis yaitu besarnya rasio Qp/Qm saat nilai probabilitas kumulatifnya (CP) 5% dan saat nilai probabilitas kumulatif (CP) 9%. Nilai Qp/Qm yang dianalisis adalah nilai Qp/Qm pada masing-masing proyek kontruksi dan nilai Qp/Qm gabungan dari seluruh proyek kontruksi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari metoda-metoda perhitungan. Berikut adalah contoh dari pengolahan data di proyek Mediterania. Nilai Qp/Qm yang sudah didapat, kemudian diurutkan dari yang terbesar hingga yang terkecil. Tabel 4.3 Nilai Qp/Qm Mediterania No Qp/Qm Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely 1,4332 2,285 1,4896,5685,5685 2,414 2,327 1,3699,56,56 3,393 1,993 1,3413,5483,5483 4,3727 1,94 1,2818,4892,4892 Tabel 4.4 Nilai Probabilitas Kumulatif dari Qp/Qm Mediterania No P(X<Qp/Qm) Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely Ket : P(X<Qp/Qm) adalah probabilitas dari nilai X dimana X kurang dari nilai Qp/Qm. Dimana X adalah suatu variabel acak( random varible). Dari hasil contoh perhitungan yang terlihat pada tabel diatas selanjutnya adalah memplot grafik probabilitas kumulatif Qp/Qm seperti yang terlihat di bawah ini. Untuk proyek-proyek lainnya juga dapat dilihat pada gambar 4.1 sd. 4.5 berikut ini : 64

4 Probabilitas Kumulatif Qp/Qm 12 Nilai Probabilitas kum ulatif Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely,,5 1, 1,5 2, 2,5 Nilai Qp/Qm Ket : Grafik Reese dan Neely Berhimpit Gambar 4.1 Nilai Probabilitas Kumulatif Qp/Qm Mediterania Probabilitas Kumulatif Qp/Qm 12 Nilai Probabilitas kum ulatif Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely,,5 1, 1,5 2, 2,5 Nilai Qp/Qm Ket : Grafik Reese, Neely dan Shioi Berhimpit Gambar 4.2 Nilai Probabilitas Kumulatif Qp/Qm Menara Satrio 65

5 Probabilitas Kumulatif Qp/Qm 12 Nilai Probabilitas kumulatif Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely,,5 1, 1,5 2, Nilai Qp/Qm Gambar 4.3 Nilai Probabilitas Kumulatif Qp/Qm Bakrie Tower Probabilitas Kumulatif Qp/Qm 12 Nilai Probabilitas kumulatif Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely,,5 1, 1,5 2, 2,5 3, 3,5 Nilai Qp/Qm Keterangan : Meyerhoff, Reese dan Neely Berhimpit Gambar 4.4 Nilai Probabilitas Kumulatif Qp/Qm Regatta Probabilitas Kumulatif Qp/Qm 12 Nilai Probabilitas kumulatif ,,5 1, 1,5 2, 2,5 3, 3,5 Nilai Qp/Qm Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely Gambar 4.5 Nilai Probabilitas Kumulatif Qp/Qm Lifestyle 66

6 Dari tabel 4.3 dan 4.4 dapat ditentukan nilai probabilitas kumulatif Qp/Qm pada saat 5% (CP5%) dan pada saat 9% (CP9%). Berikut adalalah CP5% Qp/Qm dan CP9% Qp/Qm untuk masing-masing metoda perhitungan di proyek mediterania : Tabel 4.5 Nilai Probabilitas kumulatif Qp/Qm pada saat 5% dan 9% (Mediterania) CP Qp/Qm Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely CP9%,424 2,1382 1,4417,5651,5651 CP5%,393 1,993 1,3413,5483,5483,274,1479,14,168,168 L-1,67,993,3413,4517,4517 Dari tabel 4.5 dapat diketahui beda nilai CP9% Qp/Qm dan CP5% Qp/Qm yaitu dengan perhitungan = CP9% Qp/Qm - CP5% Qp/Qm. Nilai yang paling kecil dan nilai Qp/Qm pada saat CP5% mendekati satu dengan direpresentasikan L-1 = Qp/Qm pada saat CP5% - 1 adalah yang paling kecil menempati peringkat yang pertama. Kemudian, setelah di setiap proyek dilakukan perangtkingan langkah berikutnya adalah memberi poin. Dimana yang mendapat rangking pertama, diberi poin satu. Ranking kedua, diberi poin dua. Ranking ketiga, diberi poin tiga. Ranking keempat, diberi poin empat, serta yang terakhir ranking kelima, diberi poin lima. Sehingga dapat disimpulkan urutan ranking untuk metoda perhitungan di proyek mediterania adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Ranking Dari Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Probabilitas kumulatif (Mediterania) Rank Metode Poin 1 Reese & Neely,168 1,5 2 Meyerhoff, Shioi, Aoki, Rank Metode L-1 Poin 1 Shioi, Reese & Neely,4517 2,5 3 Meyerhoff, Aoki,993 5 Rank Metode Poin Tot. 1 Shioi, Reese, & Neely 4 2 Meyerhoff 5 3Aoki 8 Untuk hasil perhitungan urutan ranking pada proyek lainnya dapat dilihat pada tabel 4.7 sd. 4.1 di bawah ini : 67

7 Tabel 4.7 Ranking Dari Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Probabilitas kumulatif (Menara Satrio) Rank Metode Poin 1 Meyerhoff, Shioi, Reese, Neely, Aoki, Rank Metode L-1 Poin 1 Neely, Reese, Shioi, Aoki, Meyerhoff, Rank Metode Poin Tot. 1 Shioi, Reese, & Neely 5 2 Meyerhoff 6 3Aoki 9 Tabel 4.8 Ranking Dari Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Probabilitas kumulatif (Bakrie Tower) Rank Metode Poin 1 Shioi, Neely, Reese, Meyerhoff, Aoki, Rank Metode L-1 Poin 1 Neely, Reese, Aoki, Meyerhoff, Shioi, Rank Metode Poin Tot. 1 Shioi, Reese, & Neely 5 2 Meyerhoff 6 3Aoki 9 68

8 Tabel 4.9 Ranking Dari Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Probabilitas kumulatif (Regatta) Rank Metode Poin 1 Aoki, Shioi, Meyerhoff, Reese, Neely,626 5 Rank Metode L-1 Poin 1 Meyerhoff, Reese & Neely,436 2,5 3 Shioi, Aoki 1, Rank Metode Poin Tot. 1 Meyerhoff 4 2 Aoki & Shioi 6 3Reese 6,5 4Neely 7,5 Tabel 4.1 Ranking Dari Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Probabilitas kumulatif (Lifestyle) Rank Metode Poin 1 Shioi, Neely, Reese, Meyerhoff, Aoki, Rank Metode L-1 Poin 1 Meyerhoff, Aoki, Reese, Shioi, Neely,742 5 Rank Metode Poin Tot. 1 Meyerhoff & Shioi 5 2Reese 6 3Aoki & Neely 7 Dari data diatas dapat dilihat bahwa masing-masing proyek, memiliki metoda yang paling tepat yang tidak sama. Tetapi dengan memberi poin pada setiap proyek maka dapat dihitung secara total metoda mana yang paling tepat. Dimana metoda yang memiliki jumlah poin terkecil adalah metoda yang paling tepat. Perhitungannya adalah sebagi berikut : Metoda Meyerhoff = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = ,5 = 14,5 69

9 Metoda Aoki = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = ,5 + 4,5 = 22 Metoda Shioi = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = ,5 + 1,5 = 7 Metoda Reese = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = = 1 Metoda Neely = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = ,5 = 12,5 Sehingga dari perhitungan diatas dapat kita simpulkan ranking dari metoda perhitungan berdasarkan analisis probabilitas kumulatif adalah sebgai berikut : Tabel 4.11 Ranking Dari Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Probabilitas kumulatif (R1) Rank Metoda Poin 1 Shioi 7 2 Reese 1 3 Neely 12,5 4 Meyerhoff 14,5 5 Aoki 22 Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa metoda Shioi menempati peringkat pertama secara keseluruhan proyek, metoda Reese di peringkat kedua kemudian metoda Neely dan Meyerhoff berturut-turut menduduki peringkat ketiga dan keempat, dan yang terakhir adalah metoda Aoki Kriteria Berdasarkan Analisis Nilai Rata-Rata Serta Deviasi Standar Kriteria kedua yaitu menganalisis kemampuan prediksi tiap metoda dengan menghitung nilai rata-rata serta deviasi standar dari nilai Qp/Qm. Seperti halnya langkah sebelumnya yaitu menghitung nilai rata-rata serta deviasi standar dari nilainilai Qp/Qm untuk masing-masing proyek kontruksi dan dari nilai-nilai Qp/Qm yang telah digabungkan dari beberapa proyek kontruksi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi metoda-metoda perhitungan. Berikut adalah contoh perhitunga analisis nilai rata-rata serta deviasi standar di proyek Mediterania. Nilai Qp/Qm untuk mediterania dapat diperoleh dari tabel 4.3. Selanjutnya dari tabel tersebut dapat dihitung nilai rata-rata dan deviasi standar dari 7

10 Qp/Qm. Berikut adalah tabel perhitungan dari analisis nilai rata-rata serta deviasi standar. Tabel 4.12 Rata-Rata Serta Deviasi Standar Dari Qp/Qm Mediterania No Qp/Qm Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely 1,414 2,327 1,3699,56,56 2,4332 2,285 1,4896,5685,5685 3,393 1,993 1,3413,5483,5483 4,3727 1,94 1,2818,4892,4892 Rerata,41 2,33 1,377,5415,5415 L-1,5999 1,33,377,4585,4585 SD,251,1294,874,358,358 Ket : SD adalah deviasi standar dan L-1 adalah 1- Rerata Dari tabel 4.12 diatas dapat ditentukan bahwa nilai rata-rata yang mendekati satu adalah rerata Qp/Qm metoda Shioi hal ini dapat dilihat dari nilai L-1 yang paling kecil diantara metoda-metoda yang lainnya yaitu L sama dengan,377. Sedangkan nilai deviasi standar yang paling kecil diperoleh dari metoda Meyerhoff dengan SD sama dengan,251.berikut adalah ranking dari metoda-metoda perhitungan tersebut : Tabel 4.13 Ranking Metoda Perhitungan Berdasarkan Nilai Rerata dan deviasi standar (Mediterania) Rank Metode L-1 Poin 1 Shioi 1, Reese & Neely,4892 2,5 3 Meyerhoff, Aoki 1,94 5 Rank Metode SD Poin 1 Meyerhoff, Reese & Neely,358 2,5 3 Shioi, Aoki, Rank Metode Poin Tot. 1 Meyerhoff, Shioi,Reese, & Neely 5 2Aoki 8 Untuk hasil dari perhitungan pada proyek lainnya, dapat dilihat pada tabel 4.14 sd di bawah ini : 71

11 Tabel 4.14 Ranking Metoda Perhitungan Berdasarkan Nilai Rerata dan Deviasi Standar (Menara Satrio) Rank Metode L-1 Poin 1 Neely, Reese, Shioi, Meyerhoff, Aoki, Rank Metode SD Poin 1 Meyerhoff, Shioi, Reese & Neely,773 3,5 4 Aoki,316 5 Rank Metode Poin Tot. 1Neely 3,5 2 Meyerhoff & Shioi 5 3Reese 5,5 4Aoki 1 Tabel 4.15 Ranking Metoda Perhitungan Berdasarkan Nilai Rerata dan Deviasi Standar (Bakrie Tower ) Rank Metode L-1 Poin 1 Neely, Reese, Aoki, Meyerhoff, Shioi, Rank Metode SD Poin 1 Shioi, Reese, Neely, Meyerhoff, Aoki,382 5 Rank Metode Poin Tot. 1 Reese & Neely 4 2 Shioi 6 3 Aoki & Meyerhoff 8 72

12 Tabel 4.16 Ranking Metoda Perhitungan Berdasarkan Nilai Rerata dan Deviasi Standar (Regatta) Rank Metode L-1 Poin 1 Meyerhoff, Neely, Reese, Shioi, Aoki 2,49 5 Rank Metode SD Poin 1 Aoki, Meyerhoff, Shioi, Reese, Neely,554 5 Rank Metode Poin Tot. 1 Meyerhoff 3 2Aoki 6 3 Shioi, Reese & Neely 7 Tabel 4.17 Ranking Metoda Perhitungan Berdasarkan Nilai Rerata (Lifestyle) Rank Metode L-1 Poin 1 Meyerhoff, Reese, Shioi, Neely, Aoki, Rank Metode SD Poin 1 Shioi, Neely, Reese, Meyerhoff, Aoki, Rank Metode Poin Tot. 1 Shioi 4 2 Reese & Meyerhoff 5 3Neely 6 4Aoki 1 Berdasarkan tabel-tabel di atas, diperoleh lagi hasil metoda ketepatan yang berbedabeda di setiap proyek. Sehingga harus dilakukan lagi perhitungan seperti di sub bab sebelumnya, yaitu sebagai berikut : Metoda Meyerhoff = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = 1 + 2,5 + 4, ,5 = 11,5 73

13 Metoda Aoki = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = , = 21,5 Metoda Shioi = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = 1 + 2, = 11,5 Metoda Reese = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = , ,5 = 13 Metoda Neely = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = , = 11,5 Sehingga dari perhitungan diatas dapat disimpulkan ranking dari metoda perhitungan berdasarkan nilai rerata adalah sebagai berikut : Tabel 4.18 Ranking Dari Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis (R2) Rank Metoda Poin 1 Meyerhoff, 11,5 Shioi, dan Neely 2 Reese 13 3 Aoki 2,5 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa metoda perhitungan dengan nilai rata-rata yang mendekati satu dan deviasi standar yang kecil diperoleh hasil yang paling tepat berdasarkan metoda Meyerhoff, Shioi, dan Neely Kriteria Berdasarkan Analisis Tingkat Akurasi 2% Kriteria ketiga mempergunakan fungsi distribusi lognormal, dengan menilai tingkat akurasi 2%-nya, yaitu luas area dibawah kurva PDF (Probability Density Function) Qp/Qm yang diasumsikan mengikuti distribusi lognormal, antara nilai Qp/Qm sebesar,8 sampai 1,2. Oleh karena itu langkah awal dari analisis tingkat akurasi 2% adalah dengan memplot distribusi Qp/Qm yang mengikuti distribusi lognormal dengan kata lain nilai ln (Qp/Qm) mengikuti distribusi normal. Berikut adalah contoh tabel hasil perhitungan ln (Qp/Qm), nilai rata-rata () dari distribusi ln (Qp/Qm), dan nilai deviasi standar () dari distribusi ln (Qp/Qm) yang digunakan untuk memplot distribusi lognormal. 74

14 Nama Proyek : Mediterania Tabel 4.19 Nilai ln (Qp/Qm) Mediterania No Ln Qp/Qm Meyerhoff Aoki Shioi Reese Neely 1 -,9129,794,3147 -,5799 -, ,8367,7923,3985 -,5648 -, ,9339,6883,2937 -,61 -,61 4 -,9869,6421,2482 -,715 -,715 Rerata -,9176,78,3138 -,6152 -,6152 SD,623,628,629,682,682 Dari Tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata () distribusi ln (Qp/Qm) yaitu dan nilai deviasi standar () dari distribusi ln (Qp/Qm) di setiap metoda perhitungan. Selanjutnya nilai rata-rata dan deviasi standar ini digunakan untuk memplot distribusi lognormal dari Qp/Qm. Berikut adalah grafik distribusi lognormal Qp/Qm untuk masing-masing metoda perhitungan : Metoda Meyerhoff f( x) x 1 Gambar 4.6 Distribusi Lognormal Qp/Qm Meyerhoff Mediterania Dari gambar 4.2 diatas x adalah Qp/Qm dan f(x) adalah nilai probailitas dari x (Qp/Qm). Untuk mengetahui luas dibawah kurva dimana,8 < Qp/Qm < 1,2 digunakan rumus : Fx () exp 2x ln() x 2 dx Dimana nilai F(x) sama dengan luas daerah dibawah kurva dimana,8 < Qp/Qm < 1,2 didapat dari perhitungan nilai F(x) sama dengan %. 75

15 Metoda Aoki dan Velloso f( x) Gambar 4.7 Distribusi Lognormal Qp/Qm Aoki Mediterania x 1 Dari gambar 4.3 diatas x adalah Qp/Qm dan f(x) adalah nilai probailitas dari x (Qp/Qm). Untuk mengetahui luas dibawah kurva dimana,8 < Qp/Qm < 1,2 digunakan rumus : Fx () exp 2x 1 ln() x dx Dimana nilai F(x) sama dengan luas daerah dibawah kurva dimana,8 < Qp/Qm < 1,2 didapat dari perhitungan nilai F(x) sama dengan %. Metoda Shioi dan Fukui f( x) Gambar 4.8 Distribusi Lognormal Qp/Qm Shioi Mediterania x 1 76

16 Dari gambar 4.4 diatas x adalah Qp/Qm dan f(x) adalah nilai probailitas dari x (Qp/Qm). Untuk mengetahui luas dibawah kurva dimana,8 < Qp/Qm < 1,2 digunakan rumus : Fx () exp 2x 1 ln() x dx Dimana nilai F(x) sama dengan luas daerah dibawah kurva dimana,8 < Qp/Qm < 1,2 didapat dari perhitungan nilai F(x) sama dengan 1,8%. Metoda Reese dan O Neill fx () x 1 Gambar 4.9 Distribusi Lognormal Qp/Qm Reese Mediterania Dari gambar 4.5 diatas x adalah Qp/Qm dan f(x) adalah nilai probailitas dari x (Qp/Qm). Untuk mengetahui luas dibawah kurva dimana,8 < Qp/Qm < 1,2 digunakan rumus : Fx () exp 2x 1 ln() x dx Dimana nilai F(x) sama dengan luas daerah dibawah kurva dimana,8 < Qp/Qm < 1,2 didapat dari perhitungan nilai F(x) sama dengan 4,49 x 1-7 %. 77

17 Metoda Neely fx () x 1 Gambar 4.1 Distribusi Lognormal Qp/Qm Reese Mediterania Dari gambar 4.5 diatas x adalah Qp/Qm dan f(x) adalah nilai probailitas dari x (Qp/Qm). Untuk mengetahui luas dibawah kurva dimana,8 < Qp/Qm < 1,2 digunakan rumus : Fx () exp 2x 1 ln() x dx Dimana nilai F(x) sama dengan luas daerah dibawah kurva dimana,8 < Qp/Qm < 1,2 didapat dari perhitungan nilai F(x) sama dengan 4,49 x 1-7 %. Dari perhitungan diatas maka dapat dilihat tabel nilai metoda perhitungan berdasarkan tingkat akurasi 2% untuk proyek mediterania, yaitu : Tabel 4.2 Ranking Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Tiangkat Akurasi 2% (Mediterania) Rank Metode Luas (%) Poin 1 Shioi 1,8 1 2 Reese & Neely 4,49 x 1-7 2,5 3 Meyerhoff & Aoki 4,5 Hasil-hasil perhitungan dari proyek-proyek lainnya dapat dilihat pada tabel 4.21 sd dibawah ini : 78

18 Tabel 4.21 Ranking Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Tingkat Akurasi 2% (Menara Satrio) Rank Metode Luas (%) Poin 1 Aoki 1,1 x Reese 7,39 x Neely 7,5 x Shioi 5,34 x Meyerhoff 6,75 x Tabel 4.22 Ranking Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Tingkat Akurasi 2% (Bakrie Tower) Rank Metode Luas (%) Poin 1 Neely Reese Aoki 22,6 3 4 Meyerhoff Shioi 3,67x1-6 5 Tabel 4.23 Ranking Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Tingkat Akurasi 2% (Regatta) Rank Metode Luas (%) Poin 1 Reese 1,1 x Neely 7,39 x Meyerhoff 7,5 x Aoki & Shioi 5,34 x 1-2 4,5 Tabel 4.24 Ranking Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Tingkat Akurasi 2% (Lifestyle) Rank Metode Luas (%) Poin 1 Meyerhoff 34,6 1 2 Aoki 2,1 2 3 Reese 11,2 3 4 Neely 4,1 4 5 Shioi 2,8 5 Karena masing-masing proyek memiliki metoda paling tepat yang berbeda-beda, maka perlu dilakukan langkah-langkah seperti di sub bab sebelumnya. Yaitu sebagai berikut : Metoda Meyerhoff = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = 4, = 17,5 Metoda Aoki = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = 4, ,5 + 2 = 15 Metoda Shioi = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle 79

19 = ,5 + 5 = 19,5 Metoda Reese = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = 2, = 1,5 Metoda Neely = R Mediterania + R Menara Satrio + R Bakrie Tower + R Regatta + R Lifestyle = 2, = 12,5 Sehingga dari perhitungan diatas dapat dimpulkan ranking dari metoda perhitungan berdasarkan Analisis Tingkat Akurasi 2% adalah sebagai berikut : Tabel 4.25 Ranking Dari Metoda Perhitungan Berdasarkan Analisis Tingkat Akurasi 2% (R3) Rank Metoda Poin 1 Reese 1,5 2 Neely 12,5 3 Aoki 15 4 Meyerhoff 17,5 5 Shioi 19,5 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa metoda perhitungan dengan nilai tingkat akurasi 2% diperoleh hasil yang paling tepat berdasarkan metoda Reese. 4.3 INDEKS RANKING Untuk kuantitas kelaikan tiap-tiap metoda diperkenalkan parameter indeks ranking (RI), dimana RI adalah jumlah ranking dari kriteria-kriteria yang berbeda, RI = R1+R2+R3. semakin rendah nilai RI semakin baik metoda yang ditinjau dalam memprediksi kapasitas fondasi. Untuk tugas akhir ini dihitung RI untuk masingmasing lokasi proyek dan dihitung RI untuk gabungan lokasi proyek. Sehingga perhitungan Indeks Ranking untuk masing-masing metoda perhitungan adalah sebagai berikut : Metoda Meyerhoff = R1 + R2 + R3 = = 1 Metoda Aoki = R1 + R2 + R3 = = 13 Metoda Shioi = R1 + R2 + R3 = = 8 Metoda Reese = R1 + R2 + R3 = = 7 8

20 Metoda Neely = R1 + R2 + R3 = = 7 Sehingga dari perhitungan diatas dapat dimpulkan indeks ranking dari analisis ketepatan metoda perhitungan adalah sebagai berikut : Tabel 4.26 Indeks Ranking Dari Metoda Perhitungan (RI) Rank Metoda Poin 1 Reese & 7 Neely 2 Shioi 8 3 Meyerhoff 1 4 Aoki 13 Setelah melakukan perhitungan yang berasal dari lima lokasi proyek di Jakarta yang mencakup 16 titik pengujian Loading Test. Dapat disimpulkan bahwa metoda Neely dan Reese & O Neill merupakan metoda perhitungan yang paling tepat. Yang kedua adalah metoda Shioi dan Fukui. Kemudian metoda Meyerhoff menempati urutan ketiga. Sedangkan di urutan terakhir ada metoda Aoki & Velloso. 81

Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai garis pantai cukup panjang. Tanah di daerah pantai pada umumnya adalah tanah lunak, sehingga banyak dipakai konstruksi

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Tugas Akhir EVALUASI METODA PERHITUNGAN DAN ANALISIS KEHANDALAN KAPASITAS FONDASI TIANG TUNGGAL YANG DIBEBANI

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN

BAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN BAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN 3.1 Umum Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai teori-teori dasar dan rumus-rumus yang

Lebih terperinci

TESIS. Oleh HARI PRAPTARJO NIM :

TESIS. Oleh HARI PRAPTARJO NIM : EVALUASI METODA PERHITUNGAN DAN ANALISA KEHANDALAN KAPASITAS PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL YANG DIBEBANI SECARA AKSIAL BERDASARKAN DATA SPT DAN CPT TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN...

PERNYATAAN KEASLIAN... DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR NOTASI... viii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelapisan tanah di bawahnya. Ditinjau dari segi pelaksanaan, ada beberapa. kondisi tanah pondasi dan batasan batasan struktur.

BAB I PENDAHULUAN. kelapisan tanah di bawahnya. Ditinjau dari segi pelaksanaan, ada beberapa. kondisi tanah pondasi dan batasan batasan struktur. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam proyek suatu konstruksi, hal yang paling penting salah satunya adalah pondasi dikarenakan berfungsi untuk meneruskan beban struktur di atasnya kelapisan tanah

Lebih terperinci

ANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST)

ANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST) ANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST) Rien Novia Adriani 1) Abstrak Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan bawah (sub structure). Konstruksi bawah merupakan penghantar bangunan atas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KAPASITAS DAYA DUKUNG VERTIKAL DAN LATERAL PONDASI TIANG BOR (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN APARTEMEN THE WINDSOR PURI INDAH)

TUGAS AKHIR KAPASITAS DAYA DUKUNG VERTIKAL DAN LATERAL PONDASI TIANG BOR (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN APARTEMEN THE WINDSOR PURI INDAH) TUGAS AKHIR KAPASITAS DAYA DUKUNG VERTIKAL DAN LATERAL PONDASI TIANG BOR (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN APARTEMEN THE WINDSOR PURI INDAH) Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar SarjanaTeknik Strata 1 (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangmya kemajuan teknologi dewasa ini, telah banyak jenis

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangmya kemajuan teknologi dewasa ini, telah banyak jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangmya kemajuan teknologi dewasa ini, telah banyak jenis kontruksi seperti bangunan-bangunan tinggi, jalan layang (Fly Over), jembatan, bendungan dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA DATA

BAB V HASIL ANALISA DATA BAB V HASIL ANALISA DATA Penelitian ini merupakan analisis data-data SPT, CPT, dan PDA dari pengujian tanah di Cluster Flamingo Summarecon Serpong, Gading Serpong - Tangerang. Data-data diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi

Lebih terperinci

Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21

Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21 4.2.4.4 Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21 Tabel 4.17 Daya Dukung Ultimate, final set lokasi BH 21 Rult Blow Count Ton Blows / ft. 74 6.5 148 1.5 223 15.4 297 22.2 371 26.8 445 32.5 519 39.8

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG. Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG. Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG Rilon Tesabudhi 0721035 Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T ABSTRAK Kebutuhan manusia akan lahan kosong sebagai tempat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DAYA DUKUNG STATIK TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN RUMUS-RUMUS DAYA DUKUNG, ANALISIS DINAMIK DAN UJI BEBAN STATIK TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki peranan penting dalam memikul beban struktur atas sebagai akibat dari adanya gaya-gaya yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Jatinegara, Jakarta Timur. Rusun tersebut ditargetkan selesai akhir

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TERHADAP UJI PEMBEBANAN LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN AEON MALL MIXED USE SENTUL CITY BOGOR

EVALUASI DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TERHADAP UJI PEMBEBANAN LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN AEON MALL MIXED USE SENTUL CITY BOGOR EVALUASI DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TERHADAP UJI PEMBEBANAN LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN AEON MALL MIXED USE SENTUL CITY BOGOR Oleh: Winda Widia 1, Hikmad Lukman 2, Budiono 3 ABSTRAK Terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman tertentu, biasanya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Abstrak... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... x Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Abstrak... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... x Daftar Gambar... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan.... ii Kata Pengantar..... iii Abstrak.......... iv Daftar Isi.... v Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xi BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...... 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).

BAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai Program Pemerintah untuk meluaskan suatu daerah serta memberikan alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road). Dan dengan

Lebih terperinci

BAB VI DISTRIBUSI PROBABILITAS MENERUS

BAB VI DISTRIBUSI PROBABILITAS MENERUS BAB VI DISTRIBUSI ROBABILITAS MENERUS 6. Distribusi Uniform (seragam) Menerus Distribusi seragam menerus merupakan distribusi yang paling sederhana. Karaketristik distribusi ini adalah fungsi kepadatannya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DESAIN PONDASI TIANG PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI DAERAH CAWANG JAKARTA TIMUR

TUGAS AKHIR DESAIN PONDASI TIANG PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI DAERAH CAWANG JAKARTA TIMUR TUGAS AKHIR DESAIN PONDASI TIANG PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI DAERAH CAWANG JAKARTA TIMUR Ditujukan sebagai syarat untuk meraih gelar SarjanaT eknik Strata 1 (S-1) Disusunoleh : N A M A : Qorri Alvian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan jumlah penduduk,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan jumlah penduduk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan jumlah penduduk, maka semakin banyak orang di Jakarta dan di kota-kota besar menggunakan kendaraan bermotor, sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG SERTA PERHITUNGAN PENURUNAN PONDASI TIANG TUNGAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN CARGO BANDARA KUALANAMU MEDAN

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG SERTA PERHITUNGAN PENURUNAN PONDASI TIANG TUNGAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN CARGO BANDARA KUALANAMU MEDAN ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG SERTA PERHITUNGAN PENURUNAN PONDASI TIANG TUNGAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN CARGO BANDARA KUALANAMU MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas- tugas Dan

Lebih terperinci

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X = 0. Perlu diketahui bahwa luas kurva normal adalah satu (sebagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN SWITCHYARD DI KAWASAN PLTU PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN SWITCHYARD DI KAWASAN PLTU PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN SWITCHYARD DI KAWASAN PLTU PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA Sultan Ansyari Utama 1 dan Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat kemacetan di Jakarta menjadi problematika yang harus segera diselesaikan, karena hal ini juga berdampak kepada kota-kota di sekitar Jakarta. Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Wilayah Penelitian. Lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu pada Jalan Tol Cinere Jagorawi berada di Depok, provinsi Jawa Barat. Lokasi Proyek Jalan Tol Cinere

Lebih terperinci

SIMULASI COMPRESSION PILE TEST

SIMULASI COMPRESSION PILE TEST POLITEKNOLOGI VOL. 16 No. 1 JANUARI 2017 SIMULASI COMPRESSION PILE TEST MENGGUNAKAN PROGRAM ELEMEN HINGGA 2D (2D FINITE ELEMENT) PADA TANAH LANAU DENGAN PASIRAN Dwi Novi Wulansari Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk tiap tahunnya, maka secara langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar. Pada kota-kota besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Struktur pondasi pada sebuah bangunan sangatlah penting untuk menopang dan mendistribusikan beban bangunan terhadap tanah keras di bawahnya. Metode tes pembebanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mendesain sebuah bangunan, banyak data-data yang dibutuhkan, mulai dari data pembebanan, dimensi, momen-momen, dll. Dari struktur bangunan tersebut ada bagian

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Rekaracana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas Vol. 1 No. 1 Desember 2015 Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan ANALISIS FREKUENSI. Statistika dan Probabilitas

Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan ANALISIS FREKUENSI. Statistika dan Probabilitas Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan ANALISIS FREKUENSI Statistika dan Probabilitas 2 Regresi Linear Tabel data x i y i = f(x i ) 1 0.5 2 2.5 3 2 4 4 5 3.5 6 6

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan perhitungan analisis daya dukung tiang bor tunggal metode Reese

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan perhitungan analisis daya dukung tiang bor tunggal metode Reese BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dikerjakan, dapat diambil kesimpulannya dalam beberapa hal berikut: 1. Berdasarkan perhitungan analisis daya dukung tiang bor tunggal metode

Lebih terperinci

Komparasi Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal Pondasi Bor Menggunakan Data SPT, dan Hasil Loading Test pada Tanah Granuler

Komparasi Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal Pondasi Bor Menggunakan Data SPT, dan Hasil Loading Test pada Tanah Granuler Komparasi Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal Pondasi Bor Menggunakan Data SPT, dan Hasil Loading Test pada Tanah Granuler Abstract 1) Noegroho Djarwanti, 2) R.Harya Dananjaya H.I., 3) Githa Maharani 1),2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan transportasi massal yang semakin hari semakin bertambah membuat pemerintah provinsi DKI Jakarta menyediakan angkutan berbasis Bus Rapid Transit (BRT) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi massal merupakan salah satu solusi yang tepat dikembangkan untuk kota-kota yang mengalami kemacetan, khususnya di Ibu Kota Jakarta. Hal ini mengingat jumlah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE Ario Rahutomo NRP: 0721078 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pondasi merupakan suatu konstruksi pada bagian dasar struktur yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur ke lapisan tanah di bawahnya tanpa mengakibatkan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 100 cm PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL GRANDHIKA, MEDAN TUGAS AKHIR

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 100 cm PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL GRANDHIKA, MEDAN TUGAS AKHIR ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 100 cm PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL GRANDHIKA, MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian

Lebih terperinci

Oleh : DWI DEDY ARIYANTO ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Untung

Oleh : DWI DEDY ARIYANTO ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Untung Oleh : DWI DEDY ARIYANTO (311 0106 001) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Untung Pendahuluan Pondasi adalah bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban akibat berat struktur secara langsung ke

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Geotech Efathama,P.T , Various Report Uji Beban Statik

DAFTAR PUSTAKA. Geotech Efathama,P.T , Various Report Uji Beban Statik DAFTAR PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ASTM D 43-7(3), Standard Test Method for Deep Foundations under Static Axial Compressive Loads Djarwanti, Noegroho, R. HI, and Okky Fransila Arganata. "Korelasi Daya

Lebih terperinci

Estimasi Kuat Dukung Ultimit Tiang Pancang Dengan Metode Chin Dari Hasil Static Load Test (SLT) Kasus : Hasil SLT di Proyek-proyek Surabaya Barat

Estimasi Kuat Dukung Ultimit Tiang Pancang Dengan Metode Chin Dari Hasil Static Load Test (SLT) Kasus : Hasil SLT di Proyek-proyek Surabaya Barat NEUTRON, Vol.6, No.1, Februari 2006 Estimasi Kuat Dukung Ultimit Tiang Pancang Dengan Metode Chin Dari Hasil tatic Load Test (LT) Kasus : Hasil LT di Proyek-proyek urabaya Barat Helmy Darjanto ABTRAK Ada

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG GRHA 165 JALAN : TB. SIMATUPANG - JAKARTA

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG GRHA 165 JALAN : TB. SIMATUPANG - JAKARTA ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG GRHA 165 JALAN : TB. SIMATUPANG - JAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas- tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERKUATAN PONDASI JEMBATAN CABLE STAYED MENADO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GROUP 5.0 DAN PLAXIS 3 DIMENSI

PERENCANAAN PERKUATAN PONDASI JEMBATAN CABLE STAYED MENADO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GROUP 5.0 DAN PLAXIS 3 DIMENSI PERENCANAAN PERKUATAN PONDASI JEMBATAN CABLE STAYED MENADO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GROUP 5.0 DAN PLAXIS 3 DIMENSI TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD. 05/09/2012 MK. Analisis Reliabilitas Darmanto, S.Si.

RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD. 05/09/2012 MK. Analisis Reliabilitas Darmanto, S.Si. RELIABILITAS & FUNGSI HAZARD 1 RELIABILITAS Peluang bahwa suatu produk atau jasa akan beroperasi dengan baik dalam jangka waktu tertentu (durabilitas) pada kondisi pengoperasian sesuai dengan desain (suhu,

Lebih terperinci

PEMBANGKIT RANDOM VARIATE

PEMBANGKIT RANDOM VARIATE PEMBANGKIT RANDOM VARIATE Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Sifat probalitistik pada sistem nyata mempunyai pola distribusi probabilistik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS HIDROLOGI

BAB III ANALISIS HIDROLOGI BAB III ANALISIS HIDROLOGI 3.1 Data Hidrologi Dalam perencanaan pengendalian banjir, perencana memerlukan data-data selengkap mungkin yang berkaitan dengan perencanaan tersebut. Data-data yang tersebut

Lebih terperinci

Evaluasi Formula Penentuan Daya Dukung Aksial Tiang Pancang Tunggal Menggunakan Data CPT Berdasarkan Metode Langsung (Direct Method)

Evaluasi Formula Penentuan Daya Dukung Aksial Tiang Pancang Tunggal Menggunakan Data CPT Berdasarkan Metode Langsung (Direct Method) Evaluasi Formula Penentuan Daya Dukung Aksial Tiang Pancang Tunggal Menggunakan Data CPT Berdasarkan Metode Langsung (Direct Method) Anastasia Sri Lestari 1, Markus Kurniawan Aji 2, Aswin Lim 3, Vinsensius

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN PLTU 2 SUMATERA UTARA 2 X 200 MW PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN PLTU 2 SUMATERA UTARA 2 X 200 MW PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN PLTU 2 SUMATERA UTARA 2 X 200 MW PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III DATA PERENCANAAN BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Umum Perencanaan pondasi tiang mencakup beberapa tahapan pekerjaan. Sebagai tahap awal adalah interpretasi data tanah dan data pembebanan gedung hasil dari analisa struktur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. strategi, domain, dan teknik yang dipakai untuk mengembangkan teori (induksi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. strategi, domain, dan teknik yang dipakai untuk mengembangkan teori (induksi) 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam melaksanakan penelitian, para peneliti dapat memilih bermacammacam metodologi. Metodologi merupakan kombinasi tertentu yang meliputi strategi,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR 31 BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR 5.1 DATA STRUKTUR Apartemen Vivo terletak di seturan, Yogyakarta. Gedung ini direncanakan terdiri dari 9 lantai. Lokasi proyek lebih jelas dapat dilihat

Lebih terperinci

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST Adderian Noor (1) dan Shella Octaviani (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TANAH Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya dalam keadaan lepas - lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pondasi pada bangunan gedung, jalan dan konstruksi-konstruksi lainnya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pondasi pada bangunan gedung, jalan dan konstruksi-konstruksi lainnya, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan struktur yang sangat strategis menjadikan penggunaan pondasi pada bangunan gedung, jalan dan konstruksi-konstruksi lainnya, sehingga fungsi dari pondasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper structure) dan bangunan di bawah tanah (sub structure) yang membedakan diantara keduanya adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prediksi Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Prediksi bisa bersifat kualitatif (tidak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pondasi, merupakan bagian dari struktur bawah (sub structure), mempunyai peranan penting dalam memikul beban struktur atas sebagai akibat dari adanya gaya-gaya yang

Lebih terperinci

Metode Perencanaan Berdasarkan Kondisi Keamanan*

Metode Perencanaan Berdasarkan Kondisi Keamanan* TKS 6112 Keandalan Struktur Metode Perencanaan Berdasarkan Kondisi Keamanan* * www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Metode perencanaan berdasarkan kondisi keamanan ada dua, yaitu Metode Deterministik

Lebih terperinci

Peubah Acak. 14-Sep-07 TPADF (Kelas Ganjil/ Rahmat) Lecture 2 page 1

Peubah Acak. 14-Sep-07 TPADF (Kelas Ganjil/ Rahmat) Lecture 2 page 1 Peubah Acak 14-Sep-07 TPADF (Kelas Ganjil/ Rahmat) Lecture 2 page 1 Definisi Peubah Acak Peubah acak adalah peubah yang mengkarakterisasikan setiap elemen dalam ruang sampel dengan suatu bilangan real.

Lebih terperinci

Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage

Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 206 Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage WANDA ASKA ALAWIAH, YUKI

Lebih terperinci

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN PONDASI TISSUE BLOCK 5 & 6

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN PONDASI TISSUE BLOCK 5 & 6 ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN PONDASI TISSUE BLOCK 5 & 6 Husnah Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Abdurrab Jalan Riau Ujung No.73 Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST Oleh: Immanuel Panusunan Tua Panggabean 1) 1) Universitas Quality, Jl.Ring Road No.18 Ngumban

Lebih terperinci

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Distribusi Peluang Kontinu Bahan Kuliah II9 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 1 Fungsi Padat Peluang Untuk peubah acak kontinu, fungsi peluangnya

Lebih terperinci

Gigih Sanjaya Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau

Gigih Sanjaya Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG AKSIAL PONDASI TIANG TUNGGAL DENGAN BEBERAPA METODE ANALISIS (STUDI KASUS : PONDASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU) Gigih Sanjaya 0707120297 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi BAB IV PERENCANAAN PONDASI Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi yaitu pondasi tiang pancang dan pondasi tiang bor dengan material beton bertulang. Pondasi tersebut akan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh: EVA HARIANTO NIM: JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG JUNI 2007

TUGAS AKHIR. Oleh: EVA HARIANTO NIM: JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG JUNI 2007 TUGAS AKHIR ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN SOFTWARE SHAFT1 DAN UJI BEBAN STATIS (STUDI KASUS TIANG UJI TP-4 DAN TP-5 PADA PROYEK GRAND INDONESIA DI JAKARTA) Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

ANALISA DAYA DUKUNG TIANG PANCANG HOTEL SANTIKA PREMIERE PALEMBANG (STUDI KASUS : KEL. TALANG JAMBE, KEC. SUKARAME)

ANALISA DAYA DUKUNG TIANG PANCANG HOTEL SANTIKA PREMIERE PALEMBANG (STUDI KASUS : KEL. TALANG JAMBE, KEC. SUKARAME) ANALISA DAYA DUKUNG TIANG PANCANG HOTEL SANTIKA PREMIERE PALEMBANG (STUDI KASUS : KEL. TALANG JAMBE, KEC. SUKARAME) Masri,A.Rivai 1, Mira Setiawati 2 Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Data Pengambilan data dilakukan dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebagai berikut: Pengujian : Sembilan kecepatan motor (1000 RPM, 1200 RPM, 1400 RPM,

Lebih terperinci

oleh: Tri Budi Santoso Signal Processing Group Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya-ITS

oleh: Tri Budi Santoso Signal Processing Group Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya-ITS Dasar Statistik untuk Pemodelan dan Simulasi oleh: Tri Budi Santoso Signal Processing Group Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya-ITS . Probabilitas Probabilitas=Peluang, bisa diartikan

Lebih terperinci

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output:

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: 1. Terminating simulation 2. Nonterminating simulation: a. Steady-state parameters b. Steady-state cycle parameters

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG SESUAI PILE DRIVING ANALYZER (PDA), CONE PENETRATION TEST (CPT), STANDARD PENETRATION TEST (SPT) DENGAN METODE ALPHA

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG SESUAI PILE DRIVING ANALYZER (PDA), CONE PENETRATION TEST (CPT), STANDARD PENETRATION TEST (SPT) DENGAN METODE ALPHA PERBANDINGAN DAYA DUKUNG SESUAI PILE DRIVING ANALYZER (PDA), CONE PENETRATION TEST (CPT), STANDARD PENETRATION TEST (SPT) DENGAN METODE ALPHA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

Nurmaidah Dosen Pengajar Fakultas Teknik Universitas Medan Area

Nurmaidah Dosen Pengajar Fakultas Teknik Universitas Medan Area JURNAL EDUCATION BUUILDING Volume 3, Nomor 1, Juni 2017: 33-39, ISSN-E : 2477-4901, ISSN-P : 2477-4898 STUDI ANALISIS PERILAKU DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR DENGAN MENGGUNAKAN UJI BEBAN STATIK DAN MODEL

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III. Metodologi Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini Tugas Akhir ini adalah pembuatan pondasi bored pile pada Proyek Apartemen Sudirman One Tang City Tangerang.

Lebih terperinci

Jurnal Fondasi, Volume 5 No 1

Jurnal Fondasi, Volume 5 No 1 ANALISA KAPASITAS DUKUNG PONDASI CEMENT SILO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GEO5 (Studi Kasus Proyek Pembangunan Prabik Semen Merah Putih Bayah Provinsi Banten) Enden Mina,1 Rama Indera Kusuma,2 Tresnia Rahayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Statistika merupakan salah satu ilmu matematika yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Di dalamnya mencakup berbagai sub pokok-sub pokok materi yang sangat bermanfaat

Lebih terperinci

3.4.1 Fondasi Tiang Pancang Menurut Pemakaian Bahan dan Karakteristik Strukturnya Alat Pancang Tiang Tiang Pancang dalam Tanah

3.4.1 Fondasi Tiang Pancang Menurut Pemakaian Bahan dan Karakteristik Strukturnya Alat Pancang Tiang Tiang Pancang dalam Tanah DAFTAR ISI SAMPUL... i PENGESAHAN PROPOSAL PROYEK AKHIR... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv LEMBAR HAK CIPTA DAN STATUS... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi UCAPAN TERIMA KASIH... vii INTISARI... ix ABSTRACT...

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PEMILIHAN DESAIN PONDASI PADA TANAH EKSPANSIF UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK DI CIBITUNG

TUGAS AKHIR ANALISA PEMILIHAN DESAIN PONDASI PADA TANAH EKSPANSIF UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK DI CIBITUNG TUGAS AKHIR ANALISA PEMILIHAN DESAIN PONDASI PADA TANAH EKSPANSIF UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK DI CIBITUNG Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : UTAMI

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG BOR PADA PROYEK MEDAN FOCAL POINT (STUDI KASUS)

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG BOR PADA PROYEK MEDAN FOCAL POINT (STUDI KASUS) ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG BOR PADA PROYEK MEDAN FOCAL POINT (STUDI KASUS) Sinar Jadi S. 1, Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU

Lebih terperinci

HITUNG BALIK NILAI KEKAKUAN TANAH DARI HASIL PILE LOADING TEST DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS

HITUNG BALIK NILAI KEKAKUAN TANAH DARI HASIL PILE LOADING TEST DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS 1 HITUNG BALIK NILAI KEKAKUAN TANAH DARI HASIL PILE LOADING TEST DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS Krisandi Saptyanto 1, Gouw Tjie Liong 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Daya dukung beban rencana yang ditetapkan untuk satu buah fondasi tiang pancang pada Studi Kasus Pelabuhan Kalibaru Tanjung Priok adalah 400 ton (dari hasil wawancara

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI U k a r s t - V o l. 1 N o. 1 A p r i l 2 0 1 7 63 ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI Agata Iwan Candra Dosen, Teknik Sipil, Universitas Kadiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara sekarang ini adalah, seringnya pemadaman listrik yang terjadi setiap saat. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

EVALUASI FORMULA PENENTUAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA CPT BERDASARKAN METODE LANGSUNG (DIRECT METHOD)

EVALUASI FORMULA PENENTUAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA CPT BERDASARKAN METODE LANGSUNG (DIRECT METHOD) Perjanjian No : III/LPPM/2014-03/33-P EVALUASI FORMULA PENENTUAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL MENGGUNAKAN DATA CPT BERDASARKAN METODE LANGSUNG (DIRECT METHOD) Disusun Oleh: Aswin Lim., ST.,

Lebih terperinci

Home LOGO. 1. Latar Belakang. 2. Batasan Masalah. 3. Metodologi. 4. Pembahasan

Home LOGO. 1. Latar Belakang. 2. Batasan Masalah. 3. Metodologi. 4. Pembahasan Home 1. Latar Belakang 2. Batasan Masalah 3. Metodologi 4. Pembahasan Latar Belakang Perencanaan dimensi struktur Desain kolom kuat, balok lemah Perbandingan kinerja SRPMM dan SRPMK Batasan Masalah Rusunawa

Lebih terperinci

ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIS TIANG PANCANG BETON DIAMETER 0,5 METER JEMBATAN SUNGAI PENARA JALAN AKSES NON TOL KUALANAMU (Studi Kasus)

ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIS TIANG PANCANG BETON DIAMETER 0,5 METER JEMBATAN SUNGAI PENARA JALAN AKSES NON TOL KUALANAMU (Studi Kasus) ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIS TIANG PANCANG BETON DIAMETER 0,5 METER JEMBATAN SUNGAI PENARA JALAN AKSES NON TOL KUALANAMU (Studi Kasus) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa. dukung yang baik jika dilihat dari analisis perhitungan, namun pada

BAB VI PENUTUP. yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa. dukung yang baik jika dilihat dari analisis perhitungan, namun pada BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis perhitungan dan pembahasan daya dukung tanah yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa 1. Analisis perhitungan daya dukung tiang menggunakan empat metode

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Untuk dapat melakukan proses perhitungan antara korelasi beban vertikal dengan penurunan yang terjadi pada pondasi tiang sehingga akan mendapatkan prameter yang

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan Bab V Hasil dan Pembahasan V.1 Hasil Pengujian Model Dari pengujian model dengan simulasi yang dilakukan sebanyak 10.000 iterasi yang merupakan iterasi terpilih, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:

Lebih terperinci

Statistik Non Parametrik

Statistik Non Parametrik Statistik Non Parametrik STATISTIK PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK Statistik parametrik, didasarkan asumsi : - sampel random diambil dari populasi normal atau - ukuran sampel besar atau - sampel berasal

Lebih terperinci

Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 26

Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 26 Distribusi probabilita kontinu, yaitu apabila random variabel yang digunakan kontinu. Probabilita dihitung untuk nilai dalam suatu interval tertentu. Probabilita di suatu titik = 0. Probabilita untuk random

Lebih terperinci

PENS. Probability and Random Process. Topik 4. Variabel Acak dan Distribusi Probabilitas. Prima Kristalina April 2015

PENS. Probability and Random Process. Topik 4. Variabel Acak dan Distribusi Probabilitas. Prima Kristalina April 2015 Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Probability and Random Process Topik 4. Variabel Acak dan Distribusi Probabilitas Prima Kristalina April 2015 1 Outline 1. Definisi

Lebih terperinci

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24 DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR NOTASI... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

STUDI TEKNIS DAN EKONOMIS ANTARA PONDASI BOR PILE DAN PONDASI MINIPILE DI ATAS TANAH LUNAK SKRIPSI

STUDI TEKNIS DAN EKONOMIS ANTARA PONDASI BOR PILE DAN PONDASI MINIPILE DI ATAS TANAH LUNAK SKRIPSI STUDI TEKNIS DAN EKONOMIS ANTARA PONDASI BOR PILE DAN PONDASI MINIPILE DI ATAS TANAH LUNAK STUDI KASUS PROYEK TRANSMISI 150 KV PLN UIP JJB DI TANJUNG JATI B - SAYUNG SKRIPSI Oleh : Moch. Anwar Ibrahim

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN YANG DIAJARKAN: 1. DISTRIBUSI PEUBAH ACAK a. Distribusi Peubah Acak Tunggal b. Distribusi Peubah Acak Ganda c. Distribusi Bersyarat d.

POKOK BAHASAN YANG DIAJARKAN: 1. DISTRIBUSI PEUBAH ACAK a. Distribusi Peubah Acak Tunggal b. Distribusi Peubah Acak Ganda c. Distribusi Bersyarat d. POKOK BAHASAN YANG DIAJARKAN:. DISTRIBUSI PEUBAH ACAK a. Distribusi Peubah Acak Tunggal b. Distribusi Peubah Acak Ganda c. Distribusi Bersyarat d. Teorema Bayes. EKSPEKTASI MATEMATIK a. Ekspektasi b. Variansi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Proyek Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung perkantoran, hotel dan pasilitas lainnya di daerah Jakarta Selatan. Untuk meneruskan/mentransfer

Lebih terperinci