BAB II ANALISIS DATA. kode dalam khotbah berbahasa Jawa di Gereja Kristen Jawa Ampel.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II ANALISIS DATA. kode dalam khotbah berbahasa Jawa di Gereja Kristen Jawa Ampel."

Transkripsi

1 BAB II ANALISIS DATA Dalam bab II ini akan dibahas tiga hal yaitu (1) bentuk alih kode dan campur kode dalam khotbah berbahasa Jawa di Gereja Kristen Jawa Ampel, (2) fungsi alih kode dan campur kode dalam khotbah berbahasa Jawa di Gereja Kristen Jawa Ampel, dan (3) faktor yang menyebabkan alih kode dan campur kode dalam khotbah berbahasa Jawa di Gereja Kristen Jawa Ampel. A. Bentuk Alih Kode dan Campur Kode dalam Khotbah Berbahasa Jawa di Gereja Kristen Jawa Ampel 1. Bentuk Alih Kode Bentuk alih kode khotbah berbahasa Jawa di Gereja Kristen Jawa Ampel ada dua macam yaitu (1) alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, (2) alih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Berikut ini adalah bentuk penggunaan alih kode dalam khotbah berbahasa Jawa di Gereja Kristen Jawa Ampel a. Alih Kode dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa Data 5 Karena itu ternyata memang uang dua ribu tidak ada ngaruhnya terhadap hidup kita kok. Enam ribu tidak ada ngaruhnya untuk hidup kita hari ini. Ternyata kita sudah berkelimpahan hari ini. Ning benten, menawi kita badhe maringaken pisungsung menika artanipun kita jereng rumiyin, iki karek semene wah. karena itu ternyata memang uang dua ribu tidak ada ngaruhnya terhadap hidup kita kok. Enam ribu tidak ada ngaruhnya untuk hidup kita hari ini. Ternyata kita sudah berkelimpahan hari ini.tapi beda, apabila kita mau memberikan persembahan itu uangnya kita bentangkan dulu, ini tinggal segini wah. (BK/08/11/15) 29

2 30 Data tersebut merupakan peristiwa tutur yang berlatar di GKJ Ampel dengan suasana yang tenang. Waktu terjadinya adalah minggu, 8 November 2015 pada pukul WIB. Penutur adalah pengkhotbah yang bertugas dalam kegiatan keagamaan hari itu. Pendengar adalah semua jemaat yang hadir dalam ibadah pagi itu. Tujuan dari tuturan adalah menjelaskan sebuah ilustrasi yang disampaikan penutur mengenai nominal uang persembahan serta pengaruhnya terhadap kehidupan. Pada tuturan tersebut terdapat alih kode intern, yang pada awalnya penutur berbahasa Indonesia karena itu ternyata memang uang dua ribu tidak ada ngaruhnya terhadap hidup kita kok. Enam ribu tidak ada ngaruhnya untuk hidup kita hari ini. Ternyata kita sudah berkelimpahan hari ini, kemudian beralih kode dalam bahasa Jawa ning benten, menawi kita badhe maringaken pisungsung menika artanipun kita jereng rumiyin, iki karek semene wah yang menyebabkan adanya fungsi baru. Fungsi dari alih kode yang dilakukan penutur adalah lebih komunikatif. Penutur memberikan ilustrasi tentang bentuk uang dan kemudian menyatakan bahwa uang yang dicontohkannya tadi jumlahnya hanya sedikit. Faktor yang menyebabkan penutur melakukan alih kode adalah pokok pembicaraan. Ketika itu penutur sedang fokus membahas tentang materi khotbahnya yang menyangkut tentang masalah keuangan. Pada ilustrasi tuturan tersebut penutur menjelaskan bahwa uang yang dimilikinya hanya tinggal sedikit, bahkan untuk menggunakan uang itu saja masih enggan dan memeriksa dulu uang tersebut dengan cara membentangkannya.

3 31 Data 6 Palu menghancurkan kaca tapi palu membentuk baja. Kaca manika kalawau menawi kenging palu menika gampil pecah, ambyar. palu menghancurkan kaca tapi palu membentuk baja. Kaca itu tadi jika kena palu itu mudah pecah, berserakan (PJ/13/12/15) Tempat terjadiya tuturan di GKJ Ampel kabupaten Boyolali. Waktu terjadinya tuturan adalah hari minggu, 13 Desember 2015 pada pukul WIB. Yang mendengarkan tuturan adalah jemaat yang hadir saat itu. Tujuan dari tuturan adalah memberikan gambaran mengenai kaca, palu, dan baja. Penutur merupakan pendeta di GKJ Ampel yang bertugas hari itu, jemaat sendiri yang duduk diam mendengarkan apa yang disampaikan pada saat kegiatan keagamaan. Dari data tersebut dapat ditemukan alih kode intern dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Awalnya penutur menggunakan kalimat palu menghancurkan kaca tapi palu membentuk baja, namun kemudian beralih ke kalimat kaca manika kalawau menawi kenging palu menika gampil pecah, ambyar. Di sini terlihat jelas perbedaan bahasa yang digunakan penutur sehingga menimbulkan fungsi baru. Tujuan dari dilakukannya alih kode oleh penutur adalah mempertegas pembicaraan. Penutur menjelaskan dengan singkat dan sangat jelas bahwa palu yang dipukulkan ke kaca akan menghancurkan kaca. Kemudian penutur mengulangi lagi pernyataannya hanya ke obyek kaca. Faktor yang menyebabkan alih kode di atas adalah pokok pembicaraan. Ketika penutur berbicara mengenai palu yang mengenai kaca dan baja dalam

4 32 bahasa Indonesia dan kemudian menjelaskan dalam bahasa Jawa bahwa palu yang mengenai kaca akan menyebabkan kaca menjadi hancur berantakan. Tetapi palu yang mengenai baja akan membentuk baja menjdai bentuk yang berbeda. Data 7 Apakah dia ini mempunyai kapasitas? Apakah punya kemampuan lebih? Supaya menika ndadosaken padamelan samangke menika saged tuntas, rampung kanthi prayogi. apakah dia ini mempunyai kapasitas? Apakah punya kemampuan lebih? Supaya itu menjadikan pekerjaan sekarang itu bisa tuntas, selesai dengan baik (BK/31/01/16) Tuturan tersebut terjadi di GKJ Ampel pada hari minggu, 31 Januari 2016 pukul WIB. Penutur yang seorang pengkhotbah mendapat tugas hari itu didengarkan oleh jemaat yang berkumpul di ruang gereja. Situasi ketika terjadi tuturan cukup tenang karena semua yang mendengarkan fokus kepada penutur yang berbicara dalam kegiatan keagamaan. Tujuan dari tuturan adalah melakukan segala sesuatu dengan baik sesuai dengan kemampuan agar semua pekerjaan yang mereka lakukan dapat selesai dengan baik. Alih kode yang terdapat pada tuturan tersebut merupakan alih kode intern. Penutur yang tadinya bertanya kepada pendengar dengan menggunakan bahasa Indonesia apakah dia ini mempunyai kapasitas? Apakah punya kemampuan lebih? dan kemudian langsung beralih ke bahasa Jawa supaya menika ndadosaken padamelan samangke menika saged tuntas, rampung kanthi prayogi yang mana peralihann kode ini menimbulkan fungsi baru.

5 33 Fungsi dilakukannya alih kode pada tuturan ini adalah lebih argumentatif. Penutur memberikan argumen agar pendengar melakukan segala sesuatu pekerjaan diukur dari kemampuannya masing-masing agar semuanya berhasil dengan baik. Lawan tutur menjadi faktor yang menyebabkan peristiwa alih kode pada tuturan tersebut. Pendengar yang kebanyakan adalah orang Jawa akan merasa lebih mengerti dan lebih menuntut agar penutur menggunakan bahasa Jawa karena memang gereja tempat ibadah berbasis Jawa dan memang waktu itu ibadah menggunakan bahasa Jawa, bukan bahasa Indonesia. Tetapi pada saat itu penutur melakukan alih kode ke bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan bahasa awalnya bahasa Jawa. b. Alih Kode dari Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia Data 8 Ning benten menawi kita ngedalaken arta kalihewu menika ndadak nganggo mikir ngko tak nggo rono ki kira-kira isih cukup ora? Untuk hari ini minimal, katakanlah dua kantong, kalau dua ribu berarti enam ribu harus kita keluarkan. Tetapi kalau kita mengeluarkan enam ribu, ternyata tidak ada pergumulan, berarti sebenarnya kita ini bukan seperti randha miskin tadi kok, njih ta? tapi beda jika kita mengeluarkan uang dua ribu itu harus berpikiran nanti saya buat kesana kira-kira masih cukup tidak? Untuk hari ini minimal, katakanlah dua kantong, kalau dua ribu berarti enam ribu harus kita keluarkan. Tetapi kalau kita mengeluarkan enam ribu, ternyata tidak ada pergumulan, berarti sebenarnya kita ini bukan seperti janda miskin tadi kok, ya kan? (BK/08/11/15) Peristiwa tutur pada data tersebut terjadi di GKJ Ampel kabupaten Boyolali. Waktu terjadinya adalah hari minggu tanggal 8 November 2015 pada pukul WIB. Yang menjadi pendengar tuturan tersebut ialah jemaat GKJ

6 34 Ampel yang pagi itu datang beribadah. Tujuan dari tuturan tersebut menjelaskan kondisi keuangan mereka semua yang ada di tempat itu. Penutur adalah pengkhotbah yang menyampaikan materi pada saat kegiatan keagamaan Data di atas merupakan bentuk alih kode yang pada awalnya penutur mengucapkan tuturan dalam bahasa Jawa ning benten menawi kita ngedalaken arta kalihewu menika ndadak nganggo mikir ngko tak nggo rono ki kira-kira isih cukup ora?. Kemudian beralih bertanya ke dalam bahasa Indonesia untuk hari ini minimal, katakanlah dua kantong, kalau dua ribu berarti enam ribu harus kita keluarkan. Tetapi kalau kita mengeluarkan enam ribu, ternyata tidak ada pergumulan, berarti sebenarnya kita ini bukan seperti janda miskin tadi kok, ya kan?, peralihan dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia ini menyebabkan adanya fungsi baru. Alih kode ini merupakan alih kode intern. Alih kode ini memiliki fungsi yaitu lebih komunikatif, dimana penutur menjelaskan jumlah uang yang ada dalam hitungannya, dan pengelolaan uang tersebut juga dijelaskan oleh penutur. Setelah itu penutur baru menjelaskan bagaimana keadaan pemegang uang tersebut secara baik berbeda dengan sosok janda yang diilustrasikan penutur dalam tuturannya. Faktor yang menyebabkan penutur melakukan alih kode adalah bergengsi. Penutur menjelaskan keadaan ketika memiliki sedikit uang dengan bahasa Jawa. Sebenarnya akan lebih mudah jika penutur tetap menggunakan bahasa Jawa, tetapi penutur lebih cenderung menjelaskan nominal uang dan kondisi selanjutnya setelah uang tersebut digunakan. Kalimat yang digunakan penuturun cenderung

7 35 kurang teratur. Hal lain yang menunjukkan bahwa penutur sedang bergengsi adalah pada akhir peralihan kode kembali menggunakan bahasa Jawa. Data 9 Wedi nak ora berhasil, lajeng undhuhipun menolak pekerjaan. Lajeng ugi merasa tidak mampu, tidak mempunyai kompetensi di bidangnya. Tidak mempunyai kapasitas untuk melaksanakan tugas itu. takut kalau tidak berhasil, lalu akhirnya menolak pekerjaan. Lalu juga merasa tidak mampu, tidak mempunyai kompetensi di bidangnya. Tidak mempunyai kapasitas untuk melaksanakan tugas itu (BK/31/01/16) Tempat terjadinya tuturan di atas adalah GKJ Ampel. Waktu terdajinya tuturan hari minggu, tanggal 31 Januari 2016 pukul WIB. Tujuan dari tuturan tersebut adalah menjelaskan kepada pendengar suatu kondisi pesimis yang sedang dialami. Penutur merupakan seorang pengkhotbah dalam kegiatan keagamaan dan sedang didengarkan oleh warga jemaat yang hadir beribadah pada hari itu. Bentuk alih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Tuturan sebelumnya wedi nak ora berhasil, lajeng undhuhipun menolak pekerjaan, tetapi pada kalimat berikutnya merasa tidak mampu, tidak mempunyai kompetensi di bidangnya. Tidak mempunyai kapasitas untuk melaksanakan tugas itu sudah beralih kode penuh ke bahasa Indonesia sehingga menimbulkan fungsi baru. Alih kode ini merupakan alih kode intern. Fungsi alih kode yang dilakukan penutur adalah lebih komunikatif. Dengan dialihkan ke bahasa Indonesia maka penutur akan lebih lancar berkomunikasi searah dengan pendengar.

8 36 Faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode dalam tuturan ini adalah penutur itu sendiri. Penutur secara sadar melakukan peralihan bahasa, penutur akan lebih lancar berbicara karena pada tuturannya terdapat beberapa kata yang tidak ada padanan katanya dalam bahasa Jawa. Sehingga akan lebih mudah jika penutur secara sadar beralih kode ke bahasa Indonesia. Data 10 Lajeng menawi sampun sepuh piye ta dhik wis ra isa apa-apa, caturan we wis ora cetha ting plethot, dan seterusnya. Inilah alasan-alasan yang diutarakan. Saat kita menerima panggilan, saat kita menerima kewajiban, saat kita menerima pekerjaan dan seterusnya. lalu jika sudah tua bagaimana ini nak sudah tidak bisa apa-apa,berbicara saja sudah tidak jelas, dan seterusnya. Inilah alasan-alasan yang diutarakan. Saat kita menerima panggilan, saat kita menerima kewajiban, saat kita menerima pekerjaan dan seterusnya (BK/31/01/16) Peristiwa tutur pada data di atas terjadi di GKJ Ampel. Waktu terjadinya adalah minggu, 31 Januari 2016 pukul WIB. Komunikasi terjadi antara penutur yang merupakan pengkhotbah dan pendengar yaitu jemaat GKJ Ampel. Pendengar dalam kegiatan keagamaan ini mendengarkan dengan santai namun fokus memperhatikan penutur yang melakukan khotbah di atas mimbar. Tujuan dari tuturan di atas adalah mengemukakan bentuk alasan ketika diberikan salah satu kewajiban. Alih kode pada tuturan tersebut terjadi dari bahasa Jawa lalu beralih ke bahasa Indonesia. Pada awalnya penutur berbicara dengan bahasa Jawa Lajeng menawi sampun sepuh piye ta dhik wis ra isa apa-apa, caturan we wis ora cetha ting plethot, baru kemudian beralih menggunakan bahasa Indonesia

9 37 inilah alasan-alasan yang diutarakan. Saat kita menerima panggilan, saat kita menerima kewajiban, saat kita menerima pekerjaan dan seterusnya. Alih kode ini merupakan alih kode intern. Fungsi dari dilakukiannya alih kode oleh penutur itu sendiri adalah mempertegas pembicaraan. Penutur menjelaskan dalam kalimat itu bahwa pernyataan yang dikatakan penutur sebelumnya hanyalah sebuah alasan, hal ini dipertegas oleh perkataan penutur pada kalimat berikutnya. Faktor yang menyebabkan alih kode adalah penutur itu sendiri. Kalimat berikutnya bisa saja diungkapkan tanpa harus menggunakan bahasa Indonesia. Namun mungkin saja penutur merasa lebih mudah mengungkapkan dengan bahasa Indonesia sehingga di sini penutur dengan sengaja melakukan alih kode. Data 11 Menapa alesan-alesan menika pancen saestu? Pancen dipunpadosi minangka raos mawas dhiri. Atau memang hanya sebenarnya hanya alasan saja untuk menghindar. apakah alasan-alasan itu memang benar? Memang dicari dalam rangka rasa mawas diri. Atau memang hanya sebenarnya hanya alasan saja untuk menghindar (BK/31/01/16) Data alih kode di atas terjadi di GKJ Ampel. Berlangsung pada pukul WIB pada hari minggu, 31 Januari Tujuan dari tuturan itu adalah menanyakan kepada pendengar tentang suatu hal yang terdapat dalam materi khotbah penutur. Penutur adalah pengkhotbah dan pendengar adalah jemaat. Situasi saat terjadinya tuturan adalah tenang dan fokus memperhatikan penutur

10 38 pada saat kegiatan keagamaan. Komunikasi satu arah ini mencoba untuk lebih berkomunikasi kepada pendengar dan menanyakan sesuatu. Alih kode data di atas terjadi dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia ditemukan pada kalimat atau memang hanya sebenarnya hanya alasan saja untuk menghindar yang merupakan tuturan dalam bahasa Indonesia. Sebelumnya penutur berkata dengan menggunakan bahasa Jawa menapa alesanalesan menika pancen saestu? Pancen dipunpadosi minangka raos mawas dhiri. Alih kode ini termasuk alih kode intern. Alih kode pada data tuturan di atas berfungsi lebih komunikatif. Penutur bermaksud ingin melakukan komunikasi dua arah kepada pendengar dengan cara bertanya, yang memang pada awalnya menggunakan bahasa Jawa, namun kemudian Justru menggunakan bahasa Indonesia. Faktor yang menyebabkan alih kode pada data tuturan di atas adalah penutur. Penutur yang semula mengajak pendengar untuk berkomunikasi, mencoba menghentikannya dengan menjawab apa yang sudah penutur tanyakan kepada pendengar. Namun jawaban yang digunakan penutur adalah menggunakan bahasa Indonesia. 2. Bentuk Campur Kode Bentuk campur kode dalam khotbah berbahasa Jawa yang terjadi di Gereja Kristen Jawa Ampel kabupaten Boyolali dapat dibagi menjadi 6 bentuk yaitu, (1) campur kode dengan penyisipan unsur-unsur yang berujud kata, (2) campur kode dengan penyisipan unsur-unsur yang berujud frasa, (3) campur kode dengan

11 39 penyisipan unsur-unsur yang berujud baster, (4) campur kode dengan penyisipan unsur-unsur yang berujud pengulangan kata, (5) campur kode dengan penyisipan unsur-unsur yang berujud ungkapan atau idiom, dan (6) campur kode dengan penyisipan unsur-unsur yang berujud klausa. Berikut adalah bentuk penggunaan campur kode dalam khotbah berbahasa Jawa di Gereja Kristen Jawa Ampel kabupaten Boyolali. a. Penyisipan Unsur-unsur yang Berujud Kata Data 12 Menapa fungsinipun palu menika? Mecah kaca. Nggih, menawi darurat, wonten menapa kemawon lebetipun, palu menika dipunagem kangge mecah kaca supados penumpang menika saged medal. apakah fungsinya palu itu? Memecahkan kaca. Ya, apabila darurat, ada apa saja di dalamnya, palu itu digunakan untuk memecahkan kaca supaya penumpang itu bisa keluar (PJ/13/12/15) Data tuturan di atas merupakan tuturan yang terjadi di GKJ Ampel. Waktu terjadinya tuturan adalah hari minggu tanggal 13 Desember 2015 pada pukul WIB. Penutur adalah pendeta yang bertugas menyampaikan khotbah pada hati itu. Yang mendengarkan tuturan adalah semua jemaat gereja tersebut yang datang pada waktu itu. Situasi ketika terjadinya tuturan sangat hening fokus mendengarkan penutur yang memberikan khotbah dalam kegiatan keagamaan. Tujuan dari tuturan tersebut adalah memberikan informasi kepada pendengar mengenai palu yang ada di dalam bus serta fungsi dari palu itu. Bentuk campur kode yang terdapat pada tuturan tersebut berupa kata dari bahasa Indonesia yang dilakukan oleh penutur. Penutur berbicara menggunakan

12 40 bahasa Jawa dengan ragam krama menapa fungsinipun palu menika? Mecah kaca. Nggih, menawi darurat, wonten menapa kemawon lebetipun, palu menika dipunagem kangge mecah kaca supados penumpang menika saged medal, namun terdapat penggunaan kata dari bahasa Indonesia yaitu kata fungsi, darurat, dan penumpang. Kata-kata bahasa Indonesia yang disisipkan ke dalam tuturan kalimat pertama di awal, dan kalimat ketiga bagian awal dan akhir ini tidak memiliki fungsi tersendiri. Campur kode ini merupakan campur kode intern. Fungsi campur kode pada tuturan yang dilakukan penutur adalah kelancaran dan mempermudah maksud tuturan. Kata-kata dari bahasa lain yang digunakan akan lebih cepat dengan mudah disampaikan penutur, selain itu juga pendengar akan mudah menangkap maksud dari penutur. Faktor yang menyebabkan penggunaan campur kode pada tuturan penutur adalah kesengajaan. Penutur sengaja menggunakan kata-kata dari bahasa lain agar maksud dari tuturannya lebih mudah dimengerti oleh pendengar. Kata-kata bahasa lain yang digunakan penutur ada satu kata yang tidak ada padanan kata dalam bahasa Jawa dan akan memperlambat penutur untuk mencari padanan kata lainnya yaitu kata darurat. Data 13 Menika miturut caturanipun para karyawan menika ingkang paling killer ngaten nggih. itu menurut ceritanya para karyawan itu yang paling ditakuti begitu ya (BK/31/01/16)

13 41 Data tuturan tersebut merupakan tuturan yang terjadi di GKJ Ampel kabupaten Boyolali. Peristiwa tutur itu terjadi pada hari minggu, 31 Januari 2016 pukul WIB. Penutur adalah seorang pengkhotbah yang dijadwalkan memberikan khotbah pada hari itu. Pendengar tuturan tersebut adalah warga jemaat GKJ Ampel yang datang beribadah pada pagi hari itu. Kegiatan yang saat terjadinya tuturan adalah keagamaan. Situasi ketika tuturan terjadi santai dan tenang mendengarkan penutur berbicara. Tujuan tuturan tersebut adalah menceritakan kepada pendengar tentang sebuah perusahaan yang menurut para karyawannya paling ditakuti. Bentuk alih kode yang terdapat pada data tuturan tersebut ialah berujud kata. Penutur menggunakan kata dari bahasa lain ketika sedang berbicara menggunakan bahasa Jawa menika miturut caturanipun para karyawan menika ingkang paling killer ngaten nggih. Terdapat kata dari bahasa Indonesia yaitu karyawan yang berada di tengah dan juga dari bahasa Inggris yaitu killer yang ada di bagian belakang tuturan yang tidak memiliki fungsi tersendiri dalam kalimat tersebut. Campur kode ini merupakan campur kode ekstern karena terdapat kata dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Fungsi dari campur kode yang dilakukan penutur adalah keefektifan bahasa. Kata karyawan akan lebih efektif dibandingkan padanan kata lainnya. Sedangkan kata killer yang digunakan penutur karena penutur ingin menunjukkan bahwa penutur mampu menggunakan istilah dalam bahasa bertaraf internasional yang sering digunakan.

14 42 Faktor yang menyebabkan penutur melakukam campur kode adalah sikap bahasa penutur dan kesengajaan dari penutur. Penutur tidak hanya menyampaikan khotbahnya sepenuhnya menggunakan bahasa Jawa. Penutur juga ingin menunjukkan kepada pendengar mengenai kemampuannya dalam menggunakan bahasa Inggris yang sering digunakan oleh anak muda meskipun penutur sudah tidak muda lagi. Pada bagian ini terlihat bagaimana sikap bahasa penutur yang memang cenderung sengaja menggunakan campur kode dalam setiap tuturannya. b. Penyisipan Unsur-unsur yang Berujud Frasa Data 14 Ingkang gesangipun menika tebih saking kacekapan awit menapa ingkang dipungadhahi inggih menika namung kantun segenggam tepung kalihan sedikit minyak mekaten. yang hidupnya itu jauh dari kecukupan karepa apa yang dipunyai yaitu hanya tinggal segenggam tepung dan sedikit minyak begitu (BK/08/11/15) Data tuturan tersebut merupakan tuturan yang terjadi di GKJ Ampel kabupaten Boyolali. Tuturan tersebut terjadi pada hari minggu 8 November 2015 pukul WIB dalam situasi yang cukup tenang dan fokus perhatian tertuju pada penutur dalam kegiatan keagamaan yaitu khotbah. Penutur tuturan tersebut adalah pengkhotbah yang menyampaikan khotbah pada hari itu. Yang menjadi pendengar tuturan tersebut merupakan warga jemaat gereja itu yang memang datang untuk beribadah pagi itu. Tujuan dari tuturan adalah menggambarkan suatu keadaan yang sangat kekurangan, dimana disitu digambarkan oleh penutur tentang orang yang tidak disebutkan namanya hanya memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak untuk dimakan.

15 43 Bentuk campur kode yang terdapat pada tuturan di atas adalah berujud frasa. Tuturan bahasa Jawa yaitu ingkang gesangipun menika tebih saking kacekapan awit menapa ingkang dipungadhahi inggih menika namung kantun segenggam tepung kalihan sedikit minyak mekaten. Penggunaan frasa dari bahasa Indonesia yang disisipkan yaitu segenggam tepung dan sedikit minyak yang terletak di akhir tuturan. Campur kode ini merupakan campur kode intern. Fungsi campur kode pada tuturan tersebut adalah pesan yang disampaikan mudah dipahami. Pendengar dirasa akan lebih mudah mengerti frasa yang disampaikan oleh penutur dengan bahasa lain dibanding dengan bahasa aslinya. Selain itu penutur juga akan terlalu rumit mengucapkan pelafalannya jika masih menggunakan bahasa asli. Faktor penyebab campur kode oleh penutur pada tuturan tersebut adalah kemiskinan perbendaharaan kata penutur. Jika penutur menyiapkan dengan mempelajari padanan kata dari frasa bahasa lain ke bahasa asli maka penutur akan lebih mudah dalam menuturkan dalam bahasa asli. Pembahasan yang dibahas penutur hanya mengambil cerita dari Alkitab, jika penutur lebih mempersiapkan apa yang akan disampaikannya maka penutur tidak akan melakukan campur kode pada tuturan tersebut. Data 15 Tepuk tangan kangge ingkang sampun ngekep! tepuk tangan untuk yang sudah memeluk (PS/26/12/15)

16 44 Data tuturan di atas merupakan tuturan yang terjadi di GKJ Ampel. Waktu terjadinya tuturan adalah hari sabtu tanggal 26 Desember 2015 pada pukul 15.40WIB. Penutur adalah seorang pendeta dari gereja lain yang pada hari itu berkenan memberikan khotbah di tempat itu. Pendengar adalah semua warga jemaat gereja itu dan tamu yang datang dalam peringatan natal. Situasi ketika terjadinya tuturan ramai namun perhatian semua orang tetap fokus pada penutur yang berkhotbah di hadapan semua orang yang hadir. Tujuan dari tuturan tersebut ialah menanyakan tentang suatu kepastian kepada semua orang yang ada di tempat itu tentang siapa saja yang sudah memeluk pasangannya dalam jangka satu minggu itu. Bentuk campur kode pada tuturan tersebut berujud frasa dari bahasa Indonesia yang dilakukan oleh penutur. Pada tuturan itu penutur berkata menggunakan bahasa Jawa Tepuk tangan kangge ingkang sampun ngekep!. Frasa tepuk tangan berasal dari bahasa Indonesia yang disisipkan penutur di awal tuturan. Campur kode ini merupakan campur kode intern. Fungsi campur kode yang dilakukan penutur pada tuturan tersebut adalah pesan yang disampaikan mudah dipahami. Pendengar yang bukan semuanya warga jemaat beragam dan ada kemungkinan tidak mengerti jika diberi instruksi dalam bahasa Jawa, berbeda dengan warga jemaat gereja yang sebagian besar mengerti. Maka penutur melakukan campur kode pada tuturannya, namun dengan menggunakan istilah umum yang dimengerti oleh semua orang. Faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode dalam tuturan tersebut adalah sikap bahasa penutur. Penutur mengetahui bahwa pendengarnya lebih

17 45 banyak dari biasa dan lebih beragam juga dari biasa penutur melakukan khotbah. Dalam memberikan instruksi kepada pendengarnya, penutur mengambil sikap dengan menggunakan bahasa lain yang umum dengan harapan semua orang yang mendengarkan tuturannya akan mudah mengerti maksud dari tuturan penutur. Sikap yang diambil penutur tepat sasaran dan semua orang yang ada di tempat itu merespon dengan baik apa yang diinstruksikan penutur untuk mengangkat tangan dan bertepuk tangan. c. Penyisipan Unsur-unsur yang Berujud Baster Data 16 Gesang kanthi solidaritas, gesang kanthi bergotong royong, gesang kanthi tansah sambut-sinambut, wonten ing sih pagesanganipun Gusti menika ugi wujudipun pangucap sokuripun pasamuwan wonten ing pasamuwan GKJ Ampel. hidup dengan solidaritas, hidup dengan bergotong royong, hidup dengan selalu bersambutan, dalam kasih kehidupan Tuhan itu juga bentuk ucapan syukurnya jemaat yang asa di GKJ Ampel (BK/08/11/15) Data tuturan di atas merupakan tuturan yang terjadi di GKJ Ampel. Waktu terjadinya tuturan pada hari minggu tanggal 8 November 2015 pukul WIB. Penutur adalah pengkhotbah yang bertugas pada hari itu untuk menyampaikan materi khotbah kepada pendengar. Yang menjadi pendengar tuturan tersebut adalah semua jemaat gereja yang datang beribadah pagi itu. Tuturan terjadi ketika suasana tenang dan semua orang di tempat itu memperhatikan penutur berbicara. Kegiatan pada saat tuturan terjadi merupakan kegiatan keagamaan. Tujuan dari tuturan yang dilakukan oleh penutur adalah memberitahukan kepada pendengar

18 46 tentang bagaimana bentuk hidup yang mengucap syukur dalam kehidupan mereka sehari-hari. Bentuk campur kode yang ada pada tuturan tersebut adalah berupa baster dari bahasa lain yang dituturkan oleh penutur. Pada tuturan tersebut penutur berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa gesang kanthi solidaritas, gesang kanthi bergotong royong, gesang kanthi tansah sambut-sinambut, wonten ing sih pagesanganipun Gusti menika ugi wujudipun pangucap sokuripun pasamuwan wonten ing pasamuwan GKJ Ampel. Pada tuturan tersebut campur kode terletak pada kata solidaritas yang di awal tuturan merupakan baster dari bahasa Indonesia. Campur kode ini merupakan campur kode intern. Campur kode yang terdapat pada data tuturan di atas berfungsi untuk keefektifan bahasa. Bahasa yang digunakan untuk melakukan campur kode termasuk bahasa yang umum dan mudah dipahami artinya, maka akan lebih efektif dibanding mencari padanan kata lainnya. Faktor yang menyebabkan campur kode adalah sikap bahasa penutur. Dengan menggunakan bahasa yang sudah umun dan mudah dipahami oleh banyak orang, maka penutur juga lebih mudah mengungkapkan. Jika penutur terlalu menjelaskan tentang bahasa yang digunakan akan menggunakan terlalu banyak kosakata yang mengakibatkan bahasa tadi sudah tidak efektif lagi diucapkan penutur. Data 17 Ing satengahing kancah kadonyan ingkang pados popularitas ngegungaken dhiri lan mekaten ugi inggih pados kekuasaan.

19 47 di tengah kancah duniawi yang mencari popularitas menyombongkan diri dan begitu juga dengan mencari kekuasaan (PJ/22/11/15) Peristiwa tutur pada data di atas terjadi di GKJ Ampel kabupaten Boyolali. Tuturan terjadi pada hari minggu 22 November 2015 pada pukul WIB. Penutur yang melakukan tuturan tersebut adalah pendeta yang berasal dari gereja itu, dan mendapat giliran menyampaikan khotbah pada hari itu. Yang menjadi pendengar tuturan tersebut adalah jemaat gereja itu yang pada pagi itu datang bersama-sama berkumpul untuk kegiatan peribadahan. Situasi pada saat tuturan berlangsung tenang dan semua yang mendengarkan fokus mendengarkan setiap kata demi kata yang penutur ucapkan. Tuturan di atas bertujuan agar memberikan informasi kepada pendengar tentang sifat manusia yang ingin mencari kekuasaan di dunia. Bentuk campur kode yang terdapat pada tuturan di atas adalah penyisipan berujud baster dari bahasa Indonesia yang dituturkan oleh penutur. Penutur menggunakan bahasa Jawa ketika menuturkan ing satengahing kancah kadonyan ingkang pados popularitas ngegungaken dhiri lan mekaten ugi inggih pados kekuasaan terdapat kata popularitas terletak pada tengah tuturan yang berasal dari bahasa Indonesia. Campur kode ini merupakan campur kode intern. Fungsi campur kode yang dilakukan penutur adalah pesan yang disampaikan mudah dipahami. Penutur menggunakan bahasa yang umum dan sering digunakan masyarakat pada umumnya sehingga pendengar juga akan lebih mudah memahami maksud dari penutur. Namun dengan penutur melakukan campur kode pada tuturan tersebut, bahasa dan struktur kalimatnya menjadi tidak

20 48 beraturan, sehingga malah memperburuk fungsi utama dari campur kode yang dilakukan oleh penutur. Faktor yang menyebabkan penutur melakukan campur kode adalah kesengajaan dari penutur. Penutur dengan sengaja mencampurkan istilah dari bahasa lain dalam tuturannya dengan maksud semua pendengar yang berasal dari berbagai macam latar belakang mudah mengerti maksud yang diinginkan penutur karena penutur juga menggunakan istilah umum yang sering digunakan oleh orang lain juga. Hanya saja penutur tidak menggunakan kata-kata yang tepat dalam pengucapan dari bahasa aslinya, hal ini yang menyebabkan tuturan penutur menjadi tidak mudah dipahami. d. Penyisipan Unsur-unsur yang Berujud Pengulangan Kata Data 18 Lan ugi medalaken paket kebijakan, wonten ing kirang langkung kalih wulan menika presiden sampun medalaken paket-paket kebijakan ekonomi menika ngantos sampun kaping, menika mratandhani bilih kawontenan perekonomian bangsa kita samangke pancen nembe ngraosaken awrat. dan juga mengeluarkan paket kebijakan, ada yang kurang lebih dua bulan itu presiden sudah mengeluarkan paket-paket kebijakan ekonomi itu sampai sudah ke, itu menandakan bila keadaan perekonomian bangsa kita sekarang sedang merasakan kesusahan (BK/08/11/15) Data tersebut merupakan peristiwa tutur yang terjadi di GKJ Ampel. Waktu terjadinya tuturan adalah hari minggu 8 November 2015 pukul WIB. Penutur adalah pengkhotbah yang mendapat tugas khotbah pada hari itu. Pendengar adalah warga jemaat GKJ Ampel yang datang beribadah pagi hari itu. Situasi ketika tuturan terjadi tenang, semua pendengar mendengarkan penutur

21 49 yang menyampaikan khotbah dalam kegiatan keagaman. Tujuan dari tuturan adalah untuk menyampaikan kepada pendengar mengenai keadaan perekonomian yang sedang dialami bangsa ini ketika tuturan terjadi. Bentuk campur kode yang ada pada data tuturan tersebut merupakan penyisipan yang berujud pengulangan kata yang dilakukan oleh penutur. Penutur berbicara menggunakan bahasa Jawa, namun dalam tuturannya penutur menggunakan pengulangan kata ketika menyebutkan paket-paket kebijakan ekonomi yang merupakan bentuk pengulangan kata dalam bahasa Indonesia terletak di tengah tuturan. Campur kode ini merupakan campur kode intern. Campur kode yang dilakukan oleh penutur berfungsi untuk kelancaran dan mempermudah maksud tuturan. Penutur tidak perlu menjelaskan maksud tuturannya kepada pendengar karena pendengar juga mengetahui maksud dari penutur, sehingga komunikasi yang terjadi menjadi lebih lancar dan penutur tidak terlalu lama mencari kata lain yang sepadan untuk pengulangan kata yang digunakannya. Faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode yang dilakukan oleh penutur adalah kesengajaan. Penutur dengan sengaja menyampaikan bentuk pengulangan kata dalam bahasa Indonesia kepada pendengar mengenai paketpaket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam menyikapi keadaan perekonomian yang tengah terjadi di Indonesia saat itu. Penutur dengan lancar dan leluasa menyampaikan hal tersebut karena memang dalam materi khotbahnya menyinggung mengenai keadaan ekonomi, namun juga menjelaskannya dengan rinci supaya pendengar lebih paham dengan tujuan penutur.

22 50 Data 19 Ing sacara ekonomi inggih mekaten, kita seged mirsani iklan-iklan ingkang wonten kanthi blak-blakan ngelek-elek prodak sanesipun. yang secara ekonomi iya begitu, kita bisa melihat iklan-iklan yang ada secara blak-blakan menjelek-jelekkan prodak lainnya (PJ/22/11/15) Data tuturan tersebut merupakan peristiwa tutur yang terjadi di GKJ Ampel. Tuturan terjadi pada hari minggu tanggal 22 November 2015 pukul WIB. Penutur adalah pendeta GKJ Ampel yang mendapat giliran menyampaikan khotbah pada hari itu. Pendengarnya merupakan warga jemaat penutur sendiri, yang pada pagi hari itu memang datang dengan tujuan beribadah dan mendengarkan khotbah dari penutur. Situasi ketika tuturan terjadi tenang, hanya terdengar suara penutur dan beberapa kendaraan yang lewat. Tujuan dari tuturan yang dituturkan oleh penutur adalah menjelaskan kepada pendengar tentang keadaan sekitar yang bersaing dalam bidang ekonomi. Campur kode yang terdapat dalam tuturan berujud pengulangan kata dalam bahasa Indonesia yang dilakukan oleh penutur. Dalam menyampaikan tuturannya penutur berbicara menggunakan bahasa Jawa, namun penutur juga menyisipkan unsur pengulangan kata iklan-iklan dan blak-blakan yang merupakan pengulangan kata dari bahasa Indonesia terletak pada tengah dan akhir dari tuturan. Campur kode ini merupakan campur kode intern. Fungsi campur kode yang dilakukan penutur dalam data tuturan tersebut adalah pesan yang disampaikan penutur mudah dipahami oleh pendengar. Penutur melakukan campur kode menggunakan kata-kata yang familier dan bahasa yang

23 51 digunakan tidak sulit sehingga mudah dipahami oleh pendengar. Kata iklaniklan dan blak-blakan sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang karena merupakan istilah secara nasional. Faktor yang menyebabkan penutur melakukan campur kode adalah kesengajaan dan kekurangtahuan penutur pada kaidah bahasa. Pada campur kode pengulangan kata yang pertama penutur sengaja melakukannya karena memang akan lebih dimengerti oleh pendengar. Pada pengulangan kata yang kedua blak blakan sebenarnya dapat diganti dengan bahasa asli yang sepadan dan akan lebih pas didengar oleh pendengar yang ada di tempat itu karena setelah pengulangan kata itu penutur juga melakukan pengulangan kata namun dalam bahasa aslinya yaitu bahasa Jawa. Pada pengulangan kata pertama akan memudahkan pendengar, namun pada pengulangan kata yang kedua akan menyulitkan pendengar dalam memahami maksud dari penutur. e. Penyisipan Unsur-unsur yang Berujud Ungkapan atau Idiom Data 20 bu, neng-nengan ki ra penak bu, mbok kowe ngejak omong sik ta, mosok aku wong lanang kon ngejak omong sik. Mbiyen yen ngomong I love you ya aku sik, ning saiki yen njaluk ngapura, ha ya aja aku bu, diam-diaman itu tidak enak bu, kamu mengajak bicara dulu, masa aku orang laki-laki disuruh berbicara dulu. Dulu jika bilang aku cinta kamu ya aku dulu, tapi sekarang jika minta maaf, ya jangan aku (PS/26/12/15) Data tuturan tersebut merupakan tuturan yang terjadi di GKJ Ampel. Waktu terjadinya tuturan adalah hari sabtu, 26 Desember 2015 pukul WIB. Penuturnya adalah pendeta dari gereja lain yang berkenan menyampaikan khotbah

24 52 pada sore hari itu. Pendengar adalah warga jemaat GKJ Ampel yang datang untuk peringatan natal yang diadakan oleh gereja dan panitia natal. Situasi ketika terjadinya tuturan banyak orang namun tetap tenang memperhatikan penutur yang menyampaikan khotbah dalam kegiatan keagamaan. Tujuan dari tuturan adalah mengilustrasikan pembicaraan oleh suami kepada istrinya ketika merayu sang istri yang mendiamkan suaminya. Bentuk campur kode yang terdapat pada tuturan dia atas berujud ungkapan dari bahasa Inggris oleh penutur. Penutur menyampaikan ilustrasi menggunakan bahasa jawa, namun di pertengahan kalimat kedua penutur menyampaikan ungkapan i love you, yang merupakan bahasa Inggris. Ungkapan dari bahasa Inggris yang disampaikan penutur tidak memiliki fungsi tersendiri, dan menyatu dalam kalimat. Campur kode ini merupakan campur kode ekstern karena menggunakan bahasa asing. Campur kode di atas berfungsi unutuk keefektifan bahasa. Jika penutur tetap menggunakan bahasa aslinya yaitu bahasa Jawa maka kalimat yang diucapkan penutur akan terasa kurang tepat dan terlalu sering mengulang kata aku pada ungkapan dan juga pada akhir tuturan. Faktor yang menyebabkan penggunaaan campur kode oleh penutur adalah kesengajaan. Penutur dengan sengaja menggunakan ungkapan dalam bahasa asing yang lebih populer dan mudah dimengerti semua orang mulai dari anak-anak sampai dewasa sudah tahu dan diajarkan ungkapan itu. Penutur mengerti akan pendengar yang datang pada sore hari itu sangat banyak dan lebih beragam, berbeda dengan ibadah hari minggu biasa yang jumlahnya lebih sedikit. Maka

25 53 penutur menggunakan istilah ungkapan dalam bahasa asing yang lebih popoler dan lebih familier di telinga pendengar yang ada di situ agar semua pendengar mengerti maksud dari tuturannya. f. Penyisipan Unsur-unsur yang Berujud Klausa Data 21 Berarti, wonten tiyang asmanipun Haram, mengucapkan selamat natal. berarti, ada orang namanya Haram, mengucapkan selamat natal (PS/26/12/15) Data tuturan di atas merupakan tuturan yang terjadi di GKJ Ampel kabupaten Boyolali. Waktu terjadinya tuturan adalah hari sabtu tanggal 26 Desember 2015 pukul WIB. Penutur adalah pendeta dari gereja lain yang berkenan menyampaikan khotbah pada sore hari itu. Pendengar adalah warga jemaat GKJ Ampel yang datang untuk peringatan natal yang diadakan oleh gereja dan panitia natal. Situasi ketika terjadinya tuturan banyak orang namun tetap tenang memperhatikan penutur yang menyampaikan khotbah dalam kegiatan keagamaan. Tujuan dari tuturan tersebut adalah menjelaskan kepada seluruh pendengar mengenai seseorang yang memberi ucapan selamat natal. Campur kode yang ada pada data tersebut berujud klausa dari bahasa Indonesia yang disampaikan oleh penutur. Dalam tuturan tersebut penutur berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa untuk menjelaskan seseorang yang bernama haram. Setelah itu penutur berbicara mengucapkan selamat natal terdapat pada akhir tuturan yang merupakan klausa dalam bahasa Indonesia,

26 54 namun tidak memiliki fungsi tersendiri. Campur kode ini merupakan campur kode intern. Fungsi alih kode yang dilakukan oleh penutur adalah memperjelas maksud tuturan. Penutur menjelaskan tentang ucapan yang diberikan oleh seorang yang memiliki nama Haram dengan lebih perlahan dan jelas dari tuturan sebelumnya. Sebelum tuturan itu penutur sudah menjelaskan tentang inti yang sama, namun pendengar masih kurang mengerti makna sesungguhnya yang dimaksud oleh penutur. Faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode adalah kesengajaan penutur itu sendiri. Penutur dengan sengaja menuturkan dengan menggunakan bahasa lain karena sebelum-sebelumnya pesan yang ingin penutur sampaikan juga berupa bahasa Indonesia, maka akan menjadikan pergeseran makna jika disampaikan kembali ke dalam bahasa Jawa. Dengan perlahan penutur mencoba berkomunikasi menjelaskan lagi apa yang sudah disampaikan penutur dengan pokok pembahasan yang sama agar semua yang menjadi pendengarnya mengerti maksud dari penutur mengenai seorang yang bernama Haram memberikan ucapan selamat natal. Data 22 Contonipun kita sudah mau menerima tugas panggilan, sudah siap, sampun kersa, sampun sumanggem. contohnya kita sudah mau menerima tugas panggilan, sudah siap, sudah mau, sudah berserah (BK/31/01/16)

27 55 Data tuturan tersebut merupakan tuturan yang terjadi di GKJ Ampel. Tuturan terjadi pada hari minggu tanggal 31 Januari 2016 pada pukul WIB. Penuturnya adalah pengkhotbah yang bertugas memberikan khotbah di GKJ Ampel pada pagi hari itu. Yang menjadi pendengar tuturan tersebut adalah jemaat GKJ Ampel yang datang beribadah pagi hari itu. Situasi ketika tuturan terjadi tenang dan fokus memperhatikan penutur yang berkhotbah di atas mimbar di depan pendengar dalam kegiatan keagamaan. Tujuan dari tuturan adalah memberikan contoh ketika sudah mau menerima tugas panggilan, sikap apa saja yang harus dilakukan. Bentuk campur kode yang ada pada data di atas berujud klausa dari bahasa Indonesia yang disampaikan penutur. Penutur menggunakan bahasa Jawa dalam tuturannya, namun di tengah tuturannya penutur menyisipkan klausa kita sudah mau menerima tugas panggilan yang merupakan bahasa Indonesia. Campur kode ini merupakan campur kode intern. Campur kode pada tuturan tersebut memiliki fungsi untuk memperjelas maksud tuturan. Penutur memberikan contoh kepada pendenar dengan menggunakan bahasa lain agar pendengar lebih mudah mengerti dan penutur lebih mudah menyampaikan dengan jelas mengenai tugas panggilan yang ada pada mereka. Faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode yang dilakukan penutur adalah sikap bahasa penutur dalam melakukan campur kode. Tuturan tersebut akan lebih rapi jika tanpa menggunakan campur kode, namun penutur malah melakukan campur kode. Padanan kata pada bahasa aslinya yaitu bahasa Jawa ada

28 56 dan mudah diucapkan oleh penutur, namun penutur tidak mau menggunakannya. Mungkin sikap seperti inilah yang sering penutur gunakan dalam setiap tuturannya, pada data lain juga terdapat alih kode maupun campur kode dengan struktur kalimat yang tidak rapi dilakukan oleh penutur. B. Fungsi Alih Kode dan Campur Kode dalam Khotbah Berbahasa Jawa di Gereja Kristen Jawa Ampel 1. Fungsi Alih Kode Fungsi alih kode yang ditemukan dalam khotbah berbahasa Jawa di GKJ Ampel, yaitu (1) lebih argumentatif, (2) lebih prestise, (3) lebih komunikatif, (4) memberi penghormartan, (5) mempertegas pembicaraan, dan (6) pernyataan untuk diri sendiri. a. Lebih Argumentatif Data 23 Gusti ugi badhe paring sangu tumrap kula lan panjenengan supados kula lan panjenengan menika saged nindakaken pakaryan peladosan menika. Tuhan akan memperlengkapi kita saat kita mau menjalani tugas panggilan. Tuhan juga akan memberikan bekal untuk saya dan anda supaya saya dan anda itu bisa melakukan pekerjaan pelayanan itu. Tuhan akan memperlengkapi kita saat kita mau menjalani tugas panggilan (BK/31/01/16) Data tuturan tersebut merupakan tuturan yang terjadi di GKJ Ampel. Waktu terjadinya tuturan pada hari minggu, 31 Januari 2016 pukul WIB. Tuturan itu dilakukan oleh seorang pengkhotbah yang bertugas pada kegiatan keagamaan hari itu. Situasi ketika tuturan itu dilakukan adalah tenang, pendengar

29 57 yang adalah jemaat gereja fokus memperhatikan penutur dengan baik. Tujuan dari tuturan itu sendiri ialah meyakinkan pendengar agar semua pendengar yang ada di situ mau melakukan apa yang penutur katakan mengenai tugas panggilan dan pelayanan yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka semua yang ada di tempat itu, karena setiap mereka akan diberikan bekal sebelum melakukan semua yang diperintahkan. Bentuk alih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Penutur semula menggunakan bahasa Jawa ketika berkata gusti ugi badhe paring sangu tumrap kula lan panjenengan supados kula lan panjenengan menika saged nindakaken pakaryan peladosan menika namun kemudian beralih ke bahasa Indonesia Tuhan akan memperlengkapi kita saat kita mau menjalani tugas panggilan sehingga menimbulkan fungsi baru. Alih kode pada data tersebut merupakan alih kode intern. Fungsi dilakukannya alih kode oleh penutur pada data tuturan tersebut adalah lebih argumentatif. Penutur ingin lebih meyakinkan pendengar ketika mulai beralih ke bahasa Indonesia. Sebelumnya penutur sudah mencoba untuk memberikan argumen, namun kemudian lebih ditekankan lagi lewat pernyataan berikutnya. Faktor yang menyebabkan dilakukannya alih kode oleh penutur pada data tuturan tersebut adalah pokok pembicaraan. Pokok pembicaraan penutur sebelumnya juga adalah mengenai tugas panggilan yang seharusnya dilakukan oleh pendengar, karena setiap tugas yang diberikan kepada mereka memang merupakan perintah langsung dari Tuhan. Agar lebih jelas lagi, maka penutur

30 58 menggunakan bahasa yang lebih singkat dan jelas mudah dimengerti oleh pendengar. Data 24 Para sedherek ingkang kinasih, tugas panggilan menika tegesipun menawi kita sampun siap, kita sampun masrahaken samangke kita rancangan kita menika dhateng Gusti, awit Gusti menika pangauban kula lan panjenengan, Tuhan adalah batu karang dan keselamatan kita, jadi kita sudah tahu sangu dan alat dan modalnya. Maka tinggal kita mau menjalakan itu atau tidak. Tidak perlu target jiwa baru dalam hidup kita, kalau kita mau melakukan itu pasti nanti Tuhan yang akan memberikan buahnya kepada kita. saudara-saudara yang terkasih, tugas panggilan itu artinya kita sudah siap, kita sudah menyerahkan sekarang kita rancangan kita itu kepada Tuhan, karena Tuhan itu perlindungan saya dan anda, Tuhan adalah batu karang dan keselamatan kita, jadi kita sudah tahu bekal dan alat dan modalnya. Maka tinggal kita mau menjalakan itu atau tidak. Tidak perlu target jiwa baru dalam hidup kita, kalau kita mau melakukan itu pasti nanti Tuhan yang akan memberikan buahnya kepada kita (BK/31/01/16) Data alih kode di atas terjadi di GKJ Ampel. Berlangsung pada pukul WIB pada hari minggu, 31 Januari Tujuan dari tuturan itu adalah menjelaskan tentang apa yang telah disampaikan oleh penutur khusunya mengenai tugas panggilan dan apa saja yang harus dilakukan serta cara kerja juga hasil yang akan didapatkan oleh pendengar. Penutur adalah pengkhotbah dan pendengar adalah jemaat. Situasi saat terjadinya tuturan adalah tenang dan fokus memperhatikan penutur pada saat kegiatan keagamaan. Bentuk alih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Pada awalnya penutur menggunakan bahasa Jawa untuk menuturkan para sedherek ingkang kinasih, tugas panggilan menika tegesipun menawi kita sampun siap, kita sampun masrahaken samangke kita rancangan kita menika dhateng Gusti, awit

31 59 Gusti menika pangauban kula lan panjenengan lalu kemudian beralih menggunakan bahasa Indonesia Tuhan adalah batu karang dan keselamatan kita, jadi kita sudah tahu bekal dan alat dan modalnya. Maka tinggal kita mau menjalakan itu atau tidak. Tidak perlu target jiwa baru dalam hidup kita, kalau kita mau melakukan itu pasti nanti Tuhan yang akan memberikan buahnya kepada kita, pengalihan kode ini menimbulkan fungsi baru. Alih kode ini merupakan alih kode intern. Alih kode pada tuturan di atas berfungsi mempertegas pembicaraan. Pada alih kode penutur menjelaskan tentang tugas panggilan yang sudah dibahas penutur sebelum beralih kode. Penutur mengajak pendengar agar mau melakukan tugas panggilan seperti yang dikatakan oleh penutur bahwa nantinya jika pendengar mau melakukan, ada Tuhan yang melindungi dan akan memberikan buah atau hasilnya. Faktor yang menyebabkan alih kode adalah pokok pembicaraan. Penutur memang berusaha membahas tentang apa itu tugas panggilan dan apa saja yang harus dilakukan kemudian berusaha mengajak pendengar untuk melakukannya. Pendengar diyakinkan lagi oleh penutur bahwa kemudian jika pendengar mau melakukan akan dilindungi dan diberikan buah yang hasil oleh Tuhan. Pokok pembicaraan yang dimaksud penutur adalah tugas panggilan. b. Lebih Prestise Data 25 Lajeng ugi merasa tidak berdaya, janipun purun, ning piye ora nduwe daya kekuatan. Tidak punya dana, tidak punya sarana, prasarananya tidak ada, fasilitasnya tidak ada dan seterusnya.

32 60 lalu juga merasa tidak berdaya, sebenarnya mau, tapi bagaimana tidak punya daya kekuatan. Tidak punya dana, tidak punya sarana, prasarananya tidak ada, fasilitasnya tidak ada dan seterusnya (BK/31/01/16) Tuturan pada data di atas terjadi di GKJ Ampel, pada hari minggu, 31 Januari 2016 pukul WIB. Penutur adalah majelis yang pada hari itu menjadi pengkotbah, sedangkan pendengar adalah jemaat GKJ Ampel yang datang untuk beribadah. Situasi pada saat tuturan itu terjadi cukup tenang karena mendengarkan khotbah keagamaan. Tujuan dari tuturan itu sendiri menyampaikan berbagai macam alasan yang dikemukakan oleh penutur di depan pendengar. Bentuk alih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia yang dilakukan penutur terdapat pada kalimat tidak punya dana, tidak punya sarana, prasarananya tidak ada, fasilitasnya tidak ada dan seterusnya. Penutur terlebih dahulu menggunakan kalimat dengan bahasa Jawa lajeng ugi merasa tidak berdaya, janipun purun, ning piye ora nduwe daya kekuatan dan baru setelah itu menggunakan bahasa Indonesia sehingga menyebabkan fungsi berbeda dengan tuturan sebelumnya. Alih kode ini merupakan alih kode intern. Fungsi dari alih kode pada data di atas adalah lebih prestise. Penutur menggunakan kata prasarana dan fasilitas yang dianggap lebih memiliki kesan berbeda dibanding kata-kata biasa penutur jika beralih ke bahasa Indonesia. Namun istilah-istilah itu sudah familier dan juga sudah sering digunakan oleh orang lain dalam kesempatan yang berbeda. Faktor yang menyebabkan penutur melakukan alih kode adalah bergengsi. Penutur ingin menunjukkan kepada pendengar bahwa penutur memiliki

33 61 kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, sehingga penutur juga memakai istilah-istilah sulit dalam tuturan alih kodenya. Yang mana istilah-istilah tersebut sulit ditemukan padanan katanya jika penutur tidak melakukan alih kode dan tetap menggunakan bahasa Jawa. Data 26 Pada saat pasamuwan utawi gereja utawi bait suci menika didamel pasar, punobrak-abrik dening Gusti. Sisi kemanusiaannya muncul di situ. pada saat jemaat atau gereja atau bait suci itu dibuat pasar, diobrak-abrik oleh Tuhan. Sisi kemanusiaannya muncul di situ (BK/31/01/16) Data tersebut merupakan tuturan yang terjadi di GKJ Ampel. Waktu terjadinya tuturan hari minggu, 31 Januari 2016 pukul WIB. Situasi saat itu sedang terjadi kegiatan agama oleh penutur yang merupakan pengkhotbah dan pendengarnya adalah para jemaat. Tujuan dari tuturan tersebut adalah menjelaskan keadaan suatu tempat terhadap reaksi seseorang yang ada di tempat itu. Bentuk alih kode terjadi dari bahasa Jawa lalu kemudian menggunakan bahasa Indonesia. Pada awalnya penutur berkata pada saat pasamuwan utawi gereja utawi bait suci menika didamel pasar, punobrak-abrik dening Gusti lalu beralih kode ke bahasa Indonesia sisi kemanusiaannya muncul di situ fungsi masing-masing kalimat berbeda. Alih kode ini disebut alih kode intern. Fungsi alih kode adalah lebih prestise. Penutur akan lebih mudah menyampaikan maksud tuturannya menggunakan bahasa Indonesia, karena istilah

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya. BUPATI KULONPROGO WEDHAR SABDA WONTEN ING ACARA MUSYAWARAH CABANG VII GABUNGAN PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA (GAPENSI) KABUPATEN KULONPROGO Wates, 12 Februari 2011 Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng

Lebih terperinci

Mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya.

Mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya. BUPATI KULONPROGO WEDHAR SABDA WONTEN ING ACARA MBIKAK UNDIAN KUPON BLONJO MIRAH ING BALAI DESA NOMPOREJO, GALUR Assalamu alaikum Wr. Wb. Wates, 5 Maret 2011 Mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng siang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng siang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya. BUPATI KULONPROGO WEDHAR SABDA WONTEN ING ACARA SMK MA ARIF I WATES NAMPI SERTIFIKAT SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO : 9001 : 2008 SAKING PT. TUV RHEINLAND INDONESIA LAN NGEPYAKAKEN GEDUNG ENGGAL Wates, 26 Februari

Lebih terperinci

BAB III CARA PANALITEN. metode deskriptif. Miturut pamanggihipun Sudaryanto (1988: 62) metode

BAB III CARA PANALITEN. metode deskriptif. Miturut pamanggihipun Sudaryanto (1988: 62) metode BAB III CARA PANALITEN A. Jinising Panaliten Panaliten menika kagolong jinising panaliten ingkang ngginakaken metode deskriptif. Miturut pamanggihipun Sudaryanto (1988: 62) metode deskriptif inggih menika

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 4 WATES : VII/ Gasal : Bahasa Jawa : Unggah-ungguh : 80 menit A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP N 4 WATES Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi Pokok : Unggah-ungguh Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (80 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

FIRMAN MENYATAKAN KESALAHAN & KEBENARAN

FIRMAN MENYATAKAN KESALAHAN & KEBENARAN Khotbah Jangkep Minggu, 4 September 2011 Pekan Biasa Ke Dua Puluh Tiga (Hijau) FIRMAN MENYATAKAN KESALAHAN & KEBENARAN Bacaan I: Yehezkiel 33:7-11; Tanggapan: Mazmur 119:33-40; Bacaan II Roma 13:8-14,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP N 8 YOGYAKARTA : Bahasa Jawa : IX/1 : 2 X 40 ( 1 pertemuan) A. Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran, pendapat,

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM KHOTBAH BERBAHASA JAWA DI GEREJA KRISTEN JAWA AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM KHOTBAH BERBAHASA JAWA DI GEREJA KRISTEN JAWA AMPEL KABUPATEN BOYOLALI ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM KHOTBAH BERBAHASA JAWA DI GEREJA KRISTEN JAWA AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program

Lebih terperinci

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen Oleh: Siyam Thohiroh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa siyam_thohiroh@yahoo.com

Lebih terperinci

Persembahan, Bukan Sumbangan! Ditulis oleh Pancha W. Yahya Rabu, 29 April :24

Persembahan, Bukan Sumbangan! Ditulis oleh Pancha W. Yahya Rabu, 29 April :24 Setelah beberapa kali berupaya, akhirnya seorang Kristen berhasil mengajak seorang tetangganya yang belum percaya untuk datang ke gereja. Pada Minggu pagi itu, orang yang belum memeluk agama apa pun itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 4 WATES : VII/ Gasal : Bahasa Jawa : Unggah-ungguh : 80 menit A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

menyusun teks lisan sesuai unggahungguh. berbagai keperluan. C. Tujuan Pembelajaran

menyusun teks lisan sesuai unggahungguh. berbagai keperluan. C. Tujuan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP N 4 WATES Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi Pokok : Unggah-ungguh Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (80 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Kompetensi Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Prambanan Klaten : Pendidikan Bahasa Jawa : VII/satu : Teks Cerita

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN PENYIAR ACARA CAMPURSARI RADIO PESONA FM

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN PENYIAR ACARA CAMPURSARI RADIO PESONA FM ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN PENYIAR ACARA CAMPURSARI RADIO PESONA FM Joko Sukoyo Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis alih kode dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 4 WATES : VII/ Gasal : Bahasa Jawa : Unggah-ungguh : 80 menit A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kehidupan umat beragama tidak bisa dipisahkan dari ibadah. Ibadah bukan hanya sebagai suatu ritus keagamaan tetapi juga merupakan wujud respon manusia sebagai ciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peristiwa komunikasi merupakan peristiwa yang dialami oleh setiap orang. Peristiwa komunikasi merupakan suatu peristiwa yang sangat majemuk. Untuk dapat

Lebih terperinci

Campur Kode Bahasa Indonesia dalam Percakapan Berbahasa Jawa pada Grup Kawruh Jawa di Facebook

Campur Kode Bahasa Indonesia dalam Percakapan Berbahasa Jawa pada Grup Kawruh Jawa di Facebook Campur Kode Bahasa Indonesia dalam Percakapan Berbahasa Jawa pada Grup Kawruh Jawa di Facebook oleh : Sundari Andayani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sundari0492@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I. Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini banyak gereja mencoba menghadirkan variasi ibadah dengan maksud supaya ibadah lebih hidup. Contohnya dalam lagu pujian yang dinyanyikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan produk dari suatu ujaran kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang lan salam karaharjan tumrap kita sami.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang lan salam karaharjan tumrap kita sami. ATUR PALAPURAN PANGARSA BAGIAN PMPK DAN KB BIRO BINA SOSIAL WONTEN ING ADICARA DIALOG INTERAKTIF PANINGKATAN PANYARTANIPUN LARE ING PEMBANGUNAN KABUPATEN/KITHA SE-BAKORWIL III PROVINSI JAWI TENGAH BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

CAMPUR KODE DALAM RUBRIK GAYENG KIYI JAGAD JAWA SOLOPOS (Suatu Kajian Sosiolinguistik)

CAMPUR KODE DALAM RUBRIK GAYENG KIYI JAGAD JAWA SOLOPOS (Suatu Kajian Sosiolinguistik) CAMPUR KODE DALAM RUBRIK GAYENG KIYI JAGAD JAWA SOLOPOS (Suatu Kajian Sosiolinguistik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa merupakan alat komunikasi yang sangat penting peranannya bagi masyarakat Jawa. Penggunaan Bahasa Jawa di masyarakat semakin beragam dan kreatif.

Lebih terperinci

MEDIA PASINAON DOLANAN ULAR TANGGA CANGKRIMAN MIGUNAKAKEN PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP KELAS VII

MEDIA PASINAON DOLANAN ULAR TANGGA CANGKRIMAN MIGUNAKAKEN PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP KELAS VII 44 Jurnal Penelitian Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa Volume 6, Nomor 6, Juni 2017 MEDIA PASINAON DOLANAN ULAR TANGGA CANGKRIMAN MIGUNAKAKEN PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam kebaktian yang dilakukan oleh gereja. Setidaknya khotbah selalu ada dalam setiap kebaktian minggu.

Lebih terperinci

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Oleh: Yuliana Wardani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa y.adinda@ymail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan:

Lebih terperinci

TANGGAP WACANA BUPATI KARANGANYAR WONTEN ING ACARA TATA CARA BANDERA PENGETAN DINTEN AMBAL WARSA PAMARINTAH KABUPATEN KARANGANYAR KAPING 99 WARSA 2016

TANGGAP WACANA BUPATI KARANGANYAR WONTEN ING ACARA TATA CARA BANDERA PENGETAN DINTEN AMBAL WARSA PAMARINTAH KABUPATEN KARANGANYAR KAPING 99 WARSA 2016 TANGGAP WACANA BUPATI KARANGANYAR WONTEN ING ACARA TATA CARA BANDERA PENGETAN DINTEN AMBAL WARSA PAMARINTAH KABUPATEN KARANGANYAR KAPING 99 WARSA 2016 Dinten/Surya kaping : Jumah Pahing, 18 Nopember 2016

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK Latihan Lagu-lagu dan doa persiapan Pnt. : Selamat pagi/sore Jemaat yang terkasih di dalam Yesus Kristus, kita akan bersama-sama

Lebih terperinci

Yoh. 13: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Yoh. 13: Pdt. Andi Halim, S.Th. Yoh. 13: 34-35 Pdt. Andi Halim, S.Th. Sebetulnya perintah mengasihi ini sudah ada sebelumnya tetapi perintah ini ditekankan kembali, diberikan dalam bentuk yang baru: seperti Tuhan Yesus mengasihi para

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Kalimat Teks Pidato Berbahasa Jawa Siswa Kelas IX di SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pembelajaran 2014/2015

Analisis Kesalahan Kalimat Teks Pidato Berbahasa Jawa Siswa Kelas IX di SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pembelajaran 2014/2015 Analisis Kesalahan Kalimat Teks Pidato Berbahasa Jawa Siswa Kelas IX di SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pembelajaran 2014/2015 Oleh : Rani Aryanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Informasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Informasi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem yang digunakan untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Informasi tersebut berupa informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. pendeta, majelis dan warga jemaat dan berdasarkan data-data yang telah

BAB IV ANALISIS DATA. pendeta, majelis dan warga jemaat dan berdasarkan data-data yang telah 123 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di GKJW Jemaat Waru, pada pendeta, majelis dan warga jemaat dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dalam kehidupan sosialnya berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan bahasa. Dalam sosiolinguistik, masyarakat tersebut kemudian disebut sebagai masyarakat

Lebih terperinci

1. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk berpamitan. 2. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk menyapa. 3. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk berkenalan.

1. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk berpamitan. 2. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk menyapa. 3. Menerapkan unggah-ungguh jawa untuk berkenalan. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP N 4 WATES Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi Pokok : Unggah-ungguh Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (80 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA JAWA MELALUI PESAN SINGKAT (SMS) ANTARA MAHASISWA DAN DOSEN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEGIATAN AKADEMIS

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA JAWA MELALUI PESAN SINGKAT (SMS) ANTARA MAHASISWA DAN DOSEN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEGIATAN AKADEMIS REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA JAWA MELALUI PESAN SINGKAT (SMS) ANTARA MAHASISWA DAN DOSEN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEGIATAN AKADEMIS Astiana Ajeng Rahadini, S. Pd., M. Pd.; Favorita Kurwidaria, S.S.,

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA WACANA PEMBUKA RAPAT DINAS DI TINGKAT KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA WACANA PEMBUKA RAPAT DINAS DI TINGKAT KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA WACANA PEMBUKA RAPAT DINAS DI TINGKAT KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya tergolong masyarakat dwibahasawan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya tergolong masyarakat dwibahasawan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia pada umumnya tergolong masyarakat dwibahasawan (bilingual). Hal ini terjadi karena umumnya masyarakat Indonesia menguasai dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Komunikasi ini dapat terjadi apabila

Lebih terperinci

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa!II Allah Ingin Berbicara dengan Saudara *I Bagaimana Allah Berbicara dengan Saudara li Bagaimana Mendengar Allah Berbicara III Bertindak Menurut Apa yang Dikatakan Allah

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang lan karaharjan tumrap kita sedaya

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang lan karaharjan tumrap kita sedaya ATUR PANGANDIKAN SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH ING ADICARA KAGIATAN EVALUASI LAN PANAJAMAN PALAKSANAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA LAN PEMBANGUNAN KELUARGA (KKBPK) ING PROVINSI JAWI

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal

Kecakapan Antar Personal Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th. Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang Roma 8:31-39 Pdt. Andi Halim, S.Th. Umumnya saat mendengar kata pemenang kita berpikir itu adalah orang yang hebat, yang berprestasi, dan yang luar biasa. Inilah

Lebih terperinci

MTPJ 26 JULI-1 AGUSTUS '15

MTPJ 26 JULI-1 AGUSTUS '15 MTPJ 26 JULI-1 AGUSTUS '15 TEMA BULANAN: Membangun Solidaritas Dalam Keluarga TEMA MINGGUAN: Berkat Tuhan Untuk Keluarga Bahan Alkitab: Mazmur 128:1-6; Ibrani 13:1-5 ALASAN PEMILIHAN TEMA Pada saat-saat

Lebih terperinci

FENOMENA KESANTUNAN TUTURAN DALAM BAHASA JAWA

FENOMENA KESANTUNAN TUTURAN DALAM BAHASA JAWA FENOMENA KESANTUNAN TUTURAN DALAM BAHASA JAWA Bayu Indrayanto 1 dan Kinasih Yuliastuti 2 Abstrak: Fenomena kesantunan tuturan dalam bahasa Jawa merupakan pemakaian bahasa Jawa yang terjdi di masyarakat

Lebih terperinci

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR As-Saffat 37:107 Assalamu alaikum! Kitab Suci Al-Qur an memberikan deskripsi ilustrasi mengenai kepatuhan kepada Firman dari Allah di dalam hidup Ibrahim. Kita harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

FENOMENA TINGKAT TUTUR DALAM BAHASA JAWA AKIBAT TINGKAT SOSIAL MASYARAKAT

FENOMENA TINGKAT TUTUR DALAM BAHASA JAWA AKIBAT TINGKAT SOSIAL MASYARAKAT FENOMENA TINGKAT TUTUR DALAM BAHASA JAWA AKIBAT TINGKAT SOSIAL MASYARAKAT Bayu Indrayanto, Kinasih Yuliastuti* Abstrak : Masyarakat Jawa menggunakan bahasa Jawa harus mengenal unggah - ungguh, akan tetapi

Lebih terperinci

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th.

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th. Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14 Pdt. Andi Halim, S.Th. Ayat 1. Orang-orang kudus bukan orang yang sama sekali tidak ada cacatnya. Di dunia ini semua orang berdosa, tanpa kecuali, temasuk bunda Maria, santo-santa

Lebih terperinci

TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember

TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember PERSIAPAN TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember 2017 ----------------------------------------------------- *. Sebelum ibadah dimulai mohon HP di non aktifkan *. Doa Pribadi Warga Jemaat *. Prokantor

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAHASA JAWA DALAM CERBUNG MULIH NDESA KARYA SURYADI WS (Suatu Kajian Sosiolinguistik)

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAHASA JAWA DALAM CERBUNG MULIH NDESA KARYA SURYADI WS (Suatu Kajian Sosiolinguistik) ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAHASA JAWA DALAM CERBUNG MULIH NDESA KARYA SURYADI WS (Suatu Kajian Sosiolinguistik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Desain ini memadukan antara desain deskrptif dengan desain kualitatif.

Lebih terperinci

KUSIAPKAN HATIKU, UNTUK MENYAMBUTMU

KUSIAPKAN HATIKU, UNTUK MENYAMBUTMU Khotbah Jangkep Minggu, 4 Desember 2011 Pekan Adven Ke Dua (Ungu) KUSIAPKAN HATIKU, UNTUK MENYAMBUTMU Bacaan I: Yesaya 40: 1-11, Tanggapan: Mazmur 85:1-2, 8-13 Bacaan II: II Petrus 3:8-15a, Bacaan III:

Lebih terperinci

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I 1. Topik Permasalahan : Tidak mampu menolak ajakan teman 2. Bidang Bimbingan : Pribadi 3. Kompetensi Dasar : Siswa dapat menemukan masalah yang dihadapi dan belajar

Lebih terperinci

KAJIAN WACANA BASA JAWI WONTEN ING DISPLAY PICTURE BLACKBERRY MESSENGER

KAJIAN WACANA BASA JAWI WONTEN ING DISPLAY PICTURE BLACKBERRY MESSENGER 20 Jurnal Penelitian Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa Volume 6, Nomor 3, Maret 2017 KAJIAN WACANA BASA JAWI WONTEN ING DISPLAY PICTURE BLACKBERRY MESSENGER THE REVIEW OF JAVANESE DISCOURSE IN THE

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH Latihan Lagu-Lagu. Penayangan Warta Lisan. Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #2 MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #2 LIVE TO PLEASE GOD HIDUP UNTUK MENYENANGKAN TUHAN

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #2 MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #2 LIVE TO PLEASE GOD HIDUP UNTUK MENYENANGKAN TUHAN FINDING YOUR LIFE PURPOSE #2 MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #2 LIVE TO PLEASE GOD HIDUP UNTUK MENYENANGKAN TUHAN Minggu lalu kita sudah belajar pelajaran pertama dari seri kotbah Menemukan Tujuan Hidupmu, yaitu:

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Mugi karaharjan, kawilujengan lan kasarasan tansah Kajiwa kasalira kula panjenengan sami.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Mugi karaharjan, kawilujengan lan kasarasan tansah Kajiwa kasalira kula panjenengan sami. BUPATI KULONPROGO WEDHAR SABDA WONTEN ING ACARA PAGELARAN RINGGIT TOPENG WONTEN ING UPACARA ADAT REBO PUNGKASAN BENDUNG KHAYANGAN NGRANCAH, PENDOWOREJO, GIRIMULYO Wates, 02 Februari 2011 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI*

UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI* UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI* Dening Sutrisna Wibawa Universitas Negeri Yogyakarta 1. Pambuka Unggah-ungguhing basa mujudaken perangan ingkang baku soksintena ingkang ngginakaken basa Jawi. Tiyang dipunwastani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, yakni

I. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, yakni 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, yakni sebagai alat komunikasi antarindividu dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia dapat

Lebih terperinci

Mempraktekkan Ibadah

Mempraktekkan Ibadah Mempraktekkan Ibadah Pramuwisata itu baru saja selesai menerangkan kepada sekelompok wisatawan apa yang dilakukan oleh buruh pabrik yang terlatih itu. "Dapatkah anda mengerjakan apa yang mereka kerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan membicarakan Pembahasan No.

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

FENOMENA KESANTUNAN TUTURAN DALAM BAHASA JAWA

FENOMENA KESANTUNAN TUTURAN DALAM BAHASA JAWA FENOMENA KESANTUNAN TUTURAN DALAM BAHASA JAWA Bayu Indrayanto 1 dan Kinasih Yuliastuti 2 Abstrak : Fenomena kesantunan tuturan dalam bahasa Jawa merupakan pemakaian bahasa Jawa yang terjdi di masyarakat

Lebih terperinci

menyusun teks lisan sesuai unggahungguh. berbagai keperluan.

menyusun teks lisan sesuai unggahungguh. berbagai keperluan. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP N 4 WATES Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi Pokok : Unggah-ungguh Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (80 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

DAMEL MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI BASIS WEB TUMRAP SISWA VIII SMP

DAMEL MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI BASIS WEB TUMRAP SISWA VIII SMP DAMEL MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI BASIS WEB TUMRAP SISWA VIII SMP Ines Ika Saputri 11205244015 Sarining Panaliten Ancasing panaliten inggih menika ngandharaken cara mujudaken media

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesantunan dalam berbahasa di lingkungan masyarakat dan sekolah sangatlah penting, karena dengan bertutur dan berkomunikasi dengan santun dapat menjaga nilai diri sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1 A V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Telah dihasil data mengenai alih kode dan campur kode bahasa Cirebon dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Kelas IV SDN II Karanganyar. erdasarkan data yang diperoleh

Lebih terperinci

TATA IBADAH MINGGU XX SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 22 Oktober

TATA IBADAH MINGGU XX SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 22 Oktober PERSIAPAN TATA IBADAH MINGGU XX SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 22 Oktober 2017 ----------------------------------------------------- *. Sebelum ibadah dimulai mohon HP di non aktifkan *. Doa Pribadi Warga

Lebih terperinci

God s Divine Favor 4 Anugerah Tuhan yang Ajaib 4 DIVINE INTERVENTION INTERVENSI (CAMPUR TANGAN TUHAN) YANG AJAIB

God s Divine Favor 4 Anugerah Tuhan yang Ajaib 4 DIVINE INTERVENTION INTERVENSI (CAMPUR TANGAN TUHAN) YANG AJAIB God s Divine Favor 4 Anugerah Tuhan yang Ajaib 4 DIVINE INTERVENTION INTERVENSI (CAMPUR TANGAN TUHAN) YANG AJAIB PEMBUKAAN: Hari ini kita akan melanjutkan seri kotbah Natal berjudul God s Divine Favor

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan: Yesus menyatakan: Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata

Lebih terperinci

STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA

STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Oleh Galih Mardiyoga 2102406566 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan membicarakan Pembahasan No.

Lebih terperinci

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE DALAM UJIAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JAWA SKRIPSI

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE DALAM UJIAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JAWA SKRIPSI CAMPUR KODE DAN ALIH KODE DALAM UJIAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JAWA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Oleh: Imroati Hasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017 Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017 h a l, 1 PERSIAPAN Doa pribadi warga jemaat Pengenalan lagu-lagu yang akan dinyanyikan dalam

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL SAHA LEKSIKAL WONTEN WACANA KUMPULAN KHOTBAH JANGKEP ING GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) SKRIPSI

KOHESI GRAMATIKAL SAHA LEKSIKAL WONTEN WACANA KUMPULAN KHOTBAH JANGKEP ING GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) SKRIPSI KOHESI GRAMATIKAL SAHA LEKSIKAL WONTEN WACANA KUMPULAN KHOTBAH JANGKEP ING GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) SKRIPSI Dipunaturaken Dhumateng Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Kangge Jangkepi

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DAN SOSIOLOGI NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

ANALISIS NILAI MORAL DAN SOSIOLOGI NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA ANALISIS NILAI MORAL DAN SOSIOLOGI NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA Oleh: Ika Putri Mei Wulandari pendidikan bahasa dan sastra jawa Princess_29@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

DHASARING KAWERUH SEJATI

DHASARING KAWERUH SEJATI Oleh : Mas Kumitir 1 DHASARING KAWERUH SEJATI Sampun dados satunggaling tujuan tumrap dhateng sedaya janma punapa dene ingkang sami kumelip ing madiya pada, bilih sedaya sediyanipun sageda kasembadan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat multilingual, fenomena kebahasaan dapat terjadi karena adanya kontak bahasa. Kontak bahasa terjadi dalam diri penutur secara individual. Chaer

Lebih terperinci

PAMBUDIDAYA NGIPUK-IPUK SAHA MEKARAKEN UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI

PAMBUDIDAYA NGIPUK-IPUK SAHA MEKARAKEN UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI PAMBUDIDAYA NGIPUK-IPUK SAHA MEKARAKEN UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI Dening Sutrisna Wibawa Universitas Negeri Yogyakarta-Indonesia Makalah kangge Seminar Internasional Basa Jawi Ingkang dipunadani dening

Lebih terperinci

Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X

Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X Oleh: Hana Pebri Ristiadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

TETANDHINGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT SAHA METODE NUMBERED HEADS TOGETHER TUMRAP KASAGEDAN MAOS WACANA AKSARA JAWA SISWA KELAS X SKRIPSI

TETANDHINGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT SAHA METODE NUMBERED HEADS TOGETHER TUMRAP KASAGEDAN MAOS WACANA AKSARA JAWA SISWA KELAS X SKRIPSI TETANDHINGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT SAHA METODE NUMBERED HEADS TOGETHER TUMRAP KASAGEDAN MAOS WACANA AKSARA JAWA SISWA KELAS X SKRIPSI Dipunaturaken dhateng Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 12

Level 2 Pelajaran 12 Level 2 Pelajaran 12 KASIHNYA ALLAH (Bagian 1) Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai kasihnya Allah. Di 1 Korintus 13:13 tertulis berikut ini: Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi menunjukkan bahwa peranan bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut penguasaan

Lebih terperinci

MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI POP-UP BOOK KANGGE SISWA KELAS VII SMPN 1 IMOGIRI

MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI POP-UP BOOK KANGGE SISWA KELAS VII SMPN 1 IMOGIRI Media Pasinaon Maos... Destiya Novia 65 MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI POP-UP BOOK KANGGE SISWA KELAS VII SMPN 1 IMOGIRI READING JAVANESE SCRIPT LEARNING MEDIA WITH POP-UP BOOK FOR STUDENT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah 71 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan desain deskriptif kualitatif karena mendeskripsikan alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah Menengah

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Riyana Widya Hapsari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail: Riyana.hapsari197@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka

BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS Dalam bagian ini akan mengemukakan pengaruh perubahan penggunaan cawan menjadi sloki dalam Perjamuan Kudus dalam kehidupan jemaat masa modern dengan melihat

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #38 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 4 WATES : VII/ Gasal : Bahasa Jawa : Unggah-ungguh : 80 menit A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Penelitian Peneliti mengadakan studi pendahuluan di lokasi penelitian yaitu MTs Sultan Agung yang berada di Jln. Gapuro Timur, desa Jabalsari,

Lebih terperinci

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010 PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010 Oleh: Agus Suraningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail:

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi 75 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Veny C Pelamonia NIM : 462012021 Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konsep diri remaja Muslim pengguna Bahasa Jawa Krama (Studi Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konsep diri remaja Muslim pengguna Bahasa Jawa Krama (Studi Deskriptif BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, Peneliti menguraikan data dan hasil penelitian tentang konsep diri remaja Muslim pengguna Bahasa Jawa Krama (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Siswa

Lebih terperinci