ANALISA PENYEBAB LOW SPEED ALL ATTACHMENT PADA UNIT EXCAVATOR PC 400LC - 8 HEX 401 DI PT. HASNUR RIUNG SINERGI SITE RANTAU TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PENYEBAB LOW SPEED ALL ATTACHMENT PADA UNIT EXCAVATOR PC 400LC - 8 HEX 401 DI PT. HASNUR RIUNG SINERGI SITE RANTAU TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 ANALISA PENYEBAB LOW SPEED ALL ATTACHMENT PADA UNIT EXCAVATOR PC 400LC - 8 HEX 401 DI PT. HASNUR RIUNG SINERGI SITE RANTAU TUGAS AKHIR MUHAMMAD UTAMA REZZA PAHLEVI NIM : PROGRAM STUDI ALAT BERAT JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN 2017

2 ANALISA PENYEBAB LOW SPEED ALL ATTACHMENT PADA UNIT EXCAVATOR PC 400LC - 8 HEX 401 DI PT. HASNUR RIUNG SINERGI SITE RANTAU TUGAS AKHIR KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN MUHAMMAD UTAMA REZZA PAHLEVI NIM : PROGRAM STUDI ALAT BERAT JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN 2017

3

4

5

6 Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Rahmat Hariansyah dan Utari Mahrita Adikku tersayang Muhammad Dicky Himawan Yahya Jajaran seluruh dosen dan staff Politeknik Negeri Balikpapan Seluruh dosen dan staff TMAB yang terhormat Kepada dosen pembimbing tugas akhir yang terhormat Bapak Wahyu Anhar, S.T., M.Eng selaku pembimbing 1 Bapak Hadi Hermansyah, S.Si., M.Si. selaku pembimbing 2 Kepada SDH, Supervisor, mekanik PT United Tractors site Rantau Rekan mahasiswa Politeknik Negeri Balikpapan angkatan 2014 Rekan rekan mahasiswa jurusan TMAB angkatan 2014 Serta rekan rekan mahasiswa 3 TM 1

7 ABSTRACT Hydraulic system is a power transfer system by using a liquid or fluid as its intermediary. In a hydraulic system, there is a change of hydraulic power into mechanical power. Before it is converted into mechanical energy, great flow, flow direction and magnitude of the pressure in the hydraulic system must be set in order to obtain a controlled mechanical force direction of movement, speed of movement or energy amount. In the hydraulic system there are some main components, such as Hydraulic Tank, Hydraulic Pump, Control Valve, PPC, Lever Control, and Actuator. Currently there are two types of hydraulic system that was developed for use in heavy equipment, namely the Open Center Load Sensing System (OLSS) and Close Center Load Sensing System (CLSS). In the Excavator PC 400LC - 8 units use the Close Center Load Sensing System (CLSS) hydraulic system. When the researcher did on the job training (OJT) at PT United Tractors site Rantau, the researcher found troubleshooting to the unit Excavator PC 400LC-8 HEX 401 at PT. Hasnur Riung Sinergi site Rantau that caused the unit breakdown or cannot operate. The cause of troubleshooting to the unit Excavator PC 400LC-8 HEX 401 after doing the checking was the low Pressure Pump Control in Self Redusing Pressure Reducing Valve Self due Spool Valve jammed opened (clogging / congestion) and Spool scratched. Because the spool got jammed open then it caused the unit got trouble Low Speed All Attachment. The technique of collecting the data used field observation documentation methods such as photos and soft copydata Excavator PC 400LC-8 HEX 401 unit in order to completed the researcher s final project. Keywords :Hydraulic Systems, CLSS, Control Valve, Self Pressure Redusing Valve, Low Speed All Attachment, Spool Self Pressure Reducing Valve Jammed Open, Spool Self Pressure Reducing Valve scratch.

8 ABSTRAK Sistem hidrolik adalah suatu sistem pemindah tenaga dengan menggunakan zat cair atau fluida sebagai perantaranya. Dalam sebuah sistem hidrolik, terjadi perubahan tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanis. Sebelum diubah menjadi tenaga mekanis, besar aliran, arah aliran dan besarnya tekanan di dalam sistem hidrolik harus diatur agar didapatkan tenaga mekanis yang terkontrol arah gerakannya, kecepatan gerakannya ataupun besarnya tenaganya. Pada sistem hidrolik terdapat komponen-komponen utama yaitu Hydraulic Tank, Hydraulic Pump, Control Valve, PPC, Control Lever, dan Actuator. Saat ini terdapat 2 jenis sistem hidrolik yang di kembangkan untuk dipakai di alat berat yaitu Open Center Load Sensing System (OLSS) dan Close Center Load Sensing System (CLSS). Pada unit Excavator PC 400LC 8 menggunakan sistem hidrolik Close Center Load Sensing System (CLSS). Saat penulis melakukan on the job training (OJT) di PT United Tractors site Rantau, penulis menemukan kerusakan pada unit Excavator PC 400LC 8 HEX 401 di PT. Hasnur Riung Sinergi site Rantau yang menyebabkan unit tersebut mengalami breakdown atau tidak dapat beroperasi. Penyebab terjadinya kerusakan pada unit Excavator PC 400LC 8 HEX 401 setelah di lakukan pengecekan yaitu Control Pump Pressure terlalu rendah pada Self Pressure Redusing Valve dikarenakan Spool Self Reducing Valve jammed open (menyumbat/kemacetan) dan spool mengalami scratch (tergores). Karena spool mengalami jammed open maka menyebabkan unit tersebut mengalami trouble Low Speed All Attachment. Dalam upaya pengumpulan data-data penulis melakukan metode observasi lapangan dan dokumentasi seperti foto-foto dan data-data soft copy unit Excavator PC 400LC 8 HEX 401 untuk melengkapi penyusunan tugas akhir sang penulis. Kata Kunci : Sistem Hidrolik, CLSS, Control Valve, Self Pressure Redusing Valve, Low Speed All Attachment, Spool Self Pressure Reducing Valve Jammed Open, Spool Self Pressure Reducing Valve Scartch.

9 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT,atas segala rahmat dan karunia-nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul ANALISA PENYEBAB LOW SPEED ALL ATTACHMENT PADA UNIT EXCAVATOR PC 400LC 8 HEX 401 DI PT. HASNUR RIUNG SINERGI SITE RANTAU sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Laporan tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dari Politeknik Negeri Balikpapan sebagai Diploma III. Di dalam penyusunan laporan tugas akhir banyak mendapat bantuan baik secara langsung dari berbagai pihak, dan bantuan tersebut mempunyai arti yang sangat besar bagi penyelesaian laporan tugas akhir ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas bimbingan, serta bantuan yang di berikan dari berbagai pihak, antara lain kepada : 1. Bapak Ramli, SE., M.M, sebagai Direktur Politeknik Negeri Balikpapan. 2. Bapak Zulkifli, S.T., M.T, sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin sekaligus wali dosen yang telah memberikam semangat dan dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini 3. Bapak Wahyu Anhar, S.T., M.Eng, sebagai dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan saran, dukungan serta arahan-arahan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Bapak Hadi Hermansyah, S.Si., M.Si, sebagai dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan saran, dukungan serta arahan-arahan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Seluruh dosen dan staff Jurusan Teknik Mesin Alat Berat Politeknik Negeri Balikpapan atas ilmu dan motivasi yang telah diberikan. 6. Ayahanda, ibunda dan adik tercinta yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan baik moral maupun material. 7. Service division head, supervisior dan mekanik PT.United Tractors site Rantau yang telah memberikan ilmu selama penulis On the Job Training.

10 8. Rekan-rekan mahasiswa Politeknik Negeri Balikpapan angkatan 2014 yang telah memberikan semangat dan dukungan hingga tugas akhir ini selesai. 9. Seluruh kawan-kawan angkatan 2014 Jurusan Teknik Mesin yang selalu mendukung dan memberikan semangat hingga tugas akhir ini selesai. 10. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penyususan laporan tugas akhir ini masih banyak sekali terdapat kekurangan. Untuk itu dengan kerendahan hati penyusun mengharapkan adanya saran-saran dan kritik yang bersifat membangun dan memotivasi demi menyempurnakan laporan tugas akhir ini. Balikpapan, 1 Agustus 2017 Muhammad Utama Rezza Pahlevi NIM :

11 DAFTAR ISI Halaman COVER... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii SURAT PERNYATAAN... iii SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... iv LEMBAR PERSEMBAHAN... v ABSTRACT... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan... 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Umum Mengenai Unit Komatsu Hydraulic Excavator Struktur dan Fungsi System Hydraulic Excavator Bagian Bagian Hydraulic System Hydraulic System Sifat Sifat Fluida Hukum Pascal Basic Circuit Hydraulic Komponen System Hydraulic Hydraulic Tank Hydraulic Pump... 8

12 2.4.3 Control Valve Actuator Self Pressure Reducing Valve Prinsip Kerja Self Pressure Reducing Valve Definisi Keausan Jenis Jenis Keausan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Instrument Penelitian Alat dan Bahan Penelitian Hasil Pengukuran Prosedur Penelitian Diagram Alir Penelitian BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Kronologi Permasalahan Analisa Permasalahan Step Troubleshooting Analisa dan Pembahasan Masalah BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran DAFATAR PUSTAKA LAMPIRAN

13 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Komatsu Hydraulic Excavator PC 400LC 8 4 Gambar 2.2 Prinsip Dasar dari OLSS 7 Gambar 2.3 Prinsip Dasar dari CLSS 8 Gambar 2.4 Prinsip Kerja Self Pressure Reducing Valve 13 Gambar 2.5 Pengoperasian (Engine Stopped) 14 Gambar 2.6 Pengoperasian (Pressure (A2) Lower Than (PR)) 15 Gambar 2.7 Pengoperasian (Tekanan Beban (P2) Tinggi) 16 Gambar 2.8 Pengoperasian (Ketika Abnormal Pressure) 17 Gambar 2.9 Proses Perpindahan dari Logam secara Adhesi 17 Gambar 2.10 Proses Cutting 17 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 22 Gambar Step Troubleshooting 26 Gambar 4.2 Troubleshooting Chart 28 Gambar 4.3 Strainer Oil Hydraulic Terdapat banyak Kotoran 29 Gambar 4.4 Hasil Data Pengukuran Pressure Unit 31 Gambar 4.5 Disassembly Self Pressure Reducing Valve 32 Gambar 4.6 Spool Self Pressure Reducing Valve Terdapat Goresan 32 Gambar 4.7 Analisa dan Pembahasaan Masalah 36

14 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Rumus Hukum Pascal 6 Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Pressure 22

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 MCR (Machine Condition Report) EMR (Emergency Machine Report) TSR (Technical Service Report) Hydraulic Circuit Diagram

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Excavator adalah suatu alat dengan perlengkapan backhoe untuk perkerjaan menggali, membuat paret, mengangkat material. Selain itu excavator juga dapat digunakan pada sektor pertambangan. Di unit tersebut terdapat komponen-komponen utama dalam system hydraulic yaitu meliputi hydraulic tank, hydraulic pump, control valve, dan actuator. Attachment kerja Excavator terdiri dari arm, boom, dan bucket yang di gerakan oleh tenaga hydraulic. Apabila unit excavator mengalami kerusakan hal ini akan sangat menghambat produktivitas dan dapat mengalami kerugian bila tidak di lakukan perbaikan dengan cepat. Oleh karena itu unit tersebut harus perlu di lakukan periodical maintenance agar unit tersebut dapat bekerja dengan maksimal sebelum berakhir masa life time unit tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis selama On the Job Training (OJT), penulis sering menemukan kerusakaan pada unit excavator terkait dengan system hydraulic. Sehingga saat penulis menemukan kerusakan pada unit Excavator PC 400LC 8 dengan nomor lambung HEX 401 yang mengalami kerusakan terkait dengan system hydraulic yang menyebabkan unit mengalami Low Speed All Attachment membuat penulis tertarik untuk menganalisa penyebab terjadinya kerusakan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penulisan rumusan masalah ini, penulis akan membahas terjadinya permasalahan Low Speed All Attachment pada unit Excavator PC 400LC 8 HEX 401 sebagai berikut : 1. Apakah yang menyebabkan terjadinya Low Speed All Attachment pada unit Excavator PC 400LC 8 HEX 401? 2. Dampak apakah yang ditimbulkan oleh permasalahan Low Speed All Attachment pada unit Excavator PC 400LC 8 HEX 401? 1

17 2 1.3 Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang terdapat dalam penelitan maka penulis memberikan batasan masalah agar penyajiannya tidak menyimpang terlalu jauh dari tujuan penelitian yang diinginkan. 1. Penulis tidak melakukan analisa data Oil Sample Analysis pada unit tersebut. 2. Penulis tidak melakukan analisa yang lebih detail pada komponenkomponen hydraulic lainnya dan terfokus pada self pressure reducing valve karena permasalahan awal terjadi pada self pressure reducing valve jammed. 3. Pemeriksaan terkait permasalahan yang terjadi meliputi pengecekan front pump pressure, rear pump pressure, unload valve, main relief valve, self pressure reducing valve. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mencari penyebab terjadinya Low Speed All Attachment pada unit Excavator PC 400LC 8 HEX Mengetahui dampak akibat permasalahan Low Speed All Attachment pada unit Excavator PC 400LC 8 HEX Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Diharapkan dari penulisan tugas akhir ini dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang Heavy Equipment. 2. Menambah informasi serta wawasan bila terjadi permasalahan Low Speed All Attachment pada unit Excavator PC 400LC Memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan analisa penyebab terjadinya Low Speed All Attachment pada unit Excavator PC 400LC 8.

18 3 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari penulisan tugas akhir ini, maka penulis menyusun tugas akhir ini menjadi 5 (lima) bab. Berikut ini adalah penjelasaan tentang isi dari bab-bab yang ada dalam tugas akhir ini. BAB I : PENDAHULUAN Berisikan pendahuluan yang mencakup tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Berisikan tentang teori-teori dasar yang mencakup pada permasalahan yang ada di dalam karya tulis tersebut. BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Berisikan tentang tanggal dan waktu penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, dan lampiran data. BAB IV: HASIL OBSERVASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisikan tentang data-data observasi dan pengupayaan penanggulangan dalam analisa penyebab terjadinya Low Speed All Attachment pada unit Excavator PC 400LC 8 HEX 401, hasil foto-foto observasi dan pembahasaan untuk analisa penyebab terjadinya Low Speed All Attachment pada unit Excavator PC 400LC 8 HEX 401. BAB V: PENUTUP Berisikan tentang kesimpulan dan saran agar tidak terjadi permasalahan yang sama tentang penyebab terjadinya Low Speed All Attachment pada Unit Excavator PC 400LC 8. DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar-daftar refrensi yang digunakan oleh penulis dalam menyusun penulisan tugas akhir. LAMPIRAN Berisi lampiran-lampiran data penelitian.

19 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Umum Mengenai Unit Komatsu Hydraulic Excavator Komatsu hydraulic excavator merupakan sebuah perangkat alat berat yang memiliki kontruksi yang dapat berputar 360º dengan sistem penggeraknya full hydraulic, sehingga alat ini dapat dengan lincah untuk melakukan pekerjaan penggalian dan pemindahan muatan bahkan ditempat yang sempit. Dikarenakan kontruksinya yang fleksibel membuatnya cocok untuk mengerjakan beberapa jenis bidang pekerjaan, semisal agrikultur, forestry, mining dan construksi. Untuk mengetahui excavator PC 400LC 8 bisa di lihat pada Gambar 2.1. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari hydraulic excavator : 1. Digging (menggali) 2. Loading (memuat) 3. Lifting (mengangkat material) 4. Scraping (mengikis tebing) 5. Braking (menghancur batu) 6. Gradding (meratakan) Gambar 2.1 Komatsu Hydraulic Excavator PC 400 LC 8 Sumber : Miniatur Construction World.co.uk 4

20 Struktur dan Fungsi System Hydraulic Excavator Hydraulic excavator terdiri dari 3 system utama yakni engine, electric, hydraulic. Dimana engine system berfungsi sebagai penghasil torsi utama pada unit hydraulic excavator. Sedangkan electric system berperan sebagai pengatur semua gerakan unit hydraulic excavator melalui controller. Sedangkan hydraulic system berfungsi sebagai penggerakan akhir setelah torsi di salurkan dari engine Bagian Bagian Hydraulic System Hydraulic system mempunyai tiga komponen utama yaitu main pump, control valve dan actuator. Main pump berfungsi untuk mengalirkan flow menuju control valve dan actuator. Control valve berfungsi sebagai pembatas pressure pada hydraulic system serta berfungsi untuk membagi aliran dari main pump ke actuator. Sedangkan actuator berfungsi sebagai penggerak akhir. 2.2 Hydraulic System Hydraulic system ini memiliki peran penting khususnya pada unit alat berat yang dalam pengoperasiannya menggunakan tenaga hydraulic seperti dump truck, bulldozer, excavator, dan lain-lain. Prinsip dasar hydraulic digunakan untuk mengoperasikan implement hydraulic alat berat, seperti steering system, brake system, power train system, work attachment, dan implement lainnya. Prinsip-prinsip hydraulic berlaku ketika bekerja dengan menggunakan zat cair bertekanan dan mengalir. Untuk itu perlu memahami beberapa hukum yang akan dijelaskan pada pembahasan berikut Sifat Sifat Fluida Beberapa alasan penggunaan fluida dalam hydraulic system karena sangat multi-guna, efisien, dan sederhana dalam menyalurkan tenaga. Fluida yang digunakan dalam hydraulic system adalah oli karena tidak

21 6 akan mampat, tidak mudah panas dan beku pada temperature tertentu seperti air, dan mampu melumasi system yang dipergunakan. Beberapa kelebihan penggunaan fluida dalam hydraulic system, sebagai berikut : A. Fluida mampu menyesuaikan sesuai dengan bentuk B. Fluida tidak dapat dimampatkan C. Fluida dapat meneruskan tekanan kesegala arah Hukum Pascal Dari sifat-sifat fluida yang sudah digambarkan di atas, akan sesuai dengan hukum Pascal. Bunyi Hukum Pacsal tersebut adalah Tekanan yang bekerja pada suatu zat cair pada ruangan tertutup, akan diteruskan ke segala arah dan menekan dengan gaya yang sama pada luas area yang sama. Artinya, gaya yang bekerja di setiap bagian dari hydraulic oil system akan meneruskan tekanan yang sama ke segala arah di dalam system. Untuk mengetahui rumus hukum pascal dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Rumus Hukum Pascal Rumus Hukum PASCAL P = F/A Dimana : P = Tekanan (Pa) F = Gaya (N) A = Luas penampang (m²) 2.3 Basic Circuit Hydraulic Dalam sebuah system hydraulic, terjadi perubahan tenaga dari tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanis. Sebelum di rubah menjadi tenaga mekanis, besarnya aliran, arah aliran dan besarnya tekanan di dalam system hydraulic harus diatur agar didapatkan tenaga mekanis yang terkontrol arah gerakannya,

22 7 kecepatan gerakannya maupun besar tenaganya. Saat ini terdapat 2 jenis system hydraulic yang di gunakan pada unit alat berat yaitu Open Center Load Sensing System (OLSS) dan Close Center Load Sensing System (CLSS). A. OPEN CENTER LOAD SENSING SYSTEM Pada open center load sensing system, jika control valve dalam keadaan netral, maka aliran oli yang di supply oleh pompa langsung dikembalikan ke tangki hidrolik. Pada saat itu, flow-nya maksimum sedangkan pressure-nya nol. Berikut prinsip dasar dari OLSS dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Prinsip Dasar dari OLSS Sumber : BMC-Hydraulic System B. CLOSE CENTER LOAD SENSING SYSTEM Pada close center load sensing system, jika control valve dalam keadaan netral, maka saluran dari pompa akan tertutup. Sehingga tekanan sistem akan meningkat dan jika sudah mencapai batas yang sudah ditentukan, supply pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk menjaga tekanan dalam sistem agar tetap pada tekanan maksimum sistem. Berikut prinsip dasar dari CLSS dapat dilihat pada Gambar 2.3.

23 8 Gambar 2.3 Prinisp Dasar dari CLSS Sumber : BMC-Hydraulic System 2.4 Komponen System Hydraulic Pada sistem hidrolik terdapat komponen-komponen utama yaitu Hydraulic Tank, Hydraulic Pump, Control Valve, dan Actuator Hydraulic Tank Fungsi utama dari hydraulic oil tank adalah untuk menyimpan oli. Akan tetapi oil tank juga mempunyai beberapa fungsi lain. Oil tank harus bisa menyerap panas dan memisahkan udara dari oli Hydraulic Pump Hydraulic Pump berfungsi sebagai pemompa oil hydraulic dari tank hydraulic menuju ke hydraulic system dan bersamaan komponen lain menimbulkan hydraulic pressure (tenaga hidrolik). Hydraulic Pump diklasifikasikan menjadi dua : a. Non Positive Displacement Pump Non positive displacement pump memiliki clearance yang besar antara komponen-komponennya. Outlet flow pada non positive displacement pump akan turun jika outlet pressurenya meningkat. Pompa ini biasa digunakan pada system yang bertekanan rendah seperti pada water pump.

24 9 Contoh pompa jenis ini adalah pompa centrifugal dan pompa propeller. b. Positive Displacement Pump Positive displacement pump memiliki clearance antara komponen-komponennya lebih kecil, sehingga mengurangi kehilangan pressure dan lebih efektif digunakan pada high pressure hydraulic system. Positive displacement pump diklasifikasikan menjadi tiga jenis : a. Gear Pump b. Vane Pump c. Piston Pump Control Valve Hydraulic pump menghisap oli dari hydraulic tank kemudian mensupply kedalam sistem. Aliran yang dihasilkan hydraulic pump tersebut dinaikkan tekanannya, diatur jumlah alirannya dan diatur arah alirannya untuk mengoperasikan perlengkapan kerja unit. Pengaturan ini dilaksanakan oleh hydraulic control valve (katup pengontrol hidrolik). Berdasarkan fungsinya, hydraulic control valve terbagi menjadi empat jenis, yaitu : A. Directional Control Valve B. Flow Control Valve C. Additional Valve D. Pressure Control Valve a. Directional Control Valve Directional control valve berfungsi untuk mengontrol arah dari gerakan silinder hidrolik atau motor hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli. Directional control valve terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu

25 10 series valve circuit, tandem valve circuit dan parallel valve circuit. b. Flow Control Valve Flow control valve adalah katup yang berfungsi mengatur jumlah aliran oli yang akan masuk ke actuator. Katup-katup yang termasuk kedalam katup pengontrol jumlah aliran adalah throttle valve, suction valve, flow reducing valve, flow divider valve, demand valve, dan quick drop valve. c. Additional Valve Selain ketiga jenis control valve yang sudah disebutkan diatas, pada hydraulic system juga terdapat bermacam-macam jenis valve pelengkap yang terpasang pada unit, diantaranya pilot check valve, orbitrol valve, shuttle valve, PPC valve. d. Pressure Control Valve Pressure control valve adalah valve pengatur tekanan di dalam system dengan mengembalikan semua atau sebagian aliran ke tank jika tekanan dalam sirkuit telah mencapai setting pressure guna menjaga ataupun mengatur tekanan dalam system. Pressure control valve terbagi menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu tipe poppet, tipe piston dan tipe pilot Actuator Actuator berfungsi untuk menggerakkan perlengkapan kerja (attachment). Dimana prinsip kerja dari actuator adalah merubah energi kinetis menjadi energi mekanik baik dalam bentuk reciprocating (naik turun) maupun rotary (putaran). Pada system hydraulic, actuator ada dua yaitu :

26 11 a. Hydraulic Cylinder Berfungsi untuk merubah energi kinetis menjadi energi mekanik dengan pergerakan naik turun (reciprocating) yang dimanfaatkan untuk menggerakan perlengkapan kerja (attachment). Hydraulic cylinder terbagi menjadi dua jenis, yaitu single acting dan double acting. 1. Single Acting Pada tipe ini cilinder hidrolik bergerak naik karena tekanan oli dan bergerak turun karena berat dari beban itu sendiri (gaya gravitasi). Contoh pemakaian single acting ini adalah Forklift. 2. Double Acting Pada tipe ini pergerakan naik turun dari cilinder hidrolik berdasarkan tekanan oli. Contoh pemakaian double acting ini adalah pada unit-unit alat berat seperti bulldozer, motor grader dan wheel loader. b. Hydraulic Motor Hydraulic motor adalah bentuk lain actuator. Kalu cylinder mengahasilkan gerakan bolak-balik, maka hydraulic motor menghasilkan putaran (rpm). Bekerja hydraulic motor berlawanan dengan pompa. Pompa : merubah tenaga mekanis (putar) menjadi tenaga hidrolis. Motor : merubah tenaga hidrolis menjadi tenaga mekanis (putar). Pompa dapat juga dipakai sebagai motor, tetapi tidak boleh digunakan tampa perubahan semua factor yang berhubungan dengan motor. Kalau hal ini dilakukan maka akan terjadi keausan yang parah pada shaft dan bearing.

27 12 Besarnya kecepatan dan torque output shaft motor bergantung pada displacement motor, yaitu volume output setiap putarannya. Semakin besar volume output putarannya torque outputnya semakin besar pula. Seperti halnya pompa. Motor di rancang dalam dua jenis displacement (pemindahan oli), yaitu : 1. Field Displacement Motor constant, sedangkan kecepatan dapat diubah-ubah dengan variasikan aliran masuknya (input flow). Jadi pompa ini dipakai terutama menghasilkan putaran. 2. Variable Displacment Motor jenis ini baik putaran maupun torquenya dapat diubah-ubah (bervariasi). Aliran input (input flow) dan tekanannya bisa constan saja, sedangkan kecepatan dan torquenya dapat diubah-ubah dengan menggerakan mekanisme yang akan merubah displacement motornya. Berdasarkan strukturnya, hydraulic motor dibedakan menjadi empat jenis : a. Gear Motor b. Vane Motor c. Piston Motor d. Orbit Motor

28 Self Pressure Reducing Valve Self pressure reducing valve berfungsi untuk mengurangi tekanan discharge dari main pump dan meneruskannya sebagai tekanan pengontrol untuk solenoid valve, EPC valve dan lainnya. Standart output pressure pada self pressure reducing valve adalah kg/cm² ( MPa). Berikut prinsip kerja self pressure reducing valve dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Prinsip Kerja Self Pressure Reducing Valve Sumber : PC400LC-8R_SHOP MANUAL_SEN Keterangan : 1. Pressure Valve 2. Spring Pressure Valve 3. Spring Pilot/Poppet 4. Pilot/Poppet 5. Spring Pressure Reducing Valve 6. Spool Reducing Valve

29 Prinsip Kerja Self Pressure Reducing Valve Self pressure reducing valve merupakan pressure control valve normally open. Yang mana valve ini pada kondisi normal akan tetap membuka jalur oil pada system dan akan menutup pada saat tekanan dalam system meningkat melebihi set pressure yang telah ditentukan Ketika Engine Stopped Gambar 2.5 Pengoperasian (Engine Stopped) Sumber : PC400LC-8R_SHOP MANUAL_SEN Pada Gambar 2.5 saat engine berhenti, poppet (4) tertekan oleh spring (3) sehingga port (PR) tidak terhubung dengan port (TS). Dan spool (6) tertekan oleh spring (5) ke kiri sehingga port (P2) terhubung dengan port (TS) dan tidak ada tekanan yang tersimpan di dalam self pressure reducing valve. Valve (1) tertekan oleh spring (2) ke kiri sehingga jalur dari port (P2) ke port (A2) tertutup.

30 Saat Posisi Netral Ketika Tekanan Beban (P2) Rendah Pada Gambar 2.6 saat load pressure (A2) lebih rendah dari output pressure self pressure reducing valve, valve (1) menutup jalur port (P2) dan (A2) karena spring (2) dan tertekan pressure (PR) (0 kg/cm²). setelah pressure (P2) sama dengan spring (2) valve (1) mulai membuka untuk menjaga tekanan (P2) tetap konstan sampai port (PR). Ketika pressure (PR) meningkat diatas aet pressure, aliran oli akan masuk ke orifice (a) pada spool (6) dan oli mendorong poppet (4) untuk di drain (TS). Gambar 2.6 Pengoperasian (Pressure (A2) Lower Than (PR)) Sumber : PC400LC-8R_SHOP MANUAL_SEN Terjadi perbedaan pressure sebelum dan sesudah orifice (a) pada spool (6) sehingga membuat spool (6) bergerak dan menutup jalur dari port (P2) ke port (PR). Dengan begini pressure (P2) direduksi saat poppet terbuka dan menyesuaikan tekanan yang konstan pada port (PR).

31 Ketika Tekanan Beban (P2) Tinggi Pada Gambar 2.7 saat digunakan digging atau semacamnya tekanan beban (A2) meningkat dan discharge dari pompa meningkat sehingga mampu mengalahkan spring (2) dan membuka valve (1) sampai penuh. Hasil dari peningkatan pressure antara port (P2) dan port (A2) adalah berkurangnya nilai hambatannya sehingga mengurangi kehilangan horsepower dari engine. Pada saat pressure port (PR) meningkat diatas set pressure aliran oli akan masuk ke orifice pada spool (6) dan membuka poopet sehingga kelebihan pressure akan di drain ke tank (TS). Gambar 2.7 Pengoperasian (Tekanan Beban (P2) Tinggi) Sumber : PC400LC-8R_SHOP MANUAL_SEN Terjadi perbedaan pressure sebelum dan sesudah orifice (a) pada spool (6) sehingga membuat spool (6) bergerak dan menutup jalur dari port (P2) ke port (PR). Dengan begini pressure (P2) direduksi saat poppet terbuka dan menyesuaikan tekanan yang konstan pada port (PR).

32 Saat Terjadi Tekanan Tinggi yang Abnormal Gambar 2.8 Pengoperasian (Ketika Abnormal Pressure) Sumber : PC400LC-8R_SHOP MANUAL_SEN Pada Gambar 2.8 ketika pressure (PR) dari self pressure reducing valve menjadi tinggi secara abnormal, maka abnormal pressure menuju ke safety valve (ball) (7) dan menekan spring (8) untuk membuka dan mengalirkan oli dari port (PR) menuju ke tank (TS). Sehingga menurunkan tekanan di port (PR) untuk melindungi PPC valve, solenoid valve dan komponen lainnya dari abnormal pressure.

33 Definisi Keausan Definisi paling umum dari keausan yang telah dikenal sekitar 50 tahun lebih yaitu hilangnya bahan dari suatu permukaan atau perpindahan bahan dari permukaannya ke bagian yang lain atau bergeraknya bahan pada suatu permukaan. Definisi lain tentang keausan yaitu sebagai hilangnya bagian dari permukaan yang saling berinteraksi yang terjadi sebagai hasil gerak relatif pada permukaan Keausan yang terjadi pada suatu material disebabkan oleh adanya beberapa mekanisme yang berbeda dan terbentuk oleh beberapa parameter yang bervariasi meliputi bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan geometri permukaan benda yang terjadi keausan Jenis-jenis Keausan a. Adhesive Wear Keausan adhesif adalah salah satu jenis keausan yang disebabkan oleh terikat dan berpindahnya partikel dari suatu permukaan material yang lemah ke material yang lebih keras. Gambar 2.9 Proses Perpindahan dari Logam secara Adhesi Sumber : Tribologi, Daerah Pelumasan dan Keausan Pada Gambar diatas proses itu bermula ketika benda dengan kekerasan yang lebih tinggi menyentuh permukaan yang lemah kemudian terjadi pengikatan. Pengikatan ini terjadi secara spontan dan dapat terjadi dalam suhu yang rendah atau moderat. Adhesive wear sering juga disebut galling, scoring, scuffing, seizure, atau seizing.

34 19 b. Abrasive wear Keausan abrasif disebabkan oleh hilangnya material dari permukaan sebuah benda oleh material lain yang lebih keras. Ada dua kategori keausan ini, yaitu: 1. Two body abrasion Keausan ini disebabkan oleh hilangnya material karena proses rubbing (penggarukan) oleh material lain yang lebih keras dibanding material yang lain. Sehingga mateial yang lunak akan terabrasi. Contohnya pada proses permesinan, antara lain cutting, atau turning. Gambar 2.10 Proses Cutting Sumber : Tribologi, Daerah Pelumasan dan Keausan 2. Three body abrasion Aus yang disebabkan proses galling sehingga serpihan hasil gesekan yang terbentuk (debris) mengeras serta ikut berperan dalam hilangnya material karena proses gesekan yang terjadi secara berulang-ulang. Jadi pengertian tiga benda disini adalah dua material yang saling bergesekan dan sebuah benda serpihan hasil gesekan. Sedangkan pada keausan dua benda, debris atau serpihan hasil gesekan tidak ada.

35 20 c. Surface fatigue wear Keausan lelah pada permukaan pada hakikatnya bisa terjadi baik secara abrasif atau adhesif. Tetapi keausan jenis ini terjadi secara berulang-ulang dan periodik. Hal ini akan berakibat pada meningkatnya tegangan geser. Pada Gambar 10 mengilustrasikan tentang pertumbuhan retak pada permukaan benda. Ketidaksempurnaan dalam struktur material salah satu penyebabnya adalah lokasi yang kosong yang ada dalam susunan butir pembentuk material.

36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilakukan adalah field research, guna untuk menganalisa penyebab Low Speed All Attachment pada unit Excavator PC 400LC 8 komatsu, dengan model engine SAA6D125E-5, yang melibatkan data primer dan data sekunder. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada saat penulis melakukan on the job training (OJT) di PT. United Tractor site Rantau Kalimantan Selatan dengan unit customer yang mengalami trouble di PT. Hasnur Riung Sinergi site Rantau, selaku customer PT. United Tractors Tbk. Waktu penelitian dilakukan mulai tanggal 01 Juli 31 November Instrument Penelitian Instrument penelitian adalah perantara yang di gunakan untuk membantu melakukan penelitian, yaitu : 1. Berupa dokumen laporan kerusakan unit yang mengalami trouble. 2. Berupa Form MCR (Machine Condition Report) yaitu Form yang digunakan untuk menulis hasil data pengukuran actual yang di peroleh dari pengecekan dan pengukuran dari unit yang mengalami trouble tersebut. 3. Shop manual Excavator PC 400LC 8 komatsu yaitu sebagai referensi atau acuan dalam proses perbandingan pengukuran data secara actual dengan data standart pabrikan. 21

37 Alat dan Bahan Penelitian Alat Penelitian yang Digunakan : 1. Helm safety, safety shoes dan safety googles. 2. Tool boxs set. 3. Pressure gauge untuk mengukur hydraulic pressure. 4. majun untuk membersihkan komponen. 5. CRC, CO Contact Cleaner yaitu cairan yang di gunakan untuk membersihkan komponen. Bahan Penelitian meliputi : 1. Tipe unit : Excavator PC 400LC 8 2. Branch/site : Rantau 3. Date : 05/10/ Lokasi unit : PT. Hasnur Riung Sinergi site Rantau, Kalsel 5. Hours meter : hours 6. S/N unit : J S/N Engine : Engine model : SAA6D125E-5 9. Machine code : HEX Trouble diagnose : Low Speed All Attachment 3.5 Data Hasil Pengukuran Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Pressure No Komponen Aspek Pengukuran Nilai Standart 1 Unload Valve Pressure kg/cm² 2 Main Relief Pressure Valve kg/cm² 3 Self Pressure Pressure Reducing kg/cm² Valve Nilai Aktual 36 kg/cm² 320 kg/cm² 14 kg/cm² Keterangan OK NOT OK NOT OK

38 Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan prosedur untuk menentukan dan memecahkan permasalahan yang ada di lapangan agar unit dapat di lakukan perbaikan dengan tepat dan benar. Dalam melakukan prosedur tersebut peneliti menggunakan langkah troubleshooting (troubleshooting step), yaitu sebagai berikut : 1. Possibities Causes Yaitu dugaan sementara yang didapatkan dari keluhan informasi yang telah disampaikan oleh operator terkait keluhan yang di alami saat mengoperasikan unit Excavator PC 400LC Observe & Diagnostic Observasi dilakukan untuk mengambil data yang terdapat pada unit Excavator PC 400LC 8. Observasi yang telah dilakukan yaitu berupa hasil data pengecekan dan pengukuran dari unit dan melakukan diagnosa dengan melihat acuan standart shopmanual Excavator PC 400LC 8 berdasarkan penyebab permasalahan unit tersebut. 3. Collect Data Setelah melakukan observasi, pengecekan dan pengukuran terhadap unit maka didapatkan hasil data actual yang sesuai untuk di lakukan analisa lebih lanjut. 4. Analysis Data yang telah di peroleh dapat di analisa dengan membandingkan hasil data actual dengan data acuan yang ada di shop manual Excavator PC 400LC 8. Data yang dapat diolah adalah data yang diambil secara actual, waktu terjadinya trouble, lokasi operasi unit dan sesuai dengan standart pengetesan mesin dan dilakukan dengan benar serta cocok dengan keluhan yang terjadi pada mesin atau unit tersebut.

39 24 5. Suspected Cause Penyebab utama akan didapatkan setelah melakukan langkah analisa data yang telah diolah seperti data kualitatif dan kuantitatif. 6. Conclusion Kesimpulan yang dapat diambil untuk menentukan langkah apa yang harus dilakukan terhadap unit yang mengalami trouble. Lalu kondisi komponen atau part yang rusak yang menyebabkan unit tersebut mengalami trouble maka harus melakukan rekomendasi kepada customer untuk mengganti part baru, repair atau rekondisi apabila part tersebut masih bisa di perbaiki. 7. Action To Improvement Langkah yang terakhir yaitu langkah untuk memperbaiki unit sesuai dengan rekomendasi yang di anjurkan sesuai dengan kerusakan pada unit tersebut agar unit dapat diperbaiki dengan tepat dan memberikan solusi agar unit tersebut tidak mengalami trouble yang sama dan dalam kondisi performa unit baik saat di operasikan. 3.7 Diagram Alir Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis memerlukan gambaran penelitian seperti diagram alir untuk memudahkan pembaca maupun penulis untuk memahami masalah yang diangkat oleh penulis. Diagram alir penelitian tersebut dapat digambarkan pada diagram 3.1 sebagai berikut. Start Indentifikasi dan Rumusan Masalah A

40 25 A Studi Lapangan Studi Literatur Dokument asi Observasi Shop Manual Internet Pengumpulan Data Data Primer 1. Dokumentasi 2. Hasil Observasi 3. MCR Data Sekunder 1. TSR 2. EMR Pengolahan Data Analisa Data Hasil Pembahasan dan Penelitian Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian

41 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Kronologi Permasalahan Pada tanggal 05 Oktober 2016 di PT. Hasnur Riung Sinergi site Rantau, Operator Excavator PC 400LC 8 dengan nomor kode HEX 401 melaporkan kerusakan pada mekanik bahwa HEX 401 mengalami masalah ketika unit sedang beroperasi tiba-tiba all attachment unit bergerak lambat sehingga untuk melakukan perkerjaan menjadi terganggu. Akhirnya unit langsung di lakukan perbaikan untuk meminimalisir waktu produktivitas unit yang terpending akibat kerusakan unit tersebut. 4.2 Analisa Permasalahan Berdasarkan hasil dari shop manual dan pengetahuan tambahan dari senior mekanik dapat dilakukan pemeriksaan untuk menemukan masalah dari unit yang tiba-tiba mengalami low speed all attachment dengan cara mengikuti prosedur dari 8 langkah troubleshooting agar dapat menganalisa permasalahan dengan benar dan melakukan perbaikan dengan tetap sesuai dari hasil analisa permasalahan tersebut. 8 step troubleshooting dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut. Gambar Step Troubleshooting Sumber : BMC 8 Step Troubleshooting 26

42 Step Troubleshooting Trouble Permasalahan : Low Speed All Attachment 1. Step 1 : Troubleshooting Chart Informasi yang di dapatkan dari customer mengenai unit yang mengalami trouble yaitu unit mengalami trouble low speed all attachment saat sedang beroperasi di area tambang batu bara. Lalu dilakukan pengecekan gejala trouble dengan melihat troubleshooting chart yang terdapat di shop manual unit tersebut.

43 28 Gambar 4.2 Troubleshooting Chart Sumber : PC400LC-8R_SHOP MANUAL_SEN Step 2 : Possibilities Causes Setelah mendapat informasi sementara dari customer menganai unit yang mengalami trouble maka dilakukan pengecekan dari hasil troubleshooting chart dengan melihat kemungkinan penyebab permasalahan dari shop manual unit tersebut sebelum melakukan perbaikan pada unit. Kemungkinan penyebab unit mengalami trouble low speed all attachment yaitu tidak berfungsinya tidak berfungsinya self pressure reducing valve, tidak berfungsinya unload valve, tidak berfungsinya main relief valve, tidak berfungsinya pc valve, tidak berfungsinya ls-epc valve, tidak berfungsinya ls valve, tidak berfungsinya servo piston, rusaknya servo pump.

44 29 3. Step 3 : Observe & Diagnostic Dilakukan observasi pemeriksaan pada unit untuk mencari kemungkinan-kemungkinan penyebab trouble lainnya. Hasil dari observasi pemeriksaan pada unit yaitu pengecekan oil engine, pengecekan fuel filter, pengecekan fuel tank, pengecekan oil hydraulic, pengecekan hydraulic tank, pengecekan strainer oil hydraulic. Gambar 4.3 Strainer Oil Hydraulic terdapat banyak kotoran dan partikel-psrtikel asing Sumber : Data Dokumentasi Pribadi Pada Gambar 4.3 diatas strainer oil hydraulic terdapat banyak kotoran dan partikel asing seperti gram-gram berukuran kecil. Memang sesuai fungsinya dari strainer oil hydraulic yaitu untuk menyaring kotoran atau partikel asing. Karena tidak dilakukan pengujian oil sample analysis maka diduga ada partikel-partikel asing yang berukuran lebih kecil yang bias lolos melalui strainer oil hydraulic tersebut. 4. Step 4 : Collect Data Dilakukan pengukuran pada unit agar diketahui komponenkomponen apa saja yang mengalami kerusakan sehingga menyebabkan unit mengalami trouble.

45 30

46 31 Gambar 4.4 Hasil Data Pengukuran Pressure Unit Sumber : MCR Unit (Machine Condition Report) 5. Step 5 : Analysis Setelah dilakukan pengukuran pressure pada unit dan di dapatkan hasilnya maka dilakukan perbandingan hasil actual pengukuran dengan hasil standart pengukuran pressure dari shop manual unit. Setelah dilakukan perbandingan di temukan bahwa pressure dari working speed attachment di luar standart dan pressure pada self pressure reducing valve hanya 14 kg/cm².

47 32 6. Step 6 : Suspected Causes Pada komponen self pressure reducing valve hasil actualnya pengukuran pressurenya hanya 14 kg/cm² sedangkan standartnya adalah kg/cm². Karena pressurenya terlalu rendah maka dilakukan adjusting pressure agar pressure dari self pressure reducing valve tersebut dapat kembali normal pressurenya menjadi standart kg/cm². akan tetapi setalah dilakukan adjusting pressure tidak mengalami perubahan pressure sehingga diperkirakan bahwa self pressure reducing valve bermasalah dan dilakukan disassembly pada self pressure reducing valve. Gambar 4.5 Disassembly Self Pressure Reducing Valve Sumber : Data Dokumentasi Pribadi 7. Step 7 : Conclusion Setelah dilakukan disassembly pada self pressure reducing valve, ditemukan bahwa terdapat banyak partikel asing. Karena partikel asing yang sangat kecil dan banyak tersebut maka dapat menghambat pergerakan dari spool dan body spool mengalami goresan akibat partikel asing tersebut. Spool mengalami goresan Gambar 4.6 Spool Self Pressure Reducing Valve terdapat goresan Sumber : Data Dokumentasi Pribadi

48 33 Spool mengalami goresan dikarenakan terjadi gesekan terhadap partikel asing yang berukuran kecil.adanya pola goresan di permukaan spool menunjukan spool mengalami keausan abrasive (three body abrasive). Keausan abrasive (three body abrasive) terjadi dikarenakan adanya partikel asing diantara dua bidang yang saling kontak tersebut. Setelah dilakukan analisa permasalahan dengan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh sesuai dengan panduan dari shop manual dan langkahlangkah troubleshooting. Maka penyebab permasalahannya unit tersebut adalah self pressure reducing valve jammed opened. Karena spool dari self pressure reducing valve jammed opened ini dapat mengakibatkan terganggunya proses pereduksian dan terhambatnya supply yang menuju ke PPC valve, EPC valve, solenoid valve dan lain-lainnya. Akibatnya supply yang harusnya menuju ke PPC valve jadi terhambat dan flow pressure yang di terima hanya sedikit akibat pregerakan spool yang mengalami jammed opened karena tersumbat oleh partikel-partikel asing. Pressure yang seharusnya menuju ke PPC valve sesuai standart akan tetapi malah menjadi rendah dikarenakan pergerakan spool mengalami jammed yang seharusnyaterhubung dengan PPC valve malah terhubung langsung menuju ke tank hydraulic untuk di drain. Oleh karena itu hanya sebagian saja oli yang dapat masuk ke PPC valve dan lainnya akan tetapi pressurenya sudah mengalami pengurangan di bawah standart pressure normal. Karena kecilnya supply oli yang menuju ke EPC valve, solenoid valve dan lain-lainya menyebabkan supply oli yang ke PPC valve pun kecil sehingga control pressure dari PPC valve yang digunakan untuk mengalahkan tension spring dan membuka spool control valve ini menjadi kecil dan mengakibatkan supply dari main pump hanya sedikit untuk diteruskan ke attachment sehingga seluruh attachment unit bergerak dengan sangat lambat.

49 34 8. Step 8 : Action To Improvement Setelah dilakukan analisa dan kesimpulan dari hasil data pengecekan maka diketahui bahwa penyebab dari unit trouble low speed all attachment adalah spool self pressure reducing valve jammed opened. Lalu setelah itu langsung dilakukan perbaikan pada unit tersebut. Langkah Perbaikan unit sebagai berikut : 1. Amankan area kerja. 2. Gunakan perlengkapan APD yang lengkap sesuai prosedur. (Kecuali ketika dissembly komponen jangan menggunakan sarung tangan) 3. Setelah melakukan pengecekan sesuai dengan prosedur, remove self pressure reducing valve pada unit. 4. Disassembly komponen self pressure reducing valve. 5. Check Pergerakan main spool dan check keadaan spoolnya. 6. Repair spool yang mengalami goresan. 7. Bersihkan inner part komponen (screen, spool, spring dan lainnya). 8. Assembly komponen self pressure reducing valve. 9. Install self pressure reducing valve pada unit. 10. Test Pressure and Adjusting Pressure self pressure reducing valve. 11. Adjusting main relief valve. 12. Test preformance unit dan final check unit.

50 Analisa dan Pembahasan Masalah Excavator mengalami masalah Low Speed Boom Attachment Check oil strainer hydraulic Ditemukan banyak kotoran dan paritkelpartikel asing pada oil strainer hydraulic Check pressure unload valve (std kg/cm²) OK (act. 36 kg/cm²) Check pressure main relief valve (std kg/cm²) Not OK (act. 320 kg/cm²) Check pressure self pressure reducing valve (std kg/cm²) Not OK (act. 14 kg/cm²) Remove self pressure reducing valve Disassembly self pressure reducing valve A

51 36 A Spool self pressure reducing valve jammed Diduga ada partikel-partikel asing yang masuk ke dalam system dan menggangu kinerja dari pergerakan spool self pressure reducing valve Dan dampaknya karena diduga ada partikel-partikel asing pada self pressure reducing valve tersebut maka diduga menyebabkan permukaan spool mengalami goresan Repair spool self pressure reducing valve Assembly self pressure reducing valve dan install self pressure reducing valve Test performance dan final check Selesai Gambar 4.7 Analisa dan Pembahasan Masalah Sumber : Data Dokumentasi Pribadi

52 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisa sesuai dengan data yang diperoleh maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa : 1. Penyebab Excavator PC 400LC 8 mengalami pergerakan yang lambat pada all attachment dikarenakan spool self pressure reducing valve jammed opened. Terjadinya spool self pressure reducing valve jammed opened diduga adanya partikel asing yang masuk kedalam system dan mengganjal main spool ketika supply oli dari main pump menuju self pressure reducing valve yang menghubungkan ke PPC valve dan komponen lainnya. 2. Dampaknya spool mengalami keausan khususnya keausan abrasive (three body abrasive). 5.2 Saran Untuk menghindari problem yang sama terjadi lagi serta mengurangi terjadinya kerusakan lain yang dapat menyebabkan unit breakdown lebih lama, maka penulis menyarankan agar : 1. Perlu dilakukan pengecekan oil sample analysis. 2. Ketika melakukan pergantian komponen atau pergantian oli perhatikan kebersihan komponen atau oli tersebut, dikarenakan akan berpengaruh pada life time komponen atau bahkan dapat merusak komponen lainnya. 3. Selalu melakukan Preventive Maintence yang tepat dan benar kepada unit apabila sudah waktunya untuk dilakukan maintence untuk menjaga kondisi kinerja unit agar tidak terjadi breakdown saat bekerja. 37

53 38 DAFTAR PUSTAKA PT. United Tractors, Tbk Basic Machine Course Hydraulic System. Jakarta : Technical Training Department Service Division. PT. United Tractors, Tbk. PT. United Tractors, Tbk Basic Machine Course Product Knowledge & Publication Book. Jakarta : Technical Training Department Service Division. PT. United Tractors, Tbk. PT. United Tractors, Tbk Basic Machine Course 8 Step Troubleshooting. Jakarta : Technical Training Department Service Division. PT. United Tractors, Tbk. Komatsu Shop Manual Hydraulic Excavator KOMATSU PC400LC- 8R SN AND UP. U.S.A : Komatsu America Corp. I. Syafa at Tribologi, Daerah Pelumasan Dan Keausan. Semarang : Momentum, Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 : 21-26

54 LAMPIRAN I DATA MCR (MACHINE CONDITION REPORT)

55

56

57 LAMPIRAN II DATA EMR (EMERGENCY MACHINE REPORT)

58

59 LAMPIRAN III DATA TSR (TECHNICAL SERVICE REPORT)

60

61

62

63 LAMPIRAN IV DATA HYDRAULIC CIRCUIT DIAGRAM

64

65

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Heavy Dump Truck (HD) merupakan produk Komatsu yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan salah satunya adalah Heavy Dump Truck Komatsu 465-7R, yang mempunyai arti:

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN PENGARUH KERUSAKAN SPOOL DEMAND VALVE KOMATSU HD 465-7

BAB III PEMBAHASAN PENGARUH KERUSAKAN SPOOL DEMAND VALVE KOMATSU HD 465-7 BAB III PEMBAHASAN PENGARUH KERUSAKAN SPOOL DEMAND VALVE KOMATSU HD 465-7 3.1 STEERING SISTEM KOMATSU HD 465-7R HEAVY Sesuai dengan latar belakang dan tujuan penulisan tugas akhir ini, pokok permasalahan

Lebih terperinci

Politeknik Manufaktur Astra

Politeknik Manufaktur Astra MEMPERCEPAT PROSES TROUBLESHOOTING HYDRAULIC LOW POWER PADA UNIT KOMATSU PC200 SERIES DENGAN TOOL MAIN RELIEF TESTER DI PT. UNITED TRACTORS BRANCH SAMPIT Galih Satya Dharma 1, Ajib Rosadi 2 Program Studi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA KERUSAKAN MAIN CONTROL VALVE 4.1 Pembahasan Penyebab Cylinder Drift... 63

BAB IV. ANALISA KERUSAKAN MAIN CONTROL VALVE 4.1 Pembahasan Penyebab Cylinder Drift... 63 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR JUDUL... ii LEMBAR NOMOR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v LEMBAR PERSEMBAHAN... vi LEMBAR PERNYATAAN... vii KATA PENGANTAR... viii ABSTRACT... x

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN)

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN) PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Batasan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan...

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Batasan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSOALAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii MOTTO... iv LEMBAR PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR... vi ABSTRACT... viii INTISARI... ix DAFTAR ISI...x DAFTAR TABEL... xiii

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

ANALISA ENGINE OVERHEAT PADA UNIT KOMATSU BULLDOZER D155A-6

ANALISA ENGINE OVERHEAT PADA UNIT KOMATSU BULLDOZER D155A-6 ANALISA ENGINE OVERHEAT PADA UNIT KOMATSU BULLDOZER D155A-6 Hendro Purwono 1*, Rasma 2 12 Program studi D-3 Teknik Otomotif dan Alat Berat, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA KERUSAKAN SISTEM HIDROLIK PADA CYLINDER HYDRAULIK DAN TRAVEL MOTOR PADA RUBBER CRAWLER CARRIER MOROOKA MST-600VD

TUGAS AKHIR ANALISA KERUSAKAN SISTEM HIDROLIK PADA CYLINDER HYDRAULIK DAN TRAVEL MOTOR PADA RUBBER CRAWLER CARRIER MOROOKA MST-600VD TUGAS AKHIR ANALISA KERUSAKAN SISTEM HIDROLIK PADA CYLINDER HYDRAULIK DAN TRAVEL MOTOR PADA RUBBER CRAWLER CARRIER MOROOKA MST-600VD Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang juga diiringi dengan laju pertumbuhan populasi manusia, kebutuhan manusia dalam hal ketersediaan energi perlu ditingkatkan pula.

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN MAIN PUMP EXCAVATOR KEIHATSU 921C

ANALISA KERUSAKAN MAIN PUMP EXCAVATOR KEIHATSU 921C ANALISA KERUSAKAN MAIN PUMP EXCAVATOR KEIHATSU 921C Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh : FACHRUDIN SYAHID NIM : D200 130

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR PERAKITAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER

LAPORAN PROYEK AKHIR PERAKITAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER LAPORAN PROYEK AKHIR PERAKITAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER PROYEK AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh: JOKO SUSILO NIM. I8610018 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK

Lebih terperinci

Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8

Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8 Proses Kerja Hidrolik Pada Mast Toyota Forklift Series 8 NAMA : Rezha Andhika Pratama NPM : 28411231 PEMBIMBING : Irwansyah, ST., MT JURUSAN : TEKNIK MESIN FAKULTAS : TEKNOLOGI INDUSTRI Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

PENYEBAB PATAHNYA SHAFT WATER PUMP PADA COOLING SYSTEM HD PT. UNITED TRACTOR BATU KAJANG

PENYEBAB PATAHNYA SHAFT WATER PUMP PADA COOLING SYSTEM HD PT. UNITED TRACTOR BATU KAJANG PENYEBAB PATAHNYA SHAFT WATER PUMP PADA COOLING SYSTEM HD 785-5 PT. UNITED TRACTOR BATU KAJANG Ida Bagus Dharmawan, ST, M,Si Shendy Putra Yoga Program Studi Teknik Mesin Alat Berat Politeknik Balikpapan

Lebih terperinci

MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER

MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER (MEKANISME SISTEM HIDROLIK PENGGERAK BUCKET) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift

MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift MAKALAH PNEUMATIK HIDROLIK ( PH ) Forklift Poniman / TAB / 0420120068 Yulius Anggi Setiawan / TAB / 0420120075 Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara 14330, Telp.0216519555,

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Hal yang biasa di abaikan oleh operator alat berat yaitu tidak melakukan perawatan secara berkala.sering terjadi kerusakan yang disebabkan kelalaian operator

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN ESKAVATOR (Boom Cylinder)

PERANCANGAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN ESKAVATOR (Boom Cylinder) PERANCANGAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN ESKAVATOR (Boom Cylinder) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KATUP PENGATUR TEKANAN PADA SISTEM HIDROLIK ( PENGUJIAN )

RANCANG BANGUN KATUP PENGATUR TEKANAN PADA SISTEM HIDROLIK ( PENGUJIAN ) RANCANG BANGUN KATUP PENGATUR TEKANAN PADA SISTEM HIDROLIK ( PENGUJIAN ) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

S I S T E M HIDROLIK & PERLENGKAPAN. Untuk Lingkungan Sendiri

S I S T E M HIDROLIK & PERLENGKAPAN. Untuk Lingkungan Sendiri S I S T E M HIDROLIK & PERLENGKAPAN Untuk Lingkungan Sendiri MECHANIC DEVELOPMENT PT PAMAPERSADA NUSANTARA 2004 K A T A P E N G A N T A R Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN EXCAVATOR

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN EXCAVATOR PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK MINIATUR LENGAN EXCAVATOR (BUCKET CYLINDER) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Standard Operational Procedure Flow chart proses honing tersebut disajikan pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1. Flow Chart SOP Proses Honing Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bulldozer Bulldozer sebagai salah satu alat berat pembuka lahan pada proyekproyek konstruksi atau membuka hutan yang kesemuanya membutuhkan kecepatan dan kekuatan kerja yang

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN PADA DIFFERENTIEL PRESSURE SWITCH PC

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN PADA DIFFERENTIEL PRESSURE SWITCH PC ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN PADA DIFFERENTIEL PRESSURE SWITCH PC 3000-6 Drs. Sidi Na ali * Wan Wan Agung ** Ma rufiyadi *Program Studi TMAB Politeknik Balikpapan **PT. United Tractor Adaro ABSTRAK

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Dump Truck Sumber:Lit 6

Gambar 2.1 Dump Truck Sumber:Lit 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

OPTIMISASI ENERGI LISTRIK PADA RANGKAIAN DUA AKTUATOR HIDROLIK MENGGUNAKAN VARIASI KATUP PEMBATAS TEKANAN DI HYDRAULIC TRAINING UNIT

OPTIMISASI ENERGI LISTRIK PADA RANGKAIAN DUA AKTUATOR HIDROLIK MENGGUNAKAN VARIASI KATUP PEMBATAS TEKANAN DI HYDRAULIC TRAINING UNIT Vokasi Volume XI, Nomor 3, November 2013 ISSN 1693 9085 hal 152-165 OPTIMISASI ENERGI LISTRIK PADA RANGKAIAN DUA AKTUATOR HIDROLIK MENGGUNAKAN VARIASI KATUP PEMBATAS TEKANAN DI HYDRAULIC TRAINING UNIT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH PROSES KERJA SISTEM HYDRAULIC PADA FORKLIFT TIPE DIESEL 115 PS DI PT. TRAKTOR NUSANTARA Nama : Rachmad Hidayat NPM : 29411104 Jurusan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN BENDING HIDROLIK (SISTEM HIDROLIK)

RANCANG BANGUN MESIN BENDING HIDROLIK (SISTEM HIDROLIK) RANCANG BANGUN MESIN BENDING HIDROLIK (SISTEM HIDROLIK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh : WAHYU PRASETYA NIM. I8611034 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI II DAFTAR GAMBAR III DAFTAR TABEL IV DAFTAR NOTASI... V DAFTAR LAMPIRAN VI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI II DAFTAR GAMBAR III DAFTAR TABEL IV DAFTAR NOTASI... V DAFTAR LAMPIRAN VI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI II DAFTAR GAMBAR III DAFTAR TABEL IV DAFTAR NOTASI... V DAFTAR LAMPIRAN VI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Batasan Masalah...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT IDENTIFIKASI KOMPONEN SISTEM HIDROLIK ALAT BERAT KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. undercarriage

BAB I PENDAHULUAN. undercarriage BAB I PENDAHULUAN Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan material dari satu tempat ke tempat yang lain. Tujuan penggunaan excavator adalah untuk membantu melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana Pada Program studi Strata I Fakultas Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan alat berat seperti Volvo Excavator CrawlerEC460B, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan alat berat seperti Volvo Excavator CrawlerEC460B, adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kendaraan alat berat seperti Volvo Excavator CrawlerEC460B, adalah salah satu produk yang di produksi oleh perusahaan Volvo Swedia dan di pasarkan oleh PT. INTRACO PENTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

ANALISA TORQUE CONVERTER BULLDOZER SHANTUI SD16F

ANALISA TORQUE CONVERTER BULLDOZER SHANTUI SD16F NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA TORQUE CONVERTER BULLDOZER SHANTUI SD16F Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK BAB III MEMBUAT STANDAR OPERA SIONA L PR OSEDUR PADA UNIT WA TER TRUC K MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK 1.1 Bagian-Bagian Utama water truck. Pada bagian ini dijelaskan nama-nama

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C

TUGAS AKHIR ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C TUGAS AKHIR ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III ANALISA POMPA SENTRIFUGAL PENDISTRIBUSIAN AIR DARI WATER TANK KE DEARATOR PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR DI PTPN IV PKS BAH JAMBI DENGAN KAPASITAS 160 M 3 /JAM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya industri terutama dibidang jasa dan produksi akan mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan zaman, yang juga diiringi dengan laju pertumbuhan populasi manusia, kebutuhan manusia dalam hal ketersediaan energi perlu ditingkatkan pula.

Lebih terperinci

PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk.

PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk. PROSES MAINTENANCE 500 JAM KERJA TERHADAP UNIT HYDRAULIC EXCAVATOR PC 200-8M0 Di PT. United Tractors Tbk. Nama : Muhammad Farhan NPM : 24411824 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST., MT.

Lebih terperinci

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat

Lebih terperinci

LU N 1.1 PE P N E G N E G R E TI T AN

LU N 1.1 PE P N E G N E G R E TI T AN BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN POMPA Pompa adalah peralatan mekanis yang diperlukan untuk mengubah kerja poros menjadi energi fluida (yaitu energi potensial atau energi mekanik). Pada umumnya pompa digunakan

Lebih terperinci

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 3.1 Definisi Excavator secara umum Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut suatu material (tanah, batubara, dan

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan dunia industri kian hari kian pesat, tidak hanya berbentuk dalam persaingan merebut pasar dalam negeri tapi juga pasar luar negeri menjadi dambaan setiap

Lebih terperinci

Daftar Isi. Halaman judul... Lembar Nomor Persoalan... Lembar Pengesahan... Lembar Motto... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Intisari...

Daftar Isi. Halaman judul... Lembar Nomor Persoalan... Lembar Pengesahan... Lembar Motto... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Intisari... Daftar Isi Halaman judul... Lembar Nomor Persoalan... Lembar Pengesahan... Lembar Motto... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... i ii iii iv v vi Intisari... viii Abstract... ix Surat Pernyataan... Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL

RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL LAPORAN AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin Program Studi Alat Berat Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

TWIN Tips. Technical & Warranty Information Tips Mengatur Engine Speed Idle. Edisi XIII Juli 2015

TWIN Tips. Technical & Warranty Information Tips Mengatur Engine Speed Idle. Edisi XIII Juli 2015 Daftar Isi Mengatur Engine Speed Idle...hal 1 Penggantian Servo Clutch Model Baru.hal 2 Proses Pemasangan Servo Clutch Model Baru..hal 2 Air di Housing Filter Cartridge adalah Normal..hal 3 Information

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan yang memiliki kekentalan (viskositas) yang tinggi dari tempat satu ke tempat yang lain. Ada berbagai

Lebih terperinci

ANALISA KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN MESIN TWO DISK TRIBOMETER

ANALISA KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN MESIN TWO DISK TRIBOMETER SKRIPSI ANALISA KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN MESIN TWO DISK TRIBOMETER AHMAD RIF AN NIM. 201254095 DOSEN PEMBIMBING Taufiq Hidayat, ST, MT Rochmad Winarso, ST, MT PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING

PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING 6 PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING Hendro Purwono 1* dan Thomas Djunaedi 2 1 Jurusan D3 Perawatan Alat Berat, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA POMPA SIRKULASI PENDINGIN GENERATOR DI PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

ANALISA EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA POMPA SIRKULASI PENDINGIN GENERATOR DI PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG ANALISA EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA POMPA SIRKULASI PENDINGIN GENERATOR DI PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Undercarriage and Tyre

Undercarriage and Tyre Materi. Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS) Konsentrasi Alat berat. Teknik mesin Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada 2013 1 UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI DIPLOMA TEKNIK MESIN Jl. Yacaranda

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI UNDERCARRIAGE EXCAVATOR DENGAN SISTEM MEKANIK (PENGUJIAN)

RANCANG BANGUN SIMULASI UNDERCARRIAGE EXCAVATOR DENGAN SISTEM MEKANIK (PENGUJIAN) RANCANG BANGUN SIMULASI UNDERCARRIAGE EXCAVATOR DENGAN SISTEM MEKANIK (PENGUJIAN) LAPORAN AKHIR Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Mesin Konsentrasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER ( PROSES PRODUKSI )

PEMBUATAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER ( PROSES PRODUKSI ) PEMBUATAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER ( PROSES PRODUKSI ) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun oleh: DRAJAT

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E Disusun oleh Nama : Wiwi Widodo Nim : 41305010007 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PERPIPAAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL SUSUNAN PARALEL ANTARA IDB-45 DENGAN IDB-35

RANCANG BANGUN SISTEM PERPIPAAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL SUSUNAN PARALEL ANTARA IDB-45 DENGAN IDB-35 UNIVERSITAS DIPONEGORO RANCANG BANGUN SISTEM PERPIPAAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL SUSUNAN PARALEL ANTARA IDB-45 DENGAN IDB-35 Tugas Akhir Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

Kontrak Maintenance (Man Power)

Kontrak Maintenance (Man Power) PROPOSAL PENAWARAN Kontrak Maintenance (Man Power) Diajukan Untuk Kebutuhan Sistem Pelumasan PT. Multi Prima Universal Marketing Division PT. Lupeg Sejahtera 2012. Jakarta, 03 September 2012. No : LPG-PROP-02/MPU/0001/09/2012.

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL PADA WATER TREATMENT DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM DI PKS PT UKINDO LANGKAT LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL PADA WATER TREATMENT DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM DI PKS PT UKINDO LANGKAT LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL PADA WATER TREATMENT DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM DI PKS PT UKINDO LANGKAT LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah suatu peralatan mekanis yang digerakkan oleh tenaga penggerak dan digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bucket Wheel Excavator (B.W.E) 2.1.1 Pengertian Bucket Wheel Excavator (B.W.E) Bucket wheel excavator (B.W.E) adalah alat berat yang digunakan pada surface mining, dengan fungsi

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Hidrolik Pada Backhoe Loader Type 428E BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK

Perencanaan Sistem Hidrolik Pada Backhoe Loader Type 428E BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK BAB II TEORI BACKHOE LOADER DAN HIDRAULIK 2.1. Backhoe Loader Backhoe loader merupakan salah satu alat berat yang berfungsi meratakan material (kayu, tanah, pasir dll ), memindahkan material dari satu

Lebih terperinci

MODIFIKASI DESAIN DIMENSI SILINDER BUCKET PADA HYDRAULIC EXCAVATOR PC

MODIFIKASI DESAIN DIMENSI SILINDER BUCKET PADA HYDRAULIC EXCAVATOR PC MODIFIKASI DESAIN DIMENSI SILINDER BUCKET PADA HYDRAULIC EXCAVATOR PC 1250-7 Hasan Basri 1, Ery Diniardi 2, Anwar Ilmar Ramadhan 3 1 Jurusan Teknik Otomotif dan Alat Berat, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. prinsip dasar

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM HIDROULIK PADA FORKLIFT Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 Disusun Oleh : Nama : Ananda Mauludi Rachman Npm : 20411691 Jurusan : Teknik Mesin

Lebih terperinci

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap TURBINE PERFORMANCE ABSTRACT Pada umumnya steam turbine di operasikan secara kontinyu dalam jangka waktu yang lama.masalah-masalah pada steam turbin yang akan berujung pada berkurangnya efisiensi dan performansi

Lebih terperinci

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION 1.Rear suspension cylinder Hydro-pneumatic cylinder yang dipasang tegak pada bagian belakang unit, dimana bagian bawah cylinder dipasang dengan pin dan spherical bearing

Lebih terperinci

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN MATERI DEFINISI PNEUMATIK SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN HUKUM-HUKUM FISIKA DALAM PNEUMATIK PEMAHAMAN DAN PENGGAMBARAN SIMBOL KOMPONEN PNEUMATIK SESUAI DENGAN STANDARISASI ISO 1219 PENGENALAN

Lebih terperinci

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang)

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang) CAP COMBI 1400 CL (4,400 L Tangki Lumpur + 2,450 L Air, total 6,850 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA 4.1. Analisa Data 4.1.1. Umum Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai pengontrol dari tenaga hydraulic untuk aileron, rudder,

Lebih terperinci

TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package

TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package PENDAHULUAN Pendinginan adalah suatu proses penarikan kalor (Heat) dari suatu benda /zat sehingga temperaturnya lebih rendah

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN KATUP KETIKA OVERHAUL MESIN BULLDOZER CATERPILLAR D8R DIATAS JAM

ANALISIS KERUSAKAN KATUP KETIKA OVERHAUL MESIN BULLDOZER CATERPILLAR D8R DIATAS JAM ANALISIS KERUSAKAN KATUP KETIKA OVERHAUL MESIN BULLDOZER CATERPILLAR D8R DIATAS 30.000 JAM Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci