DAFTAR PUSTAKA. [1] Butler, Karl E., dan R. Don Russell Cancellation of Multiple Harmonic Noise

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA [1] Butler, Karl E., dan R. Don Russell Cancellation of Multiple Harmonic Noise Series In Geophysical Records. Geophysics, No. 68, hal [2] Garambois, S., dan M. Dietrich Seismoelectric Wave Conversions In Porous Media: Field Measurements and Transfer Function Analysis. Geophysics, No. 68, hal [3] Haines, Seth Storey, Seismoelectric Imaging of Shallow Target: A Dissertation to Ph.D Degree at Stanford Graduate Studies, hal [4] Mahardika, Harry, Studi Fenomena Gelombang Seismoelektrik Melalui Tinjauan Teoritis dan Pengamatan Gejalanya. Tugas Akhir Sarjana. Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung. [5] Mikhailov, Oleg V., Matthijs W. Haartsen, dan M. Nafi Toksoz Electroseismic Investigation of the Shallow Subsurface: Field Measurements and Numerical Modeling. Geophysics Vol. 62, No. 1 (Januari-Februari 1997), hal [6] Pahala S. T., Gejala Seismoelektrik dan Penafsiran Datanya. Tugas Akhir Sarjana. Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung. [7] Pride, Steven R., Governing Equations For the Coupled Electromagnetics and Acoustics of Porous Media. Physical Review B, No. 50, hal [8] Pride, Steven R., dan Matthijs W. Haartsen Electroseismic Wave Properties. Journal of Acoustical Society of America, No. 100, hal [9] Sunarya, Adhitya Sumardi, Gelombang Seismoelektrik: Pengambilan dan Pengolahan Datanya (Studi Kasus di Daerah Geger Kalong Hilir). Tugas Akhir Sarjana. Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung. 61

2 (halaman ini sengaja dikosongkan) 62

3 LAMPIRAN A ALAT DAN BAHAN 1. Antena dipol Antena dipol tersusun atas 2 elektroda yang memiliki 2 kutub dipol yang berbeda: positif (+) dan negatif (-). Masing-masing elektroda berfungsi sebagai elektroda positif dan negatif. Jenis elektroda yang digunakan berupa elektroda porous pot yang dijelaskan pada bahasan tentang porous pot di bawah ini. 2. Porous pot Porous pot yang digunakan mempunyai komposisi dan spesifikasi sebagai berikut: tabung silinder yang terbuat dari wadah terusi (potongan pipa PVC), penutup atas terbuat dari karet, penutup bawah dari gips, kawat besi bediameter 1 mm yang diisi dengan larutan terusi, sebuah konektor yang menghubungkan kawat ini dengan kabel yang terletak di penutup atas. Kedua porous pot ini dihubungkan dengan suatu penguat sinyal kemudian dihubungkan langsung ke kabel seismik. Gbr. A.1 Komposisi dan spesifikasi porous pot 63

4 3. Geofon Geofon berfungsi sebagai alat perekam data seismik di mana di dalamnya terdapat sensor getar. Dalam pengukuran, alat ini dihubungkan ke Seistronik-RAS 24 oleh kabel sehingga getaran yang diterima oleh geofon bisa terekam. 4. Laptop Laptop berfungsi sebagai alat penyimpan (storage) data yang terekam pada Seistronik- RAS 24 di mana keduanya dihubungkan oleh konektor. 5. Penguat sinyal Alat ini berfungsi untuk menguatkan sinyal seismoelektrik yang akan diterima oleh antena dipol. Perlu diingat bahwa respon seismoelektrik sangatlah kecil sehingga penguat sinyal diperlukan. 6. Seistronik-RAS 24 Alat ini berfungsi sebagai perekam sinyal seismik dan respon elektromagnetik. Di alat ini juga pusat pengaturan pengambilan data dilakukan dan akan menampilkan rekaman sinyal dalam bentuk print-out. 64

5 LAMPIRAN B SEJARAH PERKEMBANGAN METODE SEISMOELEKTRIK DAN APLIKASINYA DALAM EKSPLORASI GEOFISIKA v Sejarah perkembangan metode seismoelektrik dapat dirunut sejak tahun 1936 ketika Thompson pertama kali melaporkan adanya fenomena seismoelektrik (Thompson, 1936). Thompson kemudian mempublikasikan temuannya bahwa terjadi perubahan konduktivitas listrik pada material bumi yang dilewati oleh gelombang seismik di majalah publikasi ilmiah Geophysics (1936, 1939). Tidak lama kemudian, ilmuwan Rusia yang pada saat itu masih bergabung dalam negara bersatu Uni Soviet Ivanov mempublikasikan temuannya di literatur Rusia. Ia mengamati bahwa medan listrik terlokalisasi di sekitar gelombang seismik kompresional vi (Ivanov 1939). Analisis teoritik yang dilakukan oleh Frenkel pada tahun 1944 memberikan langkah awal dalam studi tentang efek yang berhubungan dengan interaksi gelombang mekanik dan medan elektromagnetik. Namun, dalam 5 dekade setelah adanya publikasi-publikasi awal ini tidak ada perkembangan yang signifikan dalam bidang ini. Kalaupun ada penelitian atau pekerjaan yang dilakukan hanyalah bersifat sementara dan sporadis. Di tahun 1997, Russel et. al. membedakan 4 efek yang menghubungkan gelombang seismik dan energi listrik: 1) perubahan konduktivitas listrik oleh perubahan tekanan di sekitar gelombang seismik (Thompson, 1939; Long dan Rivers, 1975), 2) efek piezo-elektrik di butiran-butiran kuarsa (Maxwell et. al., 1992), 3) sinyal-sinyal listrik yang disebabkan oleh tubuh mineral sulfida dalam skala besar (Kepic et. al., 1995) ada juga yang menyatakan sinyal-sinyal frekuensi radio dihasilkan oleh rekahanrekahan mikro sebagai akibat dari gelombang seismik, 4) sinyal listrik yang disebabkan oleh v Haines, Seth Storey Seismoelectric Imaging of Shallow Target: A Dissertation to Ph.D Degree at Stanford Graduate Studies, hal. 2-4 vi Gelombang kompresional adalah gelombang yang diakibatkan oleh tekanan 65

6 efek elektrokinetik dari perpindahan fluida pengisi batuan berpori terhadap butiran matriks. Tugas akhir ini memfokuskan bahasan pada efek tipe keempat yaitu efek elektrokinetik dan khususnya aplikasi fenomena seismoelektrik dalam geofisika dangkal. Martner dan Sparks (1959) adalah yang pertama melaporkan perambatan gangguan elektromagnetik secara bebas yang disebut respon bidang batas di bidang batas bawah permukaan oleh energi seismik. Mereka menjelaskan bahwa bidang batas ini sebagai basis dari lapisan batuan (weathering layer) vii tetapi berlokasi sama dengan daerah cekungan air (water table) sehingga sinyal dapat teramati. Melalui percobaan di laboratorium, Broding et. al. (1963) melaporkan pengamatan medan listrik yang terlokalisasi di sekitar gelombang seismik yang disebut medan koseismik yang jaraknya cukup jauh dari lubang tumbukan. Eksperimen lapangan yang dilakukan oleh Parkhomenko (1971) serta Migunov dan Kokorev (1977) memberikan pemahaman lebih jauh dalam hubungan antara fenomena seismoelektrik dan sifat-sifat fisis bahan. Publikasi mereka bersama dengan studi lapangan oleh Murty (1985) merupakan tahap awal studi seimoelektrik yang ditandai oleh pengamatan eksperimen khusus. Tahap kedua studi seimoelektrik ditandai oleh meningkatnya publikasi seismoelektrik dalam 15 tahun terakhir, serta data-data yang ditampilkan dan interpretasinya semakin baik. Kualitas data yang semakin meningkat disebabkan oleh tersedianya alat rekam digital bermutu tinggi secara luas dengan 24 channel atau lebih. Dimulai dengan pekerjaan teoritis dari Neev dan Yeatts (1989), tetapi eksperimen Thompson dan Gist (1993) yang membawa riset seimoelektrik menjadi perhatian publik. Thompson dan Gist memperkenalkan seismoelektrik dari bidang batas bawah permukaan bersama-sama dengan pemodelan teoritisnya, studi pertama dalam kategori ini. Peningkatan-peningkatan dalam eksperimen ini sejalan dengan perkembangan dari teori seismoelektrik. Dalam sebuah seri publikasi, Pride vii Efek cuaca terhadap batuan: terpecahnya batuan dan mineral oleh proses alami seperti filtrasi air tanah dan menurunnya temperatur 66

7 (1994), Pride dan Haartsen (1996), serta Haartsen dan Pride (1997) menemukan hal yang mencakup seluruh pemahaman fenomena seismoelektrik untuk bahan-bahan tersaturasi fluida berdasarkan kombinasi teori Biot (Biot, 1956) dan persamaan Maxwell (Maxwell, James Clerk). Masukan-masukan ini memberikan kerangka teoritik yang sanggup menjelaskan fenomena seismoelektrik di banyak pengamatan lapangan dengan tingkat kesulitan eksperimennya. Melalui percobaan laboratorium di Universitas British Columbia (Kanada), Butler et. al. (1996) mengamati respon bidang batas dari dasar lapisan organik yang mengisi lapisan atas glasial sampai penggunaan palu besar (Ingg: sledgehammer) dan sumber bahan-bahan peledak, serta Russell et. al. (1997) mempresentasikan hasil studi seismoelektrik, piezoelektrik, dan mineral sulfida. Di MIT (Massachusetts Institute of Technology, AS), sejumlah eksperimen laboratorium (Zhu et. al., 1999; Zhu dan Toksoz, 2003) serta eksperimen lapangan (Mikhailov et. al., 1997, 2000) mendemonstrasikan sinyal-sinyal respon bidang batas dalam studi lubang bor dan survei permukaan dari bahan-bahan yang tertutupi dan bahan-bahan rekahan. Pengamatan-pengamatan ini didukung oleh pemodelan numerik berdasarkan perkembangan pemahaman teoritik sebelumnya (Haartsen dan Pride, 1997). Sementara di Universitas Grenoble, Prancis, Garambois dan Dietrich (2001, 2002) melakukan studi lapangan dan analisis numerik lebih lanjut untuk membuktikan keberadaan fenomena seismoelektrik dan menambah pemahaman kita dalam hubungan antara medan koseismik dan gelombang seismik. Studi seismoelektrik teoritik dan lapangan yang dilakukan di Wright State University di Ohio, AS (Wolfe et. al., 1996; Strachan dan Wolfe, 2001; Gershenzon dan Bambakidis, 2001) bersamaan dengan hasil eksperimen oleh Beamish dan Peart (1998) mempublikasikan salah satu pencapaian terbesar dalam riset seismoelektrik selama satu dekade terakhir. Keberadaan fenomena seismoelektrik akhirnya disetujui dan 67

8 teori yang ada memberikan penjelasan tentang pengamatan-pengamatan dengan benar dan pasti. 68

9 LAMPIRAN C DATA REKAMAN SINYAL SETIAP TRACE DAN PENGURANGAN BLOK Trace 1 A (ms) B (mv) C (mv) D (mv)

10

11

12

13 Trace 2 A (ms) B (mv) C (mv) D (mv)

14

15

16

17 Trace 3 77

18 A (ms) B (mv) C (mv) D (mv)

19

20

21