BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mud volcano (gunung lumpur) adalah suatu fenomena geologi yang menyebabkan ekstrusinya material lumpur yang biasanya bercampur dengan air, gas dan minyak keluar melalui celah berupa patahan atau rekahan, naik dari bawah ke permukaan bumi karena perbedaan tekanan. Fenomena geologi ini terjadi pada cekungan elissional utamanya dikriteriakan dengan pengendapan sedimen muda yang tebal dan berlangsung cepat, kehadiran dari fluida yang bertekanan lebih (overpressured), sedimen yang padat, kehadiran minyak bumi dan terjadinya kompresi (Satyana dan Asnidar, 2008) Manifestasi gunung lumpur di muka bumi ditemukan di daratan dan di dasar laut. Menurut Dimitrov (2001) telah ditemukan sekitar 1800 manifestasi gunung lumpur di seluruh dunia, gunung lumpur yang berada di daratan jumlahnya sekitar 700. Sekitar 70% dari total manifestasi gunung lumpur di dunia berada di Asia dan laut Caspian (Yazdi, 2013). Di Indonesia telah ditemukan sekitar 100 manifestasi gunung lumpur yang tersebar di pulau Sumatra, Jawa, Bali, Rotti, Sumba dan beberapa daerah lainnya (Dimitrov, 2001). Di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ditemukan 15 manifestasi gunung lumpur yaitu: Sangiran, Denanyar, Pegangson, Lusi, Porong, Probolinggo, Pulungan, Karang Anyar, Socah, Gunung Anyar, Dawar Blandong, Gresik, Tuban, Bledug kuwu dan satu manifestasi yang terdapat di bawah laut (Offshore) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1: 1

2 2 Gambar 1.1 Peta geologi dan distribusi gunung lumpur di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Istadi dkk, 2009). Salah satu manifestasi gunung lumpur yang cukup menarik yaitu Bledug Kuwu. Bledug Kuwu terdapat di desa Kuwu, kecamatan Kradenan, kabupaten Grobogan, provinsi Jawa Tengah. Bledug Kuwu memiliki letak geografis pada LS dan BT dengan luas wilayah sekitar 45 hektar. Fenomena yang terlihat di Bledug Kuwu berupa keluarnya gelembung lumpur berwarna coklat kehitaman dengan kandungan garam (NaCl) serta kandungan belerang (S) dan hidrokarbon (Darmawan dkk, 2012). Dari pengamatan secara langsung di Bledug Kuwu terdapat beberapa sumber letupan yang masih aktif erupsi (beberapa sumber baru terbentuk dan beberapa sumber telah lama terbentuk) selain itu terdapat beberapa lokasi yang dulu merupakan pusat erupsi sekarang telah tertutup oleh material lumpur (lokasi tersebut sudah tidak aktif mengeluarkan lumpur).

3 3 Beberapa penelitian telah dilakukan di Bledug Kuwu diantaranya survei seismik mikro oleh Sugiantoro (1989) yang mempelajari sifat penjalaran gelombang seismik pada medium dua fase di Bledug Kuwu. Sugianto (2014) dengan menggunakan metode seismik mikro yang menentukan arah pergerakan sumber getaran dari gunung lumpur Bledug Kuwu serta menentukan kedalaman sumbernya, survei self potential oleh Indriana dkk (2007) yang memodelkan bentuk objek anomali bawah permukaan Bledug Kuwu dan menentukan posisi objek anomali tersebut serta beberapa penelitian lainnya yang menggunakan survei elektromagnetik diantaranya dengan metode magnetik, gravity dan geolistrik. Berdasarakan penelitian dengan menggunakan metode seismik dari peneliti terdahulu telah diketahui bahwa aktivitas keluarnya material lumpur dan gas yang terjadi di Bledug Kuwu sinyalnya dapat teramati dengan menggunakan metode seismik. Dari beberapa literatur diketahui bahwa adanya fenomena seismoelektrik yaitu fenomena munculnya sinyal listrik yang sumbernya berasal dari sumber getar gelombang seismik (Russel dkk, 1997). Berdasarkan fenomena Bledug Kuwu, kajian seismik di daerah tersebut dan literatur tentang fenomena seismoelektrik, diperkirakan bahwa fenomena seismoelektrik dapat terjadi di Bledug Kuwu. Untuk itu peneliti ingin melakukan penelitian tentang fenomena seismoelektrik di Bledug Kuwu. Kajian penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya di Bledug Kuwu. Dalam penelitian ini akan mengkombinasikan metode self potential (SP) yang akan mengukur sinyal listrik dan metode seismik yang akan mengukur sinyal seismik. Pengukurannya akan dilakukan secara bersamaan dengan menggunakan data logger merek Dataq D710 sebagai output keluaran dari kedua sinyal tersebut. Sensor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seismometer Lennartz 1 Hz 3 komponen tipe LE-3D lite MkII untuk metode seismik dan enam buah porous pot berisi larutan CuSO 4 jenuh sebagai sensor self potential (SP). Pemasangan sensor seismik diletakkan di sekitar titik utama gunung lumpur Bledug Kuwu sedangkan sensor SP diletakkan dalam arah utaraselatan (arah radial), timut-barat (arah tangensial) dan vertikal dari titik utama

4 4 gunung lumpur Bledug Kuwu. Pemasangan sensor seismik dan sensor self potential (SP) di sekitar titik utama gunung lumpur Bledug Kuwu agar sinyal yang terekam berasal dari aktivitas keluarnya material gunung lumpur Bledug Kuwu dan menghindari noise yang berasal dari aktivitas penduduk disekitar wilayah penelitian. Analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu menentukan frekuensi dominan sinyal seismik dan sinyal SP, menentukan beda waktu tiba antara sinyal seismik dengan sinyal SP, menentukan nilai amplitudo tiap event seismik dan SP, mencari hubungan antara amplitudo event seismik dengan amplitudo event SP. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pengaruh dari erupsi gunung lumpur Bledug Kuwu terhadap sinyal Self Potential (SP) yang dihasilkan? 2. Bagaimana karakteristik sinyal seismik dan sinyal SP dari fenomena seismoelektrik di Bledug Kuwu berdasarkan frekuensi dominan, beda waktu tiba antara kedua sinyal dan besar amplitudo rata-rata event sinyal? 3. Bagaimaankah hubungan antara amplitudo event seismik dengan amplitudo event SP? 1.3 Batasan Masalah Batasan dalam penelitian ini adalah pengukuran hanya dilakukan pada titik utama kawah Bledug Kuwu seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.4. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari pengukuran lapangan pada tanggal 15 Desember 2014 dengan menggunakan satu seismometer tiga komponen dan tiga komponen SP.

5 5 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh erupsi gunung lumpur Bledug Kuwu terhadap sinyal Self Potential (SP) dihasilkan. 2. Menentukan frekuensi dominan sinyal seismik dan sinyal SP dari erupsi gunung lumpur Bledug Kuwu. 3. Menentukan beda waktu tiba antara sinyal seismik dengan sinyal SP. 4. Menentukan nilai amplitudo rata-rata event seismik dan event SP. 5. Mengidentifikasi hubungan antara amplitudo event seismik dengan amplitudo event SP. 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan bagi pembaca untuk memahami fenomena gunung lumpur Bledug Kuwu berdasarkan survei seismik dan monitor SP tiga komponen. Selain itu juga dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya untuk pengembangan penggunaan metode monitor SP dalam aplikasinya untuk fenomena geologi yang lain. 1.6 Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah Dari perubahan tekanan pada medium akibat adanya letupan di Bledug Kuwu diperkirakan akan menimbulkan sinyal seismik dan sinyal SP yang disebut dengan fenomena seismoelektrik.