BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong Gunung Andong terletak di Antara dua Kecamatan yaitu Kecamatan Ngablak dan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Gunung Andong sendiri memiliki tinggi kurang lebih mdpl dan merupakan Gunung non vulkanik. Di kaki sekitar Gunung Andong, terdapat beberapa dusun yang mengelilingi, dusun tersebut yaitu: a. Disebelah timur : Dusun Sawit, Dusun Pendem, Dusun Gogik b. Disebelah utara : Dusun Deles, Dusun Jogoyasan, Dusun Temu, Dusun pager Gunung, Lor Sari c. Disebelah barat : Dusun Kudusan, Dusun Kembangan, Dusun Bleder d. Disebelah selatan : Dusun Mantran, Dusun Mangli, Dusun Babadan, Dusun Kalisat. Dusun dusun tersebut terbagi menjadi beberapa Desa dan Kecamatan yaitu di Kecamatan Ngablak sebagai berikut: a. Desa Girirejo untuk Dusun Mantran, Dusun Sawit, Dusun Mangli, Dusun Pendem, Dusun Gogik. b. Desa Deles untuk Dusun Deles, Dusun Temu dan Dusun Jogoyasan. c. Desa Pagergunung untuk Dusun Lor Sari dan Dusun Pagergunung. d. Desa Selomirah untuk Dusun Babadan dan Dusun Kalisat. Sedangkan selain itu terdapat di wilayah Kecamatan Grabag, yaitu untuk Dusun Kembangan, Dusun Bleder, dan Dusun Kudusan.

2 Tidak seluruhnya Dusun Dusun tersebut mendirikan basecamp, kurang lebih 4 tahun sebelumnya untuk mendaki Gunung Andong hanya ada 1 jalur pendakian yaitu melewati Dusun Sawit atau Dusun Pendem, tetapi sekarang sudah menjadi 6 jalur pendakian yaitu melewati Dusun Sawit, Dusun Pendem, Dusun Gogik, Dusun Temu, Dusun Kudusan dan Dusun Kembangan. Disetiap tempat tersebut sudah menyediakan tempat penitipan kendaraan bermotor bagi para pendaki atau wisatawan. Selain itu beberapa rumah warga juga dijadikan menjadi tempat tempat istirahat bagi pengunjung yang datang. Hal inilah yang dimanfaatkan beberapa warga dengan mendirikan usaha. Usaha di Gunung Andong terdiri dari dua kepemilikan yaitu milik masyarakat dan pribadi. Usaha milik masyarakat yaitu adanya pendirian basecamp sebagai akomodasi bagi para wisatawan yang datang yaitu sebagai tempat pendaftaran untuk naik dan juga tempat penitipan kendaraan. Hasil usaha warga yang berbentuk uang tersebut selain sebagian disetorkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, digunakan juga untuk berbagai kebutuhan umum seperti pembangunan infrastruktur sekitar basecamp, pembangunan dusun, dan kebutuhan umum lainnya. Sedangkan usaha milik pribadi yaitu usaha di kawasan basecamp yang dijalankan pribadi oleh warga masyarakat di sekitaran basecamp. Usaha usaha ini sebagian muncul sesaat setelah Gunung Andong mulai didatangi banyak wisatawan yaitu pendaki yang berlalu lalang melewati dusun dusun di kaki Gunung Andong. Terhitung 12 februari 2016 berdasarkan dilingkungan sekitaran dusun dusun untuk mendaki Gunung Andong terdapat dalam berbagai bentuk usaha, yaitu:

3 Tabel 4.1. Jumlah Usaha Di Kawasan Wisata Gunung Andong 2016 *) No Nama Dusun Base Warung MCK Lain Keterangan camp lain 1 Dusun Sawit Lain : tambal ban 1, asesoris 1 2 Dusun Pendem 3 Dusun Gogik Tambal ban 4 Dusun Temu Dusun Kudusan 6 Dusun Kembangan *) sumber : Data Primer Penelitian Melihat dari data tersebut tampak bahwa Dusun Sawit merupakan tempat yang memiliki usaha yang paling banyak dibandingkan dusun dusun Lainnya. Sedangkan di Dusun lain kebanyakan kurang lebih hampir sama. Usaha kebanyakan terdapat di Dusun Sawit ternyata disebabkan beberapa faktor, diantaranya yaitu: a. Para pendaki lebih banyak yang melewati Dusun Sawit. b. Dusun Sawit lebih dikenal para pendaki karena juga merupakan basecamp yang pertama berdiri di Gunung Andong.

4 c. Jalur pendakian yang melewati Dusun Sawit lebih mudah jangkauannya daripada melewati tempat lain. Kebanyakan dari mereka mempunyai tempat tinggal yang memang dekat dengan tempat istirahat dan penitipan kendaraan bermotor dari para pendaki yang datang Hasil Penelitian Aspek Pasar dan Pemasaran Permintaan dan Penawaran Permintaan di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah permintaan yang muncul akibat adanya berbagai kebutuhan yang terjadi di Kawasan Wisata Gunung Andong. Permintaan ini berasal dari para wisatawan dan pendaki serta masyarakat sekitar yang memang sedang membutuhkan ketika mereka berada di Kawasan Wisata Gunung Andong. permintaan di Gunung Andong berupa kebutuhan makan dan minum, akomodasi dan tempat istirahat, MCK, souvenir, transportasi, porter atau pembawa tas dan barang barang pendaki serta untuk penitipan kendaraan yang dibawa ketika datang ke Kawasan ini. Para pendaki atau masyarakat akan datang langsung ke warung warung atau ke tempat yang memang disediakan atau bisa menghubungi para petugas jaga dan juga pedagang secara langsung maupun via telepon maupun media internet yaitu grup di facebook. Sedangkan penawaran di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah penawaran yang muncul dari masyarakat sekitar kawasan Gunung yaitu di lingkungan basecamp di jalur untuk mendaki Gunung Andong. Penawaran

5 ini juga diakibatkan karena adanya permintaan dan juga peluang karena adanya kebutuhan yang muncul dari para wisatawan dan pendaki yang datang dan juga masyarakat yang juga membutuhkan kebutuhan kebutuhan tertentu. Penawaran di Kawasan Gunung Andong berupa penawaran untuk kebutuhan akomodasi, makan dan minum, istirahat, toilet dan masjid, souvenir, ojek, penitipan kendaraan, penitipan helm dan porter. Segala bentuk penawaran disediakan di Kawasan ini 24 jam kecuali untuk kebutuhan makan dan minum yang buka tergantung banyak sedikitnya pendatang yaitu wisatawan dan pendaki. Penawaran dalam bentuk makan dan minum serta istirahat disediakan dalam bentuk warung lesehan yang disitu akan ada etalase atau meja yang diatasnya disediakan aneka minuman dan cemilan, souvenir sedangkan untuk makanan lain di sediakan tulisan yang pembeli tinggal pesan kepada pedagang, untuk penitipan kendaraan, masjid, MCK, penitipan helm di tempat ini disediakan lahan dan tempat yang memang untuk keperluan tersebut, sedangkan kebutuhan ojek dan porter yaitu dengan meminta kepada petugas jaga atau warga yang berada di sekitar kawasan ini Produk dan harga Produk di Kawasan Wisata Gunung Andong yaitu aneka produk yang disediakan untuk para wisatawan, pendaki dan juga warga sekitar. Produk ini berupa aneka makanan dan minuman, alat alat untuk mendaki dan juga souvenir dalam berbagai bentuk yang di sediakan di warung warung para pedagang yang mendirikan usaha di sekitar basecamp, penitipan kendaraan

6 dan tempat istirahat para pendaki. Produk produk yang diperjualbelikan berupa barang jadi dan barang setengah jadi yang diolah para pedagang di Kawasan ini. Sedangkan harga di sini adalah harga yang dicantumkan dari produk produk di Kawasan Wisata Gunung Andong. Jenis produk yang berbeda juga mempunyai harga yang berbeda pula. Harga untuk penitipan kendaraan bermotor, makanan dan minuman, souvenir, penitipan helm merupakan harga yang tetap tidak bisa ditawar, namun ada juga untuk jasa seperti ojek, porter maupun jasa lain tergantung bagaimana kesepakatan dari kegiatan tawar menawarnya. Untuk lebih jelasnya produk apa saja yang disediakan dan harganya terdapat dalam lampiran Strategi Penjualan dan Promosi Strategi penjualan dan promosi di Kawasan Wisata Gunung Andong merupakan langkah - langkah yang digunakan oleh pengelola kawasan wisata dan juga para pedagang agar dapat menarik minat para wisatawan yang datang dan membeli serta menggunakan produk produk yang disediakan di Kawasan Wisata Gunung Andong. Untuk mengenalkan Gunung Andong pihak pengelola menggunakan media internet grup di facebook yaitu Basecamp Sawit, Taruna Jaya giri, Giri Dwipa, dan grup grup lain yang dibantu juga dengan para pengguna internet yang mengunggah tentang Gunung Andong baik lewat foto fot di facebook, twitter, instagram, youtube, dan blog - blog tentang Gunung Andong yang bisa dicari lewat google. Sedangkan di lokasi Kawasan Wisata sendiri para pedagang menggunakan promosi dengan menempelkan tulisan di depan

7 warungnya. Selain itu para pedagang yang berjualan biasanya menggunakan promosi dengan menawarkannya secara langsung untuk beristirahat di tempat usahanya Distribusi Kegiatan Distribusi di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah kegiatan yang dilakukan para pedagang untuk memenuhi kebutuhan produk yang dibutuhkan untuk dijual kembali kepada konsumen yaitu para wisatawan, pendaki dan juga warga yang membutuhkan. Kegiatan ini terjadi ketika para pedagang membeli produk yang akan dijual dari para grosir atau juga produsen di pasar pasar terdekat ketika hari - hari pasaran jawa (pon, wage, kliwon, legi, paing). Produk yang dibeli juga produk yang kira kira habis atau hampir habis, jadi produk yang dibeli tidak menentu tergantung kebutuhan. Jadi dapat dikatakan juga bahwa pedagang di Gunung Andong bukan merupakan produsen namun hanya pelantara antara produsen dan konsumen akhir. Namun demikian, ada beberapa pedagang yang membeli bahan mentah kemudian mengolahnya kembali menjadi barang jadi dalam bentuk makanan siap saji seperti soto, nasi rames, dan juga minuman jus buah. Produk yang dijual oleh para pedagang di Kawasan Gunung Andong juga dilakukan secara directselling yaitu produk tersebut dijual langsung dengan 2 cara, yaitu menunggu pembeli dan juga menawarkan kepada pembeli yang datang. Di bawah ini disajikan bagaimana rantai distribusi usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong.

8 Produsen Penjual Grosir 1, 2, 3... Pedagang di Kawasan Gunung Andong Konsumen Akhir Produsen - Menjual secara langsung - Mengolah kembali baru menjualnya Bagan 4.1. Rantai Distribusi Pedagang di Kawasan Gunung Andong. Berdasarkan bagan tersebut dijelaskan bahwa pedagang di Kawasan Gunung Andong membeli produk langsung kepada produsen maupun lewat penjual grosir. Produk yang dijual ada yang langsung dijual kembali tetapi ada pula produk yang diolah oleh para pedagang baru kemudian dijual kepada konsumen akhir Aspek Manajemen dan Sumber daya Manusia (SDM) Aspek Manajemen dan SDM di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah segala tata kelola dan juga orang yang mengelola di Kawasan Wisata Gunung Andong. Pengelolaan di Kawasan Gunung Andong di kerjakan oleh masyarakat di kawasan tersebut yaitu warga yang tinggal di dusun - dusun tempat basecamp didirikan. Untuk jaga parkir dan basecampnya dibuat sistem pergantian jaga oleh para remaja dengan sistem upah. Waktu untuk jaga dibagi menjadi dua yaitu jaga siang dan jaga malam. Untuk basecamp Sawit para remaja yang menjaga akan diberikan upah per 1 kali jaga. Sedangkan untuk hari jumat sore dan

9 sabtu sore para orang tua biasanya akan ikut keluar untuk ikut jaga di basecamp dan biasanya diberikan upah antara sampai dengan per malam. Tugas dari para penjaga yaitu memastikan wisatawan yang datang membayar tiket masuk yaitu sebesar per motor dan per mobil dan juga memastikan bahwa kendaaraan yang dibawa oleh wisatawan diletakkan ditempat yang sudah disediakan dan dalam kondisi yang baik baik saja. Sedangkan untuk para pedagang yang membuka usaha di Kawasan Wisata Gunung Andong usaha tersebut dijalankan oleh pemilik sendiri dan juga keluarga serta sanak saudara dari pemilik usaha tersebut. Ketika ramai yang datang maka pemilik akan dibantu juga oleh kerabat pemilik tersebut, namun ketika sepi maka warung akan dijaga oleh keluarga pemilik usaha itu sendiri. Pedagang akan menunggu di tempat usahanya dan akan melayani bagi siapa saja yang akan membeli produk dari pedagang tersebut. Untuk usaha dagang para warga di Kawasan Wisata Gunung Andong tidak ada manajemen penggajian. Hasil yang diterima dari hasil penjualan selain untuk membeli keperluan penjualan sebagian akan digunakan untuk kebutuhan bersama masing masing pedagang. Pendidikan dari para pedagang hanya beberapa yang tamatan SMA, sedangkan selebihnya adalah tamatan SLTP dan SD. Usaha yang dijalankan para warga ini tidak memandang pendidikan dari para pedagang, sebab usaha ini juga tidak membutuhkan keahlian khusus dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Tingkat pendidikan dari beberapa pedagang yang diwawancarai terdapat pada lampiran 2.

10 Aspek Hukum Aspek hukum di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah aturan yang dipakai dalam mengelola usaha baik oleh pengelola usaha maupun oleh para pedagang. Secara umum usaha yang dijalankan yaitu dengan membuka basecamp sebagai tempat registrasi untuk naik ke Gunung Andong dan tempat menitipkan kendaraan bermotor merupakan organisasi yang diselenggarakan oleh warga masyarakat yang diketahui pola oleh perangkat dusun, perangkat desa, dan dinas dinas lain seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Lain halnya untuk keberadaan para pedagang di kawasan Gunung Andong, keberadaan usaha dagang di Kawasan ini sendiri belum terdaftar. Para pedagang tidak memiliki izin usaha dari departemen apapun. Dalam mendirikan usaha, para pedagang mendirikan usaha dilahan milik sendiri yang memang sebagai tempat tinggal atau lahan pertanian sehingga tidak ada kewajiban untuk izin pendirian usaha. Selain itu para pedagang jua belum punya niatan untuk mendaftarkan usahanya mengingat usaha dari para pedagang ini juga masih relatif usaha kecil kecilan, sehingga kemungkinan untuk menjadikan usahanya berbadan hukum tidak dilakukan oleh para pedagang. Meskipun begitu usaha dagang ini sudah diketahui secara umum oleh masyarakat setempat dan selama ini tidak ada pelanggaran hukum atau masalah masalah yang timbul dari usaha dagang para warga.

11 Aspek Sosial Aspek Sosial di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah dampak yang disebabkan dengan adanya usaha oleh masyarakat baik usaha basecamp, usaha dagang maupun dari wisatawan yang dilihat secara sosial kemasyarakatan. Keberadaan pedagang di kawasan Gunung Andong membawa pengaruh positif kepada masyarakat dan juga wisatawan yang datang ke Gunung Andong. Dari segi pedagang, pedagang sendiri merupakan warga di sekitar Gunung Andong dan dengan adanya warga yang berjualan tersebut maka muncul lapangan kerja baru bagi warga. Selain itu dengan menjadi pedagang maka warga dilatih untuk berani berbicara kepada wisatawan yang tidak hanya dari wisatawan lokal tetapi terdapat juga wisatawan dari daerah daerah lain yang tidak menggunakan bahasa setempat (jawa) sehingga para pedagang dituntut untuk bisa berbahasa Indonesia dengan fasih untuk melayani konsumen. Usaha basecamp yang merupakan usaha milik masyarakat, selain dengan munculnya pedagang menjadikan kebutuhan warga terpenuhi, dengan adanya usaha basecamp di Kawasan Gunung Andong membuat setiap harinya terutama disekitaran basecamp dan ditempat tempat warga yang berjualan bisa menjadi tempat kumpul warga untuk saling bersilaturahmi, berbincang bincang dan juga memberikan suasana baru bagi warga masyarakat di sekitar Kawasan Wisata Gunung Andong. Sedangkan dari sisi wisatawan, adanya pedagang dikawasan Gunung Andong memberikan kemudahan bagi para wisatawan dalam memenuhi

12 kebutuhan baik konsumsi dan kebutuhan lain. Selain itu karena adanya interaksi antara warga setempat dengan para wisatawan membuat wisatawan menjadi mengetahui bagaimana kearifan lokal yang ada di Kawasan Wisata Gunung Andong dan sekitarnya Aspek Dampak Lingkungan Aspek dampak Lingkungan di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah dampak dengan adanya usaha oleh masyarakat di Kawasan Wisata Gunung Andong. Dampak lingkungan dengan adanya usaha ini dibagi menjadi dua yaitu dampak negatif dan dampak positif, yaitu: a. Dampak positif Dengan didirikannya usaha di Kawasan Gunung Andong membuat banyak pendirian bangunan usaha dagang oleh para warga. Lingkungan yang sebelumnya sepi, kurang rapi dan terkesan kurang terurus menjadi tertata dengan baik, karena para pedagang berusaha agar menarik perhatian wisatawan yang lewat. Tempat tempat pembuangan sampah juga dibuat di samping jalan untuk menyediakan sebagai tempat pembuangan limbah para wisatawan yang datang. Selain itu akses jalan untuk ke Gunung Andong menjadi diperbaiki karena perhatian pemerintah terhadap Gunung Andong menjadi meningkat karena menjadi daerah tujuan wisatawan. b. Dampak Negatif Dengan didirikannya usaha di Kawasan Gunung Andong menyebabkan suatu masalah yaitu munculnya sampah akibat adanya jual beli produk yang kebanyakan dari sampah usaha para warga. Ada saja

13 tumpukan sampah di tempat tempat tertentu dan juga sampah yang berserakan di sepanjang jalan di kawasan ini. Sampah sampah ini kebanyakan merupakan sampah plastik dan botol botol plastik yang tidak bisa terurai sehingga menyebabkan pemandangan di Kawasan Gunung Andong kurang enak dipandang mata. Meski begitu masih terdapat inisiatif warga dan pendaki yang mengumpulkan sampah dan membuangnya di tempat yang sudah disediakan Aspek teknik dan teknologi Lokasi Usaha Lokasi Usaha di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah lokasi dari usaha dagang oleh para warga yang berada di kawasan ini. Lokasi usaha ini berada disepanjang jalan antara basecamp dengan kaki gunung di Kawasan Gunung Andong dimana wisatawan memang melewati di depan para pedagang tersebut berjualan. Beberapa warga berdagang di depan rumah mereka sendiri dan sebagian lain mendirikan usaha di tanah tegalan milik para pedagang tersebut Bahan Baku Bahan Baku adalah bahan yang dibutuhkan para pedagang dalam menjalankan usaha di Kawasan Wisata Gunung Andong. Usaha dari warga ini adalah dengan menjual barang yang memang kebanyakan barang yang sudah jadi dan dijual kepada konsumen akhir, sehingga bahan baku dari usaha warga ini kebanyakan langsung dibeli dari pasar di sekitarnya. Pasar pasar tersebut yaitu:

14 a. Pasar Tradisional Ngablak sekitar 3 km dari Kawasan Gunung Andong yang ada pada hari paing dan wage. b. Pasar tradisional Grabag sekitar 8 km dari kawasan Gunung Andong yang setiap hari pasar tersebut ada. c. Pasar tradisional Kaponan sekitar 9 km dari kawasan Gunung Andong yang ada ketika hari legi dan pon. Selain membeli barang jadi dari pasar, para pedagang juga membeli barang setengah jadi seperti buah - buahan, bumbu, dan bahan lain kemudian mengolahnya menjadi makanan dan atau minuman jadi Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah tenaga yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha dagang. dalam menjalankan usahanya, pemilik sendiri dan keluarga si pemilik yang menjadi tenaga kerja. Tenaga kerja ini selain dibutuhkan untuk menjaga warung setiap harinya, tenaga kerja ini juga untuk hari tertentu harus belanja ke pasar untuk membeli segala keperluan dagang masing masing pedagang Teknologi Teknologi dalam usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah teknologi yang digunakan dalam kegiatan jual beli antara pedagang dengan pembeli. Teknologi yang digunakan para pedagang masih tergolong tradisional, karena dagangan yang diperjualbelikan juga tidak membutuhkan alat alat khusus, hanya ada beberapa warga yang menggunakan alat alat

15 modern seperti kulkas dalam proses jual beli. Selain itu proses jual beli masih menggunakan alat tradisional yaitu dilayani tenaga kerja orang itu sendiri Layout Kawasan Gunung andong terutama dikaki gunung dikelilingi berbagai usaha yang dijalankan oleh para warga masyarakatnya. Sehingga untuk mengetahui layout dari para pedagang harus dilihat secara keseluruhan. Secara rinci layout dari usaha dagang di kawasan Gunung Andong terdapat pada lampiran Aspek Finansial Kebutuhan dana dan Sumber dana Kebutuhan dana usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah kebutuhan yang dibutuhkan oleh para pengusaha yang menjalankan usahanya dimulai dari membangun usahanya sampai kebutuhan dana untuk operasional. Kebutuhan dana yang dibutuhkan oleh pedagang bermacam macam tergantung skala dari usaha itu sendiri. Terutama dalam dana untuk mendirikan usaha dan proses dari usaha dari para pedagang. Usaha yang dijalankan oleh warga ini juga masih sangat tradisional dan menggunakan manajemen sederhana. Sumber dana dari beberapa warga yang menjadi pedagang di Kawasan Gunung Andong yang disajikan dalam tabel 4.2, yaitu:

16 Tabel 4.2. Kebutuhan Dana Usaha Dagang di Kawasan Gunung Andong *) No Nama Pedagang investasi Awal Biaya Aktiva 1 Handoko Wahid Umi Nurjanah Takim Eni *) sumber : Data Primer penelitian modal kerja 1 bulan Dari data tersebut menunjukan bahwa bapak Wahid menyiapkan modal yang paling besar untuk usahanya yaitu sebesar , sedangkan bapak Takim menyiapkan modal yang paling sedikit yaitu Sumber dana usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah asal usul dana yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha. Sumber dana yang digunakan oleh pedagang ini seluruhnya adalah berasal dari modal sendiri, dari keluarga atau juga sanak saudara. Para pedagang tidak ada yang mencari modal dengan meminjam dari bank atau lembaga tertentu. Apabila meminjam maka pinjaman tersebut berasal dari sanak keluarga dan saudara dari para pedagang itu sendiri Biaya

17 Biaya dalam usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah biaya yang dikeluarkan oleh pedagang ketika menjalankan usaha. Biaya ini adalah untuk kegiatan operasional yaitu biaya bahan untuk membeli produk dari pasar, biaya transportasi, biaya listrik dan biaya lain lain. Tabel 4.3. Komponen Biaya Para Pedagang di Kawasan Wisata Gunung Andong *) Nama No Belanja transportasi listrik lain lain Pedagang 1 Handoko Wahid Umi Nurjanah Takim Eni *) Sumber : Data Primer Penelitian Manfaat Manfaat dalam usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah manfaat dari hasil penjualan produk dari para pedagang. Perkiraan pemasukan dari beberapa pedagang terdapat pada tabel 4.4, yaitu:

18 Tabel 4.4. Pendapatan Usaha Dagang Di Kawasan Wisata Gunung Andong dalam satu bulan *) No Nama Pedagang Jumlah Pendapatan 1 Handoko Wahid Umi Nurjanah Takim Eni *) Sumber : Data Primer Penelitian Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa Bapak Wahid memperoleh pendapatan yang paling banyak dalam satu bulannya yaitu mencapai , sedangkan pendapatan terendah adalah Bapak Takim yaitu Setelah dikurangi dengan biaya biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan, ditemukan laba bersih dari usaha dalam satu bulan. Data tersebut disajikan pada tabel 4.5. berikut: Tabel 4.5. Pendapatan Bersih usaha Dagang Di kawasan Wisata Gunung Andong Dalam Satu Bulan*) No Nama Pedagang Pendapatan bersih 1 Handoko Wahid Umi Nurjanah Takim Eni *) sumber : Data Primer Penelitian

19 Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa laba paling banyak diperoleh oleh Bapak Wahid dengan sekitar untuk setiap bulannya, sedangkan paling sedikit yaitu Bapak Takim yang sekitar kebanyakan Laba tersebut digunakan pedagang untuk menambah modal dan sebagian digunakan untuk kebutuhan sehari hari Hasil Analisis Perhitungan kelayakan finansial ini diperoleh dari data hasil pengurangan antara aliran manfaat dengan aliran biaya. Adapun perhitungan kelayakan finansial usaha dagang di Kawasan Gunung Andong adalah sebagai berikut: Hasil perhitungan dari kelayakan usaha meliputi ARR, IRR, PP dan IP diperoleh dari hasil pengurangan antara kas manfaat dan kas biaya. Sedangkan untuk perhitungan payback periode tidak dijadikan hasil untuk menentukan layak tidaknya usaha akan tetapi sebagai jangka waktu pengembalian investasi. Untuk NPV juga tidak dapat diperhitungkan karena perhitungan usaha dagang ini masih sederhana tidak ada diskonto yang ditetapkan oleh pedagang sehingga dapat diketahui bahwa NPV adalah 0. Adapun hasil analisisnya terdapat pada tabel berikut: a. Payback Periode Dengan analisis ini maka dapat dipertimbangkan pengembalian pada saat investasi. Perhitungan ini memperhitungkan modal awal dengan pendapatan yang diperoleh hingga mencapai modal awal dari usaha. Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung payback periode disajikan pada

20 lampiran 4. Hasil dari perhitungan tersebut disajikan pada tabel 4.5. berikut: Tabel 4.5. Hasil Analisis Payback Periode pedagang di Kawasan Wisata Gunung Andong *) No Nama Pedagang Payback Periode/ Hari 1 Handoko 13 2 Wahid 27 3 Umi 12 4 Nurjanah 19 5 Takim 15 6 Eni 17 *) Sumber : Data Primer Penelitian Berdasarkan tabel tersebut maka jangka waktu pengembalian investasi antara pedagang satu dengan yang lainnya berbeda beda. Ibu Umi mempunyai jangka pengembalian investasi yang paling cepat karena hanya dengan waktu 12 hari sudah memperoleh pendapatan yang senilai dengan modal awal investasi. Sedangkan Bapak Wahid mempunyai jangka waktu pengembalian paling lama yaitu 27 hari untuk memperoleh modal investasi awal kembali. Dalam memperoleh jangka waktu pengembalian awal, para pengusaha tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama. b. Average Rate of Return (ARR) Analisis dengan menghitung tingkat pengembalian investasi yang dihitung dengan mengambil arus kas masuk dan membaginya dengan jumlah tahun dalam kehidupan investasi. ARR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

21 Rata rata EAT : Rata rata Investasi X 100% Dari rumus berikut maka dapat disajikan dengan tabel 4.7. sebagai berikut: No Tabel 4.7. Average Rate of Return (ARR) usaha Dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong *) Rata Rata Nama Pedagang pendapatan Rata rata Investasi ARR (%) 1 Handoko Wahid Umi Nurjanah Takim Eni *) Sumber : Data Primer Penelitian Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa kegiatan usaha dari seluruh pedagang adalah layak untuk dilanjutkan karena mempunyai ARR yang paling rendah yaitu Bapak Wahid yaitu 31 %, sedangkan ARR paling tinggi yaitu bapak Takim yaitu 43 %. Jika ARR dibawah 0% maka dikatakan usaha tersebut menimbulkan kerugian, jika ARR sama dengan 0% maka usaha tersebut impas, jika ARR lebih dari 0% maka usaha tersebut dapat dikategorikan layak. Pada usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong ARR paling rendah adalah 31 % atau lebih dari 0 %. sehingga usaha dagang yang dijalankan di Kawasan Wisata Gunung Andong layak.

Lampiran 1 Produk dan Harga yang disediakan di Kawasan Wisata Gunung Andong makanan dan Minuman No Nama Barang harga Rp 1 Soto ayam

Lampiran 1 Produk dan Harga yang disediakan di Kawasan Wisata Gunung Andong makanan dan Minuman No Nama Barang harga Rp 1 Soto ayam Lampiran 1 Produk dan Harga yang disediakan di Kawasan Wisata Gunung Andong makanan dan Minuman No Nama Barang harga 1 Soto ayam 5.000 4.000 2 Nasi rames 3 segala macam gorengan 4 rolade 500 5 tahu isi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Usaha Dagang 2.1.1. Pengertian Usaha Dagang Usaha dagang erat kaitannya dengan pelakunya yaitu pedagang. Pedagang sendiri dapat diartikan sebagai orang yang melakukan perdagangan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bisnis (Business) Bisnis menurut (Griffin dan Ebert, 2008) merupakan aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Lembah Manding, hutan pinus, kearifan lokal, dan briefing di basecamp sebelum

BAB IV KESIMPULAN. Lembah Manding, hutan pinus, kearifan lokal, dan briefing di basecamp sebelum BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian pada komponen daya tarik wisata jalur pendakian Gunung Merbabu via Dusun Suwanting yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat tiga

Lebih terperinci

Nama : Ananda Chania Pratama NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM

Nama : Ananda Chania Pratama NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM Nama : Ananda Chania Pratama NPM : 10214988 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM Penulisan Ilmiah Studi Kelayakan Bisnis Daur Ulang Plastik CV Majestic Buana Group Mustika Jaya Bekasi

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita Menurut Vanhove (2005) dampak ekonomi kegiatan wisata alam dapat

Lebih terperinci

ANALISA STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENDIRIAN USAHA BUNGA RAMPAI CLUB DI PERUMNAS KLENDER, JAKARTA TIMUR

ANALISA STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENDIRIAN USAHA BUNGA RAMPAI CLUB DI PERUMNAS KLENDER, JAKARTA TIMUR ANALISA STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENDIRIAN USAHA BUNGA RAMPAI CLUB DI PERUMNAS KLENDER, JAKARTA TIMUR Nama : Rachman Hidayah NPM : 25210496 Fakultas/ Jurusan : Ekonomi/ Akuntansi Pembimbing : Sudarsono,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Adanya kegiatan wisata di Hutan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu mengalami kemunduran, baik

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. tantangan kebutuhan bahan bangunan dikawasan Tapanuli. Tahapan yang

BAB V RENCANA AKSI. tantangan kebutuhan bahan bangunan dikawasan Tapanuli. Tahapan yang BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan Usaha CV. Mitra Andalan Sentosa Model bisnis distributor bahan bangunan CV. Mitra Andalan Sentosa di Kawasan Tapanuli diharapkan akan menjadi satu contoh jenis usaha yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan. Keputusan-keputusan yang perlu diambil pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan. Keputusan-keputusan yang perlu diambil pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perjalanan hidupnya, para individu harus mengambil berbagai keputusan keuangan. Keputusan-keputusan yang perlu diambil pada dasarnya dapat dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trotoar adalah jalur bagi pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,

Lebih terperinci

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG Menjadi salah satu tanaman pangan dunia, jagung yang memiliki nama biologi Zea Mays ini sekarang tak hanya dijadikan sebagai sumber karbohidrat bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA GUNUNG ANDONG SEBAGAI ECOTOURISM DI KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA GUNUNG ANDONG SEBAGAI ECOTOURISM DI KABUPATEN MAGELANG ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA GUNUNG ANDONG SEBAGAI ECOTOURISM DI KABUPATEN MAGELANG (STUDI KASUS BASE CAMP TARUNA JAYAGIRI ) LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA Disusun Oleh Nama : Wakhid Wisnu W NIM : 11.01.2912 Kelas : D3 TI-02 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nama responden : Usia : Jenis Kelamin : Pria Wanita Pendidikan : SD SMP

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI USAHA PADA PROYEK WARNET X BOUNCE

ANALISA INVESTASI USAHA PADA PROYEK WARNET X BOUNCE ANALISA INVESTASI USAHA PADA PROYEK WARNET X BOUNCE Nama : RITA MARIANI CAROLIN NPM : 20207953 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung / Wisatawan

Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung / Wisatawan Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung / Wisatawan Tanggal wawancara : No Responden : Nama : Alamat : INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor kunci kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itulah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor kunci kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor kunci kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itulah faktor ini harus mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak. Upaya peningkatan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan di Indonesia yang sedang digalakkan dewasa ini, pada hakikatnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pariwisata juga merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA PANCONG BALAP 3. Nama : Indra Ferdian Saputra NPM : Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA PANCONG BALAP 3. Nama : Indra Ferdian Saputra NPM : Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE. ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA PANCONG BALAP 3 Nama : Indra Ferdian Saputra NPM : 24213385 Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE., MMSI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dampak perkembangan zaman dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA Nama : Restia Arenisca Wulandari NPM : 26212149 Kelas : 3EB27 Jurusan : S1 Akuntansi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET Nama : SUKMIATI NPM : 26210727 Kelas : 3 EB 18 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi telah menempatkan internet menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH. NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE.

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH. NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE. ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : 11210121 Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE., MM PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Lidah masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SKIES CAFE DAN BILLIARD DI REVO TOWN BEKASI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SKIES CAFE DAN BILLIARD DI REVO TOWN BEKASI ANALISIS KELAYAKAN USAHA SKIES CAFE DAN BILLIARD DI REVO TOWN BEKASI Nama : Fadhli Zulhazmi Npm : 13213041 Kelas : 3EA26 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Edy Nursanta, SE., MM.. Pendahuluan

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Rumahan Dengan Jasa Penitipan Anak

Peluang Bisnis Rumahan Dengan Jasa Penitipan Anak Peluang Bisnis Rumahan Dengan Jasa Penitipan Anak Meninggalkan anak untuk pergi bekerja adalah hal yang sangat berat bagi para orang tua yang memiliki tingkat kesibukan cukup tinggi di luar rumah. Apalagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN RUMAH KOST DI DAERAH KAMPUS HENDRAJAYA PEMBIMBING : SONNY SITI SONDARI,

ANALISA KELAYAKAN RUMAH KOST DI DAERAH KAMPUS HENDRAJAYA PEMBIMBING : SONNY SITI SONDARI, ANALISA KELAYAKAN RUMAH KOST DI DAERAH KAMPUS HENDRAJAYA 9521042 PEMBIMBING : SONNY SITI SONDARI, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK Peranan pihak swasta

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN Pertanyaan Wawancara untuk Pemilik Resto Pesaing 1. Terkait dengan Ide dan Konsep Bisnis a. Pada awalnya, peluang apa yang Anda lihat sehingga tertarik untuk membuka usaha resto ini? b. Ide bisnis

Lebih terperinci

VII. STRATEGI PENGELOLAAN WISATA BOTUBARANI

VII. STRATEGI PENGELOLAAN WISATA BOTUBARANI Photo by : Mahardika Rizqi HIMAWAN BPSPL Makassar VII. STRATEGI PENGELOLAAN WISATA BOTUBARANI Pembentukan kelompok sadar wisata dilakukan melalui pemerintah desa dan kabupaten, yang diharapkan dapat menjadi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui tingkat kepuasan yang mempengaruhi jumlah wisatawan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui tingkat kepuasan yang mempengaruhi jumlah wisatawan. Sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya waktu dan teknologi perusahaan jasa khususnya yang bergerak di bidang pariwisata sangat memerlukan alat ukur untuk mengetahui tingkat kepuasan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. Untuk merealisasikan seluruh rencana yang telah dirancang, kegiatankegiatan

BAB V RENCANA AKSI. Untuk merealisasikan seluruh rencana yang telah dirancang, kegiatankegiatan BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Untuk merealisasikan seluruh rencana yang telah dirancang, kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan terdiri dari tiga tahap dengan waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa komponen pengembangan wisata belanja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada potensi dan kemungkinan pengembangan wisata belanja Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada awalnya kebun binatang Medan didirikan dilahan seluas 3, 1 ha di jalan brigjen katamso pada tanggal 17 agustus 1968, namun dengan dikeluarkannya surat dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Hasil Segmentasi, Targeting dan Positioning dari Dios Game Center : Segmentasi a. Jenis Kelamin : Pria dan Wanita. b. Usia : 15 tahun - 25 tahun. c. Status

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI BAB 4 KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI Program Relokasi di Kelurahan Sewu dilatar belakangi oleh beberapa kondisi, diantaranya kondisi banjir yang tidak dapat di prediksi waktu terjadi seperti

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SOUVENIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil

Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil Mungkin benar bila modal uang merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam memulai usaha. Namun memiliki modal uang yang terbatas, bukan menjadi satu alasan bagi Anda

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN USAHA TERHADAP PENGEMBANGAN INVESTASI PADA PABRIK KERUPUK KULIT HIDAYAH

ANALISA KELAYAKAN USAHA TERHADAP PENGEMBANGAN INVESTASI PADA PABRIK KERUPUK KULIT HIDAYAH ANALISA KELAYAKAN USAHA TERHADAP PENGEMBANGAN INVESTASI PADA PABRIK KERUPUK KULIT HIDAYAH Nama : Annisa Dwiutami NPM : 20210910 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM, FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA WARNET PADA GAMEMASTER.NET

ANALISA INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA WARNET PADA GAMEMASTER.NET ANALISA INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA WARNET PADA GAMEMASTER.NET Nama : BENNY CHANDRA S. NPM : 20207205 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Aji Sukarno, SE.,MM Latar Belakang Dengan pesatnya perkembangan informasi,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal 83 BAB VI ASPEK KEUANGAN 1.1 Kebutuhan Dana Andalucia Party Planner membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: 6.1 Tabel Sumber Pendanaan Uraian Sumber Dana Jumlah 1. Modal sendiri Rp. 15.150.000

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN REPORT)

FORMAT LAPORAN RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN REPORT) FORMAT LAPORAN RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN REPORT) POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011 RINGKASAN BISNIS Merupakan ringkasan singkat mengenai sejarah perusahaan dimulai dari nama kemudian bidang yang digeluti

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

BAB II FIRST IMPRESSION. perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang

BAB II FIRST IMPRESSION. perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang BAB II FIRST IMPRESSION Berdasarkan pengetahuan perancang tentang kondisi dan potensi yang mendasari perencanaan untuk penambahan fasilitas pada lokasi Istana Maimun. Selanjutnya, perancang melakukan survey

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU WARUNG NASI UDUK BETAWI MPO JENONG. Aldi Halim Samsudin Susilowati Dyah Kusumaningtyas., SE.

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU WARUNG NASI UDUK BETAWI MPO JENONG. Aldi Halim Samsudin Susilowati Dyah Kusumaningtyas., SE. STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU WARUNG NASI UDUK BETAWI MPO JENONG Aldi Halim Samsudin 14212717 Susilowati Dyah Kusumaningtyas., SE.,MM LATAR BELAKANG Perusahaan yang ingin tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Rumah Makan

Peluang Bisnis Rumah Makan Peluang Bisnis Rumah Makan TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Disusun oleh : Nama : Nur sandi Nim : 10.11.4079 Kelas : 2 H Alamat Blog : http://penghijauankembali.blogspot.com JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ( S1 TI )

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS Mayang Hadi Ratnawati ABSTRAKSI ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1Metode Penilaian Investasi Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Mitra Computa Asia dalam pendistribusian produk

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perikanan merupakan kegiatan terorganisir yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan serta lingkungannya, mulai dari pra

Lebih terperinci

MENYUSUN KELAYAKAN USAHA

MENYUSUN KELAYAKAN USAHA M O D U L MENYUSUN KELAYAKAN USAHA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PUSAT DATA DAN INFORMASI 2000 MENYUSUN KELAYAKAN USAHA I. PENDAHULUAN II. KAJIAN YANG DIPERLUKAN A. ASPEK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang, seperti indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

1. Seberapa seringkah Anda mengunjungi Malioboro? a. Setahun sekali c.tiga bulan sekali b. Enam bulan sekali d. Tidak tentu

1. Seberapa seringkah Anda mengunjungi Malioboro? a. Setahun sekali c.tiga bulan sekali b. Enam bulan sekali d. Tidak tentu DATA RESPONDEN 1. NAMA : 2. USIA : 3. JENIS KELAMIN : 4. ALAMAT : 5. PEKERJAAN : Kuesioner Pengunjung PERTANYAAN BAGIAN SATU 1. Seberapa seringkah Anda mengunjungi Malioboro? a. Setahun sekali c.tiga bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana atau modal, kita perlu melakukan suatu studi kelayakan untuk melihat apakah proyek

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka 92 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Potensi- potensi daya tarik wisata

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN Mengelola keuangan suatu usaha bukan hanya dilakukan oleh usaha yang besar saja, tetapi usaha kecil dan menengah juga harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan benar. Karena

Lebih terperinci