MODUL PERKULIAHAN. Bahasa Indonesia. Kalimat dan Kalimat Efektif. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PERKULIAHAN. Bahasa Indonesia. Kalimat dan Kalimat Efektif. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat Efektif Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 09 MK90008 Abstract Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat memahami pengertian kalimat, unsur-unsur kalimat, pola dasar kalimat, jenisjenis kalimat, pengertian kalimat efektif, syarat-syarat kalimat efektif, dan menggunakan kalimat efektif dengan baik dan benar dalam mengungkapkan gagasan, informasi, pesan, baik lisan maupun tertulis. Kompetensi Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan pengertian kalimat efektif 2. Menjelaskan unsur-unsur kalimat 3. Menjelaskan pola dasar kalimat 4. Menjelaskan jenis-jenis kalimat 5. Menjelaskan pengerian kalimat efektif 6. Menjelaskan syarat-syarat kalimat efektif 7. Menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif

2 Kalimat dan Kalimat Efektif A. Pengertian Kalimat adalah bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah). B. Unsur Kalimat Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku tata bahasa lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni Subjek dan Predikat. Unsur lain (O, Pel, dan Ket) dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir dalam suatu kalimat. 1. Subjek (S) Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Sebagian besar subjek diisi oleh kata benda/frasa nominal, klausa, atau frasa verbal. a. Ayahku sedang melukis. b. Yang berbaju batik dosen saya. c. Berjalan kaki menyehatkan badan. Selain ciri di atas subjek juga dapat dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata tanya siapa (yang) atau apa (yang). a. Bagi siswa sekolah dilarang masuk. b. Di sini melayani resep obat generik. c. Melamun sepanjang malam. 2. Predikat (P) Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan apa subjek (S), yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat. a. Kuda merumput. b. Ibu sedang tidur siang. c. Kota Jakarta dalam keadaan aman. Contoh kalimat yang belum mempunyai predikat (P) karena tidak ada kata-kata yang menunjuk perbuatan, sifat/keadaan pelakunya. a. Anak yang gendut lagi lucu itu. 2

3 b. Kantor yang terletak di Jalan Gatot Subroto. c. Bandung yang dikenal sebagai kota kembang. 3. Objek (O) Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nomina, atau klausa. Letak objek selalu di belakang predikat yang berupa verba transitif, yaitu yang menuntut wajib hadirnya Objek. a. Anita menimang. b. Arsitek merancang. c. Juru masak menggoreng. Jika predikat diisi verba intransitif, objek tidak diperlukan. a. Nenek mandi. b. Komputerku rusak. c. Tamunya pulang. Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi subjek kalimatnya dipasifkan. a. Orang itu menipu adik saya[o]. Adik saya [S] ditipu oleh orang itu. b. Siti mencubit lengan Cyntia [O]. Lengan Cyntia [S] dicubit oleh Siti. 4. Pelengkap Pelengkap (Pel.) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi informasi yang mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. a. Melengkapi struktur, misalnya: Negara Republik Indonesia/ berdasarkan / Pancasila. S P Pel. b. Mengkhususkan makna objek, misalnya: Ibu / membawakan / saya / oleh-oleh. S P O Pel. 5. Keterangan Keterangan (Ket.) adalah bagian kalimat yang menerangkan predikat dan klausa dalam sebuah kalimat. Posisi Keterangan manasuka, di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi keterangan adalah adverbial, frasa nomina, frasa preposisional, atau klausa. 3

4 a. Adi mengambilkan air minum untuk Adiknya dari kulkas. (Ket. Tempat). b. Andi sekarang sedang belajar menyanyi. (Ket.waktu) c. Lia memotong tali dengan gunting. (Ket. Alat) d. Anak yang baik itu berkorban demi orang tuannya. (Ket. tujuan) e. Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan hati-hati. (Ket. cara) f. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus ujian. (Ket. Penyebab). C. Pola Dasar Kalimat dalam Berdasarkan fungsi gramatikanya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model kalimat dasar bahasa Indonesia, yaitu kalimar dasar bertipe: 1. Subjek - Predikat. Lisa terseyum. 2. Subjek Predikat Objek. Indonesia mengalahkan Korea Selatan. 3. Subjek Predikat Pelengkap. Negara kita berlandaskan hukum. 4. Subjek Predikat Keterangan. Anita tinggal di Jakarta. 5. Subjek Predikat Objek- Pelengkap. Rumana membelikan Adiknya Sepeda Motor Suzuki. 6. Subjek Predikat Objek Keterangan Mahmud memasukan bungkusan itu ke dalam mobil. D. Jenis-jenis Kalimat 1. Jenis Kalimat Menurut Strutur Gramatikanya Menurut strukturnya, kalimat berjenis tunggal (simpleks) dan majemuk (kompleks). Yang majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif subordinatif). Semuanya dipakai dalam karangan yang baik sesuai dengan pokok pikiran yang diajukan. Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk. a. Kalimat Tunggal (Simpleks) Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat, tetapi yang masingmasing dapat berupa bentuk majemuk. Misalnya, Amin (dan saya) menulis (dan membaca). 4

5 Kami bekerja bakti. Mereka menonton film di tengah kota. b. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara terdiri atas dua suku kalimat (klausa), atau lebih, yang bebas atau lebih. Tanda koma memisahkan suku kalimat itu jika subjeknya berbeda, jika kata penghubungnya menunjukan pertentangan, atau jika suku kalimat itu panjang-panjang. Gagasan yang segi-seginya sama pentingnya (semua kalimat tunggal) di tuangkan kedalam kalimat majemuk setara. Misalnya, Penduduk RT kami rata-rata masih muda, tetapi warga RT Kampung Jati pada umumnya tua-tua. Kami membaca, dan mereka bermain pingpong. c. Kalimat Majemuk Tak Setara (Bertingkat) Kalimat majemuk tak setara terdiri atas satu kalimat yang bebas dan suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat jenis itu menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam suku induk sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab akibat, tujuan, dan syarat isi dengan aspek gagasan yang lain, yang terungkap dalam suku anak, akan ternyata dari tata susunannya. Misalnya: Karena sudah malam, kami ingin pulang. Para pemain boleh beristirahat jika sudah lelah. Ketika di Jakarta, saya berkenalan dengan rekan dari daerah lain. d. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat jenis ini terdiri dari dua suku bebas atau lebih (sifat kesetaraannya) dan satu suku terikat atau lebih (sifat kesetaraannya). Misalnya, Karena sudah malam, kami berhenti dan semua kawan kami langsung pulang. Kami pulang, tetapi semua kawan kami masih tinggal karena belum selesai pekerjaannya. 2. Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gayanya (Retorikanya) Bentuk retorikanya di sini berarti rancangan, gaya, tata susunan, atau arsitektur kalimat yang menentukan efeknya terhadap pendengar atau pembacanya. Kalimat yang secara gramatikal sudah baik belum tentu mamuaskan dari sudut retorikanya. Unsur kalimat harus dikendalikan dan dikelompokan; kata yang tepat harus dipilih dan ditata, sehingga hasilnya menunjukan keserasian. Pendek kata, kalimat itu harus 5

6 efektif. Menurut bentuk retorikanya, kalimat dapat digolongkan menjadi kalimat yang melepas (induk-anak), kalimat yang berklimaks (anak-induk), dan kalimat yang berimbang (setara atau campuran). a. Kalimat yang Melepas (lose sentence) Kalimat yang melepas, mulai dengan struktur Subjek Predikat (atau suku induk) yang diikuti unsur tambahan yang sifatnya manasuka. Kalimat itu sudah lengkap walaupun unsur tambahan itu dihilangkan. Misalnya: 1) Saya tidak akan datang jika nanti hujan. 2) Kami belajar di aula. b. Kalimat yang Berklimaks (periodic sentence) Kalimat yang berklimaks mulai unsur tambahan yang diikuti oleh struktur utama (atau suku induk) sehingga membangun ketegangan. Kalimat itu baru selesai dan lengkap dengan adanya kata yang terakhir. Misalnya, 1) Jika nanti hujan, saya tidak akan datang. 2) Belajar di aula, kami. Di aula, kami belajar. Belajar, kami di aula. c. Kalimat yang Berimbang (balanced sentence) Kalimat yang berimbang ialah kalimat majemuk setara atau campuran yang strukturnya memperlihatkan kesejajaran. Gagasan yang menunjukan penalaran yang sejalan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang bersimetri. Misalnya, Petatar boleh belajar, boleh bersantai. Mereka memilih buku ini, atau menghafalkan diktat ini. 3. Jenis kalimat menurut fungsinya a. Kalimat Pernyataan/Berita (kalimat deklaratif) Kalimat pernyataan berita adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk menyatakan suatu berita kepada mitra komunikasinya. Dalam bahasa lisan kalimat berita dengan intonasi turun dan pada bahasa tulis kalimat berita bertanda baca akhir titik (.). 1) Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi. 2) Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-67 berlangsung meriah. b. Kalimat Pertanyaan (kalimat interogatif) Kalimat pertanyaan adalah kalimat yang dipakai oleh penutur/penulis untuk memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapkan dari mitra 6

7 komunikasinya. Pada bahasa lisan berintonasi akhir naik dan pada bahasa tulis kalimatnya diakhiri dengan tanda Tanya (?). Selain hadirnya tanda tanya, dalam kalimat tanya sering pula hadir kata tanya apa(kah), bagaimana, di mana, siapa, yang mana, kapan, berapa. 1) Apakah barang ini milik Saudara? 2) Kapan kakakmu berangkat ke Surabaya? 3) Siapakah tokoh pendiri Perguruan Taman Siswa? c. Kalimat Perintah/Permintaan (kalimat imperatif) Kalimat perintah/permintaan dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu. Dalam bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir menurun dan pada bahasa tulis kalimat ini diakhiri dengan tanda seru atau tanda titik. Kalimat perintah dipilah menjadi kalimat perintah suruhan, kalimat perintah halus, kalimat perintah permohonan, kalimat perintah ajakan dan harapan, kalimat perintah larangan, dan kalimat perintah pembiaran. 1) Kalimat perintah halus a) Tolonglah bawa sepeda motor ini ke bengkel. b) Silakan kamu pergi ke belakang sekarang. c) Keputusan itu kiranya dapat kamu perhatikan. 2) Kalimat perintah langsung: a) Pergilah kamu sekarang! b) Ayo, cari buku itu sampai dapat! c) Mari kita bernyanyi bersama-sama! 3) Kalimat perintah larangan langsung a) Janganlah kamu pergi sekarang! b) Jangan buang sampah di sini! 4) Kalimat perintah larangan halus a) Terima kasih Anda tidak merokok! b) Terima kasih Anda tidak bercanda di ruangan ini! 5) Kalimat permintaan/permohonan Mohon hadiah ini Bapak terima. 6) Kalimat perintah ajakan dan harapan Ayolah, kita belajar. 7) Kalimat perintah pembiaran a) Biarkan(lah) dia di sini sebentar. b) Biarlah dia menemani orang tuanya. 7

8 d. Kalimat Seruan (kalimat ekslamatif) Kalimat seruan dipakai oleh penutur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi naik dan pada bahasa tulis ditandai dengan tanda seru atau tanda titik pada akhir kalimatnya. 1) Hai, ini dia yang kita cari! 2) Wah, pintar benar anak ini. e. Kalimat Tidak Lengkap (Kalimat Minor) Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak berpredikat atau tidak bersubjek. 1) Dilarang masuk. 2) Angkat tangan! 3) Selamat jalan. f. Kalimat Inversi Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjek sehingga membentuk pola Predikat Subjek (P-S). 1) Menangis pacarku karena sedihnya. 2) Matikan televisi itu. E. Kalimat Efektif 1. Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar. Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara pas dan jitu sehingga pendengar/pembaca akan memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicaranya. 2. Syarat-syarat Kalimat Efektif Untuk dapat mencapai keefektifan tersebut, kalimat efektif harus memenuhi paling tidak enam syarat, yaitu adanya (1) kesatuan, (2) kepaduan, (3) keparalelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan. a. Kesatuan 8

9 Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu ide itu kalimat boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu unsur pilihan, bahkan dapat mempertentangkan unsur pilihan, yang satu dan yang lainnya asalkan ide atau gagasan kalimatnya satu. Artinya, dalam setiap kalimat hanya ada satu maksud utama penulis/pembicara, dan maksud itu harus dapat dikenali dan dipahami oleh pembaca/pendengar. Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya 1) Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau) 2) Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru. (tidak jelas siapa yang memberi pengarahan) Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya: 1) Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. 2) Berdasarkan agenda sekretaris, manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru. b. Kepaduan (Koherensi) Yang dimaksud dengan koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-Ket). Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren: 1) Saya punya rumah baru saja diperbaiki (struktur kalimat tidak benar/rancu) 2) Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur S-P-O tidak berkaitan erat) Contoh kalimat yang unsurnya koheren: 1) Rumah saya baru saja diperbaiki. 2) Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk. c. Keparalelan Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsurunsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur pertama menggunakan verba, unsur kedua dan seterusnya juga harus verba. Jika unsur pertama berbentuk nomina, unsur berikutnya harus berbentuk nomina. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah: 1) Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. 9

10 2) Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk, memperbanyak penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih gencar. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar: 1) Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya ucapkan terima kasih. 2) Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu produk, meninggikan frekuensi iklan, dan menggencarkan pemasaran. d. Ketepatan Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan penting. Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Akan tetapi, perlu diingat ada kalanya kita harus memilih dengan akurat satu kata, satu frasa, satu idiom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna yang bulat dan pasti. Dalam praktik di lapangan baik dalam wacana lisan maupun wacana tulis, masih banyak pemakai bahasa yang mengabaikan masalah ketepatan pemakaian unsur-unsur pembentuk kalimat. Akibatnya, kalimat yang dihasilkan pun tidak tinggi kualitasnya. Perhatikan contoh kasus di bawah ini. Contoh penulisan kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan: 1) Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang. (salah dalam pemakaian kata dari dan sehingga) 2) Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Namun demikian, dia... (salah memakai frasa namun demikian) Contoh penulisan kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan: 1) Karyawan teladan itu memang tekun bekerja sejak pagi sampai petang. 2) Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Walaupun demikian, dia... e. Kehematan Yang dimaksud dengan kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat di sini berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang subjek; tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata, kalimat akan menjadi padat berisi. Contoh kalimat yang tidak hemat kata: 1) Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar sepanjang hari dari pagi sampai sore. 10

11 2) Dalam pertemuan yang mana hadir wakil gubernur dilakukan suatu perundingan yang membicarakan tentang perparkiran. Contoh kalimat yang hemat kata: 1) Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian. 2) Dalam pertemuan yang dihadiri wakil gubernur dilakukan perundingan tentang perparkiran. f. Kelogisan Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis (runtut/teratur dalam penghitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa. Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini. 1) Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (tidak ada hubungan antara tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki). 2) Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah makalah ini tepat pada waktunya (berarti modal untuk menyelesaikan makalah cukuplah ucapan syukur kepada Tuhan) 3. Ciri-ciri Kalimat Efektif a. Kesepadanan Struktur Kesepadanan Struktur artinya keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa. Ciri-ciri kesepadanan struktur 1) Tidak menempatkan kata depan di awal subjek Agar posisi Subjek dan Predikat dapat diketahui dengan jelas, hindari pemakaian kata depan (antaralain: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, dan menurut) di awal Subjek. a) Mengenai pembahasan program ini belum dipahami peserta rapat. bukan Subjek Pembahasan program ini belum dipahami peserta rapat. Subjek Predikat Objek b) Bagi para peserta diminta menandatangani daftar hadir lebih dulu. bukan Subjek Para peserta diminta menandatangani daftar hadir lebih dulu. (benar) Subjek 11

12 c) Sebagai tanda kelulusan adalah sertifikat. bukan Subjek Tanda kelulusan adalah sertifikat. Subjek Predikat 2) Menghindari subjek yang ganda (Dua subjek dalam kalimat tunggal) Pembuatan makalah ini kami bekerja sama dalam tim. (Salah) Subjek 1 Subjek 2 Yang benar: a. Makalah ini kami buat dengan bekerja sama dalam tim. Subjek Pred. (= dibuat) Ket. Cara b) Kami membuat makalah ini dengan bekerja sama dalam tim. Subjek Pred. Objek Ket. Cara c) Ketika membuat makalah ini kami bekerja dalam tim. Ket. Waktu S Pred. Ket. 3) Tidak menjadikan anak kalimat sebagai kalimat tunggal Kata penghubung (antara lain: ketika, sewaktu, dan, dalam) tidak dapat berdiri sendiri di awal kalimat tunggal. Kata penghubung seperti ini hanya terdapat pada kalimat majemuk. Dengan kata lain, anak kalimat dari kalimat majemuk tidak dapat dipenggal dari induk kalimatnya untuk berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Saya sudah siap. Ketika kesempatan beasiswa itu datang. Sewaktu (Salah) bukan kalimat karena tidak memiliki subjek Saya sudah siap ketika kesempatan beasiswa itu datang. sewaktu Subjek Predikat Keterangan (Benar) Induk Kalimat Anak Kalimat 12

13 4) Tidak menempatkan kata yang di depan predikat Kewajiban yang dijalankan dengan sungguh-sungguh. (Salah) bukan predikat bukan kalimat karena tidak memiliki predikat Kewajiban yang dijalankan dengan sungguh-sungguh menunjukkan Subjek rasa tanggung jawab. (Betul) Objek Kewajiban dijalankan dengan sungguh-sungguh. (Benar) Subjek Predikat Keterangan b. Keparalelan Bentuk Menunjukkan kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Langkah yang diperlukan adalah menyediakan lapangan kerja dan pemberian kursus singkat. (Salah) Langkah yang diperlukan adalah menyediakan lapangan kerja dan memberikan kursus singkat. (Betul) Cara penanggulangan yang diperlukan adalah penyediaan lapangan kerja dan pemberian kursus singkat. (Benar) c. Ketegasan Makna Suatu perlakuan untuk menonjolkan ide pokok kalimat, dengan cara: 1) Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan kalimat; 2) Membuat urutan kata secara bertahap; 3) Melakukan pengulangan kata; 4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan; dan 5) Mempergunakan partikel penekan (penegasan). 1) Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan kalimat a) Bekerja sama memerlukan keterbukaan hati untuk menghargai orang lain. b) Keterbukaan hati diperlukan untuk bekerja sama. c) Hasil kerja sama jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hasil perseorangan 13

14 d) Kesempurnaan lebih mudah dicapai lewat kerja sama daripada hanya lewat upaya perseorangan. 2) Membuat urutank secara bertahap a) Kemarin, hari ini, esok, dan hari-hari selanjutnya diharapkan Anda tetap memilih produk kami. b) Tua atau muda, besar ataupun kecil, kesemuanya dapat memanfaatkan produk ini. 3) Melakukan pengulangan kata a) Kami selalu mengutamakan mutu, kami selalu mengutamakan kepuasan Anda. b) Kepercayaan Anda adalah tujuan kami, kepercayaan Anda adalah kebanggaan kami. 4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan a) Bukan hanya perusahaan besar yang kami layani, pembeli perorangan pun tetap kami layani dengan kesungguhan hati. b) Kami tidak menjual janji, tetapi kami memberikan bukti. 5) Mempergunakan partikel penekan a) Andalah yang kami pilih sebagai mitra kami. b) Dari semua produk yang beredar di pasaran, produk kamilah yang dipilih oleh tujuh puluh persen responden. d. Kehematan Kata Hemat di dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Penghematan dilakukan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Caranya, antara lain dengan: 1) Menghilangkan subjek yang berulang (sunjek ganda) Para peserta tampil penuh semangat karena mereka ingin memenangkan lomba. Kalimat dihemat dengan menghilangkan subjek mereka yang merupakan kata pengganti dari subjek para peserta. Para peserta tampil penuh semangat karena (0) ingin memenangkan lomba. 2) Menghilangkan salah satu dari dua kata yang berdampingan karena maknanya sudah tercakup batu kerikil kerikil (makna batu sudah tercakup dalam kata kerikil) besi baja baja (makna besi sudah tercakup dalam kata baja) 14

15 bara panas bara (makna panas sudah tercakup dalam kata bara) 3) Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat naik ke atas naik atau ke atas (ke atas bermakna sama dengan kata naik) hanya saja hanya atau saja (hanya bermakna sama dengan kata saja) tinggi semampai tinggi atau semampai (tinggi bermakna sama dengan semapai) 4) Tidak Menjamakkan Kata-kata yang Bermakna Jamak Contoh kata bermakna jamak: Contoh kata yang menjamakkan kata yang didampinginya: Tetamu Para Masyarakat Beberapa Hadirin Warga Kata-kata yang bermakna jamak apabila ditambahi dengan kata penjamak (seperti para dan beberapa) menjadi tidak efektif karena makna jamak menjadi berlebihan. Contoh penjamakan tidak efektif Contoh penjamakan efektif Para tetamu Tetamu Para hadirin Hadirin Para anggota masyarakat Para anggota warga atau Anggota Para warga warga d. Kecermatan Penalaran Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pemilihan kata. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapat beasiswa. diperjelas menjadi: 1) Mahasiswa yang terkenal itu mendapat beasiswa. atau 2) Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu mendapat beasiswa. e. Kepaduan Gagasan Informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Ciri kalimat yang padu: 1) Mencerminkan cara berpikir yang sistematis dan tidak bertele-tele Contoh kalimat yang kurang sistematis dan bertele-tele: 15

16 Sebelum menulis sebuah tulisan ilmiah kita perlu membuat garis besar tulisan agar dapat menjadi pedoman. Sebelum itu, perlu pula didahului dengan kajian pustaka ataupun kajian lapangan. Tahap berikutnya tuangkan gagasan dalam bentuk tulisan apa adanya tanpa terpaku pada aturan yang baku. Apabila telah selesai terakhir barulah lakukan tahap mengedit agar sesuai dengan aturan yang baku dan menyesuaikan dengan kaidah tata bahasa. (Rangkaian urutan tahapan penulisan tidak sistematis dan berteletele). Perbaikan: Tulisan ilmiah perlu diawali dengan kajian pustaka ataupun lapangan. Setelah itu perlu dibuat garis besar tulisan sebagai pedoman. Pada tahap awal tuliskan semua gagasan tanpa terikat berbagai aturan yang baku. Apabila semua gagasan telah selesai dituliskan maka langkah terakhir adalah pengeditan agar sesuai dengan pedoman penulisan dan kaidah tata bahasa. 2) Tidak Menyisipkan Kata tentang atau daripada di antara Predikat Kata Kerja dan Objek Penderita membicarakan tentang. membahas daripada. g. Kelogisan Bahasa Ide kalimat dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan. Contoh kalimat yang tidak logis: Sambil menunggu kabar lebih lanjut, kami mengucapkan terima kasih. Berhubung satu dan lain hal, acara ini terpaksa ditunda. Perbaikan: 1) Kami menunggu kabar lebih lanjut. Terima kasih atas perhatian yang Saudara berikan. 2) Karena jumlah peserta tidak memenuhi persyaratan minimal, acara ini terpaksa kami tunda. 16

17 DAFTAR PUSTAKA Alek A dan H. Achmad H.P untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Alwi, Hasan, dkk Tata Bahasa Baku. Jakarta: Balai Pustaka. Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo Finoza, Lamuddin Komposisi. Cet. Ke-XVIII. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Keraf, Gorys Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Cet. Ke- 10. Ende: Nusa Indah. Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono Mata Kuliah Pengembang Kepribadian. Jakarta: Mitra Wacana Media. Widjono, Hs Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo. 17

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Kalimat Efektif. Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Kalimat Efektif. Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis BAHASA INDONESIA Kalimat Efektif Sri Rahayu Handayani, SPd. MM Program Studi Akuntansi Kalimat Efektif kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis

Lebih terperinci

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami Kalimat Efektif Kalimat Efektif Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis secara tepat, sehingga mudah dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. 1 Kesepadanan Struktur, 2 Keparalelan

Lebih terperinci

Pengertian kalimat efektif

Pengertian kalimat efektif Kalimat Efektif Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisan secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif

Lebih terperinci

Oleh Ratna Novita Punggeti

Oleh Ratna Novita Punggeti KALIMAT DLM BI Oleh Ratna Novita Punggeti STRUKTUR KALIMAT 1. SUBJEK Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku/masalah. Menjawab pertanyaan: siapa, apa. Biasanya berupa kata benda/frasa (kongkret/abstrak)

Lebih terperinci

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan KALIMAT EFEKTIF Kalimat Efektif Kalimat Efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif memiliki kemampuan

Lebih terperinci

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. 1. KALIMAT 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. Perbedaan kalimat dan klausa Klausa : gabungan kata yang

Lebih terperinci

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK MODUL 4 Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK Modul 4 memuat materi kalimat efektif. Kalimat efektif adalah materi lanjutan dari modul sebelumnya, yaitu tata kalimat

Lebih terperinci

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom.

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom. STMIK CIC CIREBON - 2016 Nurul Bahiyah, M. Kom. PENGERTIAN Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.

Lebih terperinci

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk STIKOM Bandung Tahun 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jadi, bila tidak

Lebih terperinci

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi Bahasa Indonesia UMB Modul ke: Kalimat Efektif Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Komunikasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Pembaca dapat memahami dan menggunakan

Lebih terperinci

Unsur Kalimat. Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian dalam penulisan ilmiah? 29/02/2012 KALIMAT?

Unsur Kalimat. Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian dalam penulisan ilmiah? 29/02/2012 KALIMAT? KALIMAT? Kalimat merupakan bentuk bahasa atau wacana yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain (Mustakim, 1994). Kalimat

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti KALIMAT EFEKTIF Karina Jayanti DEFINISI KALIMAT EFEKTIF kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Syarat-syarat Kalimat efektif

Lebih terperinci

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF 1. Materi Kalimat Efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran

Lebih terperinci

Pengertian Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif MENULIS EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. 1 Syarat-syarat secara tepat mewakili

Lebih terperinci

Tugas Bahasa Indonesia

Tugas Bahasa Indonesia 2013 Tugas Bahasa Indonesia Pentingnya EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Ratna Fitrianingsih 18111837 3KA34 Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya,

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA

MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh PSIKOLOG PSIKOLOG 01 A316121EL DRA.HJ.WINARMIH.M.PD Abstract Setelah membaca bab ini diharapkan

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih KALIMAT EFEKTIF Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih Disusun Oleh : Mukoyimah (1601016060) Laila Shoimatu N. R. (1601016061) Laeli Uzlifa

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka pencapaian kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu terlihat

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat 9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat ditandai dengan nada

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini Pengertian Kalimat Pengertian kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini Kalimat Fakta adalah

Lebih terperinci

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsur subyek, predikat

Lebih terperinci

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran 1. Pengantar Makalah ini merupakan salah satu upaya untuk membantu pemahaman mengenai kalimat dalam bahasa Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat, atau yang menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Kalimat ialah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS PEMHSN SOL SINTKSIS 1. Perbedaan Frase dengan Kata Majemuk Frasa adalah frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat (subjek,

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia / MKPK 202 2SKS Deskripsi Singkat : Bahasa Indonesia menjadi salah satu instrumen pengembangan

Lebih terperinci

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,

Lebih terperinci

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang KALIMAT Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang lengkap. Secara struktural: bentuk satuan gramatis

Lebih terperinci

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yg efisien: bhs yg mengikuti kaidah yg dibakukan atau yg dianggap baku, dg mempertimbangkan kehematan kata dan ungkapan. Bahasa yg efektif: bhs yg mencapai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM 10080234 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA. Karakteristik Bahasa Indonesia. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAHASA INDONESIA. Karakteristik Bahasa Indonesia. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: BAHASA INDONESIA Karakteristik Bahasa Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Secara umum bahasa Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Dosen : Dra. Endang Retnaningdyah Elis Noviati Mariani, M. Hum. Fakultas : Seni Pertujukan NIP : 195711161988112001 Program Studi : Seni Pedalangan Mata Kuliah/Blok

Lebih terperinci

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM TEKS PADA BUKU PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SD/MI

KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM TEKS PADA BUKU PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SD/MI KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM TEKS PADA BUKU PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SD/MI Oleh: Itaristanti Jurusan Tadris IPS IAIN Syekh Nurjati Cirebon Email: itaristanti@yahoo.com Abstrak Tulisan ini mendeskripsikan

Lebih terperinci

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6 Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT Pertemuan 6 1 Bahasan Identifikasi Aktualisasi Unsur-unsur Struktur Pengembangan Identifikasi Kalimat ialah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR Enung Siti Nurjanah, Aan Kusdiana, Seni Apriliya Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN MAKALAH Rusdin Lektor Kepala, IAIN Palu

KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN MAKALAH Rusdin Lektor Kepala, IAIN Palu KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN MAKALAH Rusdin Lektor Kepala, IAIN Palu Papadadang68@yahoo.co.id Abstract: The effective sentence is a sentence that is arranged according to the pattern of the correct

Lebih terperinci

Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 2) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep

Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 2) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 2) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep Kalimat???? Kalimat Efektif??? KALIMAT EFEKTIF Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF KALIMAT EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Ciri-ciri Kalimat Efektif Penggunaan Kalimat Efektif Syaratsyarat Kalimat Efektif Penerapan Kalimat Efektif PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif ialah kalimat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) SEKO H NO MI KO LA SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) GGI ILMU TIN E SERANG Mata Kuliah Kode MK Program Studi Kredit Semester Semester : BAHASA INDONESIA : UNIV.A104 : MANAJEMEN : 2 SKS : II (DUA) Buku Referensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S )

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) 1. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2. SKS : 2 SKS 3. Semester : GANJIL 2014/2015 4. Program Studi :DESAIN INTERIOR 5. Dosen Pengampu : Dr.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses di sekolah, kegiatan pembelajaran merupakan. materi pelajaran dan tingkat perkembangan siswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses di sekolah, kegiatan pembelajaran merupakan. materi pelajaran dan tingkat perkembangan siswa. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Alat peraga 1. Pengertian Alat Peraga Dalam keseluruhan proses di sekolah, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling inti. Hal ini mempunyai arti bahwa kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PESAN BISNIS

PENYUSUNAN PESAN BISNIS 1 MODUL 4 ISI MODUL 4 TUJUAN MODUL A. B. C. Perencanaan Pesan Bisnis Pengorganisasian Pesan Bisnis Revisi Pesan Bisnis Setelah mempelajari modul 4 mahasiswa diharapkan mampu Mendiskusikan perencanaan pesanpesan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF DALAM BERKOMUNIKASI

KALIMAT EFEKTIF DALAM BERKOMUNIKASI Abstrak KALIMAT EFEKTIF DALAM BERKOMUNIKASI Trismanto 1) Staf Pengajar Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Jalan Pemuda No. 70 Semarang 50132 Email : trismanto_tris@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo ANALISIS KESALAHAN KEBAHASAAN PADA HASIL KARANGAN SISWA KELAS X SMK TAMTAMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoretis Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat yang memberikan penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG Mutoharoh Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti

HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418 APA DAN MANA DALAM KALIMAT DEKLARATIF Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRACT Kalimat merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. Pendefinisian kalimat, baik segi struktur, fungsi, maupun maknanya banyak ditemukan dalam buku-buku tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Perlinda Br Bangun (perlinda.bangun94@gmail.com) Dr. Malan Lubis,

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

S I L A B U S TUJUAN MATA KULIAH:

S I L A B U S TUJUAN MATA KULIAH: S I L A B U S I. KODE MATA KULIAH/sk : DM 11-100 II. NAMA MATA KULIAH : Bahasa Indonesia III. PROGRAM STUDI : D III IV. DESKRIPSI DAN TUJUAN MATA KULIAH: Mata kuliah ini memperdalam pemahaman mahasiswa

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

KAJIAN PUSTAKA. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Menulis Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap orang. Menulis merupakan bentuk komunikasi berupa tulisan yang berfungsi sebagai

Lebih terperinci

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini Pengertian Kalimat Pengertian kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini Kalimat Fakta adalah

Lebih terperinci

Oleh Septia Sugiarsih

Oleh Septia Sugiarsih Oleh Septia Sugiarsih satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Conth: Saya makan nasi. Definisi ini tidak universal karena ada kalimat yang hanya terdiri atas satu kata

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN. Frasa 1 + dan + Frasa 2. Contoh: Veel kleiner dan die van Janneke

BAB IV SIMPULAN. Frasa 1 + dan + Frasa 2. Contoh: Veel kleiner dan die van Janneke BAB IV SIMPULAN Dan sebagai konjungsi menduduki dua kategori sekaligus yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Posisi konjungsi dan berada di luar elemen-elemen bahasa yang dihubungkan.

Lebih terperinci

TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA ADITYA PERDANA ANI MINARTI BUDY ROMDHANI

TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA ADITYA PERDANA ANI MINARTI BUDY ROMDHANI TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA ADITYA PERDANA ANI MINARTI BUDY ROMDHANI 1. Pengertian Verba 2. Verba Dasar 3. Verba Turunan 4. Verba Majemuk VERBA . Pengertian Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Created By: Sastra Daerah (Sunda) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Hikmat H. Syawali http://www.elgibran.webs.

KALIMAT EFEKTIF. Created By: Sastra Daerah (Sunda) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Hikmat H. Syawali http://www.elgibran.webs. KALIMAT EFEKTIF Created By: Hikmat H. Syawali http://www.elgibran.webs.com Sastra Daerah (Sunda) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran 1. Pengertian Kalimat Efektif Setiap gagasan pikiran atau konsep

Lebih terperinci

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS Sintaksis adalah bidang tataran linguistic yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki peran sangat penting untuk diajarkan dalam kehidupan manusia. Dengan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Ragam bahasa menurut sarananya lazim dibagi atas ragam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa Indonesia. Akuntansi Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM

MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa Indonesia. Akuntansi Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA Ragam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 04 90008 Sri Rahayu Handayani, S.Pd. Abstract Ragam Bahasa merupakan variasi

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

Frasa Endosentrik: - beberapa mahasiswa - segera melakukan Frasa Eksosentrik: - bakti sosial - di Cangkringan

Frasa Endosentrik: - beberapa mahasiswa - segera melakukan Frasa Eksosentrik: - bakti sosial - di Cangkringan FRASA Pengertian Satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, seperti S, P, O, Pel, KET.

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Kuliah Identitas Pengampu Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : Nama Dosen : Tim Nama Mata Kuliah : Bahasa

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK (3):

TATARAN LINGUISTIK (3): TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi pengertiannya membicarakan sruktur internal

Lebih terperinci

ii MATEMATIKA EKONOMI: Fungsi dan Aplikasi

ii MATEMATIKA EKONOMI: Fungsi dan Aplikasi Daftar Isi i ii MATEMATIKA EKONOMI: Fungsi dan Aplikasi Daftar Isi iii Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi Oleh: Asih Anggarani Sri Hapsari Wijayanti Ika Endang Sri Hendarwati Amalia

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. BAHASA INDONESIA Modul ke: KALIMAT EFEKTIF Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

Lebih terperinci

kegiatan sehari hari pelajaran 2

kegiatan sehari hari pelajaran 2 pelajaran 2 kegiatan sehari hari semua anak senang bermain anak anak bermain setiap hari bermain membuat hati senang bermain boleh saja asal jangan lupa belajar kegiatan sehari hari 17 mengenal tanda baca

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, ide, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL KARMILA NIM 110388201058 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

JENIS - JENIS DAN POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA

JENIS - JENIS DAN POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA JENIS - JENIS DAN POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA Oleh I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA 2015/2016 ABSTRAK Penelitian yang berjudul Jenis

Lebih terperinci

FUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU

FUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU Fungsi eterangan dalam alimat Majemuk Bertingkat dalam ompas Minggu FUNGSI ETERANGAN DALAM ALIMAT MAJEMU BERTINGAT DALAM OMPAS MINGGU TRULI ANJAR YANTI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BSNIS Drs. SUMARDI, M. Pd. RAGAM BAHASA Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Ragam bahasa diartikan sebagai variasi bahasa menurut pemakaian

Lebih terperinci

akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan kepenulisan E. Variasi

akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan kepenulisan E. Variasi BAB 3 KALIMAT EFEKTIF jelas akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan konvensional tulisan ilmiah padu/utuh D.Kehematan bahasa kepenulisan E. Variasi pungtuasi diksi

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Mahasiswa Jurusan Pendidikan. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP PGRI Banjarmasin

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Mahasiswa Jurusan Pendidikan. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP PGRI Banjarmasin LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN: 0216-7433 Vol. 8. No 2 (2013) 1-13 Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP PGRI Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci