Abstrak Pendahuluan: Bahan dan Metode: Hasil: Kesimpulam:
|
|
- Hendri Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Abstrak Pendahuluan: Kejang demam merupakan gangguan neurologis yang paling umum, sebagaimana merupakan jenis kejang yang paling umum, pada anak-anak di bawah usia 6 tahun. Mempertimbangkan peran penting dari ibu dalam mengontrol penyakit, sebagaimana masalah alami penyakit itu sendiri, kami melakukan studi ini untuk menilai perilaku ibu di kota Arak mengena pencegahan kejang demam berdasarkan Health Belief Model. Bahan dan Metode: Studi cross-sectional ini pada 100 ibu dengan anak berusia di bawah dua tahun, merujuk pada pusat kesehatan di Arak. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner berdasarkan Health Belief Model (kerentanan yang dirasakan, keparahan, keuntungan dan halangan, dan isyarat untuk bertindak) dan checklist fungsi dari ibu dalam mencegah kejang demam pada anak mereka. Hasil: Penemuan studi ini mengindikasikan bahwa ibu dengan fungsi buruk secara signifikan memilki tingkat halangan yang dirasakan lebih tinggi dibandingkan yang lain. Selain itu, fungsi secara signifikan lebih rendah pada ibu yang tidak bersekolah atau yang berpendidikan sekolah dasar dibandingkan yang lain. Sebagai tambahan, ibu dengan pendidikan yang lebih rendah dan fungsi yang buruk memiliki tingkat kerentanan yang dirasakan lebih rendah (p<0.05). Kesimpulam: Karena kebanyakan ibu dalam studi kami memiliki fungsi yang buruk dalam mencegah kejang demam, yan mungkin dapat ditingkatkan dengan kesadaran yang meningkat, dan kerentanan yang dirasakan, keparahan dan keuntungan dan penurunan halangan yang dirasakan, bisa direkomendasikan untuk mempertimbangkan program pendidikan yang terperinci berdasarkan Health Belief Model untuk ubu dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan anak mereka.
2 Penilaian Perilaku Ibu dalam Pencegahan Kejang Demam pada Anak di Kota Arak: Aplikasi Health Belief Model Pendahuluan: Kejang demam merupakan tipe konvulsi yang paling sering pada anak berusia 6 bulan sampai 6 tahun. Hal ini terjadi pada 2%-5% anak dan mengakibatkan akibat tertentu seperti kepanikan orang tua sebagaimana peningkatan resiko kejang secara umum. Walaupun patologi utama dari kejang demam diketahui, faktor genetik berpengaruh pada proses, pada 60%-70%, riwayat konvulsi terjadi pada salah satu orang tua atau saudara. Kejang pada anak dapat berpengaruh pada kehidupan keluarga, tidur, dan kehidupan sosial orang tua, menimbulkan tekanan besar dan kekhawatiran pada mereka. Hal ini juga mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada anak. Menyediakan informasi yang cukup pada orang tua tentang hubungan antara demam dan kejang sebagaimana sifat jinak dari penyakit adalah pengukuran yang penting untuk menghilangkan stres dan kekhawatiran mereka. Sebuah studi oleh Ling menyatakan bahwa kebanyakan kurangnya pengertian yang tepat oleh ibu tentang penyakit dan pencegahannya. Studi lain mengindikasikan bahwa beberapa ibu langsung panik setelah demam terjadi pada anak mereka, dan kemudian gagal mengkontrol demam dan komplikasinya. Sheringham mengevaluasi 154 orangtua dengan anak yang mengalami kejang demam untuk menyimpulkan bahwa 54% dari orang yang berpendidikan memiliki informasi yang cukup menolong tentang masalah dan meningkatnya tingkat pendidikan cenderung meningkatkan fungsi. Karena ibu, sebagai pengasuh utama dari anak, memainkan pernana penting dalam menjaga kesehatan anak, sangat penting untuk ibu untuk memperoleh pengetahuan yang cukup untuk merubah perilaku. Studi sebelumnya mengindikasikan bahwa faktor-faktor yang dikenal mempengaruhi perilaku akan menyederhaakan perubahan proses perilaku. Adapun, penting untuk memeriksa faktor-faktor yang mempengaruhi pencegahan kejang demam melalui pola yang mengidentifikasi dan memperkuat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku. Salah satu model pendidikan adalah Health Belief Model HBM. Model ini terdiri dari kerentanan yang dirasakan, keparahan, ancaman, keuntungan dan halangan, yang merupakan isyarat untuk tindakan ditambahkan. Juga kombinasi dari keparahan dan kerentanan yang dirasakan dinamakan ancaman ancaman yang dirasakan. Pada model ini, kerentanan yang dirasakan mengukur sikap ibu mengenai sejauh mana anak mereka mungkin mengalami konvulsi pada episode demam. Keparahan yang dirasakan menilai sikap ibu mengenai intensitas dan komplikasi yang dihasilkan dari konvulsi anak-anak mereka. Sebuah kombinasi dari dua elemen ini menghasilkan ancaman
3 yang dirasakan tentang mengenai kondisi ini. Ancaman yang dirasakan, bersama dengan keuntungan dan halangan yang dirasakan (contoh: pemahaman keuntungan dalam pencegahan konvulsi dan pemahaman halangan yang potensial menghalangi pengukuran pencegahan potensial dari konvulsi) bersama dengan isyarat untuk tindakan atau rangsangan internal dan eksternal (contoh: teman dan saudara, dokter, perawat, bahan bacaan, program televisi, dll atau ketakutan akan komplikasi dari konvulsi atau perasaan lega ketika merawat anak yang demam) akan mengarahkan ibu untuk mengambil tindakan yang tepat, yang akan menurunkan demam dan mencegah konvulsi (Gambar 1). HBM yang diaplikasikan pada bermacam masalah seperti pencegahan osteoporosis, perawatan pasien diabetes, dan pencegahan penggunaan pengobatan yang tidak perlu; namun, Kami tidak menemukan studi untuk menilai perilaku yang dihubungkan untuk pencegahan kejang demam pada anak. Adapun, kami melakukan studi ini untuk menilai elemen-elemen mengenai perilaku untuk pencegahan kejang demam pada anak, dengan harapan bahwa penemuan kami dapat berkontribusi pada kesehatan anak. Bahan dan Metode: Pada studi analisis cross sectional ini, kami memperoleh 100 ibu dengan anak di bawah usia 2 tahun yang dirujuk pada delapan pusat kesehatan di Arak. Sampel dilakukan dengan langkah bertahap berdasarkan pada zona kode pos di kota Arak. Untuk tujuan ini, kami secara acak memilih delapan daerah di Arak, dan kemudian memilih satu pusat layanan kesehatan pada setiap daerah untuk sampel, menghasilkan total delapan pusat layanan kesehatan. Pada tiap pusat layanan kesehatan, kami menggunakan pengacakan sederhana untuk memilih partisipan kami berdasarkan pada arsip nomor daftar medis mereka. Kriteria inklusi adalah ibu-ibu dengan anak di bawah dia tahun yang dirujuk ke layanan keseharan yang telah ditunjuk, tanpa riwayat kejang pada anak atau keluarga. Kriteria eksklusi alah ibuibu yang enggan untuk berpartisipasi pada studi ini, atau ibu-ibu yang bekerja di bidang kesehatan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang mana dilengkapo dengan wawancara terstruktur dengan partisipan. Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan tentang data demografis, kesadaran, dan pertanyaan-pertanyaan tentang HBM yang meliputi kerentanan yang dirasakan, keparahan, keuntungan, dan halangan terhadap kejang demam pada anak, dinilai menggunakan 5 pilihan skala Likert. Selain itu, dua pertanyaan mengevaluasi isyarat internal dan eksternal terhadap tindakan untuk pencegahan kejang demam dan checklist menilai fungsi ibu. Pada bagian kesadaran, setiap jawaban yang benar dinilai 1 dan tiap jawaban yang salah dinilai 0. Pada bagian kerentanan yang dirasakan, keparahan, keuntungan
4 dan halangan, nilai tiap pertanyaan antara 0-4: saya tidak setuju sekali nilai 0, saya tidak setuju nilai 1, tidak tahu nilai 2, Saya setuju nilai 3, dan Saya sangat setuju nilai 4. Pada bagian checklist fungsi, perilaku ibu yang benar untuk mencegah kejang demam dinilai 1, dan perilaku yang tidak benar dinilai 0. Penilaian tiap partisipan pada tiap bagian didasarkan pada total nilai 100. Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isyarat terhadap tindakan internal dan eksternal diukur sebagai frekuensi. Validitas kuesioner diperiksa menggunakan validitas isi. Untuk tujuan ini ahli yang berkualifikasi menilai kuesioner dan pendapat mereka digunakan untuk memperbaiki kuesioner. Untuk reliabilitas, kami menguji Cronbach s α pada 15 ibu, mencapai nilai Harus dicatat bahwa studi saat ini diizinkan oleh komite etik pada bagian ilmu kedokteran Universitas Arak. Sebagai tambahan untuk statistik deskriptif, kami menggunakan koefisien Pearson dan t-test untuk menganalisis data kami. Hasil: Usia rata-rata dari ibu pada studi kami adalah 27 ± 5 tahun, dan usia rata-rata anak adalah 18.5 ± 7 bulan. 76% dari ibu-ibu adalah ibu rumah tangga, 51% dari mereka memiliki anak laki-laki. 15% dari anak-anak pada studi kami memiliki riwayat penyakit sebelumnya (infeksi saluran kemih, penyakit kuning, hepatitis, anemia, urolithiasis dan thalassemia) dan sisanya tidak memiliki riwayat penyakit. Untuk pendidikan ibu, 16% tidak sekolah atau sekolah dasar, 18% sekolah menengah pertama,, 39% sekolah menengah atas, dan 27% berpendidikan universitas. Pada studi ini, nilai fungsi rata-rata dari ibu dalam pencegahan kejang demam adalah ± 20.5, dan nilai rata-rata kesaran adalah 36.2 ± Lebih lanjut, nilai rata-rata dari elemen HBM adalah 39.4 ± untuk kerentanan yang dirasakan, ± untuk keparahan yang dirasakan, ± untuk ancaman yang dirasakan, ± untuk keuntungan yang dirasakan, dan ± untuk halangan yang dirasakan. Hasilnya mengindikasikan halangan yang dirasakan memiliki nilai tertinggi di anatar semua elemen (tabel 1). Pada studi ini, kami mengobservasi hubungan langsung dan positif antara kerentanan yang dirasakan dan fungsi (r=0.43, p=0.008), keparahan yang dirasakan dan fungsi (r=0.51, p=0.002), dan keuntungan yang dirasakan dan fungsi (r=0.56, p=0.001). Kami mengobservasi hubungan terbalik antara halangan yang dirasakan dan fungsi ibu dalam mencegah kejang demam (r= -063, p=0.001). Selain itu, halangan yang dirasakan yang paling penting yang disebutkan oleh ibu adalah kurangnya uang atau waktu untuk merujuk ke dokter atau memandikan anak di air hangat, kurangnya akses terhadap pengobatan antipiretik, termometer atau kemampuan untuk menggunakannya, dan rasa cemas dan hilangnya kontrol ketika menghadapi demam. Penemuan studi saat ini
5 mengindikasikan bahwa ibu dengan fungsi yang jelek cenderung secara signifikan memiliki tingkat yang lebih tinggi terhadap halangan yang dirasakan dibanding yang lain. Fungsi secara signifikan lebih jelek pada ibu yang tidak bersekolah dan yang memiliki pendidikan sekolah dasar. Kerentanan yang dirasakan lebih rendah pada ibu dengan pendidikan yang lebih rendah dan fungsi yang lebih jelek (p=0.001). Pada studi saat ini, dokter, perawat, dan radio dan televisi disebutkan menjadi isyarat eksternal yang paling penting yang mengarahkan pada tindakan yang benar untuk pencegahan kejang demam pada anak mereka (tabel 3). Sebagai tambahan, rasa takut terhadap komplikasi kejang demam pada anak., perasaan lega ketika merawat anak yang demam, dan kepercayaan diri menghasilkan tindakan tepat waktu untuk mencegah kejang demam adalah isyarat internal paling penting yang disebutkan (Tabel 3). Tabel 1: Nilai rata-rata dari kesadaran, kerentanan yang diterima, keparahan, keuntungan dan fungsi dari ibu di Arak mengenai kejang demam pada anak mereka Variabel Kesadaran Rata-rata 36.2 Deviasi Standar Kerentanan yang dirasakan Ancaman yang dirasakan Keparahan yang dirasakan Keuntungan yang dirasakan Halangan yang dirasakan Fungsi Tabel 2: Distribusi frekuensi dari kerentanan yang dirasakan dan keuntungan mengenai pencegahan kejang demam pada anak dari pandangan ibu Pernyataan Persentase Semua anak dapat mengalami kejang demam 27 Kerentanan yang dirasakan menurut ibu Anak-anak lebih rentan terhadap kejang demam dibandingkan 33 Kejang demam lebih serang pada beberapa keluarga 51 Demam tidak menyebabkan kejang pada anak yang sehat 56 Setelah vaksinasi, terdapat resiko kejang 29 Pencegahan kejang demam akan menjaga kesehatan mental keluarga 78 Keuntungan yang dirasakan menurut ibu Mengontrol demam dapat mencegah kejang Mengontrol demam dapat menyelamatkan IQ anak Mengontrol demam menghemat biaya pengobatan untuk anak 63 Mengontrol demam menjaga kesehatan anak 71
6 Tabel 3: Distribusi frekuensi dari isyarat internal dan eksterna terhadap tindakan untuk mencegaj kejang demam dari pandangan ibu Isyarat eksternal terhadap tindakan Radio dan TV Jumlah 27 Persentase 27 Dokter Keluarga Ibu-ibu lain Majalah dan Koran Perawat Isyarat internal terhadap tindakan Rasa takut terhadap komplikasi kejang demam Count 32 Percent 32 Rasa lega menghasilkan tindakan tepat waktu untuk mencegah kejang demam Perkembangan dan Peningkatan kepercayaan diri menghasilkan tindakan tepat waktu untuk mencegah kejang demam Kesimpulan: Pada studi ini, kesadaran partisipan lebih rendah dari rata-rata, membutuhkan penilaian awalm kebutuhan pendidikan langsung dan tatap muka. Studi oleh Huang dan Liu, hanya 40% dari orang tua yang memiliki pengetahuan yang tepat tentang kejang demam pada anak. Hal yang mirip, Talebian dkk. melaporkan bahwa 30% partisipan pada studi mereka memiliki pengetahuan yang buruk tentang kejang demam pada anak. Semua studi ini mengindikasikan kelemahan orang tua memahami kondisi, yang menjamin untuk program pendidikan. Pada studi saat ini, banyak ibu tidak bisa berspekulasi tentang terjadinya kejang pada anak mereka yang demam, dan hal ini dapat membahayakan kesehatan anak lebih jauh. Adapun, kebutuhan untuk meningkatkan kerentanan ibu mengenai kejang demam. Penemuan ini segaris dengan studi-studi lain. Untuk keparahan yang dirasakan, nilai rata-rata yang diraih oleh ibu-ibu dalam studi kami lebih tinggi daripada rata-rata. Dengan kata lain, ibu-ibu ini menganggap komplikasi kejang demam berbahaya. Fakta ini mungkin positif yang mana mendorong tindakan yang tepat oleh ibu; dengan kata lain, dapat mengganggu fungsi uang tepat dari ibu yang berhubungan dengan kecemasan dan kepanikan yang terjadi pada mereka. Faktanya, jika ibu diberikan pendidikan yang tepat untuk menguasai kemampuan yang diperlukan untk tindakan ini, faktor ini akan menguntungkan bagi kesehatan anak mereka. Tanja melakukan sebuah studi di rumah sakit anak Swiss untuk menyimpulkan bahwa 91% orang tua mengalami kecemasan yang besar ketika dihadapkan dengan kejang. Dan tingkat dari kejang secara signifikan lebih tinggi pada individu yang tidak terlatih dibandingkan dengan yang terlatih. Studi Van Stuijvenberg melaporkan bahwa 45% orang tua takut akan
7 demam pada anak mereka dan percaya komplikasi akan menjadi buruk. Sebuah studi oleh Baumer juga menyimpulkan bahwa demam pada anak menimbulkan stres pada orang tua. Adapun, penting untuk mendidik semua orang tua tentang kejang demam dan pekerjaan ini akan lebih baik dilakukan oleh personil layanan kesehatan. Sebagaimana keuntungan yang dirasakan dihasilkan dari tindakan yang tepat dan tepat waktu oleh ibu, penemuan kami mengindikasikan bahwa pemahaman partisipan dalam studi ini lebih tinggi daripada rata-rata dari keuntungan menghasilkan dari pengambilan tindakan yang tepat untuk mencegah kejang demam. Hal ini memperlihatkan bahwa pemahaman ibu bahwa pencegahan kejang demam menurunkan komplikasi dari penyakit pada anak akan meningkatkan tingkat keuntungan yang dirasakan. Pada studi saat ini, halanagan yang dirasakan paling umum disebutkan oleh ibu adalah kekurangan pengetahuan bahwa demam dapat menyebbkan kejang. Pada studi yang dilakukan oleh Ofovwe dkk., ibu-ibu akan menjadi panik setelah berhadapan dengan de,a,, dan kemudian mereka tidak melibatkan diri secara langsung dengan proses perawatan, yang mana adalah sebuah faktor yang mengganggu ketetapatan tindakan. Studi lain oleh Shamsi dkk. Mengindikasikan bahwa dengan penurunan halangan yang dirasakan pada ibu mengenai konsumsi obat yang tidak perlu, perawatan sendiri mereka berkurang. Untuk tujuan ini, penignkatan keuntungan yang dirasakan untuk ibu akan mengurangi halangan yang dirasakan. Pada studi kami, fungsi ibu-ibu lenih rendah dari rata-rata. Sebuah studi oleh Kurugol melaporkan bahwa 36% orang tua merujuk anak yang demam ke rumah sakit tanpa melakukan tindakan langsung sendiri. Sejak banyak studi sebelumnya mengindikasikan bahwa program pendidikan didasarkan pada Health Belief Model meningkatkan fungsi dalam studi partisipan, kami merekomendasikan perkembangan dari program pendidikan yang terperinci berdasarkan HBM. Sebagaimana penemuan kami menyatakan memiliki isyarat internal untuk tindakan (sebagai faktor internal yang mendorong ibu untuk mengambil pengukuran pencegahan melawan kejang demam), bersama rekomendasi yang dibuat oleh dojter (sebagai isyarat eksternal yang paling penting) akan memainnkan peranan penting dalam mengadopsi fungsi yang benar.. Kesimpulan: Di samping fakta bahwa kebanyakan ibu dalam studi kami berfungsi secara buruk dalam pencegahan kejang demam, meningkatkan kesadaran mereka, kerentanan yang dirasakan, keparahan, dan keuntungan dan pengurangan halangan yang dirasakan meningkatkan fungsi mereka. Adapun, kami merekomendasikan bahwa program pendidikan yang terperinci berdasar Health Belief Model sebaiknya dikembangkan untuk ibu.
BAB I PENDAHULUAN. tubuh, kemampuan, dan kepribadiannya. Lebih lanjut, seorang anak adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua orang yang peduli terhadap keselamatan anak sejak konsepsi sampai masa dewasa, mempunyai tujuan utama bagaimana mempertahankan perkembangan otak yang normal. Bahaya
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA
HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: NAMA :Twenty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh) terhadap penyakit (Biddulph, 1999). Salah satu penyakit. yang umumnya diderita oleh bayi dan balita adalah jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan kelompok dalam masyarakat yang paling rentan terserang penyakit. Hal ini karena mereka belum mempunyai cukup perlindungan (imunitas atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual BAB 3 KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian menggambarkan stres dan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di RW IV Kelurahan Sambiroto Semarang. RW IV ini terdiri dari 10 RT dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. Polusi Udara + ISPA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sikap penggunaan antibiotik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian
73 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan anggota keluarga pada pasien
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN 38 A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional, variabel bebas dan variabel terikat diobservasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
Lebih terperincisangat berlebihan dan juga tidak realistik, seperti selalu memanggil petugas kesehatan walaupun demamnya tidak tinggi (Youssef et al, 2002).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam merupakan salah satu keluhan utama yang disampaikan para ibu saat membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan. Demam pada umumnya tidak berbahaya, namun bila
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel
Lebih terperinci1
BAB 1 PEDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular Diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global ( Riskesdas, 2013 ). dan prevalensinya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep akses informasi kesehatan : radio televisi surat kabar handphone internet teman keluarga poster / baliho / spanduk diskusi / seminar Health Literacy B.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group pre-post test design (Nursalam,
Lebih terperinciBAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi
BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan studi yang digunakan yaitu cross sectional yang bersifat deskriptif analitik. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi
59 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Kerangka konsep merupakan justifikasi
Lebih terperinciHEALTH BELIEF MODEL. (Teori Kepercayaan Kesehatan)
HEALTH BELIEF MODEL (Teori Kepercayaan Kesehatan) HEALTH BELIEF MODEL (HBM) Rosenstock 1966, Becker 1970, 1980 HBM dikemukakan pertama oleh Rosenstock, 1966 kemudian disempurnakan oleh Becker, dkk 1970
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang
BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian di
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian di mana variabel independen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013).
BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. observasi analitik. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional atau
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode observasi analitik. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional atau potong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel
Lebih terperinciKUESIONER PLANNED BEHAVIOR
Lampiran 1 RAHASIA KUESIONER PLANNED BEHAVIOR IDENTITAS Nama (inisial) : Usia : Jenis kelamin : L / P (lingkari salah satu) Pendidikan : Lamanya menjalani hemodialisis : PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Karakteristik responden berdasarkan umur dari mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (lebih dari 15 menit) dapat menyebabkan kematian (0,64-0,74%). pertama sebelum umur 4 tahun, terbanyak diantara bulan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38ºC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional. Sastroasmoro dan Ismael (2011) menjelaskan bahwa
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN
HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN Muhammad Itsna Zaim Abstrak Pemerintah meningkatkan fungsi dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional corelasi, merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengamatan pada saat bersamaan (H.Alimul
Lebih terperinciLAMPIRAN. I. Data Demografi 1. Nama : 2. Umur dan tanggal lahir : 3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Obat Antidiabetes Oral di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Lebih terperinciObat Herbal Diabetes Kering
Obat Herbal Diabetes Kering Obat herbal diabetes kering bisa menjadi solusi untuk luka diabetes anda. Sekali lagi benar benar kenali penyakit diabetes yang anda derita. Ketika anda salah mengenal penyakit
Lebih terperinciStudy Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi
Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa adanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk
64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental secara deskriptif, kemudian menggunakan pendekatan cross sectional yaitu jenis pendekatan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain crosssectional. Penelitian menggunakan data primer yang diambil dari mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah ibu muda yang baru saja menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri di Puskesmas
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi,
Lebih terperinciKEHAMILAN. Tulislah keadaan ibu saat ibu hamil anak ini, ceklis jawaban yang anda anggap tepat.
KUESIONER Nama :... Tanggal Lahir :... Jenis Kelamin :... Alamat :...... Kode Pos :... Telepon :... Nama Ayah :... Tgl Lahir :... Pekerjaan :... Telp Kantor :... Nama Ibu :... Tgl Lahir :... Pekerjaan
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER. Nama responden : Jenis kelamin : Laki-laki (L)/ Perempuan (P) Usia responden. a) <40. b) c) >60
47 LAMPIRAN KUESIONER Nama responden : Jenis kelamin : Laki-laki (L)/ Perempuan (P) Usia responden a) 60 Pendidikan terakhir responden : a) Tidak pernah bersekolah b) SD c) SMP d) SMA/sederajat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yaitu descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran observasi data variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan hubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini kondisi persaingan antar rumah sakit di Indonesia semakin tinggi, setiap rumah sakit saling berpacu untuk memperbaiki standar mutu pelayanannya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional. Cross sectional adalah penelitian non. data sekaligus pada suatu saat (Notoadmodjo, 2010).
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survey deskriptif observasional/ non eksperimental. Desain yang digunakan adalah cross sectional.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan Juli tahun 2016 di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan membuahkan banyak komplikasi. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (pengetahuan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif analitik, yang bertujuan memberikan gambaran kepada pembaca dan menganalisa
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk
Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu penelitian yang menggunakan seluruh subjek dalam kelompok untuk diberi perlakuan. Dengan
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).
BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat di seluruh dunia. Kanker yang khusus menyerang kaum wanita salah satunya ialah kanker serviks atau kanker leher
Lebih terperinciEdukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini
Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15 Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini PERSETUJUAN DALAM KEADAAN SADAR UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI SUBJEK RISET
Lebih terperinciBAB II. METODE PENELITIAN
BAB II. METODE PENELITIAN A. Kategori dan rancangan penelitian Berdasarkan tujuan dan fungsinya, penelitian ini diklasifikasikan dalam penelitian cross sectional dan dianalisis secara analitik. B. Populasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimental yang bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama, tergantung nilai ambang kejang masing-masing. Oleh karena itu, setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejang demam merupakankelainan neurologis yang paling sering terjadi pada anak, 1 dari 25 anak akan mengalami satu kali kejang demam. Hal ini dikarenakan, anak yang
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan, di mana sebagai variabel independen adalah pengetahuan Ibu, dan sebagai variabel dependen adalah tentang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dalam bentuk eksperimen semu dengan desain control group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan korelasional. Penelitian korelasional mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik. 4.2. Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Independen Umur Pengetahuan Ketersediaan Sarana Pergaulan Variabel Dependen Unsafe action pengguna gadget Keluarga Sekolah Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo yang terletak di Jalan Brigjend Sudiarto No. 347 Semarang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai gambaran pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik. Kebutaan yang diakibatkan karena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Cross sectional berarti pengambilan data yang dilakukan dalam
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional berarti pengambilan data yang dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif analitik adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, karena bertujuan untuk mencari hubungan antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Obstetri
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Obstetri Ginekologi, khususnya Obstetri Sosial. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran diri (body image) dan dukungan sosial pada tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara yang telah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat correlational dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian survei merupakan rancangan yang digunakan untuk menyediakan. antar variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2014).
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menurut sifatnya, merupakan penilitian deskriptif analisis dengan rancangan penelitian survei untuk mengetahui gambaran faktor risiko kanker
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel tingkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Discharge Planning 2.1.1 Definisi Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang di tujukan untuk memberikan asuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun
32 BAB 5 HASIL PENELITIAN Dari Penelitian Analitik observasional dengan rancangan cross sectional yang dilakukan di Sekolah Dasar Pelangi kasih, Sekolah Dasar Theresia, dan Sekolah Dasar Negeri Pegangsaan
Lebih terperinci