B.9. MODUL PSIKOLOGI DAN PSIKIATRI KELAUTAN B.9.2 MODUL PSIKIATRI KELAUTAN MODUL NO. B.9.2.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "B.9. MODUL PSIKOLOGI DAN PSIKIATRI KELAUTAN B.9.2 MODUL PSIKIATRI KELAUTAN MODUL NO. B.9.2."

Transkripsi

1 Page 1 of 17 B.9. MODUL PSIKOLOGI DAN PSIKIATRI KELAUTAN B.9.2 MODUL PSIKIATRI KELAUTAN MODUL NO. B.9.2. TUJUAN MODUL Modul ini disusun untuk proses pembelajaran dalam diagnosa, terapi serta pencegahan gangguan jiwa pada ABK dan penumpang kapal yang berkaitan dengan interaksi serta pengaruh faktor-faktor psikologik, kondisi lingkungan, kondisi sosial serta beban kerja dikapal. Dimana kompetensi kognitif, psikomotor dan afektif akan diperoleh melalui proses pembelajaran materi dan prosedur klinik baku dengan pembimbingan, praktik mandiri dan penilaian perkembangan level kompetensi WAKTU Mengembangkan Kompetensi Sesi di dalam kelas Sesi dengan fasilitasi Pembimbing Sesi praktik dan pencapaian kompetensi Alokasi Waktu 10 X 90 menit (classroom session) 10 X 90 menit (coaching session) 2 minggu (facilitation and assessment) PERSIAPAN SESI Materi presentasi: LCD 1 : Menjelaskan lingkup Psikiatri Kelautan kelautan, klasifikasi gangguan jiwa, jenis-jenis gangguan jiwa yang sering terjadi pada ABK, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahan gangguan jiwa. LCD 2 : Menjelaskan tentang gangguan nerotik, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. LCD 3 : Menjelaskan tentang gangguan psikosa akut, klasifikasi, kriteria LCD 4 : Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena trauma kepala, kriteria LCD 5 : Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena intoksikasi dan adiksi alkohol dan zat adiktif lainnya, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. LCD 6 : Menjelaskan tentang gangguan Skizofrenia, klasifikasi, kriteria LCD 7 : Menjelaskan tentang gangguan Afektif ( mood ), klasifikasi, kriteria LCD 8 : Menjelaskan tentang manajemen ABK yang menderita gangguan jiwa. LCD 9 : Menjelaskan prospek Psikiatri Kelautan.

2 Page 2 of 17 Kasus : ABK Y, 20 tahun mendadak bicaranya melantur, marah-marah, ngamuk, sering menutup telinganya dan nampak ketatutan. Tiga hari yang lalu pacarnya menikah dengan teman dekat Y. Sarana dan alat bantu latih : Video, kasus Penuntun belajar (learning guide) terlampir Tempat belajar (training setting): Ruang kelas 1 PPDS Kelautan Referensi Hand book of Nautical Medicine, W.A.G., Goethe E.N.Watson- D.T. Jones Berlin Heidelberg New York tokyo 1984,pp Other Psychotic Disordes, Synopsis Psychiatry,Behavioral Science/Clinical Psychiatry,10 ed, Benyamin James Saddock,MD.; Virginia Alcot Saddock, M.D. ; Lippincott Williams&Wilkins, 2007, Philadelphia,USA, pp Diagnostic and Statistcal Manual Manual of Mental Disorders IV TM, American Psychiatric Association, Washington.DC 2005, pp KOMPETENSI Mampu menatalaksana gangguan jiwa pada ABK dan penumpang kapal melalui upaya membuat diagnosis klinik, terapi serta tindakan preventif dan rehabilitatif berdasarkan pemeriksaan psikiatri, serta pemeriksaan penunjang terkait lainnya (misalnya, pemeriksaan laboratorium sederhana, pemeriksaan psikotes sederhana, Symptom Check List 90, Hamiltan Depression/Anxiety Rating Scale dll ). Mampu membuat keputusan dalam menangani gangguan jiwa secara holistik hingga tuntas. KETRAMPILAN Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, peserta didik diharapkan terampil : Mendeteksi adanya gangguan jiwa yang berkaitan dengan penurunan prestasi kerja serta peningkatan angka kecelakaan kerja dikapal. Menjelaskan gejala dan tanda-tanda gangguan jiwa. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan klinis Membuat keputusan untuk pemeriksaan penunjang seperti psikotes sederhana, SCL-90, HDRS, HARS. Membedakan apakah ABK mengalami stress atau gangguan jiwa Melakukan tindakan kuratif pada penderita gangguan jiwa. Melakukan tindakan mengatasi faktor-faktor pencetus gangguan jiwa. Melakukan tindakan preventif, rehabilitatif dan inovasi berkelanjutan guna mempertahankan kondisi sosial serta aspek-aspek psikologik yang ideal sehingga tercapai kualitas hidup ABK yang ideal dengan prestasi kerja optimal. GAMBARAN UMUM

3 Page 3 of 17 Kondisi alamiah, sosial serta psikologik dikapal adalah hal yang pada keadaan normal tidak dialami oleh manusia/abk. Pada ABK yang baru dan pada minggu-minggu pertama awal pelayaran paparan pada kondisi kehidupan serta tugas kerja dikapal sering menimbulkan gangguan penyesuaian diikuti perubahan tingkah laku, frustasi, cemas atau depresif. Penurunan disiplin dan prestasi kerja dikapal, sering disertai peningkatan angka kecelakaan kerja dan umumnya didasari adanya gangguan penyesuaian ringan serta belum memenuhi kriteria diagnostik gangguan jiwa. Gangguan penyesuaian merupakan tanda adanya faktor-faktor serta problema psikologi yang patologik pada ABK yang harus dideteksi dan ditangani sedini mungkin. Harus dibedakan dengan gangguan jiwa guna penegakan diagnosis dini dan pengobatan, diperlukan keterlibatan beberapa disiplin ilmu yang terkait antara lain : psikologi kelautan,psikiatri kelautan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta Ergonomi. Contoh Kasus ABK Y, 20 tahun diantar keruang kesehatan kapal oleh teman-temannya karena ngamuk dan bicaranya melantur, marah-marah, sering menutup telinganya dan nampak ketatutan. Y sudah 2 hari tidak tidur, kerjanya sering salah, tidak mau mandi dan makan serta sering melawan perintah Mualim I. Tiga hari yang lalu pacarnya menikah dengan teman dekat Y. Anamnesa: tidak merasa dirinya sakit, mengatakan temannya yang memfitnahnya. Pemeriksaan psikiatri : nampak agresif, tetapi sering nampak ketakutan, sering menutup telinga karena ada suara yang menyuruhnya untuk membatalkan pernikahan pacarnya, pembicaraannya melantur dan irrelevan, dan insightnya (-). Pemeriksaan fisik : tidak ada kelainan. Diskusi : Diagosa. Faktorpencetus Psikodinamika gangguan Penatalaksanaan. Jawaban : Brief Psychotic Disorder? Fokuskan pada adakah faktorpencetus. Psikodinamika terjadinya Gangguan. Psikofarmaka dan psikoterapi serta manipulasi lingkungan TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti proses pembelajaran untuk sesi ini, peserta didik akan memiliki keterampilan untuk :

4 Page 4 of Menjelaskan lingkup Psikiatri Kelautan kelautan, klasifikasi gangguan jiwa, jenis-jenis gangguan jiwa yang sering terjadi pada ABK, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. 2. Menjelaskan tentang gangguan nerotik, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. 3. Menjelaskan tentang gangguan psikosa akut, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. 4. Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena trauma kepala, kriteria 5 Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena intoksikasi dan adiksi alkohol dan zat adiktif lainnya, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. 6. Menjelaskan tentang gangguan Skizofrenia, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. 7. Menjelaskan tentang gangguan Afektif ( mood ), klasifikasi, kriteria 8. Menjelaskan tentang manajemen ABK yang menderita gangguan jiwa. 9. Menjelaskan prospek Psikiatri Kelautan. STRATEGI dan METODE PEMBELAJARAN Tujuan 1. Menjelaskan lingkup Psikiatri Kelautan kelautan, klasifikasi gangguan jiwa, jenis-jenis gangguan jiwa yang sering terjadi pada ABK, Untuk mencapai tujuan ini pembelajaran berikut: peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode Tutorial tentang lingkup Psikiatri Kelautan kelautan, klasifikasi gangguan jiwa,. kriteria diagnosa, terapi serta pencegahan dan rehabilitasi penderita gangguan jiwa. Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest. Diskusi kelompok tentang jenis-jenis gangguan jiwa yang sering terjadi pada ABK, kriteria diagnosa, terapi serta pencegahannya. Belajar mandiri (textbook and jurnal reading) Peraktik mandiri dengan supervisi Klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi dan pencegahan-rehabilitasi penderita gangguan jiwa. Jenis-jenis gangguan jiwa yang sering terjadi pada ABK. Psikodinamika terjadinya gangguan jiwa. Psikofarmaka, Psikoterapi dan manipulasi/dukungan lingkungan.

5 Page 5 of 17 Tujuan 2. Menjelaskan tentang gangguan nerotik, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. Untuk mencapai tujuan ini pembelajaran berikut: peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode Tutorial tentang gangguan nerotik / gangguan cemas ( anxiety disorders ), klasifikasi, kriteria Gangguan nerotik yang sering terjadi pada ABK kapal yaitu Sexual Neurosis, Gangguan cemas menyeluruh ( Generalysed Anxiety Disorder = GAD ), gangguan distimik ( Nerosa depresi ) serta hipokondriasis. Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest Praktek pelaksanaan tes psikatrik sederhana bagi penderita,yaitu tes SCL 90, HARS, HDRS. Diskusi kelompok tentang klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahan gangguan cemas ( anxiety disorders ) yang sering terjadi pada ABK kapal yaitu gangguan cemas menyeluruh (GAD), gangguan distimik dan hipokondriasis. Belajar mandiri (textbook and jurnal reading) Peraktik mandiri dengan supervisi Interpetasi hasil tes SCL 90, HARS, HDRS. Hubungan hasil tes psikiatrik dengan diagnosa klinis. Psikodinamika terjadinya Sexual Neurosis, gangguan cemas, gangguan distimik serta Hipokhondrasis. Terapi Sexual Neurosis, gangguan cemas, gangguan distimik serta Hipokhondrasis. Tujuan 3. Menjelaskan tentang gangguan psikosa akut, klasifikasi,kriteria Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini: Tutorial tentang gangguan psikosa akut, klasifikasi,kriteria diagnostik, terapi serta tindakan preventif-rehabilitatifnya. Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest Belajar mandiri (textbook and jurnal reading) Diskusi kelompok tentang gangguan psikosa akut, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan preventif-rehabilitatifnya. Psikosa akut yang sering terjadi pada ABK maupun penumpang kapal. Manajemen holistik serta prognosa ABK dibidang pekerjaannya. Peraktik mandiri dengan supervisi

6 Page 6 of 17 Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik psikosa akut. Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi lingkungan Tindakan preventif-rehabilitatif. Psikodinamika hubungan antara stressor, kekambuhan, dukungan lingkungan dengan kualitas hidup dan prestasi kerja penderita/abk. Tujuan 4. Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena trauma kepala, kriteria Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini: Tutorial tentang gangguan mental organik (GMO) karena trauma kepala, kriteria Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest Belajar mandiri (textbook and jurnal reading). Diskusi kelompok tentang gangguan mental organik (GMO) karena trauma kepala, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan pencegahannya. Penatalaksaan pada fase akut dan penatalaksaan skuele neurologik. Peraktik mandiri dengan supervisi Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik trauma kepala, cerebral concusion. Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi lingkungan. Tindakan preventif-rehabilitatif. Psikodinamika hubungan antara stressor ( trauma kepala ),GMO, skuele nerologik dan kualitas hidup serta prestasi kerja penderita/abk. Tujuan 5 Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena intoksikasi serta adiksi alkohol dan zat adiktif lainnya, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan pencegahannya. Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini: Tutorial tentang gangguan mental organik (GMO) karena intoksikasi serta adiksi alkohol dan zat adiktif lainnya, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan pencegahannya Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest Belajar mandiri (textbook and jurnal reading). Diskusi kelompok tentang gangguan mental organik (GMO karena intoksikasi serta adiksi alkohol dan zat adiktif lainnya), kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. Penatalaksaan pada gaduh gelisah dan kedaruratan medik pada

7 Page 7 of 17 fase akut dan penatalaksaan dampaknya pada kualitas hidup dan prestasi kerja dikapal. Peraktik mandiri dengan supervisi Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik intoksikasi dan adiksi Zat. Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi lingkungan. Tindakan preventif-rehabilitatif. Psikodinamika hubungan antara pemakaian alkohol serta zat adiktif lainnya terhadap kualitas hidup dan prestasi kerja. Tujuan 6. Menjelaskan tentang gangguan Skizofrenia, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini: Tutorial tentang gangguan skizofrenia, klasifikas i,kriteria diagnosa, terapi serta pencegahan-rehabilitatifnya. Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest Belajar mandiri (textbook and jurnal reading). Diskusi kelompok gangguan skizofrenia, klasifikasi, kriteria diagnosa, terapi serta pencegahan-rehabilitatifnya. Dukungan keluarga serta lingkungan kerja, kualitas hidupnya, prestasi kerja penderita Peraktik mandiri dengan supervisi Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik gangguan skizofrenia. Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi lingkungan. Tindakan preventif-rehabilitatif. Psikodinamika hubungan antara stressor, kekambuhan,psikofarmaka,serta dukungan lingkungan terhadap kualitas hidup dan prestasi kerja penderita. Tujuan 7. Menjelaskan tentang gangguan Afektif ( mood disrder ), klasifikasi, kriteria Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini: Tutorial tentang gangguan Afektif ( mood disorder ), klasifikasi, kriteria Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest Belajar mandiri (textbook and jurnal reading).

8 Page 8 of 17 Diskusi kelompok tentang gangguan Afektif ( mood disorder ),gangguan mood dengan ciri psikotik, gangguan bipolar, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan pencegahannya. Dukungan keluarga serta lingkungan kerja, kualitas hidupnya, prestasi kerja penderita/abk. Peraktik mandiri dengan supervisi Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik gangguan Afektif, gangguan bipolar, gangguan mood dengan ciri psikotik. Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi/dukungan lingkungan. Tindakan preventif-rehabilitatif. Psikodinamika hubungan antara stressor, kekambuhan,psikofarmaka,serta dukung -an lingkungan terhadap kualitas hidup dan prestasi kerja penderita. Tujuan 8. Menjelaskan tentang gangguan Kepribadian, klasifikasi, kriteria Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini: Tutorial tentang gangguan Kepribadian, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan pencegahannya. Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest Belajar mandiri (textbook and jurnal reading). Diskusi kelompok tentang pengaruh gangguan Kepribadian terhadap situasi kehidupan, disiplin kerja dan prestasi kerja dikapal serta terhadap angka kecelakaan kerja dikapal. Peraktik mandiri dengan supervisi Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik gangguan Kepribadian Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi/dukungan lingkungan. Tindakan preventif-rehabilitatif. Psikodinamika hubungan antara gangguan Kepribadian, dukungan lingkungan terhadap disiplin kerja, prestasi kerja dan kualitas hidup ABK dan penderita. Psikodinamika hubungan antara gangguan Kepribadian, dengan tingginya angka kecelakaan kerja dikapal. Tujuan 9. Menjelaskan tentang manajemen ABK yang menderita gangguan jiwa. Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini:

9 Page 9 of 17 Tutorial tentang dampak gangguan jiwa terhadap penderita dan pada kualitas hidup, prestasi kerja, disiplin kerja ABK. Dampak gangguan jiwa pada ABK terhadap insiden kecelakaan kerja dikapal. Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest Belajar mandiri (textbook and jurnal reading). Diskusi kelompok tentang dampak gangguan jiwa terhadap penderita dan pada kualitas hidup, prestasi kerja, disiplin kerja ABK. Dampak gangguan jiwa pada ABK terhadap insiden kecelakaan kerja dikapal. Tatalaksana holistik penderita gangguan jiwa termasuk kebijakan Nahkoda Kapal dan perusahaan terhadap penderita gangguan jiwa. Peraktik mandiri dengan supervisi Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik gangguan Jiwa Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi/dukungan lingkungan. Tindakan preventif-rehabilitatif. Psikodinamika hubungan antara gangguan jiwa, dukungan lingkungan terhadap disiplin kerja, prestasi kerja dan kualitas hidup ABK dan penderita. Psikodinamika hubungan antara gangguan jiwa, dengan tingginya angka kecelakaan kerja dikapal. Kebijakan Nahkoda Kapal, Perusahaan serta UU tenaga Kerja bagi penderita gangguan jiwa. Tujuan 10. Menjelaskan Menjelaskan prospek Psikiatri kelautan. Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini: Tutorial : perkembangan ilmu psikiatri khususnya psikiatri kelautan ; prospek peran positif psikiatri kelautan sejak seleksi calon ABK; tatalaksana holistik penderita gangguan jiwa; kebijaksanaan perusahaan, nahkoda serta UU Tenaga Kerja terhadap penderita gangguan jiwa; evakuasi penderita gangguan jiwa. Dampak gangguan jiwa pada penderita, ABK kapal dan angka kecelakaan kerja dikapal. Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest Belajar mandiri (textbook and jurnal reading). Diskusi kelompok tentang perkembangan psikiatri kelautan ; prospek peran positif psikiatri kelautan sejak seleksi calon ABK; tatalaksana holistik penderita gangguan jiwa; kebijaksanaan perusahaan,nahkoda serta UU Tenaga Kerja terhadap penderita gangguan jiwa; evakuasi penderita gangguan jiwa. Dampak gangguan jiwa pada penderita, ABK kapal dan angka kecelakaan kerja dikapal. Peraktik mandiri dengan supervisi Perkembangan ilmu psikiatri khususnya psikiatri kelautan.

10 Page 10 of 17 Peran psikiatri kelautan dalam penatalaksanaan penderita gangguan jiwa,serta tindakan preventif-rehabilitatif penderita gangguan jiwa, evakuasi penderita gangguan jiwa.. Peran psikiatri kelautan dalam meningkatkan kualitas hidup ABK dan prestasi kerja dikapal, serta menurunkan insiden kecelakaan kerja dikapal. Kebijaksanaan perusahaan,nahkoda serta UU Tenaga Kerja terhadap penderita gangguan jiwa; EVALUASI Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test. Selanjutnya dilakukan small group discussion dengan fasilitator untuk membahas hal-hal yang berkenaan dengan penuntun belajar. Setelah mempelajari penuntun belajar mahasiswa diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk Role play dengan sesama peserta didik dimana saat peserta memperagakan kinerjanya maka temannya menilai dengan menggunakan penuntun belajar untuk evaluasi (peer assisted evaluation) Setelah dianggap memadai melalui metode bed side teaching/on site teaching dibawah pengawasan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar pada model anatomi. Setelah kompetensi tercapai peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan pada klien/pasien sesungguhnya. Pada saat pelaksanaan, evaluator melakukan pengawasan langsung dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut : Perlu perbaikan : tahap akuisisi Cukup : tahap akuisisi-kompeten (pelaksanaan benar tapi waktunya tak efisien) Baik : tahap kompeten (pelaksanaan benar dan waktunya efisien) Setelah selesai bed side teaching/on site teaching melakukan diskusi untuk mendapat penjelasan dari berbagai hal yang tidak mungkin dibicarakan di depan klien/pasien. Self assessment dan peer assisted evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar Penilai Pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist form Kriteria penilaian : cakap/tidak cakap/lalai Diakhir penilaian peserta didik diberi masukkan dan bila perlu diberi tugas yang dapat memperbaiki kinerja. Pencapaian kompetensi diperoleh melalui Ujian OSCE Ujian akhir stase Ujian kognitif tengah pembelajaran Ujian akhir kognitif

11 Page 11 of 17 Ujian akhir profesi INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF Contoh Kuesioner : Kuesioner Sebelum Pembelajaran Soal : 1. Brief Psychotic Disorder berlangsung selama 1-30 hari dan berachir dengan sembuh sempurna ( B / S ). Kuesioner Tengah Pembelajaran Soal : 1. Penyebab utama Brief Psychotic Disorder: A. Stresor tugas sehari-hari dikapal B. Suasana kehidupan kapal yang monoton C. Stressor yang berat dan bermakna D. Terpisah dari keluarga dan masyarakat dalam waktu yang lama Jawaban : A. Stresor tugas sehari-hari dikapal B. Suasana kehidupan kapal yang monoton C. Stressor yang berat dan bermakna D. Terpisah dari keluarga dan masyarakat dalam waktu yang lama Essay/Ujian Lisan/Uji Sumatif Soal : 1. Coba uraikan psikodinamika penyebab utama Brief Psychotic Disorder, prognosa dibidang sosial dan pekerjaannya. INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR PENUNTUN BELAJAR PSIKIATRI KELAUTAN Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah atau tugas dengan menggunakan skala penilaian di bawah ini : 1 Perlu Perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar atau dalam urutan yang salah ( bila diperlukan) atau diabaikan. 2 Cukup : Langkah atau tugas dikerjakan secara benar dalam urutan yang benar (bila diperlukan) tetapi waktu kerjanya tidak efisien. 3 Baik : Langkah atau tugas dikerjakan dikerjakan dengan benar dan waktu kerjanya efisien dalam menyelesaikan kegiatan/prosedur tersebut.

12 Page 12 of 17 Nama peserta didik Nama pasien Tanggal No. Rekam Medis PENUNTUN BELAJAR NO KEGIATAN I. KAJI ULANG DIAGNOSIS&PROSEDUR TINDAKAN Nama Diagnosis Informed Choice & Informed Consent Rencana Tindakan Persiapan Sebelum Tindakan KASUS Penilaian Kinerja Keterampilan (Ujian Akhir) DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA PROSEDUR TERAPI GADUH GELIZAH SCHIZOPHRENIA Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila ketrampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda x bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan. X Memuaskan Tidak memuaskan Langkah atau tugas dikerjakan sesuai prosedur standar atau penuntun. Tidak mampu untuk mengerjakan langkah atau tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun. T/D Tidak diamati Nama peserta didik Nama pasien/klien Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih. Tanggal No. Rekam Medis/No induk ABK NILAI NO KEGIATAN / LANGKAH KLINIK Persiapan Pre pemeriksaan Schizophrenia 1. Anamnesa dan evaluasi premorbid dan faktor pencetus 2. Pemeriksaan status mental, 3. Pemeriksaan tambahan, 4. Informed Consent, 5. Menyiapkan alat fiksasi,ruang isolasi,alat mengatasi gaduh gelisah

13 Page 13 of 17 Penilaian Kinerja Keterampilan (Ujian Akhir) DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA PROSEDUR TERAPI GADUH GELIZAH SCHIZOPHRENIA B. Pelaksanaan tes SCL Menjelaskan rencana terapi 2. Menjelaskan tujuan tujuan terapi 3. Melaksanakan fiksasi penderita 4. Penderita ditenangkan dengan suntikan antipsikotik 5. Observasi penderita,bila masih gaduh gelisah suntikan diulang 6. Mengisolasi penderita 7. Evaluasi apakah obat diminum dengan benar 8. Bila resisten terhadap anti psikotik, pertimbangkan ECT 9. Hindari dan mengatasi efek samping ECT 10. Resosialisasi sedini mungkin Peserta dinyatakan : Terampil Perlu perbaikan Tidak terampil dalam melaksanakan prosedur Tanggal:.../.../... Nama dan Tanda Tangan Penilai KATEGORI EDUKATOR/PELATIH Pendidik Pelatih Tugas Pembimbing Classroom Preceptor Membimbing petugas/ peserta didik untuk Clinical Instructor memahami aplikasi pengetahuan dalam praktik Pendidik Clinical Trainer Standardisasi atau memberikan kompetensi bagi petugas/peserta didik Penilai Advanced Trainer Menilai hasil proses pembelajaran peserta didik dan kualifikasi pendidik/ penilai/clinical trainer Guru Besar Master Trainer Instructional Designer Mencetak Advanced Trainer Mengembangkan sistem dan manajemen pelatihan

14 Page 14 of 17 MATERI PRESENTASI LCD 3. KRITERIA DIAGNOSTIK BRIEF PSYCHOTIC DISORDER ( DSM IV TR ) : LCD 3. KRITERIA DIAGNOSTIC (DSM IV (DSM IV TR) BRIEF PSYCHOTIC DISORDER : A. Adanya satu (atau lebih) dari gejala2 berikut :. 1) Waham 2) Halusinasi 3) Bicara kacau yg frekuen (Asosiasi longgar, inkoherensi) 4) Perilaku sangat kacau atau perilaku katatonik. Bukan gejala, bila berupa pola respon thd sanksi kultural. B. Durasi episode gangguan > 1 hari, dari 1 bulan, dan sepenuhnya kembali ketaraf fungsi premorbid. C. Gangguan tersebut tidak disebabkan oleh : Gangguan mood dengan ciri psikotik, Gangguan Skizoafektif, atau Skizofrenia ; dan Bukan akibat langsung dari : efek penggunaan suatu Zat (ig. Pada drug abuse, akibat pengobatan) atau suatu kelainan organik ( GMC ).

15 Page 15 of 17 LCD 6.1. KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA ( DSM IV TR ) : LCD 6. KRITERIA DIAGNOSTIK (DSM IV TR) SKIZOFRENIA A. GEJALA KHAS : > 2 gejala; > 1bln (boleh kurang bila nyata-nyata sukses diobati): 1) Waham 2) Halusinasi 3) Disorganized speech : asosiasi longgar, inkoheren. 4) Disorganized behaviour atau perilaku katatonik. 5) Gejala 2 negatif: eg. afek datar, alogia, avolition. Catatan : Hanya diperlukan satu kriteria A bila ada: Waham yang aneh (bizarre), atau Halusinasi yg mengkomentari perilaku /pikirannya, atau Halusinasi yg terdiri > 2 suara yang saling berbicara

16 Page 16 of 17 LCD 6.2 KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA ( DSM IV TR ) : LCD 6. KRITERIA DIAGNOSTIK (DSM IV TR) SKIZOFRENIA 2 B. Gangguan fungsi: sosial,pekerjaan,perawatan diri C. Durasi gangguan : kontinu selama minimal 6 bulan. D. Bukan karena : gangguan skizoafektif dan gangguan mood. E. Bukan karena Efek fisiologis langsung dari Penggunaan Zat atau kondisi medik umum. F. Pada penderita Gangguan Autistik atau Gangguan Perkembangan Pervasif lainnya diagnosa Skizofrenia ditegakkan sebagai diagnosa tambahan. KEPUSTAKAAN MATERI BAKU Referensi Hand book of Nautical Medicine, W.A.G., Goethe E.N.Watson- D.T. Jones Berlin Heidelberg New York tokyo 1984,pp Schizophrenia, Synopsis Psychiatry,Behavioral Science/Clinical Psychiatry,10 ed, Benyamin James Saddock,MD.; Virginia Alcot Saddock, M.D. ; Lippincott Williams&Wilkins, 2007, Philadelphia,USA, pp Diagnostic and Statistcal Manual Manual of Mental Disorders IV TM, Amterican Psychiatric Association, Washington.DC 2005, Paket Materi Pelengkap Modul Buku Panduan Peserta Didik Buku yang diberikan kepada peserta didik dan digunakan untuk memandu mereka mengikuti proses pembelajaran Buku Pegangan Pendidik

17 Page 17 of 17 Buku yang dipegang oleh pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan bagi peserta didik dalam upaya untuk mencapai kompetensi yang diinginkan Buku Acuan Materi esensial yang digunakan oleh peserta didik dan diacu oleh pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran untukmencapai kompetensi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI Program Studi : Kedokteran Kode Blok : Blok 20 Blok : PSIKIATRI Semester : 5 Standar Kompetensi : Mampu memahami dan menjelaskan tentang

Lebih terperinci

10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja

10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja 10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja Waktu Pencapaian kompetensi Sesi di dalam kelas : 1 X 50 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 2 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik

Lebih terperinci

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN Modul 5 Bedah Anak BUSINASI (No. ICOPIM: 5-731) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari anal canal, diagnosis dan pengelolaan

Lebih terperinci

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN Modul 2 Bedah Anak POLIPEKTOMI REKTAL (No. ICOPIM: 5-482) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi rektum dan isinya, menegakkan

Lebih terperinci

Modul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640)

Modul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640) Modul 4 Bedah Anak SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi preputium penis,

Lebih terperinci

15 Gangguan Perilaku Pada Anak: Temper Tantrum

15 Gangguan Perilaku Pada Anak: Temper Tantrum 15 Gangguan Perilaku Pada Anak: Temper Tantrum Waktu Pencapaian kompetensi: Sesi di dalam kelas : 1 X 50 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 1 X 50 menit (coaching session) Sesi

Lebih terperinci

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA Skill Lab. Sistem Neuropsikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 2014 PENGANTAR Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun semakin bertambah. Sedikitnya 20% penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita gangguan jiwa,, dengan 4 jenis penyakit

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic

Lebih terperinci

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi. MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI NOMOR MODUL TOPIK SUB TOPIK I. Waktu : B02 : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru : Terapi Inhalasi TERAPI INHALASI Mengembangkan kompetensi Sesi Tutorial Diskusi

Lebih terperinci

1 Tumbuh Kembang Anak

1 Tumbuh Kembang Anak 1 Tumbuh Kembang Anak Waktu Pencapaian kompetensi: Sesi di dalam kelas : 2 X 50 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 4 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik dan pencapaian

Lebih terperinci

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG - 121001419 LATAR BELAKANG Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia didapati

Lebih terperinci

PORTOFOLIO PPDS-I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA

PORTOFOLIO PPDS-I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA PORTOFOLIO PPDS-I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA : dr. Zain Budi Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 19 Juli 1986 masuk : 2 Januari 2015 Instansi asal : -

Lebih terperinci

Modul 23 ORCHIDOPEXI/ORCHIDOTOMI PADA UNDESCENSUS TESTIS (UDT) (No. ICOPIM: 5-624, 5-620)

Modul 23 ORCHIDOPEXI/ORCHIDOTOMI PADA UNDESCENSUS TESTIS (UDT) (No. ICOPIM: 5-624, 5-620) Modul 23 Bedah Anak ORCHIDOPEXI/ORCHIDOTOMI PADA UNDESCENSUS TESTIS (UDT) (No. ICOPIM: 5-624, 5-620) 1. TUJUAN: 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti

Lebih terperinci

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ GANGGUAN MOOD dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ Gangguan Mood Mood adalah pengalaman emosional individual yang bersifat menyebar. Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya

Lebih terperinci

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( ) GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ disusun oleh: Ade Kurniadi (080100150) DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI

Lebih terperinci

16 Gangguan Perilaku Pada Anak: Encopresis

16 Gangguan Perilaku Pada Anak: Encopresis 16 Gangguan Perilaku Pada Anak: Encopresis Waktu Pencapaian kompetensi: Sesi di dalam kelas : 1 X 50 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 2 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik

Lebih terperinci

Modul 26 DETORSI TESTIS DAN ORCHIDOPEXI (No. ICOPIM: 5-634)

Modul 26 DETORSI TESTIS DAN ORCHIDOPEXI (No. ICOPIM: 5-634) Modul 26 Bedah Anak DETORSI TESTIS DAN ORCHIDOPEXI (No. ICOPIM: 5-634) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari testis,

Lebih terperinci

PORTOFOLIO PPDS-I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA

PORTOFOLIO PPDS-I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA PORTOFOLIO PPDS-I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA : dr. Fatimah Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 1 Desember 1982 masuk : 4 Januari 2016 Instansi asal : -

Lebih terperinci

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP NOMOR SOP : TANGGAL : PEMBUATAN TANGGAL REVISI : REVISI YANG KE : TANGGAL EFEKTIF : Dinas Kesehatan Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai PUSKESMAS TANAH TINGGI DISAHKAN OLEH : KEPALA PUSKESMAS TANAH TINGGI

Lebih terperinci

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH Oleh BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG NOVEMBER 2014 I. Waktu Mengembangkan kompetensi

Lebih terperinci

Modul 26 PENUTUPAN STOMA (TUTUP KOLOSTOMI / ILEOSTOMI) ( No. ICOPIM 5-465)

Modul 26 PENUTUPAN STOMA (TUTUP KOLOSTOMI / ILEOSTOMI) ( No. ICOPIM 5-465) Modul 26 Bedah Digestif PENUTUPAN STOMA (TUTUP KOLOSTOMI / ILEOSTOMI) ( No. ICOPIM 5-465) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran umum: Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang

Lebih terperinci

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man Gangguan Suasana Perasaan Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood

Lebih terperinci

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap A. Pemeriksaan penunjang - Darah lengkap Darah lengkap dengan diferensiasi digunakan untuk mengetahui anemia sebagai penyebab depresi. Penatalaksanaan, terutama dengan antikonvulsan, dapat mensupresi sumsum

Lebih terperinci

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik,

Lebih terperinci

Definisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5. Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI

Definisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5. Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI Definisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5 Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI Latar Belakang DSM-IV Tahan uji Valid Memudahkan informasi klinis Gejala klinis beragam, subtipe, & kategori sangat minim

Lebih terperinci

Modul 34 EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542)

Modul 34 EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542) Modul 34 Bedah Digestif EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang masih merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit maupun di masyarakat. Anggaran besar harus dialokasikan

Lebih terperinci

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN Modul 2 Bedah Urologi VASEKTOMI (No. ICOPIM: 5-636) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi, histologi, fisiologi

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham), BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Skizofrenia adalah suatu kumpulan gangguan kepribadian yang terbelah dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan

Lebih terperinci

Psikoterapi Singkat Pada Pasien Dengan Kondisi Medis Umum

Psikoterapi Singkat Pada Pasien Dengan Kondisi Medis Umum Psikoterapi Singkat Pada Pasien Dengan Kondisi Medis Umum Andri Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) andri@ukrida.ac.id PENDAHULUAN Psikoterapi adalah bagian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan

Lebih terperinci

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A Do Penyusunan gejala Memberi nama atau label Membedakan dengan penyakit lain For Prognosis Terapi (Farmakoterapi / psikoterapi)

Lebih terperinci

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/- PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tanda vital: TD: 120/80 mmhg Nadi: 84 x/menit Pernapasan: 20 x/menit Suhu: 36,5 0 C Tinggi Badan: 175 cm Berat Badan: 72 kg Status Generalis:

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SKIZOFRENIA Skizofrenia adalah suatu gangguan psikotik dengan penyebab yang belum diketahui yang dikarakteristikkan dengan gangguan dalam pikiran, mood dan perilaku. 10 Skizofrenia

Lebih terperinci

Modul 20 RESEKSI/ EKSISI ANEURISMA PERIFER (No. ICOPIM: 5-382)

Modul 20 RESEKSI/ EKSISI ANEURISMA PERIFER (No. ICOPIM: 5-382) Modul 20 Bedah TKV RESEKSI/ EKSISI ANEURISMA PERIFER (No. ICOPIM: 5-382) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi pembuluh

Lebih terperinci

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK. Siska Nurlaela Dina Astiyanawati Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K)

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK. Siska Nurlaela Dina Astiyanawati Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K) CASE REPORT SESSION SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Disusun oleh : Siska Nurlaela 1301 1206 0144 Dina Astiyanawati 1301 1206 0147 Pembimbing : Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K) BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

Lebih terperinci

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 DAFTAR KOMPETENSI KLINIK Target Kompetensi Minimal Masalah Psikiatrik Untuk Dokter Umum: 1. Mampu mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus psikiatrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,

Lebih terperinci

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK CASE REPORT SESSION Senin, 20 Agustus 2007 SKIZOFRENIA HEBEFRENIK BSR 15 Agustus 2007 Disusun oleh : Robby Hermawan C11050199 Wulan Apriliani C11050258 Pembimbing : Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K)

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

PEMERIKSAAN PSIKIATRI PEMERIKSAAN PSIKIATRI TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menyelesaikan modul pemeriksaan psikiatri, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian gangguan jiwa. 2. Mengenali gejala dan tanda gangguan

Lebih terperinci

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 BAB 1 PSIKIATRI KLINIK A. Pertanyaan untuk persiapan dokter muda 1. Seorang pasien sering mengeluh tidak bisa tidur, sehingga pada pagi hari mengantuk tetapi

Lebih terperinci

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A DIAGNOSIS? Do Penyusunan gejala Memberi nama atau label Membedakan dengan penyakit lain For prognosis Terapi (Farmakoterapi

Lebih terperinci

195 Batu Saluran Kemih

195 Batu Saluran Kemih 195 Batu Saluran Kemih Waktu : Pencapaian kompetensi: Sesi di dalam kelas : 2 X 60 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 3 X 120 menit (coaching session) Sesi praktik dan pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penderita skizofrenia sekitar 1% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat, dengan jumlah keseluruhan lebih dari 2 juta orang (Nevid et al.,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA

KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA PSIKOLOGIS; didasarkan atas letak dominasi gangguan pada fungsi psikologis FISIOLOGIS; setiap proses psikologis didasari fisiologis/faali ETIOLOGIS; berdasarkan penyebab gangguan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Kesehatan mental adalah sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu dengan masalah kesehatan fisik sering mengalami

Lebih terperinci

PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER

PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER Pembimbing: dr.ira Savitri Tanjung, Sp.KJ (K) Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Periode

Lebih terperinci

MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI. FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM

MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI. FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM Konsep Kesehatan Jiwa Sadar akan kemampuan diri Mampu mengatasi tekanan hidup

Lebih terperinci

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN GANGGUAN BIPOLAR I. PENDAHULUAN Gangguan bipolar merupakan suatu gangguan yang ditandai dengan perubahan mood antara rasa girang yang ekstrem dan depresi yang parah. Pera penderita gangguan bipolar tidak

Lebih terperinci

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA Pembimbing : Dr. Prasilla, Sp KJ Disusun oleh : Kelompok II Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta cemas menyeluruh dan penyalahgunaan zat. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR) agitasi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan proses interaksi yang kompleks antara faktor genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural. Telah terbukti

Lebih terperinci

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ BIPOLAR Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial, sehingga individu tersebut menyadari kemampuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini akan menguraikan diskusi dan kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban dari masalah penelitian berdasarkan analisis data yang telah dilakukan. Peneliti

Lebih terperinci

PEDOMAN DIAGNOSTIK. Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

PEDOMAN DIAGNOSTIK. Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut: Lampiran 1 PEDOMAN DIAGNOSTIK Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut: 1. Gangguan bipolar I Ditandai oleh 1 atau lebih episode manik atau campuran, yang biasanya disertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. Istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan

Lebih terperinci

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.185, 2014 KESEHATAN. Jiwa. Kesehatan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5571) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan

Lebih terperinci

STATUS PASIEN PSIKIATRI. : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah

STATUS PASIEN PSIKIATRI. : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah STATUS PASIEN PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : Egi Prayogi Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 26 tahun Alamat : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah Pekerjaan :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan yang pesat dalam bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik, dan budaya serta bidang bidang lain membawa pengaruh tersendiri

Lebih terperinci

Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt

Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt STANDAR PENGUJIAN KESEHATAN JIWA (PSIKIATRI) KELAINAN PSIKIATRI KELAS 1

Lebih terperinci

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Oleh : Husna Nadia 1102010126 Pembimbing : dr Prasila Darwin, SpKJ DEFINISI PTSD : Gangguan kecemasan yang dapat terjadi setelah mengalami /menyaksikan suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas. Agitasi sering dijumpai di pelayanan gawat darurat psikiatri sebagai

Lebih terperinci

93 Meningitis Tuberkulosa

93 Meningitis Tuberkulosa 93 Meningitis Tuberkulosa Waktu Pencapaian kompetensi: Sesi di dalam kelas : 2 X 50 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 3 X 120 menit (coaching session) Sesi praktik dan pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan suatu sindrom penyakit klinis yang paling membingungkan dan melumpuhkan. Gangguan psikologis ini adalah salah satu jenis gangguan yang

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III. Metode Penelitian. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Pelatihan shalat khusyuk 2. Variabel tergantung : Kecemasan B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian Defenisi operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gejala negatif merupakan suatu gambaran defisit dari pikiran, perasaan atau perilaku normal yang berkurang akibat adanya gangguan otak dan gangguan mental (Kring et

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PROGRAM SPESIALIS 2 (SUB SPESIALIS) PSIKIATRI ANAK DAN REMAJA

CAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PROGRAM SPESIALIS 2 (SUB SPESIALIS) PSIKIATRI ANAK DAN REMAJA CAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PROGRAM SPESIALIS 2 (SUB SPESIALIS) PSIKIATRI ANAK DAN REMAJA SIKAP 1. Sesuai kode etik Kedokteran 2. Cerdas 3. Jujur 4. Tangguh 5. Peduli 6. Cermat

Lebih terperinci

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE 1 Definisi Suicidum (bunuh diri) adalah kematian yang dengan sengaja dilakukan oleh diri sendiri. Tentamen suicidum (percobaan bunuh diri) adalah

Lebih terperinci

NORMAL, ABNORMAL, KLASIFIKASINYA DALAM PSIKOLOGI KLINIS

NORMAL, ABNORMAL, KLASIFIKASINYA DALAM PSIKOLOGI KLINIS NORMAL, ABNORMAL, KLASIFIKASINYA DALAM PSIKOLOGI KLINIS Normal, abnormal atau patologis? Normal/sehat; sesuai atau tidak menyimpang dengan kategori umum Abnormal/tidak sehat; tidak sesuai dengan kategori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Gangguan stres akut (juga disebut shock psikologis, mental shock, atau sekedar shock) adalah sebuah kondisi psikologis yang timbul sebagai tanggapan terhadap peristiwa yang mengerikan.

Lebih terperinci

IPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya.

IPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya. IPAP PTSD Tambahan Prinsip Umum I. Evaluasi Awal dan berkala A. PTSD merupakan gejala umum dan sering kali tidak terdiagnosis. Bukti adanya prevalensi paparan trauma yang tinggi, (termasuk kekerasan dalam

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Stres adalah satu dari konsep-konsep sentral psikiatri, walaupun istilah ini

BAB 1. PENDAHULUAN. Stres adalah satu dari konsep-konsep sentral psikiatri, walaupun istilah ini BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stres adalah satu dari konsep-konsep sentral psikiatri, walaupun istilah ini mempunyai sumber pada fisiologi dan keahlian. Karena pasien-pasien senang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1. Definisi Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi,

Lebih terperinci

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ESTI PERDANA PUSPITASARI F 100 050 253 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Materi Waktu : Deteksi dini gangguan jiwa : 30 menit 1. Analisa Situasional Penyuluh : Mahasiswa profesi Program Studi Keperawatan Unsri Peserta : Keluarga pasien di Poli jiwa RSJ

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kejiwaan berat dan menunjukkan adanya disorganisasi (kemunduran) fungsi kepribadian, sehingga menyebabkan disability (ketidakmampuan)

Lebih terperinci

PORTOFOLIO PPDS-I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA

PORTOFOLIO PPDS-I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA PORTOFOLIO PPDS-I PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RSUD Dr. SOETOMO - SURABAYA Nama : dr. Era Catur Prasetya Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 16 Juni 1982 Tanggal masuk : 2 Januari 2015

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PSIKIATRI (ILMU KESEHATAN JIWA) JIWA JIWA. Perkembangan Ilmu Kesehatan Jiwa

KONSEP DASAR PSIKIATRI (ILMU KESEHATAN JIWA) JIWA JIWA. Perkembangan Ilmu Kesehatan Jiwa KONSEP DASAR PSIKIATRI (ILMU KESEHATAN JIWA) Dr. Manoe Bernd P., SpKJ., MKes jiwa adalah bagian yang bukan jasmaniah (immaterial) dari seseorang. Biasanya jiwa dipercaya mencakup pikiran dan kepribadian

Lebih terperinci

Modul 13 OPERASI REPAIR HERNIA DIAFRAGMATIKA TRAUMATIKA (No. ICOPIM: 5-537)

Modul 13 OPERASI REPAIR HERNIA DIAFRAGMATIKA TRAUMATIKA (No. ICOPIM: 5-537) Modul 13 Bedah Anak OPERASI REPAIR HERNIA DIAFRAGMATIKA TRAUMATIKA (No. ICOPIM: 5-537) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi

Lebih terperinci

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB I 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu atau lebih

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik depresif, yaitu gangguan kronik dari regulasi mood yang dihasilkan pada episode depresi dan mania. Gejala psikotik mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial, selalu berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial, selalu berinteraksi dengan lingkungannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Agar hubungan yang terjalin dengan lingkungan dapat berjalan dengan baik, setiap

Lebih terperinci

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER Tujuan Terapi Ketergantungan Narkotika Abstinensia: Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien ketergantungan narkotika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Gangguan Jiwa BAB II TINJAUAN TEORI 2.1.1 Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa merupakan perubahan sikap dan perilaku seseorang yang ekstrem dari sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan penderitaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan kondisi masyarakat sangat cepat seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang cepat ini selain membawa manfaat yang

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Skizofrenia. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Skizofrenia. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Skizofrenia Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SCHIZOPHRENIA Apakah Skizofrenia Itu? SCHIZOS + PHREN Gangguan jiwa dimana penderita

Lebih terperinci