Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Transkripsi

1 PERSEPSI KELUARGA PETANI MENGENAI PENDIDIKAN DI DESA LALABATA RIAJA KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG Erlin Musrah Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui persepsi keluarga petani melihat pentingnya pendidikan bagi anak-anak dan juga untuk mengetahui kaitan antara persepsi orang tua dengan rendahnya motivasi anak terhadap pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Studi Kasus, yaitu metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan suatu kasus. Informan penelitian adalah beberapa keluarga petani yang bermukim didesa Lalabata Riaja, dengan teknik pengambilan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah mereduksi data, kemudian mendisplay sehingga mudah dipahami kemudian menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap pentingnya pendidikan berbeda beda yaitu sebagian menilai bahwa pendidikan sangat penting untuk peningkatan taraf hidup seseorang sehingga mengupayakan pendidikan anaknya sampai kejenjang perguruan tinggi, sebaliknya sebagian lagi petani beranggapan bahwa pendidikan hanya sebagai sesuatu yang membuang waktu karena pendidikan dianggap cara untuk mendapatkan pekerjaan, padahal pekerjaan bisa didapat dengan cara ikut membantu orang tua bekerja, sebagian lagi petani kurang peduli terhadap pendidikan anak, dalam artian tidak melarang dan juga tidak mendorong anaknya untuk melanjutkan pendidikan karena mereka menganggap bahwa pendidikan tidak membawa pengaruh bagi masa depan anaknya. Kata Kunci: Keluarga Petani Dan Pendidikan ABSTRACT The study aims to determine the perception of farming families see the importance of education for children and also to find out the link between the perception of parents with low motivation of the child to education. The method used is the case study method, the method to collect and analyze the data with respect to a case. The informants are several families of farmers who live in villages Lalabata Riaja, with data collection techniques were interviews, observation and documentation. Data analysis is done is to reduce the data, and then display that is easy to understand and then draw conclusions. The results showed that the perception of farmers on the importance of education is different is mostly considered that education is very important for improving the quality of one's life so as to seek their children's education until to level college, otherwise some farmers thought that education only as a waste of time because education is considered a way to get a job, but the job can be obtained by way of helping parents work, some farmers are less concerned about the education of children, in the sense not to prohibit and do not encourage their children to continue their education because they consider that education does not carry implications for the future of their children. Kata Kunci: Keluarga Petani dan Pendidikan PENDAHULUAN Pendidikan adalah merupakan hal yang utama yang dituntut untuk diketahui oleh setiap individu dalam beraktivitas sehari-hari untuk memenuhi kehidupannya, Tanpa pengetahunan pendidikan utamanya pengetahuan dibidang teknologi maka dapat dikatakan bahwa kita tidak akan mampu bersaing dengan orang lain sebab pendidikan Erlin Musrah 1

2 adalah hal yang penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia (dalam hal ini keluarga petani) dapat hidup berkembang sejalan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia, (Undang-Undang Sisdiknas, 2003). Tetapi pendidikan seorang anak dapat diperoleh tidak lepas dari peran orang tua dalam mendidik anaknya.di tangan orang tua, masa depan seorang anak ditentukan. Berbagai hal awalnya dibentuk dari keluarga, mulai dari kepribadian, sosialisasi, pengendalian diri, penyesuaian terhadap lingkungan sekitar, kemampuan berpikir dan hal lain yang turut menunjang keberhasilan dan kemandirian seorang anak. Bila orang tua mampu menjalankan fungsi-fungsinya, pendidikan dan perkembangan anak dapat terjamin. Peran serta orang tua dalam pendidikan anak terdapat dalam UU Republik Indonesia Nomor 20 Bab IV Pasal 7 Tahun 2003, bahwa Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Selanjutnya menurut Leavit (dalam Sobur, 2003: 445) yang mengemukakan bahwa persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Definisi persepsi menurut para ahli sangat beragam, seperti yang dikemukakan berikut ini. Persepsi menurut Epstein & Rogers (dalam Stenberg, 2008: 105) adalah Seperangkat proses yang dengannya kita mengenali, mengorganisasikan dan memahami cerapan-cerapan inderawi yang kita terima dari stimuli lingkungan. Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri. Sedangkan menurut Moskowitz dan Ogel dalam (Walgito, 2003: 54), persepsi merupakan proses yang integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Senada yang diungkapkan Thoha (2007: 141),bahwa: Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman, pada dasarnya memahami persepsi bukan suatu pencatatan yang benar terhadap suatu situasi yang dihadapi, melainkan merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi. Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2006: 239), mengemukakan dengan adanya persepsi tentang sesuatu, mengakibatkan sikap menerima, menolak, atau bisa juga mengabaikan. Sedangkan menurut Soyomukti N (2010:02) Pendidikan adalah Proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Jadi banyak hal yang dibicakan ketika kita membecarakan pendidikan. Aspek-aspek yang biasanya paling dipertimbangkan antara lain :Penyadaran, Pencerahan, Pemberdayaan, dan Perubahan perilaku. Menurut Salwinsha (2013:02) Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, dunia pun semakin berubah, entah menjadi lebih baik ataupun sebaliknya. Alangkah bijak bila kita sebagai orang tua juga semakin menyadari arti pentingnya pendidikan. Di zaman Erlin Musrah 2

3 yang serba moderen seperti sekarang, manusia dituntut untuk selalu berfikir dan berkarya. Oleh karena itu pendidikan anak sangat dibutuhkan untuk membentuk anak-anak kita menjadi pribadi yang selalu berfikir dan berkarya. Semakin dini usia anak diperkenalkan kepada pendidikan, semakin panjang masa ia untuk berkembang. Seiring dengan perkembangannya tersebut, kepribadian anak juga akan terbentuk. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan metode studi kasus (case study). Informan penelitian ini adalah beberapa keluarga petani yang bermukim didesa Lalabata Riaja Kecamatan Donri-donri dengan teknik pengambilan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Kriteria informan yang digunakan adalah :Keluarga petani yang sudah mempunyai anak, Anak dalam keluarga petani tersebut yang telah berusia 17 tahun, Telah bersekolah SD-Perguruan Tinggi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalahtriangulasi Teknik.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik pengabsahan data yaitu member check. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pendidikan seorang petani dalam masyarakat awam masih menggolongkan sangat rendah. Sifat dan perilaku yang turun temurun dari nenek moyang masih kuat melekat yaitu bahwa menempuh pendidikan bukanlah hal yang sangat penting tapi bagaimana kita bisa bertahan hidup itulah merupakan hal yang penting. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman pendapat itu sudah mulai pudar, dan juga dengan gencarnya pemerintah mensosialisasikan program pendidikan 9 tahun maka rata-rata pendidikan petani sudah mulai meningkat, hal ini terlihat pada desa lokasi penelitian yaitu desa Lalabata Riaja Kab.Soppeng Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti pendidikan di Desa Lalabata Riaja sudah cukup tinggi, hal itu terlihat dari tingkat pendidikan rata-rata petani, pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang layak sudah cukup bagus, dan peran pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat juga sudah bagus. Beberapa masyarakat yang telah menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sehingga minat untuk mendapat pendidikan pada beberapa lembaga pendidikan di berbagai jenjang pendidikan cukup baik. Tingkat pendidikan anak sangat tergantung kepada sikap dan kehidupan ekonomi orang tuanya. Orang tua yang kehidupan ekonomi cukup bagus seyogyanyaa akan memberikan pendidikan yang setinggi-tingginya kepada anaknya dan orang tua yang kehidupan ekonominya rendah maka dapat diprediksi pendidikan orang tuanya juga rendah, tetapi kenyataan yang biasa kita jumpai dalam masyarakat bisa saja malah sebaliknya. Banyak factor yang bisa menyebabkan orang tua menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi, atau bahkan pendidikan sampai tingkat dasar saja walaupun berada dalam ekonomi yang mapan. Berikut ini adalah gambaran tingkat pendidikan anak petani yang ada di desa Lalabata Riaja Kab.Soppeng. Melihat keberhasilan pendidikan orang lain, tidak selamanya keberhasilan seseorang dalam meraih kesuksesan dengan pendidikan yang tinggi menjadi motivasi atau pendorong untuk orang lain untuk ikut meraih kesuksesan lewat pendidikan, tetapi ada Erlin Musrah 3

4 jalan lain untuk mencapai kesuksesan selain dari pendidikan yang jelas mau berusaha dan bekerja serta berikhtiar. Pandangan bahwa pendidikan itu penting, pendidikan itu sangat penting pada masyarakat lalabata riaja karena Pendidikan itu untuk mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan, selain salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melawati generasi. Pandangan bahwa pendidikan sarana mobilitas, pendidikan dapat menjadi sarana mobilitas dalam menjalani hidup bagi masyarakat Lalabata Riaja, dan dengan pendidikan dapat mengangkat derajat atau status social seseorang dalam masyarakat. Karena dalam kenyataannya di masyarakat, orang yang memiliki pendidikan tinggi kedudukannya dalam masyarakat selalu diperhitungkan. Orang yang memiliki gelar akademik baik langsung maupun tidak langsung dipercayainya akan dapat menduduki status sosial tertentu di lingkungan masyarakatnya. Ia akan mendapatkan hak-hak istimewa karena gelarnya, baik secara ekonomis, sosial, budaya, dan hak-hak ikutan lainnya. Ijazah dan gelar dianggap akan merupakan tiket untuk meningkatkan status sosial, jabatan dan lain-lain di tempat ia berada. Akibatnya banyak orang melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang S3 hanya untuk menggapai jabatan, golongan, dan status sosial yang lebih tinggi. Bukan karena mencintai pengetahuan. Tingkat pendidikan merupakan jumlah tahun mengikuti pendidikan formal yang ditempuh petani pada bangku sekolah. Pendidikan akan berpengaruh terhadap perilaku dan tingkat adopsi suatu inovasi. Seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung lebih terbuka untuk menerima dan mencoba hal-hal yang baru, demikian pula keinginan agar anaknya memperoleh pendidikan yang setinggi-tingginya. Pendidikan petani responden yang berada di desa Lalabata Riaja tergolong dalam kategori tinggi karena 40,00 % berada pada kisaran 0-12 tahun atau setingkat hanya tamatan Sekolah Menengah. Hasil ini menunjukkan bahwa petani memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat memahami permasalahan mereka dan tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Saridewi (2010), tingkat pendidikan seseorang dapat mengubah pola pikir, daya penalaran yang lebih baik, sehingga makin lama seseorang mengenyam pendidikan akan semakin rasional. Persepsi masyarakat terhadap sesuatu hal yang merupakan proses dari suatu kesadaran manusia yang ditentukan oleh faktor dalam dirinya dan factor situasi yang mengenainya, memiliki dampak positif dan negatif terhadap anggapan mereka dari sesuatu hal yang telah mereka pahami. Adapun dampak positif dan negatif persepsi masyarakat petani terhadap pendidikan anak di desa Lalabata Riaja kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng. Persepsi dari aspek positif terlihat dari sebagian petani di Desa Lalabata Riaja ada yang lebih mengutamakan pendidikan anak sehingga mengupayakan pendidikan anaknya sampai ke perguruan tinggi. Persepsi petani dari aspek negatif terlihat dari sebahagian petani yang menganggap bahwa pendidikan anak hanya sebagai sesuatu yang membuang waktu dan uang, karena pendidikan dianggap cara untuk memperoleh pengetahuan untuk mendapatkan pekerjaan, padahal juga bisa didapatkan dengan cara ikut membantu orang tua bekerja. Namun ada juga petani yang kurang peduli terhadap pendidikan anak, dalam artian tidak melarang dan juga tidak mendorong anaknya untuk melanjutkan pendidikan. Erlin Musrah 4

5 PENUTUP Menurut Saridewi (2010), tingkat pendidikan seseorang dapat mengubah pola pikir, daya penalaran yang lebih baik, sehingga makin lama seseorang mengenyam pendidikan akan semakin rasional. Jadi Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi petani terhadap pentingnya pendidikan berbeda beda yaitu sebagian menilai bahwa pendidikan sangat penting untuk peningkatan taraf hidup seseorang sehingga mengupayakan pendidikan anaknya sampai kejenjang perguruan tinggi, sebaliknya sebagian lagi petani beranggapan bahwa pendidikan hanya sebagai sesuatu yang membuang waktu karena pendidikan dianggap cara untuk mendapatkan pekerjaan, padahal pekerjaan bisa didapat dengan cara ikut membantu orang tua bekerja, sebagian lagi petani kurang peduli terhadap pendidikan anak, dalam artian tidak melarang dan juga tidak mendorong anaknya untuk melanjutkan pendidikan karena mereka menganggap bahwa pendidikan tidak membawa pengaruh bagi masa depan anaknya, namun tanpa disadari pendidikan sangat berperan penting dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. DAFTAR PUSTAKA Stenberg, J Robert Psikologi Kognitif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. UU Sisdiknas tahun 2003 tentang Pengertian dan Tujuan Pendidikan Nasional. Sobur, Alex Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia Walgito, Bimo Psikologi Sosial. Yogyakarta : C.V Andi Offset Soyomukti N, Teori-Teori Pendidikan. Penerbit Ar.Ruzz Media Group Salwinshah, Peranan Orang Tua, Sekolah dan Guru dalam Mensukseskan Pendidikan. (Online). ( diakses 18 Maret 2013). Syaifiullah M Pandangan Keluarga Petani Terhadap Pendidikan Anak di Desa Sungai limas Kecamatan Haur Gading Kabupaten Sungai Utara.skripsi FKIP Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Erlin Musrah 5

6 Erlin Musrah 6