UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA USULAN PENELITIAN DISUSUN OLEH Nama : Niken Mutiara Ayuningtias NPM : Pembimbing : Vonny Wijaya, SPsi. BEKASI 2016

2 Latar Belakang masalah Pada dasarnya, pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi yang dapat menciptakan peserta mendapatkan ilmu pengetahuan, dalam hal ini melalui proses belajar. Proses belajar ini akan memberikan suatu hasil yang disebut dengan prestasi belajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasi. Salah satu yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah ketika ada siswa mengalami kesulitan dalam belajarnya. Motivasi belajar dapat dipengaruhi dari diri sendiri (intrinsik), yang didasari oleh adanya kebutuhan untuk belajar, dan dari luar diri sendiri (ekstrinsik) yaitu motivasi yang berasal dari keluarga (terutama orang tua), sebagai lingkungan terdekat anak. Pada siswa yang menghadapi kesulitan dalam mengikuti pelajaran tidak seharusnya dibiarkan begitu saja, melainkan diberikan dorongan agar siswa tersebut tetap termotivasi dalam belajarnya.

3 A. Motivasi Belajar Definisi Motivasi Belajar Suatu dorongan atau keinginan yang terdapat dari dalam diri dan luar diri anak untuk melakukan suatu aktivitas, tingkah laku atau kegiatan lainnya yang mendukung proses kegiatan pembelajaran sehingga tujuan yang dikehendaki anak tercapai. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar A. Faktor Intrinsik B. Faktor Ekstrinsik Aspek Aspek Motivasi Belajar A. Kesenangan, kenikmatan untuk belajar B. Orientasi terhadap penguasaan materi C. Hasrat ingin tahu D. Keuletan dalam mengerjakan tugas E. Keterlibatan yang tinggi pada tugas F. Orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang sulit dan baru

4 B. Dukungan Orangtua Definisi Dukungan Orangtua suatu perlakuan orang tua dalam memberikan perhatian serta bantuan baik moral maupun materi yang diberikan kepada anaknya untuk memenuhi kebutuhan dasar anak dalam mewujudkan pemberian rasa aman, perhatian, dan kasih sayang. Bentuk-bentuk Dukungan Orang Tua A. Dukungan Emosianal B. Dukungan Instrumental C. Dukungan Informasi D. Dukungan penilaian Sumber-Sumber Dukungan Orangtua A. Sumber artifisial B. Sumber naturali

5 Identifikasi Operasionalisasi Variabel Penelitian A. Dukungan Orang Tua Dukungan orang tua adalah suatu perlakuan orang tua dalam memberikan perhatian serta bantuan baik moral maupun materi yang diberikan kepada anaknya untuk memenuhi kebutuhan dasar anak dalam mewujudkan pemberian rasa aman, perhatian, dan kasih sayang. Dalam hal ini dukungan orang tua diukur dengan menggunakan skala Bentuk-bentuk dukungan orang tua yakni dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan penilaian. B. Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah suatu dorongan atau keinginan yang terdapat dari dalam diri dan luar diri anak untuk melakukan suatu aktivitas, tingkah laku atau kegiatan lainnya yang mendukung proses kegiatan pembelajaran sehingga tujuan yang dikehendaki anak tercapai. Dalam hal ini motivasi belajar diukur dengan menggunakan skala aspek aspek motivasi belajar yakni Kesenangan dan kenikmatan untuk belajar, orientasi terhadap penguasaan materi, hasrat ingin tahu, keuletan dalam mengerjakan tugas, keterlibatan yang tinggi pada tugas serta orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang sulit dan baru. Subjek Penelitian : semua orangtua siswa kelas V SD Negeri Karang Asih 12 yang berjumlah 40 orang. Teknik pengambilan : teknik Total Sampling

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat diartikan sebagai proses berpikir untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat diartikan sebagai proses berpikir untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar dapat diartikan sebagai proses berpikir untuk mendapatkan pengetahuan (Adisendjaja, 2008). Belajar adalah aktivitas manusia dengan mengerahkan semua potensi

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang Nama : Novela Ayu Ratna Puri NPM : 16513511 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kontrol Diri Pada Remaja Akhir

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kontrol Diri Pada Remaja Akhir Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kontrol Diri Pada Remaja Akhir Nama: Octavia Rosalin Lumban Tobing Kelas: 4PA13 NPM: 16513754 Dosen Pembimbing: Nita Sri Handayani S.Psi M.si Abstrak Hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) BAB II LANDASAN TEORI A. MOTIVASI BELAJAR 1. Definisi Motivasi Belajar Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Suatu desain penelitian menyatakan struktur masalah penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Suatu desain penelitian menyatakan struktur masalah penelitian 66 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian merupakan persiapan menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab terdahulu maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ada hubungan antara perilaku asertif dan kontrol diri pada pegawai administrasi sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ada hubungan antara perilaku asertif dan kontrol diri pada pegawai administrasi sekolah HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DAN KONTROL DIRI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI SEKOLAH Disusun Oleh : Nama : Ratna Suryaningtyas NPM : 18510975 Pembimbing : Erik Saut H. Hutahaean S.Psi., M.Si FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan itu penting untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Karena pendidikan berguna dalam membina dan mengembangkan kemampuan dasar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan data BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan data mengenai Causality Orientation terhadap 192 orang mahasiswa semester I Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN INTROVERT DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN INTROVERT DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN INTROVERT DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 THE CORRECTION BETWEEN INTROVERT PERSONALITY WITH MOTIVATION STUDY ON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran cukup penting untuk mencetak masyarakat yang cerdas dan berwawasan yang luas. Sebagaimana dengan tujuan dan fungsi pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Juanita Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Juanita Sari, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu lahir dari sebuah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang utama agar dapat tumbuh utuh secara mental, emosional dan sosial. Pertemuan

Lebih terperinci

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERAN KEBUDAYAAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERAN KEBUDAYAAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERAN KEBUDAYAAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN Nama : Heru Hermawan NPM : 13110283 Kelas : 1KA34 PROGRAM PASCA SARJANA : SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah

Lebih terperinci

Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Motivasi Berprestasi MountaineeringPada Mountaineer(Pendaki Gunung) Wanita

Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Motivasi Berprestasi MountaineeringPada Mountaineer(Pendaki Gunung) Wanita Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Motivasi Berprestasi MountaineeringPada Mountaineer(Pendaki Gunung) Wanita DisusunOleh : Nama : Sofura Meirliana Furi.R. NPM : 10508257 Jurusan : Psikologi Pembimbing

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA SMP NEGERI 5 WATES

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA SMP NEGERI 5 WATES Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan alat yang menentukan untuk mencapai kemajuan dalam segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan Indonesia diupayakan untuk tanggap terhadap perubahan zaman, oleh karena itu pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak ada dan harus dipenuhi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan dilaksanakannya pendidikan formal. Dilihat berdasarkan prosesnya pendidikan formal dilakukan secara

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI NAMA : NURUL DIAH LISWANTARI NPM : 201110515034 FAK/PROGAM STUDI : PSIKOLOGI/S-1 JUDUL SKRIPSI : GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS V DI SDN PERWIRA III

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, dan membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Potensi dan kemampuan dasar anak usia dini sudah dimulai sejak usia 0-6 tahun, masa ini merupakan masa emas yang hanya datang sekali seumur hidup dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Proses pendidikan formal adalah suatu proses yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Proses pendidikan formal adalah suatu proses yang kompleks yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pendidikan formal adalah suatu proses yang kompleks yang memerlukan waktu, dana, dan usaha serta kerjasama berbagai pihak. Berbagai aspek dan faktor terlibat

Lebih terperinci

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI GURU MENGAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI KOTA BATAM Oleh: ABSTRACT

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta 2016

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta 2016 ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN SEBAGAI ALAT PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE FULL COSTING PADA PD. SEKAR JAYA ASIH Bekasi, Jawa Barat Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta 2016 Nama

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 : Kuesioner PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA KUESIONER PENELITIAN Dengan Hormat, Dalam rangka menyelesaikan studi akhir di PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan merupakan salah satu tempat bagi peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Lembaga pendidikan tersebut diharapkan dapat membantu

Lebih terperinci

terhadap kreativitas siswa SMA Negeri 2 Sidoarjo melalui motivasi belajar

terhadap kreativitas siswa SMA Negeri 2 Sidoarjo melalui motivasi belajar Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kreativitas Siswa SMA Negeri 2 Sidoarjo melalui Motivasi Belajar Yunita Rahmasari 11410031 A. Pendahuluan Pendidikan di Indonesia, menurut Munandar, masih berorientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astri Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astri Yulianti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Motivasi secara harfiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Kata Motif, diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses perwujudan pilar-pilar penyangga masyarakat. Pendidikan. diperlukan dalam perkembangan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses perwujudan pilar-pilar penyangga masyarakat. Pendidikan. diperlukan dalam perkembangan kehidupannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan lahir seiring dengan keberadaan manusia. Bahkan dalam proses pembentukan masyarakat, pendidikan ikut andil untuk menyumbangkan proses-proses perwujudan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut boleh jadi berupa sikap, minat atau nilai.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut boleh jadi berupa sikap, minat atau nilai. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar umumnya dikatakan sebagai proses perubahan perilaku seseorang setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap, atau keterampilan) tertentu. Gagne

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

HUBUNGAN SIKAP BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP HUBUNGAN SIKAP BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Aryasi Ardiyah; Budiyono Fakultas Ilmu Keguruan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang 6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1 Disiplin Belajar Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mampu dicapai oleh setiap individu (http://www.google.com/artikel, teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mampu dicapai oleh setiap individu (http://www.google.com/artikel, teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebutuhan Dasar Manusia Teori kebutuhan Maslow merupakan konsep aktualisasi diri yang merupakan keinginan untuk mewujudkan kemampuan diri atau keinginan untuk menjadi apapun

Lebih terperinci

PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA

PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA A.24 PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA Partini A.Z. Rivai Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstraksi. Belajar merupakan kewajiban dari setiap remaja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme berdasarkan eksplorasi terhadap sikap hidup orang-orang yang memandang diri mereka sebagai tidak materialistis.

Lebih terperinci

KEKERASAN EMOSIONAL YANG DITERIMA DALAM PACARAN DITINJAU DARI STEREOTIP GENDER PADA MAHASISWI SKRIPSI

KEKERASAN EMOSIONAL YANG DITERIMA DALAM PACARAN DITINJAU DARI STEREOTIP GENDER PADA MAHASISWI SKRIPSI KEKERASAN EMOSIONAL YANG DITERIMA DALAM PACARAN DITINJAU DARI STEREOTIP GENDER PADA MAHASISWI SKRIPSI Oleh : FRISKA DEBBY WIJAYA HARJANTO 08.40.0037 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: STEFANY DWI RAHARJO

SKRIPSI. Oleh: STEFANY DWI RAHARJO KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN HARIAN PARALEL PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS V SD PL BERNARDUS SEMARANG DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH OTORITER ORANG TUA SKRIPSI Oleh: STEFANY DWI RAHARJO 09.40.0021

Lebih terperinci

Hubungan Self Compassion dengan Kejenuhan Belajar pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Usulan Penelitian

Hubungan Self Compassion dengan Kejenuhan Belajar pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Usulan Penelitian Hubungan Self Compassion dengan Kejenuhan Belajar pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Usulan Penelitian Disusun Oleh : Nama : Putri Cyntia NPM : 17513002 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa : II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Belajar Kegiatan belajar di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang panjang dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan ketabahan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di TK Adinda Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di TK Adinda Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Adinda Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. pembahasannya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. pembahasannya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah melalui proses analisis data beserta pembahasannya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 25 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 25 SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 25 SURAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi (koefisien hubungan). Penelitian korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Menyelesaikan Skripsi. Motivasi berasal dari kata bahasa Latin movere yang berarti menggerakkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Menyelesaikan Skripsi. Motivasi berasal dari kata bahasa Latin movere yang berarti menggerakkan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Menyelesaikan Skripsi 1. Pengertian Motivasi Menyelesaikan Skripsi Motivasi berasal dari kata bahasa Latin movere yang berarti menggerakkan.makmun (2001:37) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat merubah tingkah lakunya menjadi pribadi yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok bagi siswa sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi bertujuan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan saat ini, banyak terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus. Selaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu. menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu. menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya. Untuk mencapai hal itu, maka orang tua

Lebih terperinci

MOTIVASI BERHENTI MENGGUNAKAN NARKOBA (Studi Kualitatif Pada Mantan Pengguna Narkoba)

MOTIVASI BERHENTI MENGGUNAKAN NARKOBA (Studi Kualitatif Pada Mantan Pengguna Narkoba) MOTIVASI BERHENTI MENGGUNAKAN NARKOBA (Studi Kualitatif Pada Mantan Pengguna Narkoba) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang mengalami masa keemasan dimana anak mulai peka dan sensistif untuk menerima berbagai

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DALAM MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA BERLATIH DI KRAKATAU TAEKWONDO KLUB MEDAN

DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DALAM MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA BERLATIH DI KRAKATAU TAEKWONDO KLUB MEDAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DALAM MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA BERLATIH DI KRAKATAU TAEKWONDO KLUB MEDAN Indah Verawati, S.Psi, MA* *Dosen Fak. Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan (FIK-UNIMED) ABSTRAK

Lebih terperinci

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu pengaturan individu yang sengaja dibentuk untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu pengaturan individu yang sengaja dibentuk untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan suatu pengaturan individu yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa pengaturan tersebut terjadi di banyak bidang.

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Langkah awal yang dilakukan sebelum mengambil data adalah menentukan lokasi. Penelitian ini dilakukan di SMA St.Bernardus yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pada Undang-

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pada Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan suatu bangsa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN MOTIVASI KERJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN MOTIVASI KERJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN MOTIVASI KERJA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

STRES AKADEMIK MAHASISWA DITINJAU DARI SIKAP TERHADAP BEBAN TUGAS SKRIPSI

STRES AKADEMIK MAHASISWA DITINJAU DARI SIKAP TERHADAP BEBAN TUGAS SKRIPSI STRES AKADEMIK MAHASISWA DITINJAU DARI SIKAP TERHADAP BEBAN TUGAS SKRIPSI Oleh: Nataryna Heni Pinurbawati 05.40.0192 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2011 i STRES AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Sumahamijaya, 2003 Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantungpada

Lebih terperinci

PENGARUH IKLIM PSIKOLOGIS, IMBALAN INTRINSIK DAN IMBALAN EKSTRINSIK TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. EKAJAYA KARUNIA ABADI MOTOR SURABAYA

PENGARUH IKLIM PSIKOLOGIS, IMBALAN INTRINSIK DAN IMBALAN EKSTRINSIK TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. EKAJAYA KARUNIA ABADI MOTOR SURABAYA TUGAS AKHIR PENGARUH IKLIM PSIKOLOGIS, IMBALAN INTRINSIK DAN IMBALAN EKSTRINSIK TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. EKAJAYA KARUNIA ABADI MOTOR SURABAYA Oleh : NAMA : DENITRI JULIANI WARUWU NPM : 12120080033

Lebih terperinci

RESILIENSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI YANG TERLAMBAT MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS X

RESILIENSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI YANG TERLAMBAT MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS X RESILIENSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI YANG TERLAMBAT MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS X Nama NPM : 13511208 Dosen Pembimbing : Hanum Inestya Putri : Dr. Hendro Prabowo, S.Psi. BAB I : PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Menghafal Juz Amma. SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Menghafal Juz Amma. SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung 1 BAB V PEMBAHASAN A. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Menghafal Juz Amma SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung 1. Memberikan Imbalan Imbalan merupakan alat pendidikan yang menyenangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. hasil-hasil yang diperoleh selama penelitian. Selain itu, terdapat saran untuk

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. hasil-hasil yang diperoleh selama penelitian. Selain itu, terdapat saran untuk 1 BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi mengenai hasil-hasil yang diperoleh selama penelitian. Selain itu, terdapat saran untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar adalah motivasi siswa. Pintrich dan Schunk (2002) mengatakan bahwa motivasi memiliki peranan penting dalam

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Mimi Suriatie

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Mimi Suriatie UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA Oleh : Mimi Suriatie ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya

Lebih terperinci

WAITRESS BAGIAN SKRIPSI. Oleh:

WAITRESS BAGIAN SKRIPSI. Oleh: HUBUNGAN ANTARAA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN WAITER / WAITRESS BAGIAN FOOD AND BEVERAGES HOTEL NOVOTEL SEMARANG SKRIPSI Oleh: DIAN KUMALASARI 01.40.0197 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR. Belajar Pembelajaran Tahun 2013

MOTIVASI BELAJAR. Belajar Pembelajaran Tahun 2013 MOTIVASI BELAJAR Belajar Pembelajaran Tahun 2013 Motivasi dan Motivasi Belajar - Dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku - Suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH AKTIFITAS PACARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK PEMUDA PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL PENGARUH AKTIFITAS PACARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK PEMUDA PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL PENGARUH AKTIFITAS PACARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK PEMUDA PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 EFFECT OF COURTSHIP ACTIVITY WITH ELEVENTH GRADE STUDENTS MOTIVATION TO LEARN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah pada dasarnya merupakan proses pendidikan yang diorganisasikan secara formal berdasarkan struktur hierarkis dan kronologis, dari jenjang

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang selama ini berlangsung di Sekolah Dasar lebih menekankan pada pembelajaran yang bersifat ekspositori. Dimana siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik jasmani maupun rohani. Pendidikan harus ditata atau diperbaiki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Manusia dalam kehidupannya dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhan tanpa bantuan orang lain, baik kebutuhan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MATERI BIMBINGAN KLASIKAL BERBASIS KEBUTUHAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGEMBANGAN MATERI BIMBINGAN KLASIKAL BERBASIS KEBUTUHAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Abstrak PENGEMBANGAN MATERI BIMBINGAN KLASIKAL BERBASIS KEBUTUHAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Muh Farozin farozin2311@yahoo.com Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menguji hipotesis hubungan pola asuh orangtua dengan motivasi menghafal Al-

BAB III METODE PENELITIAN. menguji hipotesis hubungan pola asuh orangtua dengan motivasi menghafal Al- BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneltian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanggung jawab atas kesejahteraan anak, baik jasmani, kesehatan, rohani serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanggung jawab atas kesejahteraan anak, baik jasmani, kesehatan, rohani serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan makhluk kecil ciptaan Allah SWT yang telah diamahkan pada sepasang suami - isteri untuk menjalankan perannya sebagi figur sebagai orangtua. Anak

Lebih terperinci

Oleh: Amin Kiswoyowati

Oleh: Amin Kiswoyowati PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEGIATAN BELAJAR SISWA TERHADAP KECAKAPAN HIDUP SISWA (Studi Tentang Pembelajaran Berorientasi Kecakapan Hidup di SMK Negeri 1 Losarang Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua yang dimaksud disini adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua yang dimaksud disini adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Orang Tua sebagai pendidik dalam rumah tangga sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua yang dimaksud disini adalah orang tua kandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai variabel penelitian, defenisi operasional, populasi dan sampel, alat ukur penelitian, teknik penentuan sampel, validitas, reliabilitas alat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini.

1. PENDAHULUAN. menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini. 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pendidikan di sekolah diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan yang semakin

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 Abstrak. Suci Dwi Novia Sari. K8409063. HUBUNGAN MOTIVASI

Lebih terperinci

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1) KARAKTERISTIK SISWA PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1) proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA MAHASISWA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA MAHASISWA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S-1 Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SKRIPSI

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SKRIPSI HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SKRIPSI Oleh: FULGENSIA E. LAY CORBAFO 09.40.0064 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015 HUBUNGAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI PENGARUH PERSIAPAN SISWA DALAM BELAJAR DAN KEMANDIRIAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Secara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Secara BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Secara harfiah metode ini adalah metode penelitian untuk membuat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang. dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan

PENDAHULUAN. Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang. dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan dan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

Moh. Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hlm. 149

Moh. Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hlm. 149 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara digunakan untuk melaksanakan penelitian atau research yaitu usaha untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan dilakukan dengan

Lebih terperinci