1. Kesalahan dalam melaksanakan prosedur mengakibatkan keterlambatan dalam tindak lanjut pekerjaan pada masing-masing unit kerja.

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Kesalahan dalam melaksanakan prosedur mengakibatkan keterlambatan dalam tindak lanjut pekerjaan pada masing-masing unit kerja."

Teguh Budiaman
6 tahun lalu
Tontonan:

1 E E

2 pelaksanaan Undang-Undang omor tahun 0 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. 6. Keputusan Kepala Pengawas Obat dan akanan omor 000/SK/KBPO Tahun 00 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pengawas Obat dan akanan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Pengawas Obat dan akanan omor HK Tahun 00; 7. omor tahun 0 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanan Teknis di lingkungan. 8. omor 7 tahun 07 tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan. KETERKAITA: PERIGATA:. Kesalahan dalam melaksanakan prosedur mengakibatkan keterlambatan dalam tindak lanjut pekerjaan pada masing-masing unit kerja. PERALATA/PERLEGKAPA:. ATK.. Printer dan Komputer.. Peralatan Kantor. PECATATA PETAA:. Formulir Lembar isposisi dari Kepala.. Formulir ota inas.. Formulir Verbal. OKUE TERKE

3 STAR OPERASIOAL PROSEUR AKRO : PO-0.0.CF.0.SOP.0 HALAA : dari 9 iagram Alir E E A. Pelaksana o Aktivitas Kepala BPO elakukan perencanaan penyusunan program tahunan. it Standardisasi Unit Kerja Stakeholders utu Baku eputi/sestama Biro Hukum dan Humas Keterangan Biro KSL Kelengkapan Waktu Output 60 HK Laporan Perencanaan Penyusunan Laporan Perencanaan Penyusunan HK Program perencanaan tahunan penyusunan peraturan Kepala BPO Laporan raft Awal Penyusunan 0 HK Kerangka pikir/draft awal peraturan Kepala Biro Hukmas sebagai koordinator. Inisiatif elakukan kompilasi Program Perencanaan Tahunan Penyusunan. Penyusunan kerangka pikir/draft awal PO. elakukan pembahasan secara internal dan eksternal. Kerangka pikir/draft awal peraturan Kepala melaporkan hasil pembahasan 80 HK 0 HK Jika diperlukan, pembahasan internal maupun eksternal melibatkan lintas Hasil unit dan stak eholder dapat dilakukan Pembahasan lebih dari kali. Hasil Pembahasan

4 STAR OPERASIOAL PROSEUR AKRO : PO-0.0.CF.0.SOP.0 HALAA : dari 9 Aktivitas Kepala BPO 6 enerima hasil pembahasan dan memberikan persetujuan. utu Baku E E Pelaksana o it Standardisasi Unit Kerja Stakeholders eputi/sestama Biro Hukum dan Humas Ya 8 9 Penyusunan legal drafting. elakukan konsultasi publik. elakukan otifikasi ke WTO (jika diperlukan). Kelengkapan elakukan pembahasan akhir. Output 0 HK Hasil Pembahasan Biro Hukmas sebagai Koordinator. 0 HK Persetujuan 0 HK 0 Waktu Tidak 7 Keterangan Biro KSL 90 HK 60 HK raft Peraturan Kepala Konsultasi publik dapat dilakukan lebih dari kali dengan melibatkan Hasil Konsultasi stakeholder. Publik otifikasi Kondisi elakukan otifikasi: a. enyampaikan rancangan peraturan Kepala kepada Biro Hukmas. b. Biro Hukmas menyampaikan hasil kajian kepada Kepala untuk mendapatkan persetujuan notifikasi ke WTO. c. Biro Hukmas mengirimkan nota dinas permohonan/ rekomendasi untuk notifikasi rancangan Perka BPO kepada Biro KSL. d. Biro KSL memproses notifikasi melalui Standardisasi asional untuk TBT dan Karantina Pertanian untuk SPS. e. Biro KSL melakukan monitoring dan pembahasan tanggapan dari negara L bersama unit teknis terkait jika ada. Biro Hukmas sebagai koordinator pembahasan akhir, pembahasan Akhir dengan melibatkan unit teknis terkait dan/atau stakeholder. (Eksekuting)

5 STAR OPERASIOAL PROSEUR AKRO : PO-0.0.CF.0.SOP.0 HALAA : dari 9 Aktivitas Kepala BPO it Standardisasi elakukan proses verbal. utu Baku E E Pelaksana o Unit Kerja Stakeholders eputi/sestama Biro Hukum dan Humas Biro KSL Kelengkapan Waktu Output Proses verbal dilakukan oleh Biro Hukmas. enerima draft akhir peraturan kepala badan (telah melalui proses verbal). elakukan penetapan Peraturan Kepala. Tidak engajukan pengundangan kepada Kementerian Hukum dan HA untuk mendapatkan nomor dalam Berita egara RI. elakukan dokumentasi yang asli dan mengunggah ke dalam website. Ya Keterangan Akhir 0 HK Verbal Akhir Verbal HK Akhir Akhir HK /A yang sudah diundangkan dalam Berita egara HK Pengundangan dilakukkan oleh Kementerian Hukum dan HA untuk yang masuk dalam Berita egara. sudah diundangkan dalam Berita egara

6 S T A A R O P E R A S I O A L P R O S E U R A K R O : PO-0.0.CF.0.SOP.0 B. eskripsi/pengertian Umum HALAA : 6 dari 9. adalah peraturan yang berisi orma, Standar, Prosedur, dan Kriteria yang tertulis di bidang Produk Terapetik dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), Obat Tradisional, Kosmetik dan Suplemen akanan, serta Pangan dan ditetapkan oleh Kepala serta mengikat secara umum.. eputi adalah eputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan APZA, eputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen, serta eputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. 6. Suplemen Kesehatan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara, meningkatkan dan/atau memperbaiki fungsi kesehatan, mempunyai nilai gizi dan atau efek fisiologis, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino dan/atau bahan lain bukan tumbuhan yang dapat dikombinasi dengan tumbuhan. OKUE 7. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,termasuk bahan tambahan pangan,bahan baku pangan, dan bahan lainyang digunakan dalam prosespenyiapan, pengolahan, dan ataupembuatan makanan dan minuman. TERKE 8. Stakeholder adalah Kementerian/Lembaga terkait, Pelaku usaha di bidang Produk Terapetik dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), Obat Tradisional, Kosmetik dan Suplemen akanan, serta Pangan, Lembaga Swadaya asyarakat, arasumber/ahli, dan pihak lain yang berkepentingan. 9. Unit Kerja adalah seluruh unit Eselon II di luar irektorat Standardisasi di lingkungan.

7 S T A A R O P E R A S I O A L P R O S E U R A K R O : PO-0.0.CF.0.SOP.0 HALAA : 7 dari 9 0. Biro Hukmas adalah unit kerja yang bertanggung jawab untuk legal drafting penyusunan BPO. C. Pihak yang Terkait. Kepala BPO. eputi/sestama. Biro KSL. Biro Hukum dan Humas. it. Standardisasi 6. Unit Kerja 7. Stakeholder. Formulir yang igunakan. Formulir Lembar isposisi dari Kepala. Formulir ota inas. Formulir Verbal E. Output yang ihasilkan BPO OKUE TERKE

8 S T A A R O P E R A S I O A L P R O S E U R A K R O : PO-0.0.CF.0.SOP.0 HALAA : 8 dari 9 F. Bagan Proses Bisnis OKUE TERKE

9 STAR OPERASIOAL PROSEUR AKRO o. : PO-0.0.CF.0.SOP.0 HALAA : 9 dari 9 Analisis dan itigasi Risiko Kegiatan pada Proses elakukan inisiatif pembentukan Peraturan Kepala. elakukan pembahasan. E E G. Potensi Kegagalan Potensi Efek Kegagalan Tingkat Keparahan Potensi Penyebab Kegagalan Tingkat Kejadian Angka Prioritas Risiko itigasi Risiko Adanya peraturan prioritas yang tidak dibuat. Tidak adanya kerangka penyusunan regulasi. 6 enyusun kerangka regulasi sesuai prioritas. Adanya peraturan yang tumpang tindih atau emperpanjang birokrasi. dapat di simplifikasi. Kurangnya koordinasi dengan instansi/unit terkait. Review regulasi dalam rangka Simplifikasi peraturan. Ada kegiatan yang dilakukan diwaktu bersamaan. 0 Perencanaan kegiatan yang tepat. Ada peraturan yang tidak teridentifikasi. Tim tidak selalu hadir pada saat pembahsan. Tidak mendapat masukkan yang dibutuhkan. Penunjukan orang yang tepat. S tidak memadai (kompetensi/ jumlah). 0 Pembekalan kepada S yang ditunjuk. emberikan masukan tertulis. elakukan konsultasi publik. Adanya keberatan dari Penyusunan peraturan pelaku usaha. menjadi lebih lama. elakukan otifikasi ke WTO melalui Standardisasi asional untuk TBT dan Karantina Pertanian untuk SPS. endapat sanggahan dari egara anggota WTO lainnya. elakukan pembahasan hasil notifikasi dan/atau pembahasan akhir/finalisasi. Tim tidak selalu hadir pada saat pembahsan. Penyusunan peraturan menjadi lebih lama. Peraturan menambah beban biaya baru bagi pelaku usaha. elakukan analisa dampak pada saat melakukan penyusunan peraturan. Peraturan dianggap menghambat perdagangan antar egara. 6 embuat peraturan yang jelas dan tegas. Ada kegiatan yang dilakukan diwaktu bersamaan. 0 Perencanaan kegiatan yang tepat. Penunjukan orang yang tepat. Tidak mendapat masukkan yang dibutuhkan. S tidak memadai (kompetensi/ jumlah). 0 Pembekalan kepada S yang ditunjuk. emberikan masukan tertulis. 6 Finalisasi peraturan elakukan finalisasi kepala bukan menggunakan draft terkait legal drafting. terakhir. Ada hal-hal penting yang tidak dicakup dalam peraturan yang dibuat. Pemeriksaan draft berjenjang. Kurang ketelitian, PIC yang berganti-ganti. Transfer knowledge jika terjadi pergantian PIC. Referensi SOP

dokumen-dokumen yang mirip

1. ATK. 2. Printer dan Komputer.

1. ATK. 2. Printer dan Komputer. D TE OK RK U M EN E N DA LI 11. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 7 tahun 2017 tentang Rancangan Peraturan Perundangundangan di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan. KETERKAITAN: