BAB II KAJIAN PUSTAKA. konseptual komunikasi. Kemampuan terdiri atas bahasa reseptif (pemahaman) dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. konseptual komunikasi. Kemampuan terdiri atas bahasa reseptif (pemahaman) dan"

Transkripsi

1 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keterlambatan bicara dan bahasa Bicara adalah produksi verbal bahasa, sedangkan bahasa adalah pengolahan konseptual komunikasi. Kemampuan terdiri atas bahasa reseptif (pemahaman) dan bahasa ekspresif (kemampuan untuk menyampaikan informasi, perasaan, pikiran, dan ide-ide). Bahasa umumnya dianggap dalam bentuk lisan, tetapi juga dapat mencakup bentuk visual, seperti American Sign Language(McLaughlin, 2011). Beberapa terminologi penting keterlambatan bicara dan bahasa yang perlu untuk dipahami, antara lain (Schum, 2007): 1. Bicara merupakan produksi suara untuk berkomunikasi. 2. Bahasa merupakan kemampuan berkomunikasi yang terdiri dari empat domain yaitu semantik (memberikan makna terhadap kata), sintaks (menggabungkan kata menjadi kalimat), fonologi (menggabungkan suara dari bahasa), dan pragmatik (penggunaan sosial dari bahasa). 3. Bahasa reseptif merupakan kemampuan pembicaraan terhadap orang lain. 4. Bahasa ekspresif merupakan kemampuan berbicara atau mengeluarkan kata dan kalimat. American Academy of Pediatricsmerekomendasikan agar melakukan surveilans perkembangan pada setiap kontrol anak sehat dan melakukan skriningperkembangan pada anak yang kontrol pada usia 9, 18, dan 30 bulan atau pada anak-anak yang dicurigai memiliki keterlambatan atau kelainan 8

2 2 perkembangan(yang ditemui saat surveilans perkembangan) (Dhamayanti dkk, 2009). Bayi saat lahir membuat suara-suara, seperti menangis, tetapi mereka tidak dapat berbicara sampai umur 8 minggu. Bayi membuat respon terhadap ibunya dengan membuatsuara pekak dan ocehan secara spontan. Perkembangan yang terus menerus di kemudian hari pada vokalisasi anak tergantung pada dorongan orang tua(sadock dkk, 2015). Mekanisme produksi bicara terdiri atas empat proses (Shetty, 2012): 1. Pemrosesan bahasa: dimana isi dari sebuah ucapan diubah menjadi simbol fonem di pusat bahasa otak. 2. Pembangkitan perintah motorik menuju organ-organ vokal di pusat motorik otak. 3. Gerakan artikulatoris untuk produksi bicara oleh organ vokal perintah motorik tersebut. 4. Emisi udara yang dikirim dari paru-paru dalam bentuk bicara. Pusat bicara pada anak kinan dan 2/3 anak kidal terletak pada hemisfer otak kiri. Maturasi sinaps perkembangan bicara reseptif di area Wernicke terjadi pada usia 8-24 bulan, sedangkan kemampuan ekspresif terjadi di area Broca pada usia bulan. Seorang anak di atas dua tahun seharusnya sudah dapat berbicara dengan baik. Adanya gangguan perkembangan hemisfer otak kiri pada anak usia di bawah dua tahun akan menyebabkan keterlambatan bicara (Imada dkk, 2006).Perkembangan bicara dan bahasapada anak dapat dilihat pada Tabel 2.1.

3 3 Studi faktor risiko untuk keterlambatan bicara dan bahasa menunjukkan hasil yang tidak konsisten, sehingga The US Preventive Services Task Force tidak dapat mengembangkan daftar faktor risiko tertentu untuk memandu dokter perawatan primer dalam penyaringan selektif. Faktor risiko yang paling konsisten dilaporkan adalah riwayat keluarga bicara dan keterlambatan bahasa, jenis kelamin laki-laki, prematuritas, dan berat lahir rendah. Faktor risiko lain yang dilaporkan kurang konsisten termasuk tingkat pendidikan orang tua, penyakit masa kanak-kanak, urutan kelahiran terlambat, dan keluarga besar (McLaughlin, 2011). Orangtua umumnya sudah mengeluh mengenai keterlambatan bicara pada umur dua tahun namun sebagian dokter memilih menunggu berdasarkan fakta bahwa perkembangan bicara masih sangat bervariasi pada umur dua tahun. Anak yang mengalami keterlambatan bicara, 50% akan mengejar keterlambatan tersebut pada umur tiga tahun dan bila keterlambatan bicara hanya disebabkan oleh keterlambatan perkembangan (maturational delay), prognosisnya cukup baik. Diagnosis keterlambatan bicara seringkali belum ditegakkan pada umur 2-3 tahun akibat dari adanya pandangan seperti diatas(pusponegoro, 2010).Keterlambatan bicara pada anak didefinisikan sebagai ketidaknormalan kemampuan berbicara seseorang anak jika dibandingkan dengan kemampuan anakyang seusia dengannya (APA, 2015).

4 4 Tabel 2.1Perkembangan bicara dan bahasa Umur Perkembangan bicara dan bahasa 1 Tahun Mengenali nama sendiri Mengikuti perintah sederhana yang disertai bahasa tubuh (misalnya mengucapkan bye-bye ) Mencampuradukkan kata-kata dan suara-suara jargon Menggunakan Bahasa tubuh yang komunikatif (misalnya menunjukkan sesuatu, menunjuk) 2 Tahun Menggunakan hingga 300 kata Menggunakan frase yang terdiri atas dua kata atau lebih Menggunakan beberapa kata depan (misalnya di dalam, di atas), kata ganti (misalnya kamu, aku), akhiran kata, tetapi tidak selalu dengan benar. Menikmati bermain dengan mainan yang dapat digunakan untuk bercerita 3 Tahun Menggunakan hingga 1000 kata Menyusun kalimat yang terdiri dari tiga hingga empat kata, biasanya dengan subjek dan predikat tetapi dengan struktur yang sederhana Mengikuti perintah yang diberikan dalam dua langkah Mengulangi klimt dengan lima hingga tujuh suku kata Bicara biasanya bisa dipahami oleh anggota keluarga 4 Tahun Menggunakan hingga 1600 kata Dapat mengulang kembali cerita dan kejadian-kejadian dari masa lalu yang belum lama terjadi Memahami sebagian besar pertanyaan tentang lingkungan di sekitarnya Menggunakan kata penghubung (misalnya kalau, tetapi, karena) Bicara biasanya dipahami oleh orang asing 5 Tahun Menggunakan hingga 2300 kata Dapat mendiskusikan perasaan Memahami sebagian besar kata depan yang berhubungan dengan tempat dan waktu Mengikuti perintah yang diberikan dalam tiga langkah Menulis nama sendiri 6 Tahun Mendefinisikan kata-kata berdasarkan fungsi dan hal-hal yang terkait dengannya Menggunakan berbagai kalimat kompleks yang terbentuk dengan baik Menggunakan semua bagian dari pembicaraan (misalnya kata kerja, kata benda, kata keterangan, kata sifat, kata penghubung, kata depan) Memahami suara-huruf yang berhubungan dalam bacaan Membaca buku sederhana untuk kesenangan Menikmati teka-teki dan gurauan 8 Tahun Dengan segera dapat melakukan verbalisasi ide dan masalah Memahami perintah tidak langsung (misalnya Di sini panas dipahami sebagai permintaan untuk membuka jendela Memproduksi semua suara bunyi dengan cara seperti dewasa Sumber:(Sadock dkk, 2015)

5 5 Kriteria diagnosis gangguan berbahasa berdasarkan DSM-5 adalah : A. Kesulitan yang menetap untuk memperoleh dan menggunakan bahasa pada berbagai modalitas (misalnya secara wicara, tertulis, bahasa isyarat, atau lainnya) karena adanya kekurangan dalam pemahaman atau produksi yang meliputi sebagai berikut: 1. Berkurangnya kosakata (pengetahuan dan penggunaan kata) 2. Struktur kalimat yang terbatas (kemampuan untuk menyusun kata dan akhiran kata secara bersama-sama untuk membentuk kalimat berdasarkan aturan tata bahasa dan morfologi) 3. Gangguan pada bercerita (kemampuan untuk menggunakan kosakata dan menghubungkan kalimat untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu topik atau serangkaian kejadian atau untuk melakukan percakapan) B. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di bawah yang diharapkan untuk usia yang sesuai, menyebabkan keterbatasan fungsional pada komunikasi efektif, partisipasi social, pencapaian akademik, atau performa dalam pekerjaan, secara individual atau dalam kombinasi. C. Awitan gejala adalah pada periode perkembangan awal D. Kesulitan ini tidak disebabkan oleh gangguan pendengaran atau gangguan sensoris lainnya, disfungsi motorik, atau kondisi medis atau neurologis lainnya dan tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh hendaya intelektual

6 6 (gangguan perkembangan intelektual) atau penundaan perkembangan global Etiologi keterlambatan bicara dan bahasa Penyebab keterlambatan bicara sangat banyak dan bervariasi. Gangguan tersebut ada yang ringan sampai yang berat. Penyebab keterlambatan bicara bisa terjadi gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus impuls ke otak, otot atau organ pembuat suara. Beberapa penyebab utama keterlambatan bicara diantaranya adalah retardasi mental, gangguan pendengaran dan keterlambatan maturasi. Keterlambatan maturasi sering juga disebut keterlambatan bicara fungsional termasuk gangguan yang paling ringan dan saat usia tertentu akan membaik. Penyebab lain yang relatif jarang adalah kelainan organ bicara, kelainan genetik atau kromosom, autis, mutism selektif, afasia reseptif, dan deprivasi lingkungan. Deprivasi lingkungan bisa disebabkan lingkungan sepi, dua bahasa, status ekonomi sosial, teknik pengajaran salah, sikap orangtua (Judarwanto, 2013). Estimasi prevalens psikososial yang relevan secara klinis terlibat dalam gangguan bicara-bahasa pada anak-anak dilaporkan sebagai komorbiditas sebesar 50%. Indikasi keterlibatan psikososial tersering mencakup gejala yang berhubungan dengan gangguan pemusatan perhatian dan gangguan perilaku (seperti attention-deficit/hyperactivity disorder [ADHD], conduct disorder, oppositional defiant disorder). Pada anak yang terdiagnosis dengan gangguan psikiatri, ditemukan prevalens kejadian gangguan bicara-bahasa berkisar 40% hingga 80%. Keterkaitan yang umum dilaporkan pada gangguan pemusatan perhatian dan gangguan berbahasa, walaupun diyakini proporsi yang signifikan

7 7 dari anak dengan ADHD tidak terdiagnosis dengan defisit bahasa. Datagangguan psikiatri masih belum jelas dilaporkan sebagai konsekuensi dari gangguan berkomunikasi atau apakah gangguan berkomunikasi merupakan gejala sekunder dari gangguan psikiatri (Mclaughlin, 2011). Pemahaman tentang manifestasi klinis penyebab keterlambatan bicara sangat diperlukan untuk membedakan keterlambatan fungsional atau nonfungsional. Keterlambatan bicara fungsional sering juga diistilahkan keterlambatanmaturasi atau keterlambatan perkembangan bahasa yang disebabkan keterlambatan maturitas (kematangan) dari proses saraf pusat yangdibutuhkan untuk memproduksi kemampuan bicara pada anak. Keterlambatan bicara nonfungsional disebabkan adanya gangguan bahasa reseptif, gangguan kemampuan pemecahan masalah visuo-motor,dan keterlambatan perkembangan. Keterlambatan bicara nonfungsional dicurigai bila disertai kelainan neurologis bawaan atau didapat seperti wajah dismorfik, perawakan pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor otak, kelumpuhan umum, infeksi otak, gangguan anatomis telinga, gangguan mata, cerebral palsi,dan gangguan neurologis lainnya. Klinisi dan orang tua harus dapat membedakan dengan keterlambatan bicara fungsional dan nonfungsional. Diagnosis banding penyebab keterlambatan bicara dapat dilihat pada Tabel 2.2(Judarwanto, 2013)

8 8 Tabel 2.2Diagnosis banding beberapa penyebab keterlambatan bicara dan bahasa Ganggu an penden garan Hendaya intelektual Gangguan spektrum autisme Gangguan defisit Bahasa ekspresif Gangguan defisit Bahasa reseptifekspresif Mutisme selektif Pemahaman Bahasa Bahasa Bervariasi + ekspresif Audiogram Bervariasi + + Artikulasi Bahasa dalam + + (terbatas Menggunakan + + (terbatas) Bahasa tubuh bervariasi Meniru (tidak tepat) Merespons suara Bervariasi + + Hanya pada suara keras atau dengan frekuen si tinggi Mengamati wajah Kinerja Sumber: (Sadock dkk, 2015) Faktor risiko keterlambatan bicara pada anak Faktor risiko yang menyebabkan seorang anak menjadi terlambat bicara dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: A. Faktor internal a. Genetik Gangguan bicara dan bahasa berkaitan dengan kerusakan kromosom 1,3,6,7, dan 15. Kerusakan di kromosom ini juga berhubungan dengan gangguan membaca. Kromosom tersebut membawa gen yangmemengaruhi perkembangan sel saraf saat prenatal (Korbin, 2008). Gang guan suara bicara

9 9 b. Kecacatan fisik Cacat yang berhubungan dengan gangguan bicara adalah kondisi fisik yang menyebabkan gangguan penghantaran suara seperti gangguan pada telinga dan bagian pendengaran. Gangguan yang lain adalah yang memengaruhi artikulasi seperti abnormalitas bentuk lidah, frenulum yang pendek, atau adanya celah di langit-langit mulut (Perna, 2013). c. Malfungsi neurologis Gangguan neurologis juga dapat berkaitan dengan gangguan penghantaran suara di telinga akibat kerusakan sistem saraf. Proses pembentukan saraf selama masa prenatal yang terganggu merupakan penyebab tersering karena pemakaian obat-obatan selama kehamilan (Perna, 2013). d. Prematur Prematuritas dalam hal keterlambatan bicara pada anak berhubungan dengan berat badan lahir yang rendah. Berat badan lahir rendah merupakan indikasi bahwa nutrisi yang diedarkan ke dalam tubuh belum maksimal sehingga perkembangan beberapa bagian tidak optimal. Prematur juga menyebabkan belum sempurnanya pembentukan beberapa organ sehingga dalam perkembangannya mengalami keterlambatan (Amin dkk, 2009). e. Jenis kelamin Keterlambatan bahasa lebih banyak pada anak laki-laki (77,8%) dibandingkan pada perempuan(hertanto dkk, 2011). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati di RSUD Kariadi Semarang, dimana secara teori dikatakan bahwa level tinggi dari testosteron pada

10 10 masa prenatal memperlambat pertumbuhan neuron di hemisfer kiri (Hidajati, 2009). B. Faktor Eksternal f. Urutan/jumlah anak Anak pertama lebih sering mengalami terlambat bicara dan bahasa. Jumlah anak yang semakin banyak maka kejadian keterlambatan bicara makin meningkat atau insiden keterlambatan bicara sering terjadi pada anak yang memiliki jumlah saudara banyak karena berhubungan dengan komunikasi antara orangtua dan anak. Anak yang banyak akan mengurangi intensitas komunikasi anak dan orangtua (Hartantodkk, 2009). g. Pendidikan ibu Pendidikan ibu yang rendah meningkatkan kejadian keterlambatan bicara pada anak. Penelitian mendapatkan angka sekitar 20% anak dengan ibu berpendidikandibawah SMAmengalami keterlambatan bicara.pendidikan ibu yang rendah menyebabkan ibu kurang perhatian terhadap perkembangan anak dan kosakata yang dimiliki ibu juga kurang sehingga tidak mampu melatih anaknya untuk bicara (Hertantodkk, 2009). h. Status sosial ekonomi Sosial ekonomi yang rendah meningkatkan risiko terjadinya keterlambatan bicara. Orangtua yang tidak mampu secara ekonomi akan lebih fokus untuk pemenuhan kebutuhan pokoknya dan mengabaikan perkembangan anaknya. Sosial ekonomi rendah juga rawan untuk terjangkit penyakit

11 11 infeksi yang memungkinkan terjadinya gangguan saraf dan kecacatan (Perna, 2013). i. Fungsi keluarga Fungsi keluarga berhubungan dengan pola asuh atau interaksi orangtua dengan anak dalam suatu keluarga. Fungsi keluarga berpengaruh terhadap perilaku anak dan juga insiden keterlambatan bicara pada anak. Keluarga dengan fungsi buruk maka di dalam keluarga tidak terdapat kehangatan dan hubungan emosi tidak terjalin dengan baik. Anak sering mengalami salah asuh atau perawatan yang salah dan pengabaian. Keluarga yang fungsinya baik tidak akan pernah terjadi kekerasan dalam rumah tangga terutama kehamilan yang berefek terhadap perkembangan mental anak. Keluarga yang berfungsi buruk karena pengabaian dan kesibukan orangtua sehingga anak dibekali dengan gadget untuk bermain sehingga tenang dan hal tersebut membuat kemampuan anak dalam bicara dan bahasa tidak terlatih dengan baik (Restiyani, 2013). j. Bilingual Penggunaan dua bahasa atau lebih di rumah dapat memperlambat kemampuan anak menguasai kedua bahasa tersebut. Anak dengan kemampuan bilingual dapat menguasai kedua bahasa tersebut sebelum usia lima tahun. Pada anak dengan keterlambatan bicara yang disertai penggunaan beberapa bahasa di rumah, akan menghambat kemajuan anak tersebut dalam tata laksana selanjutnya sehingga bilingual harus

12 12 dihilangkan pada anak yang mengalami keterlambatan bicara (Mangunatmadja, 2010). 2.2 Fungsi keluarga Pengertian fungsi keluarga Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Fungsi keluarga merupakan peran yang dimainkan oleh anggota dalam keluarga serta sikap dan perilaku yang ditampilkan saat bersama anggota keluarga lain(defrain dkk, 2009). Keluarga hendaknya dapat memberikan rasa nyaman serta dukungan bagi anggota keluarganya agar dapat berfungsi dengan baik. Fungsi keluarga dapat diartikan sebagaimana sebuah keluarga menjalankan peran dan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan fisik, sosial, psikologis, dan kesejahteraan anggotaanggotanya(mansfield, 2015) Faktor-faktor terkait fungsi keluarga Area yang harus dihadapi oleh suatu keluarga dalam memenuhi fungsi keluarga(mansfield, 2015), yaitu: 1. Area tugas dasar yang merupakan area yang terkait dengan kebutuhan dasar keluarga seperti bagaimana keluarga harus menyediakan makanan, uang, transportasi, dan tempat tinggal 2. Area tugas perkembangan yang merupakan aspek yang berhubungandengan proses perkembangan dalam keluarga yang biasanya terjadi secara bertahap.

13 13 Perkembangan ini bisa dilihat secara individu dalam keluarga seperti perkembangan anak dari bayi hingga dewasa yang terjadi secara keseluruhan seperti awal pernikahan, kehamilan pertama, hingga anak yang terakhir dalam keluarga meninggalkan rumah. 3. Area tugas risiko merupakan permasalahan yang melibatkan kondisi krisis dalam keluarga seperti ada anggota yang sakit, kecelakaan, dan kehilangan pekerjaan. Fungsi keluarga menurut The McMaster of Family Functioning(MMFF) diartikan sebagai suatu keadaan dalam keluarga dimana setiap unit dari keluarga mampu menjalankan dengan baik tugas-tugas dasar dalam kehidupan keseharian di keluarga yang berkaitan dengan pemecahan masalah, komunikasi, peran, respon afektif, keterlibatan afektif, dan kontrol perilaku (Mansfield, 2015). Aspek teori sistem keluarga yang menjadi dasar MMFF ini adalah: 1. Setiap bagian dari keluarga saling terkait satu sama lain 2. Satu bagian dari keluarga tidak dapat dimengerti sepenuhnya dengan hanya memahami setiap anggota keluarga 3. Struktur dan organisasi keluarga penting dalam mepengaruhi dan menentukan perilaku anggota keluarga 4. Pola transaksional dari sistem keluarga berpengaruh dalam membntuk perilaku anggota keluarga

14 Dimensi McMaster Model of Family Functioning (MMFF) McMaster Model of Family Functioning (MMFF)menggolongkan enam dimensi yang dianggap dapat menggambarkan fungsi suatu keluarga, dengan asumsi bahwa diperlukan banyak dimensi untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif atas suatu untuk yang kompleks seperti keluarga(mansfield, 2015). Keenam dimensi tersebut adalah penyelesaian masalah (problem solving), komunikasi (communication), peran (roles), responsivitas afektif (affectiveresponsiveness), kontrol perilaku (behavior control). Dimensi selain keenam dimensi tersebut, terdapat pula fungsi umum (general functioning) yang mengukur sehat atau tidaknya suatu keluarga secara keseluruhan. Berikut ini penjabaran dari keenam dimensi fungsi keluarga. 1. Penyelesaian masalah (problem solving) McMaster Model of Family Functioning (MMFF)menilai kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mengancam integritas dan kapasitas fungsional keluarga (Setiawan, 2007). 2. Komunikasi (Communication) Dimensi ini menilai bagaimana pertukaran informasi antar anggota keluarga terutama ditekankan pada kejelasan dari isi pesan-pesan verbal dan ditujukan kepada siapa. Dimensi ini sama halnya dengan penyelesaian masalah, pada dimensi ini juga terbagi menjadi area instrumental dan area afektif. Cara berkomunikasinya terbagi menjadi dua kontinum, yaitu jelas vs terselubung (apakah pesannya jelas atau maknanya tersembunyi) dan langsung vs tidak langsung (apakah langsung ditujukan pada orang yang dimaksud atau tidak),

15 15 sehingga terdapat empat gaya berkomunikasi. Keempat gaya tersebut adalah jelas dan langsung, jelas dan tidak langsung, terselubung dan langsung, maka keluarga tersebut semakin efektif (Mansfield, 2015). 3. Peran (Role) Skala ini menilai kemampuan keluarga menetapkan pola tingkah laku dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga sehari-hari. Beberapa fungsi yang harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga agar keluarga tersebut dapat dikatakan berfungsi dengan baik dan sehat, yang fungsi-fungsi tersebut dapat dikelompokkan menjadi lima fungsi dasar keluarga, yaitu: (Mansfield, 2015) a. Penyedia kebutuhan dasar, meliputi tugas dan fungsi yang berkaitan dengan penyediaan uang, sandang, dan papan b. Pengasuhan dan dukungan, meliputi penyedian rasa nyama, kehangatan, dukungan bagi anggota keluarga c. Pemenuhan kebutuhan seksual dewasa, dimana suami dan istri kebutuhan seksualnya dapat terpenuhi serta didukung dengan kedekatan secara emosi d. Perkembangan pribadi, meliputi tugas-tuga yang berkaitan dengan perkembangan fisik. Emosi, akademis, dan sosial bagi anak-anak dan perkembangan karir dan hubungan sosial bagi dewasa. e. Pengaturan dan pemeliharaan sistem keluarga, meliputi berbagai macam fungsi termasuk teknik-teknik dan tidnakan yang diperlukan untuk mempertahakan standar keluarga, seperti misalnya pengambilan keputusan, batasan dan keanggotaan keluarga, implementasi dan kontrol

16 16 perilaku, mengatur pengeluaran rumah tangga, dan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan anggota keluarga. Dua fungsi tambahan selain fungsi dasar diatas sebagai pelengkap yang masih merupakan bagian dari dimensi itu, yaitu: (Defrain dkk, 2009) a. Pembagian peran, yaitu pola keluarga dalam menentukan peran masingmasing anggotanya termasuk pertimbangan-pertimbangannya b. Tanggung jawab peran, yaitu prosedur di dalam keluarga untuk melihat apakah tugas-tugas sudah dijalankan. Keluarga yang paling tidak efektif adalah keluarga yang fungsi dasarnya tidak terpenuhi dan atau pembagian dan tanggung jawab peran tidak terjaga dengan baik. 4. Responsivitas afektif (Affective responsiveness) Dimensi ini menilai tentang kemampuan keluarga dalam memberikan reaksi afektif yangsesuai terhadap berbagai macam rangsangan. 5. Keterlibatan afektif (Affective involvement) Skala keterlibatan afektif menilai sejauh mana anggota keluarga memberikan perhatian dan melibatkan diri pada kegiatan anggota keluarga yang lain. Dimensi ini memfokuskan pada seberapa banyak dan bagaimana caranya seorang anggota keluarga menunjukkan rasa ketertarikannya kepada satu sama lain (Mansfield, 2015). 6. Kontrol perilaku (Behaviour control) Dimensi kontrol perilaku didefinisikan sebagai pola yang diadopsi oleh sebuah keluarga mengenai perilaku dalam tiga area berikut : situasi yang

17 17 membahayakan secara fisik, situasi dalam pemenuhan dan ekspresi kebutuhan dan dorongan psikobiologis, dan situasi yang melibatkan perilaku sosialisasi interpersonal, baik di antara anggota keluarga maupun dengan orang lian yang bukan keluarga. Keluarga akan mengembangkan standar mereka masing-masing mengenai perilaku-perilaku yang bisa dan tidak bisa diterima (Mansfield, 2015). 2.3 Keluarga dengan anak terlambat bicara dan bahasa Anak yang dibesarkan di lingkungan dengan edukasi dan stimulasi orang tua yang rendah, miskin, jumlah anak yang banyak, stress sosial yang tinggi dan kurang ekspresif, seringkali tertinggal dalam perkembangan bicara dan bahasa (Simms, 2007). Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap aspek perkembangan anak membutuhkan stimulasi lingkungan termasuk pada aspek perkembangan bicara. Salah satu stimulasi pada perkembangan bicara dilakukan dengan mengajak bayi bicara dalam setiap kesempatan seperti meniru ocehan bayi saat bayi berusia 0-3 bulan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hartanto dkk (2011) bahwa perilaku negatif orangtua berpengaruh terhadap perkembangan anak. Perkembangan bahasa berisiko terjadi jika terdapat masalah pada orangtua. Bahasa merupakan salah satu alat indikator perkembangan kognitif anak. Orangtuaseringkali terlambat menyadari bahwa anaknya mengalami keterlambatan (Beyeng dkk, 2012).

18 18 Orangtua di Indonesia telah lebih peduli tentang keterlambatan bicara sebagai salah satu perkembangan masalah pada anak-anak. Beberapa kasus keterlambatan bicara telah ditemukan di Indonesia, orang tua hanya memiliki sedikit informasi tentang keterlambatan bicara dan intervensinya(jane & Tunjungsari, 2015) Teknik pengajaran (cara dan komunikasi) yang salah merupakan salah satu penyebab terlambat bicara yang salah pada anak karena perkembangan anak terjadi dari proses meniru dan pembelajaran dari lingkungan (Pusponegoro, 2010). Surveytentang kepedulian orang tua terhadap perkembangan dan perilaku anaknya membagi kategori kepedulian orang tua dalam deteksi penyimpangan anak(irwanto dkk, 2006), sebagai berikut: 1. Emosi dan perilaku 2. Berbicara dan berbahasa 3. Ketrampilan sosial dan menolong diri sendiri 4. Motorik kasar 5. Motorik halus 6. Membandingkan dengan lingkungan 7. Masalah anak yang orang tuanya tidak mengeluh Kualitas pengasuh yang baik dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan anak seperti kemampuan komunikasi yang lebih baik, kemampuan mengingat, dan memecahkan masalah dengan lebih baik (Suparmiati dkk, 2013). Keberhasilan dalam pengukuran secara cepat dan mudah dari aspekperkembangan akan membantu menegakkan diagnosis banding dari sebagian besar kategori utama gangguan perkembangan (delayed, deviasi, dan

19 19 disosiasi)pada masa bayi dan kanak-kanak dini, sehingga dapat segera dilakukan intervensi dini untuk memberikan hasil yang terbaik (Dhamayanti & Herlina, 2009). Pandangan family systems theorymengatakanapapun yang terjadi terhadap seorang anggota keluarga akan mempunyai implikasi pada anggota keluarga yang lainnya. Anggota keluarga saling berhubungan dan berjalan layaknya sebuah kelompok, dimana kelompok tersebut sebagai sistem keluarga sehingga jika terjadi sesuatu di dalam keluarga, maka suka ataupun tidak, hal tersebut memberikan pengaruh terhadap semua anggota keluarga yang ada di dalamnya (Olson & DeFrain, 2006). 2.4 Family Assessment Device (FAD) Instrumen ini bisa diadaptasi dan digunakan sesuai dengan konteks sistem sosialbudaya. Instrumen ini terdiriatas 60 item pernyataan yang dapat digunakanpada subyek klinikal dan non klinikal. Instrumenini mempunyai validitas dan realibilitas yangbaik dengan alpha untuk sub skala berkisardari 72 sampai 92. Instrumen tersebut terdiriatas tujuh sub skala yaitu; (1) Pemecahan masalah (Problem solving), (2) Komunikasi(Communication), (3) Peranan (Roles), (4)Rasa kebertanggungjawaban afektif (Affectiveresponsiveness), (5) Penglibatan afektif (Activeinvolvement), (6) Kontrol perilaku (Behaviorcontrol) dan (7) Kefungsian umum (Generalfunctioning) (Fahrudin, 2012). Interprestasi skala fungsi keluarga, pada item soal yang berpenyataan negatif nilainya di balik, misal jika dijawab 1 di kuisioner maka dibalik nilainya menjadi 4 begitu juga sebaliknya. Kalau nilainya 2 dibalik menjadi 3 dan sebaliknya. Skala

20 20 yang diinterpretasi skala 1-7. Skala yang dibalik:skala 1: soal no. 3, skala 2: soal no 2 dan 5, skala 3: soal no 3,5,8, skala 4: soal no1 dan 3, skala 5: soal no 2,4,6, skala 6: soal no. 1,4,6, skala 7: soal no. 1,3,5,7,9,11. Masing masing skala di jumlah dan dibagi jumlah soal per skala untuk mencari nilai rerata. Nanti nilai rerata di sesuaikan dengan cut offpointnya. Jika kurang atau sama dengan nilai cut off point maka fungsi skala tersebut baik sedangkan kalau diatas nilai cut off berarti nilai fungsi skala tersebut buruk.nilai cut off masing-masing skala: Skala 1 : 2,2, skala 2: 2,2, skala 3: 2,3, skala 4: 2,2, skala 5: 2,1, skala 6: 1,9, skala 7: 2. Untuk mencari nilai fungsi keluarga secara keseluruhan maka semua nilai item soal dibagi dengan total soal sampai skala 7 jika didapatkan nilai rerata 1 dan 2 berarti fungsi keluarga secara keseluruhan baik, jika mendekati 3 maka nilai fungsi keluarga mengarah ke buruk sedangkan jika nilainya 4 berarti nilai fungsi keluarga keseluruhan buruk(mansfield, 2015). Hasil penelitian reabilitas FAD di Indonesia pada uji ulang FAD menunjukkan nilai reabilitas yang cukup tinggi (apha= 0,70). Studi validitas FAD pada kelompok klinik dan non klinik menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,02). Skala FAD dapat diterapkan dalam penelitian di Indonesia(Yolanda, 2012). 2.5 Caput Scale Gangguan perkembangan khususnya keterlambatan bicara dapat diskrining dengan menggunakan metode Capute Scales (cognitive adaptive test/clinical linguistic auditory milestone scale-cat/clams). Uji skrining spesifik metode Capute Scales (CAT/CLAMS) dapat digunakan untuk mendiagnosis adanya

21 21 gangguan perkembangan bahasa dan fungsi kognitif pada usia 0-36 bulan. Metode uji tapis CAT/CLAMS dipilih karena dapat menilai kuantifikasi developmental quotient (DQ) yang memberikan diagnosis banding gangguan perkembangan anak. Hasil dari pemeriksaan CAT/CLAMS digolongkan normal (DQ pada kemampuan bahasa dan visual motor >85, FSDQ >85), suspek (DQ pada satu atau kedua aspek 75-85), retardasi mental (DQ pada kemampuan bahasa dan visual motor menghasilkan <75), dan gangguan komunikasi (bila aspek bahasa terlambat tapi aspek visual motor dalam batas normal). CAT/CLAMS merupakan alat skrining untuk deteksi dini pada keterlambatan bicara dan bahasa, sehingga diperlukan penelusuran diagnosis lebih lanjut ( Hertanto dkk, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Anak dalam perkembangannya dapat berkembang normal atau mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Anak dalam perkembangannya dapat berkembang normal atau mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak dalam perkembangannya dapat berkembang normal atau mengalami gangguan dalam tumbuh kembang. Keterlambatan bicaradan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL. Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto

LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL. Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto 101018 D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN 2012 / 2013 RETARDASI MENTAL 1. PENGERTIAN Retardasi mental adalah kemampuan mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kontrol Diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kontrol Diri BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrol Diri 1. Definisi Kontrol Diri Kontrol diri mengacu pada kapasitas untuk mengubah respon diri sendiri, terutama untuk membawa diri mereka kepada standar yang sudah ditetapkan

Lebih terperinci

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu terapi? Leung dan Kao. Am Fam Physician 1999; 59: 3121-39 Maturasi sinap Wernicke:

Lebih terperinci

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua. Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu terapi?

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua. Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu terapi? Yazid Dimyati Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUSU RSHAM Medan Terlambat bicara Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah anak yang berumur 36-60

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah investasi masa depan bagi keluarga dan bangsa yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Lebih terperinci

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Apakah yang dimaksud dengan ABK (exceptional children)? a. berkaitan dengan konsep/istilah disability = keterbatasan b. bersinggungan dengan tumbuh kembang normal--abnormal, tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa

BAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan anak normal, usia 6 tahun merupakan masa yang paling sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa mendatang. Bayi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kesehatan Anak (bagian tumbuh kembang. anak)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kesehatan Anak (bagian tumbuh kembang. anak) BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kesehatan Anak (bagian tumbuh kembang anak) 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Ruang lingkup tempat : TPA/PAUD di Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara. Ada anak yang perkembangan berbicaranya lebih cepat dan ada juga yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara. Ada anak yang perkembangan berbicaranya lebih cepat dan ada juga yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara (communicative competence) seorang anak dengan anak yang lain berbeda-beda. Ada anak yang perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap pasangan suami istri karena sebuah kesempurnaan bila seorang

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap pasangan suami istri karena sebuah kesempurnaan bila seorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugerah yang paling indah yang selalu diidam-idamkan oleh setiap pasangan suami istri karena sebuah kesempurnaan bila seorang laki-laki menjadi ayah dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Keterlambatan Bicara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Keterlambatan Bicara BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KETERLAMBATAN BICARA 1. Pengertian Keterlambatan Bicara Komunikasi pada anak berarti suatu pertukaran pikiran, perasaan, gagasan, dan emosi antara antara anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan

Lebih terperinci

INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah

INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah Apa yang kita lakukan? BAGAIMANA CARANYA Melalui asesmen : PAVII (Parents and Visually Impairment Infants)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis merupakan gangguan perkembangan yang menghambat berbagai aspek dalam kehidupan anak dengan gangguan autis. Anak autis rata-rata mengalami gangguan perkembangan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang 1. Tumbuh Kembang Anak BAB I PENDAHULUAN Dalam pengertian tumbuh - Gangguan bicara dan bahasa. kembang anak terkandung dua pengertian yang berbeda yakni pertumbuhan dan perkembangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk individu maupun mahluk sosial. Salah satu keterampilan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. mahluk individu maupun mahluk sosial. Salah satu keterampilan yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh anak baik sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai anak adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran seorang anak atau bayi merupakan dambaan setiap keluarga. Setiap keluarga menginginkan anak yang dilahirkannya mampu tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai

Lebih terperinci

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY 1. Definisi Permasalahan Perkembangan Perilaku Permasalahan perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu, bersifat stabil yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik. 1

BAB I PENDAHULUAN. percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi,

Lebih terperinci

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah suatu titipan Tuhan yang sangat berharga. Saat diberikan kepercayaan untuk mempunyai anak, maka para calon orang tua akan menjaga sebaik-baiknya dari mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Narendra, 2004). Pembelajaran pada masa golden age merupakan wahana

BAB 1 PENDAHULUAN. (Narendra, 2004). Pembelajaran pada masa golden age merupakan wahana BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas sumber daya manusia (SDM) dimasa yang akan datang, oleh karenanya pembangunan manusia di masa yang akan datang haruslah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan harapan masa depan bangsa yang perlu dipersiapkan agar menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun sehat mental dan sosial

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi gagap yang disetujui belum ada. Menurut World Health Organization (WHO) definisi gagap adalah gangguan ritme bicara dimana seseorang tahu apa yang mau dibicarakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran buah hati pasti sudah sangat berarti bagi orang tua, yang tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak pasti melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi dengan orang lain, yaitu ibu dan ayahnya. Menangis di

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Afasia broca adalah gangguan pengutaraan atau gangguan produksi berbahasa yang ada hubungannya dengan komunikasi. Gangguan berbahasa ini terjadi, umumnya pada orang

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) mengamanatkan bahwa pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari 237.641.326 jiwa total penduduk Indonesia, 10% diantaranya yaitu sebesar + 22.960.000 berusia

Lebih terperinci

Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty.

Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty. Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty Abstrak Kesibukan orangtua yang bekerja berdampak pada kurang diperhatikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak autis di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai 35 juta jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata orang tua. Karena anak merupakan buah cinta yang senantiasa ditunggu oleh pasangan yang telah menikah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemberian layanan agar anak dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA

2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia mendapatkan pengetahuan salah satunya dari indera pendengaran. Melalui pendengaran manusia meniru apa yang dikatakan oleh manusia lain. Dari hasil

Lebih terperinci

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Pendahuluan Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya Tidak ada satupun manusia tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat BAB V PEMBAHASAN Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara baby spa dengan perkembangan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan fenomena yang masih menyimpan banyak rahasia walaupun telah diteliti lebih dari 60 tahun yang lalu. Sampai saat ini belum dapat ditemukan penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa balita, perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia

Lebih terperinci

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. 1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu dari konsepsi sampai dewasa. Dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan bawaan 2. Pada periode tertentu ada masa percepatan dan

Lebih terperinci

Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age

Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age DR. Dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpA (K) Bayi yang lahir dengan small for gestational age (SGA) mempunyai beberapa implikasi pada pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini dengan layak. Oleh karena itu, anak memerlukan program

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini dengan layak. Oleh karena itu, anak memerlukan program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi setiap orang khususnya bagi anak usia dini. Anak usia dini adalah penerus bangsa yang seharusnya pendidikan tersebut diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, seperti yang tercantum dalam Undang Undang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilaksanakan haruslah berdasarkan kajian-kajian dan metode penelitian yang telah didesain sebelum penelitian dilaksanakan. Penelitian didasari oleh masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Proses pembentukan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id ADHD (Attention Deficit Hyperactive

Lebih terperinci

SISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI

SISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI SISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI KOMUNIKASI Komunikasi : proses seseorang dalam menyampaikan ide, perasaan, pendapat, atau pesan ke orang lain, juga termasuk menerima

Lebih terperinci

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI REFERENSI 1. Tumbuh Kembang Anak Soetjiningsih EGC Jakarta, 1995 2. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan ---- Herawati Mansur, Salemba Medika 2009 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan

Lebih terperinci

Kesehatan anak amat penting karena anak

Kesehatan anak amat penting karena anak Artikel Asli Penilaian Perkembangan Anak Usia 0-36 bulan menggunakan Metode Capute Scales Martin Hertanto, Nahla Shihab, Maelissa P. Ririmasse, Nashrul Ihsan, Maulina Rachmasari, M. Triadi Wijaya, Melyarna

Lebih terperinci

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk Tahun ajaran baru selalu membuat orang tua menjadi sibuk. Selain mencari sekolah yang dianggap baik, juga biaya yang semakin mahal dan anak juga harus disiapkan

Lebih terperinci

AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme

AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme mrpk kelainan seumur hidup. Fakta baru: autisme masa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN)

KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN) KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN) TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM: Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa dapat memahami karakteristik perkembangan aspek fisik, motorik, intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan merupakan pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup (Santrock, 2007 : 7). Perkembangan adalah hal yang

Lebih terperinci

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DEFINISI Pertumbuhan Berkembangnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler Bertambah ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita) sebagai periode keemasan ( golden age period ). 1, 2 Periode ini merupakan periode kritis sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan mendasar seseorang untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dengan komunikasi. Komunikasi juga merupakan bentuk penyampaian pesan dari seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini, karena usia dini berada pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autisme dipandang sebagai kelainan perkembangan sosial dan mental yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak akibat kerusakan selama pertumbuhan fetus, atau saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mengembangkan dirinya dengan mengadakan interaksi dengan orang lain melalui bahasa. Melalui bahasa diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, jumlah kasus autisme mengalami peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan sekitar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan kesehatan anak usia dini sejak masih dalam kandungan hingga usia balita ditujukan untuk melindungi anak dari ancaman kematian dan kesakitan yang dapat membawa

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi secara simbolik baik visual maupun auditorik. 1 Pola

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi secara simbolik baik visual maupun auditorik. 1 Pola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan bahasa adalah suatu proses perkembangan pada anak yang mencakup aspek reseptif dan ekspresif. Aspek bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai macam upaya, antara lain diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meninggal sebelum usia lima tahun didominasi oleh kelahiran prematur dan kelahiran bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meninggal sebelum usia lima tahun didominasi oleh kelahiran prematur dan kelahiran bayi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi yang memungkinkan bayi lahir dalam keadaan tidak normal dan berisiko meninggal sebelum usia lima tahun didominasi oleh kelahiran prematur dan kelahiran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014 tentang kondisi pencapaian program kesehatan anak di Indonesia, mencatat populasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang unik, dimana mereka mempunyai kebutuhan yang berbeda beda sesuai dengan tahapan usianya. Anak bukan miniatur dari orang dewasa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH Pendahuluan Pada hakikatnya, anak manusia, ketika dilahirkan telah dibekali dengan bermacam-macam potensi yakni kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang

Lebih terperinci

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana atau alat komunikasi yang sangat menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat penting sebagai sarana ilmu dan budaya

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah autisme sudah cukup familiar di kalangan masyarakat saat ini, karena media baik media elektronik maupun media massa memberikan informasi secara lebih

Lebih terperinci

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.

Lebih terperinci

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Bicara Pemerolehan Bahasa,kesiapan Bicara DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Pengertian Bicara suatu proses pengucapan bunyi-bunyi bahasa dengan alat ucap manusia. merupakan produksi suara secara

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog. Fakultas Psikologi UMBY 2015

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog. Fakultas Psikologi UMBY 2015 Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog Fakultas Psikologi UMBY 2015 Faktor Penghambat Lingkungan Lingkungan yang buruk dapat menghambat atau mengganggu tumbuh kembang anak. Biasanya lingkungan yang buruk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak Sub bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak Sub bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak Sub bagian Tumbuh Kembang anak. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fisiologi Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 tahun Pada tahun pertama kehidupan ditandai dengan pertumbuhan fisik, maturasi, kemampuan yang semakin terasah, dan reorganisasi psikologis.

Lebih terperinci

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Autism aritnya hidup sendiri Karakteristik tingkah laku, adanya defisit pada area: 1. Interaksi sosial 2. Komunikasi 3. Tingkah laku berulang dan terbatas A. Adanya gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiagnosis pada masa kanak-kanak dengan bangkitan awal sebelum 18

BAB I PENDAHULUAN. terdiagnosis pada masa kanak-kanak dengan bangkitan awal sebelum 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Epilepsi merupakan gangguan neurologis yang paling sering diderita oleh anak dan menjadi beban terbesar bagi anak (Novriska, 2013). Epilepsi sering terdiagnosis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia 2-3 tahun juga disebut dengan anak usia bermain dan merupakan periode yang penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal

Lebih terperinci

A. KONSEP DASAR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL

A. KONSEP DASAR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL A. KONSEP DASAR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL Proses belajar mengajar merupakan ciri yang sangat umum dalam dunia pendidikan. Dalam prakteknya tidak selalu berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari

BAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari bahasa yang digunakan individu dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman dan

Lebih terperinci

Pedologi. Review Seluruh Materi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

Pedologi. Review Seluruh Materi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi. Pedologi Modul ke: Review Seluruh Materi Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id RETARDASI MENTAL Retardasi mental (mental retardation) adalah keterlambatan

Lebih terperinci