BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), selanjutnya disebut Sampoerna, berdiri pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia. Sampoerna merupakan afiliasi PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan bagian dari Philip Morris International Inc (PMI). Sampoerna mengoperasikan tujuh pabrik di Pulau Jawa dan bermitra dengan 38 mitra produksi rokok dengan total tenaga kerja karyawan, baik langsung maupun tidak langsung, yang sebagian besar bekerja di lini produksi sigaret kretek tangan. Sampoerna mendistribusikan produknya melalui 106 kantor area penjualan dan distribusi di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Maret 2005, terjadi perubahan pengendali dalam PT HM Sampoerna Tbk. PMID membeli sejumlah saham atau 40 persen dari jumlah seluruh saham perusahaan. Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham dalam PT HM Sampoerna Tbk berdasarkan Daftar Kepemilikan Efek Perseroan per 24 Maret 2005 yang dibuat oleh PT Sirca Datapro Perdana, Biro Administrasi Efek yang ditunjuk PT HM Sampoerna Tbk, dan surat PMID kepada Bapepam tanggal 18 Maret 2005 perihal Laporan Selesainya Pembelian Saham dan Kepemilikan Saham dalam Perseroan disajikan pada Tabel 1.1 berikut. 1

2 Tabel 1.1 Susunan Pemegang Saham PT HM Sampoerna per Maret 2005 Keterangan Jumlah Saham Nilai Nominal Rp100 per saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) Persentase (%) Modal dasar Modal ditempatkan dan Disetor Penuh: - PMID ,00 - PT Lancar Sampoerna Bestari ,34 - Masyarakat lainnya ,66 Jumlah Modal ditempatkan dan Disetor Penuh Saham dalam Portepel Sumber: Prospektus PT HM Sampoerna Tahun 2015 Perseroan kemudian melakukan penawaran tender atas sisa saham sebagaimana disyaratkan oleh ketentuan peraturan pasar modal yang berlaku dengan pernyataan penawaran tender yang diumumkan dalam surat kabar Bisnis Indonesia, Investor Daily, dan The Jakarta Post pada tanggal 18 April Setelah selesainya proses penawaran tender tersebut, berdasarkan Daftar Pemegang Saham (DPS) PT HM Sampoerna Tbk per 31 Mei 2005 yang dibuat oleh PT Sirca Datapro Perdana, Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan, dan surat PMID kepada Bapepam tanggal 2 Juni 2005 perihal Laporan Kepemilikan Saham dalam Perseroan, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagaimana ditunjukkan Tabel 1.2 berikut. Tabel 1.2 Susunan Pemegang Saham PT HM Sampoerna Setelah Penawaran Tender pada 31 Mei 2005 Nilai Nominal Rp100 per saham Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) Persentase (%) Modal dasar Modal ditemptkan dan Disetor Penuh: - PMID ,95 - Masyarakat lainnya ,05 Jumlah Modal ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Saham Dalam Portepel Sumber: Prospektus PT HM Sampoerna Tahun

3 Sebelum dilakukannya Penawaran Umum Terbatas (PUT) pada tahun 2015, PMID telah memiliki 98,18 persen dalam struktur permodalan dan susunan pemegang saham PT HM Sampoerna. Berdasarkan DPS perseroan yang dibuat oleh PT Sirca Datapro Perdana, Biro Administrasi Efek yang ditunjuk perseroan, per 31 Juli 2015, susunan pemegang saham PT HM Sampoerna ditunjukkan pada Tabel 1.3 berikut. Tabel 1.3 Susunan Pemegang Saham PT HM Sampoerna per 31 Juli 2015 Nilai Nominal Rp100 per saham Keterangan Jumlah Nilai Persentase Jumlah Saham Nominal (Rp) (%) Modal dasar Modal ditemptkan dan Disetor Penuh: - PMID ,18 - Masyarakat lainnya ,82 Jumlah Modal ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Saham Dalam Portepel Sumber: Prospektus PT HM Sampoerna Tahun 2015 Untuk merealisasikan kepemilikan sebesar 98,18 persen tersebut, Philip Morris melakukan pembelian melalui 2 tahap. PT Philip Morris Indonesia, yang merupakan afiliasi PMI telah menandatangani perjanjian jual beli untuk mengakuisisi empat puluh persen saham HMSP dengan harga Rp10.600,00 dengan total mencapai Rp18,6 triliun (US$ 2 miliar) dari sejumlah pemegang saham prinsipal HMSP. Selanjutnya PMID akan melakukan penawaran tender untuk seratus persen sisa saham HMSP yang telah dikeluarkan dan disetor penuh. Transaksi ini diperkirakan mencapai US$ 5,2 miliar atau sekitar Rp48 triliun. PT Philip Morris Indonesia pada tanggal 9 Maret 2005 telah memulai negosiasi untuk memperoleh saham PT HM Samperona Tbk yang telah dikeluarkan dan disetor dari beberapa pemegang saham termasuk Dubuis 3

4 Holdings Limited, perusahaan yang dikendalikan oleh Putera Sampoerna. Dubuis berdasarkan data BEJ, per tanggal 31 Januari 2005 memiliki 17 persen saham HM Sampoerna. Saham-saham sebanyak saham tersebut mewakili 40 persen dari jumlah seluruh saham HMSP yang telah dikeluarkan dan disetor. Dalam rangka mematuhi peraturan BEI mengenai persyaratan minimum saham free float atau ketentuan porsi saham publik sebesar minimal 7,5 persen, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pencatatan BEI No. I-A yang dikeluarkan berdasarkan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. KEP-00001/BEI/ mengenai Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat, disyaratkan bahwa jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham bukan pengendali dan bukan pemegang saham utama perusahaan tercatat tidak boleh kurang dari 50 juta saham dan harus mewakili setidaknya 7,5 persen dari jumlah saham dalam modal ditempatkan, serta jumlah pemegang saham minimal 300 pemegang saham yang memiliki rekening efek di anggota bursa efek. Untuk memenuhi ketentuan tersebut maka pada Oktober 2015, Sampoerna melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Bagi perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, ketentuan mengenai free float dan jumlah pemegang saham wajib dipenuhi selambat-lambatnya pada tanggal 30 Januari Pelanggaran terhadap pemenuhan kewajiban batas mengenai free float ini bisa mendapatkan sanksi terberat yaitu suspensi saham. Melalui Penawaran Umum Terbatas, PT HM Sampoerna Tbk menerbitkan sebanyak saham baru dengan harga pelaksanaan HMETD sebesar 4

5 Rp77.000,00 per saham. Setelah selesainya Penawaran Umum Terbatas, PMID memegang sebanyak 92,5 persen saham Sampoerna. Sampoerna mencatatkan total penghasilan yang diperoleh dari Penawaran Umum Terbatas sebesar Rp20,768 triliun. PUT yang diselesaikan pada bulan November 2015 ini merupakan pelepasan saham (secondary placement) terbesar kedua (hingga penulisan tesis ini) setelah PT Bakrie & Brothers Tbk pada 31 Maret 2008 silam. PT Bakrie & Brothers Tbk berhasil mencatatkan saham baru hasil right issue dengan nilai Rp40,12 triliun. Pada saat penulisan tesis ini, Sampoerna telah menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, yaitu Rp504,238 triliun per 22 Februari Selain itu, Sampoerna juga adalah pembayar pajak terbesar di Indonesia dengan nilai total setoran ke pemerintah Indonesia sebesar Rp 63,5 triliun di tahun Jumlah ini mewakili total nilai pajak yang dibayarkan oleh Sampoerna, termasuk anak-anak perusahaannya dan PT Philip Morris Indonesia. Kondisi tersebut menjadi menarik untuk diteliti karena terdapat disparitas nilai yang signifikan antara nilai saat PMID melakukan pembelian saham PT HM Sampoerna Tbk dan tender offer di tahun 2005 yang menghabiskan biaya sebesar Rp 66,6 triliun untuk memperoleh 97,95 persen saham dengan nilai saat PMID menjual kembali untuk mendapatkan porsi saham publik sebesar minimum 7,5 persen sesuai peraturan pencatatan BEI. Kewajiban tersebut setara dengan pelepasan 7,5 persen dikurangi saham yang sudah dimiliki publik sebelumnya yaitu 1,82 persen sehingga sama dengan 5,68 persen atau sebesar saham dengan nilai Rp20,768 triliun. Untuk menjelaskan hal tersebut, perlu dilakukan 5

6 perhitungan nilai wajar dari PT HM Sampoerna Tbk sehingga dapat diketahui apakah harga saham saat PUT sebesar Rp ,00 per lembar tersebut overvalued atau undervalued. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pendekatan DCF dan valuation untuk mengestimasi nilai wajar saham PT HM Sampoerna Tbk belum pernah dilakukan sebelumnya. Akan tetapi, penelitian yang berkaitan dengan penilaian perusahaan yang melaksanakan right issue dengan menggunakan metode DCF maupun valuation telah banyak dilakukan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Di antaranya adalah seperti yang disajikan pada Tabel 1.4 berikut. Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu Penulis Judul Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian Yonimurwanto (2010) Zulkifli (2012) Hasani (2014) Susiadi (2014) Tardio (2016) Penentuan Nilai Intrinsik Saham PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dalam Rangka Right Issue Nilai Pasar Wajar Saham Milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pasca Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Estimasi Nilai Pasar Wajar Saham PT MNC Land (Persero) Tbk dalam Rangka Right issue Analisis Penilaian Saham PT Sierad Produce Tbk Pascakuasi Reorganisasi Evaluasi Nilai Wajar Saham PT HM Sampoerna Tbk. dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I cash flow, valuation, dan Residual Income Model cash flow dan valuation cash flow dan valuation cash flow dan valuation cash flow dan valuation Rekonsiliasi dari metode yang digunakan menghasilkan indikasi nilai wajar saham sebesar Rp1.139,00 atau overvalued bila dibandingkan harga saham penawaran right issue Rp1.160,00. Harga saham BTN saat itu tidak berbeda jauh dengan harga penutupan Bursa Efek Indonesia (BEI) per tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp1.470,00 (adjusted close) Hasil rekonsiliasi menghasilkan nilai pasar wajar saham PT MNC Land Tbk sebesar Rp1.334,00 per lembar saham Harga saham PT Sierad Produce Tbk bila dibandingkan dengan estimasi nilai wajarnya mengalami undervalued Harga saham PT. Adhi Karya Tbk. pada saat dilakukannya penawaran umum terbatas I mengalami undervalued 6

7 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan mengenai peraturan BEI yang mewajibkan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, untuk memenuhi ketentuan porsi saham publik sebesar minimum 7,5 persen, PT HM Sampoerna harus melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT). Hal ini karena saham PT HM Sampoerna yang dimiliki publik kurang dari dua persen pada saat peraturan tersebut dikeluarkan. PT HM Sampoerna Tbk menjadi subjek penelitian yang menarik bagi peneliti karena adanya disparitas nilai yang signifikan sejak PMID melakukan pembelian saham PT HM Sampoerna Tbk pada Maret 2005 dengan harga Rp10.600,00 per lembar saham menjadi Rp77.000,00 per lembar saham saat PT HM Sampoerna Tbk melakukan penawaran umum terbatas I pada Oktober Dalam kurun waktu sepuluh tahun, harga saham PT HM Sampoerna Tbk melonjak sekitar 626 persen atau lebih dari enam kali lipat. Berdasarkan hal itu, peneliti merumuskan masalah pada penelitian ini yaitu perlu adanya evaluasi nilai wajar saham PT HM Sampoerna Tbk dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I (right issue). 1.4 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian ini adalah apakah nilai harga saham pada penawaran umum terbatas PT HM Sampoerna Tbk overvalued atau undervalued bila dibandingkan dengan harga wajarnya. Nilai dihitung dengan menggunakan metode discounted cash flow dan metode valuation. 7

8 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, ditetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah melakukan estimasi atas nilai pasar wajar saham PT HM Sampoerna Tbk dalam rangka right issue pada tahun Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat-manfaat tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Bagi PT HM Sampoerna Tbk, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk menentukan harga penawaran saham yang wajar pada saat penambahan atau penerbitan saham baru. 2. Bagi perusahaan lain, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam menentukan metode yang digunakan untuk menentukan harga per lembar saham jika perusahaan hendak melakukan aksi korporasi berupa Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). 3. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan terkait dengan investasi terhadap saham PT HM Sampoerna Tbk. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan menjelaskan latar belakang penulisan penelitian, rumusan masalah yang akan dibahas, pertanyaan penelitian, tujuan 8

9 penelitian, manfaat penelitian, dan penjelasan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori dan Kajian Pustaka menjelaskan teori-teori yang mendukung penelitian serta menjadi dasar dalam analisis dan pembahasan. Bab II ini juga memaparkan tentang kajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Bab III Metode Penelitian berisi uraian metode penelitian yang meliputi jenis dan sumber data, metode analisis laporan keuangan, pendekatan dan metode penilaian, serta metode rekonsiliasi nilai. Bab IV Analisis berisi analisis dengan menggunakan data yang ada beserta pembahasannya. Bab IV ini juga menjelaskan mengenai profil singkat dan kegiatan usaha perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini. Bab V Simpulan dan Saran merupakan bagian penutup dari penelitian ini, berisi simpulan, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran yang dapat diambil berdasarkan hasil temuan dan analisis data yang telah dilakukan. 9