PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 06 PERSIAPAN PELAKSANAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 06 PERSIAPAN PELAKSANAAN"

Transkripsi

1 PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 06 PERSIAPAN PELAKSANAAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) 2005

2 Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Persiapan Pelaksanaan yang mencakup kegiatan penyusunan jadual pelaksanaan, mobilisasi dan usulan serta persetujuan kerja yang dilakukan pada awal pelaksanaan pekerjaan. Modul ini disusun berdasarkan dokumen kontrak yang selama ini dipakai oleh proyek-proyek pemerintah terutama proyek di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. Dengan mempelajari modul ini diharapkan para pengawas pekerjaan jalan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai ketentuan-ketentuan dokumen kontrak sehingga dapat melakukan tugas pengawasannya secara profesional sesuai ketentuan dokumen kontrak dan mewujudkan sasaran proyek secara tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya. -i-

3 Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar -ii-

4 Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar LEMBAR TUJUAN JUDUL PELATIHAN MODEL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Teknik Supervisi Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Road Construction) : Lokakarya terstruktur TUJUAN UMUM PELATIHAN : Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengawasi pekerjaan jalan sesuai dengan metode, gambar dan spesifikasi teknik yang ditetapkan pada dokumen kontrak. TUJUAN KHUSUS PELATIHAN : Pada akhir pelatihan peserta mampu : 1. Mengawasi Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3). 2. Mengawasi Pelaksanaan Pengendalian Lingkungan. 3. Mengawasi Pelaksanaan Perhitungan Biaya Konstruksi Jalan. 4. Mengawasi Pelaksanaan Rekayasa Lapangan Dan Kaji Ulang Desain (Review Design). 5. Mengawasi Pelaksanaan Pekerjaan Sesuai Dengan Dokumen Kontrak. 6. Mengawasi Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan. 7. Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan. 8. Melakukan Perhitungan Hasil Pekerjaan. 9. Membuat Pelaporan. 10. Melakukan Penyerahan Pekerjaan Yang Telah Selesai. -iii-

5 Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar NOMOR DAN JUDUL MODUL : SE 06 PERSIAPAN PELAKSANAAN TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu memahami dan menerapkan pengawasan persiapan pelaksanaan di lingkungan proyek sesuai ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi terutama di bidang jalan dan ketentuan peraturan yang berlaku. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Pada akhir pelatihan peserta mampu : 1. Membuat Jadwal Pelaksanaan 2. Melaksanakan Mobilisasi 3. Membuat Usulan dan Persetujuan Kerja -iv-

6 Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR LEMBAR TUJUAN DAFTAR ISI DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (Supervision Engineer of Roads Construction) DAFTAR MODUL PANDUAN INSTRUKTUR BAB I. JADWAL PELAKSANAAN (CONSTRUCTION SCHEDULE) 1.1. Umum 1.2. Jenis Jadual Pelaksanaan 1.3. Perpanjangan Waktu Kontrak i ii iv v vi vii I-1 I-1 I-3 I-9 BAB II MOBILISASI 2.1 Kegiatan Mobilisasi 2.2. Program Mobilisasi 2.3. Jangka Waktu 2.4. Alat Berat Dan Peralatan Laboratorium 2.5. Kondisi Akses Jalan 2.6. Quarry 2.7. Bahan-Bahan 2.8. Mobilisasi Personil 2.9. Keterlambatan Mobilisasi II-1 II-1 II-1 II-2 II-2 II-2 II-3 II-3 II-4 II-5 BAB III USULAN DAN PERSETUJUAN KERJA 3.1. Hak Dan Kewajiban Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis Dan Kontraktor 3.2. Hubungan Kerja Para Pihak Dalam Proyek 3.3. Pengajuan Usulan (Request) Dan Persetujuan (Approval) Kerja III-1 III-1 III-4 III-7 RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT -v-

7 Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar -vi-

8 Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (Supervision Engineer of Roads Construction) 1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Teknik Supervisi Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads Construction) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli Teknik Supervisi Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads Construction) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan. 2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut. 3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Teknik Supervisi Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads Construction). -vii-

9 Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar DAFTAR MODUL Jabatan Kerja : Supervision Engineer of Roads Construction (SE) Nomor Modul Kode Judul Modul 1 SE 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2 SE 02 Pengendalian Lingkungan 3 SE 03 Perhitungan Biaya Konstruksi Jalan 4 SE 04 5 SE 05 Dokumen Kontrak Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review Design) 6 SE 06 Persiapan Pelaksanaan 7 SE 07 Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan 8 SE 08 Perhitungan Hasil Pekerjaan 9 SE 09 Pelaporan 10 SE 10 Penyerahan Pekerjaan Selesai -viii-

10 Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar PANDUAN INSTRUKTUR A. BATASAN NAMA PELATIHAN : AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (Supervision Engineer of Roads Construction) KODE MODUL : SE 06 JUDUL MODUL : PERSIAPAN PELAKSANAAN DESKRIPSI : Modul ini membahas mengenai Penerapan Jadwal Pelaksanaan, Mobilisasi, Pelaksanaan Pemeriksaan Usulan dan Memberikan Persetujuan Kerja untuk pelatihan ahli teknik supervisi pekerjaan jalan. TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya. WAKTU PEMBELAJARAN : 6 (Enam) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit) -ix-

11 Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar B. RENCANA PEMBELAJARAN Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung 1. Ceramah : Pembukaan Menjelaskan tujuan instruksional (TIU dan TIK ) Waktu : 5 menit Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif OHP. 2. Ceramah : Jadwal Pelaksanaan (Construction Schedule) Memberikan penjelasan mengenai Jenis Jadwal Pelaksanaan Perpanjangan Waktu Kontrak Waktu : 60 menit Mengikuti penjelasan instruktur Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas OHP. 3. Ceramah : Mobilisasi Memberikan penjelasan mengenai Kegiatan Mobilisasi Program Mobilisasi Jangka Waktu Alat Berat Dan Peralatan Laboratorium Kondisi Akses Jalan Quarry Bahan-Bahan Mobilisasi Personil Keterlambatan Mobilisasi Waktu : 175 menit Mengikuti penjelasan instruktur Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas OHP. 4. Ceramah : Usulan dan Persetujuan Kerja Memberikan penjelasan mengenai Hak Dan Kewajiban Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis Dan Kontraktor Hubungan Kerja Para Pihak Dalam Proyek Pengajuan Usulan (Request) Dan Persetujuan (Approval) Kerja Mengikuti penjelasan instruktur Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas OHP. -x-

12 Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung Waktu : 90 menit -xi-

13 Bab I : Jadwal Pelaksanaan BAB I JADWAL PELAKSANAAN (CONSTRUCTION SCHEDULE) 1.1. UMUM Construction schedule dimaksudkan sebagai dasar bagi Pemilik Proyek (kontraktor dan konsultan) untuk : Memantau kemajuan pekerjaan kontraktor di lapangan, Menjadi rujukan bagi pembayaran eskalasi / de-eskalasi harga, Mendukung pengalokasian anggaran biaya, Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya akibat perubahan pekerjaan, Mendukung permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi. Jadual pelaksanaan yang dibuat kontraktor dimaksudkan sebagai bagian dari pengajuan penawaran pada waktu pelelangan dengan mempertimbangkan aspek perencanaan, analisa, dan pemilihan jenis/cara penjadualan. Pertimbangan aspek perencanaan meliputi: APA yang harus dikerjakan? KAPAN harus dikerjakan? BAGAIMANA cara mengerjakannya? SIAPA yang harus mengerjakan? BERAPA biaya yang harus dikeluarkan? Analisis dari pertanyaan di atas menghasilkan komponen dan jumlah kegiatan yang berurutan, mudah dikenali sebagai item pekerjaan, dan indikasi kesulitan dan risiko dalam menyelesaikannya. Analisis juga menghasilkan waktu dan periode pekerjaan, metoda pelaksanaan, pelaksanaan pekerjaan dan dana yang harus disiapkan. Untuk dapat menyiapkan jadual pelaksanaan, maka ditinjau dari aspek perencanaan perlu dilakukan penyiapan tatacara kerja yang meliputi langkahlangkah sebagai berikut: Melakukan penelaahan awal dokumen kontrak Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-1

14 Bab I : Jadwal Pelaksanaan Melakukan penelitian lapangan secara rinci untuk menguji lokasi,sumber daya yang tersedia dan menentukan tingkat kesulitan yang terkait pada pekerjaan yang akan dilaksanakan Melakukan pengkajian Daftar Kuantitas secara rinci Melakukan pengkajian Gambar Rencana secara rinci Menguji Spesifikasi Menguji Syarat-syarat Kontrak Menganalisa pekerjaan yang diperlukan untuk setiap kegiatan Menentukan urutan pekerjaan Menentukan biaya proyek Langkah-langkah di atas kemudian ditindaklanjuti dengan membuat analisa terhadap hal-hal berikut : Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan Urutan setiap kegiatan Metoda kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan Sumber daya yang diperlukan Resiko yang terkait Biaya sebenarnya untuk menyelesaikan setiap kegiatan Nilai pekerjaan yang diselesaikan. Setelah menyelesaikan analisa di atas, kontraktor perlu membuat beberapa jadual dasar sebagai jadual perencanaan kerja, yang nantinya di dalam pelaksanaan konstruksi biasanya memerlukan perubahan-perubahan diseuaikan dengan kondisi lapangan : Jadual kegiatan, yang menentukan secara jelas kerangka waktu untuk setiap jenis pekerjaan. Jadual Sumber Daya, yang menentukan secara jelas rencana ketersediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan. Jadual kemajuan keuangan Kurva S, yang menentukan secara jelas rencana kemajuan pekerjaan dan keuangan proyek. Jadual cash flow keuangan, yang menentukan keadaan pemasukan dan pengeluaran uang. Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-2

15 Bab I : Jadwal Pelaksanaan Langkah dalam menyusun jadual pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Tahap dan Kendali Mutu Tahap Kegiatan Persiapan Kajian dokumen: -dokumen kontrak; -Gambar rencana; -Daftar kuantitas Persyaratan Pekerjaan: -spesifikasi dan syarat kontrak; -biaya pekerjaan; -analisis dan urutan pekerjaan. Pengkajian Lokasi: -lokasi sumberdaya tersedia, - tingkat kesulitan pekerjaan Tahap analisis: Waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan Waktu untuk menyelesaikan seluruh kegiatan Urutan setiap kegiatan Metoda kerja untuk menyelesaikan setiap kegiatan Sumber daya yang diperlukan Resiko yang terkait Biaya sebenarnya guna menyelesaikan setiap kegiatan Nilai pekerjaan yang diselesaikan Penjadualan pekerjaan Jadual kegiatan, (waktu untuk setiap jenis pekerjaan). Jadual Sumber Daya, rencana ketersediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan. Jadual kemajuan keuangan (Kurva S), rencana kemajuan pekerjaan dan keuangan proyek. Jadual cash flow keuangan, keadaan pemasukan dan pengeluaran uang JENIS JADWAL PELAKSANAAN Beberapa jenis jadual dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan proyek antara lain adalah: a) Critical Path Method (Metoda Lintasan Kritis) b) Bar Charts basic and linked (Diagram Balok asli dan terkait) c) Financial Progress Schedule S Curve (Jadual Kemajuan Keuangan Kurva S) CRITICAL PATH METHOD Critical Path Method adalah jadual pelaksanaan pekerjaan (network planning) digunakan untuk menyajikan jadual konstruksi didasarkan atas urutan kegiatan dengan mempertimbangkan ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lain. Setiap kegiatan dilengkapi dengan rencana durasi, awal dan akhir kegiatan Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-3

16 Bab I : Jadwal Pelaksanaan yang harus dilaksanakan. Dari rangkaian ini dapat dikaji prioritas kegiatan yang harus segera dilaksanakan. Biasanya terdapat jaringan lintasan kritis yaitu rangkaian kegiatan yang harus diawali dan diakhiri secara tepat waktu. Ketidak sesuaian penyelesaian atau awalan pada kegiatan kritis berpotensi menunda penyelesaian proyek. Berikut adalah Gambar 1.1. sebagai contoh penjelasan lebih rinci tentang penggunaan Critical Path Method untuk keperluan menyiapkan suatu Network Planning : A(14) D(16) Start C(0) F(17) B(15) E(18) Finish A (14) = Kegiatan dengan kode A memerlukan durasi 14 hari untuk menyelesaikannya = = Event NE = No. of Event EET = Earliest Event Time LET = Latest Event Time NE EET LET Kegiatan yang penyelesainnya memerlukan waktu (duration) tertentu Kegiatan di lintasan kritis (critical path) Kegiatan semu, dummy, bukan kegiatan tapi dianggap sebagai kegiatan yang tidak membutuhkan waktu Pada Tabel 1.1 disajikan contoh hasil analisis suatu rangkaian kegiatan serta kaitan dengan kegiatan lainnya, hingga diketahui saat satu kegiatan harus dimulai dan diakhiri. Beberapa masukan dalam pembuatan penjadualan pelaksanaan proyek adalah sebagai berikut: Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-4

17 Bab I : Jadwal Pelaksanaan a) Kontraktor perlu secara tajam mencari sejumlah kegiatan dalam menyelesaikan proyek yang potensial menjadi kritis. Dari indikasi tersebut, perlu dirinci kegiatannya kedalam satu sub kegiatan guna mendapatkan lintasan ktiris. b) Metoda Lintasan Kritis sangat berguna untuk proyek yang dikategorikan sebagai proyek crash program, sebagai tambahan dari metoda penjadualan dengan menggunakan Bar Chart dan Jadual Progres Keuangan S Curve. c) Apabila indikasi kritis terjadi pada sebagian besar kegiatan, perlu diketahui sub kegiatan yang memberi kontribusi terbesar terhadap penyelesaian proyek. Tabel 1.2. Kegiatan dan Urutan Berdasarkan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Data Perhitungan Untuk Menetapkan Lintasan Kritis Kegiatan Event EET + Durasi pada Event No. Kegiatan Durasi Yang No. Terendah Tertinggi EET LET (Hari) Mendahului (Hari) (Hari) (Hari) (Hari) A 14 Tidak ada B 15 Tidak ada = = =17 C 0 A D 16 A = = =15 E 18 B dan C = = =33 F 17 D dan E Selesai = = Catatan: Lintasan kritis B, E, dan F Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan kegiatan di lintasan kritis tidak boleh dilampaui, karena akan mengakibatkan tertundanya penyelesian pekerjaan. Kontrol ketat harus dilakukan terhadap kegiatan di lintasan kritis agar penyelesaian pekerjaan tidak tertunda. Kelonggaran waktu pada kegiatan lain (kasus di atas adalah kegiatan A dan D) dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan (tenaga, peralatan, bahan, dan barangkali juga biaya) bagi percepatan penyelesaian kegiatan B, E, dan F. Pemanfaatan Metoda Lintasan Kritis disarankan untuk pekerjaan bersifat multi tahun, karena permasalahan yang komplek didasarkan atas variasi pekerjaan dan waktu pelaksaanaan. Banyak kasus yang ditemui pada pekerjaan multi tahun Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-5

18 Bab I : Jadwal Pelaksanaan namun belum memanfaatkan kemudahan controlling yang diberikan oleh metoda ini. Permasalahan yang kita hadapi adalah bagaimana dengan manajemen penyelenggaraan proyek jalan dan jembatan, apakah memerlukan network planning berupa Critical Path Method seperti di atas? Perlu kita ketahui bahwa proyek jalan dan jembatan terdiri dari proyek-proyek tahunan dan proyek-proyek multi year. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa jarang ada pelaku proyek jalan dan jembatan yang memanfaatkan Critical Path Method sebagai salah satu cara untuk mengendalikan pelaksanaan proyek, namun fakta menunjukkan bahwa cukup banyak proyek-proyek jalan dan jembatan yang tidak selesai tepat waktu (memerlukan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi) baik pada proyek-proyek tahunan maupun multi year. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari ketidakmampuan kontraktor di lapangan sampai ketidakjelasan kemampuan pemberi pekerjaan menyediakan alokasi dana yang diperlukan untuk membiayai proyek sebagai akibat dari berbagai perubahan di sektor ekonomi. Terlepas dari penyebab-penyebab yang mempengaruhi jadual penyelesaian proyek, nampaknya perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut : Dalam merencanakan construction schedule suatu proyek, kontraktor perlu secara tajam mencari, dari sejumlah kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka menyelesaikan proyek, kegiatan-kegiatan mana yang potensial menjadi kritis. Jika telah ditemukan jenis kegiatan di maksud, maka kontraktor perlu merinci kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam sub-sub kegiatan dan dari subsub kegiatan ini kemudian dapat dibuat network planning berupa Critical Path Method. Untuk proyek-proyek yang dikategorikan sebagai proyek crash program, barangkali pilihan paling baik adalah dengan menambahkan Critical Path Method yang menggambarkan network planning dari sejak mulai sampai berakhirnya proyek, selain Bar Chart dan Jadual Progres Keuangan S Curve. Bisa jadi jika dibuat Critical Path Method untuk proyek crash program, setiap lintasan yang tergambar akan berupa lintasan kritis. Jika terjadi demikian maka kegiatan yang berupa lintasan kritis tersebut perlu diurai lagi menjadi sub-sub kegiatan sehingga akan diketahui sub-sub kegiatan mana yang memberikan kontribusi kritis bagi suatu kegiatan. Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-6

19 Bab I : Jadwal Pelaksanaan 3a c 4 3b BAR CHARTS BASIC AND LINKED Bar Charts atau diagram balok merupakan diagram yang paling sederhana, menggambarkan hubungan antara kegiatan dengan waktu. Ada 2 type yang dikenal yaitu basic chart dan linked chart. Basic chart menggambarkan bar chart untuk masing-masing kegiatan yang berdiri sendiri, sedangkan linked chart menggambarkan bar chart untuk masing-masing kegiatan yang dimulainya tergantung pada selesainya kegiatan lain. Jadi pada link chart secara sederhana dinampakkan adanya ketergantungan suatu kegiatan dengan kegiatan lain meskipun tidak sejelas Critical Path Method. Jika hanya mengandalkan bar chart, kita tidak akan pernah mengetahui kegiatan atau sub kegiatan mana yang posisinya berada pada lintasan kritis, yang mengharuskan kita untuk memberikan prioritas utama dalam ketepatan waktu pelaksanaannya karena keterlambatan pelaksanaan akan menunda penyelesaian proyek. Pada halaman selanjutnya digambarkan contoh bar chart dari proyek peningkatan jalan, hanya diambil resumenya saja, tidak dirinci dalam sub-sub kegiatan yang menggambarkan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam items pekerjaan. Bar Chart yang dibuat untuk proyek-proyek jalan biasanya dilengkapi dengan no. pay item sesuai dengan yang ada di dalam kontrak, nama kegiatan atau deskripsi kegiatan menurut no. pay item, kuantitas pekerjaan menurut no. pay item dan waktu pelaksanaan untuk masing-masing pay item. Di dalam contoh tidak digambarkan bar chart lengkap berdasarkan pay item akan tetapi hanya digambarkan resume berdasarkan kelompok-kelompok pay item. Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-7

20 Bab I : Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-8

21 Bab I : Jadwal Pelaksanaan FINANCIAL PROGRESS SCHEDULE S CURVE Financial Progress Schedule S Curve menggambarkan rencana dan realisasi pelaksanaan pekerjaan bulanan kumulatif dinyatakan dalam prosentase biaya terserap per satuan waktu terhadap total biaya proyek selama construction period. S Curve itu dapat memberikan informasi pekerjaan berkaitan dengan pembayaran prestasi pekerjaan. Dalam S Curve tercatat: No. pay item, Deskripsi pay item, Nama seksi yang berisi sejumlah pay item, Kuantitas per pay item, Harga satuan per pay item, Total harga dari per pay item, Rincian kebutuhan biaya bulanan per pay item dinyatakan dalam prosen terhadap total biaya konstruksi Dari total prosentase rencana pelaksanaan pekerjaan setiap bulan, dapat dihitung jumlah prosentase kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan. Kurva yang menghubungkan prosentase kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan inilah yang disebut Kurva S. Dengan cara yang sama, sesuai dengan realisasi pelaksanaan di lapangan dibuat kurva yang menghubungkan realisasi bulanan di maksud sebagai alat pengendali PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK Pada prinsipnya waktu yang disepakati dalam Surat Perjanjian Kontrak adalah tetap. Namun demikian apabila dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut ada hal-hal yang dinilai layak untuk menjadi penyebab perlunya perpanjangan waktu pelaksanaan, maka menjadi tugas Pinpro/Pinbagpro untuk segera mempelajari permasalahannya dan kemudian memperhitungkan jumlah hari yang layak disepakati untuk perpanjangan waktu pelaksanaan. Penetapan perpanjangan waktu pelaksanaan tersebut tidak boleh menunggu sampai PHO (Provisional Hand Over). Adapun yang dimaksud dengan hal-hal yang dinilai layak untuk pengusulan perpanjangan waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut : Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-9

22 Bab I : Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-10

23 Bab I : Jadwal Pelaksanaan a. Pekerjaan tambah. b. Perubahan disain c. Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh Pihak Pinpro/Pinbagpro (misalnya pengiriman bangunan atas jembatan, pembebasan tanah dan sebagainya). d. Masalah yang timbul di luar kendali kontraktor. e. Keadaan kahar Keterlambatan pekerjaan karena alasan cuaca / hujan tidak dapat dibenarkan untuk alasan perpanjangan waktu kontrak, kecuali hujan yang luar biasa dan hal ini harus didukung dengan data curah hujan pada saat pelaksanaan kontrak dibandingkan dengan data curah hujan pada tahun-tahun sebelumnya PROSEDUR PERMINTAAN PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK Secara tertulis kontraktor mengajukan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan kepada Pinpro/Pinbagpro dengan menyebutkan alasanalasannya dan dilampiri data-data pendukung. Pinpro/Pinbagpro segera melakukan penelitian dan evaluasi terhadap usulan yang diajukan oleh kontraktor. Hasil evaluasi baik berupa persetujuan maupun penolakan harus segera disampaikan kepada kontraktor secara tertulis. Dalam hal Pinpro/Pinbagpro dapat menyetujui usulan yang diajukan oleh kontraktor, maka proses amandemen kontrak harus segera dilakukan. Proses amandemen kontrak karena perpanjangan waktu tersebut harus diikuti dengan perpanjangan waktu semua jaminan (jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka, jaminan pemeliharaan) REVISI JADWAL PELAKSANAAN Sebagai konsekwensi dari persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan, maka Financial Progress Schedule - S Curve juga perlu direvisi. Pada umumnya secara normatif revisi jadual pelaksanaan disiapkan tidak lebih dari 1 (satu) minggu sejak persetujuan perpanjangan waktu diterbitkan. Revisi Financial Progress Schedule - S Curve harus dibuat sejajar dengan original S Curve yang telah disepakati di dalam kontrak, dimulai dari titik Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-11

24 Prosen Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan rencana progress yang seharusnya dapat dicapai akibat dari persetujuan perpanjangan waktu. Posisi titik rencana progress ini akan lebih tinggi dari actual progress yang telah dicapai oleh kontraktor, sehingga dengan demikian kotraktor tetap harus melakukan upaya-upaya khusus untuk mencapai progress yang dikehendaki dalam revisi jadual pelaksanaan. Revised Schedule S Curve SCM berkaitan dengan keterlambatan pelaksanaan proyek, berarti Financial Progress Schedule S Curve perlu direvisi. Berikut ini adalah contoh Revised Schedule sebagai akibat dari perpanjangan waktu kontrak : Revised Schedule Akibat Perpanjangan Waktu bulan Bulan Catatan Original Actual Revised Construction period = 9 bulan, pada 6 bulan pertama terjadi keterlambatan yang cukup berat. SCM terlambat, namun hasil SCM merekomendasikan perpanjangan waktu 3 bulan. Pada bulan ke 6, schedule bergeser kekanan dengan prosen schedule = prosen schedule rencana pada bulan 6-3 = bulan ke 3. Selebihnya bulan ke 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 berturutturut sama dengan bulan ke 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 original schedule. Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-12

25 Bab II : Mobilisasi BAB II MOBILISASI 2.1. KEGIATAN MOBILISASI Mobilisasi meliputi kegiatan persiapan dan mendatangkan: fasilitas lapangan (base camp) (misalnya: kantor untuk proyek, konsultan, kontraktor; tempat tinggal petugas proyek, bengkel, gudang, dan construction plant) peralatan berat dan kendaraan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek peralatan laboratorium untuk pemeriksaan mutu bahan baku, mutu bahan olahan dan mutu pekerjaan jadi. personel-personel kontraktor dan konsultan PROGRAM MOBILISASI Pada awal pelaksanaan kontrak, pihak kontraktor harus menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan suatu Program Mobilisasi untuk medapatkan persetujuannya. Program Mobilisasi harus juga memuat waktu semua kegiatan mobilisasi dan informasi tambahan sebagai berikut: Lokasi Base Camp kontraktor termasuk denah lokasi umum dan denah rinci dari lokasi kantor kontraktor, bengkel, gudang dan peralatan konstruksi utama, dan laboratorium (jika ditetapkan dalam kontrak) Rencana pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang terdaftar, cara pengangkutan dan jadwal kedatangan di lokasi pekerjaan. Setiap perubahan jadwal peralatan dan staf harus dimintakan persetujuan kepada Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus melengkapi dengan cermat bagan balok yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan secara menyeluruh dan setiap kegiatan pekerjaan mobilisasi yang utama serta kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan pekerjaan. II-1

26 Bab II : Mobilisasi 2.3. JANGKA WAKTU Jangka waktu waktu mobilisasi ditentukan dalam Spesifikasi Umum, umumnya waktu yang disediakan dibatasi 60 hari terhitung sejak COW, dan seluruh peralatan laboratorium harus sudah terpasang 45 hari terhitung sejak COW. Mobilisasi peraltan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan di lapangan 2.4. ALAT BERAT DAN PERALATAN LABORATORIUM Komposisi Peralatan Pinpro/Pinbagpro harus memeriksa kecukupan dan komposisi armada (fleet) alat-alat berat yang dimobilisasi oleh kontraktor ke lapangan; seperti: kapasitas, jenis dan jumlahnya sesuai kebutuhan,serta kondisi setempat. Ijin Pemasukan Ijin pemasukan alat berat dan peralatan laboratorium ke lokasi proyek dikeluarkan oleh Pinpro/Pinbagpro Kontraktor harus mengajukan Daftar Alat Berat / Peralatan Laboratorium yang akan didatangkan ke lokasi proyek untuk mendapatkan persetujuan Pinpro/ Pinbagpro. Pengiriman Alat Berat/Peralatan Laboratorium baru bisa dilakukan oleh kontraktor apabila Pinpro/Pinbagpro telah memberikan persetujuan atas permohonan ijin yang diajukan oleh kontraktor. Apabila kontraktor harus mengimpor Alat Berat/Peralatan Laboratorium yang belum diproduksi / tidak terdapat di dalam negeri maka kontraktor harus mendapatkan rekomendasi dari Pinpro/Pinbagpro sebelum memprosesnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan baku yang berlaku di dalam urusan impor KONDISI AKSES JALAN Akses (jalan, jembatan, dermaga) untuk mendatangkan alat berat ke lokasi pekerjaan harus diteliti terlebih dahulu oleh kontraktor guna memperhitungkan kemampuan akses tersebut. Jika ternyata tidak mampu, kontraktor melalui II-2

27 Bab II : Mobilisasi koordinasi dengan pihak berwenang, perlu melakukan perbaikan atau perkuatan konstruksi, biaya yang dibutuhkan harus sudah diperhitungkan kontraktor pada saat mengajukan penawaran. Ijin menggunakan jalan / jembatan Ijin dibutuhkan antara lain untuk menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kerusakan jalan atau ambruknya jembatan karena angkutan alat berat yang lewat melebihi batas muatan. Ijin penggunaan ditujukan kepada Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. Ijin operasi peralatan / kendaraan Ijin diperoleh dari pihak kepolisian sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku QUARRY Pemeriksaan Jika di sekitar proyek tidak terdapat material yang memenuhi syarat, perlu dipilih lokasi dari deposit quarry di tempat lain. Material harus memenuhi persyaratan mutu bahan baku, dan untuk menjamin mutu konsultan harus melakukan pengujian mutu bahan baku di laboratorium, serta perkiraan volume deposit quarry yang tersedia. Kontraktor wajib membayar retribusi akibat penggunaan quarry tersebut. Ijin menggunakan Quarry Permohonan ijin menggunakan quarry (borrow area) diajukan kepada pemerintah daerah setempat oleh kontraktor, sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku setempat dengan menyebutkan data-data lokasi quarry, luas lahan yang akan digarap, volume dan jenis bahan yang akan diambil/digali, rencana penggunaan dan cara pengambilan/exploitasinya BAHAN-BAHAN Bahan yang akan didatangkan pihak kontraktor dari luar proyek misalnya aspal, semen, besi beton, harus memperoleh persetujuan Pinpro/Pinbagpro. Persetujuan II-3

28 Bab II : Mobilisasi penggunaan didasarkan atas hasil pengujian di laboratorium terhadap bahan tersebut dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas perintah Pinpro/Pinbagpro, dan apabila memang telah memenuhi syarat maka Kontraktor boleh mendatangkan bahan-bahan di maksud untuk keperluan pelaksanaan proyek. Dalam hal terjadi penolakan bahan yang telah dibawa ke lokasi pekerjaan dikarenakan bahan tersebut ternyata tidak memenuhi persyaratan, maka bahan tersebut harus segera diangkut keluar lokasi proyek dalam waktu 2 x 24 jam MOBILISASI PERSONIL Mobilisasi personel dilakukan bertahap sesuai kebutuhan, untuk tenaga inti kontraktor, Pinpro/Pinbagpro perlu mengacu pada daftar yang diajukan kontraktor pada saat memasukkan penawaran. Mobilisasi tenaga inti kontraktor dilakukan berdasarkan nama-nama yang terdapat dalam daftar personil inti yang dimuat dalam dokumen kontrak/penawaran. Penggantian nama-nama personil inti baik pada awal mobilisasi maupun pada selama pelaksanaan pekerjaan hanya dapat dilakukan apabila telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dengan syarat bahwa personil pengganti mempunyai kualifikasi kemampuan/keahlian/keterampilan minimal sama dengan yang digantikan. Apabila kontraktor akan menggunakan tenaga kerja asing maka prosedur perizinannya adalah sebagai berikut: Kontraktor menyampaikan Daftar Induk Personil (Master List of Personnel) yang akan didatangkan lengkap dengan nama, kewarganegaraan, tanggal lahir, nomor paspor, jabatan dalam proyek seta daftar riwayat hidup (curriculum vitae) yang bersangkutan. Pemimpin proyek/pengguna jasa setelah melakukan pemeriksaan dengan mengacu pada daftar personil dalam dokumen penawaran/kontrak, menagjukan permohonan izin mendatangkan tenaga kerja asing kepada Departemen Tenaga Kerja. Berdasarkan surat pengguna jasa tersebut surat-surat dari Departemen Tenaga Kerja (berupa Form TA-01), Kantor Imigrasi mengirim kawat/telex ke Kedutaan Besar Indonesia di negara asal tenaga kerja asing tersebut dan kedutaan besar akan menerbitkan visa berdiam sementara kepada tenaga asing yang bersangkutan. Visa berdiam sementara bukan merupakan visa turis yang tidak dapat digunakan untuk bekerja di Indonesia. II-4

29 Bab II : Mobilisasi Untuk tenaga kerja asing yang hanya akan bekerja dalam waktu singkat misalnya senbagai Visiting Specialist atau sebagai staf/pimpinan perusahaan atau sebagai pengganti dalam keadan mendesak maka dapat mennggunakan visa kunjungan yang berlaku 35 hari, sementara visa berdiam sementara berlau selama 6 bulan. Setelah kedatangan tenaga kerja asing dimaksud di Jakarta, maka yang bersangkutan wajib melapor ke Kantor Imigrasi dalam waktu 3 hari untuk mereka yang akan bekerja di Jakarta atau 7 hari bagi mereka yang akan bekerja di luar Jakarta. Oleh Kantor Imigrasi kan dikeluarkan KIMS (Kartu Izin Menetap Sementara) sambil menunggu diterbitkannya KIM yang bersifat tetap. Masa berlaku KIM dan izin kerja tetap adalah 1 Tahun dan dapat iperpanjang apabila diperlukan KETERLAMBATAN MOBILISASI Keterlambatan pelaksanaan mobilisasi berakibat dikenakannya sanksi berupa pengurangan persentase angsuran pembayaran item Mobilisasi (Lumpsum) sebesar 1% dari nilai angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari sampai maksimum sebesar 50 (lima puluh) hari keterlambatan. II-5

30 Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja BAB III USULAN DAN PERSETUJUAN KERJA 3.1 HAK DAN KEWAJIBAN DIREKSI PEKERJAAN, DIREKSI TEKNIS DAN KONTRAKTOR Pada dasarnya penyelenggaraan kegiatan yang dikontrakkan mengikuti disiplin segitiga fungsional : Pimpinan proyek menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan proyek dan bertindak sebagai wakil penuh pemilik, juga mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas konsultan dan kontraktor sesuai kontrak. Konsultan pengawas teknis menyelenggarakan pengawasan atas waktu mutu serta volume pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana fisik. Pengawasannya sesuai kontrak dengan Pimpro. Kontraktor pelaksana menyelenggarakan pekerjaan fisik sedangkan pengawasannya dilakukan sesuai kontrak dengan Pimpro HAK DAN KEWAJIBAN DIREKSI PEKERJAAN. Menyusun program kerja dan rencana operasional proyek baik secara fisik maupun keuangan. Menyusun struktur organisasi, uraian tugas dan pengisian personil proyek. Mengadakan pemeriksaan lapangan untuk penyesuaian rencana teknis. Menyiapkan dokumen pelelangan. Mengadakan pelelangan dan/atau pemilihan langsung. Melakukan persiapan lapangan/pembebasan tanah. Melakukan kegiatan pelaksanaan fisik dan keuangan. Melakukan kegiatan pengendalian proyek. Melakukan pengawasan teknis dan keuangan, pelaksanaan pekerjaan, termasuk quantity dan quality control. Melakukan pengumpulan data, pencatatan dan evaluasi pelaksanaan proyek. Menyelenggarakan tata laksana, pegawai, keuangan dan teknik. Menyampaikan laporan-laporan proyek, baik fisik maupun keuangan. Mengurus, mengamankan dan memelihara semua kekayaan proyek. Melakukan Serah Terima Sementara (PHO) dan Serah Terima Akhir (FHO). III-1

31 Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja Laporan Akhir Proyek Selesai. Menyerahkan pekerjaan yang telah diselesaikan kepada ke atasan HAK DAN KEWAJIBAN DIREKSI TEKNIS Hak dan Kewajiban Field Supervision Team Membantu Pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan melakukan pengendalian atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh kontraktor Tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu. Rujukan : dokumen kontrak. Membantu Pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan mendorong kontraktor untuk memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen kontrak. Membantu Pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan dalam menyikapi contract change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi oleh pelaksana. Melakukan kaji ulang desain dan membantu /Direksi Pekerjaan memerintahkan kepada kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasilkaji ulang desain. Melakukan pengecekan, pengukuran, dan perhitungan volume setiap item pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor secara cermat sebagai bahan untuk menetapkan volume pekerjaan yang layak untuk dibayar oleh pemberi pekerjaan. Melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan pekerjaan lapangan (yang dikerjakan oleh kontraktor) pengendalian mutu, dan kemajuan fisik / keuangan untuk menjamin kesesuaiannya dengan dokumen kontrak dan melaporkannya kepada Pinpro Pengawasan dan Pinbagpro Fisik. Memeriksa dan menandatangani MC (Monthly Certificate) yang diajukan oleh kontraktor kepada Pengguna Jasa /Direksi Pekerjaan menyiapkan as built drawing. Menyiapkan Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, dan Laporan Akhir Proyek. Menyiapkan data-data pelaksanaan konstruksi sesuai permintaan Core Team / Provincial Team. III-2

32 Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja Membantu Pengguna Jasa /Direksi Pekerjaan dalam pelaksanaan PHO. Hak dan Kewajiban Provincial Team Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Field Supervision Teams. Melakukan evaluasi atas kualitas pekerjaan kontraktor yang dilaporkan oleh Field Supervision Teams. Melakukan evaluasi atas progres fisik dan keuangan pekerjaan kontraktor yang dilaporkan oleh Field Supervision Teams. Melakukan evaluasi atas claim yang diajukan oleh kontraktor. Melakukan evaluasi atas keterlambatan pekerjaan kontraktor dan memberikan rekomendasi jalan keluarnya. Memberikan advis kepada Field Supervision Teams tentang prosedur pemantauan kegiatan kontraktor. Hak dan Kewajiban Core Team Melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan konsultan (provincial team consultants maupun field supervision team consultants). Melakukan review pada kategori major changes terhadap design dan spesifikasi. Melakukan alih pengetahuan dan teknologi baik kepada personel provincial team, field team maupun personel dari pemberi tugas (pemerintah). Menjaga keserasian komunikasi dengan instansi-instansi dan berbagai pihak terkait dalam rangka mengimplementasikan kebijakan-kebijakan teknis (misalnya : penggantian jenis lapis perkerasan karena tuntutan ketersediaan bahan, penetapan faktor-faktor yang dijadikan acuan dalam perhitungan pembayaran eskalasi, dlsb.) yang telah ditetapkan untuk proyek-proyek fisik yang koordinasinya berada di bawah pengawasannya HAK DAN KEWAJIBAN KONTRAKTOR Selama Masa Pelaksanaan: Penyiapan Rencana kerja, dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang dipersiapkan untuk pelaksanaan : Man, Money, Machine, Material dalam batasan waktu yang ditetapkan. III-3

33 Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja Menyusun time schedule dengan bar chart, critical path method, program linear, arrow diagram atau time grid diagram. Menyiapkan cash flow schedule S curve. Meminta kesepakatan kepada pemberi pekerjaan tentang kriteria penilaian yang dipakai untuk menilai kewajaran, keterlambatan atau kekritisan pelaksanaan untuk mendapatkan performance bulanan dari kontraktor. Pembuatan base camp dan kantor proyek Mobilisasi personel dan alat-alat berat Menyediakan bahan dan material konstruksi Melaksanakan pekerjaan civil works sesuai dengan urutan jadwal pekerjaan dengan prinsip tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya Menyiapkan administrasi dan bukti-bukti penunjang untuk pengajuan monthly certificate (mencakup pengajuan advance payment, pembayaran prestasi pekerjaan, cicilan pembayaran kembali advance payment, retension money, pembayaran eskalasi dsb) Mengikuti show cause meeting (SCM) apabila diminta oleh pemberi pekerjaan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang ditetapkan didalam SCM Menyiapkan berkas pengajuan PHO kepada pemberi pekerjaan Selama Masa Pemeliharaan : Memelihara seluruh pekerjaan konstruksi yang telah di-pho-kan Menyiapkan berkas pengajuan FHO kepada pemberi pekerjaan Menyelesaikan tagihan terakhir pembayaran pekerjaan dan penyelesaian administrasi untuk pengakhiran kontrak 3.2 HUBUNGAN KERJA PARA PIHAK DALAM PROYEK Peran Direksi Pekerjaan selaku pengendali pelaksanaan kontrak adalah: Sebagai pihak yang menunjuk Direksi Teknis, maka Direksi Pekerjaan adalah atasan langsung Direksi Teknis yang secara langsung melakukan tugas-tugas pengawasan pelaksanaan pekerjaan; Bertanggung jawab atas pengendalian mutu hasil pekerjaan ; III-4

34 Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja Bertanggung jawab aras pengendalian kuantitas pekerjaan agar tetap dalam batas-batas kuantitas yang tercantum dalam kontrak; Berwenang untuk mengadakan perubahan kontrak setelah berkonsultasi dan mendapat persetujuan dari atasan Direksi Pekerjaan. Sebagai pihak yang ditunjuk pengguna jasa untuk melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, Direksi Teknis yang terdiri dari tim pengawas menjalankan tugas-tugas: Pengawasan mutu hasil pekerjaan; Pengawasan kuantitas pekerjaan sesuai yang ditentukan dalam kontrak; Pengawasan metoda pelaksanaan. Pihak kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan, melaksanaan pekerjaan konstruksi berdasarkan ketentuan kontrak yang dibuat dengan pengguna jasa. Sesuai ketentuan kontrak pelaksanaan pekerjaan, bahwa setiap kegiatan pekerjaan pada prinsipnya harus diawasi oleh Direksi Pekerjaan baik secara langsung oleh Direksi Pekerjaan maupun melalui Direksi Teknis. Berdasarkan prinsip tersebut, maka ketentuan mengenai pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor adalah sebagai berikut: Kontraktor wajib melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dan memperbaiki semua cacat dan kekurangan yang terjadi sesuai ketentuan kontrak sampai memuaskan Direksi Pekerjaan. Kontraktor bekerja berdasarkan perintah/instruksi Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis. Perintah/instruksi Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis tersebut yang dalam bentuk tertulis dan dalam bahasa yang ditentukan dokumen kontrak, wajib dilaksanakan oleh kontraktor. Kontraktor hanya boleh melaksanakan perintah/instruksi yang berasal dari Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis. Kontraktor wajib meminta/mengusulkan (request) secara tertulis persetujuan/perintah/instruksi (approval/instruction) dari Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis setiap akan memulai suatu kegiatan pekerjaan. Berdasarkan pada prinsip tersebut maka dalam ketentuan kontrak dinyatakan bahwa kontraktor tidak dibolehkan bekerja di luar jam kerja seperti pada III-5

35 Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja malam hari atau hari libur resmi tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan, kecuali untuk hal-hal yang bersifat tidak terelakkan atau sangat diperlukan dalam rangka menyelamatkan jiwa atau harta atau keselamatan pekerjaan itu sendiri yang harus segera dibeitahukan kepada Direksi Pekerjaan, untuk pekerjaan yang dilakukan secara bergilir, untuk pekerjaan yang tidak perlu diawasi Direksi Pekerjaan, dan untuk pekerjaan yang sudah mendapat izin Direksi Pekerjaan terlebih dahulu. Kontraktor wajib menyampaikan peringatan dini kepada Direksi Pekerjaan melalui Direksi Teknis dalam waktu yang ditentukan dalam ketentuan kontrak (14 atau 28 hari) sejak terjadinya perisrtiwa tertentu atau keadaan yang dapat berakibat buruk terhadap pekerjaan, kenaikan harga kontrak atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Kegagalan menyampaikan peringatan dini oleh kontraktor ini dapat berakibat gugurnya hak-hak kontraktor atas pembayaran tambahan yang menjadi haknya. Dalam rangka keberhasilan pengendalian pelaksanaan pekerjaan, maka mekanisme hubungan kerja para pihak dalam proyek, terutama berkaitan dengan perintah/instruksi kerja yakni pengajuan dan persetujuan kerjanya wajib dibahas dalam acara rapat pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting-PCM) dan diadakan kesepakatan-kesepakatan seperti; Organisasi kerja pelaksanaan konstruksi ketiga belah pihak (Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan Kontraktor) Peran masing-masing pihak Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan. Prosedur administrasi penyelenggaraan pekerjaan. Pasal-pasal penting dalam dokumen kontrak. Mekanisme pengajuan dan persetujuan seperti: Pemeriksaan lapangan dalam rangka kaji ulang desain; Memulai kegiatan pekerjaan Pemeriksaan pekerjaan; Perpanjangan waktu; Gambar kerja Sertifikat pembayaran; Adendum kontrak III-6

36 Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja Pengadaan bahan, alat dan personil; Kaji ulang jadual pelaksanaan; Serah terima pekerjaan. 3.3 PENGAJUAN USULAN (REQUEST) DAN PERSETUJUAN (APPROVAL) KERJA Sesuai ketentuan kontrak, perintah/instruksi sebagai bentuk pelaksanaan tugas Direksi Pekerjaan dapat berbentuk: 1) Perintah langsung dari Direksi Pekerjaan, atau 2) Keputusan atas usulan kontraktor. Semua perintah/instruksi dari Direksi Pekerjaan harus dalam bentuk tertulis, dan apabila dalam keadaan tertentu perintah diberikan dalam bentuk lisan, maka kontraktor wajib tetap harus memenuhi perintah tersebut dan dalam waktu yang ditetapkan dalam ketentuan kontrak perintah lisan tersebut harus segera dikonfirmasikan dengan perintah tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Perintah langsung dari Pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan untuk melaksanaan pekerjaan tanpa memerlukan usulan kontraktor adalah: 1) Perintah untuk memulai pelaksanaan kontrak yang berupa Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). 2) Penyerahan lapangan 3) Perubahan pekerjaan yang meliputi perubahan kuantitas, mata pembayaran, spesifikasi dan gambar pekerjaan. 4) Perubahan lingkup pekerjaan. 5) Percepatan waktu pelaksanaan 6) Perubahan harga 7) Penundaan pelaksanaan pekerjaan. 8) Pembuangan dan penggantian material atau membongkar dan mengerjakan kembali pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak/spesifikasi. Perintah Pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan yang berupa keputusan atau persetujuan atas usulan kontraktor antara lain adalah: 1) Mobilisasi peralatan, bahan dan personil inti 2) Memulai setiap kegiatan pekerjaan III-7

37 Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja 3) Gambar kerja 4) Revisi program kerja 5) Perpanjangan waktu pelaksanaan Perintah/instruksi kerja sekurang-kurangnya mencakup: Urutan kegiatan pelaksanaan. Prosedur kerja untuk mengawali kegiatan. Pemantauan proses kegiatan. Perawatan/pemeliharaan produk-produk pekerjaan. Jaminan bahwa keluaran suatu proses akan sesuai dengan spesifikasi MOBILISASI PERALATAN Sebelum melaksanakan mobilisasi peralatan ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus mengajukan daftar alat berat dan peralatan laboratorium yang akan didatangkan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan. Pengiriman peralatan baru dapat dilakukan oleh kontraktor apabila Direksi Pekerjaan telah memberikan persetujuan atas permohonan izin yang diajukan kontraktor. Dalam hal kontraktor harus mengimpor peralatan yang belum ada di dalam negeri, maka kontraktor harus mendapatkan rekomendasi dari Pengguna Jasa sebelum proses impor dilakukan oleh kontraktor sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. Di samping persyaratan izin pendatangan peralatan tersebut, sebelum pelaksanaan pendatangan peralatan, kontrakor juga diwajibkan untuik mengadakan penelitian terhadap kondisi prasarana pendukung yang akan digunakan untuk mobilisasi peralatan seperti jalan, jembatan, gorong-gorong, dermaga dan lain sebagainya. Kewajiban atas perbaikan, peningkatan, dan perkuatan konstruksi serta perizinan yang diperlukan agar mampu dilewati untuk mobilisasi peralatan menjadi tanggung jawab kontraktor. Pada dasarnya semua peralatan yang didatangkan ke lokasi pekerjaan khusus disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan kontraktor tidak boleh memindahkan keluar lapangan tanpa izin Direksi Pekerjaan. Penadatangan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan di lapangan. III-8

38 Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja MOBILISASI PERSONIL INTI Seperti pendatangan peralatan, pendatangan personil inti juga harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan dengan mengacu pada daftar personil inti dalam dokumen kontrak. Direksi melakukan penelitian atas kualifikasi, kemampuan dan pengalaman personil sesuai kebutuhan pekerjaan. Dalam hal kontraktor akan menggunakan tenaga asing, maka kontraktor menyampaikan permohonan untuk mendapatkan izin sesuai ketentuan yang berlaku berkaitan dengan izin kerja, maupun keimigrasiannya. Penggantian personil inti dengan syarat personil pengganti harus berkualifikasi sekurang-kurangnya sama dengan kualifikasi, kemampuan dan pengalaman personil yang digantikannya juga harus mendapatkan izin dari Direksi Pekerjaan. Apabila Direksi Pekerjaan meminta kontraktor untuk mengganti personilnya dengan cukup beralasan, maka kontraktor wajib menjamin bahwa personil tersebut sudah harus meninggalkan lapangan dalam waktu 7 hari dan harus diganti paling lambat dalam waktu 14 hari PENDATANGAN BAHAN Bahan-bahan timbunan, agregat dan bahan lain yang akan digunakan sebelum didatangkan untuk pekerjaan harus dilakukan pemeriksaan terhadap contoh atas mutu dan kesesuaiannya dengan spesifikasi dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis. Persetujuan Direksi Teknis tersebut tidak mengurangi hak Direksi Teknis untuk menolak terhadap mutu bahan yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi dan atas bahan tersebut harus segera dilakukan pengangkutan ke luar lokasi proyek dalam waktu yang ditentukan dokumen kontrak yakni 2 x 24 jam MEMULAI KEGIATAN PEKERJAAN Seperti dijelaskan di depan bahwa sebelum memulai setiap kegiatan pekerjaan, kontraktor wajib meminta persetujuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Sebelum kegiatan pekerjaan dilaksanakan, maka akan dilakukan pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan melalui Direksi Teknis: 1) Ketepatan pematokan untuk pekerjaan dimaksud berkaitan dengan titik acuan, kelurusan dan ketinggian yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan; 2) Ketepatan posisi, ketinggian, dimensi dan alinyemen setiap bagian pekerjaan, 3) Penyiapan peralatan, perlengkapan, bahan dan tenaga kerja yang diperlukan; 4) Peralatan yang akan digunakan telah dikalibrasi oleh pihak yang berwenang III-9

39 Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja 5) Metode kerja yang akan diterapkan; 6) Persiapan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja; 7) Persiapan penerapan perlindungan pekerjaan, atau keselamatan dan kenyamanan umum; 8) Persiapan langkah-langkah perlindungan terhadap lingkungan dari pencemaran lsebagai akibat dari pelaksanaan metode kerja; 9) Persiapan pengaturan lalu lintas agar tidak terganggu akibat pelaksanaan pekerjaan. Pemeriksaan atas hal-hal tersebut di atas tidak membebaskan tanggung jawab kontraktor sesuai ketentuan kontrak apabila seklam pelaksanaan kegiatan pekerjaan dan setelah pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidak tepatan kelurusan, ketinggian dan alinyemen serta keamanan konstruksi, keamanan umum, dan pencemaran lingkungan GAMBAR KERJA Gambar kerja yang dibuat berdasarkan dan sebagai penjabaran lebih lanjut dari gambar rencana, disiapkan oleh kontraktor sebagai acuan dalam pelaksanaan jenis pekerjaan yang bersangkutan. Usulan gambar kerja harus disampaikan kepada Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan yang bersangkutan dilaksanakan dan disetujui Direksi Pekerjaan dalam waktu sesuai yang disepakati dalam rapat pra pelaksanaan. Apabila terjadi keterlambatan penyerahan gambar rencana oleh Direksi Pekerjaan kepada kontraktor dan hal tersebut mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan atau menderita kerugian biaya, maka kontraktor berhak mendapatkan: 1) tambahan waktu pelaksanaan, dan atau 2) tambahan biaya. Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan pabila rencana atau pelaksanaan pekerjaan akan mengalami keterlambatan atau terhenti kecuali perintah atau gambar dari Direksi Pekerjaan dikeluarkan dalam waktu yang layak. Pemebitahuan tersebut harus juga memuat rincian gambar atau perintah yang diperlukan dan alasan serta kapan dibutuhkan termasuk kemungkinan keterlambatan atau kerugian akibat keterlambatan tersebut. Apabila ditentukan dalam kontrak bahwa di samping gambar kerja, kontraktor harus menyiapkan gambar rencana untuk pekerjaan permanen, kontraktor harus menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya sebagai berikut: III-10

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON SPL.KS

PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON SPL.KS HANDOUT MODUL PBK JABATAN KERJA : PELAKSANA LAPANGAN PERKERASAN JALAN BETON PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON SPL.KS11.225.00 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI DESAIN TEROWONGAN SDA

PELATIHAN AHLI DESAIN TEROWONGAN SDA TDE 09: DASAR-DASAR MANAJEMEN PROYEK PELATIHAN AHLI DESAIN TEROWONGAN SDA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MODUL SEBC 03 : RAPAT PELAKSANAAN PEKERJAAN JEMBATAN

MODUL SEBC 03 : RAPAT PELAKSANAAN PEKERJAAN JEMBATAN PELATIHAN AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN JEMBATAN PEKERJAAN (SUPERVISION ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION) MODUL SEBC 03 : RAPAT PELAKSANAAN PEKERJAAN JEMBATAN 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI LS-12 = Administrasi Lapangan dan Pelaporan PELATIHAN SUPERVISOR PEKERJAAN LANSEKAP/PERTAMANAN (LANDSCAPE SUPERVISOR) 2005 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT

Lebih terperinci

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.

Lebih terperinci

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks

Lebih terperinci

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO)

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) Dinas Bina Marga Provinsi Lampung 2014 DAFTAR SIMAK KEGIATAN SERAH TERIMA AKHIR HASIL PEKERJAAN (FHO) NO DAFTAR SURAT

Lebih terperinci

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION PEKERJAAN (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A I. URAIAN PEKERJAAN 1. LOKASI PROYEK Lokasi pekerjaan terletak di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. 2. SUMBER PENDANAAN Sumber dana

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA 1 STANDAR KERJA (S L K) Keahlian Nama Jabatan : Pengawasan Jalan / Jembatan : Kepala Supervisi Pekerjaan Jalan/Jembatan (Chief Supervision Engineer of Roads/Bridges) Kode SKKNI : DEPARTEMEN PEMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB 9 PENGENDALIAN PROYEK DAN KONTRAK

BAB 9 PENGENDALIAN PROYEK DAN KONTRAK BAB 9 PENGENDALIAN PROYEK DAN KONTRAK 9.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional 1) Bagian 1 a) Mengerti dan memahami kontrak konstruksi b) Mengerti dan memahami jenis-jenis kontrak 2) Bagian 2 a) Memahami

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN O H T PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl.

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING). PENDAHULUAN A. Umum. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor

Lebih terperinci

II. KEGIATAN PENGAWASAN

II. KEGIATAN PENGAWASAN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN KONSULTANSI PENGAWASAN PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT BONEA BENTENG DI LINGKUP DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : COST ESTIMATOR OF BRIDGE Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTAN PENGAWAS Pekerjaan : Pengawasan Pembangunan/Rehabilitasi Pasar Doi-Doi Lokasi : Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Tahun Anggaran 2016 1 KERANGKA ACUAN KERJA

Lebih terperinci

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU BAB 5 PERENCANAAN WAKTU 5.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional 1) Bagian 1 a) Memahami pentingnya perencanaan waktu pada proyek b) Memahami data yang diperlukan untuk perencanaan waqktu c) Mampu membuat

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Inspektur Bendungan Tipe Urukan Klasifikasi : Pengawasan Bagian Sub Bidang Pekerjaan Bendungan Kualifikasi : Sertifikat IV (Empat) / Ahli

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JASA KONSTRUKSI PELAKSANA LAPANGAN PERKERASAN JALAN BETON

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JASA KONSTRUKSI PELAKSANA LAPANGAN PERKERASAN JALAN BETON BERBASIS JASA KONSTRUKSI PELAKSANA LAPANGAN PERKERASAN JALAN BETON KODE PROGRAM : F 45 02 22 1 02 2 IV 1 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN DAN PRODUKTIVITAS Jl.

Lebih terperinci

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN 3.1. Struktur Organisasi Diagram 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan 3.1.1. Organisasi dan pihak yang terkait Dalam organisasi proyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar

Lebih terperinci

Cara membuat network planning manual

Cara membuat network planning manual Cara membuat network planning manual Melanjutkan artikel sebelumnya tentang pengertian network planning selanjutnya kita akan mencoba membuat secara sederhana dan untuk memudahkanya maka dirangkum dalam

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KONTRAK

PENGENDALIAN KONTRAK PENGENDALIAN KONTRAK PERHATIAN Pembahasan yang disampaikan disini, dalam rangka sebagai bahan diskusi pengendalian kontrak, bukan sebagai materi yang lengkap mengenai pengendalian kontrak, selanjutnya

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 51 Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan pemerintah yang dilakukan oleh penyedia jasa harus mendapatkan pengawasan secara

Lebih terperinci

B.1. Bagan Alir Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting)

B.1. Bagan Alir Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) B.1. Bagan Alir Rapat Persiapan (Pre Construction Meeting) Konsultan Kontraktor Pinbagpro Pinpro Prov. Pinpro Induk Mengadakan PCM Persiapan Materi PCM - Daftar Personil - Jadwal - Project Quality Plan

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS, PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI) No. Dokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00 Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal :

PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS, PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI) No. Dokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00 Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal : 1. Tujuan Prosedur ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk melakukan pemutusan kontrak, bilamana terjadi cidera janji dari salah satu atau kedua belah pihak sesuai kontrak. 2. Ruang Lingkup Prosedur ini

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH SERAH TERIMA SEMENTARA PEKERJAAN PHO

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH SERAH TERIMA SEMENTARA PEKERJAAN PHO REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH PROYEK :. :. :. PAKET :. SERAH TERIMA SEMENTARA PEKERJAAN PHO KONTRAKTOR PELAKSANA P.T... Jalan.. KONSULTAN

Lebih terperinci

Simulasi Kontrak Konstruksi (Penyusunan dan Pelaksanaan Kontrak)

Simulasi Kontrak Konstruksi (Penyusunan dan Pelaksanaan Kontrak) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI - 2016 Simulasi Kontrak Konstruksi (Penyusunan dan Pelaksanaan Kontrak) TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Lampiran I Peraturan Menteri PU Nomor : 06/PRT/M/2008 Tanggal : 27 Juni 2008 PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM J l. P a t t i m u r a N o. 2 0, K e b a

Lebih terperinci

Laporan mingguan proyek kontraktor berisi berbagai data pekerjaan yang antara lain sebagai berikut:

Laporan mingguan proyek kontraktor berisi berbagai data pekerjaan yang antara lain sebagai berikut: Laporan mingguan proyek merupakah sebuah pertanggung jawaban dalam bentuk tertulis mengenai kegiatan yang sudah dijalankan selama satu minggu untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis, laporan mingguan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN SYARAT UMUM SURAT PERINTAH KERJA (SPK) 1. LINGKUP PEKERJAAN Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis

Lebih terperinci

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader 1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan. 2. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli. 3. Bertanggung jawab dalam melaksanakan

Lebih terperinci

MODUL SEBC 06 : ADMINISTRASI KONTRAK

MODUL SEBC 06 : ADMINISTRASI KONTRAK PELATIHAN AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN JEMBATAN PEKERJAAN (SUPERVISION ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION) MODUL SEBC 06 : ADMINISTRASI KONTRAK 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri #6 & 7 MANAJEMEN PROYEK

Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri #6 & 7 MANAJEMEN PROYEK Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri #6 & 7 MANAJEMEN PROYEK Manfaat Penjadwalan Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-batas waktu dari masing-masing

Lebih terperinci

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL.

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO JL. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8, Telp. 031-5501011-1013, Fax. 031-5022068, 5028735. SURABAYA - 60286 SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO

Lebih terperinci

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK 5.1 Penjadwalan Kerja Dengan Bar Chart dan Curva S Merupakan suatu planing yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

PELATIHAN KEPALA PROYEK BANGUNAN GEDUNG

PELATIHAN KEPALA PROYEK BANGUNAN GEDUNG GSBC 12 = PENGENDALIAN MUTU, WAKTU DAN BIAYA PELATIHAN KEPALA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

PROSEDUR REVISI DISAIN

PROSEDUR REVISI DISAIN 1 Tujuan Mendapatkan perubahan desain yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan yang nyata. 2 Ruang Lingkup Prosedur ini memuat proses perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah dan perpanjangan waktu,

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Bangunan Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGUJIAN MUTU MATERIAL DAN KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K)

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K) STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan Kode SKKNI : Pengawasan Jalan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) : INA.5211.322.05 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

APPENDIX 9B PROSEDUR SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN ( PHO )

APPENDIX 9B PROSEDUR SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN ( PHO ) APPENDIX 9B PROSEDUR SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN ( PHO ) 1 Tujuan Untuk mendapatkan hasil pelaksanaan yang sesuai dengan ketentuan dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dan administrasi. 2

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) SHOW CAUSE MEETING (SCM)

STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) SHOW CAUSE MEETING (SCM) STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) DOKUMEN TANGGAL : DJBM/SMM/PP/16 : 19 Juli2012 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) No. Dokumen : DJBM/SMM/PP/16 Tgl berlaku : 19 Juli 2012 Hal

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL Jl. Soekarno Hatta Km.4 Brangsong, Telp (0294) 381490 Fax (0294) 384044 Kendal-51371 Website : www.pa-kendal.go.id SURAT PERINTAH KERJA (SPK) Halaman 1 dari 1 PAKET PEKERJAAN:

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA PENGAWASAN GEDUNG DAN BANGUNAN KANTOR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI SUMATERA SELATAN I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pembangunan

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGAWASAN

PELAKSANAAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGAWASAN 1. Aspek Umum dari Pengawasan Pengawasan dan pengelolaan kegiatan pelaksanaan infrastruktur yang efektif melibatkan suatu pengendalian keuangan, teknis, jadwal dan kontrak. 1.1.

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO JL. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8, Telp. 031-5501011-1013, Fax. 031-5022068, 5028735. SURABAYA - 60286 SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI

KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI PROGRAM PEMBANGUNAN JALAN & JEMBATAN KEGIATAN SUPERVISI PEMBANGUNAN JEMBATAN KALIPANCUR SUMBER DANA APBD KOTA SEMARANG T.A. 2012 B A B I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

MODUL SEBC 07 : PELAPORAN

MODUL SEBC 07 : PELAPORAN PELATIHAN AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN JEMBATAN PEKERJAAN (SUPERVISION ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION) MODUL SEBC 07 : PELAPORAN 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU + 1 PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lebih terperinci

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG Maksum Tanubrata 1 dan Deni Setiawan

Lebih terperinci

TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN

TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya

Lebih terperinci

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN :

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN : BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SURAT PERINTAH KERJA (SPK) SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL SURAT PERMINTAAN PENAWARAN: PAKET PEKERJAAN : NOMOR DAN TANGGAL

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A. U M U M 1. Setiap pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA ACARA SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI (PHO)

BERITA ACARA SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI (PHO) KOP SKPD BERITA ACARA SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI (PHO) Pekerjaan : Nomor Kontrak Awal : Tanggal Kontrak Awal : Nilai Kontrak Awal : Addendum I : Addendum II : Lokasi : Volume : Masa Pelaksanaan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Setiap bangunan gedung harus diwujdkan dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/ TERM OF REFERENCE (TOR) PEKERJAAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/ TERM OF REFERENCE (TOR) PEKERJAAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/ TERM OF REFERENCE (TOR) PEKERJAAN TA-2014 Uraian Pendahuluan 1. LATAR BELAKANG Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun

Lebih terperinci

Peningkatan Daerah Irigasi Noenoni II

Peningkatan Daerah Irigasi Noenoni II A D E N D U M D O K U M E N P E N G A DA A N Nomor : POKJA.PDIN-II/05/ULP-TTS/2017 Tanggal : 06 Juni 2017 Untuk : Peningkatan Daerah Irigasi Noenoni II Kelompok Kerja : Unit Layanan Pengadaan Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PENGAWASAN KANTOR BUPATI SIGI

KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PENGAWASAN KANTOR BUPATI SIGI KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PENGAWASAN KANTOR BUPATI SIGI. PENDAHULUAN A. UMUM. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus mendapatkan

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI SUPERVISI STRUKTUR BANGUNAN IRIGASI

PELATIHAN AHLI SUPERVISI STRUKTUR BANGUNAN IRIGASI ISE 06 : VERIFIKASI DOKUMEN PEMBAYARAN PELATIHAN AHLI SUPERVISI STRUKTUR BANGUNAN IRIGASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah);

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah); 1 Tujuan Untuk menjamin bahwa pelaksanaan proses Pemilihan Langsung sesuai dengan peraturan per undang-undangan yang berlaku, harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 2 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisisi dan penegertian penghambat Kata penghambat dalam kamus besar bahasa indonesia diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang menghambat (merintangi, menahan,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

b) Undang Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; c) Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

b) Undang Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; c) Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pre Construction Meeting), Rekayasa lapangan (Field Engineering), Kaji Ulang Desain (Review Design), Perubahan Kontrak (Contract Change Orders / CCO), Rapat Lapangan

Lebih terperinci

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi PROSES TENDER KONTRAKTOR Kontrak kerja konstruksi dibuat sebagai dasar hukum dan pedoman pelaksanaan bagi kontraktor yang diberikan oleh pemilik proyek, kontrak kerja konstruksi juga dapat berfungsi sebagai

Lebih terperinci

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 408 H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI PENGAWASAN Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU I. DIAGRAM JARING / CRITICAL PATH METHODE (CPM) A. PENDAHULUAN Diagram jaring atau Network Planning atau Critical Path Methode (CPM) adalah salah satu metode yang digunakann

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.668, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Bantuan Prasarana. Sarana. Utilitas Umum. Perumahan Tapak. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK

Lebih terperinci