BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebudayaan antik (antiquarian) Inggris memperkenalkan istilah folklor ke dalam
|
|
- Vera Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Folklor merupakan khazanah sastra lama. Salah satu jenis folklor adalah cerita rakyat. Awalnya cerita rakyat merupakan cerita lisan yang dapat dikategorikan dalam sastra lisan. Sastra lisan adalah karya sastra yang diwariskan turun-temurun secara lisan, salah satunya adalah cerita rakyat atau folklor (Danandjaja, 1997:21). Sastra folklor berkembang setelah William Jhon Thoms seorang ahli kebudayaan antik (antiquarian) Inggris memperkenalkan istilah folklor ke dalam dunia ilmu pengetahuan. Istilah folklor diperkenalkan ketika William Jhon Thoms menerbitkan sebuah artikelnya dalam bentuk surat terbuka dalam majalah The Athenaeum No. 982, tanggal 22 Agustus 1846, dengan menggunakan nama Ambrose Merton. Thomas mengakui bahwa dialah yang telah menciptakan istilah folklore untuk sopan santun Inggris, takhayul, balada, dan sebagainya dari masa lampau, yang sebelumnya disebut dengan istilah antiquities, popular antiquities, atau popular literature (Dundes, 2007:232). Menurut Alan Dundes (dalam Danandjaja, 1997:1), folklor adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok lainnya. Secara keseluruhan, definisi folklor menurut Danandjaja (1997:2) adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun, di antara kolektif, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun 1
2 2 contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device). William R. Bascom (dalam Danandjaja, 1997:19) menerangkan ada empat fungsi folklor yaitu: (a) sebagai sistem proyeksi (projective system), yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif; (b) sebagai alat pengesahan pranatapranata dan lembaga-lembaga kebudayaan; (c) sebagai alat pendidikan anak (pedagogical device); dan (d) sebagai alat pemaksa dan pengawas agar normanorma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya. Jan Harold Bruvand (dalam Danandjaja, 1997:21-22), seorang ahli folklor dari AS, menggolongkan folklor dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya yaitu folklor lisan, folklor sebagian lisan, dan folklor bukan lisan. Folklor lisan adalah folklor yang bentuknya murni lisan. Bentuk-bentuk folklor yang termasuk ke dalam kelompok besar ini, antara lain bahasa rakyat, ungkapan tradisional, pertanyaan tradisional, puisi rakyat, cerita prosa rakyat, dan nyanyian rakyat. Dari semua bentuk atau genre folklor, yang paling banyak diteliti para ahli folklor adalah cerita prosa rakyat. Menurut Willian R. Bascom (dalam Danandjaja, 1997:50), cerita prosa rakyat dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu mite, legenda, dan dongeng. Legenda adalah sebuah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi. Menurut Alan Dundes (dalam Danandjaya, 1997:66-67), ada kemungkinan besar bahwa jumlah legenda di setiap kebudayaan jauh lebih banyak daripada mite atau dongeng. Hal ini disebabkan jika mite hanya mempunyai jumlah tipe dasar yang terbatas, seperti penciptaan dunia asal dan asal mula terjadinya kematian, namun legenda
3 3 mempunyai jumlah tipe dasar yang tidak terbatas, terutama legenda setempat yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan legenda yang dapat mengembara dari satu daerah ke daerah lainnya. Selanjutnya, Alan Dundes mengatakan bahwa dongeng jika dibandingkan dengan legenda sangat terbatas jumlahnya karena dongeng sebenarnya bukan dongeng baru, melainkan merupakan versi baru dari yang lama. Sebaliknya, legenda dapat tercipta yang baru, apabila seorang tokoh, tempat, atau kejadian dianggap berharga oleh kolektifnya untuk diabadikan menjadi legenda. Asal Muasal Danau Toba (yang selanjutnya disingkat AMDT) merupakan cerita yang masuk dalam kategori legenda, lebih khususnya adalah legenda tempat. Yaitu cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk topografi. Danau Toba adalah sebuah danau tekto-vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Seperti diketahui bahwa AMDT merupakan salah satu genre legenda dari Provinsi Sumatera Utara yang sangat populer di kalangan masyarakat. Kepopuleran cerita tersebut tidak hanya karena di berbagai perpustakaan terdapat literatur yang membahas mengenai AMDT, namun juga dikarenakan legenda AMDT sudah banyak diperankan dalam drama kesenian, kartun untuk anak-anak, maupun film yang dimainkan oleh para aktris. Sebab itulah, tidak mengherankan jika tipologi dari legenda AMDT sampai saat ini masih melekat di hati masyarakat. Oleh karena itu, cerita ini sedikit banyak mengungkapkan semacam historical-truth dan menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan berkesenian masyarakat.
4 4 Legenda AMDT menceritakan seorang pemuda yang menikah dengan seorang gadis jelmaan dari ikan mas yang ia pancing hingga mereka memiliki anak. Gadis jelmaan ikan tersebut membuat sang pemuda itu berjanji untuk tidak mengatakan asal-usulnya kepada siapa pun yang di kemudian hari diingkari olehnya. Hal tersebut kemudian membawa bencana yang membentuk Danau Toba. Dengan tidak mengesampingkan beberapa kajian yang telah ada, penelitian ini dilakukan dengan cara dan tujuan lain. Dalam penelitian ini legenda AMDT dipergunakan sebagai objek studi sastra secara struktural untuk melihat struktur naratif AMDT. Teori Naratologi Vladimir Propp dipilih karena Propp menitikberatkan pada studi fungsi dalam cerita rakyat. Dalam teorinya, sebagaimana ditulis dalam Morphology of the Folktale (1968), Propp menitikberatkan perhatiannya pada fungsi-fungsi pelaku (function of dramatic personale), bukan pada pelaku (tokoh) itu sendiri. Penelitian ini mengkaji tindakan (action) pelaku yang membentuk tipologi struktur. Alan Dundes (dalam Ibsch dan Fokkema, 1998:78), ahli folklor Amerika yang mengembangkan pandangan Propp lebih lanjut, menganggap pernyataan dalam Morphology ini sebagai salah satu kontribusi paling penting dan sangat revolusioner bagi teori folklor selama berpuluh-puluh tahun. Dengan pernyataan Propp muncullah pengertian bahwa penelitian folklor, dengan klasifikasi motifmotif terpisah, bergerak ke arah yang keliru. Dalam sistem klasifikasi umum berdasarkan motif, dua cerita dongeng disebut sebagai dua jenis yang berbeda jika dalam satu kasus seorang manusia dan di dalam kasus lain seekor binatang melakukan tindakan yang sama. Observasi yang berulang-ulang membawa Propp
5 5 ke hipotesis bahwa dalam tradisi mitis, kemajemukan karakter sangat kontras dengan sejumlah kecil fungsi tertentu (satu fungsi dipahami sebagai tindakan satu tokoh dan dijelaskan dari sudut pandang signifikannya bagi jalannya tindakan Propp. Alasan lainnya pemilihan teori naratologi karena naratologi Propp merupakan varian teori naratologi yang digunakan dalam struktur dongeng. Buku Morphology of The Folktale yang ditulis oleh Propp juga berusaha untuk menemukan aturan yang menguasai atau menentukan susunan plot dalam sebuah jenis dongeng Rusia yang khas. Legenda AMDT yang dijadikan bahan penelitian ini adalah cerita (buku) berbahasa Indonesia hasil saduran Faza yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo. PT Elex Media Komputindo didirikan pada 15 Januari Elex Media Komputindo merupakan salah satu perusahaan dalam Kelompok Kompas Gramedia yang bergerak di bidang media massa. Kompas Gramedia didirikan pada tanggal 17 Agustus 1963 dan merupakan salah satu perusahaan penerbitan besar di Indonesia sehingga kredibilitas dalam buku-buku yang diterbitkan terjamin. Pemilihan bahan kajian dalam penelitian ini tidak berdasarkan ketentuan secara filologis, tetapi hanya sekadar salah satu versi tertentu. Hal tersebut bukan tanpa alasan karena walaupun suatu cerita terdiri atas berbagai versi, kerangka utama cerita-cerita tersebut tidak jauh berbeda. Apabila berbeda, hal tersebut tidak berpengaruh bagi teori struktural model Propp karena teori ini menitikberatkan perhatiannya pada fungsi-fungsi pelaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa versi cerita apapun dan yang manapun tidak menjadi masalah bagi teori Propp asalkan
6 masih tergolong ke dalam genre cerita atau dongeng rakyat (folklore, folktale, fairytale). 6 B. Pembatasan Masalah Penelitian ini akan dibatasi pada struktur legenda yang berupa struktur naratif dan hubungan antarfungsi. Analisis diarahan pada penilaian makna narasi AMDT melalui hubungan antarfungsi yang membangun cerita. Penelitian ini juga mencari makna cerita dan struktur narasi AMDT. Terkait dengan legenda, penelitian ini telah memilih legenda AMDT saduran Faza yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun Legenda ini dipilih karena AMDT merupakan salah satu legenda yang terkenal dan memiliki unsur naratif yang cocok untuk dikaji menggunakan teori naratologi Vladimir Propp. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana struktur naratif dalam teks AMDT? 2. Bagaimana hubungan antarfungsi dalam teks AMDT? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian teks AMDT adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan struktur naratif dalam teks AMDT. 2. Mendeskripsikan hubungan antarfungsi dalam teks AMDT.
7 7 E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian harus memiliki manfaat yang dapat diambil oleh pembacanya. Dilihat dari segi kemanfaatan, penelitian ini memiliki manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan struktur narasi dan hubungan antarfungsi dalam legenda AMDT. Penelitian ini juga diharapkan mampu menemukan formula yang menjadi karakteristik legenda AMDT. Kemudian, penelitian ini juga diharapkan dapat memperkuat teori kesusastraan, terutama untuk kepentingan kritik sastra dalam teori naratologi Vladimir Propp. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu pembaca untuk memperoleh makna cerita dalam legenda AMDT. Penelitian ini juga diharapkan agar membantu pembaca untuk memahami informasi bagaimana struktur narasi yang khas dalam legenda AMDT. Kemudian, bagi para peneliti ataupun kritikus sastra, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang teori naratologi Vladimir Propp yang digunakan dalam analisisnya. F. Sistematika Penulisan Sistematika disusun guna memberikan gambaran yang jelas terhadap penulisan penelitian ini. Sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut. Bab I merupakan pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Uraian dalam latar belakang berfokus pada alasan
8 8 pemilihan teks AMDT sebagai objek penelitian menggunakan teori naratologi Vladimir Propp. Bab II merupakan kajian pustaka dan kerangka pikir. Kajian pustaka terdiri atas dua sub bab yaitu penelitian terdahulu dan landasan teori. Landasan teori antara lain berisi tentang teori naratologi Vladimir Propp. Sementara kerangka pikir adalah sebuah cara kerja yang dilakukan oleh penulis untuk menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti Bab III berisi metode penelitian yang mencakup jenis penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisis, dan prosedur penelitian. Bab IV merupakan inti dari penelitian yaitu pembahasan. Dari pembahasan ini akan didapatkan hasil penelitian yang akan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam bab I. Bab V merupakan penutup yang berupa simpulan dan saran. Simpulan didasarkan pada tujuan penelitian. Dengan demikian, hasil yang diperoleh akan sejalan dengan kerangka tujuan dan latar belakang penelitian. Adapun saran, mencakup tentang harapan dan keinginan penulis berkaitan dengan manfaat penelitian ini.
BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat yang
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Poerwadarminta (2003:558), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam penulisan sebuah karya ilmiah diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka bertujuan untuk mengetahui keauntetikan sebuah karya ilmiah. Kajian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian sastra lisan sangat penting untuk dilakukan sebagai perlindungan dan pemeliharaan tradisi, pengembangan dan revitalisasi, melestarikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian pustaka sangat diperlukan dalam penyusunan sebuah karya ilmiah. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep konsep yang mendukung pemecahan masalah dalam suatu penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bascom (dalam Danandjaja, 2002: 50) cerita prosa rakyat dibagi dalam tiga golongan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap suku bangsa di dunia memiliki khazanah cerita prosa rakyat. Menurut Bascom (dalam Danandjaja, 2002: 50) cerita prosa rakyat dibagi dalam tiga golongan besar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Papua seperti seekor burung raksasa, Kabupaten Teluk Wondama ini terletak di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Teluk Wondama merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat, yang baru berdiri pada 12 April 2003. Jika dilihat di peta pulau Papua seperti seekor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan dari berbagai etnik. Warisan kebudayaan yang disampaikan secara turun menurun dari mulut kemulut secara lisan biasa disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang membentuk lapis-lapis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Ada beberapa buku yang penulis pakai dalam memahami dan langsung mendukung penelitian ini, diantaranya buku yang berkaitan dengan revitalisasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang unik pula. Selain itu, di setiap daerah tersebut memiliki suatu cerita atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang luas, beragam suku tersebar di berbagai wilayah, dan memiliki sumber daya manusia yang unik pula.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan saat-saat penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa-peristiwa penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, kita mengenal adanya siklus hidup, mulai dari dalam kandungan hingga kepada kematian. Berbagai macam peristiwa yang dilalui merupakan saat-saat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. cerita rakyat sebagai folklor dalam tradisi lisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang tinjauan pustaka atau kajian teori yang berkaitan dengan judul penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi 1) Repustakaan
Lebih terperinciNILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI
NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etnis memiliki cerita rakyat dan folklore yang berbeda-beda, bahkan setiap etnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia meupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan Indonesia juga merpakan Negara yang multikultural yang masih menjunjung tinggi nilainilai pancasila. Terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporanlaporan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporanlaporan
Lebih terperinciPada bab ini dipaparkan (1) latar belakang penelitian (2) rumusan penelitian (3) tujuan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan (1) latar belakang penelitian (2) rumusan penelitian (3) tujuan penelitian (4) mamfaat penelitian. A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dina Astrimiati, 2014 MOTIF HUKUMAN PADA LEGENDA GUNUNG PINANG KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG, BANTEN
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Legenda bagian dari folklor merupakan bentuk refleksi dari kehidupan masyarakat yang membesarkan cerita tersebut. Umumnya memiliki kegunaan sebagai alat pendidik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal bahwa tradisi lisan masih hidup di berbagai suku bangsa di Indonesia. Tradisi lisan sering
Lebih terperinci03FDSK. Folklore. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.
Modul ke: Folklore Fakultas 03FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta Mandra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Katalog Profil Daerah Kota Padang (2012: 8) keadaan topografi wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat merupakan daerah yang kaya dengan panorama alamnya. Dalam Katalog Profil Daerah Kota Padang (2012: 8) keadaan topografi wilayah Sumatera Barat bervariasi,
Lebih terperinciA. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap
A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Untuk mencapai ketiga aspek tersebut
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN
PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN A. PENGANTAR Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan salah satu unsur dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Secara umum, PkM tidak hanya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada peribahasa yang menyebutkan di mana ada asap, di sana ada api, artinya tidak ada kejadian yang tak beralasan. Hal tersebut merupakan salah satu kearifan nenek
Lebih terperinci05FDSK. Folklore. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.
Modul ke: Folklore Fakultas 05FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta Mandra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif yang mempunyai hubungan erat dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut membentuk karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa pengertian yang beredar mengenai cerita rakyat. Menurut J.J.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada beberapa pengertian yang beredar mengenai cerita rakyat. Menurut J.J. Hoenigman (via Koentjaraningrat, 1986), cerita rakyat termasuk ke dalam salah satu kebudayaan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan
BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG 2.1 Cerita Rakyat Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat atau legenda adalah cerita pada
Lebih terperinciKATEGORI DAN FUNGSI SOSIAL CERITA RAKYAT DI KENEGERIAN KARI KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
KATEGORI DAN FUNGSI SOSIAL CERITA RAKYAT DI KENEGERIAN KARI KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU Oleh: Nepi Sutriati 1, Hasanuddin WS 2, Zulfadhli 3 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciKATEGORI DAN FUNGSI SOSIAL CERITA RAKYAT DI NAGARI GUGUAK SARAI
KATEGORI DAN FUNGSI SOSIAL CERITA RAKYAT DI NAGARI GUGUAK SARAI Oleh: Inda Fahmi Sari 1, Andria Catri Tamsin 2, Hamidin 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negeri yang kaya dengan budayanya. Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain bahasa daerah,
Lebih terperinciAndi Purwanto. Latar Belakang
Analisis Isi dan Fungsi... ANALISIS ISI DAN FUNGSI CERITA PROSA RAKYAT DI KANAGARIAN KOTO BESAR, KAB DHARMASRAYA Andi Purwanto Abstract This article describes documentation and collecting phase of Nagari
Lebih terperinciCERITA RAKYAT DI KECAMATAN 3 NAGARI KABUPATEN PASAMAN ANALISIS STRUKTURAL SKRIPSI
CERITA RAKYAT DI KECAMATAN 3 NAGARI KABUPATEN PASAMAN ANALISIS STRUKTURAL SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan Guna memperoleh gelar sarjana S1 Pada Jurusan Sastra Daerah Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita rakyat adalah salah satu budaya Indonesia yang menambah keragaman budaya di negeri kita dan patut dilestarikan. Setiap daerah di Indonesia pada umumnya mempunyai
Lebih terperinciPlease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata budaya terdiri dari dua kata yaitu budi dan daya. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,1989:8).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi. Menurut
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi. Menurut Danandaja (2002) legenda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khusus, karena terjadinya hubungan erat di antara keduanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Kajian pustaka merupakan kerangka acuan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang menumbuhkan gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan disuatu daerah. Salah satunya adalah dengan penelitian foklor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada beberapa cara yang dilakukan oleh para peneliti dalam mengungkap kebudayaan disuatu daerah. Salah satunya adalah dengan penelitian foklor. Menurut Danandjaja (1984:2)
Lebih terperinciSeminar Nasional dan Launching ADOBSI 463
SUMBANGAN CERITA RAKYAT DI WILAYAH MADIUN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Eni Winarsih IKIP PGRI Madiun Abstrak Cerita rakyat adalah ragam cerita yang berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat disebarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satua merupakan salah satu karya sastra dari kesusastraan Bali purwa (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng (bahasa Indonesia)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negeri yang memiliki aneka ragam budaya yang khas pada setiap suku bangsanya. Tidak hanya bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah dalam suatu penelitian yang semuanya itu bersumber dari pendapat para ahli, emperisme (pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Objek kajian karya sastra dapat berupa karya sastra tulis maupun sastra lisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Objek kajian karya sastra dapat berupa karya sastra tulis maupun sastra lisan. Sastra tulis adalah sastra yang teksnya berisi cerita yang sudah ditulis atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks sastra adalah teks artistik yang disusun dengan menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, ada sastra
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di suatu daerah dan dianggap sebagai karya khas daerah tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Cerita Rakyat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Permukaan Bulan. Bulan merupakan satu-satunya satelit alam yang dimiliki bumi. Kemunculan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Gambar 1.1 Permukaan Bulan Bulan merupakan satu-satunya satelit alam yang dimiliki bumi. Kemunculan bulan saat malam hari, membuat malam menjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kata folklor berasal dari bahasa Inggris, yaitu folklore. Dari dua kata
5 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Folklor Kata folklor berasal dari bahasa Inggris, yaitu folklore. Dari dua kata dasar, yaitu folk dan lore. Menurut Alan Dundes (Danandjaja, 2007: 1-2), folk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke dalam tiga kelompok berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu ragam kebudayaan di Indonesia yang dapat menunjukan identitas budaya pemiliknya ialah folklor. Menurut Danandjaja (1984:2), folklor didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lirik dan drama. Karya sastra yang termasuk ke dalam prosa antara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teori sastra modern membagi jenis sastra menjadi tiga, yaitu prosa, lirik dan drama. Karya sastra yang termasuk ke dalam prosa antara lain novel, cerita pendek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungannya. Karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah
Lebih terperinci89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa
89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Untuk mencapai hasil penelitian yang objektif penulis berusaha menjelaskan variabel-variabel atau kata-kata kunci yang berhubungan dengan penelitian ini. Variabel variabel tersebut
Lebih terperinciBAB I. Mitos adalah kepercayaan yang terdapat di dalam masyarakat. Menurut Hari Susanto
BAB I 1.1 LATAR BELAKANG Mitos adalah kepercayaan yang terdapat di dalam masyarakat. Menurut Hari Susanto (dalam Dang, 2000: 16), mitos merupakan hasil pemikiran intelektual dan bukan hasil logika; ia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK
PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK Ermi Adriani Meikayanti 1) 1) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Madiun Email: 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih teratur dan mempunyai prinsip-prinsip yang kuat. Mengingat tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan cerminan dari suatu bangsa, bangsa yang menjunjung tinggi kebudayaan pastilah akan selalu dihormati oleh negara lainnya. Budaya yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran
BAB 7 Standar Kompetensi Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan keberadaan dan perkembangan tradisi lisan dalam masyarakat setempat. 2. Mengembangkan sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pandangan sosiolinguistik menyebutkan bahwa bahasa lahir di dalam masyarakat. Melalui media bahasa, sebuah kebiasaan lisan terbentuk secara turun temurun di dalam masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadirkan mempunyai tujuaan dan manfaat di samping menyampaikan buah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat pemiliknya, sebagai milik bersama, yang isinya mengenai berbagai
Lebih terperinci2015 PENERAPAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keterampilan berbahasa sangat erat kaitannya dengan pembelajaran bahasa. Empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menulis, berbicara, menyimak, dan membaca.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir manusia dalam rangka menghadapi masalah kehidupan sehari-hari.
6 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sastra merupakan sebuah refleksi kehidupan manusia dengan berbagai dimensi yang ada. Sastra mempunyai nilai keindahan, sehingga mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciMEDIA TRADISIONAL. A. Pengertian Media Tradisional
MEDIA TRADISIONAL A. Pengertian Media Tradisional Dongeng adalah salah satu media tradisional yang pernah popular di Indonesia. Pada masa silam, kesempatan untuk mendengarkan dongeng tersebut selalu ada,
Lebih terperinci1.1 Mob Papua dalam Penelitian Sastra Lisan
Bab I Pendahuluan 1.1 Mob Papua dalam Penelitian Sastra Lisan Bagian ini memuat alasan ilmiah penulis untuk mengkaji mob Papua sebagai bagian dari karya sastra lisan. Kajian karya sastra lisan berarti
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH *) Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum
MENGEMBANGKAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH *) Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum Pembelajaran sejarah pada umumnya yang terjadi di lapangan mengajarakan materi yang jauh dari realitas kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cincin. Terlebih pada tahun 2015 ini, batu akik semakin digemari oleh masyarakat luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batu akik merupakan benda yang dipergunakan sebagai perhiasan tangan, yang memiliki keindahan tersendiri, dan biasanya banyak masyarakat menjadikannya sebagai cincin.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. juga didefinisikan sebagai kesusastraan dari rakyat, yang penyebarannya
BAB II LANDASAN TEORI A. Cerita Rakyat 1. Pengertian Cerita Rakyat Pengertian cerita rakyat itu sendiri menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah sastra cerita dari zaman dahulu yang hidup dikalangan rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua bangsa di dunia memiliki cerita rakyat. Cerita rakyat adalah jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua bangsa di dunia memiliki cerita rakyat. Cerita rakyat adalah jenis sastra oral, berbentuk kisah-kisah yang mengandalkan kerja ingatan, dan diwariskan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya seni yang dapat memikat hati dan bersifat mendidik. Berbagai jenis karya sastra yang telah hadir dalam lingkungan masyarakat dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/ kanak-kanak, Gending Rare berarti nyanyian untuk bayi/ kanak-kanak. Gending Rare diketahui sebagai
Lebih terperinciMERUMUSKAN METODE PENGKAJIAN TRADISI LISAN
RESENSI BUKU MERUMUSKAN METODE PENGKAJIAN TRADISI LISAN Asep Rahmat Hidayat Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Jalan Sumbawa Nomor 11, Bandung 40113, Telepon: 085220508085, Posel: kang.abu2@gmail.com Naskah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Timur, khususnya di daerah Bojonegoro dan sekitarnya. Selain mengandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita Prabu Anglingdarma sangat terkenal di kalangan rakyat Jawa Timur, khususnya di daerah Bojonegoro dan sekitarnya. Selain mengandung banyak petunjuk dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Folklore atau folklor dalam bahasa Indonesia, merupakan sebuah elemen penting yang ada dalam suatu sistem tatanan budaya dan sosial suatu masyarakat, folklor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya. Banyaknya pulau-pulau di Indonesia menghadirkan suku dan budaya yang memiliki adat istiadat yang berbeda disetiap
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA
BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Pengertian Cerita Rakyat Berdasarkan definisi Folklore dari Wikipedia.org, (2012) cerita rakyat merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORETIS. Sastra lisan merupakan kesusasteraan yang mencakup ekspresi
BAB II LANDASAN TEORETIS A. Pengertian Sastra Lisan Sastra lisan merupakan kesusasteraan yang mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan dan diturun-temurunkan secara lisan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan kata Inggris folklore. Kata itu adalah kata majemuk, yang berasal dari dua kata dasar folk dan
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT DI KECAMATAN AMPEK NAGARI KABUPATEN AGAM Tika Gusfa Irni 1, Hasnul Fikri 2, Dainur Putri 2
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT DI KECAMATAN AMPEK NAGARI KABUPATEN AGAM Tika Gusfa Irni 1, Hasnul Fikri 2, Dainur Putri 2 1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra pada dasarnya adalah seni bahasa. Perbedaan seni sastra dengan cabang seni-seni yang lain terletak pada mediumnya yaitu bahasa. Seni lukis menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian Ziarah merupakan istilah yang tidak asing di masyarakat. Ziarah adalah salah satu bentuk kegiatan berdoa yang identitik dengan hal yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenangsenang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenangsenang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Menurut Nugroho, 2005:1, bahwa permainan
Lebih terperinciCERITA RAKYAT SENDANG KASIHAN DI DESA TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CERITA RAKYAT SENDANG KASIHAN DI DESA TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Sebuah Tinjauan Folklor) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciKisah Bidadari Ikan Mas: Analisis Struktur Naratif Vladimir Propp
Kisah Bidadari Ikan Mas: Analisis Struktur Naratif Vladimir Propp rahmawati@teknokrat.ac.id STBA Teknokrat, Lampung Abstract Folktale in Indonesia has great importance for the people. People believe that
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 Tinjauan aspek sosiokultural puisi-puisi pada harian Solopos dan relevansinya sebagai materi ajar alternatif bahasa Indonesia di SMA (harian Solopos edisi oktober-desember 2008) Oleh: Erwan Kustriyono
Lebih terperinciBAB II CERITA RAKYAT NYAI ANTEH PENUNGGU BULAN
BAB II CERITA RAKYAT NYAI ANTEH PENUNGGU BULAN II.1 Cerita Rakyat Sebagai Bagian dari Foklor Danandjaja (seperti dikutip, Supendi 2010) Foklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh berbagai suku bangsa, golongan, dan lapisan masyarakat. Mengingat hal itu, sudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan
Lebih terperinciBAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI
BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI Ma mur Saadie SASTRA GENRE SASTRA nonimajinatif - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan harian Puisi imajinatif Prosa Fiksi Drama GENRE SASTRA
Lebih terperinciMENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN
ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan
Lebih terperinciJ-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2017
Pengembangan Materi Sastra Berbasis Cerita Rakyat Asal Usul Way Linti dan Asal Usul Kuto Bumi Oleh: Ana Juwita Edi Suyanto Munaris e-mail : anajuwita32@yahoo.co.id Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinci