BAB IV PERUMUSAN KLHS DAN REKOMENDASI RPJMD
|
|
- Ratna Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PERUMUSAN KLHS DAN REKOMENDASI RPJMD 4.1.Perumusan Mitigasi, Adaptasi dan Alternatif Program Program yang Dirumuskan Pada umumnya program-programpada RPJMD Provinsi Jawa Barat memiliki nilai manfaat yang besar dan akanmenghasilkan dampak positif. Namun demikian beberapa program selain akan berdampak positif juga akan berdampak negative, yang disebabkan oleh beberapa factor, yaitu: 1) Tekanan beban lingkungan yang sangat tinggi dan kurang terdistribusi secara geografis 2) Daya dukung lahan terbatas dan banyak terjadi alih fungsi lahan pertanian 3) Daya dukung sumber daya air selama musim kemarau sangat rendah, sehingga status mutu air menurun karena beban pencemaran tinggi. 4) Bencana genangan banjir dan sedimentasi banyak terjadi akibat kerusakan lingkungan di hulu DAS dan menyusutnya daya dukung lahan retensi dan penyerap genangan banjir tersebut. 5) Sinkronisasi dan sinergitas antar beberapa program pembangunan masih perlu ditingkatkan Beberapa program pembangunan yang memerlukan mitigasi/adaptasi/ dan atau alternative adalah sebagai berikut: 1) Program Penataan Ruang 2) Program Pengelolaan Kawasan Lindung 3) Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 4) Program Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut 5) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya; Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 1
2 6) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya 7) Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai 8) Program Pengembangan Panas Bumi dan Migas (Geothermal) 9) Program Pengembangan Lingkungan Sehat 10) Program Pengembangan Perumahan 11) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman 12) Program Permberdayaan Sumber Daya Pertanian 13) Program Peningkatan Produksi Pertanian 14) Program Pengembangan Budidaya Perikanan 15) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 16) Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 17) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 18) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan (Bandara dan Pelabuhan) Pengendalian Dampak Kerusakan Lingkungan Kerusakan lahan terjadi karena penataan ruang yang kurang tepat, alih fungsi lahan dan pengelolaan lahan yang tidak ramah lingkungan. Pencegahan kerusakan lahan dapat dilaksanakan sejak tahap penataan ruang dan pada saat pelaksanaan program pembangunan. Beberapa program pada RPJMD Provinsi Jawa Barat memiliki nilai manfaat yang besar dan bila dievaluasi dengan issue sumber daya alam dan lingkungan hidup menghasilkan dampak positif. Namun demikian agar programprogram tersebut akan berhasil guna secara optimal dan tidak akan menimbulkan risiko kerusakan lingkungan, maka memerlukan pengendalian melalui sinkronisasi dan sinergitas antar program dan antar kelembagaan, serta antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota. Keloimpok program tersebut adalah sebagai berikut: Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 2
3 A. Penataan Ruang Wilayah: Penetapan luas kawasan lindung pada RTRW tahun yang diatur dalam Perda Provinsi Jawa Barat No.22 tahun 2009 memerlukan kordinasi agarterdapatsinkronisasi dengan RTRW kabupaten dan kota di Jawa Barat. Sinkronisasi Program PEMDA Provinsidengan PEMDA Kabupaten dan Kota diperlukan agar dapat ditinjau kembali target, lokasi dan implementasi program berikut: 1) Program Pengelolaan Kawasan Lindungdengan target peningkatan luas dan fungsi kawasan lindung 45% 2) Program Penataan Ruang dengan target antara lain ketersediaan RDTR Kabupaten dan Kota Penataan ruang yang kurang sesuai dengan daya dukung lingkungan akan berisiko kerusakan lingkungan sumber daya lahan dan sumber daya air. B. Kehutanan:Konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan berdampak positif terhadap lingkungan hidup. Namun program produksi hasil hutan pada hutan rakyat memerlukan penertiban, karena sebagian alih fungsi menjadi lahan holtikultur yang merusak lahan. Rehabilitasi hutan yang rusak diperlukan selain di daerah hulu dalam daerah aliran sungai, akan tetapi juga di daerah pesisir yang terpadat hutan mangrove. Program pada RPJMD mengidentifikasi kerusakan hutan mangrove hanya Ha, dan yang akan direhabilitasi hanya 5000 Ha.Data terakhir menunjukkan yang rusak dan perlu direhabilitasi adalah Ha., sehingga Program ini masih menyisakan kerusakan mangrove Ha. 1) Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan target rehabilitasi lahan kritis 2) Program Produksi Hasil Hutan pada hutan negara dan hutan rakyat 3) Program Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut dengan target Ha hutan mangrove yang rusak C. Pertanian dan Pengairan:Pembukaan lahan pertanian Ha memerlukan sinkronisasi dengan pembangunan waduk, situ dan saluran irigasi. Selain itu perlu ditetapkan lokasinya, apakah lahan pertanian tersebut Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 3
4 hasil peningkatan lahan pertanian dari sawah non irigasi menjadi sawah irigasi, ataukah pembukaan lahan baru. Bila pembukaan lahan baru perlu pengendalian agar tidak terjadi kerusakan lahan terutama di daerah lereng bukit atau pegunungan. Sinergitas diperlukan antar dinas sektoral agar dapat disusun kesepakatan prioritas, lokasi dan jadwal pelaksanaannya untuk program-program berikut: 1) Program Permberdayaan Sumber Daya Pertaniandengan target pembukaan luas lahan sawah baru Ha. 2) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya dengan target penanganan sumber air berupa260 situ dan waduk, 150 mata air dan 300 titik sungai 3) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya dengan target pembangunan 13 Waduk Strategis 4) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya dengan target terbangunnya Daerah Irigasi Strategis (DIS) 5) Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan target produksi hasil peternakan berupa daging, telur dan susu perlu dijabarkan dalam bentuk luas lahan peternakan rakyat dan lokasinya serta dukungan air baku peternakan Pengendalian Dampak Pencemaran Lingkungan A. Pengendalian Pencemaran Lingkungan: Pencapaian status mutu air cemar sedanguntuk air sungai dan waduk memerlukan prioritas upaya pengendalian pencemaran air dari sumber limbahnya, yaitu limbah penduduk, limbah industri, limbah peternakan dan limbah perikanan. Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidupagar mencapai kualitas air cemar sedang memerlukan penguatan, yaitu : 1) Pembangunan IPAL perkotaan bagi air limbah penduduk Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 4
5 2) Persyaratan IPAL industri selain berdasarkan Baku Mutu Air Limbah (BMAL) juga berdasarkan daya tamping beban pencemaran air (DTBPA) 3) Penyediaan sarana IPAL peternakan, terutama pada lokasi-lokasi program pengembangan produk peternakan. B. Permukiman:Pengembangan permukiman yang sehat memerlukan juga pengembanganair baku dan sanitasi lingkungan.program permukiman memerlukan penyediaan air baku, yang sangat erat kaitannya dengan program pengairan.program pengembangan perumahanperludisertaidengan pembangunan sarana IPAL komunal, agar terjamin pengendalian pencemaran air limbah. Program persampahan memerlukan prioritas pembangunan TPA di setiap kabupaten kota dan TPS disetiap kecamatan. Pengembangan TPA dan TPA regional memerlukan IPAL leachate sampah agar tidak menyebabkan pencemaran air. 1) Program Pengembangan Lingkungan Sehat 2) Program Pengembangan Perumahan, memerlukan pembangunan septic tank komunal 3) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (air minum, drainase, persampahan dan persampahan regional): TPA sampah memerlukan pembangunan IPAL leachate sampah. C. Industri::Pengembangan indudtri baru dan pembukaan kawasan industri perlu memperhatikan keterbatasan daya dukung lingkungan dan keterbatasan lahan pertanian yang saat ini luasnya terus menyususut. Lahan yang ada lebih diprioritaskan untuk pengembangan industri kecil dan menengah. Namun berbagai jenis industri kecil dan menengak banyak menyebabkan pencemaran air. Oleh karena itu program ini perlu penguatan dengan pengelompokkan industri sejenis dan penyediaan sarana IPAL komunal industri UKM. 1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, memerlukan penambahan pembangunan sarana IPAL komunal Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 5
6 2) Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri perlu memprioritaskan industri yang menimbulkan beban pencemaran berat, antara lain industri pencelupan tekstil dan industri kertas. D. Pertanian, Peternakan dan Perikanan:Pengembangan budidaya pertanian dan peningkatan produktivitasnya perlu disertai pengendalian penggunaan pupuk dan pestisida agar tidak menyebabkan pencemaran air, mengingat sumber daya air banyak yang digunakan sebagai air baku penduduk. Pengembangan dan intensifikasi peternakan dan produk peternakan juga perludisertai dengan upaya pengendalian limbahnya. Lokasi peternakan di hulu sungai banyak menyebabkan pencemaran air sehingga tidak sesuai untuk air baku penduduk. Pengembangan budidaya perikanan pada badan air waduk perlu dikaji ulang, karenajumlah keramba jarring apung (KJA) yang ada di waduk-waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur pada saat ini jauh melebihi daya dukung waduk tersebut. Kondisi tersebut menyebabkan pencemaran air dan akumulasi limbah pakan ikan yang dapat menggangu fungsi sarana bendungan dan pembangkit listrik PLTA. 1) Program Peternakan perlu dilengkapi atau disempurnakan untuk mencegah pencemaran air, sehingga harus disertai dengan program pembuatan kompos dan biogas 2) Program Pengembangan Budidaya Perikanan.perlu dikaji ulang. Program ini lebih tepat dikembangkan untuk perikanan budidaya di kolam dan di tambak E. Perhubungan dan Transportasi:Program pembangunan jalan dan bandara udara menyebabkan alih fungsi lahan pefrtanian, sehingga memerlukan lahan pengganti non produktif untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif. Pembangunansarana transportasi jalan dan bandara memberikan dampak ekonomi positif, namun juga dampak negative mengurangi luas lahan pertanian. Selain itu pembukaan jalur transportasi akan menimbulkan peningkatan arus lalu lintas dan berdampak pada pencemaran udara dan juga Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 6
7 peningkatan emisi gas rumah kaca. Program ini perlu disertai dengan jalur hijau sepanjang kanan-kiri jalur jalan dan disekitar bandara.. 1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 2) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan yaitu bandara udara F. Energi :Program Pengembangan Energi Geothermal berdampak negative pada kawasan hutan sehingga memerlukanantisipasi pencegahan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu memerlukan kordinasi dengan Program Pengelolaan Kawasan Lindung danprogram Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Alih fungsi lahan hutan memerlukan penggantian areal hutan pada lokasi lain. Limbah panas juga perlu dikendalikan apabila akan dibuang ke lingkungan akuatik. Selain itu terdapat potensi kandungan merkuri dalam uap panas geothermal. Program ini perlu disertai pengendalian dampak lingkungan sesuai kondidi setempat Pengendalian Bencana Alam A. Pengendalian Bencana Banjir: Dampak kerusakan lingkungan yang berakibat terjadinya bencana banjir belum dapat diatasi secara maksimal. Perlu penguatan program-program yang terkait dengan masalah banjir. Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai hendaknya juga mencakup pengendalian genangan banjir pada lahan pertanian dan permukiman akibat terputusnya aliran air permukaan (surface run off) oleh pembangunan jalan sebagai sarana transportasi. Penyebabnya antara lain gorong-gorong yang dibangun tidak mencukupi debit aliran air. Oleh karena itu perencanaan dan pembangunan jalan memerlukan kordinasi dengan instansi-instansi yang terkait. B. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim: Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim sesuai untuk pengendalian pencemaran udara dan pengendalian dampah gas rumah kaca terhadap perubahan iklim.. Program ini memerlukan perencanaan yang l tepat guna, yaitu sasaran dan target Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 7
8 sumber pengendalian emisi pencemaran ke udara pada berbagai sektor, yaitu 1) Transportasi, industri dan PLTU yang menyebabkan emisi gas rumah kaca (GRK) dari hasi pembakaran bahan bakar MIGAS dan batu bara 2) Permukiman yang menyebabkan emisi GRK dari sampah organik 3) Pertanian yang menimbulkan GRK dari jerami sisa panen sawah 4) Peternakan. Yang menimbulkan GRK dari limbah padat dan cair Rekomendasi Bebarapa program memerlukan penguatan atau penajaman dan terdapat juga program yang memerlukan alternative. Program-program tersebut adalah sebagai berikut: 1) Program Penataan Ruang memerlukan kordinasi antar sektor dan antar pemerintah daerah agar penataan ruang memperhatikan daya dukung sumber daya lahan dan sumber daya air. Banyak terjadi dampak negative karena RTRW belum sepenuhnya memperhatikan daya dukung lingkungan. 2) Program Pengelolaan EkosistemPesisir dan Laut mengidentifikasikan kerusakan hutan mangrove Ha, dan yang akan direhabilitasi hanya 5000 Ha. Data terakhir menunjukkan hutan mangrove dengan fungsi hutan lindung telah rusak dan beralih fungsi seluas Ha., sehingga Program ini masih akan menyisakan kerusakan mangrove Oleh karena itu target program ini perlu ditingkatkan lagi Ha. 3) Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Program Pengembangan Perumahanperlu disertai dengan pembangunan sarana IPAL komunal, agar terjamin pengendalian pencemaran air limbah. Program persampahan memerlukan prioritas pembangunan TPA di setiap kabupaten kota dan TPS di setiap kecamatan. Pengembangan TPA dan TPA regional memerlukan IPAL leachate sampah agar tidak menyebabkan pencemaran air.. 4) Program Permberdayaan Sumber Daya Pertanian dan Program Peningkatan Produksi Pertanian memerlukan dukungan penyediaan air Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 8
9 irigasi, sehinggapada tahap perencanaan,pembangunandan pengoperasian memerlukan sinkronisasi dan sinergitas dengan. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi. Pembukaan lahan pertanian Ha memerlukan sinkronisasi dengan pembangunan waduk, situ dan saluran irigasi. Selain itu perlu ditetapkan lokasinya, apakah lahan pertanian tersebut hasil peningkatan lahan pertanian dari sawah non irigasi menjadi sawah irigasi, ataukah pembukaan lahan baru. Bila pembukaan lahan baru perlu pengendalian agar tidak terjadi kerusakan lahan terutama di daerah lereng bukit atau pegunungan. 5) Program Peternakan perlu dilengkapi atau disempurnakan untuk mencegah pencemaran air. Perlu penyediaan lahan peternakan agar tidak berada dan tersebar di wilayah perumahan warga, yang berakibat merusak sanitasi lingkungan. Mengingat beban pencemaran limbah peternakan tergolong tinggi, maka harus disertai juga dengan pembangunan instalasi pembuatan kompos dan biogas. 6) Program Pengembangan Budidaya Perikananpada badan air waduk tidak dapat dikembangkan karena beban pencemarannya jauh melebihi daya tampung beban pencemaran waduk tersebut. Lokasi program dapat diarahhkan pada budi daya kolam dan budi daya tambak. 7) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dan Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industriharus menentukan lokasi industriatau kawasan industri yang sesuai dengan daya dukung lingkungan dan daya tampung beban pencemarannya. 8) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan dan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan (bandara dan pelabuhan) menyebabkan alih fungsi lahan pertanian dan lahan hutan mangrove, serta pada beberapa ruas jalan berpotensi menghambat aliran air yang menyebabkan genangan banjir. Program pembangunan jalan dan bandara perlu dilengkapi pembangunan jalur hijau untuk menyerap bahan pencemar, dan emisi gas rumah kaca yang berpotensi terhadap terjadinya perubahan iklim. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 9
10 9) Program Pengembangan Energi Geothermalumumnya berada pada kawasan hutan dan berpotensi membuang limbah panas dan zat pencemar yang dapat berdampak negative terhadap lingkungan. Program ini perlu diperkuat dengan upaya pengendalian dampak lingkungan. 10) Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim memerlukan perencanaan yang lebih tepat guna, yaitu sasaran dan target sumber pengendalian emisi pencemaran ke udara pada berbagai sektor, yaitu transportasi, industri, PLTU, permukiman, pertanian dan peternakan. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan RPJMD IV - 10
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH Dalam penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso
KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah
Lebih terperinciIndikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar Tahun
Indikasi Rencana dan Kebutuhan Pendanaan Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2016-2021 Tujuan Capaian dan Kerangka Pendanaan (jutaan rupiah) akhir periode 1 URUSAN WAJIB 1 03 DINAS PEKERJAAN UMUM 1 03 01 Pelayanan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Bila suatu saat Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan dan tidak lagi mampu memberikan pasokan air sebagaimana biasanya, maka dampaknya tidak saja pada wilayah pantai utara (Pantura)
Lebih terperinciKRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
- 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH
Lebih terperinciPenataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian
Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil
Lebih terperinciBUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...
Lebih terperinciBab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional
Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk
Lebih terperinciPOHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016
POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016 ESELON II ESELON III ESELON IV INPUT SASARAN STRATEGIS (SARGIS) IK SARGIS SASARAN PROGRAM IK PROGRAM SASARAN KEGIATAN IK KEGIATAN Persentase prasarana aparatur
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI III.1 LETAK DAN KONDISI WADUK CIRATA Waduk Cirata merupakan salah satu waduk dari kaskade tiga waduk DAS Citarum. Waduk Cirata terletak diantara dua waduk lainnya, yaitu
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012-2032 DISEBARLUASKAN OLEH : SEKRETARIAT DEWAN SUMBER
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA 5.1. KESIMPULAN Kawasan Strategis Pantai Utara yang merupakan Kawasan Strategis Provinsi DKI Jakarta sesuai
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang dan Tujuan Penulisan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat 2008
1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang dan Tujuan Penulisan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat 2008 1.1.1. Latar Belakang Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan dan Pembangunan (the
Lebih terperinciPOHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV
POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV INPUT (Rp) SASARAN STRATEGIS (SARGIS) IK SARGIS SASARAN PROGRAM IK PROGRAM SASARAN KEGIATAN IK KEGIATAN Meningkatnya
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1429, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dana Alokasi Khusus. Pemanfaatan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013
Lebih terperinciBAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN
Lebih terperinciNo. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan
Lebih terperinciPEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP
3 PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP 3.1. Pembagian Urusan Gubernur selaku pimpinan daerah provinsi dalam menyusun RAD GRK harus berpedoman pada Peraturan Presiden No 61 tahun 2011 tentang RAN GRK. Penyusunan
Lebih terperinciRANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI
BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI Jawa Barat Bagian Utara memiliki banyak potensi baik dari aspek spasial maupun non-spasialnya. Beberapa potensi wilayah Jawa Barat bagian utara yang berhasil diidentifikasi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI IV. 1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Daerah Aliran sungai (DAS) Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat dengan luas 6.614 Km 2 dan panjang 300 km (Jasa Tirta
Lebih terperinci2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup di bumi. Menurut Indarto (2012) : Air adalah substansi yang paling melimpah
Lebih terperinciLAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT
LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT AIR LIMBAH Analisa SWOT sub sektor air limbah domestik Lingkungan Mendukung (+), O Internal Lemah (-) W Internal Kuat (+) S Diversifikasi Terpusat (+2, -5) Lingkungan tidak
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Daftar i ii iii vii Bab I Pendahuluan A. Kondisi Umum Daerah I- 1 B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah I-10 C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI I. UMUM Di dalam undang-undang no 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang, dijelaskan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertambahan penduduk yang tinggi banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, telah menghabiskan surplus sumberdaya alam yang diperuntukkan bagi pembangunan
Lebih terperinciDAFTAR ISI PENGANTAR
DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1
DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan
Lebih terperinciBAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA
DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... xi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN... Bab I 1 A.1. SUMBER
Lebih terperinciKEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN Jakarta, 7 Desember 2016
KEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN 207 Jakarta, 7 Desember 206 PRIORITAS NASIONAL DITJEN. PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN NO PRIORITAS NASIONAL Kemaritiman
Lebih terperinciKETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP
LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI
Lebih terperinciKONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DITJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KONDISI SANITASI DI KAWASAN KUMUH Permukiman Kumuh adalah
Lebih terperinciRENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO
RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO Oleh: Firman Dermawan Yuda Kepala Sub Bidang Hutan dan Hasil Hutan Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH I. Gambaran Umum DAS Barito Daerah Aliran Sungai (DAS)
Lebih terperinciTersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017
Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua
Lebih terperinciPENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Sumber daya alam dan lingkungan hidup memiliki peran yang sangat strategis dalam mengamankan kelangsungan
Lebih terperinciMATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU
MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH MALUKU 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah Meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB 5 RTRW KABUPATEN
BAB 5 RTRW KABUPATEN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten terdiri dari: 1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang; 2. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya; 3. Rencana Pengelolaan
Lebih terperinciPENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA
PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA Disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Dosen: PELATIHAN DAN SOSIALISASI PEMBUATAN
Lebih terperinciPENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR
PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR Oleh: EVA SHOKHIFATUN NISA L2D 304 153 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA
DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciInfrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat
Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN
92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto
WALIKOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan berkesinambungan. Informasi
Lebih terperinciPENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN
PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang
Lebih terperinciPangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20
Lebih terperinciISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1.1. Permasalahan Umum Dalam mencapai peran yang diharapkan pada Visi dan Misi Kepala
Lebih terperinciMATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana
MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana No / Fokus / Kegiatan Rencana Tahun 2010 Prakiraan Rencana Tahun 2011 Prakiraan Maju I SUMBER DAYA AIR I SUMBER DAYA
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terletak di daerah tropis merupakan negara dengan ketersediaan air yang cukup, namun secara alamiah Indonesia menghadapi krisis dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika pembangunan yang berjalan pesat memberikan dampak tersendiri bagi kelestarian lingkungan hidup Indonesia, khususnya keanekaragaman hayati, luasan hutan dan
Lebih terperinci`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH
`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Urusan Bidang Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDAL) Aceh. 2. Realisasi Pelaksanaan
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciDaftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan
Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan halaman Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciDaftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29
Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi
Lebih terperinciV BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1
Lebih terperinci2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.
Lebih terperinciAIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan
AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan DIPRESENTASIKAN OLEH : 1. MAGDALENA ERMIYANTI SINAGA (10600125) 2. MARSAHALA R SITUMORANG (10600248) 3. SANTI LESTARI HASIBUAN (10600145) 4. SUSI MARIA TAMPUBOLON
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH
Lebih terperinciLokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.
LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR : 3 TAHUN 2012 TANGGAL : 11 SEPTEMBER 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2011-2031 I. RENCANA STRUKTUR RUANG No Rencana
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciLAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN
Lampiran VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2011 LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 2031 MATRIK
Lebih terperinciBab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iv ix BAB I PENDAHULUAN... I - 1 I.1 Latar Belakang... I - 1 I.2 Dasar Hukum Penyusunan... I - 3 I.3 Hubungan Antar Dokumen... I - 7 I.4 Sistematika
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Program prioritas sanitasi disusun berdasarkan kesesuaian prioritas penanganan sanitasi sebagaimana terdapat pada dokumen perencanaan daerah di bidang infrastruktur
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kawasan Pantai Utara Surabaya merupakan wilayah pesisir yang memiliki karakteristik topografi rendah sehingga berpotensi terhadap bencana banjir rob. Banjir rob ini menyebabkan
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciRPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 19
21 Peningkatan Ketertiban dan Keamanan 21 Meningkatkan Ketertiban dan Keamanan melalui penegakan peraturan daerah, penurunan angka kriminalitas, penanganan demonstrasi, dan patroli siaga serta ketersediaan
Lebih terperinciKEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 33 TAHUN 2011 TANGGAL : 20 JUNI 2011 KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR A. Latar Belakang Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.
PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WI LAYAH KABUPATEN MAGELANG
PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 RENCANA TATA RUANG WI LAYAH KABUPATEN MAGELANG 2010 2030 BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
Lebih terperinciDAFTAR ISI PENGANTAR
DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran
K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan iklim menyebabkan musim hujan yang makin pendek dengan intensitas hujan tinggi, sementara musim kemarau makin memanjang. Kondisi ini diperparah oleh perubahan penggunaan
Lebih terperinci-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA
BUPATI SUKAMARA Menimbang Mengingat : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring dengan berkembangnya pembangunan waduk di Indonesia. Pembangunan
Lebih terperinci2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.797, 2015 KEMEN PU-PR. Rawa. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang meliputi semua benda penyusun biosfer (atmosfer, tanah dan batuan induk, topografi, air, tumbuhtumbuhan dan binatang),
Lebih terperinciData Capaian pada Tahun Awal Perencanaan (2010) Rp (juta) target. target
Tabel 5.1 Rencana, Kegiatan, Kinerja, Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan SKPD Badan Hidup Kabupaten Pelalawan (Satuan Dalam Juta Rupiah) 1.1. Meningkatkan 1.1.1. kinerja Membaiknya pelayanan kinerja
Lebih terperinciMATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA
MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA Provinsi Papua PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH PAPUA 1 Pendidikan Peningkatan akses pendidikan dan keterampilan kerja serta pengembangan
Lebih terperinciINDIKASI PROGRAM UTAMA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR TAHUN 2014- RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BELITUNG
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN Menimbang : a. bahwa sumber
Lebih terperinciTUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM
BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi
Lebih terperinciDr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013
Disampaikan pada Seminar Nasional dan Kongres VIII MKTI Di Palembang 5-7 November 2013 Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Permasalahan Pengelolaan SDA Sampah Pencemaran Banjir Kependudukan
Lebih terperincikuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sungai merupakan sumber air yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia. Sungai juga menjadi jalan air alami untuk dapat mengalir dari mata air melewati
Lebih terperinci1.1 TUJUAN PENULISAN LAPORAN
1.1 TUJUAN PENULISAN LAPORAN P-SLHD dimaksudkan untuk mendokumentasikan perubahan dan kecenderungan kondisi lingkungan. Pelaporan yang rutin akan menjamin akses informasi lingkungan yang terkini dan akurat
Lebih terperinciBAB III LINGKUP KEGIATAN, METODE DAN
BAB III LINGKUP KEGIATAN, METODE DAN HASIL PELAKSANAAN KLHS 3.1. Tahap Persiapan Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No, 67 tahun 2012 telah dibentuk Kelompok Kerja Pengendalian Lingkungan Rencana
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010-2030 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.168, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Pemanfaatan. Dana Alokasi Khusus. TA 2013. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera dimasa yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukimanyang sehat. Dari aspek
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Lokakarya Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Agenda
Lebih terperinci