PERANCANGAN MODEL KONSOLIDASI LOGISTIK MATERIAL INDUSTRI GALANGAN KAPAL DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI WEB SERVICE
|
|
- Hartono Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANCANGAN MODEL KONSOLIDASI LOGISTIK MATERIAL INDUSTRI GALANGAN KAPAL DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI WEB SERVICE Samsul Bahri 1, Ir Heri Supomo, M.Sc 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Produksi dan Material Kelautan, FTK-ITS 2 Dosen Fakultas Teknologi Kelautan ITS s4m5ul@na.its.ac.id Abstract Biaya material merupakan salah satu komponen yang membentuk biaya terbesar dalam pembangunan kapal. Kebutuhan yang sangat mendesak untuk meminimasi biaya material adalah sangat urgent. Konsolidasi antar galangan untuk memperbesar jumlah order untuk mendapatkan diskon yang lebih tinggi adalah salah satu opsi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Sistem terkait dengan konsolidasi antar galangan diwujudkan dalam bentuk web service sehingga tidak merubah secara signifikan sistem order dari galangan. Web ini akan menjembatani order-order dari galangan sehingga memungkinkan terjadinya konsolidasi. User dari web dibagi menjadi dua tipe yaitu galangan dan supplier. Kedua tipe user tersebut akan diberi otorisasi terkait dengan modul-modul pengadaan dari masing-masing bentuk perusahaan sesuai dengan peran di industry galangan. Adanya sistem konsolidasi dengan perhitungan kebutuhan pada bulan Januari Juni 2009 dapat mengurangi biaya material sebesar 2%. Kata kunci: Logistik, Konsolidasi Pembelian, Proses Pengadaan,Web service. 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Di industri galangan kapal jumlah material yang dibutuhkan sangat besar dan bervariatif serta saling terkait. Keterlambatan bahan material akan mempengaruhi proses produksi. Sifat ketergantungan antara industri galangan dan ketersediaan material merupakan sesuatu yang harus antisipasi. Di industri galangan kapal jumlah bahan baku/material yang dibutuhkan sangat besar dan bervariatif serta saling terkait. Kebutuhan antar galangan dimungkinkan bisa terdapat kesamaan kebutuhan material. Pembelian material kepada supplier juga jarang sekali mempertimbangkan skala ekonomis dari pengadaan barang dimana supplier akan memberikan diskon terkait dengan order yang melebihi batas tertentu secara progresif. Ada beberapa tipe supplier dari galangan yaitu supplier luar negeri, supplier manufaktur, dan supplier lokal. Pembelian dari galangan jarang sekali yang mampu mencapai minimum order quantity dari batasan jumlah yang ditentukan oleh supplier luar negeri maupun supplier manufaktur. Oleh karena itu, relatif lebih banyak galangan yang membeli barang dari supplier lokal padahal harga dari supplier tersebut lebih mahal daripada supplier manufaktur. Pada dasarnya walaupun industri galangan kapal masuk dalam kategori industri taylor made, bukan berarti semua pengadaan akan kebutuhan bahan baku/material baru akan disiapkan pada saat ada kepastian permintaan dari konsumen. Dengan melihat beberapa unsur kesamaan dari bahan baku/material yang akan digunakan, pengadaan logistik material sudah bisa dilakukan. Oleh karena itu untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas, diperlukan suatu rancangan model konsolidasi pengadaan logistik/material antar galangan yang mampu menjembatani kepentingan antar galangan dan supplier serta berperan sebagai eksekutor dalam pengadaan material-material kapal tanpa merubah proses bisnis pengadaan yang ada secara signifikan. 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka perumusan masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana mengurangi biaya pengadaan material di industri galangan kapal bangunan baru? 2. Bagaimana melakukan konsolidasi pengadaan material di industri galangan kapal bangunan baru? 3. Bagaimana merancang konsolidasi pengadaan yang efisien di industri galangan kapal bangunan baru? Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 D - 67
2 1.3 Batasan masalah Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Mengurangi tingginya biaya pengadaan material di industri galangan kapal bangunan baru. 2. Langkah taktis dalam melakukan konsolidasi pengadaan material di industry galangan kapal bangunan baru. 3. Perancangan konsolidasi pengadaan material yang efisien di industri galangan kapal bangunan baru. 2. Tinjauan pustaka 2.1 Manajemen Logistik Pengertian Seiring dengan perkembangan jaman, pengertian manajemen logistik menjadi semakin luas dan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya menjadi lebih kompleks, walaupun demikian konsep dasarnya tetap saja sama, yaitu merupakan perpaduan segala kegiatan untuk mendukung terus menerus, usaha menggerakan pasokan secara taktis guna mencapai tujuan strategis. Dengan kata lain, manajemen logistik didefenisikan sebagai bentuk atau konsep manajemen kegiatan, dalam rangka mengalirkan material yang diperlukan dari asalnya / sumbernya ke pengguna terakhir. (Soewarso et al, 1986). Logistik modern dapat didefinisikan sebagai Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para supplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan. Menurut Martin Chistoper logistic adalah... a process of strategically managing the procurement, movement and storage of materials, parts and finished inventory (and the related information flows) through the organization and its marketing channels in such a way that current and future profitability are maximized through the cost-effective fulfillment of orders.(martin Chistoper, 1998). Logistik dianggap sebagai suatu proses yang sangat penting, karena dengan pengelolaan yang efektif dan efisien akan menjadi salah satu sumber keunggulan kompetitif yang dapat diciptakan oleh perusahaan Perkembangan Manajemen Logistik Pemenuhan logistik bukan saja terjadi dalam ruang lingkup satu daerah saja akan tetapi juga terjadi antar pulau dan bahkan dewasa ini dengan adanya pengaruh globalisasi menjadi antar negara dan bahkan antar benua sehingga diperlukan pengelolaan yang semakin canggih dan modern menuju pada manajemen logistik terpadu. Hal ini ditandai oleh beberapa penyempurnaan, yaitu: 1. Semakin besarnya ketergantungan antara pengelola dan manajemen material 2. Semakin terkoordinasi antara pengelola manajemen material dengan distribusi fisik, sehingga kemungkinan timbulnya gangguan kelancaran operasional dapat dihindarkan. 3. Integritas aktifitas manajemen material dengan distribusi fisik merupakan kebutuhan pengawasan. 4. Integrasi operasi logistik akan meningkatkan kesadaran timbal balik antara ekonomi manufaktur dengan kebutuhan pemasaran. 5. Kebutuhan misi logistik sekarang dan masa yang akan datang tidak cukup dipenuhi hanya dengan penyebaran perangkat keras, melainkan dengan perkembangan cara baru guna memenuhi kebutuhan manajemen logistik yang baik dan benar. 2.2 Persediaan (Inventory) Pengertian Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak perusahaan, dimana persediaan mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajemen persediaan yang baik sangatlah penting. Suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara mengurangi tingkat persediaan di tangan. Di lain pihak, konsumen akan merasakan tidak puas bila produk stoknya habis. Oleh karena itu, harus terdapat keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan. Persediaan (inventory) dapat memiliki berbagi fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan. Ada enam penggunaan persediaan : Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 D - 68
3 1. Untuk memberikan suatu stok barang agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan muncul 2. Untuk memasangkan produksi dengan distribusi akibat fluktuasi permintaan 3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah, karena pembelian dalam jumlah besar. 4. Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga 5. Untuk menghindari kekurangan stok yang terjadi akibat cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau pengiriman yang tidak tepat. stock pengaman. 6. Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik dengan menggunakan barangdalam-proses dalam persediaannya, hal ini karena waktu untuk memproduksi barang dank arena sepanjang berlangsungnya proses, terkumpul persediaan-persediaan Macam-macam Biaya Persediaan Dalam rangka menentukan jumlah pesanan material, pada dasarnya harus mempertimbangkan 2 hal yaitu; (1) Memesan dalam jumlah yang sebesar-besarnya untuk meminimumkan ordering cost, (2) Memesan dalam jumlah sekecil-kecilnya untuk meminimumkan carrying cost. Bila kedua ini bisa digabungkan, maka akan tercapai hasil yang baik. (Krisbiantara,1996) Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sehubungan dengan penyelenggaraan persediaan secara umum dibagi 3 macam: 1. Biaya Pemesanan (ordering cost) 2. Biaya Penyimpanan (carrying cost) 3. Biaya tetap (shortage cost) 2.3 Industri Galangan kapal Pengertian Galangan kapal merupakan suatu industri yang berorientasi untuk menghasilkan produk berupa kapal (ship), bangunan lepas pantai (offshore), bangunan terapung (floating plant) dan lain-lain untuk kebutuhan pelanggan (owner, perusahaan, dan pemerintahan). Sebagian besar produksi dilakukan berdasarkan atas spesifikai yang diberikan atau disyaratkan oleh pelanggan. Karekteristik dari produk akhir yang dihasilkan ini menempatkan industri galangan kapal termasuk dalam klasifikasi product oriented atau job oriented. Karekteristik inilah yang membedakan industri galangan dengan industri umum lainnya (Storch, 1995). Galangan kapal memiliki karakteristik khusus yaitu : slow yielding, capital intensive, dan labour intensive (Bruce and Garrard, 1999:12). Galangan kapal tergolong industri job-order dengan produk barang modal, sehingga perkembangan permintaan pasarnya sangat bergantung pada kondisi ekonomi makro. Wilayah pasar usaha bangunan baru lebih luas dan bersaing secara global. Sedangkan usaha reparasi kapal memiliki wilayah pasar yang relatif terbatas pada aktivitas pelayaran dan pelabuhan sekitarnya Material Kapal Bangunan Baru Sesuai dengan karakteristik bangunan kapal yang kompleks, material dan komponen kapal terdiri dari berbagai jenis produk, dalam jumlah yang banyak serta bervariasi antara satu tipe kapal dengan tipe kapal yang lainnya. berdasarkan jenisnya, material yang dibutuhkan dalam pembangunan kapal dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu; 1) Raw material; merupakan material yang dibeli untuk proses fabrikasi lebih lanjut yang terdiri dari pelat baja, profil dan pipa; 2) Equipment; merupakan material yang dibeli untuk langsung dipasang di kapal yang diantaranya terdiri dari main engine, generator, dan deck machinery; dan 3) Consumables; merupakan kelompok material habis pakai diantaranya terdiri dari cat, electrode, dan gas. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 D - 69
4 3. Perancangan Konsolidasi 3.1 Gambaran Umum Logistik Material Industri Galangan Kapal Porsi material lokal yang diserap galangan kapal nasional hanya sekitar 25%-45% dari total nilai material untuk kapal baru dan 55%-75% untuk reparasi kapal (Ma ruf, 2002). Rendahnya porsi komponen lokal selama ini juga disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: tingkat teknologi dan standar mutu komponen lokal tidak sesuai spesifikasi pelanggan, tingkat harga tidak kompetitif, beberapa komponen tidak tersedia di dalam negeri, keraguan delivery tepat waktu, kecenderungan pelanggan untuk memilih komponen impor, dan persyaratan kredit ekspor dengan penyandang dana asing. Sejauh ini internasional sourcing untuk pengadaan material dan komponen kapal secara umum masih lebih menguntungkan (dari segi spesifikasi, teknologi, mutu dan biaya) walaupun hal ini memberi implikasi yang harus dipertimbangkan pemerintah dan galangan kapal (Diawati,et al,2000:1). 3.2 Data Penggunaan Material Industri Galangan Kapal Industri galangan kapal yang diamati dalam penelitian ini adalah industri galangan kapal bangun baru. Penggunaan material industri galangan kapal tersebut dipotret pada periode yang sama. Pemilihan periode tersebut digunakan untuk melihat bagaimana pola pemakaian dan pembelian material di masing-masing galangan sehingga didapatkan kemungkinan terjadinya konsolidasi pada galangan-galangan tersebut. Pengadaan material dari galangan tersebut disesuaikan dengan proyek yang sedang berjalan di masing-masing galangan. Permulaan dari proyek dari masingmasing galangan tidak dimulai pada waktu yang sama akan tetapi periode yang diambil akan mengakomodasi rentang waktu sedemikian sehingga terjadi permintaan yang kemungkinan bersamaan antar galangan (Gambar 1). Gambar 1 Rentang waktu proyek Kebutuhan material dari galangan-galangan terkait hanya diperhitungkan untuk rentang waktu yang telah ditentukan sehingga dapat dimungkinkan terjadinya konsolidasi selama rentang waktu tersebut. Dari kebutuhan material yang telah dijelaskan di atas, ada material-material utama yang memiliki penggunaan yang banyak dan memiliki nilai yang relatif besar. Kebutuhan material utama tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Kebutuhan Material Utama No. MATERIAL Berat (Kg) / Lembar I PLAT 1 PL 6 x 5 x PL 6 x 6 x PL 8 x 5 x PL 8 x 6 x PL 10 x 5 x II PROFIL 1 L 65 x 65 x L 75 x 75 x 7 48 Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 D - 70
5 Dari perhitungan total pembelian material diatas didapatkan bahwa biaya total untuk pembelian material pada masing-masing galangan dan total konsolidasi dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Biaya Total (dalam ratusan rupiah) Total Biaya PT. X PT. Y PT. Z Non-Konsolidasi Konsolidasi Pengurangan Biaya (dalam %) 2% Reduksi terhadap biaya total material dari proses pengadaan non-konsolidasi dan konsolidasi untuk masing-masing galangan dalam prosentase pengeluaran galangan tersebut dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Potongan biaya untuk masing-masing galangan Periode PT. X PT. Y PT. X % 2.22% 2.24% % 2.65% 2.61% % 1.24% 2.05% % 1.62% 2.05% % 1.94% 1.98% % 3.01% 2.63% % 1.80% 2.48% % 1.83% 1.83% % 1.44% 2.84% % 1.19% 2.46% % 1.36% 3.28% % 4.00% 2.04% % 4.00% 4.00% % 2.04% 4.00% % 2.04% 2.04% % 2.00% 2.00% % 2.00% 2.00% % 0.00% 2.00% Rata-rata 1.64% 2.02% 2.47% 3.3 Gambaran Sistem Konsolidasi Kondisi eksisting pengadaan material pada galangan yang diteliti dalam penelitian ini adalah masing-masing galangan memilih untuk melakukan order ke pada supplier tanpa memperhitungkan adanya kemungkinan penggabungan order guna membentuk jumlah permintaan yang lebih besar sehingga memungkinkan terjadinya pengurangan harga atau diskon. Kondisi eksisting pengadaan material pada galangan tersebut dapat dilihat pada gambar 2. Galangan Supplier SupplierLokal Supplier Pabrikan Ship Galangan X Galangan Y Galangan Z Gambar 2 Sistem Pengadaan Material Galangan Non-Konsolidasi Dengan adanya kemungkinan bahwa galangan-galangan terkait dapat menggabungkan order atau pembelian material, maka perlu diadakan business process re-engineering yang dapat membantu terjadinya konsolidasi pembelian material kapal kepada supplier tanpa mempersulit galangan untuk Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 D - 71
6 melakukan konsolidasi tersebut. Salah satu trigger yang dapat menyebabkan terjadinya konsolidasi tersebut adalah dengan menggunakan sistem web service dimana tiap-tiap galangan dan supplier dapat terhubung guna menentukan siapa, kapan, dan berapa jumlah dari material yang dapat dibeli sendiri ataupun dikonsolidasikan dengan galangan lain. Galangan Supplier Galangan X Supplier Lokal Web Service Ship Material Consolidation Supplier Pabrikan Galangan Y Galangan Z Gambar 3 Sistem Pengadaan Material Galangan Kapal Konsolidasi Dengan Web Service Galangan yang terlibat dalam sistem konsolidasi ada 3 galangan yaitu: x,y,z dan supplier yang terlibat yaitu supplier lokal dan supplier pabrikan (Gambar 3).Dalam hal ini konsolidasi pemenuhan material galangan kapal difokuskan pada konsolidasi pada galangan kapal (tidak ada konsolidasi pemenuhan order pada supplier). Web service yang dibangun merupakan eksekutor dari kepentingan-kepentingan yang terjadi pada kedua belah pihak sehingga didapatkan solusi yang optimal Data Flow Diagram Gambar 4 Data flow diagram dari konsolidasi material di galangan Data flow diagram diatas menjelaskan aliran data yang masuk dan diperoleh masing-masing sub sistem yang terkait pada konsolidasi material kapal di galangan (supplier dan galangan) Perancangan dan Pengembangan Prototipe Web Service Aplikasi berbasis web ini dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP dengan database MySQL. Aplikasi berbasis web ini dinamakan Ship Material Consolidation System. Pengembangan dari web service ini didasarkan pada modul, langkah kerja, dan data flow dari rancangan sistem konsolidasi yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut ini adalah rancangan entity relationship diagram yang digunakan dalam pengembangan sistem web service (Gambar 5). Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 D - 72
7 Gambar 5 Entity relationship diagram Dengan pengembangan dan perancangan dari sistem yang telah diterjemahkan dalam bahasa pemrograman, dihasilkan sebuah perangkat lunak yang berbasis web service dan dapat dijalankan dengan menggunakan browser internet. Perangkat lunak ini akan ditempatkan pada server pihak ketiga atau diluar pihak supplier dan galangan. Hal ini dimaksudkan untuk meminimasi terjadinya konflik atas kuasa terhadap aplikasi yang dikembangkan. Untuk masalah administrasi ataupun maintenance dari perangkat lunak tersebut dapat diserahkan kepada pihak ketiga dan pihak ketiga tersebut akan memberitahukan hal apa saja yang dirubah dan meminta persetujuan pada pihak terkait. Ship material consolidation yang telah dibangun diujicobakan dengan data-data buatan dan dioperasikan sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Tampilan utama dari ship material consolidation dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6 Tampilan utama 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Konsolidasi pengadaan material mengakibatkan terjadinya pengurangan biaya. 2. Prosentase pengurangan biaya pada penelitian ini mencapai 2% hal ini disebabkan karena skala proyek yang diteliti di industri galangan terkait relatif kecil. Untuk skala proyek yang sedang sampai besar, kemungkinan konsolidasi akan semakin lebih besar sehingga dapat menimbulkan reduksi yang lebih besar terhadap biaya pengadaan material. 3. Prosentase pengurangan biaya dapat lebih diperbesar dengan memperbanyak materialmaterial yang dapat dikonsolidasikan dengan galangan lain. 4. Untuk dapat melakukan konsolidasi, galangan harus membuka informasi terkait dengan pengadaan yang mereka lakukan kepada galangan lain. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 D - 73
8 5. Galangan dapat melakukan konsolidasi yang efisien dengan memanfaatkan aflikasi berbasis web yang dikembangkan dalam penelitian ini. 4.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk kepentingan selanjutnya adalah: 1. Pertimbangan untuk galangan yang lokasinya berjauhan (beda kota atau propinsi). 2. Adanya kemungkinan untuk melibatkan supplier dari luar negeri. 5. Penghargaan Ucapan terima kasih diberikan kepada semua pihak yang terlibat dan membantu dalam pengerjaan penelitian ini, khususnya kepada: Bapak Heri Supomo sebagai pembimbing. Ibu Sri Rejeki, Para asisten LSCM ITS atas saran, dan bantuannya. Istri tercinta dan Anak-anak atas pengorbanan, semangat dan dukungannya. Bapak-bapak S3 dari FTK atas dukungan dan saran-sarannya. 6. Daftar Pustaka [1]. Barry Render & Jay Heizer, (2001). Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat. (edisi bahasa Indonesia) [2]. Ballou, H. Ronald (1992). Bussines Logistics Management. London: Prentice Hall International, Inc [3]. Bowersox, J. Nonald (2006), Manajemen Logistik, Jilid 1. Terj Ali Hasymi A. Jakarta: Bumi Aksara. [4]. Gaspersz, Vincent (2004). Production Planing and Inventory Control. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. [5]. Gitosudarmono, H. Indriyo.: Mulyono, Agus (2000), Manajemen Bisnis Logistik. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta. [6]. Pujawan, Nyoman.(2005). Supply Chain Management. Edisi Pertama. Surabaya: Guna Widya. [7]. Storch, Richard Lee, et al. (1995). Ship Production. Cornel Maritime Express: Maryland Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 17 Desember 2009 D - 74
PERANCANGAN MODEL KONSOLIDASI LOGISTIK MATERIAL INDUSTRI GALANGAN KAPAL DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI WEB. oleh : Samsul Bahri
PERANCANGAN MODEL KONSOLIDASI LOGISTIK MATERIAL INDUSTRI GALANGAN KAPAL DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI WEB oleh : Samsul Bahri Topik Presentasi Latar belakang Perumusan masalah Tujuan penelitian Batasan
Lebih terperinciDeskripsi Mata Kuliah
Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pompa hydrolik, pompa lumpur, top drive, crane, dan lainnya. Untuk mendukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT. Tiga Musim Mas Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang proyek pengeboran hasil bumi, dimana memiliki lokasi pengerjaan yang tersebar di
Lebih terperinciAnalisa Rantai Pasok Material Pada Kawasan Industri Maritim Terhadap Produktivitas Industri Perkapalan
Analisa Rantai Pasok Material Pada Kawasan Industri Maritim Terhadap Produktivitas Industri Perkapalan Materials Supply Chain Analysis In The Maritime Industrial Estate On The Productivity Of Shipbuilding
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK KAPAL. Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi
PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO PADA GALANGAN KAPAL Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi dan Material Kelautan, ITS Surabaya Mei 2010
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Penta Sukses Mandiri adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang produksi serta penyaluran produk atau yang lebih sering disebut distribusi. Produk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Toyota Astra Motor Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Toyota Astra Motor Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan mobil dan menerima permintaan servis dari konsumen. Hampir semua sistem
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK
PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Oleh : Henny Wunas, I Nyoman Pujawan Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciBagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer?
Wawancara I Pertanyaan no. 1 Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Jb. belum ada cara untuk mengatasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya bermunculan industri-industri baru yang memproduksi berbagai macam
Lebih terperinciV. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan
V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian
Lebih terperinciAplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.2, No.2 Agustus 2016 Page 661 Aplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada
Lebih terperinciPROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis
Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :
Lebih terperinciA. Pengertian Supply Chain Management
A. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET
ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis
MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Manajemen 84008 Helsinawati, SE, MM Bisnis S! 12 Abstract Berdasarkan Analisa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan
Lebih terperinciAplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity
Aplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity Production Order and Production Frequency Calculation Using Economic Production
Lebih terperinciANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK
ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK Tita Talitha 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang Email : tita@dosen.dinus.ac.id
Lebih terperinciAnalisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-331 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persediaan merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan manufaktur. Tanpa tersedianya persediaan, maka perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BENGKEL TISKY S MOTOR
PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BENGKEL TISKY S MOTOR Michael 1200985533 Indra Setiawan 1000854095 Dicky Christianto 0900801503 Dosen pembimbing : Pangondian T.Siregar, SE, MM.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menggunakan sistem pembukuan manual dalam mencatat setiap transaksi yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toko Jaya Raya merupakan suatu toko yang bergerak di bidang perdagangan spare parts elektronik baik dalam skala kecil maupun besar, selama ini masih menggunakan sistem
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan
Lebih terperinciPerancangan Aplikasi Berbasis Android untuk Aktivitas Manajemen Material Galangan Kapal Baru
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-140 Perancangan Aplikasi Berbasis Android untuk Aktivitas Manajemen Material Galangan Kapal Baru Swastriadi Wirayudha, Triwilaswandio
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander
MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Email: iramutiara37@hotmail.com 2 Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis
MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi lebih dalam teknologi informasi terutama dalam Supply Chain mereka.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis saat ini sangatlah ketat, baik dalam pasar lokal maupun pasar global. Setiap perusahaan harus melakukan peningkatan kualitas produk, kecepatan respon
Lebih terperinciManajemen Logistik. Penerapan Pengendalian Manajemen Logistik dan Manajemen Persediaan. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB
Modul ke: Manajemen Logistik Penerapan Pengendalian Manajemen Logistik dan Manajemen Persediaan Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Tujuan Logistik menyampaikan
Lebih terperinciDESAIN APLIKASI PENCATATAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE JUST-IN-TIME (STUDI KASUS: PT KURNIA RATU KENCANA)
DESAIN APLIKASI PENCATATAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE JUST-IN-TIME (STUDI KASUS: PT KURNIA RATU KENCANA) Neny Wulandari1), Anak Agung Gde Agung2), Fitri Sukmawati3) 1), 2), 3) Komputerisasi Akuntansi,
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80-86 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Bernardo Nugroho Yahya Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT Muara Tour adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan Tours dan Travel
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Muara Tour adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan Tours dan Travel yang salah satu fungsinya ialah untuk mendukung kegiatan pariwisata dan memberikan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 01 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kontrak Perkuliahan Silabus Perkuliahan Overview Manajemen Persediaan Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program Studii Manajemen www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciEVALUASI LOKASI GUDANG PENYANGGA DISTRIBUSI SEMEN JALUR DARAT PT. SEMEN PADANG TUGAS AKHIR
EVALUASI LOKASI GUDANG PENYANGGA DISTRIBUSI SEMEN JALUR DARAT PT. SEMEN PADANG TUGAS AKHIR Oleh: RAHMI SYUKRIA 07173063 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ABSTRAK Semen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan pengolahan data transaksi dapat dilakukan dengan cepat
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Pembelian Kebutuhan Perdana Pengisian Kembali Persediaan Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Manajemen
Lebih terperinciSistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi
Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan suatu hal yang cukup penting dari suatu organisasi perusahaan. Terlebih pada perusahaan manufaktur, persediaan ada dimana-mana dan memiliki bentuk,
Lebih terperinciERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2
ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia ekonomi di Indonesia telah mengalami kemajuan yang pesat begitu pula dengan perkembangan teknologi yang semakin hari semakin meningkat. Perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ini berisi tentang konsep aktivitas supply chain, Inventory Raw material, Inventory Cost, dan formulasi Basnet dan Leung. 2.1 Supply Chain Semua perusahaan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Economic Order Quantity Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen PERSEDIAAN Pengertian
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh teknologi informasi. Dengan demikian semakin banyak para pengusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi semakin berkembang di berbagai bidang. Semua aktifitas yang dilakukan oleh sebuah bidang usaha semakin tidak terlepas dari pengaruh teknologi
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman
Lebih terperinciMANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MATERI 1. Konsep dasar operasi dan produktivitas 2. Strategi Operasi 3. Perencanaan pengendalian operasi, Perencanaan dan 4. persediaan 5. Perencanaan Kebutuhan Bahan (MRP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari banyaknya industri baru yang tumbuh dan berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa kini perkembangan dunia industri di Indonesia semakin maju, hal ini dapat terlihat dari banyaknya industri baru yang tumbuh dan berkembang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem penjualan merupakan bagian yang penting dalam pengoperasian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem penjualan merupakan bagian yang penting dalam pengoperasian suatu perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang. Pembuatan atau pengaturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut berlokasi di jalan Darmo Permai Selatan Surabaya. banyaknya pesanan (order) yang diterima dan seiring juga dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman seperti teknologi internet dan nirkabel yang semakin maju dan modern pada saat ini, secara tidak langsung menuntut setiap orang yang ada
Lebih terperinciSTIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT Citra Vita Buana adalah supplier alat-alat medis di Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Citra Vita Buana adalah supplier alat-alat medis di Indonesia yang sampai saat ini telah mempunyai lima cabang di seluruh Indonesia, yaitu : Surabaya, Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, kegiatan
Lebih terperinciEnterprise Resource Planning (ERP)
Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini memacu pertumbuhan industri di segala bidang, menyebabkan meningkatnya persaingan antara perusahaaan-perusahaan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data dan sistematika penyajian. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring
Lebih terperinciBAB II Landasan Teori
BAB II Landasan Teori 2.1 Manajemen Bisnis Logistik Proses pemenuhan order pelanggan dan distribusi merupakan salah satu kegiatan pada proses bisnis logistik. Kegiatan logistik dalam suatu perusahaan memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dibanyak perusahaan. Semua organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Diagram alir pemecahan masalah dan penjelasan Langkah-langkah yang diambil dalam memecahkan permasalahan yang terjadi dalam penyusunan skripsi ini adalah : Pendahuluan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Toko Barokah merupakan toko yang bergerak di bidang penjualan. Produk
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Toko Barokah merupakan toko yang bergerak di bidang penjualan. Produk yang dijual di Toko Barokah yaitu busana dan kebaya. Dalam proses penjualannya, Toko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri dengan menjamurnya perusahaan industri. Setiap industri yang ada dituntut untuk
Lebih terperincipersediaan maka akan konsumen. permintaan ~ 1 ~
Setiap perusahaan, baik kecil sampai dengan besar, perlu mengelola persediaan (inventory) sebaik mungkin. Masalah utama yang senantiasa dihadapi adalah menjawab berapa banyak persediaan barang yang harus
Lebih terperinciBab 2 LANDASAN TEORI
Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Ada dua jenis tipe persediaan atau inventory, yang pertama adalah manufacturing inventory, yaitu penyediaan dari bahan baku atau komponen yang digunakan untuk
Lebih terperinciAnalisis Pengawasan Persediaan Bahan Baku Solar Module dengan Menggunakan Metode ABC untuk Meminimumkan Biaya pada PT. Len Industri (Persero) Bandung
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengawasan Persediaan Bahan Baku Solar Module dengan Menggunakan Metode ABC untuk Meminimumkan Biaya pada PT. Len Industri (Persero) Bandung 1 Rudyanto Andri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen
Lebih terperinciRANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN
RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan
Lebih terperinciREPOSITORI STAIN KUDUS BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perusahaaan industri disengaja maupun tidak, akan selalu mempunyai persediaan bahan baku. Baik perusahaan tersebut merupakan perusahaan besar, perusahaan menengah
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN
Lebih terperinciBAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.
BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN. 2.1.1 Pengetian Perencanaan Efektivitas adalah faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang. Sukses perusahaan dapat
Lebih terperinciPengelolaan Persediaan
Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July 19 th 2004, pp 43 ), merupakan pasar potensial yamg sangat besar bagi setiap pemasar,
Lebih terperinci1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi
1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data, dan juga sistematika penyajian dalam penyelesaian laporan
Lebih terperinci#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN
#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.
Lebih terperinciPertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)
Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.
Lebih terperinciManajemen Persediaan (Inventory Management)
Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. ETB adalah salah satu perusahaan multi nasional (MNC) yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. ETB adalah salah satu perusahaan multi nasional (MNC) yang berlokasi di Pulau Batam. Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur elektronik dengan
Lebih terperinci