BAB I PENDAHULUAN. budaya dan potensi pariwisata yang layak untuk dikembangkan. Pariwisata

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang memiliki wilayah yang luas terbentang dari Sabang sampai Merauke serta mempunyai keanekaragaman budaya dan potensi pariwisata yang layak untuk dikembangkan. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau pemerintah daerah tempat objek wisata itu berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap objek wisata. Berkembangnya sektor pariwisata di suatu negara akan menarik sektor lain untuk berkembang pula karena produk-produknya diperlukan untuk menunjang industri pariwisata, sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kerajinan rakyat, peningkatan kesempatan kerja. Mata rantai yang terkait dengan industri pariwisata tersebut mampu menghasilkan devisa dan dapat pula digunakan sebagai sarana untuk menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan angka kesempatan kerja. Pengembangan pariwisata secara optimal mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Mempertimbangkan hal tersebut maka penanganan yang baik sangat diperlukan dalam upaya pengembangan objek-objek wisata di Indonesia. Para pelaku pariwisata mulai melakukan tindakan pengembangan dengan penelitian, observasi terhadap objek-objek wisata di Indonesia. Langkah tersebut 1

2 dilakukan guna mengetahui potensi dan permasalahan yang ada pada setiap objek untuk kemudian mencari solusinya. Beberapa langkah yang konkrit yang dapat dilakukan pemerintah sebagai upaya pengembangan potensi objek wisata yaitu dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai merawat dan melestarikan lingkungan objek wisata serta menjalin kerjasama dengan pihak swasta. Langkah lainnya adalah promosi dengan media cetak, elektronik, maupun multimedia agar masyarakat juga mengetahui akan keberadaan objek-objek tersebut dan turut berpartisipasi dalam pengembangannya, hal ini dilakukan dengan tujuan pengelolaan objek wisata menjadi lebih terjamin dan terarah. Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikenal sebagai salah satu tujuan utama pariwisata Indonesia karena mempunyai beberapa destinasi wisata yang terkenal seperti Keraton, Malioboro, Tugu, Kaliurang dan Pantai Parangtritis. Namun, sebenarnya banyak destinasi yang tersebar di kabupaten lain yang mempunyai potensi dan layak untuk dikembangkan. Begitu banyaknya objek wisata yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke masing-masing kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu daerah tujuan wisata adalah Gunungkidul yang merupakan salah satu kabupaten di Dearah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan daerah pegunungan karst yang didalamnya terdapat goa dan sungai bawah tanah. Dengan ditemukannya beberapa destinasi baru di kawasan Gunungkidul, membuat Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta gencar melakukan promosi Kabupaten Gunungkidul 1. Saat ini Gunungkidul menjadi salah satu kabupaten yang memiliki potensi untuk 1 ung.kidul diakses 14 April 2015 pukul WIB 2

3 dikembangkan sebagai kawasan destinasi baru. Hal ini mengingat Gunungkidul memiliki banyak pantai pasir putih, goa karst, dan bukit kapur. Dari sekian objek wisata di Gunungkidul, pantai merupakan objek wisata yang banyak ditemukan karena letak geografis Gunungkidul yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, tapi dari total 60 pantai yang terdaftar di pemerintah hanya beberapa pantai yang sudah dikelola oleh pemerintah. Tabel 1.1 berisi tentang pantai yang pengelolaanya sudah dibawah pemerintah: Tabel 1.1 Daftar Pantai di Gunungkidul yang sudah dikelola Pemerintah Daerah No Nama Pantai Lokasi 1 Pantai Ngrenehan Kanigoro, Saptosari 2 Pantai Ngobaran Kanigoro, Saptosari 3 Pantai Nguyahan Kanigoro, Saptosari 4 Pantai Baron Kemadang, Tanjungsari 5 Pantai Kukup Kemadang, Tanjungsari 6 Pantai Drini Banjarejo, Tanjungsari 7 Pantai Krakal Ngestiharjo, Tanjungsari 8 Pantai Sundak Sidoharjo, Tepus 9 Pantai Siung Purwodadi, Tepus 10 Pantai Wediombo Jepitu, Girisubo 11 Pantai Sadeng Pucung, Girisubo (Sumber : Potensi Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul, 2014 Hal 37) Salah satu objek wisata pantai di Gunungkidul adalah Pantai Ngobaran. Pantai yang terletak di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul tersebut menawarkan potensi wisata alam dan budaya yang begitu 3

4 menakjubkan. Pantai Ngobaran berbeda dengan pantai lain di Yogyakarta. Pantai Ngobaran menjadi istimewa karena di sini terdapat bangunan pemujaan layaknya pura dan candi dengan patung-patung para dewa. Menurut cerita bangunanbangunan ini didirikan pada tahun 2003 oleh orang yang mengaku merupakan keturunan dari Prabu Brawijaya V 2. Di tempat ini dahulu konon menjadi tempat Prabu Brawijaya V pura-pura membakar diri karena tidak mau berperang melawan putranya sendiri yaitu Raden Patah. Namun kebenaran cerita ini disangsikan oleh para ahli sejarah karena tidak ditemukan bukti-bukti yang menguatkan dugaan tersebut. Terlepas dari segala cerita di balik keberadaan tempat pemujaan tersebut, Pantai Ngobaran memang menyimpan pesona yang sangat menawan untuk dinikmati. Ada beberapa lokasi yang menawarkan keindahannya masing-masing yaitu antara lain tempat pemujaan, patung dewadewa, tebing yang curam dan banyak karang yang sulit di temukan di pantai lain di Yogyakarta. Jika dilihat dari jumlah kunjungan tiap tahun mengalami peningkatan namun hal ini belum berarti upaya pemasaran yang sudah efektif karena belum menjangkau semua lapisan masyarakat. Penghitungan jumlah kunjungan dan pendapatan pantai di Gunungkidul menggunakan sistem per pos dimana dalam pos tersebut terdapat beberapa pantai yang saling berdekatan, kelemahan dari sistem ini adalah tidak mengetahui pasti tujuan pengunjung setelah melewati pos tersebut sehingga sulit untuk mengetahui jumlah kunjungan tiap objek wisata. Hal ini juga berlaku untuk Pantai Ngobaran yang berada di dalam pos Ngrenehan. Pos 2 diakses 12 April 2015 pukul WIB 4

5 Ngrenehan terdapat tiga pantai yaitu Pantai Ngobaran, Nguyahan dan Ngrenehan. Pengunjung setelah melewati pos dibebaskan akan mengunjungi pantai manapun, bisa hanya dengan satu pantai ataupun semua pantai dikunjungi. Dengan segala potensi dan keunikan yang dimiliki tidak ada salahnya Pantai Ngobaran mendapat perhatian lebih dari pihak pengelola agar kedepannya semakin baik dalam berbagai aspek. Tabel 1.2 menunjukkan jumlah kunjungan dan pendapatan dari pos Ngrenehan yang di dalamnya terdapat Pantai Ngobaran: Tabel 1.2 Daftar Jumlah Kunjungan dan Pendapatan dari Pos Ngrenehan No Tahun Jumlah Kunjungan Pendapatan (Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul, 2015) Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan diteliti mengenai apa yang menjadi produk dari Pantai Ngobaran, bagaimana kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman serta bagaimana strategi pemasaran yang efektif untuk Pantai Ngobaran supaya bisa menjadi objek wisata pantai unggulan di Gunungkidul dan dikenal masyarakat pada umumnya. 5

6 1.2 Rumusan Masalah Memberikan batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: Bagaimana kelebihan, kelemahan, peluang, dan ancaman produk wisata Pantai Ngobaran? Bagaimana strategi yang tepat dalam upaya pemasaran produk wisata Pantai Ngobaran? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman produk Pantai Ngobaran Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam upaya pemasaran produk Pantai Ngobaran 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian antara lain sebagai berikut: Teoretis, dapat menjadi sumbangan pengetahuan dalam pembelajaran ilmu pariwisata khususnya yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran destinasi wisata, dan lebih khususnya lagi mengenai besarnya peran kegiatan tersebut dalam sebuah kegiatan wisata di Yogyakarta Praktis, dapat memberi sumbangan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah maupun pengelola dalam upaya meningkatkan 6

7 1.5 Tinjauan Pustaka jumlah kunjungan di Pantai Ngobaran, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kajian tentang pemasaran pariwisata bahari khususnya wisata pantai belakangan ini sudah dilakukan oleh para peneliti yang mencermati hal-hal yang layak untuk diteliti. Beberapa kajian yang telah dilakukan telah dapat memberikan sumbangan pemikiran secara ilmiah untuk menunjang khasanah kepariwisataan dan keilmuan. Aspek yang diteliti juga mencerminkan hal-hal yang bervariasi atau melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang dan berbagai disiplin ilmu. Beberapa penelitian sebelumnya, diantaranya yang dilakukan oleh Hary Rachmat Riyadi (2008) mengenai Analisis Strategi Pemasaran Pariwisata Pantai Parangtritis Pasca Gempa Bumi dan Tsunami Di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil analisis menunjukkan hal yang perlu dilakukan dalam upaya pemasaran pantai Parangtritis antara lain kerjasama dengan agen perjalanan dalam mempromosikan ODTW dalam bentuk paket wisata yang bertujuan untuk mengembalikan citra pariwisata Pantai Parangtritis pasca bencana gempa bumi dan tsunami, mengoptimalkan teknologi informasi untuk mempermudah komunikasi dengan investor dan wisatawan, bekerjasama dengan usaha rumah makan, penginapan, dan biro perjalanan dalam membentuk suatu paket wisata disertai oleh pramuwisata yang mempunyai kemamampuan komunikasi yang baik. Penelitian berikutnya adalah penelitian dari jurnal ilmiah yang berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Ekowisata pada Destinasi Wisata Dolphin 7

8 Hunting Lovina yang dilakukan oleh Ni Luh Putu Agustini Karta dan I Ketut Putra Suarthana (2014). Dalam jurnal ini dideskripsikan tentang konsep pengelolaan ekowisata berbasis lingkungan dan bagaimana berinteraksi dengan masyarakat yang membutuhkan media sarana, prasarana dan komunikasi yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi marketing komunikasi yang tepat bagi destinasi ekowisata Dolphin Hunting Lovina, agar berkelanjutan. Selain itu peneliti juga memberikan analisis terhadap konsep strategi marketing komunikasi yang tepat untuk dilakukan pada destinasi tersebut dengan tujuan untuk mengurangi jarak yang terjadi dan memberi nilai atau value terhadap destinasi ekowisata tersebut.. Strategi yang ditempuh dalam meningkatkan brand images dan awarenesss destinasi di Pantai Lovina ditentukan oleh marketing komunikasi organisasi (organisasi pengelola destinasi wisata) dan khalayak internal (karyawan, pemangku kepentingan, masyarakat lokal) sehingga tercipta strategi pemasaran yang baik untuk diterapkan di destinasi wisata dolphin hunting Lovina. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang dijelaskan di atas adalah khususnya pada fokus pembahasan dan lokasi penelitian. Pada penelitian ini, fokus bahasannya adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap Pantai Ngobaran serta strategi pemasaran yang ideal untuk dilakukan di Pantai Ngobaran. Lokasi penelitian yaitu di Pantai Ngobaran yang berada di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 8

9 1.6 Landasan Teori Analisis SWOT Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis kekuatan (Strenghts) dan kelemahan (Weakness) suatu organisasi dan kesempatan (Opportunities) serta ancaman (Threats) dari lingkungan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan internal organisasi. Penjelasan SWOT (Rangkuti, 2008) yaitu: a. Strenghts (Kekuatan) Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahan di pasar. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani perusahaan b. Weakness (Kelemahan) Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasiilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dan merupakan sumber dari kelemahan perusahaan. c. Opportunities (Peluang) Kecenderungan-kecenderuangan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahan salah satu sumber peluang, seperti perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau 9

10 pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan d. Threats (Ancaman) Ancaman merupakan penganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan sebuah perusahaan. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Teori ini digunakan untuk menganalisis apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari Pantai Ngobaran. Untuk memudahkan menganalisis menggunakan strategi SWOT untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Dapat mnghasilkan 4 strategi alternatif : a. Strategi SO (strenghts + opportunities) adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesarbesarnya. Inilah yang merupakan strategi agresif positif yaitu menyerang penuh inisiatif dan terencana. Datalah program atau kegiatan yang akan dilaksanakan, kapan waktunya dan dimana dilaksanakan, sehingga tujuan organisasi akan tercapai secara terencana dan terukur. Dalam strategi SO, organisasi mengejar 10

11 peluang-peluang dari luar dengan mempertimbangkan kekuatan organisasi. b. Strategi WO (weaknesses + opportunities) adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan dalam organisasi. Dalam hal ini perlu dirancang strategi turn around yaitu strategi merubah haluan. Maksudnya, terkadang anda harus mundur satu atau dua langkah ke belakang untuk maju melangkah jauh ke depan. Peluang eksternal yang besar penting untuk diraih, namun permasalahan internal atau kelemahan yang ada pada internal organisasi lebih utama untuk dicarikan solusi, sehingga capaian peluang yang besar tadi perlu diturunkan skalanya sedikit. Dalam hal ini kelemahan-kelemahan organisasi perlu diperbaiki dan dicari solusinya untuk memperoleh peluang tersebut. c. Strategi ST (trenghts + threats) adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman yang terdeteksi. Strategi ini dikenal dengan istilah strategi diversifikasi atau strategi perbedaan. Maksudnya, seberapa besar pun ancaman yang ada, kepanikan dan ketergesa-gesaan hanya memperburuk suasana, untuk itu pahamilah bahwa organisasi anda memiliki kekuatan yang besar yang bersifat independen dan dapat digunakan sebagai senjata untuk mengatasi ancaman tersebut. 11

12 Mulailah mengidentifikasi kekuatan dan menggunankannya untuk mengurangi ancaman dari luar. d. Strategi WT (weaknesses + threats) adalah strategi yang diterapkan kedalam bentuk kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Karena dalam kondisi ini, organisasi anda sedang dalam bahaya, kelemahan menimpa kondisi internal sedangan ancaman dari luar juga menyerang. Bila anda tidak mengambil strategi yang tepat, maka kondisi ini bisa berdampak buruk bagi citra dan eksistensi organisasi kedepan, Yang perlu anda lakukan adalah bersama seluruh elemen organisasi merencanakan suatu kegiatan untuk mengurangi kelemahan organisasi, dan menghindar dari ancaman eksternal. Berikut ini adalah tabel matriks alternatif mengenai strategi berdasarkan analisis SWOT: Tabel 1.3 Matriks SWOT Internal Eksternal Peluang (Opportunities) Tentukan 5 10 faktor peluang. Ancaman (Threats) Tentukan 5 10 faktor ancaman Kekuatan (Stengths) Tentukan 5 10 faktor kekuatan Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. (Sumber : Rangkuti, 2008) Kelemahan (Weaknesses) Tentukan 5 10 faktor kelemahan Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. 12

13 1.6.2 Bauran Pemasaran Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2009:24) menjelaskan bahwa bauran pemasaran untuk barang menggunakan 4P yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion), sedangkan untuk jasa ditambah 3P yaitu orang (people), proses (process), dan bukti fisik (physical evidence). Semunya saling berhubungan, tergantung sama lain dan punya bauran optimal sesuai karakter segmentasinya. Penjelasan dari marketing mix/bauran pemasaran 7P adalah: 1. Produk Produk mengacu pada pengembangan produk atau jasa. Atribut produk termasuk: mutu, ciri dan pilihan, gaya, merek, pencitraan produk, persepsi produk, kemasan, jaminan, pendukung layanan, rangkaian, biaya, dan merek dagang atau hak cipta. 2. Harga Harga mengacu pada biaya produksi produk atau jasa dan ditentukan oleh permintaan pasar. Pencitraan produk yang kompetitif mempengaruhi keputusan penentuan harga. Atribut harga meliputi: tingkat harga, kebijakan diskon, masa kredit, dan metode pembayaran. 3. Tempat atau Distribusi Distribusi adalah tugas untuk membawa barang ke pasar. Kemajuan dalam pemesanan tempat secara elektronik dan sistem komunikasi sedang mengubah cara distribusi produk pariwisata. Distribusi termasuk saluran 13

14 distribusi, pemberitaan distribusi, lokasi gerai wilayah penjualan, tingkat inventaris serta lokasi, dan transportasi. 4. Promosi Promosi terdiri atas seluruh metode pengkomunikasian produk yang ditawarkan pada pasar yang ditargetkan. Peralatan promosi termasuk: pemasangan iklan yang menggunakan media sehingga tidak menyentuh langsung ke konsumen (above the line) seperti televisi, radio, iklan pers, iklan di bioskop, dan poster kampanye pemasangan iklan yang menyentuh langsung ke konsumen (below the line) mengacu pada promosi penjualan yang meliputi memberikan contoh produk secara cuma-cuma, kupon diskon, persaingan, titik penjualan pengiriman bahan promosi secara langsung (direct mailing) penjualan pribadi dan publisitas hubungan masyarakat serta dukungan sponsor. 5. Proses Efisiensi dan kerja proses akan dinilai. Sifat proses adalah kecepatan, efisiensi, waktu pelayanan, sistem pembuatan janji, dan formulir serta dokumen. 6. Orang Memusatkan pada mutu sumber daya manusia yang terlibat dengan produk, keterampilan, pengetahuan, motivasi, serta kepedulian mereka kepada pelanggan. Sifat-sifat karyawan termasuk keramahan, bagaimana 14

15 menampilkan diri, kesediaan membantu, kemampuan pendekatan, sopan santun, pengetahuan, dan kompetensi. 7. Bukti Fisik Bukti fisik merupakan perhatian yang dipusatkan pada dekorasi, lingkungan, dan suasana produk atau saat produk akan dikonsumsi. Bentuk bukti fisik termasuk ukuran, gedung, citra perusahaan, suasana, kenyamanan, fasilitas, dan kebersihan. Teori ini digunakan untuk menganalisis strategi yang dianggap ideal dalam pemasaran Pantai Ngobaran. 1.7 Metode Penelitian a. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara Sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau berbagi aturan, tanggung jawab, perasaan kepercayaan, motif dan informasi. Adapun pihak-pihak yang terkait adalah Kepala Subdin Dinas Pariwisata Gunungkidul, masyaraskat Pantai Ngobaran serta pengunjung. Data yang dibutuhkan adalah mengenai peran pengelola terhadap keberlangsungan Pantai Ngobaran. Hal ini dilakukan karena pihak tersebut berpengaruh dalam pemasaran Pantai Ngobaran. 2. Observasi Suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Inti dari observasi 15

16 adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai, observasi dilakukan untuk mengetahui produk wisata Pantai Ngobaran. 3. Studi Pustaka Salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi pustaka merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. 1.8 Metode Analisis Data Teknik yang digunakan di dalam menganalisis penelitian ini adalah analisis deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandanganpandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, aktual, dan akurat (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000:29). Data yang sudah didapat lalu dianalisis menggunakan analisis SWOT dan bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran yang digunakan adalah 7P yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), 16

17 promosi (promotion), orang (people), proses (process), dan bukti fisik (phsycal evidence)(zeithaml, Bitner, dan Gremler, 2009:24) 1.9 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun menjadi empat bab dengan pembahasan yang berbeda. Setiap pembahasan bab diharapkan menjadi satu kesatuan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. BAB I : Pendahuluan, bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan penelitian, tujuan, manfaat, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, jenis data yang digunakan BAB II : Gambaran umum atau deskripsi mengenai objek yang diteliti BAB III : Analisais data dan pemilihan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada objek penelitian BAB IV : Bab ini menguraikan kesimpulan yang didapat dari penelitian dan beserta saran-saran dalam penelitian 17