BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Sejak digunjang krisis moneter pada tahun 1998 lalu,
|
|
- Johan Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam nomor satu di dunia, namun fakta tersebut seakan berbanding terbalik dengan kondisi perekonomiannya. Sejak digunjang krisis moneter pada tahun 1998 lalu, pertumbuhan perekonomian Indonesia cenderung kecil dan tidak menunjukkan arti yang signifikan. Adanya pengaruh globalisasi serta diluncurkannya kebijakan regional terkait era pasar bebas ASEAN hanya menambah panjang riwayat keterpurukan perekonomian negara ini. 1 Pembangunan sistem perekonomian yang melibatkan masyarakat dari semua lapisan sangat diperlukan guna menopang permasalahan ekonomi tersebut agar nantinya tujuan negara dalam menyejaterakan rakyat seperti yang termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dapat tercapai. Pemberdayaan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjadi salah satu bentuk upaya pembangunan sistem perekonomian Indonesia yang tidak hanya menyentuh tetapi melibatkan pula lapisan masyarakat bawah, banyak menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi jumlah pengangguran, sebagai pemasok semua kebutuhan masyarakat mulai dari kebutuhan primer hingga tersier, selain itu juga karena sektor ini terbukti mempunyai ketangguhan terhadap goncangan perekonomian 1 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Solusi Ekonomi Indonesia, yang diakses dari tanggal 3 Januari 2016 pukul WIB.
2 2 global, mengingat gelombang krisis keuangan ASIA 1997 tidak berimbas besar pada sektor ini. 2 Keseriusan pemerintah untuk menjadikan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai roda penggerak perekonomian diwujudkan dalam sebuah peraturan perundang-undangan yakni Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Melalui ketentuan kebijakan tersebut Pemerintah tidak hanya mengatur mengenai pemberdayaan usaha sektor Mikro, Kecil dan Menengah namun juga memberikan kemudahan dan dorongan untuk usaha tersebut dapat berkembang. Dukungan pemerintah terhadap sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah juga disampikan pula di dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pemberian kredit atau pembiayaan bagi sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 22/ PBI/ 2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan Oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 22/ PBI/ 2012 tersebut pemerintah secara tegas memberikan instruksi kepada Bank Umum untuk memberikan kemudahan akses penyaluran kredit kepada pelaku usaha sektor Mikro, Kecil dan Menengah sebagai upaya untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan 2 Masnur Tiurmaida Malau, 2015, Aspek Hukum Peraturan dan Kebijakan Pemerintah Indonesia Menghadapi Liberalisasi Ekonomi Regional : Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, Jurnal RechtsVinding Vol. 3 No. 2, Agustus, hlm Pasal 2 ayat (1) Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 22/ PBI/ 2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan Oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan UMKM.
3 3 Menengah dan diharapkan jumlah pengusaha sektor ini akan semakin bertambah jumlahnya. Data pusat statistik menunjukkan bahwa jumlah unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dilihat dari tahun 1997 sekitar unit dan puncaknnya pada tahun 2005 sekitar unit atau naik 5 % dalam kurun waktu 8 tahun. Berjalannya waktu kenaikan jumlah pelaku usaha sektor Mikro, Kecil dan Menengah tersebut tidak begitu menununjukkan peningkatan yang berarti pasalnya pada tahun 2012 lalu jumlah usaha sektor ini ada unit atau turun dalam hal presentase dari pertumbuhan jumlah usaha. 4 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memiliki karakteristik antara lain : 5 1 Biasanya usaha berentuk perorangan. 2 Aspek legalitas pendirian usaha sangat lemah. 3 Struktur organisasinya sederhana. 4 Tidak mempunyai laporan keuangan. 5 Kualitas manajemen yang rendah. 6 Modal utama adalah modal pribadi. 7 Sumber daya manusia yang terbatas. Karakteristik dari sektor usaha ini yang menjadi sumber masalah utama dan juga kronis adalah permodalan yang dipertegas oleh Otoritas Jasa Keuangan bahwa 4 Tabel Perkembangan UMKM pada Periode , diakses dari tanggal 30 Agustus 2016 pukul WIB. 5 Endang Sri Winarni, 2006, Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui Peningkatan Aksesibilitas Kredit Perbankan, Infokop No. 29, hlm 92.
4 4 pada tahun 2012 dari 56 juta unit UMKM yang merupakan 99% dari pelaku usaha di Indonesia hanya 25% atau sekitar 13 juta usaha Mikro, Kecil dan Menengah ini yang mendapatkan akses permodalan dari lembaga perbankan dan sisanya memilih lembaga keuangan lain untuk menambah modal. 6 Kenyataan dalam praktik minimnya penyaluran kredit oleh lembaga perbankan kepada pelaku usaha khususnya sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : 7 1 Prosedur pengajuannya sulit. 2 Pelaku usaha tidak berminat. 3 Pelaku usaha tidak mempunyai agunan. 4 Kurangnya sosialisasi terkait prosedur pengajuan kredit. 5 Tingkat suku bunga yang tinggi. 6 Banyaknya pelaku usaha yang ditolak pengajuan kreditnya. Prosedur administratif pengajuan kredit yang berbelit, keharusan adanya jaminan (agunan), tingkat suku bunga yang dikenakan terhadap kredit MKM dianggap masih tinggi, dan juga permasalahan suku bunga yang sewaktu-waktu berubah tanpa pemberitahuan yang dilakukan oleh bank terhadap kredit sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah secara sepihak tidak sesuai dengan sebagaimana yang diatur oleh pemerintah serta tidak sejalan dengan prinsip Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Sebagai akibatnya bagi debitur atau konsumen yang dalam hal ini adalah pelaku usaha sektor Mikro, Kecil dan Menengah mengalami kesulitan 6 Ojk : Penyaluran Kredit Sektor UMKM Masih Sangat Rendah Diakses dari tanggal 1 September 2016 pukul WIB. 7 Endang Sri Winarni, op.cit, hlm 93.
5 5 untuk mempertahankan keberlanjutan usaha dan pengembangan usahanya karena Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dianggap kurang bankable 8. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa implementasi dari kebijakan pemerintah yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 22/ PBI/ 2012 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM yang digadang akan menjadi pro-mkm belum berjalan dengan baik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sebuah lembaga independen yang bebas dari intervensi. Dibentuk berdasarkan amanat dari Pasal 34 Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang intinya adalah memberikan kewenangan yang terkait dengan pengaturan dan pengawasan microprudential kepada otoritas yang independen dan dilaksanakan secara terintegritas seperti tertuang Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. 9 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki kewenagan untuk melakukan pengaturan dan pengawasan microprudential termasuk di dalamnya adalah pengawasan terhadap segala kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank umum. Kegiatan usaha bank umum yang dimaksud salah satunya adalah penyaluran kredit perbankan sebagai upaya pemerataan ekonomi nasional. Otoritas Jasa Keuangan berarti secara aktif ikut berperan dalam penyaluran kredit perbankan melalui mekanisme pengaturan dan pengawasan sebagaimana fungsinya Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Usaha Menengah, Keberlanjutan Manual Dalam Mengatasi Krisis Deputi Bidang Pengembangan dan Resktrukturiasai Usaha, Jakarta, hlm Ahmad Taqiyuddin, 2012, Undang-Undang OJK Dalam Kajian Hukum dan Pembangunan Ekonomi, Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, hlm Ibid.
6 6 Praktik penyaluran kredit perbankan terhadap sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mengalami berbagai macam kendala seperti yang telah dijelaskan diatas, menunjukkan peran dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai pengawas dirasa kurang terlihat dengan jelas dan tegas. Terbukti masih banyak sekali debitur kredit perbankan (pelaku usaha sektor Mikro, Kecil dan Menengah) yang mengeluhkan sulitnya untuk mendapatkan kredit modal tertuama dalam hal perjanjian kredit antara bank dengan debitur yang cenderung malah merugikan. 11 Sehingga peran dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai pengawas serta pengatur dalam usaha penyaluran kredit perbankan yang berkaitan dengan perlindungan debitur sebagai konsumen kurang dirasakan, yang akibatnya akan memberikan dampak yang berlawanan dengan tujuan awalnya yaitu pro-mkm (pro Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Berdasarkan uraian diatas dan dilandasi dengan pemikiran bahwa sangat penting untuk diketahui bagaimana peranan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada perjanjian penyaluran kredit perbankan pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai upaya perlindungan konsumen (debitur usaha Mikro, Kecil dan Menengah) serta kaitannya dengan pemerataan penyaluran kredit maka kemudian penting untuk dilakukan penelitian terkait masalah tersebut dengan studi kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Semarang Barat untuk penulisan judul skripsi dengan judul : PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PERBANKAN PADA SEKTOR USAHA MIKRO, 11 Endang Sri Winarni, op.cit.
7 7 KECIL DAN MENENGAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk. KANTOR CABANG SEMARANG BARAT. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa menurut data statistika terdapat 56 juta unit usaha yang bergerak pada sektor Mikro, Kecil dan Menengah namun hanya 13 juta atau sekitar 25% saja yang mendapatkan kemudahan akses untuk memperoleh pinjaman kredit perbankan. Padahal, Pemerintah Indonesia melalui berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan menginstruksikan kepada seluruh industri perbankan untuk memberikan kemudahan penyaluran kredit sehingga pro-mkm dan akhirnya meningkatkan jumlah pelaku usaha sektor Mikro, Kecil dan Menengah yang diharapkan dapat menjadi penopang roda perekonomian Indonesia. Rendahnya presentase tersebut tentunya menunjukkan bahwa industri perbankan sebagai lembaga pembiayaan belum sepenuhnya taat kepada aturan dan kebijakan yang dibuat pemerintah tersebut. Serta peran Otoritas Jasa Keuangan sebagai otoritas pengatur dan pengawas diterapkan atau dilaksanakannya kebijakan pemerintah dalam menyelenggarakan kegiatan usaha bank (penyaluran kredit perbankan) dirasa masih sangat kurang. Tidak hanya itu, banyaknya konsumen (debitur) khususnya para pelaku usaha sektor Mikro, Kecil dan Menengah yang kesulitan mendapat akses permodalan juga mengindikasikan kurangnya peran perlindungan konsumen yang dimiliki juga oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka perwujudan sistem ekonomi kerakyatan sesuai dengan
8 8 Pasal 33 Undang-Undang Dasar Dengan alasan tersebut, permasalahan yang akan dibahas adalah : 1 Bagaimanakah peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengawas dan pengatur kegiatan usaha bank dalam perjanjian kredit perbankan pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Kantor Cabang Semarang Barat? 2 Bagaimanakah peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam perjanjian kredit perbankan sebagai upaya pemerataan penyaluran kredit pada seluruh sektor usaha di PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. Kantor Cabang Semarang Barat? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan ini terdapat dua macam tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti, yaitu: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui bagaimana peran dan pengawasan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam perjanjian kredit perbankan pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Kantor Cabang Semarang Barat. b. Untuk mengetahui bagaimana peran dan pengawasan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam perjanjian kredit perbankan sebagai upaya pemerataan penyaluran kredit pada
9 9 seluruh sektor usaha di PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Kantor Cabang Semarang Barat. 2. Tujuan Subyektif Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data dan bahanbahan yang berguna di dalam penyusunan penulisan hukum sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di bidang hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. D. Keaslian Penelitian Sejauh Penelusuran peneliti di perpusatakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada terdapat beberapa penelitian berkaitan dengan Otoritas Jasa Keuangan. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh H. Afif Amirullah, S.H. dengan judul Fungsi Otoritas Jasa Keuangan dalam Pengawasan Industri Jasa Keuangan di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Penelitian dengan judul Peran dan Tanggungjawab Notaris dalam Pembuatan Akta Perjanjian Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada PT Bank Mandiri (Persero) tbk di Kota Surabaya yang diteliti oleh Paulina Astarani Widya Yunaresti, S.H adalah contoh penelitian yang berkaitan dengan perjanjian kredit perbankan pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, tidak ditemukan penelitian yang berkaitan dengan peran Otoritas Jasa Keuangan dalam perjanjian kredit usaha mikro, kecil dan menengah sehingga peneliti memutuskan untuk mengambil
10 10 penelitian dengan judul Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Perjanjian Kredit Perbankan pada Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Semarang Barat. Apabila terdapat penelitian yang sama, bukan merupakan suatu kesengajaan yang dilakukan oleh peneliti dan jika terdapat penelitian yang sama dikemudian hari diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi industri perbankan, bagi pelaku usaha dalam sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, bagi mahasiswa dan juga bagi penelitian selanjutnya mengenai peranan Otoritas Jasa Keuangan dalam perjanjian kredit perbankan sebagai upaya pengawasan terintegritas. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dalam bidang hukum dan ekonomi. 2. Manfaat Praktis 1) Bagi Peneliti a. Menambah wawasan terkait pengawasan terintegritas yang dilakukan oleh lembaga independen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap kegiatan perbankan. b. Menambah wawasan terkait bagaimana peran yang dilakukan oleh lembaga independen Otoritas Jasa
11 11 Keuangan (OJK) terhadap kegiatan penyaluran kredit perbankan pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). c. Menambah wawasan terkait bagaimana peran yang dilakukan oleh lembaga independen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap bentuk pemerataan penyaluran kredit perbankan dalam seluruh sektor usaha. d. Memperoleh data yang dibutuhkan dalam rangka penulisan hukum sebagai prasyarat memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2) Bagi Pemerintah Memberi gambaran pengawasan terintegritas yang telah dilakukan oleh lembaga independen Otoritas Jasa Keuangan terhadap kegiatan perbankan khususnya dalam penyaluran kredit perbankan pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai upaya perlindungan konsumen guna memajukkan perekonomian Indonesia. 3) Bagi Masyarakat a. Memberi informasi terkiat kebijakan pemerintah untuk memajukkan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai tindakan untuk mengahadapi era pasar bebas ASEAN.
12 12 b. Memberi informasi terkait adanya lembaga independen Otoritas Jasa Keuangan yang melakukan pengawasan terintegritas terhadap kegaitan perbankan yang merupakan mitra penggerak sektor usaha dalam upaya perlindungan konsumen dan pemerataan penyaluran kredit perbankan.
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Peranan UMKM di Indonesia sangat penting sebagai penggerak ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya agar tidak melakukan praktik monopoli dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) merupakan sebuah lembaga independen yang dibentuk untuk mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya agar tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional, hal ini memiliki dampak yang menguntungkan dan kurang menguntungkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini menjadi negara yang masih tergolong miskin dan kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan maupun ekonomi. Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum berwenang untuk membuat akta otentik, sejauh pembuatan akta otentik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan notaris sangat penting dalam membantu menciptakan kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat, Karena notaris sebagai pejabat umum berwenang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal bulan September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Kebijakan tersebut ditujukan kepada sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didukung dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki daratan luas, tanah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahulu Indonesia dikenal sebagai negara agraris, sebutan tersebut didukung dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki daratan luas, tanah yang subur dengan
Lebih terperinciTabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 dan telah berkembang menjadi krisis ekonomi dan multidimensi, pertumbuhan ekonomi nasional relatif masih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pembangunan nasional merupakan rangkaian pembangunan pada seluruh aspek kehidupan manusia yang berkesinambungan, yaitu meliputi kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat terutama setelah krisis 1997. Adanya perkembangan tersebut diperlukan berbagai penyesuaian kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang
B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja, memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola secara perorangan yang disebut UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang lebih dikenal dengan (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika krisis ekonomi terjadi di
Lebih terperinciA. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN
5. Berakhirnya Perjanjian Kredit...... 30 C. Tinjauan Umum Tentang Kredit Usaha Rakyat...37 1. Pengertian Kredit Usaha Rakyat...37 2. Tujuan dan Lembaga Penjamin Kredit Usaha Rakyat...37 BAB III PEMBAHASAN
Lebih terperinciKREDIT TANPA JAMINAN
KREDIT TANPA JAMINAN ( Studi Tentang Pola Pemberian Kredit Tanpa Jaminan Di PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk. ) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan Syarat Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sebagian besar perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat Indonesia yang terbatas dalam mendirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambah pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, kegiatan bank menjadi semakin canggih dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara sedang berkembang mempunyai tujuan untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan praktek-praktek yang telah dilakukan
Lebih terperinciStrategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha
Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Oleh : Nama : Debby Fuji Lestari NIM : 2107130015 Kelas : 2D Dosen : Ade Suherman, M.Pd PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang diantaranya hukum, ekonomi, dan politik. Perkembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tergolong padat penduduk. Dizaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tergolong padat penduduk. Dizaman globalisasi saat ini, kebutuhan akan hidup terus meningkat dan masyarakat dituntut untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendorong manusia untuk berbondong-bondong memenuhi kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang terjadi seiring berjalannya waktu tentu banyak mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia di berbagai sektor kehidupannya. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciPENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI
PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI di PT.BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)Tbk. KANTOR CABANG SIDOARJO SKRIPSI Diajukan oleh : Moch. Adam Sudharta 0513315044/FE/EA
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
1. Latar Belakang I.PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain petani perkebunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus berdampak kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu Negara. Menurut ketentuan Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka masyarakat dan pemerintah sangat penting perannya. Perkembangan perekonomian nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini juga sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi yang strategis serta tanggung jawab terhadap sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks. 1 Peranan perbankan nasional perlu ditingkatkan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Republik Indonesia adalah negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan secara terus menerus dan berkembang, yaitu pembangunan di segala bidang, baik bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan ketersediaan dana semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya kegiatan pembangunan. Pembangunan yang pesat di segala bidang terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, keberhasilannya banyak ditopang oleh kegiatan usaha riil berskala kecil atau mikro. Hal itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank merupakan salah satu lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat telah menumbuhkan aspirasi dan tuntutan baru dari masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang 1945 dapat terwujud dengan bergeraknya roda perekonomian masyarakat, khususnya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, transaksi tidak hanya terjadi dalam suatu negara saja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, transaksi tidak hanya terjadi dalam suatu negara saja melainkan sudah melewati batas lintas negara, termasuk transaksi perbankan. Di era pertukaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peranan pemerintah, lembaga lembaga di sektor keuangan, dan para pelaku usaha. Percepatan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pinjaman yang mempunyai kelebihan uang bersedia meminjamkan uang kepada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pinjam meminjam telah dilakukan sejak lama oleh masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran yang sah. Pihak pemberi pinjaman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan praktik penerbangan bukanlah perkara sederhana. Ada banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan praktik penerbangan bukanlah perkara sederhana. Ada banyak faktor yang kehadirannya saling terkait dan mustahil untuk ditiadakan sehingga usaha penerbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia secara nasional menunjukkan bahwa kegiatan usaha mikro merupakan salah satu bidang usaha yang konsisten dan berkembang. Bahkan sejarah telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro tergolong jenis usaha yang tidak mendapat tempat di bank, rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan dari pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan memegang peranan penting dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha perbankan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi, baik di sektor pertanian/usahatani maupun di luar sektor pertanian. Tanpa salah satu faktor produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah
i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya perekonomian dan dunia usaha, masyarakat semakin banyak yang ingin memulai usaha baik dalam bidang jasa maupun dagang. Semakin banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pinjam meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran. Hampir semua masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia berbasiskan perbankan (bank based). Hal ini tercermin pada besarnya pembiayaan sektor riil yang bersumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak dimana 99,7% atau
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2006 jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 48.936.840 dimana 99,7% atau sebesar 48.822.925 merupakan Usaha Kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang besar ditunjukkan oleh jumlah unit usaha dan pengusaha, serta kontribusinya terhadap pendapatan nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah menyadari pemberdayaan usaha kecil menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan sekaligus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkembang, terlebih mengingat kondisi perekonomian negara yang tidak stabil
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modal merupakan suatu hal yang paling utama dalam mendukung suatu sistem perekonomian nasional, karena tanpa adanya modal suatu usaha tidak dapat berkembang, terlebih
Lebih terperinciBAB IV. Akibat hukum adalah akibat dari melakukan suatu tindakan untuk. memperoleh suatu akibat yang dikehendaki oleh pelaku dan atau telah
BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG PERALIHAN PENGAWASAN PERBANKAN DARI BANK INDONESIA KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN A. Akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yang dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program ekonomi yang dijalankan negara-negara Sedang Berkembang (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara sedang berkembang mempunyai tujuan untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN
KEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN Sosialisasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor Berbasis Teknologi Informasi dan Peraturan Nomor 31/POJK.05/2016 Tentang Usaha Pergadaian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembangunan yang sedang berkembang di negara Indonesia merupakan suatu proses yang berkesinambungan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Sebagai sektor yang menyerap 80 90% tenaga kerja, usaha Mikro Kecil dan Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh kerangka hukum formal yang komprehensif pada 30. September 1999 melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis jaminan kebendaan yang dikenal dalam hukum Positif adalah Jaminan Fidusia. Lembaga jaminan kebendaan fidusia tersebut sudah digunakan di Indonesia sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertengahan tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan perekonomian Indonesia terpuruk. Fenomena yang menggambarkan hal ini yaitu tingginya tingkat inflasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek KKP. Indonesia kini menjadi Negara yang sedang berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek KKP Indonesia kini menjadi Negara yang sedang berkembang. Dikatakan 3Negara yang sedang berkembang salah satunya karena perkembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran. Dapat diketahui bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dan hakikat pembangunan nasional adalah untuk. menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana tercantum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dan hakikat pembangunan nasional adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2009 tercatat kontribusi UMKM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1997 yang mengguncang perekonomian Indonesia telah membawa dampak terhadap sendi-sendi kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia (Yuli 2009). Pasca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan, hal ini dikarenakan adanya fungsi utama dari perbankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan dalam kehidupan suatu negara merupakan salah satu agen pembangunan, hal ini dikarenakan adanya fungsi utama dari perbankan sebagai lembaga intermediasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kondisi ini. Akibat adanya rasionalisasi maupun pemutusan hubungan kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terpuruknya perekonomian Indonesia yang terjadi mulai tahun 1997 mengakibatkan banyaknya perusahaan-perusahaan swasta baik di sektor industri, perdagangan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat dipandang sebagai tulang punggung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditinjau dari sudut jumlah pelaku usaha dan penyerapan tenaga kerja, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat dipandang sebagai tulang punggung perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah itu semata-mata ditujukan untuk membawa pada suatu keadaan perekonomian yang diharapkan. Hal ini dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, kesinambungan dan peningkatan pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian merupakan landasan utama yang menopang kehidupan dari suatu negara. Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, hampir tidak satupun aspek kehidupan masyarakat yang tidak tersentuh atau dipengaruhi oleh negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan merupakan keinginan manusia terhadap barang atau jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani dalam rangka menyejahterakan hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penulis untuk membahas topik tersebut didasari oleh beberapa pokok pikiran;
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mengambil topik tentang harga pokok produksi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ketertarikan penulis untuk membahas
Lebih terperinciPENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH I. UMUM Pembangunan Daerah bertujuan untuk mewujudkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi di banyak negara di dunia. UMKM khususnya di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha yang layak diperhitungkan setiap negara. Meskipun kelihatannya UMKM merupakan usaha skala kecil yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia mempunyai dampak yang sangat positif. Perbaikan sistem perekonomian dalam penentuan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian dunia yang terus berubah dan tidak menentu, memberikan dampak yang beragam baik bagi negara maju ataupun negara berkembang. Seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat Ekonomi Indonesia dari krisis global. Saat ini UMKM telah melibatkan 96% tenaga kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tabungan dan deposito serta kredit. Dengan adanya pemberian pinjaman kredit. Rakyat (BPR). Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu pelaku utama perbankan yang diarahkan pada pemberian layanan keuangan kepada masyarakat di pedesaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah ekonomi tersebut, dengan membuat usaha kecil-kecilan atau usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya di Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan pekerjaan, masyarakat sulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena usaha berskala kecil dinilai mampu bertahan dalam keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian merupakan salah satu faktor penentu berkembangnya suatu negara. Manakala perekonomian suatu negara berkembang dengan baik, maka dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha di Indonesia, hal ini terlihat dari besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia konstitusi negara memberikan landasan bagi penyusunan dan pengelolaan ekonomi nasional dalam rangka memberikan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang Dasar 1945 alinea 4
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.
Judul : Efektivitas dan Dampak Program Kredit Usaha Rakyat Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan UMKM di Kabupaten Gianyar Nama : I Putu Arnadi Putra NIM : 1306105001 Abstrak Pada masa krisis ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan cara mencapai pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat sepanjang tahun 2011 telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan terus meningkat sampai
Lebih terperinci