BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong manusia untuk berbondong-bondong memenuhi kebutuhan
|
|
- Deddy Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang terjadi seiring berjalannya waktu tentu banyak mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia di berbagai sektor kehidupannya. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya segala kemajuan yang terjadi pada era globalisasi saat ini, secara tidak langsung menciptakan suatu keadaan yang mendorong manusia untuk berbondong-bondong memenuhi kebutuhan hidupnya khususnya dalam sektor ekonomi. Menyikapi maraknya fenomena tersebut, semua negara tentunya menghendaki kehidupan ekonomi yang maju serta sejahtera bagi seluruh warga negaranya, begitu pula Indonesia. Mengingat pula bahwa tujuan bangsa Indonesia sendiri adalah mengutamakan pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, serta mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan bermasyarakat. Guna mewujudkan tujuan-tujuan tersebut tersebut, kemudian suatu usaha pencapaian kemajuan perkenomian tersebut pun dimulai. Titik mula upaya pencapaian tujuan tidak harus dimulai dari tingkatan yang paling tinggi, melainkan dapat dimulai dari tingkatan provinsi, mengingat Indonesia sendiri merupakan sebuah negara kepulauan yang terbagi menjadi 34 provinsi. Melalui penerapan sistem tersebut diharapkan pembangunan dari sektor ekonomi lebih mudah dilaksanakan, dikoordinasi serta dipantau dan diawasi pelaksanaannya apabila dimulai dari tingkatan daerah. Hal ini seakan didukung dengan berkembangnya era otonomi daerah, dimana Pemerintah
2 2 Indonesia memberikan kesempatan yang luas kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui berbagai cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam memajukan sektor ekonomi adalah dengan mendirikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Telah pula secara jelas ditegaskan dalam Pasal 331 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwasanya Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk membentuk dan mengelola BUMD. BUMD merupakan alat kelengkapan milik daerah yang mempunyai fungsi sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Keberadaan BUMD di daerah ini jelas mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan pendapatan daerah yang mana pendapatan tersebut selanjutnya digunakan sebagai penunjang pengembangan sarana perekonomian dan pembangunan daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah, dijelaskan bahwasanya Badan Usaha Milik Daerah terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu Perusahaan Daerah (PD) dan Perseroan Terbatas (PT), dimana pada dasarnya keduanya memiliki fungsi utama yang sama yaitu sebagai pelayan umum dan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Keberadaan BUMD di daerah diharapkan dapat membantu daerah dalam meningkatkan sektor ekonominya. Kenyataannya, saat ini justru tak jarang ditemui sebuah keadaan dimana keberadaan BUMD di suatu daerah tidak menjalankan fungsinya dengan baik yang berakibat usaha pencapaian tujuannya menjadi tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Hal tersebut kemudian
3 3 menciptakan keadaan dimana BUMD tidak banyak membantu dan berperan dalam peningkatan pendapatan daerah dikarenakan beberapa faktor yang mendasarinya. Data yang ada menunjukkan bahwa terdapat sebanyak BUMD dengan aset sebesar Rp triliun, mencatat laba sebesar Rp triliun atau rata-rata rasio laba terhadap aset (ROA) sebesar 3,0 persen. Rendahnya tingkat ROA menunjukkan pengelolaan BUMD belum optimal, baik dari aspek keuangan maupun kinerja. 1 Badan Usaha Milik Daerah yang dewasa ini mendapat banyak sorotan dari berbagai pihak adalah Perusahaan Daerah, dikarenakan BUMD jenis ini dinilai mempunyai kinerja keuangan yang dinilai rendah apabila dibandingkan dengan BUMD lainnya yaitu Perseroan Terbatas. Perusahaan Daerah yang mempunyai kinerja keuangan rendah kemudian mulai mempengaruhi fungsi utamanya yaitu sebagai sumber pemasukan pendapatan asli daerah. Pengaruh kinerja buruk tersebut tentu memberikan dampak negatif dikarenakan target pendapatan daerah yang telah ditetapkan dan bersumber dari Perusahaan Daerah sebagai salah satu BUMD milik daerah tidak tercapai karena hasil/laba yang diberikan kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota cenderung sangat kecil jumlahnya bahkan banyak yang cenderung merugi. Akibatnya, banyak kemudian dari Perusahaan Daerah yang merasa tertekan dengan keadaan yang seakan menyudutkan mereka, mereka merasa bahwa kinerja serta hasil yang mereka hasilkan cenderung buruk dan tidak sesuai dengan target tak lain karena bentuk badan hukum yang mereka sandang. Sebagai BUMD yang notabene 1 Usaha-Milik-Daerah, Revieu Literatur Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah, diakses pada 15 Maret 2016 pukul WIB.
4 4 mempunyai keterkaitan erat dengan pemeritah daerah, tentu Perusahaan Daerah merupakan salah satu badan hukum yang keberadaannya menjadi salah satu tumpuan Pemerintah Daerah. Mempertimbangkan hal tersebut, pada akhirnya banyak dari Perusahaan Daerah yang kemudian berinisiatif mencetuskan tentang kemungkinan perubahan bentuk badan hukumnya menjadi Perseroan Terbatas. Langkah yang diambil dengan cara perubahan bentuk badan hukum ini kemudian dianggap menjadi salah satu alternatif signifikan yang dapat dilakukan guna memperbaiki kinerja yang diharapkan akan diikuti oleh perbaikan sistem keuangan daerah karena hasil yang diharapkan adalah peningkatan pendapatan asli daerah. Salah satu dari sekian banyak Perusahaan Daerah yang mempertimbangkan kemungkinan tersebut dan pada akhirnya mengambil keputusan untuk mengubah bentuk badan hukumnya menjadi Perseroan Terbatas adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta. Terkait hal tersebut, di Indonesia sendiri lembaga bank mempunyai misi dan fungsi yang khusus, jadi perbankan Indonesia selain memiliki fungsi yang lazim, juga memiliki fungsi yang diarahkan sebagai agen pembangunan (agent of development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Dengan demikian, Pemerintah dapat menugaskan sektor perbankan untuk
5 5 melaksanakan program yang ditujukan guna mengembangkan sektor-sektor perekonomian tertentu. 2 Sebagaimana telah dipersyaratkan dalam Undang-Undang Perbankan, setiap usaha perbankan yang ada di Indonesia harus memiliki bentuk badan hukum. Bentuk badan hukum bagi bank umum yang ditentukan oleh Pemerintah haruslah berbentuk Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, Koperasi, serta bentuk lain yang ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan suatu peraturan perundangundangan. 3 Pada awal pendiriannya, BPD DIY yang berkedudukan di Ibukota Provinsi berkomitmen untuk membentuk badan hukum yang berbentuk sebagai Perusahaan Daerah dengan berbagai pertimbangan yang mendasarinya. Salah satu pertimbangannya adalah bahwa sejak awal pendiriannya, BPD DIY bertujuan untuk mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan rakyat yang ada di daerah, dalam hal ini adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain hal itu, alasan lain yang menguatkan pengambilan keputusan perubahan bentuk badan hukum BPD DIY menjadi Perseroan Terbatas adalah karena usaha yang mereka dirikan memiliki tujuan untuk membantu mempercepat pembangunan ekonomi daerah. Seiring berjalannya waktu dalam menjalankan usahanya, BPD DIY sebagai Bank yang berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah, menemukan beberapa hal yang dirasa menghambat kinerja BPD DIY. Selain hambatan berupa tingkat kinerja yang semakin rendah dan merosot, keadaan sulit juga tidak jarang ditemui. BPD 2 Muhammad Djumhana, 2000, Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm Lihat Pasal 21 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1988 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
6 6 DIY sebagai salah satu usaha yang bergerak di bidang perbankan tentu banyak mempunyai kegiatan usaha yang baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan nasabah. Bentuk badan hukum BPD DIY terdahulu sebagai Perusahaan Daerah tak dapat dipungkiri sedikit banyak telah membatasi ruang gerak BPD DIY sebagai usaha perbankan. Akibat bentuk badan hukum tersebut, BPD DIY seakan tak bertaring di dunia perbankan karena kalah bersaing dengan usaha perbankan lain diluar sana. Ketertinggalan BPD DIY dapat dilihat dari saat usaha perbankan lain telah semakin variatif dalam menawarkan kegiatan usaha perbankan, BPD DIY seakan masih berjalan ditempat tanpa pergerakan dan perkembangan yang signifikan. Padahal, seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, akan semakin beragam pula jasa/kegiatan usaha perbankan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tentu tuntutan yang belum dapat dipenuhi oleh BPD DIY ini pula yang menjadi salah satu penyebab masyarakat memilih bank lain yang dirasa lebih menjanjikan dan menguntungkan apabila dilihat dari berbagai sisi pertimbangannya. Berdasarkan hal tersebut, kemudian dapat dikatakan bahwasanya BPD DIY semakin lama semakin tertinggal jauh dan berakibat langsung pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diberikan kepada Pemerintah Daerah yang semakin menurun. 4 Faktor-faktor itulah yang kemudian pada akhirnya memunculkan berbagai pertimbangan mengenai kemungkinan perubahan bentuk badan hukum yang mulai banyak digaungkan. Hingga pada akhirnya, setelah melalui serangkaian 4 Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB), 2012, Analisis Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah (BPD) D.I.Yogyakarta, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Yogyakarta, hlm. 4
7 7 tahap dan prosedur serta mekanisme sebagaimana yang telah ditentukan, terbitlah Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Terbitnya Peraturan Daerah tersebut menandai resminya BPD DIY melakukan perubahan bentuk badan hukum. Kebijakan yang diambil oleh BPD DIY ini mungkin banyak menuai opini dari berbagai pihak. Pengambilan kebijakan perubahan bentuk badan hukum BPD DIY ini bukanlah tanpa suatu sebab. Penyebab utamanya adalah faktor yang banyak membayangi mayoritas Perusahaan Daerah bahwasanya sebuah Perusahaan Daerah tidak dapat berkembang lebih jauh baik dalam kinerja, variasi pelayanan, maupun luas cakupan wilayah kerjanya dikarenakan ruang gerak Perusahaan Daerah terbatas dan sangat bergantung kepada kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Telah pula dinyatakan dalam Pasal 2 Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bahwasanya, Maksud perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas untuk meningkatkan peran dan fungsi serta daya saing dalam mengantisipasi perkembangan ekonomi regional, nasional, dan/atau internasional. 5 Prosedur perubahan yang telah rampung ditempuh tidak serta merta hanya sebatas mengubah bentuk badan hukum BPD DIY saja. Melainkan, perubahan 5 Ibid., hlm. 5
8 8 bentuk badan hukum tersebut juga berakibat terhadap perubahan beberapa hal lainnya yang ikut terkena dampak serta pengaruhnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti memilih untuk mengadakan penelitian hukum dengan judul, Analisis Terhadap Perubahan Bentuk Badan Hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas pada PT. BPD DIY. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah keabsahan perbuatan hukum yang dilakukan pada saat proses perubahan bentuk badan hukum sedang berjalan? 2. Bagaimanakah campur tangan Pemerintah Daerah pasca perubahan bentuk badan hukum yang dilakukan oleh PT. BPD DIY? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada, maka terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, antara lain: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui keabsahan perbuatan hukum yang dilakukan pada saat proses perubahan bentuk badan hukum sedang berjalan. b. Untuk mengetahui campur tangan Pemerintah Daerah pasca perubahan bentuk badan hukum yang dilakukan oleh PT. Bank BPD DIY. 2. Tujuan Subyektif
9 9 Penelitian hukum ini dilakukan dalam rangka mengumpukan data-data yang diperlukan guna keperluan penelitian, dimana hasil dari pengumpulan data tersebut akan menjadi dasar dilakukannya penyusunan penulisan hukum, yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Dari hasil penelusuran penulis mengenai kepustakaan di perustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, ditemukan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan perubahan bentuk badan hukum. Hasil penelitian tersebut adalah: 1. Penulisan Skripsi atas nama Sinung Driyo Subanar pada tahun 2015 di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dengan judul, Peralihan Bentuk Badan Hukum Pada PT Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.Penulis meneliti tentang akibat hukum pada PT Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (BPD DIY) atas proses peralihan bentuk badan hukum yang dilakukannya dan kedudukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalammelakukan pengawasan terhadap proses peralihan bentuk badan hukum pada lembaga perbankan Penulisan Skripsi atas nama Viodetha Pattuju pada tahun 2015 di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dengan judul, Akibat Hukum terhadap 6 Sinung Driyo Subanar, 2015, Peralihan Bentuk Badan Hukum Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
10 10 Perjanjian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan atas Perubahan Bentuk dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas di PT. BPD DIY. Penulis meneliti tentang implikasi yuridis terhadap perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan atas perubahan bentuk BPD DIY sebagai Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas dan mengenai perlindungan hukum terhadap debitur terkait perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan atas perubahan bentuk BPD DIY. 7 Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan, tema dalam beberapa penelitian memang memiliki kemiripan yakni berhubungan dengan perubahan bentuk badan hukum dan obyek yang diteliti, tetapi terdapat perbedaan antara penelitianpenelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu mengenai rumusan masalah yang diangkat oleh penulis mengenai keabsahan terhadap perbuatan hukum yang dilakukan PT. BPD DIY pada saat proses pealihan bentuk badan hukum dan campur tangan Pemerintah Daerah pasca perubahan bentuk yang dilakukan PT. BPD DIY yang sebelumnya merupakan Perusahaan Daerah. Kedua rumusan masalah tersebut tidak menjadi masalah yang diangkat dalam penulisan hukum terdahulu. Dengan demikian, penelitian ini dapat dianggap asli dan layak untuk diteliti. Namun, apabila masih terdapat penelitian serupa di luar sepengetahuan penulis, maka diharapkan penelitian ini dapat menambah atau melengkapinya. 7 Viodetha Pattuju, 2015, Akibat Hukum terhadap Perjanjian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan atas Perubahan Bentuk dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas di PT. BPD DIY, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
11 11 E. Manfaat Penelitian Suatu Penelitian dibuat agar dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Penulis berharap penulisan ini dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu hukum, khususnya ilmu hukum perdata karena penelitian ini membahas mengenai perubahan bentuk badan hukum. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Penulisan ini diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya mengenai proses perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas pada PT. BPD DIY. b. Bagi Pemerintah Penulisan hukum ini diharapkan dapat menyampaikan gambaran secara empiris mengenai proses perubahan bentuk badan hukum. Sehingga memberikan pertimbangan untuk peraturan pelaksana di masa mendatang yang semakin disesuaikan dengan tujuan dan manfaat dari suatu badan hukum. c. Bagi Negara Penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada negara sebagai karya ilmiah yang mengkaji suatu masalah secara teoritis dan praktis yang mengacu dan disesuaikan dengan Peraturan Perundang-undangan.
12 12 d. Bagi Peneliti Yakni guna memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjanaan pada tingkat strata satu ilmu hukum, juga untuk mengembangkan pengetahuan di bidang hukum khususnya di bidang hukum perdata.
BAB I PENDAHULUAN. lainnya pada saat zaman penjajahan Belanda dengan adanya Vereenidge Oost
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuagan mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank merupakan salah satu lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini juga sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didukung dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki daratan luas, tanah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahulu Indonesia dikenal sebagai negara agraris, sebutan tersebut didukung dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki daratan luas, tanah yang subur dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia, pembangunan nasional merupakan salah satu alternatif untuk meningkatan taraf hidup suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (sub-national State Owned Enterprise) telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Usaha Milik Daerah (sub-national State Owned Enterprise) telah menjadi salah satu bentuk badan usaha yang diakui di Indonesia semenjak diundangkannya Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai. perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, sektor perbankan mengalami perubahan dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai money changer (tukar menukar uang),
Lebih terperinciASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN
ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN (Studi Tentang Polis Asuransi Sebagai Cover Jaminan Kredit di PT. Asuransi Bumiputeramuda 1967 Surakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Republik Indonesia adalah negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan secara terus menerus dan berkembang, yaitu pembangunan di segala bidang, baik bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembangunan disegala bidang ekonomi oleh masyarakat memerlukan dana yang cukup besar. Dana tersebut salah satunya berasal dari kredit dan kredit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, transaksi tidak hanya terjadi dalam suatu negara saja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, transaksi tidak hanya terjadi dalam suatu negara saja melainkan sudah melewati batas lintas negara, termasuk transaksi perbankan. Di era pertukaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan perbankan mempunyai peran penting dalam menentukan tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara terutama di dalam era perdagangan bebas dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah. Bentuk hukum ini sangat kurang lazim di dalam lingkungan bisnis nasional
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk Badan hukum Badan Usaha Milik Daerah di Indonesia sebagian besar masih berbentuk Perusahaan Daerah ( PD ) yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era Otonomi Daerah menurut Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merangsang dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk meningkatkan. produktifitas di bidang usahanya. Meningkatnya pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era pembangunan dewasa ini, peranan kredit sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan sangatlah penting untuk menunjang, merangsang dan menumbuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki beberapa wilayah yang penduduknya tersebar dari Sabang sampai Merauke. Banyaknya penduduk menjadikan Indonesia harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang lebih dikenal dengan (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika krisis ekonomi terjadi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Sejak digunjang krisis moneter pada tahun 1998 lalu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam nomor satu di dunia, namun fakta tersebut seakan berbanding terbalik dengan kondisi perekonomiannya. Sejak digunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar kepercayaan. Bank dalam pendanaan operasionalnya sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan mitra usaha yang mempunyai peran penting dalam dunia usaha baik itu dalam dunia industri, dagang, jasa, dan lembaga keuangan lainnya. Bank merupakan lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks. 1 Peranan perbankan nasional perlu ditingkatkan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk menggerakkan perekonomian. Modal dasar pembangunan dapat berupa kekayaan alam, sumberdaya manusia, teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa modern seperti sekarang ini, lembaga keuangan atau bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu perusahaan memiliki peraturan dan tata tertib yang mengatur jalannya suatu perusahaan tersebut. Dengan kata lain setiap perusahaan diwajibkan adanya kepemilikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional, hal ini memiliki dampak yang menguntungkan dan kurang menguntungkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum publik menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Perdata mengenal dua subjek hukum, yaitu individu atau perorangan dan badan hukum. Badan hukum dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu badan hukum prifat seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka masyarakat dan pemerintah sangat penting perannya. Perkembangan perekonomian nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendirian Perusahaan Terbatas, hal ini diatur secara tegas dalam Pasal 7 ayat (1)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu Akta Otentik yang merupakan kewenangan Notaris adalah Akta Pendirian Perusahaan Terbatas, hal ini diatur secara tegas dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan strategi nasional untuk mencapai keuangan inklusif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih banyaknya anggota masyarakat yang belum mengenal, menggunakan atau mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya antara lain, karena bertempat tinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara dan erat kaitanya dengan perkonomian, hampir semua kegiatan yang berkaitan dengan lalu lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya untuk memperoleh laba dan memaksimumkan nilai perusahaan. Laba yang didapatkan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diamanatkan di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dasar dari setiap warga Negara Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di masyarakat semakin beragam dan terjadinya tidak dapat dipastikan atau diprediksi. Salah satu permasalahan yang cukup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undangundang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro tergolong jenis usaha yang tidak mendapat tempat di bank, rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan dari pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyerapan dana yang dilakukan bank-bank yang ada di seluruh Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1997 ketika terjadi krisis, Bank Indonesia sebagai salah satu lembaga yang mengawasi sektor keuangan tidak mampu menahan laju krisis, sehingga terjadi kehancuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tatanan perekonomian global telah memperkuat posisi perbankan sebagai pilar utama dalam menunjang pertumbuhan ekonomi baik secara internasional maupun nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Hal ini berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era otonomi daerah telah diberikan kewenangan lebih besar pada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Hal ini berarti idealnya pelaksanaan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik karena adanya unsur kepercayaan. Kepercayaan ini muncul karena adanya pelaksanaan hak dan kewajiban yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan yang diberikan oleh pihak customer service. Di Bank
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, dunia perbankan terus-menerus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan dunia perbankan merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerataan pembangunan di segala bidang pada umumnya merupakan salah satu dari tujuan utama pembangunan nasional. Dalam rangka melindungi segenap Bangsa Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan memiliki peranan yang strategis dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan perbankan memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan, terutama dalam posisinya sebagai financial intermediary; sebagai lembaga perantara keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstitusional dalam melaksanakan politik pertanahan bahwa negara. Tujuan Undang-undang Pokok Agraria adalah :
0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) dan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Dasar Pokok- Pokok Agraria yang singkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi sebagai suatu proses menuju ekonomi yang maju dan sejahtera, dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengelola dana masyarakat secara baik dan benar. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana (surplus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perbankan merupakan bidang usaha yang dapat meningkatan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di suatu negara. Oleh karena itu, perbankan diharapkan mampu
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN (Studi Kasus di Bank Pembangunan Daerah / Bank Jateng Cabang Jatisrono Wonogiri) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum yang berbeda dengan negara sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO I. UMUM Sektor jasa keuangan merupakan sektor yang memiliki keterkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian kredit bagi bank merupakan kegiatan yang utama, karena pendapatan terbesar dari bank berasal dari sektor kredit baik dalam bentuk bunga, provisi, ataupun
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD BPR) BANK WONOSOBO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan memegang peranan penting dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan penyediaan dana untuk perkembangan pembangunan atau untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia saat ini yang tidak menentu saat ini akan membawa banyak dampak bagi seluruh pihak. Selain itu seiring dengan berkembangnya sektor industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan badan usaha atau lembaga keuangan yang beranggotakan orang atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perbankan sebagai salah satu sub sektor ekonomi sangat besar peranannya dalam mendukung aktivitas dan pelaksanaan pembangunan yang merupakan alat di dalam mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring majunya ekonomi suatu negara, maka semakin banyak. kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring majunya ekonomi suatu negara, maka semakin banyak kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Barang kebutuhan itu belum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan perekonomian Indonesia saat ini, perusahaan dituntut untuk dapat lebih meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penulis memutuskan untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulis memutuskan untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di lingkungan Sekretariat DPRD DIY karena berkaitan dengan tema yang penulis ambil dalam pembuatan tugas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 31 Tahun 1992 TLN Nomor 3472, Pasal 4. Aditya Bakti, 2003), hal 86. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem perekonomian suatu negara industri perbankan memegang peranan penting sebagai penunjang perekonomian negara tersebut. Di Indonesia industri perbankan mempunyai
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM BANK PEMBANGUNAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara, karena perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur pokok dalam kesejahteraan rakyat adalah. terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bidang papan atau perumahan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur pokok dalam kesejahteraan rakyat adalah terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bidang papan atau perumahan. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan upaya mewujudkan masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Manusia memerlukan bantuan orang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Surabaya dengan luas wilayah sebesar 326,36 km² merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Surabaya dengan luas wilayah sebesar 326,36 km² merupakan salah satu kota yang memiliki keistimewaan dalam hal pengelolaan tanah. Diantara wilayah tersebut
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciUndang-Undang tentang LKM tersebut mengamanatkan beberapa materi pengaturan teknis lebih lanjut terkait perizinan usaha, kelembagaan LKM, sert
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Perizinan. Usaha. Kelembagaan. Mikro. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 342) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Lebih terperinciPENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR
PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu perjanjian tertulis merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan memiliki jaminan kesehatan setiap warga negara berhak mendapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan kesehatan merupakan hak konstitusional setiap warga Negara. Dengan memiliki jaminan kesehatan setiap warga negara berhak mendapat layanan kesehatan. Jaminan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum islam merupakan bagian dalam tata hukum di Indonesia dimana bagi setiap muslim diwajibkan untuk menerapkan aturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT termasuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada umumnya dan pertumbuhan ekonomi pada. masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha kecil merupakan bagian integral dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peran yang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan nasional pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan modal sebagai salah satu sarana dalam pengembangan unit usaha oleh para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin pesat membuat kebutuhan akan biaya untuk kehidupan sehari-hari juga semakin besar. Seiring dengan perkembangan ekonomi tersebut, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (social control), akan tetapi juga menjalankan fungsi sebagai pendorong
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan hukum secara ideal tidak hanya dalam fungsi pengendalian sosial (social control), akan tetapi juga menjalankan fungsi sebagai pendorong perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup seperti ini dikenal dengan gaya hidup modern. Gaya hidup modern adalah
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini mayarakat hidup di masa yang serba praktis dan canggih, di mana semuanya dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan cenderung instan. Gaya hidup seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi merupakan kasus yang sangat ditakuti oleh setiap negara di dunia. Hal ini membuat setiap negara berusaha untuk memperkuat ketahanan ekonomi. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan permasalahan yang semakin kompleks memerlukan adanya penyesuaian tentang kebijakan sistem ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selanjutnya bank umum swasta nasional non devisa, bank persero, bank asing, bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelompok bank yang memiliki kinerja paling baik selama periode 2010 sampai dengan 2014 berdasarkan analisis 7 (tujuh) rasio keuangan yakni CAR, ROA, BOPO, LAR, LDR,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.03/2016 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.03/2016 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digencar-gencarkan adalah ekonomi kreatif dalam kata lain adalah Usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada umumnya masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani, pedagang, pegawai swasta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Notaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari pembayaran uang. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan serta cita-cita bangsa, termasuk di dalamnya
Lebih terperinciPENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR \ Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam yang terkandung di dalamnya mempunyai fungsi penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Negara Republik Indonesia yang kehidupan rakyat dan perekonomiannya sebagian besar bercorak agraris, bumi termasuk perairan dan kekayaan alam yang terkandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank yang tidak mampu untuk tetap melanjutkan usahanya. Pertengahan tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia sempat mengalami keterpurukan sebagai imbas dari krisis perekonomian yang melanda kawasan Asia pada tahun 1997. Salah satu akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap individu. Keinginan masyarakat untuk dapat memiliki tempat
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BADAN KREDIT KECAMATAN KUDUS DENGAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum
PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA KSP RUKUN SURAKARTA DENGAN PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR WILAYAH SRAGEN TENTANG PEMOTONGAN UANG PENSIUN UNTUK ANGSURAN KREDIT PENSIUN SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat ukur kemakmuran dari suatu negara. 1 Untuk mencapainya diperlukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat ekonomi yang tinggi adalah salah satu hal yang dapat dijadikan sebagai alat ukur kemakmuran dari suatu negara. 1 Untuk mencapainya diperlukan niat
Lebih terperinciprofesional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tidak sedikit kalangan masyarakat yang menggunakan jasa perbankan untuk berinvestasi maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan membutuhkan bantuan dari orang lain. Untuk dapat mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pinjam meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran. Hampir semua masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran bank sebagai salah satu lembaga keuangan sangat penting bagi pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan jo
Lebih terperinci- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA KONSOLIDASI BAGI BANK YANG MELAKUKAN PENGENDALIAN TERHADAP PERUSAHAAN ANAK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan proses perubahan struktur dalam berbagai bidang yang bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi beberapa tahun terakhir ini telah membawa pengaruh sangat besar bagi bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi.
Lebih terperinci