LAPORAN PSKP INSPEKSI SANITASI RUMAH SEHAT DI DESA KEDUNGWULUH LOR KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PSKP INSPEKSI SANITASI RUMAH SEHAT DI DESA KEDUNGWULUH LOR KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS"

Transkripsi

1 LAPORAN PSKP INSPEKSI SANITASI RUMAH SEHAT DI DESA KEDUNGWULUH LOR KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS Disusun oleh: Nama: NIM: Azis Awaludin P KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKES KEMENKES SEMARANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat karunia dan kesempatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan PSKP dengan judul INSPEKSI SANITASI RUMAH DI DESA KEDUNGWULUH LOR, KECAMATAN PATIKRAJA, KABUPATEN BANYUMAS. Laporan ini menjelaskan tentang keadaan sanitasi rumah, permasalahan sanitasi rumah dan pemecahannya di desa Kedungwuluh Lor Kecamatan patikraja, Kabupaten Banyumas. Laporan ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak terkait. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : - Dosen Pengampu Mata Kuliah PSKP - Orang Tua Penulis - Teman - teman Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna terutama pada bagian gambaran umum tentang desa Kedungwuluh Lor. Oleh karena itu penulis sangat menerima apabila ada saran dan kritik yang masuk. Semoga ke depannya akan menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat kepada para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Terimakasih. Penulis 2

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Manfaat... 3 D. Metode Pengumpulan Data... 3 BAB II HASIL A. Gambaran Umum Desa Kedungwuluh Lor... 4 B. Hasil Isnpeksi Sanitasi Rumah... 7 BAB III PEMBAHASAN A. Masalah... 8 B. Pemecahan Masalah BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi tingginya bagi setiap warga negara. Tingkat kesehatan yang tinggi daya produksi manusia akan meningkat, sehingga dapat pula meningkatkan kesejahteraan bangsa. Kesehatan lingkungan merupakan unsur dari program kesehatan, baik didaerah perkotaan maupun daerah pedesaan. Kesehatan lingkungan yang kurang baik adalah merupakan masalah utama dari timbulnya ganguan penyakit, misalnya : penyebaran penyakit menular dan angka kematian dan kesakitan yang tinggi. Sedangkan perkembanangan ilmu dan teknologi juga akan mengganggu keadaan kesehatan lingkungan masyarakat. Untuk menanggulangi keadaan keadaan dan akibat-akibat yang tidak baik. Pemerintah pada akhir-akhir ini sangat memperhatikan tentang perumahan. Langkah-langkah pemeritah ini ditempuh untuk menanggulangi masalah perumahan yang timbul dan terdapat di masyarakat, permasalahan yang ada pada umumnya adalah : a. Kurang seimbangnya abtara harga rumah dengan daya beli masyarakat, sehingga bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah makin sulit untuk mendapatkan rumah. Namun bagi masyarakat yang berpenghasilan tinggi akan mudah untuk mendapatkanya. b. Kurangnya rumah, yang disebabkan makin pesatnya pertambahan penduduk, sedangkan penyediaan rumah yang lamaban. Permasalahan tersebut diatas merupakan permasalahan yang banyak dijumpai di perkotaan. Hal ini diakibatkan kota sangat pesat pertambahan pendudknya. Sedangkan bagi masyarakat dipedesaan masalah yang sering timbul adalah : a. Kurang pengetahuan bagi masyarakat desa tentang rumah sehat, baik konstruksi rumah, tata ruang gar rumah tidak mudah sebagai sarang tikus dan lain-lain, kesemuanya itu ditunjau dari segi kesehatan. 4

5 b. Adat istiadat masyarakat desa yang msih kuat, sehingga tidak jarang rumah yang dibuatnya kurang memenuhi syarat kesehatan. 5

6 B. Tujuan 1. Untuk mengetahui kondisi perumahan di desa Kedungwuluh Lor Rt 04 / Rw 03 Kecamatan Patikraja. 2. Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Kedungwuluh Lor Rt 04 / Rw 03 Kecamatan Patikraja. C. Manfaat 3. Bagi masyarakat. Bagi masyarakat terutama adalah untuk memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan penyakit yang bebasis lingkungan, membantu mengatasi masalah tentang masalah kesehatan lingkungan terutama masalah sanitasi perumahan dengan memberikan beberapa alternatif dan masukan masukan guna pemecahan masalah. 4. Bagi institusi. Bagi institusi, mahasiswa dapat dipergunakan sebagai bahan informasi dan kepustakaan bagi mahasiswa lainnya. 5. Bagi mahasiswa. Bagi mahasiswa yang melaksanakan inspeksi sanitasi perumahan dapat digunakan untuk menambah pengalaman secara langsung di lapangan (dimasyarakat) dari ilmu yang didapat. Selain itu, mahasiswa dapat mengetahui kondisi sanitasi perumahan ataupun lingkungan tempat praktek secara langsung. D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam inspeksi sanitasi rumah ini dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Observasi, dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia. 2. Wawancara, melakukan tanya jawab tentang perilaku sehari hari penghuni rumah sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah. 6

7 BAB II HASIL INPEKSI SANITASI RUMAH A. Gambaran Umum 1. Keadaan Topografi Topografi adalah kondisi permukaan tanah suatu daerah, apakah berbukit bukit atau lembah. Kondisi topografi suatu daerah dengan daerah yang lain tentu berbeda beda. Secara umum kondisi topografi dari desa Kedungwuluh Lor adalah berupa dataran tinggi dengan ketinggian mdpl, dan merupakan salah satu bagian wilayah desa dari kecamatan Patikraja kabupaten banyumas dengan luas wilayah 3,02 km² 2. Keadaan Geografis Desa kedungluwuh Lor adalah salah satu desa di wilayah kecamatan Pakitraja, Kabupaten Banyumas dengan luas wilayah 3.02 km², terbagi menjadi 28 Rt dan 5 Rw dengan perincian sebagai berikut: Tabel 1 Jumlah Rt dan Rw Desa Kedungwuluh Lor No Wilayah Rw Jumlah Rt 1 I 6 2 II 6 3 III 6 4 IV 3 5 V 7 Jumlah 5 28 Letak geografis Desa Kedungwukuh Lor berbatasan dengan wilayah beberapa desa dan berbatasan dengan kecamatan lain, yaitu: Sebelah Utara :Desa karanganyar dan Desa Panusupan Kecamatan Cilongok. Sebelah Selatan : Desa Kedungwuluh Kidul. 7

8 Sebelah Barat :Desa Sawangan Wetan dan Desa Panusupan Kecamatan Cilongok. Sebelah Timur : Desa Sidabowa dan Desa Kedungrandu. 3. Keadaan Demografi a) Kepadatan Penduduk Menurut data dari Badan Statistik Kabupaten Banyumas, Angka Dalam Patikraja 2008 jumlah kepadatan penduduk Desa Kedungwuluh Lor 3788 jiwa, dengan kepadatan penduduk per km² 1254 jiwa per km². Jumlah KK dan rata-rata tiap KK Desa Kedungwuluh Lor tahun 2008, jumlah kepala keluarga 1181 jiwa dengan jumlah penduduk 3788 jiwa, sehingga rata-rata jiwa per KK 3,21. b) Pertumbuhan Penduduk Dan pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan penduduk dengan rincian 1) Jumlah penduduk tahun 2008 : jiwa. 2) Pertumbuhan alami : 36 3) Pertumbuhan migrasi : 29 4) Pertumbuhan : 7 5) Presentasi pertumbuhan penduduk : 0,18% Tabel 2 Tabel Angka Kelahiran dan Angka Kematian Menurut Jenis Kelamin Selama Tahun 2008 Angka kelahiran Angka kematian Laki-laki 39 Laki-laki 19 Perempuan 30 Perempuan 14 Jumlah 69 Jumlah Keadaan Sosial Ekonomi a) Fasilitas pendidikan Fasilitas pendidikan di desa Kedungwuluh Lor dapat di lihat pada tabel berikut: 8

9 Tabel 3 Fasilitas Pendidikan dan Jumlah Murid dan Guru di Desa Kedungwuluh Lor Tahun 2008 Jumlah Tingkatan Pendidikan TK SD SMP SMA Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru b) Sarana kesehatan Tabel 4 Jumlah Sarana Kesehatan Desa Kedungwuluh Lor Tahun 2008 No. Jenis Prasarana Jumlah ( unit ) 1. Polindes 1 2. Puskesmas 1 3. Bindes 1 4. Poliklinik/balai pengobatan 0 5. Apotek 0 6. Posyandu 4 9

10 B. Hasil Inspeksi DESA :Kedungwuluh Lor KECAMATAN :Patikraja KABUPATEN/KOTA :Banyumas PROPINSI :Jawa Tengah NAMA PETUGAS :Azis Awaludin TANGGAL INSPEKSI :26 Oktober 2010 Tabel 5 Hasil inspeksi sanitasi rumah desa Kedunguter NO NAMA NILAI KETERANGAN 1 Bp.Rudi Hartono 655 Tidak sehat 2 Bp.Kasram 836 Tidak sehat 3 Bp.Hadi Suyoto 706 Tidak sehat 4 Ibu Nisah 998 Tidak sehat 5 Bp.Kirsun 834 Tidak sehat 6 Bp.Ardi 508 Tidak sehat 7 Ibu Sumirah 674 Tidak sehat 8 Bp.Tasirun 767 Tidak sehat 9 Bp.Kusmiarti 936 Tidak sehat 10 Bp.Sodikin 949 Tidak sehat 10

11 A. Masalah BAB III PEMBAHASAN Rumah mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan ini salah satunya adalah pengaruh kondisi kesehatan rumah terhadap kesehatan manusia (penghuni rumah). Beberapa komponen rumah yang mempengaruhi kesehatan manusia adalah kontruksi dari banguanan rumah, sarana sanitasi yang ada di rumah serta tidak ketinggalan perilaku penghuni rumah sendiri. Setelah dilakukan inspeksi sanitasi rumah di desa Keduwuluh Lor didapatkan bahwa semua rumah yang diinspeksi termasuk dalam kriteria rumah tidak sehat. Secara umum komponen yang ada dirumah penduduk desa Kedungwuluh Lor termasuk dalam kondisi yang tidak sehat sehingga dapat mempengaruhi kesehatan penghuni rumah itu sendiri. Adapun dampak yang dapat ditimbulkan dari komponen komponen rumah (kontruksi, sarana sanitasi dan perilaku penghuni) yang tidak sehat adalah sebagai berikut : 1. Langit-langit Langit langit rumah berfungsi untuk menahan debu debu yang berasalal dari atap rumah. Selain itu langit langit dapat mencegah tikus untuk turun ke lantai rumah. Apabila keberadaan langit langit tidak diperhatikan maka akan menimbulkan berbagai masalah. Setelah dilakukan inspeksi rumah di desa Kedungwuluh Lor didapat, 4 dari 10 rumah yang tidak memiliki langit langit. Kondisi langit langit yang buruk bahkan tidak terdapat langit langit rumah akan menyebabkan debu debu yang berasal dari atap akan berjatuhan ke lantai, makanan yang tidak tertutup, sehingga dapat mengganggu kesehatan penghuni rumah. 2. Dinding Fungsi dinding selain untuk menyokong berdirinya rumah juga berfungsi untuk melindungi penghuni dari kondisi alam di luar rumah (angin, hujan, panas dll) serta menghalau kedatangan vektor dan tikus. Menurut Djasio Sanropie (1989) 11

12 Dari hasil inspeksi sanitasi rumah di desa Kedungwuluh Lor menunjukan bahwa 6 dari 10 rumah sudah berdinding permanen, 1 rumah terbuat dari bukan tembok atau anyaman sedang 3 rumah terbuat semi permanen. 3. Lantai Hasil dari inspeksi rumah di desa Kedungwuluh Lor didapatkan bahwa lantai yang terbuat dari bahan yang kedap air atau diplester atau dikramik ada 6 dari 10 rumah, 1 rumah lantainya masih dari tanah dan 3 rumah lantainya sudah kedap air namun kondisinya sudah retak dan berdebu. 4. Jendela ruang keluarga dan kamar tidur serta kebiasaan membuka jendela Dari hasil inspeksi rumah di desa Kedungwuluh Lor, didapatkan bahwa semua rumah telah memiliki jendela ruang keluarga dan jendela kamar tidur. Sedangkan untuk kebiasaan membuka jendela ruang keluarga 1 dari 10 rumah yang membuka jendela ruang keluarga setiap hari, sedang 9 rumah membuka jendela keluarga kadang-kadang. Kemudian untuk kebiasaan membuka jendela kamar tidur, 6 dari 10 rumah yang membuka kadang-kadang dan 4 rumah membuka jendela kamar tidur setiap hari Keberadaan jendela ruang keluarga fungsinya sama seperti dengan jendela pada kamar tidur. Yaitu sebagai ventilasi tidak tetap dan jalan masuknya cahaya. Suatu ruang keluarga yang tidak meliliki jendela akan menyebabkan udara menjadi pengap dan lembab sehingga berpotensi untuk menjadi tempat hidup bakteri bakteri penyebab penyakit. Padahal apabila udara dapat bersirkulasi dengan baik, bakteri bakteri dapat keluar bersama udara selain itu cahaya yang masuk dapat membunuh bakteri terutama bakteri TB. 5. Ventilasi Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah 12

13 maupun mekanis. Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan ove crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al., 1982). Hasil inspeksi rumah di desa Kedungwuluh Lor didapat 5 dari 10 rumah yang terdapat ventilasi permanen < 10% dari lantai, sedang 5 rumah lain berventilasi pemanen >10% dari luas lantai. Rumah dengan luas ventilasi kurang dari 10% dari luas lantai dapat beresiko dalam penyebaran penyakit gangguan pernafasan dan TBC. Hal ini disebabkan karena pertukaran udara tidak lancar dan pencahayan kedalam rumah kurang baik. 6. Lubang asap dapur Dari hasil inspeksi rumah yang dilakukan menunjukan bahwa semua rumah ada lubang asap dapur namu luas ventilasinya kurang dari 10% dari luas lantai dapur. 7. Pencahayaan Penerangan ada dua macam, yaitu penerangan alami dan buatan. Penerangan alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban. Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka, selain berguna untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu, misalnya untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra violet (Azwar, 1990). Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan, mengusir serangga (nyamuk) dan tikus, juga dapat membunuh beberapa penyakit menular misalnya TBC, cacar, influenza, penyakit kulit atau mata, terutama matahari langsung. Selain itu sinar matahari 13

14 yang menga ndung sinar ultra violet baik untuk pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono, 1985) Hasil inspeksi rumah di desa Kedungwuluh Lor menunjukan 5 responden memiliki pencahayaan yang kurang terang sehingga sulit untuk membaca sedangkan 5 responden lainnya telah memiliki pencahyaan yang terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal. 8. Sarana air bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Dari hasil pengamatan kepemilikan sarana air bersih penduduk di desa Kedungwuluh Lor menunjukan bahwa hanya ada 1 responden dari 10 responden yang memiliki sarana air bersih bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat, 9 responden lainnya memiliki sarana air bersih sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan. 9. Kepemilikan jamban dan kebiasaan membuang tinja Dari hasil inspeksi sanitasi rumah di desa Kedunwuluh Lor didapatkan 6 responden yang memiliki jamban saniter, 2 responden belum memiliki jamban yang saniter, sedang responden tidak memiliki jamban sama sekali. 3 responden. Kebiasaan responden 3 responden membuang tinja sembarangan (sungai,kolam), 4 responden membuang tinja kadangkadang ke jamban dan 3 responden membuangan tinja di jamban setiap hari. Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi. Salah satu penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum memadai. Menurut data dari anak balita yang meninggal karena diare setiap tahun di Asia, separuh di antaranya adalah di Indonesia. 14

15 Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat antara lain sebagai berikut : a) Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi b) Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur 10. SPAL Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage system) Air limbah rumah tangga hendaknya diolah dengan benar, jangan dibuang sembarangan. Hal ini dapat menyebabkan sumber air disekitar dapat tercemar akibat resapan air limbah. Selain itu air limbah yang tidak diolah dapat menjadi alasan kedatangan lalat. Dari hasil inspeksi rumah di desa Kedungwuluh Lor menunjukan 3 rumah dari 10 rumah yang tidak memiliki SPAL sehingga air limbah tergenang di halaman rumah, 4 rumah memiliki SPAL namun jaraknya kurang dari 10m dari sumber air sehingga dapat mencemari sumber air, 1 rumah pembuangan air limbahnya dialirkan ke selokan, dan 2 rumah sudah memiliki SPAL yang sudah cukup saniter sehingga tidak mencemari sumber air yang jaraknya lebih dari 10m dari sumber air. 11. Sarana pembuangan sampah (tempat sampah) Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat, nyamuk, tikus dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya yang ditimbulkan, antara lain penyakit diare, kolera, tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai, demikian pula penyakit jamur ( misalnya jamur kulit ). Dari hasil inspeksi sanitasi rumah di desa Kedungwuluh Lor didapat hasil 5 responden dari 10 responden memiliki tempat sampah 15

16 namun tidak kedap air dan tidak berpenutup, tempat sampah yang digunakan oleh para responden ini memakai temapat6 sampah yang dibuat dari anyaman bambu. Kemudian 5 responden lainnya mempunyai tempat sampah yang kedap air namun tidak berpenutup. 12. Membersihkan rumah dan halaman Rumah dan halaman yang kotor dan tidak rapi tentu akan menjadi habitat yang menyenangkan bagi binatang binatang. Tikus, kecoa, lalat dan nyamuk akan betah tinggal di tempat tempat yang kotor lagi tidak terawat. Keberadaan mereka tentu dapat mengganggu kesehatan penghuninya. Maka sudah seahrusnya panghuni rumah untuk selalu membersihkan rumah dan halaman. Dari hasil inspeksi sanitasi rumah di desa Kedungwuluh Lor didapat hasil 5 dari 10 responden yang membersihkan rumah dan halaman kadang-kadang, dan 5 responden lainnya setiap hari membersihakan rumah dan halamannya. 13. Membuang sampah Hasil inspeksi rumah di desa Kedungwuluh Lor didapatkan bahwa 4 responden yang membuang sampah di kebun atau di kolam. 4 responden lainnya membuang sampah kadang-kadang ke tempat sampah, 2 responden setiap hari membuang sampah dtempat sampah. Kebiasaan membuang sampah secara sembarangan akan menyebabkan lingkungan tercemar. Hal ini akan menyebabkan tanah tidak subur serta dapat mengundang kedatangan vector penyakit untuk berkembang biak disitu. 16

17 B. Pemecahan Masalah Dari hasil yang didapatkan seperti pada tabel 4 menunjukan bahwa semua rumah penduduk desa Kedungwuluh Lor yang diinspeksi termasuk dalam kriteria rumah tidak sehat. Mulai dari komponen fisik rumah, sarana saniatasi sampai perilaku penghuni diketemukan masalah yang mempengaruhi kesehatan rumah tersebut. Adapun masalah masalah yang ditemukan serta upaya pemecahan masalah rumah sehat akan dibahas satu per satu dibawah ini. 1. Rudi Hartono Sesuai dari hasil penilaian rumah sehat, didapat jumlah nilai 655 dengan kreteria rumah tidak sehat, Dengan permasalahan sabagai berikut. Tabel 6 Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah Rumah Sehat Milik Rudi Hartono No Permasalahan Rekomendasi 1 Tidak ada langit-langit a) Hendaknya dibuatkan langit langit guna menahan debu yang berasal dari genting serta untuk menghindari atap rumah sebagai sarang tikus. 2 Lubang asap dapur tidak ada a) Karena dapur digunakan sebagai tempat memasak, dari hasil pembakaran saat memasak akan menghasilkan asap dan CO yang menimbulkan penyakit saluran pernafasan. Sabaiknya dapur ada lubang asap atau jendela agar sirkulasi udara berjalan dengan lancar. b) Apabila di dapur tidak ada lubang asap atau ventilasi, sabaiknya saat memasak pintu selalu terbuka. c) Sebaiknya lubang ventilasi luasnya lebih dari 10% dari luas lantai 17

18 dapur. 3 Pencahayaan yang kurang terang a) Sebaiknya pada siang hari gorden jendela dan jendelanya dibuka agar pencahayaan dari sinar matahari dapat masuk dengan baik. b) Nyalakan lampu apabila jendela sudah dibuka tapi pencahayaan kurang terang. c) Kebersihan dinding harus terjaga tetap bersih, serta penggunaan cat dengan warna yang terang akan menambah penahayaan. 4 SAB milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 5 Jamban yang bukan leher angsa, disalurkan ke sungai atau sungai a) Sebaiknya jarak SAB dengan tempat pembuangan limbah atau pembuangan tinja lebih dari 10m. a) Sebaiknya buat jamban sendiri yang tertutup dan sesuai dengan syarat kesehatan agar kotoran tidak mencemari lingkungan. b) Buatlah saluran jamban ke septiktank agar tidak mencemari lingkungan. 6 Tidak mempunyai SPAL sehingga tergenang di halaman rumah. 7 Sarana pembuangan sarana (tempat sampah) kedap air tapi tidak berpenutup. a) Membuat saluran air limbah yang tertutup dan dialirkan ke septiktank, dan harus berjarak lebih dari 10m dari sumber air agar tidak mencemari sumber air. a) Buatlah penutup tempat sampah agar tidak mengundang datangnya lalat dan tidak menimbulkan bau sampah. b) Membeli tempat sampah yang sudah kedap air dan ada penutupnya. 18

19 2. Kasram Sesuai dari hasil penilaian rumah sehat, didapat jumlah nilai 836 dengan kreteria rumah tidak sehat, Dengan permasalahan sabagai berikut. Tabel 7 Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah Rumah Sehat Milik Kasram No Permasalahan Rekomendasi 1 Tidak ada langit-langit c) Hendaknya dibuatkan langit langit guna menahan debu yang berasal dari genting serta untuk menghindari atap rumah sebagai sarang vektor. d) Apabila tidak memungkinkan untuk membuat langit langit dalam waktu dekat, maka pemilik rumah harus sering membersihkan atap rumah secara rutin. 2 Lubang asap dapur a) Karena dapur digunakan sebagai tempat memasak, dari hasil pembakaran saat memasak akan menghasilkan asap dan CO yang menimbulkan penyakit saluran pernafasan. Sabaiknya dapur ada lubang asap atau jendela agar sirkulasi udara berjalan dengan lancar. b) Apabila di dapur tidak ada lubang asap atau ventilasi, sabaiknya saat memasak pintu selalu terbuka. c) Sebaiknya lubang ventilasi luasnya lebih dari 10% dari luas lantai dapur. 3 Pencahayaan kurang terang a) Hendaknya menambahkan genteng kaca pada atap rumah agar cahaya matahari dapat masuk. 19

20 b) Gunakan lampu agar penerangan lebih optimal. c) Kebersihan dinding harus terjaga tetap bersih, serta penggunaan cat dengan warna yang terang akan menambah penahayaan. d) Sebaiknya pada siang hari gorden jendela dan jendelanya dibuka agar pencahayaan dari sinar matahari dapat masuk dengan baik. 4 SAB milik sendiri dan tidak memenuhi syarat a) Perbaiki kondisi sanitasi sumur gali agar air sumur lebih terlindungi b) Sebaiknya jarak SAB dengan tempat pembuangan limbah atau pembuangan tinja lebih dari 10m. c) Sebaiknya kandang ternak berjauhan dengan sumber air (lebih dari 10m) d) Buatlah sumur gali baru yang lebih memenuhi syarat kesehatan. 5 Memiliki SPAL namun dialirkan ke selokan terbuka 6 Tempat sampah tidak ada penutupnya. a) Buatlah septic tank untuk menampung air limbah dari rumah a) Buatlah penutup tempat sampah agar tidak mengundang datangnya lalat dan tidak menimbulkan bau sampah. b) Membeli tempat sampah yang sudah kedap air dan ada penutupnya. 7 Membuka jendela kamar dan ruang keluarga kadang-kadang. a) Biasakan untuk membuka jendela kamar tidur agar sirkulasi udara lancar dan pencahayan baik di ruang kamar tidur dan ruang keluarga 8 Membersihkan rumah dan a) Membersihkan rumah dan 20

21 halaman kadang-kadang 9 Membuang tinja bayi kadangkadang di jamban halaman rumah secara rutin setiap hari, agar kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya bersih, nyaman, enak dipandang. a) Membuang tinja bayi sebaiknya di jamban, apabila tidak mempunyai jamban sendiri gunakan jamban umum atau jamban tetangga. b) Membuat jamban sendiri. 10 Kadang-kadang membuang sampah di tempat sampah. a) Membuat TPS secara berkelompok dengan para warga lain agar dapat membuang sampah dengan mudah. b) Hendaknya dibuang ke tempat sampah yang telah tersedia. c) Buat sendiri tempat sampah secara sederhana dapat dengan menggali tanah tapi harus jauh dari pemukiman dan jauh dari sumber air minimal 10 m. 21

22 3. Hadi Suyoto Sesuai dari hasil penilaian rumah sehat, didapat jumlah nilai 836 dengan kreteria rumah tidak sehat, Dengan permasalahan sabagai berikut. Tabel 8 Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah Rumah Sehat Milik Hadi Suyoto No Permasalahan Rekomendasi 1 Tidak ada langit-langit a) Hendaknya dibuatkan langit langit guna menahan debu yang berasal dari genting serta untuk menghindari atap rumah sebagai sarang tikus. b) Apabila tidak memungkinkan untuk membuat langit langit dalam waktu dekat, maka pemilik rumah harus sering membersihkan atap rumah secara rutin. 2 Lantai sudah diplester namun banyak yang retak sehingga berdebu 3 Luas ventilasi permanen atau jendela < 10% luas lantai a) Memperbaiki kondisi lantai yang retak. a) Sebaiknya pemilik rumah membuka pintu untuk membantu sirkulasi atau menyalakan kipas angin agar dapat menyebarkan udara dalam ruangan serta membantu sirkulasi udara sehingga kondisi rumah tidak mudah pengap. 22 b) Memperluas ventilasi menjadi > 10% dari luas lantai 4 Lubang asap dapur a) Apabila di dapur tidak ada lubang asap atau ventilasi, sabaiknya saat memasak pintu selalu terbuka. b) Sebaiknya lubang ventilasi luasnya lebih dari 10% dari luas lantai dapur. c) Buatkan lubang asap dapur secara sederhana dengan cara membuka

23 sedikit atap genteng (dapat dilihat pada lampiran) agar asap dapur dapat keluar ruangan 5 Pencahayaan a) Hendaknya menambahkan genteng kaca pada atap rumah agar cahaya matahari dapat masuk. b) Gunakan lampu agar penerangan lebih optimal. c) Kebersihan dinding harus terjaga tetap bersih, serta penggunaan cat dengan warna yang terang akan menambah penahayaan. d) Sebaiknya pada siang hari gorden jendela dan jendelanya dibuka agar pencahayaan dari sinar matahari dapat masuk dengan baik. 6 Memiliki SAB sendiri namun tidak memenuhi syarat kesehatan a) Perbaiki kondisi sanitasi sumur gali agar air sumur lebih terlindungi b) Sebaiknya jarak SAB dengan tempat pembuangan limbah atau pembuangan tinja lebih dari 10m. c) Sebaiknya kandang ternak berjauhan dengan sumber air (lebih dari 10m) d) Buatlah sumur gali baru yang lebih memenuhi syarat kesehatan. 7 Tidak memiliki jamban a) Membuat jamban sederhana sendiri yang saniter. b) Apabila belum mampu membuat jamban sendiri dapat menggunakan jamban tetangga yang memenuhi syarat atau jamban umum apabila tersedia. 8 Tidak memiliki SPAL a) Membuat saluran air limbah yang tertutup dan dialirkan ke 23

24 septiktank, dan harus berjarak lebih dari 10m dari sumber air agar tidak mencemari sumber air. 9 Tempat sampah tidak kedap air dan tidak berpenutup a) Membeli tempat sampah yang sudah kedap air dan ada penutupnya. b) Membuat tempat sampah yang kedap air dan berpenutup mengguanakan jirigen atau drum bekas kemudian dikasih penutup. 10 Membuka jendela ruang keluarga a) Bukalah setiap hari jendela ruang keluarga agar sirkulasi udara di ruangan berjalan dengan baik, dan sinar matahari dapat masuk ke ruangan. 4. Ibu Nisah Sesuai dari hasil penilaian rumah sehat, didapat jumlah nilai 998 dengan kreteria rumah tidak sehat, dengan permasalahan sabagai berikut. Tabel 9 Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah Rumah Sehat Milik ibu Nisah No Permasalahan Rekomendasi 1 Lubang asap dapur a) Buatkan lubang asap dapur secara sederhana dengan cara membuka sedikit atap genteng (dapat dilihat pada lampiran) agar asap dapur dapat keluar ruangan. 24 b) Sebaiknya lubang ventilasi luasnya lebih dari 10% dari luas lantai dapur. c) Kondisikan pintu dapur yang menghadap keluar dalam keadaan terbuka sedangkan pintu dapur yang menghubungkan dengan bagian rumah lain dalam keadaan tertutup, hal ini dimaksudkan untuk memperlancar sirkulasi

25 udara serta meminimalisir asap dapur masuk ke ruangan lain 2 Ada sumber sarana air bersih milik sendiri tapi tidak memenuhi syarat a) Sebaiknya kandang ternak berjauhan dengan sumber air (lebih dari 10m) b) Perbaiki kondisi sanitasi sumur gali agar air sumur lebih terlindungi. c) Buatlah sumur gali baru yang lebih memenuhi syarat kesehatan. 3 Jarak antara SPAL dengan sumber air kurang dari 10m 4 Ada tempat sampah kedap air tetapi tidak berpenutup. a) Sebaiknya jarak antara SPAL lebih dari 10m agar SAB tidak tercemar oleh limbah rumah tangga. a) Buatkan tutup tempat sampah agar tidak mengundang binatang datang (lalat, nyamuk, tikus, anjing, kucing, ayam), serta agar tidak menimbulkan bau yang kurang sedap. b) Belilah temapt sampah yang sudah ada penutupnya dan kedap air. 5 Kadang-kadang membuka jendela kamar. 6 Kadang-kadang membuka jendela ruang keluarga. 7 Membuang sampah di kolam/kebun a) Membuka setiap hari jendela kamar agar sirkulasi udara di ruangan berjalan dengan baik, dan sinar matahari dapat masuk ke ruangan untuk dapat mengurangi kondisi kamar yang pengap, gelap dan lembab. a) Hendaknya secara rutin membuka jendela ruang keluarga agar sirkulasi udara dapat lancar serta cahaya matahari yang masuk dapat lebih optimal sehingga akan mengurangi kepengapan ruangan. a) Sediakan penampungan sampah sementara didekat rumah. b) Membuat TPS secara 25

26 berkelompok dengan para warga lain. 5. Kisrun Sesuai dari hasil penilaian rumah sehat, didapat jumlah nilai 834 dengan kreteria rumah tidak sehat, dengan permasalahan sabagai berikut. Tabel 10 Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah Rumah Sehat Milik Kisrun No Permasalahan Rekomendasi 1 Ada langit-langit tetapi sulit dibersihkan dan rawan kecelakaan. a) Membuatkan langit langit permanen agar kebersihan rumah tetap terjaga dengan baik. b) Memperbaiki langit-langit yang yang sudah rusak agar tidak terjadi kecelakaan. 2 Luas ventilasi kurang dari 10% dari luas lantai a) Sebaiknya pemilik rumah membuka pintu untuk membantu sirkulasi atau menyalakan kipas angin agar dapat menyebarkan udara dalam ruangan serta membantu sirkulasi udara sehingga kondisi rumah tidak mudah pengap. b) Memperluas ventilasi menjadi > 10% dari luas lantai 3 Lubang asap dapur atau luas ventilasi dapur < 10% dari luas lantai. a) Buatkan lubang asap dapur secara sederhana dengan cara membuka sedikit atap genteng (dapat dilihat pada lampiran) agar asap dapur dapat keluar ruangan. b) Sebaiknya lubang ventilasi luasnya lebih dari 10% dari luas lantai dapur. c) Kondisikan pintu dapur yang menghadap keluar dalam keadaan terbuka sedangkan pintu dapur yang menghubungkan dengan 26

27 bagian rumah lain dalam keadaan tertutup, hal ini dimaksudkan untuk memperlancar sirkulasi udara serta meminimalisir asap dapur masuk ke ruangan lain. 4 Ada SAB, bukan mlik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan. a) Membuat sumber air atau sumur sendiri dengan memenuhi syarat kesehatan, yaitu berjarak lebih dari 10m dari sumber pencemaran, air tidak keruh, berbau. 5 Tidak memiliki jamban a) Buatlah jamban sendiri yang sesuai dengan syarat kesehatan agar kotoran tidak mencemari lingkungan. b) Apabila belum mampu membuat jamban sendiri dapat menggunakan jamban tetangga yang memenuhi syarat atau jamban umum apabila tersedia. 6 Memiliki SPAL diresapkan tetapi mencemari sumber air. 7 Ada tempat sampah kedap air namun tidak berpenutup. a) Sebaiknya jarak antara SPAL lebih dari 10m agar SAB tidak tercemar oleh limbah rumah tangga. a) Buatkan tutup tempat sampah agar tidak mengundang binatang datang (lalat, nyamuk, tikus, anjing, kucing, ayam), serta agar tidak menimbulkan bau yang kurang sedap. b) Belilah temapt sampah yang sudah ada penutupnya dan kedap air. 8 Kadang-kadang membuka jendela ruang keluarga. 9 Membuang tinja bayi kadangkadang di jamban a) Hendaknya secara rutin membuka jendela ruang keluarga agar sirkulasi udara dapat lancar serta cahaya matahari yang masuk dapat lebih optimal sehingga akan mengurangi kepengapan ruangan. a) Membuang tinja bayi sebaiknya di jamban, apabila tidak 27

28 mempunyai jamban sendiri gunakan jamban umum atau jamban tetangga. b) Membuat jamban sendiri agar dapat membuang tinja bayi dan keluarga di jamban.. 6. Ardi Sesuai dari hasil penilaian rumah sehat, didapat jumlah nilai 508 dengan kreteria rumah tidak sehat, dengan permasalahan sabagai berikut. Tabel 11 Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah Rumah Sehat Milik Ardi No Permasalahan Rekomendasi 1 Tidak ada langit-langit. a) Hendaknya dibuatkan langit langit guna menahan debu yang berasal dari genting serta untuk menghindari atap rumah sebagai sarang tikus. b) Apabila tidak memungkinkan untuk membuat langit langit dalam waktu dekat, maka pemilik rumah harus sering membersihkan atap rumah secara rutin. 2 Dinding bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) a) Selalu menjaga kondisi dinding dengan baik, selalu dalam keadaan bersih, rapi. b) Segeralah memperbaiki dinding jika terjadi kerusakan. c) Menjaga keutuhan dinding dari rayap, dengan mengkondisikan dinding tidak terkana air. 3 Lantai dari tanah a) Melakukan pemlesteran lantai agar tidak kotor, gelap dan berdebu. b) Jika pemlesteran tidak dapat dilakukan, rutinlah membersihkan 28

29 4 Luas ventilasi kurang dari 10% dari luas lantai lantai. a) Sebaiknya pemilik rumah membuka pintu untuk membantu sirkulasi atau menyalakan kipas angin agar dapat menyebarkan udara dalam ruangan serta membantu sirkulasi udara sehingga kondisi rumah tidak mudah pengap. b) Memperluas ventilasi menjadi > 10% dari luas lantai 5 Lubang asap dapur atau luas ventilasi dapur < 10% dari luas lantai. a) Buatkan lubang asap dapur secara sederhana dengan cara membuka sedikit atap genteng (dapat dilihat pada lampiran) agar asap dapur dapat keluar ruangan. b) Sebaiknya lubang ventilasi luasnya lebih dari 10% dari luas lantai dapur. c) Kondisikan pintu dapur yang menghadap keluar dalam keadaan terbuka sedangkan pintu dapur yang menghubungkan dengan bagian rumah lain dalam keadaan tertutup, hal ini dimaksudkan untuk memperlancar sirkulasi udara serta meminimalisir asap dapur masuk ke ruangan lain. 6 Pencahayaan tidak terang sehingga kurang jelas untuk membaca normal. a) Hendaknya menambahkan genteng kaca pada atap rumah agar cahaya matahari dapat masuk. b) Gunakan lampu agar penerangan lebih optimal. c) Kebersihan dinding harus terjaga tetap bersih, serta penggunaan cat dengan warna yang terang akan menambah penahayaan. e) Sebaiknya pada siang hari gorden jendela dan jendelanya dibuka 29

30 agar pencahayaan dari sinar matahari dapat masuk dengan baik. 6 SAB milik sendiri dan tidak memenuhi syarat. a) Sebaiknya kandang ternak dan tempat pembuang limbah berjauhan dengan sumber air (lebih dari 10m) b) Perbaiki kondisi sanitasi sumur gali agar air sumur lebih terlindungi. c) Buatlah sumur gali baru yang lebih memenuhi syarat kesehatan. 7 Tidak memiliki jamban a) Buatlah jamban sendiri yang sesuai dengan syarat kesehatan agar kotoran tidak mencemari lingkungan. b) Apabila belum mampu membuat jamban sendiri dapat menggunakan jamban tetangga yang memenuhi syarat atau jamban umum apabila tersedia. 8 Tidak ada SPAL, sehingga tergenang di halaman rumah a) Membuat saluran air limbah yang tertutup dan dialirkan ke septiktank, dan harus berjarak lebih dari 10m dari sumber air agar tidak mencemari sumber air. b) Buatlah saluran limbah secara sederhana dapat menggunakan pipa PVC yang kemudian dialirkan menuju saluran limbah umum. 9 Sarana pembuangan sampah (tempat sampah) tidak kedap air dan tidak ada penutupnya. a) Membeli tempat sampah yang sudah kedap air dan ada penutupnya. 30 b) Membuat tempat sampah yang kedap air dan berpenutup mengguanakan jirigen atau drum bekas kemudian dikasih penutup 10 Kadang-kadang membuka a) Membuka setiap hari jendela

31 jendela kamar. 11 Kadang-kadang membuka jendela ruang keluarga. 12 Membersihakan rumah dan halaman kadang-kadang 13 Membuang tinja bayi ke jamban kadang-kadang. kamar agar sirkulasi udara di ruangan berjalan dengan baik, dan sinar matahari dapat masuk ke ruangan untuk dapat mengurangi kondisi kamar yang pengap, gelap dan lembab. a) Hendaknya secara rutin membuka jendela ruang keluarga agar sirkulasi udara dapat lancar serta cahaya matahari yang masuk dapat lebih optimal sehingga akan mengurangi kepengapan ruangan dan menambah pencahayaan. a) Membersihkan rumah dan halaman rumah secara rutin setiap hari, agar kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya bersih, nyaman, enak dipandang. c) Membuang tinja bayi sebaiknya di jamban, apabila tidak mempunyai jamban sendiri gunakan jamban umum atau jamban tetangga. d) Membuat jamban sendiri agar dapat membuang tinja bayi dan keluarga di jamban. 7. Ibu Sumirah Sesuai dari hasil penilaian rumah sehat, didapat jumlah nilai 674 dengan kreteria rumah tidak sehat, dengan permasalahan sabagai berikut. 31

32 Tabel 11 Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah Rumah Sehat Milik ibu Sumirah No Permasalahan Rekomendasi 1 Langit-langit ada, kotor,sulit dibersihkan dan rawan kecelakaan. a) Membuatkan langit langit permanen agar kebersihan rumah tetap terjaga dengan baik. b) Memperbaiki langit-langit yang yang sudah rusak agar tidak terjadi kecelakaan. 2 Dinding semi permanen/setengah tembok/pasangan bata/batu yg tidak diplester/papan yg tidak kedap air. a) Selalu menjaga kebersihan dinding agar tidak berdebu pada bagian dinding yang tidak di tembok. b) Bagian dinding yang tidak ditembok dijaga kondisinya, jangan terkena air hujan karena akan membuat cepat keropos. c) Sebaiknya dinding di tembok secara menyeluruh agar bangunan rumah kokoh, dan tidak berdebu. 3 Lantai diplesteran namun ada yg retak dan berdebu. 4 Luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai a) Memperbaiki kondisi lantai yang retak agar tidak berdebu. a) Sebaiknya pemilik rumah membuka pintu untuk membantu sirkulasi atau menyalakan kipas angin agar dapat menyebarkan udara dalam ruangan serta membantu sirkulasi udara sehingga kondisi rumah tidak mudah pengap. b) Memperluas ventilasi menjadi > 10% dari luas lantai 5 Lubang ventilasi dapur <10% dari luas lantai dapur a) Buatkan lubang asap dapur secara sederhana dengan cara membuka sedikit atap genteng 32

33 (dapat dilihat pada lampiran) agar asap dapur dapat keluar ruangan. b) Sebaiknya lubang ventilasi luasnya lebih dari 10% dari luas lantai dapur. c) Kondisikan pintu dapur yang menghadap keluar dalam keadaan terbuka sedangkan pintu dapur yang menghubungkan dengan bagian rumah lain dalam keadaan tertutup, hal ini dimaksudkan untuk memperlancar sirkulasi udara serta meminimalisir asap dapur masuk ke ruangan lain. 6 Pencahayaan kurang terang,sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal a) Hendaknya menambahkan genteng kaca pada atap rumah agar cahaya matahari dapat masuk. b) Gunakan lampu agar penerangan lebih optimal. c) Kebersihan dinding harus terjaga tetap bersih, serta penggunaan cat dengan warna yang terang akan menambah penahayaan. f) Sebaiknya pada siang hari gorden jendela dan jendelanya dibuka agar pencahayaan dari sinar matahari dapat masuk dengan baik. 7 SAB milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan a) Sebaiknya kandang ternak dan tempat pembuang limbah berjauhan dengan sumber air (lebih dari 10m) b) Perbaiki kondisi sanitasi sumur gali agar air sumur lebih terlindungi. c) Buatlah sumur gali baru yang 33

34 lebih memenuhi syarat kesehatan. 8 Memiliki jamban bukan leher angsa,tidak ada tutup,disalurkan ke sungai / kolam a) Buatlah jamban sendiri dari leher angsa yang sesuai dengan syarat kesehatan agar kotoran tidak mencemari lingkungan. b) Membuat saluran air limbah yang tertutup dan septic tank untuk pembuangan tinja (jarak antara sumber air dengan septic tank >10m) 9 SPAL diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak dengan sumber air <10 m) 10 Tempat sampah kedap air dan tidak bertutup a) Sebaiknya jarak antara SPAL lebih dari 10m agar SAB tidak tercemar oleh limbah rumah tangga. a) Buatkan tutup tempat sampah agar tidak mengundang binatang datang (lalat, nyamuk, tikus, anjing, kucing, ayam), serta agar tidak menimbulkan bau yang kurang sedap. b) Belilah tempat sampah yang sudah ada penutupnya dan kedap air. 11 Kadang-kadang membuka jendela kamar dan jendela ruang keluarga. 12 Sampah dibuang ke sungai/kebun/kolam/sembarangan a) Hendaknya secara rutin membuka jendela ruang keluarga dan kamar agar sirkulasi udara dapat lancar serta cahaya matahari yang masuk dapat lebih optimal sehingga akan mengurangi kepengapan ruangan dan menambah pencahayaan a) Sediakan penampungan sampah sementara didekat rumah. b) Membuat TPS secara berkelompok dengan para warga lain. 34

35 8. Tasirun Sesuai dari hasil penilaian rumah sehat, didapat jumlah nilai 767 dengan kreteria rumah tidak sehat, dengan permasalahan sabagai berikut. Tabel 12 Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah Rumah Sehat Milik Tasirun No Permasalahan Rekomendasi 1 Langit-langit ada,kotor,sulit dibersihkan dan rawan kecelakaan. a) Membuatkan langit langit permanen agar kebersihan rumah tetap terjaga dengan baik. b) ]Memperbaiki langit-langit yang yang sudah rusak agar tidak terjadi kecelakaan. 2 Dinding semi permanen pasangan bata/batu yg tidak diplester. a) Selalu menjaga kebersihan dinding agar tidak berdebu pada bagian dinding yang tidak di tembok. b) Bagian dinding yang tidak ditembok dijaga kondisinya, jangan terkena air hujan karena akan membuat cepat keropos. c) Sebaiknya dinding di tembok secara menyeluruh agar bangunan rumah kokoh, dan tidak berdebu. 3 Lantai plesteran namun ada yang retak dan berdebu. 4 SAB milik sendiri tetapi tidak memenuhi syarat kesehatan. a) Memperbaiki kondisi lantai yang retak agar tidak berdebu. a) Sebaiknya kandang ternak dan tempat pembuang limbah berjauhan dengan sumber air (lebih dari 10m) b) Perbaiki kondisi sanitasi sumur gali agar air sumur lebih terlindungi. c) Buatlah sumur gali baru yang 35

36 lebih memenuhi syarat kesehatan. 5 Ada SPAL,diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak dengan sumber air <10 m) 6 Tempat sampah kedap air dan tidak bertutup a) Sebaiknya jarak antara SPAL lebih dari 10m agar SAB tidak tercemar oleh limbah rumah tangga. a) Buatkan tutup tempat sampah agar tidak mengundang binatang datang (lalat, nyamuk, tikus, anjing, kucing, ayam), serta agar tidak menimbulkan bau yang kurang sedap. b) Belilah tempat sampah yang sudah ada penutupnya dan kedap air. 7 Kadang-kadang membuka jendela kamar dan jendela ruang keluarga. 8 Sampah dibuang ke sungai/kolam/sembarangan a) Hendaknya secara rutin membuka jendela ruang keluarga dan kamar agar sirkulasi udara dapat lancar serta cahaya matahari yang masuk dapat lebih optimal sehingga akan mengurangi kepengapan ruangan dan menambah pencahayaan. a) Sediakan penampung sampah sementara didekat rumah. b) Membuat TPS secara berkelompok dengan para warga lain. c) Buat sendiri tempat sampah secara sederhana dapat dengan menggali tanah tapi harus jauh dari pemukiman dan jauh dari sumber air minimal 10 m. 36

37 9. Kusmiati Sesuai dari hasil penilaian rumah sehat, didapat jumlah nilai 936 dengan kreteria rumah tidak sehat, dengan permasalahan sabagai berikut. Tabel 13 Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah Rumah Sehat Milik Kusmiati No Permasalahan Rekomendasi 1 Langit-langit ada,kotor,sulit dibersihkan dan rawan kecelakaan. c) Membuatkan langit langit permanen agar kebersihan rumah tetap terjaga dengan baik. d) ]Memperbaiki langit-langit yang yang sudah rusak agar tidak terjadi kecelakaan. 2 Ada,lubang ventilasi dapur <10% dari luas lantai dapur. a) Buatkan lubang asap dapur secara sederhana dengan cara membuka sedikit atap genteng (dapat dilihat pada lampiran) agar asap dapur dapat keluar ruangan. b) Sebaiknya lubang ventilasi luasnya lebih dari 10% dari luas lantai dapur. c) Kondisikan pintu dapur yang menghadap keluar dalam keadaan terbuka sedangkan pintu dapur yang menghubungkan dengan bagian rumah lain dalam keadaan tertutup, hal ini dimaksudkan untuk memperlancar sirkulasi udara serta meminimalisir asap dapur masuk ke ruangan lain 3 Sarana air bersih milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan a) Sebaiknya kandang ternak dan tempat pembuang limbah berjauhan dengan sumber air (lebih dari 10m) b) Perbaiki kondisi sanitasi sumur gali agar air sumur lebih 37

38 terlindungi. c) Buatlah sumur gali baru yang lebih memenuhi syarat kesehatan. 4 Memilki SPAL diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak dengan sumber air <10 m) 5 Ada tempat sampah, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup a) Sebaiknya jarak antara SPAL lebih dari 10m agar SAB tidak tercemar oleh limbah rumah tangga. a) Membeli tempat sampah yang sudah kedap air dan ada penutupnya. b) Membuat tempat sampah yang kedap air dan berpenutup mengguanakan jirigen atau drum bekas kemudian dilengkapi dengan penutup 5 Membuang tinja bayi dan balita ke jamban kadang-kadang. a) Membuang tinja bayi sebaiknya di jamban, apabila tidak mempunyai jamban sendiri gunakan jamban umum atau jamban tetangga. b) Buatlah jamban keluarga sendiri yang memenuhi syarat sehingga membuang tinja dapat dilakukan. 6 Membuang sampah di kolam/sembarangan d) Sediakan penampungan sampah sementara didekat rumah. e) Membuat TPS secara berkelompok dengan para warga lain. 10. Sodikin Sesuai dari hasil penilaian rumah sehat, didapat jumlah nilai 949 dengan kreteria rumah tidak sehat, dengan permasalahan sabagai berikut. 38

39 Tabel 14 Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah Rumah Sehat Milik Sodikin No Permasalahan Rekomendasi 1 Langit-langit ada,kotor,sulit dibersihkan dan rawan kecelakaan. a) Membuatkan langit langit permanen agar kebersihan rumah tetap terjaga dengan baik. b) ]Memperbaiki langit-langit yang yang sudah rusak agar tidak terjadi kecelakaan. 2 Luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai. a) Sebaiknya pemilik rumah membuka pintu untuk membantu sirkulasi atau menyalakan kipas angin agar dapat menyebarkan udara dalam ruangan serta membantu sirkulasi udara sehingga kondisi rumah tidak mudah pengap. b) Memperluas ventilasi menjadi > 10% dari luas lantai 3 Ada,lubang ventilasi dapur <10% dari luas lantai dapur. a) Buatkan lubang asap dapur secara sederhana dengan cara membuka sedikit atap genteng (dapat dilihat pada lampiran) agar asap dapur dapat keluar ruangan. b) Sebaiknya lubang ventilasi luasnya lebih dari 10% dari luas lantai dapur. c) Kondisikan pintu dapur yang menghadap keluar dalam keadaan terbuka sedangkan pintu dapur yang menghubungkan dengan bagian rumah lain dalam keadaan tertutup, hal ini dimaksudkan untuk memperlancar sirkulasi udara serta meminimalisir asap 39

40 dapur masuk ke ruangan lain 4 Ada sarana air bersih,milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan. a) Sebaiknya kandang ternak dan tempat pembuang limbah berjauhan dengan sumber air (lebih dari 10m) b) Perbaiki kondisi sanitasi sumur gali agar air sumur lebih terlindungi. c) Buatlah sumur gali baru yang lebih memenuhi syarat kesehatan. 5 SPAL Ada,diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak dengan sumber air <10 m) 6 Ada tempat sampah, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutupnya. a) Sebaiknya jarak antara SPAL lebih dari 10m agar SAB tidak tercemar oleh limbah rumah tangga. a) Membeli tempat sampah yang sudah kedap air dan ada penutupnya. b) Membuat tempat sampah yang kedap air dan berpenutup mengguanakan jirigen atau drum bekas kemudian dilengkapi dengan penutup. 7 Kadang-kadang membuka jendela ruang keluarga. 8 Kadang-kadang sampah di buang ke tempat sampah a) Secara rutin membuka jendela ruang keluarga dan kamar agar sirkulasi udara dapat lancar serta cahaya matahari yang masuk dapat lebih optimal sehingga akan mengurangi kepengapan ruangan dan menambah pencahayaan. a) Hendaknya dibuang ke tempat sampah yang telah tersedia. b) Buat sendiri tempat sampah secara sederhana dapat dengan menggali tanah tapi harus jauh dari pemukiman dan jauh dari sumber air minimal 10 m. 40

41 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kondisi sanitasi rumah penduduk desa Kedungwuluh Lor yang diinspeksi semuanya masuk dalam kriteria rumah tidak sehat dengan skor minimal 525 dan skor maksimal Syarat rumah sehat masih belum diterapkan sepenuhnya di warga desa Kedungwuluh Lor. Hal ini diakibatkan pengetahuan mengenai rumah sehat begitu terbatas. 3. Sanitasi rumah masih belum diperhatikan oleh sebagian kecil warga masyarakat. B. Saran 1. Hendaknya setiap penduduk lebih mengetahui tentang rumah sehat serta menerapkannya sesuai dengan kemampuan penduduk. 2. Perlu sosialisasi terhadap para penduduk untuk memiliki jamban secara pribadi. 3. Pemerintah desa Kedungwuluh Lor hendaknya memberikan stimulus atau bantuan terhadap warga yang kurang mampu terutama dalam hal pembangunan jamban yang saniter. 4. Sanitasi rumah sebiknya lebih ditingkatkan lagi. 5. Sebaiknya diadakan penyuluhan rumah sehat kepada warga masyarakat supaya warga masyarakat mengerti pentingnya rumah sehat. 41

42 DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas. Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Jateng. Sanropie, Djasio dkk Pengawasan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Jakarta : Departemen kesehatan RI. Suyono Pokok Bahasan modul Perumahan dan Pemukiman Sehat. Banjarmasin : Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat. di download tanggal 19 november 2010 pukul: 19:47 wib 42

43 43

44 C. Hasil Inspeksi DESA : Kedungwuluh Lor KECAMATAN : Patikraja KABUPATEN/KOTA : Banyumas PROPINSI : Jawa Tengah NAMA PETUGAS : Azis Awaludin TANGGAL : 26 Oktober 2010 NAMA KK : ALAMAT KK : 1. Bp.Rudi Hartono Kedungwuluh Lor Rt 2 Rw II 2. Bp.Kasram Kedungwuluh Lor Rt 2 Rw II 3. Bp.Hadi Suyoto Kedungwuluh Lor Rt 2 Rw II 4. Ibu Nisah Kedungwuluh Lor Rt 2 Rw II 5. Bp.Kirsun Kedungwuluh Lor Rt 2 Rw II 6. Bp.Ardi Kedungwuluh Lor Rt 5 Rw II 7. Ibu Sumirah Kedungwuluh Lor, Rt 2 Rw II 8. Bp.Tasirun Kedunwuluh Lor, Rt 7 Rw V 9. Bp.Kusmiarti Kedungwuluh Lor Rt 3 Rw V 10. Bp.Sodikin Kedungwuluh Lor, 6 Rt II 44

45 N O I KOMPONEN RUMAH YG DINILAI KOMPONEN RUMAH Formulir Penilaian Rumah Sehat Desa Kedungwuluh Lor Kecamatan Patikraja Tahun 2010 KRITERIA NILAI HASIL PENILAIAN 31 (bobot) 1 Langit-langit a.tidak ada 0 (NO.KK) b.ada,kotor,sulit dibersihkan dan rawan kecelakaan. c.ada,bersih dan tidak rawan kecelakaan. 2 Dinding a. Bukan tembok(terbuat dari anyaman bambu/ilalang) b.semi permanen/setengah tembok/pasangan bata/batu yg tidak diplester/papan yg

46 tidak kedap air. c.permanen(tembok/pasang 3 an batu bata yg diplester)papan kedap air 3 Lantai a.tanah 0 4 Jendela kamar tidur 5 Jendela ruang keluarga b.papan /anyaman bambu 1 dekat dengan tanah/plesteran yg retak dan berdebu. c.diplester/ubin/keramik/pa 2 pan(rumah panggung) a.tidak ada 0 b.ada 1 a.tidak ada 0 b.ada 1 6 Ventilasi a.tidak ada 0 b.ada,luas ventilasi 1 permanen <10% dari luas lantai c.ada,luas ventilasi 2 46

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTANYAAN ANALISIS PENILAIAN RUMAH SEHAT DAN RIWAYAT PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA BALITA DI DESA SIHONONGAN KECAMATAN PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 I. Identitas

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. I. Identitas Kepala Keluarga 1. Nomor : 2. Nama : 3. Umur : Tahun 4. Alamat :

Lampiran 1. I. Identitas Kepala Keluarga 1. Nomor : 2. Nama : 3. Umur : Tahun 4. Alamat : Lampiran 1 LEMBAR PERTANYAAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN RUMAH SEHAT DI KELURAHAN PEKAN SELESEI KECAMATAN SELESEI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 I. Identitas

Lebih terperinci

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida Rumah Sehat edited by Ratna Farida Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

Lebih terperinci

RUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

RUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar RUMAH SEHAT Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar Pengertian Rumah Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rumah Sehat 1) Definisi Rumah Sehat Rumah bagi manusia memiliki arti sebagai tempat untuk melepas lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari,

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 PENYEBAB??? Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Pentingnya

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman

Lebih terperinci

1. No. Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Lama tinggal dikost :

1. No. Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Lama tinggal dikost : KUESIONER PENELITIAN Hygiene Sanitasi dan Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni Rumah Kost Kelurahan Padang Bulan selang I Kecamatan Medan Selang Tahun 2013 1. No. Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4.

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI I. DATA UMUM : Tanggal Konseling : No. Rekam Medik : Nama : Umur : Nama orang tua/kk : Pekerjaan : Alamat RT/RW/RK : Kelurahan/Desa : II. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

Program Kesehatan Lingkungan A. Inspeksi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Industri

Program Kesehatan Lingkungan A. Inspeksi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Industri 1.3.2.1 Program Kesehatan Lingkungan A. Inspeksi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Industri Tempat pengelolaan makanan (TPM) merupakan tempat yang digunakan untuk mengolah

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Rumah Pengertian sanitasi adalah usaha usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit 3. Sedangkan

Lebih terperinci

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan data dari kelurahan desa Waru, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 00⁰ ⁰ 35 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 00⁰ ⁰ 35 56 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak Geografis, Batas Wilayah dan Iklim Kota Gorontalo memiliki luas sebsesar 64,79 km² atau 0,53 % dari luas Provinsi Gorontalo, yang secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah, Higiene Perorangan dan Karakteristik Orangtua dengan Kejadian

Lebih terperinci

Komponen Rumah 1. Langit-Langit a.tidak ada 0 b.ada,kotor,sulit dibersihkan dan rawan 1 kecelakaan 2 c. Ada, bersih, dan tidak rawan kecelakaan 2.

Komponen Rumah 1. Langit-Langit a.tidak ada 0 b.ada,kotor,sulit dibersihkan dan rawan 1 kecelakaan 2 c. Ada, bersih, dan tidak rawan kecelakaan 2. Lampiran 1 Lembar Observasi Rumah Sehat Di Wilayah Kerja Puskesmas KotabaruKecamatanKeritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012 NO. Komponen Yang Kriteria Nilai Bobot Di Nilai I Komponen Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi. kesehatan lingkungan. (Munif Arifin, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi. kesehatan lingkungan. (Munif Arifin, 2009) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil A. Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan luas wilayah 337,80 KM 2, dengan batas wilayah: a. Sebelah Utara

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI DESA LABUHAN KECAMATAN LABUHAN BADAS KABUPATEN SUMBAWA

HUBUNGAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI DESA LABUHAN KECAMATAN LABUHAN BADAS KABUPATEN SUMBAWA Aprinda D.S. dan Soedjajadi K., Hubungan Tingkat Kesehatan Rumah HUBUNGAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI DESA LABUHAN KECAMATAN LABUHAN BADAS KABUPATEN SUMBAWA Association

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU PENGOLAHAN LIMBAH IKAN ASIN DENGAN SANITASI LINGKUNGAN KERJA PADA INDUSTRI IKAN ASIN PHPT MUARA ANGKE JAKARTA UTARA

KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU PENGOLAHAN LIMBAH IKAN ASIN DENGAN SANITASI LINGKUNGAN KERJA PADA INDUSTRI IKAN ASIN PHPT MUARA ANGKE JAKARTA UTARA Identitas Responden Petunjuk: isilah data identitas Anda di bawah ini dan lingkari pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang Anda alami, dengan sebenar-benar nya dan sesuai identitas. 1. Nama

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan Masyarakat Sub Pokok Bahasan : SPAL yang memenuhi standar kesehatan. Sasaran : Waktu : Tempat : I. A. Tujuan Instruksi Umum Setelah mengikuti

Lebih terperinci

CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN

CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN NO VARIABEL YANG DI AMATI YA TIDAK KETERANGAN Lokasi 1. Tidak terletak pada daerah bekas TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau tambang. 2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEY MAWAS DIRI

KUESIONER SURVEY MAWAS DIRI I. IDENTITAS RESPONDEN Nama Responden : Alamat : Tanggal Wawancara : KUESIONER SURVEY MAWAS DIRI II. DATA KELUARGA 1. Nama KK :... 2. Umur :... 3. Jenis Kelamin : L / P 4. Agama : 5. Pendidikan :... 6.

Lebih terperinci

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI - 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI A. BANGUNAN 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Demografis Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga memiliki keterbatasan dalam pengambilan variabel-variabelnya. Laik fisik penilaiannya berdasarkan ketentuan Kepmenkes No. 715 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari

Lebih terperinci

KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN

KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.ispa menyebabkan hampir 4 juta orang meninggal setiap

Lebih terperinci

GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN DI PERUMAHAN TERTATA PERUMAHAN PAKIS TIRTOSARI 1 SURABAYA

GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN DI PERUMAHAN TERTATA PERUMAHAN PAKIS TIRTOSARI 1 SURABAYA GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN DI PERUMAHAN TERTATA PERUMAHAN PAKIS TIRTOSARI 1 SURABAYA Delfi Novella Sadono Universitas Airlangga: Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau mungkin dipengaruhi, sehingga merugikan perkembangan fisik,

Lebih terperinci

KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS PUGER KOORDINATOR : TIWUK SUMARTI, AMKL Oleh: Sophia Yustina

KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS PUGER KOORDINATOR : TIWUK SUMARTI, AMKL Oleh: Sophia Yustina KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS PUGER KOORDINATOR : TIWUK SUMARTI, AMKL Oleh: Sophia Yustina Program Penyehatan Lingkungan ada di bawah koordinator dari ibu TIWUK SUMARTI, AMKL, memiliki 6 kegiatan,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

1. Pendahuluan SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH KECAMATAN MEDAN MAIMUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama penyakit pada bayi usia 1-6 tahun. ISPA merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen yang disebabkan

Lebih terperinci

M U H A M A D R AT O D I, S T., M. K E S 2017

M U H A M A D R AT O D I, S T., M. K E S 2017 M U H A M A D R AT O D I, S T., M. K E S 2017 A PA I T U S E H AT? A PA YA N G M E M P E N G A R U H I K E S E H ATA N I N D I V I D U? S I A PA YA N G B E R P E R A N T E R H A D A P K E S E H ATA N I

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah. KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN 2014 Nama : Umur : Tingkat Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa Tabumela. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran Sanitasi Lingkungan wilayah pesisir danau Limboto

Lebih terperinci

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius. 5 Tb paru ini bersifat menahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius. 5 Tb paru ini bersifat menahun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tuberculosis Paru 2.1.1.1 Definisi Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius. 5 Tb paru ini bersifat menahun dan secara khas ditandai oleh

Lebih terperinci

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan BAB 5 : PEMBAHASAN 5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Kejadian Diare pada Balita Hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari separoh responden (59,1%) mengalami kejadian diare. Beberapa penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) Puskesmas yang ada di Kabupeten Pohuwato, dimana

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Sementara United Nations for Children and Funds

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Pneumonia 1. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli) yang disebabkan terutama oleh bakteri dan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan ayam merupakan salah satu sektor yang penting dalam memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging dan telur

Lebih terperinci

Rumah? Perumahan? PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT. Ns. Eka M. 6/6/2011. Overview

Rumah? Perumahan? PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT. Ns. Eka M. 6/6/2011. Overview Overview PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT?? Ns. Eka M. Rumah? Perumahan? Prasarana, adalah Kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan perumahan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Mis : Jaringan

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Kelurahan Bidara Cina merupakan salah satu dari delapan kelurahan yang

BAB V HASIL. Kelurahan Bidara Cina merupakan salah satu dari delapan kelurahan yang BAB V HASIL 5.1. Gambaran Umum Wilayah 5.1.1. Geografi Kelurahan Bidara Cina merupakan salah satu dari delapan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Jatinegara. Berdasarkan data Kelurahan Bidara

Lebih terperinci

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah. Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia.Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai meninggal, hal ini karena manusia memerlukan

Lebih terperinci

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Diagnosa Hari/ tanggal. 2. Jelaskan lingkungan (suhu

LAMPIRAN. CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Diagnosa Hari/ tanggal. 2. Jelaskan lingkungan (suhu LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Diagnosa Hari/ tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Gangguan pola Kamis, 09:30-1. Kaji pola tidur tidur berhubungan 20 Mei 11:00 klien

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Barat). Luas wilayah Kecamatan Kabila sebesar 193,45 km 2 atau sebesar. desa Dutohe Barat dan Desa Poowo.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Barat). Luas wilayah Kecamatan Kabila sebesar 193,45 km 2 atau sebesar. desa Dutohe Barat dan Desa Poowo. 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografi Wilayah kerja Puskesmas Kabila berada di wilayah Kecamatan Kabila yang wilayahnya terdiri dari 5 Kelurahan (Kelurahan Pauwo,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH Lampiran 1 50 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH Nama Alamat Umur Status dalam keluarga Pekerjaan Pendidikan terakhir :.. :..

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 71 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 1. Pilihlah

Lebih terperinci

Definisi Sanitasi Lingkungan Rumah

Definisi Sanitasi Lingkungan Rumah Definisi Sanitasi Lingkungan Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya (Notoadmojo, 2003). Rumah Rumah

Lebih terperinci

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN dr. Tutiek Rahayu,M.Kes tutik_rahayu@uny.ac.id TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1 syarat LOKASI KONSTRUKSI Terhindar dari Bahan Pencemar (Banjir, Udara) Bahan

Lebih terperinci

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X). Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Guru GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP GURU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PELAKSANAAN PHBS PADA GURU SD NEGERIDI PERKEBUNAN TANAH GAMBUS TAHUN 2015 IDENTITAS

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan : Lampiran 1 Observasi dan kusioner penelitian HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DIARE SERTA KUALITAS AIR SUNGAI PADA PENGGUNA AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN SUKARAJA KECAMATAN MEDAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Bintauna Kecamatan Bintauna terletak kurang lebih 100 M 2 dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Bintauna Kecamatan Bintauna terletak kurang lebih 100 M 2 dari 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Geografis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Puskesmas Bintauna Kecamatan Bintauna terletak kurang lebih 100 M 2 dari jalan trans sulawesi. Wilayah Puskesmas

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kecamatan Pancoran Mas pada bulan Oktober 2008 April 2009 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara berkembang dan negara maju. Hal ini disebabkan karena masih tingginya

Lebih terperinci

KUISIONER SURVEY MAWAS DIRI

KUISIONER SURVEY MAWAS DIRI KUISIONER SURVEY MAWAS DIRI Survey Mawas Diri adalah survey yang dilakukan secara rutin untuk mengetahui permasalahan kesehatan di masyarakat. Informasi yang didapatkan melalui survey ini sangat berguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan Departemen Kesehatan pada tahun 1998 yang lalu memiliki tujuan-tujuan mulia, salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA MODUL: PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA I. DESKRIPSI SINGKAT J amban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan tertuang dalam Undang- Undang No 36 Tahun 2009. Kesehatan merupakan suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL. Kelurahan Gandaria Selatan, Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan, Puskesmas

BAB 5 HASIL. Kelurahan Gandaria Selatan, Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan, Puskesmas BAB 5 HASIL 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Kecamatan Cilandak terletak di Kota Administrasi Jakarta Selatan Propinsi DKI Jakarta dengan memiliki 5 Puskesmas kelurahan yaitu: Puskesmas Kelurahan

Lebih terperinci

ii. Tempat Penampungan Sampah Pengelolaan sampah di Pratistha Harsa dikelola oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Pengambilan sampah di

ii. Tempat Penampungan Sampah Pengelolaan sampah di Pratistha Harsa dikelola oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Pengambilan sampah di 92 ii. Tempat Penampungan Sampah Pengelolaan sampah di Pratistha Harsa dikelola oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Pengambilan sampah di tempat pengumpulan sampah sementara dilakukan 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian cross sectional yaitu mempelajari hubungan penyakit dan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian cross sectional yaitu mempelajari hubungan penyakit dan 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian bersifat obsevasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu mempelajari hubungan penyakit dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor predisposisi (pekerjaan, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat diwujudkan jika masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, untuk itu setiap negara harus dapat mengurangi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan. Parameter rumah yang dinilai

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah kerja Puskesmas Buhu yang telah melaksanakan kegiatan klinik sanitasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah kerja Puskesmas Buhu yang telah melaksanakan kegiatan klinik sanitasi, 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Buhu Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo yaitu di wilayah kerja Puskesmas Buhu yang telah

Lebih terperinci