commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pengembangan Media Fotonovela Penelitian ini menghasilkan produk fotonovela pada materi zat dan perubahan wujudnya untuk siswa SMP/MTs. Media pemebelajaran ini melalui beberapa tahapan pengembangan, sehingga diperoleh data sebagai berikut ini: 1. Tahap Pengumpulan Informasi Pada tahap pengumpulan informasi dilakukan melalui pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran IPA di tingkat SMP/MTs. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran di sekolah masih ditemui pendidik yang menyampaikan materi pembelajaran secara monoton dan menggunakan bahasa yang formal sehingga kurang memberikan ruang bagi siswa untuk memahami IPA, memiliki ketrampilan proses, dan mengapresiasi nilai-nilai yang ada di sekitarnya, sehingga kemampuan siswa kurang berkembang. Padahal sistem pembelajaran IPA di SMP seharusnya dilakukan dengan memberikan pengalaman belajar secara langsung, sehingga mengedepankan ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Sasaran pembelajaran IPA di SMP meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif, yaitu memberikan siswa pemahaman dan penalaran, kesempatan memiliki ketrampilan, dan kesempatan untuk memahami, menghargai, dan mengapresiasi nilai-nilai yang ada di sekitarnya, sehingga kemampuan siswa berkembang (Arahim,dkk, 2009: 4). Selain itu ditemukan juga kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran. Hal ini sangat disayangkan karena media pembelajaran dapat meningkatkan pengetahuan, memperluas pengetahuan, serta memberikan fleksibilitas dalam penyampaian pesan. Selain itu media juga dapat berfungsi sebagai alat komunikasi, sarana pemecahan masalah, dan sebagai sarana pengembangan diri. Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan 51

2 rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. (Musfiqon, 2012: 33). 2. Tahap Perencanaan Awal Langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan pembuatan fotonovela ini, yaitu menentukan SK dan KD bidang kajian, materi yang dijadikan indikator dan perangkat yang digunakan untuk membuat fotonovela. a. Pengkajian Materi Dalam penelitian ini berupa media fotonovela dengan materi zat dan perubahan wujudnya di tingkat SMP/MTs. Materi tersebut disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 SK dan KD Materi Zat dan Perubahan Wujudnya Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 3. Memahami wujud zat dan perubahannya 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 52 Setelah mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari materi yang dipilih, tahap selanjutnya menjabarkan Kompetensi Dasar tersebut ke dalam indikator. Adapun hasil dari penjabaran indikator seperti disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Indikator Materi Zat dan Perubahan Wujudnya No. Indikator Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat Menyelidiki perubahan wujud suatu zat Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda

3 53 Materi Zat dan perubahan wujudnya merupakan materi yang sangat dasar dalam IPA. Materi ini dikenalkan di kelas VII SMP dan memiliki cakupan materi yang banyak dan luas apabila ditelaah lebih jauh sampai ke faktor luar yang berpengaruh dalam perubahan wujud zat. Sehingga materi Zat dan perubahan wujudnya memerlukan waktu yang banyak dalam mempelajarinya. Mayoritas materi Zat dan Perubahan wujudnya hanya dikenalkan ke siswa secara ringkas, namun tidak ditelaah secara mendasar dan saling berkaitan, sehingga siswa perlu hanya mengenal secara ringkas tentang materi zat dan ciri-cirinya, sedangkan untuk perubahan wujud zat, siswa hanya mengahafalkan rumus dan melihat keterangan di textbook. Hal ini akan membuat anak akan lebih cenderung bosan jika mempelajari materi Zat dan perubahan wujudnya dengan menggunakan media berupa textbook saja. Oleh karena itu, diperlukan sebuah media yang menarik dan efektif yang mampu menjelaskan materi tersebut dengan mudah dan tidak membosankan. b. Perangkat Pembuatan Media Fotonovela Pengkajian perangkat dalam pembuatan media fotonovela perlu dilakukan sebelum pembuatan dimulai. Hal ini dimaksudkan, dengan pemilihan perangkat media yang tepat, diharapkan hasil yang didapatkan sesuai keinginan. Pengkajian perangkat pembuatannya adalah sebagai berikut: 1) Perangkat Keras Perangkat keras (Hardware) yang digunakan dalam pembuatan media fotonovela adalah: a. Satu buah komputer atau laptop b. Mouse c. Printer d. Kamera Digital e. Kertas

4 54 2) Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan media fotonovela adalah: a. Perangkat lunak untuk sistem operasi : Microsoft Windows 7 b. Perangkat lunak pembuatan desain: Aplikasi Comic life c. Perangkat lunak tambahan: Paint 3) Penggunaan Fotonovela Fotonovela ini dibuat dalam bentuk media cetak sehingga dalam penggunaannya tidak memerlukan peralatan khusus. 3. Tahap Pembuatan Fotonovela Pembuatan fotonovela ini diawali dengan pengambilan foto menggunakan kamera yang kemudian foto tersebut diseleksi. Foto yang telah terseleksi diolah menjadi media pembelajaran dalam bentuk fotonovela dengan menggunakan program comic life Produk dari fotonovela ini berupa buku yang berisi materi-materi yang terdapat pada foto, teks dan gambar ilustrasi. Adapun secara rinci langkah-langkah pembuatan media ini adalah sebagai berikut: a. Tahap Penyusunan Rencana Pembuatan Media Langkah awal dalam pembuatan media ini adalah dengan menyusun rencana pembuatan media. Dalam perencanaan media hal yang pertama dilakukan adalah menentukan tema yang akan diangkat beserta judul fotonovela. Selain itu perlu menentukan pesan-pesan pokok yang akan disampaikan serta menentukan cara menyampaikan pesan dalam media tersebut. Selain itu juga menentukan tujuan yang ingin dicapai serta sasaran pembaca. Fotonovela ini bertujuan untuk menyusun media pembelajaran IPA pada materi pokok Zat dan Perubahan Wujudnya dalam bentuk fotonovela yang memenuhi kriteria baik. b. Penyusunan Alur Cerita dan Karakter Fotonovela Langkah selanjutnya adalah membuat cerita dengan menyusun alur cerita dan karakter tokohnya. Tokoh dalam cerita dipertemukan untuk

5 55 melakukan proses pemahaman naskah. Karakter pemain disesuaikan dengan karakter tokoh yang sudah dibuat. Adapun tokoh-tokoh dalam fotonovela ini disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Tokoh-Tokoh dalam Fotonovela a. Tokoh 1 b. Tokoh 2 c. Tokoh 3 Nama : Vasthi Nama : Vania Umur : 12 tahun Umur : 13 tahun Peran: Peran : - Siswa SMP Kelas 7 - siswa SMP kelas 8 - Adik dari Thitha - Adik dari Thitha dan dan Vania kakak dari Vasthi Watak: Watak: - Mempunyai rasa - Pendiam ingin tahu yang - Tidak mau sangat tinggi. mengalah dengan adiknya d. Tokoh 4 e. Tokoh 5 Nama : Fatur Nama : Riki Umur : 15 tahun Umur : 15 tahun Peran: Peran: - Murid Les Thitha - Murid Les Thitha. - Kakak kelas Vania. - Kakak kelas Vania. Watak: Watak: - Keingintahuan yang - Keingintahuan yang sangat tinggi. sangat tinggi. Nama : Thitha Umur : 22 tahun Peran : - Mahasiswa FKIP Fisika UNS - Kakak Vasthi dan Vania - Guru Les Fatur dan Riki Watak : - Sabar Sinopsis cerita fotonovela dengan materi Zat dan Perubahan Wujudnya adalah: Fotonovela ini menceritakan tentang pendefinisian zat, sifat-sifat zat, pengertian kalor, dan peranan kalor dalam perubahan wujud zat

6 56 dilengkapi dengan beberapa contoh peristiwa yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. c. Pembuatan Storyboard Langkah selanjutnya setelah menentukan alur cerita dan karakter tokoh pada fotonovela adalah membuat skenario serta didalamnya menentukan tempat kejadian yang diceritakan. Skenario untuk fotonovela Zat dan Perubahan Wujudnya dapat dilihat selengkapnya di lampiran 29. d. Persiapan Pemotretan Persiapan pemotretan dengan melakukan kunjungan pendahuluan ke lokasi-lokasi pengambilan gambar untuk memeriksa dan menentukan sudut pengambilan gambar. Selain itu pada saat persiapan pemotretan para pelaku dalam fotonovela mendalami naskah/skenario cerita untuk lebih memahami adegan-adegan yang akan dilakukan pemain pada saat pengambilan gambar. Selain itu dibutuhkan persiapan peralatan dan pengarahan kepada model, agar adegan yang dipotret sesuai skenario. Selain itu peralatan dan latar tempat juga dipersiapkan agar sesuai naskah sehingga tidak mengalami pengambilan gambar ganda. e. Pemotretan Langkah selanjutnya adalah melakukan pemotretan dengan para pelaku dalam fotonovela. Pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan kamera digital. Pelaku melakukan adegan demi adegan sesuai dengan naskah yang telah ditentukan. Kemudian setiap adegan diambil gambarnya, sehingga gambar yang diambil akan mengikuti alur cerita yang telah ditentukan. f. Tahap Seleksi dan Editing Foto Setelah dilakukan pemotretan untuk pengambilan gambar, langkah selanjutnya adalah seleksi foto. Setiap adegan diambil beberapa gambar dengan tujuan agar foto yang dihasilkan lebih banyak dan bisa diseleksi. Pada proses seleksi ini, hanya mengambil foto yang memiliki kualitas

7 57 bagus. Setelah foto diseleksi, kemudian foto disusun sesuai dengan storyboard. g. Menyusun Fotonovela Langkah selanjutnya adalah menyusun Fotonovela dengan menggunakan program comic life deluxe Program ini memudahkan pembuatan fotonovela dengan menyediakan beberapa fasilitas seperti frame, templates dan balon kata. Pembuatan fotonovela dilakukan dengan memasukkan foto-foto dalam frame yang sudah tersedia dalam halaman. Tiap halaman terdiri dari beberapa frame. Pola frame dapat dipilih pada bagian templates. Foto dimasukkan dengan mendrag foto ke dalam frame. Kemudian memasukkan balon kata dan teks narasi ke dalam setiap foto berdasarkan alur cerita yang telah ditentukan. Gambar 4.1. Bagian-Bagian Dasar Fotonovela dengan Comic Life Deluxe Adapun untuk langkah-langkah pembuatan fotonovela secara umum dengan menggunakan program aplikasi Comic Life Deluxe adalah sebagai berikut: 1) Membuka program aplikasi Comic Life Deluxe ) Membuat lembar kerja baru : File New Comic

8 58 Gambar 4.2. Membuat Lembar Kerja Baru 3) Memilih frame pada templates, dengan menggeser (mendrag) frame ke lembar kerja Gambar 4.3. Memasukkan Frame 4) Memilih foto pada galeri kemudian menggeser dan memasukkan pada frame yang telah dibuat

9 59 Gambar 4.4. Memasukkan foto 5) Memasukkan kata dan cerita dengan menggunakan balon teks yang tersedia Gambar 4.5. Memasukkan Kata dengan Balon Kata Style digunakan jika ingin mengubah bentuk atau gaya pada balon kata. Colors digunakan untuk mengubah warna huruf dalam balon kata sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan font digunakan untuk mengubah gaya, ukuran, letak huruf dalam balon kata.

10 60 6) Setelah semua fotonovela jadi, langkah terakhir adalah mengubahnya ke dalam bentuk image untuk memudahkan proses pencetakan dengan langkah: File - Export - Export To Image(s) Gambar 4.6. Mengubah ke bentuk image 7) Fotonovela siap dicetak dan digunakan sebagai media pembelajaran h. Pencetakan draft Setelah fotonovela jadi, langkah selanjutnya adalah mengubah dalam bentuk image agar memudahkan dalam proses pencetakan. Sebelumnya dilakukan pengkoreksian terhadap fotonovela yang telah dibuat. Kemudian mengubah tipe image yang digunakan adalah JPEG karena resolusinya lebih besar dibandingkan tipe lain, sehingga apabila diperbesar gambar tidak akan pecah. Fotonovela selanjutnya dicetak dengan ukuran A4 dan kemudian dikemas dalam bentuk buklet sehingga menyerupai buku. i. Validasi Draft produk yang sudah jadi kemudian divalidasi kepada 2 dosen ahli, 2 reviewer dan 5 peer reviewer. Tugas dari dosen ahli, reviewer dan peer reviewer adalah mengevaluasi produk dari aspek materi, bahasa & gambar dan penyajian. Draft produk yang sudah divalidasi kepada dosen ahli, reviewer dan peer reviewer akan memperoleh

11 61 penilaian dan masukan untuk dapat dijadikan perbaikan produk sebelum dilakukan uji coba ke lapangan awal. j. Revisi Revisi hasil validasi merupakan revisi produk yang dilakukan setelah tahap validasi dilakukan. Revisi ini dilakukan berdasarkan temuan yang diperoleh dari respon validator terhadap produk dari aspek materi, bahasa & gambar dan penyajian. k. Uji Coba Lapangan Awal Produk yang sudah dikatakan baik oleh para ahli lalu dilakukan uji coba. Uji coba lapangan awal dilakukan kepada sepuluh siswa SMP/ MTs kelas VII, pada tahap ini diperoleh data respon siswa terhadap keterbacaan media dari aspek kelayakan isi, bahasa dan gambar, dan penyajian. Setelah uji coba lapangan awal dilakukan, tahap selanjutnya adalah revisi. Revisi dilakukan berdasarkan temuan yang diperoleh dari respon siswa terhadap media dari aspek kelayakan isi, bahasa dan gambar, dan penyajian. l. Uji Coba Lapangan Utama Uji lapangan utama dilakukan pada satu kelas di satu sekolah dengan 30 subjek. Pada penelitian uji lapangan utama dilakukan pada 30 siswa. Uji lapangan utama ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Surakarta. B. Hasil Validasi Ahli Data yang diperoleh terdiri dari data hasil validasi produk oleh validator dan data hasil uji coba ke siswa pada aspek kelayakan isi, bahasa dan gambar, dan penyajian. Berikut ini akan disajikan secara umum data hasil validasi media fotonovela yang diambil dari ahli, reviewer, dan peer reviewer. Data hasil uji coba juga akan disajikan secara umum yang diambil dari 10 siswa SMP kelas VII pada tahap uji coba awal dan 30 siswa dari satu sekolah yaitu dari SMP Negeri 12 Surakarta pada tahap uji coba utama.

12 62 1. Hasil Validasi Ahli Materi Data hasil validasi oleh ahli materi yang disajikan pada Lampiran 11 menunjukkan bahwa ahli materi 1 memberikan skor 51 dan ahli materi 2 memberikan skor 45 sehingga skor total rata-rata adalah 48. Berdasarkan skor tersebut menunjukkan bahwa ahli media memberikan penilaian dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa media fotonovela yang telah dikembangkan pada aspek materi sudah siap untuk digunakan. 2. Hasil Validasi Ahli Media Data hasil validasi oleh ahli media dapat dilihat pada Lampiran 12. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jumlah skor total rata-rata untuk ahli media yaitu sebesar 55. Berdasarkan skor tersebut menunjukkkan bahwa ahli media memberikan penilaian pada produk yang dihasilkan pada kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa media fotonovela yang telah dikembangkan sudah siap untuk digunakan. 3. Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia Data hasil validasi oleh ahli Bahasa dapat dilihat pada Lampiran 13. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jumlah skor total rata-rata untuk ahli bahasa yaitu sebesar 55,5. Berdasarkan skor tersebut menunjukkkan bahwa ahli bahasa memberikan penilaian pada produk yang dihasilkan pada kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan dalam fotonovela yang telah dikembangkan sudah siap untuk digunakan. 4. Hasil Validasi Reviewer dan Peer Reviewer Hasil validasi data pengembangan menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan untuk setiap validator (reviewer dan peer reviewer) yaitu sebagai berikut: reviewer I memberi skor 90, reviewer II memberi skor 90, peer reviewer I memberi skor 98, peer reviewer II memberi skor 84, peer reviewer III memberi skor 85, peer reviewer IV memberi skor 91, dan peer reviewer V memberi skor 86. Skor terendah diberikan oleh peer reviewer II yaitu 84 dan skor tertinggi diberikan oleh peer reviewer I yaitu 98 dengan rincian disajkan pada Lampiran 15.

13 Berdasarkan hasil angket dari validator (reviewer dan peer reviewer) didapati bahwa media fotonovela yang dikembangkan dikategorikan sangat baik. Adapun hasilnya 57,1% validator (reviewer I, reviewer II, peer reviewer I, dan peer reviewer IV) menilai sangat baik, sedangkan 42,9% validator lainnya (peer reviewer II, peer reviewer III, dan peer reviewer V) menilai baik. Hal ini menunjukkan bahwa validator menyetujui media fotonovela telah siap untuk tahap uji coba dengan saran dan komentar yang dijadikan sebagai revisi. Adapun rincian hasil validator (reviewer I, reviewer II, peer reviewer I, peer reviewer II, peer reviewer III, peer reviewer IV, dan peer reviewer V) disajikan dalam Tabel 4.4 dan selengkapnya disajikan pada Lampiran 16. Tabel 4.4 Rangkuman Kriteria Hasil Validasi Total Media Fotonovela Oleh Reviewer dan Peer Reviewer Kelompok Skor Kriteria Frekuensi % 88 < X Sangat Baik 6 57,1% 74 X 88 Baik 1 42,9% 61 X 74 Cukup X 61 Kurang - - X 47 Sangat Kurang - - Hasil penilaian media fotonovela oleh validator (Reviewer dan Peer Reviewer) didukung oleh data yang diperoleh dari masing-masing aspek yang diuraikan sebagai berikut: a. Kelayakan Isi Berdasarkan hasil validasi media fotonovela dalam aspek kelayakan isi termasuk dalam kriteria beraneka ragam untuk setiap validator. Peer reviewer II, peer reviewer III, dan peer reviewer V memberi skor yang sama yaitu 31 yang merupakan skor paling rendah untuk aspek kelayakan isi, reviewer II memberi skor 35, peer reviewer I memberi skor 36 yang merupakan skor paling tinggi untuk aspek kelayakan isi, peer reviewer IV memberi skor 34, dan reviewer I memberi skor 33. Lebih lanjut, rincian data hasil validasi untuk aspek kelayakan isi dalam penelitian ini disajikan dalam Lampiran 14. Adapun distribusi frekuensi kriteria hasil validasi media fotonovela pada aspek kelayakan isi yang diberikan oleh setiap validator dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan selengkapnya disajikan pada Lampiran

14 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kriteria Hasil Validasi Media Fotonovela pada aspek Kelayakan Isi Oleh Validator Kelompok Skor Kriteria Frekuensi % 32 < X Sangat baik 4 57,1% 27 X 32 Baik 3 42,9% 22 X 27 Cukup X 22 Kurang - - X 17 Sangat kurang - - Berdasarkan data distribusi frekuensi kriteria hasil validasi media fotonovela oleh validator dari aspek kelayakan isi berada pada kategori sangat baik. Berkaitan dengan aspek kelayakan isi pada media fotonovela yang telah dikembangkan didapati sebanyak 57,1% validator menilai sangat baik dan 42,9% validator lainnya menilai baik. Setiap indikator pada aspek kelayakan isi selanjutnya dianalisis. Dalam aspek kelayakan isi terdiri atas 10 indikator. Indikator kesesuaian materi dengan kompetensi dasar memiliki sebaran skor 3 sebesar 42,9%, dan skor 4 sebesar 57,1%. Indikator kebenaran konsep materi, pemberian motivasi yang sesuai dengan materi, dan materi dapat merangsang siswa berpikir kritis sebaran prosentase yang sama untuk skor 3 sebesar 71,4% dan skor 4 sebesar 28,6%. Indikator penggunaan fakta yang akurat dalam materi, kontekstualitas materi yang disajikan, dan materi dapat merangsang siswa berpikir kreatif memiliki sebaran prosentase yang sama untuk skor 3 sebesar 85,7% dan skor 4 sebesar 14,3%. Indikator kesesuaian contoh yang digunakan dengan materi memiliki sebaran skor 3 sebesar 57,1% dan skor 4 sebesar 42,9%. Indikator materi mudah dipahami memiliki sebaran skor 3 sebesar 28,6% dan skor 4 sebesar 71,4%. Adapun indikator materi dapat merangsang siswa berfikir inovatif memiliki sebaran skor 3 sebesar 100%. Deskripsi data hasil validasi media fotonovela oleh validator disajikan secara rinci pada Lampiran 18. Sementara untuk saran dan komentar yang ada, menjadi acuan melakukan revisi. Sehingga skor untuk aspek kelayakan isi mencakup skor 3 dan 4, dan tidak terdapat sebaran skor 1 dan 2. 64

15 b. Bahasa dan Gambar Hasil validasi media fotonovela dalam aspek bahasa dan gambar termasuk dalam kriteria yang berbeda-beda untuk setiap validator. Reviewer I dan peer reviewer III memberi skor 31, reviewer II memberi skor 30 yang merupakan skor terendah untuk aspek bahasa dan gambar, peer reviewer I memberi skor 37 yang merupakan skor tertinggi untuk aspek bahasa dan gambar, peer reviewer II dan peer reviewer V memberi skor 35, peer reviewer IV memberi skor 34. Adapun rincian data hasil validasi untuk aspek bahasa dan gambar dalam penelitian ini disajikan dalam Lampiran 14. Adapun distribusi frekuensi kriteria hasil validasi media fotonovela pada aspek bahasa dan gambar yang diberikan oleh setiap validator dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan selengkapnya disajikan pada Lampiran 17. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kriteria Hasil Validasi Media Fotonovela pada Aspek Bahasa dan Gambar Oleh Validator Kelompok Skor Kriteria Frekuensi % 32 < X Sangat baik 2 28,6% 27 X 32 Baik 5 71,4% 22 X 27 Cukup X 22 Kurang - - X 17 Sangat kurang - - Berdasarkan distribusi frekuensi kriteria hasil validasi media fotonovela oleh validator dari aspek bahasa dan gambar berada pada kategori sangat baik dan baik. Sebanyak 28,6% validator menilai sangat baik tentang bahasa dan gambar pada media fotonovela yang telah dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik berasal dari peer reviewer I dan peer reviewer IV. Akan tetapi, ada validator yang menilai baik, yaitu berasal dari reviewer I, peer reviewer II peer reviewer III, reviewer II, dan peer reviewer V dengan prosentase 71,4%.. Setiap indikator pada aspek bahasa dan gambar selanjutnya dianalisis. Pada aspek bahasa dan gambar terdiri dari 10 indikator. Indikator kesesuaian bahasa dengan kemampuan kognisi siswa SMP, penggunaan ejaan secara benar, konsisten penggunaan istilah, simbol, nama ilmiah/bahasa asing, kesesuaian gambar dengan teks yang digunakan, 65

16 66 kesesuaian penggunaan bahasa dan gambar dengan perkembangan kemampuan kognitif siswa memiliki prosentase yang sama sebesar 71,4% pada skor 3 dan prosentase 28,6% pada skor 4. Indikator penggunaan bahasa secara efektif, penggunaan bahasa secara efisien, kebenaran menggunakan istilah memiliki prosentase yang sama yaitu 85,7% pada skor 3 dan prosentase 14,3% pada skor 4. Indikator penggunaan struktur kalimat yang tepat memiliki prosentase sebesar 42,9% pada skor 3 dan 57,1% pada skor 4. Indikator kejelasan tampilan gambar memiliki prosentase 57,1% pada skor 3 dan skor 4 sebesar 42,9%. Deskripsi data hasil validasi media fotonovela oleh validator disajikan secara rinci pada Lampiran 18. Sehingga, sebaran skor untuk aspek bahasa dan gambar mencakup skor 3 dan skor 4, dan tidak terdapat sebaran skor 1 dan skor 2. Adapun saran dan komentar yang ada menjadi salah satu acuan untuk melakukan revisi. c. Penyajian Hasil validasi media fotonovela dalam aspek penyajian yaitu reviewer I memberi skor 26, reviewer II dan peer reviewer I memberi skor 25, peer reviewer II memberi skor 21, peer reviewer III, peer reviewer IV dan peer reviewer V memberi skor 23. Adapun skor yang diberikan peer reviewer I merupakan skor tertinggi untuk aspek penyajian. Sedangkan skor terendah diberikan oleh peer reviewer II untuk aspek penyajian. Distribusi frekuensi kriteria hasil evaluasi media fotonovela disajikan dalam Lampiran 17. Berdasarkan distribusi frekuensi kriteria hasil validasi media fotonovela oleh validator pada aspek penyajian berada pada kategori sangat baik. Didapati sebanyak 100% validator menilai sangat baik pada aspek penyajian pada media fotonovela yang telah dikembangkan. Data-data tersebut merupakan rangkuman data yang berasal dari 7 indikator yang disajikan dalam Lampiran 14. Adapun distribusi frekuensi kriteria hasil evaluasi media fotonovela oleh validator dari aspek penyajian disajikan pada Tabel 4.7

17 Tabel 4.7 Deskripsi Frekuensi Kriteria Hasil Validasi pada Aspek Penyajian Oleh Validator Kelompok Skor Kriteria Frek % 19 < X Sangat baik 7 100% 16 X 19 Baik X 16 Cukup X 13 Kurang - - X 10 Sangat kurang Setiap indikator pada aspek penyajian selanjutnya dianalisis. Aspek penyajian terdiri atas 7 indikator. Terdapat tiga indikator memiliki prosentase yang sama untuk skor 3 sebesar 71,4% dan skor 4 sebesar 28,6% yaitu pada indikator penyajian materi secara sistematis, penyajian materi secara logis, dan penyajian dapat menuntun siswa untuk menggali informasi. Indikator penyajian isi materi familiar dengan siswa dan penyajian isi materi menimbulkan suasana yang menyenangkan memiliki sebaran skor 3 sebesar 57,1% dan skor 4 sebesar 42,9%. Indikator penyajian isi materi dilengkapi dengan gambar memiliki sebaran skor 3 sebesar 28,6% dan skor 4 sebesar 71,4%. Adapun indikator penyajian gambar memiliki sebaran skor 3 sebesar 85,7 % dan skor 4 sebesar 14,3 %. Deskripsi data hasil validasi media fotonovela oleh validator disajikan secara rinci pada Lampiran 18. Sebaran skor untuk aspek penyajian media fotonovela IPA mencakup skor 3 dan skor 4, dan tidak terdapat skor 1 dan skor 2. Adapun saran dan komentar yang ada menjadi salah satu acuan untuk melakukan revisi. C. Hasil Uji Coba Lapangan Berdasarkan hasil uji coba media fotonovela didapatkan hasil 57,1% validator menilai sangat baik dan 42,9% menilai baik. Hal ini menunjukkan bahwa validator menyetujui media fotonovela siap untuk diuji cobakan dengan saran dan komentar yang dijadikan revisi. Produk awal selanjutnya direvisi berdasarkan hasil validasi validator dan menghasilkan produk media fotonovela II. Media fotonovela II diuji cobakan pada uji coba lapangan awal (uji coba I).

18 68 Hasil uji coba I didapatkan data kuantitatif dan kualitatif berupa saran dan komentar yang menjadi acuan revisi selanjutnya. Media fotonovela II direvisi kembali dan didapatkan media fotonovela III untuk diuji cobakan pada uji lapangan utama (uji coba II). Adapun hasil dari uji coba II akan didapati data kuantitatif dan kualitatif berupa saran dan komentar yang menjadi acuan revisi untuk mengembangkan produk akhir. Hasil uji coba pada siswa berupa skor yang dikonversikan menjadi kemudian ditotal untuk setiap siswa dan dikategorikan dengan kriteria. Hasil uji coba menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan untuk setiap siswa yaitu sebagai berikut: 1. Uji Coba Lapangan Awal (Uji Coba I) Hasil uji coba lapangan awal dapat diketahui dari angket yang disebarkan kepada 10 siswa SMP kelas VII pada tanggal 22 Februari Hasil analisis uji coba I menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan maksimal memberi skor 86 (siswa ke-1) dan minimal memberikan skor 74 (siswa ke-9 dan siswa ke-10 ). Rangkuman hasil evaluasi total dalam uji coba awal pada 10 siswa SMP kelas VII dapat dilihat pada Tabel 4.8 dengan rincian selanjutnya disajikan di Lampiran 20. Table 4.8 Rangkuman Hasil Uji Coba Lapangan Awal Kelompok Skor Kriteria Frekuensi % 69 < X Sangat Baik % 56 X 69 Baik X 56 Cukup X 44 Kurang - - X 31 Sangat kurang - - Uji coba lapangan awal dikatakan berhasil apabila hasil uji coba kevalidan masuk ke dalam kategori lebih baik dari 75%. Berdasarkan hasil uji lapangan awal didapatkan bahwa 100% siswa menyatakan media fotonovela berada pada kriteria sangat baik. Hal ini menyatakan bahwa pada uji coba lapangan awal dikatakan berhasil dan siap untuk uji coba lapangan

19 69 utama dengan diperlukan revisi sebelumnya berdasarkan saran dan komentar yang diberikan siswa pada uji coba lapangan awal. Deskripsi data hasil uji coba lapangan awal diringkas pada Lampiran 21 yang menunjukkan tentang sebaran penilaian media fotonovela untuk masing-masing indikator. Uraian indikator dalam uji coba I terdiri dari 22 indikator. Secara keseluruhan sebaran untuk skor 2 sebesar 0,5%, skor 3 sebesar 40,5%, dan skor 4 sebesar 59%. Berdasarkan deskripsi data uji coba lapangan awal didapatkan sebaran yang berbeda untuk masing-masing indikator. Ada empat uraian indikator yang mendapatkan sebaran 30% dan 70% untuk skor 3 dan skor 4, yaitu pada indikator ke- 3, 6, 9, dan 15. Ada empat uraian indikator yang mendapatkan sebaran 70% dan 30% untuk skor 3 dan skor 4, yaitu pada indikator ke- 2, 10, 11, dan 18. Ada lima uraian indikator yang mendapatkan sebaran 20% dan 80% untuk skor 3 dan skor 4, yaitu pada indikator ke- 1, 12, 13, 16, dan 21. Ada lima uraian indikator yang mendapatkan sebaran 40% dan 60% untuk skor 3 dan skor 4, yaitu pada indikator ke- 5, 7, 14, 17, dan 22. Ada tiga uraian indikator yang mendapatkan sebaran 50% dan 50% untuk skor 3 dan skor 4, yaitu pada indikator ke- 8, 19, dan 20. Terdapat satu indikator yang mendapatkan sebaran 10%, 40%, dan 50% untuk skor 2, skor 3, dan skor 4, yaitu indikator ke- 4. Sehingga, sebaran skor terdapat pada skor 2 sebesar 0,5%, skor 3 sebesar 40,5%, skor 4 sebesar 59%, dan tidak terdapat pada skor 1. Oleh karena itu, penilaian pada uji coba lapangan awal dikatakan berhasil. Saran dan komentar yang ada menjadi referensi revisi dan diuraikan dalam pembahasan. 2. Uji Coba Lapangan Utama (Uji Coba II) Hasil uji coba lapangan utama dapat diketahui dari angket yang disebarkan kepada 30 siswa berasal dari SMP Negeri 12 Surakarta. Uji coba lapangan utama dikatakan berhasil jika hasil uji kevalidan masuk ke dalam kriteria baik lebih dari 75%. Berdasarkan hasil uji coba II didapatkan bahwa 93,3% siswa menyatakan media fotonovela berada pada kriteria sangat baik dan 6,7% lainnya menyatakan media fotonovela berada pada kriteria baik.

20 Sehingga, uji coba utama dikatakan berhasil dan siap untuk direvisi kembali guna menghasilkan produk akhir dari media fotonovela. Adapun hasil analisis uji coba lapangan utama menunjukkan bahwa skor maksimal yang diberikan sebesar 86 oleh siswa ke-13. Adapun skor minimal adalah skor 72, yaitu skor yang diberikan oleh siswa ke-8. Rangkuman hasil uji coba lapangan utama disajikan pada Tabel 4.9 dengan rincian selanjutnya disajikan pada Lampiran 22. Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Uji Coba Utama Media dari Semua Aspek Kelompok Skor Kriteria Frekuensi % 69 < X Sangat Baik 28 93,3% 56 X 69 Baik 2 6,7% 44 X 56 Cukup X 44 Kurang - - X 31 Sangat kurang - - Hasil uji coba lapangan utama media fotonovela dari semua aspek oleh siswa merupakan data yang diperoleh responden SMP Negeri 12 Surakarta. Setiap angket uji coba lapangan untuk siswa adalah sama yaitu terdiri dari aspek kelayakan isi dan aspek penyajian. Adapun uraian indikator dalam uji coba lapangan utama terdiri dari 22 item. Secara keseluruhan sebaran untuk skor 2 yaitu sebesar 1,35% dengan skor total 29,84, skor 3 yaitu sebesar 43,5% dengan skor total 965,4, dan skor 4 yaitu sebesar 55,15% dengan skor total 1213,4. Adapun rincian mengenai sebaran total tersebut berbeda-beda. Terdapat dua uraian indikator mendapatkan sebaran 43,3% dan 56,7 untuk skor 3 dan 4 yaitu pada indikator 1 dan 6. Pada indikator 2 mendapatkan sebaran 6,67%, 60%, dan 33,3% untuk skor 2, 3, dan 4. Indikator 3 mendapatkan sebaran 3,3%, 53,3%, dan 43,3% pada skor 2, 3, dan 4. Dua indikator yang mempunyai sebaran sama yaitu 33,3% dan 66,7% pada skor 3 dan 4. Indikator 5 memiliki sebaran sebesar 20% dan 80% pada skor 3 dan 4. Pada indikator 7 dan 22 mempunyai sebaran pada skor 3 dan 4 yaitu 30% dan 70%. Indikator 8 memiliki sebaran 53,3% dan 46,7% pada skor 3 dan 4. Prosentase sebaran sebesar 63,3% dan 36,7% terdapat pada indikator 10. Sedangkan indikator 70

21 71 11 mendapatkan sebaran 3,3%, 60%, dan 36,7% pada skor 2, 3, dan 4. Indikator 12 mendapatkan sebaran 3,3%, 43,3%, dan 53,3% pada skor 2, 3, dan 4. Untuk indikator 13 mendapatkan sebaran 3,3%, 30%, dan 66,7% pada skor 2, 3, dan 4. Pada indikator 14 yaitu skor 2, 3, dan 4 mempunyai sebaran 6,67%, 53,3%, dan 40%. Indikator 15 mempunyai sebaran 40% dan 60% pada skor 3 dan 4. Sedangkan indikator 16 mempunyai sebaran 3,3%, 56,7%, dan 40% pada skor 2, 3, dan 4. Adapun indikator 17 dan 21 mempunyai sebaran yang sama sebesar 36,7% dan 63,3% pada skor 3 dan 4. Pada indikator 19 mempunyai sebaran pada skor 3 dan 4 sebesar 50% dan 50%. Indikator 20 mempunyai sebaran sebesar 26,7% dan 73,3%. Prosentase sebaran untuk skor 3 paling kecil sebesar 20% yaitu pada indikator 5, sedangkan prosentase sebaran untuk skor 4 paling besar sebesar 80% pada indikator 5. Sehingga, skor 3 dan 4 yang didapatkan sangat dominan pada sebagian besar uraian indikator dibandingkan dengan skor 2. Oleh karena itu, penilaian pada uji coba lapangan utama dikatakan berhasil. Adapun saran dan komentar yang ada menjadi referensi revisi dan diuraikan dalam pembahasan. D. Tahap Revisi Di dalam proses penelitian draft produk, dilakukan validasi oleh ahli materi, ahli media, reviewer, dan peer reviewer. Dalam proses validasi tersebut akan terdapat saran dan komentar. Hal ini dapat dijadikan revisi oleh peneliti. Revisi dilakukan berdasarkan saran dan komentar dari para ahli materi, ahli media, reviewer, dan peer reviewer, selain itu juga berdasarkan temuan di lapangan yaitu pada saat uji coba lapangan awal dan utama. Sehingga, revisi dilaksanakan tiga kali, revisi pertama dilakukan setelah mendapat saran dan komentar dari ahli materi, ahli media, reviewer, dan peer reviewer, revisi yang kedua dilakukan setelah diperoleh temuan pada uji coba lapangan awal, dan revisi ketiga setelah uji coba lapangan utama. Ketiga tahap revisi tersebut adalah sebagai berikut:

22 72 1. Revisi Tahap Pertama Revisi tahap pertama dilakukan setelah produk awal/draft produk divalidasikan ke ahli materi, ahli media, reviewer, dan peer reviewer. Hasil validasi berupa penilaian, saran dan komentar yang dijadikan pedoman dalam merevisi produk awal (draft fotonovela I). Penilaian kuantitatif telah disajikan dalam data hasil penelitian. Jadi dalam pembahasan ini lebih meninjau tentang saran dan komentar sebagai penelitian kualitatif sebagai referensi revisi tahap pertama draft fotonovela I. Revisi tahap pertama dari masingmasing validator akan diuaraikan sebagai berikut: a. Data Validator Saran dan komentar tentang media fotonovela pada materi zat dan perubahan wujudnya diperoleh dari dua ahli. Saran dan komentar dari kedua ahli secara garis besar melingkupi aspek materi, bahasa dan media (Lampiran 25). Ahli I memberikan beberapa saran dan komentar antara lain: 1) Pada Fotonovela, foto Vasthi berpose yang sama berulang terlalu banyak. Disarankan lain waktu divariasi posenya. 2) Masih terdapat lingkungan yang tidak mendukung misal halaman 45 dan 46, tokoh Thitha memegang laptop seolah ingin menunjukkan isi laptop sesuai perbincangan, tapi ternyata yang terpotret, isi laptop tidak sesuai. Disarankan lain waktu perlu diperhatikan skenarionya sebelum pengambilan foto. 3) Sebaiknya print bolak-balik seperti wujud komik yang dijual bebas. 4) Coba cek komik komersial bagian depan setelah hardcover agar mirip dengan komik komersial, lengkapi halaman-halaman tersebut. 5) Sebaiknya pada Daftar Pustaka sebaiknya di isi dengan daftar bacaan pengayaan yang isinya tentang materi tersebut sehingga siswa dapat membaca buku-buku tersebut bila perlu. 6) Judul di hardcover tidak tampak jelas, beradasarkan ukuran dan jenis huruf untuk dapat menentukan judulnya.

23 73 7) Huruf miring dalam penulisan materi mempunyai makna khusus, misal kata asing, namun dalam fotonovela ini penggunaan kata miring mempunyai arti yang berbeda. Berdasarkan saran dan komentar tersebut dilakukan revisi antara lain mengganti beberapa gambar, memperjelas judul di cover, dan memperbaiki beberapa kata, untuk rincian data disajikan di lampiran 11 sampai dengan lampiran 13. Ahli II memberikan saran dan komentar antara lain: 1) Perbaiki kekontrasan beberapa warnanya 2) Perbaiki layoutnya 3) Perbaiki beberapa Mimik wajah yang kurang sesuai dengan cerita 4) Perbaiki setting dan alur ceritanya agar cerita menyambung 5) Perbaiki kata-kata yang salah tulis 6) Sebaiknya dibuat lebih informal sehingga enak dibaca 7) Beberapa penjelasan disarankan untuk lebih disempurnakan 8) Buat komentar yang tidak monoton pada tokoh vasthi. Berdasarkan saran dan komentar tersebut dilakukan revisi antara lain mengatur kekontrasan warna, memperjelas layout, memperbaiki katakata yang salah tulis, menggenti beberapa gambar, dan memperbaiki alur cerita, untuk rincian data disajikan di lampiran 11 sampai dengan lampiran 13.. b. Reviewer Reviewer dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar mata pelajaran IPA di SMP kelas VII. Penilaian kualitatif oleh reviewer berupa saran dan komentar yang membangun. Adapun komentar dari reviewer I adalah fotonovela ini sangat menarik untuk dikembangkan dan dijadikan media pembelajaran, karena sangat membantu tugas pendidik dan peserta didik untuk memahami suatu materi. Adapun untuk reviewer II tidak memberikan saran dan komentar secara tertulis. Namun, secara umum reviewer I dan reviewer II menyatakan bahwa media fotonovela sudah baik mencakup aspek materi, bahasa dan gambar, dan penyajian.

24 74 c. Peer Reviewer Peer Reviewer dalam penelitian ini adalah teman sejawat. Adapun saran dan komentar yang diberikan berkaitan dengan media fotonovela telah dibuat dalam bentuk draf modul. Peer Reviewer yang dimintai bantuan adalah Rio Adie sebagai Peer Reviewer I, Gunawan Eko sebagai Peer Reviewer II, Agus Wahyu sebagai Peer Reviewer III, Dani Ramdani sebagai Peer Reviewer IV, dan Adhitya Surya sebagai Peer Reviewer V. Pertimbangan peneliti meminta bentuan kepada peer reviewer tersebut karena mereka juga mengembangkan media pembelajaran IPA. Aspek yang dinilai meliputi tiga hal yaitu materi, bahasa dan gambar, dan penyajian. Kelima peer reviewer ini menilai setiap aspek dari media fotonovela memiliki kategori baik dan sangat baik. Selanjutnya peer reviewer memberikan penilaian kuantitatif dan kualitatif. Adapun penilaian kualitatif yang diberikan yaitu berupa saran dan komentar untuk perbaikan media fotonovela. Peer reviewer I, II, dan III tidak memberikan saran dan komentar secara tertulis. Namun, secara umum peer reviewer I, II, dan III menyatakan bahwa media fotonovela sudah baik mencakup aspek materi, bahasa dan gambar, dan penyajian. Peer reviewer IV memberikan komentar bahwa fotonovela sangat menarik dan layakuntuk dijadikan media pembelajaran. Peer reviewer IV menyatakan bahwa media yang telah dibuat sudah cukup bagus.. Peer reviewer V memberi komentar untuk segera memperbanyak fotonovela ini. Secara garis besar peer reviewer V menilai fotonovela ini sudah cukup baik. 2. Revisi Tahap Kedua Revisi tahap kedua dilakukan setelah uji coba lapangan awal. Uji coba lapangan ini tidak berupa kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tetapi berupa penilaian dari siswa tentang media fotonovela secara kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan tujuan uji coba awal yaitu untuk mengetahui keterbacaan media pada siswa. Sehingga didapatkan data kuantitatif yang

25 75 disajikan dalam data hasil penelitian. Jadi dalam pembahasan ini lebih meninjau tentang saran dan komentar sebagai penilaian kualitatif yang digunakan untuk referensi revisi tahap kedua. Uji coba lapangan awal dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2014 dengan jumlah siswa 10 anak. Setiap siswa mendapatkan fotonovela untuk dibaca, diteliti dan dinilai. Penilaian fotonovela dilakukan dengan cara mengisi angket penilaian produk untuk siswa. Secara umum siswa-siswa menilai fotonovela sudah baik, tetapi tetap ada saran, komentar, maupun hasil evaluasi yang terdapat di dalam fotonovela yang bisa dijadikan acuan untuk revisi keterbacaan media, untuk selengkapnya tersaji dalam lampiran Revisi Tahap Ketiga Revisi tahap ketiga dilakukan setelah uji coba lapangan utama. Uji coba lapangan utama dilakukan pada tanggal 7 Maret 2014 dengan jumlah total siswa 30 anak yang berasal SMP Negeri 12 Surakarta. Penilaian fotonovela dilakukan dengan cara mengisi angket penilaian produk untuk siswa. Secara umum siswa-siswa tersebut menilai modul sudah baik, tetapi tetap masih ada saran dan komentar yang bisa dijadikan masukan untuk revisi sebelum menghasilkan produk akhir. Beberapa saran yang tertulis yaitu memperbanyak gambar untuk memeperjelas materi dan segera mempublikasikan media fotonovela agar dapat dijadikan media pembelajaran, untuk selengkapnya tersaji di lampiran 26. E. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran IPA dalam bentuk fotonovela pada materi Zat dan Perubahan Wujudnya yang memenuhi kriteria baik. Tujuh tahapan penelitian yang dilalui yaitu: (1) tahap pengumpulan informasi, (2) tahap rancangan awal, (3) tahap pembuatan media, (4) tahap validasi, (5) tahap revisi, (6) tahap uji coba awal dan revisi, (7) tahap uji coba utama dan revisi.

26 Penelitian pengembangan yang dilakukan mengacu pada Borg & Gall (1983). Proses penelitian produk ini dibantu oleh dua ahli yaitu ahli materi dan ahli media. dua guru sebagai reviewer, serta lima peer reviewer (Lampiran 7). Uji coba lapangan awal ini dilakukan pada tanggal 22 Februari 2014 dengan jumlah siswa 10 anak (Lampiran 9). Uji coba lapangan utama dilakukan pada tanggal 7 Maret 2014 dengan jumlah total siswa 30 anak yang berasal dari SMP Negeri 12 Surakarta (Lampiran 10). Penyusunan Angket Penilaian Produk, disusun berdasarkan aspek dari Romi Satrio Wahono (2006), adapun aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran hasil dari penyusunan dan diskusi tentang aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran, yaitu: 1) Aspek Rekayasa Perangkat Lunak a) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran. b) Reliable (handal). c) Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah). d) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya). e) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan. f) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada). g) Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam eksekusi. h) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi: petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas, terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan alur kerja program). i) Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain). 2) Aspek Desain Pembelajaran a) Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis). b) Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum. c) Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran. d) Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran. e) Interaktivitas. f) Pemberian motivasi belajar. g) Kontekstualitas dan aktualitas. h) Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar. i) Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran. 76

27 77 j) Kedalaman materi. k) Kemudahan untuk dipahami. l) Sistematis, runut, alur logika jelas. m) Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan n) Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran. o) Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi. p) Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi. 3) Aspek Komunikasi Visual a) Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan keinginan sasaran. b) Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan. c) Sederhana dan memikat. d) Audio (narasi, sound effect, backsound,musik). e) Visual (layout design, typography, warna). f) Media bergerak (animasi, movie). g) Layout Interactive (ikon navigasi). Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kriteria media pembelajaran untuk dapat dinilai harus memuat beberapa aspek penting. Berdasarkan isi/ materi dalam media pembelajaran harus disusun secara sistematis, mudah dipahami, sesuai dengan konsep, menggunakan gambar yang mendukung, menyajikan contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari, mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari. Selain itu media pembelajaran juga dapat dinilai berdasarkan dari segi tampilannya. Adapun aspek yang dapat dipandang dari sisi tampilan yaitu media pembelajaran merupakan media pembelajaran yang baru atau tidak, penggunaaan gambar yang jelas, gambar dilengkapi keterangan yang lengkap, adanya variasi tipe dan ukuran huruf yang dinamis, menggunakan kalimat yang jelas, Layout yang variatif, menggunakan istilah yang mudah dipahami, sampul yang menarik, penggunaan warna pada teks, keseimbangan antara teks dan gambar, penggunaan media mempermudah pemahaman, usability (mudah digunakan). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh penilaian oleh siswa didapatkan dari uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama. Berdasarkan hasil uji coba lapangan awal didapatkan 100% siswa menilai sangat baik. Berdasarkan hasil coba lapangan utama didapatkan 93,3% siswa menilai sangat baik dan lainnya sebesar 6,7% menilai baik.

28 78 Secara keseluruhan validator dan siswa memberikan komentar bahwa fotonovela yang dikembangkan sudah baik. Setelah dilaksanakan revisi, maka dapat dikatakan bahwa produk akhir berupa fotonovela dengan materi Zat dan Perubahan Wujudnya untuk SMP/MTs kelas VII telah memenuhi kriteria baik. F. Kajian Produk Akhir Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa fotonovela IPA dengan materi Zat dan Perubahan Wujudnya yang memenuhi kriteria baik. Produk yang dihasilkan telah melalui prosedur yang ditetapkan dengan revisi yang memperhatikan saran dan komentar dari para validator dan siswa. Hasil akhir produk penelitian ini adalah media fotonovela dengan materi Zat dan Perubahan Wujudnya untuk SMP/MTs kelas VII. Hasil akhir produk telah melalui penilaian secara kuantitatif dan kualitatif yang kemudian direvisi berdasarkan saran dan komentar dari validator dan siswa. Berdasarkan hasil kuantitatif didapati data pengembangan menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan untuk setiap validator (reviewer dan peer reviewer) yaitu sebagai berikut: reviewer I memberi skor 90 (termasuk kriteria sangat baik), reviewer II memberi skor 90 (termasuk kriteria sangat baik), peer reviewer I memberi skor 98 (termasuk kriteria sangat baik), peer reviewer II memberi skor 84 (termasuk kriteria baik), peer reviewer III memberi skor 85 (termasuk kriteria baik), peer reviewer IV memberi skor 91 (termasuk kriteria sangat baik), dan peer reviewer V memberi skor 86 (termasuk kriteria baik). Penilaian oleh siswa didapatkan dari uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama. Berdasarkan hasil uji coba lapangan awal didapatkan 100% siswa menilai sangat baik. Berdasarkan hasil coba lapangan utama didapatkan 93,3% siswa menilai sangat baik dan lainnya sebesar 6,7% menilai baik. Saran dan komentar yang diberikan dianalisis sebagai hasil penilaian kualitatif dan digunakan sebagai referensi untuk melakukan revisi guna menghasilkan produk akhir. Secara keseluruhan validator dan siswa memberikan komentar bahwa fotonovela yang dikembangkan sudah baik. Setelah dilaksanakan revisi, maka dapat dikatakan bahwa produk akhir berupa fotonovela dengan materi Zat dan

29 79 Perubahan Wujudnya untuk SMP/MTs kelas VII telah memenuhi kriteria baik. Oleh karena itu, penelitian pengembangan ini secara umum berhasil. Adapun produk akhir dalam penelitian pengembangan media fotonovela tersebut sebanyak 53 halaman terdiri dari cover depan, cover belakang, kata pengantar, kata sambutan, pemain, materi, dan latihan. Karakteristik dari media pembelajaran fotonovela pada materi Zat dan Perubahan Wujudnya ini mempunyai beberapa keunggulan yang dimiliki. Fotonovela yang dikembangkan lebih menonjolkan desain layout baik cover, background, warna dan menampilkan gambar yang mendukung materi. Kelebihan yang diberikan dari fotonovela ini diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa terhadap produk yang dikembangkan. Desain pengembangan produk media fotonovela dikembangkan sebagai alat bantu dalam pembelajaran sehingga mempermudah siswa dalam memahami dan mempelajari IPA. Kemasan fotonovela IPA ini dibuat praktis, berbentuk seperti komik komersil. Sehingga diharapkan fotonovela ini dapat dibawa siswa kemana saja dan dibaca kapan saja.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu multimedia pembelajaran permainan puzzle. Metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujan untuk menghasilkan suatu produk yakni Multimedia Pembelajaran untuk Matapelajaran Algoritma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Metode Penelitian dan Pengembangan atau dikenal juga dengan istilah

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Metode Penelitian dan Pengembangan atau dikenal juga dengan istilah 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D) Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu media. Metode penelitian yang tepat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development (Penelitian dan Pengembangan). Hal ini dikarenakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu media, maka metode penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2013:3) mengatakan Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

3. BAB III METODE PENELITIAN. 1) Metode Penelitian dan Pengembangan

3. BAB III METODE PENELITIAN. 1) Metode Penelitian dan Pengembangan 79 3. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metoda Research and Development. Metoda ini dipilih karena tujuan penelitian adalah pengembangan produk berupa

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PERANGKAT LUNAK PENGOLAH ANGKA UNTUK KELAS XI SMA NEGERI 2 WATES

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PERANGKAT LUNAK PENGOLAH ANGKA UNTUK KELAS XI SMA NEGERI 2 WATES MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PERANGKAT LUNAK PENGOLAH ANGKA UNTUK KELAS XI SMA NEGERI 2 WATES Rosyid Supriadi Pendidikan Teknik Informatika Universitas Negeri Yogyakarta erozzyid@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

MEMBANGUN MEDIA BELAJAR BERBASIS ICT

MEMBANGUN MEDIA BELAJAR BERBASIS ICT MEMBANGUN MEDIA BELAJAR BERBASIS ICT Table of Content ICT untuk Edukasi Perangkat ICT Mengapa menggunakan ICT Karakteristik Media Belajar Berbasis ICT Pencarian Materi Mengolah Materi menjadi Berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksud berarti sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN KELAYAKAN CD INTERAKTIF IPA TERPADU. BERBASIS SCIENCE EDUTAINMENT (Oleh: Ahli/pakar Media) Satuan Pendidikan : SMP. Validator :...

INSTRUMEN PENILAIAN KELAYAKAN CD INTERAKTIF IPA TERPADU. BERBASIS SCIENCE EDUTAINMENT (Oleh: Ahli/pakar Media) Satuan Pendidikan : SMP. Validator :... INSTRUMEN PENILAIAN KELAYAKAN CD INTERAKTIF IPA TERPADU Petunjuk pengisian: BERBASIS SCIENCE EDUTAINMENT (Oleh: Ahli/pakar Media) Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran Topik Kelas/Semester : IPA Terpadu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan multimedia interaktif sebagai pendukung pembelajaran membaca bagi anak disleksia tingkat sekolah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI. prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI. prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai A. Pembelajaran Matematika SMP BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pengembangan Kotak dan Kartu Misterius (KOKAMI) Penelitian ini menghasilkan produk permainan pembelajaran dalam bentuk Kotak dan Kartu Misterius (KOKAMI) pada materi Tekanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model Instructional Games, oleh sebab itu metode penelitian yang tepat untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model Instructional Games, oleh sebab itu metode penelitian yang tepat untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Penelitian ini berpusat pada pengembangan multimedia interaktif CAI model Instructional Games, oleh sebab itu metode penelitian yang tepat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat kegiatan penelitian memperoleh data yang diperlukan. Lokasi untuk penelitian ini

Lebih terperinci

Analisa Sistem E-Learning Aritmatika dengan Metode Jarimatika untuk Tingkat Sekolah Dasar dengan Pendekatan Model Computer-Based Training

Analisa Sistem E-Learning Aritmatika dengan Metode Jarimatika untuk Tingkat Sekolah Dasar dengan Pendekatan Model Computer-Based Training Analisa Sistem E-Learning Aritmatika dengan Metode Jarimatika untuk Tingkat Sekolah Dasar dengan Pendekatan Model Computer-Based Training MY. Teguh Sulistyono 1, Wellia Shinta Sari 2 1,2 Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

commit to user 44 BAB IV HASIL PENELITIAN

commit to user 44 BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pengembangan CD Interaktif Berbasis Power Point Penelitian ini menghasilkan produk CD Interaktif berbasis Power Point yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Setelah

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun, di bidang matematika, sains, dan membaca dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia masih rendah. Hasil Programme for

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu perangkat lunak yang akan digunakan sebagai media pembelajaran berupa Modul berbasis multimedia dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2011:3) mengatakan bahwa Metode penelitian diartikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2011:3) mengatakan bahwa Metode penelitian diartikan 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Sugiyono (2011:3) mengatakan bahwa Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 69

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 69 Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 69 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, kami sampaikan ke hadirat Allah YME, karena terealisasinya Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang

BAB II KAJIAN TEORI. orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang BAB II KAJIAN TEORI A. Diskripsi Teori 1. Pembelajaran Matematika di SMP Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan mengkaji hasil dari penerapan multimedia pembelajaran interaktif berbasis eksperimen dengan menerapkan Cognitive Load

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu aplikasi mobile learning berbasis WAP. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and development). Menurut Borg & Gall (1983: 772) penelitian dan pengembangan adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data diperoleh melalui kuisioner yang dirumuskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data diperoleh melalui kuisioner yang dirumuskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengumpulan data diperoleh melalui kuisioner yang dirumuskan berdasarkan teori dan pendapat ahli dan di isi oleh responden yang kemudian diolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development/r&d). Adapun yang dikembangkan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. juga menggunakan metode Research and Development yaitu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. juga menggunakan metode Research and Development yaitu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model pengembangan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah model prosedural. Model prosedural adalah model yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan multimedia pembelajaran untuk anak tunagrahita ringan dalam bidang berhitung. Jika meninjau pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media pembalajaran berbasis Adobe Flash CS6 yang didalamnya membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sumber belajar berbentuk komik yang diberi nama KOMIKA (Komik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan multimedia ini adalah metode penelitian Research and Development (RnD). Menurut Sugiyono (2012:407)

Lebih terperinci

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe IV. HASIL PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah multimedia pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe Flash. Materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and 24 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis puisi berbasis experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and Development

Lebih terperinci

LAMPIRAN B. Angket Validasi Ahli Media Angket Validasi Ahli Materi Angket Penilaian Siswa Angket Tambahan Penilaian Siswa

LAMPIRAN B. Angket Validasi Ahli Media Angket Validasi Ahli Materi Angket Penilaian Siswa Angket Tambahan Penilaian Siswa LAMPIRAN B Angket Validasi Ahli Media Angket Validasi Ahli Materi Angket Penilaian Siswa Angket Tambahan Penilaian Siswa PENERAPAN COGNITIVE LOAD THEORY (CLT) PADA PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Pengembangan (Research and Developement), karena penelitian ini bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. dan Pengembangan (Research and Developement), karena penelitian ini bertujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Developement), karena penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development / R&D).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media berbasis augmented reality untuk menunjang kegiatan pembelajaran pada siswa. Jika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Sugiyono (2013:3) mengemukakan bahwa Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dibahas pada BAB I, metode penelitian yang digunakan perlu berkaitan dengan pengembangan multimedia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal juga dengan istilah Research And Development (R&D). Hal ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal juga dengan istilah Research And Development (R&D). Hal ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu media pembelajaran interaktif, maka metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan pemakaian tools pada

Lebih terperinci

Evaluasi Multimedia Interaktif. Oleh : Nur Hadi Waryanto, S.Si

Evaluasi Multimedia Interaktif. Oleh : Nur Hadi Waryanto, S.Si Modul Kegiatan PPM Pelatihan Penyusunan Materi Soal Matematika Interaktif Berbasis Web dengan Menggunakan Perangkat Lunak Bantu Articulate Quiz Maker 2.1 Bagi Guru Sekolah Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

ANALISA REKAYASA PERANGKAT LUNAK SISTEM E- LEARNING DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN BIT PADA KOMUNIKASI DATA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

ANALISA REKAYASA PERANGKAT LUNAK SISTEM E- LEARNING DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN BIT PADA KOMUNIKASI DATA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING Techno.COM, Vol. 13, No. 3, Agustus 2014: 132-139 ANALISA REKAYASA PERANGKAT LUNAK SISTEM E- LEARNING DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN BIT PADA KOMUNIKASI DATA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MY Teguh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang dilaksanakan mulai dari bulan November 2016 sampai dengan bulan April 2017 bertempat di SDN Serang 11 Kota Serang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. and Development), dengan menggunakan model pengembangan Borg and

BAB III METODE PENELITIAN. and Development), dengan menggunakan model pengembangan Borg and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development), dengan menggunakan model pengembangan Borg and Gall. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Dalam melakukan sebuah penelitian harus didasari oleh metode atau cara untuk bisa mendapatkan sebuah data, yang kemudian bisa gunakan untuk membuat sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono ( 2012:3) mengatakan bahwa Metode penelitian diartikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono ( 2012:3) mengatakan bahwa Metode penelitian diartikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Sugiyono ( 2012:3) mengatakan bahwa Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan

Lebih terperinci

Lampiran 5. d. Instrumen evaluasi media pembelajaran relasi dan fungsi berbasis multimedia interaktif untuk siswa

Lampiran 5. d. Instrumen evaluasi media pembelajaran relasi dan fungsi berbasis multimedia interaktif untuk siswa 106 Lampiran 5. d. Instrumen evaluasi media pembelajaran relasi dan fungsi berbasis multimedia interaktif untuk siswa Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Media Pembelajaran untuk Siswa Pengukuran Kualitas Strategi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau Educational Research and Development ( R & D ). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis Dicetak pada tanggal 2018-0-29 Id Doc: 589c95819dce119ed2 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN.1 Penyajian Hasil Uji Coba Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis pendekatan

Lebih terperinci

Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII

Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 7 Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII Intan Pratiwi Wardani 1,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Tahap awal dalam pengembangan media pembelajaran yaitu penelitian dan pengumpulan data. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu media pembelajaran interaktif CAI model Instructional Games

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis augmented reality untuk menunjang promosi gedung Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis augmented reality untuk menunjang promosi gedung Fakultas 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini yaitu mengembangkan media brosur berbasis augmented reality untuk menunjang promosi gedung Fakultas Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 407) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan 42 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

Lebih terperinci

Panduan Kegiatan. Lomba Pengayaan Sumber Belajar Berbasis Multimedia Pembelajaran Interaktif Lomba Pengayaan Sumber Belajar Berbasis Blog

Panduan Kegiatan. Lomba Pengayaan Sumber Belajar Berbasis Multimedia Pembelajaran Interaktif Lomba Pengayaan Sumber Belajar Berbasis Blog Panduan Kegiatan Lomba Pengayaan Sumber Belajar Berbasis Multimedia Pembelajaran Interaktif Lomba Pengayaan Sumber Belajar Berbasis Blog Lomba Pengayaan Sumber Belajar pada Website / Blog Sekolah Tahun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA () BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA Yanuar Sinatra Dosen Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Malang Email: ysinatra@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kajian Pengembangan Modul Fisika Pengembangan modul pembelajaran fisika yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: studi pendahuluan, perencanaan modul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh multimedia interaktif biologi SMA yang dikemas dalam Compact Disk (CD), yang disebut CD interaktif biologi,

Lebih terperinci

B. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development/r&d) yang mengacu pada model

B. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development/r&d) yang mengacu pada model BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di program studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BILINGUAL BERBASIS BLOG DENGAN MEMANFAATKAN GOOGLE DOCUMENT PADA MATERI POKOK CAHAYA UNTUK SISWA SMP KELAS VIII SEMESTER II Risang Mochamad Pattih 1, Widha Sunarno

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah lima SMA yaitu SMA Negeri 2 Karanganyar, SMA Negeri I Kartasura, SMA Islam 1 Surakarta,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini menyajikan data yang diperoleh

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian pengembangan yaitu media pembelajaran interaktif berbasis

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian pengembangan yaitu media pembelajaran interaktif berbasis 37 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian pengembangan yaitu media pembelajaran interaktif berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk materi kemagnetan kelas IX

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian & Pengembangan (Research and Development) ini terdiri dari tiga tahap, di mana langkah-langkah penelitian mengacu pada model pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan. Seperti yang dikemukakan Arsyad (2014) Perkembangan

Lebih terperinci

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning) SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 110 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Hasil Penelitian dan Pengembangan 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Awal Tahap pertama dalam prosedur penelitian dan pengembangan adalah melakukan

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design Group Pre-test Treatment Post-test Eksperimen O E1 X O E2 Kontrol O K1 Y O K2

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design Group Pre-test Treatment Post-test Eksperimen O E1 X O E2 Kontrol O K1 Y O K2 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Diperlukan dua kelompok untuk melihat sejauh mana peningkatan penguasaan konsep dengan pembelajaran menggunakan multimedia animasi, kelompok pertama yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini, akan dipaparkan beberapa subjudul yang meliputi jenis dan model penelitian, prosedur pengembangan, prosedur uji coba produk, dan jadwal penelitian. Sesuai dengan

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian pengembangan ini berorientasi pada produk yang baik atau tidak untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI Lampiran B6 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP 1. Kelayakan Penyajian UNTUK AHLI MEDIA

Lebih terperinci

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII Maria Silalahi 1), Hidayat ), Wawan Kurniawan 3) 1 Mahasiswa S1 Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitan Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi pada pengembangan dan mengimplementasikan produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena mengungkap keadaan sebenarnya. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian untuk

Lebih terperinci

= Hasil/keadaan awal kemampuan berpikir kritis kelompok middle.

= Hasil/keadaan awal kemampuan berpikir kritis kelompok middle. BAB III METODE PENELITIAN A Desain Penelitian Diperlukan tiga kelompok untuk melihat sejauh mana peningkatan berpikir kritis dengan pembelajaran menggunakan multimedia animasi, kelompok pertama yaitu kelompok

Lebih terperinci

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Dian Fitriani *, Edrizon, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan pengetahuan tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Populasi pada penelitian ini adalah seluruh CD interaktif pembelajaran biologi SMA yang digunakan di SMA Negeri maupun yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Aqib, 2013:66). Menurut Sagala

BAB I PENDAHULUAN. dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Aqib, 2013:66). Menurut Sagala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk mendampingi siswa dalam memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan serta sikap (Iswahyudi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pengembangan media pembelajaran modul interaktif pada mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dibahas pada BAB I, metode penelitian yang digunakan pada peneletian ini adalah metode penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN SKRIPSI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

LAMPIRAN SKRIPSI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK SISWA KELAS VIII SMP 93 LAMPIRAN SKRIPSI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK SISWA KELAS VIII SMP Lampiran 1: Angket Observasi untuk Siswa PENGALAMAN MEMBACA DAN MENULIS PUISI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian 33 III. METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan pendidikan adalah sebuah proses yang digunakan

Lebih terperinci