BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tata bahasa serta keunikan-keunikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tata bahasa serta keunikan-keunikan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tata bahasa serta keunikan-keunikan tersendiri yang menjadi ciri khas dari bahasa tersebut, begitu juga dalam bahasa Arab. Ada tiga jenis kata yang dikenal dalam bahasa Arab, yaitu ism (nomina), fi l (verba), dan harf (al-gulāyainī, 2005: ). Ism ialah kata-kata yang menunjukkan arti sesuatu tanpa terikat kepada waktu (al-gulāyainī, 2005:8). Fi l ialah kata yang menunjukkan arti pada dirinya dan terikat kepada waktu (tenses) (al- Gulāyainī, 2005:10). Ḥarf ialah sesuatu (lafal) yang menunjukkan arti di luar huruf itu dan tidak ada tanda-tanda yang dimiliki oleh ism dan fi l padanya (al- Gulāyainī, 2005:10). Berdasarkan ketiga jenis kata di atas, nomina/ism merupakan salah satu konstituen pengisi kalimat dalam bahasa Arab. Selanjutnya, kajian sintaksis sebagai salah satu kajian struktur internal bahasa terutama dimaksudkan untuk mengetahui struktur satuan sintaksis, yaitu struktur kalimat, struktur klausa, struktur frase, dan struktur kata (Chaer, 2003:59). Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa, sedangkan klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif sebagai pengisi kalimat (Kridalaksana, 2008:103). Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, 1

2 2 dan sebagai keterangan. Fungsi-fungsi tersebut dijelaskan sebagai kotak-kotak kosong yang akan diisi oleh kategori-kategori yang mempunyai peran-peran tertentu, seperti pelaku, aktif, penyerta, dan sasaran (Chaer, 2003:232). Kategori yang mengisi fungsi kalimat inilah yang akan diteliti lebih lanjut. Dalam bahasa Arab kalimat/ jumlah dibagi menjadi dua, yaitu kalimat verbal/ jumlah fi liyyah yang terdiri dari fi l dan fā il, dan kalimat nominal/ jumlah ismiyyah yang terdiri dari mubtada dan khabar (al-gulāyainī, 2005:604). Berikut adalah contoh kalimat verbal (1) dan kalimat nominal (2). (1). Kalimat verbal/ jumlah fi liyyah /ḥaḍara al-rajulu/ /al-rajulu/ seorang laki-laki N M telah hadir seorang laki-laki /ḥaḍara/ telah hadir V Mi (2). Kalimat nominal/ jumlah ismiyyah /al ilmu nūrun/ /nūrun/ cahaya N M ilmu adalah cahaya /al ilmu/ ilmu N Mi

3 3 Mubtada' adalah ism marfu yang terdapat pada awal kalimat, sedangkan khabar adalah sesuatu yang melengkapi makna mubtada'. Khabar menurut Gulāyainī (2005:314) dibedakan menjadi dua macam: khabar mufrad dan khabar jumlah. Khabar mufrad ialah khabar yang tidak berupa jumlah, sedangkan khabar jumlah ialah khabar yang berupa jumlah, baik jumlah fi liyyah atau jumlah ismiyyah. Berikut contoh jumlah ismiyyah dengan khabar mufrad (3) dan jumlah ismiyyah dengan khabar jumlah (4). (3). Jumlah ismiyyah dengan khabar mufrad: /almujtahidu maḥmūdun/ / maḥmūdun/ terpuji N M rajin itu terpuji /almujtahidu/ rajin N Mi (4). Jumlah ismiyyah dengan khabar jumlah: /al- āmilu khuluquhu ḥasanun/ /khuluquhu ḥasanun/ perilakunya baik N+N M Pekerja itu perilakunya baik. /al- āmilu/ pekerja N Mi Dalam kalimat-kalimat contoh di atas, disebutkan bahwa salah satu pengisi fungsi khabar dapat berupa nomina/frase nominal. Nomina-nomina pengisi khabar tersebut memiliki beberapa bentuk dan berperilaku ganda, yaitu nomina

4 4 yang berlaku sebagai nomina dan nomina yang berperilaku sebagaimana verbanya. Contoh: /anta qādimun ilā hunā/ Kamu (laki-laki) datang ke sini. (Aswaniy, 234) /hunā/ /ilā/ /qādimun/ /anta/ sini ke Prep datang N nom (P) kamu (laki-laki) N nom (S) kamu datang ke sini Dalam kalimat di atas, kata qādimun adalah nomina/ ism, yaitu ism fā il. Nomina tersebut dalam kalimat/jumlah ismiyyah di atas berfungsi sebagai predikat/ khabar. Meskipun kata tersebut berupa sebuah nomina, tetapi ia dapat berfungsi sebagaimana verba/ fi lnya yang berarti datang. Berdasarkan pemahaman seperti di atas, penelitian ini akan membahas perilaku-perilaku nomina tertentu yang mengisi fungsi predikat dalam kalimat nominal bahasa Arab. Adapun objek material penelitian ini adalah nomina dalam predikat nominal pada novel Imārah Ya qūbiyāni karya Alā al-aswāniy. Adapun analisis yang digunakan untuk menjelaskan perilaku ini adalah analisis fungsi Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa sajakah kategori nomina pengisi konstituen khabar pada kalimat nominal dalam novel Imārah Ya qūbiyāni karya Alā al-aswāniy?

5 5 2. Bagaimanakah fungsi nomina pengisi konstituen khabar pada kalimat nominal dalam novel Imārah Ya qūbiyāni karya Alā al-aswāniy? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan yang dimaksud penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. mengidentifikasi kategori nomina yang mengisi konstituen khabar pada kalimat nominal dalam novel Imārah Ya qūbiyāni karya Alā al-aswāniy. 2. menjelaskan fungsi nomina yang mengisi konstituen khabar pada kalimat nominal dalam novel Imārah Ya qūbiyāni karya Alā al-aswāniy. 1.4 Tinjauan Pustaka Penelitian menggunakan analisis kategori pernah dilakukan oleh Juwitowati (2011) dalam skripsinya yang berjudul Maf ūl Bih Ṣarīḥ dalam Gurābu Ibnay Ᾱdam pada Qiṣaṣu Al-Ḥayawān fī Al-Qur ān Karya Ahmad Bahjat: Analisis Kategori. Dari novel tersebut disimpulkan bahwa maf ūl bih ṣāriḥ merupakan salah satu fungsi dalam struktur sintaksis yang tidak mempunyai arti jika tidak diisi oleh suatu bentuk yang disebut kategori dan suatu makna yang disebut peran. Dalam skripsi tersebut disimpulkan bahwa kategori pengisi fungsi maf ūl bih ṣariḥ yang digunakan adalah ism ẓahir, ism ḍamir, dan murakkab/ tarkīb. Konstituen pembentuk kalimat juga pernah diteliti oleh Rahmad Agung Mahendra (2008) dengan judul Maṣdar Sebagai Konstituen Pembentuk Kalimat

6 6 dalam Cerpen Majnūn Karya Maḥmud Taimūr: (Analisis Fungsi). Dalam penelitian ini kesimpulan yang dapat dihasilkan adalah bahwa maṣdar merupakan salah satu bentuk kategori ism/nomina yang mengandung huruf-huruf fi lnya dan menunjukkan suatu perbuatan yang tidak terikat waktu. Berkaitan dengan kedudukannya sebagai konstituen pembentuk kalimat, maṣdar dapat berfungsi sebagai: pengisi fungsi mubtada, pengisi fungsi khabar, pengisi fungsi fā il, pengisi fungsi nāibul fā il, pengisi fungsi maf ūl bih, dan pengisi fungsi maf ūl muṭlaq. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka terhadap dua skripsi di atas, penelitian ini layak dilakukan karena beberapa hal sebagai berikut: pertama, adanya perbedaan objek material yang dipakai dalam penelitian, yaitu penelitian ini menggunakan novel Imārah Ya qūbiyāni karya Alā al-aswāniy, kedua, penelitian yang dilakukan Mahendra (2008) bertujuan untuk mengidentifikasikan bentuk-bentuk maṣdar yang membentuk fungsi dalam suatu kalimat dalam cerpen Majnūn, serta mendeskripsikan fungsi-fungsi yang dapat diisi maṣdar tersebut sebagai konstituen pembentuk kalimat. Adapun penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk menjelaskan fungsi nomina dalam kalimat nominal. Berdasarkan kedua hal tersebut diatas, penelitian mengenai perilaku nomina sebagai konstituen pembentuk kalimat nominal ini dirasa penting dan layak dilakukan, mengingat belum adanya penelitian yang pernah dilakukan dengan objek kajian dan perspektif yang sama terhadap teks novel Imārah Ya qūbyān karya Alā al-aswāniy.

7 7 1.5 Landasan Teori Untuk mengetahui bentuk-bentuk nomina/ism dalam novel Imārah Ya qūbiyāni karya Alā al-aswāniy, penulis berpedoman pada kaidah-kaidah ilmu ṣarfi atau morfologi dan ilmu nahwu atau sintaksis. Adapun untuk menganalisis penggunaan nomina/ism sebagai konstituen pembentuk kalimat dalam novel Imārah Ya qūbiyāni karya Alā al-aswāniy menggunakan pendekatan struktural, yaitu suatu pendekatan yang memandang bahasa sebagai kumpulan unsur yang saling berhubungan atau sebagai suatu sistem (Chaer, 2003:1). Bahasa dikatakan sebagai sistem karena terdiri dari unsur-unsur atau komponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk suatu kesatuan (Chaer, 2003:34). Dalam penelitian ini digunakan teori sintaksis untuk menganalisis hubungan antar kata dan antar kelompok kata di dalam kalimat. Menurut Verhaar (2008:121), sintaksis ialah tata bahasa yang membahas hubungan antar kata dalam tuturan berupa kalimat tertulis. Salah satu satuan tuturan adalah kalimat. Tuturan yang berupa kalimat ada dua macam, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk (Verhaar, 2008:162). Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa saja dan seringkali dinamakan sebagai klausa mandiri. Klausa mandiri ini tersusun atas beberapa konstituen yang memiliki fungsi sendiri-sendiri dan secara sintaksis saling berhubungan, seperti fungsi subjek, predikat, objek, dan keterangan. Jenis kalimat dalam bahasa Arab ditentukan oleh kategori konstituen subjek atau kategori konstituen pertama dalam kalimat tersebut. Apakah tempat

8 8 kosong pertama itu ditempati nomina atau verba. Berdasarkan inilah jenis kalimat dalam bahasa Arab dibedakan menjadi jumlah ismiyyah dan jumlah fi liyyah (al- Gulāyainī, 2005:604). Penelitian ini menggunakan teori sintaksis kalimat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Verhaar (2008:162), dalam sintaksis kalimat, dikenal tiga tataran analisis. Ketiga tataran tersebut ialah tataran analisis fungsi, analisis kategori, dan analisis peran. Yang termasuk dalam tataran fungsi ialah subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Fungsi-fungsi ini bersifat relasional dan struktural. Maksudnya fungsi yang satu dapat ditentukan identitasnya hanya dalam kaitannya dengan fungsi lain yang sama-sama membentuk struktur kalimat yang bersangkutan. Pengisi fungsi ada dua, yaitu pengisi fungsi kategorial (menurut bentuknya) dan pengisi semantis (menurut maknanya). Pengisi kategorial fungsi disebut kategori, sedangkan pengisi semantik disebut dengan peran. Kategori menunjuk pada gagasan bentuk sintaksis, sedangkan peran menunjuk pada gagasan makna sintaksis (Verhaar, 2008:72). Dalam gramatika bahasa Arab, fungsi suatu konstituen dalam kalimat pada umumnya ditunjukkan oleh i rab atau maḥal i rabnya (Manasik, 2007:10). I rab dan maḥāl i rabnya merupakan implikasi dari penempatan suatu satuan lingual pada posisi tertentu dalam kalimat. I rab itu sendiri merupakan perubahan yang terjadi pada bagian ahir dari suatu kata sesuai dengan amil yang berhubungan dengannya, sedangkan maḥal i rab adalah pengganti i rab pada satuan lingual yang tidak memungkinkan terjadinya perubahan i rab di dalamnya. Perubahan

9 9 i rab dan maḥal i rab ini dapat terjadi pada konstituen inti dan bukan inti dalam kalimat, sehingga dapat dikatakan bahwa istilah fungsi yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pengertian yang sama dengan istilah fungsi menurut Verhaar. Berdasarkan pemahaman konsep i rab dan maḥal i rab di atas, tataran fungsi yang berlaku dalam bahasa Arab berbeda dalam dua jenis struktur kalimat, yaitu tuturan fungsi dalam al-jumlah al-ismiyyah dan tataran fungsi dalam aljumlah al-fi liyyah. Tataran fungsi dalam al-jumlah al-ismiyyah seperti mubtada' dan khabar, sedangkan tataran fungsi dalam al-jumlah al-fi liyyah adalah fi l, fā il, dan maf ūl bihi. Dalam penelitian ini tataran fungsi yang dibahas adalah tataran fungsi dalam al-jumlah al-ismiyyah. 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan yang terakhir adalah tahap penyajian hasil analisis data (Sudaryanto, 1993: 5). Pada tahap pertama atau tahap penyediaan data, digunakan metode simak atau observasi, yaitu penyediaan data yang dilakukan dengan menyimak, mengamati, atau mengobservasi penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133), yang dalam hal ini adalah penggunaan nomina dalam predikat/khabar. Metode ini menggunakan teknik sadap sebagai teknik dasar, yaitu dengan menyadap penggunaan bahasa (Kesuma, 2007:35). Teknik berikutnya adalah teknik catat, yang digunakan untuk menjaring data dengan cara mencatat hasil penyimakan

10 10 data dari sumber tertulis, novel Imārah Ya qūbiyāni karya Alā al-aswāniy, pada kartu data. Kartu data yang digunakan untuk mencatat data itu dapat berupa kertas HVS, manila, dan buffalo (Kesuma, 2007:45). Adapun data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kalimat yang salah satu konstituen khabarnya adalah nomina. Tahap kedua adalah tahap analisis data. Tahap analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode distribusional atau metode agih, yaitu suatu metode yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993:15). Metode ini dilakukan dengan pengelompokan atau klasifikasi data. Untuk pengelompokan ini, perbedaan referen yang ditunjuk oleh kata itu harus diketahui lebih dahulu dan untuk mengetahui perbedaan referen itu, daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti haruslah digunakan. Daya pilah itu lalu dapat dipandang sebagai alat (Sudaryanto, 1993:22). Selanjutnya metode agih diterapkan melalui teknik dasar dan teknik lanjutan. Metode ini menggunakan teknik bagi unsur langsung sebagai teknik dasarnya. Teknik bagi unsur langsung digunakan untuk menentukan bagian-bagian fungsional suatu kontruksi kalimat dengan bantuan i rab sehingga dapat diketahui fungsi/kedudukan nomina/ism tersebut sebagai konstituen dalam suatu kalimat. Adapun teknik lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik ganti dan teknik lesap. Teknik ganti biasanya disebut dengan teknik distribusi (Kesuma, 2007:58), adalah teknik yang dilakukan dengan mengganti satuan kebahasaan (kategori) dalam konstruksi dengan satuan kebahasaan yang lain di luar konstruksi yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:48). Teknik ini digunakan untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau

11 11 kategori satuan kebahasaan terganti dengan satuan kebahasaan penggantinya. Teknik lesap adalah teknik analisis data dengan cara melesapkan satuan kebahasaan yang dianalisis (Mastoyo 2007: 10). Dalam penelitian ini teknik lesap digunakan untuk mengetahui keeratan unsur-unsur penyatuan satuan lingual berupa nomina pengisi fungsi kalimat nominal. Tahap ketiga adalah penyajian hasil analisis data. Pada tahap ini dipakai metode penyajian informal, yaitu suatu metode penyajian hasil analisis data yang berwujud perumusan dengan kata-kata biasa dan menggunakan bahasa deskriptif. 1.7 Sistematika Penulisan Hasil penelitian tentang analisis fungsi nomina sebagai pengisi khabar dalam novel Imārah Ya qūbiyāni karya Alā al-aswāniy dipaparkan menjadi empat bab yaitu: Bab I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi Arab-Latin. Bab II berisi penjelasan tentang kaidah umum nomina, kalimat, dan kategori pengisi fungsi kalimat. Bab III memuat analisis perilaku nomina sebagai konstituen pengisi kalimat dalam novel Imārah Ya qūbyān karya Alā al- Aswāniy. Adapun bagian penutup terdiri dari satu bab, yaitu Bab IV yang memuat kesimpulan. 1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin

12 12 Penulisan transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman transliterasi yang berdasarkan atas keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no b/u/ Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf Latin. Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama alif - Tidak dilambangkan bā` tā` ṡā` jīm ḥā` khā` dāl żāl rā` zā` sīn syīn ṣād b t ṡ j ḥ kh d ż r z s sy ṣ be te es (dengan titik di atas) je ha (dengan titik di bawah) ka dan ha de zet (dengan titik di atas) er zet es es dan ye es (dengan titik di bawah) Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama ḍād ḍ de (dengan titik di bawah) ṭā` ẓā` ṭ ẓ te (dengan titik di bawah) zet (dengan titik di bawah)

13 13 ain gain fā` qāf kāf lām mīm nūn wāwu hā` hamzah yā` _ g f q k l m n w h `_ Y koma terbalik (di atas) ge ef ki ka el em en we ha apostrof ye 2. Vokal Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong, vokal rangkap atau diftong dan vocal rangkap atau maddah. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau ḥarakah. Contoh kataba menulis ḥasuna alima bagus mengetahui Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara ḥarakah dan huruf. Contoh: syai`un sesuatu ḥaula sekitar

14 14 Vokal panjang (maddah) yang lambangnya berupa h}arakah dan huruf. Contoh: qāla berkata ramā kabīrun khajūlun melempar besar pemalu Ketiga vokal tersebut ditransliterasikan sebagai berikut: Nama Vokal Huruf Arab Nama Huruf Nama Latin Vokal tunggal fatḥah A A Kasrah I I ḍammah U U Vokal rangkap fatḥah dan yā Ai a dan i fatḥah dan wāwu Au a dan u Vokal panjang fatḥah dan alif Ā a dan garis di atas kasrah dan yā Ī i dan garis di atas ḍammah dan wāwu Ū u dan garis di atas 3. Tā` Marbūṭah Transliterasi untuk Tā` Marbūṭah ada dua, yang pertama yakni Tā` Marbūṭah yang hidup atau mendapat hārakah fatḥah, kasrah, dan ḍammah, transliterasinya adalah /t/, sedangkan pada kata yang berakhir dengan Tā` Marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah maka Tā` Marbūṭah itu di transliterasikan dengan /h/. Contoh: rauḍah al-aṭfāl / rauḍatul-aṭfāl taman kanak-kanak

15 15 al-madīnah-al-munawwarah / al-madīnatul-munawwarah kota-madīnah-yang bercahaya 4. Syaddah (Tasydīd) Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tasydīd, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Contoh: rabbanā Tuhan kami nazzala menurunkan 5. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf. Akan tetapi, dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah. Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu. Contoh: ar-rajulu sang laki-laki as-sayyidatu sang nyonya Kata sandang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan huruf aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya.

16 16 Baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda simpang (-). Contoh: al-maliku sang raja al-kātibu sang penulis 6. Hamzah Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Akan tetapi, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, dia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh: ta`khużūna kalian mengambil an-nau`u hujan deras 7. Penulisan Kata Pada dasarnya setiap kata, baik fi l, ism maupun h}arf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain. Karena ada huruf atau h}arakah yang dihilangkan, maka dalam transliterasikan ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya. Contoh: Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīna Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīna Sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik Pemberi rizki

17 17 Fa `aufū al-kaila wa al-mīzāna Fa `aufūl-kaila wal-mīzāna Maka penuhilah takaran dan timbangannya 8. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Di antaranya adalah huruf kapital digunakan untuk nemuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh sandang, maka yang dituliskan dengan huruf kapital tetap huruf nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh: Wa mā Muḥammadun illā ar-rasūlun Muḥammad hanyalah seorang utusan Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīhil-qur`ānu Bulan Ramaḍān yang ketika itu Al-Qur`ān diturunkan Penggunaan huruf awal kapital untuk Allāh hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya lengkap dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau h}arakah yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan. Contoh: Naṣrun minallāhi wa fatḥun qarīb Pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat Lillāhil-`amru jamī an Bagi Allahlah segala urusan itu

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BMT BERINGHARJO (PERIODE 2010-2014) The Influence to the Level of Musharaka Financing Risk towards BMT Beringharjo Level of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan. Bahasa juga digunakan sebagai

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

TRANSLITERASI ARAB LATIN.

TRANSLITERASI ARAB LATIN. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii NOTA DINAS... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN 1. Konsonan tunggal Huruf Arab Nama Huruf latin Keterangan alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan Ba b be Ta t te sa s es (dengan dengsn titik diatas ) Jim j je Ha

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI... SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... MOTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI

PEDOMAN TRANSLITERASI PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA

HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI SKRIPSI OLEH M. FIKRI TIRTA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M / 1437 H HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin. Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii ix xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TRANSLITERASI... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Nota Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar...viii Abstrak....

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks... x DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Halaman Judul.. ii Halaman Pernyataan Keaslian.. iii Halaman Persembahan. iv Halaman Persetujuan Pembimbing... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Motto... vii Halaman Kata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN KATA PENGANTAR... HALAMAN DAFTAR

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL.... ii PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

TRANSLITERASI. Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin

TRANSLITERASI. Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin TRANSLITERASI 1. Konsonan Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin Huruf arab Nama Huruf latin Nama Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan Ba b be Ta t te Ṡa ṡ es (dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan interaksi dimaksudkan untuk menyampaikan maksud dan kehendak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dan interaksi dimaksudkan untuk menyampaikan maksud dan kehendak manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dari peristiwa komunikasi, sosialisasi, dan interaksi antar sesamanya. Komunikasi, sosialisasi, dan interaksi

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini PEDOMAN TRANSLITERASI Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Husin NIM : 12.0252.0966 Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan dengan sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sudah sangat kompleks. Tidak hanya sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sudah sangat kompleks. Tidak hanya sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para aggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia tidak dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA) DI PT. DANAREKSA SURABAYA SKRIPSI IZZA RISDIANA NIM : C

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA) DI PT. DANAREKSA SURABAYA SKRIPSI IZZA RISDIANA NIM : C TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA) DI PT. DANAREKSA SURABAYA SKRIPSI Oleh : IZZA RISDIANA NIM : C04302034 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS SYARIAH

Lebih terperinci

PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA

PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA SKRIPSI Oleh: Jemmy Ardian NPM: 20130720054 FAKULTAS AGAMA ISLAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

Al-lugatu: alfa>z}un yu abbiru biha> kullu qaumin an maqa>s}idihim.

Al-lugatu: alfa>z}un yu abbiru biha> kullu qaumin an maqa>s}idihim. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi verbal manusia yang berwujud ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia atau tulisan sebagai representasi ujaran itu (Wijana, 2011:1).

Lebih terperinci

KONSEP MANUSIA MENURUT PLATO

KONSEP MANUSIA MENURUT PLATO KONSEP MANUSIA MENURUT PLATO (Relevansinya Dengan Ajaran Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata Satu (S-1) Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Aqidah dan

Lebih terperinci

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Nota Dinas... iii Halaman Pengesahan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Abstraks... vii Kata Pengantar... viii Daftar Isi... x Daftar

Lebih terperinci

PEMIKIRAN TASAWUF AL-GHAZALI MENURUT PERSEPSI TOKOH INTELEKTUAL KOTA BANJARMASIN (StudiPemikiranTokohIntelektual NU danmuhammadiyah)

PEMIKIRAN TASAWUF AL-GHAZALI MENURUT PERSEPSI TOKOH INTELEKTUAL KOTA BANJARMASIN (StudiPemikiranTokohIntelektual NU danmuhammadiyah) PEMIKIRAN TASAWUF AL-GHAZALI MENURUT PERSEPSI TOKOH INTELEKTUAL KOTA BANJARMASIN (StudiPemikiranTokohIntelektual NU danmuhammadiyah) TESIS OLEH SYAHYUNI NIM. 1522510493 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan

Lebih terperinci

TRANSLITERASI. Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin. Huruf arab Nama Huruf latin Nama

TRANSLITERASI. Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin. Huruf arab Nama Huruf latin Nama TRANSLITERASI 1. Konsonan Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin Huruf arab Nama Huruf latin Nama Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ب Ba b be ت Ta t te ث Ṡa ṡ es

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 158 Tahun1987 Nomor : 0543b/U/1987 TRANSLITERASI ARAB-LATIN Pendahuluan

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persayaratan Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI (Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 1 Kaliwungu Kudus Tahun Ajaran 2013/ 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam

ABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam ABSTRAK Dwi Lis Setianingrum, NIM : 112468, Stain Kudus, Tarbiyah, Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan judul Pola Pendidikan Anak dalam Islam Menurut Syaikh Jamal Abdurrahman dalam Terjemahan Kitab Athfaalul

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF PADA BIDANG USAHA MIKRO SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF PADA BIDANG USAHA MIKRO SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF PADA BIDANG USAHA MIKRO SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Badan Amil Zakat Nasional di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur) TESIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi manusia. Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi manusia. Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi umat manusia merupakan alat penggabung akal budi, perasaan, maupun untuk menjalin kerja sama yang sangat penting (Sudaryanto,

Lebih terperinci

METODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF

METODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF METODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit dengan media bahasa (Sumardjo,1988:3).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

ZAKAT PERDAGANGAN DENGAN AIN MENURUT MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI I

ZAKAT PERDAGANGAN DENGAN AIN MENURUT MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI I ZAKAT PERDAGANGAN DENGAN AIN MENURUT MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI I Oleh : Muhammad Bushairi INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB BANJARMASIN

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP PENULIS

RIWAYAT HIDUP PENULIS RIWAYAT HIDUP PENULIS 1. Nama Muhammad Ibrohim 2. Tempat dan Tanggal Lahir Basarang, 18 Desember 1992 3. Agama Islam 4. Kebangsaan Indonesia 5. Status Perkawinan Belum Kawin 6. Alamat Jalan Teratai Gang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB... DAFTAR ISI HALAM AN J UDUL...... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN MOTTO....... vi HALAMAN KATA PENGANTAR......

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT

MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT (Studi Kasus di Desa Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata Satu (S-1)

Lebih terperinci

TINJAUAN MASLAHAT TERHADAP DISPENSASI NIKAH MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. SKRIPSI

TINJAUAN MASLAHAT TERHADAP DISPENSASI NIKAH MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. SKRIPSI TINJAUAN MASLAHAT TERHADAP DISPENSASI NIKAH MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9)

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah objek manusiawi, fakta kemanusiaan, atau fakta kultural, sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA NO 33/PID.B/2008/PN.SBYTENTANG PENCABULAN DALAM PERSPEKTIF UU NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM PIDANA ISLAM S K R I P S I Diajukan kepada Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial,

BAB I PENDAHULUAN. satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan produk yang dihasilkan oleh manusia. Sebagai salah satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial, gambaran budaya, dan

Lebih terperinci

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBIAYAAN AKAD QARD} DAN JUAL BELI DI BMT AMANAH INSANI SURABAYA

APLIKASI PEMBIAYAAN AKAD QARD} DAN JUAL BELI DI BMT AMANAH INSANI SURABAYA APLIKASI PEMBIAYAAN AKAD QARD} DAN JUAL BELI DI BMT AMANAH INSANI SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi PERBEDAAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI ORGANISASI DAN MAHASISWA YANG TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI (Studi Kasus Organisasi Intra Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

PRAKTIK DISTRIBUSI ZAKAT UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) KORPORASI DAN INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BANJARMASIN

PRAKTIK DISTRIBUSI ZAKAT UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) KORPORASI DAN INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BANJARMASIN PRAKTIK DISTRIBUSI ZAKAT UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) KORPORASI DAN INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BANJARMASIN By OLEH NOVI NOOR FAJARIYANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016M/1437 H PRAKTIK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...... الملخص i ii iii iv v vi vii viii ABSTRCT... ix PEDOMAN TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2010:11). Melalui bahasa, manusia bisa menyampaikan ide dan keinginannya.

BAB I PENDAHULUAN. 2010:11). Melalui bahasa, manusia bisa menyampaikan ide dan keinginannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik, paling sempurna dibandingkan dengan alat komunikasi yang lain. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang

BAB I PENDAHULUAN. Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang khas, dengan pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi dengan cara yang khas, dan menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hasil kebudayaan manusia yang sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hasil kebudayaan manusia yang sangat penting karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hasil kebudayaan manusia yang sangat penting karena bahasa dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi bagi masyarakat pemakainya (Pateda, 1987:4). Dalam

Lebih terperinci

MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE)

MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE) MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE) SKRIPSI OLEH SOLIHIN HANAVI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama NIM Fakultas/Jurusan Judul Skripsi : Novianti AsiyahNingrum Solikha : C34210157 : Syariah/ Ekonomi Syari'ah : Mekanisme Fundraising Dana

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 158 Tahun1987 Nomor : 0543b/U/1987 TRANSLITERASI ARAB-LATIN Pendahuluan

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3)

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti dikatakan Quinn (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah tulisan yang khas, dengan pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi dengan cara yang khas, dan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

Lebih terperinci

PERSEPSI ANGGOTA JEMAAH TABLIG BANJARMASIN TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

PERSEPSI ANGGOTA JEMAAH TABLIG BANJARMASIN TERHADAP PERBANKAN SYARIAH PERSEPSI ANGGOTA JEMAAH TABLIG BANJARMASIN TERHADAP PERBANKAN SYARIAH OLEH: RINDY HELMIANSYAH NIM: 1001160272 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellek dan Warren (1995:3) berpendapat bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni dan bukan penciptaan ulang dari karya sastra sebelumnya. Sementara

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh: TITI YUNIATI NIM:

S K R I P S I. Oleh: TITI YUNIATI NIM: UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 2 KEDUNGWULUH LOR KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 S K R I P S I Diajukan

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS DALAM SURAT LUQMAN AYAT DAN KAITANNYA DENGAN AYAT LAIN AHMAD SYAHPUTRA TARIGAN

NILAI RELIGIUS DALAM SURAT LUQMAN AYAT DAN KAITANNYA DENGAN AYAT LAIN AHMAD SYAHPUTRA TARIGAN NILAI RELIGIUS DALAM SURAT LUQMAN AYAT 13-19 DAN KAITANNYA DENGAN AYAT LAIN SKRIPSI SARJANA O L E H AHMAD SYAHPUTRA TARIGAN 04070402 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

Lebih terperinci

PERAN MASJID DALAM PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MASYARAKAT

PERAN MASJID DALAM PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MASYARAKAT PERAN MASJID DALAM PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MASYARAKAT (Di Masjid Jami Syarif Saripan Kelurahan Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo 2014/2015) SKRIPSI SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra bukanlah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra bukanlah komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Kegiatan kreatif itu akan melahirkan sebuah karya sastra. Pradopo (2010: 121)

Lebih terperinci

RODIAH SALEH

RODIAH SALEH DESKRIPSI BAHASA ARAB DIALEK MESIR SKRIPSI SARJANA D I S U S U N OLEH: RODIAH SALEH 040704026 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA ARAB MEDAN 2008 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulilah

Lebih terperinci

PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA

PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan

Lebih terperinci

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian... DAFTAR ISI hal Halaman Judul i Halaman Persertujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan Keaslian iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan vi Halaman Kata Pengantar vii Abstrak

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT PENERAPAN METODE EDUTAINMENT BAGI PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK POKOK MATERI AKHLAK TERPUJI KELAS VIII MTS AR- RAHMAN LAMBANGAN KULON BULU REMBANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan... iii Nota Dinas... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Abstraks... vii Kata Pengantar... viii Daftar Isi... x Daftar

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA i UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KYAI TERHADAP KEDISIPLINAN DAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA KAJEN KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI TAHUN 2016 TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah

Lebih terperinci

Oleh : Ihsan Sulistio

Oleh : Ihsan Sulistio TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI SPARE PART BEKAS DI PASAR KLITHIKAN PAKUNCEN YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar S1 sarjana Hukum Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra (novel, cerpen, dan puisi) adalah karya imajinatif, fiksional, dan ungkapan ekspresi pengarang dan perpaduan antara imajinasi pengarang dengan kehidupan

Lebih terperinci

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS) STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Strata Satu pada Program Studi Penyiaran dan

Lebih terperinci

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara unsur-unsur struktur ada koherensi atau pertautan erat (Pradopo, 2013:141-142). Jenis-jenis

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DANA INFAK PADA BANK KALSEL OLEH: IDA MUSLIMAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1436 H

PENGELOLAAN DANA INFAK PADA BANK KALSEL OLEH: IDA MUSLIMAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1436 H PENGELOLAAN DANA INFAK PADA BANK KALSEL OLEH: IDA MUSLIMAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1436 H PENGELOLAAN DANA INFAK PADA BANK KALSEL Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi verbal yang disebut bahasa (Chaer, 2012:39). Bahasa hadir atau

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi verbal yang disebut bahasa (Chaer, 2012:39). Bahasa hadir atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, manusia memang selalu menggunakan lambang atau simbol. Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas dari simbol, termasuk alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo dan Saini,

BAB I PENDAHULUAN. konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo dan Saini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan

Lebih terperinci

( Word to PDF Converter - Unregistered )

( Word to PDF Converter - Unregistered ) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah pengalihhurufan dari abjad yang satu ke abjad lainnya. Yang dimaksud dengan transliterasi Arab-Latin dalam pedoman ini adalah penyalinan huruf-huruf

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45.

Abstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kurs rupiah dan BI rate terhadap indeks JII dan indeks LQ45. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

KOMPARASI PEMIKIRAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) TENTANG PENDIDIKAN HUMANISME

KOMPARASI PEMIKIRAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) TENTANG PENDIDIKAN HUMANISME KOMPARASI PEMIKIRAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) TENTANG PENDIDIKAN HUMANISME SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tabiyah) Fakultas Agama Islam Universitas

Lebih terperinci

MEKANISME PEMBIAYAAN KPR BRI SYARIAH ib DENGAN PRINSIP MURA>BAH}AH DI BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU PURBALINGGA

MEKANISME PEMBIAYAAN KPR BRI SYARIAH ib DENGAN PRINSIP MURA>BAH}AH DI BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU PURBALINGGA MEKANISME PEMBIAYAAN KPR BRI SYARIAH ib DENGAN PRINSIP MURA>BAH}AH DI BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU PURBALINGGA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Purwokerto

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci