BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pada negara berkembang infeksi Helicobacter pylori terjadi pada 80% populasi,

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Pada negara berkembang infeksi Helicobacter pylori terjadi pada 80% populasi, sedangkan di negara maju < 40%. Infeksi Helicobacter pylori lebih banyak didapatkan pada masyarakat dengan sosial ekonomi rendah. Infeksi Helicobacter pylori di negara maju semakin menurun seiring majunya tingkat kebersihan dan sanitasi serta adanya eradikasi aktif penderita karier (Kusters, 2006). Data epidemiologis menunjukkan adanya perbedaan geografis dan juga korelasi yang tidak sesuai antara prevalensi infeksi dengan prevalensi spektrum klinis. Tingkat infeksi dalam berbagai populasi tidaklah paralel dengan insidensi morbiditas yang disebabkan oleh infeksi tersebut (Zakaria, 2010). Data di RS. Dr.Sardjito Yogyakarta pada kurun waktu 6 bulan mulai November 2008 sampai dengan April 2009 didapatkan 21 sampel biopsi dengan H.pylori positif dari total 94 sampel biopsi yang diambil saat endoskopi biopsi dari pasien dispepsia kronis berusia antara 22 sampai 82 tahun (Indrarti,1999). Pada penelitian selanjutnya di RS.Dr. Sardjito Yogyakarta dalam kurun waktu dua tahun mulai September 2009 sampai dengan September 2011 didapatkan 65 sampel dengan H.pylori positif dari total 415 sampel biopsi mukosa lambung pasien dispepsia kronis yang dilakukan endoskopi biopsi dengan prevalensi infeksi H.pylori sebesar 15,6 % (Arrosy et al., 2012). Infeksi Helicobacter pylori (H.pylori) menginduksi terjadinya respon inflamatorik yang cukup kompleks terutama pada mukosa gaster, yang ditandai secara 1

2 2 histologis oleh degenerasi epitel permukaan dan infiltrasi mukosa gaster oleh sel-sel inflamatorik akut maupun kronik (Bodger & Crabtree, 1998). Infeksi Helicobacter pylori berkaitan dengan resiko penyakit saluran cerna seperti gastritis kronis, ulkus duodenum (10-12%), ulkus gaster (3-5%), adenokarsinoma gaster (1-3%), dan MALT ( Mucosa Associated Lymphoid Tissue) limfoma (<0,1%) (Ka ndulski, 2010). Gastritis kronik oleh infeksi Helicobacter pylori merupakan penyebab utama infection-related cancer, sehingga Helicobacter pylori disebut karsinogen tipe I ( definite) sejak tahun 1994 oleh WHO (Wroblewski, 2010). Resiko kejadian kanker pada infeksi Helicobacter pylori di negara maju sebesar 1-2%, dan di negara berkembang sebesar 60-80% (Kusters, 2006) Dampak infeksi Helicobacter pylori pada mukosa gastroduodenal yaitu: 1. Memacu epitel gaster melepaskan interleukin-8, interleukin-1β, interleukin-2, interleukin-6, dan tumor necrosis factor-α. 2. Memacu maturasi dan diferensiasi sel dendritik serta mengaktifkan sel tersebut untuk menghasilkan interleukin Memacu terbentuknya antibodi yang merusak H + /K + ATPase sel parietal penghasil asam lambung sehingga terjadi atropi korpus dan aklorhidria (Suerbaum, 2000). Menurut penelitian Tedjopranoto (1999), frekuensi infeksi Helicobacter pylori pada gastritis predominan antrum sebanyak 49 kasus (39%), gastritis predominan korpus 23 kasus (18%), pangastritis 23 kasus (18%), duodenitis 29 kasus (23%). Topografi tampilan endoskopi peradangan mukosa gastroduodenal terkait infeksi Helicobacter pylori dan dampak klinisnya meliputi:

3 3 1. Gastritis predominan antrum: berhubungan dengan hipergastrinemia, meningkatnya sekresi asam lambung dan resiko penyakit ulkus duodenum 2. Gastritis predominan korpus: berhubungan dengan gastritis atropi, hipoklorhidria, dan kanker lambung 3. Pangastritis: tidak mempengaruhi fisiologi lambung dan tidak berhubungan dengan penyakit yang serius 4. Duodenitis: berhubungan dengan gastritis predominan antrum, beresiko menjadi duodenal gastric metaplasia dan ulkus duodenum. Sembilan puluh lima persen (95%) ulkus duodenum didapatkan infeksi Helicobacter pylori (Kusters, 2006). Beberapa penelitian tentang ekspresi interleukin-8 adalah sebagai berikut: 1. Crabtree 1994, ekspresi interleukin-8 pada gastritis predominan antrum didapatkan +3, pada gastritis predominan korpus +3, pada duodenitis Oh 2002, eskpresi interleukin-8 lebih tinggi pada duodenal gastric metaplasia dengan Helicobacter pylori positif daripada penderita yang telah menjalani eradikasi Helicobacter pylori. Ekspresi interleukin-8 pada duodenal gastric metaplasia berhubungan dengan derajat peradangan dan kepadatan koloni Helicobacter pylori 3. Bakir 2008, didapatkan peningkatan ekspresi interleukin-8 yang bermakna pada kanker gaster dan gastritis atropi dibandingkan individu sehat. Ekspresi interleukin- 8 meningkat menurut keparahan atropi, infiltrasi netrofil dan limfosit Peranan interleukin-8 menyebabkan rekruitmen netrofil sehingga metabolit toksik dan enzim lisosom yang dilepaskan netrofil menciptakan kerusakan mukosa gaster. Peranan interleukin-8 dalam proses tumorigenesis, angiogenesis, adhesi dan invasi kanker gaster melalui peningkatan ekspresi epidermal growth factor receptor

4 4 (EGFR), matrix-metalloprotease-9 (MMP -9), vascular endothelial growth factor (VEGF), dan menurunkan ekspresi E-cadherin (Hannelien, 2012) Dengan adanya peran interleukin-8 dalam kerusakan mukosa gastroduodenal dan mencetuskan terjadinya kanker gaster, peneliti ingin mengetahui tentang perbedaan ekspresi interleukin-8 berdasarkan atropi dan non atropi mukosa gaster pada dispepsia kronik dengan infeksi Helicobacter pylori di RSUP dr Sardjito, Yogyakarta. B. Pertanyaan penelitian Apakah terdapat perbedaan ekspresi interleukin-8 mukosa gaster dengan atropi dan non atropi pada gastritis kronik infeksi Helicobacter pylori? C. Tujuan penelitian Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan ekspresi interleukin-8 berdasarkan mukosa gaster yang mengalami atropi dan non atropi pada gastritis kronik infeksi Helicobacter pylori

5 5 D. Keaslian penelitian Terdapat beberapa penelitian di dalam dan luar negeri yang dilakukan untuk menunjukkan gambaran endoskopi biopsi pada pasien gastritis kronik dengan infeksi H.pylori, namun sepanjang pengetahuan penulis, penelitian tentang perbedaan ekspresi interleukin-8 mukosa gaster atropi dan tanpa atropi pada gastritis kronis dengan infeksi H.pylori belum pernah dilakukan di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Daftar penelitian yang digunakan penulis sebagai acuan dalam penelitian ini dicantumkan dalam tabel berikut: Tabel 1. Penelitian-Penelitian Sebelumnya tentang Interleukin-8 pada Gastritis Terkait Infeksi H.Pylori Peneliti Judul Desain Hasil Crabtree et al.,1994 Austria Subjek: 42 Interleukin-8 Expression In Helicobacter Pylori Infected, Normal, And Neoplastic Gastroduodenal Mucosa, Didapatkan variasi ekspresi IL-8 berdasar topografi mukosa gastroduodenal IL-8 merupakan kemokin poten yang terdapat pada mukosa gaster yg mengalami inflamasi maupun mukosa gaster yang normal. Xuan, J,et al.,2005 Jepang Subjek: 99 Relationship Between Gastric Mucosal IL-8 levels And Histological Gastritis In Patients With Helicobacter Pylori Infection Gastritis kronik adalah penyebab tersering terjadinya infeksi H.pylori Kadar IL-8 di antrum dan korpus lebih tinggi pada infeksi Helicobacter pylori dibandingkan non infeksi H. pylori. Kadar IL-8 di korpus berhubungan dengan derajat keparahan atropi terutama di korpus. Mariadi,et al., 2011 Denpasar Subjek: 65 IL-8 Berhubungan Dengan Derajat Gastritis Pada Pasien Terinfeksi H.pylori Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar IL-8 dengan beratnya gastritis pada penderita yang terinfeksi Helicobacter pylor

6 6 Bakir et al., 2008, Baghdad Subjek:120 Gastric Mucosal Interleukine-8 (IL- 8) And Interleukine-1beta (Il-1ß) Levels In Atrophic Gastritis And Gastric Carcinoma Patients, Didapatkan peningkatan ekspresi IL-8 yang bermakna pada gastric carcinoma dan gastritis atropi dibandingkan individu sehat. Peningkatan IL-8 berhubungan dengan derajat atropi, infiltrasi netrofil dan limfosit. Indrarti F, 2009 Jogyakarta Subjek : 94 Holck et al., 2003 Denmark Subyek :55 Arrosy et al., 2012 Yogyakarta Subjek: 415 Association Between Dyspeptic Symptom, Endoscopic And Histological Findings In Dyspeptic Patients Gastric mucosal cytokine responses in H.pylori-infected patients with gastric and peptic ulcer. Associacion with inflammatory parameters and bacteria load Prevalence Of Helicobacter Pylori Infection Based On Histopathology Of Gaster And Duodenum In Dr. Sardjito Hospital, Yogyakarta Sept Sept 2010 analisis, Cross Frekuensi Helicobacter pylori 22.1% di RSUP Dr Sardjito Tidak didapatkan hubungan beratnya keluhan dispepsia dengan gambaran endoskopi Kadar IL-8 berhubungan dengan derajat inflamasi Didapatkan kadar IL-8 lebih tinggi pada pasien dengan H.pylori (+) Didapatkan prevalensi Helicobacter pylori (+) sebesar 15,6% (64 subjek) dari total subjek 415 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi pasien Bagi pasien gastritis kronik infeksi H.pylori berikutnya dengan infeksi H.pylori (+) menjadi paham mengenai karakteristik penyakit yang dideritanya, sehingga diharapkandapat berperan dalam mengantisipasi berbagai komplikasi

7 7 yang timbul, meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi (adherence) dan pencegahan penularan. 2. Bagi pendidikan dan penelitian Menambah wawasan tentang peranan interleukin-8 dalam perkembangan atropi mukosa gaster dan sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 3. Bagi institusi kesehatan Digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan standar pelayanan medis, upaya untuk menentukan langkah-langkah terapi dan eradikasi infeksi H. pylori pada pasien gastritis kronik secara komprehensif serta meningkatkan standart keamanan untuk pencegahan penularan penyakit bagi praktisi kesehatan