BAB I PENDAHULUAN. informasi ataupun pengetahuan yang ada diseluruh dunia ini dengan mudah untuk
|
|
- Benny Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada saat ini merupakan perkembangan yang begitu pesat, hal ini dikarenakan oleh efek globalisasi dimana informasi ataupun pengetahuan yang ada diseluruh dunia ini dengan mudah untuk didapatkan, oleh karena itu setiap organisasi harus dapat menyesuaikan perkembangan atau dinamika yang terjadi pada masyarakat. Pemerintah merupakan organisasi formal yang mempunyai tujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya, berkaitan hal tersebut maka Pemerintah harus mengerahkan seluruh sumber daya aparatur yang dimilikinya untuk menjalankan Pemerintahan dengan baik. Sumber daya aparatur yang dimiliki oleh Pemerintah harus dikelola secara efektif dan efisien karena sumber daya aparatur memiliki peran yang sangat strategis dalam menjalankan sebuah Pemerintahan. Salah satu permasalahan yang terjadi pada Pemerintah di Indonesia adalah belum ter-update nya data atau informasi tentang kepegawaian sehingga distribusi pegawai masih tumpang-tindih dalam artian kelebihan jumlah pegawai pada satuan kerja tertentu, namun pada satuan kerja lainnya kekurangan. ( Berkaitan hal tersebut maka kebutuhan akan data ataupun informasi mempunyai peran penting bagi Organisasi Pemerintah untuk menjalankan fungsi pemerintahan, sebagaimana dikatakan oleh M. Khoirul Anwar dan Asianti Oetojo S (2004) tentang informasi bahwa Informasi merupakan 1
2 kebutuhan mendasar bagi setiap organisasi seperti halnya manusia membutuhkan darah untuk hidupnya. Pendapat lainnya mengenai Informasi adalah Siagian (2002) menyebutkan bahwa infomasi kini merupakan salah satu aspek yang paling penting bagi masyarakat khususnya pihak para Manajer yang menduduki jabatan pimpinan dalam berbagai jenis organisasi publik maupun privat. Berdasarkan hal tersebut maka informasi adalah hal yang penting karena informasi dapat memberikan jawaban apa yang dibutuhkan oleh organisasi dan Pimpinan dalam menghadapi perubahan zaman globalisasi dan dinamika masyarakat yang selalu berubah-ubah. Kekurangan data dan informasi akan membuat kebijakan ataupun perencanaan akan dibuat secara instituitif sehingga kebijakan dan perencanaan yang dibuat menjadi salah arah dan menjadi penghambat dalam pembangunan. Pemerintah sebagai organisasi publik tidak luput dari kebutuhan akan pentingnya data dan informasi khususnya pada bidang kepegawaian, maka Pemerintah menerbitkan UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian khususnya pasal 43 ayat 2 yang menyatakan bahwa perlunya penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi Kepegawaian, hal tersebut melalui Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) yang tertuang pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 17 Tahun 2000 Tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Keputusan Pemerintah tersebut menghimbau setiap Pemerintah Daerah untuk membangun sebuah Sistem Manajeman Kepegawaian dalam mewujudkan sebuah E-Government, yaitu sebuah Pemerintahan yang berbasis kan kepada Teknologi dan Informasi untuk 2
3 melaksanakan manajemen Pemerintahan yang efektif dan efisien untuk melaksanakan pelayanan dan manajemen kepegawaian, yang tertuang pada Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Goverment. Simpeg menjadi salah satu tandanya reformasi dalam manajemen kepegawaian, sehingga dalam implementasinya diharapkan Simpeg dapat menciptakan database kepegawaian yang mutakhir dan terintegrasi sehingga dapat membatu pimpinan dalam melaksanakan kebijakan dan strategi pada bidang kepegawaian serta dapat memberikan pelayanan kepegawaian yang tepat dan cepat yang kemudian menciptakan tata kepemerintahan yang baik. Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 17 Tahun 2000 Tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah pada pasal 5 bahwa pembentukan Simpeg pada Pemerintah Daerah berada pada Bagian Kepegawaian Kabupaten/ Kota yang dibiayai oleh setiap APBD Pemerintah setempat. Kalimantan Barat merupakan salah satu Provinsi yang ada di Indnesia yang memiliki 14 Kabupaten dan Kota yang telah membangun Simpeg sejak Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 17 Tahun 2000 Tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah tersebut dikeluarkan, adapun Pemerintah Kabupaten dan Kota pada Kalimantan Barat yang telah melakukan Pembangunan Simpeg adalah sebagai berikut : 3
4 Tabel 1.1 Pembangunan SIMPEG pada Kabupaten/ Kota di Kalimantan Barat No Nama Kota/ Kabupaten Tahun Pembangunan Simpeg 1 Provinsi Kalimantan Barat Kota Pontianak Kapuas Hulu Kota Singkawang Melawi Sanggau Sintang Ketapang Landak Bengkayang Kubu Raya Sekadau Belum Dibangun 13 Kayong Utara Sambas 2010 Sumber : Data diolah, 2013 Kabupaten Sambas adalah Kabupaten pemekaran yang terbentuk pada tahun 2000 dan pembangunan Simpeg dilaksanakan pada tahun Kebutuhan akan Simpeg pada Kabupaten Sambas mempunyai peran penting dalam pengelolaan Kepegawaian, karena Kabupaten Sambas harus melayani dan menata 7779 jumlah pegawai, adapun komposisi pegawai yang dimiliki oleh Kabupaten Sambas adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Jumlah Jabatan Pegawai di Kabupaten Sambas No Jabatan Jumlah 1 Pejabat Eselon Tenaga P2UPD 6 3 Tenaga Guru Tenaga Medis Penyuluh Pertanian 93 6 Staf 1948 Jumlah 7779 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas,
5 Organisasi Pemerintah Kabupaten Sambas yang melaksanakan Simpeg adalah Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Sambas, dimana pembangunan Infrastruktur dibangun dimulai pada tahun 2010 dengan mempersiapkan Hardware maupun Software dalam mempersiapkan pelaksanaan Simpeg. Badan Kepegawaian Daerah adalah Organisasi Pemerintah Kabupaten yang menjadi leading sector dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian daerah dan menjalankan fungsi sebagai perencana, pembinaan, pengembangan dan pelayanan pada bidang kepegawaian. Berkaitan hal tersebut maka data dan informasi kepegawaian menjadikan hal yang utama bagi BKD untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Pelaksanaan Simpeg di BKD Kabupaten Sambas dilaksanakan oleh 5 bidang yaitu Bidang Kesejahteraan dan Disiplin, Bidang Pendataan dan Informasi Kepegawaian, Bidang Pengadaan dan Mutasi, Bidang Pengembangan Pegawai dan Sekretariat Badan, dimana Bidang Pendataan dan Informasi Kepegawaian yang menjadi induk dalam Pelaksanaan Simpeg di BKD. Fungsi dari pembangunan Simpeg pada Kabupaten Sambas adalah untuk meng-integrasikan setiap bidang dalam perubahan data riwayat kepegawaian Kabupaten Sambas untuk menghasilkan informasi kepegawaian yang akurat sehingga memudahkan pekerjaan setiap bidang, baik untuk pengambilan kebijakan, perencanaan dan pelayanan di setiap bidang kepegawaian di Kabupaten Sambas. Namun seiring berjalannya waktu, ada beberapa permasalahan yang ditemui dalam Pelaksanaan Simpeg yaitu sebagai berikut : 1. Ditemui adanya beberapa data jumlah Pegawai keluaran Simpeg yang ada pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas, berbeda 5
6 dengan bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Sambas, hal ini terkait dengan Gaji Pegawai, dan Uang Kespeg, sehingga hal ini akan mempengaruhi penerimaan Gaji dan uang Kespeg bagi Pegawai. 2. Belum sepenuhnya data Pegawai terupdate sesuai dengan kondisi nyata pegawai tersebut, baik Riwayat Pegawai maupun data keluarga Pegawai. Misalnya data pegawai yang melakukan Mutasi masih tercantum di SKPD yang lama. 3. Masih ada beberapa pegawai yang masih melakukan pendataan secara manual (melalui Microsoft Word dan Microsoft Excel), misalnya pada aplikasi Cuti pegawai masih melakukan perhitungan dan pelaporan manual. Pembangunan Infrastruktur SIMPEG di Kabupaten Sambas sudah berdiri pada tahun 2010, dan telah digunakan kurang lebih 3 tahun. Pelaksanaan Simpeg yang ada pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas tidak hanya sebatas dari kesuksesan sebuah organisasi untuk membangun dan melaksanakan Simpeg, akan tetapi juga tergantung dari pelaksanaan pengguna (user) dalam menjalankan Sistem yang ada dalam sebuah organisasi, sebagaimana dikatakan oleh Jogiyanto (2007) bahwa pelaksanaan Sistem Informasi juga tergantung dari respon user-nya yaitu menerima atau menolak dalam menggunakan aplikasi Sistem Informasi tersebut. Konsep Technologycal Acceptance Model (TAM) yang diperkenalkan oleh Davis (1989) merupakan model yang dapat menjelaskan seberapa jauh pengguna dapat menerima atau menolak Sistem Informasi yang sedang berjalan pada suatu organisasi, karena dengan metode TAM ini berguna 6
7 baik sebagai metode prediksi, untuk menilai manusia dan organisasi dalam melaksanakan sistem yang baru. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana penerimaan Pegawai BKD selaku pengguna (user) terhadap Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) yang ada pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas? b. Apa saja yang menjadi faktor kendala dalam pelaksanaan Simpeg di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui sikap penerimaan pengguna terhadap Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian, 2. Mengidentifikasi faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan (teoritis) dan praktek penyelenggaraan pemerintahan (praktis). 7
8 1. Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pemikiran, pengkajian, teori serta konsep-konsep yang tepat berkaitan dengan manajemen pemerintahan di daerah mengenai sikap pengguna dan pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian pada organisasi publik dalam rangka meningkatkan Kinerja Pemerintah Daerah. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan serta masukan dalam bentuk karya ilmiah guna membantu memecahkan masalahmasalah mengenai Sistem Informasi Manajemen di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas serta mengupayakan pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dapat berjalan secara efektif dan efisien. 1.4 Keaslian Penelitian Penelitian tentang Sistem Informasi khususnya Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Shidiq Al Hakim (2009), dengan judul Evaluasi Tingkat Penerimaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Simpeg Pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan fokus penelitiannya adalah aspek penerimaan SIMPEG sebagai Sistem Informasi yang mengelola data pegawai dengan Pendekatan Teori TAM yang telah dikombinasikan dengan teori kepuasan pengguna sebagaimana pada penelitian Barbara (2005) yaitu menggabungkan antara kepuasan pengguna dan penerimaan sistem. Metode Penelitian yang di pakai adalah pendekatan kuantitatif dengan hasil penelitiannya adalah keberadaan SIMPEG dapat diterima dengan 8
9 baik, namun kualitas informasi dan kualitas sistem dirasakan belum maksimal oleh para pengguna. Raden Kodarisman (2013) dengan judul penelitiannya yaitu Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di Pemerintahan Kota Bogor, penelitian ini melihat penerapan Simpeg di Pemerintah Kota Bogor dengan menggunakan model HOT-FIT yang mengacu pada Azizah (2010) dalam menguji kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan serta menguji penggunaan sistem, kepuasan pengguna serta struktur organisasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan hasil kesuksesan penerapan SIMPEG dipengaruhi oleh faktor kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, penggunaan sistem, kepuasan sistem serta struktur organisasi, dimana kualitas layanan dan kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan sistem dan kepuasan penggunaan. Sedangkan kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap penggunaan sistem dan kepuasan penggunaan. Kemudian penggunaan sistem berpengaruh terhadap kepuasan penggunaan sedangkan struktur organisasi tidak. Penelitian selanjutnya berjudul Analisa Penerapan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian Berbasis Web pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cilacap oleh Rina Mediaswati (2012). Penelitian yang dilakukan beliau adalah penelitian campuran dengan dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dengan indepth interview dan pendekatan kuatitaif dengan survey. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Aplikasi Pelaporan Kepegawaian pada BKD Kabupaten Cilacap didukung oleh pemikiran dan serta komitmen pimpinan dalam menyajikan data kepegawaian yang optimal dengan ditandainya dua aplikasi 9
10 kepegawaian dalam sistem manajemen data serta anggaran yang cukup memadai dan hambatan dalam pelaksanaan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian yaitu belum tersinkronisasinya dengan baik antara 2 aplikasi kepegawaian yaitu Aplikasi Pelaporan Kepegawaian dengan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian karena belum adanya converter atau pengubah sistem manajemen database. Kemudian dalam mengetahui perilaku user dalam menerima penggunaan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian bahwa user memiliki perilaku, minat dan persepsi yang baik. Sedangkan kendalanya adalah masih banyak pegawai yang memiliki tugas rangkap sehingga dalam menambah beban kerja yang kemudian berdampak pada kesulitan dalam meng-update data sehingga data seringkali terlambat dalam penyajian informasi. Selanjutnya Dei Nataly Handy (2011) melakukan pendekatan kualitatif dengan judul Analisis Kegagalan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di BKD Provinsi Bengkulu, yang memfokuskan penelitiannya terhadap kegagalan yang terjadi pada pelaksanaan SIMPEG di Provinsi Bengkulu dengan menganalisis kegagalan Simpeg dari sisi penggunaan SDM, hardware, software, database, jaringan, prosedur dan kepemimpinan. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa kegagalan pelaksanaan Simpeg di Provinsi Bengkulu dikarenakan kurangnya SDM, pemanfaatan hardware dan software yang kurang maksimal, sulitnya dalam pengumpulan data, tidak adanya prosedur pelaksanaan SIMPEG dan kurangnya komitmen Pimpinan dalam pelaksanaan SIMPEG. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan metode penelitian campuran dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian tersebut dalam melihat Sistem yang ada pada Organisasi Publik telah 10
11 dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Rina Mediaswati (2012), namun perbedaannya adalah objek penelitiannya yaitu Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas sebagai dasar dalam mewujudkan Pemerintahan yang berbasis teknologi Informasi dengan menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model dengan 10 variabel untuk mengukur menolak atau diterimanya Sistem Informasi yang ada pada BKD sebagai sebuah sistem manajeman kepegawaian yang baru. 11
12 Tabel 1.3 Penelitian Simpeg yang Telah dilakukan oleh beberapa Peneliti Nama Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Shidiq Al Hakim (2009) Evaluasi Tingkat Penelitian ini memfokuskan Kuantitaif Penerimaan Sistem pada aspek penerimaan Informasi Manajemen SIMPEG sebagai Sistem Kepegawaian Simpeg Pada Informasi yang mengelola Lembaga Ilmu data pegawai dengan Pengetahuan Indonesia pendekatan Teori TAM yang telah dikombinasikan dengan teori kepuasan pengguna sebagaimana pada penelitian Barbara (2005) yaitu menggabungkan antara kepuasan pengguna dan penerimaan sistem. Raden Kodarisman (2013) Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di Pemerintahan Kota Bogor Penelitian ini menggunakan model HOT-Fit yang mengacu pada Azizah (2010) dalam menguji kualitas sistem, kualitas iformasi dan kualitas pelayanan serta menguji penggunaan sistem, kepuasan pengguna serta struktur organisasi Hasil Penelitian Keberadaan SIMPEG dapat diterima dengan baik, namun kualitas informasi dan kualitas sistem dirasakan belum maksimal oleh para pengguna. Kuantitatif Kesuksesan penerapan SIMPEG dipengaruhi oleh faktor kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, penggunaan sistem, kepuasan sistem serta struktur organisasi, dimana kualitas layanan dan kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan sistem dan kepuasan penggunaan. Sedangkan kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap penggunaan sistem dan kepuasan penggunaan. Kemudian penggunaan sistem berpengaruh terhadap kepuasan penggunaan sedangkan struktur organisasi tidak. 12
13 Rina Mediaswati (2012) Analisa Penerapan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian Berbasis Web pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cilacap Penelitian ini mendeskripsikan dan mengidentifikasi dukungan dan kendala yang dihadapi dalam penerapan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian berbasis WEB serta menganalisis penerimaan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian dari sisi pengguna dengan menggunakan model TAM (Venkatesh dan Bala, 2008) Metode Campuran Kualitatif dan Kuantitatif Aplikasi Pelaporan Kepegawaian pada BKD Kabupaten Cilacap didukung oleh pemikiran dan serta komitmen pimpinan dalam menyajikan data kepegawaian yang optimal dengan ditandainya dua aplikasi kepegawaian dalam sistem manajemen data serta anggaran yang cukup memadai dan hambatan dalam pelaksanaan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian belum tersinkronisasinya dengan baik antara 2 aplikasi kepegawaian yaitu Aplikasi Pelaporan Kepegawaian dengan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Kemudian dalam mengetahui perilaku user dalam menerima penggunaan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian bahwa user memiliki perilaku, minat dan persepsi dengan baik. Dei Nataly Handy (2011) Analisis Kegaagalan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di BKD Prov. Bengkulu Penelitian ini memfokuskan kegagalan yang terjadi pada pelaksanaan SIMPEG di Provinsi Bengkulu dengan menganalisis kegagalan simpeg dari sisi penggunaan SDM,hardware, software, Database, Jaringan, Prosedur dan kepemimpinan. Kualitatif Kegagalan pelaksanaan Simpeg di Provinsi Bengkulu dikarenakan kurangnya SDM, pemanfaatan Hardware dan Software yang kurang maksimal, sulitnya dalam pengumpulan data, tidak adanya prosedur pelaksanaan SIMPEG dan kurangnya komitmen Pimpinan dalam pelaksanaan SIMPEG 13
Disampaikan Oleh : KEPALA BIDANG PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. KALIMANTAN BARAT
Disampaikan Oleh : KEPALA BIDANG PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. KALIMANTAN BARAT PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (MUSRENBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembantuan yang dilaksanakan secara bersama-sama. Dengan demikian penerapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah yang telah berjalan saat ini telah memberi hak serta wewenang kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 61/11/61/Th. XIV, 7 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2011 Agustus 2011 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 3,88 Persen
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 66/11/61/Th. XVII, 5 Nopember 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2014 Agustus 2014 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 4,04 Persen
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2013 No. 65/11/61/Th. XVI, 6 Nopember 2013 Agustus 2013 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 4,03 Persen
Lebih terperinciDinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak
Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak Laporan Kinerja Pembangunan KUKM Tahun 2017 Disampaikan Pada Acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang KUMKM Tanggal 4 6 April 2018,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU Armstrong, Michael. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Seri Pedoman Manajemen. Terjemahan Sofyan Cikmat. Gramedia Asri Media. Jakarta. Amsyah, Zulkifli. 2001, Manajemen Informasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BENGKAYANG MARET 2014 MARET 2016
No. 01/06/Th. XVII, Juni 2017 PERKEMBANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BENGKAYANG MARET 2014 MARET 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KABUPATEN BENGKAYANG MENINGKAT Pada bulan Maret 2016, jumlah penduduk miskin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbedaan karakteristik alam, ekonomi, sosial dan budaya. Wilayah-wilayah dengan
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki keragaman antar daerah yang tinggi, keragaman tersebut merupakan hasil yang nyata dari perbedaan karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di bidang pendidikan. Pemanfaatan sistem informasi ini sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi semakin cepat merambah ke berbagai bidang tidak terkecuali di bidang pendidikan. Pemanfaatan sistem informasi ini sangat dibutuhkan untuk
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara
Lebih terperinciKONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015
BPS KABUPATEN SEKADAU No.06/11/6109/Th. II, 17 November 2016 KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2015 SEBESAR 2,97 PERSEN Persentase angkatan
Lebih terperinciARTIKEL EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS ELECTRONIC GOVERNMENT DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN WONOSOBO
1 ARTIKEL EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS ELECTRONIC GOVERNMENT DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN WONOSOBO Amalia, Santoso, Rihandoyo Jurusan Administrasi Publik Fakultas
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun
Lebih terperinciPertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016 No. 02/07/6109/Th. III, 31 Juli 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEKADAU Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016 sebesar 5,93 persen,
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 28 / 05/ 61/ Th XX, 05 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Kalimantan Barat Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kalimantan Barat pada tahun 2016 terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2014
BPS KABUPATEN SEKADAU No.03/12/6109/Th. I, 3 Desember 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2014 SEBESAR 0,31 PERSEN Hasil Survei Angkatan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2017
No. 64/11/61/Th. XX, 6 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2017 TPAK Kalimantan Barat keadaan Agustus 2017 sebesar 68,63
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014
BPS KABUPATEN SEKADAU No.02/11/6109/Th. I, 30 November 2015 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014 IPM KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2014 SEBESAR 61,98 MENINGKAT SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR IPM pertama
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis kebijakan penerapan e-
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis kebijakan penerapan e- Government melalui SIMPEG pada Biro Kepegawaian Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, maka
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dirasakan semakin cepat dan pesat sehingga menjadikan suatu organisasi harus bersiap diri dalam menghadapi persaingan.
Lebih terperinciB a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 39/ 06/ 61/ Th XIX, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Kalimantan Barat Tahun 2015 Pembangunan manusia di Kalimantan Barat pada tahun 2015 terus
Lebih terperinciAngka Kemiskinan Kabupaten Sekadau 2016
Angka Kabupaten Sekadau 2016 No. 01/06/6109/Th. III, 6 Juni 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEKADAU Angka Kabupaten Sekadau 2016 Angka kemiskinan Kabupaten Sekadau pada periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan publik sebagai salah satu fungsi utama pemerintah adalah sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik sebagai salah satu fungsi utama pemerintah adalah sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat atas pengadaan jasa yang diperlukan masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Analisis pertumbuhan ekonomi wilayah ini bertujuan untuk melihat pola atau klasifikasi perkembangan keterkaitan antara tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan
Lebih terperinci2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12
Lebih terperinciRenstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam menunjang sistem operasional dan manajerial pada instansi pemerintah dewasa ini dirasakan semakin penting. Dengan adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia ke arah kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka peluang bagi pengaksesan,
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN BARAT (ANGKA SEMENTARA)
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 52/09/61/Th. XVI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN BARAT (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis 2 0 08 LU serta 3 0 02 LS serta
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA
LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL Tahun Ke-1 dari Rencana 1 Tahun OLEH Nurul
Lebih terperinciJUMBARA PMR DAN TEMU KARYA RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA TINGKAT DAERAH KALIMANTAN BARAT (JUMTEK 2010 PMI KALBAR) Sungai Ambawang, 5 10 Oktober 2010
JUMBARA PMR DAN TEMU KARYA RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA TINGKAT DAERAH KALIMANTAN BARAT (JUMTEK 2010 PMI KALBAR) Sungai Ambawang, 5 10 Oktober 2010 Pendahuluan Jumbara (JUMpa BAkti gembira) dan Temu
Lebih terperinciRINCIAN FORMASI PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) DEPARTEMEN AGAMA TAHUN ANGGARAN 2009 NOMOR : B.II/1-a/KP.00.3/ 963 /2009
Unit Kerja : Kanwil Departemen Agama Prov. Kalimantan Barat RINCIAN FORMASI PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) DEPARTEMEN AGAMA TAHUN ANGGARAN 2009 NOMOR : B.II/1-a/KP.00.3/ 963 /2009 NO. NAMA JABATAN
Lebih terperinciPANWAS KABUPATEN KOTA SE-KALIMANTAN BARAT PEMBENTUKAN CALON ANGGOTA PANWAS KECAMATAN PENGUMUMAN PENDAFTARAN CALON ANGGOTA PANWAS KECAMATAN
PANWAS KABUPATEN KOTA SE-KALIMANTAN BARAT PEMBENTUKAN CALON ANGGOTA PANWAS KECAMATAN PENGUMUMAN PENDAFTARAN CALON ANGGOTA PANWAS KECAMATAN Dalam rangka pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan
Lebih terperinci4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sambas dengan luas wilayah 6.395,70 km 2 atau 639.570 Ha (4,36% dari luas wilayah propinsi Kalimantan Barat), merupakan wilayah kabupaten
Lebih terperinciII. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 II. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu orientasi pembangunan berubah dan berkembang pada setiap urutan waktu yang berbeda. Setelah Perang Dunia Kedua (PDII), pembangunan ditujukan untuk mengejar pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu dasar atau referensi penting dalam penetapan sebuah kebijakan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu dasar atau referensi penting dalam penetapan sebuah kebijakan di bidang kepegawaian adalah data pegawai, berupa data individu masing-masing pegawai lengkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) adalah instansi pemerintahan yang dibentuk setelah otonomi daerah tahun 1999. Sebelum pelaksanaan otonomi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi, dan akhirnya muncul kebutuhan untuk menggunakan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi komputer khususnya jaringan komputer sebagai media komunikasi data dan informasi hingga saat ini terus meningkat. Sejak saat itu teknologi informasi
Lebih terperinciSAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2011
SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2011 20 Januari 2012 Yth. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat atau yang
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/61/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah. satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sesuai dalam Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB Ι PENDAHULUAN. sistem informasinya. Tidak terkecuali Negara Indonesia, yang tidak boleh
BAB Ι PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu hal yang menandai kemajuan suatu Negara adalah penerapan sistem informasinya. Tidak terkecuali Negara Indonesia, yang tidak boleh mengabaikan perkembangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Biro Administrasi Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biro Administrasi Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim Biro Administrasi Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim yang terletak di Jl. Pahlawan 110, Surabaya 60174 adalah salah satu Satuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan organisasi yang ideal, dan perlu mendapat perhatian dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan organisasi yang ideal, dan perlu mendapat perhatian dan pengkajian yang lebih dalam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada masa globalisasi sekarang ini dunia IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sudah sangat maju sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga tidak mengherankan jika
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Kerangka Konsep Penelitian Variabel Penelitian Pelaku kebijakan
21 BAHAN DAN METODE Kerangka Konsep Penelitian Menurut Dunn (2011) analisa kebijakan strategis terdiri dari kebijakan publik, pelaku kebijakan dan lingkungan kebijakan dan oleh pemikiran peneliti dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil tidaknya program pendidikan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu pendidik
Lebih terperinciPROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI MEMPAWAH NOMOR 47 TAHUN 2014
BUPATI MEMPAWAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI MEMPAWAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KEBUTUHAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) LAYANAN MOBIL AMBULAN DAN MOBIL JENAZAH RSUD dr. RUBINI MEMPAWAH
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DOKUMEN DAN DATA KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN NEGERI SAMBAS, PENGADILAN NEGERI BENGKAYANG, DAN PENGADILAN NEGERI BUOL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan di
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciTipologi Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.16/02/61/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali yang dikenal sebagai pulau Dewata dan pulau dengan sejuta keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh masyarakat baik lokal
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPEGAWAIAN TAHUN 2017
KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2017 1 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPEGAWAIAN
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. Berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis yang telah. dilakukan dengan melihat dari pembagian bidang jabatan, pendidikan
BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis yang telah dilakukan dengan melihat dari pembagian bidang jabatan, pendidikan dan pelatihan, kompetensi dan sistem komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai krisis kawasan yang tidak lepas dari kegagalan mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. sebagaimana telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dan tujuan negara sebagaimana telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komputer (hardware, software) dengan teknologi komunikasi (data, image,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer yang begitu pesat dan terus berlangsung telah membawa pengaruh yang luas terhadap sistem informasi akuntansi. Adanya kecenderungan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH
1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring perkembangan zaman, semua kegiatan masyarakat semakin akrab bahkan sangat akrab dengan teknologi informasi, termasuk menjalankan sebuah tugas. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) sudah semakin pesat dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi di bidang komputer saat ini, baik dalam perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) sudah semakin pesat dan merambah ke
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN APLIKASI SIMPEG PADA SKPD PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017
KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN APLIKASI SIMPEG PADA SKPD PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 A. LATAR BELAKANG Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan karena sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu wilayah tertentu. Lingkup pelayanan yang begitu luas,
Lebih terperinciI. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PEDOMAN
BAHAN SOSIALISASI PERATURAN MEN.PAN-RB NOMOR : 26 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN JUMLAH PEGAWAI KEBUTUHAN NEGERI SIPIL YANG TEPAT UNTUK DAERAH KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
Lebih terperinciKegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.
No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinci(Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta)
PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI OLEH AKUNTAN PUBLIK (Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciSTAF AHLI BUPATI BENGKULU SELATAN BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN
STAF AHLI BUPATI BENGKULU SELATAN BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN Jl. Raya Padang Panjang No.0 Manna email : sabbengkuluselatanbidangekuang@yahoo.co.id sabbengkuluselatanbidangekuang.blogspot.com nandusti.wordpress.com
Lebih terperinciPendahuluan. Bab. A. Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciBUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG
1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017
KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017 A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah; b.
Lebih terperinciSkripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Novita Panca Dewi J
PENGARUH KEMUDAHAN PENGGUNAAN DAN KEGUNAAN TERHADAP PENERIMAAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI TERINTEGRASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN TAHUN 2010 Skripsi ini Disusun
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi pada akhir-akhir ini demikian. pesatnya sehingga sering disebut sebagai abad informasi.
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi pada akhir-akhir ini demikian pesatnya sehingga sering disebut sebagai abad informasi. Informasi merupakan kunci penting dalam setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan
Lebih terperinciHasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/07/Th. I, 15 Juli 2017 KABUPATEN KETAPANG Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran usaha/perusahan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PEGAWAI
SISTEM INFORMASI PEGAWAI PROPOSAL CELEBES MEDIA TECHNOLOGY PROPOSAL SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN LATAR BELAKANG Sesuai dengan perkembangan tehnologi kebutuhan akan informasi kepegawaian yang cepat dan
Lebih terperinciLAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN
LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perspektif ekonomi terkini, nilai suatu organisasi bergantung pada tingkat pengetahuan sumber daya manusianya dan hal ini menghadirkan tantangan bagi unit-unit
Lebih terperinciAnalisis Kemiskinan Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Pontianak Tahun
Analisis Kemiskinan Terhadap Jumlah Penduduk Fara Dina (1), Rabiatul Adwiya (2) Program Studi Manajemen Informatika, AMIK BSI Pontianak Jl. Abdurahman Saleh No. 18A, Pontianak, Indonesia fara.fad@bsi.ac.id
Lebih terperinciPemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Dinas Perkebunan KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Dinas Perkebunan KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Dalam Rangka Sosialisasi Gerakan Anti Korupsi dan Gratifikasi di Provinsi Kalimantan Barat
Lebih terperinciLAPORAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT ATAS PENYELENGGARAAN PENANDATANGAN NASKAH KESEPAKATAN BERSAMA
LAPORAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT ATAS PENYELENGGARAAN PENANDATANGAN NASKAH KESEPAKATAN BERSAMA Yth. Anggota IV BPK RI, Bapak Dr. H. Ali Masykur Musa. Yth. Irtama BPK RI, Bapak
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Halaman 1
BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan berikut menjabarkan dan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan batasan masalah yang berkaitan dengan dasar-dasar dalam sistem informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah bersifat global. Perubahan-perubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Era globalisasi, sekarang ini dan dimasa akan datang kompetisi yang terjadi sudah bersifat global. Perubahan-perubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak organisasi
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menghasilkan suatu kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan tuntutan perkembangan sistem keuangan dan kemajuan ekonomi yang semakin kompleks, perubahan akan penggunaan laporan keuangan menjadi salah satu
Lebih terperinciBUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN 2016
5 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN 2016 Secara umum kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian
Lebih terperinci