BAB I PENDAHULUAN. informasi ataupun pengetahuan yang ada diseluruh dunia ini dengan mudah untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. informasi ataupun pengetahuan yang ada diseluruh dunia ini dengan mudah untuk"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada saat ini merupakan perkembangan yang begitu pesat, hal ini dikarenakan oleh efek globalisasi dimana informasi ataupun pengetahuan yang ada diseluruh dunia ini dengan mudah untuk didapatkan, oleh karena itu setiap organisasi harus dapat menyesuaikan perkembangan atau dinamika yang terjadi pada masyarakat. Pemerintah merupakan organisasi formal yang mempunyai tujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya, berkaitan hal tersebut maka Pemerintah harus mengerahkan seluruh sumber daya aparatur yang dimilikinya untuk menjalankan Pemerintahan dengan baik. Sumber daya aparatur yang dimiliki oleh Pemerintah harus dikelola secara efektif dan efisien karena sumber daya aparatur memiliki peran yang sangat strategis dalam menjalankan sebuah Pemerintahan. Salah satu permasalahan yang terjadi pada Pemerintah di Indonesia adalah belum ter-update nya data atau informasi tentang kepegawaian sehingga distribusi pegawai masih tumpang-tindih dalam artian kelebihan jumlah pegawai pada satuan kerja tertentu, namun pada satuan kerja lainnya kekurangan. ( Berkaitan hal tersebut maka kebutuhan akan data ataupun informasi mempunyai peran penting bagi Organisasi Pemerintah untuk menjalankan fungsi pemerintahan, sebagaimana dikatakan oleh M. Khoirul Anwar dan Asianti Oetojo S (2004) tentang informasi bahwa Informasi merupakan 1

2 kebutuhan mendasar bagi setiap organisasi seperti halnya manusia membutuhkan darah untuk hidupnya. Pendapat lainnya mengenai Informasi adalah Siagian (2002) menyebutkan bahwa infomasi kini merupakan salah satu aspek yang paling penting bagi masyarakat khususnya pihak para Manajer yang menduduki jabatan pimpinan dalam berbagai jenis organisasi publik maupun privat. Berdasarkan hal tersebut maka informasi adalah hal yang penting karena informasi dapat memberikan jawaban apa yang dibutuhkan oleh organisasi dan Pimpinan dalam menghadapi perubahan zaman globalisasi dan dinamika masyarakat yang selalu berubah-ubah. Kekurangan data dan informasi akan membuat kebijakan ataupun perencanaan akan dibuat secara instituitif sehingga kebijakan dan perencanaan yang dibuat menjadi salah arah dan menjadi penghambat dalam pembangunan. Pemerintah sebagai organisasi publik tidak luput dari kebutuhan akan pentingnya data dan informasi khususnya pada bidang kepegawaian, maka Pemerintah menerbitkan UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian khususnya pasal 43 ayat 2 yang menyatakan bahwa perlunya penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi Kepegawaian, hal tersebut melalui Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) yang tertuang pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 17 Tahun 2000 Tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Keputusan Pemerintah tersebut menghimbau setiap Pemerintah Daerah untuk membangun sebuah Sistem Manajeman Kepegawaian dalam mewujudkan sebuah E-Government, yaitu sebuah Pemerintahan yang berbasis kan kepada Teknologi dan Informasi untuk 2

3 melaksanakan manajemen Pemerintahan yang efektif dan efisien untuk melaksanakan pelayanan dan manajemen kepegawaian, yang tertuang pada Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Goverment. Simpeg menjadi salah satu tandanya reformasi dalam manajemen kepegawaian, sehingga dalam implementasinya diharapkan Simpeg dapat menciptakan database kepegawaian yang mutakhir dan terintegrasi sehingga dapat membatu pimpinan dalam melaksanakan kebijakan dan strategi pada bidang kepegawaian serta dapat memberikan pelayanan kepegawaian yang tepat dan cepat yang kemudian menciptakan tata kepemerintahan yang baik. Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 17 Tahun 2000 Tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah pada pasal 5 bahwa pembentukan Simpeg pada Pemerintah Daerah berada pada Bagian Kepegawaian Kabupaten/ Kota yang dibiayai oleh setiap APBD Pemerintah setempat. Kalimantan Barat merupakan salah satu Provinsi yang ada di Indnesia yang memiliki 14 Kabupaten dan Kota yang telah membangun Simpeg sejak Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 17 Tahun 2000 Tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah tersebut dikeluarkan, adapun Pemerintah Kabupaten dan Kota pada Kalimantan Barat yang telah melakukan Pembangunan Simpeg adalah sebagai berikut : 3

4 Tabel 1.1 Pembangunan SIMPEG pada Kabupaten/ Kota di Kalimantan Barat No Nama Kota/ Kabupaten Tahun Pembangunan Simpeg 1 Provinsi Kalimantan Barat Kota Pontianak Kapuas Hulu Kota Singkawang Melawi Sanggau Sintang Ketapang Landak Bengkayang Kubu Raya Sekadau Belum Dibangun 13 Kayong Utara Sambas 2010 Sumber : Data diolah, 2013 Kabupaten Sambas adalah Kabupaten pemekaran yang terbentuk pada tahun 2000 dan pembangunan Simpeg dilaksanakan pada tahun Kebutuhan akan Simpeg pada Kabupaten Sambas mempunyai peran penting dalam pengelolaan Kepegawaian, karena Kabupaten Sambas harus melayani dan menata 7779 jumlah pegawai, adapun komposisi pegawai yang dimiliki oleh Kabupaten Sambas adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Jumlah Jabatan Pegawai di Kabupaten Sambas No Jabatan Jumlah 1 Pejabat Eselon Tenaga P2UPD 6 3 Tenaga Guru Tenaga Medis Penyuluh Pertanian 93 6 Staf 1948 Jumlah 7779 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas,

5 Organisasi Pemerintah Kabupaten Sambas yang melaksanakan Simpeg adalah Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Sambas, dimana pembangunan Infrastruktur dibangun dimulai pada tahun 2010 dengan mempersiapkan Hardware maupun Software dalam mempersiapkan pelaksanaan Simpeg. Badan Kepegawaian Daerah adalah Organisasi Pemerintah Kabupaten yang menjadi leading sector dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian daerah dan menjalankan fungsi sebagai perencana, pembinaan, pengembangan dan pelayanan pada bidang kepegawaian. Berkaitan hal tersebut maka data dan informasi kepegawaian menjadikan hal yang utama bagi BKD untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Pelaksanaan Simpeg di BKD Kabupaten Sambas dilaksanakan oleh 5 bidang yaitu Bidang Kesejahteraan dan Disiplin, Bidang Pendataan dan Informasi Kepegawaian, Bidang Pengadaan dan Mutasi, Bidang Pengembangan Pegawai dan Sekretariat Badan, dimana Bidang Pendataan dan Informasi Kepegawaian yang menjadi induk dalam Pelaksanaan Simpeg di BKD. Fungsi dari pembangunan Simpeg pada Kabupaten Sambas adalah untuk meng-integrasikan setiap bidang dalam perubahan data riwayat kepegawaian Kabupaten Sambas untuk menghasilkan informasi kepegawaian yang akurat sehingga memudahkan pekerjaan setiap bidang, baik untuk pengambilan kebijakan, perencanaan dan pelayanan di setiap bidang kepegawaian di Kabupaten Sambas. Namun seiring berjalannya waktu, ada beberapa permasalahan yang ditemui dalam Pelaksanaan Simpeg yaitu sebagai berikut : 1. Ditemui adanya beberapa data jumlah Pegawai keluaran Simpeg yang ada pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas, berbeda 5

6 dengan bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Sambas, hal ini terkait dengan Gaji Pegawai, dan Uang Kespeg, sehingga hal ini akan mempengaruhi penerimaan Gaji dan uang Kespeg bagi Pegawai. 2. Belum sepenuhnya data Pegawai terupdate sesuai dengan kondisi nyata pegawai tersebut, baik Riwayat Pegawai maupun data keluarga Pegawai. Misalnya data pegawai yang melakukan Mutasi masih tercantum di SKPD yang lama. 3. Masih ada beberapa pegawai yang masih melakukan pendataan secara manual (melalui Microsoft Word dan Microsoft Excel), misalnya pada aplikasi Cuti pegawai masih melakukan perhitungan dan pelaporan manual. Pembangunan Infrastruktur SIMPEG di Kabupaten Sambas sudah berdiri pada tahun 2010, dan telah digunakan kurang lebih 3 tahun. Pelaksanaan Simpeg yang ada pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas tidak hanya sebatas dari kesuksesan sebuah organisasi untuk membangun dan melaksanakan Simpeg, akan tetapi juga tergantung dari pelaksanaan pengguna (user) dalam menjalankan Sistem yang ada dalam sebuah organisasi, sebagaimana dikatakan oleh Jogiyanto (2007) bahwa pelaksanaan Sistem Informasi juga tergantung dari respon user-nya yaitu menerima atau menolak dalam menggunakan aplikasi Sistem Informasi tersebut. Konsep Technologycal Acceptance Model (TAM) yang diperkenalkan oleh Davis (1989) merupakan model yang dapat menjelaskan seberapa jauh pengguna dapat menerima atau menolak Sistem Informasi yang sedang berjalan pada suatu organisasi, karena dengan metode TAM ini berguna 6

7 baik sebagai metode prediksi, untuk menilai manusia dan organisasi dalam melaksanakan sistem yang baru. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana penerimaan Pegawai BKD selaku pengguna (user) terhadap Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) yang ada pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas? b. Apa saja yang menjadi faktor kendala dalam pelaksanaan Simpeg di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui sikap penerimaan pengguna terhadap Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian, 2. Mengidentifikasi faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan (teoritis) dan praktek penyelenggaraan pemerintahan (praktis). 7

8 1. Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pemikiran, pengkajian, teori serta konsep-konsep yang tepat berkaitan dengan manajemen pemerintahan di daerah mengenai sikap pengguna dan pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian pada organisasi publik dalam rangka meningkatkan Kinerja Pemerintah Daerah. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan serta masukan dalam bentuk karya ilmiah guna membantu memecahkan masalahmasalah mengenai Sistem Informasi Manajemen di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas serta mengupayakan pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dapat berjalan secara efektif dan efisien. 1.4 Keaslian Penelitian Penelitian tentang Sistem Informasi khususnya Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Shidiq Al Hakim (2009), dengan judul Evaluasi Tingkat Penerimaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Simpeg Pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan fokus penelitiannya adalah aspek penerimaan SIMPEG sebagai Sistem Informasi yang mengelola data pegawai dengan Pendekatan Teori TAM yang telah dikombinasikan dengan teori kepuasan pengguna sebagaimana pada penelitian Barbara (2005) yaitu menggabungkan antara kepuasan pengguna dan penerimaan sistem. Metode Penelitian yang di pakai adalah pendekatan kuantitatif dengan hasil penelitiannya adalah keberadaan SIMPEG dapat diterima dengan 8

9 baik, namun kualitas informasi dan kualitas sistem dirasakan belum maksimal oleh para pengguna. Raden Kodarisman (2013) dengan judul penelitiannya yaitu Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di Pemerintahan Kota Bogor, penelitian ini melihat penerapan Simpeg di Pemerintah Kota Bogor dengan menggunakan model HOT-FIT yang mengacu pada Azizah (2010) dalam menguji kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan serta menguji penggunaan sistem, kepuasan pengguna serta struktur organisasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan hasil kesuksesan penerapan SIMPEG dipengaruhi oleh faktor kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, penggunaan sistem, kepuasan sistem serta struktur organisasi, dimana kualitas layanan dan kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan sistem dan kepuasan penggunaan. Sedangkan kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap penggunaan sistem dan kepuasan penggunaan. Kemudian penggunaan sistem berpengaruh terhadap kepuasan penggunaan sedangkan struktur organisasi tidak. Penelitian selanjutnya berjudul Analisa Penerapan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian Berbasis Web pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cilacap oleh Rina Mediaswati (2012). Penelitian yang dilakukan beliau adalah penelitian campuran dengan dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dengan indepth interview dan pendekatan kuatitaif dengan survey. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Aplikasi Pelaporan Kepegawaian pada BKD Kabupaten Cilacap didukung oleh pemikiran dan serta komitmen pimpinan dalam menyajikan data kepegawaian yang optimal dengan ditandainya dua aplikasi 9

10 kepegawaian dalam sistem manajemen data serta anggaran yang cukup memadai dan hambatan dalam pelaksanaan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian yaitu belum tersinkronisasinya dengan baik antara 2 aplikasi kepegawaian yaitu Aplikasi Pelaporan Kepegawaian dengan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian karena belum adanya converter atau pengubah sistem manajemen database. Kemudian dalam mengetahui perilaku user dalam menerima penggunaan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian bahwa user memiliki perilaku, minat dan persepsi yang baik. Sedangkan kendalanya adalah masih banyak pegawai yang memiliki tugas rangkap sehingga dalam menambah beban kerja yang kemudian berdampak pada kesulitan dalam meng-update data sehingga data seringkali terlambat dalam penyajian informasi. Selanjutnya Dei Nataly Handy (2011) melakukan pendekatan kualitatif dengan judul Analisis Kegagalan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di BKD Provinsi Bengkulu, yang memfokuskan penelitiannya terhadap kegagalan yang terjadi pada pelaksanaan SIMPEG di Provinsi Bengkulu dengan menganalisis kegagalan Simpeg dari sisi penggunaan SDM, hardware, software, database, jaringan, prosedur dan kepemimpinan. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa kegagalan pelaksanaan Simpeg di Provinsi Bengkulu dikarenakan kurangnya SDM, pemanfaatan hardware dan software yang kurang maksimal, sulitnya dalam pengumpulan data, tidak adanya prosedur pelaksanaan SIMPEG dan kurangnya komitmen Pimpinan dalam pelaksanaan SIMPEG. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan metode penelitian campuran dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian tersebut dalam melihat Sistem yang ada pada Organisasi Publik telah 10

11 dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Rina Mediaswati (2012), namun perbedaannya adalah objek penelitiannya yaitu Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Daerah Kabupaten Sambas sebagai dasar dalam mewujudkan Pemerintahan yang berbasis teknologi Informasi dengan menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model dengan 10 variabel untuk mengukur menolak atau diterimanya Sistem Informasi yang ada pada BKD sebagai sebuah sistem manajeman kepegawaian yang baru. 11

12 Tabel 1.3 Penelitian Simpeg yang Telah dilakukan oleh beberapa Peneliti Nama Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Shidiq Al Hakim (2009) Evaluasi Tingkat Penelitian ini memfokuskan Kuantitaif Penerimaan Sistem pada aspek penerimaan Informasi Manajemen SIMPEG sebagai Sistem Kepegawaian Simpeg Pada Informasi yang mengelola Lembaga Ilmu data pegawai dengan Pengetahuan Indonesia pendekatan Teori TAM yang telah dikombinasikan dengan teori kepuasan pengguna sebagaimana pada penelitian Barbara (2005) yaitu menggabungkan antara kepuasan pengguna dan penerimaan sistem. Raden Kodarisman (2013) Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di Pemerintahan Kota Bogor Penelitian ini menggunakan model HOT-Fit yang mengacu pada Azizah (2010) dalam menguji kualitas sistem, kualitas iformasi dan kualitas pelayanan serta menguji penggunaan sistem, kepuasan pengguna serta struktur organisasi Hasil Penelitian Keberadaan SIMPEG dapat diterima dengan baik, namun kualitas informasi dan kualitas sistem dirasakan belum maksimal oleh para pengguna. Kuantitatif Kesuksesan penerapan SIMPEG dipengaruhi oleh faktor kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, penggunaan sistem, kepuasan sistem serta struktur organisasi, dimana kualitas layanan dan kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan sistem dan kepuasan penggunaan. Sedangkan kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap penggunaan sistem dan kepuasan penggunaan. Kemudian penggunaan sistem berpengaruh terhadap kepuasan penggunaan sedangkan struktur organisasi tidak. 12

13 Rina Mediaswati (2012) Analisa Penerapan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian Berbasis Web pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cilacap Penelitian ini mendeskripsikan dan mengidentifikasi dukungan dan kendala yang dihadapi dalam penerapan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian berbasis WEB serta menganalisis penerimaan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian dari sisi pengguna dengan menggunakan model TAM (Venkatesh dan Bala, 2008) Metode Campuran Kualitatif dan Kuantitatif Aplikasi Pelaporan Kepegawaian pada BKD Kabupaten Cilacap didukung oleh pemikiran dan serta komitmen pimpinan dalam menyajikan data kepegawaian yang optimal dengan ditandainya dua aplikasi kepegawaian dalam sistem manajemen data serta anggaran yang cukup memadai dan hambatan dalam pelaksanaan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian belum tersinkronisasinya dengan baik antara 2 aplikasi kepegawaian yaitu Aplikasi Pelaporan Kepegawaian dengan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Kemudian dalam mengetahui perilaku user dalam menerima penggunaan Aplikasi Pelaporan Kepegawaian bahwa user memiliki perilaku, minat dan persepsi dengan baik. Dei Nataly Handy (2011) Analisis Kegaagalan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di BKD Prov. Bengkulu Penelitian ini memfokuskan kegagalan yang terjadi pada pelaksanaan SIMPEG di Provinsi Bengkulu dengan menganalisis kegagalan simpeg dari sisi penggunaan SDM,hardware, software, Database, Jaringan, Prosedur dan kepemimpinan. Kualitatif Kegagalan pelaksanaan Simpeg di Provinsi Bengkulu dikarenakan kurangnya SDM, pemanfaatan Hardware dan Software yang kurang maksimal, sulitnya dalam pengumpulan data, tidak adanya prosedur pelaksanaan SIMPEG dan kurangnya komitmen Pimpinan dalam pelaksanaan SIMPEG 13

Disampaikan Oleh : KEPALA BIDANG PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. KALIMANTAN BARAT

Disampaikan Oleh : KEPALA BIDANG PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. KALIMANTAN BARAT Disampaikan Oleh : KEPALA BIDANG PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. KALIMANTAN BARAT PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (MUSRENBANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembantuan yang dilaksanakan secara bersama-sama. Dengan demikian penerapan

BAB I PENDAHULUAN. pembantuan yang dilaksanakan secara bersama-sama. Dengan demikian penerapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah yang telah berjalan saat ini telah memberi hak serta wewenang kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 61/11/61/Th. XIV, 7 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2011 Agustus 2011 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 3,88 Persen

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 66/11/61/Th. XVII, 5 Nopember 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2014 Agustus 2014 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 4,04 Persen

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2013 No. 65/11/61/Th. XVI, 6 Nopember 2013 Agustus 2013 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 4,03 Persen

Lebih terperinci

Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak

Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak Laporan Kinerja Pembangunan KUKM Tahun 2017 Disampaikan Pada Acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang KUMKM Tanggal 4 6 April 2018,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU Armstrong, Michael. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Seri Pedoman Manajemen. Terjemahan Sofyan Cikmat. Gramedia Asri Media. Jakarta. Amsyah, Zulkifli. 2001, Manajemen Informasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BENGKAYANG MARET 2014 MARET 2016

PERKEMBANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BENGKAYANG MARET 2014 MARET 2016 No. 01/06/Th. XVII, Juni 2017 PERKEMBANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BENGKAYANG MARET 2014 MARET 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KABUPATEN BENGKAYANG MENINGKAT Pada bulan Maret 2016, jumlah penduduk miskin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan karakteristik alam, ekonomi, sosial dan budaya. Wilayah-wilayah dengan

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan karakteristik alam, ekonomi, sosial dan budaya. Wilayah-wilayah dengan BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki keragaman antar daerah yang tinggi, keragaman tersebut merupakan hasil yang nyata dari perbedaan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di bidang pendidikan. Pemanfaatan sistem informasi ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di bidang pendidikan. Pemanfaatan sistem informasi ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi semakin cepat merambah ke berbagai bidang tidak terkecuali di bidang pendidikan. Pemanfaatan sistem informasi ini sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara

Lebih terperinci

KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015

KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015 BPS KABUPATEN SEKADAU No.06/11/6109/Th. II, 17 November 2016 KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2015 SEBESAR 2,97 PERSEN Persentase angkatan

Lebih terperinci

ARTIKEL EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS ELECTRONIC GOVERNMENT DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN WONOSOBO

ARTIKEL EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS ELECTRONIC GOVERNMENT DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN WONOSOBO 1 ARTIKEL EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS ELECTRONIC GOVERNMENT DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN WONOSOBO Amalia, Santoso, Rihandoyo Jurusan Administrasi Publik Fakultas

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016 No. 02/07/6109/Th. III, 31 Juli 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEKADAU Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016 sebesar 5,93 persen,

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 28 / 05/ 61/ Th XX, 05 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Kalimantan Barat Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kalimantan Barat pada tahun 2016 terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2014 BPS KABUPATEN SEKADAU No.03/12/6109/Th. I, 3 Desember 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2014 SEBESAR 0,31 PERSEN Hasil Survei Angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2017 No. 64/11/61/Th. XX, 6 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2017 TPAK Kalimantan Barat keadaan Agustus 2017 sebesar 68,63

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014 BPS KABUPATEN SEKADAU No.02/11/6109/Th. I, 30 November 2015 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014 IPM KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2014 SEBESAR 61,98 MENINGKAT SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR IPM pertama

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis kebijakan penerapan e-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis kebijakan penerapan e- BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis kebijakan penerapan e- Government melalui SIMPEG pada Biro Kepegawaian Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, maka

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dirasakan semakin cepat dan pesat sehingga menjadikan suatu organisasi harus bersiap diri dalam menghadapi persaingan.

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 39/ 06/ 61/ Th XIX, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Kalimantan Barat Tahun 2015 Pembangunan manusia di Kalimantan Barat pada tahun 2015 terus

Lebih terperinci

Angka Kemiskinan Kabupaten Sekadau 2016

Angka Kemiskinan Kabupaten Sekadau 2016 Angka Kabupaten Sekadau 2016 No. 01/06/6109/Th. III, 6 Juni 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEKADAU Angka Kabupaten Sekadau 2016 Angka kemiskinan Kabupaten Sekadau pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan publik sebagai salah satu fungsi utama pemerintah adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan publik sebagai salah satu fungsi utama pemerintah adalah sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik sebagai salah satu fungsi utama pemerintah adalah sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat atas pengadaan jasa yang diperlukan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Analisis pertumbuhan ekonomi wilayah ini bertujuan untuk melihat pola atau klasifikasi perkembangan keterkaitan antara tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam menunjang sistem operasional dan manajerial pada instansi pemerintah dewasa ini dirasakan semakin penting. Dengan adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia ke arah kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka peluang bagi pengaksesan,

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN BARAT (ANGKA SEMENTARA)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN BARAT (ANGKA SEMENTARA) BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 52/09/61/Th. XVI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN BARAT (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis 2 0 08 LU serta 3 0 02 LS serta

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL Tahun Ke-1 dari Rencana 1 Tahun OLEH Nurul

Lebih terperinci

JUMBARA PMR DAN TEMU KARYA RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA TINGKAT DAERAH KALIMANTAN BARAT (JUMTEK 2010 PMI KALBAR) Sungai Ambawang, 5 10 Oktober 2010

JUMBARA PMR DAN TEMU KARYA RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA TINGKAT DAERAH KALIMANTAN BARAT (JUMTEK 2010 PMI KALBAR) Sungai Ambawang, 5 10 Oktober 2010 JUMBARA PMR DAN TEMU KARYA RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA TINGKAT DAERAH KALIMANTAN BARAT (JUMTEK 2010 PMI KALBAR) Sungai Ambawang, 5 10 Oktober 2010 Pendahuluan Jumbara (JUMpa BAkti gembira) dan Temu

Lebih terperinci

RINCIAN FORMASI PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) DEPARTEMEN AGAMA TAHUN ANGGARAN 2009 NOMOR : B.II/1-a/KP.00.3/ 963 /2009

RINCIAN FORMASI PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) DEPARTEMEN AGAMA TAHUN ANGGARAN 2009 NOMOR : B.II/1-a/KP.00.3/ 963 /2009 Unit Kerja : Kanwil Departemen Agama Prov. Kalimantan Barat RINCIAN FORMASI PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) DEPARTEMEN AGAMA TAHUN ANGGARAN 2009 NOMOR : B.II/1-a/KP.00.3/ 963 /2009 NO. NAMA JABATAN

Lebih terperinci

PANWAS KABUPATEN KOTA SE-KALIMANTAN BARAT PEMBENTUKAN CALON ANGGOTA PANWAS KECAMATAN PENGUMUMAN PENDAFTARAN CALON ANGGOTA PANWAS KECAMATAN

PANWAS KABUPATEN KOTA SE-KALIMANTAN BARAT PEMBENTUKAN CALON ANGGOTA PANWAS KECAMATAN PENGUMUMAN PENDAFTARAN CALON ANGGOTA PANWAS KECAMATAN PANWAS KABUPATEN KOTA SE-KALIMANTAN BARAT PEMBENTUKAN CALON ANGGOTA PANWAS KECAMATAN PENGUMUMAN PENDAFTARAN CALON ANGGOTA PANWAS KECAMATAN Dalam rangka pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sambas dengan luas wilayah 6.395,70 km 2 atau 639.570 Ha (4,36% dari luas wilayah propinsi Kalimantan Barat), merupakan wilayah kabupaten

Lebih terperinci

II. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 II. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu orientasi pembangunan berubah dan berkembang pada setiap urutan waktu yang berbeda. Setelah Perang Dunia Kedua (PDII), pembangunan ditujukan untuk mengejar pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu dasar atau referensi penting dalam penetapan sebuah kebijakan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu dasar atau referensi penting dalam penetapan sebuah kebijakan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu dasar atau referensi penting dalam penetapan sebuah kebijakan di bidang kepegawaian adalah data pegawai, berupa data individu masing-masing pegawai lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) adalah instansi pemerintahan yang dibentuk setelah otonomi daerah tahun 1999. Sebelum pelaksanaan otonomi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan akhirnya muncul kebutuhan untuk menggunakan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan akhirnya muncul kebutuhan untuk menggunakan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi komputer khususnya jaringan komputer sebagai media komunikasi data dan informasi hingga saat ini terus meningkat. Sejak saat itu teknologi informasi

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2011

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2011 SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN HASIL PEMANTAUAN TLHP DAN LHP SEMESTER II TAHUN 2011 20 Januari 2012 Yth. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat atau yang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/61/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah. satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah. satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sesuai dalam Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB Ι PENDAHULUAN. sistem informasinya. Tidak terkecuali Negara Indonesia, yang tidak boleh

BAB Ι PENDAHULUAN. sistem informasinya. Tidak terkecuali Negara Indonesia, yang tidak boleh BAB Ι PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu hal yang menandai kemajuan suatu Negara adalah penerapan sistem informasinya. Tidak terkecuali Negara Indonesia, yang tidak boleh mengabaikan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Biro Administrasi Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Biro Administrasi Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biro Administrasi Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim Biro Administrasi Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim yang terletak di Jl. Pahlawan 110, Surabaya 60174 adalah salah satu Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan organisasi yang ideal, dan perlu mendapat perhatian dan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan organisasi yang ideal, dan perlu mendapat perhatian dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan organisasi yang ideal, dan perlu mendapat perhatian dan pengkajian yang lebih dalam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada masa globalisasi sekarang ini dunia IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sudah sangat maju sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga tidak mengherankan jika

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Kerangka Konsep Penelitian Variabel Penelitian Pelaku kebijakan

BAHAN DAN METODE Kerangka Konsep Penelitian Variabel Penelitian Pelaku kebijakan 21 BAHAN DAN METODE Kerangka Konsep Penelitian Menurut Dunn (2011) analisa kebijakan strategis terdiri dari kebijakan publik, pelaku kebijakan dan lingkungan kebijakan dan oleh pemikiran peneliti dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil tidaknya program pendidikan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu pendidik

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI MEMPAWAH NOMOR 47 TAHUN 2014

PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI MEMPAWAH NOMOR 47 TAHUN 2014 BUPATI MEMPAWAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI MEMPAWAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KEBUTUHAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) LAYANAN MOBIL AMBULAN DAN MOBIL JENAZAH RSUD dr. RUBINI MEMPAWAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DOKUMEN DAN DATA KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN NEGERI SAMBAS, PENGADILAN NEGERI BENGKAYANG, DAN PENGADILAN NEGERI BUOL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan di

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Tipologi Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

Tipologi Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.16/02/61/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali yang dikenal sebagai pulau Dewata dan pulau dengan sejuta keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh masyarakat baik lokal

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPEGAWAIAN TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPEGAWAIAN TAHUN 2017 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2017 1 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DATA KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. Berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis yang telah. dilakukan dengan melihat dari pembagian bidang jabatan, pendidikan

BAB VII PENUTUP. Berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis yang telah. dilakukan dengan melihat dari pembagian bidang jabatan, pendidikan BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis yang telah dilakukan dengan melihat dari pembagian bidang jabatan, pendidikan dan pelatihan, kompetensi dan sistem komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai krisis kawasan yang tidak lepas dari kegagalan mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebagaimana telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB V PENUTUP. sebagaimana telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dan tujuan negara sebagaimana telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer (hardware, software) dengan teknologi komunikasi (data, image,

BAB I PENDAHULUAN. komputer (hardware, software) dengan teknologi komunikasi (data, image, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer yang begitu pesat dan terus berlangsung telah membawa pengaruh yang luas terhadap sistem informasi akuntansi. Adanya kecenderungan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH 1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring perkembangan zaman, semua kegiatan masyarakat semakin akrab bahkan sangat akrab dengan teknologi informasi, termasuk menjalankan sebuah tugas. Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) sudah semakin pesat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) sudah semakin pesat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi di bidang komputer saat ini, baik dalam perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) sudah semakin pesat dan merambah ke

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN APLIKASI SIMPEG PADA SKPD PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN APLIKASI SIMPEG PADA SKPD PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN APLIKASI SIMPEG PADA SKPD PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 A. LATAR BELAKANG Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan karena sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu wilayah tertentu. Lingkup pelayanan yang begitu luas,

Lebih terperinci

I. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PEDOMAN

I. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PEDOMAN BAHAN SOSIALISASI PERATURAN MEN.PAN-RB NOMOR : 26 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN JUMLAH PEGAWAI KEBUTUHAN NEGERI SIPIL YANG TEPAT UNTUK DAERAH KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN

Lebih terperinci

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

(Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

(Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta) PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI OLEH AKUNTAN PUBLIK (Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

STAF AHLI BUPATI BENGKULU SELATAN BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN

STAF AHLI BUPATI BENGKULU SELATAN BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN STAF AHLI BUPATI BENGKULU SELATAN BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN Jl. Raya Padang Panjang No.0 Manna email : sabbengkuluselatanbidangekuang@yahoo.co.id sabbengkuluselatanbidangekuang.blogspot.com nandusti.wordpress.com

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017 KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017 A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah; b.

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Novita Panca Dewi J

Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Novita Panca Dewi J PENGARUH KEMUDAHAN PENGGUNAAN DAN KEGUNAAN TERHADAP PENERIMAAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI TERINTEGRASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN TAHUN 2010 Skripsi ini Disusun

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi pada akhir-akhir ini demikian. pesatnya sehingga sering disebut sebagai abad informasi.

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi pada akhir-akhir ini demikian. pesatnya sehingga sering disebut sebagai abad informasi. BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi pada akhir-akhir ini demikian pesatnya sehingga sering disebut sebagai abad informasi. Informasi merupakan kunci penting dalam setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/07/Th. I, 15 Juli 2017 KABUPATEN KETAPANG Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran usaha/perusahan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEGAWAI

SISTEM INFORMASI PEGAWAI SISTEM INFORMASI PEGAWAI PROPOSAL CELEBES MEDIA TECHNOLOGY PROPOSAL SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN LATAR BELAKANG Sesuai dengan perkembangan tehnologi kebutuhan akan informasi kepegawaian yang cepat dan

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perspektif ekonomi terkini, nilai suatu organisasi bergantung pada tingkat pengetahuan sumber daya manusianya dan hal ini menghadirkan tantangan bagi unit-unit

Lebih terperinci

Analisis Kemiskinan Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Pontianak Tahun

Analisis Kemiskinan Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Pontianak Tahun Analisis Kemiskinan Terhadap Jumlah Penduduk Fara Dina (1), Rabiatul Adwiya (2) Program Studi Manajemen Informatika, AMIK BSI Pontianak Jl. Abdurahman Saleh No. 18A, Pontianak, Indonesia fara.fad@bsi.ac.id

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Dinas Perkebunan KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Dinas Perkebunan KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Dinas Perkebunan KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Dalam Rangka Sosialisasi Gerakan Anti Korupsi dan Gratifikasi di Provinsi Kalimantan Barat

Lebih terperinci

LAPORAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT ATAS PENYELENGGARAAN PENANDATANGAN NASKAH KESEPAKATAN BERSAMA

LAPORAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT ATAS PENYELENGGARAAN PENANDATANGAN NASKAH KESEPAKATAN BERSAMA LAPORAN KEPALA PERWAKILAN BPK RI PROVINSI KALIMANTAN BARAT ATAS PENYELENGGARAAN PENANDATANGAN NASKAH KESEPAKATAN BERSAMA Yth. Anggota IV BPK RI, Bapak Dr. H. Ali Masykur Musa. Yth. Irtama BPK RI, Bapak

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan berikut menjabarkan dan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan batasan masalah yang berkaitan dengan dasar-dasar dalam sistem informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah bersifat global. Perubahan-perubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. sudah bersifat global. Perubahan-perubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Era globalisasi, sekarang ini dan dimasa akan datang kompetisi yang terjadi sudah bersifat global. Perubahan-perubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menghasilkan suatu kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

BAB 1 PENDAHULUAN. menghasilkan suatu kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan tuntutan perkembangan sistem keuangan dan kemajuan ekonomi yang semakin kompleks, perubahan akan penggunaan laporan keuangan menjadi salah satu

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN 2016

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN 2016 5 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN 2016 Secara umum kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian

Lebih terperinci