BAB I PENDAHULUAN. ini tertuang dalam Undang- Undang Dasar 1945 yaitu cita- cita bangsa Indonesia

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang sangat menjunjung tinggi penegakan hukum dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini tertuang dalam Undang- Undang Dasar 1945 yaitu cita- cita bangsa Indonesia adalah menciptakan suatu keadaan yang adil, damai dan makmur serta sejahtera bagi seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan hukum atau aturan yang mampu mengikat setiap warga negaranya tanpa ada perbedaan dihadapan hukum itu sendiri. Ini semua dimaksutkan untuk mencapai terciptanya ketertiban dan keteraturan karena perkembangan zaman yang semakin pesat maka dibutuhkan pula aturan hukum yang dapat membatasinya. Selain itu dibutuhkan tenaga - tenaga profesional yang menguasai ilmu hukum untuk menciptakan aturan - aturan yang diperlukan dalam masyarakat. Untuk itu maka dengan dilaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan dapat menjembatani dalam menghasilkan calon tenaga- tenaga profesional tersebut. Sebagai langkah awal pengenalan dunia kenotariatan, penulis mengadakan studi lapangan atau biasa disebut Praktik Kerja Lapangan di Kantor notaris. Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan guna mendapatkan nilai dan sebagai salah satu kewajiban yang harus dilakukan penulis untuk dapat 1

2 2 melakukan tugas akhir guna mendapat gelar Ahli Madya serta memahami bahwa das sein dan das sollen berbeda. Dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan diharapkan penulis belajar mengetahui perbuatan hukum yang sering terjadi di masyarakat, untuk membandingkan bagaimana teori yang diperoleh pada bangku perkuliahan dengan praktiknya di lapangan. Sebab tidak menutup kemungkinan bahwa proses yang terjadi dilapangan tidak sama persis dengan teorinya. Penulis memilih untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan di kantor Notaris dan PPAT guna mengetahui seluk beluk dari pekerjaan seorang Notaris atau PPAT dalam menangani klien pada proses Jual Beli Tanah Waris Yang Masih Menjadi Objek Hak Tanggungan. PPAT ialah Pejabat Umum yang berwenang membuat akta-akta tertentu mengenai peralihan maupun pembebanan hak atas tanah. Penulis memilih melakukan praktik kerja lapangan di kantor notaris sebab penulis ingin memahami lebih lanjut, ingin terjun langsung melihat apa saja yang dilakukan oleh seorang notaris dalam menjalankan tugas tugasnya sesuai dengan undang-undang. Seorang notaris dan PPAT mempunyai dua bagian bidang pekerjaan, yaitu membuat akta-akta notariil dan membuat akta PPAT. Dalam hal ini penulis mengambil bahan dari akta-akta PPAT, sebab dalam kehidupan masyarakat, PPAT sangat dibutuhkan untuk proses yang berhubungan dengan pertanahan. Pada saat ini lahan pertanahan sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat sebab dimana-mana orang butuh suatu lahan untuk melakukan perbuatan hukum, membuat akta-akta perjanjian, misal : perikatan

3 3 jual beli tanah, sewa menyewa tanah, akta hak tanggungan dan akta tanah, hibah, pembagian hak bersama, pemberian hak guna bangunan/hak pakai atas tanah hak milik, pemberian hak tanggungan, pemberian kuasa membebankan hak tanggungan. Bahkan dari semua perbuatan hukum tersebut pasti tidak lepas dari biaya pajak yang besarnya bermacam-macam. Penulis memilih satu pokok bahan pembahasan mengenai Jual Beli Tanah Waris Yang Masih Menjadi Objek Hak Tanggungan. Mengapa memilih bahan bahasan tersebut? Karena tidak semua pewaris adalah orang kaya maka sering kali melakukan atau menanggungkan suatu hak milik dalam hal ini hak milik atas tanah kepada bank saat dalam keadaan mendesak membutuhkan sejumlah uang. Harta yang ditinggalkan pewaris atau objek pewarisan tidaklah hanya berupa aktiva tetapi juga berupa passiva dan yang termasuk passiva dalam hal ini adalah Hak tanggungan. Dalam praktiknya tidak semua jual beli itu clean and clear, padahal dalam jual beli haruslah clean and clear atau jelas agar tidak menimbulkan atau mengakibatkan permasalahan-permasalahan baru dikemudian hari. Disebut jual beli yang clean and clear atau jelas yaitu apabila objek jual beli itu bebas sengketa, bebas pajak serta bebas dari hak tanggungan, subjek dan objeknya jelas. Jual beli yang clean and clear inilah merupakan das sollen yakni yang seharusnya menurut peraturan perundang - undangan. Namun praktiknya di dalam masyarakat tidak semua jual beli itu clean and clear misalkan saja orang yang benar-benar dalam keadaan mendesak sedang membutuhkan atau mendesak untuk mendapat uang dan kemudian menghalalkan segala cara yaitu dengan melakukan jual beli dimana

4 4 objek jual beli masih menjadi objek hak tanggungan. Essensi dari pembahasan mengenai tema ini yaitu hukum perdata dalam perjanjian berkontrak dan ketidak jelasan peraturan mengenai unsur pidana agraria dan hanya berupa denda sehingga banyak yang menyimpangi. Misalkan untuk menghindari pajak para pelaku jual beli terkadang melaporkan nilai jual objek pajak lebih sedikit dari nilai jual objek pajak yang sebenarnya kepada notaris sehingga nanti nilai pajaknya tidaklah melambung tinggi. Seringkali lebih baik membayar denda yang tidak seberapa dari pada membayar pajak, mengapa demikian? ini semua merupakan akibat dari ketidak jelasan unsur pidana agraria dimana peraturan sebagai pedoman, kalau peraturannya untuk pedoman saja tidak jelas maka banyak yang menyimpangi. Inilah yang termasuk das sein yakni perbuatan konkrit di masyarakat.

5 5 B. Tujuan Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan adalah : Secara subyektif : Untuk memenuhi kurikulum akademik sebagai syarat kelulusan dari Program Diploma 3 Hukum Sekolah Vokasi UGM dan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Hukum. Secara Obyektif : 1. Untuk memperoleh atau mendapat pengalaman sebagai calon profesional mengenai seluk beluk praktik di dunia kerja; 2. Mengaplikasikan dan menerapkan ilmu teori yang telah diterima atau diperoleh selama kuliah ke dalam praktik dunia kerja nyata untuk dapat memecahkan permasalahan permasalahan hukum khususnya dalam konteks kenotariatan yang terjadi di masyarakat; 3. Agar memperoleh atau mengetahui proses Jual beli tanah waris yang masih menjadi objek hak tanggungan; 4. Menumbuhkan serta mengembangkan keterampilan mahasiswa yang telah diawali dengan latihan dikampus; 5. Menumbuhkan serta mengembangkan kesadaran mengenai sikap profesionalitas mahasiswa sebagai calon profesional yang akan bertanggungjawab terhadap keprofesionalannya; 6. Memberikan pengetahuan baru bagi mahasiswa yang tidak didapat selama bangku perkuliahan;

6 6 7. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap sosialisasi mahasiswa dalam satu tim kerja. C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa program Diploma 3 Hukum Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan dilaksanakan dalam kurun waktu sekurang kurangnya 2 (dua) bulan atau 8 (delapan) minggu atau setara dengan 280 (dua ratus delapan puluh) jam. Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa belajar menyelesaikan permasalahanpermasalahan atau persoalan-persoalan hukum yang ada di masyarakat sesuai dengan teori yang telah didapat atau diperoleh pada bangku perkuliahan, dalam hal ini penulis mengetahui tentang jual beli tanah waris yang masih menjadi objek hak tanggungan baik mengenai syarat-syarat yang dibutuhkan atau diperlukan dalam jual beli tanah waris yang masih menjadi objek hak tanggungan maupun prosedurnya dimana penulis mengangkat tema tersebut di atas ke dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Selama Praktik Kerja Lapangan, penulis memperoleh pengalaman kerja nyata sehingga mempunyai bekal dan siap dalam menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya. Berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh penulis selama Praktik Kerja Lapangan, penulis menyusun karya tulis berbentuk prosa dan reflektif sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis terhadap kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan di Kantor Notaris dan PPAT Wihastuti Estiningsih, SH.,MKn yang beralamat di Jalan Cempaka Gang Mondokaki 2B Deresan, Sleman, Yogyakarta.

7 7 Khususnya dalam hal untuk keterpaduan atau sinergi antara pengetahuan, keterampilan dan sikap profesionalitas penulis sebagai calon profesional yang telah mendapatkan pelatihan di UGM dalam hal ini Program Diploma 3 Hukum Sekolah Vokasi UGM.