PUTUSAN. Nomor : 0094/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 PUTUSAN Nomor : 0094/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang telah memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara Pemeliharaan Anak yang diajukan oleh : PENGGUGAT, umur 29 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir, SMA, pekerjaan Scurity, tempat tinggal di Kota Palembang, selanjutnya disebut Penggugat ; MELAWAN TERGUGAT, umur 29 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir D III, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kota Palembang, selanjutnya disebut Tergugat ; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara; Telah mendengarkan keterangan Penggugat dan saksi-saksi dipersidangan ; TENTANG DUDUK PERKARANYA Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 04 Januari 2013 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Palembang Nomor 0094/Pdt.G/2013/PA.Plg tanggal 11 Januari 2013 mengemukakan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah bercerai berdasarkan Putusan Pengadilan Agama Palembang Nomor : 0934/Pdt.G/2012/PA.Plg tertanggal 24 Juli 2012 dan Akta Cerai Nomor : 0964/AC/2012/PA.Plg tertanggal 27 Agustus 2012; 2. Bahwa selama dalam masa pernikahan antara Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 1 (satu) orang anak laki-laki, umur 7 tahun ; 3. Bahwa setelah terjadi perceraian antara Penggugat dan Tergugat anak, umur 7 tahun yang tadinya berada dalam asuhan serta pemeliharaan Penggugat selaku ayah kandungnya, namun tiba-tiba diambil oleh Tergugat dan sampai sekarang anak tersebut tinggal bersama Tergugat; Hal 1 dari 8 Halaman Perkara Nomor 94/Pdt.G/2013/PA.Plg

2 4. Bahwa di karenakan anak tersebut berada pada Tergugat, maka hal ini sangat menghawatirkan jika di pelihara dan asuhan Tergugat, karena akan mengganggu perkembangan pertumbuhan pisik maupun psikologi serta kepentingan masa depan anak; 5. Bahwa Tergugat adalah seorang ibu yang tidak pantas untuk mengasuh anak, umur 7 tahun di karenakan Tergugat lebih banyak aktifitasnya di luar rumah yang berakibat, sehingga Tergugat sering melalaikan untuk mengurus anak tersebut; 6. Bahwa demi kepentingan masa depan anak karena Penggugat adalah seorang bapak yang sehat jasmani dan rohani serta mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap, oleh karenanya gugatan Penggugat sudah seharusnya di terima dan di kabulkan; 7. Bahwa di karenakan anak tersebut berada pada Tergugat, maka Penggugat mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, kiranya memerintahkan Tergugat untuk menyerahkan anak, umur 7 tahun kepada Penggugat; Berdasarkan dalil-dalil diatas, Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Palembang dalam hal ini Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, kiranya berkenan memberikan penetapan yang amarnya berbunyi, sebagai berikut : 1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat sepenuhnya; 2. Menetapkan Hak Asuh Anak, umur 7 tahun, laki-laki, berada dalam pemeliharaan Penggugat selaku ayah kandungnya; 3. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan anak, umur 7 tahun, laki-laki, kepada Penggugat; 4. Membebankan biaya perkara berdasarkan peraturan yang berlaku; Atau : apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon penetapan yang adil dan bijaksana; Bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditentukan Penggugat hadir dipersidangan, sedangkan Tergugat tidak pernah hadir sekalipun telah dipnggil secara resmi dan patut ; Bahwa Majelis Hakim telah berusaha menasihati Penggugat agar dapat menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan akan tetapi tidak berhasil, sedangkan Mediasi sebagaimana kehendak pasal 154 R.Bg dan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2008 tidak dapat dilaksanakan karena Tergugat tidak pernah hadir dipersidangan ; Bahwa selanjutnya dibacakan surat gugatan Penggugat tersebut diatas, dan atas pertanyaan Ketua Majelis Penggugat menyatakan tetap pada isi dan maksud gugatan Penggugat tersebut ; Hal 2 dari 8 Halaman Perkara Nomor 94/Pdt.G/2013/PA.Plg

3 Bahwa untuk memperkuat dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti-bukti tertulis berupa : 1. Fotokopi bermaterai cukup sesuai dengan aslinya Surat keterangan Kependudukan Nomor : 474/PEM/P/2013, 7 September 2013, ( bukti P.1) ; 2. Fotokopi bermeterai cukup sesuai dengan aslinya Surat keterangan Kelahiran dari Rumah Bersalin (bukti P.2) ; 3. Fotokopi bermaterai cukup sesuai aslinya Akta cerai No.0964/AC/2012/PA.Plg, ( bukti P.3 ) ; berikut : Bahwa selain bukti surat-surat tersebut Penggugat mengajukan saksi-saksi sebagai 1. SAKSI I, umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan Buruh, tempat kediaman di D Kota Palembang.Atas pertayaan Majelis Saksi tersebut memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut : - Bahwa Saksi adalah tetangga Penggugat, Saksi tidak begitu kenal dengan Tergugat - Bahwa sepengetahuan Saksi Penggugat dengan Tergugat sekarang sudah bercerai; - Bahwa sebelum bercerai Penggugat dengan Tergugat sering menitipkan anak kepada Saksi sampai tahun 2012; - Bahwa Penggugat hanya meminta agar bisa bertemu dengan anaknya; - Bahwa sepengetahuan saksi awalnya anak tersebut ikut dengan Penggugat, setelah bercerai anak diambil oleh Tergugat tanpa sepengetahuan Penggugat; - Bahwa Sekarang anak ikut orang tua Tergugat di Tanjung Enim ; - Bahwa menurut cerita Penggugat sudah dua kali melihat anaknya tapi tidak di perbolehkan oleh orang tua Tergugat; - Bahwa sepengetahuan Saksi Tergugat mengambil anak tersebut tanggal 9 Juni 2013, jam 7 malam ; - Bahwa Saksi tidak tahu keberadaan Tergugat sekarang; - Bahwa Penggugat sekarang sudah menikah lagi dengan perempuan lain bernama Turiani ; 2. SAKSI II, umur 31 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat kediaman di Kota Palembang.Atas pertanyaan Majelis, Saksi tersebut memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut : - Bahwa Saksi adalah tetangga Penggugat, Saksi kenal dengan Tergugat ; - Bahwa Penggugat dengan Tergugat sudah punya anak 1 orang dan sekarang Penggugat sudah bercerai dengan Tergugat ; Hal 3 dari 8 Halaman Perkara Nomor 94/Pdt.G/2013/PA.Plg

4 - Bahwa sebelum bercerai anak Penggugat dan Tergugat sering dititipkan kepada Saksi dari kecil sampai kelas 4 SD, dan sejak bercerai anak tinggal bersama dengan Penggugat; - Bahwa sepengetahuan Saksi Tergugat mengambil anaknya disekolah waktu itu bulan puasa tahun 2012 anak disekolah diambil oleh Tergugat tanpa sepengetahuan Penggugat ; - Bahwa sekarang anak itu ada pada orang tua Tergugat di Tanjung Enim, sedangkan keberadaan Tergugat Saksi tidak tahu ; - Bahwa menurut cerita Penggugat pernah 2 kali melihat anaknya di Tanjung Enim tapi tidak di perbolehkan oleh orang tua Tergugat; - Bahwa dari tetangga orang tua Tergugat bahwa dia menelpon anaknya ada pada orang tuanya; - Bahwa sekarang anak tersebut sudah berumur 8 tahun, Saksi tidak tahu kondisi anak tersebut ; Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut Penggugat menyatakan menerima dan tidak keberatan atas keterangan saksi tersebut ; Bahwa selanjutnya Penggugat menyatakan tidak akan mengajukan sesuatu apapun lagi dan selanjutnya dalam kesimpulan lisannya Penggugat mohon putusan ; Bahwa untuk meringkas putusan ini maka segala sesuatu yang terjadi dipersidangan yang telah dicatat dalam Berita Acara perkara ini selanjutnya ditunjuk sebagai tidak terpisahkan dari putusan ini ; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat pada pokoknya adalah sebagaimana telah diuraikan tersebut di atas; Menimbang, bahwa sebelum memutus pokok perkara perlu Majelis jelaskan untuk dipedomani oleh pihak-pihak terkait dengan anak dalam perkara ini bahwa berdasarkan ketentuan pasal 41 dan 45 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, kedua orang tua berkewajiban memelihara dan mendidik anak semata-mata demi kepentingan dan hak anak, bukan kepentingan kedua orang tua dan bukan hak tetapi kewajiban bagi kedua orang tua, oleh sebab itu menetapkan hak asuh anak harus dengan mempertimbangkan semata mata demi kepentingan anak, penetapan hak asuh anak tersebut bukanlah untuk kepentingan orang tua, oleh sebab itu sekalipun telah ditetapkan hak asuhnya maka yang mendapatkan hak asuh tidak boleh membatasi hak-hak anak untuk mendapatkan kasih sayang dari orang lain, apalagi dari ayah kandungnya sendiri dan tidak boleh membatasi Hal 4 dari 8 Halaman Perkara Nomor 94/Pdt.G/2013/PA.Plg

5 ayah kandungnya untuk memberikan dan mencurahkan kasih sayangnya kepada anakanaknya tersebut, menghalangi ayah untuk memberikan kasih sayang kepada anaknya atau sebaliknya menghalangi anak untuk mendapatkan kasih sayang dari ayahnya adalah termasuk pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan pelanggaran terhadap Undangundang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak asasi Manusia ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan dengan memberikan nasihat kepada Penggugat agar berusaha menyelesaikan sengketa hak asuh anak tersebut diselesaikan secara kekeluargaan dengan mengutamakan kepentingan anak, akan tetapi Penggugat tetap mempertahankan untuk meneruskan perkara gugatannya, sedangkan upaya mediasi sebagaimana perintah Pasal 154 R.Bg dan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang mediasi tidak dapat dilaksanakan karena Tergugat tidak pernah hadir dipersidangan ; Menimbang bahwa Penggugat mendalilkan dalam gugatannya sebagaimana tersebut diatas yang selanjutnya dimuka sidang Penggugat menguatkan dalil-dalilnya dengan bukti-bukti tertulis dan Saksi-Saksi ; Menimbang, bahwa berdasarkan Foto copy Surat keterangan kependudukan tersebut diatas ( bukti P.1), terbukti Penggugat berdomisili di Kota Palembang, sedangkan Tergugat dan obyek perkara berupa anak Penggugat dengan Tergugat terahir bertempat tinggal di Kota Palembang, selanjutnya disebut Tergugat yang selanjutnya berdasarkan relaas Panggilan kepada Tergugat Nomor : 0094/Pdt.G/2013/PA.Palembang tanggal 30 Januari 2013 Lurah Kelurahan 16 Ulu Kecamatan Seberang Ulu II Kota Palembang menerangkan bahwa Tergugat sudah tidak ada lagi dialamat tersebut, yang selanjutnya dimuka sidang pada hari Selasa tanggal 19 Februari 2013 Penggugat menyatakan tidak sanggup lagi mencari alamat Tergugat sekarang ini, oleh karena itu selanjutnya Tergugat dinyatakan ghoib dan untuk persidangan selanjutnya Tergugat telah dipanggil dengan cara resmi dan patut dengan diumumkan melalui mass media Radio Republik Indonesia Palembang sebagaimana ketentuan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1975 ; Menimbang bahwa dalil Penggugat bahwa antara Penggugat dengan Tergugat selama masa ikatan perkawinan telah dikaruniai seorang anak telah dikuatkan dengan bukti Fotokopi bermeterai cukup sesuai dengan aslinya Surat keterangan Kelahiran dari Rumah Bersalin (bukti P.2), dan juga keterangan dua orang Saksi dibawah sumpah maka telah menjadi fakta, terbukti Penggugat dengan Tergugat semasa ikatan perkawinan telah dikaruniai seorang anak, lahir hari Jum at tanggal 05 Maret 2004 ( saat ini berumur 9 tahun 7 bulan ) ; Hal 5 dari 8 Halaman Perkara Nomor 94/Pdt.G/2013/PA.Plg

6 Menimbang bahwa berdasarkan dalil Penggugat yang ia kuatkan dengan bukti Fotokopi bermaterai cukup sesuai aslinya Akta cerai No.0964/AC/2012/PA.Plg, (bukti P.3), maka dinyatakan terbukti Penggugat dengan Tergugat telah bercerai ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan dan fakta-fakta tersebut diatas, maka untuk selanjutnya gugatan Penggugat untuk mendapatkan hak asuh / hadhonah terhadap anak tersebut diatas dapat dipertimbangkan sebagaimana pertimbangan dibawah ini ; Menimbang bahwa Penggugat dalam gugatannya mendalilkan bahwa di karenakan anak tersebut berada pada Tergugat, maka hal ini sangat menghawatirkan jika di pelihara dan diasuh oleh Tergugat, karena akan mengganggu perkembangan pertumbuhan pisik maupun psikologi serta kepentingan masa depan anak, Tergugat adalah seorang ibu yang tidak pantas untuk mengasuh anak, umur 7 tahun di karenakan Tergugat lebih banyak aktifitasnya di luar rumah yang berakibat Tergugat sering melalaikan untuk mengurus anak tersebut, demi kepentingan masa depan anak karena Penggugat adalah seorang bapak yang sehat jasmani dan rohani serta mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap, oleh karenanya gugatan Penggugat sudah seharusnya di terima dan di kabulkan; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 41 hurup (a) dan 45 Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974, jo. pasal 105 hurup (a) Kompilasi Hukum Islam pemeliharaan anak yang belum mumayyiz / belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya, sedangkan anak yang digugat oleh Penggugat tersebut belum mumayyiz ( belum berumur 12 tahun ) ; Menimbang bahwa dengan mengutip Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 210 K/AG/1996 yang selanjutnya diambil sebagai pendapat Majelis bahwa masalah agama / aqidah merupakan syarat untuk menentukan gugur / tidaknya hak seorang ibu atas pemeliharaan anaknya yang belum mumayyiz, sedangkan anak yang digugat oleh Penggugat belum mumayyiz ( belum berumur 12 tahun ), Penggugat hanya mengkhawatirkan keselamatan dan masa depan anak dengan mendalilkan karena Tergugat lebih banyak aktifitasnya diluar rumah yang sering melalaikan untuk mengurus anak tersebut, Penggugat tidak menjelaskan apa aktifitas Tergugat diluar rumah tersebut ; Menimbang bahwa memperhatikan keterangan dua orang Saksi Penggugat yang menerangkan bahwa menurut Penggugat anak Penggugat dengan Tergugat sekarang berada bersama orang tua Tergugat di Tanjung Enim, maka Majelis kutipkan pasal 156 huruf (a) angka (1) Kompilasi Hukum Islam bahwa ibu dari ibunya anak lebih berhak dari ayahnya terhadap anak yang belum mumayyiz, sedangkan Penggugat tidak mendalilkan keberatannya atas anak diasuh oleh ibu dari ibunya anak yang digugat oleh Penggugat ; Menimbang, bahwa Saksi Penggugat yang pertama, antara lain menerangkan bahwa Saksi tidak begitu kenal dengan Tergugat, Saksi tidak tahu keberadaan Tergugat, Hal 6 dari 8 Halaman Perkara Nomor 94/Pdt.G/2013/PA.Plg

7 Saksi hanya tahu dari cerita Penggugat bahwa Penggugat dua kali mau bertemu dengan anaknya tapi tidak dibolehkan oleh orang tua Tergugat, selanjutnya Saksi kedua antara lain menerangkan bahwa anak Penggugat dengan Tergugat diasuh oleh orang tua Tergugat di Tanjung Enim, Saksi tidak tahu keberadaan Tergugat, Saksi hanya mengetahui dari cerita Penggugat bahwa Penggugat dua kali ingin bertemu anaknya tapi tidak diperbolehkan oleh orang tua Tergugat, Saksi tidak mengetahui kondisi anak tersebut ; Menimbang bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat untuk mendapatkan hak asuh anak tidak satupun mendalilkan tentang etika moral ataupun aqidah Tergugat selaku ibu anak dan tidak ada dalil tentang etika moral ataupun aqidah ibunya Tergugat yang mengasuh anak tersebut, sedangkan menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 210 K/AG/1996 yang selanjutnya diambil sebagai pendapat Majelis bahwa masalah agama / aqidah merupakan syarat untuk menentukan gugur / tidaknya hak seorang ibu atas pemeliharaan anaknya yang belum mumayyiz, selanjutnya berdasarkan ketentuan pasal 156 huruf ( a ) angka ( 1 ) Kompilasi Hukum Islam ibu dari ibunya anak lebih berhak untuk memelihara dan mengasuh anak yang belum mumayyiz dari pada ayahnya sianak ; Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, Majelis berpendapat gugatan Penggugat tidak cukup beralasan untuk mendapatkan hak asuh anaknya tersebut, sebab itu gugatan Penggugat ditolak sebagaimana dalam amar putusan aquo ; Menimbang, bahwa berdasarkan Penjelasan pasal 49 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 perkara aquo termasuk bidang Perkawinan, maka berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 maka biaya perkara ini seluruhnya akan dibebankan kepada Penggugat. Mengingat, pasal 49 ayat (1) huruf (a) Undang-undaang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum syar i yang berkaitan dalam perkara ini. MENGADILI 1. Menolak gugatan Penggugat ; 2. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp ,- ( Lima ratus sembilan puluh satu ribu rupiah ) Hal 7 dari 8 Halaman Perkara Nomor 94/Pdt.G/2013/PA.Plg

8 Demikian putusan ini dijatuhkan berdasarkan musyawarah Majelis Hakim pada hari Selasa tanggal 08 Oktober 2013 M, bertepatan dengan tanggal 3 Zulhijah 1434 H, oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Palembang yang terdiri dari Drs. Mugni A. Latif sebagai Ketua Majelis serta Dra. Hj. Ristinah H. M. Nun dan Drs. M. Wancik Dahlan, S.H., M.H. sebagai hakim-hakim Anggota serta diucapkan oleh Ketua Majelis pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum dengan didampingi oleh para hakim Anggota serta Dra. Maimunah sebagai Panitera Pengganti dan dengan dihadiri oleh Penggugat dan tanpa hadirnyatergugat. Ketua Majelis Ttd. Drs. Mugni A. Latif Hakim Anggota Ttd. Dra. Hj. Ristinah H. M. Nun Hakim Anggota Ttd. Drs. M. Wancik Dahlan, S.H., M.H. Panitera Pengganti Ttd. Dra. Maimunah Perincian Biaya Perkara : 1. Pendaftaran Rp ,- 2. Biaya Proses Rp ,- 3. Panggilan Kepada Penggugat Rp ,- 4. Panggilan kepada Tergugat. Rp ,- 5. Panggilan kepada Saksi-Saksi. Rp Redaksi. Rp ,- 7. Meterai. Rp ,- J U M L A H Rp ,- Hal 8 dari 8 Halaman Perkara Nomor 94/Pdt.G/2013/PA.Plg