PEMANFAATAN TANAMAN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI BAHAN PANGAN DALAM PENINGKATAN STATUS GIZI DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMANFAATAN TANAMAN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI BAHAN PANGAN DALAM PENINGKATAN STATUS GIZI DI INDONESIA"

Transkripsi

1 ii PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN TANAMAN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI BAHAN PANGAN DALAM PENINGKATAN STATUS GIZI DI INDONESIA PKM-GT Diusulkan oleh: Suci Ayu Wulandari (2016) Muhammad Naufal (2016) Wiwik Handrini (2016) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER JAKARTA (STI&K) 2016

2 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Skrining ONLINE Pranikah Metode Aplikatif Deteksi Dini Untuk Menurunkan Prevalensi PMS 2. Bidang Kegiatan : PKM-GT 3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA (X) Teknologi 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Suci Ayu Wulandari b. NPM : c. Program Studi : Sistem Informasi d. Universitas/Institusi/Politeknik : STMIK Jakarta STI&K e. Alamat Rumah : JL.H.ALIH No.01 Bintaro/ Tanggerang f. No. Telephone : Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 (dua) orang 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : M.Laode Rasdi Rere Ssi.,MSi b. NIP : c. Alamat Rumah dan No. Tel/.HP : Jl, BRI No. 17 Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Se Iatan Menyetujui Ketua Program Studi Sistem Informasi Jakarta, 20 Maret 2017 Ketua Pelaksana Kegiatan (Dr. Pipit Arnesia) NIP. - Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan (Suci Ayu Wulandari) NPM Dosen Pendamping (Aqwam Rosadi Kardian,SKom.,MM) NIP (M.Laode Rasdi Rere Ssi.,MSi) NIP ii

3 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... v PENDAHULUAN... 1 GAGASAN... 2 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA iii

4 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Pohon Kelor...4 Alur Pemanfaatan Kelor sebagai Bahan Pangan Kaya Nutrisi untuk Solusi Permasalahan Gizi Buruk di Indonesia...9 iv

5 DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Nilai Nutrisi Bagian Pohon Kelor yang Dapat Dimakan Langsung per 100 gram Bahan...5 Perbandingan Kandungan Nutrisi Kelor dengan Sumber Nutrisi Nabati Lainnya (per 100gr bagian dimakan)...6 Hasil Analisis Laboratorium Kandungan Nutrien Daun Kelor Kering...6 Perbandingan Biaya Harga Nutrisi dari Beberapa Jenis Sumber di Malawi, Afrika...8 v

6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Riwayat Hidup vi

7 RINGKASAN Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai permasalahan dalam bidang kesehatan, khususnya permasalahan gizi buruk. Tingginya status gizi buruk di Indonesia memiliki kolerasi dengan tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia. Kondisi ini menuntut para kritisi, cendikia, dan penentu kebijakan untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut. melalui penulisan ini diharapkan bisa memberi satu solusi atas permasalahan gizi buruk di Indonesia. Memanfaatkan tanaman kelor sebagai bahan pangan kaya nutrisi dan murah menjadi solusi atas permasalahan gizi buruk. Pemilihan tanaman kelor sebagai bahan pagan kaya nutrisi berdasarkan dari hasil penelitian Lowell Fuglie pada akhir tahun 1990-an tentang kandungan nutrisi daun kelor. Hasil penelitian tersebut menjadi landasan pemanfaatan tanaman kelor untuk bahan pangan kaya nutrisi. Solusi yang ditawarkan dalam tulisan ini yang berupa pemanfaatan tanaman kelor sebagai bahan pangan kaya nutrisi dan murah untuk penyelesaian permasalahan gizi buruk di Indonesia dilakukan dengan pengelolaan secara sistematis terhadap tanaman kelor tersebut. Pengelolaan tanaman kelor menjadi bahan pangan pertama kali dilakukan adalah melakukan perubahan paradigm masyarakat mengenai tanaman kelor itu sendiri yang awalnya sebagai tanaman pagar menjadi tanaman pangan. Kemudian dilakukan penyebaran informasi mengenai tanaman kelor lebih banyak, terus melakukan pembudidayaan tanaman kelor, dan terakhir dilakukan pengolahan tanaman kelor menjadi bahan pangan. Pemanfaatan ini diharapkan bisa mengatasi permasalahan gizi buruk di Indonesia di tengah peliknya permasalahan ekonomi Indonesia. vii

8 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang memilki pulau. Jumlah pulau yang banyak ini secara geografis terletak di kawasan strategis yang memberikan kekayaan tersendiri untuk negara Indonesia. Apabila dilihat secara keseluruhan, hampir semua negara di dunia sepakat mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat kaya. Kekayaan yang diakui dunia dari Indonesia ini tidak begitu membuat Indonesia terdepan di mata dunia. Hal ini disebabkan karena kekayaan yang dimiliki Indonesia belum sempurna. Kekayaan belum sempurna maksudnya adalah Indonesia kaya akan sumberdaya alam, namun dalam hal sumberdaya manusia masih kurang. Kurangnya sumberdaya manusia ini menimbulkan efek samping bagi Indonesia sendiri, seperti mengganggu pertumbuhan pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Kurang kayanya Indonesia akan sumber daya manusia terlihat dari peringkat Indonesia yang berada pada posisi ke 111 dari 182 negara dalam Human Development Indeks (HDI) 1 yang merupakan salah satu indikator kualitas suatu negara. Untuk meningkatkan peringkat Indonesia dalam penilaian HDI, maka factor-faktor yang mempengaruhi HDI tersebut harus ditingkatkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat HDI adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi, dimana ketiga faktor ini di Indonesia masih tergolong kurang karena efek samping dari kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas yang ada di Indonesia. Tiga faktor kunci untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia memiliki hubungan yang sangat erat, yaitu hubungan triadic. Hubungan ini mebuat satu faktor saling terikat dengan dua factor lainnya. Dalam hubungan ini, jika salah satu faktor memiliki kualitas rendah, maka dua faktornya lagi akan secara cepat ikut merosot kualitasnya. Kondisi inilah yang terjadi di negara Indonesia saat ini. Pendidikan yang tidak merata di Indonesia mengakibatkan kurangnya pengetahuan akan kesehatan (gizi) sehingga banyaknya penyakit yang diderita masyarakat karena ketidaktahuan itu. Masyarakat jatuh sakit memberikan dampak kurangnya income yang mereka peroleh dan status ekonomipun ikut merosot sehingga banyak masyarakat miskin yang ada di Indonesia. Kondisi kemiskinan ini akan mengakibatkan rendahnya pendidikan lagi, dan begitulah seterusnya. Keterkaitan hubungan dampak antara kemiskinan dan kesehatan semakin nyata dengan data hasil survey mengenai kemiskinan dan kesehatan. Pada tahun 2007, menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) ditemukan di Indonesia terdapat 16.58% masyarakat Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Pada tahun yang sama dijumpai kasus gizi buruk di Indonesia berdasarkan perhitungan antropometri BB/U sebesar 22.8%, dengan perhitungan TB/U sebesar 36.8%, dan dengan perhitungan BB/TB sebesar 22.8%. Gambaran kondisi Indonesia tersebut harus diperhatikan dalam menyelesaikan permasalahan gizi yang ada di Indonesia. Karena keterkaitan antara faktor satu dengan yang lainnya akan memungkinkan efek timbal-balik akan muncul dalam penyelesaian masalah gizi buruk tersebut. Dalam mengambil solusi permaslahan gizi, menimbangi permasalahan ekonomi dan pendidikan sangat penting untuk dilakukan. Dengan kondisi Indonesia yang seperti ini, maka yang dibutuhkan dalam penyelesaian masalah gizi buruk adalah dengan penggunaan bahan pangan kaya nutrisi yang murah. 1

9 GAGASAN Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sebagai negara berkembang memberikan dampak merosotnya derajat perekonomian Indonesia. Merosotnya perekonomian akan memberikan dampak secara tidak langsung pada aspek kesehatan Indonesia, karena antara kesehatan dan ekonomi memiliki suatu hubungan yang erat. Pemerosotan perekonomian di Indonesia sangat jelas dengan banyaknya dijumpai masyarakat dengan derajat kemiskinan di bawah standar kemiskinan. Sampai tahun 2007 dijumpai sebesar 16.58% dari penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan (PBS 2007) dan 22.8% masyarakat indonesia mengalami gizi buruk dengan perhitungan antropometri (Riskesdas 2007). Kondisi ini memberikan tantangan besar kepada para penentu kebijakan di Indonesia untuk bisa menyelesaikan masalah kesehatan, khususnya gizi buruk ini. Selama ini program untuk memerangi masalah gizi di Indonesia masih terfokus pada program promosi hidup sehat kepada masyarakat Indonesia. Dalam salah satu jejaring sosial dan salah satu forum diskusi online ada yang memberikan pendapat masalah gizi di Indonesia belum merata. Mengapa pendapat ini keluar? Padahal pemerintah telah menjalankan banyak program pemberantasan gizi buruk, seperti penyuluhan dan promosi gizi. Selain program penyuluhan dan promosi, pemerintah juga menjalankan program yang berupaya mencegah masalah gizi secara tidak langsung seperti pembagian garam beryodium, pembagian pil penambah darah, dan pembagian vitamin A yang dibagikan secara gratis melalui posyandu agar terpenuhinya gizi mikro masyarakat Indonesia. Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah adanya suatu hal yang membuat jalannya program pemerintah tidak lancar. Untuk itulah dibutuhkan evaluasi program yang dijalankan pemerintah untuk membantah pendapat di jejaring sosial tersebut. Pada dasarnya program pemerintah selama ini baik, namun kurang berjalan dengan tepat. Pada program penyuluhan dan promosi, selama ini pakar kesehatan yang ditugaskan pemerintah (pegawai posyandu) hanya menyampaikan saja secara satu arah. Hal ini yang menghambat pemahaman masyarakat akan permasalahan yang mereka hadapi sekarang. Pada program pembagian suplemen untuk pemenuhan kebutuhan gizi mikro tidak cukup apabila tidak dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini mengingat kebutuhan akan gizi merupakan kebutuhan kontinyu yang harus dipenuhi. Akan tetapi, pemerintah tidak mungkin 2

10 untuk memberikan suplemen tersebut secara terus menerus, sehingga masyarakat dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan gizinya sendiri. Memenuhi kebutuhan gizi secara mandiri untuk penyelesaian permasalahan gizi buruk di tengah gemelutnya permasalahan ekonomi, maka solusi yang tepat untuk Indonesia adalah dengan penggunaan atau penyediaan bahan pangan yang kaya gizi dan murah. Dengan bahan pangan yang kaya gizi dan murah ini, masyarakat dapat menjangkau kehidupan sejahtera dengan terjangkau dan pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan negara yang besar ini. Bahan pangan yang kaya nutrisi sebenarnya banyak dijumpai disekeliling masyarakat. Akan tetapi, bahan pangan yang murah agar semua masyarakat dapat menikmati gizi cukup belum banyak masyarakat yang mengetahuinya. Bahan pangan kaya nutrisi yang tidak disadari masyarakat adalah tanaman kelor. Tanaman kelor merupakan tanaman berkayu yang sangat mudah tumbuh dengan tinggi mencapai 7-12 meter dan diameter batangnya mencapai centimeter. Tanaman kelor ini tersebar di daerah tropis dan subtropis dan tidak memilih-milih tanah untuk ia tumbuh, baik itu tanah lembung berpasir yang miskin akan unsur hara maupun tanah yang kaya akan unsur hara. Tanaman ini tersebar dalam skala besar di Asia, Amerika, dan Afrika. Di Indonesia sendiri, kelor sekarang sudah termasuk kedalam tanaman langka yang sulit untuk ditemukan. Secara morfologi, tanaman kelor dapat dikenali dengan cirri-ciri sebagai berikut: - Batang : Lunak dan berwarna putih dengan kulit yang bergetah. - Daun : formasi sirip ganda atau sirip tiga, bentuknya kerucut dengan ujung bercabang, panjangnya cm dengan anak daun berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. - Bunga : berwarna putih agak krem dengan titik kuning di pangkalnya, lebar 2.5 cm, terletak di ketiak daun dengan posisi menggantung, panjang tangkai sekitar cm, dan mengeluarkan aroma. - Buah : menggantung pada bekas ketiak daun, panjangnya cm, berisi tiga, jika kering akan pecah tiga, kulit biji berwarna coklat dengan berat 0.3 gram. 3

11 Gambar 1.Pohon Kelor a. Pohon kelor b. Daun kelor c. Buah kelor Tanaman kelor memang belum diketahui masyarakat secara umum akan kandungan gizinya. Meskipun sebagian kecil masyarakat mengenal kelor sebagai tanaman obat, kebanyakan dari masyarakat mengenal kelor hanya dalam pepatah dan sebagai tanaman pagar. Di balik itu semua, dari hasil penelitian Lowell Fuglie (peneliti dari negara Prancis yang tinggal dan bekerja di Senegal) pada akhir tahun 1990-an tentang kandungan nutrisi dari daun kelor menunjukan bahwa daun kelor memiliki banyak kandungan gizi dan terbukti bisa menyelamatkan bayi dari seorang ibu yang kurang mampu di Afrika. Perkembangan penelitian berikutnya menunjukan tidak hanya daun kelor yang kaya unsur nutrisi, melainkan seluruh bagian dari tanaman kelor kaya akan unsur nutrisi yang sampai sekarang belum diberdayagunakan dengan optimal di Indonesia khususnya. 4

12 Tabel 1. Nilai Nutrisi Bagian Pohon Keloryang Dapat Dimakan Langsung per 100 gram Bahan Unsur Nutrisi Buah Muda Daun Kandungan Air (%) Kalori (joul) Protein (g) Lemak (g) Karbohydrat (g) Serat (g) Mineral (g) Ca (mg) Mg (mg) P (mg) K (mg) Cu (mg) Fe (mg) S (mg) Asam oksalat (mg) Vitamin A-B karoten (mg) Vitamin B Kholin (mg) Vitamin B1 thiamin (mg) Vitamin B2 riboflafin (mg) Vitamin B3 asam-nikotinat (mg) Vitamin C asam askrobat (mg) Vitamin E tokoperol acetat (mg) Arginine (g/16g N) Histidine (g/16g N) Lysine (g/16g N) Trypyofan (g/16g N) Fenilalanine (g/16g N) Methionine (g/16g N) Threonine (g/16g N) Leucine (g/16g N) Isoleucine (g/16g N) Valine (g/16g N) Sumber: Natural Nutrition for the Tropics oleh Lowell Fuglie Tepung Daun Kandungan gizi tanaman kelor lebih unggul dibandingkan dengan bahan gizi yang biasa di konsumsi masyarakat selama ini. Dari suatu penelitian menunjukan bahwa kandungan gizi daun kelor segar (lalapan), setara dengan; 4x vitamin A yang dikandung wortel, 7x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 4x mineral Calsium dari susu, 3x mineral Potassium pada pisang, 3/4x zat besi pada bayam, dan 2x protein dariyogurt. Sedangkan kandungan gizi daun kelor yang dikeringkan setara dengan; 10x vitamin A yang dikandung wortel, 1/2x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 17x mineral Calsium dari susu, 15x mineral 5

13 Potassium pada pisang, 25x zat besi pada bayam, dan 9x protein dari yogurt ( Tabel 2. Perbandingan Kandungan Nutrisi Kelordengan Sumber Nutrisi Nabati Lainnya (per 100gr bagian dimakan) Nutrien Energi (Kcal) Protein (g) Vitamin A (i.u) Vitamin C (mg) Calsium (mg) Kacangkacangan Daun Kacang panjang Daun Lobak (Turnip) Daun Singkong Daun Waloh Sumber: Untung Suwahyono dalam Khasiat Ajaib si Pohon Gaib (2016) Daun Kelor Kandungan nutrisi daun kelor yang tergambar dari Tabel 1 tidak diragukan lagi. Hal ini karena telah dilakukannya analisis kandungan nutrisi daun kelor kering yang dilakukan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang. Hasil analisis kandungan nutrisi daun kelor kering yang telah di publikasikan di plantamor.com tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Laboratorium Kandungan NutrienDaun Kelor Kering No Parameter Unit Test I Test II 1. Beta Carotene mg/100 12,988 12, Choline mg/100 95,715 96, Vitamin B1, Thiamine mg/100 0,575 0, Vitamin B2, Riboflavin mg/100 0,794 0, Vitamin B3, Niacin mg/100 3,684 3, Vitamin C, Ascorbic Acid mg/100 57,964 59, Protein g/100 29,722 29, Fat g/100 2,180 2, Carbohydrate g/100 47,461 47, Energi calori 328, , Fiber g/100 16,857 16, Calsium (Ca) mg/ , , Magnesium (Mg) mg/ , , Phosphor (P) mg/ , , Potassium (K) mg/ , , Copper (Cu) mg/100 0,751 0, Iron (Fe) mg/100 41,890 42,075 6

14 18. Isoleucine µg/ , , Leucine µg/ , , Lysine µg/ , , Methionine µg/ , , Phenylalanine µg/ , , Threonine µg/ , , Valine µg/ , , Tryptophan µg/ , ,47 Sumber: Kelor Tingginya kandungan gizi dalan tanaman kelor memberikan kecerahan dalam permasalahan gizi yang sangat pelik di Indonesia. Melalui tanaman kelor yang dalam suatu buku karangan Untung Suwahyono disebut dengan nama tanaman gaib ini, solusi secara preventif dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat dapat mengelola tanaman kelor ini menjadi bahan pangan yang tinggi kandungan gizi. Bahan pangan tinggi nutrisi dari kelor merupakan sulusi masalah gizi ditengah gonjang-ganjing masalah perekonomian negara. Hal ini karena kelor jauh lebih terjangkau harganya dibandingkan dengan sumber gizi nabati lainnya yang juga memiliki kandungan gizi cukup. Dilihat dari data kemiskinan Indonesia dan data gizi buruk di Indonesia, ada tali penghubung antara dua pekerjaan rumah pemerintah untuk menyelesaikannya. Masyarakat miskin di Indonesia sampai sekarang masih menganggap bahwa gizi adalah mahal, sehingga tidak heran jika masih banyak ditemukan malnutrisi ditengah-tengah masyarakat miskin. Dengan kelor sebagai bahan pangan kaya nutrisi, semua masyarakat Indonesia dapat memperoleh pangan kaya nutrisi tanpa biaya besar. Semua ini dilakukan dengan menjadikan bahan pangan kelor sebagai bahan pangan yang mudah dijangkau semua masyarakat. Dengan bahasa gampangnya, menjadikan kelor seperti bahan sayuran di pasaran yang mudah dijangkau semua masyarakat. 7

15 Tabel 4. Perbandingan Biaya Harga Nutrisidari Beberapa Jenis Sumber di Malawi, Afrika Vitamin A Vitamin C Kalsium Sumber Nutrisi Cost/1000i.u Cost ratio Cost/1000mg Cost ratio Cost/1000mg Cost ratio Daun kelor Daun kacang Daun sawi 0,08 1,25 0,70 1:1 1:16 1:9 0,13 0,89 0,81 1:1 1:7 1:6 0,07 0,22 0,31 1:1 1:3 1:5 Daun singkong 0,30 1:54 0,16 1:12 0,17 1:2 Daun bayam 0,63 1:8 1,60 1:12 0,20 1:3 Daun labu 1,44 1:18 1,00 1:8 0,14 1:2 Kacang-kacangan 12,04 1:150 4,00 1:31 4,55 1:65 Telor 1,19 1: ,78 1:25 Susu 5,65 1:75 80,00 1:615 0,55 1:8 Hati sapi 0,71 1:9 13,33 1:103 25,00 1:36 (Perhitungan di atas berdasarkan pada harga per 100 gram, yaitu 1 MK (Malawi Kwaca), kalau dirupiahkan setara dengan Rp. 180,-) Sumber: Laporan Suresh, CB (2002) dari Malawi, Afrika (Untung Suwahyono dalam Khasiat Ajaib si Pohon Gaib (2016)) Dipilihnya tanaman kelor sebagai bahan makanan penyuplai gizi untuk masyarakat Indonesia tidak hanya melihat dari sudut pandang manfaatnya saja. Dari sudut pandang manfaatnya, kelor memang cocok untuk penyelesaian masalah gizi buruk di Indonesia. Dari sudut pandang efek samping, kelor pun menjadi pilihan tepat untuk penyelesaian permasalahan gizi buruk tersebut. Hal ini karena tanaman kelor tidak menimbulkan efek samping jika dikonsumsi manusia. Sebagai contoh, masyarakat di daerah Pasuruan, Jawa Timur telah mengkonsumsi tanaman kelor sebagai sayuran mereka sejak dulu dan ternyata sampai sekarang tidak pernah ditemukan keluhan, penyakit, atupun keracunan yang disebabkan oleh tanaman kelor (plantamor.com). Pengelolaan tanaman kelor sebagai makanan dapat disajikan dengan banyak cara. Daun kelor yang paling sering digunakan sebagai bahan makanan dapat dikomsumsi sebagai lalapan, rebus buah dan daun kelor, gulai daun kelor, soup udang daun kelor, tumis daun kelor, tumis buah kelor muda, dan lain sebagainya. Selain itu, kelor juga dapat dikonsumsi dalam bentuk biskuit dengan menambahkan tepung daun kelor dalam adonan biskuit. Untuk makanan bayi, tanaman kelor dapat dijadikan sebagai bahan untuk membuat bubur bayi. Kelor sebagai suatu pangan tinggi gizi tidak semata-mata dilimpahkan kepada masyarakat. Peran semua pihak sangat diperlukan dalam perubahan ini. Hal ini mengingat posisi kelor dalam paradigma masyarakat yang masih aneh ketika menggunakan kelor sebagai bahan pangan. Membangun paradigma baru kepada masyarakan akan kualitas gizi yang dimiliki tanaman kelor ini membutuhkan penyebaran informasi yang merata dari pemerintah. Informasi mengenai manfaat daun kelor ini bisa disampaikan melalui program pemerataan informasi yang dijalankan pemerintah Indonesia. Selain pemerintah, peran akademika juga sangat membantu dalam pemerataan informasi ini. Para akademika dapat menyampaikan informasi ini melalui sistem pembelajaran. Guru- guru dapat membagikan informasi mengenai manfaat daun kelor kepada orang tua 8

16 murid melalui rapat orang tua murid, atau melalui komite sekolah, atau juga melalui muridnya sendiri. Kemudian mahasiswa dapat menyebarkan informasi ini melalui kegiatan pengmas (pengabdian masyarakat) dengan program penyuluhan gizi dan melalui tulisan-tulisan kritis mahasiswa. Tak terkecuali para dosen yang juga bisa menyebar luaskan iformasi mengenai manfaat kelor ini melalui media- media yang bisa mereka jangkau. Selain informasi manfaat daun kelor yang disebar luaskan, informasi mengenai pengelolaan tanaman kelor untuk menjadi bahan pangan juga harus disebar luaskan. Informasi pengelolaan ini mencakup informasi penanaman kelor, bagian tanaman yang bisa langsung menjadi bahan pangan tanpa proses industri, dan informasi lainnya yang terkait dengan pembuatan tanaman kelor sebagai bahan pangan kaya nutrisi. Terbentuknya paradigma baru tentang tanaman kelor di masyarakat Indonesia akan menjadi awalan dari pemanfaatan kelor untuk menyelesaikan pekerjaan rumah pemerintah mengenai gizi buruk. Tahapan berikutnya yang harus diimplementasikan adalah membudidayakan tanaman kelor itu sendiri. Target utama dalam budidaya ini adalah masyarakat bisa menjangkau tanaman kelor alami dengan mudah. Target berikutnya adalah adanya tempat-tempat budidaya tanaman kelor di setiap daerah di Indonesia. Target ini memiliki tujuan jangka panjang, mengingat potensi kelor yang cukup bagus untuk perekonomian. Gambar 2. Alur Pemanfaatan Kelor sebagai Bahan PanganKaya Nutrisi untuk Solusi Permasalahan Gizi Buruk di Indonesia 9

17 KESIMPULAN Kelor yang selama ini dikenal sebagai tanaman pagar ternyata menyimpan rahasia yang begitu besar. Tanaman kelor ternyata mengandung banyak unsur gizi. Permasalahan gizi yang sangat rumit dan berkaitan dengan masalah ekonomi menjadi suatu masalah yang sulit di atasi. Kehadiran kelor sebagai tanaman kaya nutrisi dan terjangkau memberikan kecerahan terhadap masalah tersebut. Kelor yang kaya dengan nutrisi dijadikan sebagai bahan pangan untuk masyarakat Indonesia. Menjadikan kelor sebagai bahan bangan karena pertimbangan ekonomi Indonesia yang bersahabat dengan harga tanaman kelor. Menjadikan kelor sebagai bahan pangan kaya nutrisi dilakukan dengan memberikan informasi kepada masyarakat akan manfaat kelor. Kemudian dilanjutkan dengan membudayakan kelor sebagai bahan pangan masyarakat Indonesia. Itu semua dilakukan dengan kerjasama semua aspek dalam negara Indonesia, baik itu pemerintah, akademisi, maupun masyarakat. Dengan pemanfaatan kelor sebagai bahan pangan kaya nutrisi ini, permasalahan gizi buruk di Indonesia kedepannya dapat terselesaikan. Anak-anak terpenuhi gizinya, dan orang tua juga terpenuhi. Terpenuhinya gizi masyarakat dengan bahan pangan kelor ini akan membantu perekonomian Indonesia juga. Pemerintah tidak harus mengeluarkan cost yang besar untuk menyelesaikan permasalahan gizi buruk. 10

18 DAFTAR PUSTAKA 1. Data Prevalensi Status Gizi di Indonesia. dinkes.demakkab.go.id Prevalensi Status Gizi Balita Moringa Oleifera Kelor Kelor, The Miracle Tree. www. opini-x.blogspot.com Data Prevalensi Status Gizi di Indonesia Kemiskinan di Indonesia. i Daftar Negara Menurut Indeks Pembangunan Manusia. an_manusia 9. Moringa Oleifera Donovan, Patty Moringa Oleifera: The Miracle Tree. i Fahey, Jed W Moringa oleifera: A Review of the Medical Evidence for Its Nutritional, Therapeutic, and Prophylactic Properties. Part Firsonigosa Kelor (Moringa oleifera), Tanaman Bermanfaat untuk Berantas Gizi Buruk...!. buruk 13. Muslihudin Kelor di Jaman Kuno, Kelor di Jaman Modern, Tetap Sama Ampuhnya

19 BIODATA KETUA DAN ANGGOTA A. Identitas Ketua 1 Nama Lengkap Suci Ayu Wulandari 2 Jenis Kelamin Wanita 3 Program Studi Sistem Informasi 4 NIP/NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 02 Mei suciayuuu@gmail.com 7 Nomor Telepone/HP B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama lstitusi NEGERI PESANGGRA NEGERI 43 JAKARTA SMK TIRTAYASA HAN Jurusan Tahun Masuk- Lulus 2004/ / /2016 C. Pemakalah Seminar Ilmiab ( Oral Presentation ) No Nama Pertemuan Ilmiah I Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudiaan hari temyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenamya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI. Jakarta, 20 Maret 2017 Pengusul (Suci Ayu Wulandari) 12

20 A. Identitas Anggota 1 1 Nama Lengkap Muhammad Naufal 2 Jenis Kelamin Pria 3 Program Studi Sistem Informasi 4 NIP/NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 05 Juni naufall@gmail.com 7 Nomor Telepone/HP B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama lstitusi NEGERI TANGGERAN NEGERI 3 KUTABUMI NEGERI 46 JAKARTA G Jurusan Tahun Masuk- Lulus 2004/ / /2016 C. Pemakalah Seminar Ilmiab ( Oral Presentation ) No Nama Pertemuan Ilmiah I Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudiaan hari temyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenamya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI. Jakarta, 20 Maret 2017 Pengusul (Muhammad Naufal) 13

21 A. Identitas Anggota 2 1 Nama Lengkap Wiwik Handrini 2 Jenis Kelamin Wanita 3 Program Studi Sistem Informasi 4 NIP/NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta 07 Juni wiwik@gmail.com 7 Nomor Telepone/HP B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama lstitusi NEGERI GANDARIA NEGERI 240 JAKARTA NEGERI 46 JAKARTA UTARA Jurusan Tahun Masuk- Lulus 2004/ / /2016 C. Pemakalab Seminar Ilmiab ( Oral Presentation ) No Nama Pertemuan Ilmiah I Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudiaan hari temyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenamya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI. Jakarta, 20 Maret 2017 Pengusul (Wiwik Handrini) 14

22 BIODATA DOSEN PEMBIMBING A. ldentitas Diri 1 Nama Lengkap M.Laode Rasdi Rere Ssi.,MSi 2 Jenis Kelamin Pria 3 NlP/NIDN Tempat dan Tanggal Jakarta, 15 Mei Lahir rasdi@jak-stik.ac.id 6 Nomor Telepone/HP B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Istitusi Ar-Rahman Negeri 33 Jakarta Negeri 26 Jakarta Jurusan - - IPA Tahun Masuk-Lulus 1972/ / /1983 C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation ) No Nama Pertemuan Ilmiah I Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktudan Ternpat D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir ( dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Tahun Pemberi Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudiaan hari temyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT. Jakarta, 20 Maret 2017 (M.Laode Rasdi Rere Ssi.,MSi) 15

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI TRYOUT UJIAN NASIONAL UNTUK SISWA KELAS III SLTP MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8.0 BIDANG KEGIATAN :

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI TRYOUT UJIAN NASIONAL UNTUK SISWA KELAS III SLTP MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8.0 BIDANG KEGIATAN : PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI TRYOUT UJIAN NASIONAL UNTUK SISWA KELAS III SLTP MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8.0 BIDANG KEGIATAN : PKM Artikel Ilmiah Diusulkan Oleh: 1. Syirfan Ahmad Ibrahim /

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ENHANCED INTELIGENT PUZZLE (ENIZLE) SEBAGAI MEDIA PERMAINAN EDUKATIF BAGI PENYANDANG TUNA NETRA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ENHANCED INTELIGENT PUZZLE (ENIZLE) SEBAGAI MEDIA PERMAINAN EDUKATIF BAGI PENYANDANG TUNA NETRA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ENHANCED INTELIGENT PUZZLE (ENIZLE) SEBAGAI MEDIA PERMAINAN EDUKATIF BAGI PENYANDANG TUNA NETRA BIDANG KEGIATAN : PKM - TEKNOLOGI Diusulkan Oleh: Mochammad Syaefudin (10415071/

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN MEDIA INFO VISUAL PENGOLAHAN HASIL PANGAN (BERAS) PADA PETANI DESA CINANGSI SUBANG MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH MX 8.0 BIDANG KEGIATAN : PKM-GAGASAN

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MEMAKSIMALKAN PENGALOKASIAN TEMPAT SAMPAH DENGAN JARAK TERTENTU UNTUK MEMBUDAYAKAN LINGKUNGAN BERSIH

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MEMAKSIMALKAN PENGALOKASIAN TEMPAT SAMPAH DENGAN JARAK TERTENTU UNTUK MEMBUDAYAKAN LINGKUNGAN BERSIH PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MEMAKSIMALKAN PENGALOKASIAN TEMPAT SAMPAH DENGAN JARAK TERTENTU UNTUK MEMBUDAYAKAN LINGKUNGAN BERSIH BIDANG KEGIATAN : PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan Oleh :

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL :

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL : USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL : SMART TRASH BIN : Pemanfaatan Teknologi Sistem Tertanam untuk Pemberdayaan Budaya Membuang Sampah Pada Tempatnya BIDANG KEGIATAN : PKM-GAGASAN TERTULIS Diusulkan

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAK BOLA DENGAN METODE E-LEARNING UNTUK ANAK USIA DIBAWAH 12 TAHUN BIDANG KEGIATAN : PKM- GAGASAN TERTULIS

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT KENDALI LAMPU RUMAH DENGAN SMARTPHONE BERBASIS ANDROID BIDANG KEGIATAN: PKM ARTIKEL ILMIAH

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT KENDALI LAMPU RUMAH DENGAN SMARTPHONE BERBASIS ANDROID BIDANG KEGIATAN: PKM ARTIKEL ILMIAH PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT KENDALI LAMPU RUMAH DENGAN SMARTPHONE BERBASIS ANDROID BIDANG KEGIATAN: PKM ARTIKEL ILMIAH Diusulkan oleh : 1. Panca Kurnia Ketua Kelompok/10414024/2014

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT KENDALI TIRAI OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA BIDANG KEGIATAN : PKM ARTIKEL ILMIAH

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT KENDALI TIRAI OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA BIDANG KEGIATAN : PKM ARTIKEL ILMIAH PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT KENDALI TIRAI OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA BIDANG KEGIATAN : PKM ARTIKEL ILMIAH Diusulkan oleh : M. Sarif Hidayatulloh (10414030) Angkatan 2014 Noval

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL: ALARM PINTU KAMAR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA.

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL: ALARM PINTU KAMAR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA. USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL: ALARM PINTU KAMAR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA Diusulkan oleh: Hary Wibowo 10415113 2015 Siti Nabilla 10415115 2015 Fikri

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL: APLIKASI PENGOLAHAN DATA KARYAWAN UNTUK HRD PADA PT.MEDCO ENERGI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL: APLIKASI PENGOLAHAN DATA KARYAWAN UNTUK HRD PADA PT.MEDCO ENERGI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6. USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL: APLIKASI PENGOLAHAN DATA KARYAWAN UNTUK HRD PADA PT.MEDCO ENERGI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA Diusulkan oleh: PRADANA RAKASIWI

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL:

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL: USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL: SISTEM PEMANTAU JARAK AMAN MATA DAN WAKTU LAMANYA MENATAP MONITOR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 328 DAN SENSOR ULTRASONIK DENGAN OUTPUT POP-UP WINDOW PADA

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM APLIKASI ADMINISTRASI PENJUALAN PULSA MENGGUNAKAN VISUAL BASIC.NET DAN MYSQL 5.2 BIDANG KEGIATAN: PKM-T Diusulkan oleh: ADITYA RAMADHAN 10413222 DIKO GOVERIA

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PERACANGAN PORTAL OTOMATIS PADA JALUR BUSWAY BIDANG KEGIATAN : PKM-GT DIUSULKAN OLEH :

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PERACANGAN PORTAL OTOMATIS PADA JALUR BUSWAY BIDANG KEGIATAN : PKM-GT DIUSULKAN OLEH : USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PERACANGAN PORTAL OTOMATIS PADA JALUR BUSWAY BIDANG KEGIATAN : PKM-GT DIUSULKAN OLEH : Eko Waluyo 10415011 / 2015 Fajar Prasetya Nugraha 10415022 / 2015

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KRETIVITAS MAHASISWA

USULAN PROGRAM KRETIVITAS MAHASISWA USULAN PROGRAM KRETIVITAS MAHASISWA PEMBUATAN MEDIA INFORMASI RUMAH ADAT PROVINSI DI INDONESIA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH MX 8.0 BIDANG KEGIATAN PKM - AI Diusulkan oleh : Robin Irawan 10413204 2013 Adam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu bangsa dalam membangun sumberdaya manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Ketergantungan manusia terhadap pangan yang tinggi tanpa diimbangi

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL>> BIDANG KEGIATAN : PKM ARTIKEL ILMIAH. Diusulkan oleh :

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL>> BIDANG KEGIATAN : PKM ARTIKEL ILMIAH. Diusulkan oleh : PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM ARTIKEL ILMIAH Diusulkan oleh : > > >

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.35% per tahun, sehingga setiap tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat, menyebabkan kebutuhan akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani berkualitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur pembangunan. Peningkatan kemajuan teknologi menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat prenatal, karena: (1) penelitian

Lebih terperinci

a. Nama Lengkap : Chandra Serisa Rasi Kanya NIM. F

a. Nama Lengkap : Chandra Serisa Rasi Kanya NIM. F LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Pembuatan Produk RUTF (Ready to Use Therapeutic Food) Tinggi Zat Besi Berbasis Kacang Tanah dan Jewawut dalam Mengatasi Anemia Defisiensi Besi di Indonesia 2. Bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang sehat merupakan kebahagian bagi kehidupan manusia. Hal ini memang menjadi tujuan pokok dalam kehidupan. Soal kesehatan ditentukan oleh makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menyumbang devisa yang tinggi bagi suatu Negara. Sektor inipun dimanfaatkan dalam meningkatkan perekonomian

Lebih terperinci

7 Manfaat Daun Singkong

7 Manfaat Daun Singkong 7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA ANALISIS HASIL SURVEI TERHADAP MEDIA PROMOSI KESEHATAN REPRODUKSI PRIA BERUPA BLOG UNTUK PERENCANAAN PENGEMBANGAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN Bidang Kegiatan: PKM Artikel Ilmiah

Lebih terperinci

OPTIMALISASI ZAT GIZI SERTA UJI ORGANOLEPTIK PADA PRODUK BISKUIT MORINGGA OLEIFERA DENGAN SUBSTITUSI SERBUK DAUN KELOR

OPTIMALISASI ZAT GIZI SERTA UJI ORGANOLEPTIK PADA PRODUK BISKUIT MORINGGA OLEIFERA DENGAN SUBSTITUSI SERBUK DAUN KELOR OPTIMALISASI ZAT GIZI SERTA UJI ORGANOLEPTIK PADA PRODUK BISKUIT MORINGGA OLEIFERA DENGAN SUBSTITUSI SERBUK DAUN KELOR Dwi Ana A 1) Lisa Lukita 2)., Bayu Arif C 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

2016 STUDI PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR PADA PRODUK KELOR CAKE TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

2016 STUDI PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR PADA PRODUK KELOR CAKE TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata saat ini merupakan salah satu industri terbesar dan menjadi salah satu sektor terkuat yang mempengaruhi dunia secara global. Pariwisata salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Defisiensi vitamin A merupakan penyebab kebutaan yang paling sering ditemukan pada anak-anak membuat 250.000-500.000 anak buta setiap tahunnya dan separuh diantaranya

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<<JUDUL>>> BIDANG KEGIATAN: PKM Karsa Cipta

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<<JUDUL>>> BIDANG KEGIATAN: PKM Karsa Cipta USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM Karsa Cipta Diusulkan oleh: Nama Ketua NIM Angkatan Nama Anggota 1 NIM Angkatan Nama Anggota 2 NIM Angkatan Nama Anggota 3 NIM Angkatan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN JENIS POHON. (Avicennia spp.) SEBAGAI BAHAN

PEMANFAATAN JENIS POHON. (Avicennia spp.) SEBAGAI BAHAN PEMANFAATAN JENIS POHON MANGROVE API-API (Avicennia spp.) SEBAGAI BAHAN PANGAN DAN OBAT-OBATAN Ketua : Dr. Ir. Cahyo Wibowo, MScF. Anggota : 1. Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. 2. Dr. Ir. Ani Suryani,

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-K. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi.

OUTLINE PKM-K. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi. OUTLINE PKM-K Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT Oleh : ENDANG SUPRIYATI, SE KETUA KWT MURAKABI ALAMAT: Dusun Kenteng, Desa Puntukrejo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. APA YANG ADA dibenak dan PIKIRAN

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SISTEM PEMANTAU ELPIJI SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENGURANGI RISIKO KEJADIAN MELEDAKNYA TABUNG GAS

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SISTEM PEMANTAU ELPIJI SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENGURANGI RISIKO KEJADIAN MELEDAKNYA TABUNG GAS PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SISTEM PEMANTAU ELPIJI SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENGURANGI RISIKO KEJADIAN MELEDAKNYA TABUNG GAS BIDANG KEGIATAN: PKM GT Diusulkan oleh: Raza Mulia Siregar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh adalah minuman yang sangat umum dalam kehidupan kita seharihari.kebiasaan minum teh tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga hampir di seluruh dunia. Teh ternyata

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

Eko Winarti, SST.,M.Kes

Eko Winarti, SST.,M.Kes (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Nutrisi Ibu Hamil Disusun oleh : Eko Winarti, SST.,M.Kes PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI SATUAN ACARA PENYULUHAN 1 Tema : Nutrisi

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TAHUN 2014

PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TAHUN 2014 PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TAHUN 2014 KREATIVITAS GAGASAN PKM-P PKM-M PKM-K PKM-T PKM-KC PKM-AI PKM-GT KEMAUAN DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kondisi tanah di Indonesia yang merupakan negara tropis basah. tahunnya diperlukan penambahan unsur hara yaitu untuk lahan kering sekitar

PENDAHULUAN. Kondisi tanah di Indonesia yang merupakan negara tropis basah. tahunnya diperlukan penambahan unsur hara yaitu untuk lahan kering sekitar PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi tanah di Indonesia yang merupakan negara tropis basah menyebabkan terjadinya pengikisan unsur hara yang berada pada lapisan top soil. Setiap tahunnya terjadi pengikisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi. ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum

BAB I PENDAHULUAN. (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi. ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia untuk bertahan hidup. Pangan sebagai sumber gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang semakin bertambah menuntut tersedianya bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk kelangsungan hidupnya. Salah satu bahan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan. Sedangkan anemia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoghurt merupakan salah satu produk minuman susu fermentasi yang populer di kalangan masyarakat. Yoghurt tidak hanya dikenal dan digemari oleh masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-karoten, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-karoten, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA ii PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-karoten, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah SI Gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dinamakan demikian karena bentuknya seperti tiram atau ovster mushroom. Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. JUDUL PROGRAM TAHITU (TEH BIJI PISANG KLUTUK) sebagai solusi peningkatan produktivitas dan perekonomian

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. JUDUL PROGRAM TAHITU (TEH BIJI PISANG KLUTUK) sebagai solusi peningkatan produktivitas dan perekonomian PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TAHITU (TEH BIJI PISANG KLUTUK) sebagai solusi peningkatan produktivitas dan perekonomian BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Novi Puji Astuti 7101414143/2014

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-KC. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id. 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi.

OUTLINE PKM-KC. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id. 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi. OUTLINE PKM-KC Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Singkong (Manihot utillisima) merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat masih sedikit memanfaatkan labu kuning sebagai bahan pangan. Hal ini disebabkan masyarakat masih belum mengetahui kandungan gizi yang terdapat

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN WALUH SEBAGAI PELUANG USAHA CEMILAN STIK WALUH BIDANG KEGIATAN : PKM-KEWIRAUSAHAAN.

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN WALUH SEBAGAI PELUANG USAHA CEMILAN STIK WALUH BIDANG KEGIATAN : PKM-KEWIRAUSAHAAN. USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN WALUH SEBAGAI PELUANG USAHA CEMILAN STIK WALUH BIDANG KEGIATAN : PKM-KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Nana Noviana 2302413017/2013 Fitri Awaliah 2201414082

Lebih terperinci

Apa itu Kalsium (Ca)?

Apa itu Kalsium (Ca)? 19 Sumber Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi Selain Susu - Selama ini kita mengenal bahwa susu adalah sumber kalsium tertinggi. Tapi tahukah anda, masih banyak makanan lainnya yang mengandung kalsium

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-P. Syarat lainnya yang harus dipenuhi:

OUTLINE PKM-P. Syarat lainnya yang harus dipenuhi: OUTLINE PKM-P Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelor merupakan salah satu tanaman sayuran yang multiguna. Hampir semua bagian dari tanaman kelor ini dapat dijadikan sumber makanan karena mengandung senyawa aktif

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia yang diperjual belikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional. Atau definisi lain dari jajanan pasar adalah

Lebih terperinci

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P. Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik yang dibudidayakan maupun yang hidup liar di hutan. Umbi merupakan tanaman yang banyak mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara agraris (Simatupang et al, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara agraris (Simatupang et al, 2002) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terkenal dengan sumber daya yang melimpah memiliki banyak kekayaan alam serta lahan pertanian yang luas. Indonesia memiliki tanah yang gembur sehingga

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

LOGO VITAMIN DAN MINERAL LOGO VITAMIN DAN MINERAL Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc Vitamin - Zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil - Pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh - Zat pengatur pertumbuhan

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL PROGRAM>> BIDANG KEGIATAN : PKM KARSA CIPTA. Diusulkan oleh :

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL PROGRAM>> BIDANG KEGIATAN : PKM KARSA CIPTA. Diusulkan oleh : PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM KARSA CIPTA Diusulkan oleh :

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-T. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id. 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi.

OUTLINE PKM-T. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id. 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi. OUTLINE PKM-T Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

Template Penulisan PKM-GT

Template Penulisan PKM-GT Template Penulisan PKM-GT Penjelasan Program Kreativitas Mahasiswa PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) merupakan salah satu upaya yang dilakukan DITLITABMAS (Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar paling utama bagi manusia adalah kebutuhan pangan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun, hal ini akan berpengaruh pada tingginya tingkat konsumsi terhadap suatu produk, termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Peneltian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM RANSEL CONSERVATION (RANCO) dengan Berbagai Warna dan Desain Menarik Sebagai Inovasi Pembuatan Tas Ransel Ramah Lingkungan Di Kampus Konservasi UNNES

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber daya alam hayati yang belum dimanfaatkan secara optimal, salah satunya adalah tanaman waluh. Pemanfaatan tanaman waluh dimasyarakat belum

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan

Lebih terperinci

JUDUL. Diusulkan Oleh: Ketua Kelompok : NAMA SISWA (NO. INDUK SISWA) 2. NAMA SISWA (NO. INDUK SISWA) ASAL SEKOLAH

JUDUL. Diusulkan Oleh: Ketua Kelompok : NAMA SISWA (NO. INDUK SISWA) 2. NAMA SISWA (NO. INDUK SISWA) ASAL SEKOLAH JUDUL Diusulkan Oleh: Ketua Kelompok : NAMA SISWA (NO. INDUK SISWA) Anggota Kelompok : 1. NAMA SISWA (NO. INDUK SISWA) 2. NAMA SISWA (NO. INDUK SISWA) ASAL SEKOLAH KOTA ASAL SEKOLAH 2017 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan diakrabi masyarakat luas. Tanaman Amaranthanceae atau bayam merupakan sayuran yang memiliki ciri-ciri

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG NOMOR:HK.00.05.5.1142 TENTANG ACUAN PENCANTUMAN PERSENTASE ANGKA KECUKUPAN GIZI PADA LABEL PRODUK PANGAN RI, Menimbang : a. bahwa pangan yang disertai pernyataan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa dimana ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi bagi janin. Cara memenuhi kebutuhan gizi tersebut dengan mengkonsumsi makanan sehat, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kacang-kacangan merupakan buah atau biji dari sebuah tumbuhan yang menjadi makanan yang banyak digemari dengan kandungan gizi yang sangat banyak. Dalam sebutir

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS Wiji Santoso, Pujiati Utami, dan Dumasari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumber zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu jenis pupuk organik adalah pupuk kandang.menurut Syekhfani (2000) Kotoran padat kambing merupakan salah satu jenis kotoran hewan yang pemanfaatanya

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-M. 8. Diunggah sebelum 29 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Softcopy (Microsoft word) dikumpulkan ke perguruan tinggi.

OUTLINE PKM-M. 8. Diunggah sebelum 29 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Softcopy (Microsoft word) dikumpulkan ke perguruan tinggi. OUTLINE PKM-M Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

KAMPUNG KONSERVASI KELOR: UPAYA MENDUKUNG GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI DAN MENGATASI MALNUTRISI DI INDONESIA

KAMPUNG KONSERVASI KELOR: UPAYA MENDUKUNG GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI DAN MENGATASI MALNUTRISI DI INDONESIA Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 1 No. 2, Agustus 2014: 86-91 ISSN : 2355-6226 KAMPUNG KONSERVASI KELOR: UPAYA MENDUKUNG GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI DAN MENGATASI MALNUTRISI DI INDONESIA

Lebih terperinci

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN 85 LAMPIRAN 1 LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN Penelitian yang berjudul : Penilaian Asupan Kalsium Berdasarakan Jenis Kelamin, Tingkat Pengetahuan, Aktivitas Olahraga, dan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah singkong yang mempunyai potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Kekurangan vitamin A (KVA) merupakan salah satu masalah gizi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang berlimpah. Terdapat banyak sekali potensi alam yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Permen jelly memiliki tekstur lunak yang diproses dengan

Lebih terperinci

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki iklim tropis yang banyak memberikan keuntungan, terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama hortikultura seperti buah-buahan,

Lebih terperinci