BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Bambang Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Hipertrofi ventrikel kiri didefinisikan sebagai penambahan massa pada ventrikel kiri sebagai respon miosit terhadap berbagai rangsangan yang menyertai peningkatan tekanan darah. Hipertrofi miosit dapat terjadi sebagai kompensasi terhadap peningkatan afterload, melalui proses mekanisme kompensasi Frank Starling. Rangsangan mekanik (sistim saraf simpatis) dan neurohormonal dapat menyebabkan aktivasi pertumbuhan sel-sel otot jantung, ekspresi gen (beberapa gen memiliki ekspresi secara primer dalam perkembangan miosit janin) dan hipertrofi miosit. 1,5,6, Epidemiologi Penelitian yang dilakukan oleh Efendi (2003) didapatkan dari 36 penderita hipertensi terdapat lebih dari 50% sudah mempunyai komplikasi hipertrofi ventrikel kiri dari pemeriksaan ekokardiografi. Jenis hipertrofi ventrikel kiri yang terbanyak adalah tipe konsentris (90%), sedangkan sisanya adalah hipertrofi tipe eksentris (10%). Pada penelitian sebelumnya oleh Savage dkk dalam skala yang lebih luas didapatkan lebih kurang 50% hipertrofi ventrikel kiri dari 243 penderita hipertensi ringan dan sedang. Sedangkan penelitian Campus dkk dari 61 penderita hipertensi dilaporkan sebanyak 52% hipertrofi konsentris dan 26% tipe hipertrofi eksentris dan lainnya tipe ireguler. Penelitian di Medan oleh Haroen dkk (1990) mendapatkan 76% dengan hipertrofi tipe konsentris dan 20% dengan hipertrofi eksentris dan sisanya tipe ireguler dari 50 penderita hipertensi tipe ringan dan sedang. 5, Patofisiologi Hipertrofi Ventrikel Kiri Hipertrofi ventrikel yang terjadi pada hipertensi pada awalnya merupakan proses adaptasi fisiologis, berlanjut dengan adanya penambahan beban yang berlangsung terus, hipertrofi ventrikel kiri menjadi proses patologis. Hal ini terjadi bila telah dilampauinya masa kritis ventrikel kiri akan menurunkan kemampuan 4
2 jantung dan menurunkan cadangan pembuluh darah koroner. Hipertrofi ventrikel kiri adalah remodeling struktur jantung untuk menormalisasi regangan dinding. Hipertrofi miokardium akan menurunkan regangan dinding agar fungsi jantung tetap normal. 5,6,7 Berbagai faktor berperan dalam perkembangan hipertrofi ventrikel kiri, baik faktor pada pasien seperti : usia, jenis kelamin, ras, obesitas, dsbnya, faktor hemodinamik seperti : tekanan darah, volume load, struktur arteri, viskositas darah, dan faktor non-hemodinamik seperti : neuro-humoral, genetik, dsbnya (gambar 1). 5 Gambar 1. Skema Patofisiologi hipertrofi ventrikel kiri Pembagian Geometri Hipertrofi Ventrikel Kiri Menurut Ganau et al (1992) geometri ventrikel kiri dibagi 4 macam yaitu normal LV (Left Ventricular), LVH (Left Ventricular Hypertrophy) konsentrik remodeling, LVH konsentrik, LVH eksentrik. 9 (gambar 2) 5
3 Gambar 2. Geometri Ventrikel kiri menurut Ganau et al (1992) 9 Ket. : LV=left ventricle, LVH=left ventricle hypertrophy, LVMI=left ventricle mass index, LVEDV=left ventricle end-diastolic volume. Menurut William dan Michael (2011) geometri ventrikel kiri dibedakan berdasarkan EDV (end-diastolic volume), massa ventrikel, dan RWT (relative wall thickness) yaitu : (Gambar 3) 10 a. Ventrikel normal b. Hipertrofi konsentrik dan remodeling : peningkatan tekanan di ventrikel kiri akan mengakibatkan peningkatan massa ventrikel kiri dengan RWT, bertujuan untuk menjaga stress dinding saat sistolik, misalnya pada pasien hipertensi dan pasien penyakit katup. c. Hipertrofi fisiologik : merupakan bagian dari hipertrofi eksentrik remodeling, dimana massa ventrikel kiri meningkat, tetapi RWT normal. Hal ini dapat ditemukan pada wanita hamil dan atlet. d. Hipertrofi eksentrik dan remodeling : merupakan tipe volume-overload, biasa ditemukan pada regurgitasi mitral. Gambar 3. Bentuk Geometri Hipertrofi Ventrikel Kiri 10 Ket. : LV=left ventricle, LVH=left ventricle hypertrophy, RWT=relative wall thickness. 6
4 2.5 Peranan Elektrokardiografi Dalam Diagnosis Hipertrofi Venrikel Kiri Deteksi dan penilaian hipertrofi ruang jantung menjadi tujuan yang penting dalam elektrokardiografi klinik. Perubahan elektrokardiografi utama yang dihubungkan dengan hipertrofi ventrikel adalah peningkatan dalam amplitude dan durasi QRS, perubahan vektor QRS, abnormalitas segmen ST dan gelombang T, dan abnormalitas gelombang P. Perubahan ini telah dihubungkan dengan penilaian langsung atau tidak langsung terhadap ukuran atau massa ventrikel berdasarkan kriteria elektrokardiografi untuk diagnosis hipertrofi ventrikel. 11,12,13 Berdasarkan AHA/ACC/HRS Recommendations for the standardization and interpretation of the electrocardiogram, kriteria diagnostik hipertrofi ventrikel kiri dapat menggunakan elektrokardiografi, seperti kriteria diagnostik berdasarkan voltase QRS. Kriteria diagnostik yang paling banyak digunakan untuk diagnosis hipertrofi ventrikel kiri adalah berdasarkan penilaian terhadap voltase QRS. Kriteria ini awalnya didasarkan pada amplitude R dan S pada limb lead standard I dan III. Kriteria voltase lainnya diperkenalkan setelah penggunaan elektrokardiografi 12-lead standard, yang paling banyak digunakan adalah Sokolow-Lyon yang diperkenalkan tahun 1949 dan secara luas digunakan berdasarkan pada S V1 dan R V5 atau R V6. Selain itu juga digunakan Cornell voltase, point score Romhilt-Estes yang diperkenalkan tahun Terdapatnya beberapa kriteria diagnostik untuk hipertrofi ventrikel kiri menyebabkan aplikasi kliniknya menjadi lebih kompleks. Sensitivitas dari berbagai kriteria secara umum rendah ( biasanya < 50%), sementara spesifisitasnya adalah tinggi (range 85-90%). Namun demikian sensitivitas dan spesifisitas dari berbagai kriteria adalah berbeda, karenanya sensitivitas dan spesifisitasnya tergantung pada kriteria spesifik yang digunakan dan karena perbedaan sensitivitas dan spesifisitas ini, pasien yang memenuhi satu kriteria umumnya tidak memenuhi kriteria yang lain. 12,13 Beberapa kriteria hipertrofi ventrikel kiri (indeks hipertrofi ventrikel kiri) berdasarkan hasil elektrokardiografi yang paling banyak digunakan pada berbagai penelitian dapat dilihat pada tabel 1. Dan pada penelitian ini digunakan 3 kriteria EKG untuk hipertrofi ventrikel kiri, yaitu 12,13 : 7
5 Sokolow-Lyon criteria : SV 1 + RV 5 atau V 6 35 mm. Cornell Voltage criteria : RaVL + SV 3 20 mm untuk wanita dan 28 mm untuk laki-laki. Rasio tinggi R di V6/V5 > Peranan Ekokardiografi Dalam Diagnosis Hipertrofi Ventrikel Kiri Ekokardiografi merupakan baku emas (gold standard) untuk menentukan diagnosis hipertrofi ventrikel kiri secara lebih akurat dan sensitif sehingga dapat memprediksi prognosis penderita hipertensi. Ekokardiografi merupakan metode pemeriksaan non-invasif yang dapat memberikan informasi mengenai anatomi,morfologi serta fungsi ruang jantung, dinding jantung, katup serta pembuluh darah besar. 3,5 Ekokardiografi menggunakan 2 macam teknik pemeriksaan yaitu teknik 2 dimensi (2-D) dan teknik M mode, sesuai kesepakatan atau protocol dari American Society of Echocardiography. Metode pemeriksaan ini mempunyai sensitivitas atau korelasi yang kuat dengan LVH (r = 0,86-0,96). 15,16 Ketentuan standard internasional terhadap pendekatan jantung untuk ekokardiografi 2-D dibagi sebagai berikut : 15,16 Long-axis parasternal view (LAX). Short-axis parasternal view (SAX), terbaagi menjadi potongan setinggi katup mitral, potongan setinggi m.papilaris dan potongan setinggi katup aorta. Apical 4-chamber view. Apical 2-chamber view (RAO equivalent) Metode yang direkomendasikan oleh American Society of Echocardiography (ASE) untuk mengukur struktur jantung dengan M-mode adalah teknik leading edge to leading edge. ASE juga merekomendasikan cara pengukuran end-diastolic diukur pada awal kompleks QRS, sedangkan cara mengukur end-systolic ventrikel kiri berdasarkan gerakan septum interventrikuler. Bila gerakan septum interventrikuler normal, end-systolic diukur dari poin terbawah dari septum posterior (the lowest posterior point of the septum), jika 8
6 gerakan septum abnormal diukur dari ujung anterior dari dinding posterior (the peak anterior point of posterior wall). 15,16 Tabel 1. Kriteria diagnostik hipertrofi ventrikel kiri 13 Ukuran akhir diastole (end-diastolic dimension of the left ventricle/lvedd) diukur pada gelombang Q pada elektrokardiografi, dari dinding posterior endokardial dari septum interventrikuler sampai dinding endokardial dari dinding posterior. Sedangkan ukuran akhir sistol (end-systolic dimension of the left ventricle/lveds) diukur dari puncak posterior dinding endokardial septum sampai dinding posterior ventrikel kiri. Pengukuran ketebalan septum interventrikuler (interventrikuler septal thickness/ivst) dari akhir diastole (awal kompleks QRS) atau akhir sistol antara dinding endokardial septum interventrikuler anterior dan posterior. Ketebalan dinding posterior 9
7 (posterior wall thickness/pwt) diukur pada akhir diastole (gelombang Q dari EKG) atau akhir sistol dari dinding endokardium sampai dinding epikardium dinding posterior ventrikel kiri. 15,16 Ada beberapa cara pengukuran dimensi ventrikel kiri, biasanya menggunakan rekaman M-mode dengan bantuan echo 2-dimensi. Terdapat 3 cara pengukuran yang sering digunakan untuk menghitung massa ventrikel kiri yaitu : Metode Troy, Penn Convention dan Metode ASE. 15 Formula 1: LV mass (Troy) = 1.05 ([LVIDD + PWTD + IVSTD] 3 - [LVIDD] 3 ) g. Formula 2: LV mass (Penn) = 1.04 ([LVIDD + PWTD + IVSTD] 3 - [LVIDD] 3 ) -13,6 g. Formula3: LVmass (ASE) = 0.8 (1.04 ([LVIDD + PWTD + IVSTD] 3 - [LVIDD] 3 ))+ 0,6 g. Ket. LVIDD = Left Ventricular Internal Diameter in Diastole, PWTD = Posterior Wall Thickness in Diastole, IVSTD = Interventricular Septum Thickness in Diastole Gambar 4. Metode pengukuran ventrikel kiri secara ekokardiografi 15 Ket. LVIDD = Left Ventricular Internal Diameter in Diastole, PWTD = Posterior Wall Thickness in Diastole, IVSTD = Interventricular Septum Thickness in Diastole Dalam menentukan ada atau tidaknya hipertrofi ventrikel kiri, dapat menghitung indeks massa ventrikel kiri (LVMI) dengan cara membagi massa 10
8 ventrikel kiri (LV mass) dengan luas permukaan tubuh (BSA/body surface area) dengan satuan g/m 2 atau dengan allometric growth rate 2.7 dengan satuan g/m 2.7 (5). Dikatakan hipertrofi ventrikel kiri bila LVMI > 115 g/m 2 (>49.2 g/m 2.7 ) pada pria, > 95 g/m 2 (>46.9 g/m 2.7 ) pada wanita. Derajat hipertrofi ventrikel kiri menurut LVMI berdasarkan rekomendasi American Society of Echocardiography/European Assosiation of Echocardiography dapat dibagi menjadi : 15,16 Untuk wanita : LVH ringan bila LVMI g/m 2, LVH moderat bila LVMI g/m 2 dan LVH berat bila LVMI > 113 g/m 2. Untuk pria : LVH ringan bila LVMI g/ m 2, LVH moderat bila LVMI / m 2 dan LVH berat bila LVMI > 131 g/ m 2. Hipertrofi ventrikel kiri secara geometri terbagi dalam 4 bentuk berdasarkan LVMI dan RWT (relative wall thickness), yaitu 17,18 : (gambar 5) 1. Geometri normal (NG) : normal LVMI dan RWT Hipertrofi konsentrik (CLVH) : LVMI meningkat dan RWT > Hipertrofi eksentrik (ELVH) : LVMI meningkat dan RWT Concentric remodeling (CR) : LVMI normal dan RWT > 0.42 Rumus RWT dapat dilihat dibawah : RWT = (2 x PWd/LVEDd Gambar 5. Diagram skematik klasifikasi hipertrofi ventrikel kiri berdasarkan geometri dari level massa dan ketebalan dinding relatif 17 Normal geometry (NG) Concentric hypertrophy (CLVH) Eccentric hypertrophy (ELVH) LVMI RWT Normal 0.42 Increased >0.42 Increased 0.42 Concentric Normal >
9 87,5%. 18 Pada penelitian oleh Shin T, Hitoshi U, Masanobu T, et al (1998) 2.7. Hubungan Elektrokardiografi dan Ekokardiografi pada Geometri Hipertrofi Ventrikel Kiri Pada penelitian Mirtha Delgado dkk ( ), studi deskriptif di Kuba didapatkan dari 200 pasien (secara acak) di poliklinik Finlay (kota Camaguey), didapatkan hanya 7 kasus yang ditemui positif hipertrofi ventrikel kiri berdasarkan indeks elektrokardiografi kriteria Cornell, sedangkan menggunakan kriteria Indek Sokolow tidak ada. Sedangkan berdasarkan pemeriksaan Ekokardiografi didapatkan 32,5 % pasien normal, hipertrofi konsentrik remodeling 34%, hipertrofi eksentrik 13,5%, hipertrofi konsentrik 20%. 8 Pada studi oleh Stefan B, Kurt D, Behrus, et al (2009) dalam menggunakan indeks elektrokardiografi untuk diagnosis hipertrofi ventrikel kiri pada pasien penyakit katup aorta, juga tidak membuktikan dapat membedakan geometri hipertrofi ventrikel kiri. Penelitian tersebut hanya memberikan catatan terdapat perbedaan signifikan pada intrinsicoid deflection (p<0.01), dan tidak ada perbedaan signifikan pada durasi QRS (p=0.60). 17 Pada studi oleh Razzak M, Saifuddin E, Azizul H, et al (2007), dengan menggunakan kriteria Sokolow-Lyon dan Cornell didapatkan hasil ekokardiografi : 18 pasien LVH konsentrik, 10 pasien LVH eksentrik, dan 6 pasien normal. Dengan spesifisitas EKG mendiagnosis LVH sebesar 50%, dan sensitivitas didapatkan bahwa indeks elektrokardiografi Sokolow-Lyon, Cornel Voltage, Siegel dan Roberts voltage memiliki sensitivitas dan spesitifitas moderat dalam membedakan geometri dari hipertrofi ventrikel kiri. Tipe hipertrofi konsentrik memperlihatkan peningkatan voltage untuk semua kriteria, kecuali R V6/V5 rasio, tipe konsentrik remodeling memperlihatkan voltage untuk Sokolow-Lyon dan 12- lead sum, tetapi terbalik dengan tipe hipertrofi eksentrik yang memperlihatkan peningkatan voltage hanya pada 12-lead sum (gambar 6)
10 Gambar 6. Spesitisitas, sensitifitas, akurasi indeks EKG terhadap geometri ventrikel kiri (Penelitian Shin T, Hitoshi U, Masanobu T, et al (1998) 19 Penelitian geometri hipertrofi ventrikel kiri secara umum hanya dilakukan untuk menentukan prognosis dari penyakit jantung dan penelitian mengenai proses adaptasi jantung terhadap proses patologi. Misalnya oleh penelitian Drazner (2005), bahwa tipe konsentrik hipertrofi dapat berkembang menjadi gagal jantung dilatasi dengan EF normal. 20 Penelitian oleh Johan (2000) melihat keterkaitan tipe konsentrik hipertrofi ventrikel kiri dengan metabolism insulin dan glukosa. 21 Penelitian Eva G, Dana C, Giovanni S, et al (2008) menyatakan bahwa pasien hipertensi akan mendapatkan resiko kardiovaskular dengan tipe konsentrik remodeling HR 2.99, tipe eksentrik hipertrofi HR 1.79, tipe konsentrik hipertrofi HR 2.71, dengan p <
BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik 140 mmhg
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). Prevalensi gagal
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di klinik Animal Clinic My Vets Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Alat Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit kardiovaskular yang meningkat setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju (Adrogue and Madias, 2007). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan metabolik tubuh (forward failure), atau
Lebih terperinciAkurasi Kriteria Voltase Elektrokardiografi Hipertrofi Ventrikel Kiri untuk Membedakan Jenis Geometri Hipertrofi Ventrikel Kiri
ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Kriteria Voltase Elektrokardiografi Hipertrofi Ventrikel Kiri untuk Membedakan Jenis Geometri Hipertrofi Ventrikel Kiri Abstrak Octo Tumbur, Zainal Safri, Refli Hassan Divisi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN POLA STRAIN VENTRIKEL KIRI PADA KRITERIA SOKOLOW-LYON DALAM MENILAI HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI
PENGARUH PENAMBAHAN POLA STRAIN VENTRIKEL KIRI PADA KRITERIA SOKOLOW-LYON DALAM MENILAI HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI TESIS Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam rangka menyelesaikan Program Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi ini terjadi perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan gangguan pembukaan, sehingga aliran
Lebih terperinciECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION. April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta Ekokardiografi di ICU Penggunaan echokardiografi di ICU meningkat, non-invasif Instabilitas HD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral adalah penyakit kelainan katup jantung yang menyebabkan terlambatnya aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri pada fase diastolik disebabkan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 11,12 Poplack dan Varat menyatakan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
30 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pemeriksaan keadaan umum dan klinis yang telah dilakukan, diperoleh hasil dari setiap anjing yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Hasil pemeriksaan keadaan umum tersebut
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya konsentrasi hemoglobin di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 8,9 Sedangkan literatur
Lebih terperinciAKURASI KRITERIA ELEKTROKARDIOGRAFI HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI VOLTASE MEMBEDAKAN JENIS GEOMETRI HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI DI RSUP H.
AKURASI KRITERIA ELEKTROKARDIOGRAFI HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI VOLTASE MEMBEDAKAN JENIS GEOMETRI HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI DI RSUP H. ADAM MALIK TESIS OCTO TUMBUR NIM: 107101031 DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
20 HASIL DAN PEMBAHASAN Katup aorta memiliki tiga daun katup berbentuk setengah bulan sehingga disebut sebagai katup semilunar. Ketiga daun katup terdiri atas: right coronary (RC), left coronary (LC),
Lebih terperinciINTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA
INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA PENDAHULUAN Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari rekaman aktivitas listrik jantung
Lebih terperinciDAFTAR ISI Bab I. Pendahuluan Bab II. Tinjauan pustaka
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN.. ii SURAT PERNYATAAN.... iii HALAMAN PERNYATAAN..... iv ABSTRACT......... v ABSTRAK.. vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI.... x DAFTAR GAMBAR xiii
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Desember 00 di Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER Tujuan Pembelajaran Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar, dan katup atrioventrikular Menjelaskan
Lebih terperinciCitra Rosyidah, 1 Ilhamjaya Patellongi, 1 A. Mushawwir Taiyeb, 2
PENGARUH PROGRAM PRA STUDI TARUNA TERHADAP DENYUT JANTUNG DAN HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI PADA TARUNA AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN MAKASSAR EFFECTS OF STUDENT PRE STUDY PROGRAM AGAINST HEART
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Pemeriksaan Fisik dan Jantung Hasil pemeriksaan fisik yang meliputi suhu tubuh, frekuensi nafas dan frekuensi jantung menunjukkan bahwa kelima hewan yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks yang timbul akibat kelainan struktur dan atau fungsi jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel kiri dalam mengisi
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Jantung merupakan organ otot
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. 1 Penyebab
Lebih terperinciARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN POLA GEOMETRI VENTRIKEL KIRI ANTARA PENDERITA GAGAL JANTUNG KONGESTIF USIA LANJUT PRIA DAN WANITA DI RUMAH SAKIT DR. KARIADI JANUARI - DESEMBER 2006 ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola hidup menyebabkan berubahnya pola penyakit infeksi dan penyakit rawan gizi ke penyakit degeneratif kronik seperti penyakit jantung yang prevalensinya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
24 HASIL DAN PEMBAHASAN Kuda Pacu Indonesia (KPI) KPI didefinisikan sebagai hasil persilangan antara kuda betina G3 dan pejantan G3, betina G4 dan pejantan G4, atau betina G3 dan pejantan G4 (Soehadji
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Jantung Jantung terletak dalam ruang mediastinum rongga dada, yaitu di antara paru (Debeasi, 2006). Memiliki panjang kira-kira 12 cm (5 in.), lebar 9 cm (3,5 in.), dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari. setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung bawaan yang paling sering terjadi ialah defek septum ventrikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering adalah berupa angina pektoris stabil (Tardif, 2010; Montalescot et al.,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada penyakit jantung koroner (PJK) terdapat kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan yang menyebabkan kondisi hipoksia pada miokardium
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jantung 2.1.1. Anatomi Jantung Jantung terletak di rongga toraks di antara paru paru. Lokasi ini dinamakan mediastinum (Scanlon, 2007). Jantung memiliki panjang kira-kira 12
Lebih terperinciInformed Consent Penelitian
62 Lampiran 1. Lembar Kerja Penelitian Informed Consent Penelitian Yth. Bapak/Ibu.. Perkenalkan saya dr. Ahmad Handayani, akan melakukan penelitian yang berjudul Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian
Lebih terperinciCARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR
CARDIOMYOPATHY dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY DEFINISI Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara
Lebih terperinciSTRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner
Pengertian Kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di
Lebih terperinciBAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang
BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus
Lebih terperinciHUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata 1 kedokteran
Lebih terperinciKONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)
KONSEP DASAR EKG Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) TIU Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami konsep dasar EKG dan gambaran EKG normal. TIK Setelah mengikuti materi ini peserta
Lebih terperinciJurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin
Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis dari Kompleks QRS dan Segmen ST Elektrokardiogram (EKG) Pada Penderita dengan Kelainan Jantung Hipertrofi Ventrikel Kiri Hariati 1, Wira Bahari
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat kaitannya. Pasien dengan diabetes mellitus risiko menderita penyakit kardiovaskular meningkat menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab 48% kematian akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari center for medicine and
Lebih terperinciCurah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi
Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang. meningkatkan angka kejadian stroke, akan memberikan kontribusi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stroke merupakan satu dari masalah kesehatan yang penting bagi individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang meningkatkan angka kejadian stroke, akan
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi
Lebih terperinciHubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014 1 M.Fajar Sidiq, 2
Lebih terperinciWhat should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery
What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery Sri EndahRahayuningsih MD, PhD Pediatric Department HasanSadikin General Hospital Faculty of Medicine Padjadjaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya seluruh fungsi dan aktivitas tubuh melibatkan listrik. Tubuh manusia menghasilkan sinyal listrik dari hasil aksi elektrokimia sel-sel tertentu dan listrik
Lebih terperinciAKURASI DIAGNOSTIK HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI SECARA
AKURASI DIAGNOSTIK HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI SECARA ELEKTROKARDIOGRAFI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN KRITERIA CORNELL VOLTASE DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TESIS OLEH dr. Zainal Safri, SpPD-KKV, SpJP (K)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang berasosiasi dengan infark miokard. Menurut WHO, pada 2008 terdapat
Lebih terperinciDr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A
Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Penyakit jantung yang dibawa dari lahir kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buruk, dan memerlukan biaya perawatan yang mahal. 1 Jumlah pasien PGK secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang terus meningkat, mempunyai prognosis buruk, dan memerlukan biaya
Lebih terperinciBunyi Jantung I (BJ I)
Murmur dan gallop Murmur Murmur adalah kelainan bunyi jantung akibat tubulensi aliran darah. Tubulensi dapat terjadi karena penyempitan kritis katub, katub yang tidak berfugsi dengan baik yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk
Lebih terperinciDitulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis
- V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah Elektrokardiografi (EKG) Ditulis pada Rabu, 20 September 2017 08:47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian terdiri dari 17 pasien DM tipe 2 dengan HbA1C < 7% (rerata usia 63,12 ± 9,38 tahun; 22,7%
Lebih terperinciKORELASI DISPERSI QT DENGAN HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI PADA PENDERITA HIPERTENSI DASRIL EFENDI
KORELASI DISPERSI QT DENGAN HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI PADA PENDERITA HIPERTENSI DASRIL EFENDI Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Hipertensi akan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tekanan Darah 2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Tekanan darah arteri dipengaruhi oleh cardiac output, resistensi perifer dan volume darah (Barrett et al, 2010 dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Pamulang stable Ciputat dan Aragon stable Lembang pada bulan November 2010 - Januari 2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah sindroma klinis yang ditandai dengan gejala khas iskemia miokard disertai elevasi segmen ST yang persisten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada
Lebih terperinciLEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Lampiran 1 31 Lampiran 2 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Assalamualaikumwr.Wb. Salam sejahtera bagi Bapak/Ibu, Saudara/i Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk
Lebih terperinciKriteria Pembesaran Atrium Kiri Secara Elektrokardiografi
Kriteria Pembesaran Atrium Kiri Secara Elektrokardiografi Abdul Gani Bagian SMF Penyakit Dalam, FK Unsyiah/ RSUD Dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh akurat. Kadang-kadang kriteria sudah sensitif atau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infark miokardium akut didefinisikan sebagai kematian jaringan miokardium
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokardium akut didefinisikan sebagai kematian jaringan miokardium dikarenakan iskemia berkepanjangan yang dapat ditegakkan diagnosisnya dari gejala, abnormalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aterosklerosis merupakan suatu proses inflamasi kronik yang terjadi pada arteri akibat adanya disfungsi endotel. Proses ini ditandai oleh adanya timbunan plak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hormon tiroid mempengaruhi setiap sel, jaringan dan organ di tubuh, dan homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi jantung. 1 Hormon
Lebih terperinci1 Asdiana Nur 2 Fransiska Lintong 3 Maya Moningka.
KORELASI ANTARA TEKANAN DARAH DAN INDEKS MASSA VENTRIKEL KIRI (LEFT VENTRICULAR MASS INDEX) PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO 1 Asdiana Nur 2 Fransiska Lintong 3 Maya Moningka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Darah yang dipompa ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciGambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg)
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP RSHS BANDUNG TUGAS PENGAYAAN Oleh : Asri Rachmawati Pembimbing : dr. H. Armijn Firman, Sp.A Hari/Tanggal : September 2013 ATRESIA PULMONAL PENDAHULUAN Atresia pulmonal
Lebih terperinciEkokardiografi pada Penilaian Hemodinamika Sirkulasi di Ruang Perawatan Intensif dan atau Unit Gawat Darurat Seri I : Hipotensi dan Syok
Forum Ekokardiografi Jurnal Kardiologi Indonesia J Kardiol Indones. 2011;32:61-65 ISSN 0126/3773 Ekokardiografi pada Penilaian Hemodinamika Sirkulasi di Ruang Perawatan Intensif dan atau Unit Gawat Darurat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Kuda
3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kuda Menurut Klappenbach (2010), secara ilmiah kuda diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Perissodactyla Family :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit yang tergolong dalam non-communicable disease atau penyakit tidak menular (PTM) yang kini angka kejadiannya makin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kanker payudara merupakan masalah besar di seluruh dunia dan merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., 2009). Di Amerika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan kegawatdarutan pediatrik dimana jantung tidak mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gagal jantung merupakan kegawatdarutan pediatrik dimana jantung tidak mampu memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, yang ditandai dengan disfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada streptococcal faringitis turut
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. Stenosis
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KARTASURA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi D-4 FISIOTERAPI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gagal Jantung Kronik 2.1.1 Definisi Gagal Jantung Kronik Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala) yang ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat
Lebih terperinciTUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG
TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG Disusun untuk memenuhi tugas mandiri keperawatan gawat darurat Dosen Setiyawan S.Kep.,Ns.,M.Kep. Disusun oleh : NUGKY SETYO ARINI (P15037) PRODI D3
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serangkaian situasi dan digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepribadian merupakan suatu pola yang mengatur tingkah laku individu yang bersifat cenderung menetap dalam waktu yang relatif lama, bersifat unik, individual dan kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia dalam dekade terakhir (2000-2011). Penyakit ini menjadi penyebab
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Angina seringkali digambarkan sebagai remasan, tekanan, rasa berat, rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur menurut Hierarki Maslow merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan fisiologis. Tidur yang normal melibatkan dua fase yaitu
Lebih terperinciTEKNIK PENILAIAN HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI PADA PEMERIKSAAN UJI LATIH JANTUNG BEBAN DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI
TEKNIK PENILAIAN HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI PADA PEMERIKSAAN UJI LATIH JANTUNG BEBAN DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI Putri Rizkiawati 1, Bety Samara Laksmi 2 puteri_rizkiawati@yahoo.co.id 1 Alumni Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT
MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi, Klasifikasi dan Komplikasi Sindroma Koroner Akut SKA adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan simptom yang disebabkan oleh iskemik miokard akut. SKA yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 180 juta orang di dunia mengalami diabetes melitus (DM) dan cenderung
Lebih terperinciMahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung
Wantiyah Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan
Lebih terperinciNormal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani
Normal EKG untuk Paramedis dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Anatomi Jantung & THE HEART Konsep dasar elektrokardiografi Sistem Konduksi Jantung Nodus Sino-Atrial (SA) - pada pertemuan SVC dg atrium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner
Lebih terperinciBAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan kondisi yang progresif meskipun pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi diabetes menimbulkan beban
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1 Gumarang, 2 Gita 1,2 Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi
Lebih terperinciPROFIL EKG PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK JANTUNG (ECG Profile of Hypertension patients in Outpatient Cardiac Unit)
ABSTRAK PROFIL EKG PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK JANTUNG (ECG Profile of Hypertension patients in Outpatient Cardiac Unit) Fira Soraya*, Elyana Asnar STP**, Muhammad Aminuddin*** *Fakultas Kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem tingkat resiko penyakit jantung koroner.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu jenis penyakit yang berbahaya. Penyakit tersebut merupakan salah satu jenis penyakit paling mematikan
Lebih terperinciPERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI
PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011). Stroke merupakan penyebab
Lebih terperinci