BAB I PENDAHULUAN. Penggelapan pajak masih menjadi permasalahan utama di berbagai negara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Penggelapan pajak masih menjadi permasalahan utama di berbagai negara"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggelapan pajak masih menjadi permasalahan utama di berbagai negara (Pommerehne & Peter Zweif, 1991; Wenzel, 2005; Tsakumis dkk 2007). Bahkan hal ini masih terjadi di negara maju seperti Amerika dan United Kingdom (UK) yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi. Pada tahun , The Internal Revenue Service, instansi pemerintahan Amerika yang bertanggung jawab memungut pajak, mengestimasikan kesenjangan pajak sebesar $458 juta ( sedangkan HM Revenue and Customs di UK mengestimasikan kesenjangan pajak pada tahun 2013 dari negaranya sebesar 34 juta ( Begitu juga dengan Indonesia, sebagai negara berkembang, tingkat kepatuhan pajak masyarakat Indonesia saat ini masih relatif rendah dibandingkan dengan negara lain, yang tergambar dari rasio kepatuhan pajak yang dimiliki. Data Kementerian Keuangan RI menunjukan bahwa, rasio kepatuhan pajak yang dimiliki Indonesia masih berada pada kisaran 11 persen. 1 Nilai ini relatif rendah jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, seperti Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai angka diatas 16 persen, bahkan jauh tertinggal dengan rata-rata rasio 1 Rasio kepatuhan pajak merupakan ratio penerimaan perpajakan terhadap Produk Domestik Bruto. Semakin tinggi rasio kepatuhan pajak maka semakin besar penghasilan masyarakat yang masuk ke dalam penerimaan pajak negara. Hal ini menandakan semakin patuhnya wajib pajak dalam melaporkan penghasilanya. 1

2 2 kepatuhan pajakyang dimiliki negara-negara anggota OECD lainya yang mencapai 34% (Transparency International Indonesia) 2. Berdasarkan data Kementerian Keuangan RI pada akhir periode triwulan III tahun 2016, capaian hasil pendapatan negara hanya mencapai 60,5 persen dari target APBN-P 2016, dengan realisasi penerimaan perpajakan sebesar 58,2 persen. Rendahnya capaian penerimaan pendapatan ini dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak (Harinurdin, 2009; Randlane, 2015). Oleh karena itu, penelitian mengenai kepatuhan pajak penting untuk diteliti dan telah lama menjadi topik menarik. Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian dari (Andreoni dkk 1998; Ratto dkk 2005; Battiston & Gambaz 2013) mengenai kepatuhan pajak. Penelitian mengenai tingkat kepatuhan pajak, seringkali dikaitkan dengan faktor-faktor ekonomi. The National Taxpayer Advocate (2007) dalam Cohen dkk (2015) merekomendasikan administrasi pajak untuk tidak hanya berfokus pada faktor-faktor ekonomi namun juga bergerak ke arah pemahaman yang lebih baik mengenai faktorfaktor non ekonomi yang dapat memengaruhi perilaku kepatuhan pajak masyarakat, khususnya pada kondisi situasi pajak yang ambigu. 2 OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) merupakan forum pemerintah dari berbagai negara yang bertujuan untuk bekerjasama dan berbagi pengalaman dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat diseluruh dunia(

3 3 Hal ini disebabkan karena, faktor-faktor ekonomi telah gagal untuk sepenuhnya memprediksi kepatuhan pajak individu (Jimenez, 2014 dan Mohdali & Pope, 2014). Kirchler dkk (2008) dan Franzoni (2008) mendukung hal tersebut dengan menyatakan bahwa, kepatuhan pajak merupakan sebuah fenomena yang kompleks, sehingga perlu dilihat pengaruhnya dari beberapa perspektif. Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan moral sentiments approach (pendekatan sentimen moral), kepatuhan pajak tidak hanya dipengaruhi oleh adanya faktor ekonomi saja namun juga faktor non ekonomi seperti budaya, psikologis, sosial ataupun politik (Ipek dkk, 2012). Oleh karena itu, beberapa penelitian (Bobek dkk 2011; Ratto dkk 2005) menyatakan, dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat kepatuhan pajak yang dijelaskan oleh faktor selain ekonomi, seperti faktor psikologis, moral dan keberagaman pengaruh sosial. Hal ini membawa arah penelitian keperilakuan dalam pajak yang semula berfokus pada faktor-faktor yang memengaruhi masyarakat melakukan penghindaran pajak, kini telah beralih pada faktor-faktor yang memengaruhi masyarakat dalam mematuhi pajaknya (Feld & Frey, 2007; Alm & Torgler, 2011; Mohdali & Pope, 2012). Oleh karena itu, telah banyak tujuan dari kebijakan fiskal diberbagai negara mendorong adanya kepatuhan pajak sukarela, hal ini karena diyakini sebagai cara yang paling efisien dalam mengumpulkan anggaran pendapatan pemerintah (Gerger,

4 4 2012; Nar, 2015; Jimenez dan Iyer, 2016; Mitu, 2016). Damayanti (2012) menyatakan bahwa, pendekatan terbaik yang dapat digunakan untuk mengubah dan menciptakan budaya kepatuhan pajak sukarela masyarakat disuatu negara adalah secara psikologis. Sejalan dengan hal tersebut, beberapa penelitian (Mohdali & Pope, 2014; Benk dkk, 2016) mengatakan, penelitian mengenai kepatuhan pajak kini telah bergeser dari pendekatan ekonomi yang identik dengan mengapa individu melakukan penghindaran atas pajak menjadi pendekatan sosial psikologis untuk memertimbangkan faktorfaktor non ekonomi dalam menjelaskan perilaku kepatuhan pajak. Sebagian besar penelitian dengan menggunakan pendekatan sosial psikologis berfokus pada unsurunsur yang memengaruhi proses pengambilan keputusan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak, seperti pengaruh teman sebaya dan sikap pribadi individu (Mohdali & Pope, 2014). Akan tetapi, penggunaan dari masing-masing pendekatan secara terpisah dinilai kurang dapat menjelaskan perilaku kepatuhan pajak (Schmölders, 1959; Hasseldine & Bebbington, 1991; Feld & Frey, 2007, Mohdali & Pope, 2012). Oleh karena itu, Schmölders, (1959) menyarankan sebuah pendekatan yang dikenal sebagai fiscal psychological approach atau pendekatan psikologis fiskal. Pendekatan ini menggabungkan dua pendekatan sebelumnya, yakni dengan tidak hanya berfokus pada perilaku wajib pajak dan pengaruh teman sebaya

5 5 melainkan juga dampak dari tindakan pemerintah dan perlakuan otoritas pajak terhadap wajib pajak (McKerchar & Evan, 2009). Salah satu penelitian yang menggunakan kerangka pendekatan psikologis fiskal telah dilakukan oleh Mohdali & Pope (2012). Dalam penelitiannya, Mohdali & Pope (2012) menggunakan variabel persepsi terhadap pemerintah, interaksi dengan otoritas pajak, interaksi dengan sosial dan religiusitas dalam menjelaskan kepatuhan pajak sukarela masyarakat di Malaysia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, hanya interaksi dengan sosial yang tidak terdukung dan menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kepatuhan pajak sukarela. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba melakukan pengembangan atas model penelitian yang dibuat oleh Mohdali & Pope (2012) dengan memasukkan variabel norma subjektif sebagai ganti variabel interaksi dengan sosial yang digunakan sebelumnya. Didalam penelitian mengenai kepatuhan pajak (Edlund & Aberg, 2002; Bobek & Hatfeld, 2003; Bobek dkk, 2007; Saad, 2009; Hai & See, 2011; Langham, Pulsen & Hartel, 2012; Alm, 2013, Bobek dkk, 2013 dan Jimenez, 2013), telah menunjukkan bahwa norma subjektif dapat memengaruhi tingkat kepatuhan pajak secara signifikan. Norma sosial, termasuk didalamnya norma subjektif memiliki peran penting dalam memengaruhi kepatuhan pajak individu (Alm & McKee 1998; Saracoglu & Caskurlu 2011; Bobek dkk 2011; Çevik & Yeniçeri 2013; Jimenez, 2014). Hal ini

6 6 salah satunya dibuktikan dari hasil survei yang dilakukan Alm (1991) yaitu menunjukkan bahwa, kepatuhan seseorang individu sangat dipengaruhi oleh komitmen wajib pajak terhadap norma sosial. Penggunaan norma subjektif didasari atas penelitian yang dilakukan oleh Bobek dkk (2007) dan Bobek dkk (2013). Kedua penelitian menunjukkan bahwa norma subjektif dan norma personal memiliki pengaruh signifikan dan paling penting dalam tingkat kepatuhan pajak masyarakat. Selain itu, diantara keduanya, norma subjektif yang lebih dapat mewakili interaksi sosial dibandingkan norma personal. Dalam konteks penelitian kepatuhan pajak, Bobek dkk (2007) dan Bobek dkk (2013) menyarankan bahwa, sangat mungkin fenomena yang terjadi akan memengaruhi tingkat kepatuhan pajak individu, termasuk adanya iklan dan kebijakan pemerintah terhadap pajak seperti kebijakan amnesti pajak (tax amnesty). Sejalan dengan hal itu, Cialdini & Trost (1998) mengatakan, respon individu terhadap pengaruh lingkungan sosial juga bergantung pada konteks situasi yang sedang terjadi, seperti adanya kebijakan baru yang dibuat oleh pemerintah. Salah satu kebijakan pajak yang dilakukan oleh banyak pemerintah di berbagai negara adalah kebijakan amnesti pajak (Luitel & Sobel, 2007; Alm dkk 2009; Mikesell & Ross 2012). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini juga memasukkan kebijakan amnesti pajak sebagai salah satu variabel kedalam model. Kebijakan amnesti pajak saat ini

7 7 merupakan konteks nyata kebijakan pemerintah yang sedang terjadi di Indonesia. Dalam pendekatan psikologis fiskal ditekankan pada pentingnya kebijakan positif yang dibangun pemerintahan untuk dapat meningkatkan kerjasama antara wajib pajak dengan Pemerintah (Lewis, 1982). Oleh karena itu, adanya kebijakan baru seperti amnesti pajak membutuhkan evaluasi, apakah telah dapat meningkatkan kerjasama diantara wajib pajak dengan otoritas pajak atau malah sebaliknya. Kebijakan amnesti pajak di Indonesia pada tahun 2016 merupakan kebijakan kali ketiga setelah kebijakan amnesti pajak pertama dan kedua yang dilakukan pada tahun 1964 dan 1984 mengalami kegagalan dalam meningkatkan kepatuhan pajak (Tempo, 29/03/15). Hasil penelitian Saracoglu & Caskurlu (2011) menunjukkan bahwa dengan adanya kebijakan amnesti pajak yang berulang akan berdampak pada kepercayaan publik terhadap keadilan dan hukum yang berlaku. Dengan menggunakan metode survey di negara Turkey, keduanya menemukan bahwa adanya kebijakan ini akan menimbulkan efek negatif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal ini disebabkan karena wajib pajak merasa adanya ketidakadilan atas pengampunan kesalahan yang ada dalam program amnesti pajak (Saracoglu & Caskurlu, 2011). Dengan kata lain, adanya amnesti pajak yang berulang akan mengurangi tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan dan membayarkan pajaknya dalam jangka panjang (Alm & Beck, 1991; Luitel & Sobel, 2007).

8 8 Pengembangan lain yang dilakukan terhadap penelitian Mohdali & Pope (2012) ini adalah dengan menggunakan UMKM sebagai objek penelitian. Sebelumnya, sampel penelitian yang digunakan oleh Mohdali & Pope (2012) didominasi oleh para karyawan. Saez (2010) dan Benk dkk (2016) menyatakan bahwa, wajib pajak wiraswasta memiliki elastisitas dan fleksibilitas lebih besar dalam melaporkan pendapatannya dibandingkan individu yang bekerja pada perkantoran (karyawan kantor). Oleh sebab itu, penggunaan UMKM sebagai objek penelitian akan lebih menggambarkan bagaimana perilaku kepatuhan pajak masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Tingkat kepatuhan pajak diberbagai negara masih menjadi perhatian, khususnya di Indonesia. Dengan tingkat rasio kepatuhan pajak Indonesia yang masih berada pada kisaran 11 persen tergolong ke dalam negara dengan tingkat kepatuhan yang rendah dibandingkan dengan beberapa negara berkembang di Asia lainya, bahkan jauh tertingal dengan rata-rata negara OECD. Penelitian mengenai perilaku individu dalam perpajakan mulai berfokus pada faktor yang mendorong individu melakukan kepatuhan dalam membayar pajak, sehingga pendekatan yang digunakan dalam penelitian pajak kini beralih dari pendekatan pencegahan ekonomi (economic deterrence approach) ke arah pendekatan psikologis sosial (sosial psychological approach).

9 9 Akan tetapi, beberapa penelitian berpendapat bahwa penggunaan kedua pendekatan secara terpisah kurang dapat menggambarkan bagaimana perilaku kepatuhan pajak masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan psikologis fiskal yang merupakan gabungan dari dua pendekatan sebelumnya untuk memberikan pemahaman lebih kompleks terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan pajak. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Mohdali & Pope (2012) yakni dengan mengganti variabel interkasi sosial yang menunjukkan hasil tidak signifikan dengan variabel norma subjektif. Selain itu, penelitian ini juga menambahkan kebijakan pajak yang sedang terjadi di Indonesia, yakni kebijakan amnesti pajak dan berfokus pada penggunaan sampel UMKM yang memiliki elastisitas dan fleksibilitas lebih besar dalam melaporkan pendapatannya dibandingkan individu yang bekerja sebagai karyawan, sehingga diharapkan penelitian ini akan lebih menggambarkan bagaimana perilaku kepatuhan pajak masyarakat Berdasarkan hal yang dijelaskan sebelumnya maka, dengan menggunakan pendekatan psikologis fiskal, penelitian ini akan melihat bagaimana variabel-variabel independent yang digunakan (i.e, persepsi terhadap pemerintah, interaksi dengan otoritas pajak, norma subjektif, religiusitas dan amnesti pajak) dapat memengaruhi tingkat kepatuhan pajak sukarela masyarakat, khususnya UMKM.

10 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah persepsi terhadap pemerintah memengaruhi tingkat kepatuhan pajak sukarela? 2. Apakah interaksi dengan Otoritas Pajak memengaruhi tingkat kepatuhan pajak sukarela? 3. Apakah norma subjektif memengaruhi tingkat kepatuhan pajak sukarela? 4. Apakah religiusitas memengaruhi tingkat kepatuhan pajak sukarela? 5. Apakah kebijakan amnesti pajak memengaruhi tingkat kepatuhan pajak sukarela? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepatuhan pajak sukarela masyarakat Indonesia, khususnya UMKM jika didasarkan pada pendekatan psikologis fiskal dengan menggunakan persepsi terhadap pemerintah, interaksi dengan otoritas pajak, norma subjektif, religiusitas, dan amnesti pajak sebagai variabel yang memengaruhi. 1.5 Motivasi Penelitian Motivasi dari penelitian ini adalah mengisi adanya gap dari penelitian terdahulu, yakni sebagai berikut :

11 11 1. Mengusulkan variabel norma subjektif pada model penelitian Mohdali & Pope (2012) untuk mengganti variabel interaksi sosial yang digunakan sebelumnya. Hal ini didasarkan karena, temuan penelitian Mohdali & Pope (2012) menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada variabel interaksi sosial yang digunakan. 2. Menambahkan variabel baru berupa kebijakan amnesti pajak, karena didalam pendekatan psikologis fiskal ditekankan pada pentingnya kebijakan positif yang dibangun pemerintahan untuk dapat meningkatkan kerjasama antara wajib pajak dengan Pemerintah. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman mengenai bagaimana dampak dari adanya kebijakan yang telah dibuat pemerintah. 3. Menggunakan UMKM sebagai objek penelitian, dengan asumsi UMKM memiliki elastisitas dan fleksibilitas lebih besar dalam melaporkan pendapatannya dibandingkan individu lain. 1.6 Manfaat Penelitian Secara umum, penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu akuntansi khususnya akuntansi pemerintahan dan akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan, yakni mengenai kepatuhan pajak yang dijelaskan dengan pendekatan psikologis fiskal. Oleh karena itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk pemangku

12 12 kepentingan yang terlibat, seperti Kementerian Keuangan, Direktorat Jendral Pajak, Perguruan Tinggi serta Masyarakat. 1.7 Kontribusi Penelitian Kontribusi dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga, yakni sebagai berikut : 1. Kontribusi Praktis a. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi gambaran bagaimana tingkat kepatuhan pajak dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam pendekatan psikologis fiskal. b. Hasil dari penelitian ini juga memberikan gambaran bagaimana tingkat kepatuhan pajak dari UMKM. 2. Kontribusi Teoritis a) Penelitian ini mencoba memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai penelitian perilaku kepatuhan pajak yang dijelaskan oleh pendekatan psikologis fiskal, yakni dengan mengajukan norma subjektif sebagai ganti variabel interaksi sosial dalam penelitian Mohdali & Pope (2012) b) Penambahan variabel kebijakan amnesti pajak berusaha untuk memberikan pemaham lebih mendalam mengenai dampak dari adanya kebijakan pemerintah dalam memengaruhi kepatuhan pajak yang dijelaskan pendekatan psikologis fiskal harus dapat meningkatkan kerjasama antara wajib pajak dengan pemerintah.

13 13 c) Penggunaan sample UMKM diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terkait dengan perilaku kepatuhan pajak karena memiliki elastisitas dan fleksibilitas lebih besar dalam melaporkan pendapatannya dibandingkan individu lain 3. Kontribusi Kebijakan a. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah khususnya Kementerian Keuangan dan Direktorat Jendral Pajak dalam membuat kebijakan yang dapat meningkatkan tingkat kepatuhan pajak dalam rangka meningkatkan pendapatan negara, yakni dengan memertimbangkan variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian. 1.8 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini menguji faktor-faktor yang dapat memengaruhi tingkat kepatuhan pajak sukarela berdasarkan pendekatan psikologis fiskal. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari persepsi terhadap pemerintah, interaksi dengan otoritas pajak, norma subjektif, religiusitas dan kebijakan amnesti pajak dalam memengaruhi tingkat kepatuhan pajak sukarela sebagai variabel dependen yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya dengan modifikasi yang dibutuhkan, yakni dari penelitian yang dilakukan oleh Mohdali & Pope (2012), Bobek dkk (2011), Saracoglu & Caskurlu (2011) dan Benk dkk (2016).

14 Sistematika Penulisan Berikut ini merupakan penjelasan mengenai sistematika penulisan karya ilmiah ini secara singkat, sebagai berikut : 1) BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini, karya ilmiah berisi mengenai penjelasan dari latar belakang penelitian hingga merumuskan masalah, pertanyaan dan tujuan penelitian serta penjabaran mengenai manfaat dan kontribusi penelitian yang disertai dengan sistematika penulisan. 2) BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini, karya ilmiah berisi penjabaran mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian, literatur yang mendukung, serta perumusan hipotesis hingga model penelitian yang digunakan. 3) BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini, karya ilmiah berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, yang meliputi penjabaran dari desain penelitian, tahapan penelitian, definisi operasional tiap-tiap variabel, populasi & sample penelitian, tempat dan waktu penelitian, penjelasan instrument penelitian serta pengujian instrument dan hipotesis yang digunakan.

15 15 4) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menjelaskan mengenai hasil dari penelitian dan pembahasan yang meliputi, karakteristik data berupa gambaran data penelitian, karakteristik responden, dan statistik deskriptif. Selanjutnya diikuti dengan penjelasan mengenai hasil uji uji pilot, hasil uji instrument penelitian dan penjelasan mengenai hasi uji hipotesis penelitian yang diajukan. 5) BAB V SIMPULAN Pada bagian ini berisi simpulan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan diawal, dan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai keterbatasan & saran penelitian serta kontribusi yang diberikan dari hasil penelitian karya ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Upaya untuk mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara dari pajak baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi pajak. Salah

BAB I PENDAHULUAN. negara dari pajak baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi pajak. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Direktorat Jenderal Pajak berupaya untuk mencari sumber penerimaan negara dari pajak baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi pajak. Salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Indonesia terus meningkat dari tahun ketahun. Ini dapat terlihat dari peningkatan besarnya porsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pelaksanaan dan pembangunan serta bertujuan untuk meningkatkan. disamping pemerintah menggunakan potensi hasil kekayaan alam.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pelaksanaan dan pembangunan serta bertujuan untuk meningkatkan. disamping pemerintah menggunakan potensi hasil kekayaan alam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia, sampai saat ini, untuk menjalankan kegiatan pemerintahannya masih memerlukan dana yang tidak sedikit. Pemerintah harus berupaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah terwujudnya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang notabenenya masih tergolong sebagai negara berkembang tentunya masih berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir senantiasa lebih dari 70%. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir senantiasa lebih dari 70%. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak memiliki peranan besar dalam mendukung terlaksananya pembangunan. Selama ini penerimaan perpajakan menjadi sumber utama pendapatan dalam APBN. Kontribusi pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) sangat penting bagi penerimaan Negara karena pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) sangat penting bagi penerimaan Negara karena pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan sektor pajak dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sangat penting bagi penerimaan Negara karena pemerintah mengintensifikasikan pemasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tren pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup tinggi pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Tren pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup tinggi pada beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tren pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup tinggi pada beberapa tahun terakhir tidak berlanjut sejak tahun 2013. Badan Pusat Statistik (2015) mencatat pertumbuhan

Lebih terperinci

Meningkatkan Tax Ratio Indonesia

Meningkatkan Tax Ratio Indonesia Meningkatkan Tax Ratio Indonesia A. Pendahuluan Penerimaan perpajakan merupakan salah satu pilar penerimaan dalam APBN, hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang diwajibkan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang diwajibkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang diwajibkan kepada seluruh warga negara untuk meningkatkan pembangunan negara. Kegiatan kenegaraan sulit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang awalnya official assessment system menjadi self assessment system. Self

BAB 1 PENDAHULUAN. yang awalnya official assessment system menjadi self assessment system. Self BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, sejak tahun 1983 sistem penghitungan pajak telah berubah dari yang awalnya official assessment system menjadi self assessment system. Self assessment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dan dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sektor pajak merupakan sektor yang sangat diandalkan oleh pendapatan Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia terus melaksanakan pembangunan di segala bidang demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pajak memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa sebagai salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, semuanya dapat terwujud jika adanya bantuan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, semuanya dapat terwujud jika adanya bantuan dari sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melakukan pembangunan pada suatu negara demi mensejahterakan dan mempunyai manfaat bagi rakyatnya adalah cita-cita terbesar yang diinginkan oleh suatu negara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara berkembang, sehingga banyak melakukan pembangunan. Hal ini membutuhkan pembiayaan yang besar. Pembiayaan ini didanai dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak dalam memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan Negara.Yaitu dengan melalui salah satu alat ukur yang bernama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Musgrave dan Musgrave (1991), adalah alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

BAB I PENDAHULUAN. oleh Musgrave dan Musgrave (1991), adalah alokasi, distribusi, dan stabilisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi utama pemerintah dalam sektor publik, sebagaimana disampaikan oleh Musgrave dan Musgrave (1991), adalah alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Fungsi alokasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pendapatan negara memiliki dua komponen yakni penerimaan dalam negeri dan hibah. Sebagaimana tercantum di dalam Nota Keuangan 0 pendapatan negara selain menjadi sumber pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas beberapa sebab yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian mengenai kepatuhan Wajib Pajak dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Terdiri dari beberapa sub

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era perkembangan ekonomi saat ini yang semakin meningkat, hampir beberapa negara dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri adalah untuk menggali, mendorong, dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun WP Terdaftar WP yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun WP Terdaftar WP yang BAB I: PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih relatif rendah, berdasarkan survey tentang kepatuhan yang pernah diadakan Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup dominan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup dominan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Dominan dimaksud karena sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian. 1.1 Latar Belakang Indonesia pada tahun 2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan tumpuan sumber penerimaan negara Indonesia. Hal ini terlihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menunjukkan bahwa sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membiayai belanja negara. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pajak,

BAB I PENDAHULUAN. membiayai belanja negara. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pajak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Sebagai bentuk iuran kepada negara yang disahkan oleh undang-undang dan bersifat memaksa, pajak memiliki dua fungsi yaitu fungsi reguler dan fungsi budgetair

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan Nasional, di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan Nasional, di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan Nasional, di mana dalam pelaksanaannya mencakup segala aspek diantaranya ada aspek politik, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling dominan baik untuk belanja rutin maupun belanja modal. Meskipun penerimaan pajak dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan sosial ekonomi, teknologi dan informasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan sosial ekonomi, teknologi dan informasi telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan sosial ekonomi, teknologi dan informasi telah mengubah aspek perilaku bisnis dan perekonomian suatu negara, terlebih dalam era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jenderal Pajak (DJP) adalah sebuah Direktorat Jenderal di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara nominal maupun

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara nominal maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepatuhan pajak merupakan masalah klasik yang dihadapi di hampir semua negara yang menerapkan sistem perpajakan (Hutagaol, 2007). Kepatuhan Wajib Pajak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan menjadi suatu permasalahan yang pokok. Pembiayaan ini

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan menjadi suatu permasalahan yang pokok. Pembiayaan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Masalah Mewujudkan bangsa yang adil dan makmur merupakan tujuan nasional negara Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Salah satu upaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak, mengikuti tarif PPh yang berlaku di negara-negara tetangga yang relatif lebih rendah,

BAB I PENDAHULUAN. pajak, mengikuti tarif PPh yang berlaku di negara-negara tetangga yang relatif lebih rendah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memberikan peraturan baru bagi wajib pajak badan yang berlaku pada tahun 2009 berupa penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa negara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa negara merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa negara merupakan organisasi di suatu wilayah yg mempunyai kekuasaan tertinggi yg sah dan ditaati oleh rakyat; kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan (Suryadi, 2006). Masih menurut Suryadi, bagi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penerimaan negara dari sektor pajak terus meningkat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan yang sangat penting karena pajak merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan yang sangat penting karena pajak merupakan sumber Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak memiliki peranan yang sangat penting karena pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar bagi pemerintah pusat maupun pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak berperan penting sebagai sumber penerimaan negara di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak berperan penting sebagai sumber penerimaan negara di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak berperan penting sebagai sumber penerimaan negara di Indonesia. Penerimaan pajak tahun 2013 sebesar Rp.1.148,356 triliun atau sekitar 76,46% dari penerimaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan bagian yang cukup potensial sebagai penerimaan Negara maupun Daerah. Pajak yang dikelola pemerintah pusat merupakan sumber penerimaan Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan demi mensejahterakan dan memakmurkan kehidupan masyarakatnya. Ini sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional, masalah pembiayaan Negara menjadi hal yang sangat penting untuk dikaji. Sejauh ini Negara

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance

Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance (Studi Kasus pada Perusahaan Industri Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia) Nama : Ni Kadek Yuliani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan petugas yang baik diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan petugas yang baik diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelayanan petugas yang baik diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak. untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan tumpuan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai salah satu sumber penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi perpajakan dengan sistem self assessment, diharapkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi perpajakan dengan sistem self assessment, diharapkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi perpajakan di Indonesia dimulai pada tahun 1983 yang menerapkan sistem administrasi perpajakan dengan sistem self assessment, diharapkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Pengertian pajak adalah iuran kepada kas negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Pengertian pajak adalah iuran kepada kas negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam pelaksanaan pembiayaan pelayanan publik dan pengeluaran pemerintah lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam perekonomian negara, pajak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hal ini juga diiringi dengan meningkatnya APBN dari lima tahun

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hal ini juga diiringi dengan meningkatnya APBN dari lima tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar, terlebih sumber daya alam sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Panama papers yang merupakan fenomena bocornya kumpulan 11,5 juta

BAB I PENDAHULUAN. Panama papers yang merupakan fenomena bocornya kumpulan 11,5 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Panama papers yang merupakan fenomena bocornya kumpulan 11,5 juta dokumen rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa perusahaan (firma) asal Panama, Amerika Latin yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di tengah krisis yang terjadi di Indonesia sebagai imbas dari krisis Eropa dan Amerika yang melemahkan perekonomian Indonesia, hanya Usaha Mikro, Kecil dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia Perpajakan di Indonesia sedang mengalami suatu proses transformasi format

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia Perpajakan di Indonesia sedang mengalami suatu proses transformasi format BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia Perpajakan di Indonesia sedang mengalami suatu proses transformasi format kelembagaan dari format konvesional yang langsung berada dibawah naungan Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Self assessment system ini baru akan berhasil dengan baik apabila syaratsyarat diatas dapat dipenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. Self assessment system ini baru akan berhasil dengan baik apabila syaratsyarat diatas dapat dipenuhi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagian besar Negara di dunia ini memiliki sistem perpajakan untuk membiayai pengeluaran pemerintahnya. Tidak terkecuali dengan Indonesia di mana pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang gencar-gencarnya melakukan pembangunan disegala sektor, dengan tujuan untuk mensejahterakan rakyat. Salah satu faktor pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tak dapat diragukan lagi, pajak sebagai mesin penghasil uang negara telah menjadi primadona penerimaan negara semenjak berakhirnya era kejayaan minyak yang dulu memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya keadaan dan kondisi suatu negara, tentunya semakin besar pula pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan oleh negara tersebut. Semakin besarnya

Lebih terperinci

untuk pembangunan membutuhkan peranan aktif Wajib Pajak. Sistem pemungutan pajak terdiri dari 3 jenis yaitu official assessment system, self

untuk pembangunan membutuhkan peranan aktif Wajib Pajak. Sistem pemungutan pajak terdiri dari 3 jenis yaitu official assessment system, self I. PENDAHULUAN Kemandirian suatu Negara dalam melaksanakan pembiayaan pembangunan sangat tergantung pada sumber penerimaan Negara tersebut. Sumber penerimaan Negara berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar negara di dunia memiliki sistem perpajakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar negara di dunia memiliki sistem perpajakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar negara di dunia memiliki sistem perpajakan untuk membiayai pengeluaran pemerintahnya, tidak kecuali dengan indonesia. Pajak memiliki sifat langsung maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memberikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memberikan kontribusi besar dalam upaya peningkatan penerimaan negara. Pajak memiliki peran aktif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan usaha di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan hal yang positif terutama dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Data Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber penerimaan ini mempuyai umur tidak

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber penerimaan ini mempuyai umur tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dominasi pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri adalah untuk menggali, mendorong, dan mengembangkan sumbersumber penerimaan dari

Lebih terperinci

ABSTRAK. DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK. DAFTAR ISI Halaman Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Persepsi atas Efektivitas Sistem Perpajakan, Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan pada Kemauan Ikut Tax Amnesty Nama : Ni Luh Elya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara komprehensif norma-norma

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara komprehensif norma-norma BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara komprehensif norma-norma sosial yang meliputi norma deskriptif, norma penangguhan, norma

Lebih terperinci

KINERJA PENERIMAAN PERPAJAKAN DAN PERTIMBANGAN APBN-P 2010

KINERJA PENERIMAAN PERPAJAKAN DAN PERTIMBANGAN APBN-P 2010 KINERJA PENERIMAAN PERPAJAKAN DAN PERTIMBANGAN APBN-P 2010 Latar Belakang Masalah Komponen perpajakan merupakan penyumbang terbesar pendapatan negara. Dalam tiga tahun terakhir total penerimaan perpajakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) adalah untuk pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang dimaksud adalah penciptaan akselerasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan tax ratio secara bertahap

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan tax ratio secara bertahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan tax ratio secara bertahap dengan memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan ekonomi dunia. Peningkatan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka menjalankan roda pemerintahan dan untuk melaksanakan pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia membutuhkan dana yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan lainnya yaitu penerimaan migas maupun penerimaan bukan pajak,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan lainnya yaitu penerimaan migas maupun penerimaan bukan pajak, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting dalam menopang keberlanjutan pembangunan suatu negara selain sumber penerimaan lainnya yaitu penerimaan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Kelangsungan suatu negara dalam menjalankan sistem pemerintahan dan

BABl PENDAHULUAN. Kelangsungan suatu negara dalam menjalankan sistem pemerintahan dan BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kelangsungan suatu negara dalam menjalankan sistem pemerintahan dan perekonomian demi mewujudkan kelangsungan hidup bermasyarak:at untuk mencapai tujuan negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan biaya yang tak sedikit jumlahnya. Usaha yang dilakukan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan biaya yang tak sedikit jumlahnya. Usaha yang dilakukan pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang dilakukan Indonesia berupa peningkatan pembangunan yang direncanakan sesuai kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan negara yang diperoleh dari iuran rakyat yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan negara yang diperoleh dari iuran rakyat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan negara yang diperoleh dari iuran rakyat yang tidak mendapatkan jasa timbal balik dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pajak pada hakikatnya memiliki peran yang sangat penting bagi sebuah Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan karena pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembayaran pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembayaran pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembayaran pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan sebagai wajib pajak dengan tidak mendapatkan timbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di berbagai bidang guna mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di berbagai bidang guna mewujudkan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini bangsa Indonesia sedang dan akan terus melaksanakan pembangunan nasional di berbagai bidang guna mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal atau kontraprestasi yang langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah dari sektor perpajakan. Pajak adalah salah satu sumber penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah dari sektor perpajakan. Pajak adalah salah satu sumber penerimaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pemerintahannya, Indonesia memiliki beberapa bentuk penerimaan bagi pendapatan negara. Salah satu bentuk penerimaan terbesar negara adalah dari sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menjadi lebih baik. Dalam melaksanakan kegiatannya, negara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menjadi lebih baik. Dalam melaksanakan kegiatannya, negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah memiliki peranan penting dalam kehidupan ekonomi suatu negara. Pemerintah harus melakukan pengendalian terhadap kondisi yang tengah terjadi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber : Perhitungan Anggaran Negara & Nota RAPBN, diolah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber : Perhitungan Anggaran Negara & Nota RAPBN, diolah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak adalah sumber penerimaan negara untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan di Indonesia. Peran pajak terhadap penerimaan negara dari tahun ke tahun semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pemerintah negara-negara di dunia menaruh perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pemerintah negara-negara di dunia menaruh perhatian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi sebagian besar negara, tak terkecuali Indonesia sebagai negara berkembang, pajak merupakan unsur paling penting dalam menopang anggaran penerimaan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh lembaga independen seperti Masyarakat Transparansi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. oleh lembaga independen seperti Masyarakat Transparansi Internasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan reformasi birokrasi melalui restrukturisasi organisasi dan implementasi administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Widjaya, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Widjaya, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK... vii. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK... vii. DAFTAR ISI... Judul : Faktor faktor yang Mempengaruhi Kemauan Wajib Pajak Menjadi Peserta Amnesti Pajak (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar) Nama : Ni Ketut Dina Ambara Yani NIM : 1306305062 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan tax ratio secara bertahap dengan memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan ekonomi dunia. Peningkatan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan pajak telah memberikan kontribusi terbesar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan pajak telah memberikan kontribusi terbesar bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak kini menjadi bagian yang sangat penting bagi kelangsungan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan pajak telah memberikan kontribusi terbesar bagi pemasukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Thomas dalam Murtopo (2011:1), tax is part of the business. Betapa pentingnya kesadaran dari para pengusaha bahwa pajak adalah bagian yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Di Indonesia salah satu penerimaan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal atau kontraprestasi yang langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak pada suatu negara sangat penting di dalam perkembangan ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal adalah pajak, sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. internal adalah pajak, sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara bukan pajak (PNBP), penerimaan pajak, dan hibah. daerahnya dengan memungut pajak. Jumlah penduduk di Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara bukan pajak (PNBP), penerimaan pajak, dan hibah. daerahnya dengan memungut pajak. Jumlah penduduk di Indonesia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang memerlukan anggaran yang cukup besar tiap tahunnya untuk melakukan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan pajak merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar (Susanto,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan pajak merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar (Susanto, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam Anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabungan paksa dan tabungan pemerintah (Sukirno dalam Wibowo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. tabungan paksa dan tabungan pemerintah (Sukirno dalam Wibowo, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu negara dalam mencapai pertumbuhan ekonomi membutuhkan dana yang relatif besar. Namun usaha pengerahan dana tersebut banyak mengalami kendala yaitu kesulitan mengumpulkan

Lebih terperinci

Aplikasi ilmu ekonomi perilaku untuk meningkatkan kepatuhan pajak

Aplikasi ilmu ekonomi perilaku untuk meningkatkan kepatuhan pajak Aplikasi ilmu ekonomi perilaku untuk meningkatkan kepatuhan pajak Oleh: M. Wangsit Supriyadi (pegawai tugas belajar Ditjen Pajak) Pendahuluan Meningkatkan kepatuhan pajak (tax compliance) khususnya kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang diharapkan oleh suatu bangsa yang telah merdeka. Salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. hal yang diharapkan oleh suatu bangsa yang telah merdeka. Salah satu cara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesejahteraan dan kemandirian bangsa dalam berbagai aspek kehidupan menjadi hal yang diharapkan oleh suatu bangsa yang telah merdeka. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci