ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN PERAN SEMANTIS DALAM KUMPULAN CERPEN KLOP KARYA PUTU WIJAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN PERAN SEMANTIS DALAM KUMPULAN CERPEN KLOP KARYA PUTU WIJAYA"

Transkripsi

1 ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN PERAN SEMANTIS DALAM KUMPULAN CERPEN KLOP KARYA PUTU WIJAYA Revelino, Sisilya, Amriani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Abstract: This study aimed to describe the types, forms, functions, and semantic role deixsis persona contained in a collection of short stories "KLOP" by Putu Wijaya. Form of descriptive qualitative research method, this research data is deixis persona. The data source of this study is three short stories in a collection of short stories "KLOP. Data collection techniques in this study using the documentation, this is a research instrument recorded data containingcertain deixis and semantic roles. Based on the data analysis of the results showed that the short story "The General" has 6 types and 26 forms deixis persona, 5 deixis enklitis function, semantic roles and 5, the short story "Y2K" has 6 types and 32 forms deiksis persona, 5 deixsis enklitis function, and 5 roles semantically, and the short story "Soempah Pemoeda" has 5 types and 22 forms deixis persona, 2 enklitis deixis functions and semantic roles 5. The results of this study are expected to be useful for the reader to add insight into the use of semantic deixis persona and role in the story. Keywords: Deixis Persona, Semantic Role, KLOP. Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis-jenis, bentuk-bentuk, fungsi, serta peran semantis deiksis persona yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya. Bentuk penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, Data penelitian ini adalah deiksis persona.sumber datapenelitian ini adalah tiga cerpen dalam kumpulan cerpen KLOP.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, Instrumen penelitian ini adalah mencatat data-data yang mengandung deiksis tertentu dan peran semantis.berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa cerpen Jenderal memiliki 6 jenis dan 26 bentuk deiksis persona, 5 fungsi deiksis enklitis, dan 5 peran semantis, cerpen Y2K memiliki 6 jenis dan 32 bentuk deiksis persona, 5 fungsi deiksis enklitis, dan 5 peran semantis, dan cerpen Soempah Pemoeda memiliki 5 jenis dan 22 bentuk deiksis persona, 2 fungsi deiksis enklitis, dan 5 peran semantis.hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca untuk menambah wawasan tentangpenggunaan deiksis persona dan peran semantis dalam cerpen. Kata kunci: Deiksis Persona, Peran Semantis, KLOP 1

2 P ragmatik membahas bagaimana bahasa itu disimpulkan oleh pendengar dari apa yang dituturkan oleh penutur agar interpretasi atau menafsirkan makna bias atau makna lain yang ingin disampaikan dalam cerpen sampai kepada pendengar. Tipe studi ini menggali banyak sesuatu yang tidak dikatakan ternyata menjadi bagian yang disampaikan.boleh dikatakan bahwa studi ini adalah pencarian makna yang tersamar (Yule, 2006:3-4). Pada penerapannya pragmatik tidak lepas dari tuturan.tuturan dapat terjadi jika terdapat peserta tindak tutur di dalamnya, yaitu pembicara dan lawan bicara.konsep pragmatik dapat disimpulkan bahwa peserta tindak tutur merupakan bagian dari proses pengkajian dalam bidang pragmatik. Pengkajian peserta tindak tutur dalam pragmatik dapat ditemukan pada penggunaan deiksis persona. Penggunaan deiksis persona dapat dilihat dengan melihat kata penunjuk pada tokoh yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya sehingga dalam penelitian ini akan mengkaji deiksis persona yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP. KLOP, satu di antara karyanya, merupakan kumpulan cerpen yang sarat akan cerita-cerita menggelitik. Karya sastra khususnya cerpen memuat di dalamnya unsur intrinsik yang di dalam unsur intrinsik itu terdapat penokohan, penokohan itu mempuyai peran masing-masing di dalam cerita.ditinjau dari segi semantis, peran tersebut mempunyai perbedaan. Peran yang dikaji di dalam semantis berdasarkan bagaimana tokoh itu berperan dalam suatu tuturan, baik itu sebagai pelaku, pengalam, maupun peruntung sehingga dapat disimpulkan dalam peran semantis sang tokoh di dalam karya sastra dikaji lewat konteks atau terikat pada konteks tuturan di dalam sebuah karya sastra berdasarkan pada kata ganti yang menganaforakan tokoh tersebut di dalam tuturan. Penelitian tentang deiksis persona ini pernah diteliti sebelumnya oleh Yeti Martianingrum (2012) dengan judul skripsinya Deiksis Persona dalam Novel Tunggak-Tunggak Jati Karya Esmiet Sebuah Kajian Pragmatik..Dalam penelitiannya, peneliti berhasil menemukan bentuk deiksis persona yangditemukan meliputi: bentuk deiksis persona pertama, bentuk deiksis persona pertamasingularis, dan bentuk deiksis persona pertama singularis yang berupafrasa. Selain itu, penelitian mahasiswa tentang deiksis sudah pernah dilakukan oleh Dewi Simanjuntak (2011) dengan judul skripsinya Pemakaian Deiksis Persona dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andera Hirata. Dalam penelitiannya, peneliti berhasil menemukan (1) Bentuk deiksis persona yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.(2)Deiksis persona yang paling dominan muncul dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Penelitian lain tentang deiksis persona pernah diteliti oleh Setiawan Teguh (1997) yang berjudul Penggunaan Deiksis Persona pada Cerita Anak dalam Harian Republika. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut: (1) bentuk deiksis persona yang ditemukan adalah bentuk deiksis persona pertama, kedua, dan ketiga. Masing-masing bentuk deiksis tersebut terdiri atas bentuk tunggal dan bentuk jamak. (2) bentuk deiksis persona yang paling tinggi frekuensi pemunculannya. Masalah dalam ini adalah sebagai berikut sebagai berikut: (1) jenis-jenis deiksis persona apa saja yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP karya 2

3 Putu Wijaya? (2) bentuk-bentuk deiksis persona apa saja yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya? (3) fungsi-fungsi deiksis persona apa saja yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya? (4) Peran-peran semantis apa saja yang ditampilkan oleh deiksis persona dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya? Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah: (1) Pendeskripsian jenis-jenis deiksis persona yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya. (2) Pendeskripsian bentuk-bentuk deiksis persona yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya. (3) Pendeskripsian fungsi-fungsi deiksis persona yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya. (4) Pendeskripsian peran-peran deikis persona yang ditampilkan dalam deiksis persona dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya. Kridalaksana (2008:45) menyatakan bahwa deiksis merupakan hal atau fungsi yang menunjuk sesuatu di luar bahasa; kata tunjuk pronominal, ketakrifan, dsb., mempunyai fungsi deiktis. Yule (2006:15)mengatakan bahwa ungkapanungkapan deiksis kadang kala disebut juga indeksikal.ungkapan-ungkapan itu berada di antara bentuk-bentuk awal yang dituturkan oleh anak-anak yang masih kecil dan dapat digunakan untuk menunjukkan orang dengan deiksis persona ( ku, mu ). Jadi, dapat dikatakan bahwa untuk menafsirkan sebuah deiksis, semua ungkapan bergantung pada penafsiran penutur dan pendengar dalam konteks yang sama. Nababan (dalam Cahyono, 1995:218) menjelaskan bahwa deiksis ada lima macam, yaitu: deiksis orang, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana, dan deiksis sosial. Deiksis persona merupakan deiksis yang menunjukkan diri penutur.orang yang sedang berbicara mendapat peranan yang disebut persona pertama. Apabila ia tidak berbicara lagi, kemudian menjadi pendengar, ia berganti memakai topeng yang disebut persona kedua. Orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan (tetapi menjadi bahan pembicaraan) diberi topeng yang disebut persona ketiga (Djajasudarma, 2010:52). Sehubungandenganketepatanpemilihan bentuk deiksispersona, maka harus diperhatikanfungsibentuk-bentukkataganti personadalambahasaindonesia.alieva, dkk. (1991: ) menjelaskan bahwa fungsi deiksis persona atau kata ganti persona terbagi atas beberapa fungsi, yaitu:hubungan kepunyaan, sebagai rangkaian dengan preposisi, menyatakan Objek Tindakan, dan menyatakan subjek tindakan. Fungsi akhiran nya mempunyai beberapa fungsi yang lain seperti yang dijelaskan Badudu (1987: ), yaitu: sebagai penunjuk kepunyaan, sebagai alat pempentuk kata benda, sebagai obyek penderita dalam bentuk enklitik, dan sebagai objek penyerta dalam bentuk enklitik. Fungsi kata ganti nya menurut Alieva, dkk., (1991: ) terbagi atas beberapa fungsi, yaitu. (1) Pronomina singkat enklitis nya yang ditempelkan pada verba pasif berawal di- dipakai untuk menyatakan subjek tindakan, contohnya: akusudah dituduhnya mencuri.(2) Fungsi nya dipakai sebagai sarana nominalisasi, yaitu untuk mensubstantifkan kata predikatif atau pelbagai gatra. Alwi (2003: ) membagi fungsi nyamenjadi empat fungsi, yaitu: kata ganti nya dipakai untuk menyatakan milik, persona ketiga nya dipakai untuk subjek dalam kalimat topik-komen, persona ketiga nya juga dipakai untuk mengubah kategori suatu verba menjadi nominal, dan dalam wujud nya, 3

4 pronomina ini sering juga dipakaihanya sebagai penanda ketakrifan suatu nomina atau nominal. Alwi (2003: 334) menyatakan bahwa pada dasarnya tiap kalimat memerikan suatu peristiwa atau keadaan yang melibatkan satu peserta atau lebih, dengan peran semantis yang berbeda-beda. Dari apa yang telah dijelaskan oleh Alwi, peran semantis menjadi beberapa jenis, yiatu: pelaku, sasaran, peruntung, pengalam, dan atribut. METODE Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian kualitatif.prosedur dalam penelitian ini yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa bentuk kata ganti persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga yang digunakan pada konteks kalimat tertentu, ditindak lanjuti dengan menganalisis peran semantis yang terdapat pada tuturan dalam kalimat-kalimat, dan dilanjutkan dengan menganalisis prinsip-prinsip kesopanan yang terdapat pada tuturan-tuturan di dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya. Metodeyang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang mengandung arti bahwa penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta yang ada dan fenomena secara empiris masih hidup pada masyarakat penuturnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengandung pronomina yang terdapat di dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya.Sumber data yang terdapat dalam penelitian ini adalah cerpen-cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya.Jumlahcerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP berjumlah 20 cerpen.dari 20 cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP peneliti hanya mengambil tiga cerpen yang representatif atau yang mewakili dari ke-20 cerpen tersebut. Ketiga cerpen itu ialah: 1) Jenderal Jakarta 3 Maret 2000; 2) Y2K Astya Puri, 28 Desember 1999; 3) Soempah Pemoeda Jakarta 26 Oktober Pengumpulan data dapat diperoleh melalui sumber tertulis kumpulan cerpen KLOP dilakukan berdasarkan teknik dokumentasi.hikmat (2011:83) menjelaskan bahwa teknik dokumentasi, yakni penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang tersedia.instrument penelitian ini dilakukan dengan cara mencatat data-data yang merupakan kalimat-kalimat yang mengandung jenis dan bentuk, fungsi deiksis, dan peran semantis, pada ketiga cerpen KLOP karya Putu Wijaya ke dalam kartu data. Contoh kartu data deiksis persona. No Tabel 1 Jenis dan Bentuk Deiksis Persona bentuk deiksis jenis deiksis pertama Kedua Ketiga T J T J T J jumlah data 1 aku nya 20 4

5 Tabel 2 Fungsi Enklitik Deiksis Persona jumlah data No fungsi enklitik -ku -mu -nya jumlah keseluruhan 1 menyatakan kepemilikan obyek penyerta dalam bentuk enklitik Tabel 3 Peran Semantis no bentuk deiksis peran semantis pelaku sasaran pengalam Pembicara lawan bicara 1 aku ku 20 3 ku- 4 Dalam prosedur pengolahan data, data diolahdengan langkah-langkah sebagai berikut:1) membaca cerpen yang akan dijadikan sumber data; 2) menyeleksi kalimat yang menggunakan deiksis persona; 3) mengklasifikasi jenis-jenis deiksis persona; 4) mengklasifikasi bentuk-bentuk deiksis persona; 5) memasukkan datadata deiksis persona ke dalam kartu data; 6) menganalisis fungsi-fungsi deiksis persona; 7) memasukkan fungsi-fungsi deiksis persona yang telah ditemukan ke dalam katu data; 8) menganalisis tuturan yang terdapat peran semantis; 9) mengklasifikasi peran-peran semantis yang ditemukan di pada tuturan kalimat dalam kumpulan cerpen KLOP ; dan 10) memasukkan data-data peran semantis yang ditemukan pada cerpen klop ke dalam kartu data. Dalam teknik analisis data, data dianalisis denganlangkah-langkah sebagai berikut: 1) menganalisis data-data yang mengandung deiksis persona untuk menentukan jenis-jenis deiksis persona yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP dengan menggunakan teori Purwo dan Alieva; 2) menganalisis datadata yang mengandung deiksis persona untuk menentukan bentuk-bentuk deiksis persona yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP dengan menggunakan teori Purwo dan Alieva; 3) menganalisis data-data yang mengandung deiksis persona untuk menentukan fungsi-fungsi deiksis persona yang terdapat dalam kumpulan cerpen KLOP dengan menggunakan teori Alieva; 4) menganalisis data-data yang berupa tuturan dalam kalimat untuk menentukan peran-peran semantis yang timbul dalam kumpulan cerpen KLOP dengan menggunakan Alwi; dan (5) memberikan kesimpulan data berdasarkan analisis deiksis persona dan peran semantis yang timbul dalam kumpulan cerpen KLOP. 5

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pembahasan Cerpen Jenderal Berdasarkan deskripsi data yang dipaparkan, di dalam cerpen yang berjudul Jenderal ditemukan enam jenis penggunaan deiksis persona dan dua puluh enam bentuk deiksis persona. Penggunaan jenis deiksis persona yang sering digunakan dalam cerpen ini adalah deiksis persona ketiga tunggal dengan bentuk -nya yang berjumlah 35 bentuk. Penggunaan bentuk deiksis persona pertama tunggal aku dalam cerpen ini merujuk pada tokoh utama dalam cerpen ini yaitu tokoh jenderal, yaitu tokoh aku yang menceritakan tentang dirinya sendiri dan orang lain yang ada disekitarnya, seperti data di bawah ini. Tapi, aku memaksanya demi masa depan rakyat, kepentinganku sendiri. (JD, hal 19, bar 22) aku abaikan Penggunaan bentuk aku dalam cerpen ini juga dilandasi oleh hubungan keakraban antara si pembicara dengan si pendengar yang telah tercipta hubungan yang saling mengenal.oleh karena itu, dalam cerpen ini penggunaan bentuk deiksis persona aku bersifat informal, seperti pada data berikut. Kamu tahu sendiri aku seorang ayah yang baik. (JD, hal 20, bar 15) Ditemukan penggunaan bentuk enklitik -ku dan praklitik ku- dalam cerpen ini yang merupakan variasi bentuk deiksis persona pertama tunggal aku pada data di bawah ini. Aku berada di bawah perintah atasanku yang menginginkan aku memegang posis yang tidak kukehendaki. (JD, hal 16, bar 34) Bentuk saya dalam cerpen ini merujuk pada tokoh anak dalam situasi percakapan dengan tokoh jenderal.penggunaan bentuk deiksis persona pertama tunggal saya dalam cerpen ini dikarenakan dalam situasi percakapan tersebut lawan bicara mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari si pembicara. Sayamemahami sepenuhnya keinginan Ayah. (JD, hal 17 bar 15) Bentuk kami dan kita dalam cerpen ini mempunyai fungsi masingmasing. Bentuk kami mempunyai fungsi yang menyatakan bentuk inklusif yang artinya pronomina itu mencakupi pembicara atau penulis dan orang lain dipihaknya, tetapi tidak mencakupi orang lain dipihak pendengar atau pembacanya, seperti pada data-data berikut di bawah ini. Kami sudah berunding masak-masak. (JD, hal 19, bar 21) Negeri kita ini memerlukan masa depan. (JD, hal 20 bar 18) 6

7 Penggunaan bentuk deiksis persona kedua tunggal maupun jamak dalam cerpen ini merujuk kepada lawan bicara karena hanya terdapat dalam situasi percakapan antar tokoh dalam dialog.bentuk enklitik -mu yang merupakan variasi bentuk kamu sering digunakan pada situasi percakapan dalam cerpen ini. Terdapat penggunaan bentuk ayahanda dalam cerpen ini yang merujuk pada percakapan antara anak dan ayah. Penggunaan bentuk ayahanda dalam cerpen ini dikarenakan untuk menghormati lawan bicara yaitu tokoh ayah.bentuk Pak dalam cerpen ini merupakan bentuk kata sapaan yang ditujukan oleh tokoh istri jenderal kepada tokoh jenderal, seperti pada data di bawah ini. Putra kita telah menjadi seorang pemimpin, Pak, kata istri jenderal. (JD, hal 20, bar 24) Bentuk Anda dalam cerpen ini muncul dikarenakan menyatakan hubungan yang tidak pribadi sehingga bentuk anda tidak diarahkan pada satu orang khusus. sebagaimana Anda lihat sendiri, rapat akbar yang kita perkirakan akan menyerukan perdamaian itu sekrang berubah menjadi lautan api dendam. (JD, hal 24, bar 7) Bentuk deiksis persona ketiga yang sering muncul adalah bentuk -nya. Penggunaan bentuk dia dan ia dalam cerpen ini yang memiliki fungsi berposisi sebagai subjek seperti pada data berikut. Dia akan membawa negeri kita ini kembali pada rel yang benar, kata pacarnya dengan terharu. (JD, hal 21, bar 1) Bentuk ia dalam cerpen ini memiliki ciri sebagai penegasan atau penekanan seperti pada data di bawah ini. Kemudian ia mencium tangan orang tua itu, lalu keluar dari dalam ruangan. (JD, hal 18, bar 19) Bentuk ia pada kalimat ini merupakan membawakan ciri penegasan kepada tokoh anak. Terdapat penggunaan bentuk beliau yang dipakai untuk menyatakan rasa hormat. Beliau dikenal sebagai seorang jenderal yang birilian semasa masih aktif. (JD, hal 16, bar 5) Terdapat penggunaan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang bersifat demonstratif itu dalam cerpen ini karena kata itu merupakan katayang mengacu kepada suatu tempat yang bukan tempat penutur, jadi dapat diartikan sebagai pronomina ketiga. 7

8 Putra Jenderal itu, seorang yang keras kepala seperti ayahnya. (JD, hal 17, bar 11) Fungsi-fungsi deiksis persona singkat yang melekat pada bentuk enklitik - ku, -mu, -nya ditemukan dalam cerpen ini, yaitu sebagai menyatakan kepemilikan seperti pada data berikut. Selamat jalan, Anakku. (JD, hal 20, bar 19) Bentuk -ku padadata di atas memiliki fungsi yang menyatakan kepemilikan dikarenakan ketiga bentuk itu melekat pada kata benda yang menyatakan sebuah kepemilika. Selain itu, bentuk enklitik -mu, dan -nya juga dalam cerpen ini memiliki fungsi yang sama, yaitu menyatakan kepemilikan. Ditemukan juga fungsi obyek penyerta dalam bentuk enklitik dalam cerpen ini, sepeti pada data berikut. Sebab mereka semua begitu terpesona kepadamu. (JD, hal 19, bar 25) Bentuk -mu pada kata kepadamu merupakan bentuk enklitik yang berfungsi sebagai obyek penyerta pada kata kepada. Ditemukan juga fungsi berikut. menyatakan objek tindakan, seperi pada data Asal kamu tahu bahwa sejak awal aku sudah menentangmu. Bentuk -mu pada kata menentangmu pada kalimat di atas memiliki fungsi yang menyatakan objek tindakan dikarenakan bentuk deiksis singkat enklitik -mu digabungkan dengan kata menentang yang merupakan verba transitif karena mempunyai awalan me. Fungsi menyatakan subjek tindakan, ditemukan juga pada data berikut. Sementara di depan layar televisi, istri jenderal masih terpaku tak percaya apa yang dilihatnya. Bentuk deiksis persona ketiga tunggal singkat -nya pada kata dilihatnya pada data di atas mempunyai fungsi menyatakan subjek tindakan dikarenakan bentuk dilihatnya merupakan verba pasif yang mempunyai prefiks di. Fungsi sebagai rangkaian preposisi ditemukan juga pada data berikut. Di sampingnya, calon menantunya sudah pingsan. Fungsi deiksis singkat yang menyatakan kepemilikan sering muncul dalam cerpen ini. Ditemukan peran-peran semantis sebagai: pelaku, pengalam, sasaran, pembicara dan lawan bicara. Peran semantis yang sering muncul dalam cerpen ini adalah sebagai sasaran.peran pembicara muncul pada bentuk deiksis persona pertama tunggal maupun jamak, sedangkan peran lawan bicara muncul pada bentuk deiksis persona kedua tunggal maupun jamak. 8

9 Hasil dan Pembahasan Cerpen Y2K Berdasarkan deskripsi data yang dipaparkan, di dalam cerpen yang berjudul Y2K peneliti menemukan enam jenis penggunaan deiksis persona dan 32 variasi bentuk deiksis persona. Penggunaan jenis deiksis persona yang sering digunakan dalam cerpen ini adalah deiksis persona ketiga tunggal dengan bentuk -nya yang berjumlah 48 bentuk. Penggunaan bentuk deiksis persoan pertama tunggal bentuk aku banyak merujuk pada tokoh tamu. Maaf, aku bukan anakmu, jawab sosok yang hitam itu. (Y2k, hal 76, bar 21) Aku hanya seorang teman. (Y2k, hal 76, bar 24) Aku seperjalanan dengan putra kalian. (Y2k, hal 76, bar 24) Aku hanya lewat. (Y2k, hal 77, bar 8) Aku membawa sebuah titipan. (Y2k, hal 77, bar 24) ini. Terdapat penggunaan bentuk enklitik -ku dan praklitik ku- dalam cerpen Tapi, aku tidak akan ragu-ragu membunuh musuh-musuh yang sudah membuat anakku itu sesat. (Y2k, hal 75, bar 9) Jadi, jangan ragu-ragu, pulanglah, Anakku, akan kukibarkan kamu di tiang rumah kita ini! (Y2k, hal 75, bar 14) Bentuk kami dan kita dalam cerpen ini mempunyai fungsi masingmasing. Bentuk kami mempunyai fungsi yang menyatakan bentuk inklusif yang artinya pronomina itu mencakupi pembicara atau penulis dan orang lain dipihaknya, tetapi tidak mencakupi orang lain dipihak pendengar atau pembacanya. Seandainya pun kau telah berbuat berbeda dengan harapan kami, bahkan bertentangan dengan apa yang kami bangga-banggakan, kau masih saja tetap putraku. (Y2K, hal 74, bar 6) di mana kasih sayang menjadi sumber kehidupan kami. (Y2K, hal 75, bar 6) Putra kami belum sampai. (Y2K, hal 77, bar 4) Bentuk kita dalam cerpen ini mempunyai fungsi yang menyatakan bentuk ekslusif yang artinya pronomina itu mencakupi tidak saja pembicara atau penulis, tetapi juga pendengar atau pembaca, dan mungkin pula pihak lain. 9

10 Mungkin tidak utuh benar, tetapi juga tidak terlalu banyak kehilangan sehingga kita masih bisa mengajaknya berbicara seperti biasa, seperti bagian dari kita, meskipun dia sudah menjadi seorang pahlawan, (Y2k, hal 73, bar 13) Kekecewaan kita, harapan-harapan kita, adalah urusan kita masing-masing, tidak boleh ditimpakan kepada anak itu. (Y2K, hal 76, bar 10) Terdapat penggunaan bentuk deiksis persona kedua dalam cerpen ini yang terlibat dalam situasi percakapan antar tokoh.penggunaan bentuk kamu sering muncul dalam cerpen ini.ditemukan deiksis persona kedua tunggal maupun jamak pada dbentuk kamu dan -mu dikarenakan pemakaian bentuk-bentuk tersebut terdapat di dalam karya sastra yang bersifat informal. Jadi, jangan ragu-ragu, pulanglah, Anakku, akan kukibarkan kamu di tiang bendera rumah kita. (Y2K, hal 75, bar 15) Bentuk Bung dalam cerpen ini merupakan bentuk sapaan yang merujuk kepada tokoh tamu. Terima kasih, Bung!Anda tidak boleg pergi begitu saja. (Y2K, hal 79, bar 8) Penggunaan bentuk deiksis persona ketiga yang sering muncul adalah bentuk enklitk -nya. Penggunaan bentuk dia dan ia dalam cerpen ini yang memiliki fungsi berposisi sebagai subjek selain itu bentuk ia mempunyai ciri sebagai penegasan atau penekanan. Ia tersipu-sipu ketika ada yang berbisik, (Y2K, hal 71, bar 10) Kami nobatkan dia menjadi pahlawan dan contoh yang sudah selamat dari jamahan narokba dan nafsu anarkisme. (Y2K, hal 78, bar 19) Terdapat penggunaan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang bersifat demonstratif itu dalam cerpen ini karena kata itu merupakan kata yang mengacu kepada suatu tempat yang bukan tempat penutur, jadi dapat diartikan sebagai pronomina ketiga. Selamat malam, kata sosok yang datang itu. (Y2K, hal 76, bar 14) Dalam cerpen ini ditemukan empat fungsi deiksis persona, yaitu: menyatakan kepemilikan, yang terdapat pada bentuk -ku, -mu, dan -nya seperti pada data berikut. Seandainya pun kau bukan lagi engkau yang kulepaskan pergi dulu, Anakku, (Y2k, hal 74, bar 2) 10

11 Bentuk -ku yang melekat pada kata benda anak pada kalimat di atas memiliki fungsi enklitik yang menyatakan kepemilikan. Maaf, aku bukan anakmu, jawab sosok yang hitam itu. (Y2K, hal 76, bar 21) Bentuk -mu yang melekat pada kata benda anak pada kalimat di atas memiliki fungsi enklitik yang menyatakan kepemilikan. Anak itu, ketika pergi mukanya masih kekanak-kanakan. (Y2K, hal 71, bar 7) Bentuk -nya yang melekat pada kata benda muka pada kalimat ini memiliki fungsi enklitik yang menyatakan kepemilikan. Menyatakan objek tindakan pada bentuk -mu dan bentuk -nya seperti data berikut. Akulah rumahmu, tempatmu kembali, pangkuan yang selalu menerimamu dalam keadaan yang bagaimana pun. (Y2K, hal 74, bar 12) Bentuk -mu pada kata menerimamu memiliki fungsi yang menyatakan objek tindakan dikarenakan bentuk deiksis singkat enklitik -mu digabungkan dengan kata menerima yang merupakan verba transitif karena mempunyai awalan me. Mungkin tidak utuh benar, tetapi juga tidak terlalu banyak kehilangan sehingga kita masih bisa mengajaknya berbicara seperti biasa, kata neneknya sambil menyatukan tangan dan terus saja berdoa. (Y2K, hal 73, bar 13) Bentuk -nya pada kata mengajaknya memiliki fungsi yang menyatakan objek tindakan dikarenakan bentuk deiksis singkat enklitik -nya digabungkan dengan kata mengajak yang merupakan verba transitif karena mempunyai awalan me. Menyatakan subjek tindakan dan sebagai rangkaian preposisi yang terdapat pada data-data berikut. Banyak sekali didengarnya celoteh berita. (Y2K, hal 74, bar 18) Bentuk deiksis persona ketiga tunggal singkat -nya pada kata didengarnya mempunyai fungsi menyatakan subjek tindakan dikarenakan bentuk didengarnya merupakan verba pasif yang mempunyai prefiks di. robek atau apa saja yang kamu sukai tubuh di depanmu. (Y2K, hal 81, bar 11) 11

12 Bentuk -mu yang merupakan bentuk singkat enklitik deiksis persona kedua pada kata di depanmu memiliki peran semantis sebagai rangkaian preposisi karena bentuk -mu terangkai dengan kata depan di yang diikuti kata depan. Dari semua fungsi enklitik yang ditemukan, penggunaan fungsi enklitik yang menyatakan kepemilikan merupakan fungsi yang sering muncul dalam cerpen ini. Ditemukan lima peran semantis yang timbul dalam cerpen ini, yaitu: pelaku, sasaran, pengalam, pembicara, dan lawan bicara. Aku seorang ayah yang memuja rumah dengan segala isinya sebagai tempat berteduh (Y2k, hal 75, bar 4) Bentuk aku dalam kalimat di atas mempunyai peran semantis pelaku dikarenakan aku yang merupakan deiksis persona pertama tunggal melakukan suatu perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat memuja. Meskipun tetap menyembunyikan dirinya di sudut-sudut gelap, (Y2K, hal 79, bar 23) Bentuk nya pada kata dirinya merupakan peran utama objek yang merujuk pada diri dari persona yang beranafora pada tokoh yang dijelaskan sebelumnya sehingga bentuk nya dalam kalimat ini memiliki peran semantis sebagai sasaran., aku tidak akan melakukannya dengan cara yang didiktekan setan. (Y2k, hal 75, bar 3) Bentuk aku dalam kalimat di atas memiliki peran semantis sebagai pengalam dikarenakan mengalami peristiwa yang dinyatakan predikat tidak akan melakukannya. Aku membawa sebuah titipan. (Y2k, hal 77, bar 24) Bentuk aku yang merupakan deiksis persona pertama tunggal pada kalimat-kalimat di atas mempunyai peran sebagai permbicara dikarenakan bentuk aku merujuk kepada pembicara dalam situasi percakapan yang ditampilkan dalam data cerpen pada kalimat-kalimat di atas. 8) Terima kasih, Bung!Anda tidak boleh pergi begitu saja. (Y2K, hal 79, bar Bentuk bung yang merupakan deiksis persona kedua tunggal pada kalimat ini mempunyai peran sebagai lawan permbicara dikarenakan bentuk bung merujuk kepada lawan pembicara dalam situasi percakapan.peran semantis sebagai sasaran sering muncul dalam cerpen ini yang didominasi penggunaannya oleh bentuk deiksis persona ketiga. Hasil dan Pembahasan Cerpen Soempah Pemoeda Berdasarkan deskripsi data yang dipaparkan, di dalam cerpen yang berjudul Soempah Pemoeda ditemukan lima jenis penggunaan deiksis persona dan 22 12

13 bentuk bentuk deiksis persona sehingga total keseluruhan bentuk deiksis yang terdapat dalam cerpen ini berjumlah 92 bentuk. Penggunaan jenis deiksis persona yang sering digunakan dalam cerpen ini adalah deiksis persona ketiga tunggal dengan bentuk Amat yang berjumlah 18 bentuk. Penggunaan bentuk deiksis persona pertama aku merujuk kepada tokoh utama Amat. Penggunaan bentuk aku yaitu tokoh aku yang menceritakan tentang dirinya sendiri dan orang lain yang ada disekitarnya sehingga penggunaan bentuk aku dalam cerpen ini bersifat informal. Ditemukan juga bentuk saya yang merupakan deiksis persona pertama tunggal dalam hal ini juga bersifat informal dikarenakan bentuk saya dalam cerpen ini terdapat pada situasi percakapan di warung kopi antara tokoh utama dengan tokoh penjaga warung. Selain itu ditemukan juga bentuk deiksis persona pertama jamak bentuk kita dan kami yang masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Bentuk kami dan kita dalam cerpen ini mempunyai fungsi masing-masing. Bentuk kami mempunyai fungsi yang menyatakan bentuk inklusif yang artinya pronomina itu mencakupi pembicara atau penulis dan orang lain dipihaknya, tetapi tidak mencakupi orang lain dipihak pendengar atau pembacanya. Bentuk kita dalam cerpen ini mempunyai fungsi yang menyatakan bentuk ekslusif yang artinya pronomina itu mencakupi tidak saja pembicara atau penulis, tetapi juga pendengar atau pembaca, dan mungkin pula pihak lain, seperti pada data berikut. Bahkan, kami berhasil mengumpulkan dana yang akan kami sumbangkan. (SP, hal 135, bar 9) Terdapat penggunaan bentuk deiksis persona kedua tunggal dalam cerpen ini pada situasi percakapan. Penggunaan bentuk sapaan sering terjadi dalam cerpen ini, yaitu bentuk: bapak, pak, pak amat. Penyebutan nama dalam cerpen ini yaitu bentuk Ami juga merupakan deiksis persona kedua tunggal, seperti pada data-data di bawah ini. Bapak ini, kok, jadi mata duitan sekarang? (SP, hal 137, bar 4) Kok, hanya lumayan?yang dilakukan anak kita dan kawan-kawannya itu, kan, bagus sekali, Pak, kata Bu Amat. (SP, hal 136, bar 8) Terdapat juga penggunaan bentuk deiksis persona ketiga tunggal dia, ia, -nya.penggunaan bentuk deiksis persona ketiga tunggal dia dan ia dalam cerpen ini mempunyai fungsi yang menyatakan berposisi sebagai subjek. Setelah membayar kopinya, dia langsung pergi. (SP, hal 138, bar 20) Ia baru ingat hanya membawa selembar 20 ribu di kantong ketika pergi. (SP, hal 139, bar 16) Bentuk ia dalam cerpen ini membawakan ciri penekanan atau penegasan.terdapat juga bentuk deiksis persona ketiga tunggal sebagai pronominal demonstratif itu dalam cerpen ini. 13

14 Dalam cerpen ini hanya ditemukan dua fungsi deiksis singkat, yaitu menyatakan kepemilikan dan sebagai objek tindakan pada bentuk singkat -nya, seperti pada data-data berikut ini. Dengan teman-temannya, Ami menyelenggarakan peringatan hari Sumpah Pemuda di sebuah hotel yang megah. (SP, hal 135, bar 3) Bentuk -nya yang melekat pada kata benda teman-teman pada kalimat ini memiliki fungsi enklitik yang menyatakan kepemilikan. Dan ketika Amat dengan rasa malu serta bersalah mengulurkan uang itu kepadanya, perempuan itu tiba-tiba meneteskan air mata. (SP, hal 140, bar 1) Bentuk -nya pada kata kepadanya pada data di atas memiliki fungsi yang menyatakan objek tindakan dikarenakan bentuk deiksis singkat enklitik -nya digabungkan dengan kata kepada yang merupakan verba transitif karena mempunyai awalan me.penggunaan fungsi yang menyatakan kepemilikan sering muncul dalam cerpen ini. Ditemukan lima peran semantis dalam cerpen ini, yaitu sebagai: pelaku, pengalam, sasaran, pembicara, dan lawan bicara. Penggunaan peran sebagai sasaran sering digunakan dalam cerpen ini. Ia masuk ke kamar Ami, lalu bicara dengan sangat menyesal. (SP, hal 140, bar 11) Bentuk ia dalam kalimat di atas mempunyai peran semantis pelaku dikarenakan ia yang merupakan deiksis persona ketiga tunggal melakukan suatu perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat masuk. Aku tidak mau lagi beli kopi di warung mata duitan yang tidak peduli semangat kebangsaan itu! gerutu Amat dalam hati. (SP, hal 138, bar 21) Bentuk aku dalam kalimat di atas memiliki peran semantis sebagai pengalam dikarenakan mengalami peristiwa yang dinyatakan predikat tidak mau lagi. usaha untuk memerangi narkoba yang telah membuat semangat anak muda kita melempem. (SP, hal 135, bar 13) Bentuk kita dalam kalimat di atas mempunyai peran semantis sebagai sasaran dikarenakan bentuk kita merupakan peserta yang dikenai perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat membuat. 14

15 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap deiksis persona dan peran semantis dalam kumpulan cerpen Putu Wijaya pada tiga cerpen yaitu: Jenderal, Y2K, dan Soempah Pemoeda, diperoleh simpulan berikut ini. Ditemukan enam jenis deiksis persona pada cerpen Jenderal dan Y2K yaitu: jenis deiksis personas pertama tunggal, deiksis persona pertama jamak, deiksis persona kedua tunggal, jenis deiksis persona kedua jamak, deiksis persona ketiga tunggal, dan deiksis persona ketiga jamak. Pada cerpen Soempah Pemoeda hanya ditemukan lima jenis penggunaan deiksis persona, yaitu: deiksis persona pertama tungal, deiksis persona pertama jamak, deiksis persona kedua tunggal, deiksis persona ketiga tunggal, deiksis persona ketiga jamak. Deiksis persona ketiga tunggal merupakan deiksis persona yang sering muncul. Penggunaan bentuk-bentuk deiksis persona dalam ketiga cerpen KLOP itu sebagai berikut. Penggunaan bentuk-bentuk deiksis persona pada cerpen Jenderal berjumlah 26 bentuk dan 181 pemakaian bentuk-bentuk deiksis persona, yang masing-masing terdiri dari 4 bentuk deiksis persona pertama tunggal, 2 bentuk deiksis persona pertama jamak, 7 bentuk deiksis persona kedua tunggal, 1 bentuk deiksis persona kedua jamak, 11 bentuk deiksis persona ketiga tunggal, dan 1 bentuk deiksis persona ketiga jamak. Bentuk -nya merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang sering muncul dalam cerpen ini. Pada cerpen Y2K bentuk-bentuk deiksis persona yang ditemukan berjumlah 29 bentuk dan 203 bentuk pemakaian deiksis persona, yang masingmasing terdiri dari 3 bentuk deiksis persona pertama tunggal, 2 bentuk deiksis pertama jamak, 7 bentuk deiksis persona kedua tunggal, 1 bentuk deiksis persona kedua jamak, 14 bentuk deiksis persona ketiga tunggal, dan 1 bentuk deiksis persona ketiga jamak. Penggunaan bentuk -nya merupakan penggunaan bentuk deiksis yang sering dipakai dalam cerpen ini. Pada cerpen Soempah Pemoeda bentuk-bentuk deiksis persona yang ditemukan berjumlah 20 bentuk dan 91 bentuk pemakaian deiksis persona. yang masing-masing terdiri dari 2 bentuk deiksis persona pertama tunggal, 2 bentuk deiksis persona pertama jamak, 5 bentuk penggunaan deiksis persona kedua tunggal, 10 bentuk penggunaan bentuk deiksis persona ketiga tunggal, dan 1 bentuk penggunaan deiksis persona ketiga jamak. Dari ketiga cerpen ini bentuk deiksis persona ketiga tunggal -nya merupakan bentuk yang sering muncul penggunaannya. Fungsi-fungsi deiksis persona singkat yang ditemukan dalam ketiga cerpen ini adalah: fungsi kepemilikan, objek penyerta dalam bentuk enklitis, menyatakan objek tindakan, menyatakan subjek tindakan, dan sebagai rangkaian preposisi. Dari fungsi-fungsi yang ditemukan dalam ketiga cerpen ini, fungsi yang menyatakan kepemilikan merupakan fungsi deiksis persona singkat yang sering muncul. Ditemukan lima peran semantis yang ditemukan pada ketiga cerpen ini adalah sebagai: pelaku, pengalam, sasaran, pembicara, dan lawan bicara. Dari kelima peran semantis, peran semantis sasaran merupakan peran yang sering muncul dalam cerpen ini. 15

16 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan dapat diperoleh saran sebagai berikut: 1) bagi mahasiswa bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan satu di antara referensi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan deiksis persona. 2) dalam cerpen KLOP masih banyak ditemukan jenis-jenis deiksis yang lain. Oleh karena itu, terbuka bagi mahasiswa untuk meneliti deiksis-deiksis yang terdapat di dalam kumpulan cerpen KLOP karya Putu Wijaya. DAFTAR RUJUKAN Alieva et all Bahasa Indonesia: Deskripsi dan Teori. (Cetakan ke-1). Yogyakarta: Kanisius. Alwi, Hasan, dkk Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Badudu, J.S Pelik-Pelik Bahasa Indonesia.(Cetakan ke-3). Bandung: Pustaka Prima. Cahyono, Bambang Yudi Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press Airlangga University Press. Djajasudarma, Fatimah Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. (Cetakan ke-3)bandung: Refika Aditama. Kridalaksana Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Teguh, Setiawan Penggunaan Deiksis Persona pada Cerita Anak dalam Harian Republika.Skripsi.Diperoleh 21 Februari 2013, dari Yule, George Pragmatik. Penerjemah: Eti Setiawati, dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wijaya, Putu KLOP. Yogyakarta: Bentang Pustaka. 16

ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA PADA NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI

ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA PADA NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA PADA NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ANDI LISANO PASTIA NIM 090388201123 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Erdi Sunarwan, Muhammad Rohmadi, Atikah Anindyarini Universitas Sebelas Maret E-mail: sn_erdi@yahoo.com Abstract: The objective of this

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS Wisnu Nugroho Aji Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Widya Dharma Klaten wisnugroaji@gmail.com Abstrak Bahasa

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM

ARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA, PENUNJUK, DAN WAKTU DALAM NOVEL SUNSET BERSAMA ROSIE KARYA TERE-LIYE ARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM 110388201128 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca). Tipe studi ini melibatkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS SEMANTIK DALAM CERPEN SILUET JINGGA KARYA ANGGI P

PENGGUNAAN DEIKSIS SEMANTIK DALAM CERPEN SILUET JINGGA KARYA ANGGI P PENGGUNAAN DEIKSIS SEMANTIK DALAM CERPEN SILUET JINGGA KARYA ANGGI P Rini Damayanti Universitas Wijaya Kusuma Surabaya just_arinda@yahoo.com Abstract This research aims to determine the use of form semantic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam komunikasi tentunya terjadi interaksi. Interaksi tersebut umumnya disertai kesantunan. Interaksi seperti ini terutama dilakukan masyarakat yang menjunjung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hierarki gramatikal yaitu wacana, pemahaman mengenai wacana tidak bisa ditinggalkan oleh siapa saja terutama dalam

Lebih terperinci

ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh MARIATI NIM 120388201091 JURUSANPENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning.

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning. Vehaar (1999: 14) mengemukakan bahwa semantik (Inggris: semantics) berarti teori

Lebih terperinci

DEIKSIS PERSONA, TEMPAT, DAN WAKTU DALAM CERITA RAKYAT DAYAK KANAYATN

DEIKSIS PERSONA, TEMPAT, DAN WAKTU DALAM CERITA RAKYAT DAYAK KANAYATN DEIKSIS PERSONA, TEMPAT, DAN WAKTU DALAM CERITA RAKYAT DAYAK KANAYATN ARTIKEL PENELITIAN OLEH YOSEFHA ELLA NIM F11112001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan dan

Lebih terperinci

PRONOMINA PERSONA DALAM ANTOLOGI CERPEN GONJONG 2: POTRET KELUARGA

PRONOMINA PERSONA DALAM ANTOLOGI CERPEN GONJONG 2: POTRET KELUARGA PRONOMINA PERSONA DALAM ANTOLOGI CERPEN GONJONG 2: POTRET KELUARGA Isra Deswita 1, Agustina 2, Novia Juita 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM SERI CERITA RAKYAT KALANTIKA PENULIS CHAIRIL EFFENDY

DEIKSIS DALAM SERI CERITA RAKYAT KALANTIKA PENULIS CHAIRIL EFFENDY DEIKSIS DALAM SERI CERITA RAKYAT KALANTIKA PENULIS CHAIRIL EFFENDY Irma Sari, Sisilya Saman, Agus Syahrani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa adalah system tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan aleh para anggota kelompok tertentu

Lebih terperinci

DEIKSIS PERSONA DALAM NOVEL TUNGGAK-TUNGGAK JATI KARYA ESMIET SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK SKRIPSI

DEIKSIS PERSONA DALAM NOVEL TUNGGAK-TUNGGAK JATI KARYA ESMIET SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK SKRIPSI DEIKSIS PERSONA DALAM NOVEL TUNGGAK-TUNGGAK JATI KARYA ESMIET SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penilitian Refleksif dengan Kata Diri, Dirinya, Dan Diriya Sendiri dalam Bahasa Indonesia: dari Perspektif Teori Pengikatan ini dapat disimpulkan tiga hal yang merupakan

Lebih terperinci

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun Oleh:

Lebih terperinci

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Oleh: Anis Cahyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa namakuaniscahyani@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut... PRAGMATIK Pengantar Linguistik Umum 10 Desember 2014 APAKAH PRAGMATIK ITU? Sistem Bahasa Penjelasan Pragmatik Dunia bunyi Pragmatik Struk tur baha sa* Dunia makna Pragmatik Di dalam dunia bunyi dan dunia

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pragmatik ialah ilmu bahasa yang mempelajari makna berdasarkan situasi dan tempat tuturan dilakukan. Levinson (dalam Suwandi, 2008: 64) menyatakan pragmatik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alquran diturunkan Allah untuk umat manusia khususnya umat Islam, mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan dalam memahami

Lebih terperinci

DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA Oleh: Dwi Setiyaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kireidedew82@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan, serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam novel Dom Sumurup Ing

Lebih terperinci

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DEIKSIS DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS PELAJARAN PERTAMA BAGI CALON POLITISI KARYA KUNTOWIJOYO: KAJIAN PRAGMATIK ARTIKEL ILMIAH

PEMAKAIAN DEIKSIS DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS PELAJARAN PERTAMA BAGI CALON POLITISI KARYA KUNTOWIJOYO: KAJIAN PRAGMATIK ARTIKEL ILMIAH PEMAKAIAN DEIKSIS DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS PELAJARAN PERTAMA BAGI CALON POLITISI KARYA KUNTOWIJOYO: KAJIAN PRAGMATIK ARTIKEL ILMIAH ZUL ADRIAN AZIZAM NPM 11080128 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA DAN TEMPAT DALAM NOVEL SUPERNOVA 1 KARYA DEE

PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA DAN TEMPAT DALAM NOVEL SUPERNOVA 1 KARYA DEE PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA DAN TEMPAT DALAM NOVEL SUPERNOVA 1 KARYA DEE Mery Ansiska, Djon Lasmono, Agus Wartiningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Email: merycimut@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan manusia lain di sekitarnya. Sejak awal hidupnya dia sudah bergaul dengan lingkungan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedua deiksis ini saling melengkapi fungsinya masing-masing saat dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. kedua deiksis ini saling melengkapi fungsinya masing-masing saat dipergunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deiksis merupakan istilah dari bahasa Yunani Kuno yang digunakan untuk salah satu hal mendasar yang kita lakukan dengan tuturan. Deiksis berarti penunjuk melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada acara temu wicara di televisi dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam acara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

KATA SAJA DALAM BAHASA INDONESIA

KATA SAJA DALAM BAHASA INDONESIA KATA SAJA DALAM BAHASA INDONESIA B.B.Dwijatmoko b.b.dwijatmoko@gmail.com Universitas Sanata Dharma 1. PENDAHULUAN Sebagai alat komunikasi, bahasa Indonesia mempunyai satuan-satuan yang lengkap untuk menyampakan

Lebih terperinci

Thema- Rhema dalam Bahasa Indonesia: Satu Tinjauan Tata Bahasa Fungsional. Oleh: Tatang Suparman NIP

Thema- Rhema dalam Bahasa Indonesia: Satu Tinjauan Tata Bahasa Fungsional. Oleh: Tatang Suparman NIP Thema- Rhema dalam Bahasa Indonesia: Satu Tinjauan Tata Bahasa Fungsional Oleh: Tatang Suparman NIP 132206488 FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : Thema-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode

Lebih terperinci

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X Oleh: Isnani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

Artikel Publikasi POLA FRASA NOMINA POSESIF DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH TAHUN 2014

Artikel Publikasi POLA FRASA NOMINA POSESIF DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH TAHUN 2014 Artikel Publikasi POLA FRASA NOMINA POSESIF DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH TAHUN 2014 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis deiksis dalam novel yang Miskin Dilarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis deiksis dalam novel yang Miskin Dilarang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang analisis deiksis dalam novel yang Miskin Dilarang Maling Karya Salman Rusydie Anwar belum ada yang meneliti. Akan tetapi penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi dalam lingkungan menjalani hidup dengan normal.sejak lahir dia sudah bergaul denganmasyarakat

Lebih terperinci

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh NURMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan dan mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia VERBA PREDIKAT BAHASA REMAJA DALAM MAJALAH REMAJA Renadini Nurfitri Abstrak. Bahasa remaja dapat dteliti berdasarkan aspek kebahasaannya, salah satunya adalah mengenai verba. Verba sangat identik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti penunjukan secara langsung (Purwo, 1984: 2). Dardjowidjojo (1988: 35) bersama beberapa ahli bahasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian mengenai hal tersebut, tetapi penelitian tentang Deiksis Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian mengenai hal tersebut, tetapi penelitian tentang Deiksis Dalam 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Relevan Penelitian kebahasaan yang berhubungan dengan kajian pragmatik khususnya pada kajian deiksis bukanlah hal yang baru lagi dalam penelitian bahasa. Sudah ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus

Lebih terperinci

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS Jurnal Skripsi Oleh TENRI MAYORE NIM. 070911001 JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU BUDAYA MANADO 2013 0 ABSTRACT

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38). Komunikasi merupakan suatu hal penting dalam membangun relasi antarindividu. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deiksis merupakan suatu kata yang hanya dapat ditafsirkan acuannya dengan memperhatikan situasi pembicaraan. Menurut Verhaar (2001: 397) deiksis adalah sebagai pronomina

Lebih terperinci

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd KOMPOSISI BERUNSUR ANGGOTA TUBUH DALAM NOVEL-NOVEL KARYA ANDREA HIRATA Sarah Sahidah Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan hubungan maknamakna gramatikal leksem anggota tubuh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk.,

II. LANDASAN TEORI. Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk., II. LANDASAN TEORI 2.1 Pronomina Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk., 2003: 249). Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda (Depdikbud,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

Unsur Kalimat. Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian dalam penulisan ilmiah? 29/02/2012 KALIMAT?

Unsur Kalimat. Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian dalam penulisan ilmiah? 29/02/2012 KALIMAT? KALIMAT? Kalimat merupakan bentuk bahasa atau wacana yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain (Mustakim, 1994). Kalimat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya. PRINCESS Cerita ini diinspirasi oleh sebuah mimpi yang ku alami tahun 2007, tentang sebuah kerajaan islam di Indonesia. Namun masih ragu, benarkah ada cerita seperti dalam mimpi saya? Daripada salah dan

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)

Lebih terperinci

LARAS dan RAGAM BAHASA

LARAS dan RAGAM BAHASA LARAS dan RAGAM BAHASA STMIK CIC CIREBON - 2016 Kedudukan Bahasa Indonesia FUNGSI BAHASA LARAS & RAGAM BAHASA Implikasi BI dalam hidup sehari-hari LARAS BAHASA Adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. 1 PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, lebih cenderung menggunakan komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang relevan dengan hal yang sedang berlangsung. Bertolak pada kenyataan

BAB II KAJIAN TEORI. yang relevan dengan hal yang sedang berlangsung. Bertolak pada kenyataan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretik 1. Pengertian Pragmatik Pengkajian terhadap bahasa jika ditinjau dari sudut pandang linguistik terapan tentu tidak dapat dilakukan tanpa memperhitungkan konteks

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Mempertanggungjawabkan hasil penelitian bukanlah pekerjaan mudah. Seorang penulis harus mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya disertai data-data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa tidak terlepas dari

BAB II LANDASAN TEORI. peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa tidak terlepas dari 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Semantik Bahasa merupakan alat komunikasi penting bagi umat manusia. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa tidak terlepas dari makna dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman dan penentuan apakah sebuah ujaran bersifat deiksis atau bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam menganalisis pemakaian bahasa adalah maksud

Lebih terperinci

DEIKSIS PERSONA DALAM BAHASA MELAYU KUTAI TENGGARONG

DEIKSIS PERSONA DALAM BAHASA MELAYU KUTAI TENGGARONG DEIKSIS PERSONA DALAM BAHASA MELAYU KUTAI TENGGARONG Nurul Masfufah Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur Jalan Batu Cermin Nomor 25 Sempaja, Samarinda Pos-el: mashfufahnurul@yahoo.com Abstrak Kajian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo,dkk. 1985:46)

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu sumber data yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian. Sudah sering sekali majalah dicari para peneliti untuk dikaji segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga

Lebih terperinci

Diajukan oleh: A JUNI, 2015

Diajukan oleh: A JUNI, 2015 1 POLA PEMAKAIA AN DEIKSIS DALAM PROSES BERKOMUNIKASI DI KALANGAN ABK (ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS): KAJIAN PRAGMATIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MENGUNGKAPKAN PERINTAH

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MENGUNGKAPKAN PERINTAH KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MENGUNGKAPKAN PERINTAH Yeni Mulyani Supriatin Balai Bahasa Bandung PENGANTAR Sopan santun dapat ditunjukkan tidak hanya dalam bentuk tindakan, tetapi juga dalam bentuk tuturan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Deiksis Linguistik adalah ilmu yang mencoba untuk memahami bahasa dari sudut pandang struktur internal (Gleason, 1961:2). Struktur internal linguistik ialah fonologi,

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS PRONOMINA PERSONA DAN DEIKSIS PRONOMINA DEMONSTRATIF PADA TEKS TERJEMAHAN QURAN SURAH MARYAM NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DEIKSIS PRONOMINA PERSONA DAN DEIKSIS PRONOMINA DEMONSTRATIF PADA TEKS TERJEMAHAN QURAN SURAH MARYAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DEIKSIS PRONOMINA PERSONA DAN DEIKSIS PRONOMINA DEMONSTRATIF PADA TEKS TERJEMAHAN QURAN SURAH MARYAM NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita.karena bahasamerupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan dari diri seseorang kepada orang lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti hal

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti hal penunjukan secara langsung. Istilah tersebut digunakan oleh tata bahasawan Yunani

Lebih terperinci

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF 1. Materi Kalimat Efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami poetra dan poetri

BAB I PENDAHULUAN. ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami poetra dan poetri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Betapa

Lebih terperinci

THE USE OF DEIXIS IN RIAU POS HEADLINES

THE USE OF DEIXIS IN RIAU POS HEADLINES 1 THE USE OF DEIXIS IN RIAU POS HEADLINES Febry Eka Syafitri 1, Charlina 2, Mangatur Sinaga 3. Febryekasyafitri.21@gmail.com, charlinahadi@yahoo.com, Mangatursinaga@yahoo.com (0853-7770-2770) Faculty of

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. temuan dan hasil analisis. Subbab kedua membahas mengenai saran-saran dari

BAB V PENUTUP. temuan dan hasil analisis. Subbab kedua membahas mengenai saran-saran dari 128 BAB V PENUTUP Pembahasan terakhir dalam tulisan ini mengenai simpulan dan saran. Bab ini terdiri atas dua subbab. Subbab pertama membahas mengenai simpulan dari temuan dan hasil analisis. Subbab kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia pada dasarnya mempunyai dua macam bentuk verba, (i) verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks sintaksis,

Lebih terperinci