METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi

1 1

2 2 PENDAHULUAN Salah satu variabel yang mempengaruhi sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada dalam masyarakat. kurikulum harus bisa menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam menghadapi persoalan kehidupan yang dihadapi. Sudah sepatutnya kalau kurikulum itu terus diperbaharui seiring realitas, perubahan dan tantangan dunia pendidikan dalam membekali peserta didik menjadi manusia yang siap hidup dalam berbagai keadaan. Kurikulum harus komprehensif dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan, tidak kelebihan kapasitas dan mampu mengakomodasi keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi. (Kunandar, 2010:113). Kurikulum dirumuskan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Kurikulum boleh gonta-ganti namun tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam kurikulum tidak boleh melenceng dari apa yang diamanatkan Pancasila dan UUD Tujuan pendidikan biasanya juga dirumuskan sesuai dengan kebutuhan rezim yang berkuasa. Pada masa orde lama pendidikan lebih ditujukan untuk menghasilkan manusia Indonesia yang patriotis dan nasionalis. Hal ini mengingat pada masa tersebut masih masa-masa awal kemerdekaan sehingga nasionalisme dan patriotisme akan menjadi perekat identitas-identitas yang majemuk menjadi satu identitas tunggal yaitu Indonesia. Tujuan pendidikan berubah ketika masuk era Orde Baru (Orba), tujuan pendidikan diarahkan untuk melahirkan manusia Indonesia Pancasilais. Ini tidak terlepas dari sikap politik Orba yang menghendaki adanya ideologi tunggal yakni Pancasila untuk menciptakan ketertiban nasional. Sementara pada masa reformasi saat ini, pendidikan lebih diarahkan untuk menghasilkan manusia Indonesia yang berkarakter unggul dan memiliki integritas. Tujuan ini tentu untuk merespons berbagai degradasi moral dan sosial seperti tindak korupsi yang semakin merajalela, penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajar dan lain-lain. Selain tujuan pendidikan, komponen lain yang harus ada dalam kurikulum adalah komponen proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan di dalam kurikulum. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran melibatkan banyak sub komponen seperti metode ataupun teknik pembelajaran, guru, buku ajar, dan kelengkapan pembelajaran yang lain. Komponenkomponen inilah yang secara sinergis menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Proses pembelajaran merupakan pusat segala upaya perbaikan kualitas pendidikan nasional. Betapa sempurna sekalipun rumusan tujuan yang dirumuskan namun proses untuk mencapai tujuan tersebut tidak optimal niscaya semuanya akan sia-sia belaka. Oleh sebab itu, seharusnya perhatian lebih dicurahkan kepada upaya-upaya praksis untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Namun perhatian pemerintah belum optimal terbukti dengan masih banyaknya sekolah dengan sarana dan prasarana yang belum lengkap. Salah satu inovasi terbaru yang dilakukan pemerintah saat ini adalah dengan menyempurnakan kualitas kurikulum yang lama, yaitu menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI (Standar Isi) dan SKL (Standar

3 3 Kompetensi Lulusan), memiliki beberapa karakteristik yang secara umum yaitu, adanya partisipasi guru; partisipasi keseluruhan atau sebagian staf sekolah; rentang aktivitasnya mencakup seleksi kurikulum, adaptasi, dan kreasi kurikulum baru. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah bagaimana membuat siswa dan guru lebih aktif dalam pembelajaran. Selain murid harus aktif dalam kegiatan belajar dan mengajar, guru juga harus aktif dalam memancing kreativitas anak didiknya sehingga dialog dua arah terjadi dengan sangat dinamis. Kelebihan lain KTSP adalah memberi alokasi waktu pada kegiatan pengembangan diri siswa. Siswa tidak hanya mengenal teori, tetapi diajak untuk terlibat dalam sebuah proses pengalaman belajar. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut setiap sekolah membuat kurikulum yang berbeda-beda. Namun, dalam penyusunannya harus memperhatikan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang sudah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas). Isi kurikulum baru ini memberi otonomi kepada guru dalam menjabarkan kurikulum, dan murid sebagai subyek dalam proses belajar mengajar. Dari situlah diharapkan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dapat memenuhi standardisasi evaluasi belajar siswa (Kunandar: 2010: 128). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam perencanaan pembelajaran harus mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta panduan penyusunan KTSP yang telah disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), perencanaan pembelajaran meliputi program tahunan, program semester, program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial serta program pengembangan diri. Sementara dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus memberikan layanan pembelajaran secara klasikal dan individual, seperti pengajaran remedial bagi siswa yang belum kompeten, pengayaan bagi siswa yang kompeten 75-85%. Sedangkan dalam pelaksanaan evaluasi, seharusnya mencakup penilaian kelas dan penilaian portofolio. SMA yang ada di Kecamatan Sutera, yaitu SMA Negeri 1 Sutera dan SMA Negeri 2 Sutera telah melaksanakan KTSP dalam pembelajaran sejarah. Kenyataan di lapangan menunjukkan banyak Masalah yang ditemui guru dalam mengimplementasikan KTSP pada mata pelajaran sejarah. Masalah yang dialami guru dalam perencanaan umumnya adalah membuat program harian dan mingguan serta pengembangan diri, problem dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pembelajaran sejarah masih berpusat dari guru, dimana guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan problem guru sejarah dalam pelaksanaan evaluasi adalah guru kurang mampu melaksanakan penilaian portofolio. Problem ini muncul karena masih banyak guru yang belum memahami sepenuhnya maksud dan tujuan dari diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini. Munculnya problem dalam implementasi KTSP di sekolah umumnya bersumber dari persepsi yang berbeda di antara komponen-komponen pelaksana di lapangan, yaitu kepala dinas, pengawas, kepala sekolah dan guru. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di yaitu SMA Negeri 1 Sutera dan SMA Negeri 2 Sutera, terlihat bahwa guru masih kurang menguasai

4 4 dalam mengimplementasikan KTSP, seperti pengembangan silabus yang sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia, pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran, pemilihan media pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa KTSP belum menjadi budaya kerja yang efektif dan efisien. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian adalah studi evaluasi dengan analisis kualitatif, karena peneliti berusaha mendeskripsikan tentang problematika guru dalam mengimplementasikan KTSP pada mata pelajaran sejarah di SMAN se - Kecamatan Sutera. Penelitian ini dilakuman di SMA se - Kecamatan Sutera yaitu SMA Negeri 1 Sutera dan SMA Negeri 2 Sutera. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran Informan penelitian adalah guru sejarah kelas XII SMA Negeri 1 Sutera, guru sejarah kelas XII SMA Negeri 2 Sutera, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sutera, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sutera, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sutera dan Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sutera. Informan penelitian berjumlah 6 orang. Analisa data menggunakan model interaktif (Interactive Model of Analysis), yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data (data collecting) sebagai suatu siklus HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama: masalah yang dialami guru dalam perencanaan pembelajaran mata pelajaran sejarah di SMAN se - Kecamatan Sutera sebagai berikut : a) masalah dalam pengembangan silabus oleh guru mata pelajaran sejarah di SMAN se - Kecamatan Sutera umumnya adalah memasukkan muatan lokal yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, menyesuaikan bahan ajar atau materi dengan alokasi waktu yang tersedia, menyesuaikan metode yang digunakan dengan sarana dan prasarana yang ada dan sumber belajar bagi siswa, guru juga tidak mencantumkan sumber belajar yang jelas (sumber buku), kemudian guru juga kesulitan untuk mengembangkan menjelaskan tujuan pembelajaran, sedangkan silabus yang dikembangkan oleh guru sejarah kelas XII SMA Negeri 2 Sutera tidak menjelaskan sumber belajar dan tidak memasukkan muatan lokal dalam silabus yang dikembangkan dan b) masalah guru mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran umumnya terjadi pada beban materi yang terlalu banyak dibanding dengan alokasi waktu yang tersedia, kurangnya sumber belajar, sarana dan prasarana mengakibatkan guru kesulitan dalam mengembangkan metode yang akan digunakan serta mengindetifikasi kebutuhan siswa dalam mencapai kompetensi yang ditetapkan. RPP yang dikembangkan oleh guru sejarah kelas XII SMA Negeri 2 Sutera masalah yang dihadapi guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan dalah proses belajar mengajar dan mengindentifikasi kebutuhan siswa. Kedua: masalah dalam pelaksanaan pembelajaran yang dialami guru adalah: a) masalah yang dialami guru sejarah kelas XII SMA Negeri 1 Sutera dan SMA Negeri 2 Sutera dalam pelaksanaan pembelajaran yang berkaitan dengan media pembelajaran adalah belum tersedianya media

5 5 pembelajaran di sekolah. Guru terpaksa tidak menggunakan media pembelajaran sejarah dalam pelaksanaan pembelajaran, jika guru tidak menggunakan maka siswa kurang dapat memahami tentang materi yang diajarkan oleh guru dan b) masalah guru dalam mengimplementasikan KTSP dalam pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan metode adalah guru tidak dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Disini terlihat bahwa metode yang digunakan adalah metode tanya jawab dan ceramah, karena guru menganggap alokasi waktu yang tersedia untuk menggunakan metode pembelajaran lain. Ketiga: masalah dalam pelaksanaan evaluasi mata pelajaran sejarah kelas XII di SMAN se - Kecamatan Sutera adalah membuat perangkat evaluasi yang disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik siswa. KESIMPULAN Problematika guru dalam mengimplementasikan KTSP pada mata pelajaran sejarah di SMAN se - Kecamatan Sutera sebagai berikut: 1) Masalah guru dalam perencanaan pembelajaran mata pelajaran sejarah di SMAN se - Kecamatan Sutera berkaitan dengan pengembangan silabus adalah memasukkan muatan lokal yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, menyesuaikan bahan ajar atau materi dengan alokasi waktu yang tersedia, menyesuaikan metode yang digunakan dengan sarana dan prasarana yang ada dan sumber belajar bagi siswa dan masalah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah beban materi yang terlalu banyak dibanding dengan alokasi waktu yang tersedia, kurangnya sumber belajar, sarana dan prasarana, 2) Masalah dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran sejarah kelas XII SMAN se - Kecamatan Sutera adalah belum tersedianya media pembelajaran di sekolah dan guru tidak dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi dan 3) Masalah yang dialami guru dalam evaluasi pembelajaran mata pelajaran sejarah di SMAN se - Kecamatan Sutera adalah membuat perangkat evaluasi yang disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik siswa. DAFTAR PUSTAKA Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media Depdiknas Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Permendiknas Nomor 19 tahun 2005 Depdiknas Standar Isi. Jakarta: Permendiknas Nomor 22 tahun Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 Hamalik, Oemar Psikologi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Iskandar Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada

6 6 Kunandar Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Press. Margono Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Miles Mathew dan Michael A. Huberman Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Pers Mulyasa, E Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Jakarta: Bumi Aksara Redaksi Fokus Media Standar Nasional Pendidikan (SNP). Bandung: Fokusmedia Yamin, Martinis Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press