Bab IV Simulasi Perancangan Pelabuhan Pariwisata

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab IV Simulasi Perancangan Pelabuhan Pariwisata"

Transkripsi

1 Bab IV Simulasi Perancangan Pelabuhan Pariwisata Pada bab ini akan dilakukan simulasi perancangan pelabuhan pariwisata internasional pada Pelabuhan Benoa. Simulasi perancangan berikut ini menggunakan bahan dari hasil kajian literatur dan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Sebelum dilakukan simulasi perancangan terlebih dahulu dilakukan penyusunan skenario, strategi, prinsip dan konsep perancangan. Simulasi perancangan meliputi seluruh kawasan pelabuhan dalam bentuk blok plan dan rencana yang lebih detail pada area penunjang pelabuhan pariwisata Asumsi dan Skenario Untuk menyusun skenario perancangan maka terlebih dahulu disusun asumsi perancangan. Asumsi disusun berdasarkan pengamatan lapangan dan wawancara dengan pihak pengelola pelabuhan, PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Benoa, untuk mendapatkan prakondisi kawasan perancangan menjadi pelabuhan pariwisata. Asumsi tersebut yaitu: 1. Pemerintah Provinsi Bali, Departemen Budaya dan Pariwisata dan PT. (Persero) Pelindo III merencanakan pengembangan kawasan Pelabuhan Benoa menjadi pelabuhan pariwisata bertaraf internasional. 2. PT (Persero) Pelindo III sebagai pengelola telah menyetujui kerjasama operasi dengan pihak swasta dengan sistem BOT (built, operate and transfer), dengan masa kontrak 25 tahun. Pengembangan kawasan pelabuhan, yang merupakan fasilitas publik, sangat tergantung pada kebijakan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III. Skenario pengembangan kawasan pelabuhan Benoa diarahkan berada dibawah koordinasi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III selaku pengelola pelabuhan. Skenario pengembangannya yaitu: 104

2 1. Kawasan pelabuhan yang terdiri dari empat zona dibagi lagi menjadi beberapa area pengembangan yang lebih kecil berdasarkan fungsi dan blok, sehingga tercipta lingkungan dengan keanekaragaman visual. 2. Pengembangan kawasan pelabuhan melibatkan beberapa pihak swasta dengan sistem BOT, dibawah koordinasi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III. Koordinasi ini penting untuk menjaga integrasi berbagai fungsi pada area pelabuhan dan menjaga terpenuhinya kepentingan oprasional pelabuhan. 3. Sistem BOT akan memberikan keuntungan bagi kedua pihak, baik pengembang (swasta) maupun PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III (pemerintah). Pihak swasta berperan dalam penyediaan dana pembangunan fisik dan mendapat keuntungan selama masa perjanjian BOT. Pemerintah sebagai pemilik lahan akan mendapatkan insentif dan pajak dari aktifitas kawasan. Setelah 25 tahun semua fasilitas yang telah dibangun oleh pihak swasta tersebut diserahkan kembali pada pengelola pelabuhan. 4. Untuk menjaga kelancaran operasional pelabuhan sehari-hari maka area dermaga dan infrastruktur pelabuhan penting lainnya tetap dikuasai dan dikelola oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III Strategi Pengembangan Strategi pengembangan adalah langkah-langkah penataan ruang dan pengelolaan yang perlu dilakukan untuk mencapai visi dan misi pembangunan/penataan area yang telah ditetapkan. Strategi pengembangan meliputi strategi ekonomi, strategi sosial-budaya, dan strategi lingkungan. Semua strategi tersebut bertujuan untuk mewujudkan visi Pelabuhan Benoa sebagai pelabuhan pariwisata internasional yang berkelanjutan Strategi Ekonomi Pelabuhan Benoa sebagai turnaround cruise port, dari segi ekonomi memiliki potensi yang sangat menguntungkan. Adanya asumsi wisatawan 105

3 mancanegara yang diturunkan oleh kapal pesiar dengan jumlah 2000 orang sekali berlabuh, merupakan potensi yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pengembangan pelabuhan pariwisata ini akan memberikan peluang bagi pelabuhan Benoa sebagai gerbang perdagangan internasional bagi Pulau Bali yang akan memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi regional maupun nasional. Strategi yang diajukan untuk mencapai maksud tersebut yaitu: 1. Menyediakan area komersial yang cukup luas yang banyak diminati oleh para investor lokal maupun asing. 2. Menyediakan kondisi lingkungan yang menarik bagi berbagai perusahaan untuk membuka kantor pada kawasan pelabuhan dalam jangka waktu yang lama 3. Menghubungkan pelabuhan dengan kawasan sekitar, terutama bandar udara internasional, dengan jaringan transportasi publik yang baik 4. Kualitas design pada tata bangunan dan public domain yang mendukung agenda ekonomi dan sense of place kawasan. 5. Menjadikan budaya retail sebagai pilar utama bagi pengembangan strategi ekonomi. Retail diarahkan pada tenant yang beragarm yang memiliki inovasi dan orisinalitas. 6. Menyediakan fasilitas Hotel berbintang lima sebagai anchor tenant yang akan dapat meningkatkan nilai investasi pada kawasan. 7. Konsisten melakukan pemasaran dan promosi dalam skala global tentang potensi bisnis, retail, pariwisata dan rekreasi yang dimiliki oleh pelabuhan Benoa Sosial Budaya Kawasan pelabuhan merupakan kawasan resor yang terbuka. Interaksi sosial dan budaya yang erat, yang ditunjukkan oleh keramahan lokal pada wisatawan akan memberi kesan tersendiri, sehingga wisatawan menjadi betah dan akan berkunjung lagi. Pengunjung akan membaur dengan berbagai aktifitas pelabuhan. Pada waktu-waktu tertentu diselenggarakan berbagai festival yang 106

4 berhubungan dengan air yang juga mementaskan berbagai kesenian tradisional Bali. Strategi ini dapat memperkuat sense of place Bali pada kawasan pelabuhan pariwisata. 1. Akses dan pergerakan Sebagai sebuah urban resor yang terbuka maka kawasan pelabuhan Benoa akan dengan mudah dicapai dan dijelajah oleh pengunjung. Strategi yang ditawarkan yaitu: a. Hampir 50% kawasan merupakan ruang terbuka hijau yang dapat diakses oleh publik dengan berjalan kaki. b. Menyediakan promenade yang menerus menghubungkan semua tepian pelabuhan. c. Akan terdapat beragam kondisi peralihan darat dengan air sehingga pengunjung dapat bersentuhan dengan air. d. Rute dan jadwal transportasi publik yang tetap dan pasti, menghubungkan pelabuhan dengan kawasan lain disekitarnya. e. Kawasan pelabuhan dikembangkan dengan berorientasi pada transit sehingga dapat meminimalkan kebutuhan lahan parkir. f. Mendesain jalan baru pada kawasan sebagai upaya untuk memisahkan transportasi pengunjung dengan kegiatan operasional pelabuhan seperti truk kontainer dan pengangkut olahan ikan. 2. Sosial Pelabuhan pariwisata ini merupakan tempat yang memiliki potensi untuk menyediakan lingkungan yang berkualitas bagi pekerja, wisatawan lokal dan mancanegara untuk berinteraksi. Hal ini dapat dicapai dengan menyediakan berbagai sarana dan fasilitas dengan konsep mixed use, untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan selama 24 jam. Strategi yang lain yang cukup ampuh untuk menciptakan interaksi sosial adalah dengan menyediakan ruang-ruang terbuka bagi pengunjung sehingga mereka dapat berkumpul dan melakukan berbagai kegiatan yang bersifat spontanitas. 107

5 3. Budaya Pelabuhan Benoa merupakan tempat pertama bagi wisatawan untuk mengenal budaya Bali. Perkenalan ini bisa dalam bentuk pementasan berbagai kesenian Bali untuk menyambut kedatangan para wisatawan. Bentuk perkenalan yang lain adalah dengan menyelenggarakan berbagai macam kegiatan dalam jangka waktu tertentu, seperti festival makanan tradisional atau pameran kesenian. Karakter budaya lokal yang menjadi ciri khas juga dapat terlihat pada penempatan berbagai karya seni yang bernuansa tradisi sebagai eleman lansekap dan pemakaian ornamen-ornamen tradisional pada bangunan. 4. Rekreasi dan edukasi Pelabuhan selain sebagai tujuan wisata internasional juga merupakan tempat rekreasi bagi masyarakat lokal dan pekerja pada pelabuhan, sehingga diperlukan strategi khusus untuk menarik pengunjung lokal. Strategi yang ditawarkan adalah menyediakan sarana rekreasi yang tidak semata-mata hanya untuk bersenang-senang tapi juga memberikan pengetahuan lebih bagi pengunjung, untuk itu diusulkan untuk mengembangkan aquarium raksasa pada kawasan pelabuhan. Aquarium ini akan memberikan pengunjung pengetahuan mengenai kehidupan bawah laut. Strategi berikutnya adalah menjadikan berbagai kegiatan eksisting pelabuhan sebagai atraksi wisata, yang meliputi kegiatan pelabuhan ikan, bongkar muat petikemas dan mereka yang memiliki hobi memancing. 5. Hunian dan hotel Lokasi pelabuhan Benoa yang strategis, bagian dari jaringan transportasi internasional serta berbagai kemudahan sarana dan fasilitas, memberikan peluang untuk dikembangkannya fungsi hunian dan hotel. Fungsi hunian yang dikembangkan dapat berupa apartemen, condominium dan harbourfront villa, yang ditujukan bagi pekerja, ekspatriat, atau para pemilik yatch sebagai second home. 108

6 Lingkungan Lingkungan merupakan aset bagi sebuah kawasan wisata, sehingga lingkungan pelabuhan harus terjaga kelestariannya, baik pada daratan maupun pada perairannya. Di lain pihak aktivitas pelabuhan itu sendiri menghasilkan limbah dan polusi yang dapat mengganggu kenyamanan pengunjung dan kelestarian lingkungan. Untuk memperkecil dampak negatif dari pencemaran dan polusi tersebut maka penanganan limbah padat dan cair seluruh kawasan yang terintegrasi untuk kemudian dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali, selain itu lansekap yang hijau juga dapat mengurangi dampak negatif polusi dari kendaraan dan kapal yang berlabuh Prinsip Perancangan Pelabuhan saat ini dikenal oleh masyarakat sebagai tempat bongkar muat barang dan transit, yang merupakan daerah belakang. Anggapan tersebut harus dirubah sehingga pelabuhan menjadi tempat tujuan wisata yang menarik bagi pengunjung lokal maupun mancanegara. Pelabuhan pariwisata harus menjadi jantung kegiatan bagi kawasan teluk Benoa. Prinsip perancangan berikut merupakan usaha untuk menciptakan sebuah pelabuhan pariwisata yang menjadi icon bagi kawasan Teluk Benoa, sebuah kawasan yang nyaman untuk, tinggal, bekerja, bermain, transit dan rekreasi. Prinsip perancangan ini merupakan penggabungan dari prinsip perancangan normatif dari kajian literatur dan kasus dengan berbagai analisis yang telah dilakukan pada kawasan perancangan. Prinsip perancangan pelabuhan pariwisata internasional ini adalah menciptakan kawasan harbourfront resort yang memiliki sense of place Bali, yang meliputi komponen-komponen perancangan yang dikemukakan oleh Shirvani (1985). Prinsip perancangan pelabuhan pariwisata secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu: prinsip perancangan bentuk tepi pelabuhan dan prinsip perancangan tapak. 109

7 Prinsip Perancangan Bentuk Pelabuhan Sebagaimana kita ketahui pulau Bali dikelilingi oleh lautan dan memiliki gugusan pegunungan pada bagian tengah pulau yang terdiri dari Gunung Batu Karu, Gunung Batur dan Gunung Agung. Sesuai dengan konsep mikro makro kosmos, maka untuk memperoleh karakter dasar pulau Bali tersebut dilakukan dengan cara menganalogikan kawasan Pelabuhan Benoa sebagai Pulau Bali. Analogi tersebut juga bertujuan untuk memberikan bentuk yang dinamis pada pelabuhan pariwisata sekaligus menjadi landmark bagi kawasan Teluk Benoa. Gambar 4.1. Analogi Pulau Bali pada Pelabuhan Benoa Analogi Pulau Bali pada Pelabuhan Benoa dilakukan dengan cara mentransformasikan bentuk kaki Pulau Bali pada lahan reklamasi tambahan. Bentuk kaki pulau Bali tersebut tidak di copy begitu saja, akan tetapi disesuiakan dengan fungsi yang akan ditampung pada lahan reklamsi tersebut, yaitu: marina dan aquarium. Disamping itu pendekatan analogi tersebut juga mempertimbangkan kondisi fisik dan infrastruktur Pelabuhan Benoa. Pertimbangan-pertimbangan tersebut yaitu: 1. Bentuk pelabuhan yang memanjang dan dikelilingi oleh perairan. 2. Hasil analisis tata guna lahan menunjukkan bahwa lahan yang masih dapat direklamasi berada pada bagian utara pelabuhan tepatnya disebelah utara zona marina eksisting. 3. Infrastruktur pelabuhan, yaitu: dermaga timur, selatan dan barat, yang tetap harus berfungsi maksimal saat proses pembangunan berlangsung. 110

8 Prinsip perancangan bentuk pelabuhan harus memenuhi kriterea perancangan, yaitu: integrasi, efisiensi, harmonisasi dengan lingkungan dan sense of place. Prinsip perancangannya yaitu: 1. Bentuk pelabuhan harus terintegrasi dengan kawasan lain, terutama dengan rencana pengembangan disebelah utara yang merupakan perluasan dari zona marina. Integrasi tersebut dapat dicapai dengan merancang promenade menerus yang menghubungkan kedua kawasan. 2. Bentuk pelabuhan harus efisien. Lahan hasil reklamasi yang memberikan bentuk baru pada pelabuhan juga berfungsi sebagai marina, yaitu dermaga bagi yatch dan boat, dengan kapasitas yang lebih besar dari marina eksisting. 3. Harmonisasi dengan lingkungan sekitar. Lokasi lahan reklamasi merupakan perairan yang relatif dangkal sehingga meminimalkan kebutuhan pengurugan dan tidak terlalu merusak kehidupan bawah air. 4. Bentuk melengkung memberi karakter dinamis pada pelabuhan jika dinikmati dari kapal pesiar, yang mendukung citra baru pelabuhan sebagai kawasan rekreasi dan tujuan wisata. Bentuk melengkung juga memberi kesan penyambutan (sense of arrival) bagi kapal pesiar yang berlabuh Prinsip Perancangan Tapak Prinsip perancangan tapak dibagi menjadi dua berdasarkan lingkup perancangan yaitu lingkup mezo dan lingkup mikro. Masing-masing lingkup perancangan kemudian dibagi lagi berdasarkan komponen perancangan. Prinsip perancangan tapak harus memenuhi kriteria perancangan, yaitu: integrasi, efisiensi, lingkungan harmonis dan sense of place Prinsip Perancangan Tapak Lingkup Mezo 1. Tata Guna Lahan a. Kawasan pelabuhan adalah kawasan dengan fungsi campuran yang terdiri dari fungsi: hunian, retail, komersial, hiburan, rekreasi, transit, dan berbagai aktivitas pelabuhan eksisting. 111

9 b. Fungsi baru yang merupakan sarana penunjang pariwisata harus terintegrasi dengan fungsi eksisting pelabuhan. c. Fungsi campuran pada pelabuhan disesuaikan dengan konsep sanga mandala d. Pusat-pusat aktivitas pada kawasan pelabuhan letaknya menyebar, e. Kawasan pelabuhan terbuka bagi semua pengunjung dan menyatu dengan masyarakat sekitar dan lingkungannya. f. Aktivitas pelabuhan berlangsung selama 24 jam begitu pula berbagai sarana penunjangnya sehingga meningkatkan vitalitas kawasan. g. Masing-masing blok pada kawasan memiliki ruang terbuka hijau dengan vegetasi lokal. 2. Tata Massa dan Bentuk Bangunan a. Tata massa disesuaikan dengan konsep gunung-segara, dengan hirarki tata massa semakin rendah kearah badan air. b. Menciptakan integrasi kawasan dengan menyelaraskan langgam-langam dan irama bangunan yang memiliki fungsi berbeda. c. Bangunan mengakomodasi fungsi campuran secara vertikal (hunian, kantor dan retail/komersial) d. Fungsi campuran secara vertikal disesuaikan dengan konsep proporsi tri angga (kepala, badan dan kaki). 3. Sirkulasi Kendaraan dan Parkir a. Kawasan pelabuhan terhubung dengan airport internasional dan kawasan lain dengan transportasi publik yang baik. b. Menghubungkan pusat-pusat aktivitas yang berbeda dengan sistem transit internal kawasan dan menyediakan parkir bersama. c. Kawasan pelabuhan merupakan kawasan yang berorientasi transit dan mengutamakan penggunaan transportasi publik yang akan berdampak pada pengurangan penggunaan kendaraan bermotor dan meminimalkan kebutuhan lahan parkir. 112

10 d. Menciptakan sirkulasi kendaraan yang efisien dengan memisahkan sirkulasi kendaraan pengunjung dengan truk petikemas. 4. Jalur Pejalan Kaki a. Kawasan pelabuhan merupakan kawasan yang berorientasi pada pejalan kaki, b. Jalur pejalan kaki memiliki sekuen yang menarik dan orientasi yang jelas, mengarahkan pengunjung ke pusat-pusat aktivitas. c. Menyediakan promenade yang menerus disepanjang tepi pelabuhan dan akses pengunjung yang mudah ke badan air d. Jalur pejalan kaki merupakan bagian dari jaringan ruang terbuka hijau yang mengintegrasikan berbagai fungsi berbeda yang ada pada kawasan e. Jalur pejalan kaki menyatu dengan lanskap dengan elemen pendukung seperti: street furniture, art work, lightting dan signage 5. Ruang Terbuka a. Ruang terbuka adalah bagian dari jaringan ruang terbuka hijau yang menghubungkan kawasan dengan lanskap yang lebih luas. b. Ruang terbuka sebagai ruang publik positif, yang berorientasi pada aktivitas dan terbentuk dari tata massa bangunan. c. Ruang terbuka sebagai ruang peralihan antar fungsi harus dapat dicapai dengan berjalan kaki dari berbagai arah. d. Ruang terbuka harus dinamis dapat mengikuti perubahan ekonomi, sosial dan budaya. 6. Kegiatan Pendukung a. Pada kawasan pelabuhan disediakan kegiatan pendukung yang beragam, yang mendukung fungsi kawasan sebagai fungsi campuran. b. Menjadikan aktivitas eksisting sebagai atraksi wisata, sekaligus mendukung interaksi masyarakat lokal dengan wisatwan. 113

11 c. Melibatkan masyarakat lokal pada kegiatan pendukung sehingga dapat memperkuat sense of place kawasan Prinsip Perancangan Tapak Lingkup Mikro 1. Tata Guna Lahan a. Area perancangan adalah fungsi campuran dengan fungsi utama berupa akomodasi pariwisata. b. Fungsi campuran pada pelabuhan disesuaikan dengan konsep tri mandala, c. Tiga core utama sebagai generator utama, yaitu: terminal penumpang, hotel resor dan aquarium. d. Diantara ketiga core tersebut terdapat fungsi peralihan (intermediate space) berupa area komersial dan retail. e. Fungsi-fungsi retail, komersial dan hiburan berlangsung selama 24 jam 2. Tata Massa dan Bentuk Bangunan a. Pada level lantai dasar yang berfungsi sebagai area retail dan komersial terdapat pembauran antara ruang dalam dan luar bangunan. b. Bangunan-bangunan yang memiliki fungsi sebagai core utama kawasan dirancang sebagai landmark kawasan. c. Tata massa dirancang sehingga sinar matahari dapat masuk secara maksimal kedalam bangunan, d. Bangunan-bangunan menggunakan atap dengan bentuk limasan. e. Menyediakan roof garden pada bangunan yang menggunakan atap datar (beton). 3. Sirkulasi Kendaraan dan Parkir a. Koridor jalan selain untuk sirkulasi kendaraan juga merupakan bagian dari jaringan ruang terbuka tempat pengunjung berinteraksi, dan berlangsung kegiatan ekonomi-sosial-budaya. b. Menyediakan halte-halte bus yang dengan mudah dapat dicapai oleh pengunjung dengan berjalan kaki 114

12 c. Menyediakan fasilitas transit interchange pada area terminal penumpang yang melayani pengunjung, wisatawan dan pekerja pelabuhan. d. Pada area perancangan (lingkup mikro), mengutamakan penggunaan alat transportasi internal yang ramah lingkungan seperti sepeda atau buggy. e. Parkir bersama kendaraan pribadi yang terpusat pada level basement dan lantai dasar untuk meminimalisir sirkulasi kendaraan bermotor. 4. Jalur Pejalan Kaki a. Pedestrian mall menghubungkan terminal penumpang internasional dengan hotel resor. b. Jalur pejalan kaki yang terlindung baik berupa arkad atau oleh vegetasi. c. Jalur pejaln kaki memiliki orientasi yang jelas berupa vista-vista yang dibentuk oleh tata bangunan d. Menghubungkan pusat-pusat aktivitas di darat dengan tepi air, dengan jalur pejalan kaki yang menerus. e. Terintegrasi dengan bangunan, yang dapat menembus atau naik ke atap bangunan. 5. Ruang Terbuka a. Ruang terbuka harus fleksibel yang dapat mengakomodasi berbagai kegiatan selama 24 jam. b. Menyediakan vegetasi lokal pada ruang terbuka sebagai habitat bagi hewan liar untukmenjaga keseimbangan ekologi pelabuhan sekaligus memperkuat sense of place kawasan. c. Elemen pendukung perancangan ruang terbuka publik dikoordinasikan dengan seluruh kawasan dan diperlakukan sebagai art work d. Menambahkan elemen air pada ruang terbuka yang juga berfungsi sebagai penampung limbah air hujan. 115

13 6. Kegiatan Pendukung a. Menyediakan area bagi cafe-cafe outdoor pada tepi air tempat pengunjung manikmati aktivitas marina pada badan air. b. Menyediakan dermaga khusus bagi mereka yang memiliki hobi memnacing (fisherman wharf), yang sekaligus menjadi atraksi yang menarik bagi pengunjung Konsep Perancangan Konsep perancangan yang disampaikan berikut tidak hanya pada area perancangan tapi mencakup seluruh kawasan pelabuhan. Hal ini dimaksudkan agar tercipta sebuah kawasan urban yang terintegrasi dan memiliki sense of place yang kuat. Pembahasan konsep perancangan ini terbagi menjadi empat, yaitu: konsep tata ruang tradisional, konsep public domain, konsep elemen pendukung perancangan, dan konsep pelayanan utilitas Konsep Tata Ruang Tradisional Bali Konsep tata guna lahan berdasarkan tata ruang tradisional Bali adalah berdasarkan orientasi dan hirarki kesucian. Penerapan konsep tata ruang tradisional Bali pada pelabuhan pariwisata ini dimulai dengan menganalisis kondisi eksisting pelabuhan dan kemudian menganalogikan pelabuhan sebagai Pulau Bali. Hasil analisis dan analogi tersebut menjadi acuan untuk menghasilkan bentuk dan pola tata ruang pada area perancangan. 1. Kondisi dan bentuk eksisting Pelabuhan a. Kawasan Pelabuhan merupakan daratan yang dikelingi oleh lautan b. Orientasi utama ke arah main land (Pulau Bali) c. Tata ruang pada kawasan pelabuhan Benoa membentuk grid yang dibentuk oleh jalan-jalan pada pelabuhan Benoa. d. Pola sirkulasi kendaraan berorientasi pada boulevard yang merupakan aksis utama kawasan dan membentuk 2 buah persimpangan utama (pempatan agung). 116

14 Gambar 4.2. Arah orientasi dan analogi gunung laut pada kawasan Pelabuhan Benoa 2. Analogi Pelabuhan Benoa sebagai Pulau Bali a. Bentuk pelabuhan merupakan bentuk transformasi dari Pulau Bali b. Bagian tengah pelabuhan dianalogikan sebagai pegunungan (hirarki tertinggi) yang dikelilingi oleh dataran dan lautan. 117

15 c. Konsep gunung laut diterjemahkan pada bentuk tata ruang pelabuhan: i. Gunung: hirarki tertinggi, bentuk formal, simetris, mengikuti grid dan fungsi yang lebih formal yaitu perkantoran. ii. Peralihan gunung dengan laut: hirarki lebih rendah, bentuk lebih informal, asimetris, mengikuti kurva dan fungsinya berupa komersial dan retail. Gambar 4.3. Analogi gunung laut diwujudkan pada hirarki massa d. Pelabuhan dibagi menjadi sembilan zona hirarki untuk menentukan lokasi fungsi-fungsi baru terhadap fungsi-fungsi eksisting. 118

16 Gambar 4.4. Konsep Sanga Mandal pada Pelabuhan Benoa e. Bentuk promenade yang merupakan bentuk kurva melengkung bertujuan untuk memberikan kesan menyatu (integrasi) dengan alami bagi semua kawasan pelabuhan. Bentuk melengkung mewakili sifat alam yang natural dan dinamis lawan dari bentuk grid yang merupakan buatan manusia. Bentuk lengkung juga memberikan peralihan darat dengan laut yang lebih alami. 119

17 f. Peralihan dari bentuk grid ke bentuk lengkung memberikan kesan pergerakan yang dinamis, yang akan menarik pengunjung untuk berinteraksi dan bergerak diantara kedua area tersebut. Gambar 4.5. Penyesuaian konsep Sanga Mandal pada fungsi Pelabuhan Benoa 3. Pempatan Agung a. Kawasan pelabuhan terintegrasi oleh konsep pempatan agung, yang menghubungkan sisi timur dengan barat pelabuhan. b. Pada area perancangan juga menggunakan konsep pempatan agung, yang menghubungkan tiga core utama yaitu terminal 120

18 penumpang, hotel resor dan aquarium berfungsi sebagai generator pergerakan pengunjung. c. Lokasi ketiga generator utama ini ditentukan berdasarkan: i. Hirarki tata ruang (Sanga Mandala) ii. Aksis utama pada kawasan (Pempatan Agung) iii. Analisis kondisi fisik, view dan kebisingan Gambar 4.6. Pempatan Agung menghubungkan sisi timur dan barat pelabuhan 121

19 Gambar 4.7. Konsep Gunung Segara (laut) dan hirarki tata ruang tri mandala Gambar 4.8. Konsep Pempatan Agung pada area perancangan 122

20 Konsep Perancangan Tapak Konsep perancangan tapak terdiri dari enam bagian yang merupakan penjabaran dari komponen perancangan, konsep tersebut yaitu: Tata Guna Lahan a. Kawasan Pelabuhan Benoa 1. Menambah lahan pelabuhan dengan reklamasi yang digunakan sebagai landmark kawasan pelabuhan dan menampung fungsi berupa marina dan aquarium. Gambar 4.9. Reklamasi tambahan untuk fungsi marina dan aquarium 123

21 2. Menyesuaikan penempatan fungsi-fungsi baru dengan konsep sanga mandala, fungsi eksisting pelabuhan dan kondisi fisik pelabuhan Gambar Pembagian kawasan Pelabuhan Benoa dengan konsep Sanga Mandala 3. Menambah fungsi perkantoran dan komersial pada area disebelah barat boulevard untuk membangkitkan vitalitas pada area tersebut, serta memberi keterkaitan secara fungsional dengan area disebelah timur boulevard. 124

22 4. Mengusulkan pengolahan ikan dengan proses yang lebih modern dan terpadu sehingga dapat mengintensifkan penggunaan lahan untuk area perikanan. 5. Menyediakan ruang-ruang peralihan diantara fungsi-fungsi yang berbeda yang dapat berupa ruang terbuka hijau ataupun koridor jalan, sehingga memungkinkan bagi pekerja, penghuni atau pengunjungnya untuk berinteraksi. 6. Mempertahankan fungsi ruang terbuka yang ada pada bagain barat daya pelabuhan sebagai bagian dari waterfront promenade. Gambar Usulan tata guna lahan pada kawasan Pelabuhan Benoa 125

23 b. Area Perancangan 1. Pada kawasan terdapat tiga fungsi yang menjadi core utama yang menjadi generator, yaitu: terminal penumpang, hotel resor dan aquarium. 2. Membagi area perancangan menjadi tujuh blok pengembangan dengan fungsi campuran sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing lahan sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan kawasan pelabuhan dan sekitarnya. Gambar Pembagian Blok pada area perancangan 126

24 3. Menyesuaikan penempatan fungsi-fungsi baru berdasarkan konsep tri mandala, konsep gunung-segara, dan potensi kondisi fisik pelabuhan. 4. Pada area perancangan diusulkan menggunakan KDB yang rendah, berkisar antar %, dengan tujuan untuk memaksimalkan aktivitas pada ruang terbuka dan prioritas pada penataan lansekapnya. Tabel 4.1. Luasan blok dan lantai pada area perancangan Blok Pengembangan Luas Blok KDB RDTR Benoa KDB Usulan Ketinggian Luas Lantai Dasar Luas Lantai Total m 2 % % m m 2 m 2 Blok Blok Blok Blok Blok Blok Blok Menyediakan fungsi hunian yang beragam, mulai dari apartemen studio, condotel, villa sampai hotel. 6. Perkantoran untuk pengelola pelabuhan yang terdiri dari berbagai badan pemerintah, disatukan pada blok yang sama (blok 1) sehingga dapat memudahkan koordinasi diantara badan tersebut. 7. Blok 2 difungsikan untuk perkantoran sewa dan retail pada lantai dasarnya. Blok ini juga menjadi gerbang utama area perancangan. 8. Terminal penumpang menempati blok eksisting (blok 3) karena berhubungan dengan letak dermaga dan kolam pelabuhan untuk berlabuhnya kapal pesiar. Pada blok ini ditambahkan fungsi transit interchange yang lebih terintegrasi dengan terminal penumpang. 9. Blok 4 merupakan blok penghubung antara terminal penumpang dengan hotel resor dan area tengah pelabuhan dengan tepi air bagian timur. Pada blok ini terdapat fungsi apartemen bagi pekerja dan ekspatriat, serta fungsi retail yang menempati area lantai dasar. 127

25 10. Fungsi hotel resor menempati blok 5. Blok ini merupakan blok strategis karena berfungsi ganda sebagai gerbang bagi pengunjung yang datang dari arah bandar udara internasional, disamping itu blok ini terhindar dari kebisingan saat kapal pesiar berlabuh. Pada bagian peri-peri blok, ditempatkan kegitan retail seperti café, restoran, butik dan lain-lain. 11. Blok 6 difungsikan untuk marina village, tempat bagi semua kegiatan yang berhubungan dengan marina. Pada blok ini akan terdapat second home bagi para pemilik yatch, club house, penyewaan boat (water taxi), olah raga bahari, dan retail yang menjual berbagai cinderamata. Blok ini juga merupakan blok penghubung antara aquarium dengan hotel resor dan semua area pelabuhan lainnya. 12. Pada Blok 7 terdapat aquarium, yang merupakan salah satu core utama kawasan. Aquarium ini akan memberi pengetahuan pada pengunjung mengenai berbagai kehidupan bawah laut, selain itu fungsi lainnya adalah sebagai landmark kawasan pelabuhan Benoa. Kegiatan lain yang ditampung pada blok ini adalah dermaga pemancingan (fisherman wharf) dan tentu saja retail. 19% 27% 16% Kantor Terminal Retail Apartemen Hotel 3% Marina village 10% 21% 5% Aquarium Gambar Prosentase berbagai fungsi pada area perancangan 128

26 Tata Massa dan Bentuk Bangunan 1. Tata massa dan bentuk bangunan makin ke arah laut makin rendah dan makin tidak formal yang menunjukkan hirarki bangunan yang makin rendah ke arah air. Fungsi perkantoran dan hunian menempati hirarki paling tinggi memiliki bentuk yang lebih formal dan dengan ketinggian maksimum (paling tinggi 15 m atau 5 lantai) sedangkan fungsi retail dan hiburan menempati hiraki lebih rendah dengan bentuk yang lebih informal. Konfigurasi ini bertujuan untuk memberi kesan dinamis dan mengarahkan pergerakan pengunjung dari boulevard ke arah badan air. Gambar Skyline melintang menunjukkan hirarki tata bangunan yang semakin rendah ke arah badan air. 2. Tata massa dan bentuk bangunan pada kawasan perancangan dirancang dengan bentuk yang organik, yang memungkinkan sinar matahari masuk kedalam bangunan. 3. Fasade bangunan yang berorientasi ke dalam dan ke luar. Ke dalam membentuk ruang terbuka positif (natah dalam arsitektur Bali) yang lebih privat dan ke luar untuk ruang yang lebih publik. Gambar Konsep Natah dan orientasi fasade bangunan 129

27 Gambar Tata massa yang membentuk natah (ruang positif) 4. Membedakan hirarki landmark menurut skala area orientasinya, yaitu pada skala blok, area perancangan dan kawasan pelabuhan. Fungsi landmark tersebut adalah: mempermudah orientasi pengunjung, menunjukkan hirarki sebuah tempat terhadap lingkungannnya, dan menciptakan skyline kawasan. 130

28 Gambar Skyline memanjang pada area perancangan 5. Bangunan mengakomodasi fungsi campuran secara vertikal yang disesuikan dengan konsep triangga (kepala, badan dan kaki). Area lantai dasar (kaki) untuk fungsi komersial dan retail, lantai diatasnya (badan) untuk fungsi hunian atau kantor dan paling atas berupa atap perisai (kepala). Gambar Sinergi konsep Triangga dengan fungsi campuran pada bangunan 6. Bangunan dan lanskap yang saling mendukung dengan merancang ruang dalam dan luar bangunan yang membaur pada level ground floor, terutama pada area retail dan komersial, yang bertujuan untuk memperkuat integrasi kawasan. 7. Menyelaraskan langgam-langgam bangunan terutama bangunan pada fungsi eksisting pelabuhan. Salah satu caranya adalah menghilangkan bangunan-bangunan yang bersifat semi permanen. 8. Fasade bangunan memiliki ritme yang selaras dan serasi. Pada bagian sudut-sudut blok diberikan perlakuan khusus seperti perubahan ketinggian dan set-back. 9. Bangunan-bangunan menggunakan bentuk atap perisai kecuali bangunan yang memiliki fungsi khusu seperti terminal penumpang dan aquarium. 10. Tata massa membentuk vista-vista yang menarik, yang membantu memberi pengunjung orientasi dan gambaran yang mudah diingat. 131

29 Gambar Sense of arrival dan tata massa yang membentuk vista. 11. Hotel resor memiliki konfigurasi bujur sangkar dengan orientasi ketengah dan keluar. Orientasi ketengah membentuk mandala yang memiliki ketinggian maksimum pada tengah-tengah bujur sangkar. Sedangkan keluar menghadap keempat penjuru mata angin dan menjadi pusat orietasi bagi konfigurasi massa disekitarnya. 12. Fungsi terminal penumpang internasional terdiri dari tiga massa. Bangunan pertama merupakan bangunan untuk kegiatan transit bagi transportasi publik yang berupa bus dan taxi, bangunan kedua adalah 132

30 bangunan untuk kegiatan cek-in dan penanganan bagasi, sedangkan bangunan ketiga adalah bangunan untuk lounge kedatangan dan keberangkatan. Bangunan ketiga memiliki massa yang cukup gigantis sehingga perlu disamarkan dengan menjadikannya bagian dari topografi, dan bagian atapnya dapat berfungsi sebagai waving gallery. 13. Bangunan aquarium (sea world) yang terdapat pada tanjung buatan hasil reklamasi berfungsi sebagai landmark kawasan pelabuhan pariwisata. Bangunan ini juga sebagai penanda bahwa kapal pesiar telah sampai pada pelabuhan Benoa (sense of arraival) Gambar Tiga core utama pada area perancangan Sirkulasi Kendaraan dan Parkir 1. Infrastruktur jalan sangat penting dalam pembentukan struktur urban,untuk itu diusulkan rencana jalan yang baru pada pelabuhan agar terjadi kelancaran sirkulasi kendaraan namun tetap mempertahankan karakter dasar pelabuhan, yaitu berupa grid-grid yang membentuk blok-blok pada kawasan. 2. Sirkulasi bus dan kendaraan pengunjung terpisah dengan truk petikemas, dengan maksud untuk menertibkan dan memberi kelancaran pada masingmasing rute tersebut. 3. Pada titik transit diterapkan konsep kiss and ride bagi bus yang menaik turunkan penumpang. Bus juga dapat menaik turunkan penumpang pada halte bus yang disediakan pada titik-titik tertentu. 133

31 Gambar Rencana jalan eksisting dan baru pada kawasan pelabuhan 4. Pusat-pusat aktivitas terhubung dengan sistem transit internal kawasan yang berupa bus khusus untuk keperluan pengunjung. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah parkir kendaraan yang tidak terkontrol. Pengunjung dapat parkir pada satu tempat dan berkeliling pelabuhan dengan bus internal tersebut. 5. Transportasi internal pada area perancangan juga diusulkan menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan, seperti buggy atau sepeda. 134

32 Gambar Pemisahan transportasi pengunjung dengan petikemas 6. Koridor jalan merupakan bagian dari jaringan ruang terbuka hijau dan memiliki fungsi sosial. Koridor jalan dirancang sebagai tempat bagi pengunjung untuk berinteraksi dengan menyediakan street furniture, art work dan vegetasi yang sesuai. Pada koridor jalan juga harus dimungkinkan untuk menampung kegiatan berupa parade atau pawai, serta perpanjangan aktivitas di dalam bangunan seperti misalnya cafe out door. 135

33 Gambar Pola sirkulasi kendaraan dan parkir pada kawasan pelabuha 7. Tempat parkir disediakan pada level lantai dasar dan basement. Parkir basement terdapat pada blok perkantoran, yang juga diperuntukkan bagi kendaraan pengunjung. Akan tetapi diharapkan dengan adanya transportasi publik dan fasilitas transit yang baik penggunaan lahan parkir ini dapat diminimalkan. 136

34 Gambar Pola sirkulasi kendaraan dan parkir pada area perancangan Tabel 4.2. Kebutuhan parkir untuk masing-masing fungsi Fungsi Kebutuhan Parkir Kantor 350 Terminal 400 Retail 725 Apartemen 95 Hotel 200 Marina village 100 Aquarium 130 Total (mobil)

35 Gambar Parkir pada podium dengan natah diatasnya Gambar Parkir pada basement dengan natah diatasnya Jalur Pejalan Kaki 1. Membebaskan area dermaga barat (pelabuhan ikan) dari kendaraan bermotor dan memprioritaskan untuk pejalan kaki. 2. Jalur pejalan kaki dirancang agar dapat menerus dan menghubungkan satu node dengan node yang lain. Pada perancangan pelabuhan ini digunakan konsep pedestrian mall yang menghubungkan tiga core utama kawasan. Diantara ketiga core ini kemudian terdapat beberapa persimpangan yang mengarahkan pejalan kaki kearah tepi air. 138

36 Gambar Jalur pejalan kaki yang menerus menghubungkan berbagai pusat aktivitas 3. Tepi-tepi pelabuhan terhubung dengan promenade yang menerus. Akan tetapi pada bagian apron dan lapangan petikemas tidak dapat diakses oleh publik dengan bebas, mengharuskan promenade pada Pelabuhan Benoa tidak dapat menerus dan harus dibelokkan ke arah tengah pelabuhan yang kemudian bertemu pada ruang terbuka disebelah barat daya pelabuhan. 139

37 Gambar Waterfront promenade menerus, menghubungkan berbagai area pada pelabuhan 4. Memisahkan jalur pejalan kaki dan kendaraan secara tegas. Jika terdapat pertemuan antara jalur pejalan kaki dan kendaraan maka yang lebih diprioritaskan adalah jalur pejalan kaki. 5. Selain jalur pejalan kaki yang terbuka juga terdapat yang terlindung oleh kanopi atau vegetasi. Jalur pejalan kaki juga terdapat pada perimeter bangunan berupa arcade, yang juga membantu pengunjung melakukan window shoping. 140

38 6. Jalur pejalan kaki merupakan bagian dari jaringan ruang terbuka (lanskap), sehingga memperkuat integrasi kaawasan. Jalur pejalan kaki dirancang menembus bangunan dan ruang terbuka, memiliki sikuen yang menarik dan oreintasi yang jelas. 7. Konsep pempatan agung pada area perancangan terlihat pada pusat area komersial yang berupa persimpangan antara pedestrian mall yang menghubungkan terminal penumpang dan hotel resor, dengan jalur utama yang menghubungkan pempatan agung kawasan dengan tepi pelabuhan. Gambar Tiga core yang membangkitkan pergerakan pengunjung 141

39 Gambar Jalur pejalan kaki dan arcade pada area perancangan Ruang Terbuka 1. Ruang terbuka sebagai peralihan antara berbagai fungsi yang berbeda, terhubung dengan jalur pedestrian dan berada pada jarak berjalan kaki. 2. Ruang terbuka merupakan bagian dari lanskap urban yang lebih luas yang membentuk jaringan ruang terbuka hijau 3. Pada ruang terbuka juga berfungsi sebagai berlangsungnya berbagai kegiatan yang dapat mempererat interaksi sosial-budaya diantara pengunjung dan masyarakt lokal. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan 142

40 yang aksidental atau yang memang direncanakan oleng pihak pengelola. Ruang terbuka dapat mengakomodasi kegiatan yang berlangsung selama 24 jam Gambar Jaringan ruang terbuka hijau sebagai penghubung fungsi-fungsi yang berbeda 4. Hirarki ruang terbuka dibagi menjadi tiga yaitu: publik, private dan ruang peralihan antara publik dengan privat. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengawasan atau kontrol terhadap berbagai aktifitas dan menjadikan ruang terbuka lebih aman dan dapat dipertanggungjawabkan. 143

41 Gambar Hirarki ruang terbuka dan perpaduannya dengan waterscape 5. Ruang terbuka dengan vegetasi lokal sebagai habitat bagi hewan liar untuk menjaga keseimbangan ekologi urban. Penggunaan elemen air dan elemen-elemen alami lainnya pada ruang terbuka memberikan kesan alami dan mengalir. 6. Pemanfaatan atap bangunan sebagai ruang terbuka hijau khususnya pada bangunan yang memiliki atap dari beton, hal ini selain dapat mendinginkan ruangan dibawahnya juga memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar. 144

42 7. Ruang terbuka didesain agar memiliki pergerakan yang dinamis dan dapat beradaptasi terhadap perkembangan sosial dan budaya. 8. Peralihan darat dengan air yang alami tapi tidak menghilangkan karakter pelabuhannya. 9. Street furniture, art work, signage dan lighting yang dikoordinasikan dengan seluruh kawasan, dan diperlakukan sebagai art work Aktivitas Pendukung 1. Pemanfaatan kegiatan pelabuhan sebagai atraksi wisata dapat memperkuat citra kawasan sebagai sebuah tujuan wisata. Kegiatan yang terjadi pada badan air dapat menarik pengunjung untuk berkumpul menikmati suasana yang ada. 2. Pada titik-titik kemungkinan pengunjung berkumpul dapat disediakan ruang bagi outdoor café atau pedagang kaki lima (PKL). PKL yang diakomodasi pada kawasan ini adalah PKL yang dapat mengangkat karakter kawasan sebagai sebuah resor urban. 3. Kegiatan lain yang dapat berlangsung pada tepi air adalah kegiatan memancing yang dilakukan oleh mereka yang hobi memancing, sehingga perlu disediakan dermaga khusus untuk kegiatan memancing ini (fisherman wharf) yang juga sekaligus dapat berfungsi sebagai tempat untuk menambatkan yatch atau boat. 4. Pada hari-hari tertentu diadakan berbagai kegiatan yang dapat menarik pengunjung. Kegiatan ini dapat berupa pameran budaya pada ruang terbuka, festival kapal layar internasional dan sebagainya. 5. Aktivitas penunjang yang mendukung aktivitas pelabuhan selama 24 jam. 145

43 Gambar Aktivitas pendukung diantara ketiga core utama Konsep Elemen Pendukung Perancangan Tepi pelabuhan 1. Menciptakan hubungan yang lebih intim antara pengunjung dengan air, dengan memasukkan air laut pada area perancangan. 2. Menggunakan tepi air yang berbeda untuk memberikan karakter lansekap yang lebih alami. 146

44 3. Menciptakan tepi pelabuhan yang keras untuk keperluan berlabuhnya yatch, water taxi dan lain-lain dalam bentuk boardwalk kantilever atau ponton terapung. 4. Menciptakan tepi pelabuhan yang dapat memberikan peringatan dini terhadap pasang surutnya air laut. Gambar Waterscape dengan dasar bergelombang Gambar Tepi pelabuhan eksisting Gambar Tepi pelabuhan yang dilengkapi dengan jetty atau ponton 147

45 Material 1. Material yang akan digunakan pada area perancangan adalah percampuran berbagai material yang digunakan untuk paving pedestrian, perkakas jalan, penerangan, kerb, dinding, permukaan jalan, yang dipilih untuk memberikan ciri khas yang unik. 2. Material yang digunakan harus yang memiliki kualitas yang tinggi, tahan lama dan minim perawatan dan juga harus ramah lingkungan. 3. Material yang digunakan adalah percampuran antara material modern dan tradisional, alami dan buatan, yang harus dapat memperkuat sense of place kawasan Vegetasi 1. Vegetasi yang digunakan pada area perancangan adalah vegetasi lokal Bali, yang sesuai dengan lokasi, iklim dan cuaca tepi pantai. Vegetasi yang digunakan juga harus bervariasi dan dikombinasikan dengan baik dengan tujuan untuk memperkuat sense of place. 2. Vegetasi yang dipilih harus sesuai dengan fungsinya, minim perawatan dan tidak membutuhkan banyak air Urban design yang sensitif air 1. Perancangan pelabuhan pariwisata ini berpeluang menjadi model acuan perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi air dalam perancangan kota melalui pembangunan infrastruktur dan pengendalian pembangunan. 2. Pengolahan air limbah yang terpadu agar dapat digunakan kembali sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya. 3. Penampungan air hujan agar dapat digunakan kembali sebagai bagian dari lansekap urban untuk memaksimalkan visual dan karakter lingkungan serta memberi dampak positif terhadap iklim mikro kawasan pelabuhan. 4. Penampungan air hujan dirancang untuk dapat menampung air sebanyak-banyaknya yang digunakan untuk berbagai keperluan atau disaring sebelum dibuang ke laut. Penampungan air hujan ini 148

46 dilakukan pada beberapa kolam yang terdapat pada area perancangan, seperti pada area pedestrian mall dan terminal penumpang Public art 1. Kemampuan karya seni untuk menjadikan sebuah tempat memiliki sense of destination membuat karya seni tersebut memiliki peranan yang penting pada sebuah tempat (place). Karya seni publik yang ditampilkan pada kawasan harus mendukung budaya lokal Bali. 2. Karya seni dapat menjadi focal point atau aksen bagi lingkungan sekitar Tata informasi 1. Tata informasi pada kawasan urban resor ini harus terintegrasi dengan baik dengan lingkungan sekitar. Papan reklame dipasang dengan ukuran yang manusiawi, pada level mata manusia dan tidak mendominasi lingkungan sekitar. 2. Pada titik-titik persimpangan disediakan rambu-rambu penunjuk arah untuk menghindari kebingungan pengunjung. Ukuran dan warna dari berbagai tata informasi harus mendukung karakter kawasan Konsep Pelayanan Utilitas Gambar Konsep jaringan utilitas pada kawasan pelabuhan (sumber 149

47 Pelayanan utilitas pada kawasan pelabuhan yang berupa air, listrik, telekomunikasi dan limbah dikoordinasikan oleh pengelola pelabuhan. Untuk air, listrik dan telekominikasi diusulkan menggunakan terowongan bawah tanah untuk memudahkan inspeksi perawatan dan tidak mengganggu visual kawasan pariwisata. Penanganan limbah kawasan pelabuhan juga dikoordinasikan oleh pengelola pelabuhan akan tetapi dipisahkan dengan jaringan utilitas yang lain. Penanganan limbah yang terdiri dari limbah padat, cair dan air hujan diarahkan untuk dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali Gambar-gambar Perancangan Gambar Bentuk melengkung pada marina menambah kesan dinamis kawasan Gambar Tiga core utama memberi karakter yang kuat pada pelabuhan 150

48 Gambar Site plan kawasan Pelabuhan Benoa (lingkup mezo) 151

49 Gambar Site plan area perancangan (lingkup mikro) 152

50 Gambar Potongan koridor jalan, dengan aktivitas penunjang pada kanan kiri jalan Gambar Jalan yang memiliki dua jalur dengan lebar 10 meter 153

51 Gambar Set-back bangunan untuk parkir dan mengurangi dampak kebisingan jalan Gambar Potongan koridor pedestrian mall dengan arkade dan aktivitas penunjang Gambar Gerbang area perancangan didesain lebih formal terlihat pada median jalannya 154

52 Gambar Terminal penumpang yang bersebelahan dengan dermaga kapal pesiar, menjadi titik tolak perancangan. Gambar Titik transit pada terminal penumpang melayani bus-bus dengan sistem kiss and ride 155

53 Gambar Korodor jalan dibentuk oleh tata bangunan yang memiliki vista berupa aquarium di kejauhan Gambar Rangkaian jetty pada marina yang menyambut kedatangan kapal pesiar. 156

54 Gambar Ruang terbuka positif (natah) yang menjadi tempat berinteraksi antara pengunjung dan masyarakt setempat. Gambar Hirarki tata massa dan lanskap yang alami memberi nuansa santai, seperti yang diinginkan oleh para wisatawan. 157

55 Gambar Proses pencapaian ke badan air dengan terlebih dahulu memperkenalkan pada pengunjung tepi air dari kolam penampung air hujan. Gambar Bangunan aquarium yang merupakan landmark kawasan terletak pada lahan reklamasi, yang juga dimanfaatkan sebagai tempat pemancingan ikan (fisherman wharf) bagi pengunjung yang memiliki hobi memancing 158

56 Gambar Suasana Pempatan Agung yang merupakan pertemuan aksis-aksis utama area perancangan. Gambar Kolam penampungan air hujan pada koridor utama yang menghubungkan terminal penumpang dengan hotel resor. 159

57 Gambar Perkir pada terminal penumpang yang menyatu dengan lanskap dan bagian dari jaringan ruang terbuka hijau. Gambar Hotel resor yang menyambut kedatangan calon penumpang kapal pesiar yang datang dari arah bandar udara Ngurah Rai. 160

58 Gambar Aktivitas penunjang berupa outdoor cafe merupakan tempat yang nyaman bagi pengunjung untuk menikmati aktivitas yang terjadi pada badan air. Gambar Atap bangunan terminal penumpang merupakan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai waving gallery sekaligus tempat untuk menikmati pemandangan Teluk Benoa. 161

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

PELABUHAN PARIWISATA INTERNASIONAL

PELABUHAN PARIWISATA INTERNASIONAL PELABUHAN PARIWISATA INTERNASIONAL Studi Kasus Perancangan Turnaround Cruise Port pada Pelabuhan Benoa, Bali Tesis Desain Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister Oleh: I Made

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari

Lebih terperinci

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Resort ini penulis menggunakan kosep dasar TROPIS MODERN yang dimana bangunan ini tetap mengacu pada ciri bangunan tropis lainnya,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan penulis sebelumnya melihat peruntukan lahannya, sebelum merancang sebuah bangunan rancangan apa yang pantas pada tapak dengan

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini adalah Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini berupa hasil jawaban dari pertanyaan penelitian dan tujuan awal dari penelitian yaitu bagaimana karakter Place kawasan,

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan Dalam Konteks Perkotaan 4.1.1 Urban Texture Untuk Urban Texture, akan dianalisa fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak yang terkait dengan tata

Lebih terperinci

2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997).

2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997). Oleh: Zaflis Zaim * Disampaikan dalam acara Sosialisasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Hotel Sapadia Pasir Pengaraian, 21 Desember 2011. (*) Dosen Teknik Planologi, Program Studi Perencanaan

Lebih terperinci

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan BAB V : KONSEP 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam konsep dasar perancangan Bangunan Hotel dan Konvensi ini dipengaruhi oleh temanya, yaitu Arsitektur Hijau. Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL TEMA LATAR BELAKANG Bali tidak memiliki hasil tambang, lahan pertanian yang terbatas, namun pulau Bali memiliki keindahan alam dan budaya yang sangat mempesona Untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Bali

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah kota, sebagai untuk mengebumikan jenazah makam juga

Lebih terperinci

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL Rencana Lanskap Berdasarkan hasil analisis data spasial mengenai karakteristik lanskap pemukiman Kampung Kuin, yang meliputi pola permukiman, arsitektur bangunan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian mengenai elemen ROD pada kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: -

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB 5 REVITALISASI KAWASAN ARJUNA

BAB 5 REVITALISASI KAWASAN ARJUNA BAB 5 REVITALISASI KAWASAN ARJUNA 5.1 Strategi Penataan Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya Kawasan Arjuna terdiri atas bagian-bagian kawasan ( cluster ) yang beragam permasalahan dan potensinya.

Lebih terperinci

Kriteria Khusus Untuk Perancangan Kampung Wisata Berwawasan Lingkungan Di Daerah Perbatasan

Kriteria Khusus Untuk Perancangan Kampung Wisata Berwawasan Lingkungan Di Daerah Perbatasan Kriteria Khusus Untuk Perancangan Kampung Wisata Berwawasan Lingkungan Di Daerah Perbatasan Peningkatan kualitas lingkungan (prinsip pembangunan berwawasan lingkungan) Pelayanan Terhadap Masyarakat (perbaikan

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I I.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Bandara Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 38 3.1 Gambaran Umum BAB III DESKRIPSI PROYEK Gambar 3. 1 Potongan Koridor Utara-Selatan Jalur Monorel (Sumber : Studi Pra Kelayakan Koridor 1 Dinas Perhubungan Kota Bandung Tahun 2014) Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

Bab III Tinjauan Umum dan Analisis Kawasan Pelabuhan Benoa

Bab III Tinjauan Umum dan Analisis Kawasan Pelabuhan Benoa Bab III Tinjauan Umum dan Analisis Kawasan Pelabuhan Benoa 3.1. Tinjauan Umum Kawasan Teluk Benoa (Lingkup Makro) Simpul pusat pelayanan transportasi di Bali berada di Kawasan Teluk Benoa dan Bandar Udara

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. 1. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi pengembangan produk wisata bahari dan konservasi penyu di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI Bab ini memberikan arahan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kawasan studi, dengan membawa visi peningkatan citra Kawasan Tugu Khatulistiwa

Lebih terperinci

International Fash on Institute di Jakarta

International Fash on Institute di Jakarta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN DESAIN PREMIS Seiring berkembangnya kawasan wisata Baturaden mengharuskan kawasan tersebut harus juga meningkatkan kualitas dalam sektor penginapan. Masih minimnya penginapan berbintang seperti hotel resort

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG -BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran

Lebih terperinci

Bab VI Simulasi Rancangan Kawasan TOD Dukuh Atas

Bab VI Simulasi Rancangan Kawasan TOD Dukuh Atas Bab VI Simulasi Rancangan Kawasan TOD Dukuh Atas VI.1 Simulasi Rancangan Rancangan kawasan TOD Dukuh Atas merupakan hasil akhir dari penulisan tesis ini. Hasil rancangan memperlihatkan bahwa kawasan ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Redevelopment atau yang biasa kita kenal dengan pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari,

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar udara merupakan tempat moda pemrosesan penumpang dan bagasi, untuk pertemuan dengan pesawat dan moda transportasi darat. Sebagai instansi yang memberikan fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan 1.1 Latar Belakang Perencanaan BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, hal ini dilihat dari banyaknya pulau yang tersebar di seluruh wilayahnya yaitu 17.504

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TUGAS AKHIR - 36 Periode Januari Juni 2011 HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG Diajukan

Lebih terperinci

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA Tataguna Lahan Aktivitas Pendukung Bentuk & Massa Bangunan Linkage System Ruang Terbuka Kota Tata Informasi Preservasi & Konservasi Bentuk dan tatanan massa bangunan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI Unsur-unsur bangunan seperti Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building

Lebih terperinci

Perancangan Destination Spa Mandalika sebagai Objek Wisata yang Paling Diminati

Perancangan Destination Spa Mandalika sebagai Objek Wisata yang Paling Diminati JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-283 Perancangan Destination Spa Mandalika sebagai Objek Wisata yang Paling Diminati Maharani dan Muhammad Faqih Jurusan Arsitektur,

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang dilakukan di kawasan Petak Sembilan, masih banyak yang perlu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Arjuna terletak pada bagian Barat Kota Bandung ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya oleh Pemerintah Kota Bandung (RTRW Kota Bandung 2003-2013).

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana

Lebih terperinci

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION TUGAS AKHIR PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION ARSITEKTUR HIJAU DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR STRATA-1 SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DISUSUN OLEH : IMAM ZULFIKAR FAJRI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Perancangan ruang publik di kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan meliputi luasan sebesar 34.240,73 m 2. Koefisien dasar bangunan (KDB) yang diterapkan

Lebih terperinci

daya tarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. BANTEN b. Bila ditinjau dari faktor tingkat pendidikan masyarakat yang berpendidikan dan

daya tarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. BANTEN b. Bila ditinjau dari faktor tingkat pendidikan masyarakat yang berpendidikan dan HOTEL RESOR PANTAI DAN KLUB SELAM DI TANJUNG LESUNG Ridho Cristian Satdes Limbong 20305044 ABSTRAKSI Banten merupakan wilayah potensial yang mempunyai kekayaan alam yang sangat tinggi. Sehingga perencanaannya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dikenal sebagai sumber ekonomi dan pusat bisnis negara Indonesia dengan jumlah penduduknya meningkat setiap tahunnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Proyek Dewasa ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat, dimana negara indonesia sendiri telah banyak melakukan promosi ke

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Pelabuhan sebagai media trasportasi juga sebagai media perdagangan sejak zaman dahulu. Karena aktivitas perdagangan ini maka agama islam dapat masuk ke Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG I.1 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Dalam kurun lima tahun terakhir pertumbuhan perekonomian kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang tengah dialami kota Bandung tidak hanya karena saat ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV didapatkan temuan-temuan mengenai interaksi antara bentuk spasial dan aktivitas yang membentuk karakter urban

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB VI. Hasil Perancangan. dengan berbagai aspek desain, baik berdasarkan faktor fisik maupun non-fisik

BAB VI. Hasil Perancangan. dengan berbagai aspek desain, baik berdasarkan faktor fisik maupun non-fisik BAB VI Hasil Perancangan 6.1 Proses Pembentukan Masa dan Tampilan Pembentukan masa merupakan awal proses perancangan secara fisik, dengan melalui berbagai pertimbangan pada proses analisis sebelumnya.

Lebih terperinci

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept BAB IV DESKRIPSI HASIL RANCANGAN 4.1 Data Pengguna dan Klien Kegiatan di terminal penumpang terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Kegiatan Pelayanan Penumpang 2. Kegiatan pengiriman barang lewat laut (POS, atau

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Kawasan Setelah beberapa proses sebelumnya rancangan kawasan adalah salah satu hasil yang didapat dari proses perumusan masalah, analisis, dan konsep. Rancangan kawasan

Lebih terperinci