BAB I PENDAHULUAN. Sejak kemunculannya pertama kali, industri musik telah berkembang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Sejak kemunculannya pertama kali, industri musik telah berkembang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kemunculannya pertama kali, industri musik telah berkembang dengan pesat. Taintor (2004) memaparkan bahwa alat perekam suara manusia pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh Thomas Edison pada tahun 1888, akhir tahun itu Edison merekam Mary Had a Little Lamb menggunakan phonograph pertama di dunia. Seratus tahun kemudian, tahun 1990, perkembangan internet dikombinasikan dengan musik digital memunculkan fenomena MP3 yang memiliki kemampuan untuk memadatkan audio digital ke ukuran yang lebih kecil, memudahkan penyebaran data antar komputer tanpa mengurangi kualitasnya. Hal ini kembali menimbulkan masalah berkaitan dengan hak cipta, perkara hukum berkaitan teknologi digital dan musik industri pertama kali terjadi pada tahun Tidak bisa dipungkiri, ancaman pembajakan musik telah muncul sejak awal ditemukan teknologi untuk merekam musik. RIAA (Recording Industry Association of America) sampai tahun 2004 saja telah mencoba menuntut 1977 individu atas tindakan menyebarkan musik secara legal melalui internet. Keberadaaan internet secara signifikan mempermudah penyebaran musik dari satu negara ke negara lain, dalam bentuk MP3, sebuah lagu bisa tersebar dari satu komputer ke komputer lain, tanpa mempedulikan batas negara. Penyebaran luas ini pada awalnya mengejutkan bahkan artis pelaku musik, seperti yang

2 2 diungkapakan oleh Dong Youngbae, seorang musisi Korea selatan menanggapi penjualan albumnya yang meledak di daerah Amerika bahkan tanpa promosi yang terencana. Dunia menjadi semakin kecil sekarang, ujarnya (TIME, 2010). Internet juga berperan dalam membantu penyebaran budaya pop Korea ke seluruh dunia belakangan ini. Gelombang budaya Korea atau yang sering disebut sebagai Hallyu di negara asalnya, pertama kali dicetuskan di China pada pertengahan 1999 oleh seorang jurnalis Beijing untuk mengungkapkan betapa cepat pertumbuhan popularitas budaya dan hiburan Korea di China (Kim, 2007). Bisa dikatakan penyebaran musik pop dan drama Korea di Cina dan Taiwan merupakan awal dari penyebaran gelombang Korea ke luar negeri (Lee, 2011). Pada tahun 2000 sampai 2002, gelombang Korea bergerak memasuki berbagai belahan Asia termasuk Asia tenggara dan Asia tengah, dimana gelombang ini telah mencapai tingkatan penetrasi aktif (Hyejung, 2007) dengan cepat gelombang Korea terus menyebar ke Amerika latin, timur tengah, dan Eropa selama tahun 2000an (Ravina, 2008 dalam Lee, 2011). Istilah K-pop sering digunakan untuk mendefinisikan musik pop Korea yang dibawakan oleh artis Korea dan diterima secara positif oleh penggemar internasional (KOCIS, 2011). Di negara asalnya sendiri, industri musik pop Korea dikuasai oleh tiga perusahaan besar; S.M. entertainment, YG entertainment, dan JYP entertainment yang menghasilkan artis-artis besar Korea yang dikenal di seluruh dunia seperti Girls generation dan Super Junior dari S.M entertainment,

3 3 Bigbang, 2NE1, dan Psy dari YG entertainment, dan JYP entertainment dengan Wondergirls dan 2PM. Seperti yang dituliskan dalam hancinema.com (2011), meskipun ketiga perusahaan berbasis kepada penciptaan bintang idola, namun mereka berbeda satu dengan lainnya. YG entertainment yang tumbuh dengan cepat dengan grup Bigbang dan 2NE1 mendapatkan keuntungan sebesar 42,3 juta dolar dan pendapatan operasi sebesar 9,76 juta dolar. Meskipun lebih sedikit dibandingkan S.M.,YG mendapatkan keuntungan bersih yang tinggi dari penjualan album yang solid. Lee Hyeon Jong, seorang peneliti di SK-Securities menyatakan bahwa YG memiliki gaya musik yang berbeda dan unik, hal ini menimbulkan banyak nilai tambah seperti dalam penjualan musiknya. YG entertainment menerima banyak keuntungan setelah kesuksesan artisnya secara global pada tahun 2012, dengan konser dunia yang diadakan oleh Bigbang dan 2NE1, serta kesuksesan tak terduga yang dialami oleh Psy, harga saham perusahaan meningkat tajam. Quamnet.com (Oktober 2012) mengungkapkan YG entertainment yang membawahi bintang K-pop ternama seperti Bigbang dan 2NE1, menyentuh rekor US$1.654 pada bulan Oktober, menempati peringkat 9 dalam pasar saham Korea. Nilai saham yang dimiliki oleh Yang Hyun-Suk, presiden YG entertainment mencapai 340,2 won, naik lebih dari 161,8 persen dibanding nilai saham yang dimilikinya di awal tahun. Kesuksesan Psy ini membawa Yang menjadi selebritis terkaya di Korea selatan dilihat dari nilai saham yang dimilikinya, melebihi Lee Soo Man,

4 4 pimpinan S.M Entertainment. Yang Hyun Suk kemudian menjadi pemegang saham terkaya no.49 di Korea, dimana pada Januari 2012 dia masih berada di posisi ke-130. Gambar 1.1. Grafik nilai saham YG Entertainment tahun 2012 Sumber: finance.html diakses pada tanggal 12 Januari 2012 S.M entertainment memiliki keuntungan terbesar di tahun 2011 dengan 81,9 juta dolar dan pendapatan operasional sebesar 24,3 juta dolar. Gong Tae- Hyeon, peneliti dari Samsung Securities menyatakan bahwa kekuatan S.M adalah meskipun sebuah grup terpecah, grup lainnya masih bisa menggantikan karena perusahaan tersebut memiliki banyak grup. JYP di tempat ketiga dengan 30 juta dolar keuntungan, meskipun lebih kecil dibanding dua pesaingnya, JYP mulai membangun koneksi dengan perusahaan lainnya. JYP sekarang merupakan pemegang saham kedua terbesar di

5 5 LOEN Entertainment, induk perusahaan dari Melon, penyedia layanan musik terbesar di Korea. JYP merupakan agensi pertama yang mempromosikan artisnya ke luar korea, wondergirls yang terkenal dengan lagu mereka nobody meraih sukses terutama setelah Perez Hilton, seorang blogger hiburan kenamaan membahas tentang mereka di blognya (KOCIS, 2011). Dalam beberapa dekade terakhir, remaja Indonesia telah banyak menerima musik asing; sepanjang tahun 1990an, genre musik seperti rap, punk, dan hard rock yang berasal dari Amerika utara dan Eropa diterima dengan antusias oleh remaja Indonesia (Bodden, 2005) dan Indonesia teridentifikasi sebagai negara dia Asia tenggara dengan pertumbuhan K-pop paling cepat (Jung, 2011). Di Indonesia, gelombang korea dimulai pada awal tahun 2000an dengan hadirnya drama Korea seperti Winter Sonata (2002) dan Full House (2004). Drama televisi ini sangat menarik perhatian penonton remaja (Ida 2008; Heryanto 2010), aktor yang tampan, pemandangan yang indah, gaya hidup yang mewah merupakan daya tarik tersendiri bagi para remaja Indonesia (Heryanto 2010, 220). Dengan penggemar remaja sebagai tulang punggung dari fenomena ini, K- pop dengan boyband dan girlband mereka kemudian berhasil menarik perhatian remaja Indonesia. Pada tahun 2010, lebih dari 120 acara yang berhubungan dengan K-pop diadakan oleh penggemar, termasuk gathering, festival dan konser K-pop. Salah satu kekuatan K-pop menurut banyak penggemar Indonesia adalah atributnya yang modern dan keren, pengolahan musik barat seperti hip-hop dan R&B dari Amerika dicampur dengan elemen pop dan visual dari J-pop. K-pop

6 6 menciptakan musik global dengan budaya hibrid dan citra yang transkultural (Lee 2011, 39). K-pop adalah hasil hibrid yang mengkombinasikan timur dan barat serta aspek global dan budaya lokal. Tujuan utamanya adalah agar bisa menyentuh kelompok konsumen yang beranekaragam, yang tentunya akan memaksimalkan keuntungan kapitalis (Jung, 2011). Yui Chan, seorang fan K-pop saat diwawancarai dalam hancinema.net menyatakan bahwa salah satu hal paling menarik dari K-pop adalah bagaimana mereka masih mempertahankan budaya asli mereka dan menggabungkannya dengan budaya modern (hancinema.net, 2008). Faktor kunci lain dalam popularitas K-pop di Indonesia adalah meningkatnya dinamisme sosiokultural yang digerakkan oleh globalisasi. Sen dan Hill (2000) menunjukkan bahwa media di Indonesia, termasuk program televisi, musik pop, buku, dan majalah sangat dipengaruhi oleh dunia internasional. Generasi muda pada umumnya sudah terbiasa menerima produk-produk bentukan budaya populer global yang masuk ke Indonesia. (Jung, 2011). Cakupan penggemar K-pop bisa dilihat dengan jelas dari peningkatan jumlah situs yang berhubungan dengan K-pop. Sebagai contoh, pencarian akan K-pop di google mencapai lebih dari 86 juta hasil dalam bahasa inggris hasil dalam bahasa Indonesia (September 17, 2012). Indonesia sedang mengalami pertumbuhan pengguna secara pesat seiring dengan ekonomi yang meningkat, makin banyak orang menggunakan media sosial untuk berbagi berita dan menyebarkan produk kultural media. Pada tahun 2012,

7 7 Indonesia masuk dalam 5 besar negara pengguna Facebook terbanyak, dengan hampir 40 juta pengguna (Socialbakers, 2012), dan 5 besar pengguna Twitter dengan lebih dari 20 juta pengguna (Memeburn, 2012). Ketika berita mengenai Super Junior menjadi trending topic nomor 1 dunia di twitter pada minggu kedua Oktober 2010, mengalahkan berita tentang 33 penambang cili yang selamat setelah 69 hari di bawah tanah, penggemar dari regional Indonesia teridentifikasi sebagai penyebabnya (Mashable, 2010). Hal ini menunjukkan dengan jelas bagaimana kegiatan penggemar di dunia maya memudahkan K-pop untuk memasuki pasar baru yang sebelumnya sulit dijangkau (Yoon, 2010). Peningkatan jumlah pengguna media sosial di negara ini mendukung fenomena ini (Jung, 2011). Keberadaan internet secara nyata memudahkan masyarakat untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, termasuk musik. Seperti yang diungkapkan oleh Hiatt dan Serpick (2007), internet telah mengubah model bisnis dalam industri musik secara ireversibel. Pengunduhan berkas musik dengan format mp3 telah membuat internet menjadi cara yang luar biasa dan tidak terlihat untuk mendapatkan musik secara gratis. Eksistensi internet secara signifikan membantu penyebarluasan musik kepada masyarakat global. Media sosial seperti Facebook, Youtube, dan Twitter mempermudah pemasar untuk memperkenalkan produk baru kepada konsumen, termasuk dalam industri musik. Tahun yang sama dengan berkembangnya internet di dunia, Korea dengan drama dan musiknya mulai memasuki pasar internasional di Cina (Kim, 2007).

8 8 Banyak hal mendukung cepatnya persebaran K-pop secara global, salah satunya adalah keberadaan internet dan media sosial. Sejumlah penggemar online dari K-pop secara dinamis dan transkultural mengedarkan produk mereka melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter, termasuk juga situs video-sharing seperti Youtube (KOCIS, 2011). Tidak bisa dipungkiri, keberadaan media sosial sangat berpengaruh dalam penyebaran K-pop. Jung (2011) mengungkapkan bagaimana konsumen pop di seluruh dunia bisa dengan cepat mengakses produk populer melalui media sosial. Seperti yang dituliskan oleh KOCIS (2011), meskipun K-pop sudah mulai menarik perhatian internasional di tahun 1990an, namun saat itu penyebarannya terbatas pada daerah asia tenggara dan asia timur saja. Perkembangan pesat media sosial kemudian memberikan keleluasaan bagi berbagai jenis musik untuk disebarkan ke seluruh dunia melalui perorangan kepada teman-teman mereka. Adanya lebih dari 600 juta pengguna Facebook memungkinkan sebuah lagu tersebar kemana saja hanya dengan satu kali klik tombol like, peningkatan distribusi ini secara alami meningkatkan konsumsi akan lagu tersebut. Hal inilah yang memungkinkan musik K-pop menjangkau pasar global. Seperti yang dikatakan oleh Jeong Chang Hwan, direktur eksekutif SM entertainment bahwa sebelumnya terdapat halangan bagi musik Asia untuk memasuki pasar global, namun semua itu menghilang dengan munculnya media sosial. Sebelumnya, pasar media sosial lokal Korea relatif tertutup dari dunia luar, sulit bagi pengguna internet non-korea untuk mencari hal-hal yang berhubungan dengan K-pop dalam bahasa Inggris. Seperti yang dituliskan dalam

9 9 Thejakartapost, artis korea biasanya menggunakan layanan media sosial lokal seperti Cyworld atau me2day. Maka ketika artis korea mulai menggunakan Youtube, Twitter, dan Facebook, gelombang Korea tumbuh menjadi fenomena. Internet kemudian berkembang menjadi sinonim dari go-international. Popularitas seorang penyanyi tidak lagi hanya diukur dari angka penjualan tapi juga views, retweets, dan like, ujar Bernie Cho, peresident DFSB Kollective, kelompok konten kreatif yang juga mendistribusikan lagu K-pop ke itunes. Sebuah penelitian personal juga menunjukkan bahwa situs video sharing seperti Youtube juga memberi kontribusi signifikan bagi penyebaran K-pop. Konsumen bisa dengan mudah mencari dan menonton penampilan artis yang disukai, termasuk klip video yang diunggah oleh perusahaan agensi artis yang bersangkutan, hal ini juga dipermudah dengan adanya fasilitas subtitel sehingga penggemar bisa merasa lebih dekat dengan idolanya tanpa penghalang bahasa. Selain itu penggemar internasional juga sering mengikuti gerakan tarian artis K- pop dan mengunggah videonya ke youtube, hal ini juga merupakan cara efektif untuk menyebarkan musik K-pop ke seluruh dunia (KOCIS, 2011). Kesuksesan K-pop di tahun 2012 juga tidak bisa dipisahkan dari kepopuleran Psy secara mendadak secara viral. Lagu Gangnam Style menjadi video dengan jumlah view terbanyak di youtube sepanjang tahun, fenomena ini kemudian menjadi semakin besar ketika CNN membahas hal ini dalam salah satu segmen acara mereka. Seperti yang ditulis oleh CNN dalam websitenya, Psy menjadi artis Korea pertama yang berhasil menduduki peringkat pertama di tangga lagu inggris. Psy

10 10 sendiri mengaku tidak menyangka ketika ditanya mengenai kepopuleran lagunya. Psy mengatakan dia hanya membuat lagu, menari, dan membuat video musik tersebut untuk dijual di pasar Korea tanpa ada niat untuk menjualnya ke pasar internasional. Sekarang CNN mewawancaraiku dan aku diundang ke VMA (MTV Video Musik Award), ini gila! ujarnya kepada CNN (CNN, 2012). Meskipun begitu, jika dilihat dari sisi lain, pertumbuhan internet yang sangat pesat telah menciptakan bentuk baru dari pencurian yang disebut pembajakan digital (Al-Rafee dan Dashti, 2012). Pengunduhan musik secara ilegal melalui internet merupakan salah satu bentuk pembajakan digital, menilik definisi pembajakan digital sebagai proses penggandaan dan/atau pengunduhan secara ilegal perangkat lunak, musik, video, dan material lain seperti MP3, film, dan buku audio digital yang memiliki hak cipta (Al-Rafee dan Cronan, 2006). Data statistik yang dikumpulkan oleh International Federation of Phonographic Industry (IFPI) menunjukkan bahwa pertukaran musik melalui internet secara ilegal merupakan sebuah fenomena yang memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap penjualan CD dan kaset (International Federation, 2004). Pembajakan digital telah menyebabkan kerugian besar di industri musik dan film (Liebowitz, 2006). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa 29 persen orang dewasa pernah mengunduh musik dari internet setidaknya sekali (Fox dan Wrenn, 2001) dan lebih dari 53 persen remaja menggunakan internet sebagai sumber utama mereka untuk mendapatkan musik (Premkumar, 2003).

11 11 Bhattacharjee et al. (2003) menekankan bahwa berbagi MP3 sangat mirip dengan pembajakan perangkat lunak, meskipun begitu aktifitas ini memiliki keunikan tersendiri. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Freestone dan Mitchell (2004) menemukan bahwa remaja Generasi Y memiliki perilaku tersendiri terhadap e-ethics dan penyimpangan perilaku di internet. Pada umumnya, mereka menyimpulkan bahwa konsumen dari Generasi Y lebih permisif terhadap pembajakan dengan alasan bahwa mereka merasa tidak merugikan siapapun. Mengunduh musik dan film secara ilegal dari internet dianggap sebagai penyimpangan paling ringan di dunia maya, menyalahkan harga album yang mahal sebagai salah satu faktor yang mendorong mereka lebih sering mengunduh lagu daripada membeli albumnya. Akan tetapi, di balik ramainya penggunaan internet sebagai cara untuk mendapatkan musik, terbukti beberapa artis tetap mendapatkan angka penjualan yang memuaskan untuk CD mereka, hal ini membuktikan masih ada cara untuk menjual CD musik asli. Bhattacharjee et al. (2003) mengungkapkan bahwa anak muda merupakan segmen pasar yang paling sering melakukan pengunduhan musik secara ilegal, namun mereka juga merupakan konsumen utama pasar musik pop (Bhattacharjee et al., 2003; Chiang and Assane, 2002; Walsh et al. 2003). Dengan kata lain, segmen remaja mungkin memiliki perilaku berbeda terhadap musik pop; mengunduh dan tidak membeli, membeli dan tidak mengunduh, mengunduh dan membeli, tidak mengunduh dan tidak membeli (Wang et al., 2009).

12 12 Wang et al. (2009) meneliti pengaruh Pengidolaan dan hubungannya dengan kecenderungan remaja di daerah Taiwan utara untuk mengunduh ataupun membeli CD musik asli artis lokal Taiwan. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa Teori Perilaku Terencana/ Theory of Perceived Behavior (TPB) terbukti bisa digunakan untuk mengukur perilaku remaja dalam mengunduh musik secara ilegal (d Astous et al., 2005; Kwong dan Lee, 2002). Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa perilaku remaja dalam mengunduh musik secara ilegal dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya. Perilaku ini juga ditentukan dengan kemudahan seseorang untuk melakukannya, seperti adanya perangkat komputer dan akses internet. Namun begitu, hasil dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hubungan antara niat untuk mengunduh musik secara ilegal dengan niat untuk membeli album adalah tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian orang tetap akan membeli album meskipun sudah mengunduhnya. Salah satu penyebabnya adalah bahwa penggemar akan membutuhkan atribut seperti CD asli penyanyi jika dia ingin mengikuti acara yang diadakan artis tersebut seperti fansigning, konser gratis, atau jumpa penggemar. Pengidolaan terbukti mempengaruhi perilaku remaja dalam pembelian album, semakin tinggi pengidolaan seseorang maka makin besar kemungkinan orang tersebut membeli CD asli. Pengidolaan juga terbukti memiliki peran sebagai moderator dalam hubungan antara mengunduh dan membeli, pada remaja yang memiliki pengidolaan tinggi, perilaku mengunduh musik secara ilegal akan mengurangi niat seseorang untuk membeli CD asli. Hal ini bisa disebabkan oleh

13 13 keadaan ekonomi remaja yang belum memiliki penghasilan tetap sehingga mereka lebih menyukai cara untuk mendapatkan barang dengan gratis yaitu dengan mengunduh secara ilegal. K-pop berpengaruh sangat besar terhadap industri musik global, dengan peminat yang tersebar di seluruh dunia, gelombang Korea telah menyebarkan budaya Korea ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Pada industri musik di Indonesia hal ini bisa terlihat dari meningkatnya jumlah boyband dan girlband yang berkiblat pada musik Korea. Jumlah penggemar penyanyi K-pop juga meningkat tajam, dilihat dari jumlah pengunjung yang selalu memenuhi arena konser setiap kali penyanyi Korea menggelar konser di Indonesia. Sementara itu, dalam industri musik terdapat sebuah permasalahan penting yang dialami oleh semua musisi yaitu pembajakan dan pengunduhan ilegal. Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, masalah pencurian karya intelektual ini telah menyebabkan kerugian pada industri musik, tidak terkecuali K-pop. Bagi penggemar, mengunduh musik bisa jadi merupakan salah satu cara mengapresiasi musik, ketika seseorang menyukai seorang penyanyi, cara paling mudah untuk bisa menikmati karyanya adalah dengan mengunduh, meskipun seringkali pengunduhan yang dilakukan adalah secara ilegal yang justru merugikan musisi tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa musik K-pop bisa tersebar dengan begitu cepat di Indonesia disebabkan mudahnya mengunduh musik melalui internet secara gratis. Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk melihat seberapa besar pengaruh pengidolaan pada artis pop Korea (K-pop) terhadap niat pengunduhan musik

14 14 ilegal dan niat pembelian CD asli mereka pada remaja Indonesia penggemar K- pop. Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa ditemukan solusi untuk mengurangi pengunduhan secara ilegal dan menggalakkan pengunduhan legal serta membeli CD musik asli dengan strategi yang sesuai dengan teori perilaku terencana. 1.2 RUMUSAN MASALAH Industri musik Korea mulai merambah pasar global dengan bantuan internet dan sosial media. Kemudahan yang ditawarkan oleh situs-situs sosial media dimana semua orang bisa menyebarkan satu video kepada ratusan orang di seluruh dunia dan diteruskan sehingga membentuk efek bola salju merupakan bentuk distribusi baru yang berperan besar dalam pergerakan gelombang korea ke seluruh dunia. Keberadaan internet bisa dikatakan sebagai dua sisi mata pisau; di satu sisi, eksistensinya memudahkan agensi hiburan untuk memperkenalkan lagu dan video klip kepada pasar di seluruh dunia. Di sisi lain, kemudahan menyebarkan lagu dalam bentuk MP3 tidak bisa dihindari meningkatkan jumlah pengunduhan musik secara ilegal melalui internet. Hal ini jelas merugikan bagi pemain industri musik Korea, terbukti bahwa pengunduhan musik secara ilegal secara signifikan mengurangi penjualan CD dan kaset. Pengunduhan MP3 merupakan kegiatan yang jauh lebih mudah, murah, dan cepat untuk menikmati sebuah lagu dibanding membeli CD asli. Kegiatan

15 15 mengunduh MP3 ilegal juga sudah menjadi kegiatan yang awam dilakukan sebagai cara untuk menikmati musik, terutama remaja. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lebih dari 53 persen remaja menggunakan internet sebagai sumber utama mereka untuk mendapatkan musik (Premkumar, 2003). Meskipun begitu, ada faktor-faktor lain yang mungkin mendorong remaja untuk membeli CD musik asli, salah satunya adalah tingkat pengidolaannya terhadap musisi tertentu. Tingkat pengidolaan remaja pada musisi tertentu akan mendorong mereka untuk mengumpulkan atribut yang berhubungan dengan musisi tersebut, salah satunya adalah CD musik asli yang mereka keluarkan. Penelitian ini berusaha untuk melihat hubungan antara niat remaja untuk mengunduh musik secara ilegal dengan niatnya untuk membeli CD musik asli. Pengidolaan dimasukkan sebagai penggerak dalam pembelian dan moderator dalam hubungan mengunduh-membeli dilihat dari perspektif Teori Identitas Sosial. Dengan meneliti hal-hal yang mempengaruhi remaja dalam mengunduh musik ilegal diharapkan penelitian ini bisa menemukan solusi untuk mengurangi niat mereka untuk mengunduh musik secara ilegal dan meningkatkan kesadaran remaja dalam mendukung musisi K-pop idola mereka dengan membeli CD musik asli.

16 PERTANYAAN RISET Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang didiskusikan sebelumnya, studi ini memfokuskan pembahasan pada dampak dari niat seseorang untuk mengunduh musik terhadap niat untuk membeli CD musik asli. Pertanyaan penelitian dalam tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah sikap terhadap pembajakan musik berpengaruh secara positif pada niat untuk mengunduh musik? 2. Apakah norma subjektif berpengaruh secara positif pada niat untuk mengunduh musik? 3. Apakah kontrol perilaku persepsian berpengaruh secara positif pada niat pengunduhan musik secara ilegal? 4. Apakah niat seseorang untuk mengunduh musik secara ilegal melalui internet berpengaruh secara negatif pada niat untuk membeli CD musik asli? 5. Apakah pengaruh dari niat untuk mengunduh musik pada pembelian CD musik asli dimoderasi oleh tingkat pengidolaan musisi? 6. Apakah tingkat pengidolaan musisi berpengaruh secara positif pada niat untuk membeli CD musik asli?

17 TUJUAN RISET Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hal-hal yang mempengaruhi niat seseorang untuk mengunduh secara ilegal dilihat dari teori perilaku terencana. Selain itu, penelitian ini juga berusaha menganalisis pengaruh dari pengaruh tingkat pengidolaan musisi dan niat seseorang untuk mengunduh musik secara ilegal terhadap niatnya untuk membeli CD musik asli. Menggunakan model yang sama dengan Wang et al (2009), penelitian ini bermaksud untuk menjustifikasi apakah model tersebut sesuai jika diaplikasikan pada obyek penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. penggemar K-Pop di Indonesia untuk mengunduh secara ilegal melalui internet

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. penggemar K-Pop di Indonesia untuk mengunduh secara ilegal melalui internet BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti bagaimana pengaruh niat penggemar K-Pop di Indonesia untuk mengunduh secara ilegal melalui internet terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya Korea, terutama musik, telah menjadi sebuah fenomena yang sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), disebutkan bahwa debut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini banyak orang sibuk dengan ponselnya saat perjalanan di kereta, di ruang tunggu, bahkan ketika sedang makan. Mereka menganggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah hallyu, pertama kali dimunculkan oleh para jurnalis di Beijing terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu tersebut. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media sosial telah membuat remaja semakin memiliki banyak informasi terhadap merek-merek yang ditujukan untuk mereka. Kalau di masa lalu, sebagian besar adalah rekomendasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Fenomena Budaya Populer Korea saat ini telah merambah ke segala penjuru baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih aktif.

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah berkembang menjadi sebuah fenomena global. Dalam enam dekade terakhir, negara-negara berkembang menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor

Lebih terperinci

BAB 3 PENGUMPULAN DATA

BAB 3 PENGUMPULAN DATA BAB 3 PENGUMPULAN DATA 3.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku konsumen Indonesia terhadap aktifitas mengunduh file lagu. Penelitian pendahuluan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Pendapatan Industri Rekaman Musik Global (Satuan Miliar Dolar)

Gambar 1.1 Pendapatan Industri Rekaman Musik Global (Satuan Miliar Dolar) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, pemakaian internet semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini dikarenakan kebutuhan orang terhadap pemakaian internet juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. Kemudian dalam waktu empat dekade sejak merdeka, negara tersebut berubah menjadi salah satu negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.hallyu Wave atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.hallyu Wave atau lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama hampir dari satu dekade terakhir, budaya populer Korea Selatan telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.hallyu Wave atau lebih dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan pesat teknologi ke arah kemajuan globalisasi berdampak ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan pesat teknologi ke arah kemajuan globalisasi berdampak ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan pesat teknologi ke arah kemajuan globalisasi berdampak ke hampir semua aspek kehidupan manusia. Kemajuan teknologi ini menciptakan efisiensi dengan

Lebih terperinci

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan teknologi informasi di Indonesia berpengaruh sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah dengan masuknya budaya

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI FAKTOR FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN KOREAN WAVE DI JEPANG

RESUME SKRIPSI FAKTOR FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN KOREAN WAVE DI JEPANG RESUME SKRIPSI FAKTOR FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN KOREAN WAVE DI JEPANG Pada tahun 1990an istilah Hallyu atau Korean Wave menjadi populer di kawasan Asia Timur yang disebabkan oleh meledaknya musik pop

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, perkembangan jaman yang semakin maju membawa kita untuk masuk ke dalam kehidupan yang tak lepas dari teknologi. Keberadaan teknologi yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengunduhan MP3 secara ilegal yang dilakukan oleh. mahasiswa, perumusan masalah, manfaat dari penelitian, batasan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengunduhan MP3 secara ilegal yang dilakukan oleh. mahasiswa, perumusan masalah, manfaat dari penelitian, batasan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGANTAR Banyaknya masyarakat, khususnya mahasiswa, yang mengunduh musik dalam format MP3 sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Kemajuan teknologi, khususnya internet memfasilitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Tentang Kebudayaan ayat 1 bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki naluri untuk berinteraksi dan hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan peradaban dan semenjak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Obyek Studi Profil PT. MelOn Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Obyek Studi Profil PT. MelOn Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Obyek Studi 1.1.1 Profil PT. MelOn Indonesia Pada tanggal 20 Mei 2010, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) sebagai perusahaan penyelenggara jasa dan jaringan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008

BAB I PENDAHULUAN. musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah K-Pop yang merupakan singkatan dari Korean Pop adalah aliran genre musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008 (dalam Jung 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau juga dikenal dengan Hallyu atau Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini manusia sudah sangat bergantung pada media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa hadir untuk mempermudah arus informasi yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil insight yang didapat dari masing-masing Key Stakeholder di Jakarta dan observasi secara langsung dalam mengamati perilaku konsumen musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keberadaan media massa sudah menjadi sebuah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat dan media massa sendiri dapat menjangkau massa dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah memberikan kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul yang dikemas menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak menimbulkan isu-isu dan permasalahan dalam hubungan antar negara, berbagai macam seperti permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini televisi telah berkembang secara pesat dan menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai acara televisi dapat disaksikan baik dari stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang (www.kominfo.go.id, diakses pada 7 September

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang (www.kominfo.go.id, diakses pada 7 September BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada zaman modern ini membuat persaingan dalam hal pemasaran suatu produk semakin ketat. Ketatnya persaingan dunia bisnis memunculkan

Lebih terperinci

membantu mempopulerkan K-Pop, perusahaan entertainment di Korea Selatan pun tanpa segan menggunakan Youtube sebagai sarana untuk membantu mendongkrak

membantu mempopulerkan K-Pop, perusahaan entertainment di Korea Selatan pun tanpa segan menggunakan Youtube sebagai sarana untuk membantu mendongkrak BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah Di sepanjang tahun 2012, Korean Wave atau yang dikenal juga dengan istilah Korean Wave sedang melanda Asia. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan industri musik, maka persaingan pun menjadi semakin lebih ketat dan jauh lebih sulit. Berbicara mengenai musik tak lepas dari dunia entertainment

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas BAB IV KESIMPULAN Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas dari keputusan presiden Park Chung Hee untuk mengubah perekonomian yang pada awalnya beorientasi kearah impor menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia media audio visual pada saat ini tak dapat dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan dibidang lain. Media audio visual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menunjukkan skala berkembang, tumbuh besar, mempercepat dan memperdalam dampak arus dan pola interaksi sosial antar benua (Held dan McGrew, 2002:12). Globalisasi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan

1. PENDAHULUAN. Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan membuat organisasi yang mendukung ekspor dan penyebaran budaya pop. Serta menjadikan perluasan kebudayaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan penelitian yang telah selesai dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, di mana metode ini berhasil menjelaskan fenomena kontemporer manajemen musik rekaman dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipadukan dengan adanya perkembangan bidang multimedia

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipadukan dengan adanya perkembangan bidang multimedia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi multimedia sekarang ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia sekarang ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan budaya yang didorong dengan kemajuan pesat pada perkembangan zaman, seringkali menghadirkan perubahan-perubahan baru yang membuat dunia takjub.

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI Primadhina NPH, Wahyu Selfiana Harta, Leni Nurul Azizah, Fadhilla Dwi Utami Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi serta pengembangan teknologi di Indonesia membuat internet menjadi media yang digemari masyarakat, karena internet dapat memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kesempatan untuk mendapatkan perangkat lunak ilegal.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kesempatan untuk mendapatkan perangkat lunak ilegal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi di semua sektor, baik industri, bisnis, maupun pemerintahan bergantung pada sistem informasi dalam menjalankan aktivitasnya. Penggunaan komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati secara lokal di tempat tertentu, dapat dinikmati juga oleh banyak orang,

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati secara lokal di tempat tertentu, dapat dinikmati juga oleh banyak orang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia hiburan, kini memanfaatkan juga berbagai media telekomunikasi, sehingga berbagai kegiatan hiburan yang tadinya hanya bisa dinikmati secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak separuh dekade yang lalu, terdapat suatu aktivitas baru pada

BAB I PENDAHULUAN. Sejak separuh dekade yang lalu, terdapat suatu aktivitas baru pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak separuh dekade yang lalu, terdapat suatu aktivitas baru pada beberapa warung internet (warnet) di Yogyakarta. Beberapa warnet seolah beralih fungsi dari tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini teknologi telah berkembang dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini teknologi telah berkembang dengan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini teknologi telah berkembang dengan sangat pesat, seperti yang kita ketahui saat ini melalui internet kita dapat memperoleh informasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini budaya asing sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia. Salah satunya adalah budaya Barat. Tetapi seiring berubahnya waktu,

Lebih terperinci

Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia

Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia Oleh Dina Fatimah Program Studi Desain Interior UNIKOM Abstrak Fenomena adalah rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan internet sudah hampir diperlakukan sebagai salah satu kebutuhan sehari-hari. Beragam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, distirbusi informasi serta mobilitas manusia menjadi lebih mudah. Hal ini merupakan dampak langsung dari adanya pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya. Musik meliputi berbagai jenis aliran yang ada dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya. Musik meliputi berbagai jenis aliran yang ada dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu hiburan yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat pada umumnya. Musik meliputi berbagai jenis aliran yang ada dengan para penikmatnya

Lebih terperinci

yang mana film tersebut mencapai rating di atas 40% pada saat episode terakhir ditayangkan dan juga pada negara Iran yang tercatat bahwa drama ini per

yang mana film tersebut mencapai rating di atas 40% pada saat episode terakhir ditayangkan dan juga pada negara Iran yang tercatat bahwa drama ini per BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Hallyu atau yang dikenal juga dengan Korean Wave merupakan sebuah terminologi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena dunia hiburan Korea Selatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas persoalan-persoalan yang terkait dengan: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Pembatasan Masalah, Manfaat Penelitian, dan Penegasan Istilah yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,

Lebih terperinci

menyaksikan pertunjukan musik tersebut secara langsung atau live.

menyaksikan pertunjukan musik tersebut secara langsung atau live. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dunia entertainment memiliki pasar yang sangat luas dimana pasar hiburan ini memiliki daya tarik yang tidak terbatas karena memiliki sifat yang universal. Musik

Lebih terperinci

PROSES PEMASARAN ALBUM KOTAK Rock N Love DI KFC RE MARTADINATA BANDUNG SKRIPSI

PROSES PEMASARAN ALBUM KOTAK Rock N Love DI KFC RE MARTADINATA BANDUNG SKRIPSI PROSES PEMASARAN ALBUM KOTAK Rock N Love DI KFC RE MARTADINATA BANDUNG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan S1 Oleh : KHAIRUNNISA 116040008 Pembimbing I : Ir. Ahmad Hidayat M,Sn.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran media massa memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di daerah-daerah dapat dengan mudah dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini diawali oleh rasa penasaran peneliti ketika menghadiri sebuah konser boyband asal Korea Selatan yakni MBLAQ di MEIS, Ancol Jakarta pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah sebuah media yang sangat mudah diterima oleh semua orang (masyarakat). Musik juga memiliki beberapa jenis kategori atau yang biasa disebut genre

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan komunikasi yang pesat membuat pola hidup orang berubah. Kebutuhan komunikasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan bahkan sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis salon perawatan rambut dan tata rias wajah Korean Beauty. Salon ini merupakan salon perawatan rambut dan tata rias wajah yang mengusung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disediakan oleh pemasar menjadi tidak selalu efektif. informasi yang tidak memihak dan jujur berdasarkan pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disediakan oleh pemasar menjadi tidak selalu efektif. informasi yang tidak memihak dan jujur berdasarkan pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang serba modern seperti saat ini, perkembangan bisnis menjadi sangat ketat sehingga konsumen menjadi semakin selektif dalam memilih informasi-informasi pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti mengambil lirik lagu dari sebuah grup band yang beraliran rock / metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada Seringai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korean Wave atau hallyu atau gelombang Korea adalah suatu bentuk arus peningkatan popularitas kebudayaan Korea di seluruh dunia. Gelombang hallyu pertama kali dibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan adalah media komunikasi dan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru yang tergabung dalam major label maupun indie label. Major label dan

BAB I PENDAHULUAN. baru yang tergabung dalam major label maupun indie label. Major label dan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Industri musik dewasa ini berkembang dengan pesat. Banyak grup band maupun penyanyi solo yang bermunculan dalam meramaikan belantika musik nusantara dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya Korea sudah terkenal secara global di dunia mulai dari drama, boyband (grup musik pria), baju khas, hingga makanan-makanan yang biasa dimakan oleh orang Korea.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena Hallyu (Korean Wave) mulai berkembang dan menjadi salah satu fenomena budaya pop yang hadir, tumbuh, dan berkembang di tengah-tengah masyarakat saat ini.hallyu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pada jaman sekarang, musik sudah menjadi nafas dan teman sejati tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi bagian dari momen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, dapat dilihat bahwa perkembangan entertaiment di Negara Korea Selatan, berkembang dengan sangat pesat. Seperti munculnya dramadrama yang membanjiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam perkembangannya, teknologi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya baru dan hal tersebut. informasi tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya baru dan hal tersebut. informasi tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi informasi membuat masyarakat lebih mudah dalam memperoleh dan menyampaikan informasi. Masyarakat cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern saat ini, periklanan berkembang dengan sangat pesat. Hal ini terjadi, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern saat ini, periklanan berkembang dengan sangat pesat. Hal ini terjadi, UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern saat ini, periklanan berkembang dengan sangat pesat. Hal ini terjadi, sebab banyak perusahaan-perusahaan yang mulai memilih menggunakan iklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kemajuan dan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cakupan konsumen hampir seluruh dunia. Tidak hanya dalam sektor tersebut, dalam

BAB I PENDAHULUAN. cakupan konsumen hampir seluruh dunia. Tidak hanya dalam sektor tersebut, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur dengan perkembangan pembangunan ekonomi yang cukup pesat. Korea Selatan juga telah dinobatkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini manusia sedang berada dalam suatu era informasi, di mana segala aspek kehidupan tidak terlepas dengan informasi. Salah satunya adalah melalui media televisi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Internet sudah menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan menggunakan internet sebagai cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi yang berbasiskan website sudah mulai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi yang berbasiskan website sudah mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini sistem informasi yang berbasiskan website sudah mulai berkembang dan banyak dipergunakan oleh berbagai kalangan. Hal ini disebabkan antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan

BAB I PENDAHULUAN. baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia hiburan saat ini berkembang sangat pesat. Industri musik merupakan salah satu elemen dunia hiburan yang sifatnya menghibur dan sangat diminati oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil analisis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

BAB I PENDAHULUAN. Hasil analisis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil analisis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Media massa (media cetak, media elektronik dan media bentuk baru)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Media massa (media cetak, media elektronik dan media bentuk baru) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Media massa (media cetak, media elektronik dan media bentuk baru) sangat berperan penting dalam terjadinya proses komunikasi massa dalam masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern seperti ini industri hiburan kreatif sudah semakin banyak jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. Semua hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas, yaitu media baru atau yang lebih dikenal dengan media online.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas, yaitu media baru atau yang lebih dikenal dengan media online. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup serba instan membuat masyarakat kini gemar dengan hal-hal yang serba cepat. Selain aktualitas dan akurasi, masyarakat juga membutuhkan kecepatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di era global ini persaingan antar dunia perfilman yang semakin ketat membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi smartphone maka pasar

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi smartphone maka pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi smartphone maka pasar smartphone di Indonesia juga semakin tumbuh dengan sangat pesat terutama di beberapa kota besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan-kemungkinannya (Miller dalam Thalib, 2010). Dembo (2004) mengungkapkan, menjadi peserta didik bukanlah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan-kemungkinannya (Miller dalam Thalib, 2010). Dembo (2004) mengungkapkan, menjadi peserta didik bukanlah hal yang 12 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mengembangkan perilaku manusia ke arah yang lebih baik. Proses ini merupakan hal penting karena menjadi cerminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi memungkinkan perpindahan data dan informasi informasi dari

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi memungkinkan perpindahan data dan informasi informasi dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan teknologi informasi dan komunikasi di era modern sekarang ini memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, tingginya mobilitas manusia modern serta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP

HUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis musik K-Pop kini semakin digandrungi di Indonesia. K-Pop atau Korean Pop adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. K-Pop adalah salah satu produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dengan individu maupun kelompok. Komunikasi sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dengan individu maupun kelompok. Komunikasi sangat penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan cara manusia dalam berinteraksi antara individu dengan individu maupun kelompok. Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia

Lebih terperinci